Matius
24 : 6-8, nubuat tentang
bangsa-bangsa
6.
Kamu akan mendengar deru perang atau kabar-kabar tentang perang.
Namun berawas-awaslah jangan kamu gelisah; sebab semuanya itu harus
terjadi, tetapi itu belum kesudahannya.
7.
Sebab bangsa akan bangkit melawan bangsa, dan kerajaan melawan
kerajaan. Akan ada kelaparan dan gempa bumi di berbagai tempat.
8.
Akan tetapi semuanya itu barulah permulaan penderitaan menjelang
zaman baru.
Nubuat
tentang bangsa-bangsa --> yang akan terjadi kegoncangan
-kegoncangan yang akan melanda bangsa- bangsa di dunia sehingga
mengakibatkan kepanikan, ketakutan, kegelisahan sehingga hidup
manusia tidak tenang sampai pada kematian.
Ada
tiga macam kegoncangan yaitu:
- peperangan,
- kelaparan
dan
- gempa
bumi.
Ketiga
goncangan diatas ini yang mewakili semua kegoncangan-kegoncangan.
Kita
masih akan membahas tentang
KELAPARAN.
Yang
terjadi secara dobel yaitu kelaparan secara jasmani --> tidak ada
gandum. Tetapi terlebih lagi akan terjadi kelaparan secara rohani
yaitu kelaparan akan Firman ALLAH.
Amos
8 : 11-14
11.
"Sesungguhnya, waktu akan datang," demikianlah firman Tuhan
ALLAH, "Aku akan mengirimkan kelaparan ke negeri ini, bukan
kelaparan akan makanan dan bukan kehausan akan air, melainkan akan
mendengarkan firman TUHAN.
12.
Mereka akan mengembara dari laut ke laut dan menjelajah dari utara ke
timur untuk mencari firman TUHAN, tetapi tidak mendapatnya.
13.
Pada hari itu akan rebah lesu anak-anak dara yang cantik dan
anak-anak teruna karena haus;
14.
mereka yang bersumpah demi Asima, dewi Samaria dan yang berkata: Demi
allahmu yang hidup, hai Dan! serta: Demi dewa kekasihmu yang hidup,
hai Bersyeba! mereka itu akan rebah dan tidak akan bangkit-bangkit
lagi."
Kita
yang ada di sini harus setia dan sungguh-sungguh mendengarkan Firman,
sebab satu waktu tidak ada kesempatan lagi untuk mendengarkan Firman.
Akibatnya, kalau orang lapar akan Firman dan tidak ada kesempatan
lagi untuk mendengarkan Firman, maka akibatnya akan rebah/jatuh dan
tidak bangkit-bangkit lagi.
Jatuh
= jatuh dalam dosa/hidup dalam dosa dan tidak dapat bertobat/tidak
bangkit-bangkit lagi. Kalau sekarang kita berbuat dosa, kemudian kita
mendengarkan Firman dan kita mengaku salah dan dapat diampuni = kita
dapat bangkit lagi = dapat bertobat.
Tetapi
kalau sudah lapar akan Firman/tidak dapat mendengarkan Firman lagi,
kita akan jatuh dalam dosa/rebah, hidup dalam dosa sehingga tidak
dapat bertobat = mati rohani dan akan masuk kedalam kematian yang
kedua = neraka dan hanya menunggu waktu untuk menerima penghukuman.
Ini sungguh-sungguh ngeri.
Manusia
termasuk anak-anak TUHAN dapat mengalami kelaparan secara dobel
terutama kelaparan yang rohani, mengapa hal ini dapat terjadi?
Jawabannya
ada pada hati. Kalau kita makan makanan secara jasmani, maka ada pada
lambung dan jika lambung tidak beres, maka manusia tidak dapat makan,
bahkan apa yang sudah dimakan pada waktu yang lalu, dapat dikeluarkan
lagi --> makan satu sendok yang keluar tiga sendok sehingga
menderita kerugian.
Kalau
kelaparan secara rohani/kelaparan akan Firman, maka hatinya yang
tidak beres/hatinya tidak baik/hatinya jahat = hati nurani yang jahat
dengan praktek seperti pada jaman Nuh.
Praktek
dari hati nurani yang cenderung jahat/tidak baik adalah:
- Amos
8 : 5, dan berpikir: "Bilakah
bulan baru berlalu, supaya kita boleh menjual gandum dan bilakah
hari Sabat berlalu, supaya kita boleh menawarkan terigu dengan
mengecilkan efa, membesarkan syikal, berbuat curang dengan neraca
palsu,
Efa = timbangan gandum.
Syikal = timbangan
uang.
Jadi, praktek dari hati yang cenderung jahat adalah
mengecilkan efa dan membesarkan syikal.
Artinya:
- saya
mulai dari dalam gereja terlebih dahulu, yaitu di dalam ibadah
tidak mengutamakan Firman, tetapi mengutamakan perkara-perkara
jasmani, sehingga gereja akan jatuh ke dalam kelaparan. Itu
sebabnya doakan saya sebagai gembala, supaya jangan saya hanya
puas/atau mengejar pada perkara-perkara jasmani sampai tidak
mengutamakan Firman lagi. Itu pasti cepat atau lambat akan jatuh ke
dalam kelaparan. Inilah mengecilkan efa dan membesarkan syikal =
hati nurani yang jahat.
- kehidupan
yang ada di luar, yaitu sudah tidak mau beribadah lagi, sebab
mengejar/mengutamakan perkara-perkara jasmani sampai tidak dapat
beribadah/tidak dapat mencari Firman lagi/tidak dapat diisi dengan
Firman lagi.
Atau sebaliknya, sudah tidak dapat lagi
beribadah/sudah tidak dapat mencari Firman lagi/tidak dapat diisi
lagi dengan Firman karena sibuk mencari/mengutamakan
perkara-perkara jasmani di dunia.
Bukannya
tidak boleh mencari uang, bersekolah --> silahkan! Tetapi kalau
tidak diisi dengan Firman, maka semuanya akan menjadi sia-sia.
Sekarang, kesana kemari untuk mencari uang, nanti akan kesana kemari
untuk mencari Firman, tetapi tidak mendapatkannya, habislah kita.
Itu sebabnya kita jangan sampai ditipu oleh setan dengan berpikir
selagi masih muda dan sehat, mari! Pergi kesana kemari untuk mencari
uang, mencari ijazah sampai tidak dapat mencari Firman. Satu waktu
baru sadar, mau mencari Firman, tetapi Firman sudah tidak ada lagi,
tinggal jatuh, masuk dalam kelaparan dan tidak akan bangkit-bangkit
lagi. Ini merupakan hal yang sungguh-sungguh serius. Semoga kita
dapat mengerti.
- hati
yang tidak taat dengar-dengaran pada Firman = kosong
dari Firman,
sehingga akan jatuh ke dalam kelaparan dan binasa. Orang ini mungkin
mendengarkan Firman, tetapi ia tidak taat dan dengar-dengaran pada
Firman. Inilah hati nurani yang cenderung jahat sehingga akan jatuh
dalam kelaparan = rebah dan tidak akan bangkit-bangkit lagi.
Bagaimana
caranya supaya kita mendapatkan hati nurani yang baik?
Satu-satunya cara ada di dalam
1 Petrus 3 : 20, 21,
20.
yaitu kepada roh-roh mereka yang dahulu pada waktu Nuh tidak taat
kepada Allah, ketika Allah tetap menanti dengan sabar waktu Nuh
sedang mempersiapkan
bahteranya,
di mana hanya sedikit, yaitu delapan orang, yang diselamatkan oleh
air bah itu.
21.
Juga kamu sekarang diselamatkan oleh kiasannya, yaitu baptisan --
maksudnya bukan untuk membersihkan kenajisan jasmani, melainkan untuk
memohonkan hati nurani yang baik kepada Allah -- oleh kebangkitan
Yesus Kristus,
Ketidak
taatan ini, dikaitkan dengan jaman Nuh di mana hati yang jahat itu
sampai pada anak-anak kecil. Apa yang menjadi kejahatan dari
anak-anak kecil ini, sebab tidak ada seorang anak kecil itu merampok,
memfitnah dlsbnya, tetapi kejahatan dari anak-anak kecil itu adalah
mereka
tidak dapat mendengarkan Firman bahkan mengganggu. Itu
sebabnya di sekolah Minggu harus diperhatikan, demikian juga di dalam
ibadah-ibadah, harus diperhatikan --> bukan dilarang/dihalangi
untuk membawa anak, sebab hal ini menyebabkan TUHAN menjadi marah,
tetapi harus dijaga. Ini menjadi tanggung jawab dari orang tua dan
boleh keras supaya anak dapat menerima Firman; tetapi guru sekolah
Minggu tidak boleh keras, tetapi melatih kesabaran.
Sedangkan
bagi orang dewasa jika mendengar lawakan, mereka senang mendengarnya,
tetapi kalau mendengar Firman, menjadi marah --> inilah hati yang
cenderung jahat. Jadi supaya mendapatkan hati nurani yang baik,
hanya
lewat baptisan air.
Saya
selalu berjanji kepada siswa/i Lempin-El angkatan demi angkatan -->
jika saya melihat di gereja dan saudara diberkati TUHAN dengan
memiliki anak, saya tidak mau melihat isteri berada di luar
menggendong anak sehingga tidak dapat mendengarkan Firman, akan saya
tegur dengan keras. Bagi sidang jemaat, saya hanya menghimbau untuk
mengusahakan, didoakan dan dididik dengan sungguh-sungguh. Sebab
setan itu pandai dengan menggoda di saat beribadah sehingga sia-sia
kalau beribadah sebab tidak mendengarkan Firman.
Tetapi
ada juga gembala yang pandai, ibunya berada di dalam, tetapi
pengerjanya yang disuruh berada di luar untuk menggendong anaknya dan
untuk ini saya juga tidak berkenan. Sebab seorang pengerja itu bukan
untuk menjaga anak, ia melayani pekerjaan TUHAN. Semuanya harus
berada di dalam.
Seperti
kata-kata dari alm.bpk.pdt Totijs yang paling menekan hati saya -->
'tidak ada kata maaf saat mendengarkan Firman'. Kalau untuk hal
lain masih dapat dimaafkan. Ini merupakan hal yang sungguh-sungguh
serius, sebab kita menghadapi kelaparan dihari-hari ini.
Inilah
hati nurani yang baik lewat baptisan air. Jadi dalam baptisan air
terjadi pembaharuan yaitu dari hati nurani yang cenderung
jahat/tidak baik menjadi hati nurani yang baik/hati nurani yang taat
dengar-dengaran dengan praktek dapat/suka mendengarkan Firman sampai
dengar-dengaran/taat dengar-dengaran kepada Firman. Itulah hati
nurani yang baik.
Bukan
hanya anak kecil yang tidak selamat, sebab anak remaja juga tidak ada
yang selamat; bagi orang tua yang memiliki anak remaja, saudara
jangan membiarkan jika anak-anak itu tidak mau ke gereja tetapi harus
dihimbau, harus dididik, sebab kalau tidak, akan masuk dalam
kelaparan, maka saudara tidak dapat menolong. Harta dan kepandaian
saudara tidak dapat menolong, sebab kalau anak itu sudah jatuh di
dalam dosa sehingga tidak mau lagi mendengarkan Firman, maka anak itu
tidak dapat ditolong lagi. Selagi sekarang ini anak saudara masih
belum mau mendengarkan Firman tetapi belum jatuh ke dalam dosa, mari
dituntun untuk datang beribadah di gereja. Semoga kita dapat
mengerti.
Inilah
yang dicari, ketika menghadapi kelaparan yaitu kesetiaan, sebab
perhatian TUHAN kepada orang yang setia --> tiga hari tiga malam
mengikut TUHAN. Bukan kalau bisa, baru kita mengikut TUHAN, kalau
tidak bisa, tidak mengikut TUHAN. Sekarang ditambah dengan taat
dengar-dengaran.
Jadi
menghadapi kelaparan harus:
- setia
dengan teruji --> sekali-pun tidak ada gembala/tidak ada sidang
jemaat, tetap setia.
- Taat.
Posisi
dari orang yang taat -->
Roma 10 : 16, 17, 21,
16.
Tetapi tidak semua orang telah menerima kabar baik itu. Yesaya
sendiri berkata: "Tuhan, siapakah yang percaya kepada
pemberitaan kami?"
17.
Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman
Kristus.
21.
Tetapi tentang Israel ia berkata: "Sepanjang hari Aku telah
mengulurkan tangan-Ku kepada bangsa yang tidak taat dan yang
membantah."
Ay
16 --> Tidak semua orang mau mendengarkan pemberitaan Firman,
sebab kalau hati nuraninya jahat, sekali-pun sudah diterangkan dengan
jelas, orang itu tetap tidak mau mendengarkan Firman.
Ay
17 --> kalau hati nuraninya baik, sehingga mendengarkan Firman
juga baik/suka mendengarkan Firman, maka itu dapat menjadi iman.
Ay
21 --> ini yang negatif, tetapi kita yang positif. Jadi saat-saat
pemberitaan Firman, itu merupakan saat di mana TUHAN mengulurkan
Tangan kepada kita sekalian. Sebaliknya di pihak kita, kalau kita
dapat mendengarkan Firman dengan baik, mengerti, percaya sampai kita
mempraktekkan Firman, maka itu juga berarti kita mengulurkan tangan
kepada TUHAN, kita dipegang oleh TUHAN = hidup dalam Tangan kasih
karunia TUHAN.
Nuh
masuk kedalam bahtera karena ia mendapatkan kasih karunia TUHAN,
sebab semua manusia mati, hanya Nuh --> empat orang laki-laki
dengan isteri-isteri mereka = empat pasang mempelai, karena kasih
karunia masuk dalam baptisan air. Jadi, kalau saudara masuk dalam
baptisan air, maka itu hanya karena kasih karunia = dapat taat
dengar-dengaran = kasih karunia.
Posisi
kita berada di dalam Tangan kasih karunia TUHAN dan kita tidak
mungkin dapat jatuh/rebah dan ini sudah jelas. Kalau dipegang oleh
saya, saudara dapat jatuh/rebah, apalagi kalau yang dipegang badannya
lebih besar. Tetapi kalau dipegang oleh Tangan TUHAN, tidak mungkin
dapat jatuh.
Kalau
kita dipegang oleh Tangan kasih karunia, maka hasilnya:
- 1
Raja-raja 17 : 12, 13, 15
12.
Perempuan itu menjawab: "Demi TUHAN, Allahmu, yang
hidup, sesungguhnya tidak ada roti padaku
sedikit pun, kecuali segenggam tepung dalam tempayan dan sedikit
minyak dalam buli-buli. Dan sekarang aku sedang
mengumpulkan dua tiga potong kayu api, kemudian aku
mau pulang dan mengolahnya bagiku dan bagi
anakku, dan setelah kami memakannya, maka kami
akan mati."
13. Tetapi Elia berkata
kepadanya: "Janganlah takut, pulanglah, buatlah seperti yang
kaukatakan, tetapi buatlah lebih dahulu bagiku sepotong roti bundar
kecil dari padanya, dan bawalah kepadaku, kemudian barulah kaubuat
bagimu dan bagi anakmu.
15. Lalu pergilah
perempuan itu dan berbuat seperti yang dikatakan Elia; maka
perempuan itu dan dia serta anak perempuan itu mendapat makan
beberapa waktu lamanya.
Ay 12, Aku lagi, aku lagi = egois
= mati.
Ay 13, bagi = Ku = untuk TUHAN.
Inilah janda di
Sarfat, yang taat dengar-dengaran sehingga ia hidup di dalam Tangan
kasih karunia TUHAN.
Taat dengar-dengaran = mengorbankan
kepentingan diri sendiri --> seperti janda di
Sarfat --> untuk-ku, untuk anak-ku sehingga akan mati. Semoga
kita dapat mengerti.
Hasilnya: Tangan kasih karunia
TUHAN memelihara kita secara jasmani dan juga secara rohani sehingga
kita tidak masuk dalam kelaparan sampai pada jaman
antikrist.
Beberapa waktu lamanya --> kalau kita baca di
dalam srt Yakobus, itu selama tiga setengah tahun = sampai jaman
antikrist yang merupakan puncak dari kelaparan jasmani dan rohani.
Tangan kasih karunia TUHAN mampu memelihara janda di Sarfat
yang hanya memiliki persediaan segenggam tepung/sedikit sekali =
sangat terbatas --> modal terbatas, ijazah terbatas, tetapi kalau
taat dengar-dengaran maka Tangan kasih karunia mampu memelihara.
Dulu, janda di Sarfat, bahkan hamba TUHAN juga harus taat
dengar-dengaran sebab seorang hamba TUHAN itu tidak tergantung pada
jemaa't, tetapi bergantung pada ketaatan dan dengar-dengaran, maka
TUHAN akan memelihara secara jasmani dan juga secara rohani,
sehingga kita tidak jatuh ke dalam kelaparan bahkan sampai pada
jaman antikrist.
- Yohanes
21 : 3, 6
3.Kata Simon Petrus kepada
mereka: "Aku pergi menangkap ikan." Kata mereka kepadanya:
"Kami pergi juga dengan engkau." Mereka berangkat lalu
naik ke perahu, tetapi malam itu mereka tidak menangkap apa-apa.
6.
Maka kata Yesus kepada mereka: "Tebarkanlah jalamu di sebelah
kanan perahu, maka akan kamu peroleh." Lalu mereka
menebarkannya dan mereka tidak dapat menariknya lagi karena
banyaknya ikan.
Di dalam terj.lama lebih jelas -->
Maka kata Simon Petrus kepada mereka itu, "Aku hendak
pergi menangkap ikan."
Hendak = kehendak diri
sendiri. Pada hal TUHAN sudah mengatakan kepada Petrus, bahwa mulai
sekarang engkau akan menjadi penjala manusia, bukan penjala ikan
lagi --> ini merupakan kehendak TUHAN. Tetapi kata Petrus 'aku
hendak', jadi yang harus dikorbankan adalah kehendak diri
sendiri.
Kita harus berhati-hati, sebab kalau tidak
taat/tidak sesuai Firman akan ada banyak pendukungnya. Seperti
Petrus yang hendak menangkap ikan = tidak sesuai Firman, sebab
Firman mengatakan bahwa Petrus menjadi penjala manusia. Tetapi
karena Petrus seorang senior/Petrus yang dituakan/Petrus yang hebat,
maka semua dengan satu suara, murid-murid yang lain berkata -->
kami juga ikut.
Tetapi YESUS Yang taat sampai mati, siapa
yang mau ikut? Semua lari termasuk murid-murid juga ikut lari. Itu
sebabnya kita harus berhati-hati di akhir jaman ini.
Jadi,
taat dengar-dengaran yang kedua adalah harus
mengorbankan kehendak diri sendiri.
Kita harus menerima kehendak Firman/kehendak TUHAN sekali-pun
bertentangan dengan kita.
Kalau kita memaksakan kehendak diri
sendiri seperti Petrus dkk = yang tidak cocok dengan kehendak
Firman, maka akibatnya kita tidak akan menangkap apa-apa = gagal dan
telanjang. Demikian juga di dalam ibadah pelayanan, di dalam nikah,
juga untuk bekerja --> mari! Kita bertanya apa yang menjadi
kehendak TUHAN. Saya sangat sedih kalau ada saudara yang mencari
pekerjaan, kemudian baru melapor setelah mendapatkan pekerjaan -->
jangan! Saudara harus bertanya kepada TUHAN terlebih dahulu, jangan
kehendak kita sendiri.
Tangan kasih karunia TUHAN
menciptakan yang tidak ada menjadi ada; yang mustahil menjadi tidak
mustahil. Kemustahilan yang tertinggi adalah menciptakan manusia
tanah liat menjadi sama mulia dengan TUHAN YESUS/menjadi Mempelai
Wanita TUHAN/Manusia yang sempurna.
Seperti pada waktu
penciptaan mula-mula --> marilah kita menciptakan manusia sesuai
dengan Gambar TUHAN. Demikian juga sekarang, sekali-pun kita gagal
dan telanjang, tetapi kalau kita mau kembali taat, maka dari yang
tidak ada menjadi ada = kuasa penciptaan, tetapi juga dari yang
mustahil menjadi tidak mustahil, dari gagal menjadi berhasil.
Kita
manusia jahat dan najis tetapi kalau masih mau mendengarkan Firman
seperti puteri firaun sekali-pun jahat, tetapi ia masih ingin mandi.
Orang jahat tetapi masih ingin mendengarkan Firman, maka ia masih
dapat tertolong.
- Filipi
2 : 8-11
8. Dan dalam keadaan sebagai
manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan
sampai mati di kayu salib.
9. Itulah
sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya
nama di atas segala nama,
10. supaya dalam
nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di
atas bumi dan yang ada di bawah bumi,
11.
dan segala lidah mengaku: "Yesus Kristus adalah Tuhan,"
bagi kemuliaan Allah, Bapa!
Jadi, untuk dapat taat
dengar- dengaran seperti YESUS di puncak ketaatan-Nya yaitu taat
sampai mati/sampai daging tak bersuara yaitu harus
mengorbankan diri sendiri =
mengorbankan seluruh
kehidupan kita. Sebab
kalau kita tidak mau berkorban, maka kita tidak akan dapat
taat.
Jadi ketaatan itu adalah:
- mengorbankan
kepentingan diri sendiri,
- mengorbankan
kehendak diri sendiri,
- sampai
mengorbankan diri sendiri = seluruh kehidupan kita, barulah
- taat
sampai mati/sampai daging tidak bersuara lagi = puncak ketaatan.
Hasilnya:
Tangan kasih karunia TUHAN memberikan kuasa kemenangan -->
segala yang di langit, di bumi dan di bawah bumi bertekuk lutut =
kemenangan.
Tangan kasih karunia TUHAN memberikan
kemenangan atas musuh-musuh, berarti kemenangan atas segala
masalah, segala penyakit = segala masalah selesai. Inilah hasil dari
kita hidup di dalam Tangan TUHAN. Semoga kita dapat mengerti.
Tidaklah cukup sampai di sini, tetapi --> Itulah
sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya
nama di atas segala nama,
Tangan kasih karunia TUHAN
mengangkat kita sampai di awan-awan saat YESUS datang kembali
kedua kalinya sehingga segala lidah mengaku bahwa YESUS adalah TUHAN
= menyembah haleluyah untuk menyambut kedatangan YESUS Yang kedua
kalinya.
Wahyu 19 : 6,
7
6. Lalu aku mendengar seperti suara
himpunan besar orang banyak, seperti desau air bah dan seperti deru
guruh yang hebat, katanya: "Haleluya! Karena Tuhan, Allah kita,
Yang Mahakuasa, telah menjadi raja.
7. Marilah kita
bersukacita dan bersorak-sorai, dan memuliakan Dia! Karena hari
perkawinan Anak Domba telah tiba, dan pengantin-Nya telah siap
sedia.
Kalau kita hidup di dalam Tangan TUHAN, maka lidah
hanya mengaku mulai sekarang sampai nanti diawan-awan kita hanya
menyembah TUHAN.
Himpunan besar orang banyak = dari empat
penjuru dunia. Sementara empat penjuru bumi berguncang, tetapi nanti
di angkasa ada guncangan yang lain yaitu suara penyembahan yang
dahsyat dan kita masuk dalam pesta Nikah Anak Domba = kebahagiaan
dan kemuliaan yang kekal. Kita tidak masuk dalam kiamat, tetapi
masuk dalam kebahagiaan dan kemuliaan yang kekal bersama dengan
TUHAN.
Itu sebabnya kita hidup di dalam Tangan TUHAN:
- sekali-pun
ada bencana, tetapi TUHAN memegang tangan kita.
- demikian
juga kita memiliki hati nurani yang baik dengan tidak menolak
Firman tetapi suka mendengarkan Firman dan juga mempraktekkan
Firman yaitu hidup benar sehingga kita jauh dari kelaparan seperti
janda di Sarfat yang dipelihara oleh TUHAN sampai jaman antikrist.
- dari
tidak ada menjadi ada, dari gagal menjadi berhasil = kita
diciptakan menjadi sempurna.
- kemudian
kita diberi kemenangan dan kita akan diangkat bersama dengan TUHAN
= hidup bersama TUHAN.
TUHAN
memberkati.1