Kita
masih membaca dalam Injil Matius 24, yang menunjuk tentang
penghukuman TUHAN atas dunia ini atau kiamat yang terjadi pada saat
kedatangan YESUS Yang kedua kalinya, dunia beserta isinya akan hancur
dan lenyap. Kita berdoa, kita bergumul, kita belajar supaya kita
jangan hancur bersama dunia = masuk kiamat, tetapi saat TUHAN datang
kedua kali, kita justru dipermuliakan bersama Dia selama-lamanya.
Matius
24 : 3-44,
menunjuk pada tujuh nubuatan.
Ketujuh
nubuat itu adalah:
- nubuat
tentang penyesat-penyesat --> ay 3-ay 5
- nubuat
tentang bangsa-bangsa --> ay 6-ay 8
- nubuat
tentang pencobaan atas anak-anak TUHAN --> ay 9-ay 14
- nubuat
tentang antikrist --> ay 15-ay 25
- nubuat
tentang kedatangan YESUS Yang kedua kalinya --> ay 26-ay 31
- nubuat
tentang Israel --> ay 32-ay 35
- nubuat
tentang penghukuman atas dunia pada saat kedatangan YESUS Yang kedua
kalinya --> ay
36-ay 44
Matius
24 : 6-8,
nubuat
tentang bangsa-bangsa
6.
Kamu akan mendengar deru perang atau kabar-kabar tentang perang.
Namun berawas-awaslah jangan kamu gelisah; sebab semuanya itu harus
terjadi, tetapi itu belum kesudahannya.
7.
Sebab bangsa akan bangkit melawan bangsa, dan kerajaan melawan
kerajaan. Akan ada kelaparan dan gempa bumi di berbagai tempat.
8.
Akan tetapi semuanya itu barulah permulaan penderitaan menjelang
zaman baru.
Jadi
ini nubuat/tanda yang kedua dari kedatangan YESUS Yang kedua atau
tanda kiamat, itu ditandai dengan kegoncangan-kegoncangan yang akan
membuat ketakutan, dan kegelisahan bagi semua bangsa-bangsa di dunia
ini.
Mengapa
TUHAN mengijinkan kegoncangan-kegoncangan ini melanda seluruh dunia
termasuk melanda anak-anak TUHAN? Jawabannya ada di dalam
Ibrani
12 : 26-29,
26.
Waktu itu suara-Nya menggoncangkan bumi, tetapi sekarang Ia
memberikan janji: "Satu kali lagi Aku akan menggoncangkan bukan
hanya bumi saja, melainkan langit juga."
27.
Ungkapan "Satu kali lagi" menunjuk kepada perubahan pada
apa yang dapat digoncangkan, karena ia dijadikan supaya tinggal tetap
apa yang tidak tergoncangkan.
28.
Jadi, karena kita menerima kerajaan yang tidak tergoncangkan, marilah
kita
mengucap
syukur dan beribadah kepada Allah menurut cara yang berkenan
kepada-Nya, dengan hormat dan takut.
29.
Sebab Allah kita adalah api yang menghanguskan.
Jadi
mengapa TUHAN mengijinkan kegoncangan melanda dunia ini sampai juga
melanda gereja TUHAN?
Sebab
untuk memisahkan kehidupan yang tergoncang dan kehidupan yang tidak
tergoncang/tinggal tetap.
Sekarang masih bersama-sama, mungkin duduk bersama di gereja, tetapi
nanti akan terjadi kegoncangan untuk memisahkan. Jangankan goncangan,
baru digoda kita sudah tidak tahan, ini berbahaya, sebab nanti akan
terpisah. Suami istri, anak, orang-tua, sesama pelayan TUHAN nanti
akan terpisah karena tergoncang.
Kehidupan
yang tergoncang oleh keadaan dunia akhirnya akan hancur dan lenyap
bersama dunia/binasa bersama dunia. Tetapi kehidupan yang tidak
tergoncang, akan tinggal tetap dan justru akan menerima kerajaan yang
tidak tergoncangkan/kerajaan surga yang kekal (ay 28). Semoga kita
dapat mengerti dan juga menjadi kehidupan yang tidak tergoncang.
Apa
yang menjadi praktek dari kehidupan yang tidak tergoncang? Pada waktu
yang lalu kita sudah belajar di ayat 28 -->
jadi
karena kita menerima kerajaan yang tidak tergoncang, marilah kita
mengucap syukur.
Jadi
praktek dari kehidupan yang tidak tergoncang adalah:
- mengucap
syukur di dalam segala hal.
Kalau sedikit-sedikit kita mengomel/ bersungut-sungut = sudah
tergoncang, ini berbahaya, sebab kalau dilanjutkan akan hancur dan
lenyap bersama dunia. Ini sudah kita bahas pada waktu yang lalu.
- beribadah
kepada ALLAH menurut cara yang berkenan kepada-Nya dengan hormat dan
takut.
Ini praktek kehidupan yang tidak tergoncang, dan yang berhak
mewarisi/menerima kerajaan surga --> bukan menurut dirinya
sendiri, menurut pendeta, bukan! Tetapi menurut cara yang berkenan
kepada TUHAN dengan rasa takut dan hormat kepada TUHAN, sebab TUHAN
itu adalah api yang menghanguskan, itu sebabnya kita jangan
main-main dengan ibadah pelayanan. Sebab TUHAN betul-betul tidak
bisa di permainkan. Itu sebabnya kita harus mulai berhati-hati,
mulai dari saya sebagai gembala.
Inilah praktek kedua,
yaitu beribadah kepada ALLAH menurut cara yang berkenan kepada-Nya
dengan takut dan hormat. Kalau berkenan kepada TUHAN, pasti akan
berkenan kepada sesama , apa artinya itu?
Roma
14 : 17, 18
17.
karena kerajaan Allah itu bukannya hal makan minum, melainkan
kebenaran dan sejahtera dan kesukaan di dalam Rohulkudus.
18.
Karena siapa yang taat kepada Kristus di dalam hal itu, maka ialah
yang diperkenan oleh Allah dan diindahkan oleh manusia.
Beribadah
melayani/ibadah pelayanan yang berkenan kepada TUHAN bukan soal
makan minum = bukan soal perkara jasmani, jodoh, pekerjaan -->
bukan! Dan ini jelas tidak berkenan kepada TUHAN.
Jadi
ibadah pelayanan yang berkenan kepada TUHAN memiliki tanda yaitu:
- kebenaran.
Beribadah,
melayani TUHAN dengan kebenaran sesuai dengan Firman TUHAN. Di dalam
Imamat, seorang pelayan TUHAN tempat ibadah mereka harus berkenan
yaitu di dalam ruangan suci, inilah cara yang berkenan kepada
TUHAN.
Imamat
21: 12
Janganlah
ia keluar dari tempat kudus, supaya jangan dilanggarnya kekudusan
tempat kudus Allahnya, karena minyak urapan Allahnya, yang
menandakan bahwa ia telah dikhususkan, ada di atas kepalanya; Akulah
TUHAN.
Seorang
imam tidak boleh keluar dari tempat kudus = keluar dari ruangan suci
yang terdapat tiga macam alat, dan untuk sekarang berarti ketekunan
dalam tiga macam ibadah pokok. Mau melayani dan berkenan kepada
TUHAN dalam kebenaran, harus sesuai kebenaran Firman.
Apa
yang dimaksud dengan kebenaran Firman? Seorang imam tidak boleh
keluar dari tempat kudus/ruangan suci = ketekunan dalam tiga macam
ibadah pokok/ tergembala yaitu:
Ini
berarti kita tergembala = ini sesuai dengan Firman =
tergembala.
Seperti Musa dulu waktu ia menggembalakan kambing
domba, dia melihat semak duri yang terbakar oleh nyala api tetapi
tidak terbakar, ini berarti nyala api dari TUHAN. Sehingga Musa
mengatakan bahwa ini merupakan penglihatan yang hebat.
Di
dalam penggembalaan, kita mengalami nyala api dari TUHAN. Nyala api
Firman, Roh Kudus, dan kasih lewat tiga macam ibadah sehingga kayu
ini/manusia daging, mengalami penyucian lewat nyala api sampai nanti
ditampilkan dalam Wahyu 12 : 1 dan ini merupakan pemandangan yang
hebat.
Kita membaca
Keluaran
3 : 1-3,
1.
Adapun Musa, ia biasa menggembalakan kambing domba Yitro, mertuanya,
imam di Midian. Sekali, ketika ia menggiring kambing domba itu ke
seberang padang gurun, sampailah ia ke gunung Allah, yakni gunung
Horeb.
2.
Lalu Malaikat TUHAN menampakkan diri kepadanya di dalam nyala api
yang keluar dari semak duri. Lalu ia melihat, dan tampaklah: semak
duri itu menyala, tetapi tidak dimakan api.
3.
Musa berkata: "Baiklah aku menyimpang ke sana untuk memeriksa
penglihatan yang hebat itu. Mengapakah tidak terbakar semak duri
itu?"
Sebenarnya
kalau hidup kita tidak terhalang, tidak tergoda, tidak tergoncang,
dapat beribadah di dalam tiga macam ibadah, ini sudah merupakan
kesaksian yang sangat hebat. Mulai dari seorang gembala, kalau tidak
mengikuti Firman, saya tidak akan membuka tiga macam ibadah di
Surabaya --> tidak! untuk apa? sebab satu kali saja sudah senang,
Tetapi apa gunanya melayani TUHAN, tetapi tidak sesuai Firman?
Itu
sebabnya kita harus bersungguh-sungguh, mulai saya sebagai gembala
memberi contoh untuk mengalami kesaksian yang hebat dalam tiga macam
ibadah pokok sampai nanti akan ditampilkan dalam Wahyu 12 : 1 dan
ini benar-benar dahsyat.
Wahyu
12 : 1
Maka
tampaklah suatu tanda besar di langit: Seorang perempuan
berselubungkan matahari, dengan bulan di bawah kakinya dan sebuah
mahkota dari dua belas bintang di atas kepalanya.
Sampai
ditampilkan menjadi Mempelai Wanita yang tiada bercacat cela.
Mari!
Kita jangan sedikit-sedikit tergoda dan tergoncang untuk keluar dari
ruangan suci, sebab di dalam ruangan suci ini, kita betul-betul
mendapatkan nyala api untuk menjadi Mempelai = menuju pada kehidupan
yang tiada bercacat cela. Kalau tidak menjadi Mempelai, hanya
menghadapi nyala api yang menghanguskan, permisi saya harus ucapkan
--> di
luar penggembalaan/diluar Mempelai hanya bertemu dengan api yang
menghanguskan/api penghukuman. Tidak ada yang lain. Dalam
penggembalaan bertemu dengan api, tetapi api yang menyucikan, sampai
menjadi Mempelai.
- damai sejahtera,
tidak boleh ada iri, kepahitan hati, dendam dalam ibadah pelayanan
supaya ada damai sejahtera. Tidak boleh ada peperangan, permusuhan.
- sukacita
oleh Roh.Kudus,
tidak
boleh terpaksa. Ada sukarela/kerelaan = ada sukacita.
Inilah
tanda dari kehidupan yang tidak tergoncangkan, beribadah menurut cara
yang berkenan kepada TUHAN yaitu:
- Kebenaran
menurut Firman.
- Damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus.
- Kemudian
dengan takut dan hormat , beribadah dan melayani TUHAN dengan takut
dan hormat kepada TUHAN, bukan kepada manusia.
Jangan
kalau ada manusia, si A namanya gembala Wijaya, kita setia, kalau
tidak ada, tidak setia --> jangan saudaraku, jangan!! Percuma itu,
sebab saya tidak memiliki kuasa apa-apa. Tetapi kalau TUHAN, jangan
dipermainkan sebab Dia adalah api yang menghanguskan.
Apa
yang menjadi tanda dari takut kepada TUHAN, yaitu:
- Yesaya
11 : 1-3a, 5
1.
Suatu tunas akan keluar dari tunggul Isai, dan taruk yang akan
tumbuh dari pangkalnya akan berbuah.
2.
Roh TUHAN akan ada padanya, roh hikmat dan pengertian, roh nasihat
dan keperkasaan, roh pengenalan dan takut akan TUHAN;
3.
ya, kesenangannya ialah takut akan TUHAN.
5.
Ia tidak akan menyimpang dari kebenaran dan kesetiaan, seperti ikat
pinggang tetap terikat pada pinggang.
Ay
1 --> tunggul Isai, tunas keluar dari tunggul Isai itu adalah
YESUS. Jadi tanda dari takut akan TUHAN adalah setia
dan benar.
Beribadah dan melayani dengan setia dan benar bagaikan memakai ikat
pinggang.
Sudah sering diterangkan, kalau kita mengikat
pinggang, setia dan benar itu sama dengan memberi makan
YESUS/memuaskan TUHAN dan kita akan diberi makan minum. Kerajaan
Surga bukan soal makan minum, makan minum bukan urusan kita, tetapi
menjadi urusan TUHAN.
Lukas
17 : 8
Bukankah
sebaliknya ia akan
berkata kepada hamba itu: Sediakanlah makananku. Ikatlah pinggangmu
dan layanilah aku sampai selesai aku makan dan minum. Dan sesudah
itu engkau boleh makan dan minum.
Tidak
ada alasan dengan mengatakan bahwa saya baru menggembala/saya baru
di padang, saya sibuk --> tidak ada alasan. TUHAN tidak melihat
alasan, tetapi TUHAN melihat ikat pinggangnya yaitu TUHAN melihat
ada rasa takut dan hormat atau tidak. Kalau alasan ada sekeranjang,
apalagi kepada saya, tetapi TUHAN tidak dapat diberi alasan! Orang
baru pulang dari menggembala/dari ladang merasa lelah dan sampai di
rumah mungkin seharusnya ada es teh --> ternyata tuannya berkata:
sediakan aku makan minum, baru kamu boleh makan dan minum. Inilah
melayani TUHAN dengan setia dan benar bagaikan mengikat
pinggang.
Kalau kita mengikat pinggang = setia dan benar =
memberi makan minum TUHAN YESUS =
memuaskan TUHAN dan TUHAN akan memberi makan minum/ memuaskan kita
dan urusan makan minum adalah urusan TUHAN. Urusan makan minum tidak
perlu dicari, tidak perlu diburu, sebab itu merupakan urusan TUHAN.
Kerajaan Surga bukan soal makan minum. Kita seringkali
memburu/mencari makan minum sampai meninggalkan ibadah pelayanan -->
salah
besar! Semoga kita dapat mengerti.
Tetapi
kalau kita tidak setia, bahkan meninggalkan ibadah pelayanan -->
TUHAN
itu api Yang menghanguskan --> Maleakhi
3 : 18,
Maka
kamu akan melihat kembali perbedaan antara orang benar dan orang
fasik, antara orang yang beribadah kepada Allah dan orang yang tidak
beribadah kepada-Nya.
Maleakhi
4 : 1
Bahwa
sesungguhnya hari itu datang, menyala seperti perapian, maka semua
orang gegabah dan setiap orang yang berbuat fasik menjadi seperti
jerami dan akan terbakar oleh hari yang datang itu, firman Tuhan
semesta alam, sampai tidak ditinggalkannya akar dan cabang
mereka.
Orang
benar beribadah, setia. Orang fasik tidak setia, bahkan tidak
beribadah/ tidak setia seperti jerami yang akan berhadapan dengan
api yang menghanguskan. Sekali-pun dia pandai, kaya, memiliki
kedudukan tinggi, tetapi kalau tidak setia/tidak beribadah, maka ia
hanya seperti jerami yang tak berguna, dan hanya menunggu untuk
dibakar = hanya berhadapan dengan api yang menghanguskan. Semoga
kita dapat mengerti.
Hidup
hanya untuk dibakar, apalagi kalau bodoh dan tidak memiliki apa-apa,
kemudian tidak setia --> aduh! betapa tragisnya hidup itu.
Sedangkan yang sudah hebat kalau tidak beribadah, tidak setia, cuma
seperti jerami dan tinggal menunggu terkena api. Apalagi kita
sementara masih dalam kekurangan, penderitaan lalu tidak mau setia,
lalu mau apa? Itu sebabnya, mari sungguh-sungguh, apalagi dalam
masalah --> setia, sungguh-sungguh, biar TUHAN menolong kita. Itu
tanda pertama, takut dan hormat akan TUHAN sebab Dia adalah api yang
menghanguskan.
- Amsal
8 : 13
Takut
akan TUHAN ialah membenci kejahatan; aku benci kepada kesombongan,
kecongkakan, tingkah laku yang jahat, dan mulut penuh tipu muslihat.
Menjauhi
atau membenci dosa sampai kepada membenci dusta.
Jangan
ada dusta, sebab dusta itu sudah berada pada lautan api belerang =
sudah berhadapan dengan api. Penghukuman TUHAN yang terakhir itu
adalah api belerang. Itulah dusta, dosa pengunci/penutup dari
dosa.
Wahyu
21 : 8
Tetapi
orang- orang penakut, orang-orang yang tidak percaya, orang-orang
keji, orang-orang pembunuh, orang-orang sundal, tukang-tukang sihir,
penyembah-penyembah berhala dan semua pendusta, mereka akan mendapat
bagian mereka di dalam lautan yang menyala-nyala oleh api dan
belerang; inilah kematian yang kedua."
Kita
harus berhati-hati, saya nomor satu, agar di dalam melayani jangan
berdusta, demikian juga dengan saudara, dalam bekerja, dalam
melayani, jangan berdusta, di sekolah juga jangan berdusta, tetapi
jujur!
Jangan hanya untuk
mendapatkan sedikit keuntungan, kita berdusta --> jangan!
Sebab dusta ini penutup segala dosa = sudah sampai pada api yang
terakhir/lautan api dan belerang.
Kematian kedua = kematian
untuk selama-lamanya. Ini merupakan hal yang sungguh-sungguh serius,
sebab orang yang berdusta itu, tubuhnya belum mati, ia sudah mati
kedua = sudah di neraka. Ooo...berat, untuk mengatakan ini berat,
tetapi harus dikatakan!
Firman TUHAN ini untuk diriku, saya
tidak mau menipu diri sendiri, dan juga menipu saudara. Saya
bersaksi di kaum muda, dulu saya jadi wali kelas, tetapi saya
sungguh-sungguh lengah; ada orang tua yang menitipkan anaknya kepada
saya, tetapi saya lengah karena semester satu bagus, semester dua
dia tidak naik kelas lagi. Aduuuh, saya tidak bisa makan, sebab saya
menyesal setengah mati. Sekarang! Lebih dari itu, sebab persoalan
kita bukan naik kelas atau tidak naik kelas, tetapi persoalan kita
adalah neraka atau surga.
Saya berjanji tidak mau menipu
siapapun, TUHAN tahu hatiku. Hanya untuk kebanggaanku, untuk
kepentinganku, kemudian saya menipu, berdusta kepada jemaat. Mari
jangan berdusta, sebab itu berarti kita belum mati, tetapi sudah
mati ke dua, sangat ironis. Itu sebabnya kita harus menjaga omongan
kita. Semoga kita dapat mengerti.
- Wahyu
14 : 7
dan
ia berseru dengan suara nyaring: "Takutlah akan Allah dan
muliakanlah Dia, karena telah tiba saat penghakiman-Nya, dan
sembahlah Dia yang telah menjadikan langit dan bumi dan laut dan
semua mata air."
Dia
yang menciptakan langit, bumi, laut dan semua mata air = dari tidak
ada menjadi ada. Sembahlah.
Inilah ibadah pelayanan yang harus memuncak, kalau kita takut kepada
TUHAN, pasti akan memuncak sampai menyembah/bisa menyembah TUHAN
supaya jangan menjadi kering!
Bisa
menyembah TUHAN, di mulai:
- setia
dan benar.
- membenci
dosa, sebab yang membuat kering adalah dusta.
Sudah
setia, sudah bagus, tetapi kalau tidak setia = jerami/ kering. Sudah
setia --> baik!
tetapi masih berdusta = kering. Itu sebabnya, mari! buang dosa
sampai dusta supaya tidak kering, kalau itu terjadi, pasti akan
memuncak yaitu dapat menyembah TUHAN. Semoga kita dapat mengerti.
Kita
harus berhati-hati sebab dalam soal penyembahan, ibadah pelayanan,
tadi di bagian atas diterangkan ALLAH tampil sebagai apa yang
menghanguskan. Jadi, kalau kita tidak menyembah TUHAN, tidak
mengasihi TUHAN, mengasihi yang lain, maka kita akan berhadapan
dengan ALLAH Yang cemburu bagaikan api yang menghanguskan.
Zefanya
1 : 18
Mereka
tidak dapat diselamatkan oleh perak atau emas mereka pada hari
kegemasan TUHAN, dan seluruh bumi akan dimakan habis oleh api
cemburu-Nya; sebab kebinasaan, malah kebinasaan dahsyat diadakan-Nya
terhadap segenap penduduk bumi.
Itu
sebabnya kita jangan menyembah berhala, sebab penyembahan ini mutlak
menjadi milik TUHAN, kalau kita tidak mau menyembah TUHAN, akan
membuat TUHAN menjadi cemburu dan kecemburuan TUHAN bagaikan nyala
api penghukuman.
Kita
harus berhati-hati, sebab apa saja dapat menjadi berhala:
- seperti
pekerjaan --> di saat mau menyembah TUHAN, kita teringat pada
pekerjaan yang belum selesai.
- pacar
--> saat mau menyembah TUHAN, pacar datang.
- juga
televisi.
- anak
--> mau menyembah TUHAN, anak ada test di sekolah, jadi harus
mengajar. Ini yang harus kita jaga.
Tetapi
kalau kita menyembah TUHAN, apapun keadaan kita, kalau kita bisa
menyembah, seperti raja Daud yang sudah berbuat dosa, tetapi ia dapat
menyembah = jatuh di Tangan TUHAN Yang penuh kasih sayang, bukan
jatuh dalam nyala api penghukuman, tetapi jatuh dalam nyala api kasih sayang TUHAN.
1
Tawarikh 21 : 13
Lalu
berkatalah Daud kepada Gad: "Sangat susah hatiku, biarlah
kiranya aku jatuh ke dalam tangan TUHAN, sebab sangat besar kasih
sayang-Nya; tetapi janganlah aku jatuh ke dalam tangan manusia."
Orang
sudah bersalah, datang menyembah-pun, TUHAN masih mau menerima dan itu berarti kasih sayang-Nya tidak berubah/kasih setia, Tangan Yang
penuh kasih sayang yang tidak berubah, dan kasih setia itu di dapat
lewat doa penyembahan.
Apapun
keadaan kita, mungkin saudara berada dalam keberhasilan, mari! datang
meyembah biar tetap berada dalam Tangan kasih setia. Apalagi kalau
kita berada dalam keadaan gagal, dalam keadaan berdosa, dalam keadaan
harus dihukum, mari! Merendah dan sungguh - sungguh menyembah, maka
TUHAN masih mau menerima.
Untuk
apa kita mengalami Tangan yang penuh dengan kasih setia,?
- Kasih
Setia untuk mengampuni dosa.
Apa arti dari semua kekayaan dan juga kehebatan dari raja Daud,
kalau dosanya tidak diampuni, maka ia akan hancur. Dosa dari Daud
ini bukan hanya ia menghitung berapa jumlah tentaranya, sehingga ia
menjadi bangga dan sombong, tetapi ia jatuh dalam dosa sex dengan
Batsyeba, tetapi begitu ia berlutut dan menyembah TUHAN, maka ia
masih diterima oleh TUHAN. Diampuni dulu, selesaikan dosa = lepas
dari maut/lepas dari api penghukuman.
Mazmur
51 : 1-3
1.
Untuk pemimpin biduan. Mazmur dari Daud,
2.
ketika nabi Natan datang kepadanya setelah ia menghampiri
Batsyeba.
3.
Kasihanilah aku, ya Allah, menurut kasih setia-Mu, hapuskanlah
pelanggaranku menurut rahmat-Mu yang besar!
Kasih
setia TUHAN/kasih kemurahan TUHAN lebih besar dari segala dosa yang
sudah terbesar sekalipun, dosa zinah ini merupakan puncak dosa,
tetapi kasih setia yang besar itu tidak pernah berubah, lebih besar
dari segala dosa asal kita mengaku, maka kita akan diampuni dan
jangan berbuat dosa lagi.
Ada
orang yang salah menggunakan ayat ini, dan berkata --> pokoknya
kita jatuh di Tangan TUHAN Yang penuh kasih sayang --> jangan
main-main! Kalau dosa terus diulangi, satu waktu tidak bisa lagi
jatuh di Tangan kasih sayang, tetapi berhadapan dengan api yang
menghanguskan.
Seringkali
kita salah menggunakan ayat, 'jika
kita tidak setia, Dia tetap setia',
jadi, tidak mengapa kalau kita tidak setia --> Ooo bukan seperti
ini! Sebab ada batasnya, satu waktu sudah tidak dapat lagi; jadi
ayat-ayat itu jangan ditafsirkan menurut kepentingan sendiri -->
jangan!! Tetapi kalau sekarang ini kita masih mendengar Firman, maka
itu berarti masih ada kesempatan.
Itu sebabnya mari datang
pada Tangan kasih setia, Yang mengampuni dosa, melepaskan kita dari
api penghukuman, melepaskan kita dari letih lesu, beban berat,
sehingga kita berada dalam kelegaan. Jadi nomor satu, dalam
penyembahan, maka dosa diampuni.
- Mazmur
17 : 7
Tunjukkanlah
kasih setia-Mu yang ajaib, ya Engkau, yang menyelamatkan orang-orang
yang berlindung pada tangan kanan-Mu terhadap pemberontak.
Kasih
Setia yang ajaib,
Di bagian atas --> Sembahlah Allah yang menciptakan langit bumi
sehingga dari yang tidak ada menjadi ada. Kasih setia yang ajaib
dapat menciptakan yang tidak ada menjadi ada.
Kalau
tidak percaya, lihat saja itu langit dan bumi, dulu tidak ada -->
baca
kitab Kejadian. Dulu campur baur, kosong = tidak ada apa-apa,
sekarang bisa ada itulah kasih setia TUHAN Yang ajaib.
Sekarang
bagi kita:
- menciptakan
tidak ada menjadi ada untuk memelihara hidup kita.
- menciptakan
yang mustahil menjadi tidak mustahil untuk menolong kehidupan kita.
Mungkin saudara menghadapi masalah yang mustahil, mari! Datang
merendah = jatuh di dalam Tangan TUHAN Yang penuh kasih sayang =
meyembah -) melindungi kita di tengah goncangan-goncangan dunia.
- Mazmur
103 : 4
Dia
yang menebus hidupmu dari lobang kubur, yang memahkotai engkau
dengan kasih setia dan rahmat,
Kasih
Setia TUHAN menjadi mahkota untuk menyambut kedatangan TUHAN Yang ke
dua kalinya.
Kasih
setia TUHAN menjadi mahkota Mempelai untuk menyambut kedatangan
Kristus, masuk dalam Pesta Nikah Anak Domba. Mahkota ini untuk
pernikahan saat YESUS datang kembali Yang kedua kalinya, kita
bersama Dia, tidak bisa terpisah lagi selamanya, masuk Pesta Nikah
Anak Domba, masuk kerajaan seribu tahun, masuk kerajaan surga yang
kekal.
Kidung
Agung 3 : 11
puteri-puteri
Sion, keluarlah dan tengoklah raja Salomo dengan mahkota yang
dikenakan kepadanya oleh ibunya pada hari pernikahannya, pada hari
kesukaan hatinya.
Mempelai
Pria memiliki mahkota, Mempelai Wanita juga memiliki mahkota -->
ini gambaran dari kasih setia yang tidak dapat berubah. Dari
Mempelai Pria kepada Mempelai Wanita, Mempelai Wanita kepada
Mempelai Pria bertemu diawan-awan, Pesta Nikah Anak Domba, masuk
dalam kerajaan seribu tahun damai, masuk dalam kerajaan Surga yang
kekal.
Ini yang dapat saya sampaikan. Mari! jangan
tergoncang, jangan tergoda. Sungguh-sungguh beribadah dengan:
- cara
yang berkenan.
- dengan
takut dan hormat kepada TUHAN, jangan kepada Wijaya, jangan pada
ketua zangkoor, jangan pada koordinator, tetapi kepada TUHAN dengan
sungguh-sungguh sampai dapat menyembah pada TUHAN = kita jatuh di
dalam Tangan kasih setia TUHAN.
TUHAN
memberkati.1