Kita
masih tetap akan membahas tema kita yang terdapat di dalam injil
Lukas
17: 32, Ingatlah akan isteri Lot!
Ini
merupakan peringatan yang tegas/yang kuat bagi orang-orang yang
percaya/orang-orang yang sudah selamat.
Lot
sudah selamat sebab ia ditarik keluar oleh malaikat dari kota Sodom
dan Gomora, tempat yang durhaka/jahat, najis dan gelap, tetapi ia dan
keluarga harus lari ke pegunungan supaya tidak binasa/tidak tersusul
oleh api dan belerang dari hukuman ALLAH. Tetapi antara selamat
sampai di pegunungan, ada korban yaitu isteri Lot yang menjadi tiang
garam = kebinasaan.
Lihat
gambar disini:
http://www.gptkk.org/images/radio/sodom-skrg.gif
Sekarang
kepada kita, manusia berdosa yang tadinya harus binasa, tetapi sudah
diselamatkan oleh Darah YESUS, sudah diangkat menjadi imam-imam dan
raja-raja, menjadi pelayan TUHAN dan juga hamba TUHAN, tetapi kita
harus menuju kepada kesempurnaan Mempelai itulah Yerusalem Baru.
Dalam perjalanan ini, mari dijaga, sebab ada tanda tanya dan juga
banyak yang nasibnya harus seperti isteri Lot. Itu sebabnya ayat ini
dikumandangkan dengan tegas, lugas sebab ditulis dengan tanda seru.
Semoga kita dapat mengerti.
Itu
sebabnya ada tiga hal yang harus diperhatikan menjelang kedatangan
YESUS Yang kedua kali supaya kita tidak menjadi seperti isteri
Lot/tidak bernasib seperti isteri Lot.
Kita
sudah memeriksa bagian yang pertama --> ay 20-ay 25, --> kita
harus memperhatikan kilat yaitu kegerakkan Firman pengajaran yang
benar. Sekali lagi, kita jangan memandang manusia atau organisasi
atau yang bersifat jasmani sebab hal ini tidak memiliki kaitan dengan
kedatangan YESUS. Yang memiliki kaitan dengan kedatangan YESUS
hanyalah kilat. Jika kita melihat kepada manusia dllnya, maka itu
berarti kita sama dengan isteri Lot. Semoga kita dapat mengerti.
Kemudian
bagian yang kedua --> ay 26-ay 30, keadaan dunia akhir jaman yang
kembali menjadi seperti jaman Nuh dan jaman Lot, manusia hidup di
dalam kegelapan. Untuk ini apa yang harus kita lihat? Itulah
penggembalaan/kita harus tergembala pada pengajaran yang benar
seperti carang yang melekat pada Pokok anggur yang benar = satu
pengajaran yang benar. Sebab di dalam penggembalaan, kita hidup di
dalam terang, sehingga kita mendapatkan sayap yang akan menerbangkan
kita keawan-awan. Semoga kita dapat mengerti.
Yang
ketiga: Lukas 17: 31, 32,
31.
Barangsiapa pada hari itu sedang di peranginan di atas rumah dan
barang-barangnya ada di dalam rumah, janganlah ia turun untuk
mengambilnya, dan demikian juga orang yang sedang di ladang,
janganlah ia kembali.
32.
Ingatlah akan isteri Lot!
Jadi
yang ketiga yang harus diperhatikan adalah
ingatlah
akan isteri Lot! Ini
yang merupakan tema kita. Apa yang diperbuat oleh isteri Lot kita
ingat dengan baik dan jangan ditiru supaya tidak menjadi seperti
isteri Lot saat YESUS datang kembali yang kedua kalinya.
Kejadian
19: 26, Tetapi isteri Lot, yang berjalan
mengikutnya, menoleh ke belakang, lalu menjadi tiang garam.
Ingat
akan isteri Lot! --> apa yang harus diingat? Yang harus diingat
adalah isteri Lot menjadi tiang garam --> garam yang tawar/yang
hambar.
Apa
arti dari isteri Lot menjadi tiang garam/garam yang tawar?
- sesuatu
yang tidak berguna. Apa
maksud dari sesuatu yang tidak berguna ini? Yaitu menunjuk pada
kehidupan dari hamba TUHAN/pelayan TUHAN yang merupakan kehidupan
yang sudah selamat tetapi tidak berguna bagi sesama/bagi sidang
jemaat, bahkan menjadi beban bagi jemaat dan tidak dapat memuliakan
TUHAN = memalukan dan memilukan TUHAN.
Ini bukan
hanya untuk saudara saja, saya juga dikoreksi bagaimana kita
masing-masing? Apakah dapat berguna bagi sidang jemaat atau bahkan
menjadi beban bagi jemaat? Apakah dapat memuliakan TUHAN atau
memalukan dan memilukan TUHAN?
Mari! kita semua dikoreksi
oleh TUHAN, apakah masih seperti isteri Lot yang menjadi tiang
garam? Demikian juga dengan guru-guru sekolah Minggu dllnya, apakah
memuliakan TUHAN atau memilukan TUHAN di dalam segala bidang;
mungkin kita sebagai hamba TUHAN sepenuh --> bagaimana pelayanan
kita, bagaimana nikah kita. Atau juga pelayan-pelayan TUHAN yang
masih bekerja dalam pekerjaan di dunia, bagaimana? Apakah memalukan
dan memilukan TUHAN? Mari dikoreksi supaya jangan menjadi tiang
garam.
- tidak
dapat lari mencapai pegunungan.
Berarti waktu itu, isteri Lot berlari mengikuti suaminya
dari belakang, tiba-tiba mendadak terhenti dan menjadi tiang garam
sehingga ia tidak dapat berlari lagi. Awalnya ia dapat berlari
dengan enak, tetapi setelah ia menoleh kebelakang, ia menjadi tiang
garam --> ia tidak dapat berlari, tetap berada di situ sampai
TUHAN datang dan juga sampai hancur binasa.
Jadi, tidak
dapat lari ke pegunungan = tidak dapat sempurna dan mencapai
Yerusalem Baru = ketinggalan saat YESUS datang kembali kedua
kalinya sehingga akan binasa bersama dunia = binasa di
neraka. Inilah yang harus diingat yaitu menjadi tiang
garam.
Menjelang
kedatangan YESUS Yang kedua kali, kita harus:
- melihat
kilat,
- melihat
keadaan dunia,
- melihat
isteri Lot yang sudah menjadi tiang garam yaitu kehidupan yang tidak
berguna, yang tidak dapat lari lagi menuju ke pegunungan = tidak
dapat mencapai kesempurnaan/tidak dapat mencapai kota Yerusalem Baru
= ketinggalan saat YESUS datang yang kedua kalinya sehingga harus
binasa bersama dunia/kiamat sampai binasa di neraka selama-lamanya.
Sekarang
kita akan mempelajari tiga hal supaya kita tidak menjadi tiang garam
tetapi menjadi kehidupan yang sempurna/Mempelai Wanita yang terangkat
waktu YESUS datang kembali yaitu:
- Lukas
17: 31a, Barangsiapa pada hari itu sedang di
peranginan di atas rumah dan barang-barangnya ada di dalam rumah,
janganlah ia turun untuk mengambilnya,
Peranginan/sotoh
merupakan tempat di atas rumah sehingga menjadi tempat yang sejuk,
ada yang mengatakan bahwa peranginan/sotoh merupakan tempat untuk
berdoa. Jadi, kalau sudah berada di peranginan, tidak perlu turun
lagi = tidak perlu terpengaruh dengan barang yang bersifat jasmani.
Jadi, kalau saya memberikan kalimat nomor satu adalah kita
harus tetap berada di peranginan.
Peranginan
= tempat yang sejuk, dan untuk sekarang bukan berarti kita
ramai-ramai membuat peranginan/sotoh supaya tetap berada di atas dan
jangan turun-turun lagi, sekali-pun ada tamu, jangan turun -->
bukan seperti ini, tetapi dalam arti rohani. Saya mengatakan ini,
sebab pernah ayat itu sering disalah tafsirkan secara jasmani.
Satu
waktu di Surabaya, hampir setiap hari Sabtu saya berkhotbah di satu
bank. Waktu saya menerangkan tentang 'celakalah ibu-ibu hamil'
baru direktur dari bank itu berterima kasih; saya bertanya mengapa
pak? Beliau mengatakan bahwa selama ini saya melarang istri saya
untuk hamil, takut ketinggalan waktu YESUS datang sehingga celaka.
Tetapi setelah saya menerangkan, baru beliau mengerti bahwa
diijinkan untuk hamil. Itu sebabnya tadi saya katakan: jangan-jangan
kalau tidak diterangkan, maka semua pulang dan membuat sotoh
sekalipun dibuat dari kardus, jadi kalau TUHAN datang, bisa segera
naik. Tidak seperti ini.
Artinya untuk sekarang adalah kita
harus tetap berada dalam keadaan damai sejahtera/sejuk/perhentian
= diam dan tenang. Jangan
panas hati dan dihari-hari ini, dunia memang sedang bergejolak
seperti laut yang bergelombang dengan angin ribut = badai, tetapi
kita tetap diam dan tenang. Inilah, berada di sotoh untuk menantikan
kedatangan YESUS Yang kedua kalinya; kita jangan ribut dengan
soal-soal yang jasmani.
Bagaimana prosesnya supaya kita
tetap diam dan tenang?
Diam =
berdiam diri = mengoreksi diri sendiri. Kita jangan ribut dengan
mengoreksi orang lain. Kalau di dapatkan kesalahan/dosa, maka kita
harus mengaku dosa kepada TUHAN (vertikal) dan juga kepada sesama
(horizontal) dengan sejujur-jujurnya, dan jika diampuni, jangan
berbuat dosa lagi = bertobat.
Inilah diam/perhentian dan
damai sejahtera. Kalau dosa tetap dipertahankan, maka tidak akan ada
damai sehingga akan ketinggalan waktu YESUS datang
kembali.
Selanjutnya kalau orang dapat mengoreksi diri, dan
juga dapat mengaku dosa, maka kehidupan itu juga dapat mengampuni
dosa orang lain yang sudah mengaku sejujur-jujurnya dan juga
melupakannya = bertobat. Ada orang yang tidak bertobat karena tetap
mempertahankan dosa, tetapi ada juga orang yang tidak mau bertobat,
karena tetap mempertahankan dosa orang lain. Mungkin ada istri yang
disakiti oleh suaminya, sehingga tidak mau mengampuni dengan berkata
sampai mati aku tidak akan lupa = tidak bertobat. Rugi! Orang lain
yang berbuat dosa, tetapi kita yang tidak bertobat --> untuk apa?
Jadi, berdiam diri itu bukannya pasif tetapi bertobat.
Tenang
= menguasai diri. Apa yang harus dikuasai dari daging/diri
ini? Yaitu kekuatiran --> nanti bagaimana? Nanti bagaimana? Jadi,
tenang adalah menguasai diri supaya dapat menyerahkan segala
kekuatiran kepada TUHAN. Kekuatiran ini cenderung terjadi di dalam
diri manusia termasuk diri seorang hamba TUHAN/pelayan TUHAN. Juga
kaum muda, kuatir tentang jodohnya. Itu sebabnya sekarang ini, mari
kita tenang/menguasai diri supaya dapat menyerahkan kekuatiran
kepada TUHAN sehingga kita dapat berkata --> terserah TUHAN =
kita dapat menjadi tenang.
Ada lagi tentang diri yaitu diri
ini cenderung berharap kepada orang lain --> tidak berharap
kepada siapa-pun juga, tetapi berharap hanya kepada TUHAN. Jika kita
berharap kepada orang lain, dan sekali- pun orang itu bersalah,
orang itu merupakan malaikat bagi kita, akan tetap kita bela
mati-matian sebab jika ada apa-apa, maka dia yang akan menolong.
Jika kita sudah tenang dan menguasai diri dan juga sudah dapat
menyerahkan kekuatiran kepada TUHAN/kita yakin kepada TUHAN, dan
juga tidak berharap kepada orang lain tetapi hanya berharap kepada
TUHAN, maka kita dapat berdoa.
1 Petrus 4: 7,
Kesudahan segala sesuatu sudah dekat. Karena itu kuasailah
dirimu dan jadilah tenang, supaya kamu dapat berdoa.
Kuasailah
dirimu = jangan berharap kepada dunia, kepada orang lain, sebab
nantidapat tertinggal.
Jadi, damai sejahtera = diam dan
tenang = bertobat dan berdoa dihari-hari ini = bagaikan mengulurkan
dua tangan kepada TUHAN.
Ini berarti tetap tinggal
diperanginan = jangan turun lagi.
Jika kita hanya
berdoa tetapi tidak bertobat, maka TUHAN tidak akan mendengar doa
itu --> 'bukan telinga-Ku kurang tajam untuk mendengar, bukan
Tangan-Ku kurang panjang untuk menolong/menjangkau, tetapi dosa
itulah yang membuat pemisahan antara kita dengan TUHAN.'
Mengapa
doa sering tidak dijawab oleh TUHAN? Sebab kita berdoa tetapi tanpa
pertobatan sehingga tidak dijawab oleh TUHAN. Firman TUHAN tadi
malam --> segala sesuatu tanpa pertobatan, akan menjadi sia-sia.
Kita menyanyi sampai pagi, mendengarkan Firman sampai pagi, tidak
ada gunanya, kita mau berkorban sampai mengorbankan diri, tetapi
jika tanpa pertobatan, tidak ada gunanya.
Mari! sekarang ini,
kita diam dan tenang --> bertobat dan berdoa, bagaikan
mengulurkan dua tangan kepada TUHAN dan TUHAN juga mengulurkan
Tangan-Nya sehingga kita mengalami kuasa kebangkitan.
Waktu
YESUS tidur di kapal, murid-murid terkena angin dan gelombang,
tetapi mereka membiarkan YESUS tidur/tidak memperhatikan YESUS,
sebab semuanya sibuk dengan pengalaman masing-masing. Tetapi begitu
mereka tidak dapat mengatasi keadaan, barulah mereka mengingat dan
membangunkan YESUS. YESUS bangun dan memerintah --> 'diam
tenang'. Seketika itu juga semuanya menjadi diam dan
tenang.
Bangun = kuasa kebangkitan. Kalau kita diam dan
tenang, bertobat dan berdoa, kita mengulurkan tangan kepada TUHAN,
maka kita mengalami kuasa kebangkitan untuk meneduhkan angin dan
gelombang dalam perjalanan perahu kehidupan kita, sebab ekonomi,
nikah, pelayanan kita semuanya ini diterjang oleh angin dan
gelombang.
Angin dan gelombang itu, datangnya
tiba-tiba/sekonyong-konyong (Mat 8) sehingga tidak ada yang dapat
memprediksi/tidak ada yang dapat memperkirakan. Itu sebabnya kita
harus selalu tetap mengulurkan tangan, jangan turun yaitu bertobat
dan berdoa.
Arti dari meneduhkan angin dan gelombang
adalah:
- menyelesaikan
segala masalah sampai pada masalah yang mustahil. Kita tidak perlu
mengurus sendiri, tetapi serahkan kepada TUHAN.
- melindungi
kita supaya tidak tenggelam dan binasa bersama dengan dunia, tetapi
kita dapat terangkat waktu YESUS datang kembali.
Inilah
saudaraku, supaya kita tidak menjadi tiang garam seperti istri Lot
yang harus binasa, tetapi kita diam dan tenang dihari-hari ini.
Sehingga semua masalah dapat selesai = laut teduh. Sehingga kita
tidak tenggelam dan binasa bersama dengan dunia, tetapi kita akan
terangkat bersama dengan TUHAN diawan-awan yang permai. Semoga kita
dapat mengerti.
Mari! dihar-hari ini kita jangan banyak
bertengkar tetapi kita harus diam dan tenang. Ini lawan katanya,
kita harus berhati-hati --> Amsal 17: 14,
Memulai pertengkaran adalah seperti membuka jalan air; jadi
undurlah sebelum perbantahan mulai.
Terj.lama:
Permulaan
perkelahian itu seumpama air tiris, sebab itu tinggalkanlah akan
perbantahan dahulu dari pada ia menjadi air bah yang
bergelora.
Kalau hati kita tidak damai, banyak
berbantah-bantah apalagi dengan orang yang keras hati, dengan orang
yang tidak mau mengaku dosa, tidak perlu kita lakukan, sebab mau
kita apakan, percuma! Sebab jika kita berbantah-bantah, bertengkar
dan mempertahankan dosa, maka yang datang adalah air bah yang akan
menghancurkan semua yang ada pada kita.
Jika di dalam nikah,
kita banyak berkelahi, maka nikah itu akan hancur sebab air bah yang
datang. Hasil selama kita bekerja, semuanya habis disapu oleh air
bah. Jika itu pelayanan, semuanya juga akan habis --> sidang
jemaat, habis, bangku gereja juga habis sebab semuanya dijual dan
pada akhirnya, gerejanya juga akan habis.
Di bidang apa saja,
semuanya akan habis, jika kita banyak berbantah-bantah/pertengkaran
hanya karena mempertahankan kebenaran diri sendiri/mempertahankan
dosa = menutupi dosa dengan menyalahkan orang lain = air bah yang
akan datang dan akan melenyapkan semua yang ada. Sampai
menenggelamkan/membinasakan kita = ketinggalan saat YESUS datang.
Semoga kita dapat mengerti.
- Lukas
17: 31b, dan demikian juga orang yang sedang di
ladang, janganlah ia kembali.
Kita
harus tetap tinggal di ladang.
Arti dari ladang adalah:
- tempat
penaburan benih. Kalau secara jasmani, maka ladang ini dapat
ditanam jagung pulut seperti di Meko ini dsbnya. Tetapi kalau yang
rohani, maka ladang ini merupakan tempat penaburan Firman ALLAH
yang benar/Firman pengajaran yang benar. Tetap tinggal di ladang,
jangan kembali dan juga jangan kemana-mana = tetap bertahan dan
berpegang teguh pada Firman pengajaran yang benar.
Apa
tanda dari Firman pengajaran yang benar? Yaitu:
- tertulis
dalam alkitab, bukan tertulis pada buku-buku yang lain.
Contohnya adalah waktu YESUS Sendiri Yang dicobai
oleh iblis sebanyak tiga kali, Ia selalu menjawab --> 'ada
tertulis, ada tertulis', ada tertulis' dan YESUS menang. Jika
Firman yang disampaikan tertulis di dalam alkitab, maka akan ada
kuasa kemenangan, jika di luar alkitab, maka tidak akan pernah
menang jika melawan setan. Buku pengetahuan apa yang dapat melawan
setan, sebut saja buku apa dengan siapa nama pengarangnya, berapa
umurnya, sedangkan berapa umur setan? Hanya alkitab yang menang
melawan setan. Untuk ini kita harus yakin. Semoga kita dapat
mengerti.
- dikatakan
oleh TUHAN Sendiri = diilhamkan/diwahyukan oleh TUHAN Sendiri,
artinya dibukakan rahasianya yaitu ayat menerangkan ayat dalam
alkitab. Ayat = perkataan TUHAN, diterangkan ayat = perkataan
TUHAN, diterangkan ayat = perkataan TUHAN, diterangkan ayat =
perkataan TUHAN. Jadi, semua Firman adalah perkataan TUHAN yang
memiliki kuasa untuk menyucikan.
Yohanes 15: 3,
Kamu memang sudah bersih karena firman yang telah Kukatakan
kepadamu.
Firman Yang Kukatakan, dapat
membersihkan = ada kuasa untuk menyucikan --> inilah kehebatan
dari pengajaran yang benar. Yaitu ada kuasa kemenangan atas setan
dan juga ada kuasa penyucian.
Jika ayat diterangkan dengan
lawakan, dengan pengetahuan, mungkin terdengar lebih segar, tetapi
tidak memiliki kuasa dan juga tidak ada artinya sebab seperti kita
mendengarkan pidato dan lawak. Ini merupakan hal yang
sungguh-sungguh serius.
Saya juga terheran-heran, kalau
biasanya sidang jemaat jika membaca ayat, satu kali,dua kali, tiga
kali, empat kali, lima kali masih mau membaca alkitab, begitu
harus terus membaca ayat, maka segera alkitab ditutup. Di rumah
tidak mau membaca ayat, demikian juga di gereja juga tidak mau
membaca ayat --> mau apa? Apakah mau mendengarkan lawakan, jika
demikian, tinggal saja di rumah.
Mari! kita yang benar.
Tempat penaburan benih adalah tetap berada di ladang TUHAN.
- tidak
ada pamrih akan uang --> 2 Korintus 2: 17,
Sebab kami tidak sama dengan banyak orang lain yang mencari
keuntungan dari firman Allah. Sebaliknya dalam Kristus kami
berbicara sebagaimana mestinya dengan maksud-maksud murni atas
perintah Allah dan di hadapan-Nya.
Itu sebabnya kami
diajar oleh guru-guru kami --> jika kami memberitakan Firman
TUHAN ke mana -pun , maka kami membayar sendiri keperluan kami
dan juga tidak ada kolekte supaya tidak ada maksud-maksud yang
lain, tetapi pemberitaan yang murni.
- berani
mengungkapkan secara terang-terangan tentang nikah dan tahbisan
yang benar. Sekarang ini banyak yang tidak berani untuk
mengungkapkan tentang nikah yang benar, tentang kawin cerai sebab
nanti banyak sidang jemaat yang keluar. Sebab pengajaran yang
benar membawa kita pada pesta Nikah Anak Domba/menjadi Mempelai
Wanita agar layak menyambut kedatangan YESUS Yang kedua kalinya.
Jika nikah secara jasmani salah, maka tidaklah mungkin dapat
sampai pada pesta Nikah Anak Domba dan akan ketinggalan saat YESUS
datang kembali.
Pengajaran yang benar merupakan Komando
dalam pelayanan, sebab YESUS sebagai Kepala. Kita ini sebagai
tubuh yang melayani dengan Kepala sebagai Komandonya. Itu sebabnya
saya katakan hanya satu pengajaran saja. Seandainya kepalanya dua,
maka perintahnya akan berbeda sehingga sulit untuk maju. Semoga
kita dapat mengerti.
- pelayanan.
Jika komandonya salah, pasti pelayanannya juga salah.
Tetap
di ladang, artinya:
- tetap
setia dan benar.
- tetap
setia dan berkobar-kobar dalam ibadah pelayanan sesuai dengan
jabatan pelayanan yang TUHAN berikan kepada kita sampai pada garis
akhir/meninggal dunia atau sampai TUHAN datang kembali. Kita
jangan pensiun, tetapi sampai garis akhir/sampai TUHAN YESUS
datang kembali kalau kita diijinkan untuk hidup. Semoga kita
mengerti.
Setia
dan benar, benar di sini berarti sesuai Firman pengajaran
yang benar/berdasarkan Firman pengajaran yang benar yang merupakan
Komando. Keinginannya sudah selamat dan mau ke Yerusalem Baru,
tetapi karena komandonya salah, maka tidak akan pernah sampai ke
Yerusalem Baru.
Jika Firman pengajarannya benar, pelayanannya
benar, maka penyembahannya pasti benar. Jika berbeda sekali-pun
sedikit, tidak bisa, sebab itu berarti sudah salah --> kalau ada
yang tidak benar dan ada yang salah, maka harus diakui. Semoga kita
dapat mengerti.
Setia dan berkobar-kobar, ini bukan
tergantung tua atau muda. Jika berkobar-kobar tergantung tua atau
muda, berarti ini didorong oleh api daging. Tetapi berkobar-kobar
harus didorong oleh api pengajaran yang benar dan api Roh Kudus dan
ini akan bertahan sampai TUHAN datang.
Salah satu contoh
dari seorang yang sudah berumur delapan puluh tahun lebih yaitu
alm.bpk.pdt Totaijs. Saya sendiri melihat, beliau memimpin dua
jemaat yaitu di kota Amsterdam dan kota Den -Haag, beliau tidak
pernah mengatakan karena sudah tua, maka ingin berhenti, tidak!
Tetapi beliau terus melayani sampai meninggal; dalam keadaan
sakit-pun beliau masih berusaha untuk melayani sampai beliau tidak
mampu lagi. Sebab semangatnya bukan dari api daging, tetapi
semangat dari api Firman pengajaran yang benar dan api Roh Kudus,
tidak pandang usia, sampai TUHAN datang, tetap berkobar.
Itu
sebabnya dihari-hari ini kita jangan salah dan juga jangan di tipu
oleh daging di hari-hari ini. Saya melayani dengan api Firman yang
kekal dan juga dengan Roh Kudus yang kekal, jadi pelayanan saya
juga kekal. Semoga kita dapat mengerti.
Mari!
kita bersungguh-sungguh dihari-hari ini dengan tetap berada di
ladang dan jangan turun tetapi tetap setia dan benar dan juga setia
dan berkobar-kobar sesuai dengan jabatan yang TUHAN berikan kepada
kita dan juga sampai garis akhir.
Jika kita tidak setia,
bahkan sampai meninggalkan jabatan pelayanan, maka akibatnya:
- seperti
si bungsu yang meninggalkan ladang Bapa yang memiliki kekayaan yang
hebat/semuanya hebat, tetapi pada akhirnya si bungsu sampai di
ladang babi. Arti dari ladang babi secara rohani adalah jatuh di
dalam kenajisan = berkubang di dalam kenajisan. Bagi kaum muda
perhatikan! Jangan berhenti melayani karena harus kuliah dlsbnya,
sebab merasa hebat. Si bungsu ini merasa hebat, karena mendapatkan
warisan sehingga pasti akan terjamin, tetapi tinggalkan ladang,
maka cepat atau lambat sampai ke ladang babi. Silahkan kuliah,
tetapi jangan tinggalkan ladang, sebab satu waktu jurusannya akan
berbeda. Dengan kehebatannya, maka justru membawa si bungsu ini ke
ladang babi.
- Seperti
Yudas, meninggalkan pelayanan. Waktu perjamuan suci, Yudas
meninggalkan TUHAN = terpisah dari TUHAN. Perutnya pecah dan isi
perutnya terburai = berkubang dalam dosa/binasa. Hidupnya tidaklah
indah sebab jabatan pelayan adalah jubah yang maha indah seperti
yang dimiliki oleh Yusuf. Sebelum kita melayani TUHAN/memiliki
jabatan pelayanan, biar kita kaya dan hebat, maka itu berarti hidup
kita belumlah indah. Semoga kita dapat mengerti.
Ada
dua macam pelayanan di ladang yaitu menabur dan menuai.
Menabur
ini sangat cepat yaitu kegerakkan dalam Firman
penginjilan/kegerakkan Roh Kudus hujan awal untuk membawa
orang-orang berdosa percaya kepada YESUS dan
dibenarkan/diselamatkan. Dengan tanda percaya, bertobat,
baptisan air dan baptis Roh Kudus/lahir baru dan hidup
benar/dibenarkan oleh TUHAN.
Bagaimana praktek dari
pelayanan menabur?
- Kita
harus bersaksi (bagi sidang jemaat) dan memberitakan (bagi hamba
TUHAN sepenuh) tentang injil keselamatan/Firman penginjilan untuk
membawa orang berdosa kepada TUHAN/untuk membawa orang-orang yang
belum percaya kepada YESUS untuk diselamatkan. Kegerakkan
menabur ini untuk menambah jumlah di dalam anggauta tubuh Kristus,
sebab jumlahnya harus genap.
- mungkin
saudara belum berani untuk bersaksi, maka praktek selanjutnya
adalah hidup di dalam kebenaran, sebab ini dapat menarik orang.
Banyak kali mulut bersaksi, tetapi hidupnya tidak benar, sehingga
orang akan mencibir.
Saya teringat Firman TUHAN tentang
orang lumpuh yang disembuhkan lewat Nama YESUS oleh Petrus dan
Yohanes, ia tidak perlu berbicara, tetapi ia hanya berjalan-jalan
di dalam bait ALLAH, tetapi banyak orang yang melihat dan berkata
luar biasa/dahsyat.
Mari! sekarang, mungkin saudara tidak
berani untuk berbicara/bersaksi, saudara cukup dengan hidup benar =
semua harus hidup di dalam kebenaran.
Menuai
ini menggunakan sabit/pedang. Pekerjaan menuai adalah pekerjaan Roh
Kudus hujan akhir/kegerakkan di dalam Firman pengajaran yang lebih
tajam dari pedang bermata dua = Kabar Mempelai untuk menyucikan dan
menyempurnakan kita sampai kita menjadi Mempelai Wanita TUHAN yang
siap untuk menyambut kedatangan YESUS Yang kedua kalinya. Ini menuai
dengan memakai sabit dan menuai ini untuk menambah kualitas.
Kuantitas harus ditambah, demikian juga kualitas harus ditambah.
Bagaimana praktek dari menuai?
- Memberitakan
atau bersaksi tentang Kabar Mempelai/Firman pengajaran yang benar
kepada orang-orang yang sudah selamat untuk disucikan dan mencapai
kesempurnaan.
- Kalau
belum berani bersaksi, maka kita harus hidup di dalam kesucian;
kalau kita hidup suci, maka itu yang menjadi saksi Kabar Mempelai
dan (Efesus 4: 11, 12,) kita akan dipakai di dalam pembangunan
tubuh Kristus. Inilah gerakkan menuai yaitu kegerakkan pembangunan
tubuh Kristus/hujan akhir.
Efesus
4: 11, 12
11. Dan Ialah yang
memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik
pemberita-pemberita Injil maupun gembala-gembala dan
pengajar-pengajar,
12. untuk memperlengkapi
orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh
Kristus,
Untuk jabatan pelayanan ini, TUHAN tidak melihat
kita pandai, kaya atau hebat, sekali-pun itu dibutuhkan -->
silahkan! Tetapi TUHAN melihat orang yang kudus = kesucian. Itu
sebabnya, dimulai dari jaman alm.pdt In Juwono, Lempin-El menerima
murid dalam tingkat pendidikan apa saja, sebab yang dilihat oleh
TUHAN bukan gelar sarjana, tetapi TUHAN melihat kesucian sehingga
dipakai oleh TUHAN. Semoga kita dapat mengerti.
Inilah
pekerjaan menabur menuai, mari kita melayani dengan setia dan benar
dan juga dengan setia dan berkobar-kobar.
Matius 6: 26,
Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur dan
tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun
diberi makan oleh Bapamu yang di sorga. Bukankah kamu jauh melebihi
burung-burung itu?
Mengapa kita harus kesulitan dan
takut? Sebab burung yang tidak menabur dan menuai saja dipelihara
oleh TUHAN, apalagi kita sebagai hamba TUHAN/pelayan TUHAN yang giat
menabur dan menuai, pasti dipelihara oleh Bapa di
surga.
Tetapi Firman TUHAN mau memperingatkan --> jika
saudara dan saya sudah diberkati dan dipelihara tetapi tidak mau
menabur dan menuai, maka nasibnya hanyalah seperti burung
yang bangga dengan berkat, sehingga akan digoreng. Mari! yang benar
adalah kita tetap tinggal di ladang dengan melayani menabur dan
menuai di dalam pembangunan tubuh Kristus dengan setia dan benar dan
juga dengan setia dan berkobar-kobar.
Jangan tinggalkan
ladang sebab nasibnya:
- seperti
si bungsu,
- seperti
Yudas,
- seperti
burung yang hanya akan digoreng dan habis.
Mari,
kita bersungguh-sungguh. Pulang dari tempat ini, kita kembali kepada
pelayanan/kembali memakai jubah supaya menjadi indah. Jangan
menunggu menjadi seperti Yudas yang tidak dapat kembali lagi dan
juga jangan seperti istri Lot, sebab kedatangan TUHAN sudah tidak
lama lagi. Semoga kita dapat mengerti.
Yohanes 4: 36,
Sekarang juga penuai telah menerima upahnya dan ia
mengumpulkan buah untuk hidup yang kekal, sehingga penabur dan
penuai sama-sama bersukacita.
Baik penabur dan penuai
sama-sama menerima sukacita sampai hidup kekal dan akan terangkat
waktu YESUS datang kembali. Kalau kita melayani, maka kita
dipelihara dan juga kita mendapatkan sukacita surga yang tidak
dipengaruhi oleh kaya atau miskin dan juga sampai hidup
kekal/sukacita yang kekal bersama TUHAN.
- Kejadian
19: 26, Tetapi isteri Lot, yang berjalan
mengikutnya, menoleh ke belakang, lalu menjadi tiang garam.
Jangan
menoleh kebelakang.
Jadi:
- tetap
di ladang TUHAN --> setia dan benar dan juga setia dan
berkobar-kobar melayani TUHAN sesuai dengan jabatan untuk dipakai di
dalam pembangunan tubuh Kristus sampai mendapatkan hidup kekal.
- tetap
diperanginan --> diam dan tenang = bertobat dan berdoa.
- jangan
menoleh kebelakang seperti istri Lot.
Menoleh
kebelakang =
tidak taat. Sebenarnya sangat sederhana,
yaitu jangan menoleh kebelakang, tetapi istri Lot menoleh kebelakang
= tidak taat dan juga tidak dengar-dengaran pada Firman pengajaran
yang benar/suara TUHAN karena
hanya ingin tahu sesuatu yang
bertentangan dengan Firman pengajaran yang benar. Jika sudah
tidak cocok dengan pengajaran yang benar, jangan coba-coba ingin
tahu, sebab nanti akan menoleh = tidak taat dengar-dengaran. Itu
sebabnya kita harus berhati-hati dengan perasaan sebab perasaan ini
yang akan diganggu dengan ingin tahu sesuatu yang tidak cocok dengan
Firman pengajaran yang benar.
Karena
ingin tahu, walau-pun hanya sedikit sehingga menoleh kebelakang,
akibatnya dahsyat. Bpk. pdt Pong alm mengatakan: seumpama rel kereta
api, walau-pun rel itu berbeda hanya sedikit, tetapi kalau
diteruskan, maka tidak akan pernah ketemu untuk selama-lamanya. Itu
sebabnya kita jangan main-main. Semoga kita dapat mengerti.
Menoleh
kebelakang =
ada ikatan dari Sodom dan Gomora.
Apa
yang menjadi ikatan dari Sodom dan Gomora?
ikatan kekayaan
yang mengakibatkan kikir/tidak dapat memberi dan serakah/merampas hak
orang lain/hak sesama --> korupsi, kita berhutang, tetapi tidak
membayar kembali dan juga menjadi rentenir. Dan juga merampas hak
TUHAN yaitu persepuluhan dan juga persembahan khusus. Bukan uang atau
kekayaannya yang salah, tetapi ikatannya sehingga dapat menoleh
kebelakang. Mulai dari saya sebagai hamba TUHAN, jangan terikat dan
juga jangan serakah, tetapi biarlah kita terlepas dari ikatan Sodom.
Apa yang menjadi bukti kalau kita terlepas dari ikatan
Sodom/ikatan uang? Yaitu
kita lebih berbahagia memberi daripada
menerima =
suka memberi. Berkorban apa saja, terutama
untuk pembangunan tubuh Kristus. Semua harus dikorbankan untuk
persekutuan tubuh Kristus seperti waktu, tenaga, uang, pikiran,
kecuali satu yang tidak boleh dikorbankan yaitu pengajaran yang
benar, jangan dikorbankan, sebab pengajaran yang benar adalah Pribadi
TUHAN, jika dikorbankan, berarti menyalibkan TUHAN untuk kedua
kalinya = kebinasaan.
Siapa memberi, dia akan diberi, diberi
apa, terutama di dalam fellow-ship semacam ini? Terutama kita diberi
karunia-karunia = ditambahkan karunia-karunia sehingga jemaat akan
berbahagia. Kalau karunia saya sebagai seorang gembala, ditambah oleh
TUHAN, maka jemaat akan berbahagia. Semoga kita dapat mengerti.
Saya katakan kepada jemaat, kalau secara daging, maka saya
tidak mau melayani dimana-mana, sebab Malang, Surabaya dan Lempin-El
sudah cukup bagi saya, saya sudah diberkati. Tetapi apa artinya kalau
TUHAN menuntut --> 'ketika Aku lapar, kamu tidak memberi Aku
makan' ketika Aku, kamu tidak memberi, tidak memberi = binasa
sehingga karunia akan dicabut oleh TUHAN. Semoga kita dapat
mengerti.
Ibrani 4: 12, 13, hanya kekuatan Firman yang lebih
tajam dari pedang bermata dua yang dapat melepaskan/menyucikan kita
dari ikatan-ikatan dosa yaitu ikatan uang/kekayaan Sodom dan juga
menyucikan kita dari puncak dosa, sehingga kita tidak menoleh
kebelakang, tetapi kita dapat melihat TUHAN.
Matius 5:
8, Berbahagialah orang yang suci
hatinya, karena mereka akan melihat Allah.
Ada
di dalam Ibrani 12 --> mata tertuju kepada TUHAN yang membawa kita
kepada kesempurnaan = lari kepegunungan. Kalau hati disucikan dari
ikatan dosa Sodom, ikatan kekayaan Sodom, maka mata kita hanya
melihat TUHAN.
Ibrani 12: 2, Marilah
kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang
memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada
kesempurnaan, yang dengan mengabaikan kehinaan tekun memikul salib
ganti sukacita yang disediakan bagi Dia, yang sekarang duduk di
sebelah kanan takhta Allah.
Mata tertuju kepada YESUS,
Yang membawa kita kepada kesempurnaan = lari ke pegunungan. Lot sudah
keluar dari Sodom, ia lari kepegunungan = kesempurnaan.
Di
dalam tabernakel, maka kesempurnaan itu menunjuk pada tabut
perjanjian yaitu alat yang paling dalam/yang paling jauh dan Lot
harus lari ke pegunungan. Tetapi Lot mengaku bahwa ia tidak kuat
untuk lari sampai ke pegunungan. Mari kita yang sudah berada di dalam
Kabar Mempelai --> siapa yang sudah sempurna? Tidak ada! Sebab
tidak ada yang kuat.
Kejadian
19: 18-23
18. Kata Lot kepada mereka:
"Janganlah kiranya demikian, tuanku.
19.
Sungguhlah hambamu ini telah dikaruniai belas kasihan di hadapanmu,
dan tuanku telah berbuat kemurahan besar kepadaku dengan memelihara
hidupku, tetapi jika aku harus lari ke pegunungan, pastilah aku akan
tersusul oleh bencana itu, sehingga matilah aku.
20.
Sungguhlah kota yang di sana itu cukup dekat kiranya untuk lari ke
sana; kota itu kecil; izinkanlah kiranya aku lari ke sana. Bukankah
kota itu kecil? Jika demikian, nyawaku akan terpelihara."
21.
Sahut malaikat itu kepadanya: "Baiklah, dalam hal ini pun
permintaanmu akan kuterima dengan baik; yakni kota yang telah kau
sebut itu tidak akan kutunggangbalikkan.
22.
Cepatlah, larilah ke sana, sebab aku tidak dapat berbuat apa-apa,
sebelum engkau sampai ke sana." Itulah sebabnya nama kota itu
disebut Zoar.
23. Matahari telah terbit
menyinari bumi, ketika Lot tiba di Zoar.
Kalau sekarang
ini, kita disuruh untuk lari kepada kesempurnaan, maka bukan saudara,
tetapi saya yang paling tidak kuat sebab masih banyak memiliki
kesalahan dan kekeliruan. Mungkin dalam pandangan, dalam perasaan
yang gampang emosi, dalam pendengaran dllnya, seperti Lot yang tidak
kuat untuk lari ke pegunungan. Tetapi masih ada jalan keluar yaitu
Lot diijinkan untuk lari ke kota Zoar/kota kecil.
Tadi, di
tabut perjanjian/pegunungan/kesempurnaan, merupakan tempat yang
paling jauh, dan jika harus lari sampai ke tabut perjanjian, maka
sudah terkena api belerang, tetapi ada tempat yang dekat/kota kecil
yaitu kota Zoar yang di dalam tabernakel menunjuk pada mezbah korban
bakaran = salib Kristus.
Dulu, binatang dikorbankan untuk
menghapus dosa, sekarang Anak Domba ALLAH = YESUS disalib untuk
menghapus dosa-dosa umat manusia. Lot menunjuk kota kecil/kota Zoar =
mezbah korban bakaran = salib Kristus yang sering dikecilkan dan juga
dianggap bodoh (1Kort) --> dianggap sesuatu yang kecil dan bodoh.
Tetapi
kita mendapatkan salib Kristus yang merupakan tempat bagi:
- kita
untuk mengaku dosa sekarang ini, kalau semua harus lari ke
pegunungan, maka nomor satu saya yang akan binasa sebab tidak akan
mampu. Tetapi TUHAN menyediakan kota kecil/salib Kristus. Terlebih
dahulu kita mengaku dengan sejujur-jujurnya kepada TUHAN, kita
jangan sombong, tetapi seperti Lot yang mengaku bahwa ia tidak dapat
sampai ke pegunungan, tetapi hanya mampu sampai ke kota Zoar.
- kita
untuk bergumul agar terlepas dari kelemahan,
kekurangan/kegagalan.
kegagalan --> mari, bergumul dibawah
Kaki salib TUHAN, sebab TUHAN juga ikut bergumul bersama kita dan
memperhatikan, memperdulikan dan mengerti keadaan kita. Bukan
berarti kita pasrah begitu saja, tetapi terlebih dahulu kita mengaku
kepada TUHAN, kemudian bergumul agar TUHAN melepaskan kita dari
kelemahan-kelemahan kita dan TUHAN juga ikut bergumul bersama dengan
kita.
Apa
buktinya TUHAN ikut bergumul bersama dengan kita? Yaitu matahari
terbit di kota Zoar, seandainya matahari tidak terbit, maka sudah
menjadi seperti kota Sodom dan Gomora --> hujan api dan belerang.
Jangankan api dan belerang, hujan air saja, matahari tidak terbit,
apalagi hujan api dan belerang.
Tetapi,
kita masih beruntung, sekali-pun banyak kekurangan, tetapi kalau kita
mau merendahkan diri dengan mengaku dan bergumul, maka TUHAN juga
ikut bergumul dengan menyinarkan matahari kepada kita. Pilih salah
satu --> jika matahari tidak bersinar, maka hujan api belerang
yang turun, tetapi kalau matahari yang bersinar, maka hujan api
belerang ditahan oleh TUHAN = matahari terbit = kasih setia TUHAN
Yang tidak pernah berubah.
Itu
sebabnya sekarang ini, kita datang pada salib yang merupakan tempat
yang paling dekat/kota kecil = dikecilkan dan dianggap bodoh oleh
orang. Salib merupakan kebodohan bagi orang yang akan binasa. Tetapi,
mari kita datang dengan mengaku terlebih dahulu, kemudian kita
bergumul sehingga TUHAN juga ikut bergumul dengan memperhatikan dan
menyinarkan matahari/kasih setia TUHAN yang tidak pernah berubah.
Hasilnya:
- Kejadian
19: 23, Matahari telah terbit menyinari bumi,
ketika Lot tiba di Zoar.
Matahari = kasih setia TUHAN.
Jadi hasilnya kasih setia TUHAN mampu untuk memelihara dan
melindungi kita secara ajaib ditengah kesulitan dan kemustahilan.
Seharusnya di Sodom dan Gomora, Lot sudah mati dan sampai
sekarang kota Sodom dan Gomora itu menjadi lautan Mati dengan kadar
garam yang sangat tinggi; satu bakteri dan virus tidak dapat hidup
di situ = tidak ada kehidupan. Tetapi Lot dapat hidup. Jadi, selama
kita masih dapat melihat matahari, berarti masih ada kasih setia
TUHAN untuk memelihara kita secara ajaib di tengah kemustahilan.
Mungkin ada yang menderita penyakit yang sudah mustahil, tetapi
selama masih ada matahari, maka masih ada kekuatan TUHAN yang
memberi kehidupan.
Kasih setia TUHAN juga melindungi kita
dari segala bencana dan mara bahaya, waktu itu kota Sodom dan Gomora
ditunggang balikkan, tetapi kasih setia TUHAN melindungi kita dari
segala macam bencana sampai melindungi kita dari hukuman
TUHAN/kiamat tidak dapat menjamah kita.
- Kejadian
39: 21, 23
21. Tetapi
TUHAN menyertai Yusuf dan melimpahkan kasih setia-Nya kepadanya, dan
membuat Yusuf kesayangan bagi kepala penjara itu.
23. dan
kepala penjara tidak mencampuri segala yang dipercayakannya kepada
Yusuf, karena TUHAN menyertai dia dan apa yang dikerjakannya dibuat
TUHAN berhasil.
Matahari terbit di penjara. Kasih
setia TUHAN/matahari terbit membuat kita berhasil = masa
depan menjadi indah sekali-pun segala sesuatunya terbatas.
Sebab berada di penjara itu semuanya menjadi terbatas.
Mungkin
sebagai pelajar, ijazah kita terbatas, sebagai pengusaha, modal kita
juga terbatas, tetapi kalau ada matahari terbit/kasih setia TUHAN
mampu membuat kita berhasil dan indah pada waktunya.
Bagi
kaum muda, Yusuf itu anak muda, mungkin hidupmu terbatas, orang
tuamu tidak dapat lagi menyekolahkan engkau --> saudara jangan
marah! Tetapi berharaplah pada matahari. Ada maksud TUHAN, kalau
orang tua dapat menyekolahkan engkau, demikian juga kalau orang tua
sama sekali tidak dapat menyekolahkan engkau, sebab itu juga ada
maksud TUHAN. Semuanya tergantung pada matahari. Keberhasilan bukan
dari ijazah dllnya, tetapi dari kasih setia TUHAN yang membuat masa
depan menjadi indah pada waktunya.
Seperti Yakub yang
bergumul sampai matahari terbit, saat Yakub mau bertemu dengan Esau,
ia bergumul dengan sungguh-sungguh --> Kejadian 32: 24, 28,
30, 31,
24. Lalu
tinggallah Yakub seorang diri. Dan seorang laki-laki bergulat dengan
dia sampai fajar menyingsing.
28. Lalu kata
orang itu: "Namamu tidak akan disebutkan lagi Yakub, tetapi
Israel, sebab engkau telah bergumul melawan Allah dan manusia, dan
engkau menang."
30. Yakub menamai
tempat itu Pniel, sebab katanya: "Aku telah melihat Allah
berhadapan muka, tetapi nyawaku tertolong!"
31.
Lalu tampaklah kepadanya matahari terbit, ketika ia telah
melewati Pniel; dan Yakub pincang karena pangkal pahanya.
Kasih
setia TUHAN/matahari terbit, memberi kemenangan dalam
pergumulan-pergumulan. Yakub bergumul melawan
ketakutan dan kekuatiran karena ia harus bertemu dengan Esau.
Mungkin sekarang ini ada pribadi yang bergumul melawan ketakutan dan
kekuatiran karena penyakit dllnya, mungkin juga karena pelayanan -->
mari! biar disinari oleh matahari sehingga kita dapat menang atas
ketakutan dan kita menjadi tenang.
Menang
bergumul untuk:
- keluarga
yaitu untuk istri dan anak-anak.
- nikah
dan rumah tangga.
Jika rumah tangga dan anak hancur, mari
bergumul dan jangan menyalahkan siapa-siapa, tetapi kita mengaku
dengan mengatakan --> saya TUHAN sebagai ayah/ibu yang bersalah.
Waktu perempuan Siro-Fenisia mengatakan kepada YESUS bahwa anaknya
kerasukan setan, maka perempuan itu mengatakan --> 'tolonglah
aku', (bukan tolonglah anakku) sebab aku yang salah.
Di
sini, Yakub berseru --> 'tolonglah keluargaku'. Ia bergumul
atas masalah-masalah sampai ia menang atas masalah-masalah.
- mendapatkan
nama yang baru yaitu dari Yakub menjadi Israel. Yakub seorang
penipu, itu sebabnya jangan ada tipuan-tipuan, tetapi bergumul
sampai mendapatkan nama baru yaitu pembaharuan dari manusia
daging menjadi manusia rohani seperti YESUS. Untuk ini dimulai
dari jangan menipu = jangan ada dusta, tetapi jujur/berkata apa
adanya kepada TUHAN. Jika kita jujur, maka kita akan terus dibaharui
dan satu waktu jika YESUS datang kembali kedua kalinya, kita akan
dibaharui sampai menjadi sama mulia dengan Dia dan kita mendapatkan
nama yang baru sehingga kita layak untuk masuk ke kota Yerusalem
Baru/kita terangkat bersama dengan Dia untuk masuk kota Yerusalem
Baru.
Tadi
siang kita melihat matahari terbit, sekarang ini kasih setia TUHAN
dipancarkan kepada kita. Selama mata kita masih melihat matahari
terbit, kita jangan berputus asa, tetapi juga jangan bangga, tetapi
banyak bergumul dan juga mengaku kekurangan sampai matahari
disinarkan.
TUHAN
memberkati.1