Kita
masih tetap membahas injil Matius 24 yang secara keseluruhan
berbicara tentang penghukuman TUHAN atas dunia yang lazim disebut
dengan kiamat. Dunia beserta isinya akan hancur dan lenyap oleh api
yang turun dari langit dan terjadi pada saat kedatangan YESUS Yang
kedua kalinya.
Ada
tanda/nubuatan tentang kiamat ini, yaitu di dalam
Matius 24 :
3-44, tentang tujuh nubuatan yaitu:
Ketujuh
nubuat itu adalah:
- nubuat
tentang penyesat-penyesat --> ay
3-ay 5
- nubuat
tentang bangsa-bangsa --> ay
6-ay 8
- nubuat
tentang pencobaan atas anak-anak TUHAN --> ay
9-ay 14
- nubuat
tentang antikrist --> ay
15-ay 25
- nubuat
tentang kedatangan YESUS Yang kedua kalinya --> 26-ay
31
- nubuat
tentang Israel
--> 32-ay 35
- nubuat
tentang penghukuman atas dunia pada saat kedatangan YESUS Yang kedua
kalinya --> ay 36-ay 44
Kita
akan tetap mempelajari
NUBUAT
TENTANG BANGSA-BANGSA
--> Matius 24 : 6-8
6.
Kamu akan mendengar deru perang atau kabar-kabar tentang perang.
Namun berawas-awaslah jangan kamu gelisah; sebab semuanya itu harus
terjadi, tetapi itu belum kesudahannya.
7.
Sebab bangsa akan bangkit melawan bangsa, dan kerajaan melawan
kerajaan. Akan ada kelaparan dan gempa bumi di berbagai tempat.
8.
Akan tetapi semuanya itu barulah permulaan penderitaan menjelang
zaman baru.
Jadi
kedatangan TUHAN Yang kedua kali/kiamat, ditandai dengan terjadinya
kegoncangan-kegoncangan di segala bidang yang melanda bangsa-bangsa
di dunia ini, sehingga mengakibatkan ketakutan, kegelisahan bahkan
kematian/kebinasaan.
Ada
tiga macam kegoncangan yaitu:
- peperangan,
- kelaparan
dan
- gempa
bumi
Kita
tetap akan mempelajari tentang
KELAPARAN.
Ada
dua macam kelaparan yang melanda bangsa-bangsa di dunia ini yaitu
kelaparan secara jasmani/kekurangan pangan yang mengakibatkan
penderitaan bahkan kematian secara jasmani/tubuh.
Tetapi
yang kedua lebih dahsyat yaitu kelaparan secara rohani = kelaparan
akan Firman ALLAH seperti yang tertulis di dalam ktb Amos.
Amos
8 : 11,12, 14
11.
"Sesungguhnya, waktu akan datang," demikianlah firman Tuhan
ALLAH, "Aku akan mengirimkan kelaparan ke negeri ini, bukan
kelaparan akan makanan dan bukan kehausan akan air, melainkan akan
mendengarkan firman TUHAN.
12.
Mereka akan mengembara dari laut ke laut dan menjelajah dari utara ke
timur untuk mencari firman TUHAN, tetapi tidak mendapatnya.
14.
mereka yang bersumpah demi Asima, dewi Samaria dan yang berkata: Demi
allahmu yang hidup, hai Dan! serta: Demi dewa kekasihmu yang hidup,
hai Bersyeba! mereka itu akan rebah dan tidak akan bangkit-bangkit
lagi."
Inilah
kelaparan secara rohani yaitu kelaparan akan Firman TUHAN, tetapi
sudah tidak di dapatkan lagi. Akibatnya mereka akan jatuh rebah dan
tidak bangkit-bangkit lagi. Kematian rohani = kematian yang kedua di
neraka = binasa.
Inilah
dua macam kelaparan yang melanda bangsa-bangsa di dunia di akhir
jaman.
Di
dalam alkitab, sudah pernah terjadi tiga kali kelaparan yang hebat
yaitu:
- di
jaman Yusuf di
Mesir.
- di
jaman nabi Elia cerita
tentang janda di Sarfat.
- di
jaman kaisar Klaudius
(perj.baru) di jaman gereja hujan awal/Kis rasul.
Kita
akan melihat contoh-contoh dari ketiga kali kelaparan yang dahsyat
yang sudah melanda bumi, tetapi akan melanda lagi di dunia akhir
jaman.
Kita
akan memeriksa terlebih dahulu kelaparan
DI
JAMAN YUSUF di Mesir. Ini
merupakan nubuat bagi kita agar kita berhati-hati sebab kita akan
menghadapi kelaparan-kelaparan yang sudah melanda sebagian dunia
diakhir jaman.
Kejadian
42 : 1-3, 5
1.
Setelah Yakub mendapat kabar, bahwa ada gandum di Mesir, berkatalah
ia kepada anak-anaknya: "Mengapa kamu berpandang-pandangan
saja?"
2.
Lagi katanya: "Telah kudengar, bahwa ada gandum di Mesir;
pergilah ke sana dan belilah gandum di sana untuk kita, supaya kita
tetap hidup dan jangan mati."
3.
Lalu pergilah sepuluh orang saudara Yusuf untuk membeli gandum di
Mesir.
5.
Jadi di antara orang yang datang membeli gandum terdapatlah juga
anak-anak Israel, sebab ada kelaparan di tanah Kanaan.
Mesir
merupakan gambaran dari dunia dan terjadi kelaparan, tetapi kelaparan
ini juga melanda Kanaan dan juga melanda saudara-saudara Yusuf.
Saudara-saudara Yusuf ini merupakan gambaran dari gembala-gembala,
sebab mereka menggembalakan kambing domba.
Jadi,
kelaparan ini melanda saudara-saudara Yusuf = untuk sekarang berarti
melanda gembala-gembala. Ini yang berat, sebab dulu kelaparan sudah
melanda saudara-saudara Yusuf, sekarang diakhir jaman juga melanda
gembala-gembala dan ini berarti
gembala-gembala tidak memiliki
pembukaan rahasia Firman =
gembala tidak dapat memberi makan
sidang jemaat/domba-domba,
sehingga domba-domba juga akan
kelaparan secara rohani.
Itu
sebabnya saudara harus mendoakan saya, sebab tugas saya sebagai
gembala adalah memberikan makan domba-domba dan ini bukanlah tugas
bagi orang lain. Itu sebabnya untuk memberi makan sidang jemaat, maka
diperlukan pembukaan Firman. Sebab tanpa doa dari saudara, maka saya
tidak dapat berbuat apa-apa; jika saudara merindukan pembukaan
Firman, maka saudara menaikkan doa kepada TUHAN, dan TUHAN
mendengarkan seruan doa saudara, maka TUHAN akan memberikan pembukaan
bagi seorang gembala. Inilah kelaparan yang melanda gembala-gembala.
Tetapi
kelaparan ini juga melanda Kanaan yang merupakan suatu negeri dengan
memiliki banyak kegiatan --> tanahnya subur/banyak kegiatan di
bidang pertanian, banyak kegiatan perdagangan. Di dalam arti rohani,
maka Kanaan adalah
gereja TUHAN dalam kegerakkan rohani/kebangunan
rohani, tetapi kelaparan. Inilah Kanaan yang di banding dengan
daerah lain di sekitar Kanaan yang keadaannya gersang sebab Kanaan
ini yang dipilih oleh TUHAN sebagai negeri perjanjian.
Mengapa
gereja TUHAN yang berada di dalam kegerakkan rohani, tetapi
kelaparan? Sebab
kegerakkan rohani di akhir jaman ini, tidak
mengutamakan pembukaan Firman. Ibadah di gereja, pemberitaan
Firman hanya sedikit saja, bila perlu ibadah tanpa Firman, tetapi
menyanyi di perbanyak, atraksi di perbanyak dllnya di perbanyak.
Inilah --> ada kegerakkan tetapi kelaparan sebab di dalam ibadah
dan pelayanan tidak mengutamakan Firman, tetapi mengutamakan
perkara-perkara jasmani, hiburan-hiburan supaya orang yang masuk
gereja dapat terhibur. Semoga kita dapat mengerti.
Tetapi
disamping itu, ada peranan dari Roh.Kudus sebab Yakub merupakan
gambaran dari Roh.Kudus. Abraham merupakan gambaran dari ALLAH Bapa,
Isak gambaran dari Anak ALLAH.
Yakub
mengingatkan anak-anaknya untuk pergi ke Mesir, artinya
Roh. Kudus
mengurapi/mendorong kita supaya kita dapat merendahkan diri untuk
mencari pembukaan Firman TUHAN dihari-hari ini. Semoga kita dapat
mengerti.
Sering
saya katakan kepada kaum muda, saudara mungkin datang dari daerah
untuk mencari sekolah yang baik atau mencari pekerjaan -->
silahkan! Tetapi jangan lupa untuk banyak mengisi kehidupan kita
dengan Firman TUHAN/merendahkan diri agar dapat mencari pembukaan
Firman.
Dari
Kanaan, turun ke Mesir = merendahkan diri. Kanaan ini lebih dari
Mesir, tetapi harus turun ke Mesir.
Saudara-saudara
Yusuf dua kali pergi ke Mesir =
dua kali kita merendahkan diri
untuk mendapatkan pembukaan Firman, artinya:
- Pertama:
merendahkan diri di bawah Kaki TUHAN. Bagi para
hamba-hamba TUHAN mau-pun sidang jemaat, banyak berdoa dan juga
membaca Firman --> inilah arti dari merendahkan diri di bawah
Kaki TUHAN. Di rumah, saudara jangan pasif/jangan hanya menyembah
TUHAN di gereja saja, tetapi juga di rumah saudara berada di bawah
Kaki TUHAN supaya TUHAN memberikan pengertian-pengertian akan
Firman.
Saudara membaca Firman secara berurutan, di mulai
dari ktb Kejadian sampai ktb Wahyu, diulang lagi sehingga tersusun
rapi, bukan hanya comot-comot tetapi tersusun rapi seperti dua belas
roti yang tidak diletakkan begitu saja, tetapi disusun rapi/enam,
enam = isi dari alkitab.
- Kedua:
kalau sidang jemaat, datang ke gereja agar dapat tergembala
dihari-hari ini sehingga mendapatkan pembukaan Firman yang tersusun
rapi. Firman penggembalaan adalah Firman yang diberitakan oleh
seorang gembala (bukan banyak gembala) dengan setia kepada sidang
jemaat.
Bagi para hamba-hamba TUHAN, dari Kanaan turun ke
Mesir = merendahkan diri lewat persekutuan/fellow-ship
--> bersekutu dengan hamba-hamba TUHAN yang memiliki
pembukaan Firman dengan syarat dalam satu pengajaran/satu sumur
supaya tidak tercemar.
Inilah
dua kali merendahkan diri = Roh.Kudus mendorong agar mereka
merendahkan diri untuk mencari gandum --> berarti mencari
pembukaan Firman :
- di
bawah Kaki TUHAN.
- bersekutu/berfellow-ship
untuk gembala-gembala/hamba-hamba TUHAN yang satu dengan yang lain
yang memiliki pembukaan Firman dengan syarat dalam satu
pengajaran/satu sumur. Semoga kita dapat mengerti.
Arti
selanjutnya dari dua kali saudara-saudara Yusuf pergi ke Mesir untuk
membeli gandum adalah: mencari pembukaan Firman bukan hanya untuk
menyelesaikan masalah.
Banyak
dari kita yang datang ke gereja untuk menyelesaikan masalah.
Masalah
dari saudara-saudara Yusuf adalah kelaparan --> mereka membeli
gandum untuk mengatasi masalah, semuanya ini dapat diatasi, tetapi
sesudah gandum selalu dimakan akan habis. Inilah kesalahan kita,
sebab kita datang ke gereja kemudian kita berkata bahwa Firman TUHAN
hebat dan luar biasa sehingga saya tertolong dan masalah selesai.
Jika hanya sampai di sini, lama-lama akan habis. Itu sebabnya,
tidaklah cukup kalau Firman TUHAN hanya untuk menyelesaikan
masalah-masalah kita.
Banyak
gereja TUHAN yang awalnya memiliki pembukaan Firman, tetapi karena
egois sebab hanya untuk menyelesaikan masalah sendiri, masalah dari
gereja sendiri, masalah selesai tetapi gandum habis. Jadi mencari
pembukaan Firman/dua kali merendahkan diri untuk
masuk dalam
pembangunan persekutuan tubuh Kristus/Mempelai Wanita TUHAN.
Waktu
saudara-saudara Yusuf untuk kedua kalinya datang ke Mesir, maka Yusuf
memperkenalkan diri --> 'aku Yusuf' sehingga terjadi
persekutuan = kedua belas anak Israel kembali menjadi satu lagi.
Jadi, mencari Firman jangan hanya/bukan hanya untuk menyelesaikan
masalah kira sehari-hari, tetapi mencari pembukaan Firman untuk masuk
dalam pembangunan tubuh Kristus/Mempelai Wanita TUHAN. Semoga kita
dapat mengerti.
Jadi,
dihari-hari ini, kita harus mengumpulkan Firman secara dobel sebab
kita akan menghadapi kelaparan yang akan datang dan juga untuk
menghadapi pembangunan tubuh Kristus.
2
Korintus 4 : 7,
Tetapi harta ini kami punyai dalam bejana
tanah liat, supaya nyata, bahwa kekuatan yang melimpah-limpah itu
berasal dari Allah, bukan dari diri kami.
Harta
ini yang kami punyai dalam bejana tanah liat --> mari! Selain
bejana tanah liat diisi dengan ilmu, diisi dengan kekayaan di dunia
--> silahkan! Tetapi jangan lupa dengan yang terpenting yaitu
bejana tanah liat harus diisi dengan harta rohani yaitu pembukaan
Firman secara dobel/
secara melimpah-limpah. Seperti Yusuf
yang mengumpulkan gandum dengan berlimpah-limpah, sebab kalau tidak
berlimpah, maka tidak akan cukup. Mengumpulkan gandum secara
berlimpah-limpah sehingga kita memiliki kekuatan yang melimpah dari
TUHAN untuk menghadapi kelaparan yang akan datang.
Jika
kita lapar, pasti akan sukar sehingga dapat menjadi nekad. Di dunia,
kelaparan secara jasmani, orang dapat menjadi nekad sehingga mereka
menjarah apa saja agar dapat makan. Terlebih lagi kelaparan secara
rohani, betul-betul menimbulkan kenajisan, kesadisan dlsbnya.
Itu
sebabnya dihari-hari ini, selain kita mengumpulkan ilmu, uang untuk
modal --> silahkan! Tetapi yang terpenting bejana tanah liat ini
harus diisi dengan harta yang rohani yaitu pembukaan Firman
pengajaran secara dobel/secara berlimpah-limpah supaya kita memiliki
kekuatan yang melimpah untuk menghadapi kelaparan dan kesukaran yang
akan datang. Dan juga untuk menghadapi kedatangan YESUS Yang kedua
kali, kita sudah menjadi Mempelai Wanita TUHAN/menghadapi pembangunan
tubuh Kristus. Semoga kita dapat mengerti.
Dua
belas suku Israel bertemu di Mesir, mereka bukan berkumpul di Kanaan.
Jadi, saudara-saudara Yusuf yang mendatangi Yusuf. Pembangunan tubuh
Kristus/kesempurnaan bukan terjadi di surga, (sebab Kanaan Samawi
adalah surga). Banyak hamba TUHAN yang mengatakan bahwa masalah surga
itu nanti --> bukan nanti, tetapi sekarang ini. Pembangunan tubuh
Kristus/kesempurnaan/keselamatan terjadi mulai sekarang di Mesir/di
dunia --> duabelas suku Israel bertemu. Di dunia yang sukar,
terjadi pembangunan tubuh Kristus/Mempelai Wanita TUHAN.
Di
dalam
Wahyu 7 : 4-8,
4.
Dan aku mendengar jumlah mereka yang dimeteraikan itu: seratus
empat puluh empat ribu yang telah dimeteraikan dari semua suku
keturunan Israel.
5.
Dari suku Yehuda dua belas ribu yang dimeteraikan, dari suku Ruben
dua belas ribu, dari suku Gad dua belas ribu,
6.
dari suku Asyer dua belas ribu, dari suku Naftali dua belas ribu,
dari suku Manasye dua belas ribu,
7.
dari suku Simeon dua belas ribu, dari suku Lewi dua belas ribu, dari
suku Isakhar dua belas ribu,
8.
dari suku Zebulon dua belas ribu, dari suku Yusuf dua belas ribu,
dari suku Benyamin dua belas ribu.
Dari
dua belas suku, masing-masing dua belas ribu --> 12 x 12.000 =
144.000 yang merupakan inti dari Mempelai Wanita TUHAN. Inilah
saudaraku, pertemuan Yusuf dengan kesebelas saudara-saudaranya
menubuatkan pembangunan tubuh Kristus/Mempelai Wanita di bumi, bukan
di surga.
Itu
sebabnya, mulai sekarang ini kita harus mengumpulkan Firman agar
mendapatkan kekuatan dalam menghadapi kelaparan, kerusakan dan
kesukaran di dunia akibat kelaparan dan juga untuk menghadapi
pembangunan tubuh Kristus/Mempelai Wanita di dunia. Kita harus kuat,
sebab kalau tidak kuat, ketika menghadapi penyucian maka kita akan
mundur.
Tertulis
juga di dalam
Wahyu 14 : 1-3, 5,
1.
Dan aku melihat: sesungguhnya, Anak Domba berdiri di bukit Sion dan
bersama-sama dengan Dia seratus empat puluh empat ribu orang dan di
dahi mereka tertulis nama-Nya dan nama Bapa-Nya.
2.
Dan aku mendengar suatu suara dari langit bagaikan desau air bah dan
bagaikan deru guruh yang dahsyat. Dan suara yang kudengar itu seperti
bunyi pemain-pemain kecapi yang memetik kecapinya.
3.
Mereka menyanyikan suatu nyanyian baru di hadapan takhta dan di depan
keempat makhluk dan tua-tua itu, dan tidak seorang pun yang dapat
mempelajari nyanyian itu selain dari pada seratus empat puluh empat
ribu orang yang telah ditebus dari bumi itu.
5.
Dan di dalam mulut mereka tidak terdapat dusta; mereka tidak bercela.
Ay
3, inilah Mempelai Wanita yang mulutnya menyanyikan nyanyian
baru/penyembahan seperti desau air bah.
Firman
memberikan kekuatan untuk melawan kelaparan dan juga
kesukaran-kesukaran --> kita dijepit, tidak putus asa tetapi kuat
menghadapi situasi yang sulit di bumi ini. Tetapi Firman yang
diisikan ke dalam bejana tanah liat sehingga Firman menjadi iman di
dalam hidup kita, itu juga memberikan kekuatan agar kita dapat masuk
dalam pembangunan tubuh Kristus/Mempelai Wanita.
Apa
yang menjadi tanda/ciri dari Mempelai Wanita? Di mulai dari mulut
yang hanya untuk menyembah TUHAN. Nyanyian baru bagaikan desau air
bah = penyembahan kepada TUHAN. Di dalam ktb Wahyu 19, nanti mulut
dari Mempelai Wanita ini betul-betul hanya untuk menyembah TUHAN di
angkasa = pertemuan di udara.
Wahyu
19 : 6, 7
6.
lalu aku mendengar seperti suara himpunan besar orang banyak,
seperti desau air bah dan seperti deru guruh yang hebat, katanya:
"Haleluya! Karena Tuhan, Allah kita, Yang Mahakuasa, telah
menjadi raja.
7.
Marilah kita bersukacita dan bersorak-sorai, dan memuliakan Dia!
Karena hari perkawinan Anak Domba telah tiba, dan pengantin-Nya telah
siap sedia.
Hari
perkawinan Anak Domba = ada Mempelai --> YESUS Mempelai Pria dan
kita adalah Mempelai Wanita.
Jadi
inilah tanda/ciri dari Mempelai Wanita, dimulai dari:
- mulut
yang hanya untuk menyembah TUHAN/hanya mengeluarkan suara Haleluyah
dan nanti terdengar dari empat penjuru bumi.
Dulu, manusia
diciptakan oleh TUHAN dengan satu bahasa (Kej 11). Tetapi mereka
mendirikan menara Babel sehingga TUHAN mengacaukan bahasa mereka
sehingga timbul bermacam-macam bahasa. Tetapi kehidupan kita lewat
diisi dengan pembukaan Firman, maka kita dibentuk menjadi Mempelai
Wanita yang dimulai dari mulut yang hanya untuk menyembah TUHAN
sehingga nanti akan kembali menjadi satu tubuh dan satu bahasa. Dari
empat penjuru bumi hanya satu bahasa yaitu Halelujah. Dan ini kita
belajar mulai dari sekarang.
Nyanyian baru ini tidak dapat
dipelajari; menyembah dengan kata Halelujah juga tidak dapat
dipelajari oleh orang lain tetapi sesuai pengalaman kematian dan
kebangkitan kita bersama TUHAN. Dan nanti waktu YESUS datang,
betul-betul akan meledak dengan satu tubuh Kristus dan satu suara.
Wahyu 14 : 5, Dan di dalam mulut
mereka tidak terdapat dusta; mereka tidak bercela.
- mulut
tidak berdusta --> jika 'ya' katakan 'ya', jika
'tidak katakan 'tidak'. Jika hati diisi dengan Firman sehingga
menjadi iman, maka akan ketahuan dari mulutnya terlebih dahulu yaitu
tidak berdusta sampai satu waktu tidak salah dalam perkataan =
sempurna.
Yakobus 3 : 2, Sebab kita
semua bersalah dalam banyak hal; barangsiapa tidak bersalah dalam
perkataannya, ia adalah orang sempurna, yang dapat juga
mengendalikan seluruh tubuhnya.
Memang
TUHAN mengijinkan terjadinya kelaparan, tetapi pada saat-saat itu,
apa yang harus kita lakukan? Kita harus mengumpulkan gandum secara
dobel sampai pada pembangunan tubuh Kristus = kita menjadi Mempelai
Wanita.
Waktu
saudara-saudara Yusuf bertemu dengan Yusuf, mereka tidak perlu
membeli gandum lagi, sebab gandumnya tidak pernah habis = sudah
terpelihara. Jadi, TUHAN mengijinkan terjadinya kelaparan supaya kita
mengumpulkan gandum dihari-hari ini. Semoga kita dapat mengerti.
Kemudian
kelaparan
DI JAMAN NABI ELIA.
Apa yang dapat kita pelajari dari cerita ini?
1
Raja-raja 17 : 7-9, 12
7.
Tetapi sesudah beberapa waktu, sungai itu menjadi kering, sebab hujan
tiada turun di negeri itu.
8.
Maka datanglah firman TUHAN kepada Elia:
9.
"Bersiaplah, pergi ke Sarfat yang termasuk wilayah Sidon, dan
diamlah di sana. Ketahuilah, Aku telah memerintahkan seorang janda
untuk memberi engkau makan."
api.
Ia berseru kepada perempuan itu, katanya: "Cobalah ambil bagiku
sedikit air dalam kendi, supaya aku minum."
12.
Perempuan itu menjawab: "Demi TUHAN, Allahmu, yang hidup,
sesungguhnya tidak ada roti padaku sedikit pun, kecuali segenggam
tepung dalam tempayan dan sedikit minyak dalam buli-buli. Dan
sekarang aku sedang mengumpulkan dua tiga potong kayu api, kemudian
aku mau pulang dan mengolahnya bagiku dan bagi anakku, dan setelah
kami memakannya, maka kami akan mati."
Inilah
keadaan kelaparan pada jaman nabi Elia yaitu sungai menjadi kering,
artinya
sumber-sumber dari bumi ini tidak dapat diharapkan lagi
seperti uang, ijazah dlsbnya sudah tidak dapat diharapkan lagi ketika
menghadapi kelaparan yang akan datang. Tidak dilarang saudara
bekerja, sekolah, tetapi jangan sampai mengganggu untuk saudara
menerima Firman sebab akan rugi. Sebab yang dapat bertahan adalah
orang yang memiliki Firman, bukan yang memiliki ijazah, deposito
sebab semuanya dikuasai antikrist. Itu sebabnya biarlah kita selalu
berharap pada Firman ALLAH sebab ini yang benar.
Sangat
disayangkan kalau kita bosan mendengarkan Firman ALLAH, sebab satu
saat manusia hanya hidup dari Firman. Jadi kalau orang bosan
mendengarkan Firman = bosan hidup. Demikian juga kalau gembala bosan
menyampaikan Firman = bosan hidup.
Bagi
kaum muda, saudara jangan bergurau di saat mendengarkan Firman sebab
bosan mendengarkan Firman berarti saudara sudah bosan hidup. Ini
merupakan hal yang serius.
Apa
yang harus diperhatikan ketika menghadapi kelaparan pada jaman Elia
ini? Di ay 12 -->
Perempuan itu menjawab: "Demi TUHAN,
Allahmu, yang hidup, sesungguhnya tidak ada roti padaku sedikit pun,
kecuali segenggam tepung dalam tempayan dan sedikit minyak dalam
buli-buli.
Segenggam
tepung = tepung sudah berada di dalam genggaman = Firman sudah berada
di dalam tangan kita = diprakktekan.
Jadi
yang harus diperhatikan menghadapi kelaparan adalah
Firman sudah
berada di dalam tempayan = kehidupan kita sudah diisi dengan Firman
=
menjadi iman. Tetapi selanjutnya ada istilah segenggam
tepung = Firman sudah harus berada di dalam genggaman tangan kita =
Firman diprakktekan di dalam kehidupan kita.
Kalau
Firman sudah dipraktekkan, maka di ay 13 -->
Tetapi Elia
berkata kepadanya: "Janganlah takut, pulanglah, buatlah seperti
yang kaukatakan, tetapi buatlah lebih dahulu bagiku sepotong roti
bundar kecil dari padanya, dan bawalah kepadaku, kemudian barulah
kaubuat bagimu dan bagi anakmu.
Firman
yang dipraktekkan, akan menghasilkan
roti bundar yang kecil.
Karena tepungnya hanya segenggam, maka rotinya hanya bundar dan
kecil. Bundar ini tidak berujung dan tidak berpangkal = kehidupan
yang kekal = tidak dikuasai oleh maut.
Yohanes
8 : 51, Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya
barangsiapa menuruti firman-Ku, ia tidak akan mengalami maut sampai
selama-lamanya.
Siapa
yang mempraktekkan Firman = bagaikan roti bundar yang tidak berujung
maupun berpangkal = tidak dikuasai oleh maut = hidup kekal. Luar
biasa kalau kita mempraktekkan Firman:
- Firman
sudah diisi sehingga ada kekuatan ketika menghadapi kelaparan.
- kita
akan masuk dalam pembangunan tubuh jika Firman sudah menjadi iman,
kemudian dilanjutkan
- Firman
yang dipraktekkan sehingga menghasilkan roti bundar = kehidupan yang
kekal = tidak dikuasai oleh maut. Semoga kita dapat mengerti.
Tetapi,
roti bundar ini belum dapat dimakan sebab harus dibakar terlebih
dahulu --> mempraktekkan Firman itu belumlah cukup/Firman sudah
berada di dalam genggaman, masih belum cukup, sebab rotinya masih
mentah. Itu sebabnya harus dibakar.
Kemudian
mengambil kayu, kayu ini menunjuk pada salib. Firman sudah
dipraktekkan --> sudah baik = sudah menjadi roti bundar = hidup
kekal, tetapi belum cukup sebab belum menyenangkan orang yang makan
dan kalau dipersembahkan kepada TUHAN, ternyata roti itu masih
mentah, itu sebabnya harus dibakar = salib = pengalaman salib =
sengsara daging tanpa dosa.
Apa
yang harus dibakar? Yaitu segala sesuatu yang tidak menyenangkan
TUHAN harus dibakar.
Mungkin
kita tidak bersalah tetapi difitnah = sengsara daging tanpa dosa
untuk membakar segala sesuatu yang tidak berkenan/yang tidak
menyenangkan TUHAN. Yang membuat TUHAN pilu, dan berkeluh kesah. Yang
membuat orang tua berkeluh kesah dan juga yang membuat gembala
berkeluh kesah. Demikian juga dengan gembala yang membuat sidang
jemaat tidak merasa senang. Mari! semuanya harus dibakar supaya
menjadi roti yang matang dan dapat dipersembahkan kepada TUHAN dan
juga sesama = mengenyangkan TUHAN dan juga sesama.
Sekali-pun
roti bundar itu kecil, (modal kecil, ijazah tidak tinggi, kepandaian
tidak seberapa) tetapi kalau dapat menyenangkan Hati TUHAN, maka
TUHAN mampu memelihara -->
1 Raja-raja 17 : 15,
Lalu
pergilah perempuan itu dan berbuat seperti yang dikatakan Elia; maka
perempuan itu dan dia serta anak perempuan itu mendapat makan
beberapa waktu lamanya.
'Beberapa
waktu' --> di dalam srt Yakobus = tiga setengah tahun tidak ada
hujan. Sekali-pun kecil, tetapi TUHAN mampu memelihara dan melindungi
hidup kita menghadapi dunia yang sulit sampai jaman antikrist, kita
tidak akan ketinggalan dan dijamah oleh antikrist.
Bagi
rekan-rekan hamba TUHAN, mungkin gereja saudara di desa kecil dan
juga masih kontrak, tetapi kalau menyenangkan Hati TUHAN = akan
dipelihara dan dilindungi oleh TUHAN. Bukan besar kecilnya gereja,
sekali-pun gereja besar tentunya boleh, gereja kecil juga boleh,
tetapi kalau menyenangkan Hati TUHAN = roti yang matang. Mengutamakan
TUHAN = roti yang matang, maka akan dipelihara dan dilindungi oleh
TUHAN sampai jaman antikrist.
TUHAN
ijinkan kelaparan jaman Yusuf, supaya kita mengumpulkan Firman/dalam
tempayan, jangan pasif.
TUHAN
ijinkan kelaparan jaman Elia, supaya Firman berada di dalam genggaman
= mempraktekkan Firman = bundar + salib/roti bundar yang matang =
mengenyangkan dan menyenangkan Hati TUHAN = mengutamakan TUHAN
sehingga TUHAN sanggup melindungi dan memelihara kita.
Di
dalam kehidupan dari bangsa Israel, maka janda merupakan bagian yang
terkecil, tetapi kalau menyenangkan Hati TUHAN, mengenyangkan Hati
TUHAN dan juga mengutamakan TUHAN, maka akan benar-benar dilindungi
dan dipelihara oleh TUHAN sampai jaman antikrist.
DI
JAMAN KAISAR KLAUDIUS -->
terjadi pada jaman gereja hujan awal -->
Kisah
rasul 11 : 28, Seorang dari mereka yang bernama
Agabus bangkit dan oleh kuasa Roh ia mengatakan, bahwa seluruh dunia
akan ditimpa bahaya kelaparan yang besar. Hal itu terjadi juga pada
zaman Klaudius.
Kelaparan
yang terjadi pada jaman kaisar Klaudius/gereja hujan awal.
Kisah
rasul 18 : 1-3
1.
Kemudian Paulus meninggalkan Atena, lalu pergi ke Korintus.
2.
Di Korintus ia berjumpa dengan seorang Yahudi bernama Akwila, yang
berasal dari Pontus. Ia baru datang dari Italia dengan Priskila,
isterinya, karena kaisar Klaudius telah memerintahkan, supaya semua
orang Yahudi meninggalkan Roma. Paulus singgah ke rumah mereka.
3.
Dan karena mereka melakukan pekerjaan yang sama, ia tinggal
bersama-sama dengan mereka. Mereka bekerja bersama-sama, karena
mereka sama-sama tukang kemah.
Inilah
saudaraku, TUHAN mengijinkan kelaparan terjadi, dan pada saat itu
Firman sudah harus menjadi tabiat/sifat di dalam hidup kita.
Kalau
Firman sudah dipraktekkan:
- akan
menghasilkan roti yang matang/kehidupan yang kekal sebab tidak
dikuasai oleh maut.
- Firman
yang dipraktekkan juga akan mendarah daging dan menjadi tabiat/sifat
di dalam hidup kita.
Itu
sebabnya di saat-saat kelaparan, mari:
- memperhatikan
Firman dan juga mengumpulkan Firman/jaman Yusuf,
- dan
juga mempraktekkan Firman/jaman Elia dan
- jaman
kaisar Klaudius, mari! Firman sudah mendarah daging sehingga menjadi
tabiat di dalam kehidupan kita.
Apa
yang dimaksud dengan sudah menjadi tabiat/sifat?
Efesus
4 : 1, 2
1.
Sebab itu aku menasihatkan kamu, aku, orang yang dipenjarakan karena
Tuhan, supaya hidupmu sebagai orang-orang yang telah dipanggil
berpadanan dengan panggilan itu.
2.
Hendaklah kamu selalu rendah hati, lemah lembut, dan sabar.
Tunjukkanlah kasihmu dalam hal saling membantu.
Firman
sudah menjadi tabiat/sifat jika kita sudah rendah hati, lemah lembut
dan sabar di dalam hidup kita. Sabar di dalam kesesakan, sabar
menunggu waktu TUHAN = tabiat/sifat Firman. Seperti TUHAN YESUS
sebelum IA dipermuliakan, IA harus sabar dengan sengsara, dihina dan
mati terlebih dahulu,
baru
kemudian IA naik ke surga.
Untuk
apa rendah hati, lemah lembut dan sabar, di ayat di atas dikatakan
untuk saling membantu. Rasul Paulus bertemu dengan Akwila, Priskila
untuk bekerja
sama.
Jadi, kalau Firman sudah menjadi tabiat/sifat yaitu rendah hati,
lemah lembut dan sabar, maka itu akan mendorong kita dapat bekerja
sama satu dengan yang lain.
Jadi,
menghadapi keadaan yang sulit yaitu kelaparan secara jasmani maupun
secara rohani ini, kita jangan bertengkar, tetapi harus bekerja sama.
Ada
dua macam kerja sama yaitu:
- bekerja
sama dengan sesama yang dimulai di dalam nikah. Kalau
suami dan isteri rendah hati, lemah lembut dan sabar, maka dapat
bekerja sama. Mari saudaraku! Keadaan ekonomi sudah sulit, suami dan
isteri masih sama-sama keras hati sehingga terus bertengkar dan hal
semacam ini tidak akan dapat tertolong. Mari saudaraku, ini
merupakan contoh waktu terjadi kelaparan di jaman kaisar Klaudius
--> Akwila bertemu dengan rasul Paulus dan mereka dapat tinggal
satu rumah. Mereka orang lain tetapi dapat tinggal satu rumah,
bagaimana mungkin suami dan isteri tidak dapat tinggal satu rumah
atau anak dengan orang tua tidak mau tinggal satu rumah?
Itu
sebabnya kita jangan menjadi sombong, sebab lawan dari rendah hati
adalah sombong, lawan dari lemah lembut adalah keras hati dan lawan
dari sabar adalah tidak sabar. Ini yang memecah belah.
Rendah
hati = kemampuan untuk mengaku dosa. Kalau semuanya merasa
benar, maka akan bertempur.
Lemah lembut =
- kemampuan
untuk menerima Firman,
- kemampuan
untuk mengampuni orang lain.
Sabar
=
- sabar
dalam penderitaan,
- sabar
menunggu waktu TUHAN.
Ketiga
ini jika sudah ada, maka kita dapat bekerja sama dengan sesama yang
dimulai didalam nikah dan juga di dalam sidang jemaat (ada tua-tua,
pengerja dan juga termasuk imam-imam) dapat bekerja sama dengan
gembala kalau Firman sudah menjadi tabiat/sifat. Jika Firman tidak
menjadi sifat/tabiat, maka akan saling menghancurkan; itu sebabnya
sekarang ini kita harus bersungguh-sungguh untuk bekerja sama dengan
sesama yang dimulai di dalam nikah, di dalam sidang jemaat dan juga
bekerja sama dengan antar gereja untuk menghadapi bahaya kelaparan
yang besar. Jangan bertengkar tetapi kita harus bekerja sama.
- bekerja
sama dengan TUHAN. Firman
adalah TUHAN = Sifat TUHAN. Di bagian atas bekerja sama dengan
sesama --> saya bertabiat TUHAN, saudara juga bertabiat TUHAN =
dapat bekerja sama. Saya bertabiat TUHAN dan TUHAN juga bertabiat
TUHAN = kita dapat bekerja sama dengan
TUHAN. Kita tidak dapat bekerja sama jika tidak memiliki tabiat yang
sama. Semoga kita dapat mengerti.
Yang menjadikan tabiat kita
menjadi sama adalah Firman/Tabiat TUHAN yaitu rendah hati, lemah
lembut dan sabar sehingga kita dapat bekerja sama dengan sesama dan
juga dapat bekerja sama dengan TUHAN.
Bekerja
sama dengan TUHAN = menghapus segala kemustahilan.
Kalau
kita bekerja sama dengan manusia, seringkali manusia mencari
keuntungan bagi dirinya sendiri. Tetapi kalau bekerja sama dengan
TUHAN, maka itu hanya untuk menguntungkan kita. Bagi TUHAN sebenarnya
TUHAN tidak mendapatkan keuntungan bahkan rugi bekerja sama dengan
kita seperti contoh di dalam injil Yoh 9, TUHAN bekerja sama dengan
orang buta sejak lahir --> apa untungnya? Tetapi itulah TUHAN
kita.
Mari!
Keadaan kita sekarang ini mungkin seperti orang buta sejak lahir yang
tidak dapat berbuat apa-apa dan tidak berarti apa-apa sebab berdosa
dan hidup di dalam kegelapan, tetapi TUHAN mau bekerja sama dengan
kita.
Kapan
kita bekerja sama dengan TUHAN?
- Yohanes
9 : 6, 7
6. Setelah Ia mengatakan
semuanya itu, Ia meludah ke tanah, dan mengaduk ludah-Nya itu dengan
tanah, lalu mengoleskannya pada mata orang buta tadi
7.
dan berkata kepadanya: "Pergilah, basuhlah dirimu dalam kolam
Siloam." Siloam artinya: "Yang diutus." Maka pergilah
orang itu, ia membasuh dirinya lalu kembali dengan matanya sudah
melek.
Inilah TUHAN bekerja sama dengan orang buta sejak
lahir. Orang buta sejak lahir = orang yang hidup di dalam
dosa.
Mungkin sekarang ada yang datang dan hidup di dalam
kenajisan --> TUHAN masih mau bekerja sama.
Demikian bagi
kaum muda yang tidak memiliki masa depan/gelap sehingga tidak dapat
berbuat apa-apa/tidak ada jalan keluar karena buta dan gelap. TUHAN
mau bekerja sama.
Kapan TUHAN bekerja sama?
Setelah Ia mengatakan semuanya itu, Ia meludah ke tanah, dan
mengaduk ludah-Nya itu dengan tanah, lalu mengoleskannya pada mata
orang buta tadi
Jadi, TUHAN bekerja sama adalah pada
saat pemberitaan Firman pengajaran/Firman yang lebih tajam dari
pedang bermata dua. Ini merupakan saat TUHAN bekerja sama
bagaikan meludah.
Saudara dapat membayangkan kalau diludah =
direndahkan. Firman pengajaran ini bagaikan merendahkan hidup kita.
Seorang perempuan Kanani meminta tolong kepada TUHAN, tetapi TUHAN
menjawab 'tidak patut roti untuk anak diberikan kepada anjing',
berarti kamu ini anjing. Inilah Firman pengajaran yang keras sebab
Firman yang lebih tajam dari pedang bermata dua untuk menunjukkan
kekurangan- kekurangan kita.
TUHAN meludah ke tanah, kemudian
tanah itu menjadi lumpur = keadaan dari orang buta = keadaan kita
orang berdosa yang berada di dalam lumpur dosa dan kemudian
dioleskan ke mata --> Firman menunjuk
kelemahan-kelemahan/dosa-dosa kita. Inilah Firman yang lebih tajam
dari pedang bermata dua.
Jika kita terkena Firman, kemudian
kita menjadi marah = kita tidak bekerja sama dengan TUHAN. Jika
saudara mendengarkan Firman, tetapi tidak pernah terkena Firman =
saudara tidak pernah bekerja sama dengan TUHAN. Itu sebabnya saudara
jangan mencari Firman TUHAN yang lucu-lucu sehingga saudara merasa
senang, tetapi saudara tidak pernah bekerja sama dengan TUHAN.
Itu
sebabnya saudara jangan tidak pernah terkena Firman, sebab akan
menjadi seperti Yudas, sekali-pun ia seorang rasul, tetapi ia tidak
pernah terkena Firman, sehingga isi perutnya tetap kotor sampai
terburai.
Bagaimana sikap kita? Yaitu sabar,
seperti orang buta yang matanya dioleskan tanah oleh TUHAN sehingga
menjadi bertambah tertutup. Seringkali kita melihat bahwa keadaan
kita bertambah parah sehingga kita sudah tidak mau lagi mendengarkan
Firman --> "diriku mempraktekkan Firman, tetapi pencobaan
semakin bertambah/semakin gelap". Sabar, menunggu waktu dari TUHAN
--> rendah hati, lemah lembut dan taat dengar-dengaran.
'pergilah ke kolam Siloam' begitu YESUS
mengoleskan mata orang buta dengan lumpur, YESUS masih
memerintahkannya untuk pergi ke kolam Siloam.
Seharusnya orang buta itu memprotes TUHAN dengan berkata: TUHAN,
bagaimana saya dapat pergi ke kolam Siloam, sebab saya tidak dapat
melihat? Tetapi ia tidak memprotes. Inilah bekerja sama dengan TUHAN
yaitu TUHAN memberikan Firman yang menunjukkan keadaan/dosa-dosa
kita dan sikap kita adalah taat dengar-dengaran dan juga sabar
menunggu waktu TUHAN.
TUHAN menyampaikan Firman/mengulurkan
Tangan dan jika kita taat dan sabar/mengulurkan tangan, maka akan
terjadi mujizat.
Ketaatan ini dimulai dari kolam Siloam =
baptisan air --> ujian ketaatan di mulai dari baptisan air =
melakukan kehendak TUHAN. Bagi saudara yang belum dibaptis, itu
berarti saudara masih seperti orang yang buta/mata belum celik =
belum lahir baru.
Baptisan air ini bukan karena saudara
disuruh oleh seseorang, tetapi baptisan air itu harus taat yaitu
melakukan kehendak TUHAN. Kalau kita dapat taat dan sabar = kita
mengulurkan tangan kepada TUHAN dan TUHAN juga mengulurkan Tangan
kepada kita, maka terjadi mujizat yaitu dari buta menjadi
melek.
Terang:
secara jasmani --> masalah dapat
diselesaikan.
secara rohani --> terang sampai nanti Wahyu
12 : 1, kita harus terus bekerja sama dengan TUHAN. Jangan
masalah sudah selesai, sudah tidak mau mendengarkan Firman lagi -->
seperti pergi ke Mesir satu kali, untuk menyelesaikan masalah,
kemudian gandum dimakan, lama kelamaan gandum akan habis = keadaan
menjadi gelap kembali.
Kita harus terus menerus bekerja sama
dengan TUHAN sampai terjadi mujizat yang rohani --> kita terus
menerus disucikan/terus menerus menjadi terang sampai pada Wahyu 12
: 1, tidak ada kegelapan sedikitpun = Mempelai Wanita TUHAN.
Wahyu
12 : 1, Maka tampaklah suatu tanda besar di
langit: Seorang perempuan berselubungkan matahari, dengan bulan di
bawah kakinya dan sebuah mahkota dari dua belas bintang di atas
kepalanya.
Perempuan = gereja TUHAN yang tidak ada
kegelapan sama sekali = Mempelai Wanita TUHAN.
Kita jangan
hanya merasa puas kalau kita sakit menjadi sembuh, tetapi harus
diteruskan sampai pada hal yang lebih penting yaitu dosa-dosa
disingkirkan sampai menjadi terang = tidak ada kegelapan sedikit
pun. Semoga kita dapat mengerti.
- Matius
8 : 1-3
1. Setelah Yesus turun dari
bukit, orang banyak berbondong-bondong mengikuti Dia.
2.
Maka datanglah seorang yang sakit kusta kepada-Nya, lalu sujud
menyembah Dia dan berkata: "Tuan, jika Tuan mau, Tuan dapat
mentahirkan aku."
3. Lalu Yesus
mengulurkan tangan-Nya, menjamah orang itu dan berkata: "Aku
mau, jadilah engkau tahir." Seketika itu juga tahirlah orang
itu dari pada kustanya.
Ay 2, sakit kusta =
dosa kenajisan --> Imamat 13, tetapi kusta ini juga menunjuk pada
dosa kebenaran diri sendiri --> putih, tetapi kusta = kebenaran
orang yang berdosa di dapatkan dengan menyalahkan orang lain.
Kebenaran yang bukan di dapatkan dari mengaku dosa.
Kusta =
terasing, sehingga tidak dapat masuk ke dalam kesatuan tubuh
Kristus, berarti binasa untuk selama-lamanya.
Bagaimana
bekerja sama dengan TUHAN jika terkena sakit kusta?
Matius
8 : 2, 3
2. Maka datanglah
seorang yang sakit kusta kepada-Nya, lalu sujud menyembah Dia dan
berkata: "Tuan, jika Tuan mau, Tuan dapat
mentahirkan aku."
3. Lalu Yesus
mengulurkan tangan-Nya, menjamah orang itu dan berkata: "Aku
mau, jadilah engkau tahir." Seketika itu juga tahirlah orang
itu dari pada kustanya.
Kalau Tuan mau, Tuan dapat, apa
artinya ini? Kalau TUHAN mau mati di kayu salib, maka TUHAN dapat
menyembuhkan penyakit kusta/dapat membebaskan kita dari dosa-dosa.
Inilah kuasa kebangkitan untuk membenarkan dan menghapus dosa-dosa
kita. Inilah Korban Kristus. Semoga kita dapat mengerti.
Perjamuan
suci adalah Korban Kristus --> saat Korban Kristus diberitakan =
ada kerja sama dengan TUHAN. Inilah buktinya kalau TUHAN itu mau
mati sehingga Ia dapat menolong dan menyucikan kita sampai kita
menjadi tahir/sampai menjadi sempurna = tidak bercacat cela seperti
YESUS.
Istilah dapat ini berarti tidak dapat
dihalangi oleh apa-pun = tidak dibatasi oleh apa-pun.
Di saat Firman yang keras dan menghina kita sebab mata
diberi lumpur = Firman penyucian = saat TUHAN bekerja sama -->
TUHAN mengulurkan Tangan, kita juga mengulurkan tangan sehingga kita
dapat menjadi taat dan sabar untuk menunggu waktu TUHAN. Jika kita
teruskan, maka akan terjadi mujizat secara jasmani dan rohani.
Juga
di saat perjamuan suci = TUHAN mau mati sehingga TUHAN dapat
menolong, menyucikan kita dan juga dapat menyempurnakan kita -->
Ibrani 10 : 14, Sebab oleh satu korban saja
Ia telah menyempurnakan untuk selama-lamanya mereka yang Ia
kuduskan.
Mari
saudaraku! Ada Firman dan juga ada perjamuan suci = uluran Tangan
TUHAN Yang ada ditengah-tengah kita. Sekarang kita juga mengulurkan
tangan = bekerja sama. Kita jangan melawan, tetapi mengulurkan tangan
kepada TUHAN = taat dengar-dengaran, sabar dan juga mengaku dosa -->
'TUHAN, jika TUHAN mau, maka TUHAN dapat mentahirkan aku' -->
inilah orang berdosa yang mengakui dosa-dosanya sehingga terjadi
mujizat apa-pun keadaan kita. Puji TUHAN.
TUHAN
memberkati.1