Matius
24, khotbah tentang
akhir jaman/penghukuman atas dunia yang akan terjadi pada saat
kedatangan YESUS Yang kedua kalinya dan yang lazim disebut dengan
kiamat.
Kita mempelajari injil Matius 24 ini, supaya kita tidak masuk dalam
kiamat/hancur bersama dunia, tetapi kita justru akan terangkat di
awan-awan, jika YESUS datang kembali Yang kedua kalinya.
Kita
akan mempelajari
Matius
24: 3-44,
tentang
tujuh nubuat yang harus terjadi menjelang kedatangan YESUS Yang kedua
kalinya/menjelang kiamat akan ada tujuh tanda yang besar.
Ketujuh
nubuat itu adalah:
- nubuat
tentang penyesat-penyesat --> ay
3-ay 5
- nubuat
tentang bangsa-bangsa --> ay
6-ay 8
- nubuat
tentang pencobaan atas anak-anak TUHAN --> ay
9-ay 14
- nubuat
tentang antikrist --> ay
15-ay 25
- nubuat
tentang kedatangan YESUS Yang kedua kalinya --> ay
26-ay 31
- nubuat
tentang Israel
--> ay
32-ay 35
- nubuat
tentang penghukuman atas dunia pada saat kedatangan YESUS Yang kedua
kalinya --> ay
36-ay 44
Kita
masih akan mempelajari nubuat yang kedua yaitu
nubuat
tentang bangsa-bangsa
-->
Matius
24: 6-8,
6.
Kamu akan mendengar deru perang atau kabar-kabar tentang perang.
Namun berawas-awaslah jangan kamu gelisah; sebab semuanya itu harus
terjadi, tetapi itu belum kesudahannya.
7.
Sebab bangsa akan bangkit melawan bangsa, dan kerajaan melawan
kerajaan. Akan ada kelaparan dan gempa bumi di berbagai tempat.
8.
Akan tetapi semuanya itu barulah permulaan penderitaan menjelang
zaman baru.
Jadi,
menjelang kedatangan YESUS Yang kedua kalinya/kiamat, ditandai dengan
tanda kedua yaitu
kegoncangan-kegoncangan
yang akan melanda seluruh bangsa di dunia yang akan mengakibatkan
kegelisahan, ketakutan
--> tidak ada damai lagi sampai pada kebinasaan.
Ada
tiga macam
bentuk
kegoncangan
yaitu:
-
peperangan,
-
kelaparan
dan
-
gempa
bumi.
Ketiga
macam kegoncangan ini sudah mewakili seluruh kegoncangan. Semoga kita
dapat mengerti.
Kita
masih mempelajari tentang
PEPERANGAN
yang
terjadi peperangan antar suku, antar bangsa/antar negara yang semakin
meningkat dan menjadi semakin membesar sampai pada peperangan yang
dahsyat yang akan
melibatkan
dua
ratus juta tentara dari seluruh muka bumi dan menewaskan sepertiga
manusia yang ada di bumi.
Wahyu 9: 16, 18
16.
Dan jumlah tentara itu
ialah
dua
puluh
ribu
laksa pasukan berkuda; aku mendengar jumlah mereka.
18.
Oleh ketiga malapetaka ini dibunuh sepertiga dari umat manusia, yaitu
oleh api, dan asap dan belerang, yang keluar dari mulutnya.
Ay
16 --> satu
laksa terdiri dari sepuluh ribu tentara, jadi dua puluh ribu laksa =
dua ratus juta tentara.
Ay
18 --> sepertiga
dari umat manusia --> 1/3 x 6.000.000.000 = 2.000.000.000 manusia
yang akan mati.
Senjata
yang
digunakan adalah:
api
--> yang digunakan pada perang dunia yang pertama.
asap
--> yang digunakan pada perang dunia yang kedua itulah bom atom
yang digunakan untuk menghancurkan kota Hiroshima dan kota Nagasaki
sehingga menimbulkan asap yang besar yang naik membumbung ke udara
bagaikan cendawan yang raksasa
dan sudah menewaskan banyak orang di sana dan juga kesengsaraan
sampai saat ini di kota Hiroshima dan juga di kota Nagasaki. Semoga
kita dapat mengerti.
Tetapi
sekali lagi, setan ini tidak hanya ingin membunuh tubuh manusia,
tetapi setan juga ingin membinasakan jiwa dan roh manusia sampai ke
neraka untuk selama-lamanya. Sebab itu setan juga menggunakan senjata
asap secara rohani itulah
dosa.
Secara
jasmani, bom atom sudah dahsyat, tetapi lebih dahsyat lagi adalah
yang dapat
membunuh tubuh, jiwa dan roh manusia sampai ke neraka yaitu asap dosa
yang juga naik membumbung tinggi.
Wahyu
9: 2, 3
2.
Maka dibukanyalah pintu lobang jurang maut itu, lalu naiklah asap
dari lobang itu bagaikan asap tanur besar, dan matahari dan angkasa
menjadi gelap oleh asap lobang itu.
3.
Dan dari asap itu berkeluaranlah belalang-belalang ke atas bumi dan
kepada mereka diberikan kuasa sama seperti kuasa
kalajengking-kalajengking di bumi.
Ay
2 --> matahari
dan angkasa menjadi gelap, sebab asap sudah naik ke atas seperti asap
dari
bom
atom yang juga membumbung ke angkasa.
Ay
2 --> asap
yang keluar dari lubang bagaikan tanur besar = asap maut/sengat maut
yang adalah dosa.
1
Korintus 15: 56a,
Sengat
maut ialah dosa
Inilah
senjata asap secara rohani yang digunakan oleh setan untuk membunuh
tubuh, jiwa dan roh manusia. Saya mau mengulangi perkataan Firman:
'sekecil apa-pun dosa itu, tetapi kalau tidak ditutup dengan Darah
YESUS/tidak diperdamaikan/tidak diselesaikan, maka akan ditutup oleh
dosa-dosa yang lain' terus menerus ditutup oleh dosa-dosa lain,
sampai menjadi asap yang membumbung ke angkasa dan akan menimbulkan
ledakan yang keras seperti ledakan dari bom atom yang akan
membinasakan tubuh, jiwa dan roh manusia. Saya akan selalu
mengulang-ulang hal ini, supaya kita sadar bahwa dosa sekecil
apa-pun, kalau tidak ditutup oleh Darah YESUS/tidak
diperdamaikan/tidak diselesaikan dengan TUHAN dan juga dengan sesama
sampai menjadi seperti asap yang membumbung tinggi ke angkasa/ke
hadirat TUHAN sehingga menimbulkan ledakan bagaikan bom atom yang
akan membinasakan tubuh, jiwa dan
roh manusia sampai di neraka.
Tetapi
sebaliknya, 'dosa sebesar apa-pun, tetapi kalau ditutup oleh Darah
YESUS/diperdamaikan sehingga tidak ada kuasa lagi/tidak ada sengat
maut lagi maka akan menghasilkan kebenaran, kesucian sampai pada
kesempurnaan/menjadi Mempelai Wanita TUHAN. Inilah kuasa dari
pendamaian/kekuatan dari Darah YESUS sehingga
sengat maut dikalahkan.
Inilah
saudaraku! Kita diperhadapkan
pada dua hal
ini
yaitu:
-
jika
dosa tidak diselesaikan, maka akan membumbung sampai ke angkasa dan
akan meledak sehingga membinasakan tubuh, jiwa dan roh manusia.
Tetapi
-
kalau
dosa itu diselesaikan, maka dosa itu ditutup oleh Darah YESUS
sehingga dosa itu tidak ada kuasanya lagi/tidak ada sengat maut lagi
sampai kehidupan kita tidak bercacat cela dan kita menjadi
sempurna/menjadi Mempelai Wanita TUHAN. Semoga kita dapat mengerti.
Dosa
yang sudah membumbung tinggi ke angkasa dan juga sudah membinasakan
banyak umat manusia termasuk anak-anak TUHAN sudah pernah terjadi di
beberapa tempat yaitu:
- di
Sodom dan Gomora di jaman Lot --> seluruh Sodom dan Gomora
binasa, kecuali Lot dengan kedua anaknya sebab isteri Lot juga ikut
binasa dan menjadi tiang garam. Ini sudah kita pelajari.
- di
jaman Nuh, dosa sudah membumbung tinggi sehingga seluruh umat
manusia di dunia binasa kecuali Nuh, isteri dengan anak-anaknya -->
hanya
empat pasang mempelai yang masuk ke dalam bahtera. Ini juga sudah
kita pelajari.
- di
Niniwe, dosa juga
sudah naik meningkat tetapi masih ditahan dan untuk ini kita
bersyukur
--> Yunus
1: 1, 2,
1.
Datanglah firman
TUHAN
kepada Yunus
bin
Amitai, demikian:
2.
"Bangunlah, pergilah ke Niniwe, kota
yang
besar itu, berserulah
terhadap mereka, karena kejahatannya
telah
sampai
kepada-Ku."
Berseru/berteriak.
Telah
sampai kepada-Ku = telah membumbung ke angkasa dan terjadi di kota
Niniwe.
Dan
apa yang terjadi di kota Niniwe
itu
sama
dengan dosa di jaman Nuh --> Yunus
3: 8,
Haruslah
semuanya, manusia dan ternak, berselubung kain kabung dan berseru
dengan keras kepada Allah serta haruslah masing-masing berbalik dari
tingkah lakunya yang jahat dan
dari
kekerasan
yang
dilakukannya.
Kekerasan
ini = merusak.
Mari
kita membandingkan
dengan ktb Kejadian
6: 11, 12,
11.
Adapun bumi itu telah rusak di hadapan Allah dan penuh dengan
kekerasan.
12.
Allah menilik bumi itu dan sungguhlah rusak benar, sebab semua
manusia menjalankan hidup yang rusak di bumi.
Ay
11 --> Hidup keras = hidup rusak. Kekerasan ini merusak sampai
pada kerusakan moral yaitu dosa sex/dosa kawin mengawinkan dan dosa
makan minum dan ini juga termasuk anak-anak
TUHAN.
Bukan
hanya dosa kekerasan/dosa merusak/kehidupan yang rusak, tetapi yang
terjadi di Niniwe --> mari
kita membaca di dalam ktb Nahum
3: 1,
Celakalah
kota
penumpah
darah itu! Seluruhnya
dusta belaka,
penuh dengan perampasan, dan tidak henti-hentinya penerkaman!
Kita
harus berhati-hati, sebab selain dosa sex dan dosa makan minum, juga
ada dosa dusta yang juga membumbung tinggi. Kita jangan lupa dengan
dosa dusta ini yang mungkin dianggap kecil sebab sudah biasa; tetapi
kalau menurut alkitab, maka dosa dusta ini bukanlah hal yang biasa.
Inilah dosa di Niniwe yang juga sudah membumbung tinggi.
Akibatnya:
Yunus
3: 4,
Mulailah
Yunus masuk ke dalam kota itu sehari perjalanan jauhnya, lalu
berseru: "Empat puluh hari lagi, maka Niniwe akan
ditunggangbalikkan."
Kota
Niniwe akan ditunggang balikkan sebab dosa itu sudah meledak
sehingga mendapatkan hukuman dari TUHAN. Inilah nubuat di akhir
jaman.
Tetapi TUHAN itu maha penyayang dan maha adil, sebab
sebelum IA mendatangkan penghukuman, terlebih dahulu TUHAN
memberikan jalan keluar/peringatan bagi manusia, supaya manusia
tidak masuk dalam penghukuman.
Seperti
pada jaman Nuh, TUHAN juga sudah memperingati manusia dengan
memerintahkan Nuh untuk membuat bahtera. TUHAN menanti sampai Nuh
masuk ke dalam bahtera
dan
ini
memakan waktu berapa lama?
Demikian
juga di jaman Lot, TUHAN juga mengutus dua malaikat untuk menyerukan
bahwa
kota Sodom dan Gomora akan dihukum, tetapi mereka menolak.
Bahkan
orang-orang sekota
itu meminta
kedua
malaikat itu sebab mereka mau menggagahi/memperkosa kedua malaikat
itu.
Inilah
upaya TUHAN dengan memberikan jalan keluar/memberikan peringatan,
supaya umat TUHAN/manusia umumnya di bumi, agar jangan masuk ke dalam
penghukuman.
Demikian
juga dengan Niniwe, TUHAN mengutus Yunus -->
Yunus
1: 2,
"Bangunlah,
pergilah ke Niniwe, kota yang besar itu, berserulah terhadap mereka,
karena kejahatannya
telah
sampai kepada-Ku."
Sebelum
saya
menerangkan tentang pengutusan, maka terlebih dahulu saya akan
menerangkan
tentang mengapa orang Niniwe ini melakukan dosa sampai membumbung
tinggi? Ini yang harus kita pelajari supaya jangan sampai kita yang
hidup di akhir jaman, jangan membuat
dosa
yang
sampai
membumbung
tinggi.
Jawabannya
ada di dalam
Yunus
4: 11,
Bagaimana
tidak Aku akan sayang kepada Niniwe, kota
yang
besar
itu,
yang berpenduduk lebih dari seratus dua puluh ribu orang, yang
semuanya tak tahu membedakan tangan kanan dari tangan kiri, dengan
ternaknya
yang
banyak?"
Penduduk
Niniwe ini adalah orang-orang yang kaya sebab mereka diberkati,
tetapi sayang, mereka tidak
dapat membedakan tangan kanan dengan
tangan kiri.
Yang
menyebabkan mengapa Niniwe sampai menaikkan dosa yang membumbung
tinggi adalah
dosa sex, dosa makan minum seperti dosa di jaman Nuh dan ditambah
dengan dosa dusta.
Tidak
dapat membedakan tangan kanan dengan
tangan kiri --> seperti anak kecil yang tidak dapat membedakan
tangan kanan dengan
tangan kiri = kerohanian mereka masih seperti anak kecil/kerohanian
mereka masih kanak-kanak. Sekali-pun mereka sudah diberkati dengan
memiliki banyak ternak. Ini berarti kerohanian mereka tidak bertumbuh
kearah kedewasaan = tetap seperti anak kecil. Inilah keadaan dari
gereja TUHAN sekarang ini, saya tidak berbicara umum, tetapi keadaan
dari gereja TUHAN di akhir jaman.
Arti
dari
tidak dapat membedakan tangan kanan dari tangan kiri
-->
Roma
12: 2,
Janganlah
kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh
pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak
Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.
Kalau
kerohanian
kita tidak bertumbuh, akan berbahaya sebab dunia sudah bertumbuh di
dalam dosa, maka kerohanian semacam itu dapat menjadi sama dengan
dunia. Jadi arti tidak dapat membedakan tangan kanan dengan
tangan kiri adalah kerohaniannya tidak bertumbuh = tetap seperti anak
kecil, artinya
tidak
mengalami pembaharuan hati
=
tetap
keras hati.
Praktek
dari keras hati adalah
tidak dapat membedakan Firman pengajaran yang benar dengan Firman
pengajaran yang tidak benar/yang palsu sehingga semua pengajaran
dianggap sama saja. Mari saudaraku! Kita harus sungguh-sungguh serius
dihari-hari ini.
Jika
kita tidak dapat membedakan Firman pengajaran yang benar dengan
Firman pengajaran yang tidak benar, maka nanti juga tidak akan dapat
membedakan mana pelayanan/ibadah yang
benar dengan pelayanan yang tidak benar, bahkan cenderung lebih
menyukai
yang
palsu/yang duniawi.
2
Tawarikh
12:
8,
Tetapi
mereka
akan
menjadi
hamba-hambanya,
supaya mereka tahu membedakan antara mengabdi kepada-Ku dan mengabdi
kepada kerajaan-kerajaan duniawi."
Kalau
kita tidak dapat membedakan Firman pengajaran yang benar dengan
Firman pengajaran yang tidak benar/yang palsu berarti tidak bisa
membedakan ibadah pelayanan yang benar dengan yang palsu/yang
duniawi. Bahkan senang dengan yang duniawi; itu sebabnya kita jangan
menjadi serupa dengan dunia.
Kita
akan menjadi sama dengan dunia kalau tanpa Firman pengajaran yang
benar, itu sebabnya harus berhati-hati!! Jangan hanya berpatokan
diberkati, sebab orang dunia yang tidak mengenal YESUS banyak yang
kaya.
Kain
dan Habel sama-sama melayani, bukan Kain mencuri, Habel melayani,
tidak!! Kain dan Habel sama-sama mempersembahkan korban = melayani.
Tetapi Kain ditolak, Habel diterima, berarti hanya limapuluh persen.
Kita
harus berhati-hati dan dimulai dari saya, jangan sampai menipu sidang
jemaat. Kalau sudah tidak bisa membedakan Firman pengajaran yang
benar dengan yang palsu, dianggap sama saja, pelayanan dianggap
'sekarang ini yang penting melayani'. Hati-hati, Kain dan Habel
juga melayani, tetapi Kain habis! Kalau sudah tidak bisa membedakan
ibadah pelayanan yang benar, maka selanjutnya tidak bisa membedakan
perkara yang benar dengan perkara yang tidak benar, sehingga akan
menimbulkan dosa.
Di
dunia ini, di mana-mana orang berdusta --> di
dunia kesehatan, di dunia pendidikan, harus melakukan dusta,
sekali-pun hanya sedikit --> ini adalah orang yang tidak bisa
membedakan mana yang benar/perkara yang benar dengan perkara yang
tidak benar.
Di
mulai dari komandonya terlebih dahulu, pengajaran terlebih dahulu
yaitu kehendak ALLAH, sebab tidak sama dengan dunia. Sekali-pun enam
milyar orang di dunia mengatakan bahwa hal itu sudah biasa di dunia,
tetapi kalau Firman mengatakan tidak sama, ya tidak sama!!!!
Jangan
tergantung orang banyak, tetapi kita harus memiliki prinsip, mana
Firman pengajaran yang benar dengan yang tidak benar dan juga mana
ibadah pelayanan yang benar dengan yang tidak benar/yang duniawi.
Baru kita dapat membedakan mana perkara benar dan yang tidak benar =
peka.
Kalau
kita sudah memiliki kepekaan hati untuk membedakan pengajaran yang
benar dengan yang tidak benar, maka kita akan memiliki kepekaan hati
untuk membedakan mana dosa dan mana yang bukan dosa/mana yang tidak
baik dan mana yang baik. Saat kita bekerja, saat kita bersekolah,
kita harus peka! Dalam pergaulan, juga harus peka.
Ini
Niniwe, mengapa Niniwe dapat menaikkan dosa sampai ke angkasa?
Karena:
-
dia
tidak bisa membedakan tangan kiri dengan tangan kanan,
-
tidak
bisa membedakan yang jahat dan yang baik,
-
tidak
bisa membedakan pengajaran yang benar dengan yang tidak benar,
-
tidak
bisa membedakan pelayan yang benar dengan yang duniawi, akhirnya
menaikkan dosa yang membumbung tinggi dan akibatnya akan ditunggang
balikkan oleh TUHAN.
Tetapi
sekali lagi TUHAN itu maha penyayang dan maha adil. Sebelum menghukum
dunia ini terutama dunia di akhir jaman, sebelum menghukum di Niniwe,
TUHAN terlebih dahulu sudah memberitahukan, memberi peringatan,
memberi jalan keluar kepada anak-anak TUHAN termasuk manusia di bumi,
di akhir jaman ini.
Dengan
apa TUHAN memberitahukan?
Yunus
1: 2,
"Bangunlah,
pergilah ke Niniwe, kota yang besar itu, berserulah terhadap mereka,
karena kejahatannya telah sampai kepada-Ku."
TUHAN
mengutus Yunus untuk berseru, bukan cuma berkata, tidak cukup hanya
berkata, tetapi berseru, berteriak. Apa artinya untuk sekarang ini?
Sekarang ini, dunia sudah memasuki jaman seperti Niniwe, Sodom
Gomora, seperti jaman Nuh = sudah tengah malam, sudah gelap, dosa itu
sudah sampai di angkasa. Di dalam Wahyu 9, asap naik ke angkasa
sehingga matahari menjadi gelap, semua gelap, dunia ini bagaikan
tengah malam dan dosa sudah memuncak sampai di angkasa, tinggal
menunggu waktu sebentar lagi untuk dihukum. Semuanya itu akan
meledak/ menjadi penghukuman yang akan menghancurkan seluruh isi
dunia.
Waktu
di Niniwe, Yunus disuruh untuk berseru, bukan berkata-kata atau
berbisik-bisik,
tetapi berseru! Sebab ini sudah tidak ada waktu lagi, berseru! Di
tengah malam ini, menjelang kedatangan TUHAN, menjelang fajar
menyingsing tidak ada waktu lagi, harus berseru!
Matius
25: 6
ini yang harus diserukan, sebab hanya ini yang merupakan satu-satunya
berita yang harus diserukan menghadapi dunia yang sudah tengah malam,
dosa yang sudah memuncak, membumbung sampai di angkasa, tidak bisa
yang lain, harus berseru!
Matius
25: 6,
Waktu
tengah malam terdengarlah suara orang berseru: Mempelai datang!
Songsonglah dia!
Tengah
malam/suasana dunia paling gelap, terdengar orang berseru seperti
Yunus berseru di Niniwe, dan apa yang diserukan? Mempelai datang
songsonglah Dia. Menghadapi Niniwe yang sudah memuncak dosanya, Yunus
harus berseru. Menghadapi dunia akhir jaman yang sudah masuk tengah
malam, paling gelap, dosa sudah memuncak harus diserukan Firman
pengajaran Mempelai yang benar --> Lihat
Mempelai datang! berseru Firman pengajaran Mempelai. Berdasarkan
terang dalam tabernakel = Firman Pengajaran Mempelai dan Tabernakel.
Pada
waktu yang lalu sudah diterangkan tentang Nuh, Nuh sudah benar,
jujur, sudah bergaul dengan TUHAN. Tetapi kalau tidak masuk bahtera,
hilang juga. Ditunggu sampai masuk bahtera yang terdapat empat pasang
mempelai = Firman pengajaran Mempelai dan Tabernakel.
Mari!
Bagi yang sudah berada di dalam pengajaran, jangan keluar, mau ke
mana kalau keluar? Justru yang lain di tunggu masuk, kita yang sudah
di dalam mau keluar, akan berbahaya. Satu-satunya suara, tidak ada
lain.
Coba
saudara baca di alkitab masing-masing, mungkin punya bahasa Jawa
dlsbnya --> hanya
satu suara yaitu lihat Mempelai datang!! Hanya suara itu, di tengah
malam. Bukan fanatik bodoh-bodoh, tetapi ini berdasarkan kebenaran
Firman, kebenaran alkitab. Lihat Mempelai datang = Firman pengajaran
Mempelai dalam terang Tabernakel. Ini yang harus diserukan di akhir
jaman.
Saya
sudah sering katakan ada dua macam bentuk pemberitaan Firman, yang
pertama Firman Penginjilan bagaikan susu, lunak, untuk membawa
orang-orang berdosa, orang-orang yang belum mengenal YESUS agar dapat
percaya kepada YESUS dan diselamatkan. Tetapi menghadapi dosa yang
sudah membumbung tinggi perlu diserukan bentuk yang kedua,
seru...serukan! yaitu Firman pengajaran Mempelai --> Ini
keras, sebab merupakan Firman yang lebih tajam dari pedang bermata
dua dan merupakan satu-satunya yang dapat mengerem/yang dapat menahan
lajunya dosa yang sudah membumbung tinggi ke angkasa dan juga untuk
menyucikan kehidupan kita sampai sempurna menjadi Mempelai Wanita
TUHAN yang siap menyambut kedatangan YESUS Yang ke dua kalinya di
awan-awan yang permai.
Mari
saudaraku! Jangan dosanya yang naik, tetapi nanti orangnya yang naik
oleh Firman pengajaran yang benar, itu sebabnya jangan lepaskan
pengajaran ini sebab hanya ada satu seruan di tengah malam/di akhir
jaman seperti di kota Niniwe yaitu Firman Mempelai. Semoga kita dapat
mengerti.
Bagaimana
sikap kita setelah Firman diserukan?
Bagi saudara yang sudah lama dibina di dalam Firman pengajaran
Mempelai, bagaimana sikap saudara?
Yunus
3: 4-9
4.
Mulailah Yunus masuk ke dalam kota itu sehari perjalanan jauhnya,
lalu berseru: "Empat puluh hari lagi, maka Niniwe akan
ditunggangbalikkan."
5.
Orang Niniwe percaya kepada Allah, lalu mereka mengumumkan puasa dan
mereka, baik orang dewasa maupun anak-anak, mengenakan kain kabung.
6.
Setelah sampai kabar itu kepada raja kota Niniwe, turunlah ia dari
singgasananya, ditanggalkannya jubahnya, diselubungkannya kain
kabung, lalu duduklah ia di abu.
7.
Lalu atas perintah raja dan para pembesarnya orang memaklumkan dan
mengatakan di Niniwe demikian: "Manusia dan ternak, lembu sapi
dan kambing domba tidak boleh makan apa-apa, tidak boleh makan rumput
dan tidak boleh minum air.
8.
Haruslah semuanya, manusia dan ternak, berselubung kain kabung dan
berseru dengan keras kepada Allah serta haruslah masing-masing
berbalik dari tingkah lakunya yang jahat dan dari kekerasan yang
dilakukannya.
9.
Siapa tahu, mungkin Allah akan berbalik dan menyesal serta berpaling
dari murka-Nya yang bernyala-nyala itu, sehingga kita tidak binasa."
Ay
5, anak-anak juga penting untuk mendengar Firman Mempelai ini, bagi
guru-guru sekolah Minggu perhatikan! Saudara jangan mengambil bahan
dari mana-mana, jangan! Tetapi ambil bahan dari Firman penggembalaan,
untuk ini, mohon hikmat dari TUHAN agar dapat menyampaikan Firman
secara sederhana bagi anak-anak supaya mereka juga dapat masuk dalam
satu kesatuan bahtera. Jangan cari bahan-bahan dimana-mana, jangan!
Satu penggembalaan, satu bahtera --> anak-anak
juga termasuk, selain orang dewasa dan juga kaum muda.
Inilah sikap yang positif. Begitu Yunus berseru/ada pemberitaan/ada seruan
Firman pengajaran Mempelai dan Tabernakel yang keras/yang lebih tajam
dari pedang bermata dua, harus memiliki sikap yang positif.
Kota
Niniwe termasuk rajanya ini memiliki sikap positif yaitu
merendahkan
diri/rendah hati untuk bisa menerima Firman pengajaran Mempelai,
Firman pengajaran yang keras
=
bisa
mendengar, menerima dan dengar-dengaran pada Firman pengajaran.
Sampai raja yang kaya, yang hebat, tetapi dia merendahkan diri.
Seringkali kita yang tidak memiliki apa-apa justru waktu mendengarkan
Firman yang keras menjadi marah, baik yang kaya bahkan sampai yang
tidak memilik apa-apa, mau menentang, betapa sombongnya. Dalam
keadaan sudah porak-poranda, mungkin rumah tangga sudah
porak-poranda, kita masih mau mengeraskan hati.
Tetapi
kita masih ditunggu oleh TUHAN sampai kita bisa mendengar dan
dengar-dengaran pada seruan TUHAN/pada Firman pengajaran Mempelai dan
Tabernakel = Firman pengajaran yang keras.
Mari!
terutama bagi kita yang sudah lama dalam Firman pengajaran, baik kami
hamba TUHAN, maupun sidang jemaat yang sudah lama dibina oleh Firman
pengajaran, bagaimana sikap kita? Sebab ini yang menentukan.
Praktek
dari sikap yang positif untuk menerima Firman ini,
mereka
berpuasa
= Firman bekerja untuk mendorong kita menyembah kepada TUHAN,
berpuasa, merendahkan diri.
Kita
jangan anti dengan puasa, sebab ada ayat yang disalah artikan yaitu
kalau Mempelai ada, tidak perlu berpuasa, sehingga berkata -->
'karena
kita sudah berada di dalam pengajaran Firman Mempelai, jadi tidak
perlu berpuasa'. Ini salah! Sebab bukan seperti ini pengertiannya,
dan banyak yang terjebak disini.
Justru
pekerjaan dari Firman yang lebih tajam dari pedang bermata dua/Firman
Mempelai, kalau menyucikan, maka akan menusuk, sehingga kita akan
lebih merendahkan diri lagi. Berdoa, menyembah TUHAN bahkan sampai
berpuasa. Itu sebabnya doa puasa itu penting.
Arti
dari doa dan berpuasa adalah:
- melembutkan
hati
untuk bertobat. Di ayat 8 --> 'haruslah
semuanya, manusia dan ternak berselubung kain kabung dan berseru
dengan keras kepada ALLAH, serta haruslah masing-masing berbalik
dari tingkah lakunya yang jahat dan dari kekerasan yang dilakukan'
= bertobat. Doa puasa itu artinya melembutkan hati dan lewat doa
puasa ini, hati kita akan semakin dilembutkan/melunakkan hati supaya
kita bisa bertobat/berhenti berbuat dosa dan kembali kepada TUHAN.
Berhenti, jangan sampai dosa membumbung, tetapi hentikan, lewat doa
puasa.
Bukan
cuma bertobat, dalam Matius 6, dengan berpuasa kita memberi
kesempatan Firman dan Roh Kudus menyucikan
kehidupan kita.
Matius
6: 17, 18
17.
Tetapi apabila engkau berpuasa, minyakilah kepalamu dan cucilah
mukamu,
18.
supaya jangan dilihat oleh orang bahwa engkau sedang berpuasa,
melainkan hanya oleh Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka
Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya
kepadamu."
Dalam
berpuasa, minyakilah kepalamu = urapan Roh Kudus dan cucilah mukamu
= Firman penyucian.
Jadi kalau orang berpuasa itu muka harus
dibasuh dengan air, kepala di minyaki. Minyak itu Roh Kudus, mencuci
itu dengan Firman yang lebih tajam dari pedang bermata dua = Firman
pengajaran. Jadi berpuasa itu memberi kesempatan seluas-luasnya bagi
Firman pengajaran Mempelai/Firman yang lebih tajam dari pedang
bermata dua dalam urapan Roh Kudus untuk menyucikan kehidupan
kita.
Jika hati di tusuk oleh TUHAN, maka itu merupakan
kesempatan berpuasa agar kita mengalami penyucian. Bertobat dan
selanjutnya mengalami penyucian. Ini dalam berpuasa, untuk
mengerem/menghentikan lajunya dosa yang mulai membumbung
tinggi.
Sangat penting berpuasa, bagi kaum muda mari, ambil
waktu, jangan sampai terjerumus/sampai membumbungkan dosa kejahatan,
kenajisan, jangan! Lebih baik kita ikuti Firman TUHAN sekalipun
keras, sekalipun sakit bagi daging, mari ikuti sampai kita bisa
berpuasa, merendahkan diri dihadapan TUHAN. Semoga kita dapat
mengerti.
Inilah sikap orang Niniwe, sikap yang positif,
orang yang tadinya jahat, harus dihukum, tetapi sekali mendengar
Firman pengajaran Mempelai dapat langsung bertobat.
Bagaimana
dengan kita yang sudah bertahun-tahun, saya yang sudah
bertahun-tahun memberitakan Firman, bagaimana? Apakah masih keras?
Jangan kalah, sebab yang terdahulu, menjadi terkemudian, terkemudian
menjadi yang terdahulu. Sungguh-sungguh saya mengatakan ini, untuk
diriku nomor satu, sebab orang yang jahat dapat bertobat, yang
seharusnya dihukum bisa bertobat/ bisa disucikan.
- di
ayat 9 bisa melembutkan hati, melunakkan hati. Kalau kita melembut,
bisa bertobat, suci maka kita
dapat melunakkan hati TUHAN agar berbelas kasihan, tidak menghukum
bahkan memberkati,
luar biasa. Ini puasa. Di mana ada pengampunan, maka di situ ada
jalan keluar, ada berkat TUHAN yang dicurahkan.
Yunus
3: 9, 10
9.
Siapa
tahu, mungkin Allah akan berbalik dan menyesal serta berpaling dari
murka-Nya yang bernyala-nyala itu, sehingga kita tidak
binasa."
10.Ketika
Allah melihat perbuatan mereka itu, yakni bagaimana mereka berbalik
dari tingkah lakunya yang jahat, maka menyesallah Allah karena
malapetaka yang telah dirancangkan-Nya terhadap mereka, dan Ia pun
tidak jadi melakukannya.
Dulu,
TUHAN mengutus Yunus untuk menyerukan Firman TUHAN kepada orang
Niniwe, untuk menolong kota Niniwe, untuk sekarang berarti TUHAN
mau mengutus kita semua untuk menyerukan Firman pengajaran Mempelai
di akhir jaman untuk menolong seluruh bangsa-bangsa di dunia sampai
kepada bangsa Israel, sebab pertolongan terakhir pada bangsa Israel.
Kalau Israel sudah mau menerima Firman ini, maka itu berarti sudah
berakhir waktunya, dan Mempelai akan terbentuk, hukuman akan turun
atas dunia.
Inilah TUHAN mau mengutus, tetapi justru orang
yang sudah berada di dalam Firman Mempelai dan mau diutus oleh
TUHAN, justru memiliki sikap yang negatif. Orang yang mau dihukum,
mendengarkan Firman justru memiliki sikap yang positif.
Yunus
memiliki sikap yang negatif yaitu egois/mementingkan diri sendiri.
Yunus egois, ini merupakan gambaran kehidupan kita. Hati-hati,
sementara TUHAN mau memakai kita untuk menyebarkan Firman lewat
khotbah, dan juga lewat nyanyian, mari bersunguh-sungguh.
Apa
yang menjadi praktek dari mementingkan diri sendiri?
- Yunus
1: 3,
Tetapi
Yunus bersiap untuk melarikan diri ke Tarsis, jauh dari hadapan
TUHAN; ia pergi ke Yafo dan mendapat di sana sebuah kapal, yang akan
berangkat ke Tarsis. Ia membayar biaya perjalanannya, lalu naik
kapal itu untuk berlayar bersama-sama dengan mereka ke Tarsis, jauh
dari hadapan TUHAN.
Tidak
mengasihi TUHAN YESUS = melarikan diri = jauh dari TUHAN.
Hati-hati, melarikan diri itu jauh dari TUHAN = tidak mengasihi
TUHAN, artinya mengorbankan
pelayanan untuk kepentingan diri sendiri.
Seperti
Yunus, yang diperintahkan oleh TUHAN untuk pergi ke Niniwe, tetapi
karena ia berpikir bahwa orang Niniwe itu jahat - jahat, maka lebih
baik ia pergi ke Tarsis, sebab di sana lebih enak. Inilah,
seringkali kita mengorbankan pelayanan untuk memenuhi kepentingan
diri sendiri; kita harus ingat, kalau kita jauh dari TUHAN, maka
akan dekat dengan setan/dekat dengan maut.
Atau sebaliknya,
melayani tetapi tidak sesuai dengan Firman. Firman bilang ke Niniwe,
dia tetap melayani, tetapi ke Tarsis = mengorbankan Firman
pengajaran yang benar. Melayani tetapi tidak sesuai kehendak TUHAN,
melainkan sesuai dengan kepentingan sendiri = cari yang enak buat
daging sekalipun bertentangan dengan Firman, tidak sesuai dengan
Firman pengajaran yang benar. Untuk ini kita harus berhati-hati!
Sebab kelihatannya melayani, tetapi sudah tidak sesuai Firman.
Inilah orang melarikan diri dari TUHAN/jauh dari TUHAN = tidak
mengasihi TUHAN.
- Tidak
mengasihi sesama.
Orang egois itu tidak mengasihi sesama. Begitu TUHAN tidak jadi
menghukum, Yunus menjadi marah. Orang Niniwe berpuasa sehingga
melembutkan Hati TUHAN, melunakkan Hati TUHAN sehingga TUHAN
berbelas kasihan dan IA tidak jadi menghukum tetapi memberkati.
Begitu orang Niniwe mendapat belas kasih TUHAN, Yunus menjadi
marah.
Yunus
4: 1,
Tetapi
hal itu sangat mengesalkan hati Yunus, lalu marahlah ia.
Arti
dari tidak mengasihi sesama/egois:
marah, iri hati. Kalau orang lain mendapat belas kasih TUHAN, dan
diberkati oleh TUHAN:
-
menjadi
marah,
-
orang
lain lebih dipakai, menjadi marah dan iri hati,
- dan
tidak mau mengampuni dosa orang lain.
Niniwe
sudah bersalah, sudah berzinah, seharusnya dihukum. Tidak mau
mengampuni orang yang berdosa, tetapi menghukum atau menghakimi
orang berdosa.
- Mengorbankan
orang lain untuk kepentingannya sendiri.
Orang tua jangan mengorbankan anak untuk kepentingan sendiri,
demikian juga anak jangan mengorbankan orang tua untuk kepentingan
sendiri, jangan! Seringkali kita mengorbankan orang lain untuk
kepentingan sendiri. Inilah sikap yang negatif, ini yang bahaya.
Justru orang yang berada dalam kabar Mempelai, Firman Mempelai mau
di utus oleh TUHAN di akhir jaman, justru menjadi egois, sikapnya
negatif dan ini sangat berbahaya.
Apa saja bentuknya,
jangan sampai itu terjadi! Mengorbankan orang lain untuk
kepentingannya sendiri, berarti Yunus tidak memiliki kasih kepada
TUHAN, dan juga tidak memiliki kasih kepada sesama = tidak memiliki
dua loh batu/menolak dua loh batu. Kedua loh batu ini adalah kasih,
tetapi kalau ditolak, akan menjadi penghukuman.
Yunus
ternyata menolak, dia sudah melayani TUHAN, hebat! tetapi ia menolak
dua loh batu = tanpa kasih = menjadi batu sandungan. Sekalipun
melayani TUHAN, tetapi kalau tidak memiliki dua loh batu/tanpa kasih
hanya menjadi batu sandungan seperti Petrus yang dikatakan oleh
YESUS --> 'hai
iblis, engkau menjadi batu sandungan.
Petrus hebat, tetapi
tanpa kasih, sehingga ia hanya menjadi batu sandungan.
Hati-hati!
Sebab batu sandungan itu seperti batu kilangan yang dilempar ke
laut, tenggelam!
Yunus tenggelam. Hati-hati, kalau melayani
tanpa kasih, melarikan diri dari TUHAN, mengorbankan orang lain,
akan tenggelam! Itu sebabnya kita jangan mengorbankan
istri/suami/anak/orang tua untuk kepentingan sendiri. Dan untuk
saya/Widjaja, jangan mengorbankan jemaat hanya untuk kepentingan
sendiri, jangan!
Matius
18: 6,
"Tetapi
barangsiapa menyesatkan salah satu dari anak-anak kecil ini yang
percaya kepada-Ku, lebih baik baginya jika sebuah batu kilangan
diikatkan pada lehernya lalu ia ditenggelamkan ke dalam
laut.
Menyesatkan,
dalam bahasa aslinya menyandung. Kalau menjadi batu sandungan, maka
bukan terangkat tetapi akan tenggelam! Seperti Yunus
tenggelam.
Begitu Yunus ke Tarsis, angin badai datang, upaya
apa-pun yang dilakukan, tidak bisa! Akhirnya Yunus tenggelam. Inilah
batu sandungan.
Mari!
Kita harus sungguh-sungguh serius agar jangan menjadi batu sandungan
dihari-hari
ini. Kita mau diutus oleh TUHAN justru untuk menolong
umat
manusia
di
bumi ini yang dosa-dosa manusia sudah membumbung tinggi ke angkasa.
Kita perlu menolong mereka lewat pemberitaan Firman Mempelai, itu
sebabnya kita jangan menjadi sandungan sebab akan tenggelam seperti
Yunus yang tenggelam.
Yunus
1: 17,
Maka
atas penentuan Tuhan datanglah seekor ikan besar yang menelan Yunus;
dan Yunus tinggal di dalam perut ikan itu tiga hari tiga malam
lamanya.
Yunus
2: 1, 2
1.
Berdoalah Yunus kepada Tuhan, Allahnya, dari dalam perut ikan
itu,
2.
katanya: "Dalam kesusahanku aku berseru kepada Tuhan, dan Ia
menjawab aku, dari tengah-tengah dunia orang mati aku berteriak, dan
Kaudengarkan suaraku.
Arti
tenggelam adalah:
tenggelam dalam kesusahan, penderitaan. Orang jadi batu sandungan,
akan tenggelam dalam kesusahan, dalam penderitaan, air mata.
Yunus
2: 7,
Ketika
jiwaku letih lesu di dalam aku, teringatlah aku kepada TUHAN, dan
sampailah doaku kepada-Mu, ke dalam bait-Mu yang kudus.
Kesulitan
orang tenggelam itu, jangankan untuk mencari uang --> kalau
memakai alat untuk menyelam mau cari kerang, mencari uang tentunya
bisa dilakukan. Tetapi kalau tenggelam seperti Yunus, untuk bernapas
saja sudah susah, sehingga akan langsung tenggelam. Dalam kesusahan,
penderitaan, kesulitan-kesulitan hidup, jiwanya letih lesu beban
berat, tidak ada ketenangan, tidak ada kebahagiaan. Kalau terus
tenggelam akan sampai pada dosa Babel/puncak dosa/dosa yang
membumbung tinggi berarti binasa selamanya. Kalau kita merasa
semuanya sulit, menderita, tidak ada ketenangan = kita
tenggelam.
Wahyu 18: 21,
Dan
seorang malaikat yang kuat, mengangkat sebuah batu sebesar batu
kilangan, lalu melemparkannya ke dalam laut, katanya: "Demikianlah
Babel, kota besar itu, akan dilemparkan dengan keras ke bawah, dan
ia tidak akan ditemukan lagi.
Tidak
ditemukan lagi itu = binasa, tenggelam dalam dosa Babel, dosa yang
membumbung tinggi ke angkasa. Pekabar Kabar Mempelai, orang yang
dibina dalam kabar Mempelai, diutus dalam kabar Mempelai harus
berhati-hati, dan untuk ini saya nomor satu yang harus berhati-hati,
demikian juga dengan saudara, baik sebagai penyanyi, pemain musik.
Kalau kita sampai menjadi batu sandungan, maka kita akan tenggelam
dalam kesusahan, kesulitan, letih lesu, beban berat, tidak ada
kebahagiaan, dan kalau tidak ditolong, dibiarkan tenggelam dalam
dosa Babel, maka tidak akan ditemukan lagi, binasa selamanya di
lautan api dan belerang = di neraka.
Tetapi
puji syukur kepada TUHAN (Yunus 1: 17)
'maka
atas penentuan Tuhan datanglah seekor ikan besar menelan Yunus dan
Yunuspun tinggal di dalam perut ikan tiga hari tiga malam'
Yunus
diijinkan tenggelam bukan untuk selamanya, tetap hanya tiga hari tiga
malam. Apa artinya? Kita ingat tiga hari kematian dan kebangkitan
TUHAN, untunglah, puji TUHAN, TUHAN menahan kehidupan kita dengan
kematiannya di kayu salib. Kematian TUHAN selama tiga hari, Dia
dikuburkan = menembusi alam maut untuk menahan setiap kehidupan yang
sudah dipilih oleh TUHAN, dipakai dalam Kabar Mempelai, dalam Firman
Mempelai agar jangan sampai tenggelam, tetapi sampai selamat. TUHAN
menanggung semua dosa kita diatas kayu salib, dan kematian TUHAN ini
dimanfaatkan oleh Yunus, sekarang untuk kita, kita mau memanfaatkan
atau tidak?
Sekalipun
sekarang ini kita berada di dalam keadaan tenggelam bahkan sudah
mengarah pada dosa-dosa Babel, mari! masih ada kekuatan dari kematian
TUHAN untuk menghentikan dosa-dosa itu, menghentikan kehidupan kita
yang berada di dalam kesulitan, supaya jangan ambruk semuanya. Itu
sebabnya kita harus memanfaatkan kematian TUHAN/korban Kristus ini
seperti Yunus.
Apa
arti dari memanfaatkan korban Kristus itu? Korban Kristus itu jangan
dibiarkan begitu saja. Sikap TUHAN yang positif, yang sudah mau mati
supaya kita tidak terus tenggelam, tetapi ditahan. Sikap kita yang
positif, adalah kita mengaku dosa seperti Yunus mengaku.
Waktu
yang lalu diterangkan tentang berdiam diri dan tenang = memeriksa
diri (
Yesaya
30: 15)
kalau ada dosa-dosa, mengaku kepada TUHAN, seperti Yunus mengaku
kepada TUHAN, demikian juga dengan kita, jika kita mengaku dan
diampuni, jangan berbuat lagi = bertobat.
Dalam
keadaan tenggelam, mari mengaku, jangan berkata istriku yang
bersalah/suamiku yang bersalah, tetapi mengaku 'saya yang salah,
saya harus bertobat' Kalau sidang jemaat tenggelam, gembala juga
harus menanggung. Setiap kali ada sidang jemaat yang datang kepada
saya dan bercerita tentang keadaannya --> saya
juga menangis, dan mengaku kepada TUHAN, bahwa saya yang bersalah,
sebab saya masih kurang dalam doa.
Inilah
memanfaatkan korban Kristus, kematian TUHAN yang menahan jangan
sampai anak TUHAN tenggelam ke alam maut, ke neraka. Dia menahan
dengan kematian-Nya di Golgota = Dia harus menembusi alam maut.
Mari,
manfaatkan dengan sikap positif yaitu:
-
mengaku
dan bertobat,
-
diam
dan tenang, kuasai diri supaya kamu bisa berdoa.
Berdoa
itu mempercayakan diri kepada TUHAN sepenuh, menyerahkan diri sepenuh
kepada TUHAN.
Hasilnya:
Yunus
2: 10,
Lalu
berfirmanlah TUHAN kepada ikan itu, dan ikan itu pun memuntahkan
Yunus ke darat.
Kalau
kita memanfaatkan kematian TUHAN, kita akan mengalami kuasa
kebangkitan dari TUHAN untuk mengangkat kita. Atas penentuan TUHAN,
'lalu berfirmanlah Tuhan atas ikan itu, ikan memuntahkan Yunus ke
darat'.
Tangan
TUHAN/Tangan kebangkitan TUHAN akan:
-
mengangkat
kita dari segala ketenggelaman apapun yang kita alami
-
dan
Tangan kuasa kebangkitan TUHAN akan memberi jalan keluar bagi kita
dari segala permasalahan sampai satu waktu, kekuatan dari kuasa
kebangkitan waktu YESUS datang kembali sampai-pun orang mati akan
dibangkitkan, diangkat di awan-awan, mengangkat kita di awan-awan
bersama dengan Dia.
Kita
jangan takut atas penentuan TUHAN, seperti Yunus, kalau secara
manusia kalau dilemparkan ke laut yang bergelora, matilah dia, tetapi
atas penentuan TUHAN seekor ikan menelan bukan memakan, tetapi
menelan Yunus = hidup kita berada di dalam Tangan TUHAN. Mati hidup
kita atas penentuan TUHAN/dalam Tangan kebangkitan TUHAN. Sekali-pun
manusia mengatakan bahwa kamu harus mati, sebab sudah tidak bisa
lagi, tetapi kalau TUHAN katakan hidup, hidup!
Itu sebabnya, biarlah hari-hari ini kita berada dalam Tangan kebangkitan
TUHAN seperti Yunus yang betul-betul di tolong oleh TUHAN.
TUHAN
memberkati.1