Kita
masih membahas injil
Matius 24: 3-44, berbicara tentang
tujuh nubuatan yang harus terjadi menjelang kedatangan YESUS Yang
kedua kalinya.
Ketujuh
nubuat itu adalah:
- nubuat
tentang penyesat-penyesat --> ay
3-ay 5
- nubuat
tentang bangsa-bangsa --> ay
6-ay 8
- nubuat
tentang pencobaan atas anak-anak TUHAN --> ay
9-ay 14
- nubuat
tentang antikrist --> ay
15-ay 25
- nubuat
tentang kedatangan YESUS Yang kedua kalinya --> ay
26-ay 31
- nubuat
tentang Israel
--> ay 32-ay 35
- nubuat
tentang penghukuman atas dunia pada saat kedatangan YESUS Yang kedua
kalinya --> ay 36-ay 44
Matius
24 : 6-8, nubuat
tentang bangsa-bangsa.
6.
Kamu akan mendengar deru perang atau kabar-kabar tentang perang.
Namun berawas-awaslah jangan kamu gelisah; sebab semuanya itu harus
terjadi, tetapi itu belum kesudahannya.
7.
Sebab bangsa akan bangkit melawan bangsa, dan kerajaan melawan
kerajaan. Akan ada kelaparan dan gempa bumi di berbagai tempat.
8.
Akan tetapi semuanya itu barulah permulaan penderitaan menjelang
zaman baru.
Kedatangan
YESUS Yang kedua kalinya itu ditandai dengan kegoncangan-kegoncangan
yang membuat ketakutan, kegelisahan bahkan sampai kebinasaan bagi
seluruh bangsa yang ada di dunia. Ini yang harus kita perhatikan
dihari-hari ini.
Ada
tiga macam kegoncangan yaitu:
- peperangan,
- kelaparan
dan
- gempa
bumi.
Ketiga
macam kegoncangan ini sudah mewakili seluruh kegoncangan. Semoga kita
dapat mengerti.
Kita
masih akan tetap mempelajari tentang
PEPERANGAN
yang terjadi dalam peperangan
antar suku, antar bangsa/antar negara yang semakin meningkat dan
menjadi semakin membesar sampai pada peperangan yang dahsyat yang
akan melibatkan dua ratus juta tentara dari seluruh muka bumi dan
menewaskan sepertiga manusia yang ada di
bumi.
Wahyu
9 : 13-16
13.
Lalu malaikat yang keenam meniup sangkakalanya, dan aku mendengar
suatu suara keluar dari keempat tanduk mezbah emas yang di hadapan
Allah,
14.
dan berkata kepada malaikat yang keenam yang memegang sangkakala itu:
"Lepaskanlah keempat malaikat yang terikat dekat sungai besar
Efrat itu."
15.
Maka dilepaskanlah keempat malaikat yang telah disiapkan bagi jam dan
hari,
bulan dan tahun untuk membunuh sepertiga dari umat manusia.
16.
Dan jumlah tentara itu ialah dua puluh ribu laksa pasukan berkuda;
aku mendengar jumlah mereka.
Peperangan
ini akan terus terjadi sampai pada peperangan yang dahsyat dan
dipimpin/dikomando/dipicu oleh keempat malaikat yang terikat dekat
sungai Efrat.
Arti
dari malaikat secara positif adalah utusan TUHAN, tetapi di ayat di
atas ini malaikat itu dalam arti yang negatif sebab terikat oleh
dosa/oleh daging sehingga menjadi malaikat peperangan/malaikat
pembunuh. Pada waktu yang lalu,
kita
sudah mendengar, siapa mereka yaitu setan, antikrist dan nabi palsu dan yang keempat adalah pemimpin-pemimpin/gereja TUHAN yang:
- menghalangi
persekutuan tubuh Kristus yang benar/yang berdasarkan pembukaan
Firman/Firman pengajaran yang benar. Mereka adalah gereja TUHAN/anak
TUHAN yang dikuasai oleh setan tri tunggal sehingga mereka membunuh
para nabi-nabi.
- menghalangi
penyebaran Firman yang benar lewat pelemparan batu seperti
mengeluarkan perkataan-perkataan yang sia-sia, menjelek-jelekkan
orang yang dipakai oleh TUHAN dalam pembukaan Firman.
Kemudian
peperangan besar itu melibatkan dua puluh ribu laksa pasukan
berkuda/dua ratus juta pasukan berkuda. Kita sudah mendengar, bahwa
kuda itu adalah kehidupan yang tidak dapat tenang, tidak dapat
tergembala, mereka inilah yang akan direkrut/dilatih untuk peperangan
yang akan datang yaitu pasukan berkuda sebanyak dua ratus ribu laksa
tentara dan ini berarti melibatkan seluruh tentara yang ada di dunia
ini. Akibatnya, membinasakan/membunuh sepertiga makhluk yang ada di
bumi ini yang mungkin mencapai hampir dua milyar manusia.
Kemudian
senjata yang dipakai
Wahyu 9 : 18, Oleh
ketiga malapetaka ini dibunuh sepertiga dari umat manusia, yaitu oleh
api, dan asap dan belerang, yang keluar dari mulutnya.
Senjata
yang digunakan adalah api, asap dan belerang. Senjata api ini sudah
diterangkan, demikian juga dengan asap yaitu bom atom yang sudah
diledakkan di Hiroshima dan Nagasaki sehingga menimbulkan asap yang
membumbung tinggi di angkasa bagaikan cendawan raksasa dan juga sudah
membunuh banyak manusia.
Tetapi
sekali lagi, setan tidak puas dengan hanya membunuh tubuh, tetapi
setan juga ingin membunuh jiwa dan roh manusia di neraka sampai
selama-lamanya. Itu sebabnya setan tidak hanya menggunakan senjata
asap secara jasmani, tetapi juga menggunakan senjata asap secara
rohani.
Wahyu
9 : 2, 3
2.
Maka dibukanyalah pintu lobang jurang maut itu, lalu naiklah asap
dari lobang itu bagaikan asap tanur besar, dan matahari dan angkasa
menjadi gelap oleh asap lobang itu.
3.
Dan dari asap itu berkeluaranlah belalang-belalang ke atas bumi dan
kepada mereka diberikan kuasa sama seperti kuasa
kalajengking-kalajengking di bumi.
Jadi,
senjata asap secara rohani adalah
asap yang keluar dari jurang
maut =
sengat maut =
dosa. Kita bandingkan dengan
1
Korintus 15 : 56a, Sengat maut ialah dosa, -->
inilah bom atom secara rohani. Sekali lagi, dosa sekecil apa-pun,
jika tidak diselesaikan/tidak ditutup oleh Darah YESUS, akan ditutup
oleh dosa-dosa lain, sampai bagaikan asap yang membumbung tinggi di
angkasa dan akan mengakibatkan ledakan yang dahsyat melebihi ledakan
dari bom atom dan membunuh tubuh, jiwa dan roh manusia sampai di
neraka.
Dosa
yang bagaikan asap yang membumbung tinggi sampai ke hadirat TUHAN
sudah pernah terjadi dan sudah pernah kita pelajari yaitu di jaman
Lot/dosa Sodom dan Gomora -->
Kejadian 18 : 20, 21,
20.
Sesudah itu berfirmanlah TUHAN: "Sesungguhnya banyak keluh kesah
orang tentang Sodom dan Gomora dan sesungguhnya sangat berat dosanya.
21.
Baiklah Aku turun untuk melihat, apakah benar-benar mereka telah
berkelakuan
seperti
keluh kesah orang yang telah sampai kepada-Ku atau tidak; Aku hendak
mengetahuinya."
Kejadian
6 : 5-8
5.
Ketika dilihat TUHAN, bahwa kejahatan manusia besar di bumi
dan bahwa segala kecenderungan hatinya selalu membuahkan kejahatan
semata-mata,
6.
maka menyesallah TUHAN, bahwa Ia telah menjadikan manusia di bumi,
dan hal itu memilukan hati-Nya.
7.
Berfirmanlah TUHAN: "Aku akan menghapuskan manusia yang telah
Kuciptakan itu dari muka bumi, baik manusia maupun hewan dan
binatang-binatang melata dan burung-burung di udara, sebab Aku
menyesal, bahwa Aku telah menjadikan mereka."
8.
Tetapi Nuh mendapat kasih karunia di mata TUHAN.
Di
ktb Kejadian 18, ketika asap dosa naik sampai ke hadirat TUHAN, maka
TUHAN
turun untuk melihat kelakuan manusia yang ternyata
benar- benar berdosa, sehingga terjadi ledakan api dan belerang di
jaman Sodom dan Gomora; tetapi di dalam ktb Kejadian 6 disebutkan
tidak disebutkan TUHAN turun, tetapi TUHAN
melihat = dosa
manusia sudah sampai ke langit sehingga terjadi ledakan air bah yang
membinasakan manusia di seluruh dunia, kecuali Nuh, isteri dan ketiga
anaknya beserta isteri mereka = empat pasang mempelai mendapatkan
kasih karunia TUHAN. Semoga kita dapat mengerti.
Di
akhir jaman, akan terjadi lagi yaitu dosa seperti di jaman Nuh akan
membumbung tinggi sehingga akan terjadi ledakan yang akan
membinasakan/penghukuman TUHAN akan turun kembali.
Lukas
17 : 26, 27
26.
Dan sama seperti terjadi pada zaman Nuh, demikian pulalah halnya
kelak pada hari-hari Anak Manusia:
27.
mereka makan dan minum, mereka kawin dan dikawinkan, sampai kepada
hari Nuh masuk ke dalam bahtera, lalu datanglah air bah dan
membinasakan mereka semua.
Jadi,
menjelang kedatangan YESUS Yang kedua kali/menjelang kiamat, maka
dosa seperti pada jaman Nuh, akan memuncak kembali, bagaikan asap
yang membumbung tinggi sampai ke hadirat TUHAN yaitu dosa makan minum
dan dosa sex/kawin mengawinkan.
Kita
harus berhati-hati, sebab dosa kawin mengawinkan di dalam Kejadian 6,
dimulai dengan:
- kawin
campur --> anak-anak ALLAH melihat anak-anak manusia
cantik-cantik, segera mengambil mereka menjadi isteri mereka. Bagi
kaum muda perhatikan, saudara jangan kawin campur, sebab itu adalah
awal dari kawin mengawinkan. Setelah kawin campur, akan berlanjut
pada
- kawin
cerai sampai pada dosa kawin mengawinkan/dosa sex. Ini yang harus
kita jaga sebab akan membumbung kembali dan akan menimbulkan
ledakan/penghukuman TUHAN atas dunia dengan api yang dari langit.
Penghukuman ini sama dengan 2 Petrus 3.
2
Petrus 3 : 10, Tetapi hari Tuhan akan tiba seperti
pencuri. Pada hari itu langit akan lenyap dengan gemuruh yang dahsyat
dan unsur-unsur dunia akan hangus dalam nyala api, dan bumi dan
segala yang ada di atasnya akan hilang lenyap.
Kalau
di jaman Nuh, air bah membinasakan manusia dan hanya tinggal delapan
orang/empat pasang mempelai. Tetapi dunianya masih ada sampai
sekarang. Di akhir jaman nanti, dunia beserta isinya akan lenyap
habis dan ini sangatlah dahsyat.
Kita
belajar dari pengalaman Nuh, isteri dan anak-anak mereka beserta
isteri masing-masing/empat pasang mempelai, bagaimana mereka dapat
selamat dari penghukuman TUHAN/dari ledakan akibat dosa itu.
Lukas
17 : 27 -->
mereka makan dan minum, mereka kawin dan
dikawinkan, sampai kepada hari Nuh masuk ke dalam bahtera, lalu
datanglah air bah dan membinasakan mereka semua.
Kita
bandingkan dengan ktb
Kejadian 6 : 9, Inilah
riwayat Nuh: Nuh adalah seorang yang benar dan tidak bercela di
antara orang-orang sezamannya; dan Nuh itu hidup bergaul dengan
Allah.
Tidak
bercela, di dalam terjemahan lama adalah jujur. Tidak bercela ini
bukan berarti sudah sempurna, sebab kalau sudah sempurna, berarti
sudah tidak ada lagi. Tetapi berarti benar, jujur.
Jadi,
mengapa Nuh dan seluruh keluarganya itu selamat dari hukuman air bah?
Sebab ia mendapatkan kasih karunia TUHAN dan mengapa Nuh mendapatkan
kasih karunia TUHAN? sebab Nuh itu hidup benar, jujur dan ia bergaul
erat dengan ALLAH sampai ia masuk ke dalam bahtera.
Ini
yang harus kita contoh supaya kita selamat dari penghukuman atas
dunia ini/kiamat di akhir jaman yang kembali seperti pada jaman Nuh.
Nuh sudah bergaul dengan ALLAH, tetapi sebelum ia masuk ke dalam
bahtera, maka penghukuman ALLAH itu belum turun. Tetapi begitu Nuh
masuk bahtera, datanglah penghukuman dan binasa.
Terlebih
dahulu kita periksa apa arti dari bahtera. Bahtera ini = tabernakel.
Jadi, di jaman Nuh, TUHAN memakai bahtera, sedangkan di jaman Musa,
TUHAN memakai tabernakel untuk menyelamatkan manusia.
Bukti
kalau bahtera Nuh itu =
tabernakel yaitu:
- Kejadian
6 : 14-16
14. Buatlah bagimu sebuah
bahtera dari kayu gofir; bahtera itu harus kaubuat berpetak-petak
dan harus kaututup dengan pakal dari luar dan dari dalam.
15.
Beginilah engkau harus membuat bahtera itu: tiga ratus hasta
panjangnya, lima puluh hasta lebarnya dan tiga puluh hasta
tingginya.
16. Buatlah atap pada bahtera itu
dan selesaikanlah bahtera itu sampai sehasta dari atas, dan
pasanglah pintunya pada lambungnya; buatlah bahtera itu bertingkat
bawah, tengah dan atas.
Di dalam alkitab terjemahan
bahasa Indonesia lama, dituliskan dengan sangat jelas 'hendaklah
kau perbuat, hendaklah kau perbuat' ini merupakan perintah TUHAN
kepada Nuh untuk membuat bahtera = perintah TUHAN kepada Musa untuk
membuat tabernakel. Sayang, di dalam terjemahan bahasa Indonesia
baru kurang jelas.
Jadi, bukti pertama adalah perintah
TUHAN kepada Nuh untuk membuat bahtera dan juga kepada Musa untuk
membuat tabernakel itu jelas dan sama.
Kita bandingkan
dengan ktb Keluaran 25 : 8, 10,
8.
Dan mereka harus membuat tempat kudus bagi-Ku, supaya Aku akan diam
di tengah-tengah mereka.
10. "Haruslah
mereka membuat tabut dari kayu penaga, dua setengah hasta
panjangnya, satu setengah hasta lebarnya dan satu setengah hasta
tingginya.
Jadi bahtera Nuh dan juga tabernakel,
merupakan kehendak TUHAN. Semoga kita dapat mengerti.
- Kejadian
6 : 16 akhir, buatlah bahtera itu bertingkat
bawah, tengah dan atas.
Bahtera Nuh terdiri
dari tiga tingkat yaitu bawah, tengah dan atas. Sedangkan tabernakel
terdiri dari tiga ruangan yaitu:
- bawah
= halaman,
- tengah
= ruangan suci,
- atas
= ruangan maha suci.
Bahtera
Nuh maupun tabernakel sudah hancur, tetapi untuk jaman sekarang
berarti tabernakel secara rohani yaitu pengajaran tabernakel
yang juga merupakan kehendak TUHAN. Bukan kehendak dari seorang
manusia atau kehendak dari sebuah organisasi gereja.
Arti
dari Nuh hidup bergaul dengan ALLAH sampai ia masuk ke dalam bahtera
yaitu
kita harus bergaul dengan ALLAH dalam pergaulan
tabernakel/pergaulan dengan TUHAN berdasarkan pengajaran tabernakel
yang diwahyukan oleh TUHAN kepada alm.bpk.pdt v. Gessel.
berdasarkan kitab suci.
Bergaul
dengan TUHAN, harus sampai masuk ke dalam bahtera; jika ada yang
berkata bahwa ia bergaul dengan TUHAN, tetapi ia tidak masuk ke dalam
bahtera, maka kehidupan itu tidak akan selamat, sebab yang selamat
hanyalah kehidupan yang berada di dalam bahtera Nuh.
Bahtera
= tabernakel sudah hancur, tetapi untuk sekarang kepada kita adalah
kita harus hidup bergaul dengan TUHAN dalam pergaulan tabernakel
yaitu pergaulan berdasarkan Firman pengajaran tabernakel dan
mempelai. Sebab isi dari bahtera adalah mempelai ( Nuh dengan isteri,
Sem dengan isteri, Ham dengan isteri dan Yafet dengan isteri)
sehingga tabernakel dengan bahtera, tidak dapat dipisahkan. Semoga
kita dapat mengerti.
Sebagaimana
TUHAN menunggu sampai Nuh masuk bahtera, demikian juga dengan kita,
TUHAN juga menunggu sampai kita masuk ke dalam bahtera untuk bergaul
dengan TUHAN/melayani TUHAN tetapi harus di dalam sistim yang benar
yaitu berdasarkan pengajaran tabernakel dan mempelai yang merupakan
kehendak TUHAN/yang merupakan ilham dan wahyu dari TUHAN. Ini bukan
berarti fanatik yang bodoh, tetapi sungguh-sungguh pembukaan Firman
TUHAN. Semoga kita dapat mengerti.
Langkah-langkah
pergaulan tabernakel/kerajaan surga yaitu:
- melewati
pintu gerbang tabernakel,
Keluaran 27 : 16, tetapi
untuk pintu gerbang pelataran itu tirai dua puluh hasta dari kain
ungu tua dan kain ungu muda, kain kirmizi dan dari lenan halus yang
dipintal benangnya -- tenunan yang berwarna-warna -- dengan empat
tiangnya dan empat alas tiang itu.
Ungu tua = ungu/biru laut.
Ungu muda =
ungu.
Kirmizi = merah.
Lenan halus = putih.
Jadi, pintu
gerbang itu terdiri dari empat tiang yang digantungi dengan tirai
yang memiliki empat warna.
Sekarang kita akan mempelajari
pengertian rohaninya yaitu:
pintu gerbang yang
ditinjau dari empat tiang yang menunjuk
empat injil --> Matius, Markus, Lukas dan Yohanes. Jadi, melewati
pintu gerbang adalah percaya kepada
YESUS lewat mendengar Firman Kristus/Firman TUHAN yang diurapi oleh
Roh.Kudus. Bukan
berdasarkan pengetahuan, sebab kalau berdasarkan pengetahuan, maka
tidak dapat percaya. Mengapa banyak orang yang tidak percaya? Sebab
mereka menggunakan otak/pengetahuan --> bagaimana ALLAH menjadi
Manusia? Ini
harus dengan iman di dalam urapan Roh.Kudus yang tidak di
batasi oleh apa-pun.
Roma 10 : 17, Jadi,
iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman
Kristus.
Kalau kita mau masuk ke
dalam tabernakel, maka langkah pertama adalah melewati pintu gerbang
terlebih dahulu yaitu kita harus percaya/iman kepada YESUS lewat
mendengarkan Firman Kristus/Firman TUHAN yang diurapi oleh
Roh.Kudus.
Jadi, orang yang beriman/percaya kepada YESUS
adalah orang yang suka mendengarkan Firman/menikmati Firman TUHAN
dihari-hari ini = sudah melewati pintu gerbang.
Bukti
sekarang kepada kita --> apakah saya sudah percaya/sudah beriman?
Dapat dilihat bagaimana kita pada saat mendengarkan Firman, apakah
sudah dapat menikmati Firman. Ini merupakan bukti kalau kita percaya
kepada YESUS. Bukan bosan atau mengantuk saat mendengarkan
Firman.
Yeremia 15 : 16, Apabila aku
bertemu dengan perkataan-perkataan-Mu, maka aku menikmatinya;
firman-Mu itu menjadi kegirangan bagiku, dan menjadi kesukaan
hatiku, sebab nama-Mu telah diserukan atasku, ya TUHAN, Allah
semesta alam.
Inilah percaya kepada YESUS dengan
bukti:
- kita
memiliki iman,
- iman
kita teguh dan kuat,
- kita
suka/bergemar/dapat menikmati kepada Firman.
Kita
meneliti masing-masing --> dari seluruh rangkaian acara ibadah,
yang paling digemari itu apa? Sangat celaka kalau gemar menyanyi,
tetapi setelah menyanyi, kita mengantuk. Boleh kalau kita suka
menyanyi, tetapi harus diteruskan sampai dapat menikmati Firman. Ini
buktinya kalau kita ini memiliki iman. Jika kita mengantuk dan juga
bosan saat mendengarkan Firman, maka keimanan kita masih tanda
tanya. Semoga kita dapat mengerti.
Selain pintu gerbang itu
memiliki empat tiang, maka pada tiang itu digantungkan tirai
dengan empat warna yaitu putih, merah, biru laut dan ungu.
Warna putih --> YESUS sebagai Anak ALLAH Yang
berkuasa (Yoh), imbangan dari warna putih adalah merah. YESUS bukan
hanya sebagai Anak ALLAH Yang berkuasa, sebab kalau kita hanya
diperkenalkan hanya warna putih, di saat kita mengalami sengsara,
dan belum TUHAN tolong, maka kita akan merasa kecewa dan tidak mau
percaya lagi. Itu sebabnya harus ada imbangannya yaitu
Warna
merah --> YESUS sebagai Manusia Yang sengsara (Luk) sebab
merah itu adalah darah. Di saat kita mengalami sengsara dan belum
ditolong, maka kita harus ingat bahwa YESUS juga sengsara, sehingga
iman kita tetap kuat.
Warna ungu --> YESUS sebagai
Raja Yang dilayani.
Warna biru --> YESUS sebagai Hamba
(Mark) Yang melayani.
Jadi, empat warna pada pintu gerbang,
menunjuk salib TUHAN dan arti dari melewati pintu gerbang adalah
kita percaya kepada YESUS, harus menerima
salib yaitu mau sengsara bersama YESUS.
Filipi 1 :
29, Sebab kepada kamu dikaruniakan bukan saja
untuk percaya kepada Kristus, melainkan juga untuk menderita untuk
Dia,
Kalau kita percaya kepada YESUS Yang sudah disalib,
maka kita juga harus menyalibkan daging kita/ harus menerima salib.
Jadi, percaya + menerima salib --> bukan saja untuk percaya
kepada Kristus, melainkan juga untuk menderita untuk Dia. Semoga
kita dapat mengerti.
Apa yang menjadi praktek sehari-hari
kalau kita ini percaya dan menerima salib/mau menerima penyaliban
daging?
- bertobat/mezbah
korban bakaran. Bagitu masuk pintu gerbang, segera kita mendapatkan
alat yaitu praktek sehari-hari adalah mezbah korban
bakaran/bertobat. Jadi, bukan hanya berkata bahwa kita percaya
kepada YESUS --> bukan seperti ini, tetapi harus ada prakteknya
yaitu bertobat = berhenti berbuat dosa dan kembali kepada
TUHAN.
Kita sudah bertobat dan ini sudah baik, tetapi
seringkali kita tidak bertobat disebabkan oleh dosa orang lain.
Contoh: seorang isteri/suami yang tidak dapat melupakan dosa
isteri/suami = belum bertobat = tidak mau menyalibkan daging =
tidak percaya kepada YESUS. Jadi, bertobat itu selain dari dosanya
sendiri, juga mengampuni dan melupakan dosa orang lain.
Percaya
dan salib ini tidak dapat dipisahkan. Prakteknya adalah bertobat
dan ini sangat berat, untuk melepaskan dosa-dosanya sendiri sangat
berat, contohnya merokok. Untuk terlepas dari merokok ini sangat
berat --> saya tahu dari alm ayah saya yang untuk terlepas dari
rokok ini, ayah saya sampai tidak dapat turun dari tempat tidur
selama tiga hari.
Demikian juga untuk melupakan dosa orang
lain juga berat --> saya sudah berbuat baik, tetapi ia
menghantam saya sampai saya hancur. Inilah salib/berat. Setelah
dapat mengampuni dan melupakan dosa orang lain, baru kita masuk
proses selanjutnya yaitu masuk dalam
- baptisan
air/kolam pembasuhan. Inilah pergaulan tabernakel/pergaulan
kerajaan surga yang harus melewati pintu gerbang terlebih dahulu
yaitu percaya dan menerima salib. Masuk dalam baptisan air, juga
penyaliban daging tetapi yang paling ringan sebab hanya menyediakan
satu baju, kemudian masuk dalam baptisan, kemudian mengganti
pakaian yang basah dengan pakaian yang kering.
Hasilnya
--> 1 Petrus 3 : 20, 21,
20.
yaitu kepada roh-roh mereka yang dahulu pada waktu Nuh tidak taat
kepada Allah, ketika Allah tetap menanti dengan sabar waktu Nuh
sedang mempersiapkan bahteranya, di mana hanya sedikit, yaitu
delapan orang, yang diselamatkan oleh air bah itu.
21.
Juga kamu sekarang diselamatkan oleh kiasannya, yaitu baptisan --
maksudnya bukan untuk membersihkan kenajisan jasmani, melainkan
untuk memohonkan hati nurani yang baik kepada Allah -- oleh
kebangkitan Yesus Kristus,
Untuk masuk
bahtera, harus melakukan persiapan dan untuk menerima pengajaran
tabernakel ini merupakan kasih karunia, sebab tidak semua orang
bisa menerima pengajaran ini. Ada yang marah ketika mendengar
pengajaran tabernakel, tetapi saya sangat beruntung mendapatkan
kasih karunia TUHAN karena dapat menerima pengajaran tabernakel
ini. Mungkin ada yang masuk ke dalam kapal yang modern, tetapi
mereka tidak selamat, sebab hanya bahtera Nuh yang selamat.
Kalau
kita dapat bertobat dan percaya kepada YESUS, maka itu adalah kasih
karunia. Demikian juga kalau kita dapat masuk baptisan air, maka
itu juga merupakan kasih karunia TUHAN. Semuanya adalah kasih
karunia TUHAN, bukan kebisaan manusia.
Dalam baptisan air,
kita menerima
- pembaharuan
hati nurani --> dari hati nurani yang cenderung jahat (di
jaman Nuh, Kej 6), menjadi hati nurani yang baik. Hati nurani yang
cenderung jahat itu, memilukan Hati TUHAN.
Kejadian
6 : 5, 6
5. Ketika dilihat TUHAN,
bahwa kejahatan manusia besar di bumi dan bahwa segala
kecenderungan hatinya selalu membuahkan kejahatan semata-mata,
6.
maka menyesallah TUHAN, bahwa Ia telah menjadikan manusia di bumi,
dan hal itu memilukan hati-Nya.
Hati nurani yang jahat
ini seperti kawin campur dan juga perbuatan-perbuatan jahat dan
juga hati yang tidak jujur sehingga memilukan Hati TUHAN. Itu
sebabnya harus diubah menjadi hati nurani yang baik sehingga
menghasilkan perbuatan yang memuliakan TUHAN, dan ini dimulai
dengan hidup yang benar dan jujur. Mungkin kita ini bodoh, tetapi
kalau kita hidup benar dan jujur, maka TUHAN dipermuliakan;
sekali-pun kita pandai tetapi kalau kita tidak hidup benar dan
jujur, maka itu berarti Nama TUHAN dipermalukan. Orang yang mau
hidup benar dan jujur, tidak dapat dipaksa dan juga tidak dapat
dibuat-buat, sebab ini berasal dari hati nurani. Kalau hati nurani
cenderung jahat, biar diapakan juga tidak akan dapat benar. Semoga
kita dapat mengerti.
1
Tawarikh 29 : 14, 18
14. Sebab
siapakah aku ini dan siapakah bangsaku, sehingga kami mampu
memberikan persembahan sukarela seperti ini? Sebab dari pada-Mulah
segala-galanya dan dari tangan-Mu sendirilah persembahan yang kami
berikan kepada-Mu.
18. Ya TUHAN, Allah
Abraham, Ishak dan Israel, bapa-bapa kami, peliharalah untuk
selama-lamanya kecenderungan hati umat-Mu yang demikian ini dan
tetaplah tujukan hati mereka kepada-Mu.
Ini adalah
perbuatan-perbuatan yang memuliakan TUHAN yang dimulai dari hidup
benar dan suci, kemudian ditambah dengan
- hati
yang cenderung untuk memberi bagi pembangunan tubuh Kristus yang
sempurna. Seperti memberi waktu, tenaga, pikiran dan juga
keuangan dan juga apa yang digerakkan oleh TUHAN. Inilah
kecenderungan hati nurani yang baik/perbuatan yang memuliakan
TUHAN. Dulu, bagi pembangunan bait suci Salomo dan sekarang bagi
pembangunan tubuh Kristus yang sempurna.
Mari!
Dimulai di dalam rumah tangga, harus rela berkorban = memuliakan
TUHAN, kita jangan mengorbankan orang, terlebih lagi sampai
mengorbankan TUHAN, sebab ini memilukan Hati TUHAN. Suami/isteri
berkorban bagi suami/isteri = memuliakan TUHAN, tetapi kalau
suami/isteri mengorbankan suami/isteri = memilukan Hati TUHAN.
Semoga kita dapat mengerti.
Inilah
langkah pertama yaitu harus melewati pintu gerbang tabernakel -->
percaya dan menerima salib dengan praktek kita bertobat, dan juga
baptisan air untuk mendapatkan hati yang cenderung baik, sehingga
menghasilkan:
- perbuatan
yang benar dan jujur,
- suka
memberi/berkorban bagi pembangunan tubuh Kristus.
Ini
adalah perbuatan yang memuliakan TUHAN. Semoga kita dapat mengerti.
- harus
melewati pintu kemah, yang
untuk sekarang berarti kepenuhan
Roh.Kudus/baptisan Roh.Kudus.
Sesudah kita bertobat dan masuk dalam baptisan air -->
belum cukup. Harus diteruskan dengan terus menerus hidup benar dan
jujur, sehingga satu waktu kita akan melewati pintu kemah = kita
mengalami kepenuhan Roh.Kudus/baptisan Roh.Kudus. Semoga kita dapat
mengerti.
Praktek dari dipenuhkan Roh.Kudus adalah:
setia dan tekun. Kepenuhan Roh.Kudus ini bukan hanya
berbahasa lidah, tetapi setia dan tekun. Di bagian atas sudah
diterangkan, kalau masuk pintu gerbang maka harus:
- percaya
dan menerima salib dengan praktek bertobat,
- kemudian
dibaptis air = hidup suci dan juga
- cenderung
untuk memberi/berkorban.
Sekarang
untuk masuk pintu kemah/kepenuhan Roh.Kudus maka harus setia dan
tekun --> Kisah rasul 2 : 41, 42,
41.
Orang-orang yang menerima perkataannya itu memberi diri dibaptis dan
pada hari itu jumlah mereka bertambah kira-kira tiga ribu jiwa.
42.
Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan.
Dan mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa.
Dulu,
di jaman gereja hujan awal, begitu mereka dipenuhkan dengan
Roh.Kudus di loteng di Yerusalem, mereka bukan hanya berbahasa
lidah, sebab salah satu tanda dari kepenuhan Roh.Kudus adalah
berbahasa lidah. Tetapi sesudah dipenuhkan dengan Roh.Kudus mereka
lanjut sampai setia dan bertekun di dalam tiga macam ketekunan
yaitu:
- di
dalam persekutuan,
- di
dalam pengajaran rasul dan
- di
dalam pemecahan roti.
Sekarang,
di jaman hujan akhir adalah ketekunan di dalam tiga macam ibadah
pokok yaitu:
- di
dalam ibadah raya termasuk juga persekutuan antar penggembalaan -->
mari, ditekuni juga dan ini bukan berarti semua harus ikut, tetapi
sesuai dengan gerakan TUHAN,
- di
dalam ibadah pendalaman alkitab + perjamuan suci,
- di
dalam ibadah doa penyembahan. Inilah masuk pintu gerbang/perjalanan
pergaulan tabernakel/masuk kerajaan surga kita menjadi kehidupan
yang tergembala.
Tekun
:
- tergembala.
- sesuatu
yang dilakukan terus menerus dan tidak dapat dihalangi oleh
apa-pun.
Hasilnya:
Yakobus
5 : 11, Sesungguhnya kami menyebut mereka
berbahagia, yaitu mereka yang telah bertekun; kamu telah mendengar
tentang ketekunan Ayub dan kamu telah tahu apa yang pada akhirnya
disediakan Tuhan baginya, karena Tuhan maha penyayang dan penuh
belas kasihan.
Sebagai contoh adalah Ayub
yang mengalami pemulihan secara dobel yaitu secara rohani dan juga
secara jasmani. Jika kita tekun dalam hal rohani, maka jasmani hanya
mengikut.
Dalam ketekunan, kita harus sampai merasakan
kebahagiaan/berbahagia, jangan dengan terpaksa, kemudian ditambah
dengan pemulihan secara dobel yaitu pemulihan secara rohani dan juga
secara jasmani.
Apa yang dimaksud dengan pemulihan secara
rohani? Itulah keubahan hidup. Di dalam ketekunan kita mengalami
keubahan hidup. Ayub, pada awalnya ia merupakan orang yang sombong,
sebab ia merasa benar sendiri. Ia diberkati dlsbnya, sehingga ia
merasa benar sendiri. Tetapi lewat ketekunan, dengan seijin TUHAN,
Ayub mengalami ujian habis-habisan/mengalami berbagai macam
kesulitan, tetapi ia tetap tekun. Ada kelemahan, tetapi tetap
tekun
Saya sering mengatakan kepada siswa/i Lempin-El, bahwa
kesetiaan dan ketekunan akan menutupi kelemahan, sekali-pun kita ini
bodoh, tetapi dapat ditutup oleh kesetiaan dan ketekunan. Tetapi,
kalau sudah bodoh dan juga tidak tekun --> apa jadinya kita ini?
Mari! Apa yang menjadi kelemahan kita sekarang ini, tetapi
kalau kita tekun, maka masih ada pemulihan yaitu keubahan hidup
seperti yang dialami oleh Ayub dari sifat kebenaran diri
sendiri.
Ayub 32 : 1,
2
1. Maka ketiga orang itu
menghentikan sanggahan mereka terhadap Ayub, karena ia menganggap
dirinya benar.
2. Lalu marahlah Elihu bin
Barakheel, orang Bus, dari kaum Ram; ia marah terhadap Ayub, karena
ia menganggap dirinya lebih benar dari pada Allah,
Inilah
Ayub yang sombong karena merasa benar sendiri/memakai kebenaran diri
sendiri, artinya, orang berdosa, tetapi untuk menutupi kesalahannya,
ia menyalahkan orang lain sampai menyalahkan TUHAN. Atau menyalahkan
Firman dengan berkata bahwa Firman TUHAN terlalu keras, padahal
sesungguhnya Firman TUHAN yang keras itu, hendak menolong hatinya
yang keras.
Jika Firman TUHAN tidak keras/seperti Roti, dan
menghadapi batu/hati yang keras --> memukul batu dengan Roti,
maka yang hancur adalah Roti --> Firman tidak dianggap, bahkan
kehidupan itu menertawakan Firman dan kehidupan itu tetap menjadi
batu. Tetapi kalau kehidupan itu datang sebagai batu, kemudian
diberi Firman bagaikan godam/bagaikan palu dan jika kehidupan itu
mau bertekun, pasti akan berubah/sekeras apa-pun batu itu, pasti
akan hancur. Itu sebabnya jangan salahkan Firman. Semoga kita dapat
mengerti.
Kemudian Ayub diubahkan, dari batu/kebenaran diri
sendiri menjadi debu tanah liat, ia mengaku bahwa saya yang
bersalah, sehingga ia dapat hidup benar, sebab mendapatkan kebenaran
dari TUHAN --> Ayub 42 : 5, 6,
5.
Hanya dari kata orang saja aku mendengar tentang Engkau, tetapi
sekarang mataku sendiri memandang Engkau.
6.
Oleh sebab itu aku mencabut perkataanku dan dengan menyesal aku
duduk dalam debu dan abu."
Dari
batu, menjadi debu tanah liat = mengaku bahwa saya yang bersalah =
di ampuni = dibenarkan oleh Darah YESUS = mendapat kebenaran dari
TUHAN. Itu sebabnya, kita jangan tetap menjadi batu, sebab akan
hancur seperti Ayub.
Mendapatkan kebenaran dari TUHAN =
pemulihan secara rohani, jika yang rohani sudah dipulihkan, pasti
yang jasmani juga akan dipulihkan seperti Ayub yang dua kali
diberkati. Jika kita sudah menjadi tanah liat, maka tanah liat itu
berada di dalam Tangan TUHAN, kita akan mengalami kuasa penciptaan
dari TUHAN -->
- dari
yang tidak ada, menjadi ada,
- dari
yang mustahil, menjadi tidak mustahil. Ayub yang sudah hancur,
dapat dipulihkan karena ia sudah menjadi tanah liat.
Kalau
batu:
- berada
di tangan Musa yang dihancurkan.
- berada
di tangan orang Israel untuk melempar Musa.
Kalau
rumus dunia, maka tanah liat itu hanya untuk diinjak-injak. Itu
sebabnya banyak yang mengatakan untuk jangan mau menjadi tanah
liat/merendahkan diri. Tetapi rumus dari TUHAN adalah --> begitu
kita menjadi tanah liat, maka kita berada di dalam Tangan TUHAN.
Inilah melewati pintu kemah yaitu ketekunan, sebab ketekunan itu
menutupi segalanya. Sekali-pun masih porak poranda, tetapi mari
terus bertekun, sebab ketekunan ini menutupi segala kelemahan dan
juga ketekunan ini menghasilkan pemulihan dan pembaharuan dari
TUHAN. Semoga kita dapat mengerti.
- harus
melewati pintu tirai,
untuk sekarang pengertian rohaninya adalah mengalami
perobekan daging/sengsara bagi daging sampai daging tidak bersuara
lagi = mengalami
percikan darah.
Prakteknya
seperti YESUS --> Filipi 2 : 8-10,
8.
Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan
taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.
9.
Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan
kepada-Nya nama di atas segala nama,
10.
supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan
yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi,
Jadi,
praktek dari masuk pintu tirai adalah taat dengar-dengaran sampai
daging tidak bersuara. Banyak kali untuk menjadi taat, kita
merasa rugi.
Di dalam ibadah kaum muda, saya sering memberi
contoh: di saat ujian, guru yang menjaga malas mengawasi, sehingga
ia melihat kearah tembok. Murid-murid sibuk mencontek, sebagai anak
TUHAN merasa rugi untuk taat, sebab yang lain mencontek, masakan aku
tidak ikut mencontek. Inilah daging yang bersuara --> kalau kamu
tidak mencontek, maka kamu akan rugi, sebab satu kelas, semuanya
mencontek. Jika kamu tidak mencontek, maka nilai-mu akan jelek
sehingga kamu tidak akan lulus. Tetapi kalau mau melewati pintu
tirai, yaitu harus taat sampai daging tidak bersuara; ini yang harus
kita lakukan yaitu taat sampai daging tidak bersuara seperti YESUS
di atas kayu salib, IA taat sampai mati di atas kayu salib. Semoga
kita dapat mengerti.
Mengapa YESUS harus taat sampai mati
di atas kayu salib? Ay 10, supaya di dalam Nama YESUS
bertekuk lutut:
- Segala
yang ada di langit = setan.
- Yang
ada di atas bumi = nabi palsu.
- Yang
ada di bawah bumi = antikrist.
Itulah
tiga malaikat yang mau mempengaruhi pimpinan-pimpinan gereja TUHAN
supaya menjadi sama dengan mereka/ menjadi malaikat yang ke
empat.
Inilah mengapa YESUS harus taat sampai mati, yaitu
untuk mengalahkan setan tri tunggal yang ingin bergaul erat dan juga
ingin menguasai pimpinan-pimpinan gereja sehingga menjadi pemicu
peperangan besar-besaran dan menjadi sama dengan setan. Tidak ada
jalan lain selain YESUS harus mati. Semoga kita dapat
mengerti.
YESUS taat sampai mati di kayu salib = mengulurkan
Tangan bagi kita, kita juga harus taat sampai daging tidak bersuara
= mengulurkan tangan kepada TUHAN.
Hasilnya: Wahyu
3 : 7, 8,
7. "Dan
tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Filadelfia: Inilah firman dari
Yang Kudus, Yang Benar, yang memegang kunci Daud; apabila Ia
membuka, tidak ada yang dapat menutup; apabila Ia menutup, tidak ada
yang dapat membuka.
8. Aku tahu segala
pekerjaanmu: lihatlah, Aku telah membuka pintu bagimu, yang tidak
dapat ditutup oleh seorang pun. Aku tahu bahwa kekuatanmu tidak
seberapa, namun engkau menuruti firman-Ku dan engkau tidak
menyangkal nama-Ku.
Engkau menuruti Firman-Ku = taat
dengar-dengaran.
Tidak menyangkal Nama-Ku = setia.
Semoga kita
dapat mengerti.
Bagi
rekan-rekan hamba TUHAN, mungkin gereja saudara tidak memiliki daya
tarik secara jasmani untuk orang mau masuk untuk beribadah -->
TUHAN tahu bahwa kekuatan saudara tidak seberapa, bahkan tidak
memiliki kekuatan, tetapi jika kita mau mengulurkan tangan kepada
TUHAN dan TUHAN juga mengulurkan Tangan-Nya kepada kita sebab IA Yang
menentukan (bukan kita, bukan ijazah yang menentukan) IA Yang membuka
dan menutup pintu bagi kita seperti dulu waktu bahtera Nuh -->
yang menutup pintu dari bahtera itu bukanlah Nuh, tetapi yang menutup
bahtera itu adalah TUHAN.
Kejadian
7 : 16, Dan yang masuk itu adalah jantan dan betina
dari segala yang hidup, seperti yang diperintahkan Allah kepada Nuh;
lalu TUHAN menutup pintu bahtera itu di belakang Nuh.
Dihari-hari
ini, jika kita taat pada pengajaran tabernakel dan mempelai/bahtera,
maka yang menentukan/yang menutup dan membuka pintu bagi kita
bukanlah:
- ijazah
kita (maafkan, saya tidak mengecilkan, saya justru berdoa supaya
saudara berhasil),
- bukan
modal kita, tetapi Tangan TUHAN Sendiri.
Hasilnya:
TUHAN menutup pintu supaya air bah tidak dapat masuk. Apa
pengertian dari air bah itu?
- Itu
adalah pencobaan-pencobaan yang tidak dapat lagi
diselesaikan oleh kekuatan manusia. Orang yang lari ke gunung -->
air bah juga lari ke gunung dlsbnya, sebab tidak ditutup oleh Tangan
TUHAN.
Itu sebabnya, kita harus sungguh-sungguh serius
untuk:
- hidup
benar dan jujur,
- banyak
berkorban, jangan mengorbankan TUHAN dengan tidak beribadah, sebab
nanti akan menyesal.
- setia
dan taat.
Ini
sudah cukup dan TUHAN Yang akan menutup pintu sehingga air bah tidak
dapat masuk.
- menunjuk
pada dosa-dosa. Siapa yang dapat membendung dosa? hanya
dapat dibawa ke dalam bahtera. Itu sebabnya Nuh juga mengajak
anaknya untuk masuk ke dalam bahtera. Jadi, bagi orang tua, lebih
baik susah sekarang untuk membawa anak ke sekolah Minggu atau ke
ibadah kaum muda, daripada akan menjadi lebih susah kalau air bah
yang masuk.
Sekali-pun anak isteri sudah percaya kepada
TUHAN, tetapi kalau belum masuk ke dalam bahtera --> mari diajak
masuk ke dalam bahtera. Semoga kita dapat mengerti.
- penghukuman
TUHAN, juga tidak dapat masuk.
Tetapi Tangan TUHAN
bukan hanya menutup, tetapi Tangan TUHAN/Imam Besar/Gembala Agung
Yang berbelas kasihan juga membuka pintu bagi kita.
Ibrani
10 : 19-21
19. Jadi, saudara-saudara,
oleh darah Yesus kita sekarang penuh keberanian dapat masuk ke dalam
tempat kudus,
20. karena Ia telah membuka
jalan yang baru dan yang hidup bagi kita melalui tabir, yaitu
diri-Nya sendiri,
21. dan kita mempunyai
seorang Imam Besar sebagai kepala Rumah Allah.
TUHAN
membuka jalan baru dan jalan hidup di segala bidang --> bagi
rekan-rekan hamba TUHAN, mari mohon jalan baru dan jalan hidup bagi
pelayanan kita. Mungkin pelayanan kita terasa mati sebab sudah
merosot, tetapi sekarang ini TUHAN mau membukakan pintu/jalan yang
baru dan jalan hidup.
Demikian juga dengan nikah, ekonomi
kita dan bagi kaum muda, TUHAN mau membukakan masa depan menjadi
indah yaitu jalan baru dan jalan hidup = jalan tanpa herodes. Waktu
orang majus diberitahu lewat mimpi untuk tidak melewati jalan
herodes, tetapi melewati jalan baru = jalan tanpa setan, tanpa nabi
palsu dan tanpa antikrist.
Jalan hidup --> apa yang sudah
mati, dihidupkan oleh TUHAN sampai pada jalan tanpa herodes/tanpa
dosa = jalan menuju kepada kesempurnaan = pintu surga terbuka bagi
kita untuk selama-lamanya.
Saya
berbahagia menyampaikan Firman TUHAN ini, sebab tabernakel ini
sederhana yaitu masuk:
- pintu
gerbang --> percaya dan bertobat, hidup benar dan jujur,
berkorban untuk TUHAN.
- pintu
kemah --> tekun, jangan terganggu oleh apa-pun juga, kemudian
taat, saya tidak mempunyai kemampuan dan juga tidak memiliki
kekuatan apa-pun juga. Yang dapat saya lakukan hanyalah mengulurkan
tangan kepada TUHAN dan TUHAN juga mengulurkan Tangan-Nya kepada
kita dengan menutup dan membuka pintu bagi kita dan memberikan jalan
yang baru dan juga jalan yang hidup bagi kita.
TUHAN
memberkati.1