Simpang Borobudur no 27 Malang
0341-496949

Pdt. Jusak Widjaja Hendra - Poso-Meko

Kita melanjutkan ibadah kita dengan tema yang sama yang terdapat di dalam injil Lukas 17: 32, Ingatlah akan isteri Lot!

Ayat ini sangat singkat, tetapi merupakan peringatan bagi kita semua yaitu kepada orang yang sudah selamat/sudah berada di dalam TUHAN, sudah menjadi hamba TUHAN, sudah menjadi pelayan TUHAN, tetapi masih dapat gagal seperti istri Lot yang menjadi tiang garam. Jadi bukan orang yang berada di luar TUHAN.

Lot sekeluarga sudah selamat keluar dari Sodom dan Gomora, tetapi ketika mereka harus lari ke pegunungan, satu menjadi korban yaitu istri Lot menjadi tiang garam.

Demikian juga dengan kita yaitu kita sudah selamat oleh Darah YESUS, tetapi kita masih harus ke pegunungan yang rohani itulah Yerusalem Baru/kesempurnaan/kerajaan surga yang kekal. Dan juga ada banyak yang menjadi senasib dengan istri Lot. Inilah peringatan bagi kita.

Di dalam ktb Kejadian 19: 26, istri Lot menoleh kebelakang sehingga ia menjadi tiang garam.

Tadi pagi, kita sudah membahas supaya kita jangan menjadi tiang garam, tetapi kita harus menjadi tiang penopang di dalam gereja yaitu:
  • tiang iman seperti Abraham yang betul-betul kokoh
  • tiang kuat dan teguh hati seperti Yosua sampai menjadi
  • tiang di Yerusalem Baru seperti jemaat Filadelfia yang merupakan jemaat bangsa kafir.

Kejadian 19: 26, Tetapi isteri Lot, yang berjalan mengikutnya, menoleh ke belakang, lalu menjadi tiang garam. --> ini yang diperingatkan. Ini yang diperingatkan yaitu istri Lot menoleh kebelakang sehingga ia menjadi tiang garam.

Tiang garam ini dapat disamakan dengan garam yang tawar. Banyak orang Kristen yang sudah selamat sebab sudah ditebus oleh Darah YESUS/sudah menerima kedatangan YESUS Yang pertama kali dan Yang sudah mati di kayu salib, tetapi ketika menuju pada kedatangan YESUS Yang kedua kali/menuju kepada kesempurnaan/menuju ke Yerusalem Baru banyak yang menjadi garam yang tawar.

Matius 5: 13, "Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang.

Itu sebabnya kita harus berhati-hati. Istri Lot menoleh kebelakang, sehingga ia menjadi tiang garam= garam yang tawar. Hamba/anak TUHAN yang sudah diselamatkan oleh TUHAN, seharusnya menjadi garam dunia/terang dunia, tetapi banyak yang gagal/berubah menjadi garam yang tawar.

Apa pengertian/praktek dari orang Kristen/hamba TUHAN tetapi menjadi garam yang tawar dan bukan menjadi garam dunia?
  • tawar hati= kecewa, putus asa di dalam nikah, di dalam pelayanan, dalam menghadapi pencobaan sehingga banyak orang Kristen yang meninggalkan nikah mereka/bercerai dllnya, kemudian meninggalkan jabatan pelayanannya seperti Yudas yang sudah sekian tahun melayani tetapi mendadak, ia meninggalkan jabatan pelayanan. Mungkin sebagai penyanyi, pemain musik yang tiba-tiba hilang, demikian juga sebagai gembala, yang juga tiba-tiba hilang. Dan pada akhirnya, kehidupan itu meninggalkan TUHAN. Inilah praktek pertama dari garam yang tawar.

  • perbuatan hambar/tawar seperti istri Lot yang menoleh kebelakang.
    Lukas 9: 61, 62
    61. Dan seorang lain lagi berkata: "Aku akan mengikut Engkau, Tuhan, tetapi izinkanlah aku pamitan dahulu dengan keluargaku."
    62. Tetapi Yesus berkata: "Setiap orang yang siap untuk membajak tetapi menoleh ke belakang, tidak layak untuk Kerajaan Allah."

    Inilah menoleh kebelakang yaitu:
    • tidak setia dalam ibadah pelayanan.
    • banyak terhalang dalam ibadah pelayanan sebab masih harus pamit kepada keluarga. Ini merupakan ciri-ciri sudah menjadi garam yang tawar/tidak asin lagi sampai satu waktu meninggalkan ibadah pelayanan. Mari! kalau sudah tidak setia= sudah tawar. Semoga kita dapat mengerti.

  • perkataan hambar/tawar= perkataan yang sia-sia= perkataan yang tidak menjadi berkat. Inilah praktek dari garam yang tawar yang dimulai dari hati, perbuatan dan perkataan, berarti seluruh hidup menjadi tawar.

Akibatnya:
  • diinjak-injak oleh orang --> Matius 5: 13, "Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang.

    Istilah diinjak-injak= masuk aniaya antikrist selama tiga setengah tahun --> Wahyu 11: 2,
    Tetapi kecualikan pelataran Bait Suci yang di sebelah luar, janganlah engkau mengukurnya, karena ia telah diberikan kepada bangsa-bangsa lain dan mereka akan menginjak-injak Kota Suci empat puluh dua bulan lamanya."

    Empat puluh dua bulan= tiga setengah tahun, masa antikrist berkuasa di bumi= masuk aniaya antikrist selama tiga setengah tahun dan terjadi siksaan yang belum pernah terjadi dan tidak akan pernah terjadi lagi sampai dengan pemancungan kepala kepada orang Kristen yang bagaikan garam yang tawar.

    Memang ada dua kemungkinan, kalau orang Kristen menjadi garam yang tawar, sehingga harus masuk dalam aniaya antikrist. Kemungkinan yang pertama, dia bertahan dan tetap menyembah YESUS, sekali pun ia disiksa dengan hebat sampai kepalanya dipancung. Kehidupan itu sekali pun mati, tetapi ia akan dibangkitkan waktu YESUS datang kembali kedua kalinya. Itu pun kalau kehidupan itu dapat bertahan.

    Jadi, kehidupan itu, harus mengasinkan diri dengan darahnya sendiri, ini yang terjadi di jaman antikrist. Kehidupan itu sekali pun dipaksa untuk menyembah antikrist, tetapi menolak dan tetap menyembah YESUS. Tetapi kehidupan semacam hanya sedikit yang dapat bertahan.

    Kemudian kemungkinan kedua, kalau orang Kristen/hamba TUHAN hanya mencari apa yang enak untuk daging, pasti akan masuk pada kelompok yang kedua ini yaitu menyembah antikrist sehingga kehidupan itu tidak akan mengalami siksaan oleh antikrist, tetapi akan dicap dengan angka 6.6.6. --> menjadi sama dengan antikrist yang akan dibinasakan waktu YESUS datang kembali yang kedua kalinya.

    Maafkan, kalau orang Kristen/hamba TUHAN hanya mencari apa yang enak-enak bagi daging, bukan mencari TUHAN/mencari Firman, pasti akan masuk pada kemungkinan yang kedua ini, sebab ia tidak akan menyembah TUHAN, tetapi menyembah antikrist. Semoga kita dapat mengerti.
    garam yang tawar itu, tidak dapat mencegah kebusukan= tidak dapat tahan menghadapi ulat-ulat dosa/ulat-ulat bangkai atau menghadapi bakteri-bakteri dosa/virus-virus dosa yang tidak terlihat oleh mata, tiba-tiba menjadi busuk= hidup di dalam dosa. Garam yang sudah tawar, pasti akan hidup di dalam dosa, sebab tidak dapat lepas dari dosa dan akan mencapai puncak dari dosa yaitu dosa makan minum yang dimulai dari mabuk, narkoba, judi dan dosa kawin mengawinkan/dosa sex dengan berbagai macam ragamnya sampai pada penyimpangan sex/homo sex, lesbian dan juga sex pada diri sendiri dan juga sampai pada kawin cerai.

    Hal ini sering diulang-ulang, supaya kita sadar. Jaman Nuh dan jaman Lot (ibadah hari kedua) dunia kembali pada makan minum dan kawin mengawinkan yang merupakan puncak dosa di akhir jaman. Jika kita tidak memiliki garam yang asin, maka kita tidak akan tahan sekali pun kita merasa hebat; tetapi kalau ia merupakan garam yang tawar, ia tidak akan dapat tahan. Bagaimana pun juga, ia akan diserang oleh virus dosa/bakteri dosa/ulat dosa sehingga kehidupan itu akan menjadi busuk= hidup dalam dosa sampai pada puncak dosa. Tidak akan ada daya tahan, jika menjadi garam yang tawar dan akan masuk ke dalam pembangunan Babel. Babel ini bukan singkatan dari Bangka Belitung, tetapi Babel yang ada di dalam alkitab sehingga tidak dapat masuk dalam Yerusalem Baru.

Jadi, pembangunan secara rohani ini ada dua yaitu pembangunan kota Babel= sempurna di dalam kenajisan dan kejahatan dan yang kedua adalah pembangunan Yerusalem Baru/Mempelai TUHAN/kerajaan surga= sempurna tanpa dosa.

Kalau garam yang tawar, akan masuk dalam pembangunan Babel= sempurna di dalam kejahatan dan kenajisan sehingga ia tidak dapat masuk ke dalam Yerusalem Baru dan akan dibinasakan oleh TUHAN. Itu sebabnya kita harus berhati-hati.

Sekali lagi, istri Lot sekeluarga sudah selamat sebab sudah keluar dari Sodom, tetapi ketika menuju ke pegunungan, ia menjadi tiang garam/garam yang tawar. Dulu, kita adalah manusia berdosa, seperti yang pernah saya saksikan --> dulu saya pernah tidur di kuburan untuk mencari keselamatan sebab saya tidak mengenal YESUS, sekarang sudah selamat, harus menuju ke pegunungan/Yerusalem Baru/kesempurnaan, banyak yang gugur dan menjadi tiang garam/garam yang tawar.

Supaya tidak menjadi garam yang tawar, kita harus tampil sebagai garam yang asin sampai menjadi garam dunia/terang dunia/sempurna seperti YESUS.

Sekarang saya hendak mengajarkan langkah-langkah pembuatan garam yang asin secara rohani yaitu:
  1. sebagian kecil air laut harus di alirkan ke tambak-tambak. Berapa hektar pun luas tambak itu, tetap saja sedikit sebab hanya merupakan sebagian kecil dari luasnya air laut/lautan. Sedikit air laut, harus dialirkan ke tambak-tambak= di asingkan dari laut.

    Apa yang dimaksud dengan air laut secara rohani?
    Wahyu 17: 1, 15
    1. Lalu datanglah seorang dari ketujuh malaikat, yang membawa ketujuh cawan itu dan berkata kepadaku: "Mari ke sini, aku akan menunjukkan kepadamu putusan atas pelacur besar, yang duduk di tempat yang banyak airnya.
    15. Lalu ia berkata kepadaku: "Semua air yang telah kaulihat, di mana wanita pelacur itu duduk, adalah bangsa-bangsa dan rakyat banyak dan kaum dan bahasa.

    Pelacur besar= perempuan Babel= kejahatan dan kenajisan.
    Duduk di tempat yang banyak airnya= menguasai laut.

    Siapa air laut secara rohani itu? Mereka adalah bangsa kafir. Sebenarnya bangsa di dunia ini hanyalah dua yaitu bangsa Israel/umat pilihan TUHAN dan bangsa kafir termasuk kita bangsa Indonesia.

    Jadi air laut adalah bangsa kafir yang dikuasai oleh Babel/bangsa kafir yang hidup di dalam kejahatan dan kenajisan seperti anjing yang terus menerus menjilat muntahnya/terus menerus berkubang di dalam dosa dan babi yang sudah dimandikan, tetapi kembali berbuat kejahatan dan kenajisan= binatang haram yang tidak boleh dipersembahkan kepada TUHAN= terpisah dari TUHAN. Kalau bangsa Israel merupakan binatang halal sehingga boleh dipersembahkan kepada TUHAN.

    Tetapi puji syukur, tadi air laut merupakan sebagian kecil yang dialirkan ke tambak-tambak/diasingkan= sebagian kecil dari air laut diasingkan oleh TUHAN ke tambak-tambak= sedikit dari bangsa kafir yang mendapat kemurahan TUHAN untuk dibebaskan dari perempuan Babel/di alirkan ke tambak= dipanggil dan dipilih oleh TUHAN untuk di selamatkan dan di pakai oleh TUHAN menjadi pelayan TUHAN.

    Mari! kita yang berada di sini, termasuk sebagian kecil. Coba saudara lihat, bangsa kafir yang lain berada di mana? Mungkin berada dimana-mana tempat, tetapi kita berada di sini, berarti ini dialirkan ke tambak-tambak= dipanggil dan dipilih oleh TUHAN untuk diselamatkan dan dipakai oleh TUHAN.

    Proses dari kehidupan yang diselamatkan/tanda-tanda keselamatan, tadinya kita berada di luar, sekarang kita dipanggil dan dipilih= masuk kerajaan surga/masuk Yerusalem Baru.

    Tadi pagi sudah saya terangkan, Musa naik ke gunung Sinai menerima dua hal. Banyak gereja yang hanya mengetahui dua loh batu sampai dibuatkan film, tetapi sebenarnya, selain menerima dua loh batu, Musa juga melihat surga dan TUHAN perintahkan Musa untuk membangun kerajaan surga di bumi/tempat ibadah bangsa Israel.

    Kerajaan surga di bumi, itulah tabernakel/kemah suci (mulai Kel 25). Orang berdosa berada di luar kemah suci/di luar tabernakel, seperti berada di lautan luas/lautan bebas. Bebas untuk berbuat dosa, bebas berbuat ini dan itu sampai binasa. Tetapi sekarang mulai dialirkan= tidak bebas lagi,tetapi dialirkan ke tambak= dipanggil, dipilih, diselamatkan oleh TUHAN= masuk ke tabernakel. Tidak lagi berkeliaran di dunia/di lautan bebas, tetapi masuk ke rumah TUHAN.

    Tanda-tanda keselamatan adalah percaya kepada YESUS --> masuk pintu gerbang; tadinya berada di luar/bebas. Ini berbeda, di dalam ibadah sekarang ini saja sudah kelihatan berbeda. Tadi dalam perjalanan menuju kesini, mungkin kita tertawa-tawa/bergurau, tetapi begitu masuk ke tempat ini, semuanya sudah diam, tidak mungkin di tempat ini, saudara tetap bergurau.

    Kemudian di halaman, ada alat yang namanya mezbah korban bakaran= bertobat/berhenti berbuat dosa --> jangan bebas-bebas lagi untuk berbuat dosa, tetapi mati terhadap dosa. Sesudah itu ada kolam pembasuhan/baptisan air.

    Kemudian ada pintu kedua untuk masuk ke ruangan suci yaitu pintu kemah, itu menunjuk pada kepenuhan Roh Kudus/baptisan Roh Kudus. Saya satukan, baptisan air + baptisan Roh Kudus= lahir baru.

    Lahir baru adalah jenis kehidupan surga= hidup dalam kebenaran. Semua harus benar dan ini berarti sudah tidak ada kebebasan lagi. Kalau dulu sebelum mengenal YESUS/belum masuk baptisan air, melakukan korupsi di kantor dengan bebas, menyontek di sekolah dengan bebas, di jalan raya tanpa memiliki s.i.m, tetapi dengan bebas mengendarai mobil --> semuanya bebas dalam dosa.

    Tetapi, sesudah dialirkan ke dalam tambak= sudah dipanggil, dipilih dan diselamatkan --> mari, berubah dengan bertobat, lahir baru= hidup benar= pertahankan kebenaran/di mana pun, kita harus hidup benar. Jika kita tidak hidup benar, berarti kita masih berada di lautan= diduduki oleh Babel sehingga akan dibinasakan; kita jangan bermimpi untuk dapat menjadi garam, sebab tidak ada laut yang menjadi garam, kecuali laut Mati, tetapi bukan garam kristal, hanya kadar garamnya yang tinggi yang tidak dapat mengkristal.

    Sesudah kita hidup benar, baru kita dapat menjadi senjata kebenaran sehingga kita dapat dipakai oleh TUHAN. Seorang hamba/pelayan TUHAN itu seperti membawa senjata. Jika senjata itu memakai peluru dosa, maka jemaat yang datang akan ditembak dengan dosa sehingga semuanya pulang dengan membawa dosa.

    Inilah proses pertama yaitu kita sudah masuk ke tambak --> dari air laut berpindah ke tambak= dipanggil, dipilih, diselamatkan dan dipakai= hidup di dalam kebenaran= tidak lagi dikuasai oleh Babel= masuk dalam tabernakel= masuk Yerusalem Baru. Jadi keselamatan dan kebenaran, dalam tabernakel menunjuk pada halaman. Benar= selamat, tidak benar= tidak selamat.

    Kalau kita mempertahankan yang tidak benar= kita berada di laut= tidak selamat.

  2. Air laut yang sudah diasingkan ke tambak= sudah hidup benar, puji TUHAN. Tetapi yang sudah diasingkan ke tambak, harus dibendung. Jika air laut yang sudah dialirkan ke tambak, tidak dibendung, maka air itu dapat kembali lagi ke lautan. Banyak hamba TUHAN yang kembali lagi ke laut/kembali ke dosa karena tidak dibendung.

    Apa arti dari dibendung? Digembalakan. Dibendung= digembalakan.
    Di mana kita digembalakan? Kita tergembala pada Firman pengajaran yang benar seperti carang yang melekat pada Pokok Anggur Yang Benar. Dan syarat digembalakan adalah harus berada di kandang penggembalaan. Inilah dibendung; kita tidak dapat seenaknya kesana kemari, tetapi harus berada di dalam kandang penggembalaan.

    Secara jasmani, maka kandang adalah organisasi gereja yang diakui oleh pemerintah. Organisasi dapat berbeda-beda, tetapi kandang secara rohani/kandang kerajaan surga harus sama.
    Di mana kandang kerajaan surga? Kalau di dalam tabernakel --> sesudah kita masuk halaman (awalnya kita berada di padang gurun, di laut, dimasukkan oleh TUHAN ke dalam halaman dari kerajaan surga)= sudah selamat, hidup benar sehingga menjadi senjata kebenaran, tetapi harus dibendung supaya tidak kembali lagi ke laut. Jadi kandang penggembalaan adalah di dalam ruangan suci.

    Di dalam ruangan suci, ada tiga macam alat yang dahulu harus dibuat, untuk sekarang dalam arti yang rohani yaitu ketekunan di dalam tiga macam ibadah pokok/kandang penggembalaan.
    • Pelita emas (http://www.gptkk.org/tabernakel_pelita+emas.html) --> ketekunan di dalam ibadah raya/biasanya pada hari Minggu= persekutuan dengan Roh Kudus= air dari surga. Domba-domba diberi minum sehingga menjadi segar dan tidak mengalami dehidrasi. Tetapi kalau hanya minum dan tidak makan, lama kelamaan, perut menjadi buncit, itu sebabnya harus ada alat yang kedua yaitu

    • Meja roti sajian (http://www.gptkk.org/tabernakel_meja+roti+sajian.html) --> ketekunan di dalam ibadah pendalaman alkitab dan disertai dengan perjamuan suci. Domba-domba diberi makan roti supaya tidak lapar dan jatuh pingsan; seandainya domba itu terus melayani, tetapi tidak diberi makan dan minum, semakin banyak melayani akan cepat pingsan dan semakin cepat mati. Mengapa banyak pelayan TUHAN bahkan termasuk hamba TUHAN yang melayani tetapi pingsan/suam-suam bahkan pelayanannya menjadi mati? Karena tidak makan dan minum, itu sebabnya makan dan minum itu harus didahulukan yaitu dengan mengikuti ibadah pendalaman alkitab. Sedangkan bagi gembala-gembala --> beri makan domba-domba, sebab kalau domba tidak diberi makan, semuanya akan pingsan dan mati.

    • Mezbah dupa emas (http://www.gptkk.org/tabernakel_mezbah+dupa+emas.html) --> ketekunan di dalam ibadah doa penyembahan. Berdoa di rumah penting, tetapi juga harus doa bersama di dalam tubuh Kristus. Doa penyembahan merupakan nafas dari orang Kristen= sirkulasi yang baik; sekali pun saudara berkata bahwa saya memberi makan dan minum domba-domba dengan luar biasa, tetapi kalau domba tidak bernafas, maka tidak ada gunanya.

    Inilah kandang yaitu tempat pemeliharaan bagi domba-domba --> ketekunan di dalam tiga macam ibadah --> ada makanan, ada minum dan juga ada sirkulasi udara sehingga kerohanian domba bertumbuh ke arah kedewasaan rohani.
    Jika kerohanian dari sidang jemaat bertumbuh, yang enak juga gembalanya sebab saling menikmati. Domba jika diberi makan, diberi minum, sirkulasi udaranya baik sebab kandang domba itu selalu dibersihkan terus menerus sehingga tidak berbau. Sebab kalau berbau, akan mengganggu, tetapi semuanya baik sehingga domba bertumbuh, berbulu tebal --> tanpa disuruh, maka domba itu dengan sendirinya datang mendekat dan minta bulunya dicukur, sebab terlalu gemuk sehingga merasa tidak enak, bulu dicukur menjadi kain wool dan menjadi jas dari pendeta. Itu sebabnya, gembala tidak perlu meminta-minta, tetapi beri makan, beri minum, beri sirkulasi yang bagus, sebab itu merupakan tugas dari seorang gembala.

    Pertumbuhan kerohanian menuju kepada kedewasaan rohani. Jika sudah dewasa, apa yang diminta? Bagi kaum muda yang sudah dewasa, apa yang saudara minta? Minta kuliah lagi? Sudah terlambat, sebab sudah berumur tigapuluh tahun lebih --> tidak minta kuliah, tetapi minta kawin. Kalau kawin, akan beranak domba= pertumbuhan secara jasmani. Bukan gembala yang beranak domba, tetapi domba beranak domba dan mengajak yang lain dengan bersaksi. Pertumbuhan secara jasmani, juga akan kita alami.

    Demikian juga dengan domba-domba, mari berada di kandang dan tugas gembala memberi makan yang benar. Sekarang ini banyak gembala yang palsu sebab mereka menawarkan kemakmuran yang jasmani --> memanggil domba dan memberikan beras sepuluh kilo --> domba pindah gereja. Gereja lain tidak terima, mereka memanggil dan memberi beras sepuluh kilo ditambah dengan dua kilo ikan asin. Gereja lain juga tidak terima, memanggil domba-domba dengan memberi beras sepuluh kilo, dua kilo ikan asin ditambah dengan potong rambut secara gratis. Inilah penggembalaan palsu. Tetapi penggembalaan yang benar, memberikan makanan Firman, minuman yang segar dan juga sirkulasi udara sehingga domba-domba bertumbuh secara rohani dan juga bertumbuh secara jasmani. Semoga kita dapat mengerti.

    Inilah dibendung= digembalakan= masuk ke dalam ruangan suci. Semoga kita dapat dimengerti.
    Dibendung= digembalakan, tetapi banyak yang tidak mau sebab tidak merasa bebas/merasa diikat.

    Kita bukan diikat, tetapi dibendung/digembalakan, artinya:
    Disucikan= dibatasi supaya tidak leluasa berbuat dosa seperti di laut. Ini yang benar, bukannya diikat --> Yohanes 15: 3, Kamu memang sudah bersih karena firman yang telah Kukatakan kepadamu.

    Bersih= suci.
    Kita bandingkan dengan injil Yohanes 13: 10, Kata Yesus kepadanya: "Barangsiapa telah mandi, ia tidak usah membasuh diri lagi selain membasuh kakinya, karena ia sudah bersih seluruhnya. Juga kamu sudah bersih, hanya tidak semua."

    Yudas yang akan mengkhianati YESUS, itu sebabnya kita harus berhati-hati; Yudas seorang yang hebat sebab ia seorang rasul, tetapi ia dapat mengkhianati YESUS karena ia tidak dibendung dan juga karena ia sering datang kepada imam-imam kepala yang jelas bertentangan dengan YESUS. Ajaran dari imam-imam berbeda dengan YESUS, tetapi Yudas datang kepada imam-imam itu.

    Tidak dibendung= tidak disucikan= dosa Yudas adalah (1)pencuri, karena Yudas mencuri milik TUHAN dan mencuri milik sesama/korupsi, kemudian hutang tidak membayar, kalau ditagih, mengamuk. Sebagai hamba TUHAN, tidak boleh berhutang, apalagi untuk membangun gereja --> yang hadir diam semuanya, saya juga diam sebab saling memeriksa diri.

    Yudas seorang (2)pengkhianat= tidak setia, (3)pendusta --> 'siapa yang mencelupkan roti bersama Aku, dia-lah yang akan menyerahkan Aku, kata YESUS', tetapi Yudas menjawab --> bukan aku TUHAN, berarti orang lain --> jika sudah berdusta, pasti akan menuduh orang lain. Kalau bukan aku, berarti orang lain yang ditunjuk; orang pendusta itu, cenderung untuk menghakimi orang lain/menyalahkan orang lain, tidak pernah mengoreksi diri. Ini yang harus disucikan, sebab kita tidak boleh bebas seperti Yudas yang berbuat dosa sehingga hidupnya hancur dan perutnya pecah. Ini termasuk dosa yang besar.

    Tetapi di kebun anggur itu juga ada rubah-rubah, binatang kecil yang mengganggu pembuahan --> pohon anggur sudah berbunga, tetapi dimakan oleh rubah-rubah itu. Inilah dosa yang dianggap kecil sebab tidak kelihatan.

    Kidung agung 2: 15, Tangkaplah bagi kami rubah-rubah itu, rubah-rubah yang kecil, yang merusak kebun-kebun anggur, kebun-kebun anggur kami yang sedang berbunga!

    Rubah ini nakal sekali, sebab kalau kebun anggur itu tidak berbunga, maka rubah-rubah ini diam, kalau sudah berbunga dan akan berbuah, sehingga orang yang empunya memiliki pengharapan akan mendapatkan hasil. Itu sebabnya kita harus berhati-hati, disaat-saat kita memiliki harapan bahwa akan dipakai oleh TUHAN dan jemaat sudah semakin bertambah, tetapi tiba-tiba rubah datang dan dalam sekejap sudah tidak berbuah/hilang.

    Apa rubah itu/dosa yang dianggap kecil dan juga tidak terlihat --> Mat 20. Tuan pemilik kebun anggur keluar dan mengajak orang untuk bekerja, supaya jangan menganggur dengan mendapatkan upah sebanyak satu dinar di mulai dari pagi hari sampai jam lima sore. Kemudian yang empunya kebun anggur keluar lagi dan mengajak lagi orang untuk bekerja, tetapi hanya satu jam bekerja, sesudah itu menerima gajian/menerima upah. Yang bekerja hanya satu jam mendapatkan upah satu dinar sedangkan yang bekerja sejak pagi hari menghitung-hitung bahwa ia sudah bekerja mulai dari pukul delapan sampai jam lima berarti bekerja selama sembilan jam, sedangkan yang bekerja satu jam menerima satu dinar, itu berarti ia akan mendapatkan upah sebanyak sembilan dinar. Tetapi ia lupa dengan janjinya bahwa hanya akan menerima satu dinar, jadi, di dalam pikirannya --> sembilan, sembilan, sembilan. Tetapi begitu diberi satu --> mengapa satu? harusnya sembilan! Inilah rubah-rubah yaitu bersungut-sungut/mengomel.

    Bersungut-sungut inilah rubah-rubah yang membuat kebun anggur tidak berbuah dan juga tidak ada buah yang manis= tidak berbahagia. Nikah jika banyak bersungut, tidak akan berbahagia. Tetapi biarlah kita selalu mengucap syukur= buah yang manis. Semoga kita dapat mengerti.

    Kemudian, tuan yang empunya kebun anggur mengatakan: 'apakah engkau iri hati, sebab perjanjiannya satu dinar'? orang itu bekerja satu jam dan mendapatkan satu dinar= mendapatkan kemurahan. Iri hati dan perselisihan.

    Inilah kita harus berhati-hati dengan rubah-rubah kecil. Orang yang iri hati itu adalah orang yang tidak menghargai kemurahan TUHAN, tetapi jika kita menghargai kemurahan TUHAN, maka kita selalu merasa puas dan selalu mengucap syukur. Semoga kita dapat mengerti.

    Inilah dibendung/digembalakan, supaya kita tidak bebas untuk berbuat dosa lagi yaitu dosa besar itulah dosa Yudas dan juga dosa yang tidak kelihatan berupa iri hati, bersungut-sungut yang dianggap kecil tetapi memiliki dampak yang sangat besar yaitu kebun anggur itu tidak pernah berbuah buah yang manis. Pelayanan mau pun nikah tidak pernah berbuah, itu sebabnya harus disucikan.

    Kemudian dibendung= digembalakan, artinya daging dibatasi supaya tidak menjadi liar. Maafkan! Kalau Kristen jalanan/hamba TUHAN jalanan= seperti laut yang berombak= liar. Siapa yang dapat menahan laut yang berombak/daging yang liar, kalau tidak dibendung?
    Mungkin saudara tahu, bahwa daging liar itu sama seperti kuda, seperti anjing dan babi, tetapi daging liar ini juga seperti orang gila. Bagi hamba TUHAN/anak TUHAN= bangsa kafir jika tidak digembalakan, tetapi berkeliling kesana sini/liar, tidak tergembala= tidak memiliki Pokok= seperti orang gila/tidak waras.

    Markus 5: 3-5, 15
    3. Orang itu diam di sana dan tidak ada seorang pun lagi yang sanggup mengikatnya, sekalipun dengan rantai,
    4. karena sudah sering ia dibelenggu dan dirantai, tetapi rantainya diputuskannya dan belenggunya dimusnahkannya, sehingga tidak ada seorang pun yang cukup kuat untuk menjinakkannya.
    5. Siang malam ia berkeliaran di pekuburan dan di bukit-bukit sambil berteriak-teriak dan memukuli dirinya dengan batu.
    15. Mereka datang kepada Yesus dan melihat orang yang kerasukan itu duduk, sudah berpakaian dan sudah waras, orang yang tadinya kerasukan legion itu. Maka takutlah mereka.

    Orang gila itu tinggal di Gadara yang merupakan daerah kafir.
    Ay 3 --> tidak dapat dirantai= liar.
    Ay 4 --> tidak dapat jinak= liar.
    Daging liar ini tampil sebagai orang gila. Ini orang di Gadara= bangsa kafir/di luar wilayah Israel. Orang yang tidak digembalakan itu bagaikan orang yang liar sebab tidak pernah duduk tetapi jalan terus menerus. Padahal penggembalaan itu hanyalah duduk saja. Hanya lima roti TUHAN dan yang makan lima ribu orang, tetapi TUHAN katakan 'duduk saja'. Itu sebabnya sebagai seorang gembala, saudara jangan pergi keliling, tetapi duduk, yang lainnya merupakan urusan dari TUHAN. TUHAN memerintahkan agar kita menjadi enak, tetapi justru kita memilih yang tidak enak.

    Demikian juga dengan sidang jemaat yang hanya memiliki gaji yang kecil, bagaimana kita hidup? tetapi TUHAN perintahkan untuk 'duduk', jangan pergi berkeliling-keliling= tergembala. Jika kita tidak duduk, itu berarti kita tidak waras. Jadi, orang yang tidak tergembala, ia akan tampil seperti orang yang gila/dagingnya liar.

    Apa yang menjadi ciri dari orang gila? Suka berada di kuburan, seharusnya takut jika berada di kuburan, tetapi orang gila ini justru suka berada di kuburan.
    Kuburan= tempat-tempat di mana ada perpanjangan tangan maut yang dapat menjadikan kerohanian menjadi kering bahkan mati rohani.

    Contoh: diskotik, gedung bioskop dllnya. Tempat-tempat berkumpul, tetapi yang membuat kerohanian kita menjadi kering.

    Bagi kaum muda, harus berhati-hati! kalau saudara tidak tergembala/liar, saudara akan menyukai tempat di mana orang-orang berkumpul untuk minum-minum dlsbnya.
    Sekarang ini ada kuburan yang modern yang merupakan tempat bagi hamba-hamba TUHAN yaitu gereja/persekutuan tanpa pembukaan Firman ALLAH/tanpa pengajaran Firman yang benar yang ditutupi dengan kemakmuran dan hiburan secara jasmani. Inilah kuburan yang modern.

    Karena saya mengatakan gereja/persekutuan, maka saya terlebih dahulu yang diperiksa apakah gereja kami G.P.T Kristus Kasih di Malang dan di Surabaya saya masih sewa sebab saya tidak memiliki gedung gereja. Itu sebabnya saudara jangan berputus asa, jika belum memiliki gedung gereja, yang penting masih dapat beribadah sambil berdoa. Tidak perlu meminta sini atau sana; tetapi kita harus berhati-hati dengan kuburan modern yang justru rumah TUHAN sekarang ini dijadikan kuburan.

    Maafkan! Nomor satu untuk saya --> kalau persekutuan kita yang dimulai dari nikah, kemudian di dalam penggembalaan/gereja dan juga ibadah persekutuan/fellowship semacam ini, tanpa pembukaan pengajaran Firman yang benar, tetapi hanya mengandalkan hiburan-hiburan dan kemakmuran jasmani, (maafkan kalau saya katakan ini)= persekutuan orang gila/orang yang tidak waras.
    Saya terlebih dahulu yang dikoreksi, kalau saya berada di sini dan sebanyak lima kali tidak ada pembukaan Firman, sehingga menjadi kering, akan berbahaya, sebab ini merupakan persekutuan dari orang-orang gila/orang yang tidak waras.

    Dan kalau hamba-hamba TUHAN pulang dari persekutuan orang-orang gila/orang-orang yang tidak waras, maka jemaat menjadi gila/tidak waras/kering sehingga tidak dapat diatur --> semuanya menjadi kacau. Itu sebabnya kita harus waspada.
    Demikian juga dalam hal menikah, bagi kaum muda harus berhati-hati! kalau saudara menikah tanpa pengajaran yang benar, maka itu hanyalah nikah dari orang gila/orang yang tidak waras.

    Masuk gereja untuk beribadah di mana pun tanpa pengajaran yang benar= masuk kuburan= persekutuan orang gila. Termasuk fellow-ship kita sekarang ini, tolong diperiksa dan didoakan. Firman TUHAN ini keras, tetapi untuk menolong kita, agar jangan sampai kita kembali ke laut.

    Kita sudah dimasukkan ke tambak, sudah dipanggil, dipilih menjadi hamba TUHAN/pelayan TUHAN --> stop!!! Berhubungan dengan laut/dengan Babel. Tetapi semuanya harus dibendung/tergembala. Semoga kita dapat mengerti.

    Ciri dari orang gila/orang liar adalah:
    • Berada di kuburan,
    • Berteriak-teriak dengan perkataan-perkataan yang menyakitkan hati orang lain,
    • Memukuli diri sendiri --> suami harus mengasihi istri seperti dirinya sendiri. Istri bagi seorang suami adalah dirinya sendiri dan kalau suami memukuli istrinya sendiri= memukuli dirinya sendiri. Suami yang tidak mengasihi istri, kasar terhadap istri sampai memukul istri= orang gila/orang liar= tidak dibendung. Sebaliknya, istri yang tidak tunduk pada suami= tidak waras sebab tidak dapat dibendung dagingnya.

    Mari! biarlah pada kesempatan ini, kita menggunakan waktu, sebab kita semua hanyalah air laut yang seharusnya binasa, sebab kita tidak mengetahui kemana arahnya dan sudah dikuasai oleh Babel. Tetapi oleh Darah YESUS:
    • kita dipanggil,
    • sudah selamat,
    • menjadi senjata kebenaran.

    Marilah, masuk proses pertama yaitu hanya sedikit yang dialirkan, dan juga mau dibendung/mau digembalakan, jangan menjadi liar. Siapa yang harus digembalakan? Mulai dari gembala yang harus digembalakan, penginjil, rasul, nabi dan juga guru harus digembalakan; pemain musik, pelayan TUHAN dan domba-domba, semuanya harus digembalakan/dibendung supaya tidak pergi ke Babel/dosa dan juga supaya tidak menjadi orang gila, tetapi menjadi orang waras.

    Jadi kalau tergembala itu bukan berarti tidak boleh ini dan juga tidak boleh itu --> bukan! Yang dibendung adalah:
    • dosanya,
    • hawa nafsu/liarnya daging yang selalu ingin tahu.

    Kemarin istri Lot hanya ingin tahu, sehingga menoleh kebelakang, habislah ia menjadi tiang garam, itu sebabnya harus dibendung. Kita jangan ingin tahu sesuatu tanpa/yang tidak sesuai dengan pengajaran yang benar. Semoga kita dapat mengerti.

    Hasil dari penggembalaan adalah:
    • 2 Petrus 1: 10, 11
      10. Karena itu, saudara-saudaraku, berusahalah sungguh-sungguh, supaya panggilan dan pilihanmu makin teguh. Sebab jikalau kamu melakukannya, kamu tidak akan pernah tersandung.
      11. Dengan demikian kepada kamu akan dikaruniakan hak penuh untuk memasuki Kerajaan kekal, yaitu Kerajaan Tuhan dan Juruselamat kita, Yesus Kristus.

      Hak penuh= tiket untuk masuk ke dalam Yerusalem Baru/kerajaan surga.
      Tadi, air laut dialirkan terlebih dahulu --> sudah menjadi hamba TUHAN, menjadi senjata kebenaran, sebab tadinya kita adalah orang yang brengsek, najis dan kotor, tetapi kita sudah dialirkan yaitu dipanggil dan dipilih. Setelah itu harus dibendung supaya hasilnya panggilan dan pilihan menjadi semakin teguh, sehingga:
      1. kita dapat masuk kerajaan surga,
      2. kita tidak pernah tersandung,
      3. kita tidak pernah meninggalkan panggilan dan pilihan,
      4. kita tidak tersandung/tidak meninggalkan pelayanan sampai kita mendapatkan tiket untuk masuk surga/Yerusalem Baru yang merupakan tempat penggembalaan yang terakhir.

      Kita harus ingat, jabatan pelayanan dan juga panggilan dan pilihan merupakan tiket untuk kita masuk ke surga, kalau kita lepaskan itu, maka itu berarti kita melepaskan tiket, sehingga tidak dapat masuk ke dalam kerajaan surga. Itu sebabnya kita jangan main-main tetapi harus sungguh-sungguh serius. Sebab panggilan dan pilihan seharga Darah YESUS. Semoga kita dapat mengerti.


    • kalau daerah air laut, dikuasai oleh Babel yang ditimbus oleh angin dan gelombang sehingga tidak dapat menjadi tenang; tetapi begitu masuk kedalam tambak dan dibendung/digembalakan= tidak ada tambak yang bergelora, tetapi tenang. Ini merupakan hasil dari penggembalaan yaitu kita dilindungi oleh Sang Gembala Agung dari serangan angin pengajaran palsu dan gelombang pencobaan. Sehingga kita menjadi tenang dan damai sejahtera= duduk.

    Kalau air sudah menjadi tenang dan damai, barulah dapat menjadi garam yang asin/mengkristal. Inilah penggembalaan= kita dilindungi sehingga kita dapat menjadi kristal garam. Semoga kita dapat mengerti.

    Jadi, yang pertama, dari air laut, dialirkan --> kita dipanggil, dipilih sehingga menjadi senjata kebenaran. Kedua, dibendung supaya jangan kembali ke laut tetapi tetap berpegang teguh pada panggilan dan pilihan sampai masuk surga dan juga jangan melepaskan jabatan apa pun sehingga mulai menjadi tenang= duduk.

    Seperti yang dikatakan oleh Daud 'dibaringkannya aku di rumput yang hijau'. TUHAN Gembala-ku= tenang. Biar keadaan dunia berombak, tetapi kita tenang sehingga kita dapat menjadi kristal garam.

  3. sesudah menjadi kristal, dikeruk, dijemur, direbus, dikeringkan lagi sampai menjadi garam yang asin. Apa artinya? Artinya percikkan darah= sengsara daging tanpa dosa. Kristal garam tidak bersalah, tetapi ia direbus, dijemur, dikeringkan sampai menjadi garam yang asin= kita harus mengalami percikkan darah yang dalam tabernakel menunjuk pada ruangan maha suci.

    Tadi:
    • di halaman --> kita dipanggil dan dipilih sehingga kita menjadi senjata kebenaran/hidup benar dan terpisah dari laut.
    • kemudian dibendung --> penggembalaan= ruangan suci= hidup kita mulai tenang sehingga dapat menjadi kristal garam.
    • percikkan darah. Jadi di dalam ruangan maha suci, setahun sekali, Harun membawa dupa dan juga membawa darah dan darah itu dipercikkan sebanyak dua kali tujuh sehingga terjadi shekina glory/kemuliaan.

    Untuk sekarang, percikkan darah itu= salib= sengsara daging bersama YESUS= sengsara daging tanpa dosa.

    1 Petrus 4: 12-14
    12. Saudara-saudara yang kekasih, janganlah kamu heran akan nyala api siksaan yang datang kepadamu sebagai ujian, seolah-olah ada sesuatu yang luar biasa terjadi atas kamu.
    13.
    Sebaliknya, bersukacitalah, sesuai dengan bagian yang kamu dapat dalam penderitaan Kristus, supaya kamu juga boleh bergembira dan bersukacita pada waktu Ia menyatakan kemuliaan-Nya.
    14. Berbahagialah kamu, jika kamu dinista karena nama Kristus, sebab Roh kemuliaan, yaitu Roh Allah ada padamu.

    Ay 12, nyala api siksaan= salib.
    Ay 14, Roh kemuliaan= shekina glory.

Inilah saudaraku, jika mau menjadi garam yang asin yaitu
:
  • terlebih dahulu kita dipanggil, dipilih kemudian dialirkan ke tambak,

  • dibendung/digembalakan --> dibendung dari dosa, dibendung dari liarnya daging sampai kita tenang/duduk, sebab kalau duduk berarti kita sudah waras. Sudah terjadi pemeliharaan sekali pun hanya ada lima roti, sedangkan yang makan lima ribu orang, tetapi TUHAN bertanggung jawab. Sebab kita duduk/tenang, maka TUHAN Yang bertanggung jawab sehingga kita menjadi tenang dan juga menjadi kenyang. Tenang dan kenyang= menjadi garam. Jika kita jalan-jalan, menjadi tidak tenang dan juga tidak kenyang, tetapi menjadi liar= orang gila. Saudara pilih yang mana? Silahkan catat sendiri. Semoga kita dapat mengerti.

  • dijemur dlsbnya= percikkan darah= salib. Semakin besar salibnya, semakin besar urapannya.

Bentuk salib itu:
  • berpuasa,
  • doa semalam suntuk,
  • difitnah dlsbnya,
  • melayani sampai menderita.

Semakin besar salibnya, semakin besar urapannya, semakin besar pemakaian TUHAN, semakin besar berkatnya dan juga semakin besar kemuliaannya. Tetapi maafkan, kemuliaan itu jangan diukur dengan besarnya gedung gereja, berapa juta yang dimiliki dllnya. Jika kita katakan bahwa gereja saya besar, dibandingkan dengan mall/pusat perbelanjaan, maka itu hanya sebagai tempat parkir dari pusat perbelanjaan itu. Bukan ini.

Kemuliaan sesungguhnya adalah keubahan hidup dari manusia daging menjadi manusia rohani. Inilah percikkan darah supaya kita berubah; memang diurapi, dipakai dan memang diberkati, tetapi yang terpenting ada kemuliaan yaitu diubahkan dari manusia daging menjadi manusia baru seperti YESUS.

Efesus 4: 21-25a
21. Karena kamu telah mendengar tentang Dia dan menerima pengajaran di dalam Dia menurut kebenaran yang nyata dalam Yesus,
22. yaitu bahwa kamu, berhubung dengan kehidupan kamu yang dahulu, harus menanggalkan manusia lama, yang menemui kebinasaannya oleh nafsunya yang menyesatkan,
23. supaya kamu dibaharui di dalam roh dan pikiranmu,
24. dan mengenakan manusia baru, yang telah diciptakan menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya.
25. Karena itu buanglah dusta dan berkatalah benar seorang kepada yang lain,

Ay 22 --> orang yang sudah menerima pengajaran, akan menerima percikkan darah untuk diubahkan.
Ay 25 --> kita selalu bertemu dengan dusta, saya juga dikoreksi

Ciri pertama dari manusia baru adalah tidak berdusta lagi= berkata benar.

Sekali pun kita sudah puluhan tahun menjadi pendeta, tetapi kalau masih ada dusta, itu berarti kita belum menjadi manusia baru/belum mendapatkan kemuliaan. Itu sebabnya tidak boleh berdusta, sebab inilah manusia baru.

Tidak boleh berdusta, tetapi berkata jujur sampai tidak salah dalam perkataan= sempurna= garam dunia. Dari garam yang asin sampai menjadi garam dunia.

Yakobus 3: 2, Sebab kita semua bersalah dalam banyak hal; barangsiapa tidak bersalah dalam perkataannya, ia adalah orang sempurna, yang dapat juga mengendalikan seluruh tubuhnya.

Saya ulangi supaya urut, kita diubahkan lewat salib/percikkan darah/sengsara, kita berubah dengan tidak berdusta lagi tetapi berkata benar= garam asin= perkataan yang asin= jujur/tidak ada dusta, kita terus diubahkan sampai satu waktu kita tidak salah dalam perkataan= garam dunia= terang dunia= sempurna seperti YESUS dan layak untuk menyambut kedatangan YESUS Yang kedua kalinya dan masuk Yerusalem Baru. Semoga kita dapat mengerti.

Itu sebabnya kita jangan menjadi garam yang tawar/hati dan perkataan yang tawar sebab itu hanya akan diinjak-injak dan masuk Babel. Tetapi biarlah sekarang ini kita menjadi garam yang asin dengan mengikuti proses panggilan dan pilihan.

Bagi yang belum dipanggil dan masuk pilihan= belum masuk ke tambak, mari! percaya, bertobat/lahir baru dan hidup benar. Ini sudah berada di tambak dan menjadi senjata kebenaran. Bagi yang sudah hidup benar, mari langkahkan dengan menjadi senjata kebenaran= melayani TUHAN= masuk ke tambak.

Kemudian langkah kedua, kita dibendung/digembalakan supaya menjadi kristal garam sehingga hidup kita menjadi tenang dan kenyang.

Langkah ketiga, kita jangan kaget, sekali pun kita sudah setia, sudah tergembala, tetapi mengapa kita harus mendapatkan nyala api siksaan/sengsara? Ini sudah benar! Supaya kita menjadi garam yang asin --> perkataan asin sampai kita menjadi garam dunia.

Sifat dari garam yang asin adalah taat dengar-dengaran yaitu:
  1. mau dikirim ke tempat-tempat yang membutuhkan, sekali pun tidak sesuai dengan keinginan/kehendak kita= tidak mempertahankan keinginan/kehendak daging. Seperti YESUS di Getsemani. Inilah Garam Dunia --> 'ya Bapa, kalau dapat, lalui cawan ini daripada-Ku, tetapi bukan kehendak-Ku yang jadi, melainkan kehendak-Mu yang jadi'.

    Bagi rekan-rekan hamba TUHAN, lulusan-lulusan sekolah alkitab yang masih baru, mau dikirim kemana, jangan sesuai dengan kehendak, tetapi yang tidak sesuai dengan kehendak --> ini taat dengar-dengaran.

  2. harganya murah= tidak berharga, tetapi dibutuhkan. Inilah orang yang taat dengar-dengaran, harganya murah tetapi dibutuhkan. Artinya, orang yang taat itu
    • tidak menonjolkan diri, tidak menonjolkan kemampuannya, pengalamannya, tetapi dibutuhkan. Bagi saudara yang memiliki gelar dan masuk Lempin-El Kristus Ajaib, saudara harus siap-siap, bukan untuk ditambah gelarnya itu, tetapi siap-siap untuk dihapus gelarnya itu. Tidak perlu menonjolkan diri/tidak menonjolkan sesuatu yang kita miliki, sebab kita tidak bekerja lagi di dunia, gelar ini hanya untuk bekerja di dunia. Kalau di gereja untuk apa gelar itu? Kalau saudara berkhotbah di gereja, apakah saudara memakai gelar? Tidak menonjolkan diri, tetapi dibutuhkan; sekali pun memiliki gelar segudang, tetapi kalau tidak dibutuhkan, untuk apa? Semoga kita dapat mengerti.

    • rela melarut. Inilah orang yang taat; seandainya garam itu tidak mau melarut, sekarang ini ada garam yang halus maupun garam yang kasar. Seandainya garam itu tidak mau melarut, tetap mempertahankan keadaannya --> sekali pun dimasukkan satu karung, tetap tidak akan menjadi asin karena garam itu tidak mau melarut. Rela melarut untuk menjadi berkat bagi orang lain/menjadi asin sehingga kalau orang makan, akan terasa sedap. Rela melarut untuk menjadi berkat= tidak mementingkan diri sendiri. Inilah orang yang taat, kalau orang yang egois, tidak mungkin mau taat.
      Semoga kita dapat mengerti.

      Rela melarut ini seperti YESUS Yang taat sampai mati di kayu salib. Rela melarut sampai daging tidak bersuara= hanya mengulurkan tangan= percaya dan mempercayakan diri sepenuh kepada TUHAN, inilah garam yang asin.

Hasilnya:
  • kuasa penciptaan. Kalau kita menjadi garam yang asin/taat= mengulurkan tangan= percaya dan mempercayakan diri sepenuh kepada TUHAN. Kita mau diutus kemana saja --> ok! Murah, tidak memiliki apa-apa dan juga tidak memiliki kemampuan apa-apa --> terserah TUHAN. TUHAN perintahkan untuk berkorban= rela melarut --> ya, mengulurkan tangan.

    Waktu Petrus kembali menangkap ikan, ia gagal dan telanjang, tetapi pada waktu siang, TUHAN Yang sudah bangkit, datang dan memerintahkan Petrus untuk menebarkan jalanya --> Petrus taat atau tidak? Tetapi Petrus taat/ia mengulurkan tangan sehingga dari tidak ada ikan menjadi ada ikan= kuasa penciptaan.

    Yohanes 21: 3, 7, 6
    3. Kata Simon Petrus kepada mereka: "Aku pergi menangkap ikan." Kata mereka kepadanya: "Kami pergi juga dengan engkau." Mereka berangkat lalu naik ke perahu, tetapi malam itu mereka tidak menangkap apa-apa.
    7. Maka murid yang dikasihi Yesus itu berkata kepada Petrus: "Itu Tuhan." Ketika Petrus mendengar, bahwa itu adalah Tuhan, maka ia mengenakan pakaiannya, sebab ia tidak berpakaian, lalu terjun ke dalam danau.
    6. Maka kata Yesus kepada mereka: "Tebarkanlah jalamu di sebelah kanan perahu, maka akan kamu peroleh." Lalu mereka menebarkannya dan mereka tidak dapat menariknya lagi karena banyaknya ikan.

    Ay 3, kita harus berhati-hati, sebab Petrus ini merupakan gambaran dari orang senior/orang yang memiliki pengalaman, bagaimana dengan yang yunior?

    Ay 7, kalau kita tidak taat dan mau mengandalkan pengalaman dan kehebatan --> Petrus ini selain merupakan gambaran dari hamba TUHAN, ia juga merupakan gambaran dari seorang suami/laki-laki sehingga sering mengandalkan pengalaman, sering mengandalkan kekuatan diri sendiri sehingga menjadi tidak taat. TUHAN mengatakan kepada Petrus bahwa ia adalah seorang penjala manusia, tetapi Petrus kembali menjala ikan karena pengalaman dan memiliki kekuatan --> pikiran daging= laki-laki/suami= hamba TUHAN/gembala-gembala yang sering memakai pengalaman dan kekuatan dan juga sering memakai pikiran/kepandaian, tetapi diijinkan oleh TUHAN untuk gagal/tidak menangkap apa-apa dan telanjang. Inilah kalau tidak mau menjadi garam yang asin/yang taat.

    Tetapi puji syukur, mari saya nomor satu sebagai seorang laki-laki, sebagai seorang gembala dan juga sebagai seorang hamba TUHAN dan juga saya sebagai seorang suami diperiksa oleh TUHAN --> ada kegagalan= tidak menangkap apa-apa, seekor ikan yang kecil pun tidak ada kalau mengandalkan pengalaman, kepandaian, kekuatan diri baik di dalam melayani TUHAN mau pun bekerja di dunia --> nol! Kosong! Dan juga telanjang= berbuat dosa/dipermalukan. Tetapi beruntung, YESUS datang dengan Firman yang tajam/Firman pengajaran yang lebih tajam dari pedang bermata dua.

    YESUS terlebih dulu bertanya kepada murid-murid --> 'anak-anak, adakah ikan/adakah lauk-pauk'? orang sudah tidak menangkap ikan, ditanya, adakah ikan?
    Biasanya jawabannya adalah 'tidak perlu ikut campur' tetapi murid-murid menjawab 'tidak ada TUHAN'= mengaku kepada TUHAN.
    Widjaja sebagai gembala, suami. Mungkin ikan kita sudah lari/jemaat sudah kosong dllnya. Jangan putus asa, TUHAN bertanya sekarang ini --> 'adakah ikan?' saya gagal TUHAN, sebab sudah tidak ada ikan. Sekian tahun saya melayani, tetapi saya telanjang.

    Tetapi TUHAN perintahkan untuk menebarkan jala --> ya TUHAN karena Engkau Yang mengatakan, maka kita taat= mengulurkan tangan dan TUHAN juga mengulurkan Tangan-Nya, maka kuasa penciptaan --> dari tidak ada menjadi ada= kita dipelihara oleh TUHAN secara jasmani dan juga rohani --> pelayanan dipelihara, nikah juga dipelihara --> tidak ada air anggur menjadi ada air anggur= kebahagiaan. Asal sebagai seorang suami mengaku, sebagai seorang gembala mengaku --> saya tidak bisa.

  • kuasa kesembuhan/pemulihan. Seorang perempuan yang sakit pendarahan selama dua belas tahun= sakit kanker rahim (Marks 5). Ia sudah pergi untuk berobat kemana-mana, tetapi bukannya sembuh, melainkan bertambah buruk keadaannya. Inilah ciri dari wanita yaitu berharap kepada orang lain. Wanita= istri gembala, istri sering bersandar/berharap pada orang lain sehingga menjadi tidak taat. Sering berharap pada orang lain sehingga seperti Adam, padahal yang bersalah adalah Hawa yang menerima pengajaran sesat, tetapi Adam dipaksa untuk makan dengan berkata, kalau tidak mau makan, berarti engkau tidak sayang kepadaku. Wanita, kalau secara halus tidak dapat, maka akan mengancam dengan berkata akan menceraikan, sehingga Adam pada akhirnya menyerah.

    Tetapi keadaannya semakin memburuk, sekarang ini, asal 'kujamah ujung jubah-Nya, maka aku akan sembuh'= mengulurkan tangan. Merendahkan diri dengan mengakui sehingga ada kuasa kesembuhan yang menyembuhkan penyakit jasmani/penyakit rumah tangga dllnya, disembuhkan oleh TUHAN.
    Pendarahan itu berarti ada pembuluh darah yang pecah= penyakit perpecahan-perpecahan/perceraian dllnya, semuanya disembuhkan. Maafkan penyakit kanker selama duabelas tahun= kebusukan-kebusukan dalam dosa/dalam rumah tangga disembuhkan/dipulihkan semuanya. Semoga kita dapat mengerti.

    Mari! semuanya mendapatkan kesempatan untuk menjadi garam yang asin. Awalnya sudah menjadi tawar, Petrus sudah menjadi garam yang tawar sebab ia berada dalam keadaan telanjang= gagal. Tetapi TUHAN mengajak sehingga Petrus kembali menjadi taat.

    Demikian juga perempuan yang sudah duabelas tahun menjadi garam yang tawar akibat kanker sehingga susah tak berdaya/menderita dan penuh dengan air mata, tetapi semuanya dihapus dan menjadi garam yang asin.

  • kuasa pengangkatan. Kaum muda yang sering mengandalkan keinginan/kehendak sendiri sampai menjadi tidak taat. Apalagi kalau soal jodoh. Itu sebabnya kaum muda diijinkan terpuruk, supaya dapat kembali taat kepada TUHAN.

    1 Petrus 5: 5, 6
    5. Demikian jugalah kamu, hai orang-orang muda, tunduklah kepada orang-orang yang tua. Dan kamu semua, rendahkanlah dirimu seorang terhadap yang lain, sebab: "Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati."
    6. Karena itu rendahkanlah dirimu di bawah tangan Tuhan yang kuat, supaya kamu ditinggikan-Nya pada waktunya.

    Kalau kita mau taat pada Tuhan, Tuhan akan meninggikan kita tepat pada waktunya dan Tuhan membuat semua indah pada waktunya. Sampai satu waktu, kita diangkat ke awan-awan yang permai, kita masuk ke Yerusalem Baru (paling indah dalam hidup kita).

TUHAN memberkati.1



Versi Cetak

Transkrip
  • Ibadah Pendalaman Alkitab Malang, 17 Agustus 2021 (Selasa Sore)
    ... Setelah itu barulah kita berguna dan berharga. Jadi darah Yesus membuat kita berguna dan berharga di hadapan Tuhan dan sesama sehingga kita berbahagia. Firman pengajaran yang benar yang lebih tajam dari pedang bermata dua penyucian masa sekarang. Dalam Tabernakel menunjuk pada meja roti sajian ruangan suci . Setelah mengalami kelepasan dari dosa jangan ...
  • Ibadah Natal Kunjungan di Sidoarjo, 18 Desember 2013 (Rabu Sore)
    ... makanlah minumlah dan bersenang-senanglah merokok mabuk narkoba dan dosa kawin mengawinkan dosa percabulan dengan berbagai ragamnya penyimpangan seks homoseks lesbian seks terhadap diri sendiri kehancuran nikah kawin campur kawin cerai . Dosa makan minum dan kawin mengawinkan membawa kita kepada kebinasaan untuk selama-lamanya. Dua saksi saksi dari Daud dan Tuhan Yesus ...
  • Ibadah Raya Malang, 15 Juli 2012 (Minggu Pagi)
    ... atas dosa. Kalau kita masih mempertahankan dosa itu sama dengan mengolok-olok Yesus. Memahkotai Yesus dengan mahkota duri. Sebenarnya mahkota Yesus sebagai Raja segala raja adalah pelangi mahkota kemuliaan. Memahkotai Yesus dengan mahkota duri sama dengan mengolok-olok kemuliaan Yesus sebagai Raja. Prakteknya adalah perbuatan dan perkataan memilukan Tuhan memedihkan hati orang tua ...
  • Ibadah Doa Malang, 11 Agustus 2015 (Selasa Sore)
    ... nyaring lalu menyerahkan nyawa-Nya. dan kuburan-kuburan terbuka dan banyak orang kudus yang telah meninggal bangkit. Yesus taat dan setia sampai mati di kayu salib untuk membuka pintu kubur alam maut. Efesus - Itulah sebabnya kata nas Tatkala Ia naik ke tempat tinggi Ia membawa tawanan-tawanan Ia memberikan pemberian-pemberian kepada manusia. ...
  • Ibadah Pendalaman Alkitab Malang, 23 Oktober 2018 (Selasa Sore)
    ... mempunyai liang dan burung mempunyai sarang tetapi Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepala-Nya. Yesus sangat merindukan untuk menempatkan diri sebagai Kepala atas sidang jemaat. Tetapi sekaligus Yesus mengeluh bahwa gereja Tuhan sidang jemaat tidak mau menempatkan Yesus sebagai Kepala sama dengan tidak mau mengutamakan firman pengajaran. Sehingga malah ...
  • Ibadah Pendalaman Alkitab Malang, 14 Januari 2016 (Kamis Sore)
    ... ratap dan kertak gigi. Ngengat adalah sifat malas dan jahat yang membuat hamba Tuhan pelayan Tuhan menjadi tidak berguna gelap sampai binasa. Amsal Pada musim dingin si pemalas tidak membajak jikalau ia mencari pada musim menuai maka tidak ada apa-apa. Malas artinya tidak setia dalam ibadah pelayanan bahkan tinggalkan jabatan ...
  • Ibadah Raya Malang, 24 Mei 2015 (Minggu Pagi)
    ... inilah noda dalam perjamuan kasihmu di mana mereka tidak malu-malu melahap dan hanya mementingkan dirinya sendiri mereka bagaikan awan yang tak berair yang berlalu ditiup angin mereka bagaikan pohon-pohon yang dalam musim gugur tidak menghasilkan buah pohon-pohon yang terbantun dengan akar-akarnya dan yang mati sama sekali. Noda Korah adalah noda kedurhakaan. ...
  • Ibadah Raya Malang, 10 November 2013 (Minggu Pagi)
    ... wajah Tuhan sama dengan melihat kemuliaan Tuhan dari depan sehingga rasul Yohanes bisa menulis kitab terakhir dari Alkitab yaitu Injil Yohanes surat Yohanes surat Yohanes surat Yohanes dan kitab Wahyu. Khususnya adalah kitab Wahyu yang mengungkapkan segala sesuatu yang terjadi jauh di depan masa hidup Yohanes terutama adalah tentang kedatangan ...
  • Ibadah Persekutuan di Ciawi I, 17 November 2009 (Selasa Sore)
    ... melihat langit yang baru dan bumi yang baru sebab langit yang pertama dan bumi yang pertama telah berlalu dan lautpun tidak ada lagi. Maut tidak akan ada lagi. Wahyu Dan Ia akan menghapus segala air mata dari mata mereka dan maut tidak akan ada lagi tidak akan ada lagi perkabungan atau ...
  • Ibadah Raya Malang, 16 Januari 2011 (Minggu Pagi)
    ... kamu orang-orang terkutuk enyahlah ke dalam api yang kekal yang telah sedia untuk Iblis dan malaikat-malaikatnya. Sebab ketika Aku lapar kamu tidak memberi Aku makan ketika Aku haus kamu tidak memberi Aku minum Lalu merekapun akan menjawab Dia katanya Tuhan bilamanakah kami melihat Engkau lapar atau haus atau sebagai orang ...

Siaran Langsung

Live Streaming GPTKK

Rekaman

Ikuti rekaman ibadah kami

Transkrip

Ringkasarn Firman Tuhan

Kesaksian

Pengalaman hidup bersama Firman Tuhan

Untuk Koneksi Lambat, silakan buka https://id.gptkk.org

Silakan kontak ke info@gptkk.org apabila bapak/ibu/sdr/sdri ada pertanyaan atau ingin berlangganan majalah Manna, dan silakan kirim email ke widjaja_h@yahoo.com apabila ingin konsultasi pribadi dengan bapak gembala.