Kita
kembali pada tema kita yang terdapat di dalam injil
Markus 7 :
37, Mereka takjub dan tercengang dan berkata: "Ia
menjadikan segala-galanya baik, yang tuli dijadikan-Nya mendengar,
yang bisu dijadikan-Nya berkata-kata."
Saya
ulangi, pada awal penciptaan, TUHAN sudah menjadikan semuanya baik,
di mulai dari penciptaan langit dan bumi, binatang sampai pada
ciptaan yang terakhir yaitu penciptaan nikah dari Adam dan Hawa.
Tetapi
sayang, setan merusak nikah Adam dan Hawa sehingga:
- Membuat
nikah mereka menjadi tidak baik.
- Hancur.
- Telanjang.
- Sehingga
mereka diusir dari taman Eden ke dalam dunia yang penuh dengan
kutukan dan kesusahan = kehilangan suasana taman Eden menuju suasana
dunia.
Sesudah
berada di dunia, bagaimana keadaan nikah itu, apakan ada perbaikan?
Kita lihat di dalam Lukas 17. Malam ini, TUHAN berbicara khusus soal
nikah sebab nikah ini merupakan sesuatu yang penting; baik sebagai
suami = nikah, sebagai isteri = nikah, sebagai anak = nikah, orang
tua = nikah. Semuanya terlibat di dalam nikah/rumah tangga.
Lukas
17 : 25 - 30
26.
Dan sama seperti terjadi pada zaman Nuh, demikian pulalah halnya
kelak pada hari-hari Anak Manusia:
27.
mereka makan dan minum, mereka kawin dan dikawinkan, sampai kepada
hari Nuh masuk ke dalam bahtera, lalu datanglah air bah dan
membinasakan mereka semua.
28.
Demikian juga seperti yang terjadi di zaman Lot: mereka makan dan
minum, mereka membeli dan menjual, mereka menanam dan membangun.
29.
Tetapi pada hari Lot pergi keluar dari Sodom turunlah hujan api dan
hujan belerang dari langit dan membinasakan mereka semua.
30.
Demikianlah halnya kelak pada hari, di mana Anak Manusia menyatakan
diri-Nya.
Ay
27 --> kawin dan dikawinkan = menunjuk pada nikah yang tidak
baik/nikah yang rusak. Jadi, setelah manusia dibuang ke dunia, maka
nikah itu bukan menjadi bagus, sebab setan terus merusak sampai pada
jaman Nuh, nikah itu dirusak sampai dihukum oleh TUHAN dengan air
bah.
Kemudian
di jaman Lot, dosa itu berkembang sebab ada homosex dlsbnya, sehingga
dihukum oleh TUHAN dengan api dari langit.
Di
saat menjelang kedatangan TUHAN, ternyata nikah itu tetap dirusak.
Jadi, setelah berada di dunia ini, setan tetap merusak nikah manusia
yang dimulai dari jaman Nuh sampai pada akhir jaman yang dimulai dari
dosa makan minum dan kawin mengawinkan (kawin campur, kawin cerai)
sehingga menarik hukuman TUHAN atas dunia.
Jaman
Nuh --> seluruh dunia dihukum dengan air bah, hanya delapan orang
yang selamat. Kemudian di jaman Lot, satu kota/satu negara dihukum,
hanya tiga orang yang selamat. Jadi ini bukan hal yang main-main,
sebab hukuman TUHAN itu tidak pandang bulu.
Itu
sebabnya kita harus sungguh-sungguh serius, sebab setan terus
mengejar dan merusak nikah manusia di dunia yang di mulai dari jaman
Nuh sampai akhir jaman lewat:
- Kawin
campur.
- Kawin
cerai.
- Kawin
mengawinkan dan ditambah dengan
- Makan
minum.
Sehingga
hukuman TUHAN datang atas dunia berupa api dari (2 Pet 3) yang akan
membakar dunia ini sampai ke dalam api neraka. Inilah nikah yang
tidak baik, yang hancur dan telanjang seperti nikah dari Adam dan
Hawa.
Jika
nikah itu hancur, maka paling sedikit ada dua korban yaitu suami dan
isteri; jika mereka memiliki satu orang anak, maka ada tiga orang
yang menjadi korban, ada dua orang anak, maka ada empat orang yang
menjadi korban, demikian seterusnya.
Waktu
perang dunia pertama dan kedua, maka korban itu dapat dihitung, sebab
statistiknya berupa berapa orang tentara atau jenderal yang tewas
yang dapat kita pelajari di dalam sejarah. Tetapi korban dari nikah
yang tidak baik, yang hancur dan yang telanjang, tidak dapat dihitung
sampai hari ini sebab tidak ada statistiknya.
Dan
kerusakkan dari nikah ini melanda mulai dari istana raja sampai di
kolong jembatan/kehidupan yang miskin-pun di rusak oleh setan dan ini
benar-benar dahsyat. Untuk ini dibutuhkan Kabar Mempelai sebab setan
terus mengejar nikah.
Kabar
Mempelai ini bukan hanya memberi nasihat, bapak dan ibu harus
melakukan ini dan itu --> bukan seperti ini. Memang sekarang ini
ada banyak ajaran-ajaran untuk memperbaiki nikah, tetapi arah dari
ajaran itu tidaklah jelas.
Tetapi
kerusakan nikah ini bukan saja terjadi di dalam istana raja mau-pun
di kolong jembatan, tetapi sampai di dalam gereja TUHAN. Hamba TUHAN
dan juga pelayan TUHAN, nikah mereka dirusak, sementara nikah mereka
rusak, ia berani melayani TUHAN sehingga pelayanannya juga menjadi
rusak. Banyak kali hamba TUHAN yang nikahnya rusak, justru menutupi
kerusakannya dengan pelayanan --> ini benar-benar berat sebab
merupakan satu penipuan yang sangat besar sehingga akan dihukum oleh
TUHAN.
Sekali lagi, mulai dari panitia dan juga saya harus
memeriksa diri supaya jangan menipu diri sendiri dan juga menipu
sidang jemaat. Kalau nikah belum beres --> mari dibereskan
terlebih dahulu, baru kemudian kita melayani. Semoga kita dapat
mengerti.
Sekarang
pertanyaannya, mengapa setan merusak nikah manusia? Perhatikan bagi
kaum muda dan juga anak-anak, sebab setan juga akan merusak saudara.
Di jaman Nuh, tidak ada seorang anak-pun yang selamat, sebab
anak-anak tidak dengar-dengaran dan juga melawan orang tua.
Jadi,
mengapa setan merusak nikah manusia? Jawabannya:
supaya nikah
manusia/anak-anak TUHAN tidak mencapai nikah yang rohani =
nikah
yang sempurna =
Pesta Nikah Anak Domba ALLAH saat YESUS datang
kembali Yang kedua kalinya.
Wahyu
19 : 9
Lalu ia berkata kepadaku:
"Tuliskanlah: Berbahagialah mereka yang diundang ke perjamuan
kawin Allah Anak Domba." Katanya lagi kepadaku: "Perkataan
ini adalah benar, perkataan-perkataan dari."
Perjamuan
kawin Anak Domba ALLAH/Pesta Nikah Anak Domba adalah pertemuan di
udara antara YESUS sebagai Raja di atas segala raja dan juga sebagai
Mempelai Pria Surga dengan sidang jemaat yang sempurna/nikah yang
baik/kita semua sebagai Mempelai Wanita TUHAN sehingga menjadi nikah
yang rohani untuk kembali ke firdaus.
Wahyu
20 --> kerajaan seribu tahun damai = firdaus yang akan datang.
Sesudah itu
Wahyu
21 & Wahyu 22 --> kita masuk kota Yerusalem Baru/kerajaan
surga yang kekal.
Kembali
ke firdaus --> ini yang tidak diinginkan oleh setan, sehingga
setan menjaga pintunya.
Pintu
masuk manusia ke bumi adalah lewat nikah --> saya lahir
karena adanya nikah dari alm ayah dengan ibu saya.
Keluar
dari dunia juga lewat nikah, tetapi nikah yang rohani.
Itu sebabnya pintu nikah itu harus dijaga. Seperti dulu, waktu bangsa
Israel hendak keluar dari Mesir, pintu rumah mereka diberi tanda
darah. Itu sebabnya biarlah dihari-hari ini, pintu nikah kita diberi
tanda Darah YESUS supaya setan tidak dapat merusak nikah kita. Jadi,
pintu masuk ke dunia, lewat nikah yang jasmani, sedangkan pintu
keluarnya lewat nikah yang rohani, sebab kalau tidak, akan binasa.
Sebab kalau nikah tidak baik, nikah telanjang, maka ini berarti akan
ketinggalan saat YESUS datang kembali sebab tidak dapat terangkat dan
akan mendapatkan penghukuman dari TUHAN yang dimulai dari penghukuman
api dari langit sampai api neraka seperti yang sudah terjadi di jaman
Nuh dan juga jaman Lot.
Kita
jangan berkata bahwa TUHAN itu Baik dan tidak mungkin ada banyak
orang yang dihukum. Kita belajar dari jaman Nuh dan Lot, hanya
sedikit yang dapat lolos dari penghukuman TUHAN. TUHAN YESUS juga
mengatakan 'banyak yang dipanggil tetapi sedikit yang dipilih'.
Itu sebabnya kita harus menjaga pintu nikah supaya jangan dirusak
oleh setan sehingga kita akan ketinggalan saat YESUS datang dan kita
benar-benar masuk dalam penghukuman. Dihukum mulai di dunia dengan
api dari langit sampai hukuman kekal di neraka/api belerang yang
menyala-nyala. Semoga kita dapat mengerti.
Sekarang
apa kaitannya dengan tema kita --> 'IA menjadikan semuanya
baik'?
Alkitab,
dibuka dengan ktb Kejadian yang memuat nikah secara jasmani yaitu
nikah dari Adam dan Hawa, tetapi sudah dirusak oleh setan sehingga
menjadi telanjang dan menjadi tidak baik.
Tetapi
puji syukur kepada TUHAN, alkitab ditutup dengan ktb Wahyu yang
memuat nikah yang rohani/yang sempurna antara Adam Yang akhir/YESUS
dengan sidang jemaat/Hawa yang sudah disempurnakan. Apa artinya ini?
Di
mulai dari nikah Adam dan Hawa yang rusak (Kejadian) dan seharusnya
dihukum tetapi diakhiri dengan nikah yang baik/yang sempurna (Wahyu).
Kalau nikah itu sudah rusak, kemudian dapat menjadi baik, tentu ada
yang memperbaikinya.
Jadi,
arti dari antara ktb Kejadian sampai ktb Wahyu adalah TUHAN tampil
menjadikan segala-galanya baik = YESUS berjuang sampai mati di kayu
salib untuk menjadikan nikah yang tidak baik menjadi nikah yang
rohani/nikah yang sempurna
Untuk:
- Masuk
Pesta Nikah Anak Domba.
- Masuk
ke firdaus.
- Masuk
kerajaan surga.
Sekarang
kita akan mempelajari apa yang menjadikan nikah itu menjadi tidak
baik.
Paling
sedikit ada tiga hal yang membuat nikah menjadi tidak baik/menjadi
rusak yaitu:
- ketelanjangan.
Waktu
Adam dan Hawa makan buah yang dilarang oleh TUHAN, mereka menjadi
telanjang sehingga mereka menjadi malu dan takut. Waktu TUHAN datang
mereka menjadi takut dan malu.
Arti dari telanjang
adalah:
- ada
perbuatan-perbuatan dosa yang memuncak sampai pada dosa
makan minum dan kawin mengawinkan.
Jadi, kapan manusia itu
menjadi telanjang? Waktu manusia itu berbuat dosa. Kalau
suami/isteri itu berbuat dosa sampai pada dosa makan minum dan dosa
kawin mengawinkan, maka nikah itu menjadi telanjang.
Kalau
seorang anak terlebih anak dari seorang hamba TUHAN. Anak kita
berbuat dosa, maka itu merupakan pukulan telak/k.o bagi seorang
hamba TUHAN. Permisi berbicara --> dulu saya sangat takut untuk
memiliki seorang anak, sebab saya sudah melihat bahwa seorang anak
dari hamba TUHAN itu menjadi sasaran utama dari setan.
Kalau
seorang hamba TUHAN dihantam oleh sidang jemaat, maka ia masih
dapat tegar, tetapi kalau anak-anak kita berbuat dosa, apalagi
sampai pada puncak dosa yaitu dosa makan minum dan kawin
mengawinkan, maka ini benar-benar merupakan pukulan telak sebab
kita tidak akan kuat. Mari! Bagi anak-anak dari hamba
TUHAN/anak-anak dari majelis gereja yang ada di sini, mari
perhatikan dengan betul, sebab ini merupakan pukulan telak. Itu
sebabnya kita harus berhati-hati, sebab ada ketelanjangan berupa
perbuatan-perbuatan dosa sampai memuncak pada dosa makan minum dan
dosa kawin mengawinkan.
Akibatnya, ada ketakutan. Di dalam
nikah, jika suami berselingkuh, maka ia akan merasa takut jika
pulang dan bertemu dengan isterinya. Demikian juga dengan
anak-anak, juga akan merasa takut, jika berbuat dosa untuk bertemu
dengan orang tuanya.
- dipermalukan.
- kalau
tetap telanjang, maka tidak dapat dipermuliakan/diangkat
bersama YESUS saat YESUS datang untuk kedua kalinya dan ini
berarti binasa untuk selama-lamanya, sebab tidak ada mempelai yang
telanjang.
Roma
3 : 23
Karena semua orang telah berbuat dosa dan
telah kehilangan kemuliaan Allah,
Sejak Adam dan Hawa
berbuat dosa, sehingga mereka menjadi telanjang, maka semua manusia
sudah berbuat dosa sehingga mereka kehilangan kemuliaan ALLAH.
Dan
celakanya, manusia yang sudah berbuat dosa sehingga menjadi
telanjang, tidak memiliki kemampuan untuk menyelesaikan dosa. Jadi,
segala sesuatu di dunia ini, tidak mampu untuk menyelesaikan dosa.
Kepandaian, kekayaan, pangkat/kedudukan, gereja yang besar dengan
jumlah sidang jemaat ribuan orang, tidak mampu untuk menyelesaikan
masalah. Dan semua manusia di dunia, termasuk rasul, nabi, pendeta,
juga tidak mampu menyelesaikan dosa, sebab semuanya sudah berbuat
dosa.
Itu sebabnya harus dari surga, sebab dari dunia semua
orang sudah berbuat dosa sehingga tidak memiliki kemampuan untuk
menyelesaikan dosa. Bagaimana jalan keluarnya? Harus dari surga -->
hanya YESUS Satu-satunya Manusia Yang tidak berdosa yang harus
diutus dari surga. Seandainya di dunia ini ada orang yang tidak
berdosa, maka untuk apa YESUS harus datang?
Inilah
perjuangan YESUS untuk menolong orang yang telanjang/nikah yang
telanjang, maka IA harus meninggalkan surga. Itu sebabnya kita
jangan ragu-ragu untuk datang dan mendengarkan Firman pengajaran
yang benar sebab YESUS dari surga datang untuk menolong.
Bagaimana
caranya untuk menutupi ketelanjangan manusia?
Yohanes
19 : 23
Sesudah prajurit-prajurit itu menyalibkan
Yesus, mereka mengambil pakaian-Nya lalu membaginya menjadi empat
bagian untuk tiap-tiap prajurit satu bagian -- dan jubah-Nya juga
mereka ambil. Jubah itu tidak berjahit, dari atas ke bawah hanya
satu tenunan saja.
Jadi, untuk menutupi ketelanjangan
manusia berdosa, maka di atas kayu salib, YESUS rela ditelanjangi
yaitu pakaian dan jubahNYA diambil untuk menutupi ketelanjangan
dan ketelanjangan dari nikah manusia. Inilah satu-satunya cara
untuk menutupi ketelanjangan manusia, sebab tidak ada cara lain
untuk menutupinya.
Adam dan Hawa pernah menutupi
ketelanjangan mereka dengan memakai daun dari pohon ara, tetapi
tidak dapat bertahan lama, sebab daun kalau terkena panas dan hujan
akan menjadi rusak. Hanya YESUS Yang dapat menutupi ketelanjangan
manusia = Pakaian dan Jubah-NYA diambil untuk menutupi ketelanjangan
manusia berdosa/untuk menutupi ketelanjangan nikah manusia.
Pakaian
--> pakaian YESUS dibagi menjadi empat bagian. Angka empat ini
menunjuk pada empat penjuru bumi, artinya semua manusia yang
berada di empat penjuru bumi dapat diselamatkan/dapat ditutupi
ketelanjangannya, tinggal mau atau tidak. Pakaian yang dibagi
empat disebut dengan 'pakaian keselamatan'.
Tadi
pagi, saya sudah menerangkan bagaimana proses untuk menerima pakaian
keselamatan yaitu:
- Percaya/iman
kepada YESUS lewat mendengarkan Firman.
- Bertobat/berhenti
berbuat dosa dan kembali kepada YESUS.
- Lahir
baru dari air/baptisan air dan dari Roh/baptisan Roh.Kudus.
Inilah
proses yang sangat sederhana untuk menerima pakaian keselamatan yang
akan menghasilkan hidup baru/hidup surgawi yaitu hidup dalam
kebenaran.
Kebenaran = keselamatan. Jadi, kebenaran ini lebih
dari harta sebab kebenaran ini menyelamatkan kita dari maut. Jadi,
hidup benar = memiliki pakaian YESUS yang dibagi menjadi empat
bagian.
Karena berbicara tentang nikah, maka kita harus
memperhatikan supaya hidup kita benar dan kita dapat menjaga nikah
kita supaya menjadi nikah yang benar. Mari! Kita masing-masing
memeriksa --> bagi yang belum menikah, maka saudara dapat
mengetahui bagaimana nikah yang benar itu dan bagi yang sudah
menikah, mari diperiksa, apakah nikah saya itu sudah benar atau
tidak? Sebab kalau belum benar, maka nikah itu = telanjang.
Jadi,
kita harus hidup dalam kebenaran = pakaian keselamatan dan
juga harus menjaga supaya nikah kita adalah nikah yang benar.
Apa
yang dimaksud dengan nikah yang benar itu? Dimulai dari awal
pernikahan yang harus benar/yang suci adalah:
- Nikah
yang direstui oleh orang tua. Seorang anak laki-laki meninggalkan
orang tuanya --> ini bukan berarti selamat tinggal, saya tidak
perduli, sebab saya mau kawin lari --> bukan seperti ini. Tetapi
meninggalkan orang tua itu = pamit/mohon restu sehingga direstui
oleh orang tua. Terutama bagi hamba-hamba TUHAN yang masih muda dan
belum menikah, saudara jangan membuat masalah karena orang tua
tidak setuju, sehingga pelayanan saudara menjadi terganggu. Bagi
saudara yang menikah dan tidak direstui oleh orang tua, mari!
Segera minta ampun.
- Direstui
oleh TUHAN lewat peneguhan dan pemberkatan nikah oleh seorang
gembala; jangan oleh sembarangan hamba TUHAN, tetapi harus oleh
seorang gembala, sebab ia yang bertanggung jawab atas keselamatan
kita. Syarat dari diteguhkan dan diberkati oleh TUHAN adalah
kesucian. Sekali-pun miskin, tetapi kalau suci, harus
diteguhkan, sebab syaratnya bukan-lah memiliki wajah yang ganteng,
yang cantik dan kaya, tetapi kesucian. Bagi kaum muda, jaga masa
pacaran/masa tunangan, sebab itu merupakan masa untuk diisi dengan
Firman terutama Firman yang lebih tajam dari pedang bermata dua
untuk memotong dosa, supaya nikah itu jangan sampai dihancurkan di
awal nikah.
- Satu
iman dan satu baptisan. Kita ini sebagai suami isteri dan juga
sebagai calon suami isteri, secara fisik dan karakter saja sudah
berlainan --> secara jasmani saja sudah sulit untuk menyatu.
Kalau yang rohani juga berbeda, tidak mungkin dapat menyatu. Jadi,
kalau seiman, satu baptisan dan juga satu pengajaran, maka ada
harapan untuk dapat disatukan. Secara jasmani sudah tidak sama,
kemudian secara rohani juga tidak sama, kemudian dipaksakan untuk
menikah, itu berarti menikah hanya untuk hancur. Inilah direstui
oleh TUHAN.
- Direstui
oleh pemerintah dengan dicatat di catatan sipil. Setelah di awal
nikah sudah benar, maka dalam perjalanan nikah juga harus benar
sampai akhir nikah/sampai YESUS datang, tetap hidup di dalam
kebenaran.
Inilah
pakaian keselamatan/pakaian YESUS Yang dibagi empat untuk menutupi
ketelanjangan di dalam nikah.
Selain pakaian, masih ada
jubah/masih diberi jubah yang satu tenunan sebab tidak
berjahit. Jubah ini namanya jubah kesucian = jubah
pelayanan.
Menikah itu melayani, bukan
minta dilayani --> suami merasa menjadi boss/pimpinan yang
memerintah isteri. Satu tenunan menunjuk pada satu kesatuan
tubuh.
Jadi menerima jubah = satu tenunan = sesudah hidup
benar, kita melayani kemudian masuk dalam nikah yang benar dan masuk
dalam pelayanan = melayani dalam pembangunan Tubuh Kristus sesuai
dengan masing-masing jabatan.
Pelayanan tubuh Kristus ini
dimulai di dalam rumah tangga:
Suami --> memiliki
jabatan sebagai suami dengan melayani isteri yaitu mengasihi
isteri seperti diri sendiri dan jangan berlaku kasar.
Jabatan sebagai suami belumlah cukup sekali-pun ia sudah memberi
uang dan lain sebagainya kepada isteri, sebab keluarga dari isteri
masih bisa memberinya uang, sehingga jika suami memberinya uang,
belumlah tentu ia seorang suami. Tetapi suami yang benar-benar
seorang suami yang benar/yang tidak telanjang, maka ia mengasihi
isteri seperti diri sendiri dan juga tidak berlaku kasar.
Permisi
kepada para suami dan juga termasuk Widjaja --> kalau suami
berlaku kasar terhadap isteri = nikah itu menjadi telanjang.
Kemudian kalau suami kasar dalam perkataan kepada isteri yang
bagaikan bejana yang rapuh, maka bejana itu akan retak, tetapi
keretakan itu masih dapat diperbaiki dengan meminta maaf kepada
isteri. Tetapi kalau bejana itu dipukul dan dibanting, kemudian
saudara kumpulkan lagi, pasti ada bagian yang hilang dan ini berarti
tidak dapat pulih kembali. Itu sebabnya, mari kepada kita semua
termasuk saya, belajar untuk melayani di dalam pembangunan Tubuh
Kristus yang dimulai di dalam nikah dengan mengasihi isteri seperti
diri sendiri.
Isteri --> pelayanan dari seorang
isteri adalah tunduk kepada suami di dalam segala
hal. Sekali-pun seorang isteri itu sudah melakukan semua
pekerjaan di dalam rumah tangga, tetapi jika ia melawan, maka ia
belumlah menjadi seorang isteri, sebab pekerjaan di dalam rumah
tangga dapat dikerjakan oleh seorang pembantu rumah tangga. Tetapi
sekali-pun isteri ini memiliki fisik yang lemah sehingga ia tidak
dapat melakukan pekerjaan rumah tangga dengan baik, tetapi ia tunduk
kepada suami = inilah isteri.
Mari! Kepada para isteri dari
hamba-hamba TUHAN, sekali-pun anda sekalian sudah membantu suami di
dalam pelayanan, tetapi kalau saudara tidak tunduk kepada suami,
maka itu berarti menghalangi dan menelanjangi nikah dan pelayanan
sebab orang melihat, suami tidak dapat berbuat apa-apa sebab
semuanya ditangami oleh isteri. Semoga kita dapat
mengerti.
Demikian juga dengan anak-anak, kalian juga
memiliki jabatan di dalam rumah tangga yaitu sebagai anak tugas
kalian hanyalah taat dengar-dengaran kepada orang
tua.
Inilah pelayanan dan jabatan di dalam nikah, selain memiliki
pakaian/hidup benar, juga memiliki jubah sehingga tidak menjadi
telanjang sebab memiliki pakaian yang rangkap.
Di dalam rumah
tangga, kita melayani dan juga di gereja, kita juga melayani,
seperti saya, di gereja, jabatan saya adalah sebagai seorang
gembala. Dan tugas dari seorang gembala adalah memberi makan dan
juga bagi imam-imam harus melayani TUHAN dengan baik. Semoga kita
dapat mengerti.
Memang, untuk melayani TUHAN, maka jubah itu
harus dicelup di dalam darah = sengsara. Melayani di dalam rumah
tangga itu sengsara, apalagi melayani isteri yang belum tunduk,
sehingga suami terus menerus merasa jengkel, tetapi suami harus
tetap melayani; demikian juga dengan isteri yang memiliki suami yang
kasar, tetapi isteri harus tetap melayani, jangan lari, sebab kalau
lari = telanjang.
Melayani ini, tidaklah semudah yang kita
bayangkan, tetapi harus dicelup di dalam darah/ada tanda Darah
YESUS/ada tanda pengorbanan. Untuk apa ini?
Wahyu
7 : 13, 14
13. Dan seorang dari
antara tua-tua itu berkata kepadaku: "Siapakah mereka yang
memakai jubah putih itu dan dari manakah mereka datang?"
14.
Maka kataku kepadanya: "Tuanku, tuan mengetahuinya." Lalu
ia berkata kepadaku: "Mereka ini adalah orang-orang yang keluar
dari kesusahan yang besar; dan mereka telah mencuci jubah mereka dan
membuatnya putih di dalam darah Anak Domba.
Sekali lagi,
melayani TUHAN di dalam pembangunan Tubuh Kristus dengan jabatan
masing-masing, bagaikan jubah harus dicelup dalam darah = harus
berkorban = harus ditandai dengan penderitaan daging tanpa
dosa.
Saya mau bertanya --> YESUS sebagai Suami (Ef 5)
mengasihi isteri --> hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana
YESUS mengasihi jemaat dan berkorban Nyawa. Bagi kaum muda, saudara
jangan cepat-cepat menikah, sebab korbannya adalah korban nyawa. Itu
sebabnya harus dipikir-pikir terlebih dahulu. Harus
menderita/berkorban seperti YESUS berkorban Nyawa. Semua harus
dikorbankan, dan jika TUHAN ijinkan, harus sampai berkorban nyawa.
Hanya satu yang tidak boleh dikorbankan, itulah Firman pengajaran
yang benar.
Untuk apa jubah dicelup di dalam darah?
Supaya menjadi putih berkilau-kilauan dan menjadi jubah Mempelai dan
siap masuk di dalam nikah yang sempurna dan juga siap untuk
menyambut kedatangan YESUS Yang kedua kali sebab tidak telanjang.
Wahyu 19 : 8
Dan
kepadanya dikaruniakan supaya memakai kain lenan halus yang
berkilau-kilauan dan yang putih bersih!" [Lenan halus itu
adalah perbuatan-perbuatan yang benar dari orang-orang
kudus.
Inilah hasilnya, kalau jubah dicelup di dalam
darah yaitu kita melayani dengan berkorban apa saja kecuali
pengajaran yang benar, jangan dikorbankan. Semoga kita dapat
mengerti.
- Perceraian.
Matius
19 : 5 - 8
5. Dan firman-Nya: Sebab
itu laki-laki akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan
isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging.
6.
Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa
yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia."
7.
Kata mereka kepada-Nya: "Jika demikian, apakah sebabnya Musa
memerintahkan untuk memberikan surat cerai jika orang menceraikan
isterinya?"
8. Kata Yesus kepada
mereka: "Karena ketegaran hatimu Musa mengizinkan kamu
menceraikan isterimu, tetapi sejak semula tidaklah demikian.
Banyak
problem di dalam nikah, tetapi problem yang terberat di dalam nikah
adalah kalau nikah itu tidak menjadi satu, sebab tujuan untuk
menikah adalah menjadi satu --> laki-laki meninggalkan ayah
ibunya dan menjadi satu dengan isterinya sehingga keduanya menjadi
satu daging/satu kesatuan.
Mungkin suami dan isteri masih
tinggal satu rumah, tetapi hatinya sudah tidak menjadi satu dan akan
menjadi semakin berat kalau tidak tinggal satu rumah lagi.
Demikian
juga dengan anak-anak, kalau anak-anak tidak menyatu dengan orang
tua, juga merupakan problem di dalam nikah. Sekali-pun ada problem
karena tidak memiliki beras, tetapi kalau hati menyatu, maka problem
itu akan menjadi ringan.
Mengapa sampai terjadi
perceraian? YESUS katakan 'karena ketegaran hatimu'. Jadi
karena ketegaran/kekerasan hati yaitu seperti Adam dan Hawa yang
menutupi ketelanjangan dengan memakai cawat yang terbuat dari daun
pohon ara, dan itu berarti kebenaran diri sendiri/sering memakai
kebenaran diri sendiri. Kebenaran diri sendiri = menutupi dosa
dengan cara menyalahkan orang lain.
Contoh: suami
sudah kedapatan berselingkuh sebab ada bukti, kemudian isteri
bertanya, apakah kamu berselingkuh? Tetapi suami menjawab -->
saya berselingkuh karena kamu tidak memberi perhatian --> ini
sudah jelas suami berselingkuh, tetapi isterinya yang disalahkan.
Inilah kebenaran diri sendiri yang menyebabkan perceraian. Semoga
kita dapat mengerti.
Kita harus berhati-hati, sebab bercerai
= mati, bukan untuk menikah lagi, tetapi bersuasanakan
perkabungan/kematian. Pada hari pertama saya sudah menerangkan bahwa
suami itu kepala, isteri itu tubuh. Jika tidak bersatu bahkan
bercerai = mati/suasana kematian.
Setelah bercerai, kemudian
menikah lagi dengan orang lain = busuk dan berulat sebab hidup di
dalam perzinahan.
Markus
10 : 10 -12
10. Ketika mereka sudah
di rumah, murid-murid itu bertanya pula kepada Yesus tentang hal
itu.
11. Lalu kata-Nya kepada mereka:
"Barangsiapa menceraikan isterinya lalu kawin dengan perempuan
lain, ia hidup dalam perzinahan terhadap isterinya itu.
12.
Dan jika si isteri menceraikan suaminya dan kawin dengan laki-laki
lain, ia berbuat zinah."
Sudah jelas! Bercerai =
mati/suasana perkabungan/kematian, kemudian menikah kembali = busuk
dan berulat di neraka. Neraka ini merupakan tempat di mana
ulat-ulatnya tidak mati. Ini berarti kehidupan itu sedang digerogoti
mulai di dunia ini sampai di neraka tetap digerogoti. Ini
benar-benar suatu kengerian.
Itu sebabnya TUHAN menolong kita
supaya jangan terjadi perceraian. Nikah yang benar adalah nikah yang
menjadi satu daging --> laki-laki meninggalkan ayah ibunya
kemudian menjadi satu dengan isterinya sehingga keduanya menjadi
satu daging.
Bagaimana caranya supaya nikah itu dapat menjadi
satu? Saya gambarkan --> satu laki-laki bertemu dengan satu
perempuan. Kalau rumus dari matematika, maka 1 + 1 = 2, tetapi rumus
dari nikah adalah 1 + 1 = 1 daging. Jadi yang boleh ada di antara
suami dan isteri adalah tanda ?/tanda salib TUHAN. Selain tanda
salib TUHAN, tidak boleh ada tanda lain di antara suami dan isteri
--> orang tua, mertua tidak boleh ikut campur, juga anak tidak
boleh mengganggu (jika anak selalu mendapat perhatian sehingga suami
tidak di anggap lagi). Inilah yang akan menceraikan nikah.
Apa
buktinya kalau nikah dari seorang suami dan isteri memiliki tanda
salib? YESUS mati di kayu salib, untuk apa? Untuk mengakui dosa-dosa
kita dan di ampuni oleh Bapa. Jadi, bukti di antara nikah ada salib
adalah saling mengaku dengan sejujur-jujurnya dan saling
mengampuni dan melupakannya. Inilah lembut hati = tidak keras
hati, sebab kalau keras hati akan saling menyalahkan.
Seandainya
YESUS tidak melupakan dosa-dosa kita, bagaimana keadaan kita?
Kalau
dosa saya tidak dilupakan oleh YESUS, maka dosa-dosa itu sudah
bertumpuk-tumpuk maka saya sudah tidak boleh berada di sini tetapi
di neraka. Tetapi karena YESUS sudah melupakan dosa-dosa saya, maka
saya masih boleh berada di sini.
Jadi:
- Kita
mengaku dengan sejujur-jujurnya --> jangan ditambah dan
dikurangi.
- Mengampuni
dengan setulus-tulusnya --> jangan dibuat-buat, maka dosa itu
dipaku di kayu salib = tidak berkuasa lagi.
Bagi
kaum muda, jika mau menikah, maka saudara dituntut:
- Sudah
harus bekerja.
- Sudah
memiliki rumah, sekali-pun masih mengontrak.
Untuk
hal ini, saya tidak mempersoalkan, tetapi sebagai seorang hamba
TUHAN, saya menasihatkan --> sebelum engkau dapat mengaku dan
mengampuni --> jangan menikah!! sebab kalau tidak dapat mengaku
dan mengampuni, maka itu hanya untuk bercerai dan nikah itu akan
hancur. Semoga kita dapat mengerti.
Siapa yang tidak
berdosa? Siapa yang tidak pernah terpeleset? Semua pernah, tetapi
kalau kembali ke salib, kita akan kembali menikmati kesatuan di
dalam Darah YESUS. Dan jika nikah sudah masuk dalam satu kesatuan
daging, maka dapat masuk ke dalam kesatuan yang lebih besar yaitu
kesatuan Kristus dengan sidang jemaat/pertemuan di udara.
Efesus
5 : 30 - 32
30. karena kita adalah
anggota tubuh-Nya.
31. Sebab itu laki-laki
akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya,
sehingga keduanya itu menjadi satu daging.
32.
Rahasia ini besar, tetapi yang aku maksudkan ialah hubungan Kristus
dan jemaat.
Oleh salib, maka nikah sudah menjadi satu
daging/satu kesatuan --> suami dengan isteri sampai dapat masuk
dalam kesatuan yang lebih besar yaitu hubungan Kristus dengan sidang
jemaat yaitu Pesta Nikah Anak Domba.
Tadi, di bagian atas
diterangkan tentang telanjang sehingga tidak boleh masuk Pesta Kawin
Anak Domba, sebab harus: Memakai pakaian yaitu:
Pakaian
keselamatan --> nikah haruslah benar. Kemudian perjalanan
nikah juga harus benar --> harus jujur.
Ada jubah yang
dicelup dalam darah sehingga menjadi pakaian putih yang
berkilau-kilauan sehingga boleh masuk dalam Pesta Nikah Anak
Domba.
Jangan bercerai, kalau nikah itu sudah menjadi satu,
baru boleh masuk ke arah kesatuan yang lebih besar diawan-awan.
Apa
yang menyebabkan nikah itu menjadi tidak baik sehingga menjadi
hancur dan kehancuran ini melanda mulai dari istana raja sampai di
kolong jembatan, kemudian masuk sampai ke dalam gereja-gereja?
Karena tidak ada YESUS/tidak ada salib.
Di dalam ktb Kejadian
--> nikah itu rusak tetapi di dalam ktb Wahyu, nikah itu sudah
menjadi nikah yang rohani, siapa yang melakukan ini? Itulah YESUS
Yang mati di kayu salib. IA memperjuangkan nikah supaya menjadi
baik.
Ketelanjangan ditutup dengan pakaian-NYA.
Nikah yang
bercerai disatukan lewat salib-NYA/lewat Korban-NYA/lewat
Darah-NYA.
- kekurangan/kehabisan
air anggur.
Yohanes
2 : 1- 3
1. Pada hari ketiga
ada perkawinan di Kana yang di Galilea, dan ibu Yesus ada di
situ;
2. Yesus dan murid-murid-Nya diundang
juga ke perkawinan itu.
3. Ketika mereka
kekurangan anggur, ibu Yesus berkata kepada-Nya: "Mereka
kehabisan anggur."
Jadi, nikah di dunia ini diancam
dengan kehabisan air anggur = kehabisan kebahagiaan surga = tidak
ada manisnya lagi. Yang ada hanyalah sebatas bulan madu. Slogan di
dunia adalah bulan madu --> kalau bertengkar, maka bulan madu
hanyalah sebatas satu bulan saja.
Jika sudah tidak
manis, akan menjadi tawar sampai menjadi pahit dan getir/banyak air
mata sebab sudah kehilangan anggur dari surga/kehilangan kebahagiaan
dari surga.
Rumus nikah di dunia --> dari anggur yang baik
sampai menjadi tidak baik/sampai pahit. Tetapi rumus nikah dari
orang Kristen --> dari anggur yang baik, menjadi semakin baik
sampai menjadi sempurna --> semakin tua, menjadi semakin manis.
Itu sebabnya harus dijaga yaitu dari anggur yang baik, menjadi lebih
baik/lebih manis sampai yang termanis yaitu masuk Pesta Nikah Anak
Domba.
Bagaimana cara untuk
mendapatkan dan mempertahankan air anggur yang manis/kebahagiaan
surga dalam nikah yaitu:
- mengundang
YESUS di dalam
nikah kita yang dimulai dari awal/permulaan nikah. Dulu, waktu
YESUS masih menjadi Manusia, mungkin IA dikirim surat undangan
(saya tidak mengerti bagaimana caranya, tetapi saya kira seperti
kita di Indonesia, orang diundang dengan dikirim surat undangan).
Sekarang YESUS sudah ada di surga, bagaimana cara untuk mengundang
YESUS dari awal nikah? Artinya nikah itu harus dibawa kepada TUHAN
lewat ibadah peneguhan nikah.
Bagi kaum muda, saudara jangan
kawin lari dllnya, sebab nanti tidak akan ada air anggur. Sesudah
awal/permulaan nikah, kemudian kelanjutan nikah itu dibawa di dalam
ibadah pelayanan sampai YESUS datang kembali.
Setia di dalam
ibadah pelayanan = carang melekat pada Pokok Anggur Yang Benar =
suami, isteri dan anak-anak tergembala. Jika carang melekat pada
Pokok Anggur Yang Benar, maka cepat atau lambat, pasti akan
berbuahkan buah anggur yang manis/pasti ada air anggur yang
manis.
Bagi rekan-rekan gembala, jangan tinggalkan
penggembalaan, sekali-pun saudara hanya memiliki domba dua tiga
ekor, tetapi saudara harus tetap setia dengan melekat pada Pokok
Anggur Yang Benar, sebab satu waktu buah yang manis akan kita
terima.
Seperti Daud, waktu ia menonton peperangan dengan
goliat, kakak-kakaknya menjadi marah dan berkata --> 'pergilah
kepada domba-mu yang dua tiga ekor itu' --> bukan dua tiga
ribu ekor. Tetapi karena Daud setia, maka ia dapat menjadi
raja.
Itu sebabnya kita harus tergembala, supaya kita
mendapatkan buah yang manis/air anggur yang manis, sebab kalau kita
beredar-edar, kita akan menjadi kering. Carang, kalau selalu
dipindah- pindah --> jangankan untuk berbuah, untuk hidup saja
susah. Demikian juga dengan hamba-hamba TUHAN yang hidup dengan
cara demikian, untuk hidup saja susah.
Itu sebabnya, mari!
Kita undang YESUS = carang melekat = setia dalam penggembalaan,
maka cepat atau lambat pasti akan berbuah buah yang manis.
- Yohanes
2 : 6 - 10
6. Di situ ada enam
tempayan yang disediakan untuk pembasuhan menurut adat orang
Yahudi, masing-masing isinya dua tiga buyung.
7.
Yesus berkata kepada pelayan-pelayan itu: "Isilah
tempayan-tempayan itu penuh dengan air." Dan mereka pun
mengisinya sampai penuh.
8. Lalu kata Yesus
kepada mereka: "Sekarang cedoklah dan bawalah kepada pemimpin
pesta." Lalu mereka pun membawanya.
9.
Setelah pemimpin pesta itu mengecap air, yang telah menjadi anggur
itu -- dan ia tidak tahu dari mana datangnya, tetapi
pelayan-pelayan, yang mencedok air itu, mengetahuinya -- ia
memanggil mempelai laki-laki,
10. dan
berkata kepadanya: "Setiap orang menghidangkan anggur yang
baik dahulu dan sesudah orang puas minum, barulah yang kurang baik;
akan tetapi engkau menyimpan anggur yang baik sampai
sekarang."
Diisi
dengan air Firman ALLAH.
Inilah nikah dari orang Kristen sampai Pesta Nikah Anak
Domba ALLAH.
Sudah:
- membawa
nikah kepada TUHAN dengan datang beribadah dan dalam pelayanan dan
juga tergembala pada Firman pengajaran yang benar, pasti akan
berbuah buah yang manis.
- diisi
dengan air Firman TUHAN.
Enam
tempayan tanah liat = manusia. Tiga tempayan --> tubuh, jiwa dan
roh = suami, kemudian tiga tempayan yang lain, juga tubuh, jiwa dan
roh = isteri. Keduanya diisi dengan air Firman ALLAH. Satu sumur -->
suami dan isteri harus satu sumur = satu pengajaran. Diisi dengan
air Firman ALLAH dalam satu pengajaran yang benar/satu Pokok Yang
Benar/satu sumur.
Kalau belum sama, harus didoakan supaya
menjadi manis. Suami jangan memaksa isteri agar ikut dengannya,
demikian juga sebaliknya, tetapi harus didoakan, sebab kalau satu
Pokok/satu sumur, akan menjadi indah.
Demikian juga dengan
anak-anak, jangan seenaknya sendiri dengan berkata bahwa gereja papa
saya terlalu lama, maka aku mencari yang enak-enak --> jangan!!
Sebab harus diisi dari satu sumur/satu pengajaran.
Bagaimana
proses untuk diisi dengan Firman? Bukan
lewat mulut tetapi lewat telinga yaitu:
- mendengarkan
Firman pengajaran yang benar dengan sungguh-sungguh.
- mengerti,
tetapi kalau hanya mengerti, maka Firman TUHAN hanya menjadi
pengetahuan, itu sebabnya harus.
- percaya
dan yakin sehingga menjadi iman di dalam hati, tetapi iman tanpa
perbuatan = kosong, itu sebabnya harus
- dipraktekkan
yaitu taat dengar-dengaran apa-pun risikonya.
Kita
dapat membayangkan, jika kekurangan air anggur di dalam pesta, akan
merupakan hal yang memalukan. Kemudian pelayan-pelayan diperintahkan
untuk mengisi tempayan dengan air --> diikuti; sesudah diisi
dengan air, kemudian dipraktekkan untuk mencedok --> 'cedoklah'.
Inilah taat dengar-dengaran apa-pun risikonya.
Yang dicedok
itu adalah air, tetapi diperintahkan untuk membawa air itu kepada
pemimpin pesta. Kita dapat membayangkan, bagaimana dengan kita,
apakah kita berani melakukannya? Mungkin ada orang yang mengatakan
bahwa kamu akan mati --> terserah! Tetapi para pelayan itu
dengar-dengaran kepada TUHAN = memiliki telinga yang baik. Itu
sebabnya di dalam nikah, kita jangan memiliki telinga yang tuli,
tetapi harus memiliki telinga yang baik yaitu mendengarkan Firman,
kemudian mengerti, percaya dan yakin dan mempraktekkan Firman
apa-pun risikonya.
Seperti Petrus diperintahkan oleh TUHAN
untuk menebarkan jala pada siang hari yang secara ilmu perikanan
sudah tidak ada lagi ikan. Tetapi Petrus taat dengar-dengaran
apa-pun risikonya.
Jika telinganya baik, maka mulut juga akan
menjadi baik --> cedok dan cicipi. Cedok/memakai tangan =
mempraktekkan Firman.
Cicipi/memakai mulut dan yang dicicipi
adalah air anggur yang manis. Jadi telinganya baik, kemudian
mulutnya tidak bisu. Mulut baik = perkataannya manis.
Bagi kaum
muda, jika saudara taat dengar-dengaran, maka sudah dapat
dipastikan, saudara akan mencicipi air anggur yang manis.
Demikian
juga dengan para hamba-hamba TUHAN, sekali-pun saudara dikatakan
exclusif, dihina dihari-hari ini sehingga hati terasa pahit , tetapi
kalau saudara mendengarkan Firman dan dengar-dengaran, maka satu
waktu, saudara akan mencicipi air anggur yang manis.
Inilah
perkataan dari Mempelai Wanita TUHAN --> Kidung Agung 7 :
9, Kata-katamu manis bagaikan anggur!" Ya,
anggur itu mengalir kepada kekasihku dengan tak putus-putusnya,
melimpah ke bibir orang-orang yang sedang tidur!
Perkataan
manis:
- tidak
ada dusta. Kalau berdusta = bisu sehingga tidak mengetahui apa
artinya = tidak ada arti rohaninya.
- bersaksi
untuk memuliakan TUHAN. Bersaksi tentang TUHAN kepada sesama,
perkataan kita baik/tidak berdusta sehingga menjadi berkat bagi
sesama.
- hanya
digunakan untuk menyerukan Nama TUHAN. Seringkali, ketika mau
celaka, kita tidak mengingat TUHAN; itu sebabnya mulai sekarang
kita belajar untuk selalu menyeru YESUS, Tolong !!!
- sampai
kita menyembah TUHAN/menyembah Sang Mempelai, Raja di atas segala
raja dengan berseru Haleluyah. Jika di dalam rumah tangga, kita
selalu berseru Nama YESUS dan juga Haleluyah, maka kita tidak akan
bertengkar.
- mengalir
kepada kekasih-ku = menjadi berkat bagi orang lain
- dan
melimpah ke bibir orang yang sedang tidur --> siapa yang sedang
tidur? YESUS tidur di buritan kapal. Kapal seringkali ditimpa
gelombang --> Matius 8 : 23 - 25,
23.
Lalu Yesus naik ke dalam perahu dan murid-murid-Nya pun
mengikutiNya.
24. Sekonyong-konyong
mengamuklah angin ribut di danau itu, sehingga perahu itu ditimbus
gelombang, tetapi Yesus tidur.
25. Maka
datanglah murid-murid-Nya membangunkan Dia, katanya:"Tuhan,
tolonglah, kita binasa."
Kalau
di dalam nikah, telinga dan mulut baik/perkataan manis sehingga di
dalam rumah tangga menjadi berkat bagi isteri/suami dan juga
anak-anak; di dalam gereja semuanya juga manis sehingga tidak ada
sakit hati, maka akan
melimpah kepada YESUS Yang sedang tidur di
buritan kapal.
Kita hidup di lautan dunia, kehidupan kita
bagaikan perahu di tengah lautan dunia yang terkena badai/angin dan
gelombang = pencobaan - pencobaan di segala bidang dan juga
dosa-dosa sampai pada puncaknya dosa. Dan juga badai
pengajaran-pengajaran sesat.
Badai/angin dan gelombang ini
tidak dapat diperkirakan.
Contoh:
- ada
seorang anak yang baik, tetapi tiba-tiba kita mendengar bahwa anak
itu sudah menjadi pecandu narkoba.
- atau
ada seorang anak perempuan yang pandai di sekolah, tiba-tiba menjadi
hamil di luar nikah.
Kehidupan
kita di tengah badai/gelombang yang akan menenggelamkan:
- iman
kita sampai binasa.
- nikah
kita sampai binasa.
- ekonomi
kita sampai habis.
- perahu
pelayanan kita sampai habis.
Tetapi
YESUS tidur.
Seringkali
ditengah gelombang nikah, gelombang penyakit, gelombang ekonomi -->
YESUS tidur, IA tidak bergairah untuk menolong, mengapa?
Sebab:
- telinganya
tidak baik/tidak mau mendengarkan Firman.
- mulutnya
tidak baik sebab masih suka memfitnah orang. Yang YESUS tunggu
adalah perkataan manis, sebab perkataan yang manis dapat
membangunkan YESUS Yang tidur.
Mungkin
pada awalnya murid-murid berusaha sendiri dengan berlarian kesana
kemari, tetapi YESUS menunggu perkataan manis dari mereka yang sangat
sederhana yaitu --> 'TUHAN, tolonglah kami!!!' dengan iman
berseru ' TUHAN, tolonglah kami'.
Mungkin
perahu nikah dan juga perahu pelayanan sedang tenggelam, yang TUHAN
tunggu bukanlah usaha kita. Selama ini mungkin kita belum menyeru
Nama TUHAN, tetapi sekarang kita menyeru Nama TUHAN dengan percaya.
Demikian
juga dengan Petrus di dalam injil Matius 14, Petrus sudah berjalan di
atas air, tetapi ketika ada angin gelombang, ia mulai goyang/bimbang
dan tenggelam; tetapi beruntung, saat Petrus tenggelam, ia tidak
memanggil teman-
temannya,
tetapi ia memanggil YESUS/pengajaran yang benar --> YESUS,
tolong!! Dengan iman/dengan hati percaya dan YESUS mengulurkan
Tangan-NYA untuk mengangkat kita.
Mari!
Mungkin perahu kita sedang tenggelam atau sudah tenggelam, tetapi
kalau kita berseru Nama YESUS, maka TUHAN akan mengulurkan Tangan-NYA
untuk menolong kita sehingga semuanya menjadi reda/jadi baik/jadi
selesai sampai semuanya menjadi sempurna seperti Dia.
Kalau
telinga dan mulut sudah menjadi baik; mulut baik = sempurna/tidak
salah dalam perkataan (
Yakobus 3 : 2) kita akan terangkat
masuk Pesta Nikah Anak Domba dan suara kita hanya satu yaitu hanya
berseru Haleluyah, YESUS Haleluyah diawan-awan yang permai
bersama-sama dengan Dia selama-lamanya.
Wahyu
19 : 6 , 7
6.
Lalu aku mendengar seperti suara himpunan besar orang banyak, seperti
desau air bah dan seperti deru guruh yang hebat, katanya: "Haleluya!
Karena Tuhan, Allah kita, Yang Mahakuasa, telah menjadi raja.
7.
Marilah kita bersukacita dan bersorak-sorai, dan memuliakan Dia!
Karena hari perkawinan Anak Domba telah tiba, dan pengantin-Nya telah
siap sedia.
Nikah
kita masuk ke sana.
Kalau
telanjang --> kita akan menerima pakaian dengan:
- membenarkan
nikah dan dimulai dari awal nikah.
- melayani/pelayanan
yang benar di dalam nikah/jubah sekali-pun harus menderita, tetapi
satu saat akan menjadi pakaian Mempelai yang siap ke sana.
Kalau
ada perceraian/ketidak sesuaian, mari! Kembali ke salib
dengan saling mengaku dan saling mengampuni sehingga nikah itu dapat
kembali menjadi satu untuk menuju pada kesatuan yang lebih besar
yaitu YESUS dengan sidang jemaat. Semoga kita dapat mengerti.
Kalau
kehabisan air anggur --> perhatikan telinga dan mulut.
Jangan telinga yang tidak baik dengan menolak pengajaran yang benar
tetapi pengajaran yang benar justru diterima. Menerima yang benar
sehingga kita dapat dengar-dengaran maka mulut juga dapat menyembah
dengan benar dan berseru yang benar dengan iman, hatiku percaya,
sekali-pun gelombang datang, perahu apa saja mau tenggelam tetapi
jika sekarang ini kita berseru YESUS tolong dengan percaya sehingga
TUHAN akan mengangkat kita ke awan-awan. Kita hanya berseru dengan
perkataan manis yang hanya satu. Sebab diawan-awan tidak akan ada
perkataan lain selain Haleluyah = tidak salah dalam perkataan lagi.
TUHAN
memberkati.1