Kita
tetap membaca di dalam injil
Matius 26: 30-35 -->
peringatan kepada Petrus. Sesudah Yudas diperingatkan, sekarang
Petrus yang diperingatkan.
Matius
26: 30-32, 34
30.
Sesudah menyanyikan nyanyian pujian, pergilah Yesus dan
murid-murid-Nya ke Bukit Zaitun.
31.
Maka berkatalah Yesus kepada mereka: "Malam ini kamu semua akan
tergoncang imanmu karena Aku. Sebab ada tertulis: Aku akan membunuh
gembala dan kawanan domba itu akan tercerai-berai.
32.
Akan tetapi sesudah Aku bangkit, Aku akan mendahului kamu ke
Galilea."
34.
Yesus berkata kepadanya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya
malam ini, sebelum ayam berkokok, engkau telah menyangkal Aku tiga
kali."
Jadi,
YESUS memperingatkan Petrus dengan Firman nubuat = sesuatu yang belum
terjadi tetapi sudah diucapkan terlebih dahulu oleh TUHAN.
Firman
nubuat adalah:
- Firman
yang mengungkapkan segala sesuatu yang akan terjadi di akhir jaman,
terutama tentang kedatangan YESUS Yang kedua kalinya sebagai Raja di
atas segala raja dan sebagai Mempelai Pria Surga = Kepala sehingga
seringkali disebut dengan Kabar Mempelai.
- Firman
yang mengungkapkan tentang dosa-dosa yang tersembunyi yang terjadi
di dalam gereja TUHAN.
- Firman
pengajaran yang menyucikan dan mengubahkan kita sampai kita menjadi
sempurna seperti YESUS sehingga kita layak menyambut kedatangan
YESUS Yang kedua kalinya.
Itu
sebabnya pentingnya Firman nubuat, sebab tidak ada seorang-pun yang
mengetahui kalau Petrus akan menyangkal TUHAN, tetapi Firman sudah
mendahului, demikian juga dengan Yudas, tidak ada seorang-pun yang
mengetahui kalau ia mau menyerahkan YESUS. Ini merupakan peringatan
bagi Petrus dan juga bagi Yudas. Inilah pentingnya Firman nubuat.
Yudas
dan Petrus perlu diperingatkan oleh TUHAN, orang-orang hebat perlu
diperingatkan, apalagi saya, apalagi kita semua? Firman nubuat itu
sangat perlu, sebab selalu memperingatkan kita dan juga mengungkapkan
segala dosa-dosa yang tersembunyi di dalam gereja TUHAN.
Bagaimana
sikap Petrus terhadap Firman nubuat?
Matius 26: 33, 35,
33.
Petrus menjawab-Nya: "Biarpun mereka semua tergoncang
imannya karena Engkau, aku sekali-kali tidak."
35.
Kata Petrus kepada-Nya: "Sekalipun aku harus mati bersama-sama
Engkau, aku takkan menyangkal Engkau." Semua murid yang lain pun
berkata demikian juga.
Sikap
Petrus terhadap Firman nubuat/Kabar Mempelai adalah
Petrus menolak
Firman
nubuat/Kabar
Mempelai artinya
Petrus tidak mau disucikan dan diubahkan
sehingga ia tetap menjadi manusia darah daging.
Sama
seperti Yudas yang sudah diingatkan berkali-kali:
- Ada
yang akan menyerahkan Aku,
- Siapa
yang mencelupkan roti, tetapi Yudas mengatakan 'bukan aku'.
Ini
sama dengan Petrus yang juga sudah diingatkan oleh TUHAN bahwa ia
akan menyangkal, tetapi Petrus berkata 'tidak mungkin TUHAN' =
Petrus menolak. Seharusnya Petrus harus berkata --> oh TUHAN,
tolong saya TUHAN, ubahkan saya TUHAN, agar jangan sampai saya
menyangkal Engkau. Tetapi Petrus menolak
Firman
nubuatan sehingga ia tetap menjadi manusia daging yang pada akhirnya
Petrus menyangkal YESUS.
Itu
sebabnya sangat berbahaya, kalau menolak Firman nubuatan/Kabar
Mempelai/pengajaran yang benar, maka satu waktu akan menyangkal YESUS
seperti Petrus. Jika menyangkal TUHAN, maka akibatnya juga akan
disangkal oleh TUHAN YESUS di depan Bapa dan ini berarti kebinasaan
untuk selamanya bagaikan buli-buli tanah liat yang pecah dan hancur.
Itu sebabnya kita jangan mempertahankan tanah liat sebab pasti akan
pecah dan hancur; lebih baik kita diubahkan dan disucikan.
Sudah
terjadi pada Petrus, tetapi di akhir jaman akan terjadi lagi dan ini
sudah ditulis oleh Petrus sebab ia memiliki pengalaman menolak Firman
nubuat/Kabar Mempelai/Firman yang mengungkapkan tentang kedatangan
YESUS Yang kedua kali/dan juga yang mengungkap tentang dosa, sehingga
ia menyangkal TUHAN. Tetapi sekarang Petrus dipakai oleh TUHAN
menulis untuk memperingatkan kita di akhir jaman agar jangan sampai
menolak Firman nubuat.
TUHAN
memperingatkan Petrus, sekarang kita juga diperingatkan oleh TUHAN
lewat srt
2 Petrus 3: 3-6,
3.
Yang terutama harus kamu ketahui ialah, bahwa pada hari-hari zaman
akhir akan tampil pengejek-pengejek dengan ejekan-ejekannya, yaitu
orang-orang yang hidup menuruti hawa nafsunya.
4.
Kata mereka: "Di manakah janji tentang kedatangan-Nya itu? Sebab
sejak bapa-bapa leluhur kita meninggal, segala sesuatu tetap seperti
semula, pada waktu dunia diciptakan."
5.
Mereka sengaja tidak mau tahu, bahwa oleh firman Allah langit telah
ada sejak dahulu, dan juga bumi yang berasal dari air dan oleh air,
6.
dan bahwa oleh air itu, bumi yang dahulu telah binasa, dimusnahkan
oleh air bah.
Jadi,
di akhir jaman akan tampil banyak anak-anak TUHAN atau hamba-hamba
TUHAN yang mengejek dan menolak seperti Petrus sehingga mereka hidup
dalam hawa nafsu daging = tetap menjadi manusia darah daging dan akan
kembali ke
jaman
Nuh. Baik manusia yang tidak mengenal TUHAN, mau-pun anak-anak
TUHAN/hamba-hamba TUHAN yang menolak dan mengejek Firman
nubuat/Firman pengajaran yang benar akan kembali ke jaman Nuh. Itu
sebabnya kita berdoa supaya kita banyak bersaksi tentang Firman ini.
Pengalaman
saya, ada orang yang baru satu kali mendengarkan Firman pengajaran
ini, mereka sudah dapat menerima Firman pengajaran yang benar ini.
Bagi yang tidak dapat menerima Firman pengajaran ini (dulu saya tidak
mengerti, guru saya menerangkan bahwa banyak hamba TUHAN yang tidak
dapat menerima Firman yang lebih tajam dari pedang bermata dua/Firman
pengajaran, saya menjadi heran dan jawaban saya di dalam hati -->
orang yang tidak dapat menerima itu (maafkan) karena bodoh sebab
mungkin tidak lulus sekolah dasar sehingga tidak dapat membaca dan
menulis, itu sebabnya mereka tidak dapat mengerti. Bukan!!! Yang
tidak dapat menerima Firman pengajaran itu adalah orang yang
mempertahankan hawa nafsu daging, sebab pengalaman saya, orang yang
tidak lulus sekolah dasar-pun dapat menerima Firman pengajaran ini.
Sekali-pun
manusia itu seorang sarjana sampai profesor-pun tidak akan dapat
menerima Firman pengajaran, kalau ia masih mempertahankan manusia
darah daging.
Tetapi
kita juga harus berhati-hati, sebab juga dapat terjadi bagi orang
yang antusias --> orang yang terdahulu, menjadi orang yang
terkemudian. Jadi, memang ada yang menolak karena tetap
mempertahankan hawa nafsu daging, tetapi ada yang mulanya antusias
tetapi = terdahulu menjadi terkemudian. Mengapa terjadi demikian?
Sebab dulu, kehidupan itu mau disucikan, tetapi sekarang karena ada
sesuatu keinginan, maka hatinya menjadi keras sehingga menolak Firman
pengajaran yang benar ini.
Demikian
juga dengan hamba TUHAN yang demi untuk mendapatkan jiwa-jiwa yang
banyak, sudah mulai mengejek pengajaran, sebab dengan Firman
pengajaran, jumlah sidang jemaat hanya sepuluh sampai lima belas
orang, pada hal TUHAN tidak melihat hal yang luar, tetapi TUHAN
melihat sampai kedalaman hati = kualitas sampai pada kesempurnaan.
Semoga kita dapat mengerti.
Lukas
17: 26, 27
26.
Dan sama seperti terjadi pada zaman Nuh, demikian pulalah halnya
kelak pada
hari-hari
Anak Manusia:
27.
mereka makan dan minum, mereka kawin dan dikawinkan, sampai kepada
hari Nuh masuk ke dalam bahtera, lalu datanglah air bah dan
membinasakan mereka semua.
Inilah
suasana pada jaman Nuh yaitu manusia dan anak-anak ALLAH juga hidup
dalam dosa sampai pada puncaknya dosa yaitu dosa makan minum ini
termasuk merokok, mabuk sampai pada narkoba dan dosa kawin
mengawinkan ini
termasuk
juga penyimpangan-penyimpangan sex yaitu homo, lesbian dan juga pada
nikah yang salah. Semua ini akan terjadi lagi = kembali ke jaman Nuh.
Semoga kita dapat mengerti.
Hanya
Firman nubuat/Firman pengajaran yang benar yang sanggup menyucikan
kita dari dosa-dosa atau menjadi rem/penahan supaya kita tidak jatuh
ke dalam dosa. Sebab jika tidak ada Firman, maka manusia hanya
berbuat dosa sampai puncaknya dosa = kembali ke jaman Nuh.
Tanpa
Firman nubuat, maka hamba-hamba TUHAN mau-pun anak-anak TUHAN akan
jatuh bangun dalam dosa = berkubang dalam dosa = mengulang-ulangi
dosa sehingga tidak dapat terlepas dari dosa.
Kalau
dosa diulang-ulangi --> mungkin sekali berbuat dosa, kita sadar
dan merasa sangat menyesal, kita meminta ampun, tetapi kita berbuat
lagi, menjadi menyesal. Dosa itu diulangi lagi, maka kita mulai
merasa agak menyesal dan sudah tidak merasa menyesal lagi, bahkan
dapat tertawa jika berbuat dosa sehingga menjadi dosa kebiasaan.
Karena sudah merasa biasa, maka dosa terus menerus diulang-ulang,
maka akan sampai pada dosa sengaja. Sengaja ini akan sampai pada
puncak dosa.
Jadi,
dosa yang diulang-ulangi, akan menjadi dosa kebiasaan = tidak merasa
menyesal lagi di saat berbuat dosa sampai menjadi dosa sengaja sebab
memang tidak mau terlepas dari dosa itu.
Dosa
sengaja = hidup di dalam dosa, sebab sudah menikmati dosa itu. Sudah
tidak perduli lagi, sekali-pun sudah diberi nasihat dengan Firman,
diberi nasihat oleh orang tua atau juga diberi nasihat oleh gembala.
Hidup dalam dosa, sampai mengarah pada puncak dosa yaitu dosa makan
minum dan kawin mengawinkan = kembali ke jaman Nuh. Semoga kita dapat
mengerti.
Kita
sering mendengar tentang dosa makan minum dan juga tentang dosa kawin
mengawinkan, tetapi juga ada dosa yang tidak disadari sekali-pun itu
adalah dosa sengaja yaitu dosa tidak beribadah. Dosa makan minum dan
dosa kawin mengawinkan memiliki nilai yang sama dengan
Ibrani
10: 25-27,
25.
Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita,
seperti
dibiasakan
oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan
semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat.
26.
Sebab jika kita sengaja berbuat dosa, sesudah memperoleh pengetahuan
tentang kebenaran, maka tidak ada lagi korban untuk menghapus dosa
itu.
27.
Tetapi yang ada ialah kematian yang mengerikan akan penghakiman dan
api yang dahsyat yang akan menghanguskan semua orang durhaka.
Jadi,
dosa makan minum dan kawin mengawinkan memiliki nilai yang sama
dengan dosa tidak beribadah = dosa kebiasaan dan dosa sengaja.
Akibatnya:
- pada
jaman Nuh, mengalami penghukuman dengan air bah sampai mati/binasa.
Inilah kalau menolak Firman nubuat.
- pada
akhir jaman, karena dosa diulang-ulangi lagi sehingga kembali ke
jaman Nuh yaitu dosa makan minum + dengan dosa tidak beribadah, maka
akan dihukum dengan api dari langit.
2
Petrus 3: 10, Tetapi hari Tuhan akan tiba seperti
pencuri. Pada hari itu langit akan lenyap dengan gemuruh yang dahsyat
dan unsur-unsur dunia akan hangus dalam nyala api, dan bumi dan
segala yang ada di atasnya akan hilang lenyap.
Pada
jaman Nuh, manusia dan juga termasuk anak-anak TUHAN yang hidup di
dalam:
- dosa
kebiasaan
- dosa
sengaja sampai pada
- puncak
dosa sehingga dihukum dengan air bah sampai mati binasa kecuali
delapan orang yaitu hanya Nuh sekeluarga.
Tetapi
dunianya masih ada, tetapi nanti di akhir jaman, manusia termasuk
anak-anak TUHAN yang hidup dalam puncak dosa dan dosa tidak
beribadah, akan mengalami penghukuman dengan api dari langit sehingga
akan musnah bersama dunia. Jadi dunianya ikut musnah, bukan hanya
manusianya yang musnah, tetapi dunianya juga sampai pada api di
neraka. Inilah hukuman bagi orang yang menolak Firman nubuat.
Hidup
dalam dosa sampai pada puncak dosa =
menyangkal TUHAN lewat
perbuatan. Kalau Petrus
menyangkal TUHAN lewat perkataan
--> 'aku tidak mengenal'. Tetapi di akhir jaman, anak-anak
TUHAN/hamba-hamba TUHAN yang menolak Firman nubuat/Firman pengajaran
sehingga mereka hidup di dalam dosa kebiasaan, dosa sengaja sampai
pada puncaknya dosa dan juga dosa tidak beribadah dan juga sama
dengan menyangkal TUHAN lewat perbuatan. Semoga peringatan ini dapat
kita terima lewat Firman nubuat.
Peringatan
ini keras, seperti TUHAN memperingati Petrus dan Judas dan itu sangat
keras. Sekarang ini, peringatan bagi saya dan juga bagi saudara yang
juga keras. Inilah Firman yang lebih tajam dari pedang bermata dua.
Saling
menasihati (Ibr 10: 25), nasihat yang tertinggi dihari-hari ini
--> mungkin sebagai orang tua, menasihati anaknya untuk
sekolah/kuliah yang baik, kerja yang baik --> ini harus dan baik.
Tetapi nasihat yang tertinggi di akhir jaman adalah
mengajak
kehidupan kita sendiri dan orang lain di sekitar kita untuk beribadah
kepada TUHAN . Apa artinya dengan semua yang kita capai lewat
kuliah, lewat bekerja, jika akan musnah bersama manusianya? Semoga
kita dapat mengerti.
Dulu
Nuh waktu dunia ini dihukum dengan air bah oleh TUHAN, nanti akan
dihukum dengan api dari langit. Memang hukumannya berbeda, tetapi
hasilnya sama yaitu manusia binasa.
Bagaimana
jalan keluarnya supaya terluput dari api neraka? Jalan keluarnya
adalah masuk dalam bahtera Nuh. Tidak ada jalan lain.
Dulu,
memang bahtera yang dibuat oleh Nuh, tetapi sekarang bahtera dalam
arti rohani dengan praktek:
- 1
Petrus 3: 20, 21
20. yaitu kepada
roh-roh mereka yang dahulu pada waktu Nuh tidak taat kepada Allah,
ketika Allah tetap menanti dengan sabar waktu Nuh sedang
mempersiapkan bahteranya, di mana hanya sedikit, yaitu delapan
orang, yang diselamatkan oleh air bah itu.
21.
Juga kamu sekarang diselamatkan oleh kiasannya, yaitu
baptisan-maksudnya bukan untuk membersihkan kenajisan jasmani,
melainkan untuk memohonkan hati nurani yang baik kepada Allah-oleh
kebangkitan Yesus Kristus,
Ay 20 --> pada jaman Nuh,
manusia tidak taat, sampai saya katakan, anak kecil -pun tidak ada
yang taat.
Hanya sedikit yang mau masuk ke dalam bahtera Nuh,
sedangkan yang lain mengejek --> inilah Firman nubuat/Firman
pengajaran yang mengarahkan kita untuk lari ke bahtera Nuh
dihari-hari ini supaya kita selamat --> dulu dari air bah, tetapi
sekarang api yang dari langit/api dari neraka. Mungkin ada banyak
yang mengejek.
Jadi, praktek dari masuk bahtera Nuh dalam
arti rohani adalah masuk dalam baptisan
air yang benar.
Hanya ada satu baptisan air yang menyelamatkan yaitu baptisan air
yang benar/hanya ada satu bahtera yang menyelamatkan yaitu bahtera
Nuh.
Apa arti dari baptisan air yang benar? Yaitu:
- sesuai
dengan Firman ALLAH yang tertulis di dalam alkitab.
- seperti
YESUS dibaptis, kita juga harus dibaptis/
Soal
baptisan air ini, kita harus teliti, sebab hal ini yang menentukan,
apakah kita selamat atau tidak. Kalau tidak menyangkut keselamatan
karena hanya merupakan tata cara gereja, maka saya tidak perlu
repot-repot untuk menerangkan tentang baptisan air ini.
Syarat
dan pelaksanaan dari baptisan air yang benar yaitu --> Roma
6: 2, 4,
2. Sekali-kali tidak!
Bukankah kita telah mati bagi dosa, bagaimanakah kita masih dapat
hidup di dalamnya?
4. Dengan demikian kita
telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam
kematian, supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari
antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup
dalam hidup yang baru.
Jadi,
syarat untuk masuk kuburan/masuk dalam baptisan air yang benar
adalah kita harus mati terhadap dosa = bertobat.
Sedangkan
pelaksanaan dari baptisan air yang benar yaitu --> ay 4, orang
mati harus dikubur --> orang yang mati terhadap dosa = orang
bertobat harus dikuburkan bersama YESUS di dalam air, sehingga ia
bangkit bersama YESUS untuk mendapatkan hidup yang baru =
mendapatkan jenis kehidupan yang baru/jenis kehidupan surga.
Salah
satu hidup baru/jenis kehidupan surga sehingga layak masuk surga =
selamat yaitu memohon hati nurani yang baik (1 Petrus 3). Pada jaman
Nuh, manusia termasuk anak-anak ALLAH tidak memiliki hati yang baik
= hati yang tidak taat sehingga diminta untuk naik ke bahtera dan
ini tidaklah sulit, mereka menolak = tidak taat dan ini yang
mengakibatkan semuanya tenggelam = semuanya binasa.
Jadi,
menghadapi akhir jaman, kita harus mempersiapkan hati, bukan
mempersiapkan otak --> silahkan! Bagi yang mau kuliah atau
bekerja. Tetapi yang penting adalah persiapan hati nurani yang baik,
sebab itu merupakan hidup yang baru = jenis kehidupan surga.
Dulu,
diminta untuk naik bahtera, sekarang diminta untuk mandi/baptisan
air, juga menolak sekali-pun untuk hal itu ada yang membantu/membawa
pakaian untuk ganti. Ini semua karena hati yang tidak taat. Mari!
lewat baptisan air, kita memiliki hidup yang baru/jenis kehidupan
surga --> ini merupakan dasar supaya kita terluput dari hukuman
TUHAN yaitu api yang dari langit = api neraka.
Hati nurani
yang baik = hati yang taat dengar-dengaran. Bukan IQ/tingkat
kepandaian yang tinggi/bukan otak, tetapi hati nurani yang baik.
Bukan kaya/miskin, tetapi hati nurani yang baik itulah taat
dengar-dengaran.
Taat atau tidak taat. Kalau taat --> delapan
orang selamat. Tidak taat --> tidak pandang bulu = anak kecil-pun
tidak ada yang selamat. Untuk anak kecil ini, maka orang tua yang
bertanggung jawab, sebab sebagai anak kecil/bayi, mereka tidak tahu
apa-apa, tetapi karena orang tuanya yang keras hati, anak kecil/bayi
tidak diajak = anak kecil/bayi menjadi korban dari kekerasan hati
dari orang tua yang tidak mau taat. Anak-anak menjadi tanggung jawab
orang tua itu sejak berada di dalam kandungan; jangan karena hamil,
kemudian tidak dapat beribadah lagi --> jangan! Sebab ini berarti
sama dengan tidak mau naik ke dalam bahtera dan kalau ada air bah,
akan mati bersama dengan anaknya.
Juga dengan guru sekolah
Minggu, penting untuk mendidik anak-anak sebab anak-anak juga
merupakan tanggung jawab kita.
Jika kita memiliki hati nurani
yang baik, maka prakteknya adalah --> Kejadian 6: 9,
Inilah riwayat Nuh: Nuh adalah seorang yang benar dan tidak
bercela di antara orang-orang sezamannya; dan Nuh itu hidup bergaul
dengan Allah
Jadi praktek dari memiliki hati nurani yang
baik adalah hidup benar/hidup di dalam kebenaran.
Tidak
bercela = jujur (terj.lama).
Bergaul dengan ALLAH adalah:
- beribadah
dan menyembah TUHAN,
- menjauhi
pergaulan-pergaulan yang tidak baik pergaulan yang jahat dan najis.
Inilah
orang yang selamat = masuk dalam bahtera Nuh dan untuk sekarang
berarti:
- baptisan
air yang benar sehingga menghasilkan hati nurani yang baik,
- hidup
benar = jujur di dalam segala hal dan
- bergaul
dengan ALLAH = beribadah dan menyembah TUHAN = dekat dengan TUHAN
dan
- menjauhi
pergaulan-pergaulan yang tidak baik/pergaulan yang jahat dan najis.
Semoga kita dapat mengerti.
Inilah
praktek yang pertama yaitu kita masuk dalam bahtera Nuh = kita
selamat sekali-pun air bah dan api datang, kita selamat, tidak akan
terjamah.
- Kejadian
6: 16, Buatlah atap pada bahtera itu dan
selesaikanlah bahtera itu sampai sehasta dari atas, dan pasanglah
pintunya pada lambungnya; buatlah bahtera itu bertingkat bawah,
tengah dan atas.
Bahtera Nuh terdiri dari tiga tingkat
dan ini mengingatkan kita pada tabernakel yang memiliki tiga
ruangan. Jadi, bahtera Nuh menunjuk pada tabernakel.
Buktinya:
Pertama --> bahtera Nuh terdiri dari tiga tingkat =
tabernakel juga memiliki tiga ruangan yang terdiri dari halaman,
ruangan suci dan ruangan maha suci.
Kedua -->
Kejadian 6: 14, Buatlah bagimu sebuah
bahtera dari kayu gofir; bahtera itu harus kaubuat berpetak-petak
dan harus kaututup dengan pakal dari luar dan dari dalam.
Yang
benar adalah 'haruslah kau buat'/'hendaklah kau buat'. Jadi,
pembuatan bahtera Nuh, sesuai dengan kehendak TUHAN.
Kita
bandingkan dengan Keluaran 25: 8, 10,
8.
Dan mereka harus membuat tempat kudus bagi-Ku,
supaya Aku akan diam di tengah-tengah mereka.
10.
"Haruslah mereka membuat tabut dari kayu
penaga, dua setengah hasta panjangnya, satu setengah hasta lebarnya
dan satu setengah hasta tingginya.
Terj.lama:
8.
Maka hendaklah mereka itu memperbuatkan Daku
sebuah baitulmukadis, supaya Aku duduk di antara mereka itu.
10.
Maka hendaklah diperbuatnya sebuah peti dari
pada kayu penaga, tengah tiga hasta panjangnya dan tengah dua hasta
lebarnya dan tengah dua hasta tingginya.
Demikian juga
dengan pembuatan bahtera Nuh --> 'hendaklah' 'haruslah'
kau buat. Jadi, bahtera Nuh dan
tabernakel dibuat oleh kehendak ALLAH
= sama-sama dibangun atas
kehendak ALLAH.
Masuk
bahtera = masuk baptisan air = masuk tabernakel.
Baptisan air -->
di halaman tabernakel = selamat.
Ruangan maha suci = sempurna -->
kita belum sempurna.
Kita sudah selamat, tetapi belum
sempurna, jadi, kita berada dimana? Kita berada di ruangan suci =
masuk dalam bahtera Nuh, supaya kita selamat dari hukuman api yang
akan datang/dari neraka.
Kisah
rasul 2: 41, 42
41. Orang-orang yang
menerima perkataannya itu memberi diri dibaptis dan pada hari itu
jumlah mereka bertambah kira-kira tiga ribu jiwa.
42.
Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan.
Dan mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa.
Jadi,
sesudah masuk baptisan air, masuk dalam tiga macam ketekunan = masuk
ruangan suci = kandang penggembalaan/tergembala. Ini diulang-ulang
supaya kita menjadi mantap masuk dalam bahtera Nuh.
Semua
yang kita peroleh di dunia ini, tidak ada gunanya/tidak ada artinya
sebab akan disapu bersih oleh air bah seperti di jaman Nuh. Yang ada
artinya hanyalah masuk dalam bahtera Nuh.
Mari! bagi yang
belum dibaptis, mari masuk dalam baptisan air yang benar. Yang sudah
dibaptis, hasilnya harus benar yaitu untuk menyiapkan hati nurani
yang baik yaitu hati yang taat untuk:
- dapat
hidup benar,
- jujur,
- bergaul
dengan TUHAN.
Ini
sudah merupakan jaminan seperti bahtera Nuh dulu, sekali-pun air bah
dan api datang/neraka, kita tidak akan tersentuh.
Kemudian
sesudah baptisan air, kita masuk dalam tiga macam ketekunan = masuk
dalam kandang penggembalaan/tergembala = masuk dalam tiga macam
ibadah pokok.
Di dalam ruangan suci ada tiga macam alat
yaitu:
- Pelita
emas = ketekunan di dalam ibadah raya = persekutuan dengan ALLAH
Roh Kudus dengan karunia-karunia-Nya --> ada kesaksian, ada
nyanyian-nyanyian.
- Meja
roti sajian = ketekunan di dalam ibadah pendalaman alkitab dan di
sertai dengan perjamuan suci = persekutuan dengan Anak ALLAH/dengan
YESUS Roti Kehidupan = Firman dan perjamuan suci.
- Mezbah
dupa emas = ketekunan di dalam doa penyembahan = persekutuan dengan
ALLAH Bapa di dalam kasih-Nya.
Inilah
masuk dalam bahtera Nuh yang terdiri atas tiga tingkat yang sekarang
berarti masuk tabernakel khususnya ruangan suci = tergembala = masuk
dalam kandang penggembalaan = ketekunan dalam tiga macam ibadah
pokok.
Di bagian atas sudah diterangkan bahwa hasil dari masuk
dalam baptisan air adalah hati nurani yang baik. Sekarang masuk
dalam kandang penggembalaan, kita menjadi kehidupan yang tergembala,
juga memiliki hasil.
Hasil dari
masuk dalam kandang penggembalaan/tertanam di dalam bait ALLAH
adalah:
Mazmur
92: 13-16
13. Orang benar akan
bertunas seperti pohon korma, akan tumbuh subur seperti pohon aras
di Libanon;
14. mereka yang ditanam di bait
TUHAN akan bertunas di pelataran Allah kita.
15.
Pada masa tua pun mereka masih berbuah, menjadi gemuk dan segar,
16.
untuk memberitakan, bahwa TUHAN itu benar, bahwa Ia gunung batuku
dan tidak ada kecurangan pada-Nya.
Tertanam di bait
TUHAN, akan berbuah. Pohon ara yang tertanam di pinggir jalan, tidak
berbuah sehingga dikutuk oleh TUHAN sehingga menjadi kering.
Tertanam di bait ALLAH merupakan istilah masuk ruangan suci yaitu
masuk dalam kandang penggembalaan = ketekunan dalam tiga macam
ibadah pokok = tertanam di bait ALLAH.
Tidak ada kecurangan =
TUHAN tidak pernah menipu = Gembala Agung tidak pernah curang.
- ada
pohon korma yang berbuah manis,
cepat atau lambat, kita akan mengalami:
- kemanisan/kebahagiaan
= tertata rapi = dirapikan oleh TUHAN.
- keindahan
= tertata rapi dan indah.
- ada
pohon aras, pohon
aras ini merupakan pohon yang paling kuat dan pohon aras ini banyak
dipakai di dalam pembangunan bait ALLAH Salomo, artinya kalau kita
tergembala, maka TUHAN akan memberikan kekuatan extra kepada kita
untuk menghadapi segala tantangan dan rintangan sehingga kita tetap
dipakai dalam pembangunan Tubuh Kristus yang sempurna sampai
menjadi Mempelai Wanita. Jika kita tidak dipakai di dalam
pembangunan Tubuh Kristus, maka kita akan dipakai di dalam
pembangunan Babel.
Inilah gunanya penggembalaan, sebab di
saat kita mengalami kelemahan, maka kita akan terus menerus diberi
kekuatan sehingga kita tetap bertahan = dipakai di dalam
pembangunan Tubuh Kristus sampai kita menjadi sempurna.
- berbuah
sampai masa tua, ini
berarti menikmati berkat Abraham sampai masa tua = sampai ke anak
cucu. Kita menikmati berkat secara jasmani mau-pun berkat secara
rohani yaitu:
- kita
dapat hidup benar dan suci.
- kita
menikmati pembukaan Firman di dalam urapan Roh.Kudus sampai
- kita
menikmati hidup kekal di surga.
Tetapi
kita jangan lupa, kalau kita sudah menikmati --> di ayat 16,
untuk memberitakan, bahwa TUHAN itu benar, bahwa Ia gunung batuku
dan tidak ada kecurangan pada-Nya.
Mari, bagi yang sudah
tergembala = sudah menikmati berkat, maka tugas kita selanjutnya
adalah bersaksi kepada yang lain, sebab masih ada banyak pohon ara
yang ditanam di pinggir jalan, daripada yang ditanam di bait ALLAH =
lebih banyak orang Kristen/hamba TUHAN yang kering dan hancur
daripada yang diberkati.
- Kejadian
7: 16, Dan yang masuk itu adalah jantan dan betina
dari segala yang hidup, seperti yang diperintahkan Allah kepada Nuh;
lalu TUHAN menutup pintu bahtera itu di belakang Nuh.
TUHAN
menutup pintu memakai Tangan = Tangan TUHAN menutup pintu. Jadi,
yang menutup pintu bahtera bukanlah Nuh, tetapi TUHAN --> inilah
perbedaan dari bahtera Nuh dengan bahtera yang lain, sebab di
bahtera Nuh ada Tangan
TUHAN. Bahtera lain mungkin ada kepandaian, ada kekayaan, ada ijazah
yang mungkin disusun dlsbnya, tetapi semuanya itu tidak dapat
menyelamatkan.
Di bahtera Nuh ada Tangan TUHAN/Tangan Gembala
Yang Baik. Jadi kita harus hidup dalam
Tangan belas kasih dari Gembala Yang Baik/Gembala Agung
= Tangan kemurahan dan
kebaikan Gembala Yang Agung.
Daud
mengakui bahwa 'TUHAN Gembala-ku tak-kan kekurangan aku' dan
terus sampai pada ayat yang ke enam --> 'kemurahan dan kebaikan
TUHAN senantiasa mengikuti aku sepanjang umur hidup-ku'.
Jadi
Daud mengakui, bahwa ia hidup di dalam Tangan kemurahan dan kebaikan
TUHAN = setiap langkah hidup/setiap detak jantung Daud hanya karena
kemurahan dan kebaikan TUHAN. Ini juga yang harus kita akui dan kita
alami hidup di dalam Tangan kemurahan dan kebaikan TUHAN.
Syarat
untuk hidup di dalam Tangan TUHAN Yang dapat menutup dan membuka
pintu -->
Wahyu 3: 7, 8,
7.
"Dan tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Filadelfia: Inilah
firman dari Yang Kudus, Yang Benar, yang memegang kunci Daud; apabila
Ia membuka, tidak ada yang dapat menutup; apabila Ia menutup, tidak
ada yang dapat membuka.
8.
Aku tahu segala pekerjaanmu: lihatlah, Aku telah membuka pintu
bagimu, yang
tidak
dapat ditutup oleh seorang pun. Aku tahu bahwa kekuatanmu tidak
seberapa,
namun
engkau menuruti firman-Ku dan engkau tidak menyangkal nama-Ku.
Air
bah-pun tidak dapat membuka pintu bahtera Nuh kalau TUHAN Yang
menutup. Itu sebabnya kita harus hidup di dalam Tangan kemurahan
TUHAN Yang menutup pintu sehingga tidak dapat dibuka dan Yang membuka
pintu, tidak ada yang dapat menutup.
Kekuatan
tidak seberapa, seperti Nuh yang menghadapi air bah, bahtera Nuh juga
menghadapi air bah, tetapi ada Tangan TUHAN Yang merupakan
kelebihannya. Sekarang ini, mungkin ijasah kita tidaklah seberapa,
modal kita tidak seberapa, semuanya tidak seberapa = kecil, gaji
kecil dlsbnya. Tidaklah mengapa, yang penting kita hidup di dalam
Tangan dan kemurahan TUHAN.
Ay
8, menuruti Firman-Ku = taat dengar-dengaran pada Firman pengajaran
yang benar.
Tidak
menyangkal Nama-Ku. Petrus menyangkal. Manusia akhir jaman, banyak
yang menyangkal TUHAN = hidup dalam dosa. Itu sebabnya kita harus
setia kepada TUHAN = taat dengar-dengaran dan setia di dalam ibadah
pelayanan.
Jadi:
- menuruti
Firman = taat.
- tidak
menyangkal Aku = setia dalam ibadah pelayanan.
Jadi,
taat dan setia = mengulurkan tangan kepada TUHAN dan TUHAN
mengulurkan Tangan kemurahan dan kebaikan kepada kita sehingga kita
benar-benar hidup di dalam Tangan kemurahan dan kebaikan TUHAN.
Itu
sebabnya, mari! kita masuk dalam penggembalaan sehingga kita
mendapatkan:
- kemanisan,
- keindahan,
- kekuatan
dari TUHAN dan juga ada
- buah-buah
yang kita nikmati,
- jika
kita taat dan setia, maka kita akan hidup di dalam Tangan kemurahan
dan kebaikan TUHAN.
Hasilnya:
- Tangan
kebaikan dan kemurahan TUHAN menutup pintu bahtera Nuh, artinya:
- pemeliharaan
TUHAN secara langsung kepada kita di tengah air bah/di tengah
keadaan dunia yang sudah sulit. Saya memohon maaf, saya sebagai
gembala, tidak hidup dari jemaat tetapi hidup dari kemurahan dan
kebaikan TUHAN. Demikian juga dengan jemaat yang memiliki toko
dlsbnya --> ini hanyalah sarana, saudara tidak hidup dari itu,
tetapi hidup dari kemurahan dan kebaikan TUHAN. Hidup di tengah air
bah yang gunung-pun hilang, dan ini sangatlah dahsyat, sekali-pun
sudah mustahil, tetapi kita dapat hidup.
- melindungi
kita dari dosa-dosa, dari pencobaan-pencobaan dan juga dari masalah
yang sudah mustahil sampai dari hukuman TUHAN. Dosa- dosa ini
bagaikan air bah yang mau menerobos masuk, tetapi karena hidup di
dalam Tangan TUHAN, maka dosa-dosa tidak dapat masuk sampai pada
puncak dosa yang akan menenggelamkan, tidak dapat masuk.
- Tangan
TUHAN membuka pintu, artinya:
- memberi
jalan keluar dari segala masalah = menyelesaikan segala masalah
sampai pada masalah yang mustahil. Sekali lagi saudaraku, kita
jangan mencari jalan keluar sendiri, sebab jalan keluar di luar
Firman, bukanlah jalan keluar sebab berada di luar Tangan TUHAN,
tetapi jalan buntu + kebinasaan. Di luar Firman, kelihatan
berhasil, tetapi sesungguhnya itu buntu dan binasa. Seperti Lot
yang melihat Sodom dan Gomora seperti taman surga, pada hal
sebentar lagi turun api dan belerang. Jadi semuanya itu hanyalah
kamuflase/bayangan.
- setelah
keluar dari bahtera, Nuh dapat beranak cucu. Tangan kemurahan dan
kebaikan TUHAN sanggup memberikan masa depan yang indah kepada
kita.
- Efesus
5: 25-27
25. Hai suami, kasihilah
isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah
menyerahkan diri-Nya baginya
26. untuk
menguduskannya, sesudah Ia menyucikannya dengan memandikannya dengan
air dan firman,
27. supaya dengan demikian
Ia menempatkan jemaat di hadapan diri-Nya dengan cemerlang tanpa
cacat atau kerut atau yang serupa itu, tetapi supaya jemaat kudus
dan tidak bercela.
Di bagian atas diterangkan bahwa pintu
bahtera Nuh ditutup oleh TUHAN, demikian juga dengan Daud yang juga
pintu ditutup oleh TUHAN. Saul mengejar-ejarnya dengan tentaranya,
tetapi Saul tidak dapat mengejarnya sebab Daud dilindungi dan
dipelihara oleh TUHAN = ada kunci Daud yaitu kemurahan dan kebaikan
TUHAN.
Kemudian TUHAN membuka pintu bahtera Nuh = ada jalan
keluar. Demikian juga dengan Daud yang memiliki masa depan. Dari
seorang gembala, dapat menjadi seorang raja = ada
pengangkatan.
Tangan kemurahan TUHAN, memulihkan, menyucikan kita
dan mengubahkan kita dari manusia daging menjadi manusia rohani yang
sempurna seperti YESUS.
Sekali-pun Daud jatuh dalam dosa
perzinahan dengan Betsyeba dan ini merupakan suatu kegagalan dan
kehancuran bahkan kebinasaan bagi Daud, sebab siapa yang berzinah
harus dilempar dengan batu.
Ini bedanya, seperti pohon ara
yang berada di pinggir jalan dengan pohon ara yang berada di dalam
kebun anggur. Kalau pohon ara yang berada di pinggir jalan, jika
tidak berbuah/berbuat kesalahan --> habis!!!. Tetapi kalau berada
di kebun anggur, masih ada pembelaan untuk jangan ditebang tetapi
diberi waktu lagi. Begitu juga dengan Daud.
Kalau kita hidup
dalam Tangan kemurahan dan kebaikan TUHAN, kita manusia darah dan
daging yang mungkin sekarang ini berada di dalam kejatuhan sampai
kejatuhan sedahsyat Daud yang memiliki kedudukan yang sangat tinggi.
Dan jika ia jatuh, maka akan semakin hancur. Tetapi karena Daud
berada di dalam Tangan kemurahan TUHAN, maka masih ada pemulihan
asal kita mengaku dan jika diampuni, jangan berbuat dosa lagi. TUHAN
terus menerus memandikan/ menyucikan kita sampai satu waktu kita
menjadi sama mulia dengan YESUS.
Mempelai Wanita yang siap
untuk terangkat diawan-awan. Sementara itu, api turun dari langit.
Ini merupakan dua gerak yang berbeda yaitu: kita disucikan/diubahkan
sampai menjadi sama mulia dengan YESUS sehingga kita diangkat ke
atas. Sementara itu api turun membakar dunia ini sampai pada api di
neraka. Tetapi kita bersama dengan TUHAN selama-lamanya.
Mari!
apa-pun keadaan kita, mungkin kecil, kekuatan kita tidaklah seberapa,
asal kita berada di dalam Tangan kemurahan TUHAN. Sekali-pun kita
sudah jatuh, sudah berantakan, sudah hancur --> mari kembali ke
Tangan kemurahan dan kebaikan TUHAN lewat mengaku (Maz 51), dan jika
sudah diampuni, jangan berbuat dosa lagi. Kita kembali ke Tangan
TUHAN sebab IA mampu menjadikan kita sempurna dan kita akan terangkat
diawan-awan dan bertemu dengan TUHAN, sementara api turun ke bawah
memusnahkan semua yang ada di dunia ini.
TUHAN memberkati.
1