Malam
ini merupakan ibadah umum, tetapi juga disertai dengan penataran bagi
calon imam-imam dan juga bagi para imam-imam supaya kita dapat
melayani TUHAN dengan sungguh-sungguh. Bagi saudara yang mau
melayani, dapat mengetahui bagaimana melayani TUHAN dan bagi yang
sudah melayani supaya pelayanan itu ditingkatkan dan ini juga
termasuk bagi saya.
Malam
ini, saya tidak membahas injil Matius, tetapi kita membaca di dalam
srt
1
Petrus 2: 9, 10,
9.
Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang
kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan
perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu
keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib:
10.
kamu, yang dahulu bukan umat Allah, tetapi yang sekarang telah
menjadi umat-Nya, yang dahulu tidak dikasihani tetapi yang sekarang
telah beroleh belas kasihan.
Ini
berbicara tentang imam-imam dan raja-raja.
Imam
adalah:
- seorang
yang suci, jadi bukan seorang yang pandai/bodoh, kaya/miskin tetapi
seorang yang suci dan juga
- seorang
yang memangku/memiliki jabatan pelayanan dari TUHAN seperti saya
sebagai gembala, ada pemain musik, paduan suara, penerima tamu,
pembersih gereja dlsbnya
- seorang
yang beribadah dan melayani TUHAN/pelayan TUHAN. Sebenarnya yang
diangkat menjadi imam dan raja adalah umat pilihan TUHAN yaitu
bangsa Israel asli yaitu keturunan Abraham, Isak dan Yakub. Itu
sebabnya, lewat jalur keturunan, maka bangsa kafir tidak dapat
menjadi imam-imam = tidak dapat beribadah dan melayani TUHAN semacam
ini, sebab dahulu bangsa kafir tidak boleh masuk ke dalam bait
ALLAH. Dan juga bangsa kafir itu disamakan dengan binatang haram
yang tidak boleh dipersembahkan kepada TUHAN.
Puji
syukur kepada TUHAN, di ay 10 -->
tetapi
yang sekarang telah beroleh belas kasihan. Bagi
bangsa kafir, TUHAN membuka kesempatan lewat jalur kemurahan/belas
kasihan TUHAN dan ini seharga Darah YESUS. Jadi waktu YESUS mati di
kayu salib = kemurahan dan belas kasihan TUHAN, maka bangsa kafir
layak/boleh menjadi imam-imam dan raja-raja. Itu sebabnya kita harus
memanfaatkan --> jika kita dapat duduk di sini seperti saya dapat
berkhotbah, saudara dapat menyanyi dlsbnya, harganya itu terlalu
mahal sebab seharga Darah YESUS. Berapa-pun yang mau kita bayar
supaya dapat berkhotbah, dapat bermain musik? --> tidak bisa!!
Sebab ini seharga Darah YESUS/kemurahan TUHAN Yang tidak dapat
dibeli/ditukar dengan apa-pun juga dan dengan apa yang ada di dunia
ini. Itu sebabnya kita harus menghargai jabatan pelayanan sebagai
imam-imam yang melayani TUHAN. Semoga kita dapat mengerti.
Kemudian
seorang imam/pelayan TUHAN itu harus memiliki tiga hal yaitu:
- seorang
imam itu harus memiliki karakter/sifat yang baik. Jadi jika kita
hendak melayani TUHAN, maka kita harus memiliki karakter yang baik,
jangan yang tidak baik. Di dunia juga dicari karakter yang baik ini
lewat test kejiwaan dan yang dicari dari karakter yang baik itu
mungkin kejujuran dllnya. Sekali-pun pandai tetapi jika karakternya
tidak baik/tidak jujur, maka perusahaannya itu akan cepat bangkrut;
semakin pandai,semakin cepat bangkrut perusahaan itu. Apalagi di
dalam TUHAN, harus lebih-lebih memiliki karakter yang baik.
- harus
memiliki potensi/kemampuan dari TUHAN yang bernama karunia karunia
Roh Kudus/kemampuan-kemampuan ajaib dari TUHAN sehingga kita dapat
melayani TUHAN. Ajaib ini melebihi ijazah mau-pun kekayaan.
Seringkali sebagai hamba TUHAN, banyak memiliki jemaat yang bergelar
doktor dlsbnya, kalau tidak mendapatkan kemampuan ajaib dari TUHAN,
maka kita tidak dapat mengajar seorang doktor. Inilah kemampuan
ajaib dari TUHAN.
- harus
memiliki tahbisan/pelayanan yang benar dan ini yang penting untuk
malam ini. Banyak melayani TUHAN seperti Kain dan Habel yang
melayani, tetapi pelayanan Habel diterima oleh TUHAN sebab
tahbisannya itu benar, sedangkan pelayanan Kain tidak diterima oleh
TUHAN sebab pelayanannya/tahbisannya salah. Jadi kita harus memiliki
pelayanan/tahbisan yang benar.
Saya
akan membahas tentang pelayanan/tahbisan yang benar yang tidak dapat
dipisahkan dari pakaian. Jadi, pelayanan itu
tidak
dapat
dipisahkan dari pakaian. Mulai malam ini, kita akan belajar tentang
pakaian pelayanan. Kalau di dunia ini sangatlah jelas -->
pelayanan/pekerjaan tidak dapat dipisahkan dari pakaian.
Misalnya
kita melihat ada seseorang yang memakai pakaian putih kemudian
dilehernya tergantung stateskop, maka tanpa perlu ditanya, kita sudah
mengetahui bahwa orang itu adalah seorang dokter. Atau seseorang yang
memakai pakaian hijau-hijau dan menyandang senjata, maka kita semua
sudah mengetahui bahwa orang itu adalah seorang T.N.I. Jadi,
pekerjaan/pelayanan/tahbisan tidak dapat dipisahkan dari pakaian.
Bayangkan kalau kita melayani dengan telanjang sebab tidak memiliki
pakaian dan ini banyak terjadi yaitu orang yang melayani, tetapi
telanjang. Itu sebabnya kita perlu berbicara tentang pakaian.
Jika
di dalam ktb Keluaran 28 yang berbicara soal pakaian dan di dalam ktb
Keluaran 29, berbicara tentang tahbisan; itu sebabnya pakaian tidak
dapat dipisahkan dari pelayanan/tahbisan. Sedangkan di dalam ktb
perj.baru terdapat di dalam srt 1 dan 2 Tesalonika berbicara tentang
pakaian, kemudian di dalam srt 1,2 Timotius dan srt Titus berbicara
tentang tahbisan.
Kita
akan membaca tentang pakaian
-->
Keluaran
28: 1, 4,
1.
"Engkau harus menyuruh abangmu Harun bersama-sama dengan
anak-anaknya datang kepadamu, dari tengah-tengah orang Israel, untuk
memegang jabatan imam bagi-Ku -- Harun dan anak-anak Harun, yakni
Nadab, Abihu, Eleazar dan Itamar.
4.
Inilah pakaian yang harus dibuat mereka: tutup dada, baju efod,
gamis, kemeja yang ada raginya, serban dan ikat pinggang. Demikianlah
mereka harus membuat pakaian kudus bagi Harun, abangmu, dan bagi
anak-anaknya, supaya ia memegang jabatan imam bagi-Ku.
Jadi,
jika kita mau melayani TUHAN, maka kita harus memiliki pakaian.
Ada
tujuh bagian dari pakaian pelayanan/pakaian imam-imam yaitu:
- Baju
efod
- Sabuk
- Tutup
dada
- Gamis
baju efod
- Kemeja
beragi (kemeja yang berlubang-lubang/memiliki mata)
- Serban
- Patam
(seperti topi pramuka yang diberi logo kelapa)
Tujuh
pakaian imam-imam ini dibagi menjadi tiga kelompok yaitu:
klik untuk lihat gambar
Pakaian
imam besar ini menunjuk pada perjalanan dari TUHAN YESUS. Imam Besar
adalah TUHAN YESUS dalam tanda kematian, kebangkitan dan kemuliaan
sedangkan kita adalah imam-imam. Demikian juga dengan kita, jika kita
memiliki pakaian seperti YESUS yaitu pakaian dalam tanda kematian,
kebangkitan dan kemuliaan, maka kita juga akan terangkat ke surga.
Jadi,
melayani TUHAN itu bukan disiksa, tetapi merupakan perjalanan hidup
kita; dulu merupakan perjalanan hidup YESUS yaitu kematian,
kebangkitan dan kemuliaan sampai terangkat ke surga.
Jadi
melayani TUHAN itu sampai di surga/sampai masuk surga.
Dan di surga, pekerjaan kita itu juga melayani --> siang malam
kita beribadah kepada TUHAN (ayat-ayatnya terdapat di dalam ktb
Wahyu).
Pelayanan
melayani TUHAN itu berbeda dengan bekerja sebagai dokter dlsbnya,
sebab pekerjaan dokter dlsbnya hanya sampai di liang kubur --> ini
kalau mampu, sebab banyak kali sebelum masuk liang kubur, sudah
terlebih dahulu pensiun atau sudah tidak mampu lagi untuk menyuntik
karena tangan sudah gemetar. Tetapi kalau melayani TUHAN/memiliki
pakaian pelayanan, di mulai di bumi ini, sampai di surga; jadi di
bumi ini jika kita melayani TUHAN merupakan adaptasi untuk hidup di
surga. Kita masuk dalam pengalaman kematian, kebangkitan dan
kemuliaan sampai juga terangkat bersama dengan TUHAN dan masuk ke
dalam kerajaan surga. Siang dan malam kita beribadah melayani TUHAN.
Semoga kita dapat mengerti.
Kita
akan mempelajari kelompok pertama yaitu tentang
BAJU
EFOD.
Keluaran
28: 6,
Baju
efod itu harus dibuat mereka dari emas, kain ungu tua dan
kain
ungu muda, kain kirmizi dan lenan halus yang dipintal benangnya:
buatan seorang ahli.
Baju
efod ini harus dibuat dengan empat warna yaitu:
- Warna
ungu = YESUS dalam kemuliaan sebagai Raja/keagungan/kewibawaan YESUS
sebagai Seorang Raja,
- Warna
ungu tua/biru laut = YESUS sebagai Hamba. Jadi selain sebagai Raja,
YESUS juga seorang Hamba dan ini harus dipelajari; sebab banyak yang
mengatakan bahwa YESUS Seorang Raja berkuasa tetapi YESUS juga
sebagai seorang Hamba Yang melayani --> jadi ada imbangannya.
- Warna
merah/kirmizi = YESUS sebagai Manusia Yang sengsara. Seringkali,
kami para hamba TUHAN hanya mengajarkan bahwa YESUS Raja, luar
biasa; tetapi sebagai Hamba tidak pernah dipelajari. Sehingga kalau
kita melayani, seringkali kita berkata --> katanya kita anak
Raja, mengapa harus melayani? Sebab YESUS juga Seorang Hamba.
- Warna
putih/lenan halus = YESUS sebagai Anak ALLAH. Jadi, selain sebagai
Anak ALLAH, YESUS juga berwarna merah/Manusia Yang sengsara. Ini
imbangan. YESUS sebagai Anak ALLAH Yang berkuasa, tetapi YESUS juga
Seorang Manusia Yang juga sengsara. Jadi, kalau kita berada dalam
keadaan sengsara, kita berkata --> katanya YESUS Anak ALLAH Yang
luar biasa dan memang Dia Anak ALLAH, tetapi YESUS juga Manusia Yang
sengsara dan ini juga harus dilewati.
Kalau
keempat warna ini kita tarik garis, maka akan menjadi salib TUHAN
(
klik untuk lihat gambar).
Jadi
kesimpulannya,
baju
efod
=
perjalanan
salib/kematian dari YESUS sebagai Imam Besar.
Dan juga merupakan tanda kematian bagi kita para hamba-hamba
TUHAN/imam-imam/pelayan-pelayan TUHAN. Jadi, inilah pakaian, dulu
membuat baju efod yang berwarna-warni dengan sulaman emas tetapi
warna utamanya adalah empat warna yang sekarang bagi kita berarti
‘
salib’.
Jadi,
pakaian dari hamba-hamba TUHAN/pelayan-pelayan TUHAN dan juga bagi
saudara-saudara yang hendak melayani TUHAN, pakaian utama kita adalah
pakaian
salib.
Kalau kita tidak mau salib/tanda salib bersama TUHAN, maka kita tidak
dapat melayani TUHAN. Itu sebabnya harus ada tanda salib yaitu tanda
kematian bersama dengan TUHAN.
Hamba
TUHAN/pelayan TUHAN yang menolak salib = menolak pengalaman kematian
=
tidak
memiliki baju efod
=
telanjang
sehingga tidak dapat melayani. Kalau telanjang akan lari sebab malu
seperti Adam dan Hawa begitu mereka berbuat dosa sehingga menjadi
telanjang’ begitu YESUS datang di taman Eden, mereka berdua
melarikan diri dan bersembunyi. Jangankan melayani, datang mendekat
saja sudah merasa malu.
Kita
memeriksa apakah saya ini telanjang/sudah memiliki baju untuk
melayani TUHAN? itu sebabnya saya mengatakan kepada para calon
imam-imam yang hendak melayani, mari! terima pakaian/baju efod
terlebih dahulu. Sedangkan bagi yang sudah melayani, apakah pakaian
salib itu masih ada/sudah dilepas/dicopot/sudah telanjang? Sekarang
ini kita memeriksanya bersama-sama.
Sekarang
praktek sehari-hari dari memiliki baju efod/pakaian salib yaitu:
- 1
Petrus 4: 1, 2,
1.
Jadi, karena Kristus telah menderita penderitaan badani, kamu pun
harus juga mempersenjatai dirimu dengan pikiran yang demikian, --
karena barangsiapa telah menderita penderitaan badani, ia telah
berhenti berbuat dosa --,
2.
supaya waktu yang sisa jangan kamu pergunakan menurut keinginan
manusia, tetapi menurut kehendak Allah.
Ay
1 --> pikiran
yang demikian =
pikiran salib berhenti
berbuat dosa =
baju untuk menutupi ketelanjangan.
Jadi, praktek sehari-hari
dari memiliki baju efod/pakaian salib adalah sengsara daging untuk
mematikan dosa/bertobat sehingga kita dapat hidup menurut kehendak
ALLAH = hidup
di dalam kebenaran.
Inilah yang namanya kita memiliki baju. Manusia yang berdosa =
telanjang.
Untuk dapat melayani TUHAN, kita harus memiliki
baju efod/hidup dalam kebenaran; kalau ada yang hidup tidak benar =
telanjang seperti:
- Di
sekolah menyontek,
- Di
pekerjaan melakukan korupsi.
Sehingga
TUHAN dan juga dirinya yang dipermalukan, untuk itu, maka kehidupan
itu tidak boleh melayani TUHAN; yang diperbolehkan melayani,
bukanlah kaya/miskin, tetapi yang boleh melayani adalah ia
rela sengsara daging/berhenti berbuat dosa dan hidup menurut
kehendak ALLAH
= hidup
dalam kebenaran.
Memang
sakit untuk berhenti berbuat dosa, misalnya:
- harus
berhenti merokok sehingga sakit bagi daging. Tetapi kalau mau
berhenti merokok/sengsara, maka itu berarti sudah memiliki
baju/hidup dalam kebenaran.
- melakukan
korupsi karena tidak cukup untuk hidup, tetapi sekarang ini mau
berhenti untuk tidak korupsi lagi dan ini terasa sengsara tetapi
TUHAN akan menolong jika kita mau hidup di dalam kebenaran.
- 1
Petrus 4: 12-14,
12.
Saudara-saudara yang kekasih, janganlah kamu heran akan nyala api
siksaan yang datang kepadamu sebagai ujian, seolah-olah ada sesuatu
yang luar biasa terjadi atas kamu.
13.
Sebaliknya, bersukacitalah, sesuai dengan bagian yang kamu dapat
dalam penderitaan Kristus, supaya kamu juga boleh bergembira dan
bersukacita pada waktu Ia menyatakan kemuliaan-Nya.
14.
Berbahagialah kamu, jika kamu dinista karena nama Kristus, sebab Roh
kemuliaan, yaitu Roh Allah ada padamu.
Jadi
yang kedua --> sudah tidak berbuat dosa lagi, tetapi mengalami
sengsara = sengsara daging bersama YESUS = sengsara
daging tanpa dosa/nyala api siksaan/percikan darah.
Sebagai
contoh: kita tidak korupsi, sekali-pun semua pegawai melakukan
korupsi, tetapi kita terkena p.h.k = sengsara daging karena
YESUS
= sengsara daging tanpa dosa. Inilah baju efod/pakaian salib. Semoga
kita dapat mengerti.
Kalau
kita dapat mengalami sengsara daging tanpa dosa, maka di ay 14 -->
Berbahagialah
kamu, jika kamu dinista karena nama Kristus, sebab Roh kemuliaan,
yaitu Roh Allah ada padamu.
Di
baju efod itu ada warna emas --> warna utama ada empat/salib, kita
jangan takut sekali-pun daging tidak kuat jika terkena nyala api
siksaan = daging ini tidak mampu untuk memikul salib. Oleh sebab itu
TUHAN memberikan Roh Kudus = sulaman emas. Emas = Roh Kudus.
Jadi,
di saat kita harus menderita bersama dengan YESUS/memikul salib, maka
TUHAN akan mencurahkan Roh kemuliaan/Roh ALLAH/Roh Kudus dan ini
bagaikan sulaman emas. Jadi, baju itu selain terdiri dari empat
warna, juga disulam dengan benang dari emas sehingga menjadi sangat
indah dan berharga mahal.
Dulu
baju efod ini harus dibuat, tetapi sekarang dalam arti rohani yaitu
berhenti berbuat dosa/rela sengsara tanpa dosa = sengsara daging
karena YESUS. YESUS sudah sengsara karena kita, kita juga sengsara
karena YESUS, maka TUHAN mencurahkan Roh kemuliaan/Roh Kudus.
Untuk
apa sulaman emas/Roh Kudus itu?
- memberi
kekuatan extra/kemampuan kepada kita
supaya kita dapat memikul salib sehingga kita tidak
bersungut-sungut/tidak mengomel di saat kita sengsara.
Kalau
daging, kita akan bersungut-sungut.
- memberi
kebahagiaan saat kita menderita.
Orang lain mungkin merasa kasihan, padahal kita merasa bahagia.
Jadi,
kita jangan takut di saat kita harus memakai baju efod/pengalaman
kematian, sebab ada sulaman emas/sulaman yang mahal itulah Roh Kudus
yang memberi kekuatan serta kebahagiaan kepada kita. Semoga kita
dapat mengerti.
Matius
18: 1, 2,
1.
Pada waktu itu datanglah murid-murid itu kepada Yesus dan bertanya:
"Siapakah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga?"
2.
Maka Yesus memanggil seorang anak kecil dan menempatkannya di
tengah-tengah mereka
Ay
1 --> ‘siapakah yang terbesar’? sebenarnya pertanyaan ini
terjadi di kalangan orang-orang dunia, seperti di kantor dlsbnya -->
siapa yang terbesar? ternyata pertanyaan ini juga terjadi di kalangan
para hamba-hamba TUHAN, sebab yang berbicara adalah murid-murid. Di
dalam pertanyaan ini menunjuk bahwa di kalangan hamba-hamba TUHAN itu
masih memiliki sifat daging/sifat dunia yaitu
sombong/gila
hormat
dan ini sering masuk ke dalam pelayanan yaitu mau menjadi yang
terbesar.
Galatia
5: 24-26,
24.
Barangsiapa menjadi milik Kristus Yesus, ia telah menyalibkan daging
dengan
segala
hawa nafsu dan keinginannya.
25.
Jikalau kita hidup oleh Roh, baiklah hidup kita juga dipimpin oleh
Roh,
26.
dan janganlah kita gila hormat, janganlah kita saling menantang dan
saling mendengki.
Jika
tidak ada Roh/sulaman emas, maka kita menjadi gila hormat. Itu
sebabnya harus ada salib terlebih dahulu, baru ada sulaman emas/Roh
Kudus yang memberi kekuatan bagi kita. Sebab jika tidak ada salib,
maka akan ada pertanyaan --> siapa yang paling besar? Ini berarti
kita menjadi telanjang. Hamba TUHAN menjadi telanjang sebab yang
ditanyakan hanyalah siapa yang terbesar =
tidak
memiliki salib dan juga tidak memiliki Roh Kudus.
Itu
sebabnya jika seorang hamba TUHAN tidak memiliki baju efod/tidak
memiliki salib dan juga tidak memiliki urapan Roh Kudus, maka hamba
TUHAN itu
melayani
dengan roh sombong/roh gila hormat.
Praktek
dari roh sombong/roh gila hormat adalah:
- saling
menantang. Istilah saling menantang ini = saling menyakiti hati
lewat perkataan-perkataan yang tidak baik. Atau juga saling
memfitnah dan ini juga terjadi di kalangan para hamba-hamba TUHAN.
Itu sebabnya kita harus berhati-hati di dalam berorganisasi, sebab
kadang-kadang juga saling menantang. Dan ini berarti telanjang sebab
tidak memiliki salib dan juga tidak memiliki sulaman emas = tidak
memiliki/tanpa efod/
- saling
mendengki/membenci/iri hati dllnya = kebencian tanpa alasan.
Seringkali kebencian tanpa alasan dan ini berarti sudah = setan yang
merupakan bapak pembunuh/pembenci. Awal dari ini di mulai dari tidak
suka kepada seseorang dan lama kelamaan menjadi membenci tanpa
alasan = kebencian sempurna seperti setan. Itu sebabnya kita harus
berhati-hati.
Tetapi
di dalam
Galatia
5: 24, 25,
24.
Barangsiapa
menjadi milik Kristus Yesus, ia telah menyalibkan daging dengan
segala hawa nafsu dan keinginannya.
25.
Jikalau kita hidup oleh Roh, baiklah hidup kita juga dipimpin oleh
Roh,
Jadi,
ay 24 dan ay 25, jika daging dengan segala keinginan dan hawa
nafsunya sudah disalib/dirobek, maka kita melayani di dalam urapan
Roh Kudus/ada urapan = ada empat warna dan juga ada sulaman emas.
Praktek
dari melayani dalam urapan Roh Kudus adalah:
Roma
14: 17, 18,
17.
Sebab Kerajaan Allah bukanlah soal makanan dan minuman, tetapi soal
kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus.
18.
Karena barangsiapa melayani Kristus dengan cara ini, ia berkenan pada
Allah dan dihormati oleh manusia.
Berkenan
pada ALLAH dan dihormati oleh manusia = salib. Jadi, melayani dalam
urapan Roh Kudus adalah
- kita
melayani dengan kebenaran/sesuai Firman TUHAN.
Jika tidak sesuai Firman, kita jangan melayani. Kami para
gembala-gembala harus didoakan supaya pelayanan kami tidak ngawur
sebab jika ada keinginan yang tidak disalibkan, maka kita akan
melayani apa yang tidak benar dan ini namanya kita
membinasakan/menjerumuskan.
Misalnya:
ada orang yang minta untuk dilayani nikahnya, tetapi karena tidak
sesuai dengan Firman TUHAN, maka tidak dapat dilayani dan mereka
mengatakan bahwa mereka sekeluarga akan keluar dari gereja sehingga
gembala itu akhirnya mau melayani nikah itu. Gembala itu justru
menjerumuskan.
- melayani
dalam damai sejahtera.
Tidak ada permusuhan, peperangan dan juga tidak ada ketakutan
dllnya. Semuanya berada di dalam keadaan damai sejahtera; terlebih
bagi saya yang menyampaikan Firman, kalau hati saya tidak damai,
maka berita yang disampaikan bukanlah damai sejahtera tetapi
betul-betul berita peperangan, sehingga sidang jemaat tidak akan
pernah mendapatkan rasa damai sejahtera. Itu sebabnya para
gembala-gembala harus didoakan agar memiliki hati yang damai
sejahtera.
Jika kita berkhotbah, menyanyi dan bermain musik
dengan hati yang tidak damai sejahtera, maka kita bukannya membangun
Tubuh Kristus, tetapi kita menghancurkan Tubuh Kristus sebab yang
kita sampaikan hanyalah peperangan-peperangan. Itu sebabnya kita
harus berhati-hati.
- melayani
dengan sukacita oleh Roh Kudus
= tidak
terpaksa.
Inilah memakai baju efod dengan sulaman emas = ada urapan Roh Kudus
sehingga kita:
- melayani
dengan kebenaran sesuai Firman TUHAN,
- melayani
dengan damai sejahtera = tidak ada peperangan, permusuhan dan juga
kebencian dllnya,
- melayani
dengan sukacita oleh Roh Kudus dan bukan dengan terpaksa.
Kita
harus berhati-hati sebab banyak kali yang ditekankan adalah
“sukacitanya” sedangkan Roh Kudus tidak ditekankan dan ini yang
gawat. Kalau hanya “sukacita”, maka saya katakan, jika kita
menyanyi dengan sukacita, maka kita mencari saja di taman Bungkul
atau di Tambaksari dan melihat orang menyanyi dengan meloncat-loncat
bahkan ada yang pingsan. Inilah sukacita daging. Tetapi kalau
sukacita oleh Roh Kudus, maka akan tertib dan ini merupakan
syaratnya. Saudara baca di dalam 1 Korintus, Roh Kudus ini
sukacita/senang tetapi tertib/ada ketertiban/ada rasa takut akan
TUHAN, tidak lepas begitu saja. Inilah sukacita oleh Roh Kudus -->
tidak terpaksa tetapi sukacita yang tertib = sukacita yang tetap
takut kepada TUHAN. Semoga kita dapat mengerti.
Roma
14: 18,
Karena
barangsiapa melayani Kristus dengan cara ini, ia berkenan pada Allah
dan dihormati oleh manusia.
Berkenan
kepada ALLAH (vertikal) dan dihormati oleh manusia (horizontal) =
salib. Itu sebabnya di dalam melayani, kita tidak perlu mencari
hormat atau mencari siapa yang terbesar sebab itu adalah daging =
tidak ada Roh Kudus = tidak memiliki salib.
Tetapi
kalau ada Roh Kudus, maka kita melayani dengan kebenaran, dengan
damai,
dengan
sukacita oleh Roh Kudus, maka kita berkenan kepada TUHAN dan
dihormati oleh sesama. Kita menjadi pelayan TUHAN yang dihormati.
Yang
penting:
- daging
kita disalibkan/kita memakai baju efod = jangan berbuat dosa dllnya,
- rela
sengsara karena YESUS sehingga ada urapan Roh Kudus,
- kita
melayani dalam kebenaran, dalam damai sejahtera dan dalam sukacita
sehingga kita berkenan kepada TUHAN/kita tidak ditolak seperti Kain
dan berkenan kepada sesama/dihormati oleh sesama. Semoga kita dapat
mengerti ini.
Kita
jangan melayani dengan roh sombong dan salah satu contoh dari roh
sombong ini yaitu siapa yang terbesar itulah setan. Kalau di dalam
ktb Bilangan adalah Korah yang menuntut hak/pangkat, maka ia
diturunkan ke bagian bumi yang paling bawah. Waktu itu, bumi terbelah
sehingga Korah jatuh ke bawah. Inilah jika kita menuntut yang
terbesar. Ada yang melayani dengan menuntut uang dlsbnya = menuntut
sesuatu yang bersifat daging --> kehidupan itu mendapatkan apa
yang dituntut, tetapi bumi terbelah sehingga jatuh ke bawah =
diturunkan ke dunia orang mati. Menginginkan menjadi yang paling
besar, tetapi justru menjadi yang paling bawah.
Puncak
dari kesombongan ini adalah setan/Lucifer/bintang fajar. Sebenarnya
Lucifer ini adalah bintang fajar/penghulu malaikat, tetapi karena
menjadi sombong, maka ia dicampakan ke dunia. Ia pecah dan hancur
menjadi setan. -->
Yesaya
14: 12 – 16,
12.
"Wah, engkau sudah jatuh dari langit, hai Bintang Timur, putera
Fajar, engkau sudah dipecahkan dan jatuh ke bumi, hai yang
mengalahkan bangsa-bangsa!
13.
Engkau yang tadinya berkata dalam hatimu: (1)Aku
hendak
naik ke langit, (2)aku
hendak
mendirikan takhtaku mengatasi bintang-bintang Allah, dan (3)aku
hendak
duduk di atas bukit pertemuan, jauh di sebelah utara.
14.
(4)Aku
hendak
naik mengatasi ketinggian awan-awan, (5)hendak
menyamai Yang Mahatinggi!
15.
Sebaliknya, ke dalam dunia orang mati engkau diturunkan, ke tempat
yang paling dalam di liang kubur.
16.
Orang-orang yang melihat engkau akan memperhatikan dan mengamat-amati
engkau, katanya: Inikah dia yang telah membuat bumi gemetar, dan yang
telah membuat kerajaan-kerajaan bergoncang,
Lima
kali menyebut “aku hendak” sampai hendak menyamai TUHAN, maka ia
dicampakan ke bumi dan hancur = tidak ada kesempatan lagi untuk
kembali pada pelayanan yang semula di surga karena melayani dengan
kesombongan/siapa yang terbesar.
Lima
kali ini merupakan puncak kesombongan = melawan puncak kerendahan
Hati YESUS Yang mati di kayu salib dengan lima luka. Lucifer
dicampakan ke bumi dan hancur sehingga ia tidak dapat kembali lagi
melayani di surga, sebab tempatnya diganti oleh YESUS/Bintang Fajar
Yang gilang gemilang. YESUS tidak pernah jatuh sebab Ia merendahkan
Diri. Semoga kita dapat mengerti.
Itu
sebabnya, ini merupakan pelajaran agar kita jangan sampai
meninggalkan pelayanan --> jika kita sudah diangkat oleh TUHAN
menjadi imam-imam, maka kita jangan tidak setia dan meninggalkan
pelayanan. Sebab kalau kita tidak setia dan meninggalkan pelayanan,
maka satu waktu akan diganti oleh orang lain, maka kita tidak dapat
kembali lagi. Sekali-pun kita pindah kemana-mana, kita tetap tidak
dapat melayani. Kecuali kalau kita dimutasi seperti saya yang semula
melayani di Gending kemudian dipindahkan ke Malang karena kehendak
TUHAN, bukan kehendak saya. Tetapi kalau kita meninggalkan pelayanan
begitu saja dan sudah diganti oleh orang lain, maka kita tidak akan
dapat melayani TUHAN untuk selama-lamanya.
Contoh:
Lucifer dan Yudas yang diganti oleh Matias. Semoga kita dapat
mengerti.
Sebenarnya
jawaban dari siapa yang terbesar? Itulah YESUS Raja Agung (warna
ungu)/Raja Yang berwibawa -->
Matius
1: 1,
Inilah
silsilah Yesus Kristus, anak Daud, anak Abraham.
Kejadian
23: 5, 6,
5.
Bani Het menjawab Abraham:
6.
"Dengarlah kepada kami, tuanku. Tuanku ini seorang raja agung di
tengah-tengah kami; jadi kuburkanlah isterimu yang mati itu dalam
kuburan kami yang terpilih, tidak akan ada seorang pun dari kami yang
menolak menyediakan kuburannya bagimu untuk menguburkan isterimu yang
mati itu."
Daud
seorang raja, jadi kalau anak Daud berarti anak raja sehingga YESUS
menjadi Raja Agung, bukan Raja biasa.
YESUS
anak Abraham = Raja Agung. Jadi sekarang ini pertanyaannya siapa yang
paling besar? Maka jawabannya adalah YESUS Yang paling besar dan
tidak ada yang besar lagi dan ini warna ungu.
Di
mana letak keagungan YESUS sebagai Raja sebab disebut Raja Agung?
- Wahyu
1: 5, 6,
5.
dan dari Yesus Kristus, Saksi yang setia, yang pertama bangkit dari
antara orang mati dan yang berkuasa atas raja-raja bumi ini. Bagi
Dia, yang mengasihi kita dan yang telah melepaskan kita dari dosa
kita oleh darah-Nya --
6.
dan yang telah membuat kita menjadi suatu kerajaan, menjadi
imam-imam bagi Allah, Bapa-Nya, -- bagi Dialah kemuliaan dan kuasa
sampai selama-lamanya. Amin.
Inilah
letak keagungan/kebesaran YESUS sebagai Raja, bukan karena memiliki
harta yang banyak di bumi, sebab di bumi ini, justru YESUS Yang
paling miskin. Kuburan saja tidak Ia miliki sebab itu milik Yusuf
dari Arimatea. Semiskin-miskinnya orang di bumi, memiliki kuburan,
tetapi YESUS tidak memiliki.
Ay 5, yang berkuasa atas
raja-raja, berarti Ia Raja Agung.
Jadi, letak keagungan YESUS
adalah tidak
menghakimi dan menghukum orang berdosa, tetapi Ia mengampuni orang
berdosa
= melepaskan
kita dari dosa-dosa oleh Darah-Nya.
Saya
sebagai seorang gembala, harus memiliki jiwa agung = tidak memecat
tetapi mengampuni. Jika mau diampuni, masih dapat ditolong oleh
TUHAN, kalau tidak mau diampuni berarti kehidupan itu memecat diri
sendiri. Jadi, sifat dari semua hamba-hamba TUHAN yang memiliki baju
efod/salib/sulaman emas, selalu mengampuni kesalahan orang lain dan
melupakannya. Demikian juga sifat dari imam-imam/pelayan TUHAN yang
berjiwa agung adalah dapat mengampuni kesalahan orang lain dan
melupakannya. Semoga kita dapat mengerti.
- Wahyu
1: 6,
dan
yang telah membuat kita menjadi suatu kerajaan, menjadi imam-imam
bagi Allah, Bapa-Nya, -- bagi Dialah kemuliaan dan kuasa sampai
selama-lamanya. Amin.
Pada
awal sudah saya katakan bahwa yang dapat menjadi imam-imam hanyalah
bangsa Israel, sedangkan bangsa kafir tidak boleh menjadi imam-imam.
Tetapi lewat keagungan dan kematian-Nya, maka YESUS dapat mengangkat
bangsa kafir yang hina. Jadi, keagungan
YESUS mampu menjangkau kehidupan bangsa kafir yang paling hina dan
berdosa, untuk diangkat menjadi imam-imam dan raja-raja/menjadi
pelayan TUHAN.
Itu
sebabnya tidak ada alasan untuk tidak melayani TUHAN karena merasa
paling najis dan paling kotor, yang penting apakah kita mau menerima
baju efod/salib = berhenti berbuat dosa sehingga diampuni oleh YESUS,
maka akan ada Roh Kudus yang menolong kita. Tinggal kita mau/tidak.
Semua dapat menjadi imam dan raja oleh keagungan YESUS Raja segala
raja. Akan mudah jika mengangkat yang besar, tetapi kalau mengangkat
yang paling kecil, itu karena keagungan TUHAN. Ini juga menjadi
pelajaran bagi saya yaitu
kita
jangan mengabaikan yang paling kecil di antara kita.
Seperti jantung yang kecil dibanding dengan paha, apalagi paha dari
seorang pemain sepak bola, tetapi kalau jantung itu berhenti, maka
paha itu juga akan habis.
YESUS
sebagai Raja Agung/warna ungu, tetapi Ia rela menjadi Seorang
Hamba/warna biru --> warna ungu berubah menjadi warna biru. Yang
harus kita pelajari adalah proses dari ungu/Raja/Besar menjadi
biru/Hamba = Besar menjadi kecil. Kalau kita hendak melayani TUHAN,
bukan siapa yang paling besar tetapi besar harus menjadi kecil dan
ini sangat sulit. Sebab kalau kecil menjadi besar, relatif gampang,
tetapi kalau besar menjadi kecil merupakan proses yang sangat sulit
dan hanya dapat belajar kepada YESUS di kayu salib dan ini merupakan
pelajaran yang tidak pernah selesai bagi kita dan saya-pun belum
selesai.
Proses
dari besar menjadi kecil
:
Filipi
2: 5 – 8,
5.
Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan
yang terdapat juga dalam Kristus Yesus,
6.
yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan
Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan,
7.
melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa
seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.
8.
Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan
taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.
Ay
5 --> menaruh pikiran dan perasaan kita menjadi seperti Pikiran
YESUS = belajar pada YESUS.
Ay
6 --> walau-pun dalam Rupa ALLAH = Besar, Agung seperti ALLAH
Sendiri.
Inilah
pelajaran di kayu salib = pelajaran dari besar menjadi kecil.
Sekali-pun kita ada, tetapi merasa tidak ada seperti YESUS Yang
memiliki semuanya, tetapi Ia tinggalkan = ungu menjadi biru =
dolos/hamba yang tidak memiliki ‘hak’, tetapi hanya memiliki
‘kewajiban’.
Hamba
TUHAN:
- Yang
paling kecil = dolos,
- Yang
tidak memiliki hak, hanya memiliki kewajiban = tidak menuntut
apa-apa sedikit-pun. Dan hamba TUHAN semacam ini, tidak akan pernah
melakukan demonstrasi.
Yesaya
49: 3, 4,
3.
Ia berfirman kepadaku: "Engkau adalah hamba-Ku, Israel, dan
olehmu Aku akan menyatakan keagungan-Ku."
4.
Tetapi aku berkata: "Aku telah bersusah-susah dengan percuma,
dan telah menghabiskan kekuatanku dengan sia-sia dan tak berguna;
namun, hakku terjamin pada TUHAN dan upahku pada Allahku."
Kita
seharusnya memiliki hak untuk istirahat, tetapi kita tidak mau sebab
kita memiliki kewajiban untuk beribadah dan melayani TUHAN -->
jangan takut sebab hak dan upah kita semuanya ada di dalam Tangan
TUHAN dan TUHAN tidak pernah menipu kita.
Hamba
TUHAN hanya memiliki kewajiban yaitu mengagungkan dan memuliakan
TUHAN dan ini bukan hanya di gereja tetapi dimana-mana harus tetap
mengagungkan dan memuliakan TUHAN, maka hak dan upah kita ada di
dalam Tangan TUHAN dan tidak dapat direbut oleh siapa-pun. Hak dan
upah kita itu baik untuk sekarang, untuk masa depan sampai
mendapatkan hak untuk hidup kekal.
Itu
sebabnya seorang hamba TUHAN itu jangan menuntut, tetapi hanya
melayani dan memuliakan TUHAN sehingga menjadi contoh dimana saja
kita berada.
Kemudian
dolos itu taat dengar-dengaran sampai daging tidak bersuara lagi
seperti YESUS Yang taat sampai mati.
Jika
di dalam tabernakel ada tiga bagian yaitu:
- Halaman
= orang tua secara jasmani dan ini yang kelihatan. Dan kalau orang
tua yang kelihatan, kita tidak taat, bagaimana kita dapat taat
dengan TUHAN Yang tidak kelihatan? Tentu tidak bisa.
- Ruangan
suci = orang tua rohani = taat kepada gembala, barulah
- Ruangan
maha suci = taat kepada Orang Tua Surgawi/TUHAN/Firman TUHAN.
Seperti
Abraham yang taat ketika TUHAN memerintahkan untuk menyerahkan
anaknya dan jika secara logika tentu tidak dapat diterima, tetapi
karena itu merupakan perintah TUHAN, maka harus dilaksanakan. YESUS
taat sampai mati.
Taat
= mengulurkan tangan kepada TUHAN dan TUHAN juga mengulurkan Tangan
kuasa-Nya kepada kita. Dia Hamba, tetapi memiliki kuasa
kebangkitan yang tidak dapat dikalahkan oleh apa-pun. Sampai maut-pun
tidak dapat mengalahkan.
Hasilnya:
- Filipi
2: 9, 10,
9.
Itulah
sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya
nama di atas segala nama,
10.
supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan
yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi,
Ay
10, yang ada di langit = setan yang ada di atas bumi= nabi palsu
setan tri tunggal dikalahkan.
yang ada di bawah bumi =
antikrist.
Kalau kita taat = hamba TUHAN yang memakai baju efod.
Itu sebabnya, mari! kita jangan merasa besar, tetapi kita melayani
dengan salib/rela sengsara --> tidak besar, tetapi mengecil
sampai taat dengar-dengaran. Dan hasilnya kita
mengalami kuasa kemenangan atas setan tri tunggal.
Setan
yang menjadi:
- sumber
masalah, ini berarti segala masalah sudah selesai,
- sumber
air mata = segala air mata dihapus oleh TUHAN dan kita berbahagia,
- sumber
dosa, sehingga kita dapat hidup di dalam kebenaran dan kesucian.
Pelayan
TUHAN sangat diperhatikan oleh TUHAN, itu sebabnya segala masalah
diselesaikan oleh TUHAN.
- Yohanes
14: 15-17, 21, 23,
15.
"Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala
perintah-Ku.
16.
Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang
Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya,
17.
yaitu Roh Kebenaran. Dunia tidak dapat menerima Dia, sebab dunia
tidak melihat Dia dan tidak mengenal Dia. Tetapi kamu mengenal Dia,
sebab Ia menyertai kamu dan akan diam di dalam kamu.
21.
Barangsiapa memegang perintah-Ku dan melakukannya, dialah yang
mengasihi Aku. Dan barangsiapa mengasihi Aku, ia akan dikasihi oleh
Bapa-Ku dan Aku pun akan mengasihi dia dan akan menyatakan diri-Ku
kepadanya."
23.
Jawab Yesus: "Jika seorang mengasihi Aku, ia akan menuruti
firman-Ku dan Bapa-Ku akan mengasihi dia dan Kami akan datang
kepadanya dan diam bersama-sama dengan dia.
Ay
23, jika kita taat, maka ALLAH Bapa, ALLAH Anak dan juga ALLAH Roh
Kudus ada di dalam kita, berarti kita
kembali pada Gambar ALLAH Tri Tunggal.
Gambar setan sudah tidak ada lagi sebab kita sudah kembali pada
Gambar ALLAH Tri Tunggal. Kita disucikan dan dibaharui sampai kita
kembali pada ciptaan semula = kita
mengalami kuasa penciptaan.
Kita kembali pada Gambar ALLAH Tri Tunggal = sempurna seperti
TUHAN.
- Filipi
2: 9,
Itulah
sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya
nama di atas segala nama,
Kita
mengalami kuasa
pengangkatan
seperti
YESUS Yang taat sehingga Ia ditinggikan. Kita melayani Dia sampai
kita taat, jangan yang terbesar, tetapi kita menjadi yang terkecil =
merendahkan diri dengan sungguh-sungguh melayani TUHAN sampai taat
dengar-dengaran.
Kita
mengulurkan tangan dan TUHAN juga mengulurkan Tangan sehingga ada:
- kuasa
kemenangan --> segala masalah selesai/air mata kita dihapus
sehingga kita merasa berbahagia,
- kuasa
penciptaan --> kita disucikan dan diubahkan sehingga kita
kembali menjadi seperti ciptaan semula + menciptakan dari yang
tidak ada menjadi ada untuk memelihara kita. Misalnya di dalam
studi, sekali-pun kita tidak memiliki kemampuan, tetapi kalau kita
taat, maka TUHAN memberikan kemampuan. Sebaliknya, kalau tidak
taat, maka yang mampu dapat hilang kemampuannya dan juga di dalam
pekerjaan, sekali-pun kita tidak memiliki kemampuan, tetapi jika
ada ketaatan, maka TUHAN akan memberikan kemampuan secara ajaib.
- kuasa
pengangkatan --> dari gagal/terpuruk menjadi berhasil. Dari
buruk menjadi indah pada waktunya sampai satu waktu jika YESUS
datang kedua kali, kita akan diangkat keawan-awan yang permai
bersama dengan Dia untuk selama-lamanya. Semoga kita dapat
mengerti.
Mungkin
Firman TUHAN ini sulit sebab agak dalam, tetapi kiranya Roh Kudus
yang menolong sebab Firman ini untuk melayani TUHAN. Kita harus
sungguh-sungguh melayani TUHAN. Baju efod/salib, kalau ada salib,
maka ada Roh Kudus.
Kita
melayani TUHAN:
- dengan
kebenaran,
- dengan
damai sejahtera,
- dan
dengan sukacita,
- jangan
yang terbesar, tetapi yang terkecil/mengecil sebab kita tidak
memiliki hak tetapi hanya memiliki kewajiban.
- dengan
taat dan dengar-dengaran dan ini sudah cukup untuk kita mengulurkan
tangan kepada TUHAN dan TUHAN juga mengulurkan Tangan kepada kita
sehingga ada kuasa kemenangan, kuasa penciptaan dan juga ada kuasa
pengangkatan. TUHAN tidak menipu kita, kalau kita melayani TUHAN
dengan sungguh-sungguh.
TUHAN
memberkati kita.1