Kita
masih membahas nubuat keempat yaitu
nubuat
tentang antikrist
Matius
24: 15,
"Jadi apabila kamu melihat Pembinasa keji berdiri
di tempat kudus, menurut firman yang disampaikan oleh nabi
Daniel—para pembaca hendaklah memperhatikannya--
Antikrist
tampil sebagai pembinasa keji untuk memburu, membunuh dan
membinasakan anak-anak TUHAN/hamba-hamba
TUHAN/pelayan-pelayan TUHAN yang
ketinggalan pada saat itu.
Itu
sebabnya sikap kita/sikap dari
gereja TUHAN/anak-anak
TUHAN/hamba-hamba TUHAN
di hari-hari ini adalah menyingkir.
Mulai sekarang kita
menyingkir sampai satu waktu kita
akan mengalami penyingkiran
besar-besaran/penyingkiran secara
massal/secara
bersama yaitu pada saat antikrist berkuasa
dibumi dan kita akan dikarunia dua sayap
burung nazar yang besar, yang akan
menerbangkan/menyingkirkan kita ke padang
belantara jauh dari mata ular/dari mata
antikrist. Kita
dipelihara, dilindungi secara langsung oleh TUHAN
selama tiga setengah tahun.
Jadi,
penyingkiran itu dimulai
dari sekarang,
bukannya nanti, tetapi
mulai sekarang menyingkir secara pribadi sampai satu waktu jika
betul-betul antikrist berkuasa tiga
setengah tahun, kita betul-betul mengalami penyingkiran besar-besaran
secara massal, dengan dua sayap burung
nazar yang besar.
Mari
saudaraku, kita banyak berpikir
mungkin tentang bisnis kita, tentang usaha, masa depan, kuliah,
sekolah --> silahkan!
ini memang perlu untuk
hidup di dunia ini, tetapi kita
juga jangan lupa untuk memikirkan
apakah saya dapat termasuk
saat penyingkiran besar-besaran nanti,
apakah kita dapat masuk saat
penyingkiran atau malah tertinggal di zaman antikrist?
Ini betul-betul ngeri kalau tertinggal di
zaman itu.
Ada
tiga macam tindakan penyingkiran.
Tindakan
penyingkiran -->
Matius
24: 16-18,
- ay
16 --> “orang di Yudea harus melarikan diri ke pegunungan”.
- ay
17 --> “orang yang
sedang diperanginan, jangan turun untuk mengambil barang dirumah”.
- ay18
--> “orang yang sedang diladang, jangan kembali untuk
mengambil pakaiannya”.
Inilah
tiga macam tindakan penyingkiran yaitu:
- mulai
sekarang kita naik ke pegunungan
= tingkatkan kerohanian,
jangan tetap, apalagi turun, tingkatkan keselamatan menjadi
kesempurnaan,
- kemudian
tinggal di peranginan, dan tetap
- tinggal
di ladang TUHAN, jangan lupakan ladang
TUHAN/jangan lupakan pelayanan, tetapi
tetap tinggal di ladang.
Sekarang
kita akan membahas yang kedua
“orang yang sedang diperanginan, jangan turun untuk
mengambil barang dirumah”.
Jadi
rumah-rumah orang Israel itu memiliki
sotoh/peranginan/tempat
yang sejuk, sebab berada diatas
dan sekarang secara rohani menunjuk pada
tempat damai sejahtera/hidup dalam damai
sejahtera dihari-hari ini.
Inilah tindakan penyingkiran, tetap tinggal
di peranginan/tempat yang banyak
anginnya, tempat yang sejuk, tempat damai sejahtera artinya
sekarang
kita harus hidup dalam damai sejahtera.
Semoga kita dapat
mengerti.
Waktu
yang lalu kita sudah mendengar tentang bagaimana proses supaya kita
hidup dalam damai sejahtera di dalam nikah,
di penggembalaan, di pekerjaan dan juga di mana-pun kita berada
yaitu: berdamai dengan TUHAN/mengaku
segala dosa kepada TUHAN/vertikal dengan
sejujur-jujurnya kalau diampuni jangan berbuat dosa lagi.
- berdamai
dengan sesama/saling mengaku dan
juga saling mengampuni, kalau diampuni jangan berbuat
lagi.
- mengampuni
dosa sesama dan melupakannya itu sama dengan lari ke kayu salib.
Berdamai
dengan TUHAN, dan juga
dengan sesama = lari ke kayu
salib/kepada salib TUHAN;
disitulah kita mengalami penyelesaian dari
segala dosa seperti yang diucapkan oleh
TUHAN --> ‘sudah
selesai’ = segala dosa sudah diselesaikan dan kita hidup
dalam damai sejahtera. Semoga
kita dapat mengerti.
Markus
9: 49, 50,
49.
Karena setiap orang akan digarami dengan api.
50.
Garam memang baik, tetapi jika garam menjadi hambar, dengan apakah
kamu mengasinkannya? Hendaklah kamu selalu mempunyai garam dalam
dirimu dan selalu hidup berdamai yang seorang dengan yang lain."
Inilah
saudaraku, kalau kita
mau berdamai dengan TUHAN dan juga berdamai
dengan sesama = hidup damai sejahtera =
garam yang asin = garam yang digarami oleh
api. Tetapi
sebaliknya saudaraku, ada garam yang tawar --> garam memang
baik, kalau asin itu baik, tapi jika garam menjadi hambar dengan
apakah mengasinkan, ada garam yang hambar itulah kehidupan yang tidak
mau berdamai/tidak hidup dalam damai
sejahtera = tidak mau berdamai dengan TUHAN
dan juga berdamai dengan sesama.
Mengapa
tidak mau berdamai?
- karena
kebenaran sendiri/mempertahankan kebenaran
sendiri --> suami merasa benar, istri
merasa benar sehingga tidak dapat
berdamai.
Mempertahankan kebenaran sendiri yaitu
kebenaran dari orang berdosa dengan cara menyalahkan orang lain, dia
sendiri yang salah, tidak mau mengaku tapi menyalahkan orang lain.
Inilah garam
yang tawar, sedikit-pun tidak
memiliki kekuatan.
- 1
Korintus 3: 3,
Karena kamu masih manusia duniawi. Sebab, jika di antara kamu ada
iri hati dan perselisihan bukankah hal itu menunjukkan, bahwa kamu
manusia duniawi dan bahwa kamu hidup secara manusiawi?
“jika
di antara kamu ada iri hati dan perselisihan bukankah hal itu
menunjukkan, bahwa kamu manusia duniawi” --> manusia daging
itu bagaikan garam yang tawar, yang bisa
digerogoti oleh ulat-ulat, oleh virus-virus =
bakteri-bakteri yang masuk.
Misalnya ikan yang
digarami, tetapi
garamnya garam yang
tawar, maka bakteri-bakteri
dapat masuk. Inilah orang yang suka
iri hati, mempertahankan iri hati dan perselisihan =
manusia daging. Garam
yang tawar mengakibatkan daging menjadi
betul-betul busuk karena tidak mampu
menghadapi bakteri, dan juga menghadapi
ulat-ulat.
Di
dalam 2 Korintus 12 --> tentang
kekuatiran dari rasul Paulus.Yang
dikuatirkan oleh rasul Paulus di
akhir zaman, bukan kekurangan beras, kekurangan listrik dan
lain-lainnya --> bukan!
tetapi yang dikuatirkan
adalah iri hati, perselisihan, yang
akan terus berkembang sehingga kehidupan
itu menjadi busuk bagaikan garam yang
tawar.
2
Korintus 12: 20,
Sebab aku kuatir, bahwa apabila aku datang aku mendapati kamu tidak
seperti yang kuinginkan dan kamu mendapati aku tidak seperti yang
kamu inginkan. Aku kuatir akan adanya perselisihan, iri hati, amarah,
kepentingan diri sendiri, fitnah bisik-bisikan, keangkuhan, dan
kerusuhan.
Bagaimana
nasib dari
garam yang tawar?
Matius 5: 13,
"Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan
apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan
diinjak orang.
Garam
yang tawar itu adalah kebenaran diri
sendiri = menyalahkan
orang, iri, perselisihan, amarah, fitnah, bisik, tetapi
akibatnya dahsyat yaitu:
- diinjak-injak
oleh antikrist, tidak bisa menyingkir dari
antikrist, mengalami aniaya antikrist
selama tiga setengah tahun.
- menjadi
sama dengan antikrist, antikrist
itu garam yang tawar dan juga naga merah
yang marah. Semoga kita dapat mengerti.
Jadi,
kekuatiran dari rsl Paulus, bukan kuatir
kalau jemaat tidak mempunyai
beras, tidak punya ini dan itu -->
bukan!! Tetapi ketakutan
dari Paulus itu, adalah kalau jemaat
menjadi garam yang tawar.
Sekali-pun dia kaya,
pintar, hebat, tetapi kalau menjadi
garam yang tawar akan dahsyat akibatnya,
apalagi kalau dia miskin dan bodoh.
Semoga kita dapat
mengerti.
Jadi
mari saudaraku, tindakan menyingkir adalah
kita harus tetap menjadi garam yang asin yaitu kehidupan yang
digarami oleh api Roh Kudus -->
Markus 9: 49
Karena setiap orang akan digarami dengan api.
Karena
setiap orang akan digarami dengan api --> kehidupan yang digarami
oleh api Roh Kudus atau istilah lain diurapi oleh api Roh Kudus
adalah dibaptiskan
dengan api Roh Kudus.
Penting
dihari-hari ini, dan salah satu
tindakan menyingkir, di mulai dari sekarang
sedikit demi sedikit, sampai dijumlahkan nanti,
betul-betul penyingkiran secara besar-besaran.
Seperti kita sekolah harus dimulai dari taman
kanak-kanak, kemudian sekolah dasar dan mendapatkan ijazah
ditambah ijazah sekolah
menengah pertama, kemudian ditambah ijazah
sekolah menengah atas baru sarjana/S1.
Bukan langsung S1.
Begitu juga dengan penyingkiran yang di-mulai
dari sekarang, sedikit demi sedikit
--> kumpulkan dua sayap burung nasar yang besar
sampai penyingkiran secara massal.
Semoga kita dapat
mengerti.
Matius
3: 11,
Aku membaptis kamu dengan air sebagai tanda pertobatan, tetapi Ia
yang datang kemudian dari padaku lebih berkuasa dari padaku dan aku
tidak layak melepaskan kasut-Nya. Ia akan membaptiskan kamu dengan
Roh Kudus dan dengan api.
Ada
tiga tingkatan baptisan yaitu:
- baptisan
darah, itulah pertobatan/bertobat
= berhenti berbuat dosa kembali kepada TUHAN.
- baptisan
air, orang mati harus dikuburkan, tadi bertobat baptisan
darah = bertobat itu berhenti berbuat dosa
kembali kepada TUHAN atau mati terhadap
dosa. Harus
ditingkatkan yaitu orang mati harus
dikubur/baptisan air --> kita
dikuburkan bersama YESUS dalam baptisan
air/dalam kematiannya dan kita bangkit
dalam hidup yang baru --> Roma
6. Hidup dalam
kebenaran = hidup yang baru
= hidup dalam kebenaran --> sudah
mati terhadap dosa/bertobat/
baptisan darah.
- “aku
membaptis kamu dengan air sebagai tanda pertobatan, tapi Ia yang
datang kemudian dari padaku/YESUS
lebih berkuasa dari padaku dan aku tidak layak melepaskan kasut-Nya,
Ia akan membaptiskan kamu dengan Roh Kudus dan dengan api” =
baptisan api.
Baptisan
api = kepenuhan atau urapan Roh
Kudus/digarami oleh api Roh Kudus
dan ini harus, supaya kita menjadi garam yang asin
= kehidupan yang disingkirkan dari antikrist/kehidupan
yang tidak bisa dijamah oleh antikrist.
Kalau garam tawar diinjak-injak, tetapi
garam yang asin betul-betul mengalami penyingkiran dari antikrist
sehingga dia bisa menjadi garam dunia.
Garam
asin ini adalah kehidupan yang
dibaptis dengan api, mengalami kepenuhan atau urapan Roh Kudus
= digarami oleh Roh Kudus, sehingga tampil sebagai garam yang
asin, kehidupan yang tidak bisa dijamah oleh antikrist,
disingkirkan dari antikrist, sehingga dia
bisa menjadi garam dunia = kehidupan
yang
sempurna, “Akulah terang dunia” TUHAN
katakan “kamulah terang dunia” kita adalah terang dunia,
tetapi juga di Matius 5 disebut
garam dunia itu
=
kehidupan yang sempurna seperti TUHAN
YESUS. Semoga kita
dapat mengerti.
Sekarang
syarat agar dapat mengalami
baptisan api/baptisan
Roh Kudus adalah:
- Kisah
Para Rasul 1: 4, 5,
4.
Pada suatu hari ketika Ia makan bersama-sama dengan mereka, Ia
melarang mereka meninggalkan Yerusalem, dan menyuruh mereka tinggal
di situ menantikan janji Bapa, yang--demikian kata-Nya--"telah
kamu dengar dari pada-Ku.
5.
Sebab Yohanes membaptis dengan air, tetapi tidak lama lagi kamu akan
dibaptis dengan Roh Kudus."
Syarat pertama tinggal
di Yerusalem, dan arti rohani
tinggal di Yerusalem/ kota damai, adalah
hidup dalam damai sejahtera, dan
kalau hati damai akan menjadi tempat
dari Roh Kudus. Kalau
hati tidak damai maka Roh Kudus
tidak mau tinggal sebab
bertentangan --> ada amarah,
ada dendam, iri, pahit. Dulu,
harus tinggal di kota Yerusalem,
sekarang Yerusalem kota damai itulah hati yang damai sejahtera
dan Roh Kudus ada disitu untuk
membaptiskan kehidupan yang damai sejahtera.
- Kejadian
1: 2,
Bumi belum berbentuk dan kosong; gelap gulita menutupi
samudera raya, dan Roh Allah melayang-layang di atas permukaan
air.
Roh Kudus melayang-layang diatas permukaan air;
permukaan air itu titik nol.
Jadi, Roh Kudus melayang-layang bukan di tempat yang tinggi,
tetapi di titik nol =
kehidupan yang merendahkan diri/rendah
hati. Rendah
hati itu kemampuan untuk mengaku dosa-dosa bukan untuk
menyalahkan orang, kalau kita
menyalahkan orang = merasa hebat = kita sudah
berada pada titik nol.
Titik
nol itu merendahkan diri, artinya/prakteknya:
- Mengaku
dosa-dosa dan kesalahan/kemampuan untuk
mengaku dosa-dosa dan kesalahan-kesalahan sehingga
disitu ada Roh Kudus.
- Mengaku
bahwa kita tidak berdaya, tidak mampu berbuat
apa-apa, tetapi kita hanya
berharap kepada TUHAN
saja.
- 1
Petrus 4: 12-14,
12.
Saudara-saudara yang kekasih, janganlah kamu heran akan nyala api
siksaan yang datang kepadamu sebagai ujian, seolah-olah ada sesuatu
yang luar biasa terjadi atas kamu.
13.
Sebaliknya, bersukacitalah, sesuai dengan bagian yang kamu dapat
dalam penderitaan Kristus, supaya kamu juga boleh bergembira dan
bersukacita pada waktu Ia menyatakan kemuliaan-Nya.
14.
Berbahagialah kamu, jika kamu dinista karena nama Kristus, sebab Roh
kemuliaan, yaitu Roh Allah ada padamu.
Jadi
syarat yang ketiga adalah kita
harus mengalami ujian/percikan
darah/sengsara
daging tanpa dosa.
Di saat mengalami sengsara daging tanpa
dosa, kita jangan mengomel
dengan mengatakan bahwa TUHAN tidak adil. Saya sudah berbuat
baik, saya sudah setia, tetapi masih
ada ujian, ada pencobaan dan ini
menyebabkan Roh Kudus tidak dapat
turun.
Mari
saudaraku!! Di
saat ujian datang, saat pencobaan datang, sengsara daging
tanpa dosa datang, maka kita harus
tabah/kuat hati sehingga
Roh Kudus akan turun.
Jadi
syarat agar di baptis dengan
Roh.Kudus adalah:
- hati
damai,
- rendah
hati/hati yang rendah,
- kuat
hati, tabah hati, jangan mengomel, jangan bersungut-sungut, sehingga
disitu (ay 14)
“berbahagialah kamu jika kamu dinista karena nama Kristus sebab
Roh Kemuliaan, Roh Allah ada padamu” =
Roh Kudus turun, mengurapi, memenuhi kita.
Kita bukan saja menjadi
kuat, tetapi
kita merasa bahagia. Ini
buktinya, saat saudara dan saya mengalami penderitaan tanpa
salah, tanpa dosa lalu dapat tersenyum
dan dapat merasa bahagia, maka
itu berarti ada Roh Kudus. Puji TUHAN.
Kalau
kita difitnah, kita mengamuk, itu
berarti tidak ada Roh Kudus, yang ada
hanyalah daging.
Tetapi kalau saat
kita mengalami fitnahan dan lain, sengsara tanpa dosa, lalu kita
dapat sabar kuat hati
dan merasa bahagia, maka TUHAN akan
menolong sehingga Roh Kudus turun atas kita.
Kalau
ada Roh Kudus kita merasa bahagia
ditengah sengsara, maka ini saya istilahkan
permanensi dari Roh Kudus/Roh
Kudus dipermanenkan. Lewat
ujian, bukannya TUHAN
hendak menghancurkan kita, tetapi
lewat ujian justru TUHAN
hendak mempermanenkan Roh Kudus dalam hidup
kita.
Inilah
saudaraku syarat-syaratnya, mari
sekarang ini keluh kesah atau kekuatiran
Paulus, jangan sampai jemaat menjadi garam yang tawar, demikian
juga mulai dari diri saya, jangan menjadi garam yang tawar,
sebab akibatnya terlalu dahsyat
yaitu akan diinjak-injak, bahkan bisa menjadi sama dengan
antikrist = tidak bisa menyingkir lagi dari
antikrist.
TUHAN
Yang berjanji akan
membaptiskan Roh, janji Nya tidak pernah berubah.
Sekarang ini juga kerinduan rasul
Paulus merupakan cetusan kerinduan hati TUHAN
agar jemaat jangan menjadi garam yang tawar, tetapi
menjadi garam asin, lewat apa?
lewat digarami dengan api Roh Kudus/dibaptis
dengan Roh Kudus dengan syarat hati damai,
rendah hati --> merasa tidak layak
dan tidak mampu. Semoga kita dapat
mengerti.
Kegunaan
dari api Roh
Kudus adalah:
- Markus
9: 49,
Karena setiap orang akan digarami dengan api.
Jadi
kepenuhan Roh Kudus ini untuk
pribadi/untuk setiap orang
dan alkitab tidak salah sebab
pribadi itu bergantung dari hati
kita, bukan bergantung siapa pendeta-nya,
siapa yang akan berdoa untuk kepenuhan Roh Kudus
--> bukan bergantung itu!!
tetapi bergantung pada
hati.
Kalau
kita menunggu pendeta
agar dapat dipenuhkan
dengan Roh Kudus,
berapa tahun sekali ada
kepenuhan Roh. Kudus? Saat
TUHAN datang,
sedangkan pendetanya belum
datang, maka celaka-lah kita.
Jadi kepenuhan Roh Kudus bagi
setiap orang pada setiap saat asalkan hati
kita damai, rendah hati, kuat hati pasti ada Roh Kudus disana.
Ini
nomor satu kegunaan api Roh Kudus yaitu untuk
menggarami/
mengurapi/memenuhi
kehidupan kita sehingga kita
menjadi garam yang asin.
Kepenuhan Roh Kudus itu
menyangkut setiap orang/secara
pribadi sehingga tidak bisa tergantung
pada yang lain/tidak dapat mengikuti
yang lain, dan juga tidak dapat
dipelajari. Asal
keadaan hati kita minimal memenuhi tiga
syarat di atas tadi.
Kalau
kecewa, putus asa, maka tidak dapat
dipenuhkan dengan
Roh.Kudus tetapi harus kuat hati, tabah, sekalipun masih
menghadapi penyakit --> harus kuat
hati, saya hidup dari TUHAN,
bukan dari penyakit dan Roh Kudus ada
disitu dan kita menjadi garam yang asin. Kalau
kita ragu-ragu, maka tidak akan
ada garam yang menggarami
kita.
Fungsi
dari garam yang asin untuk:
- mencegah
kebusukan, seperti ikan itu
ditangkap pada malam
hari, kemudian diberi garam agar
tidak menjadi busuk
--> Roma 8: 13 Sebab,
jika kamu hidup menurut daging, kamu akan mati; tetapi jika oleh
Roh kamu mematikan perbuatan-perbuatan tubuhmu, kamu akan
hidup.
Ayat 13:“tetapi jika oleh Roh kamu mematikan
perbuatan-perbuatan tubuhmu” --> oleh Roh kamu mematikan =
mencegah kebusukan, bahkan mematikan.
Perbuatan-perbuatan
tubuh itu dosa, dan perbuatan dosa itu
bagaikan bakteri-bakteri yang tidak kelihatan, seperti
virus yang lebih kecil dari bakteri.
Virus-virus dosa/bakteri-bakteri dosa
sampai kepada di Markus 9 berupa ulat-ulat
bangkai = dosa yang membawa ke neraka di
mana ulat-ulat bangkainya tidak mati dan
akan menggerogoti daging kita.
Tetapi
kalau daging kita diurapi oleh Roh Kudus
yang akan mematikan perbuatan-perbuatan daging/perbuatan
dosa/virus dosa/bakteri
dosa. Ulat
bangkai/dosa yang membawa ke
neraka itu dimatikan oleh Roh Kudus, sehingga
kita tidak dapat membusuk.
Kalau
tanpa Roh, biar-pun
kita berwajah ganteng/cantik, dan
juga biar kita hebat = ini bagaikan bangkai
yang akan selalu digerogoti oleh
ulat-ulat. Memang tanpa Roh Kudus,
maka daging itu sama dengan bangkai yang
merupakan sarang virus dosa, bakteri dosa dan ulat-ulat
bangkai dosa yang membawa ke neraka.
Uang,
ijazah tidak dapat mematikan dosa
= tidak dapat melawan virus dosa,
bakteri dosa, dan juga melawan ulat-ulat
bangkai, hanya Roh Kudus yang mampu
mematikan dosa. Itu sebabnya, mohon Roh.Kudus sekarang ini
mengurapi, memenuhi dan menggarami hidup kita untuk mencegah
kebusukan.
- untuk
memberi rasa enak,
masakan kalau diberi garam akan memberikan rasa
enak, sekali-pun orang sudah
menderita penyakit darah tinggi
dan dokter sudah melarang agar makanan jangan diberi garam, masih
ada yang menolak makanan tanpa garam. Tanpa
garam, maka semua makanan tidak
akan terasa enak.
Seperti
jika kita bersaksi --> inilah Roh
Kudus yang mendorong kita untuk bersaksi
dalam situasi dan kondisi apapun,
kita dapat bersaksi
untuk memuliakan TUHAN, bukan melemahkan orang lain, tetapi
dapat memberikan rasa
enak kepada orang lain.
Yohanes
15: 26, 27,
26.
Jikalau Penghibur yang akan Kuutus dari Bapa datang, yaitu Roh
Kebenaran yang keluar dari Bapa, Ia akan bersaksi tentang Aku.
27.
Tetapi kamu juga harus bersaksi, karena kamu dari semula
bersama-sama dengan Aku."
Yohanes 16: 1,
2,
1.
"Semuanya ini Kukatakan kepadamu, supaya kamu jangan kecewa
dan menolak Aku.
2.
Kamu akan dikucilkan, bahkan akan datang saatnya bahwa setiap orang
yang membunuh kamu akan menyangka bahwa ia berbuat bakti bagi
Allah.
Ya, kita akan
menghadapi suasana ini, yaitu suasana
kebencian, pembunuhan sampai antikrist.
Mulai sekarang setiap anak TUHAN,
hamba TUHAN akan menghadapi suasana
kebencian, pembunuhan sampai jaman
antikrist yang akan
terus meningkat seperti yang sudah
pernah dikatakan oleh
Firman TUHAN.
Mari,
selagi belum ada larangan untuk beribadah,
gunakan kesempatan itu, sebab satu waktu
kita betul-betul akan menghadapi
kebencian, pembunuhan sampai zaman antikrist
dan ini akan terus meningkat sampai pada
siksaan yang belum pernah terjadi dan tidak akan terjadi
lagi.
Bukan saya
menakut-nakuti, tetapi
ini merupakan kebenaran Firman,
kita bukan saja akan menghadapi kelaparan,
bukan hanya menghadapi kesulitan
ekonomi, tetapi
lebih dari itu, nanti kita
akan menghadapi kebencian, pembunuhan sampai puncaknya jaman
antikrist. Tetapi
ditengah penderitaan, api
Roh Kudus memberikan penghiburan kepada kita sehingga kita
tidak kecewa, tidak putus asa menghadapi apapun.
Sebab kecewa, putus asa = garam
yang tawar, tidak punya kekuatan apa-apa, dan
sebentar lagi virus dosa masuk.
Orang
kalau kecewa dan putus
asa, maka virus dosanya
paling cepat untuk:
- menyangkal
TUHAN,
- mengamuk
kepada TUHAN,
- menyalahkan
TUHAN sampai ulat bangkai itu datang
yang akan membawa dia ke neraka.
Semoga kita bisa mengerti ini.
Inilah
kegunaan api Roh Kudus yang pertama yaitu
untuk:
- menggarami,
- mengurapi/memenuhi
hidup kita sehingga kita menjadi garam
yang asin yang dapat mencegah kebusukan,
dan juga
- memberikan
rasa enak. Semoga kita
dapat mengerti.
- Roma
8: 26,
Demikian juga Roh membantu kita dalam kelemahan kita; sebab kita
tidak tahu, bagaimana sebenarnya harus berdoa; tetapi Roh sendiri
berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak
terucapkan.
Kalau saya
singkatkan, daging yang
lemah ini tidak dapat
berdoa = tanpa Roh Kudus,
maka daging yang lemah itu
tidak berguna, sebab
tidak memiliki hubungan dengan
TUHAN = tidak bisa menaikkan
doa dan penyembahan kepada TUHAN, tetapi
kalau Roh Kudus menggarami, mengurapi,
memenuhi, maka Roh Kudus menolong
kita untuk menaikkan
doa dan penyembahan kepada TUHAN
dengan keluhan yang tak terucapkan, keluhan tak terucapkan
sampai dapat berbahasa
Roh = tak terucapkan oleh kata-kata
manusia = bahasa Roh, dan
sampai pada klimaksnya yaitu
menyembah TUHAN dengan bahasa
Roh/bahasa surga.
Kalau
di transfer ke perjanjian lama,
dulu saudaraku, imam
besar Harun memakai jubah seperti
rok panjang sampai dikaki;
diujung rok/jubah itu, terdapat
buah delima dari kain dan diselang –seling
dengan bel/lonceng dari
emas --> delima,
lonceng, delima, lonceng, delima,
lonceng sehingga kalau imam
besar Harun berjalan,
dan masuk ke ruangan
maha suci,
maka bel dari emas itu
akan memberikan suara yang indah,
itulah suara penyembahan dalam urapan Roh Kudus.
Bahasa Roh itu, bagaikan bel yang
berbunyi. Jika
kita dapat menyembah TUHAN
sampai berbahasa Roh/bel berbunyi berarti
hadirat Imam Besar ada ditengah kita untuk menjawab segala doa
kita.
Di dalam 1 Raja-raja 18
--> Elia di gunung Karmel, waktu
itu bangsa Israel mengalami kekeringan,
(sebelumnya cerita janda Sarfat, mengalami
kekeringan selama tiga setengah
tahun) kita dapat
membayangkan tidak pernah hujan selama
tiga setengah dan ini berarti betul-betul
padang gurun. Waktu
kami ke Israel, saya bertanya
kepada pemandu wisatanya --> di gunung
Sinai ini kapan hujan
turun? Dan dijawab paling banyak
dalam setahun turun
hujan sebanyak tiga kali. Bayangkan
kalau di Malang juga seperti itu,
maka akan betul-betul menjadi padang
gurun.
Waktu itu
Israel mengalami kekeringan selama tiga setengah
tahun karena tidak ada hujan,
sehingga raja menyalahkan Elia.
Tetapi Elia
berkata agar nabi Baal
dikumpulkan sebanyak
empat ratus lima puluh orang di gunung Karmel untuk
mempersembahkan korban kepada TUHAN,
begitu Elia mempersembahkan korban, sementara nabi Baal
sudah beryanyi-nyanyi, menari-nari, dan
juga memakai pisau untuk menoreh tubuh
sampai berdarah, tetapi hujan
tidak turun. Tetapi
begitu Elia menaikan doa, api menyambar/api
Roh Kudus turun = jawaban dari
doa kita/doa dijawab oleh Imam
Besar.
1 Raja-raja 18:
37-39,
37.
Jawablah aku, ya TUHAN, jawablah aku, supaya bangsa ini mengetahui,
bahwa Engkaulah Allah, ya TUHAN, dan Engkaulah yang membuat hati
mereka tobat kembali."
38.
Lalu turunlah api TUHAN menyambar habis korban bakaran, kayu api,
batu dan tanah itu, bahkan air yang dalam parit itu habis
dijilatnya.
39.
Ketika seluruh rakyat melihat kejadian itu, sujudlah mereka serta
berkata: "TUHAN, Dialah Allah! TUHAN, Dialah Allah!"
Inilah
memperbaiki mezbah terlebih dahulu,
Elia langsung memperbaiki mezbah
yang sudah runtuh. Mezbah
itulah hati kita --> 1
Raja-raja 18: 30,
Kata Elia kepada seluruh rakyat itu: "Datanglah
dekat kepadaku!" Maka mendekatlah seluruh rakyat itu kepadanya.
Lalu ia memperbaiki mezbah TUHAN yang telah diruntuhkan
itu.
Mungkin mezbah kita sudah
runtuh = sudah tidak
dapat lagi. Tidak mengapa!!
Sebab masih ada kemurahan TUHAN,
itu sebabnya kita harus memperbaiki
mezbah/ hati kita, mungkin hati
tidak merasa damai sebab
masih ada kebencian. Seperti
saya dulu, merasa benci kepada
jemaat sebab mendengar
suara-suara sumbang dan
itu terjadi di tahun ‘95 sehingga
saya berada dalam keadaan
kritis/betul-betul kering.
Tetapi untung bpk.pdt Totaijs alm datang di YWI Batu dan saya
tertolong karena memperbaiki
mezbah.
Saya
memiliki banyak kekurangan,
demikian juga saudara belum tahu apakah
mezbah saudara sudah runtuh atau
tidak sekarang ini, saya juga tidak tahu,
hanya TUHAN Yang
tahu. Yang penting
perbaiki hati menjadi hati yang damai =
mezbah yang diperbaiki.
Kalau
hati tidak damai:
- jadikan
damai,
- jadikan
hati yang rendah, jangan sombong,
jangan menghakimi orang,
- hati
yang sombong menjadi rendah hati dan juga
menjadi hati yang kuat. Kalau
sudah kecewa dan putus asa -->
mari menjadi kuat kembali.
Sekali-pun sudah tidak ada harapan, kuat lagi, dan
hanya berharap kepada TUHAN
saja.
Inilah
mezbah yang diperbaiki, sehingga
api/Roh.Kudus akan segera turun
ditengah-tengah kita dan kita dapat
menyembah --> Dialah TUHAN.
Diantara
pilihan-pilihan, hanya Dia TUHAN
sehingga kita dapat
menyembah dan doa kita dijawab oleh
Imam Besar = mencurahkan hujan
kemurahan, mencurahkan kuasa dan kemurahan-Nya
kepada kita. Tadinya
sudah kering selama tiga setengah
tahun, tetapi
TUHAN mencurahkan hujan kuasa dan
kemurahan ditengah kita.
1
Raja-raja 18: 41-45,
41.
Kemudian berkatalah Elia kepada Ahab: "Pergilah, makanlah dan
minumlah, sebab bunyi derau hujan sudah kedengaran.
42.
Lalu Ahab pergi untuk makan dan minum. Tetapi Elia naik ke puncak
gunung Karmel, lalu ia membungkuk ke tanah, dengan mukanya di antara
kedua lututnya.
43.
Setelah itu ia berkata kepada bujangnya: "Naiklah ke atas,
lihatlah ke arah laut." Bujang itu naik ke atas, ia melihat dan
berkata: "Tidak ada apa-apa." Kata Elia: "Pergilah
sekali lagi." Demikianlah sampai tujuh kali.
44.
Pada ketujuh kalinya berkatalah bujang itu: "Wah, awan kecil
sebesar telapak tangan timbul dari laut." Lalu kata Elia:
"Pergilah, katakan kepada Ahab: Pasang keretamu dan turunlah,
jangan sampai engkau terhalang oleh hujan."
45.
Maka dalam sekejap mata langit menjadi kelam oleh awan badai, lalu
turunlah hujan yang lebat. Ahab naik kereta lalu pergi ke
Yizreel.
Tujuh kali itu =
penyerahan sepenuh. Awalnya
mereka bingung untuk memilih antara Baal
atau TUHAN. Mari!!
sampai kita percaya dan mempercayakan diri kepada TUHAN.
Percaya dan
menyerah sepenuh tujuh kali kepada TUHAN.
Sekarang ini, mari
kita berdoa dengan iman, percaya dan menyerah sepenuh kepada TUHAN
tujuh kali = penyerahan sempurna, tidak
ada yang lain lagi, hanya TUHAN disitu dan
TUHAN akan menurunkan hujan kuasa
dan kemurahan untuk menghapus tiga setengah tahun
kekeringan.
Ada hati yang
kering/rohani kering akan dihujani
oleh TUHAN sehingga
menjadi segar kembali, akan menjadi bergairah kembali, akan
berkobar-kobar kembali --> segar dan berkobar-kobar kembali untuk
melayani dan untuk menyembah kepada TUHAN
= untuk mendengar Firman/untuk
perkara rohani.
Bagi jasmani yang
kering --> ekonomi kering dan
lain-lain, kekeringan selama tiga setengah tahun
sebab hujan tidak turun
sehingga betul-betul menjadi kering kerontang. Saya
juga tidak dapat menolong, tetapi kalau
kita satukan hati, percaya dan menyerah sepenuh =
penyerahan yang sempurna kepada TUHAN, maka
hujan kuasa dan kemurahan akan diturunkan untuk apa yang kering
secara jasmani, akan diberkati oleh TUHAN/dipulihkan
oleh TUHAN dan juga secara rohani akan
dipulihkan oleh TUHAN.
Tidak hujan
selama tiga setengah = kering
selama tiga setengah tahun dan ini juga
menunjuk pada antikrist
yang berkuasa selama tiga setengah tahun.
Tetapi kita akan dilepaskan dari antikrist/disingkirkan
pada masa antikrist yang
berkuasa dibumi. Kita
akan diangkat bersama TUHAN untuk
selamanya.
Hujan kuasa sekarang adalah
turun dari atas kebawah, tetapi
nanti waktu YESUS datang,
maka dari bawah keatas. Hujan
kuasa dan kemurahan untuk mengangkat kita bertemu dengan
YESUS untuk selama-lamanya.
Ini
yang dapat saya sampaikan, jangan putus
asa kalau kering, tetapi
merendah dihadapan TUHAN, sehingga
api Roh Kudus menyambar ditengah-tengah kita sekarang
ini. Saya berdoa
agar TUHAN
memberikan api Roh Kudus, dan
jangan membiarkan kami menjadi
kering.
TUHAN
menolong kami semuanya.1