Kita
melanjutkan ibadah kita dengan tema yang sama yang terdapat di dalam
injil
Lukas 17: 32,
Ingatlah akan isteri Lot!
Ayat
ini sangat singkat, tetapi merupakan peringatan bagi kita semua yaitu
kepada orang yang sudah selamat/sudah berada di dalam TUHAN, sudah
menjadi hamba TUHAN, sudah menjadi pelayan TUHAN, tetapi masih dapat
gagal seperti istri Lot yang menjadi tiang garam. Jadi bukan orang
yang berada di luar TUHAN.
Lot
sekeluarga sudah selamat keluar dari Sodom dan Gomora, tetapi ketika
mereka harus lari ke pegunungan, satu menjadi korban yaitu istri Lot
menjadi tiang garam.
Demikian
juga dengan kita yaitu kita sudah selamat oleh Darah YESUS, tetapi
kita masih harus ke pegunungan yang rohani itulah Yerusalem
Baru/kesempurnaan/kerajaan surga yang kekal. Dan juga ada banyak yang
menjadi senasib dengan istri Lot. Inilah peringatan bagi kita.
Di
dalam ktb
Kejadian 19: 26,
istri
Lot menoleh
kebelakang sehingga ia menjadi tiang garam.
Tadi
pagi, kita sudah membahas supaya kita jangan menjadi tiang garam,
tetapi kita harus menjadi tiang penopang di dalam gereja yaitu:
- tiang
iman seperti Abraham yang betul-betul kokoh
- tiang
kuat dan teguh hati seperti Yosua sampai menjadi
- tiang
di Yerusalem Baru seperti jemaat Filadelfia yang merupakan jemaat
bangsa kafir.
Kejadian
19: 26,
Tetapi
isteri Lot, yang berjalan mengikutnya, menoleh ke belakang, lalu
menjadi tiang garam. --> ini yang diperingatkan. Ini yang
diperingatkan yaitu istri Lot menoleh kebelakang sehingga ia menjadi
tiang garam.
Tiang
garam ini dapat disamakan dengan garam yang tawar. Banyak orang
Kristen yang sudah selamat sebab sudah ditebus oleh Darah YESUS/sudah
menerima kedatangan YESUS Yang pertama kali dan Yang sudah mati di
kayu salib, tetapi ketika menuju pada kedatangan YESUS Yang kedua
kali/menuju kepada kesempurnaan/menuju ke Yerusalem Baru banyak yang
menjadi garam yang tawar.
Matius
5: 13, "Kamu adalah garam dunia. Jika garam
itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya
selain dibuang dan diinjak orang.
Itu
sebabnya kita harus berhati-hati. Istri Lot menoleh kebelakang,
sehingga ia menjadi tiang garam= garam yang tawar. Hamba/anak TUHAN
yang sudah diselamatkan oleh TUHAN, seharusnya menjadi garam
dunia/terang dunia, tetapi banyak yang gagal/berubah menjadi garam
yang tawar.
Apa
pengertian/praktek dari orang Kristen/hamba TUHAN tetapi menjadi
garam yang tawar dan bukan menjadi garam dunia?
- tawar
hati= kecewa,
putus asa di dalam nikah, di dalam pelayanan, dalam menghadapi
pencobaan sehingga banyak orang Kristen yang meninggalkan nikah
mereka/bercerai dllnya, kemudian meninggalkan jabatan pelayanannya
seperti Yudas yang sudah sekian tahun melayani tetapi mendadak, ia
meninggalkan jabatan pelayanan. Mungkin sebagai penyanyi, pemain
musik yang tiba-tiba hilang, demikian juga sebagai gembala, yang
juga tiba-tiba hilang. Dan pada akhirnya, kehidupan itu meninggalkan
TUHAN. Inilah praktek pertama dari garam yang tawar.
- perbuatan
hambar/tawar seperti istri Lot yang menoleh kebelakang.
Lukas 9: 61,
62
61. Dan seorang lain lagi berkata:
"Aku akan mengikut Engkau, Tuhan, tetapi izinkanlah aku pamitan
dahulu dengan keluargaku."
62. Tetapi
Yesus berkata: "Setiap orang yang siap untuk membajak tetapi
menoleh ke belakang, tidak layak untuk Kerajaan Allah."
Inilah
menoleh kebelakang yaitu:
- tidak
setia dalam ibadah pelayanan.
- banyak
terhalang dalam ibadah pelayanan sebab masih harus pamit kepada
keluarga. Ini merupakan ciri-ciri sudah menjadi garam yang
tawar/tidak asin lagi sampai satu waktu meninggalkan ibadah
pelayanan. Mari! kalau sudah tidak setia= sudah tawar. Semoga kita
dapat mengerti.
- perkataan
hambar/tawar=
perkataan yang sia-sia= perkataan yang tidak menjadi
berkat. Inilah praktek dari garam yang tawar yang dimulai dari hati,
perbuatan dan perkataan, berarti seluruh hidup menjadi tawar.
Akibatnya:
- diinjak-injak
oleh orang --> Matius 5: 13,
"Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar,
dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang
dan diinjak orang.
Istilah diinjak-injak= masuk aniaya
antikrist selama tiga setengah tahun --> Wahyu 11:
2,
Tetapi
kecualikan pelataran Bait Suci yang di sebelah luar, janganlah
engkau mengukurnya, karena ia telah diberikan kepada bangsa-bangsa
lain dan mereka akan menginjak-injak Kota Suci empat puluh dua bulan
lamanya."
Empat puluh dua bulan= tiga setengah
tahun, masa antikrist berkuasa di bumi= masuk aniaya antikrist
selama tiga setengah tahun dan terjadi siksaan yang belum pernah
terjadi dan tidak akan pernah terjadi lagi sampai dengan pemancungan
kepala kepada orang Kristen yang bagaikan garam yang tawar.
Memang
ada dua kemungkinan, kalau orang Kristen menjadi garam yang tawar,
sehingga harus masuk dalam aniaya antikrist. Kemungkinan yang
pertama, dia bertahan dan tetap menyembah YESUS, sekali pun ia
disiksa dengan hebat sampai kepalanya dipancung. Kehidupan itu
sekali pun mati, tetapi ia akan dibangkitkan waktu YESUS datang
kembali kedua kalinya. Itu pun kalau kehidupan itu dapat
bertahan.
Jadi, kehidupan itu, harus mengasinkan diri
dengan darahnya sendiri, ini yang terjadi di jaman antikrist.
Kehidupan itu sekali pun dipaksa untuk menyembah antikrist, tetapi
menolak dan tetap menyembah YESUS. Tetapi kehidupan semacam hanya
sedikit yang dapat bertahan.
Kemudian kemungkinan kedua,
kalau orang Kristen/hamba TUHAN hanya mencari apa yang enak untuk
daging, pasti akan masuk pada kelompok yang kedua ini yaitu
menyembah antikrist sehingga kehidupan itu tidak akan mengalami
siksaan oleh antikrist, tetapi akan dicap dengan angka 6.6.6. -->
menjadi sama dengan antikrist yang akan dibinasakan waktu YESUS
datang kembali yang kedua kalinya.
Maafkan, kalau orang
Kristen/hamba TUHAN hanya mencari apa yang enak-enak bagi daging,
bukan mencari TUHAN/mencari Firman, pasti akan masuk pada
kemungkinan yang kedua ini, sebab ia tidak akan menyembah TUHAN,
tetapi menyembah antikrist. Semoga kita dapat mengerti.
garam
yang tawar itu, tidak dapat mencegah
kebusukan= tidak dapat tahan menghadapi ulat-ulat
dosa/ulat-ulat bangkai atau menghadapi bakteri-bakteri
dosa/virus-virus dosa yang tidak terlihat oleh mata, tiba-tiba
menjadi busuk= hidup di dalam dosa. Garam yang sudah tawar, pasti
akan hidup di dalam dosa, sebab tidak dapat lepas dari dosa dan akan
mencapai puncak dari dosa yaitu dosa makan minum yang dimulai dari
mabuk, narkoba, judi dan dosa kawin mengawinkan/dosa sex dengan
berbagai macam ragamnya sampai pada penyimpangan sex/homo sex,
lesbian dan juga sex pada diri sendiri dan juga sampai pada kawin
cerai.
Hal ini sering diulang-ulang, supaya kita sadar. Jaman
Nuh dan jaman Lot (ibadah hari kedua) dunia kembali pada makan minum
dan kawin mengawinkan yang merupakan puncak dosa di akhir jaman.
Jika kita tidak memiliki garam yang asin, maka kita tidak akan tahan
sekali pun kita merasa hebat; tetapi kalau ia merupakan garam yang
tawar, ia tidak akan dapat tahan. Bagaimana pun juga, ia akan
diserang oleh virus dosa/bakteri dosa/ulat dosa sehingga kehidupan
itu akan menjadi busuk= hidup dalam dosa sampai pada puncak dosa.
Tidak akan ada daya tahan, jika menjadi garam yang tawar dan akan
masuk ke dalam pembangunan Babel. Babel ini bukan singkatan dari
Bangka Belitung, tetapi Babel yang ada di dalam alkitab sehingga
tidak dapat masuk dalam Yerusalem Baru.
Jadi,
pembangunan secara rohani ini ada dua yaitu pembangunan kota Babel=
sempurna di dalam kenajisan dan kejahatan dan yang kedua adalah
pembangunan Yerusalem Baru/Mempelai TUHAN/kerajaan surga= sempurna
tanpa dosa.
Kalau
garam yang tawar, akan masuk dalam pembangunan Babel= sempurna di
dalam kejahatan dan kenajisan sehingga ia tidak dapat masuk ke dalam
Yerusalem Baru dan akan dibinasakan oleh TUHAN. Itu sebabnya kita
harus berhati-hati.
Sekali
lagi, istri Lot sekeluarga sudah selamat sebab sudah keluar dari
Sodom, tetapi ketika menuju ke pegunungan, ia menjadi tiang
garam/garam yang tawar. Dulu, kita adalah manusia berdosa, seperti
yang pernah saya saksikan --> dulu saya pernah tidur di kuburan
untuk mencari keselamatan sebab saya tidak mengenal YESUS, sekarang
sudah selamat, harus menuju ke pegunungan/Yerusalem
Baru/kesempurnaan, banyak yang gugur dan menjadi tiang garam/garam
yang tawar.
Supaya
tidak menjadi garam yang tawar, kita harus
tampil sebagai garam
yang asin sampai menjadi garam dunia/terang dunia/sempurna seperti
YESUS.
Sekarang
saya hendak mengajarkan langkah-langkah pembuatan garam yang asin
secara rohani yaitu:
- sebagian
kecil air laut harus di alirkan ke tambak-tambak. Berapa hektar pun
luas tambak itu, tetap saja sedikit sebab hanya merupakan sebagian
kecil dari luasnya air laut/lautan. Sedikit air laut, harus
dialirkan ke tambak-tambak= di asingkan
dari laut.
Apa
yang dimaksud dengan air laut secara rohani?
Wahyu
17: 1, 15
1. Lalu datanglah seorang
dari ketujuh malaikat, yang membawa ketujuh cawan itu dan berkata
kepadaku: "Mari ke sini, aku akan menunjukkan kepadamu putusan
atas pelacur besar, yang duduk di tempat yang banyak airnya.
15.
Lalu ia berkata kepadaku: "Semua air yang telah kaulihat, di
mana wanita pelacur itu duduk, adalah bangsa-bangsa dan rakyat
banyak dan kaum dan bahasa.
Pelacur besar= perempuan
Babel= kejahatan dan kenajisan.
Duduk di tempat yang banyak
airnya= menguasai laut.
Siapa air laut secara rohani itu?
Mereka adalah bangsa kafir. Sebenarnya bangsa di dunia ini hanyalah
dua yaitu bangsa Israel/umat pilihan TUHAN dan bangsa kafir termasuk
kita bangsa Indonesia.
Jadi air laut adalah bangsa kafir
yang dikuasai oleh Babel/bangsa kafir yang hidup di dalam kejahatan
dan kenajisan seperti anjing yang terus menerus menjilat
muntahnya/terus menerus berkubang di dalam dosa dan babi yang sudah
dimandikan, tetapi kembali berbuat kejahatan dan kenajisan=
binatang haram yang tidak boleh dipersembahkan kepada TUHAN=
terpisah dari TUHAN. Kalau bangsa Israel merupakan binatang
halal sehingga boleh dipersembahkan kepada TUHAN.
Tetapi puji
syukur, tadi air laut merupakan sebagian kecil yang dialirkan ke
tambak-tambak/diasingkan= sebagian kecil dari air laut diasingkan
oleh TUHAN ke tambak-tambak= sedikit dari bangsa kafir yang
mendapat kemurahan TUHAN untuk dibebaskan dari perempuan Babel/di
alirkan ke tambak= dipanggil dan dipilih oleh TUHAN untuk di
selamatkan dan di pakai oleh TUHAN menjadi pelayan TUHAN.
Mari! kita yang berada di sini, termasuk sebagian kecil.
Coba saudara lihat, bangsa kafir yang lain berada di mana? Mungkin
berada dimana-mana tempat, tetapi kita berada di sini, berarti ini
dialirkan ke tambak-tambak= dipanggil dan dipilih oleh TUHAN untuk
diselamatkan dan dipakai oleh TUHAN.
Proses dari kehidupan
yang diselamatkan/tanda-tanda keselamatan, tadinya kita berada di
luar, sekarang kita dipanggil dan dipilih= masuk kerajaan
surga/masuk Yerusalem Baru.
Tadi pagi sudah saya terangkan,
Musa naik ke gunung Sinai menerima dua hal. Banyak gereja yang hanya
mengetahui dua loh batu sampai dibuatkan film, tetapi sebenarnya,
selain menerima dua loh batu, Musa juga melihat surga dan TUHAN
perintahkan Musa untuk membangun kerajaan surga di bumi/tempat
ibadah bangsa Israel.
Kerajaan surga di bumi, itulah
tabernakel/kemah suci (mulai Kel 25). Orang berdosa berada di luar
kemah suci/di luar tabernakel, seperti berada di lautan luas/lautan
bebas. Bebas untuk berbuat dosa, bebas berbuat ini dan itu sampai
binasa. Tetapi sekarang mulai dialirkan= tidak bebas lagi,tetapi
dialirkan ke tambak= dipanggil, dipilih, diselamatkan oleh TUHAN=
masuk ke tabernakel. Tidak lagi berkeliaran di dunia/di lautan
bebas, tetapi masuk ke rumah TUHAN.
Tanda-tanda keselamatan
adalah percaya kepada YESUS --> masuk pintu gerbang; tadinya
berada di luar/bebas. Ini berbeda, di dalam ibadah sekarang ini saja
sudah kelihatan berbeda. Tadi dalam perjalanan menuju kesini,
mungkin kita tertawa-tawa/bergurau, tetapi begitu masuk ke tempat
ini, semuanya sudah diam, tidak mungkin di tempat ini, saudara tetap
bergurau.
Kemudian di halaman, ada alat yang namanya mezbah
korban bakaran= bertobat/berhenti berbuat dosa --> jangan
bebas-bebas lagi untuk berbuat dosa, tetapi mati terhadap dosa.
Sesudah itu ada kolam pembasuhan/baptisan air.
Kemudian ada
pintu kedua untuk masuk ke ruangan suci yaitu pintu kemah, itu
menunjuk pada kepenuhan Roh Kudus/baptisan Roh Kudus. Saya satukan,
baptisan air + baptisan Roh Kudus= lahir baru.
Lahir baru
adalah jenis kehidupan surga= hidup dalam kebenaran. Semua harus
benar dan ini berarti sudah tidak ada kebebasan lagi. Kalau dulu
sebelum mengenal YESUS/belum masuk baptisan air, melakukan korupsi
di kantor dengan bebas, menyontek di sekolah dengan bebas, di jalan
raya tanpa memiliki s.i.m, tetapi dengan bebas mengendarai mobil -->
semuanya bebas dalam dosa.
Tetapi, sesudah dialirkan ke dalam
tambak= sudah dipanggil, dipilih dan diselamatkan --> mari,
berubah dengan bertobat, lahir baru= hidup benar= pertahankan
kebenaran/di mana pun, kita harus hidup benar. Jika kita tidak hidup
benar, berarti kita masih berada di lautan= diduduki oleh Babel
sehingga akan dibinasakan; kita jangan bermimpi untuk dapat menjadi
garam, sebab tidak ada laut yang menjadi garam, kecuali laut Mati,
tetapi bukan garam kristal, hanya kadar garamnya yang tinggi yang
tidak dapat mengkristal.
Sesudah kita hidup benar, baru kita
dapat menjadi senjata kebenaran sehingga kita dapat dipakai oleh
TUHAN. Seorang hamba/pelayan TUHAN itu seperti membawa senjata. Jika
senjata itu memakai peluru dosa, maka jemaat yang datang akan
ditembak dengan dosa sehingga semuanya pulang dengan membawa
dosa.
Inilah proses pertama yaitu kita sudah masuk ke tambak
--> dari air laut berpindah ke tambak= dipanggil, dipilih,
diselamatkan dan dipakai= hidup di dalam kebenaran= tidak lagi
dikuasai oleh Babel= masuk dalam tabernakel= masuk Yerusalem Baru.
Jadi keselamatan dan kebenaran, dalam tabernakel menunjuk pada
halaman. Benar= selamat, tidak benar= tidak selamat.
Kalau
kita mempertahankan yang tidak benar= kita berada di laut= tidak
selamat.
- Air
laut yang sudah diasingkan ke tambak= sudah hidup benar, puji TUHAN.
Tetapi yang sudah diasingkan ke tambak, harus
dibendung.
Jika air laut yang sudah dialirkan ke tambak, tidak dibendung,
maka air itu dapat kembali lagi ke lautan. Banyak hamba TUHAN yang
kembali lagi ke laut/kembali ke dosa karena tidak dibendung.
Apa
arti dari dibendung? Digembalakan. Dibendung= digembalakan.
Di
mana kita digembalakan? Kita tergembala pada Firman pengajaran
yang benar seperti carang yang melekat pada Pokok Anggur Yang Benar.
Dan syarat digembalakan adalah harus berada di kandang
penggembalaan. Inilah dibendung; kita tidak dapat seenaknya kesana
kemari, tetapi harus berada di dalam kandang penggembalaan.
Secara
jasmani, maka kandang adalah organisasi gereja yang diakui oleh
pemerintah. Organisasi dapat berbeda-beda, tetapi kandang secara
rohani/kandang kerajaan surga harus sama.
Di mana kandang
kerajaan surga? Kalau di dalam tabernakel --> sesudah kita masuk
halaman (awalnya kita berada di padang gurun, di laut, dimasukkan
oleh TUHAN ke dalam halaman dari kerajaan surga)= sudah selamat,
hidup benar sehingga menjadi senjata kebenaran, tetapi harus
dibendung supaya tidak kembali lagi ke laut. Jadi kandang
penggembalaan adalah di dalam ruangan suci.
Di dalam ruangan
suci, ada tiga macam alat yang dahulu harus dibuat, untuk sekarang
dalam arti yang rohani yaitu ketekunan di dalam tiga macam ibadah
pokok/kandang penggembalaan.
- Pelita
emas (http://www.gptkk.org/tabernakel_pelita+emas.html)
--> ketekunan di dalam ibadah raya/biasanya pada hari Minggu=
persekutuan dengan Roh Kudus= air dari surga. Domba-domba diberi
minum sehingga menjadi segar dan tidak mengalami dehidrasi. Tetapi
kalau hanya minum dan tidak makan, lama kelamaan, perut menjadi
buncit, itu sebabnya harus ada alat yang kedua yaitu
- Meja
roti sajian (http://www.gptkk.org/tabernakel_meja+roti+sajian.html)
--> ketekunan di dalam ibadah pendalaman alkitab dan disertai
dengan perjamuan suci. Domba-domba diberi makan roti supaya tidak
lapar dan jatuh pingsan; seandainya domba itu terus melayani,
tetapi tidak diberi makan dan minum, semakin banyak melayani akan
cepat pingsan dan semakin cepat mati. Mengapa banyak pelayan TUHAN
bahkan termasuk hamba TUHAN yang melayani tetapi pingsan/suam-suam
bahkan pelayanannya menjadi mati? Karena tidak makan dan minum, itu
sebabnya makan dan minum itu harus didahulukan yaitu dengan
mengikuti ibadah pendalaman alkitab. Sedangkan bagi gembala-gembala
--> beri makan domba-domba, sebab kalau domba tidak diberi
makan, semuanya akan pingsan dan mati.
- Mezbah
dupa emas (http://www.gptkk.org/tabernakel_mezbah+dupa+emas.html)
--> ketekunan di dalam ibadah doa penyembahan. Berdoa di rumah
penting, tetapi juga harus doa bersama di dalam tubuh Kristus. Doa
penyembahan merupakan nafas dari orang Kristen= sirkulasi yang
baik; sekali pun saudara berkata bahwa saya memberi makan dan minum
domba-domba dengan luar biasa, tetapi kalau domba tidak bernafas,
maka tidak ada gunanya.
Inilah
kandang yaitu tempat pemeliharaan bagi domba-domba --> ketekunan
di dalam tiga macam ibadah --> ada makanan, ada minum dan juga
ada sirkulasi udara sehingga kerohanian domba bertumbuh ke arah
kedewasaan rohani.
Jika kerohanian dari sidang jemaat bertumbuh,
yang enak juga gembalanya sebab saling menikmati. Domba jika diberi
makan, diberi minum, sirkulasi udaranya baik sebab kandang domba itu
selalu dibersihkan terus menerus sehingga tidak berbau. Sebab kalau
berbau, akan mengganggu, tetapi semuanya baik sehingga domba
bertumbuh, berbulu tebal --> tanpa disuruh, maka domba itu dengan
sendirinya datang mendekat dan minta bulunya dicukur, sebab terlalu
gemuk sehingga merasa tidak enak, bulu dicukur menjadi kain wool dan
menjadi jas dari pendeta. Itu sebabnya, gembala tidak perlu
meminta-minta, tetapi beri makan, beri minum, beri sirkulasi yang
bagus, sebab itu merupakan tugas dari seorang gembala.
Pertumbuhan
kerohanian menuju kepada kedewasaan rohani. Jika sudah dewasa, apa
yang diminta? Bagi kaum muda yang sudah dewasa, apa yang saudara
minta? Minta kuliah lagi? Sudah terlambat, sebab sudah berumur
tigapuluh tahun lebih --> tidak minta kuliah, tetapi minta kawin.
Kalau kawin, akan beranak domba= pertumbuhan secara jasmani. Bukan
gembala yang beranak domba, tetapi domba beranak domba dan mengajak
yang lain dengan bersaksi. Pertumbuhan secara jasmani, juga akan
kita alami.
Demikian juga dengan domba-domba, mari berada di
kandang dan tugas gembala memberi makan yang benar. Sekarang ini
banyak gembala yang palsu sebab mereka menawarkan kemakmuran yang
jasmani --> memanggil domba dan memberikan beras sepuluh kilo -->
domba pindah gereja. Gereja lain tidak terima, mereka memanggil dan
memberi beras sepuluh kilo ditambah dengan dua kilo ikan asin.
Gereja lain juga tidak terima, memanggil domba-domba dengan memberi
beras sepuluh kilo, dua kilo ikan asin ditambah dengan potong rambut
secara gratis. Inilah penggembalaan palsu. Tetapi penggembalaan yang
benar, memberikan makanan Firman, minuman yang segar dan juga
sirkulasi udara sehingga domba-domba bertumbuh secara rohani dan
juga bertumbuh secara jasmani. Semoga kita dapat mengerti.
Inilah
dibendung= digembalakan= masuk ke dalam ruangan suci. Semoga kita
dapat dimengerti.
Dibendung= digembalakan, tetapi banyak yang
tidak mau sebab tidak merasa bebas/merasa diikat.
Kita
bukan diikat, tetapi dibendung/digembalakan, artinya:
Disucikan=
dibatasi supaya tidak leluasa berbuat dosa seperti di laut. Ini yang
benar, bukannya diikat --> Yohanes 15: 3,
Kamu memang sudah bersih karena firman yang telah Kukatakan
kepadamu.
Bersih= suci.
Kita bandingkan dengan injil
Yohanes 13: 10,
Kata Yesus kepadanya: "Barangsiapa telah mandi, ia tidak
usah membasuh diri lagi selain membasuh kakinya, karena ia sudah
bersih seluruhnya. Juga kamu sudah bersih, hanya tidak
semua."
Yudas yang akan mengkhianati YESUS, itu
sebabnya kita harus berhati-hati; Yudas seorang yang hebat sebab ia
seorang rasul, tetapi ia dapat mengkhianati YESUS karena ia tidak
dibendung dan juga karena ia sering datang kepada imam-imam kepala
yang jelas bertentangan dengan YESUS. Ajaran dari imam-imam berbeda
dengan YESUS, tetapi Yudas datang kepada imam-imam itu.
Tidak
dibendung= tidak disucikan= dosa Yudas adalah (1)pencuri,
karena Yudas mencuri milik TUHAN dan mencuri milik sesama/korupsi,
kemudian hutang tidak membayar, kalau ditagih, mengamuk. Sebagai
hamba TUHAN, tidak boleh berhutang, apalagi untuk membangun gereja
--> yang hadir diam semuanya, saya juga diam sebab saling
memeriksa diri.
Yudas seorang (2)pengkhianat=
tidak setia, (3)pendusta --> 'siapa yang
mencelupkan roti bersama Aku, dia-lah yang akan menyerahkan Aku,
kata YESUS', tetapi Yudas menjawab --> bukan aku TUHAN, berarti
orang lain --> jika sudah berdusta, pasti akan menuduh orang
lain. Kalau bukan aku, berarti orang lain yang ditunjuk; orang
pendusta itu, cenderung untuk menghakimi orang lain/menyalahkan
orang lain, tidak pernah mengoreksi diri. Ini yang harus disucikan,
sebab kita tidak boleh bebas seperti Yudas yang berbuat dosa
sehingga hidupnya hancur dan perutnya pecah. Ini termasuk dosa yang
besar.
Tetapi di kebun anggur itu juga ada rubah-rubah,
binatang kecil yang mengganggu pembuahan --> pohon anggur sudah
berbunga, tetapi dimakan oleh rubah-rubah itu. Inilah dosa yang
dianggap kecil sebab tidak kelihatan.
Kidung agung 2:
15, Tangkaplah
bagi kami rubah-rubah itu, rubah-rubah yang kecil, yang merusak
kebun-kebun anggur, kebun-kebun anggur kami yang sedang
berbunga!
Rubah ini nakal sekali, sebab
kalau kebun anggur itu tidak berbunga, maka rubah-rubah ini diam,
kalau sudah berbunga dan akan berbuah, sehingga orang yang empunya
memiliki pengharapan akan mendapatkan hasil. Itu sebabnya kita harus
berhati-hati, disaat-saat kita memiliki harapan bahwa akan dipakai
oleh TUHAN dan jemaat sudah semakin bertambah, tetapi tiba-tiba
rubah datang dan dalam sekejap sudah tidak berbuah/hilang.
Apa
rubah itu/dosa yang dianggap kecil dan juga tidak terlihat
--> Mat 20. Tuan pemilik kebun anggur keluar dan mengajak orang
untuk bekerja, supaya jangan menganggur dengan mendapatkan upah
sebanyak satu dinar di mulai dari pagi hari sampai jam lima sore.
Kemudian yang empunya kebun anggur keluar lagi dan mengajak lagi
orang untuk bekerja, tetapi hanya satu jam bekerja, sesudah itu
menerima gajian/menerima upah. Yang bekerja hanya satu jam
mendapatkan upah satu dinar sedangkan yang bekerja sejak pagi hari
menghitung-hitung bahwa ia sudah bekerja mulai dari pukul delapan
sampai jam lima berarti bekerja selama sembilan jam, sedangkan yang
bekerja satu jam menerima satu dinar, itu berarti ia akan
mendapatkan upah sebanyak sembilan dinar. Tetapi ia lupa dengan
janjinya bahwa hanya akan menerima satu dinar, jadi, di dalam
pikirannya --> sembilan, sembilan, sembilan. Tetapi begitu diberi
satu --> mengapa satu? harusnya sembilan! Inilah rubah-rubah
yaitu bersungut-sungut/mengomel.
Bersungut-sungut
inilah rubah-rubah yang membuat kebun anggur tidak berbuah dan juga
tidak ada buah yang manis= tidak berbahagia. Nikah jika banyak
bersungut, tidak akan berbahagia. Tetapi biarlah kita selalu
mengucap syukur= buah yang manis. Semoga kita dapat mengerti.
Kemudian, tuan yang empunya kebun anggur mengatakan: 'apakah
engkau iri hati, sebab perjanjiannya satu dinar'? orang itu
bekerja satu jam dan mendapatkan satu dinar= mendapatkan kemurahan.
Iri hati dan perselisihan.
Inilah
kita harus berhati-hati dengan rubah-rubah kecil. Orang yang iri
hati itu adalah orang yang tidak menghargai kemurahan TUHAN, tetapi
jika kita menghargai kemurahan TUHAN, maka kita selalu merasa puas
dan selalu mengucap syukur. Semoga kita dapat mengerti.
Inilah
dibendung/digembalakan, supaya kita tidak bebas untuk berbuat dosa
lagi yaitu dosa besar itulah dosa Yudas dan juga dosa yang tidak
kelihatan berupa iri hati, bersungut-sungut yang dianggap kecil
tetapi memiliki dampak yang sangat besar yaitu kebun anggur itu
tidak pernah berbuah buah yang manis. Pelayanan mau pun nikah tidak
pernah berbuah, itu sebabnya harus disucikan.
Kemudian
dibendung= digembalakan, artinya daging dibatasi supaya tidak
menjadi liar. Maafkan! Kalau Kristen jalanan/hamba
TUHAN jalanan= seperti laut yang berombak= liar. Siapa yang dapat
menahan laut yang berombak/daging yang liar, kalau tidak dibendung?
Mungkin saudara tahu, bahwa daging liar itu sama seperti kuda,
seperti anjing dan babi, tetapi daging liar ini juga seperti orang
gila. Bagi hamba TUHAN/anak TUHAN= bangsa kafir jika tidak
digembalakan, tetapi berkeliling kesana sini/liar, tidak tergembala=
tidak memiliki Pokok= seperti orang gila/tidak waras.
Markus
5: 3-5, 15
3. Orang itu diam di sana
dan tidak ada seorang pun lagi yang sanggup mengikatnya, sekalipun
dengan rantai,
4. karena sudah sering ia
dibelenggu dan dirantai, tetapi rantainya diputuskannya dan
belenggunya dimusnahkannya, sehingga tidak ada seorang pun yang
cukup kuat untuk menjinakkannya.
5. Siang
malam ia berkeliaran di pekuburan dan di bukit-bukit sambil
berteriak-teriak dan memukuli dirinya dengan batu.
15.
Mereka datang kepada Yesus dan melihat orang yang kerasukan itu
duduk, sudah berpakaian dan sudah waras, orang yang tadinya
kerasukan legion itu. Maka takutlah mereka.
Orang gila
itu tinggal di Gadara yang merupakan daerah kafir.
Ay 3 -->
tidak dapat dirantai= liar.
Ay 4 --> tidak dapat jinak=
liar.
Daging liar ini tampil sebagai orang gila. Ini orang di
Gadara= bangsa kafir/di luar wilayah Israel. Orang yang tidak
digembalakan itu bagaikan orang yang liar sebab tidak pernah duduk
tetapi jalan terus menerus. Padahal penggembalaan itu hanyalah duduk
saja. Hanya lima roti TUHAN dan yang makan lima ribu orang, tetapi
TUHAN katakan 'duduk saja'. Itu sebabnya sebagai seorang
gembala, saudara jangan pergi keliling, tetapi duduk, yang lainnya
merupakan urusan dari TUHAN. TUHAN memerintahkan agar kita menjadi
enak, tetapi justru kita memilih yang tidak enak.
Demikian
juga dengan sidang jemaat yang hanya memiliki gaji yang kecil,
bagaimana kita hidup? tetapi TUHAN perintahkan untuk 'duduk',
jangan pergi berkeliling-keliling= tergembala. Jika kita tidak
duduk, itu berarti kita tidak waras. Jadi, orang yang tidak
tergembala, ia akan tampil seperti orang yang gila/dagingnya liar.
Apa yang menjadi ciri dari orang gila? Suka berada di
kuburan, seharusnya takut jika berada di kuburan, tetapi orang gila
ini justru suka berada di kuburan.
Kuburan=
tempat-tempat di mana ada perpanjangan tangan maut yang dapat
menjadikan kerohanian menjadi kering bahkan mati rohani.
Contoh:
diskotik, gedung bioskop dllnya. Tempat-tempat berkumpul, tetapi
yang membuat kerohanian kita menjadi kering.
Bagi kaum muda,
harus berhati-hati! kalau saudara tidak tergembala/liar, saudara
akan menyukai tempat di mana orang-orang berkumpul untuk minum-minum
dlsbnya.
Sekarang ini ada kuburan yang modern yang merupakan
tempat bagi hamba-hamba TUHAN yaitu gereja/persekutuan tanpa
pembukaan Firman ALLAH/tanpa pengajaran Firman yang benar yang
ditutupi dengan kemakmuran dan hiburan secara jasmani. Inilah
kuburan yang modern.
Karena saya mengatakan
gereja/persekutuan, maka saya terlebih dahulu yang diperiksa apakah
gereja kami G.P.T Kristus Kasih di Malang dan di Surabaya saya masih
sewa sebab saya tidak memiliki gedung gereja. Itu sebabnya saudara
jangan berputus asa, jika belum memiliki gedung gereja, yang penting
masih dapat beribadah sambil berdoa. Tidak perlu meminta sini atau
sana; tetapi kita harus berhati-hati dengan kuburan modern yang
justru rumah TUHAN sekarang ini dijadikan kuburan.
Maafkan!
Nomor satu untuk saya --> kalau persekutuan kita yang dimulai
dari nikah, kemudian di dalam penggembalaan/gereja dan juga ibadah
persekutuan/fellowship semacam ini, tanpa pembukaan pengajaran
Firman yang benar, tetapi hanya mengandalkan hiburan-hiburan dan
kemakmuran jasmani, (maafkan kalau saya katakan ini)= persekutuan
orang gila/orang yang tidak waras.
Saya terlebih dahulu yang
dikoreksi, kalau saya berada di sini dan sebanyak lima kali tidak
ada pembukaan Firman, sehingga menjadi kering, akan berbahaya, sebab
ini merupakan persekutuan dari orang-orang gila/orang yang tidak
waras.
Dan kalau hamba-hamba TUHAN pulang dari persekutuan
orang-orang gila/orang-orang yang tidak waras, maka jemaat menjadi
gila/tidak waras/kering sehingga tidak dapat diatur --> semuanya
menjadi kacau. Itu sebabnya kita harus waspada.
Demikian juga
dalam hal menikah, bagi kaum muda harus berhati-hati! kalau saudara
menikah tanpa pengajaran yang benar, maka itu hanyalah nikah dari
orang gila/orang yang tidak waras.
Masuk gereja untuk
beribadah di mana pun tanpa pengajaran yang benar= masuk kuburan=
persekutuan orang gila. Termasuk fellow-ship kita sekarang ini,
tolong diperiksa dan didoakan. Firman TUHAN ini keras, tetapi untuk
menolong kita, agar jangan sampai kita kembali ke laut.
Kita
sudah dimasukkan ke tambak, sudah dipanggil, dipilih menjadi hamba
TUHAN/pelayan TUHAN --> stop!!! Berhubungan dengan laut/dengan
Babel. Tetapi semuanya harus dibendung/tergembala. Semoga kita dapat
mengerti.
Ciri dari orang gila/orang liar adalah:
- Berada
di kuburan,
- Berteriak-teriak
dengan perkataan-perkataan yang menyakitkan hati orang lain,
- Memukuli
diri sendiri --> suami harus mengasihi istri seperti dirinya
sendiri. Istri bagi seorang suami adalah dirinya sendiri dan kalau
suami memukuli istrinya sendiri= memukuli dirinya sendiri. Suami
yang tidak mengasihi istri, kasar terhadap istri sampai memukul
istri= orang gila/orang liar= tidak dibendung. Sebaliknya, istri
yang tidak tunduk pada suami= tidak waras sebab tidak dapat
dibendung dagingnya.
Mari!
biarlah pada kesempatan ini, kita menggunakan waktu, sebab kita
semua hanyalah air laut yang seharusnya binasa, sebab kita tidak
mengetahui kemana arahnya dan sudah dikuasai oleh Babel. Tetapi oleh
Darah YESUS:
- kita
dipanggil,
- sudah
selamat,
- menjadi
senjata kebenaran.
Marilah,
masuk proses pertama yaitu hanya sedikit yang dialirkan, dan juga
mau dibendung/mau digembalakan, jangan menjadi liar. Siapa yang
harus digembalakan? Mulai dari gembala yang harus digembalakan,
penginjil, rasul, nabi dan juga guru harus digembalakan; pemain
musik, pelayan TUHAN dan domba-domba, semuanya harus
digembalakan/dibendung supaya tidak pergi ke Babel/dosa dan juga
supaya tidak menjadi orang gila, tetapi menjadi orang waras.
Jadi
kalau tergembala itu bukan berarti tidak boleh ini dan juga tidak
boleh itu --> bukan! Yang dibendung adalah:
- dosanya,
- hawa
nafsu/liarnya daging yang selalu ingin tahu.
Kemarin
istri Lot hanya ingin tahu, sehingga menoleh kebelakang, habislah ia
menjadi tiang garam, itu sebabnya harus dibendung. Kita jangan ingin
tahu sesuatu tanpa/yang tidak sesuai dengan pengajaran yang benar.
Semoga kita dapat mengerti.
Hasil dari penggembalaan
adalah:
- 2
Petrus 1: 10, 11
10. Karena itu,
saudara-saudaraku, berusahalah sungguh-sungguh, supaya panggilan
dan pilihanmu makin teguh. Sebab jikalau kamu melakukannya, kamu
tidak akan pernah tersandung.
11. Dengan
demikian kepada kamu akan dikaruniakan hak penuh untuk memasuki
Kerajaan kekal, yaitu Kerajaan Tuhan dan Juruselamat kita, Yesus
Kristus.
Hak penuh= tiket untuk masuk ke dalam Yerusalem
Baru/kerajaan surga.
Tadi, air laut dialirkan terlebih dahulu
--> sudah menjadi hamba TUHAN, menjadi senjata kebenaran, sebab
tadinya kita adalah orang yang brengsek, najis dan kotor, tetapi
kita sudah dialirkan yaitu dipanggil dan dipilih. Setelah itu harus
dibendung supaya hasilnya panggilan dan pilihan menjadi
semakin teguh,
sehingga:
- kita
dapat masuk kerajaan surga,
- kita
tidak pernah tersandung,
- kita
tidak pernah meninggalkan panggilan dan pilihan,
- kita
tidak tersandung/tidak meninggalkan pelayanan sampai kita
mendapatkan tiket untuk masuk surga/Yerusalem Baru yang merupakan
tempat penggembalaan yang terakhir.
Kita
harus ingat, jabatan pelayanan dan juga panggilan dan pilihan
merupakan tiket untuk kita masuk ke surga, kalau kita lepaskan itu,
maka itu berarti kita melepaskan tiket, sehingga tidak dapat masuk
ke dalam kerajaan surga. Itu sebabnya kita jangan main-main tetapi
harus sungguh-sungguh serius. Sebab panggilan dan pilihan seharga
Darah YESUS. Semoga kita dapat mengerti.
- kalau
daerah air laut, dikuasai oleh Babel yang ditimbus oleh angin dan
gelombang sehingga tidak dapat menjadi tenang; tetapi begitu masuk
kedalam tambak dan dibendung/digembalakan= tidak ada tambak yang
bergelora, tetapi tenang. Ini merupakan hasil dari penggembalaan
yaitu kita dilindungi oleh Sang Gembala Agung dari serangan
angin pengajaran palsu dan gelombang pencobaan.
Sehingga kita menjadi tenang dan damai sejahtera= duduk.
Kalau
air sudah menjadi tenang dan damai, barulah dapat menjadi garam yang
asin/mengkristal. Inilah penggembalaan= kita dilindungi sehingga
kita dapat menjadi kristal garam. Semoga kita dapat mengerti.
Jadi, yang pertama, dari air laut, dialirkan -->
kita dipanggil, dipilih sehingga menjadi senjata kebenaran. Kedua,
dibendung supaya jangan kembali ke laut tetapi tetap berpegang teguh
pada panggilan dan pilihan sampai masuk surga dan juga jangan
melepaskan jabatan apa pun sehingga mulai menjadi tenang=
duduk.
Seperti yang dikatakan oleh Daud 'dibaringkannya aku
di rumput yang hijau'. TUHAN Gembala-ku= tenang. Biar keadaan
dunia berombak, tetapi kita tenang sehingga kita dapat menjadi
kristal garam.
- sesudah
menjadi kristal, dikeruk, dijemur, direbus, dikeringkan lagi sampai
menjadi garam yang asin.
Apa artinya? Artinya percikkan darah= sengsara daging tanpa dosa.
Kristal garam tidak bersalah, tetapi ia direbus, dijemur,
dikeringkan sampai menjadi garam yang asin= kita harus mengalami
percikkan darah yang dalam tabernakel menunjuk pada ruangan maha
suci.
Tadi:
- di
halaman --> kita dipanggil dan dipilih sehingga kita menjadi
senjata kebenaran/hidup benar dan terpisah dari laut.
- kemudian
dibendung --> penggembalaan= ruangan suci= hidup kita mulai
tenang sehingga dapat menjadi kristal garam.
- percikkan
darah. Jadi di dalam ruangan maha suci, setahun sekali, Harun
membawa dupa dan juga membawa darah dan darah itu dipercikkan
sebanyak dua kali tujuh sehingga terjadi shekina glory/kemuliaan.
Untuk
sekarang, percikkan darah itu= salib= sengsara daging bersama YESUS=
sengsara daging tanpa dosa.
1
Petrus 4: 12-14
12. Saudara-saudara
yang kekasih, janganlah kamu heran akan nyala api siksaan yang
datang kepadamu sebagai ujian, seolah-olah ada sesuatu yang luar
biasa terjadi atas kamu.
13. Sebaliknya,
bersukacitalah, sesuai dengan bagian yang kamu dapat dalam
penderitaan Kristus, supaya kamu juga boleh bergembira dan
bersukacita pada waktu Ia menyatakan kemuliaan-Nya.
14.
Berbahagialah kamu, jika kamu dinista karena nama Kristus, sebab Roh
kemuliaan, yaitu Roh Allah ada padamu.
Ay
12, nyala api siksaan= salib.
Ay 14, Roh kemuliaan= shekina
glory.
Inilah
saudaraku, jika mau menjadi garam yang asin yaitu:
- terlebih
dahulu kita dipanggil, dipilih kemudian dialirkan ke tambak,
- dibendung/digembalakan
--> dibendung dari dosa, dibendung dari liarnya daging sampai
kita tenang/duduk, sebab kalau duduk berarti kita sudah waras. Sudah
terjadi pemeliharaan sekali pun hanya ada lima roti, sedangkan yang
makan lima ribu orang, tetapi TUHAN bertanggung jawab. Sebab kita
duduk/tenang, maka TUHAN Yang bertanggung jawab sehingga kita
menjadi tenang dan juga menjadi kenyang. Tenang dan kenyang= menjadi
garam. Jika kita jalan-jalan, menjadi tidak tenang dan juga tidak
kenyang, tetapi menjadi liar= orang gila. Saudara pilih yang mana?
Silahkan catat sendiri. Semoga kita dapat mengerti.
- dijemur
dlsbnya= percikkan darah= salib. Semakin besar salibnya, semakin
besar urapannya.
Bentuk
salib itu:
- berpuasa,
- doa
semalam suntuk,
- difitnah
dlsbnya,
- melayani
sampai menderita.
Semakin
besar salibnya, semakin besar urapannya, semakin besar pemakaian
TUHAN, semakin besar berkatnya dan juga semakin besar kemuliaannya.
Tetapi maafkan, kemuliaan itu jangan diukur dengan besarnya gedung
gereja, berapa juta yang dimiliki dllnya. Jika kita katakan bahwa
gereja saya besar, dibandingkan dengan mall/pusat perbelanjaan, maka
itu hanya sebagai tempat parkir dari pusat perbelanjaan itu. Bukan
ini.
Kemuliaan
sesungguhnya adalah
keubahan hidup dari manusia daging menjadi
manusia rohani. Inilah percikkan darah supaya kita berubah;
memang diurapi, dipakai dan memang diberkati, tetapi yang terpenting
ada kemuliaan yaitu diubahkan dari manusia daging menjadi manusia
baru seperti YESUS.
Efesus
4: 21-25a
21.
Karena kamu telah mendengar tentang Dia dan menerima pengajaran di
dalam Dia menurut kebenaran yang nyata dalam Yesus,
22.
yaitu bahwa kamu, berhubung dengan kehidupan kamu yang dahulu, harus
menanggalkan manusia lama, yang menemui kebinasaannya oleh nafsunya
yang menyesatkan,
23.
supaya kamu dibaharui di dalam roh dan pikiranmu,
24.
dan mengenakan manusia baru, yang telah diciptakan menurut kehendak
Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya.
25.
Karena itu buanglah dusta dan berkatalah benar seorang kepada yang
lain,
Ay
22 --> orang yang sudah menerima pengajaran, akan menerima
percikkan darah untuk diubahkan.
Ay
25 --> kita selalu bertemu dengan dusta, saya juga dikoreksi
Ciri
pertama dari manusia baru adalah
tidak berdusta lagi=
berkata
benar.
Sekali
pun kita sudah puluhan tahun menjadi pendeta, tetapi kalau masih ada
dusta, itu berarti kita belum menjadi manusia baru/belum mendapatkan
kemuliaan. Itu sebabnya tidak boleh berdusta, sebab inilah manusia
baru.
Tidak
boleh berdusta, tetapi berkata jujur sampai tidak salah dalam
perkataan= sempurna= garam dunia. Dari garam yang asin sampai menjadi
garam dunia.
Yakobus
3: 2, Sebab kita semua bersalah dalam banyak hal;
barangsiapa tidak bersalah dalam perkataannya, ia adalah orang
sempurna, yang dapat juga mengendalikan seluruh tubuhnya.
Saya
ulangi supaya urut, kita diubahkan lewat salib/percikkan
darah/sengsara, kita berubah dengan tidak berdusta lagi tetapi
berkata benar= garam asin= perkataan yang asin= jujur/tidak ada
dusta, kita terus diubahkan sampai satu waktu kita tidak salah dalam
perkataan= garam dunia= terang dunia= sempurna seperti YESUS dan
layak untuk menyambut kedatangan YESUS Yang kedua kalinya dan masuk
Yerusalem Baru. Semoga kita dapat mengerti.
Itu
sebabnya kita jangan menjadi garam yang tawar/hati dan perkataan yang
tawar sebab itu hanya akan diinjak-injak dan masuk Babel. Tetapi
biarlah sekarang ini kita menjadi garam yang asin dengan mengikuti
proses panggilan dan pilihan.
Bagi
yang belum dipanggil dan masuk pilihan= belum masuk ke tambak, mari!
percaya, bertobat/lahir baru dan hidup benar. Ini sudah berada di
tambak dan menjadi senjata kebenaran. Bagi yang sudah hidup benar,
mari langkahkan dengan menjadi senjata kebenaran= melayani TUHAN=
masuk ke tambak.
Kemudian
langkah kedua, kita dibendung/digembalakan supaya menjadi kristal
garam sehingga hidup kita menjadi tenang dan kenyang.
Langkah
ketiga, kita jangan kaget, sekali pun kita sudah setia, sudah
tergembala, tetapi mengapa kita harus mendapatkan nyala api
siksaan/sengsara? Ini sudah benar! Supaya kita menjadi garam yang
asin --> perkataan asin sampai kita menjadi garam dunia.
Sifat dari garam yang asin adalah taat dengar-dengaran yaitu:
- mau
dikirim ke tempat-tempat yang membutuhkan, sekali pun tidak sesuai
dengan keinginan/kehendak kita= tidak mempertahankan
keinginan/kehendak daging.
Seperti YESUS di Getsemani. Inilah Garam Dunia --> 'ya
Bapa, kalau dapat, lalui cawan ini daripada-Ku, tetapi bukan
kehendak-Ku yang jadi, melainkan kehendak-Mu yang jadi'.
Bagi
rekan-rekan hamba TUHAN, lulusan-lulusan sekolah alkitab yang masih
baru, mau dikirim kemana, jangan sesuai dengan kehendak, tetapi yang
tidak sesuai dengan kehendak --> ini taat dengar-dengaran.
- harganya
murah= tidak berharga, tetapi dibutuhkan. Inilah orang yang taat
dengar-dengaran, harganya murah tetapi dibutuhkan. Artinya, orang
yang taat itu
- tidak
menonjolkan diri, tidak menonjolkan kemampuannya, pengalamannya,
tetapi dibutuhkan.
Bagi saudara yang memiliki gelar dan masuk Lempin-El Kristus
Ajaib, saudara harus siap-siap, bukan untuk ditambah gelarnya itu,
tetapi siap-siap untuk dihapus gelarnya itu. Tidak perlu
menonjolkan diri/tidak menonjolkan sesuatu yang kita miliki, sebab
kita tidak bekerja lagi di dunia, gelar ini hanya untuk bekerja di
dunia. Kalau di gereja untuk apa gelar itu? Kalau saudara
berkhotbah di gereja, apakah saudara memakai gelar? Tidak
menonjolkan diri, tetapi dibutuhkan; sekali pun memiliki gelar
segudang, tetapi kalau tidak dibutuhkan, untuk apa? Semoga kita
dapat mengerti.
- rela
melarut. Inilah
orang yang taat; seandainya garam itu tidak mau melarut, sekarang
ini ada garam yang halus maupun garam yang kasar. Seandainya garam
itu tidak mau melarut, tetap mempertahankan keadaannya -->
sekali pun dimasukkan satu karung, tetap tidak akan menjadi asin
karena garam itu tidak mau melarut. Rela melarut untuk menjadi
berkat bagi orang lain/menjadi asin sehingga kalau orang makan,
akan terasa sedap. Rela melarut untuk menjadi berkat= tidak
mementingkan diri sendiri. Inilah orang yang taat, kalau orang
yang egois, tidak mungkin mau taat.
Semoga kita dapat
mengerti.
Rela melarut ini seperti YESUS Yang taat sampai
mati di kayu salib. Rela melarut sampai daging tidak bersuara=
hanya mengulurkan tangan= percaya dan mempercayakan diri sepenuh
kepada TUHAN, inilah garam yang asin.
Hasilnya:
- kuasa
penciptaan. Kalau kita menjadi garam yang asin/taat=
mengulurkan tangan= percaya dan mempercayakan diri sepenuh kepada
TUHAN. Kita mau diutus kemana saja --> ok! Murah, tidak memiliki
apa-apa dan juga tidak memiliki kemampuan apa-apa --> terserah
TUHAN. TUHAN perintahkan untuk berkorban= rela melarut --> ya,
mengulurkan tangan.
Waktu Petrus kembali menangkap ikan, ia
gagal dan telanjang, tetapi pada waktu siang, TUHAN Yang sudah
bangkit, datang dan memerintahkan Petrus untuk menebarkan jalanya
--> Petrus taat atau tidak? Tetapi Petrus taat/ia mengulurkan
tangan sehingga dari tidak ada ikan menjadi ada ikan= kuasa
penciptaan.
Yohanes
21: 3, 7, 6
3. Kata Simon Petrus
kepada mereka: "Aku pergi menangkap ikan." Kata mereka
kepadanya: "Kami pergi juga dengan engkau." Mereka
berangkat lalu naik ke perahu, tetapi malam itu mereka tidak
menangkap apa-apa.
7. Maka murid yang
dikasihi Yesus itu berkata kepada Petrus: "Itu Tuhan."
Ketika Petrus mendengar, bahwa itu adalah Tuhan, maka ia mengenakan
pakaiannya, sebab ia tidak berpakaian, lalu terjun ke dalam
danau.
6. Maka kata Yesus kepada mereka:
"Tebarkanlah jalamu di sebelah kanan perahu, maka akan kamu
peroleh." Lalu mereka menebarkannya dan mereka tidak dapat
menariknya lagi karena banyaknya ikan.
Ay
3, kita harus berhati-hati, sebab Petrus ini merupakan gambaran dari
orang senior/orang yang memiliki pengalaman, bagaimana dengan yang
yunior?
Ay 7, kalau kita tidak taat dan mau mengandalkan
pengalaman dan kehebatan --> Petrus ini selain merupakan gambaran
dari hamba TUHAN, ia juga merupakan gambaran dari seorang
suami/laki-laki sehingga sering mengandalkan pengalaman, sering
mengandalkan kekuatan diri sendiri sehingga menjadi tidak taat.
TUHAN mengatakan kepada Petrus bahwa ia adalah seorang penjala
manusia, tetapi Petrus kembali menjala ikan karena pengalaman dan
memiliki kekuatan --> pikiran daging= laki-laki/suami= hamba
TUHAN/gembala-gembala yang sering memakai pengalaman dan kekuatan
dan juga sering memakai pikiran/kepandaian, tetapi diijinkan oleh
TUHAN untuk gagal/tidak menangkap apa-apa dan telanjang. Inilah
kalau tidak mau menjadi garam yang asin/yang taat.
Tetapi
puji syukur, mari saya nomor satu sebagai seorang laki-laki, sebagai
seorang gembala dan juga sebagai seorang hamba TUHAN dan juga saya
sebagai seorang suami diperiksa oleh TUHAN --> ada kegagalan=
tidak menangkap apa-apa, seekor ikan yang kecil pun tidak ada kalau
mengandalkan pengalaman, kepandaian, kekuatan diri baik di dalam
melayani TUHAN mau pun bekerja di dunia --> nol! Kosong! Dan juga
telanjang= berbuat dosa/dipermalukan. Tetapi beruntung, YESUS datang
dengan Firman yang tajam/Firman pengajaran yang lebih tajam dari
pedang bermata dua.
YESUS terlebih dulu bertanya kepada
murid-murid --> 'anak-anak, adakah ikan/adakah lauk-pauk'?
orang sudah tidak menangkap ikan, ditanya, adakah ikan?
Biasanya
jawabannya adalah 'tidak perlu ikut campur' tetapi murid-murid
menjawab 'tidak ada TUHAN'= mengaku kepada TUHAN.
Widjaja
sebagai gembala, suami. Mungkin ikan kita sudah lari/jemaat sudah
kosong dllnya. Jangan putus asa, TUHAN bertanya sekarang ini -->
'adakah ikan?' saya gagal TUHAN, sebab sudah tidak ada ikan.
Sekian tahun saya melayani, tetapi saya telanjang.
Tetapi
TUHAN perintahkan untuk menebarkan jala --> ya TUHAN karena
Engkau Yang mengatakan, maka kita taat= mengulurkan tangan dan TUHAN
juga mengulurkan Tangan-Nya, maka kuasa penciptaan --> dari tidak
ada menjadi ada= kita dipelihara oleh TUHAN secara jasmani dan juga
rohani --> pelayanan dipelihara, nikah juga dipelihara -->
tidak ada air anggur menjadi ada air anggur= kebahagiaan. Asal
sebagai seorang suami mengaku, sebagai seorang gembala mengaku -->
saya tidak bisa.
- kuasa
kesembuhan/pemulihan.
Seorang perempuan yang sakit pendarahan selama dua belas tahun=
sakit kanker rahim (Marks 5). Ia sudah pergi untuk berobat
kemana-mana, tetapi bukannya sembuh, melainkan bertambah buruk
keadaannya. Inilah ciri dari wanita yaitu berharap kepada orang
lain. Wanita= istri gembala, istri sering bersandar/berharap pada
orang lain sehingga menjadi tidak taat. Sering berharap pada orang
lain sehingga seperti Adam, padahal yang bersalah adalah Hawa yang
menerima pengajaran sesat, tetapi Adam dipaksa untuk makan dengan
berkata, kalau tidak mau makan, berarti engkau tidak sayang
kepadaku. Wanita, kalau secara halus tidak dapat, maka akan
mengancam dengan berkata akan menceraikan, sehingga Adam pada
akhirnya menyerah.
Tetapi keadaannya semakin memburuk,
sekarang ini, asal 'kujamah ujung jubah-Nya, maka aku akan
sembuh'= mengulurkan tangan. Merendahkan diri dengan mengakui
sehingga ada kuasa kesembuhan yang menyembuhkan penyakit
jasmani/penyakit rumah tangga dllnya, disembuhkan oleh
TUHAN.
Pendarahan itu berarti ada pembuluh darah yang pecah=
penyakit perpecahan-perpecahan/perceraian dllnya, semuanya
disembuhkan. Maafkan penyakit kanker selama duabelas tahun=
kebusukan-kebusukan dalam dosa/dalam rumah tangga
disembuhkan/dipulihkan semuanya. Semoga kita dapat mengerti.
Mari!
semuanya mendapatkan kesempatan untuk menjadi garam yang asin.
Awalnya sudah menjadi tawar, Petrus sudah menjadi garam yang tawar
sebab ia berada dalam keadaan telanjang= gagal. Tetapi TUHAN
mengajak sehingga Petrus kembali menjadi taat.
Demikian juga
perempuan yang sudah duabelas tahun menjadi garam yang tawar akibat
kanker sehingga susah tak berdaya/menderita dan penuh dengan air
mata, tetapi semuanya dihapus dan menjadi garam yang asin.
- kuasa
pengangkatan.
Kaum muda yang sering mengandalkan keinginan/kehendak sendiri
sampai menjadi tidak taat. Apalagi kalau soal jodoh. Itu sebabnya
kaum muda diijinkan terpuruk, supaya dapat kembali taat kepada
TUHAN.
1
Petrus 5: 5, 6
5.
Demikian jugalah kamu, hai
orang-orang muda, tunduklah kepada orang-orang yang tua. Dan kamu
semua, rendahkanlah dirimu seorang terhadap yang lain, sebab: "Allah
menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah
hati."
6. Karena itu rendahkanlah
dirimu di bawah tangan Tuhan yang kuat, supaya kamu ditinggikan-Nya
pada waktunya.
Kalau
kita mau taat pada Tuhan, Tuhan
akan meninggikan kita tepat pada waktunya
dan Tuhan membuat semua
indah pada waktunya. Sampai satu waktu, kita diangkat ke awan-awan
yang permai, kita masuk ke Yerusalem Baru (paling indah dalam hidup
kita).
TUHAN
memberkati.1