Kita
masih kembali ke tema yang terdapat di dalam injil
Yohanes 10:
10b, Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan
mempunyainya dalam segala kelimpahan.
'Aku'=
penampilan Pribadi YESUS. Di dalam injil Yohanes 10, ada tiga kali
penampilan dari Pribadi YESUS untuk memberikan hidup dalam segala
kelimpahan yaitu:
- Yohanes
10: 9, 'Akulah
Pintu' -->
YESUS sebagai Pintu. Kalau Pintu tertutup, maka kita tidak dapat
mencapai hidup. Itu sebabnya Pintu harus dibuka.
- Yohanes
10: 11, 'Akulah
Gembala Yang Baik'.
- Yohanes
10: 36, 'Akulah
Anak ALLAH'.
Inilah
tiga kali penampilan dari Pribadi YESUS di dalam injil Yohanes 10,
untuk memberikan hidup dalam segala kelimpahan.
Sebenarnya
rencana saya selama lima kali kebaktian, sudah selesai semua
penjelasan ini, tetapi rencana TUHAN berubah sebab mulai tadi malam
kita masih membahas tentang 'Akulah Pintu' dan pagi hari ini,
kita masih tetap akan membahas 'Akulah Pintu'. Jangan-jangan,
nanti sore masih tetap dibahas 'Akulah Pintu' dan ini berarti
masih harus kembali lagi ke Ambon untuk menyelesaikan bagian yang
kedua dan bagian yang ketiga.
Di
dalam tabernakel/kerajaan surga ada tiga macam pintu yaitu:
- pintu
gerbang= pintu kebenaran dan pintu
keselamatan= pintu yang menuju ke halaman.
- pintu
kemah= pintu menuju
ruangan suci.
- pintu
tirai= tabir untuk
menuju ke ruangan maha suci/kesempurnaan. Pada tirai/tabir terdapat
kerub. Jadi, sejak Adam dan Hawa berbuat dosa yaitu dosa tidak taat
atau tidak dengar-dengaran maka pintu firdaus/pintu surga ditutup.
Berarti manusia hanya hidup dalam suasana kutukan/mengalami kutukan
sehingga diusir sampai pada kebinasaan= tidak ada kehidupan=
kebinasaan kekal.
Tetapi
puji syukur, di dalam injil
Matius 27: 50, 51 merupakan jalan
keluarnya.
Matius
27: 50, 51,
50.
Yesus berseru pula dengan suara nyaring lalu menyerahkan nyawa-Nya.
51.
Dan lihatlah, tabir Bait Suci terbelah dua dari atas sampai ke bawah
dan terjadilah gempa bumi, dan bukit-bukit batu terbelah,
Saat
YESUS taat dengar-dengaran= saat YESUS menyerahkan Nyawa sampai mati
di kayu salib, maka tabir bait suci terbelah menjadi dua dari atas
sampai ke bawah. YESUS Satu-satunya Yang membuka pintu firdaus/pintu
surga, yang dalam tabernakel menunjuk pada pintu tirai, pintu kemah
mau-pun pintu gerbang. Puji TUHAN.
Jika
tabir/pintu tirai terbuka, maka ada dua hasil yang dapat kita terima
yaitu:
- terbuka
jalan baru dan hidup sehingga manusia mendapatkan hidup dalam
kelimpahan/kekal. Awalnya pintu ditutup sehingga manusia hanya hidup
dalam kutukan dan kebinasaan, tetapi setelah pintu dibuka, maka
terbukalah jalan baru dan hidup sehingga manusia mendapatkan hidup
dalam segala kelimpahan bahkan sampai pada hidup yang kekal. Tadi
malam hal ini sudah diterangkan.
- karena
tirai terobek, maka hasil yang kedua adalah tabut perjanjian akan
kelihatan.
Kita
akan mempelajari apa yang dimaksud dengan tabut?
Tabut
perjanjian terdiri atas dua bagian yaitu:
- Keluaran
25: 17, 18
17. Juga
engkau harus membuat tutup pendamaian dari emas murni, dua setengah
hasta panjangnya dan satu setengah hasta lebarnya.
18.
Dan haruslah kaubuat dua kerub dari emas, kaubuatlah itu dari emas
tempaan, pada kedua ujung tutup pendamaian itu.
Jadi
tabut perjanjian terdiri dari dua bagian yang pertama adalah tutup
pendamaian yang terbuat dari emas murni.
Emas murni ini= zat Ilahi. Semuanya Ilahi= tidak ada
campuran dari dunia. Ada tutup pendamaian
yang dipercik sebanyak tujuh kali dengan darah dan juga
ada dua kerub yang semuanya juga terbuat dari emas murni.
Kerub
pertama yang terbuat dari emas murni menunjuk pada ALLAH Bapa,
kemudian tutup pendamaian dengan tujuh percikan darah/ada tanda
darah menunjuk pada Anak ALLAH/YESUS. Jadi ALLAH Bapa= TUHAN (kerub
pertama). Kemudian kerub yang kedua yang juga terbuat dari emas
murni adalah ALLAH Roh.Kudus/Kristus. Jadi, tutup pendamaian yang
terbuat dari emas murni, menunjuk pada Pribadi ALLAH Bapa, Anak dan
Roh.Kudus yaitu TUHAN YESUS Kristus dalam kemuliaan sebagai Mempelai
Pria Surga/Kepala. Sekali lagi saya katakan bahwa Kepala itu adalah
Suami/Mempelai Pria Surga. Inilah tutup pendamaian.
- Keluaran
25: 10, 11
10. "Haruslah mereka
membuat tabut dari kayu penaga, dua setengah hasta panjangnya, satu
setengah hasta lebarnya dan satu setengah hasta tingginya.
11.
Haruslah engkau menyalutnya dengan emas murni; dari dalam dan dari
luar engkau harus menyalutnya dan di atasnya harus kaubuat bingkai
emas sekelilingnya.
Tabut=
peti yang terbuat dari kayu
penaga. Di
sinilah bedanya. Kalau tutup terbuat dari emas murni, tetapi kalau
tabut/peti terbuat dari kayu penaga tetapi disalut bagian luar dan
dalam dengan emas murni sehingga kayu penaga itu tidak
kelihatan.
Sekuat-kuatnya kayu, tetapi kalau dibiarkan terkena
panas dan hujan maka lama kelamaan akan menjadi rapuh dan akan
hancur. Inilah gambaran dari manusia sekalipun memiliki gelar yang
hebat, kaya atau memiliki gedung gereja yang besar dengan memiliki
sidang jemaat yang banyak, tetapi kalau terkena panas dan dingin,
akan hancur dan binasa. Itu sebabnya harus disalut dengan emas
murni/zat Ilahi sampai tidak ada lagi dagingnya/kayunya; sekalipun
terkena panas, emas itu tidak akan hancur= tetap kekal.
Apa
artinya tabut/peti dari kayu penaga yang disalut bagian luar dan
dalam dengan emas murni? Adalah manusia daging yang berdosa/kayu
penaga yang berwarna hitam yang disalut dengan zat Ilahi sehingga
menjadi sempurna seperti YESUS. Tidak ada kayu lagi, yang
kelihatan hanya emasnya= Tutup/Pribadi TUHAN YESUS Kristus sebagai
Mempelai Pria Surga. Begitu juga kita, sekalipun kita ini kayu,
tetapi kalau kita mau sedikit demi sedikit disalut dengan emas murni
bagian luar dan juga bagian dalam sehingga semua tertutup -->
inilah manusia daging yang berdosa tetapi disalut dengan zat Ilahi
lewat Firman, Roh.Kudus dan kasih sehingga menjadi sempurna seperti
YESUS dan disebut Mempelai Wanita Surga. Inilah tabut perjanjian.
Semoga kita dapat mengerti.
Kemudian
Tutup dengan peti jika digabungkan, maka Tutup dan peti adalah
hubungan antara YESUS sebagai Mempelai Pria Surga dengan sidang
jemaat yang sempurna sebagai Mempelai Wanita yang tidak terpisahkan
lagi untuk masuk perjamuan kawin Anak Domba diawan-awan yang permai
dan terjadi pada saat kedatangan YESUS Yang kedua kalinya.
Mengapa
saya katakan tidak terpisahkan lagi? Peristiwa Usha waktu tabut
perjanjian dinaikkan ke pedati dan ini merupakan suatu kesalahan,
sebab seharusnya peti perjanjian itu dipikul --> inilah kalau
manusia ingin yang modern, sehingga mengubah-ubah dengan cara sendiri
dengan memasukan cara dari dunia. Kita jangan melakukan itu sebab
akan hancur.
Waktu
tabut perjanjian dinaikkan ke pedati kemudian lembunya tergelincir,
kemudian Usha mau mencoba menahan dengan menjamah sehingga ia mati.
Sesungguhnya peti perjanjian itu tidak perlu dijamah sebab tidak
mungkin terlepas/terpisah untuk masuk dalam perjamuan kawin Anak
Domba ALLAH/nikah yang sempurna diawan-awan yang permai pada saat
kedatangan YESUS Yang kedua kalinya.
Wahyu
19: 9, Lalu ia berkata kepadaku: "Tuliskanlah:
Berbahagialah mereka yang diundang ke perjamuan kawin Anak Domba."
Katanya lagi kepadaku: "Perkataan ini adalah benar,
perkataan-perkataan dari Allah."
Perkataan-perkataan
dari ALLAH, itu sebabnya kita jangan ragu-ragu. YESUS sebagai
Mempelai Pria Surga/Tutup sudah siap, mari kita juga harus siap di
salut dengan emas/Mempelai Wanita supaya ada hubungan yang tidak
dapat dipisahkan lagi, kita masuk dalam perjamuan kawin Anak
Domba/pertemuan di awan-awan yang permai pada saat kedatangan YESUS
Yang kedua kalinya.
Sesudah
perkawinan Anak Domba, kita masuk kerajaan seribu tahun damai
/firdaus yang akan datang (Wahyu 20). Sesudah itu Wahyu 21, 22,
langit dan bumi yang baru. Sesudah itu kita masuk Yerusalem
Baru/kerajaan surga yang kekal= sungguh-sungguh hidup dalam
kelimpahan. Inilah rencana TUHAN bagi kita --> 'Aku datang
supaya mereka mempunyai hidup dalam kelimpahan'. Semoga kita
mengerti pada kesempatan ini.
Itu
sebabnya YESUS mengatakan 'Aku-lah Pintu'= YESUS memberi jalan.
Kalau pintu terbuka, maka tabut perjanjian akan kelihatan.
Jadi,
dengan terbukanya pintu tirai, maka terbukalah kesempatan bagi kita
untuk:
- masuk
perjamuan kawin Anak Domba diawan-awan,
- masuk
ke firdaus/kerajaan seribu tahun damai
- masuk
kerajaan surga yang kekal/Yerusalem Baru.
Semua
ini terjadi sebab pintu sudah terbuka, kalau pintu tidak terbuka,
maka yang ada hanyalah kutukan dan kebinasaan. Pintu ditutup, manusia
diusir ke dunia. Dunia ini merupakan kutukan/penjara; sebenarnya
tempat dari manusia adalah di taman Eden. Kita jangan mengatakan
bahwa dunia ini enak --> tidak!! Dunia ini kutukan.
Yang
penting adalah hubungan, sebab hubungan ini tidak boleh terpisah dari
TUHAN= Tutup dengan peti tidak boleh terpisah. Sebab kalau
terpisah/terbuka, maka hujan, angin akan masuk. Itu sebabnya peti itu
harus ditutup.
Supaya
hubungan Tutup pendamaian dengan peti tidak terpisah, maka
pada
peti harus ada bingkai emas -->
Keluaran
25: 11,
Haruslah engkau menyalutnya dengan
emas murni; dari dalam dan dari luar engkau harus menyalutnya dan di
atasnya harus kaubuat bingkai
emas sekelilingnya.
Pada
peti, bukan pada Tutup yang diberi bingkai emas sebab YESUS sudah
setia. Yang memerlukan bingkai emas adalah kita. Jadi, supaya kita
tidak terpisah dari TUHAN YESUS, maka mulai sekarang kita harus
memiliki bingkai emas secara rohani. Kita terus menerus tidak
terpisah dari TUHAN dan jika YESUS datang, maka betul-betul kita
tidak akan terpisah. Jangan terpisah, kemudian menyatu lagi, terpisah
lagi, menyatu lagi; saat kita terpisah dan TUHAN datang, maka kita
akan betul-betul terpisah untuk selama-lamanya. Itu sebabnya mulai
sekarang hubungan itu harus dijaga dengan memiliki bingkai emas
secara rohani.
Apa
arti rohani dari bingkai emas
- Mazmur
25: 14,
TUHAN
bergaul karib dengan orang yang takut akan Dia, dan perjanjian-Nya
diberitahukan-Nya kepada mereka.
Tidak
terpisah= bergaul karib= bingkai emas. Perjanjian-Nya= Firman-Nya.
jadi, arti dari bingkai emas yang pertama adalah takut
akan TUHAN.
Jangan
takut pada sesuatu sebab seringkali kita takut pada sesuatu sampai
kita menjadi tidak takut akan TUHAN/melawan TUHAN/melawan
Firman-Nya. Jadi, bingkai itu adalah takut akan TUHAN.
Bagi
yang bekerja, karena takut pada pimpinannya, ketika disuruh untuk
melakukan korupsi, maka ia lakukan karena takut dipecat sampai
melawan TUHAN. Bayangkan manusia ini, betul-betul kayu yang keras
tetapi rapuh. Mungkin karena merasa sungkan kepada manusia, sampai
tidak memiliki perasaan sungkan lagi dengan TUHAN. Ini benar-benar
tidak memiliki bingkai= Tutup ini meluncur sehingga terpisah jauh.
sekalipun ia merasa ia dekat dengan TUHAN, itu bohong.
Amsal
8: 13,
Takut
akan TUHAN ialah membenci kejahatan; aku benci kepada kesombongan,
kecongkakan, tingkah laku yang jahat, dan mulut penuh tipu
muslihat.
Arti
dari takut akan TUHAN adalah membenci
dosa kejahatan sampai dengan membenci dusta.
Untuk ini bukan hanya tidak mau berbuat dosa, tetapi membenci dosa.
Berbuat dosa dan berdusta= menantang TUHAN.
Seringkali kita
berdusta karena takut pada sesuatu dan ini seringkali terjadi=
menantang TUHAN, tidak bergaul karib= Tutup peti itu meluncur. Mari,
pagi ini sungguh-sungguh membenci dosa sampai dengan membenci dusta=
hidup di dalam kebenaran. Jika kita mau menjadi Mempelai/tidak
terpisah dari TUHAN, maka kita harus hidup di dalam
kebenaran.
Secara pribadi benar di dalam:
- pikiran,
- pandangan,
- perkataan,
- perbuatan,
- tahbisan,
- nikah
rumah tangga harus benar.
Tahbisan
benar --> jika tahbisan tidak benar, maka hidupnya juga tidak
benar. Tahbisan benar itu jika menjadi seorang gembala, maka
tahbisannya sebagai gembala yang benar, jika penginjil, jadilah
penginjil yang benar. Kita tidak asal beribadah dan melayani, tetapi
harus benar. Semoga kita dapat mengerti.
Jika kita sudah
hidup dalam kebenaran, TUHAN akan bergaul karib dengan orang yang
takut akan TUHAN, maka TUHAN akan memberi tahu perjanjian- Nya.
Bukan kalau kita ini S1, S2, S3 atau tanpa S (maksudnya tidak
bersekolah), bukan kalau kita kaya atau memiliki sidang jemaat yang
banyak atau sedikit, maka TUHAN akan memberikan perjanjian-Nya -->
tidak!!! Kalau kita takut akan TUHAN, hidup dalam kebenaran, maka
perjanjian-Nya akan diberitahukan kepada kita= TUHAN akan memberikan
pembukaan rahasia Firman/ayat menerangkan ayat/Firman
pengajaran yang benar.
Bagi sidang jemaat, jika saudara hidup
benar, maka tidak akan sulit untuk menerima pengajaran yang benar
dan untuk ini tidak diperlukan otak/kepandaian tetapi tergantung
kita hidup benar atau tidak dan juga takut akan TUHAN atau tidak.
Kalau kita hidup benar, kita pasti dapat mengerti Firman
pengajaran.
Juga bagi hamba TUHAN, jika hidup benar, pasti
ada pembukaan Firman/pasti ada pengajaran yang benar yang TUHAN
bukakan kepada kita. Semoga kita dapat mengerti.
Mazmur
37: 25, 26
25. Dahulu aku
muda, sekarang telah menjadi tua, tetapi tidak pernah kulihat orang
benar ditinggalkan, atau anak cucunya meminta-minta roti;
26.
tiap hari ia menaruh belas kasihan dan memberi pinjaman, dan anak
cucunya menjadi berkat.
Ay 25 --> Orang benar= hidup
dalam kebenaran dan juga pengajarannya benar, mereka tidak pernah
ditinggalkan= tidak terpisah dari TUHAN sampai ke anak cucu
diberkati dan menjadi berkat bagi orang lain= berkat Abraham= Tutup
melekat pada tabut.
Ay 26 --> Inilah warisan bagi anak
cucu. Banyak kali hamba-hamba TUHAN berebutan untuk mewariskan
gereja --> ini boleh saja kepada anaknya, terserah! Sekarang ini
hamba-hamba TUHAN ketakutan, nanti gembala diganti oleh orang lain
--> masih hidup, sudah memikirkan bagaimana dengan anakku ini.
Sudah bingung semuanya. Ini salah!
Sebab kalau warisannya:
- gereja,
maka gereja itu dapat dijual,
- deposito,
dapat habis,
- perusahaan,
maka perusahaan itu dapat terbakar, dapat bangkrut.
Kalau
tidak mau bangkrut, maka warisan kita kepada anak cucu adalah hidup
benar + Firman pengajaran yang benar --> ini tidak akan pernah
habis sampai selama-lamanya/sampai TUHAN datang.
Semua kita,
mari, wariskan hidup dalam kebenaran, kita memberikan teladan kepada
istri, anak dan cucu kita dengan mendidik mereka dalam kebenaran +
dengan pengajaran yang benar dan ini tidak akan pernah habis sampai
ke anak cucu, sampai TUHAN datang, sampai selama-lamanya. Ada
jaminan Tutup dengan peti tidak terpisah. Inilah arti rohani dari
bingkai emas yang pertama yaitu takut akan TUHAN. Semoga kita dapat
mengerti.
- Amsal
3: 32, karena orang yang sesat adalah kekejian
bagi TUHAN, tetapi dengan orang jujur Ia bergaul erat.
Jadi
arti dari bingkai emas secara rohani yang kedua adalah
kejujuran/kemurnian hati.
Kalau hatinya murni, pasti jujur. Murni= polos bagaikan
merpati. Orang yang hatinya tidak polos selalu berkata --> ya,
tetapi tidak. Tidak tetapi ya. Ya, tidak, ya, tidak. Mari, pagi ini
bingkai emas adalah kejujuran/kemurnian hati/kepolosan hati dan
TUHAN akan bergaul erat.
Kejujuran itu dimulai dari mana?
Kejujuran ini dimulai dari soal TUHAN/kita harus jujur soal
TUHAN. Bangsa Israel tidak jujur soal TUHAN, waktu Musa naik ke atas
gunung Sinai, mereka membuat lembu emas, kemudian mereka berkata:
"Inilah allah yang menuntun kita keluar dari Mesir" --> ini
sungguh-sungguh menista TUHAN. Jelas salah tetapi mereka berkata:
ini allah, daripada tidak ada yang lain= tidak jujur sehingga mereka
mendapatkan pedang penghukuman dari TUHAN. Ini merupakan hal yang
sungguh-sungguh serius.
Titus 2: 7, dan
jadikanlah dirimu sendiri suatu teladan dalam berbuat baik.
Hendaklah engkau jujur dan bersungguh-sungguh dalam
pengajaranmu,
Jadi awal dari kejujuran adalah jujur
dalam pengajaran yang benar. Kita harus jujur/murni hati soal
pengajaran yang benar, artinya:
- ada
ketegasan untuk menerima dan berpegang teguh pada ajaran yang
benar. Kalau kita mengetahui bahwa itu adalah pengajaran yang
benar, maka kita harus menerima dan berpegang teguh pada ajaran
yang benar itu
- dan
juga ada ketegasan untuk menolak ajaran yang lain/ajaran yang tidak
benar. Semoga kita dapat mengerti.
Seringkali
kita sabar saja ketika ada orang yang memberitakan YESUS yang lain,
injil yang lain (2 Kor). Sabar saja= plin-plan= tidak memiliki
kemampuan untuk menolak pengajaran yang lain --> memang ajaran
itu tidak benar tetapi karena kita
- merasa
sungkan= tidak jujur.
- menghargai=
tidak jujur.
Kalau
jujur, maka kita tegas dan tidak memandang orang siapa-pun dia -->
tegas!! untuk menerima dan berpegang teguh pada pengajaran yang
benar dan jugategas untuk menolak pengajaran yang lain yang tidak
benar. Kalau ada ketegasan= jujur, sebab TUHAN itu tidak dapat
dikurangi sedikit atau dikurangi banyak, sebab TUHAN itu Esa/Satu.
Dan untuk ini kita tidak dapat ditipu. Semoga kita dapat
mengerti.
Orang yang tidak jujur= orang yang mendua hati=
bimbang= plin-plan. Bagaikan laut yang dipermainkan oleh angin
sehingga:
- hidupnya
tidak tenang. Itu sebabnya kalau tidak berada di dalam satu
pengajaran, maka hati merasa tidak damai.
- tidak
mendapatkan apa-apa dari TUHAN terutama pembukaan Firman sampai
hidupnya menjadi tenggelam.
Itu
sebabnya, mari sekarang ini kita memasang bingkai emas yaitu:
- takut
akan TUHAN dengan meninggalkan dosa dan juga tinggalkan dusta
sehingga dapat hidup benar.
- kejujuran
--> ketegasan soal pengajaran.
Kalau
sudah jujur dalam pengajaran, jujur dalam nikah dan kita juga dapat
jujur dalam hal keuangan, baru kita dapat jujur dalam segala
hal.
Jika kita tidak jujur soal TUHAN, bagaimana mungkin
kita dapat jujur soal nikah, jujur soal keuangan sebab tidak ada
yang mengetahui. Kalau soal TUHAN kita jujur, maka nikah yang tahu
hanya TUHAN. Seringkali istri tidak mengetahui, suami juga tidak
mengetahui, soal keuangan, banyak kali jemaat tidak ada yang
mengetahui demikian juga dengan gembala tidak ada yang mengetahui
hanya TUHAN Yang tahu. Jika kita jujur soal TUHAN, maka kita pasti
dapat jujur di dalam segala hal.
Ibrani
13: 4, 5
4.Hendaklah
kamu semua penuh hormat terhadap perkawinan dan janganlah kamu
mencemarkan tempat tidur, sebab orang-orang sundal dan pezinah akan
dihakimi Allah.
5. Janganlah kamu menjadi
hamba uang dan cukupkanlah dirimu dengan apa yang ada padamu. Karena
Allah telah berfirman: "Aku sekali-kali tidak akan membiarkan
engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau."
Penuh
hormat= jujur --> soal nikah tidak ada yang boleh disembunyikan,
harus ada kejujuran.
Di dalam nikah, maka tempat tidur bukanlah
tempat untuk melampiaskan hawa nafsu. Kemudian soal keuangan juga
harus jujur --> milik TUHAN/persepuluhan dan persembahan khusus
dan juga milik sesama yang membutuhkan. Sebab di dalam berkat yang
TUHAN berikan kepada kita, ada yang menjadi milik TUHAN dan harus
kita kembalikan, tetapi juga ada milik sesama yang
membutuhkan.
Ketika 'Aku lapar, kamu tidak memberikan Aku
minum'= ada hak dari sesama terutama dari sesama anggauta tubuh
Kristus yang membutuhkan.
Jika sudah jujur dalam:
- hal
TUHAN/hal pengajaran,
- hal
keuanganpasti jujur dalam segala hal,
- hal
nikah.
Kalau
kita mau melihat seseorang itu jujur, plin-plan atau tidak jujur,
maka jujur dalam segala hal dapat diketahui dari ucapannya
yaitu jika 'ya katakan ya' dan 'tidak katakan tidak'. Tidak
boleh ada tanda koma --> 'ya, tetapi, tidak, hanya' ini
berbahaya.
Satu waktu, Musa mengutus duabelas pengintai untuk
masuk ke Kanaan, TUHAN berfirman, bahwa negeri itu berlimpah dengan
susu dan madu --> benar! Firman pengajaran itu benar! dan ini
diakui oleh pengintai-pengintai itu. Ini buktinya bahwa buah
anggurnya harus kami pikul dan ini merupakan sesuatu yang luar
biasa.
Tetapi sekalipun mereka mengakui keadaan dari negeri
itu, tetapi mereka berkata 'hanya' ada orang Enak di
situ. 'Hanya'= suara daging= tabut belum disalut
sepenuhnya dengan mas, masih terlihat kayu. Hanya/tetapi= belum
jujur. Kalau jujur dalam segala hal --> 'ya katakan ya' dan
'tidak katakan tidak'= salib. Selebihnya berasal dari ular=
kepalanya adalah ular= tidak terpisah dari ular.
Kalau kita
jujur --> 'Aku sekali-kali tidak akan membiarkan/meninggalkan
engkau'= kita tidak terpisah dari TUHAN.
Ibrani 13:
6, Sebab itu dengan yakin kita dapat berkata:
"Tuhan adalah Penolongku. Aku tidak akan takut. Apakah yang
dapat dilakukan manusia terhadap aku?"
Hasil dari
kita tidak terpisah dari TUHAN/jujur adalah TUHAN menjadi
Penolong kita tepat pada waktunya. Kita tidak perlu takut sebab
TUHAN menjadi Penolong tepat pada waktunya asal kita jujur.
Takut
akan TUHAN:
- dengan
membuang dosa, sebab dosa ini yang membuat kita terpisah dari
TUHAN.
- membuang
dusta --> kita hidup benar sehingga TUHAN akan memberkati sampai
ke anak cucu.
- jujur
--> TUHAN menjadi Penolong tepat pada waktunya.
Ditambah
lagi kalau kita jujur --> Maleakhi 2: 6, 7,
6.
Pengajaran yang benar ada dalam mulutnya dan kecurangan tidak
terdapat pada bibirnya. Dalam damai sejahtera dan kejujuran ia
mengikuti Aku dan banyak orang dibuatnya berbalik dari pada
kesalahan.
7. Sebab bibir seorang imam
memelihara pengetahuan dan orang mencari pengajaran dari mulutnya,
sebab dialah utusan TUHAN semesta alam.
Kalau ada
kejujuran, maka akan ada damai sejahtera/ketenangan/kebahagiaan dan
banyak orang dibuatnya berbalik dari pada kesalahan= banyak
jiwa-jiwa dimenangkan.
Mari, bagi rekan-rekan gembala,
jika kita jujur, maka akan banyak jiwa yang dimenangkan, demikian
juga bagi sidang jemaat, jika saudara jujur dalam nikah, kalau kita
benar-benar jujur dengan takut akan TUHAN/tidak terpisah dari TUHAN,
maka kita akan dipakai oleh TUHAN untuk bersaksi sehingga banyak
jiwa-jiwa datang kepada TUHAN untuk:
- diselamatkan,
- menerima
pengajaran,
- disempurnakan.
Semoga
kita dapat mengerti.
Inilah kejujuran/bingkai emas. Pintu tirai
terobek/YESUS sudah taat sampai mati di kayu salib, maka tabut
perjanjian kelihatan= pertemuan antara Mempelai Pria Surga dengan
Mempelai Wanita yang tidak terpisahkan. Dan supaya kita dapat menuju
ke sana, maka mulai dari sekarang, kita sudah tidak boleh terpisah
lagi dari TUHAN dan caranya kita harus memiliki bingkai emas supaya
Tutup tidak meluncur dari peti, maka kita harus takut akan TUHAN,
kemudian kita harus ada kemurnian/kejujuran.
Terlebih saya
sebagai gembala sebab di belakang kita, di percaya sidang jemaat.
Mau kemana kalau gembalanya meluncur/terpisah dari TUHAN? Kalau
gembalanya tidak takut akan TUHAN sehingga dalam hal keuangan tidak
benar, mau dibawa kemana sidang jemaat itu?
- Roma
8: 35, 36
35. Siapakah yang akan
memisahkan kita dari kasih Kristus? Penindasan atau kesesakan atau
penganiayaan, atau kelaparan atau ketelanjangan, atau bahaya, atau
pedang?
36. Seperti ada tertulis: "Oleh
karena Engkau kami ada dalam bahaya maut sepanjang hari, kami telah
dianggap sebagai domba-domba sembelihan."
Yang
ketiga arti dari bingkai emas adalah kasih
dan kemurahan TUHAN.
Siapa-pun kita, posisi dari gereja TUHAN, siapa-pun
gereja TUHAN --> gereja itu besar, gereja kecil, orang kaya,
orang miskin atau pandai bodoh di akhir jaman, semuanya sama yaitu
seperti domba sembelihan.
Saudara tahu, kalau domba
hendak disembelih, maka domba itu sudah diikat dan ini berarti tidak
berdaya. Domba sembelihan itu= tidak berdaya menghadapi
kesulitan-kesulitan di segala bidang akhir jaman.
Sebagai
hamba-hamba TUHAN, kami juga menghadapi kesulitan-kesulitan. Untuk
mendatangkan orang ke gereja, sulit sekali dan untuk ini kalau tidak
karena kemurahan TUHAN, tidak akan bisa. Inilah domba sembelihan
yang memang menghadapi kesulitan-kesulitan sampai menghadapi maut
--> satu langkah jaraknya dengan maut.
Seorang raja
mengaku bahwa 'satu langkah jaraknya dengan maut'. Satu langkah
ini hampir sama dengan satu denyut jantung. Inilah kenyataan yang
kita hadapi, sehingga banyak kali hamba TUHAN dan juga anak TUHAN
menjadi putus asa dan kecewa sehingga meninggalkan TUHAN. Sudah
tidak berdaya, masih harus menghadapi kesulitan-kesulitan di segala
bidang sampai menghadapi maut.
Itu sebabnya kita semua
membutuhkan kasih dan kemurahan TUHAN --> 'siapa yang dapat
memisahkan aku dari kasih Kristus?' Kalau ada kasih, maka kita
tidak akan pernah merasa kecewa. Semoga kita dapat mengerti.
Mari!
bagi yang masih gagal, sudah berhasil dan menjadi kaya, mau-pun yang
masih miskin, mari, kita masih membutuhkan kasih dan kemurahan
TUHAN. Raja Daud sebagai raja, bersaksi hanya satu langkah jaraknya
dengan maut. Kekayaan tidak dapat menolong, apalagi kemiskinan,
hanya kasih dan kemurahan TUHAN yang dapat menolong kita sekalian.
Semoga kita dapat mengerti.
Apa buktinya kalau domba
sembelihan itu menerima kasih? Buktinya adalah kita menjadi
domba-domba yang tergembala.
Darimana kasih dan kemurahan
TUHAN itu? Yohanes 10: 11, Akulah gembala
yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi
domba-dombanya;
YESUS menjadi Gembala Yang Baik
menyerahkan nyawa bagi domba-domba= memberikan kasih dan
kemurahan/kasih dan anugerah kepada domba-domba.
Seringkali di
dalam penataran nikah, saya katakan kepada kedua calon suami isteri
itu --> dengarkan, termasuk saya, kami manusia daging/kayu
penaga, tidak memiliki kasih. Yang ada hanyalah emosi, keinginan,
ambisi. Lalu darimana kasih itu? Gembala Yang Baik mati di kayu
salib dan dari kayu salib ini kita mendapatkan kasih dan anugerah
TUHAN dan kita hanya menerima lewat perjamuan suci.
Jadi,
menerima perjamuan suci bukan suatu kebiasaan tetapi kita harus
mengerti maknanya mengapa kita harus menerima perjamuan suci pagi
ini? Sebab saya hanyalah domba sembelihan. Kekayaan tidak mampu
menghadapi kesulitan-kesulitan, menghadapi maut, sementara saya
tidak berdaya, hanya menerima kasih dan anugerah TUHAN lewat Korban
dari Gembala Yang Baik dan lewat perjamuan suci.
Bukti kalau
kita sudah menerima kasih dan anugerah, maka kita akan menjadi
domba-domba yang baik= tergembala dengan baik. Karena
YESUS adalah Gembala Yang Baik, maka kita menjadi domba-domba yang
baik, tergembala dengan baik seperti carang, ranting yang melekat
pada Pokok Anggur Yang Benar/YESUS= tergembala pada pengajaran yang
benar.
Itu sebabnya dihari-hari ini, kita harus menemukan
Pokok. Sebagai contoh: ada pokok tanaman dengan ranting-rantingnya,
ketika menghadapi musim kemarau, air tanah habis --> kira-kira
yang bingung itu rantingnya atau pokoknya? Apakah ranting yang turun
untuk mencari air? Pokok dengan akarnya yang dapat berusaha mencari
air. Menghadapi apa saja maka pokok yang berusaha.
Itu
sebabnya, kita sebagai ranting, kita harus melekat pada Pokok, maka
kita pasti akan hidup, pasti berbuah. Seringkali kita tidak
menemukan Pokok sebab kita selalu berpindah - pindah; kalau
memiliki banyak pokok, dan ranting hanya satu --> jangankan
berbuah, untuk hidup-pun tidak akan mampu sebab kering. Yang benar
adalah banyak ranting dengan Satu Pokok.
Bagi rekan-rekan hamba
TUHAN, mari! kalau saudara belum merasakan manisnya melayani,
temukan Pokok. Jika sudah bertemu Pokok (Pokok ini bukan pendeta,
saudara jangan salah) tetapi Pokok ini adalah TUHAN YESUS/Firman
pengajaran yang benar.
Jangan ragu, sebab kalau masih ragu
berarti masih ada dua sehingga dapat menjadi bimbang dan lama
kelamaan dapat menjadi kering. Semoga kita dapat mengerti.
Jika
sudah menemukan Pokok/tergembala pada Firman pengajaran yang benar,
sekarang bagaimana hubungannya carang dengan Pokok?
- Kita
harus tetap setia/tekun terutama di dalam tiga macam ibadah/tekun
dalam kandang penggembalaan.
- Hubungan
carang dengan Pokok --> Yohanes 15: 3, 'kamu memang
sudah bersih'= hubungan kebersihan/kesucian. Pokok itu
Benar dan Suci, maka kita juga harus suci. Pokok itu Setia, maka
kita juga harus setia. Hubungan setia dan suci merupakan urusan
kita, yang terutama adalah kita harus menemukan Pokok terlebih
dahulu. Sesudah kita yakin bahwa ini adalah Pribadi
YESUS/pengajaran yang benar, maka menempel-lah kita di sana.
Jaga
hubungan kesetiaan/sudah mantap dalam pengajaran dan juga jaga
kesucian, maka cepat atau lambat pasti akan berbuah manis.
Ranting itu kecil. Buah anggur berbuah di ranting atau di pokok? Di
ranting. Jadi kita jangan pesimis dengan mengecilkan jemaat; saya
sangat marah kalau ada hamba TUHAN yang mengecilkan jemaat. Jemaat
Macedonia miskin dan tercobai, tetapi mereka dapat berbuah. Mari,
pagi ini. Hidup kita hanya bergantung pada kasih dan kemurahan
TUHAN. Semoga kita dapat mengerti.
Jadi, saudaraku! Kalau
saya rangkumkan, maka bingkai emas adalah:
- kebenaran
--> takut akan TUHAN.
- Kejujuran.
- kesetiaan
--> carang melekat pada Pokok.
- Kesucian.
Bingkai
emas ini berada di peti, bukan di Tutup sebab YESUS tidak perlu
diragukan Kebenaran-Nya, Kesucian-Nya, Kesetiaan-Nya dan juga tidak
perlu diragukan Kejujuran-Nya --> ini semua tidak ada pada kita
dan ini yang harus kita mohonkan --> ' TUHAN berikan kepada
saya bingkai emas, saya tidak mau terpisah dari Engkau'.
Kebenaran,
kejujuran, kesetiaan dan kesucian= kerinduan dari sidang jemaat
untuk selalu bergaul erat dan juga tidak terpisah dari TUHAN. Ada di
peti bukan di Tutup. Prakteknya, pada saat perjamuan suci, Yohanes
bersandar di Dada YESUS.
Mari, kesempatan pada saat-saat
perjamuan suci --> kita mau bersandar atau meluncur seperti
Yudas? Di saat perjamuan suci, kita jangan main-main dengan
perjamuan suci; kalau kita tidak mengerti maka kita akan menjadi
seperti Yudas yang meluncur.
Perjamuan suci harus diterangkan
dengan pengajaran yang benar= harus ada pengajaran yang benar
terlebih dahulu, baru kita menggunakan perjamuan suci. Jangan
sembarangan, kalau tidak, maka akan meluncur jauh seperti Yudas yang
tidak mengerti dan tanpa Firman. Yudas tidak pernah bertemu lagi
dengan TUHAN. Atau sebaliknya, mendekat seperti Yohanes yang
bersandar di Dada YESUS= tidak terpisahkan lagi.
Bagi
rekan-rekan hamba TUHAN, jangan main-main dengan perjamuan suci. Dan
ini bukan berarti kita takut sehingga tidak memerlukan perjamuan
suci --> jangan!! Yang benar adalah perjamuan suci harus
disertai dengan pengajaran= Roti menyatu dengan Tubuh
Kristus.
Yohanes
13: 23, 26, 27
23. Seorang di antara
murid Yesus, yaitu murid yang dikasihi-Nya, bersandar dekat
kepada-Nya, di sebelah kanan-Nya.
26. Jawab
Yesus: "Dialah itu, yang kepadanya Aku akan memberikan roti,
sesudah Aku mencelupkannya." Sesudah berkata demikian Ia
mengambil roti, mencelupkannya dan memberikannya kepada Yudas, anak
Simon Iskariot.
27. Dan sesudah Yudas
menerima roti itu, ia kerasukan Iblis. Maka Yesus berkata kepadanya:
"Apa yang hendak kauperbuat, perbuatlah dengan segera."
Ay
27 --> sudah bebas= tidak ada ikatan lagi dengan YESUS= Yudas
meluncur jauh.
Mari, pagi ini, makan minum perjamuan suci:
- merupakan
kesempatan bagi kita menjadi seperti Yohanes.
- kita
memohon bingkai emas --> TUHAN, apa yang tidak benar, kiranya
Engkau benarkan, apa yang tidak jujur, kiranya Engkau juga
menjujurkan saya, dan juga yang tidak setia, biarlah saya menjadi
setia dan juga yang tidak suci, kiranya Engkau sucikan supaya kita
memiliki bingkai emas= kita tidak terpisah dari TUHAN= kita
bersandar di Dada YESUS.
Jadi
makan minum perjamuan suci merupakan kerinduan untuk tidak mau
terpisah dari TUHAN= mau bersandar di Dada YESUS.
Bersandar di
Dada, dada ini hanya mendengarkan degup jantung, itulah kasih dan
kemurahan. Degup jantung= aliran darah= Darah YESUS. Jadi kasih dan
kemurahan TUHAN itu tidak pernah berhenti, sebab kalau berhenti dan
Yohanes bersandar, maka TUHAN mati. Sampai YESUS mati di kayu salib,
Ia hidup kembali/bangkit= tidak pernah berhenti.
Itu
sebabnya, jangan ada yang putus asa dan kecewa seperti yang selalu
di katakan oleh alm.bpk.pdt Totaijs --> jangan pernah
meragukan kasih dan kemurahan TUHAN. Dan beliau buktikan.
Terakhir saya ke negeri Belanda, tinggal berapa jam sebelum beliau
meninggal dunia; saya menangis bersama istri sebab beliau yang
memberkati nikah kami di Surabya dengan memanggil opa, opa, tetapi
beliau tegar tidak pernah mengeluh sekalipun tubuhnya sudah habis,
mata sudah menjadi putih. Ini semua karena beliau tidak pernah
meragukan kasih dan anugerah TUHAN, sesuai dengan khotbahnya.
Kalau
kita merindu untuk bersandar di Dada TUHAN, maka TUHAN juga merindu
--> 'di mana Aku berada, engkau juga harus ada'. Ada timbal
balik.
Yohanes 12: 26, Barangsiapa
melayani Aku, ia harus mengikut Aku dan di mana Aku berada, di situ
pun pelayan-Ku akan berada. Barangsiapa melayani Aku, ia akan
dihormati Bapa.
'Dimana Aku berada, di situ pun
pelayan-Ku berada'= pelayan yang istimewa dan ini adalah Mempelai
Wanita TUHAN. Di mana saja kita berada, maka istri kita boleh ada di
situ. Ini yang menjadi kerinduan TUHAN sebab TUHAN juga tidak mau
terpisah dari kita.
Mari, kita bersama-sama lewat perjamuan suci
--> sekalipun saya tidak benar, saya tidak suci, saya tidak
setia, saya gagal, keadaan saya kacau, tetapi lewat perjamuan suci,
saya merindu untuk menjadi benar, suci, setia, jujur dan untuk
bersandar di Dada-Mu/saya tidak mau terpisah dari-Mu, maka TUHAN
juga merindu untuk bersama-sama dengan kita --> tidak terpisah
seperti Tutup dengan tabut. Kalau seperti ini, maka mati hidup kita
menjadi urusan dari TUHAN.
Yohanes
21: 20-23
20. Ketika Petrus
berpaling, ia melihat bahwa murid yang dikasihi Yesus sedang
mengikuti mereka, yaitu murid yang pada waktu mereka sedang makan
bersama duduk dekat Yesus dan yang berkata: "Tuhan, siapakah
dia yang akan menyerahkan Engkau?"
21.
Ketika Petrus melihat murid itu, ia berkata kepada Yesus: "Tuhan,
apakah yang akan terjadi dengan dia ini?"
22.
Jawab Yesus: "Jikalau Aku menghendaki, supaya ia tinggal hidup
sampai Aku datang, itu bukan urusanmu. Tetapi engkau: ikutlah
Aku."
23. Maka tersebarlah kabar di
antara saudara-saudara itu, bahwa murid itu tidak akan mati. Tetapi
Yesus tidak mengatakan kepada Petrus, bahwa murid itu tidak akan
mati, melainkan: "Jikalau Aku menghendaki supaya ia tinggal
hidup sampai Aku datang, itu bukan urusanmu."
Terj.lama:
20.
Maka berpalinglah Petrus, lalu melihat murid yang dikasihi oleh
Yesus itu mengikut, maka ialah yang tatkala perjamuan malam
bersandar di dada Yesus sambil berkata,
"Ya Tuhan, siapakah yang menyerahkan Tuhan?"
Injil
Yohanes 21 ini sama dengan injil Yohanes 13.
Petrus bertanya
kepada TUHAN: TUHAN, apakah yang akan terjadi dengan dia ini?
Kalau kita bersandar di Dada YESUS, sampai mati hidup kita bukan
menjadi urusan siapa-siapa, melainkan menjadi urusan TUHAN; dan yang
jelas kita menjadi milik TUHAN untuk selama-lamanya. Semoga kita
dapat mengerti.
Posisi dari orang yang bersandar di Dada
YESUS/orang memiliki bingkai/tidak terpisah dari TUHAN seperti bayi
yang berada di dalam gendongan tangan ibu/berada di dalam gendongan
Tangan TUHAN.
Inilah orang yang bersandar; namanya bersandar=
bayi. Sebab bayi ini tidak mengetahui apa-apa, mau diletakan di mana
saja ia menurut. Kita hanya hidup dari Tangan kemurahan dan anugerah
TUHAN.
Bayi ini tidak mengerti apa-apa, mengapa ia
dapat menjadi seorang anak dari seorang pendeta, mengapa saya anak
dari seorang pedagang, tetapi sekarang saya menjadi seorang pendeta
--> tidak ada yang mengerti, sebab ini merupakan urusan dari
TUHAN.
Apapun keberadaan kita --> mungkin kita gagal, kita
tidak mengerti sebab itu merupakan urusan TUHAN, kita hanya
bersandar pada TUHAN. Bagi yang berhasil, saudara jangan menjadi
sombong, sebab itu semuanya hanya karena kemurahan dan anugerah
TUHAN.
Bayi tidak dapat berbuat apa-apa/bayi bergumul,
bagaimana bayi bergumul? Bayi bergumul dengan cara hanya menangis=
penyerahan sepenuh seperti seorang bayi kepada TUHAN. Bagi
rekan-rekan hamba TUHAN, saya juga mengalami, kita banyak mengalami
tantangan di dalam pelayanan, kita tidak dapat berbuat kasar kepada
sidang jemaat. Seringkali saya juga agak kasar, tetapi sesudah itu
saya merasa menyesal; kita tidak dapat berbuat apa-apa. Yang dapat
kita lakukan hanyalah menangis kepada TUHAN.
Demikian juga
dengan sidang jemaat, mungkin saudara mengalami kesulitan dalam
keuangan sehingga tidak dapat berbuat apa-apa, mari, semua bersandar
di Dada TUHAN dengan menangis di dalam pelukan Tangan TUHAN.
Hasilnya
jika kita berada di dalam pelukan/gendongan Tangan TUHAN -->
Yesaya 46: 3, 4,
3.
"Dengarkanlah Aku, hai kaum keturunan Yakub, hai semua orang
yang masih tinggal dari keturunan Israel, hai orang-orang yang
Kudukung sejak dari kandungan, hai orang-orang yang Kujunjung sejak
dari rahim.
4.
Sampai masa tuamu Aku tetap Dia dan sampai masa putih rambutmu Aku
menggendong kamu. Aku telah melakukannya dan mau menanggung kamu
terus; Aku mau memikul kamu dan menyelamatkan kamu.
Ay
4, Aku tetap Dia= TUHAN tetap Setia.
Jadi, hasilnya adalah:
- 'Aku
mau menanggung kamu terus', artinya:
- Tangan
kasih dan anugerah TUHAN sanggup bertanggung jawab untuk memelihara
kehidupan kita di dalam ketidak berdayaan kita di tengah kesulitan
dunia.
Sudah bayi, tetapi berada dalam kesulitan. Saya
selalu berkata untuk menguji bayi yang diletakan di dalam kamar
yang mewah dan dikelilingi dengan berkaleng-kaleng susu --> bayi
ini sudah berada di dalam suasana yang enak, tetapi apakah bayi itu
dapat hidup? Sudah tentu bayi itu tidak akan dapat hidup; apalagi
kalau bayi itu berada di tengah padang gurun? Juga tidak dapat
hidup.
Keadaan kita ini seperti bayi yang berada di padang
gurun yang penuh dengan kesulitan dan hanya bergantung pada tangan
ibu. Tangan kasih dan anugerah TUHAN sanggup memelihara kita yang
tidak berdaya di tengah kesulitan dunia. Semoga kita dapat
mengerti.
- Tangan
kasih anugerah TUHAN juga sanggup memberikan masa depan yang
indah kepada kita. Dulu gembala saya yang sekaligus menjadi
mertua saya selalu bersaksi --> waktu mau dipanggil TUHAN untuk
menjadi seorang hamba TUHAN/melayani TUHAN, maka ia bertanya:
- kalau
aku menikah, siapa yang menanggung?
- kalau
aku memiliki anak, siapa yang menanggung?
- kalau
aku memiliki cucu, siapa yang menanggung?
TUHAN
menjawab bahwa Aku Yang menanggung dan beliau beserta keluarga
mengalami pemeliharaan TUHAN sampai beliau meninggal. Anak-anaknya
tetap dipelihara oleh TUHAN sampai sekarang.
Saya
juga ikut bertanya kepada TUHAN, kalau saya memiliki istri dan anak
siapa yang menanggung? Saya sudah meninggalkan semua pekerjaan saya
dan kami juga bukan berasal dari keluarga yang kaya, maksudnya dapat
menjamin hidup saya. Siapa yang menanggung? TUHAN Yang menanggung
dan sekarang anak saya yang berada di pastori, kira-kira ada
limapuluh orang yang setiap hari mereka harus makan. Tidak ada yang
menjadi sponsor. Beras yang saya makan sama dengan apa yang mereka
makan, tidak berbeda dengan memberikan mereka beras yang berulat.
Bukan sombong, tetapi ini merupakan kesaksian saya.
Tangan
Yang teruji dan yang berlubang paku tidak pernah menipu kita, asal
kita bersandar dan hanya menangis dan 'Aku menanggung kamu'.
- 'Aku
memikul kamu':
- Tangan
kasih dan anugerah TUHAN menanggung/memikul beban berat dan letih
lesu kita sehingga kita merasa enak dan ringan; kalau kita
bersandar di Dada TUHAN, maka kita akan merasa enak dan ringan.
Beban apa saja dihari-hari ini seperti beban ekonomi, beban
penyakit, serahkan kepada TUHAN.
- Dan
Tangan kasih dan anugerah TUHAN sanggup menyelesaikan semua
masalah kita tepat pada waktunya. Istilah memikul ini membuat
kita menjadi enak dan ringan sebab ditanggung oleh TUHAN, tetapi
TUHAN juga menyelesaikan segala masalah tepat pada waktunya.
Kita
harus ingat, seringkali dibalik, karena kita bayi, maka beban kita
hanya sebesar bayi dan yang mau menolong, tentu ibunya dan ini pasti
dapat dilakukan, karena bebannya hanya seberat bayi. Apalagi yang
menjadi ibu kita adalah TUHAN Yang ajaib.
Kalau bayi itu
menderita penyakit kanker, ibu biasa tidak dapat menolong, tetapi
kalau ibu-Nya TUHAN, mau apa saja bayi itu, TUHAN dapat menolong.
Jangan kita balik, seringkali kita membalik --> beban saya ibu,
sedangkan saya bayi, tentunya tidak bisa, sebab tidaklah mungkin
seorang bayi dapat menyelesaikan beban dari ibu. Semoga kita dapat
mengerti.
- 'Aku
mau menyelamatkan kamu'.
Permisi bicara, kalau bayi itu hendak membuang kotoran, dia tidak
tahu diri. Kalau orang dewasa sudah dapat pergi ke kamar mandi,
tetapi kalau bayi sembarangan bahkan ada yang bermain-main dengan
kotorannya sampai harus dikeramas sebab kotorannya sudah sampai di
rambut.
Mungkin kita begitu, namanya kayu penaga/manusia
daging yang penuh dengan hawa nafsu, emosi, mungkin dari ujung
rambut sampai kaki kita kotor/belepotan. Pikiran kita belepotan
dengan kenajisan, mata kita juga belepotan, terlebih lagi mulut
kita. Perasaan kita tersinggung/belepotan, tangan dan kaki kita
belepotan. Tetapi ada Tangan Ibu Yang menyucikan kita sampai satu
waktu kita menjadi sempurna, asal kita tetap bersandar.
Kalau
kita berada jauh, kita tidak dapat dimandikan, tetapi kalau kita
bersandar, sekotor apa-pun, pasti dapat dihapus/dibasuh oleh Sang
Ibu sampai satu waktu kita menjadi sempurna/menjadi Mempelai Wanita
TUHAN. Kita siap menyambut kedatangan YESUS Yang kedua kali= Tutup
bertemu dengan peti di awan-awan= tidak terpisahkan lagi dan:
- kita
masuk pesta kawin Anak Domba,
- kita
masuk kerajaan seribu tahun damai/firdaus yang akan datang,
- kita
masuk Yerusalem Baru/kerajaan surga yang kekal.
Mari,
pagi ini, bayi yang tidak mengerti apa-apa, tetapi kalau ia berada
di dalam gendongan Tangan TUHAN, maka TUHAN Yang mengerti, TUHAN
Yang memperhatikan.
Bayi bergumul dengan menangis/hanya
menangis, TUHAN Yang bergumul untuk menyelesaikan semuanya. Itu
sebabnya kita serahkan semuanya sebab Dia Yang mengerti dan Dia Yang
perduli dan juga Dia Yang bergumul untuk seorang bayi yang tidak
dapat berbuat apa-apa.
TUHAN
memberkati kita.1