Injil
Matius 24 secara keseluruhan adalah penghukuman TUHAN atas dunia ini
yang disebut kiamat, terjadinya bersamaan dengan kedatangan YESUS
Yang kedua kalinya. Dunia beserta isinya akan hancur dan lenyap.
Matius
24 : 3-44
--> berbicara tentang tujuh nubuat yang harus terjadi menjelang
kedatangan YESUS Yang kedua kalinya.
Ketujuh
nubuat itu adalah:
- nubuat
tentang penyesat-penyesat --> ay
3-ay 5
- nubuat
tentang bangsa-bangsa --> ay
6-ay 8
- nubuat
tentang pencobaan atas anak-anak TUHAN --> ay
9-ay
14
- nubuat
tentang antikrist --> ay
15-ay 25
- nubuat
tentang kedatangan YESUS Yang kedua kalinya --> 26-ay
31
- nubuat
tentang Israel
--> 32-ay
35
- nubuat
tentang penghukuman atas dunia pada saat kedatangan YESUS Yang kedua
kalinya --> ay
36-ay 44
Matius
24 : 6-8
--> nubuat
tentang bangsa-bangsa
6.
Kamu akan mendengar deru perang atau kabar-kabar tentang perang.
Namun berawas-awaslah jangan kamu gelisah; sebab semuanya itu harus
terjadi, tetapi itu belum kesudahannya.
7.
Sebab bangsa akan bangkit melawan bangsa, dan kerajaan melawan
kerajaan. Akan ada kelaparan dan gempa bumi di berbagai tempat.
8.
Akan tetapi semuanya itu barulah permulaan penderitaan menjelang
zaman baru.
Jadi
kedatangan TUHAN Yang kedua kalinya/kiamat itu ditandai dengan adanya
kegoncangan-kegoncangan yang membuat ketakutan, kepanikan dan
kegelisahan dari bangsa-bangsa di dunia ini.
1
Tesalonika 5 : 1-7
1.
Tetapi tentang zaman dan masa, saudara-saudara, tidak perlu
dituliskan kepadamu,
2.
karena kamu sendiri tahu benar-benar, bahwa hari Tuhan datang seperti
pencuri pada malam.
3.
Apabila mereka mengatakan: Semuanya damai dan aman -- maka tiba-tiba
mereka ditimpa oleh kebinasaan, seperti seorang perempuan yang hamil
ditimpa oleh sakit bersalin -- mereka pasti tidak akan luput.
4.
Tetapi kamu, saudara-saudara, kamu tidak hidup di dalam kegelapan,
sehingga hari itu tiba-tiba mendatangi kamu seperti pencuri,
5.
karena kamu semua adalah anak-anak terang dan anak-anak siang. Kita
bukanlah
orang-orang malam atau orang-orang kegelapan.
6.
Sebab itu baiklah jangan kita tidur seperti orang-orang lain, tetapi
berjaga-jaga dan sadar.
7.
Sebab mereka yang tidur, tidur waktu malam dan mereka yang mabuk,
mabuk waktu malam.
Jadi
kita harus waspada, sebab kegoncangan-kegoncangan di dunia ini
terjadi justru pada saat semua dianggap damai dan aman. Oh sudah
aman, sudah damai, sudah kondusif, tiba-tiba terjadi kegoncangan
lewat gempa, lewat peperangan, lewat kelaparan dan lain-lain. Semua
manusia perkirakan oh aman, damai, bagus keadaannya justru saat
itulah akan terjadi kegoncangan-kegoncangan.
Ada
sikap yang salah dari gereja TUHAN, yaitu gereja TUHAN dalam keadaan
damai, aman, semua lancar, diberkati TUHAN, justru gereja TUHAN hidup
dalam kegelapan malam atau lengah.
Prakteknya
apa?
Disini disebut "baiklah jangan kita tidur".
Jadi
praktek yang salah/hidup di dalam kegelapan adalah:
- Tidur
=
Hidup dalam kegelapan malam,
- Mabuk
- Lumpuh.
Mari!
Sekarang kita akan uraikan ketiga hal ini dalam pengertian secara
rohani dan akan kita bahas sekarang yang tertulis di dalam Efesus 5.
Waktu yang lalu, sudah kita bahas dengan bertitik tolak dari 1
Tesalonika 5, sekarang kita bandingkan dengan Efesus 5.
Dimulai
dengan membahas
TIDUR
secara rohani.
Efesus
5 : 11-17
11.
Janganlah turut mengambil bagian dalam perbuatan-perbuatan kegelapan
yang tidak berbuahkan apa-apa, tetapi sebaliknya telanjangilah
perbuatan-perbuatan itu.
12.
Sebab menyebutkan saja pun apa yang dibuat oleh mereka di
tempat-tempat yang tersembunyi telah memalukan.
13.
Tetapi segala sesuatu yang sudah ditelanjangi oleh terang itu menjadi
nampak, sebab semua yang nampak adalah terang.
14.
Itulah sebabnya dikatakan: "Bangunlah, hai kamu yang tidur dan
bangkitlah dari antara orang mati dan Kristus akan bercahaya atas
kamu."
15.
Karena itu, perhatikanlah dengan saksama, bagaimana kamu hidup,
janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif,
16.
dan pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat.
17.
Sebab itu janganlah kamu bodoh, tetapi usahakanlah supaya kamu
mengerti kehendak Tuhan.
Ini
bagian yang pertama yaitu
tidur,
mulai ayat 14
"bangunlah
hai kamu yang tidur"
ini pengertian tidur rohani. Sedangkan dalam ayat 17
"jangan
kamu bodoh tapi usahakanlah kamu mengerti kehendak Tuhan dalam
Firman".
Jadi
tidur rohani
adalah
tidak
mengerti kehendak TUHAN dalam Firman
=
tidak ada kaitan dengan Firman.
Bagi
rekan-rekan hamba TUHAN, kita juga dikoreksi, sebab kalau jemaat
tidak mengerti Firman, kita harus mengoreksi diri:
- bagaimana
cara kita menerangkan Firman,
- bagaimana
kita mempersiapkan Firman. Kita harus sungguh-sungguh serius, harus
mohon urapan Roh Kudus untuk bisa menjelaskan Firman dengan jelas,
sehingga jemaat dapat mengerti.
Tetapi
sidang jemaat juga harus berhati-hati, kalau yang lain dapat
mengerti, saudara sendiri tidak mengerti atau beberapa orang juga
tidak mengerti = dalam keadaan tidur rohani. Tidak mengerti atau
tidak mau mengerti kehendak ALLAH di dalam Firman sebab keras hati.
Tanda
atau ciri dari orang yang tidak mau mengerti Firman
--> ayat 15
"karena
itu perhatikan dengan seksama bagaimana kamu hidup, jangan seperti
orang bebal tetapi seperti orang arif".
Jadi,
tanda dari tidur rohani adalah menjadi
bebal/bidat.
Inilah orang yang tidak mengerti Firman atau tidak mau mengerti
Firman.
Titus
3: 10, 11
10.
Seorang bidat yang sudah satu dua kali kaunasihati, hendaklah engkau
jauhi.
11.
Engkau tahu bahwa orang yang semacam itu benar-benar sesat dan dengan
dosanya menghukum dirinya sendiri.
Jadi,
orang bidat atau bebal adalah orang yang:
- tidak
dapat ditegor,
- tidak
dapat dinasihati oleh Firman ALLAH terutama Firman pengajaran.
Sebab
Firman pengajaran itu menunjuk salah, menegur, menasihati, tetapi
orang bidat/orang bebal tidak mau ditegur atau dinasihati oleh Firman
pengajaran yang benar. Semoga kita dapat mengerti ini.
II
Timotius 4 : 2
Beritakanlah
firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya, nyatakanlah apa
yang salah, tegorlah dan nasihatilah dengan segala kesabaran dan
pengajaran.
Ini
keadaan tidur rohani, kehidupan itu menjadi bidat/bebal yang tidak
mau:
- mengerti
Firman,
- tidak
mau ditegur, tidak mau dinasehati Firman TUHAN, tidak ada kaitan
dengan Firman TUHAN.
Kita
kembali membaca di dalam
Efesus
5 : 17
"sebab
itu janganlah kamu bodoh tetapi usahakanlah supaya kamu mengerti
kehendak Tuhan"
Menjadi
bodoh!
Bebal/bidat
dan bodoh. Ini kalau orang/gereja yang tidur rohani, sebab tidak mau
mengerti Firman, tidak mau mendengar Firman nanti menjadi bebal,
menjadi bodoh.
Bodoh
ini di dalam injil
Matius
7 : 26, 27,
26.
Tetapi setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan tidak
melakukannya, ia sama dengan orang yang bodoh, yang mendirikan
rumahnya di atas pasir.
27.
Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda
rumah itu, sehingga rubuhlah rumah itu dan hebatlah kerusakannya."
Mendengarkan
Firman bahkan memuji, tetapi tidak melakukan/mempraktekkan, jangankan
mempraktekkan, mengerti saja tidak bisa = bodoh, sebab bagaikan
mendirikan rumah diatas pasir sehingga:
- tidak
tahan uji,
- tidak
tahan menghadapi pencobaan atau ujian sehingga roboh dan tidak
bangkit-bangkit lagi/tidak dapat diperbaiki lagi sebab hebatlah
kerusakannya itu. Itu sebabnya kita harus berhati-hati.
Jadi
gereja TUHAN seringkali di saat damai, aman, diberkati, semua lancar
lalu tidur, tidak mengerti Firman atau tidak mau mengerti Firman
sehingga tandanya/cirinya/ prakteknya: Tidak mau ditegur dan
dinasehati bahkan mengamuk sehingga dia akan tersesat, kehidupan
semacam itu akan tersesat dan binasa oleh dosanya sendiri.
Kemudian
menjadi bodoh
=
Kristen
bodoh
--> mendengar Firman tetapi:
- tidak
mengerti
- dan
tidak dapat mempraktek Firman, tidak dengar-dengaran sehingga
- tidak
tahan menghadapi ujian, pencobaan sehingga kerohaniannya menjadi
roboh = jatuh ke dalam dosa.
- hebatlah
kerusakannya = tidak dapat diperbaiki = tidak bangkit-bangkit lagi.
Banyak
kali nanti Firman yang disalahkan --> katanya Firman pengajaran,
tetapi begitu hidupnya = jatuh/roboh! Disini istilahnya roboh
sehingga hebat kerusakannya = jatuh dalam dosa dan tidak
bangkit-bangkit lagi.
Sebab
yang membangkitkan orang yang jatuh dalam dosa itu Firman, tetapi
kalau kehidupan itu di saat mendengarkan Firman, ia tidak mengerti,
dan juga tidak mempraktekannya, maka kehidupan itu tidak bisa bangkit
lagi = binasa untuk selama-lamanya.
MABUK,
mabuk
secara rohani -->
Efesus
5 : 18,
Dan
janganlah kamu mabuk oleh anggur, karena anggur menimbulkan hawa
nafsu, tetapi hendaklah kamu penuh dengan Roh,
Jadi
mabuk rohani artinya
tanpa
urapan Roh Kudus
=
tidak
ada kaitan dengan Roh Kudus berarti
hidup
dalam keinginan dan hawa nafsu daging.
Cirinya
seperti jemaat Laodikia, hidup menurut hawa nafsu daging/keinginan
daging. Mabuk = merasa hebat dan kuat.
Di
dalam
Wahyu
3 : 17,
Karena
engkau berkata: Aku kaya dan aku telah memperkayakan diriku dan aku
tidak kekurangan apa-apa, dan karena engkau tidak tahu, bahwa engkau
melarat, dan malang, miskin, buta dan telanjang,
Inilah
mabuk rohani, tandanya seperti jemaat Laodikia yaitu:
- merasa
hebat dan kuat
= merasa
mampu sampai tidak membutuhkan TUHAN.
Mungkin nilai di sekolah sudah tinggi semua, semuanya bagus; kalau
mahasiswa semua pelajaran mendapatkan nilai A, jangan-jangan menjadi
lupa --> mau belajar saja lupa berdoa, mau ujian juga sudah lupa
untuk berdoa.
Pada waktu yang lalu, dikatakan bahwa orang
mabuk itu sampai tertidur di got/selokan --> dia menyanyi: "aku
ada di awan-awan padahal tidur di got/di selokan". Merasa hebat,
kuat, dan merasa mampu sehingga tidak membutuhkan TUHAN lagi. Itu
tandanya/ ciri-cirinya dari orang yang mabuk rohani.
- hanya
mengandalkan hal-hal yang jasmani.
Jadi, semuanya ditinjau dari yang jasmani saja = semua di ukur
dengan uang.
Di
gereja, asal memiliki banyak uang oh sudah suci, sudah hebat -->
belum tentu! Padahal bisa saja uang banyak dari hasil menipu. Hanya
puas dengan hal-hal yang jasmani. Istilah yang bagus :
menggembor-gemborkan yang jasmani saja. Akibatnya kerohaniannya
menjadi suam-suam. Mabuk rohani = suam-suam rohani.
Wahyu
3 : 15, 16
15.
Aku tahu segala pekerjaanmu: engkau tidak dingin dan tidak panas.
Alangkah baiknya jika engkau dingin atau panas!
16.
Jadi karena engkau suam-suam kuku, dan tidak dingin atau panas, Aku
akan memuntahkan engkau dari mulut-Ku.
Suam-suam
rohani
= tidak berkobar-kobar lagi sebab tidak membutuhkan TUHAN lagi. Ke
gereja hanya begitu-begitu saja, sebab sebenarnya sudah tidak
membutuhkan TUHAN lagi. Sehingga orang yang suam-suam = tidak
berkobar-kobar lagi, akan dimuntahkan oleh TUHAN, bukan dimakan oleh
TUHAN.
Dimuntahkan
--> tidak
dapat memuaskan. Kalau sesuatu dimakan oleh TUHAN, maka TUHAN akan
menjadi kenyang/menjadi jadi puas. Tetapi kalau dimuntahkan berarti
tidak memuaskan TUHAN sehingga kehidupannya juga tidak pernah merasa
puas. Inilah orang yang suam-suam rohani.
Mari
kita periksa, kalau kita tidak pernah merasa puas sehingga selalu
bersungut-sungut, mengomel --> di rumah tangga, di gereja selalu
mengomel/ bersungut- sungut. Mari diperiksa!! Sebab ini berarti sudah
berada dalam keadaan mabuk.
Kalau
tidur, kita menjadi bebal:
- dinasehati,
akan mengamuk,
- tidak
mau menerima nasehat = bodoh, sehingga jatuh dalam dosa karena tidak
pernah merasa puas.
hidup
dalam kenajisan,
ludah itu sesuatu yang najis/yang kotor. Inilah tidur dan mabuk, itu
sebabnya kita harus berhati-hati!!
Kita
ingat peristiwa Lot, kalau tidur dan mabuk, maka arahnya akan ke
peristiwa Lot -->
Kejadian
19 : 32, 35-38,
32.
Marilah kita beri ayah kita minum anggur, lalu kita tidur dengan dia,
supaya kita menyambung keturunan dari ayah kita."
35.
Demikianlah juga pada malam itu mereka memberi ayah mereka minum
anggur, lalu bangunlah yang lebih muda untuk tidur dengan ayahnya;
dan ayahnya itu tidak mengetahui ketika anaknya itu tidur dan ketika
ia bangun.
36.
Lalu mengandunglah kedua anak Lot itu dari ayah mereka.
37.
Yang lebih tua melahirkan seorang anak laki-laki, dan menamainya
Moab; dialah bapa orang Moab yang sekarang.
38.
Yang lebih muda pun melahirkan seorang anak laki-laki, dan menamainya
Ben-Ami; dialah bapa bani Amon yang sekarang.
Inilah
Lot yang tidur dan mabuk sehingga menghasilkan bani Moab dan Amon =
masuk dalam dosa kenajisan, dosa akhir jaman.
Siapa
bani Amon dan bani Amon ini? Inilah bahayanya, jika gereja dalam
keadaan tidur = tidak ada kaitan dengan Firman, mungkin datang ke
gereja, tetapi:
- mendengarkan
Firman dengan bergurau dan juga
- tidak
mau mengutamakan Firman. Kalau menyanyi boleh berapa jam, tetapi
untuk Firman sedikit saja.
- tidak
mau mengerti Firman,
- tidak
mau menerima Firmani
Inilah
tidur! Dalam keadaan bebal dan bodoh, ini berbahaya. Dalam keadaan
mabuk --> hanya perkara jasmani saja yang diandalkan sehingga
kerohaniannya tidak dapat memuaskan TUHAN sehingga larinya ke arah
Lot yaitu tidur dan mabuk.
Ulangan
23 : 3
Seorang
Amon seorang Moab janganlah masuk jemaah TUHAN, bahkan keturunannya
yang kesepuluh pun tidak boleh masuk jemaah TUHAN sampai
selama-lamanya,
Inilah,
kalau tidur, mabuk rohani, akan masuk dalam puncak dosa kenajisan
yang menghasilkan bani Amon dan Moab.
Disini,
bani Amon dan Moab tidak boleh masuk jemaat TUHAN, untuk sekarang
berarti
tidak
dapat masuk dalam pembangunan Tubuh Kristus yang sempurna.
Tidur
rohani:
- tidak
memiliki kaitan dengan Firman,
- tidak
mengutamakan Firman,
- tidak
mengerti Firman,
- menolak
Firman sehingga tidak dapat masuk dalam pembangunan Tubuh Kristus.
Mabuk,
suam-suam rohani = hanya mengandalkan yang jasmani sehingga tidak
dapat masuk dalam pembangunan Tubuh Kristus yang sempurna = tidak
dapat menjadi Mempelai Wanita TUHAN.
Kita
harus berhati-hati dan sungguh-sungguh serius. Sebab justru saat
damai, tenang, gedung gereja besar, jemaat banyak dan ini banyak
terjadi. Saya juga dikoreksi, dalam keadaan kita diberkati -->
hati-hati!! jangan tidur, jangan mabuk, sebab akan mengarah ke Lot
sehingga tidak dapat masuk pembangunan Tubuh Kristus yang sempurna =
Tidak bisa menjadi Mempelai TUHAN = binasa! Semoga kita dapat
mengerti.
LUMPUH
-->
Yohanes
5 : 5, 6,
5.
Di situ ada seorang yang sudah tiga puluh delapan tahun lamanya
sakit.
6.
Ketika Yesus melihat orang itu berbaring di situ dan karena Ia tahu,
bahwa ia telah lama dalam keadaan itu, berkatalah Ia kepadanya:
"Maukah engkau sembuh?"
Inilah
keadaan gereja yang lumpuh, lalu TUHAN katakan --> maukah engkau
sembuh? TUHAN datang dengan pernyataan kasih = menawarkan maukah
engkau sembuh? Sedangkan orang lain, sibuk sendiri-sendiri tetapi
TUHAN datang dengan pernyataan kasihnya 'maukah engkau sembuh?.
Jadi
orang lumpuh itu
tidak
memiliki kaitan dengan kasih ALLAH.
YESUS datang untuk memberikan Kasih-Nya kepada dia. Orang tidur,
tidak ada kaitan dengan Firman, tidak mengutamakan Firman. Gereja
hari-hari ini tidak mengutamakan Firman, tidak mengerti, tidak mau
mengerti Firman. Kalau mabuk, tidak ada urapan Roh Kudus. Hanya yang
jasmani, keadaannya suam-suam. Dan lumpuh, tidak ada kaitan dengan
kasih ALLAH.
Tanda/ciri
dari lumpuh adalah:
- tidak
bisa jalan, tidak bisa gerak
= non
aktif.
Mari! kalau saudara-saudara non aktif , mungkin sebagai penyanyi,
sebagai pemain musik sudah non aktif. Juga bagi rekan-rekan hamba
TUHAN mungkin sudah ditahbiskan sebagai gembala, tetapi sudah
saudara tinggalkan penggembalaan/tidak ada di penggembalaan = non
aktif = di luar Kasih TUHAN. Sekarang ini lewat Firman TUHAN, TUHAN
menawarkan 'maukah engkau sembuh?' Semoga kita dapat
mengerti.
Apalagi cirinya
lumpuh?
- Yohanes
5 : 7, 8
7.
Jawab
orang sakit itu kepada-Nya: "Tuhan, tidak ada orang yang
menurunkan aku ke dalam kolam itu apabila airnya mulai goncang, dan
sementara aku menuju ke kolam itu, orang lain sudah turun mendahului
aku."
8.
Kata
Yesus kepadanya: "Bangunlah, angkatlah tilammu dan
berjalanlah."
Tidak
ada orang yang menolong saya. Jadi, lumpuh rohani berarti berharap
pada orang lain bukan pada TUHAN.
Orang semacam ini mudah kecewa, putus asa. Saat dia berharap orang
lain --> tidak ada orang yang mau tahu aku.
- Dan
ciri ketiga dia
ada ditempat tidur.
Ayat 8 kata YESUS kepadanya --> bangunlah, angkatlah tilammu dan
berjalanlah.
Berada di tilam/tempat tidur ini menunjuk pada
dosa kenajisan. Inilah kelumpuhan rohani yaitu non aktif = tidak
setia sampai non aktif dalam ibadah pelayanan. Tidak setia sampai
non aktif, berharap kepada manusia, tidak berharap pada TUHAN, akan
kecewa, putus asa. Itu sebabnya kita harus berhati-hati.
- dosa
kenajisan.
Problem nikah dan buah nikah, sebab tempat tidur itu juga menunjuk
nikah.
Kalau
gereja dalam keadaan tidur, mabuk, lumpuh.
Akibatnya:
- secara
tiba-tiba/sekonyong-konyong akan datang/mengalami
kegoncangan-kegoncangan di segala bidang yang akan membuat dia
menjadi ketakutan, kekuatiran dan tidak ada damai lagi.
Bukan saya mengutuk tetapi ini rumus. Kalau dalam keadaan damai,
kemudian kita lengah, maka nanti secara tiba-tiba datang
kegoncangan. Periksa!! Semua lancar --> tidur, semua lancar -->
mabuk, semua lancar --> lumpuh, akibatnya tiba-tiba!
- Hari
TUHAN seperti pencuri.
Kalau kita hidup dalam kegelapan, tidur, mabuk, lumpuh! Hari TUHAN
datang seperti pencuri, berarti dia tidak tahu, ketinggalan dan
masuk penghancuran.
Akibat
pertama, secara mendadak/secara tiba-tiba/sekonyong-konyong! Dalam
istilah Matius 8 waktu murid-murid naik perahu bersama YESUS, YESUS
tidur dibelakang.
Inilah
saudaraku! YESUS dibuat tidur! Itulah orang-orang tidur rohani,
seperti YESUS dibuat tidur --> tidak membutuhkan YESUS.
Petrus
sudah berpengalaman di kapal, lautnya tenang. Secara pengetahuan
sudah pasti mereka akan berhasil sampai ke seberang, sehingga mereka
membiarkan YESUS tidur.
2
Petrus 3 : 10
Tetapi
hari Tuhan akan tiba seperti pencuri. Pada hari itu langit akan
lenyap dengan gemuruh yang dahsyat dan unsur-unsur dunia akan hangus
dalam nyala api, dan bumi dan segala yang ada di atasnya akan hilang
lenyap.
Hari
TUHAN seperti pencuri/tidak diketahui bagi orang yang hidup dalam
kegelapan, tidur, mabuk rohani dan lumpuh rohani dan akan dihukum
oleh TUHAN dengan nyala api.
Sikap
yang benar saat gereja TUHAN dalam keadaan aman, damai, diberkati,
semuanya lancar, harus berjaga-jaga dan sadar; apalagi saat-saat
memang berada dalam keadaan goncang, kekurangan, juga harus lebih
berjaga-jaga dan sadar.
1Tesalonika
5 : 6
Sebab
itu baiklah jangan kita tidur seperti orang-orang lain, tetapi
berjaga-jaga dan sadar.
Istilah
di Efesus 5 'bangunlah, bangkitlah = masuk dalam kebangunan rohani.
Istilah dalam I Tesalonika 5 "berjaga-jaga dan sadar" =
hidup dalam terang.
Efesus
5 : 13, 14
13.
Tetapi
segala sesuatu yang sudah ditelanjangi oleh terang itu menjadi
nampak, sebab semua yang nampak adalah terang.
14.
Itulah sebabnya dikatakan: "Bangunlah, hai kamu yang tidur dan
bangkitlah dari antara orang mati dan Kristus akan bercahaya atas
kamu."
Kita
dapat membayangkan, sudah kapalnya diombang-ambing, tetapi kita
tidur, pasti akan tenggelam. Sedangkan di kapal itu keadaan damai
saja harus bangun, sebab angin dapat sekonyong-konyong datang,
apalagi kalau sudah ombak datang masih mau tidur, pasti akan
benar-benar celaka.
Itu
sebabnya kita harus selalu berjaga-jaga dengan masuk dalam kebangunan
rohani, dihari-hari ini. Bukan tunggu KKR-KKR! Apa arti dari
Kebangunan Rohani? yaitu Masuk kebangunan rohani artinya kalau di I
Tesalonika 'berjaga-jaga dan sadar' di Efesus sama dengan 'masuk
dalam kebangunan/ kebangkitan rohani artinya:
- Efesus
5 : 17,
Sebab
itu janganlah kamu bodoh, tetapi usahakanlah supaya kamu mengerti
kehendak Tuhan.
Mengerti
kehendak TUHAN dalam Firman = kebangunan rohani, ada kaitan dengan
Firman. Mengerti kehendak TUHAN dalam Firman itu juga sama dengan
bertekun. Kalau dulu jaman hujan awal adalah 'ketekunan dalam
pengajaran rasul-rasul dan pemecahan roti = ada kaitan dengan
Firman. Mengerti kehendak ALLAH dalam Firman = ketekunan
dalam pengajaran rasul-rasul dan pemecahan Roti.
Dan
sekarang kepada kita adalah 'ketekunan dalam kebaktian pendalaman
alkitab = Firman pengajaran dan perjamuan suci. Dalam tabernakel
menunjuk pada meja roti sajian. Kita bersekutu dengan YESUS Anak
ALLAH di dalam Firman dan perjamuan suci. Jadi, tidak menunggu
KKR-KKR. Kalau saudara tekun dalam pendalaman alkitab dimana ada
Firman pengajaran yang benar dan perjamuan suci --> itulah
kebangunan rohani, kita bersekutu dengan Firman pengajaran yang
benar dan perjamuan suci.
Hati-hati bagi rekan-rekan hamba
TUHAN, perjamuan suci tanpa pembukaan Firman, nanti akan menjadi
kebiasaan. Itu sebabnya mohon kepada TUHAN, kalau ada perjamuan
suci, harus ada pembukaan Firman, Firman pengajaran yang benar,
Firman yang dibukakan.
- Efesus
5 : 18,
Dan
janganlah kamu mabuk oleh anggur, karena anggur menimbulkan hawa
nafsu, tetapi hendaklah kamu penuh dengan Roh,
Kita
penuh dengan Roh Kudus/melimpah dalam Roh Kudus bahkan meluap-luap
dalam Roh Kudus = ketekunan
dalam persekutuan.
Dulu di jaman rasul-rasul. jaman gereja hujan awal penuh dengan Roh
Kudus, itulah ketekunan dalam persekutuan. Dan untuk sekarang
adalah ketekunan dalam ibadah raya, biasanya pada hari Minggu dan
dalam tabernakel menunjuk pada pelita emas. Penuh dengan Roh
Kudus/meluap-luap dalam Roh Kudus itu ketekunan dalam persekutuan
dengan Roh Kudus dalam karunia-karunia Roh Kudus sehingga
karunia-karunia semakin bertambah. Inilah kebangunan rohani!
- Efesus
5: 19, 20
19.
dan berkata- katalah seorang kepada yang lain dalam mazmur, kidung
puji-pujian dan nyanyian rohani. Bernyanyi dan bersoraklah bagi
Tuhan dengan segenap hati.
20.
Ucaplah syukur senantiasa atas segala sesuatu dalam nama Tuhan kita
Yesus Kristus kepada Allah dan Bapa kita
Senantiasa
mengucap syukur = memuji
TUHAN dan menyembah TUHAN.
Dulu ketekunan dalam berdoa, sekarang ketekunan dalam kebaktian doa
penyembahan. Inilah kebangunan rohani.
Bukan
tidur, bukan mabuk, bukan lumpuh. Di bagian atas sudah diterangkan:
- tidur
= tidak memiliki Firman,
- mabuk
= tidak memiliki Roh Kudus,
- lumpuh
= tidak memiliki Kasih ALLAH.
Sekarang
di dalam kebangunan rohani, apa yang menjadi praktek dari kebangunan
rohani? Suasananya/posisinya harus berada di dalam tiga macam ibadah
pokok/ketekunan di dalam tiga macam ibadah pokok = tergembala = hidup
dalam kandang penggembalaan = hidup dalam sistim penggembalaan. Tidak
pergi kesana-sini. Semoga kita dapat mengerti.
Praktek
dari orang yang rohaninya dibangunkan/mengalami kebangunan rohani
adalah
-->
Efesus
5 : 21,
dan
rendahkanlah dirimu seorang kepada yang lain di dalam takut akan
Kristus.
Rendahkanlah
dirimu seorang kepada yang lain,
itu praktek kebangunan rohani adalah
rendah
hati.
Kalau sombong bukan kebangunan rohani. Tidur, mabuk, lumpuh sampai
mati rohani.
Apa
yang menjadi tanda dari kerendahan hati itu?
- Ada
kemampuan untuk mengaku dosa
dan bukan selalu menyalahkan orang lain.
Mengaku dosa "saya yang salah" = orang dalam kebangunan
rohani. Kalau orang selalu menghakimi orang lain, menyalahkan orang
lain --> sudah tahu keadaan rohaninya bagaimana yaitu ia dalam
keadaan tidur, mabuk, lumpuh = mati rohani.
Mungkin saudara
sudah berpikir bahwa praktek dari kebangunan rohani itu yang hebat.
Tetapi sebenarnya TUHAN menunjukkan yang sederhana yaitu kalau
mengalami kebangunan rohani adalah kerendahan hati. Ada kemampuan
untuk selalu mengaku dosa, bukan menghakimi atau menyalahkan orang
lain. Semoga kita dapat mengerti.
- Filipi
2 : 3,
dengan
tidak mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia.
Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang
lain lebih utama dari pada dirinya sendiri;
Menganggap
orang lain lebih utama dari dirinya sendiri.
Bukan mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian. Orang yang bisa
menganggap orang lain lebih utama dari dirinya, tidak akan
egois/tidak akan mementingkan diri.
Pelajaran
yang saya catat dari bpk.pdt Totays alm, tingkat kerohanian dari
seorang hamba TUHAN itu bukan dilihat dari khotbahnya, bukan dilihat
dari jumlah jemaatnya tetapi dilihat bagaimana kerendahan hatinya =
bagaimana ia menganggap orang lain lebih utama dari dirinya sendiri.
Itulah hamba TUHAN yang berada dalam kebangunan rohani = tingkat
rohaninya tinggi. Ini pelajaran bagi kita semua. Hamba TUHAN bukan
hanya saya, semua kita hamba TUHAN, tetapi juga zangkoor --> mari!
anggap yang lain lebih utama. Itu tingkat kerohanian kita sudah
terbangun lebih tinggi. Kalau kita merasa yang lebih utama sehingga
aku harus diperhatikan = rendah, bukan rendah hati tapi rendah rohani
= tingkat rohani masih rendah.
Efesus
5 : 21,
dan
rendahkanlah dirimu seorang kepada yang lain di dalam takut akan
Kristus.
takut
akan TUHAN.
Takut akan Kristus = Inilah Pribadi YESUS.
Halelujah,
TUHAN menolong kita semua.
Yesaya
11 : 1-3
1.
Suatu tunas akan keluar dari tunggul Isai, dan taruk yang akan tumbuh
dari pangkalnya akan berbuah.
2.
Roh TUHAN akan ada padanya, roh hikmat dan pengertian, roh nasihat
dan keperkasaan, roh pengenalan dan takut akan TUHAN;
3.
ya, kesenangannya
ialah takut akan TUHAN. Ia tidak akan menghakimi dengan sekilas
pandang saja atau menjatuhkan keputusan menurut kata orang.
Terj.lama
-->
Yesaya
11 : 3 a,
Bahkan,
iapun akan bernafas
dalam takut akan Tuhan,
Tunggul
adalah batang padi yang sudah di potong = jerami. kalau dalam
perjanjian lama bernafas, dengan takut akan TUHAN. Jadi dimana-mana
takut akan TUHAN, bukan takut pada gembala. Kalau gembala ada, rajin.
Kalau gembala pergi, maka ia juga pergi --> takut sama gembala.
Ini
bernafas dengan takut akan TUHAN. Coba saudara di kantor, saudara
bernafas atau tidak, di bawah kolong-pun, saudara bernafas, takut
akan TUHAN. Ini kebangunan rohani, dengan praktek takut akan TUHAN.
Contohnya
seperti TUHAN YESUS --> Tunas keluar dari tunggul Isai. Keturunan
Isai, keturunan Daud itulah TUHAN YESUS, Raja Damai.
Takut
akan TUHAN = taat, dengar-dengaran = hidup dalam urapan Roh TUHAN =
Roh TUHAN ada pada-Nya. Jadi takut akan TUHAN = berada dalam urapan
Roh Kudus = hidup dalam urapan Roh Kudus = taat, dengar-dengaran.
Semoga kita dapat mengerti.
Jadi
praktek dari kebangunan rohani adalah:
- rendah
hati/ merendahkan diri dan
- takut
akan TUHAN dalam urapan Roh.Kudus
Kalau
kita merendahkan diri = mengaku dosa, jangan menyalahkan orang untuk
membenarkan diri. Kalau TUHAN YESUS merendahkan diri untuk mengakui
dosa kita di kayu salib. Dia Yang tidak mengenal dosa, Dia tidak
pernah berbuat dosa tetapi harus mengakui dosa kita di kayu
salib/taat sampai mati di kayu salib. Inilah kebangunan rohani.
Contohnya TUHAN YESUS.
Filipi
2 : 8, 9
8.
Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan
taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.
9.
Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan
kepada-Nya nama di atas segala nama,
Mati
di kayu salib = mati terkutuk.
Itu
sebabnya kita harus berhati-hati, kalau kita dalam praktek/dalam
posisi/dalam suasana kebangunan rohani = tergembala. Maka ada
prakteknya seperti TUHAN YESUS, memang kelihatan hancur di kayu salib
tetapi di ayat 9 --> ALLAH sangat meninggikan Dia, luar biasa!
Inilah TUHAN YESUS Yang merendahkan diri sebagai Manusia dan taat
sampai mati bahkan mati di kayu salib/mati terkutuk di kayu salib.
Kita
akan membandingkan dengan Yesaya 52, dan juga dengan Yesaya 53 -->
inilah mati terkutuk, kalau mati biasa masih bagus, orang yang mati
wajar, wajahnya masih terlihat bagus bahkan ada yang memuji-muji.
Seringkali yang menghiasi jenazah berkata: pak, almarhum ini merasa
damai sebab ia tersenyum. Tetapi TUHAN YESUS mati terkutuk, sehingga
keadaannya sangat mengerikan.
Yesaya
52 : 13, 14
13.
Sesungguhnya, hamba-Ku akan berhasil, ia akan ditinggikan, disanjung
dan dimuliakan.
14.
Seperti banyak orang akan tertegun melihat dia -- begitu buruk
rupanya, bukan seperti manusia lagi, dan tampaknya bukan seperti anak
manusia lagi --
Ini
mati terkutuk di atas kayu salib, sampai bukan seperti manusia lagi,
permisi berbicara = Wajah-Nya seperti binatang, seperti setan karena
menanggung dosa manusia.
Yesaya
53 : 1-3
1.
Siapakah yang percaya kepada berita yang kami dengar, dan kepada
siapakah tangan kekuasaan TUHAN dinyatakan?
2.
Sebagai taruk ia tumbuh di hadapan TUHAN dan sebagai tunas dari tanah
kering. Ia tidak tampan dan semaraknya pun tidak ada sehingga kita
memandang dia, dan rupa pun tidak, sehingga kita menginginkannya.
3.
Ia dihina dan dihindari orang, seorang yang penuh kesengsaraan dan
yang biasa menderita kesakitan; ia sangat dihina, sehingga orang
menutup mukanya terhadap dia dan bagi kita pun dia tidak masuk
hitungan.
Inilah
TUHAN YESUS sebagai contoh dari orang yang berada dalam praktek
kebangunan rohani yaitu merendahkan diri, taat sampai mati terkutuk
di kayu salib. Di atas kayu salib Dia menjadi begitu buruk, tidak
diperhitungkan lagi oleh manusia bagaikan tunggul. Tunggul itu, kalau
padi sudah berbuah, kemudian di panen, disabit tinggal tunggul, dan
tunggul ini tidak dianggap oleh orang, dan hanya di injak-injak di
sawah.
Itulah
TUHAN YESUS di atas kayu salib:
- Wajah-Nya
buruk,
- tidak
mau di pandang,
- tidak
masuk hitungan,
- biasa
dianggap menderita.
Menderita
bagaikan tunggul tetapi dari tunggul dapat keluar tunas yang berbuah,
luar biasa. Ini kuasa kebangkitan, Dia mati dengan terkutuk bagaikan
menjadi tunggul, sesuatu yang tak berguna, batang tanaman yang sudah
dipotong, tidak berguna lagi, tetapi Dia bangkit dengan kuasa
kebangkitan:
- Dia
bertunas/tunggul mengeluarkan tunas,
- Dia
ditinggikan sampai di Tahta TUHAN = dipermuliakan sampai di Tahta
TUHAN.
Inilah
kuasa kebangkitan --> dari tunggul bisa bertunas, padahal sudah
mati bisa bertunas dan berbuah. Supaya apa? Kalau TUHAN YESUS rela
sampai merendahkan Diri, taat sampai mati di kayu salib, mati
terkutuk bagaikan tunggul/sesuatu yang tak berguna bagi manusia
tetapi dapat bertunas dan berbuah, dapat dipermuliakan supaya kalau
ada kehidupan yang seperti tunggul sekarang ini, asalkan kita dalam
posisi kebangunan rohani, tergembala yang baik, tekun, asalkan kita
dalam praktek kebangunan rohani, rendah hati dan taat, tunggul juga
dapat menghasilkan tunas.
Tunggul
itu saya beri difinisi seperti kehidupan saya dan saudara seperti
tunggul/ batang yang sudah dipotong. Tunggul itu adalah sesuatu yang
sudah tidak berharga, tidak berguna, tidak layak. Mungkin hidup kita
tidak berharga, ijazah tidak ada, uang tidak ada, tidak berharga dan
tidak layak, yang ada hanyalah dosa-dosa. Jangan putus asa, sebab
tidak kebetulan kita mendengar Firman ini. TUHAN mau membawa kita
untuk bertunas, dari tunggul yang tidak berguna bisa bertunas, dan
juga dapat berbuah.
Kalau
tanaman padi itu masih ada gunanya, sebab ada bulir-bulirnya/buahnya
sehingga masih dipandang orang. Tetapi tunggul adalah sesuatu yang
mati, di vonis mati, mau apa lagi? Mungkin kita ada penyakit yang
sudah di vonis mati dan lain-lain. Itulah tunggul, sesuatu yang sudah
mati, tidak ada harapan lagi.
Tetapi
kalau tunggul itu/kehidupan kita mau berada dalam posisi kebangunan
rohani, tergembala dengan baik, mau mempraktekan kebangunan rohani
yaitu rendah hati dan taat seperti TUHAN, maka dia akan mengalami
kuasa kebangkitan. Tunggul akan menghasilkan tunas, itulah kehidupan
yang di urapi.
Kalau
dalam kebangunan rohani, tunggul di urapi oleh TUHAN, sehingga
menjadi bertunas. Tunas itu adalah kehidupan yang penuh harapan, yang
tadinya tidak ada harapan, tidak berharga. Kalau kita melihat
tumbuhan yang sudah bertunas maka akan ada harapan untuk berbuah dan
seterusnya.
BERTUNAS:
berarti
kehidupan yang penuh harapan,
baik secara jasmani, kita diperlihara oleh TUHAN, disembuhkan oleh
TUHAN, ditolong oleh TUHAN = ada masa depan yang penuh harapan, ada
tunas yang tadinya sudah tidak ada lagi, mati, tidak ada masa depan.
Tapi kalau kita tergembala, taat, dan rendah hati --> ini sudah
cukup, kita akan diurapi dan akan bertunas, sebab ada kuasa
kebangkitan oleh Roh Kudus Yang membangkitkan YESUS.
Kehidupan
yang penuh harapan, baik secara jasmani, kita dipelihara dan
diberkati oleh TUHAN = kehidupan yang mulai bertunas. Mungkin toko
sudah mati, tetapi kalau kita mau masuk/berada pada posisi:
- kebangunan
rohani,
- tergembala
dengan baik,
- tekun,
- mau
taat dengar-dengaran,
- rendah
hati.
Secara
rohani:
- kita
dapat hidup benar,
- hidup
suci, maka kita akan diurapi/ada kuasa kebangkitan oleh Roh.Kudus,
maka kita akan bertunas/mulai kelihatan sampai menjadi sempurna.
Inilah buah yang terakhir yaitu kesempurnaan = menjadi Mempelai
Wanita TUHAN.
Bagi
rekan-rekan hamba TUHAN, mungkin pelayanan sudah tinggal menutup
gereja sebab tidak ada yang datang. Mari! kita terlebih dahulu yang
harus mengalami kebangunan rohani, sebab kalau kita tidak berada pada
posisi kebangunan rohani, bagaimana jemaat mau kebangunan rohani?
tentu tidak bisa. Kita yang harus tekun/ kebangunan rohani, pasti ada
tunas-tunas, mulai jiwa berdatangan dan lain-lain.
Secara
jasmani kita ditolong, secara rohani mulai kita dapat hidup benar,
yang dalam dosa mulai hidup benar, bisa bertobat, hidup suci sampai
satu waktu menjadi sempurna = menjadi Mempelai Wanita TUHAN. Semoga
kita dapat mengerti.
BERTUNAS:
kehidupan
yang penuh harapan pada saat kedatangan YESUS Yang kedua kali.
Kita tidak lagi seperti pencuri kalau kita berjaga-jaga dan berada
dalam
kebangunan rohani.
Kehidupan
yang penuh harapan:
-)
kita akan melihat Dia Muka dengan muka,
-)
kita akan terangkat bersama Dia selama-lamanya. Tidak perlu mengalami
kiamat.
TUHAN
mau menyediakan tunas sekarang ini, tunas itu tumbuh padahal sudah
menjadi tunggul/sudah menjadi batang yang mati, sudah tidak bisa.
Tetapi tunas itu tumbuh oleh kuasa kebangkitan YESUS dan tidak dapat
dihalangi oleh apapun juga.
Tadi
disebutkan tunas tumbuh dari tanah kering, tanah berbatu-batu.
Mungkin kita menghadapi tanah kering, berbatu-batu = kesulitan.
Tetapi tunas akan selalu muncul = tidak dapat dikalahkan. Mungkin
manusia sudah berkata --> "aduh sudah sulit sebab sudah
menjadi tunggul, dan juga berada di batu-batu, bagaimana?
Sudah
tidak ada tunas --> mau keluar tidak bisa, sebab tertutup batu =
mati. Tetapi kalau kita berada dalam posisi kebangunan rohani,
tergembala, dengan praktek rendah hati, taat --> ada kuasa
kebangkitan YESUS/ada kuasa kebangkitan Roh Kudus Yang akan
memunculkan tunas, menumbuhkan tunas dan tidak bisa dihalangi oleh
apapun juga. Itu sebabnya kita harus memanfaatkan kesempatan, mungkin
sudah tidak ada harapan dan lain-lain, mohon kepada TUHAN dengan
kuasa kebangkitan YESUS/ kuasa kebangkitan Roh Kudus Yang memunculkan
tunas di dalam kehidupan kita sekalian. Jangan ada yang putus asa,
jangan ada yang kecewa sebab TUHAN akan menolong.
TUHAN
memberkati.1