Injil
Matius 24 secara
keseluruhan menunjuk pada penghukuman TUHAN atas dunia ini yang lazim
di sebut dengan kiamat dan terjadi pada saat kedatangan YESUS Yang ke
dua kalinya. Dunia beserta isinya akan dihukum dengan api yang dari
langit dan akan hancur dan lenyap, itu sebabnya kita mempersiapkan
hidup kita supaya tidak hancur bersama dunia, tetapi saat kedatangan
YESUS Yang kedua kalinya, kita justru akan terangkat bersama Dia
selamanya.
Matius
24 : 3-44,
berbicara tentang tujuh nubuat.
Ketujuh
nubuat itu adalah:
- nubuat
tentang penyesat-penyesat --> ay
3-ay 5
- nubuat
tentang bangsa-bangsa --> ay
6-ay 8
- nubuat
tentang pencobaan atas anak-anak TUHAN --> ay
9-ay 14
- nubuat
tentang antikrist --> ay
15-ay 25
- nubuat
tentang kedatangan YESUS Yang kedua kalinya --> ay
26-ay 31
- nubuat
tentang Israel
--> ay
32-ay 35
- nubuat
tentang penghukuman atas dunia pada saat kedatangan YESUS Yang kedua
kalinya --> ay
36-ay 44
Yang
pertama sudah kita pelajari ayat 3 - 5 nubuat tentang penyesat, kita
harus berhati-hati dengan pengajaran-pengajaran sesat. Itu sebabnya
kita harus tergembala dengan baik dihari-hari ini.
Sekarang
kita akan mempelajari nubuat yang kedua yaitu
?
nubuat tentang bangsa-bangsa
--> Matius
24 : 6 - 8
6.
Kamu akan mendengar deru perang atau kabar-kabar tentang perang.
Namun berawas - awaslah jangan kamu gelisah; sebab semuanya itu harus
terjadi, tetapi itu belum kesudahannya.
7.
Sebab bangsa akan bangkit melawan bangsa, dan kerajaan melawan
kerajaan. Akan ada kelaparan dan gempa bumi di berbagai tempat.
8.
Akan tetapi semuanya itu barulah permulaan penderitaan menjelang
zaman baru.
Kedatangan
YESUS ke dua kali atau kiamat ditandai dengan kegoncangan-kegoncangan
yang membuat ketakutan, kegelisahan dari semua bangsa- bangsa di bumi
ini.
Mengapa
TUHAN mengijinkan kegoncangan-kegoncangan terjadi di bumi
ini?Jawabannya ada di dalam srt Ibrani. Supaya kita mengerti kalau
ada goncangan, kita jangan menyalahkan TUHAN, sebab ada maksud baik
dari TUHAN.
Ibrani
12 : 26-28
26.
Waktu itu suara-Nya menggoncangkan bumi, tetapi sekarang Ia
memberikan janji: "Satu kali lagi Aku akan menggoncangkan bukan
hanya bumi saja, melainkan langit juga."
27.
Ungkapan "Satu kali lagi" menunjuk kepada perubahan pada
apa yang dapat digoncangkan, karena ia dijadikan supaya tinggal tetap
apa yang tidak tergoncangkan.
28.
Jadi, karena kita menerima kerajaan yang tidak tergoncangkan, marilah
kita mengucap syukur dan beribadah kepada Allah menurut cara yang
berkenan kepada-Nya, dengan hormat dan takut.
Jadi
mengapa TUHAN mengijinkan terjadi kegoncangan di bumi ini. Maksud
TUHAN adalah
untuk
memisahkan antara kehidupan yang goncang/binasa/lenyap bersama dunia
dengan kehidupan yang tinggal tetap bersama TUHAN/kehidupan yang
tidak tergoncangkan.
Orang
Kristen pun dipisahkan. Sekarang masih bersama-sama di gereja, tetapi
bagaimana jika menghadapi kegoncangan? Ada yang sudah menghadapi
kegoncangan ikut tergoncang sampai binasa, tetapi ada yang menghadapi
kegoncangan, ia tetap tinggal di dalam TUHAN/ tidak tergoncangkan.
Apa
yang menjadi praktek dari tinggal tetap di dalam TUHAN?
Ibrani
12 : 28
Jadi,
karena kita menerima kerajaan yang tidak tergoncangkan, marilah kita
mengucap syukur dan beribadah kepada Allah menurut cara yang berkenan
kepada-Nya, dengan hormat dan takut.Kehidupan
yang tinggal tetap akan mewarisi/akan menerima kerajaan surga yang
tidak tergoncang, hidup kekal bersama TUHAN dengan praktek yang
pertama adalah
selalu
mengucap syukur dalam segala hal.
Ini merupakan hal yang penting di hari-hari ini.
I
Tesalonika 5 : 18
Mengucap
syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di
dalam Kristus Yesus bagi kamu.
Inilah
kehidupan yang tidak tergoncang, dengan praktek yang mudah yaitu
selalu mengucap syukur dalam segala hal.
Dalam
'segala hal ini' sebenarnya ada banyak hal, tetapi sekarang ini
kita akan mempelajari tiga hal utama yang mewakili 'segala hal'
yaitu:
- Mazmur
107 : 1-3
1.
Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik,
yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk
dalam kumpulan pencemooh,
2.
tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan
Taurat itu siang dan malam.
3.
Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan
buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang
diperbuatnya berhasil.
Jadi
mengucap syukur karena
kemurahan dan kebaikan TUHAN Yang telah menebus, menyelamatkan
kehidupan kita/manusia berdosa.
Ini selalu mengucap syukur karena TUHAN sudah menebus kehidupan
kita/manusia berdosa ini. Hal ini lebih dari uang, sebab apa gunanya
memiliki banyak uang tetapi kita binasa? Jadi, penebusan ini
melebihi apa-pun juga.
Mengucap syukur karena kemurahan dan
kebaikan TUHAN Yang sudah menebus kehidupan kita/manusia berdosa,
sebab manusia yang tidak ditebus itu selama hidupnya mengalami kuasa
dosa yang menyesakan. Artinya:
- hidup
di dunia dengan kesesakan, letih lesu, beban berat, penderitaan
sekalipun dia kaya, pandai, tetapi kalau ada dosa/belum dilepaskan
dari dosa, ia tetap berada dalam kuasa dosa yang menyesakkan sampai
pada
- kesesakan
yang kekal/kesesakan selama-lamanya/ penderitaan selama-lamanya
yaitu kebinasaan di neraka. Di dunia dia sudah sesak, di neraka dia
juga mengalami penderitaan, kesesakan yang kekal/kebinasaan yang
kekal.
Jadi
penebusan itu lebih dari apapun. Banyak kali, kita mau mengucap
syukur karena mendapat uang, tetapi seringkali, kalau tidak
mendapatkan uang kita sudah mulai tidak mengucap syukur, bahkan kita
akan mengomel. Tetapi mari sekarang ini penebusan itu lebih dari
apapun juga di dunia ini/lebih dari harta, lebih dari kedudukan,
lebih dari apa-pun dan untuk ini kita patut mengucap syukur kepada
TUHAN.
Siapa
yang ditebus oleh TUHAN?
Ay
3 --> "yang dikumpulkannya dari negeri-negeri, dari timur,
barat, utara, selatan". Yang ditebus adalah semua
manusia di empat penjuru bumi, timur barat utara selatan, seluruh
dunia, mendapatkan kesempatan yang sama untuk ditebus oleh YESUS
asalkan percaya kepada YESUS.
Inilah keadilan TUHAN. Jangan lepaskan iman, sebab kalau iman
dilepaskan, maka penebusan juga terlepas, keselamatan terlepas, dia
hidup dalam kesesakan. Bagi kaum muda perhatikan!! Iman ini jangan
ditukar dengan pekerjaan, dengan jodoh, dengan apa saja,
jangan!!!
Syarat utama ini untuk mengalami penebusan yaitu
percaya kepada YESUS/iman kepada YESUS. Empat penjuru bumi -->
bangsa apa, suku apa saja, semuanya mendapatkan kesempatan dengan
syarat percaya kepada YESUS. Jangan tukarkan iman dengan perkara
apa-pun di bumi, sebab itu akan mengakibatkan kesesakan dan
kebinasaan dalam hidup. Semoga kita dapat mengerti.
Dengan
apa kita ditebus?
timur barat utara selatan menunjuk salib. Yaitu : Dengan
salib Kristus
= kemurahan
dan kebaikan TUHAN lewat Korban Kristus.
Dia yang tidak mengenal dosa, Dia yang tidak berbuat dosa, tetapi
Dia rela mencucurkan Darah dan mati di kayu salib untuk menebus
dosa-dosa kita. Inilah kemurahan dan kebaikan TUHAN lewat salib
Kristus, Darah YESUS di kayu salib. Ini merupakan Satu-satunya Yang
dapat menyelesaikan dosa. Kekayaan, kepandaian, pangkat di dunia
tidak dapat menyelesaikan dosa, tidak dapat melepaskan manusia dari
dosa. Semua manusia di dunia termasuk nabi, rasul dll, tidak dapat
menyelesaikan dosa.
Mengapa
TUHAN menebus manusia berdosa?
Seharusnya manusia berdosa itu dihukum, sebab upah dosa adalah maut.
Tetapi sekarang mengapa ada manusia berdosa yang tidak dihukum
bahkan ditebus? Ada alasan dari TUHAN, yaitu supaya kita tahu
mengucap syukur.
- Mazmur
103 : 8-14
8.
TUHAN adalah penyayang dan pengasih, panjang sabar dan berlimpah
kasih setia.
9.
Tidak selalu Ia menuntut, dan tidak untuk selama-lamanya Ia
mendendam.
10.
Tidak dilakukan-Nya kepada kita setimpal dengan dosa kita, dan
tidak dibalas-Nya kepada kita setimpal dengan kesalahan kita,
11.
tetapi setinggi langit di atas bumi, demikian besarnya kasih
setia-Nya atas orang-orang yang takut akan Dia;
12.
sejauh timur dari barat, demikian dijauhkan-Nya dari pada kita
pelanggaran kita.
13.
Seperti bapa sayang kepada anak-anaknya, demikian TUHAN sayang
kepada orang-orang yang takut akan Dia.
14.
Sebab Dia sendiri tahu apa kita, Dia ingat, bahwa kita ini
debu.
Sebab
TUHAN ingat bahwa kita hanyalah debu tanah liat yang banyak
kelemahan dan kekurangan
= sangat
rapuh.
Kalau malaikat adalah roh, dan roh itu penurut dan kuat, roh itu
penurut, tetapi begitu malaikat berbuat dosa seperti Lucifer yang
sombong/berbuat dosa, langsung menjadi setan. Jadi setan tidak
dapat ditebus sebab bukan darah daging. TUHAN Sendiri mengakui,
kalau kita ini debu tanah liat/darah daging sehingga banyak
kelemahan kekurangan, tetapi masih diberi kesempatan untuk ditebus.
Inilah kemurahan dan kebaikan TUHAN. Semoga kita dapat mengerti.
- Karena
kemurahan/panjang sabar TUHAN/kasih setia TUHAN/kebaikan TUHAN mau
menggantikan tempat dari manusia berdosa di atas kayu salib,
sehingga segala dosa manusia ditanggung oleh TUHAN.
Dia yang dihukum di atas kayu salib dan kita dibebaskan dari
hukuman, kita dilepaskan dari dosa.
Inilah
dua jawaban, yang akan mendorong kita untuk mengucap syukur kepada
TUHAN sebab kita dapat menjadi anak TUHAN. Semoga kita dapat
mengerti.
Bagaimana
prosesnya supaya kita dapat ditebus, dan dilepaskan dari dosa?
I
Yohanes 1 : 7, 9
7.
Tetapi jika kita hidup di dalam terang sama seperti Dia ada di dalam
terang, maka kita beroleh persekutuan seorang dengan yang lain, dan
darah Yesus, Anak-Nya itu, menyucikan kita dari pada segala dosa.
9.
Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga
Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala
kejahatan.
Jadi
proses penebusan yaitu kita
mengaku dosa,
dan untuk ini, tidaklah sulit kalau kita merasa debu tanah liat.
Tadi YESUS di atas kayu salib menebus dosa, jadi pengakuan dosa juga
harus di kayu salib. Kita mengaku dosa dengan sejujur-jujurnya oleh
dorongan Firman kepada TUHAN dan juga kepada sesama.
Saat
kita mengaku dosa, maka saat itu juga Darah YESUS aktif dalam dua
hal yaitu:
- Darah
YESUS mengampuni segala dosa kita,
dosa apa saja.
Mengampuni = menutupi dosa kita sehingga tidak
berbekas lagi, seperti kita tidak pernah berbuat dosa itu =
menjadikan kita seperti tidak pernah berbuat dosa itu. Begitu
ketat, ditutup begitu rapat oleh Darah YESUS, ini
satu-satunya.
Banyak orang yang mungkin merasa sesak oleh
dosa/kesesakan oleh dosa, lalu dia datang kepada ahli jiwa. Mungkin
diberitahu untuk melupakan semuanya itu, sebab kejadiannya sudah
lama --> tidak bisa seperti ini, harus ada penebusan! Dosa yang
kita perbuat, kita katakan beberapa tahun yang lalu, tidak bisa
dilupakan begitu saja, tidak bisa! Itu ada tuntutannya, ada
hukumannya, ini yang menyesakkan hidup kita. Harus ada penebusan.
Kita mengaku, maka Darah YESUS akan mengampuni segala dosa kita,
menutupi segala dosa kita sampai tidak berbekas lagi/kelihatan
seperti tidak pernah berbuat dosa itu. Begitu hebatnya Darah YESUS.
Mari, lewat Firman sekarang ini, mari kita mengucap syukur dengan
mau mengaku dosa.
- Menyucikan
kita dari segala dosa kita/dari kejahatan
= mencabut
akar-akar dosa sehingga kita tidak berbuat dosa itu lagi/tidak
mengulangi dosa itu lagi.
Inilah kekuatan dari penebusan. Kalau dosa itu datang, kita sudah
diampuni, tetapi selain diampuni, Darah YESUS juga mencabut
akar-akar dosa sehingga kita terlepas dari dosa, tidak melakukan
dosa itu lagi dan tidak mengulangi dosa itu lagi = terlepas dari
dosa. Semoga kita dapat mengerti.
Tetapi kalau dosa itu
diulangi lagi, maka pengampunannya batal = tetap sesak bahkan kita
binasa oleh dosa. Itu sebabnya kita harus berhati-hati. Kalau kita
ingat bahwa kita ini hanyalah tanah liat, kita pasti terdorong oleh
Firman untuk mengaku dosa kepada TUHAN dan kepada sesama, maka
selesailah dosa itu.
Dan kekuatan dari penebusan ini, selain
menolak dosa yang akan datang --> ini kekuatan Darah penebusan
yang menolak dosa yang sama yang menggoda dan memaksa kita.
Misalnya dosa mencuri, kita sudah mengaku dan meminta ampun, kita
diampuni, kita tidak berbuat dosa mencuri itu lagi, tetapi dosa
mencuri itu datang lagi, maka ada kekuatan untuk menolak. Mungkin
dalam keadaan terdesak, maka dosa itu datang lagi, tetapi kalau ada
Darah penebusan, maka akan ada kuasa untuk menolak dosa yang sama
yang datang pada kita kembali, sehingga kita tidak melakukan dosa
itu lagi. Ini kekuatan Darah penebusan.
Tetapi Darah
penebusan juga membuat kita tidak menghakimi orang lain yang
berbuat dosa yang sama. Misalnya kita dilepaskan dari dosa mencuri,
kemudian ada orang yang mencuri di dalam gereja, kita tidak akan
menghakimi, justru kita berbelas kasihan dan mendoakan dia. Ini
kekuatan Darah penebusan/ orang yang mengucap syukur/mau mengaku
kita hanyalah tanah liat.
Ada kehidupan Kristen/hamba TUHAN
yang tidak ingat bahwa dia hanyalah tanah liat, sehingga ia
menaikkan harga diri/memberi harga yang tinggi kepada kita sebab
merasa hebat --> 1
Yohanes 1 : 8, 10,
8.
Jika kita berkata, bahwa kita tidak berdosa, maka kita menipu diri
kita sendiri dan kebenaran tidak ada di dalam kita.
10.
Jika kita berkata, bahwa kita tidak ada berbuat dosa, maka kita
membuat Dia menjadi pendusta dan firman-Nya tidak ada di dalam
kita.
Kita
harus memperhatikan baik-baik, sebab ada orang yang memberi harga
yang tinggi pada diri kita, meningkatkan harga diri/gengsi sehingga
dia merasa bukan tanah liat. Dia tidak ingat bahwa dia debu tanah
liat sehingga dia tidak mau mengaku dosa bahkan cenderung
menyalahkan orang lain = kebenaran diri sendiri = orang yang tidak
mengucap syukur dalam penebusan. Kalau kita mengucap syukur, maka
kita tetap ingat, bahwa kita ini hanyalah debu tanah.
Mengucap
syukur, bukan hanya 'Ooo terimakasih TUHAN, sudah menolong saya,
dan sudah menebus saya' --> bukan!! Harus dilanjutkan mengucap
syukur dengan selalu ingat bahwa kita tanah liat --> ini yang
akan mendorong kita untuk mengaku dosa, bukan menghakimi.
Tetapi
kalau orang memberi harga diri terlalu tinggi, mempertahankan harga
diri sehingga dia tidak ingat bahwa dia tanah liat, dia tidak akan
pernah mau mengaku dosa bahkan dia cenderung untuk menyalahkan
orang lain = kebenaran sendiri dan itu berarti kosong/Kristen yang
kosong dari kebenaran/kosong dari Firman bagaikan sekam yang akan
dibakar habis bersama dunia. Semoga kita dapat mengerti.
- 1
Timotius 1 : 12-15
12.
Aku bersyukur kepada Dia, yang menguatkan aku, yaitu Kristus Yesus,
Tuhan kita, karena Ia menganggap aku setia dan mempercayakan
pelayanan ini kepadaku -
13.
aku yang tadinya seorang penghujat dan seorang penganiaya dan
seorang ganas, tetapi aku telah dikasihani-Nya, karena semuanya itu
telah kulakukan tanpa pengetahuan yaitu di luar iman.
14.
Malah kasih karunia Tuhan kita itu telah dikaruniakan dengan
limpahnya kepadaku dengan iman dan kasih dalam Kristus Yesus.
15.
Perkataan ini benar dan patut diterima sepenuhnya: "Kristus
Yesus datang ke dunia untuk menyelamatkan orang berdosa," dan
di antara mereka akulah yang paling berdosa.
Inilah
mengucap syukur karena dianggap
setia dan dapat dipercaya dalam ibadah pelayanan kepada TUHAN.
Kita harus mengucap syukur, sebab tidak semua orang dapat beribadah
dan melayani TUHAN, tidak! Itu sebabnya rasul Paulus mengucap syukur
karena dianggap setia dan dapat dipercaya dalam ibadah pelayanan
kepada TUHAN.
Kita harus mengucap syukur kepada TUHAN, Sebab
apa? Sebab Paulus mengaku 'diantara mereka akulah yang paling
berdosa' = rasul Paulus mengaku hanya semata-mata tanah liat/orang
yang paling berdosa/tidak layak untuk melayani TUHAN Yang
suci.
Lain kali kita beribadah dan merasa berjasa dengan
berkata --> 'Ooo kalau aku tidak datang, gawat gereja itu'
--> salah! Kalau kita mengaku bahwa kita hanyalah tanah liat,
seharusnya kita mengucap syukur dapat beribadah melayani TUHAN
karena dianggap setia dan dapat dipercaya dalam ibadah pelayanan
kepada TUHAN. Semoga kita dapat mengerti ini.
Mari, sekarang
ini, kita jangan mengomel, sebab ini merupakan penyakit dalam ibadah
pelayanan yaitu mengomel/bersungut-sungut = orang yang tidak tahu
diri/ini orang yang mempertahankan harga diri. Kalau dalam ibadah
pelayanan sampai bersungut-sungut/ mengomel = tidak tahu
diri/mempertahankan harga diri/ tidak merasa bahwa dia hanyalah
tanah liat.
Hanya tanah liat, tetapi dia bilang emas -->
Ooo...aku hebat' = tidak tahu diri. Kalau orang memberi harga
diri, pada akhirnya ia menjadi tidak tahu diri. Orang tidak mau
mengaku dosa = tidak tahu diri. Dia yang berdosa tetapi tidak mau
mengaku, bahkan menyalahkan orang lain = ini orang memberi harga
diri = tidak tahu diri. Begitu juga dalam pelayanan, kalau
bersungut-sungut dalam ibadah pelayanan = orang yang memberi harga
terlalu tinggi/dia tidak merasa tanah liat/dia orang yang tidak tahu
diri termasuk saya. Seharusnya, kita dapat datang beribadah, kita
sudah harus mengucap syukur.
Jadi,
mengucap syukur dalam segala yaitu:
- karena
penebusan/karena Korban Kristus.
- karena
dapat beribadah melayani TUHAN.
Kita
jangan bersungut dan menuntut hak, menuntut pangkat, menuntut makan
minum, sebab ini persungutan yang menuntut kepentingan daging
seperti Korah.
Dalam kitab Bilangan sering kita baca Korah
bersungut menuntut hak -->Bilangan
16 : 8-11,
8.
Lalu berkatalah Musa kepada Korah: "Cobalah dengar, hai
orang-orang Lewi!
9.
Belum cukupkah bagimu, bahwa kamu dipisahkan oleh Allah Israel dari
umat Israel dan diperbolehkan mendekat kepada-Nya, supaya kamu
melakukan pekerjaan pada Kemah Suci TUHAN dan bertugas bagi umat itu
untuk melayani mereka,
10.
dan bahwa engkau diperbolehkan mendekat bersama-sama dengan semua
saudaramu bani Lewi? Dan sekarang mau pula kamu menuntut pangkat
imam lagi?
11.
Sebab itu, engkau ini dengan segenap kumpulanmu, kamu bersepakat
melawan TUHAN. Karena siapakah Harun, sehingga kamu bersungut-sungut
kepadanya?"
Ay
8 --> dulu itu adalah orang Lewi, sekarang kita bangsa kafir
boleh mendekat, boleh beribadah sudah luar biasa, sudah kemurahan
dan kebaikan TUHAN.
Ay 10 --> menuntut lagi = menuntut
pangkat, menuntut kedudukan, menuntut uang, menuntut macam-macam;
menuntut hak = menuntut kepentingan daging. Keinginan daging itu
menuntut hak sehingga menjadi bersungut-sungut./mengomel sampai
tersandung, Ini yang harus dijaga, sebab ini merupakan penyakit
dalam pelayanan, karena menuntut hak, keinginan dan kepentingan
daging.
Rasul Paulus mengucap syukur sebab dia merasa tanah
liat, paling berdosa. Hanya oleh kemurahan dan kebaikan TUHAN lewat
Korban Kristus dia bisa melayani. Ingat! kalau bisa datang di tempat
ini, saya nomor satu hanya karena kemurahan kebaikan TUHAN. Dijaga!
jangan bersungut-sungut. Ini penyakit dalam pelayanan yaitu
bersungut-sungut.
Akibatnya
apa? Kalau banyak bersungut-sungut dalam ibadah, bukan mengucap
syukur --> mendengar Firman bersungut, pemberitaan Firman pendek
bersungut, pemberitaan Firman panjang bersungut, pemberitaan Firman
keras juga bersungut, Firmannya biasa- biasa/Firman penginjilan,
bersungut. Akibatnya -->
Bilangan
16 : 31, 32, 35,
31.
Baru saja ia selesai mengucapkan segala perkataan itu, maka
terbelahlah tanah yang di bawah mereka,
32.
dan bumi membuka mulutnya dan menelan mereka dengan seisi rumahnya
dan dengan semua orang yang ada pada Korah dan dengan segala harta
milik mereka.
35.
Lagi keluarlah api, berasal dari pada TUHAN, lalu memakan habis
kedua ratus lima puluh orang yang mempersembahkan ukupan itu.
Orang
bersungut-sungut di dalam ibadah pelayanan = merosot kerohaniannya =
bumi membuka mulutnya dan dia turun ke bawah, kesuciannya juga
merosot, pelayanannya merosot, jasmaninya juga merosot sampai tempat
terakhir yaitu alam maut/kebinasaan selama-lamanya.
Saya
ulangi, ini untuk saya nomor satu, kalau kita bisa beribadah
melayani seharusnya mengucap syukur karena kita hanya debu tanah
liat, manusia berdosa bahkan rasul Paulus mengatakan bahwa ia yang
paling berdosa, hanya karena kemurahan kebaikan TUHAN kita bisa
beribadah melayani TUHAN.
Itu
sebabnya kita jangan bersungut, kalau bersungut, maka semuanya akan
merosot, jasmani merosot, rohani merosot sampai kebinasaan. Kalau
dalam ibadah pelayanan kita mengucap syukur, kita tidak mendapatkan
apa-apa, tidak mendapat hak bahkan mendapatkan kewajiban, selalu
berkorban, tetapi kalau kita mengucap syukur, kita bukannya
merosot/turun ke bawah, tetapi naik ke atas.
Filipi
2 : 14, 15
14.
Kerjakanlah segala sesuatu dengan tiada bersungut-sungut dan
berbantah-bantah,
15.
supaya kamu tiada beraib dan tiada bernoda, sebagai anak-anak Allah
yang tidak bercela di tengah-tengah angkatan yang bengkok hatinya
dan yang sesat ini, sehingga kamu bercahaya di antara mereka seperti
bintang-bintang di dunia,
Bintang
itu berada di atas. Kalau tidak bersungut, tidak berbantah tetapi
selalu mengucap syukur dalam ibadah pelayanan = kita sedang
naik/kita diangkat menjadi bintang-bintang bercahaya di langit.
Semuanya naik, rohani naik, kesucian naik, pelayanan naik, yang
jasmani juga ikut naik.
Ayo kaum muda, baru ditegor sedikit,
sudah tidak mau melayani. Apalagi bukan hanya bersungut, tetapi
melawan, kemudian tidak mau melayani = sudah langsung terjun bebas
ditempatnya Korah. Sungguh-sungguh serius.
Jangan main-main,
sebab kalau kita bisa melayani, seperti kata rasul Paulus yang
merasa hanya kemurahan kebaikan TUHAN lewat Korban Kristus, kita
bisa melayani, dan kalau kita macam-macam, dengan memberi harga
diri/ mempertahankan harga diri = merasa bukan tanah liat sehingga
tidak dapat ditegor, hanya bersungut --> kurang ini, kurang itu,
maka akan turun! Saya tidak mengutuk, tetapi hanya memberitahu
kepada saya nomor satu, kepada saudara sekalian dan juga kepada kaum
muda, jangan turun/jangan merosot sebab akan rugi.
Tetapi
mari, kalau kita dapat melayani dengan mengucap syukur sekalipun
tidak mendapatkan hak, tetapi hanya melakukan kewajiban, maka kita
mulai terangkat ke atas menjadi bintang-bintang bercahaya =
kehidupan yang dipakai oleh TUHAN/kehidupan yang diberkati oleh
TUHAN dan berada di Tangan Kanan TUHAN.
Kalau kita rela
kehilangan hak, tidak menuntut, tetapi kita hanya mengucap syukur
dalam pelayanan kepada TUHAN, sekalipun sepertinya kita kehilangan
hak tetapi hanya melakukan kewajiban saja, banyak pengorbanan
seperti YESUS, maka hak dan upah kita di jamin/ berada di Tangan
TUHAN.
Wahyu
1 : 16 a
Dan
di tangan kanan-Nya Ia memegang tujuh bintang dan dari mulut-Nya
keluar sebilah pedang tajam bermata dua,
Sekali
lagi, bintang ini secara khusus menunjuk pada gembala, tetapi secara
umum adalah orang yang dipakai oleh TUHAN/melayani TUHAN tanpa
bersungut-sungut, tetapi selalu mengucap syukur. Dan bintang yang
bercahaya = memuliakan TUHAN. Kalau bersungut-sungut, maka bintang
itu akan berbenturan.
Kita
bandingkan dengan membaca Yesaya
49 : 3, 4,
3.
Ia berfirman kepadaku: "Engkau adalah hamba-Ku, Israel, dan
olehmu Aku akan menyatakan keagungan-Ku."
4.
Tetapi aku berkata: "Aku telah bersusah-susah dengan percuma,
dan telah menghabiskan kekuatanku dengan sia-sia dan tak berguna;
namun, hakku terjamin pada TUHAN dan upahku pada Allahku."
Mari
kita mengucap syukur dalam pelayanan tanpa menuntut hak tetapi hanya
melakukan kewajiban = memuliakan TUHAN. Bintang-bintang bercahaya,
dia dipegang oleh Tangan Kanan TUHAN.
Apa
artinya?
Hak
dan upahku terjamin di Tangan TUHAN dan tidak bisa direbut oleh
siapapun.
Banyak kali kita menuntut hak, mau memegang hak, kalau kita yang
pegang --> jangankan melawan setan, melawan orang lain sudah
terlepas, sebab di rebut orang; tetapi kalau di Tangan TUHAN,
manusia siapapun tidak dapat merebut, sampai setan-pun tidak dapat
merebut. Hak ada di Tangan TUHAN, baik untuk hidup sekarang mau-pun
untuk hidup yang akan datang. TUHAN tidak pernah menipu kita. Semoga
kita dapat mengerti.
Mari,
kita tinggal memilih:
- kalau
mengucap syukur, maka kita akan naik sampai hak dan upah berada di
Tangan TUHAN = hidup di Tangan TUHAN.
- tetapi
kalau banyak ngomel, bersungut, mengkritik akan turun/sedang turun,
semua turun sampai kebinasaan. Semoga kita dapat mengerti.
Apa
yang menjadi praktek dari orang yang tidak goncang? Sementara TUHAN
mengijinkan terjadi kegoncangan, ini untuk memisahkan yang goncang
dan ini akan kelihatan, demikian juga yang tidak goncang juga akan
kelihatan. Itu sebabnya kita harus berhati-hati, sebab yang goncang
terlebih dahulu yang akan kelihatan.
Apa
prakteknya?
Mengucap syukur. Dalam penebusan, kita mengucap syukur, banyak
mengaku dosa 'saya tanah liat' = mengucap syukur, banyak mengaku
dosa! Mengucap syukur dalam pelayanan, tidak menuntut hak hanya
melakukan kewajiban-kewajiban hari-hari ini, sehingga hak dan upah
ada di Tangan TUHAN = bintang berada di Tangan Kanan TUHAN.
- Yohanes
11 : 14, 15
14.
Karena itu Yesus berkata dengan terus terang: "Lazarus sudah
mati;
15.
tetapi syukurlah Aku tidak hadir pada waktu itu, sebab demikian
lebih baik bagimu, supaya kamu dapat belajar percaya. Marilah kita
pergi sekarang kepadanya."
Mengucap
syukur dalam penderitaan/dalam pencobaan/dalam ujian.
Lazarus mati, ucapkan syukur. Memang sulit! Ini yang harus kita
belajar sendiri dari YESUS, contohnya YESUS.
Tadi
mengucap syukur dalam penebusan, contohnya Daud. Daud sampai jatuh
dalam dosa dengan Betsyeba, dia mengaku, dia mengucap syukur -->
mengaku bahwa 'saya hanyalah tanah liat'. Mengaku, tetapi tidak
di ulangi lagi, ini yang penting.
Contohnya rasul Paulus yang
melayani, ia mengaku 'aku manusia paling berdosa, tetapi oleh
kemurahan TUHAN dapat melayani'.
Contoh penderitaan adalah
YESUS Sendiri. Mengajarkan pada kita, menghadapi pencobaan,
penderitaan, ujian tetapi mengucap syukur kepada TUHAN. Waktu
memecah roti = perjamuan suci --> 'inilah Tubuh-Ku, YESUS
mengucap syukur dalam penderitaan. Ini pelajaran bagi kita yaitu
selalu mengucap syukur dalam segala hal.
Kalau
kita dapat mengucap syukur karena penebusan, mengucap syukur karena
pelayanan, mengucap syukur karena penderitaan itu berarti kita dapat
mengucap syukur dalam segala hal.
Mengapa
TUHAN ijinkan kita mengalami ujian? Ujian ini merupakan kemurahan dan
kebaikan TUHAN untuk meningkatkan kerohanian kita.
Kalau
kita diuji, maka itu adalah kemurahan dan kebaikan TUHAN.
Jadi kemurahan kebaikan TUHAN itu bukan kalau kita membutuhkan beras,
kemudian beras datang --> bukan hanya itu! Tetapi kemurahan
kebaikan TUHAN adalah sampai pada saat kita di uji.
Saya
mengatakan di kebaktian kaum muda kepada anak-anak muda, seandainya
di sekolah, kemudian gurunya baik dan berkata --> 'anak-anak
tidak ada ulangan dan juga tidak ada ujian', pasti semuanya akan
merasa senang, tetapi anak-anak akan terus di kelas itu sampai tua,
sebab tidak naik-naik, sebab tidak ada ujian.
Inilah
kemurahan TUHAN kalau kita di uji, maka itu adalah kemurahan kebaikan
TUHAN, sebab ini untuk meningkatkan kerohanian kita. Sebab kalau
rohani meningkat, apa yang meningkat lagi? Jasmani! Pasti! Itu
sebabnya kita tidak perlu merasa bingung ditengah goncangan.
Mari!
Kita mengucap syukur, sebab itu adalah orang yang teguh. Ada ujian/
goncangan tetapi selalu mengucap syukur. Ini ujian, untuk
meningkatkan kerohanian kita, supaya kamu belajar percaya. Arti dari
meningkatkan rohani adalah supaya kita belajar percaya dan berharap
hanya kepada TUHAN/ kepada kemurahan dan kebaikan TUHAN.
Seringkali
kalau tidak diuji dan semuanya lancar, kita mulai lengah, sebab
merasa bisa. Semua lancar, pekerjaan lancar, keuangan lancar, toko
lancar sehingga ke gereja sudah mulai datang terlambat. Tetapi begitu
ada ujian, mulai kita tercelik --> jangan bersungut, tetapi tetap
mengucap syukur untuk meningkatkan kerohanian, artinya:
- supaya
kita belajar percaya dan berharap sepenuh pada TUHAN/berharap
sepenuh pada kemurahan dan kebaikan TUHAN.
- supaya
mata kita hanya memandang TUHAN. Ini di uji, seringkali mata kita
memandang ijazah dllnya --> mari! lewat ujian ini, maka mata
hanya tertuju pada TUHAN seperti apa yang dikatakan oleh raja Daud
di dalam --> Mazmur
26 : 1-3,
1.
Dari Daud. Berilah keadilan kepadaku, ya TUHAN, sebab aku telah
hidup dalam ketulusan; kepada TUHAN aku percaya dengan tidak
ragu-ragu.
2.
Ujilah aku, ya TUHAN, dan cobalah aku; selidikilah batinku dan
hatiku.
3.
Sebab mataku tertuju pada kasih setia-Mu, dan aku hidup dalam
kebenaran-Mu.
Inilah
mata tertuju kepada kasih setia, kemurahan kebaikan TUHAN. Hanya ini
kerinduan TUHAN lewat ujian apa-pun bentuknya kita tetap mengucap
syukur untuk meningkatkan kerohanian kita. Kalau bersungut, maka
kerohanian akan turun! Kalau mengucap syukur, kerohanian kita akan
naik/meningkat sampai dapat percaya kepada TUHAN = berharap hanya
pada kemurahan, dan mata hanya memandang TUHAN = tidak memandang pada
yang lain.
Seringkali
dalam penderitaan ada sikap salah atau sikap yang umum di dunia ini
-->
Yohanes
11 : 31,
Ketika
orang-orang Yahudi yang bersama-sama dengan Maria di rumah itu untuk
menghiburnya, melihat bahwa Maria segera bangkit dan pergi ke luar,
mereka mengikutinya, karena mereka menyangka bahwa ia pergi ke kubur
untuk meratap di situ.
Pergi
ke kubur dan meratap di sana --> Inilah sikap yang seringkali
salah yaitu di saat menghadapi ujian, pencobaan, penderitaan, maka
kita akan meratap. Ini merupakan sikap dari orang dunia yang
menyangka Maria pastilah meratap di kuburan.
Arti
dari meratap ini adalah:
- meratapi
persoalan-persoalan sampai menjadi putus asa,
- memikirkan
sesuatu sampai kecewa.
- Bersungut-sungut,
- menyalahkan
orang lain.
Biasanya
saat ujian datang, ada dua keadaan yaitu:
- meratapi
persoalan, memikirkan persoalan itu sampai kecewa, putus asa.
- bersungut-sungut,
dan menyalahkan yang lain.
Saya
pernah mengatakan --> ada orang mati, sampai orang matinya
disalahkan dengan mengatakan:
- 'mengapa
kamu mati, kamu tidak bertanggung jawab'
- 'kamu
tidak mengasihi saya ya, sebab mati duluan'. Inilah, orang yang
sudah mati, tetapi masih disalahkan. Meratap, menyalahkan orang
lain, sampai menyalahkan TUHAN dengan mengatakan bahwa TUHAN itu
tidak adil.
Jadi
sikap pertama yang salah adalah
bersungut-sungut.
Sehingga tidak menyelesaikan masalah, bahkan menambah masalah.
Sikap
kedua, merupakan sikap umum di dunia yang sering di contoh oleh anak
TUHAN asli yaitu Marta.
Yohanes
11 : 39, 40
39.
Kata Yesus: "Angkat batu itu!" Marta, saudara orang yang
meninggal itu, berkata kepada-Nya: "Tuhan, ia sudah berbau,
sebab sudah empat hari ia mati."
40.
Jawab Yesus: "Bukankah sudah Kukatakan kepadamu: Jikalau engkau
percaya engkau akan melihat kemuliaan Allah?"
Kalau
engkau percaya --> sikap ragu-ragu dari anak-anak TUHAN sehingga
menjadi tidak percaya, ragu-ragu dalam ujian dan tidak jarang lari ke
dukun/orang pandai.
Tadi
sikap dunia yang banyak di contoh oleh anak-anak TUHAN --> begitu
menghadapi pencobaan-pencobaan, langsung meratap dan menjadi putus
asa sehingga menyalahkan ini, menyalahkan itu.
Sedangkan
sikap yang kedua merupakan sikap yang asli yaitu
iman
menjadi goyah sehingga mulai tidak percaya, bimbang, ragu terhadap
kuasa TUHAN sebab membesarkan pencobaan daripada kuasa TUHAN
seperti kesepuluh pengintai. "Memang negeri ini berlimpah susu
madunya hanya ada orang Enak/raksasa, sedangkan kita hanyalah
belalang, pasti akan kalah.
Mari
berubah sekarang ini, menjadi sikap yang benar seperti Maria yang
tersungkur dan mengucap syukur = menyembah TUHAN -->
Yohanes
11 : 32,
Setibanya
Maria di tempat Yesus berada dan melihat Dia, tersungkurlah ia di
depan kaki-Nya dan berkata kepada-Nya: "Tuhan, sekiranya Engkau
ada di sini, saudaraku pasti tidak mati."
Di
tempat YESUS berada, bukan pergi ke kuburan, bukan pusing dengan
persoalannya, bukan pikirkan persoalan, bukan! Tetapi Maria
memikirkan YESUS/ datang pada YESUS = ini sikap yang benar. Melihat
Dia, sikap yang benar dari Maria ia tersungkur mengucap syukur dan
menyembah TUHAN = hanya percaya dan melihat TUHAN = hanya percaya dan
berharap pada kemurahan belas kasih TUHAN = mengaku hanya tanah liat.
Tersungkur
itu di tanah:
- hanya
debu tanah liat tidak mampu berbuat apa-apa,
- tidak
layak untuk di tolong.
Kita
ini sesungguhnya untuk di tolong-pun, kita tidak layak, sudah tidak
mampu, ditolongpun tidak layak! Kita hanya tanah liat, banyak salah.
Jadi, seharusnya kita itu menyembah TUHAN, mengucap syukur dan
melihat TUHAN = hanya percaya dan berharap pada kemurahan kebaikan
dan kemuliaan TUHAN. Kemuliaan TUHAN = matahari yang juga merupakan
kemurahan kebaikan TUHAN.
Dan
di saat itu terjadi mujizat, Lazarus bangkit kembali. Apa artinya
itu? Lazarus yang merupakan tulang punggung dari rumah tangga, sebab
ia laki-laki satu-satunya di dalam keluarga itu. Ekonomi sudah busuk,
karena ada kemu-
liaan
dan kemurahan TUHAN Yang mampu menolong kita, membangkitkan ekonomi
yang sudah busuk, yang sudah hancur.
Mungkin
itu suami, istri, anak/buah nikah sudah busuk dalam dosa. Jangan
bertengkar, jangan! Tetapi mengucap syukur, banyak menyembah TUHAN
--> saya tidak bisa TUHAN, sehingga TUHAN Yang akan bekerja dengan
Tangan kemurahan dan kemuliaan TUHAN.
Sesuatu yang mustahil, sebab sudah empat hari mati/sudah busuk mau di apakan
lagi? Sudah menghadapi sesuatu yang mustahil secara jasmani, tetapi
dapat ditolong, dan Lazarus-pun bangkit.
Secara
jasmani mungkin sudah mustahil, penyakit sudah mustahil, dapat
ditolong asal kita percaya, memandang Dia dengan berharap pada
kemurahan TUHAN.
Secara
rohani terjadi keubahan dari bangkai/mayat menjadi kehidupan yang
utuh. Sudah empat hari mati, mungkin sudah keluar ulatnya,
daging-dagingnya, sudah banyak yang terlepas/tidak utuh lagi, tetapi
dapat bangkit dalam keadaan yang utuh. Ini keubahan hidup secara
rohani terjadi kemurahan, mujizat oleh kemuliaan kemurahan dan
kebaikan TUHAN. Keubahan hidup sampai menjadi manusia yang sama
mulia, manusia yang utuh sempurna = sama mulia dengan TUHAN YESUS
untuk kita terangkat bersama Dia selama-lamanya. Kita tidak binasa
bersama dunia.
Dan
di atas sana, kita hanya mengucap syukur dan menyembah TUHAN -->
Wahyu
19 : 6, 7,
6.
Lalu aku mendengar seperti suara himpunan besar orang banyak, seperti
desau air bah dan seperti deru guruh yang hebat, katanya: "Haleluya!
Karena Tuhan, Allah kita, Yang Mahakuasa, telah menjadi raja.
7.
Marilah kita bersukacita dan bersorak-sorai, dan memuliakan Dia!
Karena hari perkawinan Anak Domba telah tiba, dan pengantin-Nya telah
siap sedia.
Kita
masuk dalam pesta nikah Anak Domba bertemu dengan TUHAN untuk masuk
firdaus, kemudian masuk kerajaan surga selama-lamanya.
Inilah
yang dapat saya sampaikan. Orang yang tidak goncang adalah orang yang
mengucap syukur.
- Mengucap
syukur karena penebusan. Mari! kalau ada kesalahan, mengakulah,
sebab itu = mengucap syukur. Jangan mempertahankan harga diri,
memberi harga diri yang lebih pada diri sendiri, sebab nanti akan
menyalahkan orang. Itu tidak boleh.
- Mengucap
syukur karena pelayanan, jangan bersungut-sungut. Mengucap syukur
apa-pun bentuknya, karena ada jaminan dan hak kita ada di Tangan
TUHAN.
- Mengucap
syukur dalam penderitaan, ada kuasa kemuliaan TUHAN, kemurahan
kebaikan TUHAN mampu melakukan mujizat-mujizat dalam hidup kita.
TUHAN
memberkati.1