Kita
akan membaca di dalam injil
Lukas 17: 32 yang merupakan tema
kita, ayat yang mungkin singkat, tetapi sungguh-sungguh merupakan
awasan/peringatan yang penting bagi kita semua.
Lukas
17: 32,
Ingatlah
akan isteri Lot!
Ini
ayat yang singkat, tetapi mengandung makna yang sangat dalam sekali.
Ingatlah akan istri Lot, merupakan peringatan kepada istri-istri
terutama kepada istri-istri pada umumnya/kepada kaum wanita dan juga
kepada calon istri, sebab yang jatuh terlebih dahulu adalah Hawa, itu
sebabnya diperingati --> ingatlah akan istri Lot.
Peringatan
kepada istri/calon istri dan kaum wanita, sebab wanita ini merupakan
penolong bagi seorang pria, tetapi jika wanita itu tidak dapat
melaksanakan tugasnya sebagai penolong, maka ia akan menjadi
penghancur para pria dan penghancur nikah/rumah tangga.
Kita
akan melihat contoh dari Hawa yang merupakan gambaran dari
wanita/istri yang baik-baik, tetapi karena ia mendengar suara ular.
Kalau saudara bertanya --> bagaimana dapat ditentukan bahwa
istri/wanita itu seorang penolong atau penghancur? Jawabannya adalah
dari apa yang ia dengar. Apa yang ia dengar itu menentukan
apakah wanita itu penolong atau penghancur. Hawa awalnya merupakan
istri/wanita yang baik-baik, tetapi tatkala ia mendengarkan suara
ular, maka segeralah ia menjadi perusak/penghancur.
Sebaliknya,
istri Pilatus, Pilatus ini merupakan gambaran dari orang yang jahat,
tetapi istri Pilatus ini bermimpi/mendengar Suara TUHAN lewat mimpi.
Untuk sekarang, mimpi ini berarti pembukaan Firman. Waktu itu Pilatus
sebagai hakim, ia melihat bahwa YESUS tidak bersalah dan ia berusaha
untuk melepaskan YESUS supaya tidak dihukum di atas kayu salib dan
ini berarti hilang keselamatan/dunia hancur. Tetapi beruntung, istri
Pilatus mendengar Suara TUHAN lewat mimpi dan ia mengutarakan agar
Pilatus jangan ikut-ikutan dan ini untuk menolong supaya Pilatus
tidak salah dalam memberi keputusan karena istri.
Itu
sebabnya, mari, para wanita/para istri dan terutama untuk para calon
istri yang menyangkut pekerjaan TUHAN/hamba TUHAN, harus
berhati-hati, menjadi penolong atau penghancur. Demikian juga di
dalam rumah tangga, istri menjadi penolong atau penghancur.
Apa
yang didengar? Kalau mendengar suara asing/suara ular/gosip-gosip,
maka ia menjadi penghancur rumah tangga; tetapi kalau yang didengar
adalah Suara TUHAN/pengajaran yang benar, maka ia adalah seorang
penolong. Ini merupakan peringatan kepada seorang wanita/seorang
istri.
Tetapi
wanita juga merupakan gambaran dari gereja TUHAN, berarti kita semua
adalah wanita/gereja TUHAN/calon Mempelai Wanita. Apa yang kita
dengar, itu yang sangat menentukan = apakah kehidupan itu tertolong
atau kehidupan itu hancur. Gereja TUHAN tertolong atau gereja TUHAN
hancur dan semua ini ditinjau dan dilihat dari apa yang didengar.
Semoga kita mendengar yang benar.
Sebab
pengajaran yang benar itu bukanlah milik si A, si B, si C, tetapi
pengajaran yang benar adalah alkitab. Kalau cocok dengan alkitab =
pengajaran yang benar. Semoga kita dapat mengerti.
Dan
sekaligus ‘ingatlah akan istri Lot’ kalau kita membaca ceritanya,
maka istri Lot sekeluarga terdiri dari empat orang bersama dengan
suami dan kedua anaknya sudah keluar dari Sodom dan Gomora yang waktu
itu kota Sodom dijatuhi hukuman hujan api dan belerang. Lot
sekeluarga sudah lari sebab malaikat membawa mereka keluar dari kota
Sodom dan Gomora/sudah menjauhi api dan belerang Tetapi sayang, dia
mogok ditengah jalan, karena menoleh ke belakang.
Jadi,
peringatan akan istri Lot adalah
peringatan kepada kehidupan yang
sudah selamat dan juga sudah dipakai oleh TUHAN. Itu sebabnya
kita harus berhati-hati, sebab kita dapat mogok di tengah jalan.
Peringatan
kepada:
- istri/kepada
calon istri/kepada wanita,
- kita
gereja TUHAN dan hamba-hamba TUHAN, sebab dapat hancur di tengah
jalan.
- kita
yang sudah selamat dan dipakai oleh TUHAN.
Kita
membaca di dalam ktb
Kejadian 19: 15-17,
15.
Ketika fajar telah menyingsing, kedua malaikat itu mendesak Lot,
supaya bersegera, katanya: "Bangunlah, bawalah isterimu dan
kedua anakmu yang ada di sini, supaya engkau jangan mati lenyap
karena kedurjanaan kota ini."
16.
Ketika ia berlambat-lambat, maka tangannya, tangan isteri dan tangan
kedua anaknya dipegang oleh kedua orang itu, sebab TUHAN hendak
mengasihani dia; lalu kedua orang itu menuntunnya ke luar kota dan
melepaskannya di sana.
17.
Sesudah kedua orang itu menuntun mereka sampai ke luar, berkatalah
seorang: "Larilah, selamatkanlah nyawamu; janganlah menoleh ke
belakang, dan janganlah berhenti di mana pun juga di Lembah Yordan,
larilah ke pegunungan, supaya engkau jangan mati lenyap."
Ini,
di dalam ktb perj.lama --> Lot sekeluarga sudah selamat/sudah
keluar dari Sodom dan Gomora, tetapi mereka masih diperintahkan oleh
TUHAN lewat malaikat untuk lari ke pegunungan supaya tidak mati
lenyap/tidak disusul oleh hujan api dan belerang/tidak binasa. Itu
sebabnya dikatakan untuk ingat istri Lot, sebab di tengah perjalanan,
istri Lot menoleh kebelakang dan menjadi tiang garam/binasa untuk
selama-lamanya. Ini di dalam perjanjian lama.
Sekarang
nubuat di dalam ktb perj.baru, kita manusia berdosa yang harus
dihukum, tetapi
sudah diselamatkan oleh Darah YESUS, tetapi kita
masih harus lari ke pegunungan yang rohani.
Selamat
ini berarti:
- tidak
dihukum sebab
- sudah
percaya kepada YESUS.
Tetapi
ini belumlah cukup, sebab mau kemana? Masih harus lari ke pegunungan
yang rohani. Dulu Lot lari ke pegunungan yang jasmani dan sekarang
untuk kita harus lari ke pegunungan yang rohani itulah kota
Yerusalem
Baru.
Wahyu
21: 9, 10
9.
Maka datanglah seorang dari ketujuh malaikat yang memegang ketujuh
cawan, yang penuh dengan ketujuh malapetaka terakhir itu, lalu ia
berkata kepadaku, katanya: "Marilah ke sini, aku akan
menunjukkan kepadamu pengantin perempuan, mempelai Anak Domba."
10.
Lalu, di dalam roh ia membawa aku ke atas sebuah gunung yang besar
lagi tinggi dan ia menunjukkan kepadaku kota yang kudus itu,
Yerusalem, turun dari sorga, dari Allah.
Katanya
ingin menunjukan mempelai wanita (ay 9), tetapi di ay 10, justru
diajak naik ke gunung yang tinggi di mana ada kota Yerusalem Baru -->
ini bukan bohong!! Tetapi Mempelai Wanita = Yerusalem Baru = Mempelai
Wanita Kristus yang sempurna. Yerusalem Baru, juga menunjuk kerajaan
surga yang kekal. Itu sebabnya Mempelai tidak dapat dipisahkan dengan
Yerusalem Baru. Jadi, Mempelai Wanita TUHAN = Yerusalem Baru =
kerajaan surga yang kekal. Semoga kita dapat mengerti. Inilah naik ke
gunung.
Kita
yang sudah selamat --> percaya YESUS, bertobat, dibaptis air -->
baik! Tetapi kita yang sudah selamat oleh Darah YESUS,
harus
berusaha untuk menjadi sempurna/menjadi Mempelai Wanita Surga yang
layak untuk menyambut kedatangan YESUS Yang kedua kali sebagai
Mempelai Pria Surga/sebagai Kepala/Suami diawan-awan yang permai =
kita masuk perjamuan kawin Anak Domba.
Kemana?
Wahyu 19: 9,
Lalu ia berkata kepadaku: "Tuliskanlah: Berbahagialah
mereka yang diundang ke perjamuan kawin Anak Domba." Katanya
lagi kepadaku: "Perkataan ini adalah benar, perkataan-perkataan
dari Allah."
Jadi,
alkitab diawali dengan nikah yang jasmani --> nikah dari Adam dan
Hawa yang hancur tetapi ditolong oleh TUHAN sampai mencapai perjamuan
kawin Anak Domba. Ini pertemuan di udara antara YESUS/Mempelai Pria
Surga dengan kita sebagai Mempelai Wanita; kita masuk perjamuan kawin
Anak Domba ALLAH = nikah yang rohani/nikah yang sempurna.
Sesudah
itu di dalam Wahyu 20, kita masuk kerajaan seribu tahun damai =
firdaus yang akan datang. Sesudah itu di dalam Wahyu 21 dan Wahyu 22
--> langit baru dan bumi yang baru, kita masuk Yerusalem
Baru/kerajaan surga yang kekal selama-lamanya. Demikianlah perjalanan
hidup kita mengikuti YESUS.
Jangan
mengikuti YESUS hanya sepotong yaitu hanya percaya YESUS dan selamat
--> ini sudah baik sebab berarti kita tidak dihukum sebab upah
dosa adalah maut, jadi harus dihukum. Tetapi YESUS sudah menggantikan
tempat kita --> Barabas dilepas dan YESUS Yang dihukum/hukuman
ditanggung oleh YESUS supaya kita bebas/selamat.
Tetapi
sesudah bebas/selamat, mau kemana? Kalau kita diam-diam, maka kita
akan disusul oleh api dan belerang = terkena oleh api belerang. Itu
sebabnya, sesudah kita selamat, kita harus lari menuju kepegunungan
yang rohani = menuju kepada kesempurnaan = menjadi Mempelai Wanita
yang siap menyambut kedatangan YESUS Yang kedua kalinya diawan-awan
yang permai, masuk perkawinan Anak Domba, sesudah itu masuk kerajaan
seribu tahun damai/firdaus yang akan datang, sesudah itu masuk
Yerusalem Baru/kerajaan surga yang kekal selama-lamanya.
Mari,
bagi yang belum selamat = belum percaya, bertobat, baptis air dan
baptis Roh.Kudus --> mari, percaya YESUS dengan sungguh-sungguh;
tetapi bagi yang sudah selamat, mari, kita maju lagi satu langkah
menuju ke pegunungan Yerusalem Baru, kita menjadi sempurna seperti
YESUS. Semoga kita dapat mengerti.
Di
dalam perjalanan mengikut YESUS/dalam perjalanan sesudah selamat
menuju kepada kesempurnaan/ke pegunungan/Yerusalem Baru, kita harus
extra berhati-hati --> jangan sampai kita menoleh kebelakang
seperti istri Lot yang menjadi tiang garam yaitu kehidupan yang tidak
berguna bahkan binasa untuk selama-lamanya. Ini yang harus dijaga
sebab di dalam perjalanan ke pegunungan banyak yang menjadi seperti
istri Lot yaitu menoleh kebelakang.
Sekarang
kita akan mempelajari secara rohani apa arti dari menoleh kebelakang?
- tadi,
malaikat di dalam ktb Kejadian 19, untuk lari dan jangan menoleh
kebelakang. Dulu malaikat yang sungguh-sungguh datang dari surga dan
untuk sekarang, malaikat itu apa? di dalam ktb Wahyu selalu
ditegaskan ‘tuliskan lah kepada malaikat sidang jemaat di Efesus,
kepada malaikat sidang jemaat di Smyrna. Setiap jemaat memiliki
malaikat dan malaikat ini menunjuk kepada gembala sidang jemaat.
Jadi dulu, di dalam ktb perj.lama, lewat malaikat diperingatkan
untuk lari tetapi jangan menoleh kebelakang --> ada apa-pun,
jangan menoleh kebelakang. Istri Lot menoleh kebelakang, berarti ia
tidak taat dan dengar-dengaran pada suara malaikat, dan untuk
sekarang menunjuk pada Firman penggembalaan/Firman pengajaran yang
benar.
Jadi, pengertian dari menoleh kebelakang adalah tidak
taat dan tidak dengar-dengaran pada Firman pengajaran yang
benar/Firman penggembalaan.
Firman
pengajaran/Firman penggembalaan adalah Firman yang dibukakan
rahasianya --> ayat menerangkan ayat yang dipercayakan oleh TUHAN
kepada seorang gembala untuk disampaikan kepada sidang jemaat dengan
setia dan dengan berulang-ulang menjadi:
- makanan
rohani yang menumbuhkan kerohanian dari sidang jemaat,
- bimbingan/untuk
mengarahkan sidang jemaat kepada kesempurnaan/mencapai Yerusalem
Baru dan juga
- menjadi
peringatan yang keras kepada sidang jemaat supaya jemaat jangan
menoleh kebelakang/supaya jangan menjadi seperti istri Lot. Semoga
kita dapat mengerti.
Mengapa
kita menjadi tidak taat dan tidak dengar-dengaran? Sebab kita
mendengarkan suara asing. Inilah seorang istri/sidang jemaat harus
berhati-hati dengan pendengarannya; kalau pendengarannya salah/yang
didengar bukan suara malaikat/Firman penggembalaan tetapi mendengar
suara asing, pasti akan menoleh kebelakang seperti istri Lot = tidak
taat dan tidak dengar-dengaran. Semoga kita dapat mengerti.
Di
bagian atas sudah diterangkan tentang menoleh kebelakang, sekarang
pengertian dari jangan menoleh kebelakang adalah ?taat
dan dengar-dengaran kepada Firman pengajaran yang benar/pada Firman
penggembalaan = menjadi domba-domba yang tergembala
dengan baik. Ini yang menentukan, kita berhasil atau
terhenti/stop di tengah jalan.
Contoh: Daud. Daud ini
pekerjaannya hanya menggembalakan kambing domba yang dikatakan oleh
kakak-kakaknya --> mengapa engkau meninggalkan kambing domba yang
hanya dua tiga ekor itu? Hanya sedikit, tetapi letak dari kelebihan
Daud itu, ia menghargai penggembalaan --> ‘TUHAN-lah
Gembala-ku’. Sehingga Daud selalu dapat taat
dengar-dengaran.
Kisah rsl 13: 22,
Setelah Saul disingkirkan, Allah mengangkat Daud menjadi raja
mereka. Tentang Daud Allah telah menyatakan: Aku telah mendapat Daud
bin Isai, seorang yang berkenan di hati-Ku dan yang melakukan segala
kehendak-Ku.
Saul tersingkir ditengah jalan, tetapi Daud
tetap menjadi raja karena ketaatannya dan ini merupakan kunci
keberhasilan Daud. Jangan seperti istri Lot yang gagal di tengah
jalan.
Mari, bagi kaum muda, jika saudara mau berhasil, maka
saudara harus taat dengar-dengaran. Demikian juga dengan kami
pelayan-pelayan/hamba-hamba TUHAN, jika mau berhasil/mencapai garis
akhir seperti Daud yang tetap menjadi raja/sampai tua dan sudah
tidak dapat berbuat apa-apa lagi.
Mari, tidak diganti di
tengah jalan = tidak gagal di tengah jalan dengan kunci taat
dengar-dengaran kepada Firman penggembalaan sebab ini merupakan
kunci keberhasilan di segala bidang. Semoga kita dapat mengerti.
Apa yang menjadi ukuran dari ketaatan kita pada pengajaran
yang benar/pada Firman penggembalaan? ukurannya adalah jangan
menoleh kebelakang. Ini merupakan perkara yang kecil.
Seumpamanya kita lari dan sudah ada api dibelakang/hujan sudah
turun, kemudian perintah TUHAN ‘jangan lari’, maka merupakan hal
yang berat; kemudian kita berpikir, seandainya kita tidak lari, maka
kita akan terkena api. Padahal, kalau itu merupakan perintah TUHAN,
maka pasti akan TUHAN lindungi, tetapi berat untuk dilakukan.
Tidak
boleh lari, sekali-pun api datang --> berat untuk dilakukan
sehingga banyak yang mengatakan bahwa hal itu tidak dapat dilakukan
karena tidak masuk akal/tidak logis padahal itu merupakan perintah
TUHAN dan jika TUHAN perintahkan hal seperti itu, maka Dia
bertanggung jawab.
Contohnya Abraham yang
diperintahkan oleh TUHAN untuk menyembelih anaknya --> ini berat!
Tetapi kalau dilakukan, maka TUHAN Yang bertanggung jawab.
Tetapi
orang lari dan diperintahkan untuk jangan menoleh kebelakang -->
berat atau ringan? hal ini kecil. Jadi ini merupakan ukuran ketaatan
pada Firman pengajaran yang benar yaitu ?kita harus
taat dengar-dengaran mulai dari perkara yang kecil di dalam
kehidupan sehari-hari.
Mungkin saudara merasa bingung
tentang istri Lot ini, kalau ia berzinah dllnya sehingga dihukum
mati --> ini memang dapat diterima. Tetapi ia hanya menoleh
kebelakang saja, ia dihukum mati. Di sinilah terkandung arti -->
kalau perkara kecil saja kita tidak taat, bagaimana mungkin kita
dapat taat kepada perkara yang besar/perkara surga? Jadi, orang
semacam ini tidak dapat diharapkan.
Satu lagi ujian ketaatan
yaitu di dalam tubuh Kristus yang terkecil adalah nikah. Urutan
dari tubuh Kristus dimulai dari:
- nikah
,
- penggembalaan,
- antar
penggembalaan,
- Tubuh
yang sempurna.
Jadi
ukuran ketaatan yang kedua adalah kita harus taat dan
dengar-dengaran kepada Firman pengajaran yang benar dalam perkara
rumah tangga/nikah. Inilah tubuh Kristus yang paling kecil; kita
jangan bermimpi untuk berkumpul dengan orang dari seluruh dunia
termasuk Israel di awan-awan kalau di dalam rumah tangga saja belum
benar/belum taat. Di dalam rumah tangga, selalu istri yang terlebih
dahulu disebutkan; saudara dapat memeriksa di Efesus, selalu disebut
--> ‘hai istri tunduklah kepada suami dalam segala hal’ -->
inilah taat dengar-dengaran di dalam rumah tangga.
Efesus
5: 22, 23
22. Hai isteri, tunduklah
kepada suamimu seperti kepada Tuhan,
23.
karena suami adalah kepala isteri sama seperti Kristus adalah kepala
jemaat. Dialah yang menyelamatkan tubuh.
Menyelamatkan
tubuh = menyelamatkan rumah tangga = istri tunduk kepada suami.
Inilah taat kepada pengajaran yang benar/kepada Firman penggembalaan
dan dimulai dari dalam rumah tangga. Istri yang taat itu tunduk
kepada suami di dalam segala hal.
Apa artinya tunduk?
1
Timotius 2: 9-14
9. Demikian juga
hendaknya perempuan. Hendaklah ia berdandan dengan pantas, dengan
sopan dan sederhana, rambutnya jangan berkepang-kepang, jangan
memakai emas atau mutiara ataupun pakaian yang mahal-mahal,
10.
tetapi hendaklah ia berdandan dengan perbuatan baik, seperti yang
layak bagi perempuan yang beribadah.
11.
Seharusnyalah perempuan berdiam diri dan menerima ajaran dengan
patuh.
12. Aku tidak mengizinkan perempuan
mengajar dan juga tidak mengizinkannya memerintah laki-laki;
hendaklah ia berdiam diri.
13. Karena Adam
yang pertama dijadikan, kemudian barulah Hawa.
14.
Lagipula bukan Adam yang tergoda, melainkan perempuan itulah yang
tergoda dan jatuh ke dalam dosa.
Ay 9. Maksud dari ayat
ini adalah seorang perempuan di dalam rumah tangga dan juga di dalam
ibadah (ay 8) jangan menonjolkan perkara yang di luar.
Inilah
penundukan dari seorang wanita yaitu:
- Tunduk
kepada suami.
- Tunduk
kepada TUHAN/Firman dan juga
- Berdiam
diri --> tidak banyak memberi komentar, tidak banyak bergosip
dan yang terpenting adalah
- Tidak
mengajar dan memerintah laki-laki.
Kalau
ia berada di rumah, maka ia seorang suami, tetapi kalau di dalam
gereja, ia adalah seorang laki-laki yang dewasa. Dan ini dikaitkan
dengan kejatuhan dari Adam dan Hawa.
Hawa jatuh dalam
dosa, apa kejatuhan dari Hawa ini? TUHAN ber Firman --> semua
pohon di taman ini boleh kau makan buahnya dengan bebas, kecuali
satu yang tidak boleh kau makan, itulah buah pengetahuan baik dan
jahat.
Banyak orang yang mengatakan bahwa percuma kalau perempuan
masuk ke sekolah alkitab Lempin-El sebab tidak boleh berbuat
apa-apa. Siapa yang bilang? Salah!!
Jadi, semua buah dari
pohon di dalam taman ini boleh dimakan dengan bebas, kecuali satu
--> wanita boleh melayani apa saja, hanya satu yang tidak boleh
itulah mengajar dan memerintah di mana ada laki-laki. Inilah
kejatuhan dari Hawa dan jika ini dilanggar, maka merupakan kejatuhan
dari gereja TUHAN di akhir jaman seperti jemaat Tiatira ada wanita
Izebel yang mengajar dan memerintah laki-laki.
Nanti
kejatuhan dari gereja TUHAN di dalam hal ini --> merasa sudah
selamat/sudah keluar dari Sodom, sudah dipakai oleh TUHAN, tetapi
ditengah jalan, menoleh kebelakang = tidak taat, tidak tunduk.
Semoga kita dapat mengerti.
Inilah penundukan dari seorang
wanita yaitu:
- Taat
pada Firman pengajaran yang benar/dalam Firman penggembalaan dengan
praktek
- Ia
tunduk kepada suami,
- Berdiam
diri,
- Tidak
mengajar dan memerintah di mana ada laki-laki.
Seperti
Maria yang duduk di bawah Kaki TUHAN untuk mendengarkan Perkataan
TUHAN dan TUHAN katakan: ‘ini yang terbaik’ sedangkan Martha
sibuk. Kalau ada wanita yang berdiam diri dan tunduk kepada suami
dan juga tunduk kepada TUHAN --> ini bagaikan madu yang manis di
dalam rumah tangga.
Tetapi kalau ada wanita yang terlihat hebat
seperti Hawa sampai ia memetik buah yang sudah dilarang oleh TUHAN,
kemudian memberikannya kepada suaminya --> kelihatan baik dan
melayani, tetapi itu adalah racun yang terasa pahit. Dan pada
akhirnya hidup mereka menjadi pahit dan getir. Kelihatan manis,
bagus, tetapi sesungguhnya pahit dan getir.Semoga kita dapat
mengerti.
Kalau wanita tunduk, sekali-pun ia tidak pandai,
tidak memiliki kemampuan apa-apa, tetapi itu merupakan anggur yang
manis/madu yang manis di dalam rumah tangga. Semoga kita dapat
mengerti.
Dia-lah yang menyelamatkan tubuh --> selama
wanita/istri tunduk kepada suami, kepada TUHAN dan juga kepada
pengajaran yang benar, maka nikah itu akan selamat, tidak mungkin
tercerai berai sebab ada YESUS Yang menyelamatkan tubuh/nikah.
Sekali-pun dihantam gelombang = suaminya berselingkuh, tetapi kalau
wanita tetap tunduk, maka rumah tangga itu selamat.
Demikian
juga dengan pelayanan kita, bagi rekan-rekan hamba TUHAN, kalau
istri tunduk pada suami, sekali-pun pelayanan suami itu dihantam
oleh apa-pun, tetap selamat sebab ada YESUS Yang menyelamatkan + ada
madu yang manis.
Efesus 5: 25-27
25.
Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi
jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya
26.
untuk menguduskannya, sesudah Ia menyucikannya dengan memandikannya
dengan air dan firman,
27. supaya dengan
demikian Ia menempatkan jemaat di hadapan diri-Nya dengan cemerlang
tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu, tetapi supaya jemaat
kudus dan tidak bercela.
Ini untuk suami, jika taat pada
Firman pengajaran yang benar/Firman penggembalaan dengan praktek
suami mengasihi istri seperti diri sendiri dan juga tidak berlaku
kasar (srt Kolose) kepada istri. Inilah taat = tidak menoleh
kebelakang.
1 Timotius 2: 8, Oleh
karena itu aku ingin, supaya di mana-mana orang laki-laki berdoa
dengan menadahkan tangan yang suci, tanpa marah dan tanpa
perselisihan.
Selain mengasihi istri, maka suami
beribadah melayani TUHAN sampai menyembah TUHAN dalam kesucian?
hati suci, tangan suci, perbuatan suci dan mulut suci. Maka, di
dalam rumah tangga itu ada kekuatan singa yang muda. Orang laki-laki
itu gambaran dari kekuatan.
Ada madu dan juga ada singa -->
teka-teki Simson yang harus ditebak. Jika Simson memberikan
perumpamaan/teka-teki dan jika dapat ditebak, maka akan diberi baju,
tetapi jika tidak dapat ditebak, maka bajunya akan
diambil.
Hakim-hakim 14: 12, 18
12.Kata
Simson kepada mereka: "Aku mau mengatakan suatu teka-teki
kepada kamu. Jika kamu dapat memberi jawabnya yang tepat kepadaku
dalam tujuh hari selama perjamuan ini berlangsung dan menebaknya,
maka aku akan memberikan kepadamu tiga puluh pakaian lenan dan tiga
puluh pakaian kebesaran.
18. Lalu pada hari
yang ketujuh itu, sebelum matahari terbenam, berkatalah orang-orang
kota itu kepadanya: "Apakah yang lebih manis dari pada madu?
Apakah yang lebih kuat dari pada singa?" Sahutnya kepada
mereka: "Kalau kamu tidak membajak dengan lembu betinaku, pasti
kamu tidak menebak teka-tekiku."
Teka teki Simson
ditebak, berarti nikah itu tidak telanjang sebab ada pakaian
pelayanan dan pakaian kemuliaan dari TUHAN = nikah itu
dipermuliakan. Ketaatan = jangan menoleh kebelakang. Di mulai dari
perkara kecil di dalam kehidupan sehari-hari --> jangan menoleh
kebelakang, mengapa harus bingung? Jangan ada hubungan dengan Sodom
dan Gomora. Juga di dalam nikah rumah tangga yang merupakan bagian
yang terkecil di dalam tubuh Kristus, kita taat dengar-dengaran
sebab di sana ada singa dan madu dan juga ada pakaian --> nikah
itu tidak ditelanjangi seperti nikah dari Adam dan Hawa, tetapi
nikah itu diberi pakaian oleh TUHAN yaitu:
- Pakaian
kebenaran,
- Pakaian
pelayanan sampai pada
- Pakaian
Mempelai/pakaian kemuliaan, sehingga kita siap menyambut kedatangan
YESUS Yang kedua kalinya.
Dan
nikah itu menjadi manis; ada kekuatan singa Yehuda --> suami, ada
perlindungan dan pemeliharaan. Kalau suami ini mengasihi istri:
- ia
banyak beribadah,
- melayani
dengan suci,
- banyak
menyembah TUHAN, tidak banyak mengomel, maka akan ada kekuatan
singa untuk memelihara dan melindungi nikah --> TUHAN memelihara
sampai nikah itu menjadi sempurna. Suami bersama YESUS membawa
nikah kepada kesempurnaan.
Kalau
istri tunduk, maka nikah itu tidak dapat hancur, tetapi selamat;
sebaliknya kalau suami mengasihi istri dan suami suci dan juga
berdoa, maka nikah itu bukan hanya terpelihara, terlindungi dan juga
manis, dan nikah itu akan sampai kepada kesempurnaan/mendapatkan
pakaian putih yang berkilau-kilauan.
Suami dan istri harus
bekerja sama, jangan berkata --> hai suami, kalau tidak ada aku,
maka nikah kita akan habis. Demikian juga suami berkata, kalau tidak
ada aku, tidak dapat menjadi sempurna, hendak kemana? Menjadi istri
Lot yang hanya selamat, tetapi habis.
Selamat dan habis =
semakin menurun. Di jaman Nuh, dari sekian manusia, tetapi yang
selamat hanya delapan orang. Di jaman Lot, tinggal tiga orang dan di
jaman Israel tinggal dua orang. Di jaman akhir tinggal berapa?
Jangan-jangan hanya tinggal satu. Kita harus berhati-hati, sebab ini
merupakan peringatan yang sungguh-sungguh serius, sebab semakin
merosot. Mari, kita mempertahankan keselamatan sampai pada
kesempurnaan. Semoga kita dapat mengerti.
Kalau bagi anak-anak,
taat pada orang tua, sebab kalian juga termasuk di dalam nikah.
Anak-anak taat kepada:
- Orang
Tua Surgawi, itulah TUHAN/Firman pengajaran/Firman penggembalaan,
- Orang
tua rohani = para gembala,
- Orang
tua jasmani = orang tua yang ada di rumah, juga termasuk guru.
Mari,
ditaati dan dihormati, sebab ini indah (di dlm srt Kolose),
anak-anak hidup dan masa depannya indah. Mari, bagi anak-anak muda
sungguh-sungguh taat dan dengar-dengaran.
Saya memberi
contoh Absalom yang:
- Hebat,
- Ia
anak dari seorang raja,
- Menaiki
bagal yang pada waktu itu jika seseorang memiliki bagal, maka itu
menunjukan bahwa ia seorang yang hebat --> yang untuk sekarang
mungkin mobil mercedes dllnya. Pokoknya Absalom seorang yang mapan.
Tetapi karena ia melawan orang tuanya, maka ia terkatung-katung;
apa yang ia banggakan seperti rambutnya yang panjang dan hebat,
tetapi terkena pohon sehingga ia terkatung-katung --> tidak di
langit dan juga tidak di bumi. Jadi, kalau melawan orang tua, maka
hidupnya menjadi tidak indah.
Pengalaman
saya sebagai seorang gembala, tentunya masih belum apa-apa, sebab
masih dua puluh tahun yang di mulai di Gending; pengalaman saya,
seorang anak mulai kecil, anak itu taat, tetapi titik kritisnya
adalah soal jodoh dan ini berbahaya sebab si anak itu dapat menjadi
frontal/tidak taat dan dengar-dengaran pada orang tua. Dan lebih
celakanya, orang tua menjadi ikut-ikutan menjadi tidak taat sebab
terseret oleh anak. Itu sebabnya kita harus berhati-hati terlebih
para suami-suami/bapak-bapak sebab saudara dapat terseret oleh istri
seperti Adam dan juga dapat terseret anak.
Tetapi kita harus
menjadi bapak seperti yang tertulis di dalam injil Lukas 15, anak
bungsunya lari sebab tidak taat, jangan bapaknya ikut-ikutan lari,
tetapi bapaknya tenang di rumah dan berdoa siang dan malam dan
akhirnya anaknya itu kembali. Jika bapaknya ikut, maka semuanya akan
hancur sebab bapaknya juga akan pergi ke ladang babi. Jika si anak
tidak dapat dinasihati, maka sebagai orang tua, kita tinggal berdoa
sehingga anak itu dapat kembali. Itu sebabnya bagi anak-anak, kalian
harus berhati-hati, jangan sampai hidup kalian menjadi tidak indah
dan hancur. Semoga kita dapat mengerti.
Inilah arti dari
jangan menoleh ke belakang yaitu:
- Taat
dalam perkara kecil di dalam hidup sehari-hari, taat di dalam rumah
tangga merupakan bagian tubuh Kristus yang terkecil dan
- Taat
di dalam penggembalaan/di gereja masing-masing.
Satu
lagi, istilah jangan menoleh kebelakang/taat dengar-dengaran -->
Yohanes 10: 27, 28,
27.
Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku dan Aku mengenal mereka dan
mereka mengikut Aku,
28. dan Aku memberikan
hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa
sampai selama-lamanya dan seorang pun tidak akan merebut mereka dari
tangan-Ku.
Ay 28, pasti tidak binasa = tidak
seperti istri Lot.
Itu sebabnya penggembalaan itu penting seperti
Daud yang TUHAN katakan ia betul-betul taat sekali-pun ia pernah
jatuh bersama Betsyeba, tetapi karena ia tergembala, maka TUHAN
masih menolongnya.
Inilah gunanya penggembalaan, sesudah
kita dari ibadah persekutuan, mari kembali ke gereja masing-masing
supaya saudara tergembala/taat dengan sungguh-sungguh.
Tadi,
sudah saya katakan, mengapa istri Lot menoleh kebelakang? Sebab
selain ia mendengarkan suara malaikat, ia juga mendengar suara
asing/suara yang dahsyat dari hukuman TUHAN.
Di sekolah
Minggu, selalu dinyanyikan lagu mengapa telinga-ku ada dua?
Telinga-ku ada dua untuk mendengar dan dengar-dengaran. Kalau
mendengar suara penggembalaan, kemudian mendengarkan suara asing,
maka tidak dapat dengar-dengaran sebab mendengar itu hanya pada satu
yaitu pada Suara Gembala, barulah kita dapat dengar-dengaran. Tetapi
kalau kita mendengar dua suara yaitu suara Gembala dan juga
mendengar suara asing, tidak dapat dengar-dengaran dan pasti akan
melawan.
Taat itu berada di dalam Tangan TUHAN --> tidak
ada yang dapat merebut mereka dari Tangan-Ku = kita hidup dalam
Tangan Gembala Yang Baik/Gembala Agung dan ada jaminan kepastian
untuk hidup di dunia ini sampai hidup kekal selama-lamanya dan
mereka pasti tidak binasa = tidak akan menoleh kebelakang = nasibnya
tidak akan tragis seperti istri Lot. Dan juga nasibnya tidak akan
tragis seperti bangsa Israel yang berjumlah enam ratus tiga ribu
lima ratus lima puluh orang laki-laki yang berusia di atas duapuluh
tahun, belum wanita dan anak-anak, mereka sudah keluar dari Mesir,
tetapi tragis, sebab yang masuk Kanaan hanya dua orang, yang lainnya
tewas. Ini merupakan hal yang serius/jangan menoleh ke
belakang.
Pengertian dari menoleh kebelakang adalah:
- Tidak
taat kepada suara malaikat/pada Firman pengajaran. Tetapi kita taat
mulai dari:
- Perkara
kecil sehari-hari --> perkara di rumah, di jalan raya, di
sekolah jangan mencontek dan juga di pekerjaan, jangan melakukan
korupsi sampai pada
- Perkara
rumah tangga dan
- Perkara
penggembalaan.
Semuanya
itu berarti kita hidup di dalam Tangan Gembala Agung sehingga ada
jaminan kepastian untuk hidup sekarang sampai hidup kekal, dan pasti
tidak akan binasa/tidak akan menjadi senasib seperti istri Lot.
Semoga kita dapat mengerti.
- terikat/ada
ikatan,
kita tidak sadar bahwa kita ini sudah terikat. Kalau
diberikan gambaran --> seperti tangan kita ini diikat dengan tali
yang sangat panjang, kemudian ujung tali itu diikatkan pada tembok.
Kemudian kita berjalan dan tidak merasa, semakin kita berjalan jauh
mengikut TUHAN, maka ikatannya itu menjadi semakin jauh/semakin jauh
juga tali itu mengikuti. Satu waktu tigapuluh meter ke depan, akan
terasa ada ikatan dan pasti akan menoleh ke belakang.
Kita
jangan merasa sombong dengan merasa sudah menjadi seorang hamba
TUHAN, sudah memiliki gereja yang besar dengan ribuan jemaat -->
sebab ini belum tentu, apakah kita memiliki ikatan atau tidak?
Seringkali kita merasa kasihan dengan orang yang berada di luar
YESUS --> ini benar kasihan. Tetapi kasihan juga bagi orang yang
sudah selamat, tetapi ditali oleh Sodom dan Gomora.
Jadi,
ikatan itu bukan sekarang, sebab istri Lot itu sudah terlebih dahulu
terikat pada Sodom dan Gomora, tetapi baru terasa sekarang. Semakin
jauh mengikut TUHAN akan semakin terasa ikatan itu, sampai pada satu
titik, kita akan menoleh kebelakang. Semoga kita dapat mengerti.
Jadi, arti yang kedua dari menoleh kebelakang adalah terikat
pada Sodom dan Gomora.
Apa
yang dimaksud dengan Sodom dan Gomora?
- Dunia
akhir jaman yang kembali kepada suasana Sodom yang penuh dengan
kesibukan, kesulitan. Mereka sibuk dengan menanam dan membangun =
terikat pada dunia dengan segala pengaruhnya.
Dan juga suka cita dunia/suka cita semu.
Jika terikat dengan
dunia, apa akibatnya? Kita menjadi tidak setia --> Yakobus
4: 4, Hai kamu, orang-orang yang tidak setia!
Tidakkah kamu tahu, bahwa persahabatan dengan dunia adalah
permusuhan dengan Allah? Jadi barangsiapa hendak menjadi sahabat
dunia ini, ia menjadikan dirinya musuh Allah.
Inilah
orang yang terikat, sekali-pun ia pergi ke gereja ribuan kali,
tetapi kalau tidak setia = ada ikatan. Demikian juga sekali-pun ia
kaya, tetapi jika tidak setia = ada ikatan. Satu waktu kalau TUHAN
sudah menghukum Sodom dan Gomora/menghukum dunia akhir jaman, maka
kehidupan itu akan terikut juga seperti istri Lot yang menoleh
kebelakang.
Jika tidak setia, bukan menjadi hamba
TUHAN/hamba ALLAH tetapi menjadi musuh ALLAH.
Terikat pada dunia
ini mengakibatkan kehidupan itu tidak setia; jika ia seorang
gembala, maka ia tidak setia memberi makan dan menyuruh orang lain
untuk memberi makan. Mohon maaf, sebab ini merupakan pelajaran di
sekolah Lempin-El Kristus Ajaib yang saya terima yaitu lebih baik
seorang pengerja yang setia (misnya: ia mengepel lantai gereja yang
tidak terlihat oleh sidang jemaat, tetapi ia mengepel siang dan
malam) daripada seorang gembala yang tidak setia dan tidak
diketahui ia berada di mana. Sebab TUHAN tidak melihat model/bentuk
dari pelayanan, tetapi yang TUHAN lihat adalah kesetiaan.
Lima,
dua dan satu talenta --> bukan talentanya --> hai hamba yang
setia. Jadi, arti dari jangan menoleh kebelakang adalah ??setia
dalam ibadah pelayanan sesuai dengan jabatan masing-masing.
Mari,
jabatan gembala nomor satu, sebab kalau gembala tidak setia, maka
domba-dombanya akan tercerai berai. Jangan ditipu sebab domba-domba
akan tercerai berai. Jadi, dimulai dari kesetiaan seorang gembala,
sehingga akan diikuti oleh domba-domba. Ini benar-benar serius.
Jangan menoleh kebelakang = setia di dalam ibadah pelayanan sampai
garis akhir = sampai meninggal dunia = sampai TUHAN YESUS datang
kedua kalinya.
Mungkin ada pertanyaan bagaimana kalau gembalanya
sakit tenggorokan sehingga tidak dapat berkhotbah --> ini lain,
sebab merupakan urusan dari TUHAN. Tetapi selama gembala masih
sanggup, TUHAN Yang akan menguatkan kita; saya tidak menghakimi
orang semacam itu sebab itu merupakan urusan dari TUHAN/kembali
kepada TUHAN. Ini seumpama kalau ada pertanyaan semacam
itu.
Tetapi kalau kita masih diberi kekuatan, maka kita
harus setia, sebab kalau tidak setia berarti kita terikat dan kalau
TUHAN datang, maka ia akan menoleh kebelakang dan sementara hukuman
datang, ia ikut di dalamnya seperti istri Lot. Semoga kita dapat
mengerti.
- dosa.
Dosa-dosa yang ada di dalam Sodom dan Gomora sampai pada puncak
dosa. Terikat pada dosa-dosa sampai pada puncaknya dosa yaitu dosa
makan minum dan dosa kawin mengawinkan. Makan minum ini mulai dari
mabuk, narkoba, merokok, dan juga dosa kawin mengawinkan yaitu dosa
sex dengan berbagai ragamnya, penyimpangan-penyimpangan sex seperi
homo sex, lesbian dan juga sex pada diri sendiri, sampai pada nikah
yang salah sehingga hancur tetapi dipertahankan sampai hari
ini/dosa Sodom dan Gomora bahkan hamba TUHAN ikut ambil bagian di
dalam nikah yang salah.
Tetapi dosa ini juga termasuk
perkataan, kita harus berhati-hati, sebab tiang garam ini berarti
perkataan yang hambar/garam yang sudah tidak asin. Ini istilah
untuk tiang garam yaitu garam yang sudah tidak asin lagi.
Perkataan hambar itu:
- Perkataan
dusta,
- Perkataan
fitnah dan menjelek-jelekan orang dan juga
- Gosip-gosip.
Inilah
menoleh kebelakang/terikat pada dosa Sodom dan Gomora =
- Terikat
pada dunia/tidak setia, kita jangan menoleh kebelakang,
- Terikat
pada dosa-dosa sampai pada puncak dosa.
Jangan
menoleh kebelakang artinya Jangan terikat pada dosa
--> kita harus lepas dari dosa-dosa sampai pada puncaknya dosa
sehingga kita dapat hidup benar/hidup dalam kebenaran. Ini buktinya,
kita ada ikatan atau tidak, setia atau tidak, benar atau tidak. Biar
kehidupan itu hebat dan juga diberkati di dalam pekerjaannya dengan
luar biasa, tetapi kalau dia tidak setia dan tidak benar = ada tali
dan sebentar lagi/ tinggal menunggu waktu akan menjadi seperti istri
Lot yaitu akan musnah bersama dengan dunia.
Di bagian atas
sudah diterangkan --> terlepas dari dunia = setia; terlepas dari
dosa = hidup benar, perkataan juga benar.
Kalau keduanya ini
digabung, maka terlepas dari Sodom dan Gomora berarti: setia dan
benar = berada dalam urapan Roh.Kudus.
Yesaya 11:
5, Ia
tidak akan menyimpang dari kebenaran dan kesetiaan, seperti ikat
pinggang tetap terikat pada pinggang.
Inilah setia dan
benar, jadi jika kita melayani TUHAN dengan setia dan benar = kita
melayani TUHAN dalam urapan Roh.Kudus = melayani dengan berikat
pinggang = selalu siap sedia kapan-pun, dimana-pun dan juga situasi
apa-pun kita melayani. Tidak mau terhalang = berikat
pinggang.
Kebiasaan dari bangsa Israel (maafkan saya tidak
berbicara politik) jika mereka siap bekerja, maka mereka selalu
memakai ikat pinggang. Makan paskah/perjamuan suci, mereka juga
memakai ikat pinggang.
Lukas 17: 7, 8
7.
"Siapa di antara kamu yang mempunyai seorang hamba yang
membajak atau menggembalakan ternak baginya, akan berkata kepada
hamba itu, setelah ia pulang dari ladang: Mari segera makan!
8.
Bukankah sebaliknya ia akan berkata kepada hamba itu: Sediakanlah
makananku. Ikatlah pinggangmu dan layanilah aku sampai selesai aku
makan dan minum. Dan sesudah itu engkau boleh makan dan
minum.
Sudah lelah dan lapar, masih harus memasak
terlebih dahulu --> inilah urapan Roh.Kudus = setia dan
benar.
Sesudah itu engkau boleh makan dan minum -->
TUHAN itu tidak menipu. Seperti TUHAN memerintahkan Abraham untuk
menyembelih anaknya, TUHAN tidak menipu, sekali-pun kelihatan Firman
TUHAN itu jahat dan seringkali kalau orang mendengarkan Firman
pengajaran berkata bahwa TUHAN saya tidak seperti itu, Ia Baik. Saya
katakan Baik, tetapi waktu jaman Nuh, manusia tinggal delapan orang,
jaman Lot tinggal tiga orang dan jaman Israel, tinggal dua orang -->
TUHAN Baik!! Tetapi kita juga harus berhati-hati, sebab TUHAN juga
adil.
Jadi, kita harus melayani sampai memuaskan TUHAN
=
- melayani
dengan setia dan benar dalam urapan Roh.Kudus,
- melayani
dengan siap sedia, kapan-pun, dimana-pun, situasi apa-pun,
- memberi
TUHAN makan dan minum = memuaskan Hati TUHAN, maka TUHAN juga akan
menjamin makan dan minum kita secara jasmani. Urusan kami sebagai
hamba TUHAN hanyalah memuaskan Hati TUHAN secara rohani = memberi
TUHAN makan dan minum. Maka urusan makan dan minum kita, urusan
sekolah dllnya merupakan urusan TUHAN. Kita jangan mengurus apa
yang menjadi urusan TUHAN, kita sebagai hamba TUHAN seringkali
mengurus apa yang menjadi urusan TUHAN. Anakku harus sekolah
sedangkan jemaat hanya berjumlah dua orang sehingga meninggalkan
jemaat untuk pergi ke sana kemari --> mengurus apa yang menjadi
urusan TUHAN, sedangkan urusan sendiri tidak diurus. Bagaimana
ini?
Saya
baru-baru ini agak marah dengan pengerja, waktu itu saya tiba dari
Surabaya kira-kira pukul setengah duabelas malam. Ada tempat di luar
gereja yang harus dijaga, kemudian saya bertanya: ‘siapa yang
harus menjaga tempat di luar itu’? mereka menjawab bahwa mereka
menjaga secara bergantian, kemudian saya bertanya lagi, tentu si A
yang menjaga, mereka menjawab bukan oom, tetapi yang lain yang
menjaga. Hampir pukul dua belas baru akan menjaga. Saya berkata:
tugas yang kelihatan seperti membukakan pintu untuk saya, kamu
kerjakan, tetapi tugas sesungguhmu yang tidak kelihatan, kamu
tinggalkan. Inilah yang seringkali kita lakukan sebagai seorang
hamba TUHAN. Tetapi kalau kita memuaskan Hati TUHAN, maka semua
kebutuhan kita menjadi urusan TUHAN dan TUHAN akan memuaskan kita,
dan TUHAN juga akan memberikan kepuasan secara rohani itulah
kebahagiaan surga kepada kita sehingga kita tidak jatuh dalam
kepuasan-kepuasan yang lain di dunia ini. Semoga kita dapat
mengerti.
Jadi:
- Jangan
menoleh kebelakang = tidak taat. Mari, jangan menoleh kebelakang
tetapi kita taat dengar-dengaran sehingga hidup kita menjadi indah
sebab kita berada di dalam Tangan Gembala Agung. Ada jaminan
kepastian sehingga kita tidak akan menoleh kebelakang seperti istri
Lot yang binasa.
- Setia
dan benar --> urusan TUHAN untuk menjamin makan minum kita, masa
depan kita sampai TUHAN memberikan kebahagiaan surga. semoga kita
dapat mengerti.
Memang
hidup di dunia ini penuh dengan kutukan, tetapi kalau kita setia dan
benar, maka hidup ini serasa di surga.
- pandangan
tertuju kepada Sodom dan Gomora,
banyak hamba-hamba TUHAN/pelayan-pelayan TUHAN yang
melayani TUHAN, tetapi pandangan mereka tidak kepada TUHAN, tetapi
kepada Sodom dan Gomora/kepada dunia. Jadi, pandangan tertuju kepada
Sodom dan Gomora = tidak tertuju kepada YESUS.
Mari, kita
memeriksa dan untuk ini Widjaja nomor satu yang sudah meninggalkan
ijazah/pekerjaan untuk melayani TUHAN, tetapi apa yang dituju oleh
mata ini? Kepada dunia atau kepada TUHAN? Mari kita semua, jujur di
hadapan TUHAN, apakah kita menoleh untuk memandang dunia, memandang
keluarga atau memandang TUHAN? jika memandang kepada yang lain, maka
satu waktu nasibnya akan menjadi seperti istri Lot. Sekarang ini
memang belum kelihatan sebab talinya masih panjang.
Kita
harus berhati-hati, kemana arah dari pandangan kita ini. Jadi, arti
dari jangan menoleh adalah ????mata hanya
tertuju kepada YESUS sebagai Imam Besar Yang penuh dengan belas
kasihan/anugerah Yang duduk di sebelah Kanan ALLAH Bapa. Ke
sanalah pandangan kita dihari-hari ini.
Itu sebabnya
dikatakan --> lebih baik cungkil mata kanan-mu. Potong tangan
kanan-mu. Mengapa semuanya sebelah kanan? Supaya arahnya semua
kesebelah kanan yaitu kepada YESUS sebagai Imam Besar Yang penuh
dengan belas kasihan dan Yang duduk di sebelah Kanan ALLAH
Bapa.
Ibrani 12: 2,
Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada
Yesus, yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu
kepada kesempurnaan, yang dengan mengabaikan kehinaan tekun memikul
salib ganti sukacita yang disediakan bagi Dia, yang sekarang duduk
di sebelah kanan takhta Allah.
Mari, pandangan kita
sekarang ini kesana; kita jangan memandang manusia dan dunia, tetapi
pandangan kita hanya kepada YESUS. Jangan memandang suami/istri
seperti Adam yang sungkan kepada Hawa, dan tentunya Adam sudah
menasihati Hawa, tetapi karena sungkan sekali-pun Adam sudah
mengetahui bahwa perbuatan Hawa itu salah, tetapi karena sungkan dan
mencintai istri/cinta daging. Sebab kalau memang mencintai/mengasihi
istri dengan sungguh-sungguh, maka saat itu juga ia akan melempar
buah itu.
Banyak kali suami-suami sekali-pun istri bersalah,
tetapi karena saya mencintai istri saya, maka suami juga
ikut-ikutan. Kadang-kadang juga dengan anak sekali-pun anak itu
bersalah, tetapi karena mengasihi anak, maka orang tua ikut-ikutan
berbuat salah dengan membela anak. Kita jangan melakukan hal semacam
itu, tetapi harus seperti bapak yang betul-betul mengasihi anak-nya,
sekali-pun anaknya masih melarikan diri, tetapi ia tetap bertahan
dan berdoa di dalam ladang ALLAH. Sehingga satu waktu anak-nya
kembali kepada-nya.
Mari, kita memperhatikan belas kasihan
dan kemurahan TUHAN, kita jangan mengandalkan apa-pun --> Mazmur
107: 43, Siapa
yang mempunyai hikmat? Biarlah ia berpegang pada semuanya ini, dan
memperhatikan segala kemurahan TUHAN.
Saya samakan
kemurahan, kasih karunia, anugerah TUHAN --> ini yang harus kita
perhatikan.
Sebagai hamba TUHAN:
- kita
jangan memperhatikan dan bergantung pada sidang jemaat,
- kalau
saudara sebagai pelayan TUHAN dan masih bekerja, jangan bergantung
pada pekerjaan,
- jangan
bergantung pada suami/istri/anak/orang tua/pada gaji sekali-pun
semuanya ada, tetapi hanya bergantung pada kemurahan dan belas
kasihan/kasih karunia TUHAN dan anugerah TUHAN dalam hidup kita.
Sekarang
ini, kita memperhatikan kemurahan dan anugerah TUHAN, setelah:
- kita
taat dan hidup dalam Tangan Gembala/kita tergembala sehingga ada
jaminan kepastian, kita tidak binasa dan juga
- kita
setia dan benar melayani TUHAN sebagai gembala dlsbnya dan yang
terakhir kita hanya
- bergantung
kepada belas kasihan TUHAN/bergantung pada setetes Darah sehingga
saat air bah datang --> yang pandai/bodoh, yang kaya/miskin
semuanya habis. Hanya Nuh yang mendapatkan kasih karunia, anugerah
dan belas kasihan TUHAN. Ini yang kita pandang dan yang kita
gantungkan di dalam hidup kita.
Raja
Daud tidak bergantung pada kerajaannya dan juga ketika anaknya
memberontak, ia tidak mau bertengkar dengan anak-nya untuk
memperebutkan kerajaannya itu dan ia tinggalkan semuanya. Ini
merupakan bukti bahwa raja Daud tidak bergantung kepada
kerajaan-nya, tetapi bergantung pada kasih karunia TUHAN. Daud dapat
saja melawan Absalom sehingga terjadi pertumpahan darah, tetapi
tidak ia lakukan.
Kesempatan saya untuk bersaksi: satu waktu saya
diterjunkan di Malang, ada dua gereja kami, satu ditempati dan juga
gereja lain yang saya lanjutkan pembangunan-nya. Kemudian tiba-tiba
saya mendapatkan surat sepihak dan dikatakan bahwa saya sudah tidak
boleh lagi beribadah di tempat itu sekali-pun tempat itu atas nama
gereja dlsbnya. Waktu itu yang menjabat sebagai ketua umum masih oom
Pong dan surat itu sampai di kantor pusat; oom Pong hanya berkata
untuk menyerahkan tempat itu sekali-pun itu merupakan hak saya,
tetapi serahkan, serahkan, serahkan, tidak mengapa. Inilah saya
belajar dari oom Pong, bahwa hidup dari seorang hamba TUHAN bukan
bergantung dari gereja, tetapi bergantung pada kemurahan TUHAN/pada
Setetes Darah YESUS.
Bagi rekan-rekan hamba TUHAN, saya
bersaksi ini, siapa tahu ada yang mengalami hal seperti ini,
serahkan saja, tidak perlu sampai harus bertengkar, sebab nanti akan
TUHAN ganti dengan yang lebih bagus.
Hasilnya
jika kita hanya bergantung pada kasih karunia TUHAN
- 2
Samuel 15: 25, 26
25. Lalu berkatalah
raja kepada Zadok: "Bawalah tabut Allah itu kembali ke kota;
jika aku mendapat kasih karunia di mata TUHAN, maka Ia akan
mengizinkan aku kembali, sehingga aku akan melihatnya lagi, juga
tempat kediamannya.
26. Tetapi jika Ia
berfirman, begini: Aku tidak berkenan kepadamu, maka aku bersedia,
biarlah dilakukan-Nya kepadaku apa yang baik di mata-Nya."
Soal
istana, soal gereja/tabernakel, Daud tidak bergantung, tetapi ia
bergantung pada kasih karunia dan akan melihat lagi tabut ALLAH.
Inilah contoh dari seorang raja yang memiliki kerajaan, sedangkan
kita yang hanya memiliki harta yang tidak seberapa, sudah bertengkar
luar biasa. Atau memiliki gereja yang tidak seberapa, sudah
bertengkar sampai di mahkamah agung, padahal isi dari gereja itu
hanya tiga orang. Ini semua terjadi, karena kita tidak memandang
pada kasih karunia TUHAN. Jadi hasil pertama adalah lewat
anugerah TUHAN, kita dapat melihat tabernakel/tabut perjanjian
= kita dapat mengerti/yakin
pada pengajaran/kabar Mempelai.
Seperti Daud yang pada akhirnya dapat kembali dan melihat
tabut perjanjian lagi. Saya tekankan hal yang rohaninya, sedangkan
yang jasmani adalah kerajaan-nya.
Peti perjanjian = Mempelai
--> Tutupnya = Mempelai Pria dan petinya = Mempelai Wanita =
gereja TUHAN/pengajaran Mempelai. Kita dapat mengerti, yakin/percaya
dan juga dapat mempraktekan pengajaran Mempelai dan TUHAN akan
menjadikan semua baik di dalam hidup kita.
Bagi kaum muda, mari!
pegang pengajaran sebab itu merupakan kasih karunia dan jangan
dicampur-campur, sebab kalau dicampur-campur menjadi tidak baik.
Pegang satu, sebab tabut perjanjian/kabar Mempelai itu hanya satu
yang tertulis di dalam alkitab. Yang sudah diproklamirkan oleh para
hamba-hamba TUHAN dan dipelopori oleh alm.bpk.pdt In Juwono dan juga
oleh alm.bpk pdt Totaijs dan hanya ada satu tabut perjanjian.
Mari:
- kita
pegang,
- kita
mengerti,
- kita
percaya/kita yakin dan
- kita
praktekan dan TUHAN akan menjadikan semuanya baik pada waktunya.
Mungkin
pelayanan kita masih amburadul, mari pegang satu dan praktekan, maka
akan ada kasih karunia TUHAN yang menjadikan semuanya baik. Apa yang
sudah hancur dapat menjadi baik.
Bagi kaum muda yang masa depan
saudara sudah hancur, mari peluk kabar Mempelai lewat kasih karunia
TUHAN dengan mengerti, percaya dan mempraktekan, maka TUHAN sanggup
menjadikan semua menjadi baik.
Bagi para bapak ibu --> apa
yang sudah hancur/yang sudah tidak baik, akan menjadi baik = masa
depan yang baik dan indah. Semoga kita dapat mengerti.
- Titus
3: 5, pada
waktu itu Dia telah menyelamatkan kita, bukan karena perbuatan baik
yang telah kita lakukan, tetapi karena rahmat-Nya oleh permandian
kelahiran kembali dan oleh pembaharuan yang dikerjakan oleh Roh
Kudus,
Kasih karunia TUHAN
dapat membuat mujizat terbesar di dalam hidup kita yaitu
membaharui/mengubahkan kehidupan kita dari manusia daging menjadi
manusia rohani/manusia baru seperti YESUS.
Ini merupakan mujizat yang terbesar.
Anugerah
TUHAN:
- kita
mengerti kabar Mempelai, semuanya menjadi baik,
- kita
mengerti kabar Mempelai, terjadi mujizat terbesar itulah keubahan
hidup yang tidak dapat dilakukan dan ditiru oleh setan. Kalau
miskin menjadi kaya, sekarang ini banyak ditawarkan melalui
dukun-dukun; sakit menjadi sembuh, banyak sekali. Kita harus
berhati-hati, sebab banyak yang mengaku pendeta, padahal mereka
juga menjadi dukun.
Di
dalam Efesus 5, manusia baru itu dimulai dari tidak berdusta =
jujur/mengaku apa adanya. Kalau kita dapat jujur, mengaku apa adanya
di hadapan TUHAN = ini merupakan anugerah TUHAN = mujizat
terbesar.
Kami para hamba-hamba TUHAN banyak yang tidak jujur
--> misalnya jemaat berkurang dan orang bertanya mengapa jemaat
berkurang? Di jawab, memang jemaat ini semuanya pemberontak.
Seringkali kami tidak jujur sebab sesungguhnya kamilah yang kurang
berdoa, kurang membaca Firman dlsbnya dan juga kurang setia
melayani, tetapi tidak jujur untuk mengakui.
Demikian juga
dengan sidang jemaat --> mengapa terjadi seperti ini? Mulai
dengan menyalahkan orang lain --> tidak jujur. Tetapi sekarang
ini, kejujuran, terutama untuk mengaku dosa, mengaku kesalahan dan
kegagalan, ini merupakan jalan yang paling singkat/jalan toll
untuk terjadinya mujizat.
Mujizat secara rohani terjadi =
jujur.
Mujizat secara jasmani = terjadi pertolongan
TUHAN.
Langkah hidup kita adalah:
- langkah
anugerah karena setetes Darah,
- langkah
mujizat.
Dan
jika YESUS datang kembali kedua kalinya, maka kita akan diubahkan
menjadi sama mulia dengan Dia dan kita akan terangkat bersama dengan
Dia = sempurna seperti Dia. Tidak seperti istri Lot tetapi kita
selamat, sempurna dan naik keawan-awan bersama dengan Dia
selama-lamanya.
Mari kita bergantung pada anugerah TUHAN,
apa-pun keadaan saya dan saudara dalam kesehatan, dalam pelayanan
dlsbnya seperti Daud yang sudah gagal di dalam rumah tangga, dengan
anaknya, Daud juga gagal sebab anaknya melawan. Kerajaannya juga
gagal sebab ia terusir, tetapi ia hanya memandang kasih karunia,
anugerah dan kemurahan TUHAN dan TUHAN mengembalikan semua
kepadanya/menjadikan semua menjadi baik. Mujizat terjadi kalau ada
anugerah, ada kabar Mempelai.
TUHAN
memberkati.1