Kita
masih tetap mempelajari injil Matius 24 dengan membahas nubuat yang
ketiga yaitu
nubuat
tentang pencobaan atas anak-anak TUHAN.
Matius
24: 9-14
9.
Pada waktu itu kamu akan diserahkan supaya disiksa, dan kamu akan
dibunuh dan akan dibenci semua bangsa oleh karena nama-Ku,
10.
dan banyak orang akan murtad dan mereka akan saling menyerahkan dan
saling membenci.
11.
Banyak nabi palsu akan muncul dan menyesatkan banyak orang.
12.
Dan karena makin bertambahnya kedurhakaan, maka kasih kebanyakan
orang akan menjadi dingin.
13.
Tetapi orang yang bertahan sampai pada kesudahannya akan selamat.
14.
Dan Injil Kerajaan ini akan diberitakan di seluruh dunia menjadi
kesaksian bagi semua bangsa, sesudah itu barulah tiba kesudahannya."
Kalau
kita rangkumkan, akan ada tiga macam pencobaan yang dihadapi oleh
anak-anak TUHAN diakhir jaman ini yaitu:
- kebencian
--> ay 9 kita menghadapi kebencian dan
pembunuhan, ini dilancarkan
oleh setan.
- kemurtadan
--> ay 10 & ay
1,kemurtadan ini dilancarkan oleh nabi palsu.
- kedurhakaan
--> kasih kebanyakan orang
akan menjadi semakin dingin. Kedurhakaan ini dilancarkan oleh
antikrist.
Jadi
pencobaan-pencobaan yang kita hadapi menjelang kedatangan YESUS
Yang ke dua kali/menjelang kiamat
adalah pencobaan-pencobaan yang dahsyat sebab
dilancarkan oleh setan tritunggal, sehingga banyak anak-anak
TUHAN dan hamba-hamba
TUHAN yang kecewa, putus asa bahkan
menyangkal TUHAN dan meninggalkan TUHAN.
Sebagai
contoh adalah Petrus yang
sudah pernah menyangkal TUHAN sebab ia
tidak mampu menghadapi pencobaan-pencobaan dan
ini akan terjadi di akhir zaman. Kita
menghadapi pencobaan-pencobaan yang dilancarkan oleh iblis tritunggal
sehingga banyak nanti anak TUHAN dan hamba
TUHAN yang tidak kuat sehingga
menjadi yang kecewa, putus asa bahkan menyangkal
TUHAN/meninggalkan TUHAN
dan itu berarti kehilangan keselamatan = masuk
kebinasaan yang kekal.
Tetapi
untuk
menghadapi pencobaan-pencobaan yang dilancarkan oleh setan tri
tunggal, maka TUHAN memberikan
jalan keluar,
tetapi kita harus:
- ayat
13 --> "tetapi orang yang bertahan sampai kepada
kesudahannya akan selamat" . Jadi yang
pertama adalah kita
harus bertahan.
- ayat
14 --> "dan injil
kerajaan ini akan diberitakan diseluruh
dunia menjadi kesaksian bagi semua bangsa,
sesudah itu barulah tiba kesudahannya" yang
kedua adalah kita harus bersaksi.
Jadi, kita harus
bertahan dan
bersaksi.
Salah
satu contoh adalah Yusuf ketika ia menghadapi
pencobaan-pencobaan yang dilancarkan setan tritunggal, Yusuf tetap
bertahan dan bersaksi sehingga TUHAN
menyertai Yusuf; begitu juga dengan
kita, kalau kita bisa bertahan dan bersaksi,
maka TUHAN akan menyertai kita,
sebab ini merupakan janji TUHAN kepada kita.
Sekarang,
kita akan membahas satu persatu di
ay 13, tentang
bertahan.
Ada
dua macam bertahan yaitu:
- bertahan
menghadapi pencobaan-pencobaan --> Yakobus 1: 12,
Berbahagialah orang yang bertahan dalam pencobaan,
sebab apabila ia sudah tahan uji, ia akan menerima mahkota kehidupan
yang dijanjikan Allah kepada barangsiapa yang mengasihi Dia.
Ayat
12: "Berbahagialah orang yang bertahan dalam pencobaan
sebab apabila ia sudah tahan uji" --> yang
bertahan dalam pencobaan itu disebut tahan uji.
Proses
bertahan dalam pencobaan/tahan uji adalah:
bertahan dalam iman =
mempertahankan iman sebab banyak iman yang nanti
akan gugur = banyak orang yang
gugur dalam iman berarti dia tidak selamat/binasa
untuk selama-lamanya.
Kita
harus bertahan dalam iman itu, juga
dituliskan di dalam surat Yudas -->
Yudas 1: 3,
Saudara-saudaraku yang kekasih, sementara aku bersungguh-sungguh
berusaha menulis kepada kamu tentang keselamatan kita bersama, aku
merasa terdorong untuk menulis ini kepada kamu dan menasihati kamu,
supaya kamu tetap berjuang untuk mempertahankan iman yang telah
disampaikan kepada orang-orang kudus.
Berjuang untuk
mempertahankan iman. Banyak
perjuangan kita didunia ini untuk mencari
uang, mencari ilmu,
tetapi mari hari-hari ini,
kita harus berjuang untuk bertahan dalam iman
agar kita jangan gugur dari iman, sebab
kalau kita gugur dari iman berarti
tidak selamat = binasa.
Apa
artinya bertahan dalam iman?
- tidak
bimbang saat menghadapi ajaran-ajaran sesat tetapi kita tetap
berpegang teguh pada pengajaran yang benar.
Kaum muda perhatikan, banyak
ajaran-ajaran sekarang yang mengenakan daging, dan
kaum muda senang disitu. Saudara harus
berhati-hati, banyak ajaran sesat tentang hiburan-hiburan
dunia, tentang kemuliaan dunia, tetapi
kita jangan bimbang,
tetapi kita tetap
berpegang teguh kepada pengajaran yang benar.
- tidak
bimbang, tidak kecewa, tidak putus asa saat menghadapi
pencobaan-pencobaan, tetapi tetap percaya kepada
YESUS. Kalau kita
dapat bertahan dalam iman/iman
kita tidak akan gugur saat pencobaan,
tetapi justru iman kita semakin murni seperti emas murni
= iman yang sempurna/yang
permanen, yang tidak dapat goyah oleh
apa-pun juga.
1
Petrus 1: 5-7
5.
Yaitu kamu, yang dipelihara dalam kekuatan Allah karena imanmu
sementara kamu menantikan keselamatan yang telah tersedia untuk
dinyatakan pada zaman akhir.
6.
Bergembiralah akan hal itu, sekalipun sekarang ini kamu seketika
harus berdukacita oleh berbagai-bagai pencobaan.
7.
Maksud semuanya itu ialah untuk membuktikan kemurnian imanmu—yang
jauh lebih tinggi nilainya dari pada emas yang fana, yang diuji
kemurniannya dengan api --sehingga kamu memperoleh puji-pujian dan
kemuliaan dan kehormatan pada hari Yesus Kristus menyatakan
diri-Nya.
TUHAN mengijinkan
pencobaan terjadi, supaya kita dapat
bertahan dalam pencobaan itu, maka prosesnya,
kita bertahan dalam iman/tetap
mempertahankan iman apa-pun
yang terjadi dalam hidup kita. Mari,
menghadapi ajaran-ajaran sesat, kita jangan bimbang, jangan
putus asa tetapi kita tetap percaya
kepada TUHAN, maka
hasilnya, iman kita menjadi iman
yang teruji = emas murni
= iman yang permanen/yang
sempurna, iman yang tidak bisa digoyahkan lagi.
Semoga kita dapat
mengerti.
- bertahan
dalam pengharapan, bertahan dalam pengharapan =
hanya berharap kepada TUHAN.
Jadi
mengapa TUHAN
mengijinkan kita menghadapi pencobaan?
Supaya:
- iman
kita menjadi murni.
Banyak orang yang mengatakan
bahwa ia percaya kepada
YESUS --> karena dia diberkati
sehingga mengatakan bahwa YESUS
hebat, YESUS baik.
Tetapi bagaimana kalau menghadapi
pencobaan? Seringkali
YESUS sudah tidak
hebat, YESUS
tidak baik, tidak adil dan menjadi
bimbang. Sebenarnya TUHAN
itu baik dengan mengijinkan pencobaan untuk menguji iman
kita, agar jangan sampai kita
hanya beriman karena kita diberkati,
tetapipercaya kepada YESUS dengan iman
yang teruji.
- berharap
hanya kepada TUHAN
disaat-saat mengalami
pencobaan. Mengapa kita
diijinkan mengalami pencobaan?
supaya kita benar-benar hanya
berharap kepada TUHAN.
Lain kali kalau gaji naik, pekerjaan
lancar, kita sudah berharap gaji
dan tidak sadar, sehingga berpikir -->
biar tidak ke gereja, tidak
mengapa, sebab gaji lancar, toko lancar.
Tetapi jika diijinkan terkena p
h k, maka mulai berseru --> TUHAN,
tolong! = mulai berharap kepada
TUHAN.
1
Korintus 10: 13, 14
13.
Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa,
yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena
itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada
waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar,
sehingga kamu dapat menanggungnya.
14.
Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, jauhilah penyembahan
berhala!
Ayat
13 -->
"Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah
pencobaan-pencobaan biasa" --> orang yang
tidak mengenal TUHAN
-pun mengalaminya. Pencobaan
biasa itu pencobaan yang menyangkut kebutuhan hidup sehari-hari kita
seperti dalam hal ekonomi, dalam
kesehatan dllnya.
Ay
13 -->
"Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan
kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya" -->
inilah berharap hanya
kepada TUHAN.
Ay
14 --> Istilah jauhilah penyembahan berhala/jauhilah
ilah asing. Ilah
asing = pengharapan di luar TUHAN
--> bisa berharap orang tua kita
sebab masih ada orang tua yang dapat
menolong, berharap macam-macam di luar TUHAN
= berhala. Jauhilah
penyembahan berhala itu = jangan berharap
kepada yang lain selain kepada TUHAN/hanya
berharap kepada TUHAN saja.
Praktek
dari hanya berharap TUHAN adalah
setia dalam ibadah pelayanan. Kalau
kita hidup hanya berharap kepada TUHAN,
maka wujud/prakteknya
itu adalah setia kepada TUHAN
= setia dalam ibadah pelayanan. Baik
ibadah di rumah secara
pribadi yaitu dengan setia membaca
Firman, kemudian setia di dalam ibadah
bersama dengan sidang jemaat.
Ini perwujudan bahwa kita hanya berharap
kepada TUHAN yaitu setia
dalam ibadah pelayanan.
Kalau
kita hanya berharap kepada TUHAN
sekalipun pencobaan diijinkan oleh TUHAN datang,
dan kita tetap:
- berharap
kepada TUHAN,
- setia
kepada TUHAN maka
hasilnya:
- TUHAN
juga setia untuk menjaga kita supaya pencobaan
tidak melampaui batas kekuatan kita.
Sebab banyak orang-orang yang mengalami
pencobaan, akan membunuh diri, ini
berarti melampaui batas
kekuatannya.
Ada banyak sekali
orang-orang yang dalam pencobaan mereka
membunuh diri -->
mereka adalah orang diluar TUHAN
dan juga banyak orang
pandai, begitu mereka
gagal, mereka
membunuh diri. Kita
membaca di koran, bahwa banyak orang kaya membunuh
diri. Orang di
dalam TUHAN/orang Kristen, mereka
juga membunuh diri.
Ini berarti pencobaan sudah
berada diluar batas kemampuan, apa TUHAN
Yang bersalah --> bukan!!
Tetapi kehidupan itu yang bersalah,
sebab dia tidak berharap kepada
TUHAN, dia tidak setia kepada
TUHAN.
Sebab kalau kita setia
kepada TUHAN, hasilnya TUHAN
juga setia kepada kita.
Dia tetap melindungi kita supaya pencobaan-pencobaan yang kita
hadapi tidak melampaui batas kekuatan kita/kemampuan
kita, TUHAN jaga hal
itu --> "Dia tidak membiarkan
kamu dicobai melampaui kekuatanmu".
Inilah
berharap kepada TUHAN
yaitu kita harus setia, dan ini tidak
akan sia-sia,
banyak orang mengatakan bahwa percuma
saya setia, buktinya ada
pencobaan. Seandainya dia tidak setia,
jangan-jangan dia sudah menjadi gila,
sebab tidak kuat, tetapi
karena dia setia, dia masih tetap dapat bertahan
karena TUHAN menjaga-nya,
sebab TUHAN juga setia untuk
menjaga dia.
Banyak
dari kita meremehkan ibadah hanya
karena perkara-perkara
yang bersifat jasmani, dengan mengatakan
mana buktinya kalau kita setia
dalam tiga macam ibadah,
pencobaan tidak akan datang, tetapi
pencobaan datang juga. Buktinya
ada, yaitu kita kuat sebab
tidak menghujat TUHAN dan juga
tidak menyangkal TUHAN, tetap berharap
TUHAN. Itulah
hasil dari kesetiaan/
hasil berharap kepada TUHAN.
- kalau
kita berharap kepada TUHAN
saja, maka hasil kedua TUHAN
memberikan jalan keluar untuk menghadapi
pencobaan-pencobaan itu.
Jalan keluar dari TUHAN, jangan
cari jalan sendiri. Kalau
dalam pencobaan, kita mencari jalan
sendiri dan juga berharap kepada yang
lain, maka kita akan menghadapi jalan buntu yaitu
keputus-asaan dan kekecewaan.
Semoga kita dapat
mengerti.
Jadi ini bertahan dalam pencobaan
yaitu:
- bertahan
dalam iman,
- bertahan
dalam pengharapan kepada TUHAN/hanya
berharap TUHAN dengan bukti/praktek
kita setia --> saat diberkati, kita
tetap setia, saat diijinkan TUHAN kita
goyah --> mungkin ekonomi goyah, nikah
goyah, kita tetap setia/tetap
berharap TUHAN maka
TUHAN akan menjaga
agar pencobaan itu tidak
melampaui kekuatan kita,
- TUHAN
akan memberi jalan keluar kepada kita
semua, jalan keluar dari segala pencobaan.
Semoga kita mengerti.
- Yakobus
1: 12 Berbahagialah orang yang bertahan dalam
pencobaan, sebab apabila ia sudah tahan uji, ia akan menerima
mahkota kehidupan yang dijanjikan Allah kepada barangsiapa yang
mengasihi Dia.
Bertahan dalam pencobaan =
bertahan untuk tetap
mengasihi TUHAN.
Praktek dari mengasihi
TUHAN itu adalah 'siapa
yang menuruti perintah-Ku, dia yang
mengasihi Aku'
= taat dengar-dengaran kepada Firman.
Saat menghadapi pencobaan,
kita jangan melanggar Firman,
tetapi justru kita harus taat
dengar-dengaran, banyak mendengar
Firman, jangan bosan. Tetapi
kita mendengarkan Firman
sampai taat dengar-dengaran.
Ada
orang-orang datang kepada saya dengan
berbagai macam pencobaan, saya
hanya mengatakan kepada mereka untuk datang ke
gereja dan mendengarkan Firman. Sebab
saya yakin saudaraku, dimana ada
pembukaan Firman, maka
disitu ada pembukaan
jalan.
Jangan memakai
rumus dunia yang berbunyi: "
dimana ada uang, disitu ada
segalanya" --> belum tentu!!
tetapi dimana ada pembukaan Firman
disitu ada jalan.
Praktek
dari mendengar Firman dan
dengar-dengaran kepada Firman
adalah bertahan dalam mengasihi TUHAN.
Jangan diluar Firman,
sebab kalau diluar Firman,
kita justru akan menghadapi jalan
buntu.
Hasilnya bukan hanya
jalan keluar, tadi kalau kita
taat, hasilnya akan
ada kuasa kemenangan atas sumbernya pencobaan
itulah setan tri tunggal.
Filipi
2: 8-10
8.
Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan
taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.
9.
Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan
kepada-Nya nama di atas segala nama,
10.
supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan
yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi,
Ayat
9 --> Nama diatas segala nama
= Kuasa diatas segala kuasa,
Ayat
10 -->
'supaya dalam nama
Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit'
--> bertekuk lutut segala yang ada dilangit itu setan.
"
dan
yang ada di atas bumi" --> itu nabi palsu.
"
dan
yang ada di bawah bumi"?
di dalam laut itu antikrist.
Inilah
kuasa kemenangan atas setan tri tunggal,
yang merupakan sumber pencobaan.
Tetapi kita jangan puas kalau hanya ada jalan keluar
dengan mengatakan bahwa saya ditolong -->
ini bagus! tetapi
harus dilanjutkan sampai kita taat
dengar-dengaran sehingga akan ada kuasa
kemenangan yang mengalahkan setan
tri tunggal.
Kemenangan
ini, di alkitab
identik dengan mahkota --> siapa yang
menang mendapat mahkota (tadi
Yakobus
1:12
--> 'siapa bertahan dalam pencobaan'
akan mendapatkan mahkota
kehidupan. Inilah maksud
TUHAN mengapa kita diijinkan menghadapi
pencobaan.
Yakobus
1: 12, Berbahagialah
orang yang bertahan dalam pencobaan, sebab apabila ia sudah tahan
uji, ia akan menerima mahkota kehidupan
Semoga
kita dapat mengerti.
Orang
yang gugur dari iman/orang yang kalah dalam
pencobaan, putus asa, dan
kecewa = tidak setia lagi/tidak
taat lagi/ melanggar Firman
itu gugur dari iman seperti orang gundul,
dan tidak ada mempelai gundul.
Yang ada mempelai itu memiliki mahkota, untuk pernikahan waktu
YESUS datang kembali ke dua kali.
Kidung
Agung 3: 11,
puteri-puteri Sion, keluarlah dan tengoklah raja Salomo
dengan mahkota yang dikenakan kepadanya oleh ibunya pada hari
pernikahannya, pada hari kesukaan hatinya.
Inilah
mahkota kehidupan untuk masuk dalam pesta nikah Anak
Domba saat YESUS
datang kembali datang ke dua kali.
Saya
ulangi prosesnya yaitu:
- bertahan
dalam iman,
- bertahan
dalam pengharapan, berharap hanya pada TUHAN,
- bertahan
dalam kasih = taat dengar-dengaran sampai
kita menang atas sumber pencobaan itulah
setan tritunggal dan kita menerima mahkota kehidupan untuk masuk
pesta nikah Anak Domba
saat YESUS datang ke dua
kalinya = tidak hancur = kiamat
bersama bumi, tetapi kita masuk pesta
nikah Anak Domba
= bertahan dalam pencobaan.
Di
akhir jaman kita bertahan dalam dua
hal, yang pertama bertahan dalam pencobaan, yang kedua bertahan untuk
menghadap kedatangan TUHAN ke dua kali.
Sekali-pun kita
tahan dalam pencobaan, tetapi kalau
tidak tahan menghadapi kedatangan TUHAN,
tidak ada gunanya. Jadi,
dua hal tentang bertahan ini
penting.
Maleakhi
3: 1-3
1.
Lihat, Aku menyuruh utusan-Ku, supaya ia mempersiapkan jalan di
hadapan-Ku! Dengan mendadak Tuhan yang kamu cari itu akan masuk ke
bait-Nya! Malaikat Perjanjian yang kamu kehendaki itu, sesungguhnya,
Ia datang, firman TUHAN semesta alam.
2.
Siapakah yang dapat tahan akan hari kedatangan-Nya? Dan
siapakah yang dapat tetap berdiri, apabila Ia menampakkan diri? Sebab
Ia seperti api tukang pemurni logam dan seperti sabun tukang penatu.
3.
Ia akan duduk seperti orang yang memurnikan dan mentahirkan perak;
dan Ia mentahirkan orang Lewi, menyucikan mereka seperti emas dan
seperti perak, supaya mereka menjadi orang-orang yang mempersembahkan
korban yang benar kepada TUHAN.
Jadi
ini saudaraku bertahan untuk menghadapi
kedatangan TUHAN YESUS
Yang ke dua kali, apa yang harus kita
lakukan? kalau tadi bertahan dalam
pencobaan dengan proses bertahan dalam
iman, bertahan dalam pengharapan,
bertahan dalam kasih, maka kita akan
mendapatkan mahkota kemuliaan, untuk masuk
dalam pesta nikah Anak
Domba.
Untuk
menghadapi kedatangan YESUS Yang kedua kali, di
dalam kitab Maleakhi, dikatakan
bahwa kita harus menghadapi pekerjaan
sabun tukang penatu dan api yang menyala-nyala
dari api pemurni tukang logam
--> ini untuk bisa bertahan menghadapi kedatangan YESUS
yang ke dua kali. Gereja
TUHAN, anak TUHAN,
hamba TUHAN harus mengalami,
nomor satu adalah pekerjaan sabun dari
tukang penatu dan kedua pekerjaan dari
pemurni logam yaitu api
yang menyala-nyala.
Kita
mulai membahas tentang
sabun
tukang penatu = mengalami pekerjaan
sabun tukang penatu. Ini
adalah pekerjaan atau penyucian oleh Firman
pengajaran yang disampaikan secara terus menerus dan berulang-ulang
untuk membersihkan noda-noda pada pakaian kita, pakaian sehari-hari
maupun pakaian pelayanan terutama, karena tadi di Maleakhi ini titik
beratnya bagi Lewi, ini pekerjaan sabun tukang penatu.
Arti
dari penyucian oleh Firman
pengajaran yang disampaikan terus menerus dan berulang-ulang untuk
menyucikan kita dari noda-noda, untuk menyucikan pakaian kita dari
noda-noda/menyucikan noda-noda dari pakaian
pelayanan kita.
Kalau
ibu-ibu sangat mengerti demikian juga
dengan bapak-bapak,
saya kira juga memiliki pengalaman mencuci
baju. Mencuci baju itu
harus di sabun, kemudian di kucak,
maju mundur, maju mundur, sebab kalau tidak
di kucak, nodanya tidak akan
hilang, apalagi noda yang membandel, itu noda yang kuat, kalau
tidak dikucak, tidak bisa hilang.
Inilah
pentingnya Firman pengajaran
yang di sampaikan terus menerus =
Firman pengajaran yang disampaikan terus
menerus dan berulang ulang = Firman
penggembalaan. Penting,
pakaian itu dikucak terus, maju mundur, maju mundur, maju
sampai noda menjadi hilang.
Kita
bersyukur/saya sangat bersyukur mendapatkan
pelajaran tentang Firman penggembalaan ini,
bagaimana seorang gembala dapat
menyampaikan Firman untuk mengucak,
untuk membersihkan noda secara terus menerus.
Bukan ambil dari sini
sana untuk mencoba membersihkan
baju, untuk membersihkan kerahnya saja -->
tidak bisa!! Harus terus
menerus dikucak.
Firman
disampaikan secara terus menerus dan diulang
-ulang untuk membersihkan noda, bukan untuk membosankan,
tetapi Firman di ulang untuk membersihkan
noda-noda.
Firman
yang seringkali diulang saja, masih
dapat lupa -->
murid-murid berapa kali sudah dikatakan
oleh TUHAN --> Aku akan dibunuh,
dikuburkan tetapi bangkit pada hari ke
tiga, tetapi mereka lupa, banyak yang lupa,
dan datang ke kuburan pada
hari ke tiga --> ini merupakan
pelayanan yang sia-sia = bawa
rempah-rempah, bawa ini, bawa itu = sia-sia
sebab YESUS tidak ada.
Begitu
YESUS tidak ada, mereka
menjadi bingung --> gampang disesatkan kalau kita
tidak benar-benar teguh dalam Firman, sebab
dapat lupa dan mudah disesatkan.
Dikucak
= Firman itu terus menerus diulang
= Firman penggembalaan untuk
membersihkan dari noda-noda terutama dari
pakaian pelayanan itulah noda tidak setia =
malas dan jahat.
Ada
pertanyaan --> oom,
saya sudah melayani TUHAN, sudah beribadah
dan melayani,
tetapi mengapa, masih
ada banyak air mata yang bercucuran
terus seperti menghadapi masa yang gelap?
Kaum muda perhatikan, saudara
seperti menghadapi kegelapan =
banyak air mata sekali-pun sudah melayani,
sudah memiliki pakaian,
tetapi karena masih ada
noda yaitu noda malas dan jahat =
tidak setia.
Matius
25: 26, 30
26.
Maka jawab tuannya itu: Hai kamu, hamba yang jahat dan malas, jadi
kamu sudah tahu, bahwa aku menuai di tempat di mana aku tidak menabur
dan memungut dari tempat di mana aku tidak menanam?
30.
Dan campakkanlah hamba yang tidak berguna itu ke dalam kegelapan yang
paling gelap. Di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi."
Malas:
- tidak
setia,
- tidak
berkobar-kobar, inilah noda dalam pelayanan,
- tidak
bertanggung jawab.
Termasuk
saya juga dikoreksi,
adakah noda malas, tidak setia,
tidak bertanggung jawab, tidak
berkobar-kobar lagi dalam pelayanan?
Mungkin masih datang,
tetapi sudah tidak berkobar
lagi, sebab semuanya
sudah menjadi kebiasaan,
mendekati kebosanan --> mendengar
Firman sudah merasa
bosan, melayani sudah bosan, latihan
menyanyi juga sudah bosan --> tidak
setia dan tidak berkobar-kobar lagi.
Jahat:
kalau sudah malas pasti jahat, itu sebabnya kita
harus berhati-hati.
Sebab kalau ada orang yang sudah
malas mendengarkan
Firman, pasti
jahat; tidak mungkin dia diam, pasti
dia akan mengajak orang
lain untuk:
- berbuat
yang tidak baik.
- menghakimi,
kalau tidak mengajak, maka akan menghakimi
orang lain, dan mulai memukuli
hamba-hamba dan ini yang disebut seperti yang
terdapat di dalam ay 30 --> "dan campakkanlah hamba yang
tidak berguna" . Kalau kita melayani,
tetapi dengan ada noda yaitu
malas dan jahat = tidak berguna,
dan itu akan menuju pada kegelapan yang
paling gelap. Sekarang
ini bagaikan menghadapi masa depan yang
gelap, penuh kertak gigi dan ratapan, hidupnya
penuh dengan tangisan.
Mari,
sungguh-sungguh saudaraku, mulai dari saya diperiksa,
kalau banyak air mata, sekali-pun sudah
melayani --> periksa noda dalam pelayanan =
noda tidak setia, malas dan jahat;
pelayanan utama adalah
mendengarkan Firman.
Kalau
kita bandingkan Maria dan Martha, Martha kelihatan menyanyi mungkin
ini boleh saja dan bagus,
tetapi TUHAN
mengukur pelayanan yang utama adalah
mendengarkan Firman.
Mari! mungkin untuk
menyanyi kita masih setia,
tetapi bagaimana jika
mendengarkan Firman?
sebab ini justru puncak pelayanan
sampai kepada penyembahan.
Mendengarkan
Firman sampai dengar-dengaran =
penyembahan yang diperiksa, kalau kita
tidak sungguh-sungguh, maka yang ada
hanyalah air mata, dan juga
kegelapan sampai yang terakhir adalah
tangisan yang terakhir itu di neraka/kebinasaan.
Mungkin keras saudaraku,
tetapi ini sungguh-sungguh, harus di
pertanggung jawabkan, kita melayani
dengan setia, bertanggung jawab dan
berkobar-kobar. Jangan
sampai ada kesalahan dengan menganggap biasa
saja --> jangan saudaraku! Sebab
harus dipertanggung jawabkan
dengan sungguh-sungguh dihari-hari
ini sampai noda-noda itu harus dihapuskan.
Kalau
kita setia dan baik serta bertanggung jawab
dan juga berkobar-kobar, maka akan ada
kebahagiaan untuk menanti kedatangan TUHAN. Sebab
menanti kedatangan TUHAN, tidak bisa dengan air mata
--> "berbahagia yang diundang".
Matius
25: 21, Maka kata tuannya
itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan
setia; engkau telah setia dalam perkara kecil, aku akan memberikan
kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan
turutlah dalam kebahagiaan tuanmu.
Kalau
noda dihilangkan dan kita bisa setia serta
bertanggung jawab, berkobar-kobar dalam ibadah pelayanan, maka
TUHAN Yang
akan memberikan kebahagiaan sampai pun dalam pencobaan-pun,
TUHAN masih mampu memberikan kebahagiaan
kepada orang yang setia, bertanggung jawab
dan berkobar-kobar dalam ibadah pelayanan.
Inilah
saudaraku, kita
setia sampai pun dalam pencobaan,
TUHAN masih mampu memberikan
kebahagiaan surga/kebahagiaan pesta
nikah. Apalagi saat
kita diberkati sebab saat pencobaan-pun
masih bisa berbahagia, apalagi saat-saat
kita berkati oleh TUHAN, kita
betul-betul berbahagia.
Saya
selalu mengatakan kepada siswa-siswi
Lempin-El, kalau
dunia mengatakan bahwa
jika kita memiliki banyak uang, maka kita
akan berbahagia, tetapi ini
hanya sekilas saja, sebab kebahagiaan
itu tidak kekal.
Tetapi letak kebahagiaan yang kekal adalah
dengan menjaga pakaian agar jangan
ada noda yaitu malas dan jahat, dan kalau
kita bisa dibersihkan sehingga
kita bisa setia, bertanggung
jawab serta berkobar-kobar/sungguh-sungguh,
maka bukan manusia tetapi TUHAN
yang akan berkata 'ikutlah,
masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan Tuanmu" =
kebahagiaan dari
TUHAN,
bukan dari manusia, dan ini
sampai kepada kebahagiaan pesta nikah Anak
Domba.
Mari!
dihari-hari ini,
kita jangan sampai seperti Esau
yang mencucurkan air mata karena ia
jahat dan malas dan juga noda dari Esau
yang seringkali meninggalkan
baju yang indah, sebab ia suka
berburu. Esau merupakan
salah satu contoh dari kehidupan
yang penuh dengan air mata, kertak gigi dan tidak ada kesempatan
untuk memperbaiki.
Sekarang
ini yang merupakan kebaktian pertama
di tahun yang baru, TUHAN
merindu memberikan kebahagiaan kepada kita
lewat pembersihan noda, yang memang sakit
sebab dikucak,
tetapi TUHAN
hendak memberikan
kebahagiaan. Semoga
kita bisa mengerti.
Kita
jangan berburu sesuatu, di dunia seperti Esau berburu, yang
mungkin berburu kebahagiaan sampai tidak setia lagi dalam
pelayanan sehingga akan ada air mata dan
penderitaan. Itu sebabnya jangan salah,
kaum muda jangan salah dengan berburu
sesuatu sampai tidak setia, tetapi justru
sebaliknya akan penuh dengan air mata dan
kegelapan. Semoga
kita dapat mengerti.
Tidak
di larang dan juga bukan berarti tidak
perlu sekolah lagi,
ayo! rajin sekolah, dan
juga bekerja, tetapi
lebih mengutamakan kesetiaan,
berkobar-kobar, bertanggung jawab dalam
ibadah pelayanan sebab disitu
letak kebahagiaan dan masa depan yang terang.
Semoga bisa saudara yakin dan percaya akan ayat 21 ini.
Mungkin
ada yang mengejek --> terserah!!
tetapi saya mau katakan sekali lagi dengan
kuat, kalau pakaian kita dibasuh dari noda
sehingga kita dapat setia, berkobar-kobar dan bertanggung jawab dalam
ibadah pelayanan kepada TUHAN, maka di situ letak kebahagiaan
dan masa depan yang terang yang indah -->
inilah kebahagiaan untuk menyambut
kedatangan TUHAN --> 'berbahagia
yang diundang ke pesta kawin Anak Domba'.
Pekerjaan
api pemurni logam atau nyala api.
Pekerjaan api pemurni logam atau nyala api,
disebut pencobaan luar biasa, kalau pencobaan ekonomi dan lain-lain
itu merupakan hal yang biasa sebab
orang di luar TUHAN -pun mengalami itu.
1
Petrus 4: 12, 13
12.
Saudara-saudara yang kekasih, janganlah kamu heran akan nyala api
siksaan yang datang kepadamu sebagai ujian, seolah-olah ada sesuatu
yang luar biasa terjadi atas kamu.
13.
Sebaliknya, bersukacitalah, sesuai dengan bagian yang kamu dapat
dalam penderitaan Kristus, supaya kamu juga boleh bergembira dan
bersukacita pada waktu Ia menyatakan kemuliaan-Nya.
Ayat
12 --> pencobaan luar biasa itulah nyala
api siksaan yang bagi
kita merupakan sengsara tanpa dosa
seperti Yusuf yang
dibenci. Ia tidak bersalah
tetapi dibenci sampai dijual oleh
kakak-kakaknya dan lain sebagainya. Ini
yang akan kita hadapi yaitu pencobaan luar
biasa, sengsara daging tanpa dosa yang merupakan
nyala api yang luar biasa. Untuk
menghadapi kedatangan TUHAN Yang ke dua
= untuk bertahan menghadapi kedatangan TUHAN
Yang ke dua, harus ada sabun, dan juga
harus ada nyala api, tidak bisa
tidak.
Ini
saudaraku, istilah di dalam
tabernakel adalah menghadapi
percikan darah untuk:
- kita
dapat bertahan
menghadapi pencobaan dengan
mempertahankan
iman, pengharapan, kasih sampai dapat mahkota --> ini siap untuk
pesta nikah, jangan gundul, sebab kalau gundul
tidak bisa masuk dalam pesta nikah.
- bertahan
untuk menghadapi kedatangan TUHAN Yang ke
dua, lewat pekerjaan sabun
sebab noda-noda pakaian harus dibersihkan dan juga pekerjaan
nyala api, penderitaan tanpa dosa.
Inilah
saudaraku penderitaan Kristus, kita juga
harus mengalami penderitaan = ikut
ambil bagian dalam penderitaan Kristus, yaitu
mengalami kematian bersama TUHAN.
Untuk
apa percikan
darah/penderitaan
tanpa dosa?
Untuk:
- untuk
menyucikan batin kita
dari karat-karat dosa,
kalau tadi sabun itu, untuk menyucikan
bagian luar/pakaian,
tetapi untuk nyala api/pemurni
logam, saudara tahu seringkali logam-logam
berkarat di bagian dalam, diluar masih
kelihatan bagus, tetapi sudah berkarat di
bagian dalam.
Seperti mobil yang
catnya masih bagus, tetapi mungkin saja
ada cat yang sedikit
tidak rata dan begitu di las, sudah
hancur dalamnya sebab sudah
berkarat.
Mengapa
TUHAN ijinkan kita menghadapi pencobaan
luar biasa seperti kebencian, kemurtadan,
kedurhakaan, penderitaan tanpa dosa --> kita
tidak bersalah tetapi
kita disiksa, tidak bersalah,
dicaci maki? Untuk membersihkan karat-karat di
dalam batin kita.
Di dalam Maleakhi
3: 3,
'Ia akan duduk seperti orang
yang memurnikan dan mentahirkan'
--> inilah pemurnian/penyucian
sampai kedalam batin. Istilah
pentahiran itu untuk penyakit kusta yang
di dalam alkitab dikatakan kalau orang sakit kusta
disembuhkan, namanya ditahirkan.
- Kusta
itu menunjuk kenajisan, kita harus
berhati-hati saudaraku,
jika di dalam hati ada
karat dosa yaitu karat-karat
kenajisan dan kejahatan = kusta.
Belum diperbuat,
belum dikatakan, tetapi
sudah dipikir, sudah diangan-angan
= karat yang berada di
dalam.
Keinginan najis mengarah
kepada dosa seks dan makan minum, dan
keinginan jahat itu adalah keinginan akan
uang/ikatan akan uang, yang
membuat kita tidak dapat mengasihi
TUHAN lagi, kalau hati sudah berkarat
sebab ada akar kejahatan dan
kenajisan, maka tidak akan
ada akar dari kasih ALLAH
= tidak dapat
mengsihi TUHAN = batin ini yang harus
disucikan, lewat percikan darah.
- Kusta
itu juga menunjuk kebenaran diri sendiri, putih,
tetapi kusta, benar tetapi
kusta. Putih
merupakan gambaran
dari kebenaran; kebenaran diri
sendiri yang ada di dalam
batin manusia. Kebenaran
diri sendiri itu = kebenaran
dari orang berdosa yang didapatkan
dengan cara menyalahkan orang lain, bahkan sampai
menyalahkan TUHAN.
Dia
berdosa/dia bersalah,
tetapi mendapat kebenaran dengan cara
menyalahkan orang lain --> tidak
pernah dia mengakui dosanya bahkan sampai
menyalahkan TUHAN --> ini gara-gara
TUHAN Yang tidak adil.
Saya yang setia beribadah, tidak diberkati.
Sedangkan yang tidak setia,
diberkati. Inilah
kebenaran diri sendiri =
menyalahkan sesama sampai menyalahkan
TUHAN.
Termasuk Ayub, Ayub orang yang sudah jujur, saleh,
ia diberkati oleh TUHAN, tetapi
dia mempunyai
karat. Ini yang
berbahaya, sebab
karat ini jarang diketahui, kalau tidak diberikan nyala api.
Banyak pendeta
dan anak TUHAN merasa tidak
bersalah, buktinya gereja ku besar, buktinya diberkati, buktinya
pekerjaan lancar semua, apa salahku? ternyata
ada karat kebenaran diri sendiri.
Ayub
1: 1, 3
1.
Ada seorang laki-laki di tanah Us bernama Ayub; orang itu saleh dan
jujur; ia takut akan Allah dan menjauhi kejahatan.
3.
Ia memiliki tujuh ribu ekor kambing domba.
Kalau
sekarang tujuh ribu ekor kambing domba ini
menunjuk pada mobil sehingga Ayub
itu adalah orang yang terkaya dari semua
orang di sebelah timur. Ini
berbahaya sekali, sebab
kebenaran diri sendiri itu dapat menimpa
seseorang disaat-saat ia merasa
saleh, jujur.
Tetapi bisa juga
disaat-saat tidak memiliki
apa-apa/telanjang
seperti Adam dan Hawa, begitu
mereka telanjang/
sudah tidak memiliki apa-apa
dan ketika TUHAN bertanya
--> 'hai manusia, apa
engkau makan buah pohon itu?',
istriku yang Kau/TUHAN,
yang Kau tempatkan disisiku,
dia yang memberi = karat yang tidak bisa
diketahui. Saat-saat
orang diberkati --> bahaya!! Sebab ada
karat kebenaran sendiri dan Ayub
contohnya. Dan juga saat-saat orang
telanjang/dalam penderitaan-pun,
masih dapat membenarkan diri sendiri.
Inilah karat yang harus disucikan.
Ayub
32: 1,
2
1.
Maka ketiga orang itu menghentikan sanggahan mereka terhadap Ayub,
karena ia menganggap dirinya benar.
2.
Lalu marahlah Elihu bin Barakheel, orang Bus, dari kaum Ram; ia
marah terhadap Ayub, karena ia menganggap dirinya lebih benar dari
pada Allah,
Menyalahkan sesama =
merasa lebih benar dari sesama
= sampai menyalahkan TUHAN.
Sehingga TUHAN
ijinkan Ayub mengalami ujian
habis-habisan = percikan darah
untuk memeriksa dan juga untuk memurnikan
karat yang ada di hatinya/ kebenaran diri
sendiri, sampai Ayub mengakui.
Mari,
jika kita menghadapi percikan darah
dan nyala api sampai habis-habisan
atau belum habis-habisan --> jangan tunggu sampai
habis-habisan seperti Ayub sebab nanti
saudara tidak akan
tahan. Itu
sebabnya lebih baik nyala api Firman
sekarang ini yang
membersihkan kita.
Ayub
42: 5,
6
5.
Hanya dari kata orang saja aku mendengar tentang Engkau, tetapi
sekarang mataku sendiri memandang Engkau.
6.
Oleh sebab itu aku mencabut perkataanku dan dengan menyesal aku
duduk dalam debu dan abu."
Ayat 6= "Oleh sebab
itu aku mencabut perkataanku" --> kalau orang
memiliki kebenaran diri sendiri, maka
perkataannya itu selalu menyalahkan orang lain,
sampai menyalahkan TUHAN, selalu
bersungut-sungut, maka perkataan itu harus
dicabut semuanya. Kalau
kebenaran sendiri/karat itu sudah
disucikan, maka kata-kata kita
menjadi kata-kata yang benar, lidah yang benar itu =
bagaikan perak pilihan.
Amsal
10: 20a,
Lidah orang benar seperti perak pilihan,
Inilah
Ayub yang sudah ditahirkan seperti perak,
dia ditahirkan dari kebenaran diri sebab
banyak perkataannya
yang hanya menyalahkan orang, sampai
menyalahkan TUHAN. Tetapi
kalau sudah disucikan oleh api, lidah nya menjadi
benar = bagaikan perak pilihan.
Untuk
apa lidah yang benar ini?
Untuk:
- mengaku
dosa,
- mengaku
kegagalan-kegagalan, kekurangan kita,
- menyembah
TUHAN, hanya berseru haleluyah.
Haleluyah
=
- pengakuan
bahwa kita hidup dari kemurahan TUHAN,
dan juga dari kasih setia TUHAN
sebab kita tidak bisa berbuat apa-apa,
- kita
menyembah Sang Raja dengan berseru haleluyah.
Jika
dihari-hari ini, kita banyak
menyebut haleluyah,
maka kata sia-sia akansemakin berkurang; tetapi
kalau kita kurang menyebut haleluya,
dan jugakurang menyembah TUHAN,
maka nanti kata sia-sia yang akan semakin
banyak.
Mari, mulai sekarang banyak
menyembah dengan kata haleluyah,
haleluyah -->
mengaku bahwa saya hidup dari kasih
setia dan kemurahan
TUHAN, sampai satu waktu,
waktu YESUS datang ke dua kali,
maka dari empat penjuru bumi
betul-betul ada sorakan haleluyah
dan kita akan terangkat
keawan-awan bersama-sama dengan YESUS.
Hanya
orang yang tahan waktu kedatangan TUHAN
dan hanya orang yang lidahnya tidak
berkata perkataan yang sia-sia dapat menyebut haleluyah,
dan dapat menyembah TUHAN.
Yang suka mengomel, yang
suka menyalahkan orang, tidak akan
dapat menyebut haleluyah.
Wahyu
19: 6, 7
6.
Lalu aku mendengar seperti suara himpunan besar orang banyak,
seperti desau air bah dan seperti deru guruh yang hebat, katanya:
"Haleluya! Karena Tuhan, Allah kita, Yang Mahakuasa, telah
menjadi raja.
7.
Marilah kita bersukacita dan bersorak-sorai, dan memuliakan Dia!
Karena hari perkawinan Anak Domba telah tiba, dan pengantin-Nya
telah siap sedia.
Ada mahkota,
ada kebahagiaan dan
juga ada suara yang menyambut
pengantin-Nya dengan berseru haleluyah,
haleluyah,
haleluyah =
suara penyembahan. Hanya lidah yang
seperti perak pilihan, dan banyak
menyembah TUHAN dihari-hari
ini dapat merasakan kasih setia dan
kemurahan TUHAN/kemurahan dari Sang
Raja untuk menolong kita.
Ayub
tertolong oleh TUHAN, ia dipulihkan secara
dobel jasmani dan rohani ditolong;
saat kita berseru haleluyah,
YESUS, haleluyah,
apapun penderitaan kita maka di saat itu
TUHAN akan menolong
kita, baik jasmani maupun rohani seperti
Ayub yang menerima pertolongan/pemulihan
yang dobel dari TUHAN.
Kegunaan
percikan darah pertama untuk memurnikan/mentahirkan
karat yaitu:
- batin
kita yang berkarat,
- kebenaran
diri sendiri sampai
- lidah
ini hanya dapat menyembah dengan kata penyembahan haleluyah kepada
TUHAN dengan mengaku saya yang salah,
saya yang gagal, dan juga mengaku saya
hanya hidup dari kemurahan kasih setia TUHAN.
Beseru haleluyah untuk persiapan menanti kedatangan TUHAN.
- untuk
kemuliaan
dan untuk
mengubahkan.
2
Korintus 4: 16,
17
16.
Sebab itu kami tidak tawar hati, tetapi meskipun manusia lahiriah
kami semakin merosot, namun manusia batiniah kami dibaharui dari
sehari ke sehari.
17.
Sebab penderitaan ringan yang sekarang ini, mengerjakan bagi kami
kemuliaan kekal yang melebihi segala-galanya, jauh lebih besar dari
pada penderitaan kami.
Kemudian percikan darah itu juga
berguna untuk mengubahkan --> inilah
kemuliaan yang sesungguhnya. Sekali lagi
saudaraku, kemuliaan TUHAN
itu jangan diukur yang jasmani seperti memiliki
gereja besar --> boleh saja.
Tetapi kalau itu yang menjadi
ukuran dari kemuliaan, kalau di
banding dengan mall, tentu
jauh sekali. Apalagi dibandingkan dengan
gereja kita, apa yang
mau disombongkan?
Jadi, kemuliaan itu jangan diukur dengan
hal yang jasmani.
Kemuliaan
itu adalah keubahan hidup dari manusia daging menjadi manusia
rohani/manusia yang memiliki perhiasan
mempelai yang di dapat lewat percikan
darah. Misalnya kita
tidak bersalah, tetapi
tiba-tiba kita dimaki-maki =
percikan darah. Tetapi
kalau kita melawan, itu berarti
kita tidak berubah,
kita tetap menjadi manusia daging.
Kalau manusia
rohani, kita bisa lemah lembut,
pendiam dan penurut = perhiasan
mempelai.
1
Petrus 3: 3-5
3.
Perhiasanmu janganlah secara lahiriah, yaitu dengan
mengepang-ngepang rambut, memakai perhiasan emas atau dengan
mengenakan pakaian yang indah-indah,
4.
tetapi perhiasanmu ialah manusia batiniah yang tersembunyi dengan
perhiasan yang tidak binasa yang berasal dari roh yang lemah lembut
dan tenteram, yang sangat berharga di mata Allah.
5.
Sebab demikianlah caranya perempuan-perempuan kudus dahulu
berdandan, yaitu perempuan-perempuan yang menaruh pengharapannya
kepada Allah ; mereka tunduk kepada suaminya,
Lemah
lembut, pendiam dan penurut = emas, tadi
di Maleakhi, Ia duduk dengan api pemurni
logam, perak dan emas, perak itu lidah yang bisa menyembah
haleluyah,
sedangkan emas ini keubahan hidup =
perhiasan rohani, mulai lemah lembut, pendiam, dan
penurut.
Ketiga hal ini
yaitu lemah lembut, pendiam dan penurut, merupakan
perhiasan seorang istri yaitu keubahan
hidup, dan kalau terus dihiasi/kita
diubahkan terus, maka nanti akan
menjadi pakaian putih yang berkilau-kilauan.
Tiga hal ini terlebih
dahulu yaitu keubahan dari dalam sehingga
akan berkilauan keluar;
kalau dari dalam hati kita ada perhiasan lemah lembut, pendiam dan
penurut akan berkilau keluar, maka orang
akan tahu, kita tidak perlu
mengatakan bahwa saya ini lemah
lembut.
Kalau saya masih
kurang lemah lembut, apalagi kalau
menghadapi pengerja saya masih kurang. Itu
sebabnya saya masih perlu lagi dihiasi, saya masih perlu
belajar, sebab pelajaran ini merupakan
pelajaran yang belum tamat sampai TUHAN
datang.
Itu sebabnya, mari, berubahlah menjadi
lemah lembut, pendiam dan penurut sebab
itu akan disinarkan sebagai sinar
yang berkilau-kilauan.
Wahyu
19: 8, Dan kepadanya
dikaruniakan supaya memakai kain lenan halus yang berkilau-kilauan
dan yang putih bersih!" (Lenan halus itu adalah
perbuatan-perbuatan yang benar dari orang-orang kudus.)
Saya
ingin belajar agar dapat terus menjadi
lemah lembut, pendiam, penurut sehingga
terus menyinarkan sinar yang berkilau-kilau sampai
sewaktu-waktu kita mendapat pakaian putih berkilau-kilau/pakaian
mempelai, ini yang siap menghadapi kedatangan TUHAN
= bertahan dalam pencobaan, ada
mahkota, dan disabun =
ada kebahagiaan. Diberi
api, ada mulut/lidah
--> perak = haleluyah
= menyembah.
Wahyu 19:
9, Lalu ia berkata
kepadaku: "Tuliskanlah: Berbahagialah mereka yang diundang ke
perjamuan kawin Anak Domba." Katanya lagi kepadaku: "Perkataan
ini adalah benar, perkataan-perkataan dari Allah."
Kita
harus menghadapi pencobaan biasa dan pencobaan luar biasa/ujian,
tetapi jangan takut.
Daud bukan menantang TUHAN, tetapi
Daud tahu, kalau tanpa ujian:
- maka
dia tidak bisa memiliki semuannya
ini,
- dia
tidak bisa memiliki suara haleluyah
= penyembahan,
- dia
tidak bisa memiliki kebahagiaan,
- dia
tidak bisa memiliki pakaian,
- dia
tidak bisa memakai mahkota, itu sebabnya Daud katakan kepada Tuhan,
"ujilah aku, cobalah" = bukan
menantang, tetapi dia memohon supaya dia
bisa mendapatkan pakaian mempelai dan juga
mahkota. Semua ini
untuk persiapan saat YESUS datang
kembali.
Mazmur
26: 1-3
1. Dari Daud.
Berilah keadilan kepadaku, ya TUHAN, sebab aku telah hidup dalam
ketulusan; kepada TUHAN aku percaya dengan tidak
ragu-ragu.
2.
Ujilah aku, ya TUHAN, dan cobalah aku; selidikilah batinku dan
hatiku.
3.
Sebab mataku tertuju pada kasih setia-Mu, dan aku hidup dalam
kebenaran-Mu.
Ayat 1 --> Tidak ragu-ragu, mari dalam
ujian/pencobaan kita
jangan ragu-ragu, sebab TUHAN
tidak pernah menipu kita, kita tetap percaya,
berharap dan mengasihi TUHAN.
Itu
sebabnya dalam ujian:
- biarlah
mata kita hanya tertuju kepada TUHAN,
- mulut
kita hanya menyembah TUHAN sampai
- kasih
setia TUHAN turun untuk menolong kita,
untuk menguatkan kita sampai Dia datang, kita
tetap bertahan dalam pencobaan, bertahan dalam menanti TUHAN,
sampai TUHAN datang kita bersama Dia.
uhan
memberkati.1