Injil
Matius 24: 3-44, yang berbicara tentang tujuh nubuat/tujuh
tanda tentang kedatangan YESUS Yang kedua kali atau tanda tentang
kiamat. Tujuh nubuat/tujuh tanda yang harus digenapi tentang
kedatangan YESUS Yang kedua kali atau tentang kiamat yang akan
menimpa bumi ini.
Kita
mempelajari injil Matius 24 ini, supaya kita tidak masuk kiamat
tetapi kita akan masuk dalam kemuliaan bersama dengan TUHAN.
Ketujuh
nubuat itu adalah:
- nubuat
tentang penyesat-penyesat --> ay 3-ay 5
- nubuat
tentang bangsa-bangsa --> ay 6-ay 8
- nubuat
tentang pencobaan atas anak-anak TUHAN --> ay 9-ay 14
- nubuat
tentang antikrist --> ay 15-ay 25
- nubuat
tentang kedatangan YESUS Yang kedua kalinya --> ay
26-ay 31
- nubuat
tentang Israel --> ay
32-ay 35
- nubuat
tentang penghukuman atas dunia pada saat kedatangan YESUS Yang kedua
kalinya --> ay 36-ay 44
Kita
mempelajari masih yang ke tiga -->
Matius
24: 9-14, nubuat
tentang pencobaan atas anak-anak TUHAN.
Waktu
yang lalu kita sudah mendengar, jangankan
masuk surga, untuk masuk ibadah saja,
kita sudah harus menghadapi aniaya, kebencian dan lain-lain.
Kita bersyukur kalau TUHAN
ijinkan ada hujan, sebab ini
merupakan ujian/test
yang kecil bagi kita; bagaimana kita dapat
datang kepada TUHAN sebab nanti
akan menghadapi aniaya?
Matius
24: 9 -14
9.
Pada waktu itu kamu akan diserahkan supaya disiksa dan kamu akan
dibunuh dan akan dibenci semua bangsa oleh karena nama-Ku,
10.
dan banyak orang akan murtad dan mereka akan saling menyerahkan dan
saling membenci.
11.
Banyak nabi palsu akan muncul dan menyesatkan banyak orang.
12.
Dan karena makin bertambahnya kedurhakaan, maka kasih kebanyakan
orang akan menjadi dingin.
13.
Tetapi orang yang bertahan sampai pada kesudahannya akan
selamat.
14.
Dan Injil Kerajaan ini akan diberitakan di seluruh dunia menjadi
kesaksian bagi semua bangsa, sesudah itu barulah tiba kesudahannya."
Ada
dua hal yang
menonjol di akhir zaman:
- kasih
menjadi dingin, kasih menjadi dingin sama dengan hujan es.
Kasih sudah dingin
membeku bagaikan terjadi hujan es di bumi.
- kedurhakaan/kebencian.
Kalau kasih sudah
menjadi dingin maka kebencian,
kedurhakaan, kejahatan akan bertambah-tambah =
nyala api yang menyambar-nyambar. Sasaran
dari kebencian/kedurhakaan adalah
anak-anak TUHAN/kita sekalian/orang
Kristen.
Kedua
hal ini akan menimbulkan atau akan mengakibatkan
hukuman TUHAN atas dunia, sebab
kasih yang menjadi dingin, kedurhakaan ini akan meningkat
sampai di hadirat TUHAN yang
akan menarik hukuman TUHAN atas
dunia yaitu hukuman hujan es seberat 50 kilogram --> sudah kita
pelajari di dalam Wahyu 16 dan api dari
langit di dalam srt 2 Petrus yang akan
menghancurkan dan memusnahkan dunia beserta
isinya.
Itu
sebabnya, biarlah kita sebagai
anak TUHAN jangan ikut menjadi
dingin dihari-hari ini, tetapi
anak-anak TUHAN harus tetap hidup
dalam kasih ALLAH = tetap memelihara kasih
Allah. Ini yang
perlu di jaga, kita tidak perlu bicara
tentang yang lain-lain, tetapi yang penting
menghadapi kasih menjadi dingin, kedurhakaan, dan
juga menghadapi api, yang memang api itu sekarang sudah masuk
di gereja. Gereja
dibakar --> tidak membuat
kesalahan, tetapi dibakar.
Kita
sudah mempelajari
tempat untuk memelihara kasih ALLAH yaitu:
- Di
rumah tangga,
- Rumah
penggembalaan, tempat penggembalaan.
- Dan
rumah kehidupan kita, rumah ALLAH/kehidupan
kita itulah hati kita. Hati yang lemah
lembut, rendah hati itu tempat memelihara kasih Allah.
Sekarang
praktek dari
memelihara kasih
ALLAH
yaitu:
- dalam
Mazmur 97: 10
membenci kejahatan, ini
buktinya ada kasih ALLAH; kalau sementara
ada orang berbuat jahat/berbuat dosa kita
tertawa-tertawa, itu berarti
kasih itu sudah dingin. Mungkin di
tempat pekerjaan kita ada orang berbohong lalu kita tertawa dan
dia juga tertawa-tertawa,
ini sudah berarti kasih
sudah menjadi dingin. Kita harus
membenci kejahatan, bukan hanya tidak mau berbuat jahat,
tetapi harus sampai membenci kejahatan, ini
merupakan praktek bahwa
masih ada kasih = mengasihi TUHAN
= hidup dalam kasih ALLAH. Kita
sudah mempelajari hal ini.
- dalam
Yohanes 14: 15,
menuruti perintah
ALLAH.
Menuruti ALLAH =
taat dengar-dengaran. Kalau
sudah memberontak/mulai melawan/
mengkritik, ini kasih
sudah mulai dingin.
Kita juga sudah mempelajari hal ini.
- 1
Yohanes 4: 21 Dan
perintah ini kita terima dari Dia: Barangsiapa mengasihi Allah, ia
harus juga mengasihi saudaranya.
Kalau
kita mengasihi TUHAN,
maka prakteknya kita harus
mengasihi
saudara atau mengasihi sesama.
Jadi mengasihi TUHAN =
vertikal dan mengasihi sesama = horizontal
= tanda salib.
Sekarang
ini kita akan
mempelajari
tingkat dari
mengasihi
saudara/mengasihi
sesama ini ada tingkatannya yaitu:
- Matius
5: 46,
47
46.
Apabila kamu mengasihi orang yang mengasihi kamu apakah upahmu?
Bukankah pemungut cukai juga berbuat demikian?
47.
Dan apabila kamu hanya memberi salam kepada saudara-saudaramu
saja, apakah lebihnya dari pada perbuatan orang lain? Bukankah orang
yang tidak mengenal Allahpun berbuat demikian?
Ay
46= "Apabila kamu mengasihi orang yang
mengasihi kamu" --> ini tingkat pertama/tingkat
paling rendah, yaitu
kita mengasihi sesama yang mengasihi kita karena dia mengasihi kita;
kalau dia pukul kita, kita juga balas
memukul.
"Bukankah
pemungut cukai juga berbuat demikian?" --> Juga
berbuat demikian, jadi kita jangan
mengukur-ukur orang,
karena dia berbuat
baik kepada saya, maka saya juga berbuat
baik kepadanya. Coba kalau
saudara memukul dia, belum tentu ia
akan berbuat baik. Jadi, kita jangan mengukur-ukur,
sebab karena saudara berbuat, maka
dihadapan TUHAN, masih paling
rendah.
Jadi,
mengasihi sesama yang mengasihi kita dengan
praktek membalas kebaikan dengan kebaikan
tetapi ini masih yang paling rendah sebab:
- pemungut
cukai, --> orang berdosa bisa
berbuat demikian yaitu membalas kebaikan dengan
kebaikan dan orang yang tidak
mengenal ALLAH/orang
kafir juga dapat berbuat
demikian. Kalau
saya gabungkan --> orang berdosa yang
tidak mengenal TUHAN-pun dapat
berbuat demikian. Itu
sebabnya hal ini yang
paling rendah.
- masih
ada pamrih, yang mengandung balas jasa.
- tidak
mendapatkan upah dari
TUHAN, --> "apabila kamu
mengasihi orang yang mengasihi kamu apakah upahmu", tidak ada
upah, itu sebabnya tingkatannya
paling rendah. Semoga
kita dapat mengerti ini.
Jadi
kalau orang berdosa dan orang kafir yang
berada diluar TUHAN,
dapat mengasihi sesama yang mengasihi
mereka atau sudah dapat membalas perbuatan
baik dengan kebaikan,
maka seharusnya anak-anak TUHAN membalas
kebaikan dengan kebaikan, mengasihi sesama yang mengasihi kita,
maka hal ini sudah menjadi tabiat yang
permanen dari anak-anak TUHAN.
Jangan
merosot dalam berbuat kebaikan, sebab kalau
merosot, akan membalas
kebaikan dengan kejahatan = sudah lebih
rendah lagi dari bangsa
kafir itulah setan.
Hati-hati bagi
anak/kaum muda,
orang tua berbuat baik paling tidak melahirkan kita = tidak
menggugurkan kita. Jangan saudara
balas dengan kejahatan, dengan berkata
bahwa orang tua itu kuno atau melawan
orang tua = merosot. Seharusnya
membalas perbuatan baik dengan perbuatan baik sekalipun itu
masih paling rendah.
Hati-hati, sebab juga banyak terjadi
dalam penggembalaan --> sidang jemaat melawan
gembala, ini berbahaya
sebab sudah merosot, bukan lagi seperti
bangsa kafir
yang berdosa tetapi sudah merosot seperti
setan.
Supaya tidak merosot,
maka mengasihi sesama harus ditingkatkan, yaitu
mengasihi sesama yang dalam kekurangan =
yang tidak dapat membalas.
Lukas
14: 12-14
12.
Dan Yesus berkata juga kepada orang yang mengundang Dia:"Apabila
engkau mengadakan perjamuan siang atau perjamuan malam, janganlah
engkau mengundang sahabat-sahabatmu atau saudara-saudaramu atau kaum
keluargamu atau tetangga-tetanggamu yang kaya, karena mereka akan
membalasnya dengan mengundang engkau pula dan dengan demikian
engkau mendapat balasnya.
13.
Tetapi apabila engkau mengadakan perjamuan, undanglah orang-orang
miskin, orang-orang cacat, orang-orang lumpuh dan orang-orang
buta.
14.
Dan engkau akan berbahagia, karena mereka tidak mempunyai apa-apa
untuk membalasnya kepadamu. Sebab engkau akan mendapat balasnya pada
hari kebangkitan orang-orang benar."
Ayat 12= "dan
dengan demikian engkau mendapat balasnya" --> balasnya
= pamrih.
Ayat
13= "undanglah orang-orang miskin" --> =
orang dalam kekurangan.
Ayat
14= "Sebab engkau akan mendapat balasnya pada hari kebangkitan
orang-orang benar" --> nanti akan ada
upah.
Kalau tadi tidak ada upahnya
sebab sudah dibalas oleh
orang lain, maka sekarang tidak akan ada upah dari TUHAN. Tetapi
kalau kita berbuat baik kepada orang yang berada
dalam kekurangan sehingga mereka
tidak dapat membalas kita,
maka di situ akan ada upah dari TUHAN.
Sekali-pun hal ini masih pada tingkat
satu, tetapi
sudah meningkat. Semoga
kita dapat mengerti.
Praktek
dari kita mengasihi saudara atau sesama yang
berada dalam kekurangan atau yang tidak dapat membalas
kita --> Matius 25: 37-
40,
37.
Maka orang-orang benar itu akan menjawab Dia, katanya: Tuhan,
bilamanakah kami melihat Engkau lapar dan kami memberi Engkau
makan, atau haus dan kami memberi Engkau minum?
38.
Bilamanakah kami melihat Engkau sebagai orang asing, dan kami
memberi Engkau tumpangan, atau telanjang dan kami memberi Engkau
pakaian?
39.
Bilamanakah kami melihat Engkau sakit atau dalam penjara dan kami
mengunjungi Engkau?
40.
Dan Raja itu akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu,
sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang
dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk
Aku.
Jadi, prakteknya adalah
memberi dan mengunjungi
= mengasihi sesama yang berada
di dalam kekurangan =
melakukan untuk TUHAN/melayani
TUHAN. Tidak
ada pamrih lagi, tetapi
untuk TUHAN.
Dimulai
di rumah tangga, jangan kita tinggalkan
jika ada seseorang yang di tunggu, lama
sekali tidak selesai-selesai, kemudian kita katakan 'biar
ditinggal saja', jangan kita lakukan. Atau yang tinggal serumah,
tetapi kita biarkan kalau kehidupan itu tidak mau ke gereja, kita
tidak pernah menasihati atau diajak bicara atau tidak pernah
didoakan.
Juga di dalam penggembalaan ada sesama kita
yang perlu dikunjungi mungkin sakit, mari kita
doakan, mungkin lama tidak datang beribadah,
mari! kita kunjungi. Sebab memberi
dan mengunjungi sesama dalam kekurangan, dalam kebutuhan yang tidak
bisa membalas kepada kita itu sama dengan melakukan untuk
TUHAN/melayani TUHAN
Raja diatas segala raja.
Di
dalam 1 Yohanes 3: 16
-18,
16.
Demikianlah kita ketahui kasih Kristus, yaitu bahwa Ia telah
menyerahkan nyawa-Nya untuk kita; jadi kitapun wajib
menyerahkan nyawa kita untuk saudara-saudara kita.
17.
Barangsiapa mempunyai harta duniawi dan melihat saudaranya menderita
kekurangan tetapi menutup pintu hatinya terhadap
saudaranya itu, bagaimanakah kasih Allah dapat tetap di dalam
dirinya?
18.
Anak-anakku, marilah kita mengasihi bukan dengan perkataan atau
dengan lidah, tetapi dengan perbuatan dan dalam kebenaran.
Ayat
16 --> "jadi kitapun wajib menyerahkan nyawa kita
untuk saudara-saudara kita" --> ini tuntutan luar biasa,
karena TUHAN sudah menyerahkan Nyawa
untuk kita, melayani kita, maka kita wajib
menyerahkan nyawa untuk melayani saudara-saudara kita.
Ayat
17:
- "Barangsiapa
mempunyai harta duniawi" --> di
mulai dari harta dunia terlebih dahulu.
- "dan
melihat saudaranya menderita kekurangan tetapi menutup pintu
hatinya terhadap saudaranya itu" =
tidak mau memberi, tidak mau mengunjungi.
- "bagaimanakah
kasih Allah dapat tetap di dalam dirinya?" =
tidak ada kasih ALLAH.
Ayat
18:
Jadi mengasihi sesama yang dalam kekurangan itu bukan
teori, tetapi harus menjadi praktek yaitu memberi
dalam kebenaran, mengasihi sesama yang dalam kekurangan,
dalam kebenaran/memberi tanpa pamrih,
perbuatan tanpa pamrih.
Sebab
ada kehidupan yang memberi supaya:
- dipuji,
ini berarti sudah mendapatkan
upah = tidak ada upah
lagi dari TUHAN.
- mengasihi
sesama untuk menjilat, memuji tetapi hanya untuk
menjilat = pamrih.
Semoga kita dapat
mengerti.
Apa
yang diberikan? mulai dengan
memberi dan mengunjungi, apa yang kita berikan?
- Yang
pertama ini ayat 17 yaitu harta duniawi
= berkat-berkat TUHAN yang sudah
kita terima/harta
duniawi, harus menjadi berkat bagi orang lain yang membutuhkan.
- Di
ayat 16 dan ini yang
paling berat sebab harus sampai
memberikan nyawa kalau dibutuhkan.
Inilah melayani
TUHAN tanpa pamrih.
Menyerahkan nyawa seperti YESUS
Yang sudah menyerahkan nyawa bagi kita.
Dia serahkan harta surga, Dia tinggalkan kedudukan surga,
tetapi YESUS tidak mengomel.
Itu
sebabnya, mari kita juga
belajar, kalau
tadinya kita:
- hanya
mengasihi sesama yang mengasihi kita,
- harus
meningkat mengasihi sesama yang dalam kekurangan, dalam kebutuhan
yang tidak bisa membalas kita = kita
melayani TUHAN. Ini
bukan teori, tetapi
praktek dalam perbuatan dan
juga dalam kebenaran. Perbuatan
tanpa pamrih, tidak untuk dipuji, tidak untuk menjilat, tidak untuk
mendapat balas dan lain-lain tidak, tetapi
sungguh-sungguh hanya untuk TUHAN.
Semoga kita dapat
mengerti.
Jadi,
yang harus diberikan di mulai dari
yang jasmani/harta dunia/berkat
yang sudah TUHAN berikan kepada kita,
harus menjadi berkat bagi orang lain, ini rahasia Abraham
seperti yang tertulis di dalam ktb Kejadian 12 sehingga
berkat itu tidak pernah
habis.
Kalau di surat Roma atau
Korintus, TUHAN
menyediakan benih bagi penabur, kemudian
dituai/panen.
Kalau semua untuk dimakan dan dijual,
maka tidak ada benih untuk ditabur,
sehingga musim kelaparan, semua akan mati. Itu sebabnya harus ada
benih untuk ditabur, sebab kalau ada benih
untuk ditabur, maka akan ada panen
lagi/ada berkat lagi.
Kesalahan
kita disitu, tidak seperti Abraham, yang
diberkati untuk menjadi berkat bagi orang lain sehingga
berkat itu tidak pernah
habis, sebab TUHAN dapat datangkan dari
mana saja = TUHAN
memerintahkan berkat dari mana saja.
Semoga kita dapat
mengerti.
Tetapi bukan hanya berkat
duniawi/harta dunia,
tetapi sampai menyerahkan nyawa bagi sesama yang
membutuhkan seperti TUHAN YESUS
Yang sudah memberikan Teladan
kepada kita sekalian. Semoga
kita dapat mengerti.
Ada
2 hal tentang memberi dan mengunjungi yaitu:
- kewajiban,
bagi kita semua, yaitu wajib bagi orang
Kristen, bagi anak TUHAN, bagi
hamba TUHAN yang sudah diberkati
oleh TUHAN.
Mari! saudaraku,
kalau kita melakukan kewajiban, kalau kita sebagai anak TUHAN,
hamba TUHAN melakukan kewajiban,
berarti kita adalah "dolos/
hamba yang hanya melakukan kewajiban/
tanpa hak maka hak dan upah kita ada
di Tangan TUHAN.
Melakukan kewajiban itu =
memuliakan TUHAN seperti TUHAN
YESUS sampai mati di kayu salib.
Dia Dolos, Dia tidak memiliki hak, sebab
semua hak-Nya sudah
Dia serahkan. Hanya
melakukan kewajiban = hamba TUHAN
yang memuliakan TUHAN dan haknya
tidak hilang, tetapi hak dan upahnya ada
di Tangan TUHAN.
Yesaya
49: 3,
4
3.
Ia berfirman kepadaku: "Engkau adalah hamba-Ku, Israel, dan
olehmu Aku akan menyatakan keagungan-Ku."
4.
Tetapi aku berkata: "Aku telah bersusah-susah dengan percuma,
dan telah menghabiskan kekuatanku dengan sia-sia dan tak berguna;
namun, hakku terjamin pada TUHAN dan upahku pada Allahku."
Ayat
4:
- "Aku
telah bersusah-susah dengan percuma" --> ini berarti
memberi dan mengunjungi.
- "dan
telah menghabiskan kekuatanku dengan sia-sia dan tak berguna"
--> sampai kita merasa berat
sekali, sebab rasanya untuk diri-ku sendiri
tidak ada. Tetapi jangan takut,
sebab hakku terjamin
pada TUHAN dan upahku pada ALLAH-ku.
Hak
dan upah kita ada di Tangan TUHAN
yang tidak dapat direbut oleh
apapun, sampai setan-
pun tidak dapat merebut.
Hak dan upah kita aman di-
Tangan TUHAN,
dan TUHAN tidak pernah menipu
kita.
Supaya kita tidak
masuk musim dingin = memelihara
kasih Allah, maka kita harus hidup dalam
kasih ALLAH, dengan
salah satu praktek mengasihi
sesama dalam kekurangan.
Di bagian
atas tadi di terangkan tentang mengasihi
sesama yang mengasihi kita, tetapi ini harus
permanen dan ini harus otomatis,
jangan terbalik saudaraku, yaitu jangan
membalas kebaikan dengan kejahatan =
orang mengasihi kita, malah kita benci =
setan.
Tetapi mari kita
tingkatkan dengan mengasihi sesama
dalam kekurangan yang tidak dapat membalas,
inilah kewajiban kita seperti TUHAN
YESUS Yang juga tidak memiliki
hak. Semua
tidak memiliki hak,
hanya melakukan
kewajiban; tetapi ingat!
TUHAN tidak pernah menipu kita,
sebab hak dan upah kita ada di
dalam Tangan TUHAN, baik untuk
hidup sekarang sampai hidup kekal, hak kesulungan =
hidup kekal. Semoga
kita dapat mengerti.
Kalau orang
tidak mau melakukan kewajiban, maka dia
pasti tidak akan mendapatkan
hak kesulungan, tetapi sekali-pun dia
sudah memiliki hak kesulungan, dia akan
menjual seperti Esau. Esau
memiliki hak kesulungan, tetapi
dia tidak mau melakukan kewajibannya kepada TUHAN
sehingga dia kehilangan hak kesulungan.
Hati-hati!
salah satu kewajiban adalah memberi, banyak kewajiban kita kepada
TUHAN seperti beribadah.
Esau tidak mau, ia terus berburu.
Setiap anak TUHAN/hamba
TUHAN yang tidak mau melakukan kewajiban
kepada TUHAN, pasti dia menjual hak
kesulungan atau tidak mendapatkan hak kesulungan
= kehilangan hak kesulungan.
Hati-hati
saudaraku, hak kesulungan itu adalah:
- hak
mewarisi
kerajaan surga,
- hak
menikah = hak masuk pesta nikah Anak
Domba tidak ada lagi, tapi kalau kita
mulai hari ini melakukan kewajiban dengan
sungguh-sungguh yang salah
satunya adalah memberi dan mengunjungi,
maka hak dan upah kita ada ditangan
TUHAN. Itu sebabnya kita jangan lengah.
- Matius
25: 31, 45,
46
31.
"Apabila Anak Manusia datang dalam kemuliaan-Nya dan semua
malaikat bersama-sama dengan Dia, maka Ia akan bersemayam di atas
takhta kemuliaan-Nya.
45.
Maka Ia akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya
segala sesuatu yang tidak kamu lakukan untuk salah seorang dari
yang paling hina ini, kamu tidak melakukannya juga untuk Aku.
46.
Dan mereka ini akan masuk ke tempat siksaan yang kekal, tetapi
orang benar ke dalam hidup yang kekal."
Kalau
memberi dan mengunjungi tidak kita lakukan,
sementara TUHAN sudah menggerakkan
kita, kita tidak mau melakukan sampai tidak bisa
melakukan lagi, maka kita
harus
mempertanggung
jawabkannya
di tahta pengadilan TUHAN,
dan harus menerima hukuman, yaitu kebinasaan
kekal. Ini harus
saya ucapkan dengan sungguh-sungguh
dihari-hari ini.
Inilah
mengasihi sesama tingkat pertama yaitu mengasihi
sesama yang mengasihi kita, harus sudah jadi permanen
= menjadi tabiat sehari-hari.
Jangan merosot sehingga
membalas kebaikan dengan kejahatan, jangan!!
Tetapi mari
meningkat dengan mengasihi sesama dalam
kekurangan, dalam kebutuhan yang tidak bisa membalas kita,
sehingga upah dan hak kita
berada di Tangan TUHAN.
Semoga kita dapat
mengerti.
- mengasihi
sesama seperti diri sendiri,
ini lebih meningkat, di bagian atas diterangkan
tentang mengasihi sesama dalam kekurangan, sekarang mengasihi
sesama seperti diri sendiri --> Markus
12: 31, Dan hukum yang
kedua ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu
sendiri. Tidak ada hukum lain yang lebih utama dari pada kedua hukum
ini."
Praktek dari
mengasihi sesama seperti diri sendiri yaitu:
- Matius
7: 12, "Segala
sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu,
perbuatlah demikian juga kepada mereka. Itulah isi seluruh hukum
Taurat dan kitab para nabi.
Isi dari
hukum ALLAH =
dua loh batu yaitu 'segala
sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu,
perbuatlah demikian kepada mereka'.
Jadi, praktek pertama, mengasihi sesama
seperti diri sendiri adalah berbuat,
berkata, berpikir terhadap sesama seperti apa yang kita rindukan,
apa yang kita inginkan sesama tentang kita.
Semoga kita dapat
mengerti.
Berbuat, berkata,
berpikir tentang sesama seperti apa yang kita ingin sesama perbuat
berpikir dan berkata kepada kita. Itu sebabnya
kalau kita tidak ingin
dirugikan oleh orang lain, maka kita juga jangan merugikan orang
lain = mengasihi sesama seperti diri sendiri. Jadi
kalau disimpulkan, maka mengasihi sesama seperti
diri sendiri = tidak merugikan orang lain.
Matius
7: 12 ini merupakan patokan/menjadi
tolok ukur hidup kita sehari-hari.
Semoga kita dapat
mengerti.
- Roma
13: 8,
9
8.
Janganlah kamu berhutang apa-apa kepada siapapun juga,
tetapi hendaklah kamu saling mengasihi. Sebab barangsiapa mengasihi
sesamanya manusia, ia sudah memenuhi hukum Taurat.
9.
Karena firman: jangan berzinah, jangan membunuh, jangan mencuri,
jangan mengingini dan firman lain manapun juga, sudah tersimpul
dalam firman ini, yaitu: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu
sendiri!
Jangan berhutang apa-apa kepada siapapun
terutama hutang dosa dan ini harus
diselesaikan = selalu ingin
berdamai.
Roma
12: 18, Sedapat-dapatnya,
kalau hal itu bergantung padamu, hiduplah dalam perdamaian
dengan semua orang!
Ini menyelesaikan hutang dosa =
berdamai di hari-hari
ini.
"sedapat-dapatnya hal
itu bergantung kepadamu" --> yang
dituntut dari kita terlebih
dahulu. Kita
berbuat salah atau tidak bersalah,
kita datang saja terlebih dahulu untuk
menyelesaikan semuanya supaya kita
merasa damai sejahtera.
Hutang dosa sudah selesai =
damai sejahtera.
Di dalam 1
Petrus 4: 7, 8,
7.
Kesudahan segala sesuatu sudah dekat. Karena itu kuasailah dirimu
dan jadilah tenang, supaya kamu dapat berdoa.
8.
Tetapi yang terutama: kasihilah sungguh-sungguh seorang akan yang
lain, sebab kasih menutupi banyak sekali dosa.
Ayat 7:
"dan jadilah tenang" --> dan jadilah tenang =
damai.
Dengan berdamai,
itulah kasih yang
menutupi banyak dosa sehingga kita menjadi tenang, sehingga
kita dapat berdoa dan menyembah
kepada TUHAN = doa penyembahan kita
sampai di hadirat TUHAN, bagaikan asap
dupa yang harum.
Sementara di
Wahyu 8, bumi ini sudah bergoncang oleh
gempa, tetapi
kita berada di dalam
ketenangan, kita dalam damai sejahtera dan doa kita dikabulkan oleh
TUHAN. Semoga
kita dapat mengerti.
Dalam
keadaan damai dan tenang, air laut yang bergelora pun menjadi
tenang, kita berdoa sehingga apa yang
goncang, dapat menjadi tenang, sebab
doa kita dikabulkan oleh TUHAN.
Air
laut yang bergoncang,
angin ribut datang, gelombang datang menghantam rumah tangga,
ekonomi dan lain-lain, tetapi kalau kita
diam dan tenang, maka
kita berdoa kepada TUHAN, maka TUHAN
akan menjawab doa kita sehingga
semua masalah menjadi
selesai.
Itu sebabnya saya
sering mengatakan bahwa di
dalam penggembalaan itu, maka
hati-lah yang menjadi
sasarannya. Musa berada
di Mesir selama empat puluh tahun
tetapi hanya otaknya
yang menjadi sasaran. Ini tidak
cukup untuk melayani dan dipakai oleh
TUHAN. Untuk
menghadapi kehidupan di padang pasir dunia,
tidak cukup memakai otak, tetapi
yang diperlukan adalah hati yang
tenang.
Kaum muda perhatikan!!
Jika hatimu goncang dalam penggembalaan,
dan juga hidupmu goncang, tidak perlu
bingung, sebab barometernya bukan otak,
tetapi hati yang
tenang, sehingga semuanya
menjadi tenang, dan juga pelayanan
saudara menjadi tenang.
- sampai
bisa mengasihi musuh. Inilah
saudaraku peningkatan kasih itu, sementara dunia ini sudah musim
dingin/tidak ada kasih, tetapi
api kedurhakaan yang naik, sehingga
akan dihukum dan dimusnahkan oleh
TUHAN.
Matius
5: 44,
45
44.
Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi
mereka yang menganiaya kamu.
45.
Karena dengan demikianlah kamu menjadi anak-anak Bapamu yang di
sorga, yang menerbitkan matahari bagi orang yang jahat dan orang
yang baik dan menurunkan hujan bagi orang yang benar dan orang yang
tidak benar.
Jadi ini tingkat yang ketiga yaitu
sampai bisa mengasihi orang yang memusuhi kita/
membenci kita. Ini
merupakan puncaknya
sebab sudah sampai ke ruangan
maha suci (dlm tabernakel).
Tadi:
- Halaman
= pengorbanan =
mezbah korban bakaran.
- Ruangan
suci mengasihi sesama seperti diri sendiri dan sampai mengasihi
musuh = kasih yang sudah
sempurna/kasih matahari.
Disini diibaratkan seperti matahari
--> sudah tanpa pamrih/tanpa
semua, ada pengorbanan tanpa pamrih =
kasih YESUS di Golgota, di kayu salib
itulah kasih yang sempurna. bagaikan
TUHAN memberikan matahari dan hujan
kepada orang yang baik
dan juga kepada orang yang jahat. Semoga
kita dapat mengerti.
Praktek
sampai mengasihi musuh adalah:
- di
mulai dengan mengampuni orang
yang bersalah kepada kita dan melupakan.
Kalau TUHAN/kasih
matahari kepada orang jahat berarti Dia mengampuni.
Ini mengampuni sesama yang bersalah/
berdosa kepada kita dan melupakannya.
Mengampuni
dan melupakan = kasih matahari/ada
kasih matahari dalam kehidupan kita. Kita harus
belajar saudaraku, seringkali kita sudah mengampuni,
tetapi belum dapat
melupakan.
Mari, kita harus ingat,
seandainya TUHAN YESUS
tidak melupakan dosaku, untuk berkhotbah-
pun saya sudah tidak layak, apalagi
menyebut nama TUHAN sudah tidak
layak. Berapa kali dosa diulang-ulang
mulai dari yang kecil
sampai sudah segunung,
tetapi TUHAN
melupakan. Itu
sebabnya kita belajar mengampuni dan melupakan semua
seperti TUHAN sudah mengampuni dan
melupakan dosa kita. Inilah
kasih yang sempurna.
- berdoa,
inilah resepnya,
setiap kita tidak menyukai seseorang,
sampai mengarah kepada rasa
benci, kita harus mendoakannya
tetapi harus doa yang baik --> TUHAN,
ampunilah dia.
Ketika saya berdoa
selalu ada dua permintaan,
yaitu terhadap sesama hamba TUHAN
--> kalau saya yang bersalah,
TUHAN ampuni saya, tunjukkanlah yang
benar, tapi kalau saya yang benar, ampunilah hamba TUHAN
itu, ampuni dia tunjukkanlah yang benar kepada dia, sebab
saya tidak mau merasa benar sendiri.
- sampai
membalas kejahatan dengan kebaikan, kalau membalas
kebaikan dengan kejahatan sama dengan setan.
Membalas kejahatan dengan kebaikan =
sifat dari TUHAN YESUS.
Inilah kasih yang sempurna/kasih
matahari.
Mari,
saya rindu untuk:
- mengampuni
orang,
- berdoa
bagi orang lain yang memusuhi kita, yang membuat kita rugi dan
lain-lain, berdoa yang baik,
- sampai
bisa membalas kejahatan dengan kebaikan =
sungguh-sungguh kasih matahari. Semoga
kita dapat mengerti.
Itu
sudah kasih matahari, apa kegunaan kasih matahari, sebab
kasih matahari ini penting di saat kita menghadapi mendung,
awan gelap dan hujan, tetapi kalau ada matahari/kasih
matahari, maka di sana akan terjadi
pelangi/kita mendapatkan kasih pelangi TUHAN.
Yehezkiel
1: 28, Seperti busur
pelangi, yang terlihat pada musim hujan di awan-awan, demikianlah
kelihatan sinar yang mengelilinginya. Begitulah kelihatan
gambar kemuliaan TUHAN. Tatkala aku melihatnya aku sembah sujud, lalu
kudengar suara Dia yang berfirman.
Ayat
28 -->
"yang terlihat pada musim hujan di awan-awan"
--> musim hujan diawan-awan yang gelap.
Inilah
saudaraku, pentingnya di hari-hari
ini
- kita
bisa mengasihi sesama mulai tingkat satu, yaitu
mengasihi sesama yang mengasihi kita, tingkatkan mengasihi
sesama yang kekurangan dengan memberi dan
mengunjungi di rumah
tangga, di gereja, di dalam antar
penggembalaan, ini penting sebab
merupakan tugas dan kewajiban dari
TUHAN yang harus dipertanggung jawabkan.
- kedua
mengasihi sesama seperti diri sendiri sampai merasa
damai/kita berdamai dengan
sungguh-sungguh, sebab kasih
menutupi dosa.
- yang
ketiga kasih matahari, kalau kita memiliki kasih matahari untuk
menghadapi awan-awan hitam dan hujan pencobaan yang menimpa kita
sehingga timbul pelangi kemuliaan TUHAN.
Kalau
mempunyai
pelangi, maka
akan ada hasil yaitu:
Kejadian
9: 13
-17
13.
Busur-Ku Kutaruh di awan, supaya itu menjadi tanda perjanjian antara
Aku dan bumi.
14.
Apabila kemudian Kudatangkan awan di atas bumi dan busur itu tampak
di awan,
15.
maka Aku akan mengingat perjanjian-Ku yang telah ada antara Aku dan
kamu serta segala makhluk yang hidup, segala yang bernyawa, sehingga
segenap air tidak lagi menjadi air bah untuk memusnahkan segala yang
hidup.
16.
Jika busur itu ada di awan, maka Aku akan melihatnya, sehingga Aku
mengingat perjanjian-Ku yang kekal antara Allah dan segala makhluk
yang hidup, segala makhluk yang ada di bumi."
17.
Berfirmanlah Allah kepada Nuh: "Inilah tanda perjanjian yang
Kuadakan antara Aku dan segala makhluk yang ada di bumi."
Pelangi kemuliaan dijanjikan TUHAN
kepada segala daging itulah Roh Kudus/ Roh
Kemuliaan. Roh Kemuliaan/Roh
Kudus di Kisah rasul diulangi lagi
yaitu untuk menggenapkan perjanjian TUHAN
dengan segala daging itulah Roh Kudus akan
dicurahkan = pelangi.
Pelangi kemuliaan TUHAN
itu adalah Roh Kudus
yang dicurahkan di tengah kita, ini
kalau ada kasih matahari akan timbul pelangi saudaraku Roh Kemuliaan
TUHAN/ Roh Kudus dicurahkan ditengah
kita.
Untuk
apa pelangi ini?
- kalau
ada pelangi berarti tidak ada lagi penghukuman =
kita bebas dari penghukuman
TUHAN baik
penghukuman di dunia sampai penghukuman neraka.
Sementara dunia/orang berdosa akan
dihukum sampai di neraka, tetapi kita
sudah bebas.
Roma
8: 1,
2
1.
Demikianlah sekarang tidak ada penghukuman bagi mereka yang ada di
dalam Kristus Yesus.
2.
Roh, yang memberi hidup telah memerdekakan kamu dalam Kristus dari
hukum dosa dan hukum maut.
Sementara
dunia yang berisi manusia berdosa nanti
akan diporak-porandakan oleh hujan es dan
api yang menyala sampai di neraka, tetapi
kita bebas, sebab adanya pelangi.
Itu sebabnya kita jangan menjadi
dingin, harus ada kasih matahari
berarti ada pelangi/Roh Kemuliaan dan
itu adalah tanda bahwa
kita bebas dari penghukuman TUHAN =
bebas dari penghukuman didunia, bebas dari neraka.
Semoga kita dapat
mengerti.
- Wahyu
10: 1, Dan aku melihat
seorang malaikat lain yang kuat turun dari sorga, berselubungkan
awan, dan pelangi ada di atas kepalanya
Pelangi
sudah ada di atas kepala = Roh Kudus
mengurapi/minyak
urapan ada diatas kepala imam-imam.
Itu sebabnya penting untuk tetap
berada di ruangan
suci supaya ada minyak
urapan di kepala = kita dikhususkan oleh
TUHAN.
Imamat 21: 12,
Janganlah ia keluar dari tempat kudus, supaya jangan
dilanggarnya kekudusan tempat kudus Allahnya, karena minyak urapan
Allahnya, yang menandakan bahwa ia telah dikhususkan, ada di atas
kepalanya
Para imam-imam harus
tetap berada ditempat kudus/ruang
suci supaya pelangi ada di kepala = minyak
urapan ada di kepala.
Untuk apa
minyak urapan berada di kepala? Supaya
kita tidak disesatkan, sekali-pun
banyak ajaran sesat, kita tidak akan disesatkan.
2
Korintus 11: 3, Tetapi
aku takut, kalau-kalau pikiran kamu disesatkan dari kesetiaan kamu
yang sejati kepada Kristus, sama seperti Hawa diperdayakan oleh ular
itu dengan kelicikannya.
Pikiran diperdaya oleh ajaran
sesat, kalau pikiran kita diurapi Roh
Kudus, kita tidak akan pernah
disesatkan.
Pelangi ada di kepala juga
menunjuk ??kerukunan, kalau semua
pikiran diurapi Roh Kudus pasti akan rukun
(Mazmur 133) dan
TUHAN akan memerintahkan Berkat,
ini khusus, sebab kita tidak dapat
disesatkan, kita diberkati dan dipelihara
oleh TUHAN secara khusus.
Mazmur
133: 1-
3
1.
Nyanyian ziarah Daud. Sungguh, alangkah baiknya dan indahnya,
apabila saudara-saudara diam bersama dengan rukun!
2.
Seperti minyak yang baik di atas kepala meleleh ke janggut, yang
meleleh ke janggut Harun dan ke leher jubahnya.
3.
Seperti embun gunung Hermon yang turun ke atas gunung-gunung Sion.
Sebab ke sanalah TUHAN memerintahkan berkat, kehidupan untuk
selama-lamanya.
Kalau
ada minyak urapan di kepala maka:
- kita
tidak disesatkan,
- kita
akan dapat hidup rukun dalam rumah
tangga, dalam gereja
kita juga rukun sehingga di mana ada
kerukunan, maka TUHAN akan
memerintahkan berkat-berkat jasmani sampai berkat hidup
kekal. Itu sebabnya
kita tidak perlu mencari
berkat, sebab TUHAN
Yang akan perintahkan.
Mari, saudaraku, sungguh-sungguh, bukan
kita yang mencari berkat, tetapi
TUHAN Yang
memerintahkan berkat, baik didunia
sampai hidup kekal bersama TUHAN.
- Wahyu
4: 3, Dan Dia yang duduk
di takhta itu nampaknya bagaikan permata yaspis dan permata sardis;
dan suatu pelangi melingkungi takhta itu gilang-gemilang bagaikan
zamrud rupanya.
Pelangi di tahta kemuliaan.
Roh Kudus/pelangi/Roh
Kemuliaan mengubahkan kehidupan kita dari manusia daging menjadi
manusia rohani.
Di
mulai di wajah kita. Waktu
YESUS berdoa di atas gunung Wajah-Nya
berubah, inilah
Wajah kemuliaan.
Tetapi
ada yang wajah
muram seperti:
- Kain
yang iri kepada Habel karena
hatinya panas dan juga sakit hati.
- ibu
Hana yang adalah ibu
dari Samuel, yang wajahnya juga muram
sebab madunya/istri muda dari suaminya
hamil, sedangkan dirinya tidak dapat
hamil, ibu Hana depresi sehingga
mukanya muram --> berada di
bait ALLAH,
tetapi mukanya muram, sampai imam
Eli mengira ibu Hana ini mabuk. Tetapi ibu Hana
menjawab, bahwa ia tidak mabuk tetapi ia sedang berdoa sebab
sudah tidak kuat menanggung kesedihan.
Mungkin
sekarang ini ada wajah muram
karena:
- sakit
hati,
- kecewa,
- patah
hati.
Tetapi
kalau ada pelangi, maka akan ada
wajah yang berseri.
Atau
ada wajah yang pucat (di ktb Nahum) karena:
- ketakutan,
- kekuatiran,
TUHAN akan menjadikan
berseri.
Ada
wajah buruk (Yesaya 52)
seperti setan, TUHAN
mampu mengubahkan menjadi baik.
Yesaya
52: 13, 14
13.
Sesungguhnya, hamba-Ku akan berhasil, ia akan ditinggikan, disanjung
dan dimuliakan.
14.
Seperti banyak orang akan tertegun melihat dia --begitu buruk
rupanya, bukan seperti manusia lagi, dan tampaknya bukan seperti anak
manusia lagi—
Ayat 14 -->
"Seperti banyak orang akan tertegun melihat dia" --> sebab Wajah YESUS menjadi begitu buruk.
Bukan
seperti manusia, bukan seperti anak manusia,
maafkan saudaraku, seperti hewan
anjing dan babi. Itulah
yang sering kita lakukan, mungkin perkataan-perkataan sering salah
seperti anjing yang menjilat muntah
= wajah anjing, mungkin wajah babi yang
seringkali perbuatan najis kotor diulang-ulang,
ini yang ditanggung oleh YESUS.
Mungkin
seperti setan "Petrus! enyahlah iblis"
sebab Petrus takut kepada salib, dia
menarik YESUS,
waktu YESUS mengatakan
bahwa IA akan ke Yerusalem,
mati disana, Petrus menarik
YESUS sebab ia takut akan salib.
Mungkin wajah sudah seperti iblis, wajah
buruk, tetapi pelangi kemuliaan TUHAN
mampu mengubahkan kita sampai menjadi wajah yang sama mulia dengan
TUHAN YESUS dan
kita akan sampai di tahta kemuliaan
TUHAN, dimana YESUS
berada, disitu kita berada.
Mari!
TUHAN menjanjikan
pelangi, yaitu tanda perjanjian
TUHAN yang tidak pernah berubah sampai hari
ini. Tidak ada
hukuman, tidak ada masalah lagi, semua selesai, yang ada hanyalah
berkat yang dicurahkan, keubahan
hidup, tidak ada wajah muram, wajah ketakutan,
dan wajah buruk pun tidak ada, yang ada
hanyalah wajah berbahagia berseri-seri=
wajah kemuliaan TUHAN.
TUHAN
memberkati.1