Injil
Matius 23 dan Matius 24, di dalam susunan Tabernakel terkena pada dua
loh batu yang berisi sepuluh hukum Allah/ kasih Allah. Jika hukum
Allah/ kasih Allah ini ditolak, akan menjadi penghukuman Tuhan.
Ada
dua macam penghukuman Tuhan yaitu:
- Matius 23 = penghukuman Tuhan atas gereja
Tuhan yang diwakili oleh ahli taurat dan orang Parisi.
Artinya sekali-pun kita sudah menjadi anak Tuhan/ hamba Tuhan/ pelayan
Tuhan, tetapi kalau masih ada tabiat dan perbuatan seperti ahli taurat
dan orang Parisi, tetap berada di dalam penghukuman Tuhan. Inilah yang
harus kita waspadai, sebab banyak dari kita yang mengatakan bahwa
kasihan dengan orang yang berada di luar Tuhan. Itu baik! Tetapi kita
juga harus waspada, sebab kita yang sudah menjadi anak-anak Tuhan/
pelayan Tuhan dan masih seperti orang Parisi dan ahli taurat, kita
tetap berada dalam hukuman Tuhan.
- Matius 24 = penghukuman Tuhan atas dunia
yang terjadi pada saat kedatangan Yesus yang kedua kalinya yang lazim
disebut dengan kiamat. Dunia beserta isinya akan hancur dan lenyap.
Itu
sebabnya, mari kita mempelajari Matius 24 ini bukan untuk menjadi
pengetahuan, tetapi untuk menjadi peringatan bagi kita. Kita
mempelajari dengan sungguh-sungguh supaya kita tidak ikut masuk dalam
penghukuman bersama dengan dunia, tetapi pada saat Yesus datang
kembali kedua kalinya, kita dapat dipermuliakan bersama dengan Dia.
Injil
Matius 24 ini dibagi menjadi tiga bagian yaitu:
- Matius 24 : 1 - 2 = pandangan
terhadap ibadah yang tua/yang jasmani.
- Matius 24 : 3 - 44 =
tentang tujuh nubuat.
- Matius 24 : 45 - 51 =
tentang hamba-hamba yang setia
dan hamba-hamba yang jahat.
Kita
sudah mempelajari bagian yang pertama. Sekarang kita akan mempelajari
bagian ke 2 tentang
tujuh nubuat.
Sebelum
kedatangan Yesus yang kedua kalinya, ada tujuh nubuat yang harus
digenapi.
Matius
24 : 3-5
= nubuat
tentang penyesat-penyesat/ajaran-ajaran sesat.
3.
Ketika Yesus duduk di atas Bukit Zaitun, datanglah murid-murid-Nya
kepada-Nya untuk bercakap-cakap sendirian dengan Dia. Kata mereka:
“Katakanlah kepada kami, bilamanakah itu akan terjadi dan apakah
tanda kedatangan-Mu dan tanda kesudahan dunia?”
4.
Jawab Yesus kepada mereka: “Waspadalah supaya jangan ada orang yang
menyesatkan kamu!
5.
Sebab banyak orang akan datang dengan memakai nama-Ku dan berkata:
Akulah Mesias, dan mereka akan menyesatkan banyak orang.
Jadi,
tanda utama
dari kedatangan Yesus yang
kedua kalinya adalah banyak
orang yang menyesatkan dan banyak orang yang juga akan disesatkan.
Yang
berpegang pada Firman pengajaran yang benar/ kembali kepada Alkitab
hanya sedikit = hanya sedikit yang mencapai kualitas Mempelai untuk
dapat menyambut kedatangan Yesus yang kedua kalinya. Ini yang harus
kita waspadai; kita jangan terpancing dengan jumlah yang banyak,
sebab justru akan banyak yang menyesatkan dan banyak yang disesatkan
dan ini berarti hanya sedikit orang yang berpegang pada Firman
pengajaran yang benar yang sesuai dengan Alkitab.
Kita
sudah mempelajari bagaimana penyesatan
itu memutuskan hubungan kita dengan Allah Tri Tunggal
dan juga sudah mempelajari supaya tidak
tersesat, maka kita harus bersekutu dengan Roti Kehidupan.
Ada
tiga kali pemecahan roti yaitu:
- Pemecahan roti yang pertama, ada lima roti = Firman
penginjilan yang harus kita hargai, sebab kalau tanpa
Firman penginjilan, maka saya tidak berada di tempat ini, karena saya
bukanlah keturunan dari keluarga yang beragama Kristen. Firman
penginjilan ini menunjuk pada kuantitas. Tetapi pemecahan dari lima
roti ini belumlah cukup, sebab kalau sudah cukup, maka Yesus tidak
perlu memecah roti lagi.
- Pemecahan roti yang kedua, ada tujuh roti yang dipecahkan
yang merupakan kualitas/ kesempurnaan = Firman
pengajaran. Kelanjutan dari Firman penginjilan adalah
harus ada persekutuan dengan Firman pengajaran agar dapat disempurnakan.
- Pemecahan roti yang ketiga, ada satu roti yang dipecahkan.
Satu roti/ Tubuh Kristus = perjamuan suci
supaya Firman menjadi daging. Baik itu Firman penginjilan/ injil
keselamatan maupun Firman pengajaran/ kesempurnaan juga akan mendarah
daging di dalam kehidupan kita dan ini berarti kita tidak dapat
disesatkan oleh apapun juga = menjadi pengalaman hidup.
Penyesatan
ini mengubah arah = penyesatan/ pengajaran sesat ini membuat
anak-anak Tuhan/ hamba-hamba Tuhan menyimpang dari arah yang
sebenarnya sampai kehilangan arah menuju ke Yerusalem Baru. Berarti
jika kita kehilangan arah menuju Yerusalem Baru = menuju ke arah
kebinasaan/ ke neraka seperti yang tertulis di dalam srt 2 Petrus
yang menulis bahwa pengajaran sesat itu yang membinasakan.
Almarhum
bpk.pdt Pong selalu mengatakan: kalau seorang hamba Tuhan/ gembala
itu berzinah, maka hanya ia seorang diri yang akan binasa. Tetapi
kalau seorang hamba Tuhan/ gembala itu mengajarkan pengajaran sesat
dan jika ia memiliki domba/ sidang jemaat sebanyak seratus orang,
maka seratus orang itu juga akan ikut binasa. Itu sebabnya kita harus
mewaspadai tentang kehilangan arah ini sekalipun hanya sedikit
menyimpang dan untuk ini kita dapat mempelajari tentang rel kereta
api yang sekalipun menyimpang hanya sedikit saja, tetapi lama
kelamaan akan kehilangan arah.
Itu
sebabnya almarhum bpk.pdt Totaijs selalu mengatakan kita
harus hidup persis dengan Alkitab.
Kita harus selalu berdoa supaya kita tidak menyimpang/ tidak
kehilangan arah, tetapi tetap pada Firman pengajaran yang benar. Saya
mohon didoakan sebab saya takut tanggung jawab yang dituntut oleh
Tuhan dan juga oleh sidang jemaat.
Langkah-langkah
dari penyesatan
adalah:
PIKIRAN
DISESATKAN
2
Korintus 11 : 2 - 4
2.Sebab
aku cemburu kepada kamu dengan cemburu ilahi. Karena aku telah
mempertunangkan kamu kepada satu laki-laki untuk membawa kamu sebagai
perawan suci kepada Kristus.
3.Tetapi
aku takut, kalau-kalau pikiran kamu disesatkan dari kesetiaan kamu
yang sejati kepada Kristus, sama seperti Hawa diperdayakan oleh ular
itu dengan kelicikannya.
4.Sebab
kamu sabar saja, jika ada seorang datang memberitakan Yesus yang lain
dari pada yang telah kami beritakan, atau memberikan kepada kamu roh
yang lain dari pada yang telah kamu terima atau Injil yang lain dari
pada yang telah kamu terima.
Jaman
pertunangan menunjuk pada akhir jaman
sebab selangkah lagi akan masuk dalam pernikahan/ pesta nikah Anak
Domba/ kedatangan Yesus yang kedua kalinya.
Sabar
saja ini bukanlah kesabaran dalam arti
yang positif/ yang baik tetapi berarti tidak tegas, tidak mampu
untuk menolak karena sungkan dllnya.
Pikiran
kamu disesatkan dari kesetiaan kamu yang sejati kepada Kristus, artinya:
Kita
belajar dari Hawa yang adalah gambaran dari gereja dan juga gambaran
dari wanita tetapi:
- tidak setia pada Firman pengajaran yang benar
yang sudah menjadi pengalaman hidup ( yang sudah disaksikan, yang sudah
dikhotbahkan) = seperti Hawa yang sudah hidup bertahun-tahun di dalam
taman Eden dengan perintah Tuhan yang befirman: ‘semua buah di taman
ini boleh kamu makan dengan bebas, kecuali satu pohon yaitu pohon
pengetahuan baik dan jahat tidak boleh kamu makan’.
Sudah bertahun-tahun hidup dengan Firman pengajaran yang benar yang
berasal dari Tuhan, sudah kita saksikan bahwa kita dipelihara,
disucikan, dimuliakan dengan luar biasa, tetapi mendadak pikiran kita
disesatkan sehingga kita menjadi tidak setia.
Mengapa Hawa dapat terkecoh? sebab sabar saja dan tidak tegas = tidak
ada kekuatan untuk menolak pengajaran/ injil yang lain.
Galatia 1 : 6-8
6. Aku heran,
bahwa kamu begitu lekas berbalik dari pada Dia, yang oleh kasih karunia
Kristus telah memanggil kamu, dan mengikuti suatu injil lain,
7. yang sebenarnya
bukan Injil. Hanya ada orang yang mengacaukan kamu dan yang bermaksud
untuk memutarbalikkan Injil Kristus.
8. Tetapi sekalipun
kami atau seorang malaikat dari sorga yang memberitakan kepada kamu
suatu injil yang berbeda dengan Injil yang telah kami beritakan
kepadamu, terkutuklah dia.
Saya dan sidang jemaat harus berhati-hati,
sekalipun malaikat yang mengajarkan pengajaran tetapi yang berbeda
dengan apa yang sudah diajarkan kepada kita, jangan kita terima.
Injil diputar - balikkan = merubah Firman pengajaran yang benar seperti
Hawa yang menambah dan mengurangi Firman pengajaran yang benar. Semoga
kita dapat mengerti.
- Firman yang dikurangi
Kejadian 2 : 16
Lalu Tuhan Allah memberi perintah ini kepada
manusia: “Semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan
bebas,
Kita membandingkan dengan Kejadian
3 : 2:
Lalu sahut perempuan itu kepada ular itu: “Buah
pohon-pohonan dalam taman ini boleh kami makan,
Hawa memutarbalikkan Firman pengajaran yang benar/
merubah Firman pengajaran yang benar dengan mengurangi
kata bebas.
Bebas = berada dalam urapan Roh Kudus. Di
mana ada Roh, di situ ada kebebasan. Jadi mengurangi kata bebas = tidak
ada urapan Roh Kudus.
Tidak urapan Roh Kudus = mulai diikat.
Di saat menyampaikan dan mendengarkan Firman, kita diikat oleh waktu,
diikat dengan peraturan sehingga mengakibatkan sidang jemaat menjadi
tuli.
Tuhan berfirman : ‘semua buah dari pohon yang ada di taman ini, boleh
kamu makan dengan bebas’ dan karena kata bebas dihilangkan, maka
mendengar Firmanpun menjadi tidak benar/ menjadi seperti orang tuli.
Tuli = cacat secara rohani = sidang jemaat tetap terikat oleh dosa-dosa
karena tidak dapat mendengarkan Firman dengan benar sebab Firman
dikurangi. Waktu saja dapat mengikat, apalagi dosa yang lebih dahsyat
daripada waktu.
- Firman ditambah.
Kejadian 2 : 17
tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan
yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau
memakannya, pastilah engkau mati.”
Kita membandingkan dengan Kejadian
3 : 3.
tetapi tentang buah pohon
yang ada di tengah-tengah taman, Allah berfirman: Jangan kamu makan
ataupun raba buah itu, nanti kamu mati.”
Hawa menambah kata raba.
Firman Tuhan ditambah dengan lawakan, dengan
ilmu pengetahuan dllnya yang berasal dari dunia sehingga menjadi bisu
secara rohani. Kalau Firman Tuhan ditambah = tidak
memiliki arti rohani.
Orang bisu itu dapat mengeluarkan suara tetapi
tidak dapat dimengerti. Kalau Firman Tuhan sudah ditambah dengan
lawakan, dengan ilmu pengetahuan dllnya, dapat menjadi bagus tetapi
tidak memiliki arti rohani lagi = sudah hilang arti rohaninya.
Bisu rohani = cacat rohani sehingga tidak dapat menjadi Mempelai Tuhan
dan ini berarti terhukum bersama dengan dunia dan tidak pernah dapat
diraba/ tidak pernah dijamah oleh Tuhan. Hatinya tidak pernah dijamah
oleh Tuhan, hanya emosi saja.
Bisu dan tuli rohani yang melanda akhir jaman jika tidak setia pada
Firman pengajaran yang benar yang sudah menjadi pengalaman hidup dengan
menambah dan mengurangi Firman.
Di
dalam ktb Kejadian ditulis tentang menambah dan mengurangi Firman
tetapi di dalam ktb Wahyu juga ditulis.
Wahyu
22 : 18 -19
18.
Aku bersaksi kepada setiap orang yang mendengar perkataan-perkataan
nubuat dari kitab ini: "Jika seorang menambahkan sesuatu kepada
perkataan-perkataan ini, maka Allah akan menambahkan kepadanya
malapetaka-malapetaka yang tertulis di dalam kitab ini.
19.
Dan jikalau seorang mengurangkan sesuatu dari perkataan-perkataan
dari kitab nubuat ini, maka Allah akan mengambil bagiannya dari pohon
kehidupan dan dari kota kudus, seperti yang tertulis di dalam kitab
ini."
Itu
sebabnya rasul Paulus mengatakan: ‘aku sangat takut kalau-kalau
pikiranmu disesatkan’ dan ini seperti Hawa. Di taman Eden sudah
pernah terjadi, demikian di akhir jaman, setan juga tetap menggunakan
cara yang sama supaya kita tidak berpegang dan setia pada Firman
pengajaran yang benar yang sudah menjadi pengalaman hidup kita.
Bisu
tuli rohani, dalam injil Markus 9 disebutkan sebagai penyakit ayan/
gila babi. Waktu Yesus naik ke atas gunung, di bawah gunung ada
penyakit ayan.
Markus
9 : 25
Ketika
Yesus melihat orang banyak makin datang berkerumun, Ia menegor roh
jahat itu dengan keras, kata-Nya: "Hai kau roh yang menyebabkan
orang menjadi bisu dan tuli, Aku memerintahkan engkau, keluarlah dari
pada anak ini dan jangan memasukinya lagi!"
Untuk
ini kita harus berhati-hati dan dimulai dari kaum muda. Sebagai
seorang gembala, saya bertanggung jawab, sebab penyakit bisu dan tuli
ini dapat menular. Jika gembala/ Hawa = ibu bisu tuli, pasti
semuanya juga akan menjadi bisu dan tuli.
Babi
adalah gambaran dari kenajisan +
gila,
maka generasi muda akan benar-benar
menjadi hancur jika tanpa Firman pengajaran yang benar dan ini
merupakan salah satu beban bagi saya. Tetapi penyakit ayan/ gila babi
ini bukan hanya berbahaya untuk kaum muda tetapi sampai yang tua juga
dapat menjadi berbahaya kalau para orang tua tidak lagi memiliki
Firman pengajaran yang benar. Dan akan masuk dalam penghukuman/
suasana kutukan seperti Adam dan Hawa yang hidupnya bagaikan di
tengah duri-duri. Sekalipun semuanya ada, tetapi hidupnya bagaikan
terkena tusukan duri/susah payah/penderitaan sampai satu waktu tidak
boleh masuk dalam kota suci yaitu Yerusalem Baru. Dan ini benar-benar
binasa untuk selama-lamanya.
Inilah
cara setan untuk menghalangi kita agar tidak dapat kembali ke
Firdaus/ kembali ke Surga. Dulu Hawa dan sekarang bagi kita/ gereja
Tuhan harus berhati-hati, sebab pikiran dapat disesatkan.
Tidak
setia bahkan meninggalkan ibadah pelayanan
Ibrani
10 : 25 - 29
25.
Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita,
seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling
menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang
mendekat.
26.
Sebab jika kita sengaja berbuat dosa, sesudah memperoleh pengetahuan
tentang kebenaran, maka tidak ada lagi korban untuk menghapus dosa
itu.
27.
Tetapi yang ada ialah kematian yang mengerikan akan penghakiman dan
api yang dahsyat yang akan menghanguskan semua orang durhaka.
28.
Jika ada orang yang menolak hukum Musa, ia dihukum mati tanpa belas
kasihan atas keterangan dua atau tiga orang saksi.
29.
Betapa lebih beratnya hukuman yang harus dijatuhkan atas dia, yang
menginjak-injak Anak Allah, yang menganggap najis darah perjanjian
yang menguduskannya, dan yang menghina Roh kasih karunia?
Pikiran
sesat yang pertama adalah tidak
menghargai Firman pengajaran yang benar/ perkataan Tuhan
dimulai dari taman Eden.
Pikiran
sesat yang kedua adalah
menginjak-injak Darah Yesus.
Tidak
setia dalam beribadah ini merupakan dosa yang meningkat yaitu:
- Dimulai dari dosa kebiasaan = berbuat dosa tetapi tidak
merasa menyesal = tidak merasa apa-apa lagi bahkan dapat tertawa jika
tidak beribadah. Kalau dibiarkan akan meningkat.
- Dosa sengaja = sengaja tidak mau beribadah dan melayani
Tuhan.
Jika
dosa kebiasaan dan dosa sengaja
ini dibiarkan, akan menjadi durhaka =
menginjak-injak Darah Yesus/ Korban Kristus = menginjak-injak kasih
karunia Tuhan dan untuk ini sudah tidak
ada pengampunan lagi = masuk dalam penghukuman/ neraka.
Mengapa
tidak beribadah = menginjak-injak Darah Yesus? Saya sudah pernah
menerangkan. Di dalam perjanjian lama Tuhan memperjuangkan ibadah
bagi bangsa Israel dengan menghukum bangsa Mesir sebanyak sepuluh
kali.
Tetapi
di dalam perjanjian baru, untuk bangsa kafir Tuhan rela dihukum
dengan mati di kayu salib supaya bangsa kafir dapat beribadah kepada
Tuhan.
Ibrani
9 : 14
betapa
lebihnya darah Kristus, yang oleh Roh yang kekal telah
mempersembahkan diri-Nya sendiri kepada Allah sebagai persembahan
yang tak bercacat, akan menyucikan hati nurani kita dari
perbuatan-perbuatan yang sia-sia, supaya kita dapat beribadah kepada
Allah yang hidup.
Dan
kalau Tuhan sudah memperjuangkan ibadah sampai mencucurkan Darah/
mati di kayu salib, kemudian kita biasa saja bahkan sengaja tidak
beribadah = menginjak-injak Darah Yesus. Ini merupakan hal yang
sungguh-sungguh serius dan sungguh-sungguh saya ucapkan sehingga
saya tidak berhutang darah. Untuk saya, untuk isteri dan juga untuk
anak saya, tidak ada kata maaf jika tidak beribadah.
Saya
juga berpesan kepada siswa/i lulusan Lempin-El : saya tidak mau tahu
dan tidak mau mendengar, jika suami berkhotbah, tetapi isteri berada
di luar dengan menggendong anak dan untuk ini tidak ada maaf.
Bagi
sidang jemaat, jika saudara diberkati Tuhan dengan menikah dan
memiliki anak, baik saudara memiliki pengasuh anak atau apa saja,
saya tidak perduli. Tetapi saudara jangan tidak beribadah karena anak
dllnya sebab ini merupakan bahaya besar sebab menjadi durhaka karena
menginjak-injak Darah Yesus. Semoga kita dapat mengerti.
Inilah
langkah-langkah penyesatan dengan pikiran disesatkan yang dimulai
dengan:
- Menyesatkan pikiran dari Firman
- Pikiran disesatkan sampai dapat menginjak-injak Darah Yesus.
Itu
sebabnya, mulai sekarang ini, kita harus memperjuangkan ibadah lebih
dari segalanya dan Tuhan akan menjamin kehidupan kita dengan jaminan
dobel yaitu mulai dari hidup dekarang sampai hidup yang akan datang.
HATI
DISESATKAN
Ibrani
3 : 10 - 11
10.
Itulah sebabnya Aku murka kepada angkatan itu, dan berkata: Selalu
mereka sesat hati, dan mereka tidak mengenal jalan-Ku,
11.
sehingga Aku bersumpah dalam murka-Ku: Mereka takkan masuk ke tempat
perhentian-Ku.”
Tanda
dari hati yang disesatkan adalah tidak
mengenal jalan Tuhan.
Apa
yang dimaksud dengan jalan Tuhan? Perjalanan Tuhan/j alan Tuhan
adalah perjalanan salib.
Jadi,
kalau hati disesatkan, maka akan menolak jalan salib/menolak salib.
Semuanya hanya enak bagi daging = semuanya dijadikan enak bagi
daging. Saya selalu mengatakan ini : di dunia kita bekerja dan
sekolah dengan susah payah, datang ke gereja, diajarkan tentang
jalan salib, kapan senangnya? Kita harus berhati-hati.
Jalan
salib adalah jalan kematian, kebangkitan dan kemuliaan.
Bagi
lulusan Lepin-El, perhatikan: jika saudara dan saya mengalami
perjalanan salib yaitu kematian bagi daging, ini sudah benar dan
jangan lari dari ini. Sebab kalau kita
menolak jalan salib, maka Tuhan
katakan: Mereka takkan masuk ke
tempat perhentian-Ku.”
Tempat
perhentian = kemuliaan di dalam kerajaan seribu tahun damai.
Atau
mulai sekarang adalah:
- Sabat kecil = perhentian di dalam Roh
Kudus dan ini ini berarti kalau tidak ada salib = tidak ada Roh Kudus.
Yang ada hanyalah emosi daging yang membuat bersuka ria.
- Sabat besar = perhentian di dalam
kerajaan seribu tahun damai.
- Sabat kekal = perhentian di dalam
Yerusalem Baru/kerajaan Surga kekal.
Tanpa
jalan salib, kita tidak dapat masuk dalam perhentian/dalam kemuliaan
Tuhan. Itu sebabnya harus ada jalan salib sebab setan yang akan
menyesatkan hati agar menolak jalan salib.
Mari,
saudara memilih jalan salib atau jalan yang enak bagi daging. Saya
bukan tidak senang dengan jumlah sidang jemaat yang banyak, tetapi
kita jangan terpaku pada jumlah yang banyak, sebab sekarang ini
banyak orang yang menolak jalan salib dan ini berarti hanya sedikit
yang mau menerima jalan salib.
Saya
akan membuktikan di dalam injil Matius
7 : 13-14.
13.
Masuklah melalui pintu yang sesak itu, karena lebarlah pintu dan
luaslah jalan yang menuju kepada kebinasaan, dan banyak
orang yang masuk melaluinya;
14.
karena sesaklah pintu dan sempitlah jalan yang menuju kepada
kehidupan, dan sedikit orang yang mendapatinya."
Kalau
salib ditiadakan, maka banyak orang yang justru akan datang sehingga
suasana gereja menjadi seperti pasar. Yang dicari dari pasar adalah
yang ramai dan yang murah/murahan. Sekalipun orang tidak beribadah
atau yang baru masuk, dipersilahkan untuk melayani Tuhan dengan
berkhotbah = murah tanpa salib sehingga gereja menjadi seperti pasar.
Kalau
tanpa jalan salib, gereja akan menjadi tempat jual beli. Merpati
sudah dijual, yang tinggal hanyalah ular. Gereja menjadi seperti
pasar = kita dapat masuk sini, masuk sana = tidak ada salib/tidak ada
pengorbanan. Dan sedikit anak Tuhan/hamba Tuhan yang mau mengikuti
jalan salib yang menuju kepada kemuliaan kekal/perhentian kekal.
Berbeda dengan sistim penggembalaan yang memiliki jalan salib. Semoga
kita dapat mengerti.
Semakin
bertambahnya sidang jemaat, membuat saya semakin gemetar, sebab jika
pada hari Minggu/ ibadah raya, banyak sidang jemaat yang datang,
tetapi bagaimana dengan ibadah pendalaman Alkitab? Apakah masih ada
yang mau tergembala/mau masuk ke pintu sempit atau tidak? Demikian
juga dengan ibadah doa penyembahan? Ini yang menjadi perjuangan,
kalau jumlah sidang jemaat bertambah, maka saya bersama isteri harus
bersungguh-sungguh serius, sebab sekalipun jumlah banyak, tetapi
kalau mereka tidak tergembala, maka akan hancur.
Pintu
sempit = pintu penggembalaan (Yoh 10).
Itu
sebabnya, mari:
- Kita menjaga supaya kita jangan disesatkan dari Firman
pengajaran yang benar, yang sudah menjadi pengalaman hidup, yang sudah
kita saksikan, apalagi seperti saya yang sudah saya khotbahkan.
- Setia di dalam ibadah pelayanan dengan menjaga pikiran dan
hati yang harus tetap berada di jalan salib.
Praktek
dari jalan salib adalah:
- 1 Petrus 2 : 21-24
21. Sebab untuk
itulah kamu dipanggil, karena Kristus pun telah menderita untuk kamu
dan telah meninggalkan teladan bagimu, supaya kamu mengikuti jejak-Nya.
22. Ia tidak berbuat
dosa, dan tipu tidak ada dalam mulut-Nya.
23. Ketika Ia dicaci
maki, Ia tidak membalas dengan mencaci maki; ketika Ia menderita, Ia
tidak mengancam, tetapi Ia menyerahkannya kepada Dia, yang menghakimi
dengan adil.
24. Ia sendiri telah
memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib, supaya kita, yang
telah mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran. Oleh bilur-bilur-Nya
kamu telah sembuh.
Jalan salib = kematian, kebangkitan dan kemuliaan.
- kematian = sengsara
daging untuk berhenti
berbuat dosa/untuk mati terhadap dosa.
Jika saudara masih terikat akan dosa, maka salah
satu jalan salib adalah dengan berpuasa.
- kebangkitan = hidup
untuk kebenaran yang dimulai dengan perkataan harus benar
(ay 22) = tidak ada dusta.
Waktu Yesus akan ditangkap, Yesus bertanya : ‘siapa yang kamu cari?’
mereka menjawab : Yesus Orang Nazaret. Bisa saja Yesus menunjuk orang
lain, tetapi Yesus tidak berbuat seperti itu, tetapi Ia menjawab :
’Akulah Dia’ = Yesus tetap jujur/ tidak berdusta.
Lain kali kita berkata jujur kalau hal itu menguntungkan,
tetapi bagaimana kalau sudah ada ancaman/ kematian bagi daging? Lebih
baik ditutup dengan dusta. Selama dusta ini dipertahankan,
maka kehidupan itu tidak dapat bertobat --> tidak mau dan tidak
dapat bertobat.
Yeremia 9 : 5-6
5. yang seorang
menipu yang lain, dan tidak seorang pun berkata benar; mereka sudah
membiasakan lidahnya untuk berkata dusta; mereka melakukan kesalahan
dan malas untuk bertobat.
6. Penindasan
ditimbuni penindasan, tipu ditimbuni tipu! Mereka enggan mengenal Tuhan.
Malas = tidak mau bertobat sampai tidak dapat
bertobat. Jangan saudara berpikir bahwa jika kita berdusta, maka kita
akan menyelesaikan masalah, sebab dusta jika ditutup dengan dusta, lama
kelamaan, dusta itu akan menjadi gunung sampai tidak dapat bertobat
lagi seperti setan dan tinggal menunggu untuk dihukum.
Itu sebabnya di hari-hari ini, kita jangan berdusta dalam berdagang,
dalam menyampaikan Firman, di sekolah, di dalam rumah tangga, sebab
berdusta itu berarti, kita berada di luar jalan salib = kematian. Kita
mendapatkan keuntungan daging, tetapi binasa untuk selama-lamanya.
- Perbuatan yang benar (ay 22). Ia
tidak berbuat dosa
Jadi, perbuatan yang benar = perbuatan-perbuatan
yang tidak berbuat dosa/ perbuatan-perbuatan yang baik dan suci = Ketika
Ia dicaci maki, Ia tidak membalas dengan mencaci maki. Justru
membalas dengan pengampunan.
Mari saudaraku! Sekarang ini saya dan saudara belajar untuk
berada di jalan salib yang dimulai dengan perkataan jangan berdusta dan
juga perbuatan-perbuatan yang baik sampai dapat membalas perbuatan
jahat dengan perbuatan yang baik. (Roma 12 : 10).
Semoga kita dapat mengerti.
Ketika Ia menderita, Ia tidak mengancam = tabiat/
sifat yang benar = menyerah/
merendahkan diri sepenuh kepada Tuhan.
Tidak sombong sekalipun Ia memiliki kuasa dan jika
ada ancaman, maka Ia dapat melawan sebab Ia berkata: kalau Aku mau,
maka akan ada sepasukan malaikat yang
akan datang dan menolong-Ku. Tetapi Yesus tidak
seperti itu, Ia tetap berada pada jalan yang benar yaitu merendahkan
diri sepenuhnya kepada Tuhan. Inilah perjalanan salib yang dibalik
perjalanan itu, ada kemuliaan.
Mati,
bangkit dan dipermuliakan adalah SATU_SATUNYA yang tidak dapat
disesatkan oleh penyesat-penyesat sebab
ada jalan salib. Semoga kita dapat mengerti.
1
Petrus 2 : 25
Sebab
dahulu kamu sesat seperti domba, tetapi sekarang kamu telah kembali
kepada gembala dan pemelihara jiwamu.
=
Tidak
tergembala.
Kamu
sesat seperti domba, tetapi sekarang kamu telah kembali kepada
Gembala Agung dan ini berarti selama ini kehidupan itu tidak
tergembala.
Siapa
yang harus tergembala?
- dimulai dari seorang gembala yang harus tergembala/ harus
berada di dalam penggembalaan dengan tugas utama yaitu memberitakan
Firman penggembalaan dan menaikkan doa penyahutan.
- setiap kehidupan Kristen harus tergembala, dimulai dari
gembala, rasul, nabi, penginjil-penginjil, guru dan imam-imam
(penyanyi, pemain musik dlsbnya).
Matius
9 : 36
Melihat
orang banyak itu, tergeraklah hati Yesus oleh belas kasihan kepada
mereka, karena mereka lelah dan terlantar seperti domba yang tidak
bergembala.
Istilah
banyak merupakan kesungguhan hati Tuhan untuk meningkatkan kuantitas
menjadi kualitas. Jadi, lebih banyak domba yang tidak tergembala
daripada yang tergembala dan tugas kita adalah untuk bersaksi.
Akibat
dari tidak tergembala adalah:
- Kita menjadi lelah,
artinya kita menanggung sendiri beban yang kita hadapi, sehingga kita
menjadi kecewa, putus asa.
- Terlantar. Ini bukan berarti tidak
makan dan tidak minum, tetapi lebih dari itu, tidak ada yang
bertanggung jawab atas keselamatan jiwanya dan juga tidak terpelihara.
Mau menikah saja menjadi bingung, sebab pendeta mana yang akan
memberkati, sebab tidak tergembala; apalagi waktu meninggal dunia,
menjadi bertambah bingung sehingga memohon untuk ditolong. Inilah kalau
terlantar sehingga tidak terpelihara terutama roh dan jiwa.
- Zakharia 10 : 12
Sebab apa yang dikatakan oleh terafim
adalah jahat, dan yang
dilihat oleh juru-juru tenung adalah dusta, dan mimpi-mimpi yang
disebutkan mereka adalah hampa, serta hiburan yang diberikan mereka
adalah kesia-siaan. Oleh sebab itu bangsa itu berkeliaran seperti
kawanan domba dan menderita sengsara sebab tidak ada gembala.
Tidak tergembala sehingga kerohaniannya
menjadi kosong/sengsara/tidak ada kepuasan. Jika
gembala tidak tergembala, maka sidang jemaat tidak dapat bertumbuh.
Akibatnya:
- lari pada terafim = mempelajari
berhala-berhala, agama-agama lain, ajaran-ajaran setan karena tidak
memiliki Firman penggembalaan/ Firman pengajaran yang benar/tidak ada
makanan rohani yang benar sehingga mencari makanan yang lain.
Pengajaran Tabernakel dianggap kuno dan porno, sekalipun Tabernakel ini
adalah rumah Tuhan tetapi tidak mau dipelajari, sedangkan neraka,
mereka mau mempelajarinya. Inilah kalau tidak tergembala.
- Mimpi-mimpi.
Kita harus berhati-hati dengan penglihatan-penglihatan yang tidak
sesuai dengan Firman, sebab banyak orang yang lebih mempercayai
penglihatan daripada mempercayai Firman. Setan dapat menyamar menjadi
apa saja. Saya akan memberi contoh, tetapi saya tidak akan menyebut
nama. Saudara ini di dalam mimpinya didatangi oleh alm.ayahnya dan
ayahnya ini meminta untuk dibakarkan uang kertas, sekalipun sampai
meninggalnya, alm ayahnya ini sudah percaya kepada Yesus. Inilah mimpi
yang tidak sesuai dengan Firman dan jika kehidupan yang bermimpi itu
tidak tergembala, maka ia percaya dan menuruti kemauan alm ayahnya itu
dengan membakar uang kertas sehingga ia akan binasa. Inilah salah satu
contoh bagaimana setan itu menyamar.
- Hiburan.
Pergi ke gereja hanya untuk mencari hiburan sebab ada artis ini dan
artis itu dan juga untuk mencari kemakmuran secara jasmani. Sekarang
ini justru ditawarkan di mana-mana tetapi merupakan suatu kesia-siaan.
- tidak memiliki kasih sehingga dapat
menyangkal Tuhan seperti Petrus dan ini yang harus kita jaga dengan
sungguh-sungguh dan dimulai dari saya dan juga kepada saudara-saudara
sekalian. Petrus ini hebat sebab ia dapat berjalan di atas air yang
bergelombang sekalipun hanya beberapa meter. Petrus dipakai oleh Tuhan
dan ia dahsyat, tetapi karena ia tidak tergembala, akibatnya ia tidak
memiliki kasih dan ia menyangkal Tuhan dan ia tersesat. Untuk ini saya
dikoreksi, sekalipun saya sudah memiliki sidang jemaat, saya berkhotbah
dimana-mana, tetapi saya dikoreksi, apakah saya memiliki kasih atau
tidak, tergembala atau tidak?
Petrus
dikoreksi oleh Tuhan sebanyak tiga kali. Yesus bertanya: Simon,
adakah engkau mengasihi Aku? Yohanes
21 : 15, 17
15.
Sesudah sarapan Yesus berkata kepada Simon Petrus: “Simon, anak
Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku lebih dari pada mereka ini?”
Jawab Petrus kepada-Nya: “Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku
mengasihi Engkau.” Kata Yesus kepadanya: “Gembalakanlah
domba-domba-Ku.”
17.
Kata Yesus kepadanya untuk ketiga kalinya: “Simon, anak Yohanes,
apakah engkau mengasihi Aku?” Maka sedih hati Petrus karena Yesus
berkata untuk ketiga kalinya: “Apakah engkau mengasihi Aku?” Dan
ia berkata kepada-Nya: “Tuhan, Engkau tahu segala sesuatu, Engkau
tahu, bahwa aku mengasihi Engkau.” Kata Yesus kepadanya:
“Gembalakanlah domba-domba-Ku.
Pertanyaan
pertama Yesus kepada Petrus, apakah engkau mengasihi
Aku? Yesus menggunakan kasih agape/ kasih dari Allah, tetapi Simon
menjawab dengan kasih filio/ kasih sesama.
Untuk
kedua kalinya Yesus bertanya dengan menggunakan kasih agape; tetapi
pertanyaan ketiga kalinya, Yesus menurunkan pertanyaanNya dengan
menggunakan kasih filio. Simon menjadi sedih, sebab ia pernah
menyangkal Yesus ketika ada orang yang bertanya : ’bukankah engkau
juga salah satu pengikut dari Yesus? Petrus menjawab :
‘tidak! Aku tidak mengenal Yesus’ dan ini berarti Simon tidak
memiliki kasih Allah/ loh batu yang pertama dan juga tidak memiliki
kasih kepada sesama/ loh batu yang kedua = tanpa kasih.
Berapa
banyak nanti hamba-hamba Tuhan/ anak-anak Tuhan yang beribadah
melayani Tuhan tetapi tanpa kasih/ tanpa penggembalaan dan ini yang
dikoreksi oleh Tuhan.
Tiga
kali = tubuh, jiwa dan roh yang harus diisi/ dikuasai oleh kasih
Allah. Kapan dan di mana tempatnya? Di dalam tiga macam ibadah pokok
yang di dalam Tabernakel = kita masuk dalam ruangan suci/ kandang
penggembalaan. Tabernakel di jaman Musa adalah taurat, tetapi untuk
sekarang, pengajaran Tabernakel adalah untuk menggenapi taurat.
Gembala,
guru, penginjil dllnya, semuanya harus tergembala supaya apa yang
dilakukan semuanya berdasarkan kasih Allah, bukan hanya tugas biasa.
Semoga kita dapat mengerti.
Apa
buktinya kalau Petrus sudah tergembala dan sudah memiliki kasih
Allah?
Yohanes
21 : 18 - 19
18.
Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya ketika engkau masih muda engkau
mengikat pinggangmu sendiri dan engkau berjalan ke mana saja
kaukehendaki, tetapi jika engkau sudah menjadi tua, engkau akan
mengulurkan tanganmu dan
orang
lain akan mengikat engkau dan membawa engkau ke tempat yang tidak
kaukehendaki.”
19.
Dan hal ini dikatakan-Nya untuk menyatakan bagaimana Petrus akan mati
dan memuliakan Allah.
Sesudah mengatakan demikian Ia berkata kepada Petrus: “Ikutlah
Aku.”
Memuliakan
Tuhan bukan berarti mendapat mobil dlsbnya, ini boleh saja tetapi
sampai matipun dapat memuliakan Tuhan. Sekalipun waktu mati, Petrus
disalib dengan kepala ke bawah tetapi itu untuk memuliakan Tuhan.
Jadi memuliakan Tuhan itu bukan dilihat dari hal yang jasmani tetapi
yang dilihat arti rohaninya.
Saudara
jangan menjadi pesimis kalau saudara masih dalam keadaan sederhana,
sebab dalam kesederhanaan kita dapat memuliakan Tuhan. Pada saat
kekurangan, kita tidak meminta-minta bahkan tidak berhutang dan juga
tidak mencuri, ini sudah benar-benar memuliakan Tuhan. Inilah
tandanya kalau Petrus mengalami kasih Allah dan tergembala yaitu ia
dapat mengulurkan tangannya kepada Tuhan.
Semoga kita dapat mengerti.
Mari
saudaraku! Sekarang ini kalau kita mendapatkan kasih Allah lewat
penggembalaan sehingga kita dapat mengulurkan tangan kepada Tuhan,
artinya:
- kita dapat taat dengar-dengaran =
menerima kehendak Tuhan sekalipun bertentangan dengan kehendak daging :
engkau akan dibawa ke tempat
yang tidak engkau kehendaki.
Jika menolak kehendak Tuhan, maka itu berarti kita
belum tergembala dan belum memiliki kasih.
Rela berkoran apa saja untuk memuliakan Tuhan = Petrus rela
berkorban apa saja sampai berkorban nyawa untuk memuliakan Tuhan. Kita
harus berkorban waktu, tenaga, pikiran, uang bahkan kalau Tuhan ijinkan
kita berkorban nyawa. Tetapi hanya satu yang tidak boleh dikorbankan
dan ini yang selalu saya ajarkan kepada siswa/i Lempin-El Kristus Ajaib
; semuanya harus kalian korbankan di dalam pekerjaan Tuhan,
hanya satu yang tidak boleh dikorbankan yaitu Firman pengajaran yang
benar, jangan kalian korbankan. Sebab Firman
pengajaran yang benar adalah Pribadi Yesus/ Logos yang menjadi Manusia.
Sebab kalau ini yang saudara korbakan, maka itu berarti kalian
mengorbankan/menyalibkan Yesus untuk kedua kalinya dan matilah saudara,
matilah saya dan juga saudara sekalian.
Inilah rela berkorban apa saja: kita datang kepada
Tuhan bukan untuk mencari berkat tetapi berkorban apa saja untuk
memuliakan Tuhan. Dan
Tuhan tidak pernah menipu kita, kalau kita mengorbankan segala sesuatu
untuk memuliakan Tuhan, maka hak dan upah ada di dalam Tangan Tuhan
yang tidak dapat diganggu gugat.
Yesaya 40 : 3 - 4
3. Ia berfirman
kepadaku: "Engkau adalah hamba-Ku, Israel, dan olehmu Aku akan
menyatakan keagungan-Ku."
4. Tetapi aku
berkata: "Aku telah bersusah-susah dengan percuma, dan
telah menghabiskan kekuatanku dengan
sia-sia dan tak berguna; namun hakku
terjamin pada Tuhan dan upahku pada Allahku."
- mengikut Tuhan seperti:
- anak yang mengikuti Bapa.
Kita jangan menjadi sombong kalau sudah menjadi anak Tuhan dengan
mengatakan Bapa peliharaku, Bapa itu baik. Itu baik! Tetapi kita masih
harus berhati-hati, jika status kita masih seperti ini sangatlah
berbahaya sebab masih ada anak yang terhilang. Ada dua anak yaitu anak
sulung dan anak bungsu; yang bungsu terhilang dan ini berarti lima
puluh persen yang hilang. Banyak yang dipanggil, sedikit yang dipilih.
Itu sebabnya pengikutan kita ini haruslah ditingkatkan.
- domba mengikut Gembala seperti
Petrus tergembala/ dengar-dengaran sehingga pengikutan kita mulai
menjadi kuat.
Tetapi pengikutan ini belumlah cukup sebab masih ada domba yang
terhilang sekalipun jumlahnya menjadi sedikit. Dari seratus ekor domba,
yang hilang hanya satu berarti hanya satu persen, berarti sudah mulai
lumayan. Tetapi pengikutan ini masih belum cukup, harus lebih
ditingkatkan.
- pengikutan Mempelai = tubuh
terhadap Kepala = Mempelai Wanita mengikuti Mempelai Pria Surga -->
pengikutan Mempelai/ tahbisan Mempelai. Pengikutan tubuh dengan Kepala
= kemana Kepala itu pergi, di situ ada tubuh dan hubungan antara tubuh
dengan Kepala adalah leher/ penyembahan. Jadi tekanannya yaitu
pengikutan Mempelai adalah banyak menyembah Tuhan di hari-hari ini.
Menyembah Tuhan = mengulurkan tangan, kita merasa tidak mampu dan tidak
berdaya.
Banyak menyembah Tuhan sehingga kita merasakan Tangan Tuhan/ Tangan
Gembala Agung/ Tangan Mempelai diulurkan kepada kita Yesaya
54 : 5
Sebab yang menjadi suamimu ialah Dia yang
menjadikan engkau, Tuhan semesta alam nama-Nya; yang menjadi Penebusmu
ialah yang Mahakudus, Allah Israel, Ia disebut Allah seluruh bumi.
Mari!
Sekarang ini kalau kita mengulurkan tangan kepada Gembala Agung/
Mempelai Pria Surga/ Suami kita, maka Dia juga akan mengulurkan
Tangan dengan kuasa penciptaan yang menciptakan dari yang tidak ada
menjadi ada, dari yang mustahil menjadi tidak mustahil.
Jika
kita sudah tidak mampu, mari ikuti
dengan:
- pikiran jangan disesatkan
- hati berada di jalan salib dengan tetap berpegang pada Firman dan
juga setia di jalan salib
- tergembala sampai kita dapat mengulurkan tangan kepada Tuhan =
menyerahkan diri sepenuh kepada Tuhan dan Tangan Gembala Agung/ Tangan
Mempelai dengan kuasa penciptaan yang menciptakan dari yang tidak ada
menjadi ada dan yang mustahil menjadi tidak mustahil diulurkan kepada
kita untuk menolong kita menjadi ciptaan semula yaitu menjadi sama
mulia dengan Tuhan. Sedikit demi sedikit kita diubahkan yaitu dari
manusia daging menjadi manusia rohani sampai satu waktu kita menjadi
sama mulia dengan Tuhan Yesus dan kita akan terangkat bersama dengan
Dia. Sementara dunia dihukum/ mengalami kiamat, semuanya akan hancur,
hanya Mempelai Wanita Tuhan satu-satunya yang tidak akan hancur.
Mari
kita tingkatkan pengikutan kita dari:
- anak kepada Bapa. Kita jangan sombong sebab masih ada anak yang
terhilang
- tergembala. Kita juga jangan sombong, sebab masih ada domba yang
terhilang.
- pengikutan Mempelai = menjadi Mempelai.
Ini
tidak akan hilang, tetapi tetap selama-lamanya sebab kita bersama
dengan Tuhan. Dunia lenyap/ hilang seratus persen, tetapi Mempelai
Wanita Tuhan tidak akan hilang sebab benar-benar seratus persen
menjadi milik Tuhan untuk selama-lamanya.
Tuhan
memberkati.1