Kita
akan membahas injil Matius 24 yang sebenarnya merupakan satu
rangkaian dengan Matius 23. Sebab di dalam susunan Tabernakel, kedua
pasal ini menunjuk pada dua loh batu yang berisi sepuluh hukum Allah
(kasih Allah). Jika kesepuluh hukum Allah ini ditolak, maka kesepuluh
hukum ini akan menjadi hukuman dari Tuhan.
Penghukuman
dari Tuhan ini dibagi menjadi dua kelompok, yaitu:
- Matius 23 = penghukuman Tuhan atas gereja
Tuhan yang diwakili oleh ahli taurat dan orang Parisi. Artinya sekarang
adalah penghukuman Tuhan atas anak-anak/hamba-hamba Tuhan yang masih
berkelakuan seperti ahli taurat dan orang Parisi.
- Matius 24 = penghukuman Tuhan atas dunia ini
dan tepatnya terjadi pada saat kedatangan Yesus yang keduakali. Tuhan
akan menghukum dunia ini dengan api yang jatuh dari langit sehingga
dunia ini akan hancur lebur (musnah) yang lazim disebut dengan kiamat.
Matius
24 secara keseluruhan terbagi menjadi 3 bagian, yaitu:
- Matius 24 : 1-2 =
pandangan terhadap ibadah yang tua/yang jasmani.
- Matius 24 : 3-44 =
tentang tujuh nubuat.
- Matius 24 : 45-51 =
tentang hamba-hamba yang setia dan hamba-hamba
yang jahat.
Kita
akan mempelajari bagian pertama.
Matius
24 : 1-2 = pandangan
terhadap ibadah yang tua (yang jasmani).
1.
Sesudah itu Yesus keluar dari Bait Allah, lalu pergi. Maka datanglah
murid-murid-Nya dan menunjuk kepada bangunan-bangunan Bait Allah.
2.
Ia berkata kepada mereka: "Kamu melihat semuanya itu? Aku
berkata kepadamu, sesungguhnya tidak satu batu pun di sini akan
dibiarkan terletak di atas batu yang lain; semuanya akan
diruntuhkan."
Kita
melihat bahwa ibadah orang Israel hanya memegahkan (membanggakan)
bangunan bait Allah secara jasmani. Padahal, bangunan rumah Allah
secara jasmani akan hancur seiring perkembangan jaman. Bahkan akan
hancur di saat penghukuman Tuhan melanda bumi.
Ini
bukan berarti kita tidak boleh memiliki gedung gereja yang bagus,
sebab sekarang ini banyak yang berlomba-lomba untuk menarik orang.
Tapi jangan ibadah kita hanya membanggakan rumah Allah secara
jasmani. Jika kita hanya membanggakan bangunan rumah Allah secara
jasmani, maka kitapun akan ikut hancur di saat penghukuman Tuhan
dijatuhkan atas dunia ini.
Yang
benar, sekarang ini pandangan
kita harus dibaharui pada bangunan rumah Allah yang rohani,
yaitu pada pembangunan Tubuh Kristus
yang sempurna.
Bangunan rohani ini tidak akan hancur tetapi akan dipermuliakan pada
saat kedatangan Yesus yang kedua kalinya.
1
Petrus 2 : 5
Dan
biarlah kamu juga dipergunakan sebagai batu hidup untuk pembangunan
suatu rumah rohani, bagi suatu imamat kudus, untuk mempersembahkan
persembahan rohani yang karena Yesus Kristus berkenan kepada Allah.
Pertanyaannya
adalah bagaimana supaya kita dapat masuk ke dalam pembangunan Tubuh
Kristus yang sempurna? Jawabannya adalah
kita harus
menjadi imamat yang kudus dan yang rajani = menjadi imam-imam dan
raja-raja.
Imam
=
- seorang yang beribadah dan melayani Tuhan
- seorang yang memangku/memiliki jabatan pelayanan
- orang yang memiliki pandangan kepada bangunan yang rohani.
Tuhan
Yesus adalah Imam Besar dan kita adalah imam-imam.
Di
dalam perjanjian lama
imamat/pelayanan
itu menunjuk pada peraturan Harun.
Imam
besarnya adalah Harun dari keturunan suku Lewi sebab suku lain tidak
boleh menjadi imam besar. Bangsa Israel terdiri dari 12 suku tetapi
masih dipisahkan sehingga hanya suku Lewilah yang boleh menjadi
imam-imam. Yang menjadi imam-imam adalah anak-anak Harun.
Di
dalam perjanjian baru
imamatnya
berdasarkan peraturan Melkisedek dengan Tuhan Yesus sebagai Imam
Besar. Yang menjadi imam-imam adalah setiap kehidupan yang beribadah
dan memangku jabatan pelayanan.
Ibrani
7 : 14-15
14.
Sebab telah diketahui semua orang, bahwa Tuhan kita berasal dari suku
Yehuda dan mengenai suku itu Musa tidak pernah mengatakan suatu apa
pun tentang imam-imam.
15.
Dan hal itu jauh lebih nyata lagi, jikalau ditetapkan seorang imam
lain menurut cara Melkisedek,
Mengapa
harus ada peraturan Melkisedek? Sebab:
- Yesus berasal dari suku Yehuda.
Kalau menurut peraturan Harun, maka Tuhan Yesus tidak dapat menjadi
Imam Besar. Yang boleh menjadi imam besar menurut peraturan Harun
hanyalah orang yang berasal dari suku Lewi. Tetapi menurut peraturan
Melkisedek, Yesus diijinkan menjadi Imam Besar.
Ini berarti sudah terjadi lintas suku. Jadi, menurut peraturan
Melkisedek segala suku dan bangsa
boleh
menjadi imam-imam sebab tidak dibatasi oleh suku dan bangsa.
Itu sebabnya tidak ada alasan bagi kita dengan berkata saya berasal
dari suku ini atau dari suku terbelakang, sebab buktinya Yesus dapat
menjadi Imam Besar menurut peraturan Melkisedek.
Tinggal kita mau atau tidak.
- Ibrani 7 : 16-17
16. yang menjadi imam bukan
berdasarkan peraturan-peraturan manusia, tetapi berdasarkan hidup yang
tidak dapat binasa.
17. Sebab tentang Dia diberi
kesaksian: "Engkau adalah Imam untuk selama lamanya, menurut peraturan
Melkisedek."
Menurut peraturan Melkisedek, Yesus
menjadi Imam Besar untuk selama lamanya. Sekalipun Ia
mati, tetapi Yesus bangkit (Ia tidak dikuasai oleh maut). Sedangkan
menurut peraturan Harun, jika imam besar itu mati, maka akan diganti
oleh anaknya, demikian seterusnya.
Demikian
juga dengan kita. Kalau kita sudah menjadi imam-imam menurut
peraturan Melkisedek, maka :
- imam itu tidak boleh pensiun.
Saya melihat bahwa dari segi umur, Pdt. In Juwono alm. dan
Pdt. Pong Dongalemba alm. berumur di atas 60 ketika beliau-beliau ini
dipanggil oleh Tuhan. Tetapi selama mereka hidup, mereka tetap melayani
Tuhan di setiap ibadah sampaipun pada ibadah kaum muda. Ini terus
berlanjut sampai mereka dipanggil oleh Tuhan. Tetapi kalau Pdt. Totaijs
alm, beliau berumur 80 tahun lebih, tetapi beliau tetap melayani dua
sidang jemaat, yaitu di kota Amsterdam dan kota Den-Haag yang berjarak
hampir seperti kota Malang dan Surabaya. Ini yang menjadi inspirasi
saya untuk melayani sidang jemaat di Surabaya karena ada jemaat
Surabaya yang tidak dapat mengikuti tiga macam ibadah di Malang. Itu
sebabnya kita menjadi imam-imam, jangan dikalahkan oleh umur sebab kita
tidak boleh pensiun, dimulai dari saya. Sebab Yesus menjadi Imam Besar
untuk selama-lamanya.
- kita menjadi imam sampai kita menjadi sempurna seperti Yesus.
Jika kita bekerja di dunia menjadi pegawai negeri, maka pekerjaan kita
itu dibatasi oleh umur untuk kemudian pensiun karena bergantung pada
manusia daging (daya tahan dan pikirannya sudah menurun). Tetapi
mengapa di dalam Tuhan tidak ada batasan? Sebab kita bergantung pada
kekuatan Tuhan yang adalah urapan Roh Kudus. Kekuatan kita melayani
Tuhan bukan berdasarkan tua/muda, tetapi berdasarkan urapan Roh Kudus.
Semakin kita diurapi, maka kita semakin kuat melayani Tuhan sampai kita
menjadi sempurna (kekal selama-lamanya).
Mari
kita arahkan pandangan kita kepada pembangunan Tubuh Kristus yang
sempurna dengan menjadi imam-imam dan raja-raja. Bukan sembarangan
imam, tetapi imam yang tidak pensiun, yang kekal selama-lamanya
sampai menjadi sempurna.
1
Petrus 2 : 9 = Tetapi
kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus,
umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan
perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu
keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib.
Proses
menjadi imam
:
- harus dipanggil
Dipanggil dari kegelapan kepada terangNya yang ajaib =
dipanggil dari manusia berdosa untuk dibenarkan/diselamatkan lewat
Firman penginjilan. Jadi kita sebenarnya hanyalah dibenarkan sebab
tadinya kita hanya manusia berdosa.
Bukti/praktek kalau kita ini
diselamatkan/dibenarkan adalah:
- kita percaya
kepada Yesus lewat mendengarkan Firman
(iman karena mendengarkan Firman).
Orang yang percaya kepada Yesus ini suka mendengarkan Firman.
Kita jangan mengantuk dan merasa bosan di saat mendengarkan Firman,
sebab akan berbahaya karena keselamatannya diragukan. Firman adalah
kebenaran. Kalau kita suka mendengarkan Firman = kita
adalah orang yang benar. Yang mengherankan, kalau
mendengarkan Firman, kita merasa bosan, tetapi kalau mendengarkan
gosip/hal-hal yang tidak benar, yang tidak dapat dipertanggung
jawabkan, kita sangat suka sekalipun sampai berjam-jam lamanya sehingga
kita menjadi orang yang tidak benar = tidak selamat. Itu sebabnya kita
harus berhati-hati sebab tidak benar = tidak selamat.
Orang yang benar pasti senang mendengarkan hal yang benar
sedangkan orang yang tidak benar, pasti suka mendengarkan hal yang
tidak benar.
- sesudah kita mendengarkan Firman, maka kita harus bertobat
(=berhenti berbuat dosa, kembali kepada Tuhan) =
baptisan darah. Orang yang berhenti berbuat dosa = orang benar. Kalau
kita selalu mengulang-ulang dosa bahkan kita dapat tertawa-tawa = tidak
selamat.
Mari sekarang ini kita bertekad sebab sekalipun kita manusia
berdosa/gelap, kita datang kepada terang.
- baptisan air dan baptisan Roh Kudus =
kelahiran baru.
Baptisan air ini bukanlah panggilan dari Widjaja sebab saya
tidak membutuhkan saudara, tetapi ini adalah panggilan Tuhan yang
sebenarnya Tuhan juga tidak membutuhkan saudara. Yang dibutuhkan oleh
Tuhan adalah menyelamatkan kita dan ini berarti kita yang membutuhkan.
Kemudian kita mengalami kelahiran baru sehingga kita dapat hidup di
dalam kebenaran.
- dipilih.
Tidak semua yang dipanggil dapat menjadi imam-imam, tetapi
dipilih untuk disucikan. Jadi, lebih tinggi lagi daripada dipanggil,
sebab kita dipanggil untuk dibenarkan oleh Firman penginjilan.
Keluaran 28 : 1
"Engkau harus menyuruh abangmu Harun bersama-sama dengan
anakanaknya datang kepadamu, dari tengah-tengah orang Israel, untuk
memegang jabatan imam bagi-Ku -- Harun dan anak-anak Harun, yakni
Nadab, Abihu, Eleazar dan Itamar.
Dari tengah-tengah bangsa Israel, dari 12 suku
hanya dipilih 1 suku, yaitu suku Lewi. Kemudian dari satu suku yang
terdiri dari banyak keluarga, dipilih satu keluarga. Dan dari satu
keluarga dipilih Harun. Untuk apa?
Keluaran 29 : 1
"Inilah
yang harus kaulakukan kepada mereka, untuk menguduskan mereka, supaya
mereka memegang jabatan imam bagi-Ku: Ambillah seekor lembu jantan muda
dan dua ekor domba jantan yang tidak bercela,
Dipilih
untuk dikuduskan supaya dapat menjadi imam/memegang jabatan imam.
Bagi
yang sudah dibaptis air, kemudian sudah diurapi dengan Roh Kudus,
jangan hanya dipanggil! Sebab banyak yang dipanggil, tetapi sedikit
yang dipilih. Itu sebabnya kita harus berusaha untuk sampai menjadi
umat pilihan Tuhan, yaitu kehidupan yang disucikan.
Saya
selalu menerangkan bahwa tempat kita disucikan adalah di dalam
Tabernakel. Tuhan memerintahkan Musa untuk membuat
Tabernakel/miniatur dari Kerajaan Surga di dunia. Tabernakel memiliki
tiga ruangan, yaitu Halaman, Ruangan Suci dan Ruangan Maha Suci .
Jadi,
kita dipanggil dari gelap masuk ke dalam Halaman.
Pintu
Gerbang = percaya Yesus.
Mezbah
Korban Bakaran = bertobat.
Kolam
Pembasuhan = baptisan air.
Pintu
Kemah = baptisan Roh Kudus.
Di
sinilah kita dipanggil dan dibenarkan/diselamatkan.Tetapi ini masih
berada di Halaman. Itu sebabnya perlu dipilih/disucikan, yaitu kita
maju satu langkah lagi dengan masuk ke dalam Ruangan Suci, baru
kemudian masuk ke dalam Ruangan Maha Suci (sempurna seperti Yesus).
Dulu
di dalam Ruangan Suci memiliki 3 macam alat, yaitu Pelita
Emas, Mezbah Korban
Bakaran dan Mezbah
Dupa Emas. Sekarang, berarti ketekunan
di dalam 3 macam ibadah pokok :
Pelita
Emas = Ibadah Raya, biasanya pada hari
Minggu.
Mezbah
Korban Bakaran = Ibadah Pendalaman
Alkitab disertai dengan perjamuan suci.
Mezbah
Dupa Emas = Ibadah Doa Penyembahan dan
ini merupakan pilihan Tuhan.
Ketekunan
di dalam 3 macam ibadah pokok = kandang penggembalaan.
Kalau kita sudah masuk ke dalam
Ruangan Suci, jangan kita keluar lagi sebab akan berbahaya. Bagi yang
belum masuk pilihan, mari mohon kepada Tuhan supaya Tuhan memilih
hidup saudara untuk disucikan di dalam Ruangan Suci. Semoga kita
dapat mengerti.
Tetapi
ibadah dengan 3 macam ibadah pokok itu masih minimal, sebab satu
waktu kita akan kembali seperti jaman rasul-rasul, yaitu kita akan
berada setiap hari di gereja.
Kisah
rasul 2 : 46
Dengan
bertekun dan dengan sehati mereka berkumpul tiap-tiap hari dalam Bait
Allah. Mereka memecahkan roti di rumah masing-masing secara bergilir
dan makan bersama-sama dengan gembira dan dengan tulus hati,
Kita
tergembala dimulai dari ketekunan di dalam 3 macam ibadah pokok dan
karena kita tidak tahan melihat kegelapan
di dunia, maka satu waktu kita akan berada setiap hari di dalam bait
Allah untuk beribadah dan melayani Tuhan. Dan ini akan lebih
meningkat lagi, yaitu satu waktu kita akan siang dan malam beribadah
di hadapan Tuhan di tahta Kerajaan Surga.
Di
bagian atas sudah diterangkan bahwa kita dipanggil dengan Firman
penginjilan. Sekarang kita berada di dalam Ruangan Suci. Itu berarti:
- kita tergembala bagaikan carang yang melekat pada pokok, bagaikan
keledai yang tertambat pada pokok.
- kita tertambat pada Firman pengajaran.
Yohanes
15 : 3
Kamu
memang sudah bersih karena firman yang telah Kukatakan kepadamu.
Jadi,
kita disucikan/dibersihkan dengan Firman yang dikatakan oleh Tuhan,
Firman yang dibukakan rahasianya (ayat menerangkan ayat = Firman
pengajaran = Firman yang lebih tajam dari pedang bermata dua).
Amsal
7 : 2-3
2.
Berpeganglah pada perintahku, dan engkau akan hidup; simpanlah
ajaranku seperti biji matamu.
3.
Tambatkanlah semuanya itu pada jarimu, dan tulislah itu pada loh
hatimu.
Kalau
digabung --> kehidupan yang dipilih oleh Tuhan adalah kehidupan
yang tergembala di dalam Firman pengajaran yang benar (Firman yang
lebih tajam dari pedang bermata dua).
Di
dalam Amsal 7 ada istilah ‘tambatkanlah
semuanya itu pada jarimu’.
Jari
menunjuk pada perbuatan dan hati. Jadi, kedua hal ini tidak dapat
dipisahkan: kita harus tertambat pada Firman pengajaran dan Firman
pengajaran ditambatkan di dalam hati dan perbuatan kita. Firman
pengajaran ini bagaikan biji mata dan kalau kita melayani tanpa
Firman pengajaran, maka itu berarti kita melayani bagaikan tanpa biji
mata. Kita dapat membayangkan, jika pelayanan tanpa mata, maka sudah
dapat dipastikan, pelayanan itu menjadi pelayanan tanpa arah. Itu
sebabnya kita harus benar-benar tertambat.
Tadi,
imam-imam itu untuk pembangunan Tubuh Kristus, menjadi Mempelai
Wanita Tuhan. Tetapi ini memiliki tandingan, yaitu setan yang juga
memiliki pembangunan rohani tetapi yang palsu, yaitu pembangunan
tubuh Babel.
Pembangunan
yang rohani hanya ada dua. Kalau tidak masuk dalam pembangunan Tubuh
Kristus yang sempurna, pasti masuk dalam pembangunan tubuh Babel.
Tidak ada dan tidak bisa netral. Kita tinggal memilih terang atau
gelap (tetap berada di dalam kegelapan). Itu sebabnya di hari-hari
ini kita harus sungguh-sungguh serius di dalam kegerakan Tubuh
Kristus.
Jadi,
kita disucikan dari apa? disucikan dari
dosa Babel. Supaya kita tidak masuk ke
dalam dosa Babel, maka dosa itu harus dipotong dengan pedang Firman
pengajaran yang benar (Firman yang lebih tajam dari pedang bermata
dua).
Wahyu
17 : 4-6
4.
Dan perempuan itu memakai kain ungu dan kain kirmizi yang dihiasi
dengan emas, permata dan mutiara, dan di tangannya ada suatu cawan
emas penuh dengan segala kekejian dan kenajisan percabulannya.
5.
Dan pada dahinya tertulis suatu nama, suatu rahasia: "Babel
besar, ibu dari wanita-wanita pelacur dan dari kekejian bumi."
6.
Dan aku melihat perempuan itu mabuk oleh darah orang-orang kudus dan
darah saksi-saksi Yesus. Dan ketika aku melihatnya, aku sangat heran.
Kita
harus berhati-hati, sebab perempuan Babel ini mengincar bahkan sampai
mabuk kepayang, sangat menginginkan akan kehidupan dari anak-anak
Tuhan, kehidupan yang dipanggil oleh Tuhan, yang diselamatkan oleh
Tuhan.
Itu
sebabnya kaum muda, saudara harus berhati-hati! Sebab sekalipun
saudara sudah melayani, tetapi Babel ini mabuk kepayang. Dan untuk
itu saya dan saudara harus waspada dengan kenyataan bahwa Babel ingin
menghancurkan kita semua.
Untuk
para orang tua yang memiliki anak-anak muda, saudara jangan kendor
dengan mengatakan oh.... tidak mengapa. Hati-hati supaya jangan
menyesal di kemudian hari! Sebagai orang tua harus tetap ketat, sebab
perempuan Babel ini mengincar dan mabuk akan darah dari orang-orang
kudus dan juga darah dari saksi-saksi Yesus, pelayan-pelayan Tuhan.
Demikian
juga jangan melepaskan tambatan pada Firman penggembalaan/Firman
pengajaran! Begitu terlepas dari tambatan penggembalaan/Firman
penggembalaan, maka itu merupakan kesempatan ditangkap oleh Babel,
sehingga kita akan hancur.
Dosa
Babel
adalah:
- dosa makan minum.
Mulai yang paling ringan adalah merokok, mabuk dan narkoba.
Kita harus berhenti supaya jangan diterkam oleh perempuan Babel, sebab
dosa ini semakin berkembang.
- dosa kawin mengawinkan/dosa sex dengan bermacam-macam
ragamnya.
Dulu di Mesir, Tuhan menghukum dengan katak dan katak-katak
itu masuk sampai ke dalam istana. Orang tua tidak mengetahui bahwa di
dalam kamar anaknya ada banyak katak-katak. Tetapi kalau anak itu
ditambat di dalam Firman pengajaran yang benar, maka Firman itu yang
mengetahui dan menjaga mereka. Tetapi kalau terlepas dari tambatan,
jangankan anak itu berada di tempat yang jauh, di dalam kamarnya pun
kita tidak akan mengetahui kalau di dalam kamar itu ada katak. Sampai
pada seorang penginjil yang hebat, kalau ia tidak tertambat, maka cepat
atau lambat, ia akan dimakan oleh Babel. Dan untuk ini sudah banyak
kenyataan-kenyataannya. Bukannya saya ini menghina seorang hamba Tuhan,
tidak! Sebagai seorang gembalapun, saya juga harus digembalakan.
- ikatan akan uang/ikatan akan kekayaan =
dosa kejahatan.
Kalau najis sudah dapat dipastikan akan menjadi jahat. Itu
sebabnya kita harus berhati-hati dengan dosa kejahatan sebab ikatan
akan uang ini adalah kikir dan serakah sehingga terjadi roh jual beli
dan akan semakin meningkat sampai pada dosa mencuri milik Tuhan dan
mencuri milik sesama. Sekali lagi saya katakan, Tuhan tidak membutuhkan
uangnya. Yang Tuhan butuhkan adalah supaya kita terlepas dari ikatan
akan uang/terlepas dari Babel. Inilah yang menjadi sasaran dari Tuhan
lewat mengembalikan persepuluhan dan persembahan khusus.
Mencuri milik sesama ini bisa dengan cara berhutang tetapi
kita tidak membayar kembali atau dengan korupsi. Itu sebabnya sekarang
ini kita jangan terlalu konsumtif dengan selalu ingin membeli ini dan
itu, padahal uang kita terbatas = sudah terikat pada uang/ada ikatan
pada uang sehingga akan menyusahkan --> 1 Timotius 6. Bagi yang
berdagang, silahkan berhutang asal saudara dapat tetap suci dengan
tidak memiliki keinginan. Ukurannya adalah Firman pengajaran, Firman
yang lebih tajam dari pedang bermata dua.
- tidak setia.
Babel disebut juga dengan pelacur. Salah satu
sifat dari pelacur adalah tidak setia. Tidak setia di dalam ibadah
pelayanan = Babel/pelacur.
Yesus Mempelai Pria Surga hanya Satu. Kalau kita tidak setia
kepada Yesus, maka ini berarti kita bagaikan berada di dalam pelukan
dari laki-laki lain = melacur = tidak setia.
Mungkin karena kuliah membuat kita tidak setia kepada Tuhan.
Ini bukan berarti kita tidak boleh kuliah, tetapi kita harus berdoa
supaya kuliah tapi tidak mengganggu ibadah. Demikian juga dengan
pekerjaan, jangan sampai kita tidak setia sebab ini bagaikan kita
berada di dalam tangan dari laki-laki lain.
- egois seperti rawa
Yesaya 14 : 23
"Aku akan membuat Babel menjadi milik landak
dan menjadi air rawa-rawa, dan kota itu akan Kusapu bersih dan
Kupunahkan," demikianlah firman Tuhan semesta alam.
Babel = rawa. Rawa ini hanya dapat menerima tetapi
tidak dapat mengalir = egois (hanya mementingkan diri sendiri). Inilah
yang harus disucikan.
Saya
bersaksi, kalau saya mau mementingkan diri, maka:
- jelas saya tidak akan pergi ke Surabaya, sebab di Malang ini
pelayanan dan berkat dari Tuhan sudah lebih dari cukup. Tetapi karena
penggembalaan di Surabaya, ada sekawanan kecil domba yang membutuhkan
penggembalaan, maka saya tidak boleh menghitung untung ruginya baik
secara waktu, tenaga, keuangan dlsbnya. Sebab kalau saya menghitung
rugi, maka itu berarti saya = Babel.
- saya tidak akan pernah melakukan kunjungan
kemana-mana tempat, sebab berapa biayanya yang harus saya keluarkan
dalam sekali melakukan kunjungan dan tentunya biaya itu dapat saya
tabung.
- tidak perlu memakai internet dengan siaran langsung, sebab berapa
biaya yang harus dikeluarkan?
Sidang
jemaat sudah cukup makan. Tetapi kalau semua itu tidak saya lakukan,
saya akan menjadi = Babel.
Kita
sudah menerima berkat dari Tuhan, maka kita juga harus menjadi berkat
bagi orang lain. Di dalam injil Matius
25, akan ada pemisahan antara domba dengan kambing. Kambing ini
memiliki sifat yang egois = tidak dapat memberi dan juga tidak dapat
mengunjungi dan akan dihukum oleh Tuhan. Inilah penyucian atas Babel.
Kalau
kita sudah dikuduskan, maka cepat atau lambat Tuhan akan memberikan
jabatan pelayanan. Bukan gembala manusia yang memberikan jabatan,
tetapi berasal dari panggilan dan pilihan Tuhan.
Efesus
4 : 11-12
11.
Dan Ialah yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik
pemberita-pemberita Injil maupun gembala-gembala dan
pengajar-pengajar,
12.
untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi
pembangunan tubuh Kristus,
Jika
kita sudah memiliki jabatan pelayanan, maka Tuhan akan menambahkan
karunia-karunia Roh Kudus, kemampuan ajaib dari Roh Kudus agar kita
dapat melakukan pekerjaan Tuhan.
Kemampuan
ajaib = di luar batas kepandaian manusia. Seperti Petrus dan Yohanes
yang tidak terpelajar, tetapi sekali mereka berkhotbah, maka 3000
orang bertobat dan dibaptis. Seringkali kita berkhotbah dengan
kepandaian dan kehebatan kita. Akibatnya bukan 3000 orang yang
bertobat, tetapi 3000 orang yang berkata tobat, tobat, kapok, kapok
dan mereka lari. Semakin berkhotbah dengan memakai kepandaian,
semakin banyak orang yang lari.
Bukannya
kita tidak boleh pandai dll, tetapi yang diandalkan haruslah
karunia-karunia Roh Kudus.
2
Timotius 1 : 6
Karena
itulah kuperingatkan engkau untuk mengobarkan karunia Allah yang ada
padamu oleh penumpangan tanganku atasmu.
Kalau
Tuhan sudah memberikan karunia-karunia Roh Kudus, sikap kita adalah:
mengobarkan, bukannya mengorbankan.
Sikap
berkobar-kobar dalam karunia dan jabatan = setia dan berkobar-kobar.
Jangan
kita sampai lalai, sebab kalau kita lalai, maka kita akan terkutuk!
Yeremia
48 : 10
Terkutuklah
orang yang melaksanakan pekerjaan Tuhan dengan lalai, dan terkutuklah
orang yang menghambat pedang-Nya dari penumpahan darah!
Kalau
kita suci, maka kita akan berkobar-kobar tetapi kalau kita sudah
tidak setia dan juga tidak berkobar-kobar, pasti hidup kita tidak
akan suci. Itu sebabnya kita harus berhati-hati dan untuk ini saya
nomor satu harus setia dan berkobar-kobar.
Jika
kita suci dan berkobar-kobar, maka itu bagaikan nyala api.
Ibrani
1 : 7
Dan
tentang malaikat-malaikat Ia berkata: "Yang membuat
malaikat-malaikat-Nya menjadi badai dan pelayan-pelayan-Nya menjadi
nyala api."
Pelayan
yang suci, setia dan berkobar-kobar = pelayan bagaikan nyala api.
Kita
akan membandingkan dengan membaca di dalam Wahyu
1 : 14
Kepala
dan rambut-Nya putih bagaikan bulu yang putih metah, dan mata-Nya
bagaikan
nyala api.
Pelayan
Tuhan bagaikan nyala api. Mata Tuhan bagaikan nyala api.
Jadi,
pelayan Tuhan yang suci dan berkobar-kobar = biji mata Tuhan.
Mari
saudaraku! Di hari-hari ini, kita mau menjadi biji mata Tuhan atau
kita akan terlempar keluar tanpa biji mata = gelap = buta.
Tidak
perlu siapa kita, asal kita mau dipanggil, dipilih/tergembala dan mau
disucikan, sampaipun penduduk Babel, dapat menjadi biji mata Tuhan.
Tidak ada alasan dengan mengatakan bahwa saya terlalu najis, terlalu
kejam. Selama kita mau digembalakan dan mau disucikan, mau setia dan
berkobar-kobar, maka kita dapat menjadi biji mata Tuhan. Luar biasa
kemurahan Tuhan ini.
Zakharia
2 : 7-8
7.
Ayo, luputkanlah dirimu ke Sion, hai, penduduk Babel!
8.
Sebab beginilah firman Tuhan semesta alam, yang dalam kemuliaan-Nya
telah mengutus aku, mengenai bangsa-bangsa yang telah menjarah kamu
-- sebab siapa yang menjamah kamu, berarti menjamah biji mata-Nya --:
Penduduk
Babel, artinya orang yang sudah memiliki sifat Babel, berkecimpung
dalam dosa Babel tetapi bisa menjadi biji mata Tuhan. Saya tidak
berhutang darah sebab saya sudah menyampaikan hal ini kepada sidang
jemaat dan juga Firman ini untuk diriku.
Mazmur
17 : 7-8
7.
Tunjukkanlah kasih setia-Mu yang ajaib, ya Engkau, yang menyelamatkan
orang-orang yang berlindung pada tangan kanan-Mu terhadap
pemberontak.
8.
Peliharalah aku seperti biji mata, sembunyikanlah aku dalam naungan
sayap-Mu.
Kalau
kita menjadi biji mata Tuhan, maka kita akan disembunyikan di dalam
naungan sayap kasih setia Tuhan yang ajaib, yang tidak berubah, yang
kekal/tidak terbatas.
Hasilnya:
- Ulangan 32 : 10
Didapati-Nya dia di suatu negeri, di padang gurun, di
tengah-tengah ketandusan dan auman padang belantara. Dikelilingi-Nya
dia dan diawasi-Nya, dijaga-Nya sebagai biji mata-Nya.
= Kita mengalami pemeliharaan dan perlindungan Tuhan bagaikan biji mata
Tuhan di jaman yang sudah sulit yang
bagaikan padang gurun yang memiliki banyak binatang buas (banyak
persoalan-persoalan) sampai nanti pada masa penghancuran dunia, masa
antikris selama tiga setengah tahun.
Mazmur 57 : 2
Kasihanilah aku, ya Allah, kasihanilah aku, sebab
kepada-Mulah jiwaku berlindung; dalam naungan sayap-Mu aku akan
berlindung, sampai berlalu penghancuran itu.
- Mazmur 63 : 7-8
7. Apabila aku ingat kepada-Mu
di tempat tidurku, merenungkan Engkau sepanjang kawal malam, --
8. sungguh Engkau telah menjadi
pertolonganku, dan dalam naungan sayap-Mu aku bersorak-sorai.
Naungan kasih setia Tuhan yang ajaib dapat
menolong kita tepat pada waktunya sehingga kita dapat selalu mengucap
syukur, ada sorak sorai. Kita dilindungi, dipelihara dan ditolong oleh
kasih setia Tuhan sampai kita ditebus
seperti Rut yang pada akhirnya menikah dengan Boas, menjadi Mempelai
Wanita Tuhan.
Rut 3 : 9 = Bertanyalah
ia: "Siapakah engkau ini?" Jawabnya: "Aku Rut, hambamu: kembangkanlah
kiranya sayapmu melindungi hambamu ini, sebab engkaulah seorang kaum
yang wajib menebus kami."
= mengalami penebusan yang terakhir
yaitu menjadi Mempelai Wanita Tuhan untuk menyambut kedatangan Tuhan
Yesus yang keduakali.
= Kita
masuk dalam pesta nikah Anak Domba, kita tidak ikut hancur bersama
dunia, kita tidak masuk kiamat tetapi kita bersama dengan Tuhan
selama-lamanya.
Ini
adalah hal yang sungguh-sungguh serius sebab merupakan nasib kita
semua dan ditentukan mulai sekarang ini dengan:
- menerima panggilan Tuhan
- menerima pilihan Tuhan
Sekalipun
keadaan kita sudah seperti Babel, seperti
Rut yang adalah seorang janda dari Moab. Moab ini menunjukkan bangsa
yang terkutuk sebab merupakan hasil perbuatan percabulan dari seorang
ayah dengan anaknya. Rut berasal dari ini, tetapi karena ia
mendapatkan sayap kasih setia, ia ditebus sampai menjadi Mempelai.
Rut
3 : 18
Lalu
kata mertuanya itu: "Duduk sajalah menanti, anakku, sampai
engkau mengetahui, bagaimana kesudahan perkara itu; sebab orang itu
tidak akan berhenti, sebelum diselesaikannya perkara itu pada hari
ini juga."
Yesus
tidak akan berhenti untuk menolong kita, untuk mengembangkan
sayapnya. Pada hari ini juga Yesus akan mengembangkan sayap kasih
setiaNya bagi biji mataNya.
Bagaimana
sikap kita? Yaitu
duduk saja menanti di bawah kaki Tuhan = mendengarkan Firman seperti
Maria = menyembah. Yesus tidak berhenti
mengembangkan sayapNya bagi kita semua sebelum masalah kita selesai,
sebelum kita menjadi Mempelai.
Bagi
anda yang masih berada di dalam masalah, tetapi belum ditolong, duduk
dan menanti (= mendengarkan Firman di bawah kaki Tuhan dan juga tekun
menyembah Tuhan). Tuhan tidak pernah menipu kita dan Tuhan bekerja
dengan dua tanganNya yang diulurkan kepada kita.
Tuhan
memberkati.1