Simpang Borobudur no 27 Malang
0341-496949

Pdt. Jusak Widjaja Hendra - WR Supratman 4 Sby

Yudas 1 : 24-25
24. Bagi Dia, yang berkuasa menjaga supaya jangan kamu tersandung dan yang membawa kamu dengan tak bernoda dan penuh kegembiraan di hadapan kemuliaan-Nya,
25. Allah yang esa, Juruselamat kita oleh Yesus Kristus, Tuhan kita, bagi Dia adalah kemuliaan, kebesaran, kekuatan dan kuasa sebelum segala abad dan sekarang dan sampai selama-lamanya. Amin.

Ini merupakan 7 penampilan dari Pribadi Yesus bagaikan 7 sinar kemuliaan surga yang tersirat di dalam kitab Wahyu. Dimulai dari Wahyu 1 : 3-Wahyu 12 : 14. Semuanya ini sudah kita pelajari.

Pelita ini memiliki pokok/batang yang merupakan puncak dari 7 kebahagiaan. Wahyu 19 : 9
Lalu ia berkata kepadaku: "Tuliskanlah: Berbahagialah mereka yang diundang ke perjamuan kawin Anak Domba." Katanya lagi kepadaku: "Perkataan ini adalah benar, perkataan-perkataan dari Allah."

Ini menunjuk pada kedatangan Yesus yang kedua kali untuk membawa kita masuk ke dalam kerajaan 1000 tahun (Firdaus) sampai masuk ke dalam kerajaan surga yang kekal. Dimulai dari pesta nikah Anak Domba sampai masuk ke dalam kerajaan surga yang kekal (Yerusalem Baru).

Waktu yang lalu kita sudah mendengar --> 'sekalipun kita hidup di dunia yang sulit dan goncang ini, tetapi kita sudah harus memiliki suasana pesta nikah Anak Domba (suasana Firdaus) sampai suasana kerajaan surga' supaya nanti kalau Tuhan Yesus datang yang kedua kali, kita sudah tidak asing lagi dengan suasana Firdaus dan suasana kerajaan surga seperti doa yang diajarkan oleh Tuhan Yesus --> 'datanglah kerajaanMu di bumi seperti di surga (Matius 6).

Kita sudah mempelajari 3 suasana Firdaus, yaitu:
  • Makanan (buah-buahan) = Firman yang harus ada.
  • Suasana tanpa dosa = damai sejahtera.
  • Suasana penyembahan --> 'jangan membawa kami ke dalam pencobaan'.
Inilah suasana Firdaus yang harus kita alami di dunia sekarang ini.

Sebenarnya tempat bagi manusia adalah di dalam Firdaus. Tetapi karena manusia sudah berbuat dosa, maka mereka diusir dari Firdaus dan dibuang ke bumi. Tetapi Tuhan berupaya mengembalikan manusia untuk kembali ke Firdaus.

Proses agar dapat kembali ke Firdaus, yaitu:
1) Wahyu 2 : 4–7
4. Namun demikian Aku mencela engkau, karena engkau telah meninggalkan kasihmu yang semula.
5. Sebab itu ingatlah betapa dalamnya engkau telah jatuh! Bertobatlah dan lakukanlah lagi apa yang semula engkau lakukan. Jika tidak demikian, Aku akan datang kepadamu dan Aku akan mengambil kaki dianmu dari tempatnya, jikalau engkau tidak bertobat.
6. Tetapi ini yang ada padamu, yaitu engkau membenci segala perbuatan pengikut-pengikut Nikolaus, yang juga Kubenci.
7. Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan apa yang dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat: Barangsiapa menang, dia akan Kuberi makan dari pohon kehidupan yang ada di Taman Firdaus Allah."

Waktu manusia berbuat dosa, maka mereka diusir dan tidak boleh makan buah pohon kehidupan. Tetapi di dalam ayat ini ada tawaran (undangan) Tuhan kepada jemaat Efesus agar dapat kembali ke Firdaus, yaitu dengan kembali kepada kasih mula-mula.

Kasih mula-mula = kasih Yesus di atas kayu salib =penebusan/penyelamatan oleh Korban/Darah Yesus. Jadi, agar dapat kembali ke firdaus, harus ada penebusan/penyelamatan oleh Korban/Darah Yesus.

Tanda dari kita diselamatkan (ditebus) oleh Korban (Darah) Yesus:
Kisah Rasul 2 : 36–38, 40
36. Jadi seluruh kaum Israel harus tahu dengan pasti, bahwa Allah telah membuat Yesus, yang kamu salibkan itu, menjadi Tuhan dan Kristus."
37. Ketika mereka mendengar hal itu hati mereka sangat terharu, lalu mereka bertanya kepada Petrus dan rasul-rasul yang lain: "Apakah yang harus kami perbuat, saudara-saudara?"
38. Jawab Petrus kepada mereka: "Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu, maka kamu akan menerima karunia Roh Kudus.
40. Dan dengan banyak perkataan lain lagi ia memberi suatu kesaksian yang sungguh-sungguh dan ia mengecam dan menasihati mereka, katanya: "Berilah dirimu diselamatkan dari angkatan yang jahat ini."
  • tahu dengan pasti = percaya/iman kepada Tuhan Yesus lewat mendengar Firman Tuhan.
    Roma 10 : 17 = Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh Firman Kristus.

    Mendengar Firman Kristus = Firman yang diurapi oleh Roh Kudus. Jadi, percaya/iman kepada Tuhan Yesus lewat Firman yang diurapi oleh Roh Kudus.

    Kita dapat mengetahui kalau kita masih memiliki kasih mula-mula atau tidak lewat SIKAP kita dalam mendengarkan Firman Tuhan, yaitu:

    1. Mendengarkan Firman dengan hati berkobar-kobar
      Lukas 24 : 32 = Kata mereka seorang kepada yang lain: "Bukankah hati kita berkobar-kobar, ketika Ia berbicara dengan kita di tengah jalan dan ketika Ia menerangkan Kitab Suci kepada kita?"

      Kedua murid ini sudah berputus asa, tetapi kalau masih dapat mendengarkan Firman dengan hati berkobar-kobar + pemecahan roti/perjamuan suci, maka masih ada harapan untuk ditolong oleh Tuhan.

    2. Mendengarkan dengan hati terharu = dapat menyadari keadaan diri dan juga menyesali dosa-dosa. Yudas tidak pernah terharu, sehingga hatinya tetap berisi dengan dosa-dosa dan pada akhirnya ia binasa.

  • Kisah Rasul 2 : 38
    Jawab Petrus kepada mereka: "Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu, maka kamu akan menerima karunia Roh Kudus.

    Bertobat = berhenti berbuat dosa dan kembali kepada Tuhan.
    Jika kita selalu mengulang-ulang dosa, maka kasih mula-mula akan merosot turun dan lama kelamaan kita akan kehilangan kasih mula-mula itu.

  • memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu --> baptisan air menghasilkan hidup baru, yaitu hidup di dalam kebenaran.

  • maka kamu akan menerima karunia Roh Kudus = baptisan Roh Kudus = dilahirkan kembali oleh Roh Kudus.

    Bagaimana orang yang dilahirkan oleh Roh itu?
    Yohanes 3 : 6-8
    6. Apa yang dilahirkan dari daging, adalah daging, dan apa yang dilahirkan dari Roh, adalah roh.
    7. Janganlah engkau heran, karena Aku berkata kepadamu: Kamu harus dilahirkan kembali.
    8. Angin bertiup ke mana ia mau, dan engkau mendengar bunyinya, tetapi engkau tidak tahu dari mana ia datang atau ke mana ia pergi. Demikianlah halnya dengan tiap-tiap orang yang lahir dari Roh."

    Dalam baptisan Roh Kudus, kita mengalami kelahiran kembali seperti angin dan api. Pelayan Tuhan seperti angin dan api dan ini yang banyak dikenal, yaitu setia dan berkobar-kobar dalam melayani Tuhan.

    Berarti melayani Tuhan baru seperempat/dua puluh lima persen saja. Sebab awal dari kasih mula-mula adalah mendengarkan Firman Tuhan. Kalau kita mendengarkan Firman Tuhan tanpa kasih, sekalipun kehidupan itu bersemangat dalam menyanyi, maka itu bukanlah Roh dari Tuhan, tetapi emosi daging.

Mazmur 104 : 4 = yang membuat angin sebagai suruhan-suruhan-Mu, dan api yang menyala sebagai pelayan-pelayan-Mu,

Angin = pelayan Tuhan yang membawa kesejukan dimana dia bertiup, dimana dia melayani. Di mulai dari saya yang menyampaikan Firman, saya harus mendatangkan kesejukan bagi yang mendengarkan. Di dalam rumah tangga, suami dan isteri melayani untuk mendatangkan kesejukan/kedamaian di dalam rumah tangga. Demikian juga di dalam gereja, melayani di bidang apa saja harus mendatangkan kesejukan.

Api yang menyala = pelayan Tuhan yang setia dan berkobar-kobar dalam pelayanan.

Tidaklah cukup hanya baptisan Roh Kudus dan urapan Roh Kudus yang membuat kita setia dan berkobar-kobar di dalam tahbisan dan pelayanan, tetapi urapan Roh Kudus ini juga membuat kita setia dan berkobar-kobar di dalam pengajaran yang benar yang sudah menjadi pengalaman hidup. Tahbisan dan pengajaran yang benar ini tidak dapat dipisahkan seperti di dalam kitab Keluaran 29. Waktu Harun ditahbiskan, ia harus membawa roti yang tidak beragi. Ini adalah pengajaran yang benar.

1 Yohanes 2 : 27
Sebab di dalam diri kamu tetap ada pengurapan yang telah kamu terima dari pada-Nya. Karena itu tidak perlu kamu diajar oleh orang lain. Tetapi sebagaimana pengurapan-Nya mengajar kamu tentang segala sesuatu -- dan pengajaran-Nya itu benar, tidak dusta -- dan sebagaimana Ia dahulu telah mengajar kamu, demikianlah hendaknya kamu tetap tinggal di dalam Dia.

Inilah kehidupan yang menerima undangan Tuhan untuk kembali ke Firdaus. Sekalipun semua manusia sudah berdosa, tetapi kalau manusia kembali menerima kasih mula-mula, yaitu:
  • percaya
  • bertobat
  • baptisan air
  • baptisan Roh Kudus
maka akan menerima undangan untuk kembali ke Firdaus --> 'berbahagialah yang diundang ke perjamuan kawin Anak Domba.'

Tetapi sebaliknya, kita jangan seperti Hawa yang sudah tinggal di dalam firdaus (berarti ia sudah memiliki semuanya), namun sayang sebab satu waktu ia diganggu oleh setan sehingga kesetiaannya kepada Tuhan bergeser. Kita harus berhati-hati, sebab kesetiaan sejati kepada Kristus mau diperdaya oleh setan supaya hilang (tidak setia dan berkobar-kobar lagi di dalam pengajaran yang benar). Hawa berubah sedikit saja, tetapi ia sudah harus meninggalkan firdaus.

2 Korintus 11 : 3
Tetapi aku takut, kalau-kalau pikiran kamu disesatkan dari kesetiaan kamu yang sejati kepada Kristus, sama seperti Hawa diperdayakan oleh ular itu dengan kelicikannya.

Ini kesetiaan sejati kepada Kristus. Hawa sudah disesatkan/diperdaya oleh ular sehingga ia menjadi tidak setia lagi. Dan disesatkan ini bukan di dalam pelayanan, tetapi masalah pengajaran.

2 Korintus 11 : 4
Sebab kamu sabar saja, jika ada seorang datang memberitakan Yesus yang lain dari pada yang telah kami beritakan, atau memberikan kepada kamu roh yang lain dari pada yang telah kamu terima atau Injil yang lain dari pada yang telah kamu terima.

Ada injil/pengajaran yang lain dari yang dulu telah kita terima seperti yang tertulis di dalam 1 Yohanes 2 : 27 = Sebab di dalam diri kamu tetap ada pengurapan yang telah kamu terima dari pada-Nya. Karena itu tidak perlu kamu diajar oleh orang lain. Tetapi sebagaimana pengurapan-Nya mengajar kamu tentang segala sesuatu-dan pengajaran-Nya itu benar, tidak dusta-dan sebagaimana Ia dahulu telah mengajar kamu, demikianlah hendaknya kamu tetap tinggal di dalam Dia.

Ini sungguh-sungguh serius. Jangan kita diperdaya oleh apa saja, misalnya: diperdaya dengan uang dlsbnya.

Kalau saudara sudah kehilangan kesetiaan yang sejati kepada Kristus, kesetiaan kepada Firman pengajaran yang benar, yang sudah menjadi pengalaman hidup kita, berarti nasib kita akan menjadi seperti Hawa. Bukannya kita diundang tetapi diusir oleh Tuhan keluar dari Firdaus. Ituberarti tidak dapat kembali lagi ke firdaus.

Itu sebabnya, jangan kita menukar Firdaus dengan kedudukan, tali persaudaraan, kesungkanan, uang, tetapi tetap berpegang pada kasih mula-mula = kembali kepada kasih mula-mula. Semoga kita dapat mengerti.

Sebelum terlambat, sebelum Yesus datang kembali yang kedua kalinya, mari saya dan saudara harus kembali kepada kasih mula-mula, agar kita diundang oleh Tuhan ke Firdaus.

Kesetiaan ini bukan kesetiaan di dalam pelayanan, tetapi seperti yang ditulis di dalam 2 Korintus 11 : 4 = Sebab kamu sabar saja, jika ada seorang datang memberitakan Yesus yang lain dari pada yang telah kami beritakan, atau memberikan kepada kamu roh yang lain dari pada yang telah kamu terima atau Injil yang lain dari pada yang telah kamu terima.
Kamu sabar saja:
  • tidak dapat menolak.
  • tidak berani menolak ajaran yang lain, roh yang lain dan Yesus yang lain.
Semoga kita dapat mengerti, sebab ini merupakan jalan/proses untuk kembali ke firdaus.

Setia dan berkobar-kobar dalam pelayanan --> ini sudah baik! Tetapi harus berdasarkan pengajaran yang benar = siap diundang ke firdaus. Kalau tidak berdasarkan pada pengajaran yang benar, maka akan menjadi seperti Hawa yang diusir dari firdaus dan tidak dapat kembali lagi ke firdaus.

Karena tidak setia, maka Hawa diusir. Kejadian 3 : 23 = Lalu Tuhan Allah mengusir dia dari taman Eden supaya ia mengusahakan tanah darimana ia diambil.
Dari firdaus, Hawa diusir ke dunia yang keadaannya tidak enak, sebab dunia ini adalah penjara yang merupakan tempat bagi orang yang bersalah.

Dulu Hawa dari firdaus diusir ke dunia. Sekarang kalau kita di dunia ini masih seperti Hawa, yaitu hilang kesetiaan kepada Kristus, maka kita akan diusir dari dunia menuju ke alam maut/neraka. Untuk ini tidak ada jalan lain selain harus kembali ke kasih yang mula-mula.

Saya banyak mendengar kesaksian dari para hamba-hamba Tuhan yang mengatakan bahwa kita harus setia di dalam pelayanan dan ini sudah baik! Tetapi kalau pelayanan itu tidak berdasarkan pada Firman pengajaran yang benar, pertobatan dan kebenaran, maka pelayanan itu hanyalah emosi/daging.

Saya juga dikoreksi oleh Tuhan. Jauh-jauh datang dari Malang ke Surabaya ini, saya didorong oleh apa? Berdasarkan Firman pengajaran yang benar, berdasarkan pertobatan dan juga berdasarkan kebenaran? Atau hanya emosi saja?

Firdaus ini letaknya di atas, dunia letaknya di tengah dan neraka di bawah. Jadi kita berada di tengah-tengah/dunia. Penentuan masa pertunangan, yaitu kita kembali ke firdaus atau diusir ke neraka. Itu sebabnya kita jangan kalah dengan tipu daya ular, sebab tipu daya dari ular ini merupakan hal yang luar biasa dan ini harus diakui.

Kita dapat membayangkan. Hawa yang sudah sekian lama bersama dengan Firman pengajaran yang benar dan Tuhan berfirman: 'semua pohon di taman ini boleh kau makan buahnya dengan bebas, hanya satu yang tidak boleh dimakan'. Dengan Firman ini, Hawa sudah banyak mengalami kebahagiaan, baik di dalam nikah maupun semuanya. Tetapi, mendadak dalam sekejap mata semuanya itu hilang dan ini adalah kepandaian dari ular.

Kita harus berhati-hati, sebab ular yang ada di taman Eden, sekarang ini sudah menjadi naga dan ini akan menjadi lebih dahsyat lagi. Itu sebabnya kita memohon kepada Tuhan agar selalu berpegang pada kasih yang mula-mula.

2) Kejadian 3 : 24 = Ia menghalau manusia itu dan di sebelah timur taman Eden ditempatkan-Nyalah beberapa kerub dengan pedang yang bernyala-nyala dan menyambar-nyambar, untuk menjaga jalan ke pohon kehidupan.

Waktu Hawa diusir dari taman Eden, maka jalan menuju ke taman Eden ditutup dengan pedang yang bernyala-nyala dan yang menyambar-nyambar = pedang penghukuman dari Tuhan. Jadi, proses kedua ini adalah harus terkena pedang penyucian.

Setelah Adam dan Hawa diusir dari fidaus (ay 23), maka jalan/pintu menuju firdaus ditutup dengan pedang bernyala-nyala dan menyambar-nyambar. Ini merupakan pedang penghukuman dari Tuhan, sehingga siapa yang berusaha untuk masuk, akan terkena pedang penghukuman itu dan akan binasa.

Bagaimana harus membuka jalan ke Firdaus itu? Tuhan Yesus, Manusia yang tidak berdosa harus terkena pedang penghukuman Tuhan, pedang bernyala-nyala yang menyambar-nyambar = Yesus harus mati di atas kayu salib untuk membuka pintu menuju firdaus.

Apa buktinya kalau Tuhan Yesus terkena pedang sampai jalan menuju firdaus itu terbuka? Di dalam injil Lukas 23, begitu Yesus disalib dengan dua penjahat di sampingNya, Yesus berkata kepada salah satu penjahat itu --> 'hari ini, engkau bersama Aku di firdaus.' Ini berarti karena Yesus mati di kayu salib, maka jalan ke firdaus sudah terbuka = Yesus terkena pedang penghukuman.

Lukas 23 : 42-43
42. Lalu ia berkata: "Yesus, ingatlah akan aku, apabila Engkau datang sebagai Raja."
43. Kata Yesus kepadanya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus."

Yesus mengatakan: 'Hari ini.' Sebab Yesus mati hari ini, tidak besok dan ini merupakan bukti bahwa Yesus terkena pedang yang menyala-nyala dan menyambar-nyambar dan juga yang menutup jalan menuju firdaus. Kalau manusia berdosa mau masuk ke firdaus, maka ia akan mati binasa terkena pedang. Inilah bedanya, mengapa harus Yesus yang mati? sebab Yesus manusia yang tidak berdosa. Ia terkena pedang penghukuman Allah bagi manusia berdosa = Yesus menggantikan manusia berdosa untuk menerima hukuman.

Karena Yesus sudah terkena pedang penghukuman untuk membuka jalan ke firdaus, maka kita tidak perlu lagi terkena pedang penghukuman itu, tetapi kita harus terkena pedang penyucian = Urim dan Tumim (Firman yang lebih tajam dari pedang bermata dua).

Ibrani 4 : 12-13
12. Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua mana pun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita.
13. Dan tidak ada suatu makhluk pun yang tersembunyi di hadapan-Nya, sebab segala sesuatu telanjang dan terbuka di depan mata Dia, yang kepada-Nya kita harus memberikan pertanggungan jawab.

Ay 13 = Tumim, artinya: semuanya terang dan terbuka.

Saya ulangi. Karena Yesus sudah mati untuk membuka jalan pintu Firdaus, maka untuk dapat kembali ke Firdaus, kita tidak perlu terkena pedang penghukuman tetapi kita harus terkena pedang penyucian, yaitu Firman yang lebih tajam dari pedang bermata dua (Firman pengajaran yang benar = Urim dan Tumim).

Kalau Yesus belum membuka pintu Firdaus, maka waktu penjahat yang disalib di sebelahnya berkata: 'Yesus, ingatlah akan aku kalau Engkau kembali sebagai Raja,' maka Yesus akan menjawab: 'tunggu dulu, doakan Aku agar Aku dapat membuka pintu Firdaus. Ini dapat meragukan kita. Tetapi dengan jawaban yang pasti dari Yesus : 'hari ini engkau bersamaKu di Firdaus'; karena hari itu juga Yesus mati untuk membuka pintu Firdaus, maka kita mendapatkan kepastian kalau pintu Firdaus itu sudah terbuka.

3 hal yang harus disucikan oleh pekerjaan Urim dan Tumim adalah:
  1. Yesaya 27 : 1 = Pada waktu itu Tuhan akan melaksanakan hukuman dengan pedang-Nya yang keras, besar dan kuat atas Lewiatan, ular yang meluncur, atas Lewiatan, ular yang melingkar, dan Ia akan membunuh ular naga yang di laut.

    Ini juga ditulis di dalam Mazmur 74 : 13-14
    13. Engkaulah yang membelah laut dengan kekuatan-Mu, yang memecahkan kepala ular-ular naga di atas muka air.
    14. Engkaulah yang meremukkan kepala-kepala Lewiatan, yang memberikannya menjadi makanan penghuni-penghuni padang belantara.

    Ternyata pedang Tuhan itu menghukum Lewiatan (ular naga) yang menguasai laut, dimulai dari permukaan air. Tetapi di dalam kitab Wahyu, ular naga ini sudah berubah menjadi perempuan Babel yang menguasai laut/air yang banyak/masyarakat dunia terutama bangsa kafir.

    Wahyu 17 : 1, 3, 5
    1. Lalu datanglah seorang dari ketujuh malaikat, yang membawa ketujuh cawan itu dan berkata kepadaku: "Mari ke sini, aku akan menunjukkan kepadamu putusan atas pelacur besar, yang duduk di tempat yang banyak airnya.
    3. Dalam roh aku dibawanya ke padang gurun. Dan aku melihat seorang perempuan duduk di atas seekor binatang yang merah ungu, yang penuh tertulis dengan nama-nama hujat. Binatang itu mempunyai tujuh kepala dan sepuluh tanduk.
    5. Dan pada dahinya tertulis suatu nama, suatu rahasia: "Babel besar, ibu dari wanita-wanita pelacur dan dari kekejian bumi."

    Wahyu 17 : 15 = Lalu ia berkata kepadaku: "Semua air yang telah kaulihat, di mana wanita pelacur itu duduk, adalah bangsa-bangsa dan rakyat banyak dan kaum dan bahasa.

    Duduk = menguasai.
    Jadi, yang harus disucikan adalah
    penyucian atas dosa-dosa Babel (perbuatan dosa kenajisan), yaitu makan minum dan kawin mengawinkan.

  2. 1 Tawarikh 21 : 1-2, 7, 16, 27
    1. Iblis bangkit melawan orang Israel dan ia membujuk Daud untuk menghitung orang Israel.
    2. Lalu berkatalah Daud kepada Yoab dan kepada para pemuka rakyat:"Pergilah, hitunglah orang Israel dari Bersyeba sampai Dan, danbawalah hasilnya kepadaku, supaya aku tahu jumlah mereka."
    7. Tetapi hal itu jahat di mata Allah, sebab itu dihajar-Nya orang Israel.
    16. Ketika Daud mengangkat mukanya, maka dilihatnyalah malaikat Tuhan berdiri di antara bumi dan langit, dengan di tangannya pedang terhunus yang diacungkan ke atas Yerusalem. Lalu dengan berpakaian kain kabung sujudlah Daud dan para tua-tua.
    27. Lalu berfirmanlah Tuhan kepada malaikat itu supaya dikembalikannya pedangnya ke dalam sarungnya.

    Mengapa pedang dari Tuhan ini menghukum Daud? Karena Daud mempunyai dosa kebanggaan/dosa kesombongan.

    Kita boleh memiliki sesuatu, tetapi sesuatu itu tidak boleh menjadi kebanggaan. Sekalipun tidak tertulis, tetapi dosa kebanggaan ini memiliki nilai yang sama dengan dosa kecewa, putus asa yang merupakan sifat dari manusia/sifat daging yang juga akan mendatangkan penghukuman dari Tuhan.

    Dulu Daud merasa bangga dengan bala tentaranya yang banyak dan kuat sehingga ia terkena pedang penghukuman Tuhan. Untuk sekarang, kebanggaan/kesombongan = mengandalkan sesuatu lebih dari Tuhan. Kalau kita sudah mengorbankan Tuhan demi pekerjaan/sekolah/kuliah, berarti pekerjaan, kuliah, sekolah sudah menjadi kebanggaan.

  3. Di dalam perjanjian baru ini tidak ditulis 'pedang' tetapi arti rohaninya adalah Urim dan Tumim dan terdapat di dalam cerita tentang Ananias dan Safira yang menolak pekerjaan penyucian sehingga kedua suami dan isteri itu mati. Jadi penyucian yang ketiga ini adalah penyucian dari dusta/perkataan dusta.

    Kisah Rasul 5 : 1–3, 5, 8-9
    1. Ada seorang lain yang bernama Ananias. Ia beserta isterinya Safira menjual sebidang tanah.
    2. Dengan setahu isterinya ia menahan sebagian dari hasil penjualan itudan sebagian lain dibawa dan diletakkannya di depan kaki rasul-rasul.
    3. Tetapi Petrus berkata: "Ananias, mengapa hatimu dikuasai Iblis, sehingga engkau mendustai Roh Kudus dan menahan sebagian dari hasil penjualan tanah itu?
    5. Ketika mendengar perkataan itu rebahlah Ananias dan putuslah nyawanya. Maka sangatlah ketakutan semua orang yang mendengar hal itu.
    8. Kata Petrus kepadanya: "Katakanlah kepadaku, dengan harga sekiankah tanah itu kamu jual?" Jawab perempuan itu: "Betul sekian."
    9. Kata Petrus: "Mengapa kamu berdua bersepakat untuk mencobai Roh Tuhan? Lihatlah, orang-orang yang baru mengubur suamimu berdiri didepan pintu dan mereka akan mengusung engkau juga ke luar."

    Mendustai Roh Kudus = mendustai Firman = menolak pekerjaan Urim dan Tumim. Karena itu kita harus berhati-hati dengan sikap dusta dan juga perkataan dusta. Biarlah lewat pekerjaan Urim dan Tumim, kita bisa jujur terutama jujur dalam 2 hal, yaitu jujur dalam keuangan dan persoalan nikah. Jadi persoalan uang = persoalan nikah / tempat tidur, sebab ini merupakan tolok ukur dari kejujuran. Kalau soal keuangan tidak jujur, maka soal tempat tidurpun/nikah juga tidak akan jujur dan ini berarti tidak dapat kembali ke firdaus.
Ibrani 13 : 4-5
4. Hendaklah kamu semua penuh hormat terhadap perkawinan dan janganlah kamu mencemarkan tempat tidur, sebab orang-orang sundal dan pezinah akan dihakimi Allah.
5. Janganlah kamu menjadi hamba uang dan cukupkanlah dirimu dengan apa yang ada padamu. Karena Allah telah berfirman: "Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau."

Pelita jangan diletakkan di bawah tempat tidur.

Mari! Mulai dari seorang hamba Tuhan harus jujur dimulai dengan jujur dengan uang milik Tuhan, yaitu persepuluhan dan persembahan khusus. Juga di dalam uang milik sesama, dalam berdagang, kita harus jujur. Sesama yang paling dekat adalah suami/isteri yang harus jujur dalam soal keuangan. Juga jujur di dalam nikah = tidak boleh ada yang tersembunyi = harus terang.

Jika sudah jujur dalam hal keuangan dan dalam nikah, maka dapat diharapkan bisa jujur dalam segala hal sebab yang menjadi kepala adalah Yesus. Jika tidak jujur dalam kedua hal ini, maka yang menjadi kepala adalah ular.

Ibrani 13 : 5-6
5. Janganlah kamu menjadi hamba uang dan cukupkanlah dirimu dengan apa yang ada padamu. Karena Allah telah berfirman: "Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau."
6. Sebab itu dengan yakin kita dapat berkata: "Tuhan adalah Penolongku. Aku tidak akan takut. Apakah yang dapat dilakukan manusia terhadap aku?"

Kalau Yesus menjadi Kepala, maka Dia akan tampil sebagai Penolong yang siap sedia memelihara dan menolong nikah kita yang sudah terkena pedang penyucian.

Kita akan membandingkan dengan Lukas 22 : 35-36, 38
35. Lalu Ia berkata kepada mereka: "Ketika Aku mengutus kamu dengan tiada membawa pundi-pundi, bekal dan kasut, adakah kamu kekurangan apa-apa?"
36. Jawab mereka: "Suatu pun tidak." Kata-Nya kepada mereka: "Tetapi sekarang ini, siapa yang mempunyai pundi-pundi, hendaklah ia membawanya, demikian juga yang mempunyai bekal; dan siapa yang tidak mempunyainya hendaklah ia menjual jubahnya dan membeli pedang.
38. Kata mereka: "Tuhan, ini dua pedang." Jawab-Nya: "Sudah cukup."

Ini berarti dengan pedang sudahlah cukup. Kita mau menikah, mau diutus oleh Tuhan untuk pelayanan, mau apa saja asalkan kita terkena pekerjaan dari pedang, sudahlah cukup.
'Aku tidak akan meninggalkan engkau' = seperti Kepala yang tidak dapat dipisahkan dari tubuh.
'Aku penolongmu' = TUHAN memelihara kita tubuh.

Bagi kaum muda, perhatikan! Saudara jangan ragu jika terkena pedang! Juga bagi rekan-rekan hamba Tuhan. Kita tidak hidup dari sidang jemaat, tetapi hidup dari pekerjaan pedang. Begitu kita disucikan, maka Tuhan akan tampil sebagai Penolong.

'Apakah yang dapat dilakukan manusia?' Sampai penyucian mulut dari dusta/perkataan dusta = sampai kita tidak bercela = kita sudah menjadi Mempelai yang siap untuk kembali ke Firdaus. Semoga kita dapat mengerti.

Wahyu 14 : 5 = Dan di dalam mulut mereka tidak terdapat dusta; mereka tidak bercela.

Jika saudara membaca mulai dari ayat yang pertama, maka ini adalah inti dari Mempelai yang berjumlah 144.000 dari bangsa Israel yang sudah sempurna dan merupakan akhir dari penyucian pedang dan pintu firdaus sungguh-sungguh sudah terbuka.

Kita tidak perlu lagi terkena pedang penghukuman, sebab Yesus sudah terkena pedang penghukuman itu. Kita tinggal terkena pedang penyucian. Itu sebabnya di dalam gereja Tuhan harus ada Firman yang lebih tajam dari pedang bermata dua.

Sekali lagi saya berkata ini bukan berarti saya menghina Firman penginjilan, sebab Firman penginjilan itu sangatlah penting. Sebab kalau tidak ada Firman penginjilan, maka sekarang ini saya tidak berada di tempat ini karena saya bukan berasal dari keturunan keluarga Kristen. Tetapi Firman penginjilan ini untuk membawa orang berdosa percaya kepada Yesus dan masuk ke dalam gereja. Firman penginjilan itu adalah kasih mula-mula yang hanya merupakan undangan.Untuk membawa kita kembali ke firdaus, maka pintu firdaus itu harus terbuka. Bagaimana supaya pintu itu dapat dibuka? Harus ada pedang di dalam rumah Tuhan.

Jadi proses untuk membuka pintu firdaus adalah lewat:
  • kasih mula-mula = kita hidup di dalam kebenaran, setia dan berkobar-kobar, kita sudah diundang/tidak diusir. Sekalipun kita ini orang berdosa, tetapi kalau kita percaya kepada Yesus, bertobat, masuk baptisan air, baptisan Roh Kudus, setia dan berkobar-kobar di dalam pengajaran dan pelayanan, maka kita sudah diundang/tidak diusir. Tetapi pintu firdaus masih tertutup, itu sebabnya kita

  • harus terkena pedang penyucian supaya pintu firdaus terbuka.
3) Wahyu 22 : 14
Berbahagialah mereka yang membasuh jubahnya. Mereka akan memperoleh hak atas pohon-pohon kehidupan dan masuk melalui pintu-pintu gerbang ke dalam kota itu.

Pohon kehidupan = firdaus.
Memperoleh hak atas pohon kehidupan = boleh masuk ke dalam firdaus = boleh makan dan sekaligus pintu Yerusalem Baru juga terbuka.
Inilah rencana Tuhan yang luar biasa, yaitu kita kembali ke Firdaus sampai masuk Yerusalem Baru.

Jadi langkah ketiga mencuci jubah dengan darah = sengsara tanpa dosa = percikan darah.

Jika kita kembali ke tabernakel, maka ini sudahlah cocok, yaitu:
Kasih mula-mula = halaman.
Pedang penyucian = ruangan suci.
Percikan darah = ruangan maha suci.

Kegunaan dari percikan darah :
2 Korintus 4 : 16-17
16. Sebab itu kami tidak tawar hati, tetapi meskipun manusia lahiriah kami semakin merosot, namun manusia batiniah kami dibaharui dari sehari ke sehari.
17. Sebab penderitaan ringan yang sekarang ini, mengerjakan bagi kamikemuliaan kekal yang melebihi segala-galanya, jauh lebih besar dari pada penderitaan kami.

Kegunaan dari percikan darah adalah untuk menghasilkan kemuliaan yaitu pembaharuan dari manusia daging menjadi manusia rohani/manusia batiniah.

Kejadian 37 : 12–15, 17
12. Pada suatu kali pergilah saudara-saudaranya menggembalakan kambing domba ayahnya dekat Sikhem.
13. Lalu Israel berkata kepada Yusuf: "Bukankah saudara-saudaramu menggembalakan kambing domba dekat Sikhem? Marilah engkau kusuruh kepada mereka." Sahut Yusuf: "Ya bapa."
14. Kata Israel kepadanya: "Pergilah engkau melihat apakah baik keadaan saudara-saudaramu dan keadaan kambing domba; dan bawalah kabar tentang itu kepadaku." Lalu Yakub menyuruh dia dari lembah Hebron, dan Yusuf pun sampailah ke Sikhem.
15. Ketika Yusuf berjalan ke sana ke mari di padang, bertemulah ia dengan seorang laki-laki, yang bertanya kepadanya: "Apakah yang kaucari?"
17. Lalu kata orang itu: "Mereka telah berangkat dari sini, sebab telahkudengar mereka berkata: Marilah kita pergi ke Dotan." Maka Yusuf menyusul saudara-saudaranya itu dan didapatinyalah mereka di Dotan.

Percikan darah dalam sistim penggembaan yang terjadi dari dalam --> saudara sudah merasa lelah karena sudah seharian bekerja di kantor, tetapi saudara datang ke gereja untuk beribadah yang sebenarnya lebih enak untuk tidur di rumah. Saudara datang ke gereja untuk beribadah karena saudara tergembala.

Sedangkan percikan darah dalam sistim penggembalaan yang terjadi dari luar --> ini dapat terjadi dari saudara-saudara atau dari siapapun juga. Percikan darah ini semuanya akan menghasilkan kemuliaan, yaitu keubahan hidup dari manusia daging menjadi manusia rohani.

Tanda dari manusia rohani adalah:
ay 13= Yusuf sudah mengetahui kalau kakak-kakaknya itu membenci dirinya sekalipun ia berada dekat dengan ayahnya. Bagaimana kalau jauh dari ayahnya? Yusuf sudah mengetahui risiko apa yang akan ia hadapi, tetapi Yusuf menjawab 'ya bapa'. Inilah manusia rohani/manusia kemuliaan yaitu taat dengar-dengaran apapun risikonya seperti Tuhan Yesus --> 'ya Abba, ya Bapa' sampai Yesus-pun harus mati di kayu salib.

Kalau di dunia, kemuliaan ditandai dengan manusia yang memiliki pangkat tinggi, rumah gedung yang besar. Tetapi di dalam Tuhan, kemuliaan itu adalah taat dengar-dengaran apapun risiko yang harus dihadapi.

Firman Tuhan pernah mengatakan kepada siswa/i Lempin-El : kalau kita disuruh, maka risiko/tanggung jawab apapun akan ditanggung pada yang menyuruh, tetapi kalau kita tidak mau/menolak, maka tanggung jawab ditanggung oleh kita sendiri dan kita akan hancur.

Kemudian Yusuf sampai di Sikhem.
Sikhem = 'bahu' = 'tanggung jawab'
Tanggung jawab = setia, selalu ada dan dapat dipercaya. Inilah manusia mulia di hadapan Tuhan lewat percikan darah/lewat sengsara yang kita hadapi.

Jadi, percikan darah dari dalam dan dari luar untuk membentuk kita:
  • menjadi manusia yang mulia yaitu yang taat dengar-dengaran
  • bertanggung jawab = setia dan dapat dipercaya.
Pada akhirnya Yusuf berada di Dothan dimana kakak-kakaknya berada. Di dalam kamus, Dothan = pesta yang 'dobel.'
Kalau kita setia dan bertanggung jawab, pasti kita akan sampai pada pesta yang dobel = di dunia kita berpesta sampai dalam pesta nikah Anak Domba. Berpesta ini jangan diartikan memiliki uang yang banyak, tetapi berarti kebahagiaan. Ini adalah kuncinya. Tidak ada jalan lain untuk menunjukkan Yesus adalah manusia rohani yang sempurna selain lewat kayu salib. Setia dan bertanggung jawab = taat sampai mati. Banyak kali kalau lima roti untuk lima ribu orang, banyak orang yang mau. Tetapi untuk salib --> jangan dulu, Tuhan.

Yusuf dengan kesetiaan dan ketaatannya sampai masuk ke dalam penjara. Tetapi Tuhan tidak pernah meninggalkan Yusuf, sebab di dalam penjarapun Yusuf tetap taat. Seringkali karena kita jujur di kantor, kemudian kita dianggap membahayakan, sehingga kita disingkirkan dan kita menjadi kecewa = di penjara. Jangan kecewa, sebab justru di dalam penjara kita harus menunjukkan ketaatan dan kesetiaan seperti Yusuf.

Kejadian 39 : 22
Tetapi Tuhan menyertai Yusuf, sehingga ia menjadi seorang yang selalu berhasil dalam pekerjaannya; maka tinggallah ia di rumah tuannya, orang Mesir itu.

Bagaimana mungkin seorang kepala penjara mempercayakan semuanya kepada Yusuf? karena Yusuf taat, setia dan bertanggung jawab. Seandainya di dalam penjara Yusuf selalu membuat kekacauan, pastilah penjara itu sudah dibakar.

Sampaipun dalam suasana penderitaan/semua pintu tertutup, Yusuf tetap setia dan bertanggung jawab. Di sinilah Tuhan melihat.
Mari! Mungkin dulu saat kita diberkati, kita taat dan setia. Tetapi bagaimana kalau berkat berkurang bahkan sekarang harus menderita? Apakah kita masih tetap setia dan bertanggung jawab di dalam pelayanan atau tidak?

Bukan berkat yang Tuhan lihat, sebab mungkin Tuhan ijinkan kita tidak makan dan sengsara. Yang Tuhan lihat adalah kesetiaan dan ketaatan kita apakah sudah permanen atau tidak. Tuhan tidak pernah menipu sebab kasih setia Tuhan ada di dalam kita.

Kejadian 39 : 21
Tetapi Tuhan menyertai Yusuf dan melimpahkan kasih setia-Nya kepadanya, dan membuat Yusuf kesayangan bagi kepala penjara itu.

Kasih setia Tuhan, kemurahan dan anugerah Tuhan menyertai Yusuf sampai membuka pintu-pintu penjara sehingga Yusuf dapat menjadi perdana menteri = ia dipermuliakan di dunia ini. Memang harus ada percikan darah, tidak mungkin tidak. Yesuspun kalau tanpa salib, tidak mungkin Ia menjadi mulia.

Mari, sekarang ini saya juga dikuatkan oleh Tuhan. Kalau ada percikan darah seperti Yusuf yang berada di dalam penjara dimana semuanya serba terbatas, namun kita tetap bertahan di dalam ketaatan dan tanggung jawab (setia dan dapat dipercaya= tidak menyangkal nama Tuhan), maka ini sudah cukup untuk mendatangkan kasih setia dan anugerah kemurahan Tuhan untuk membuka pintu-pintu --> ini adalah kunci Daud.

Wahyu 3 : 7-8
7. "Dan tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Filadelfia: Inilah firman dari Yang Kudus, Yang Benar, yang memegang kunci Daud; apabila Ia membuka, tidak ada yang dapat menutup; apabila Ia menutup, tidak ada yang dapat membuka.
8. Aku tahu segala pekerjaanmu: lihatlah, Aku telah membuka pintu bagimu, yang tidak dapat ditutup oleh seorang pun. Aku tahu bahwa kekuatanmu tidak seberapa, namun engkau menuruti firman-Ku dan engkau tidak menyangkal nama-Ku.

Bagi Yusuf, pintu penjara yang terbuka/pintu di dunia terbuka membuat ia menjadi perdana menteri. Tidak ada yang mustahil bagi Tuhan. Sampai pintu Firdaus dan pintu Yerusalem Baru juga terbuka saat Yesus datang kembali yang kedua kalinya, kita akan dipermuliakan bersama Dia.

Mari! kita sungguh-sungguh mengikuti yang dimulai dengan proses:
  1. kembali ke kasih mula-mula = diundang --> kita hidup benar, setia dan berkobar-kobar. Tetapi pintu masih tertutup.
  2. harus terkena pedang penyucian sehingga pintu Firdaus terbuka dan kita dapat masuk ke dalam Firdaus.
  3. harus mengalami percikan darah
Taat dan setia = kita mengangkat tangan kepada Tuhan dan Tuhan juga mengulurkan TanganNya kepada kita.
Kemurahan Tuhan, kasih setia Tuhan, anugerah dan kebaikan Tuhan mengadakan mujizat/pembukaan pintu sampai pintu Yerusalem Baru terbuka.

Tuhan memberkati.1



Versi Cetak

Transkrip
  • Ibadah Doa Malang, 29 Oktober 2013 (Selasa Sore)
    ... terjadi dalam gereja Tuhan. Penyebabnya antara lain Terjerat dalam kejahatan dan kenajisan. Kisah Rasul sebab kulihat bahwa hatimu telah seperti empedu yang pahit dan terjerat dalam kejahatan. Keinginan jahat yaitu mengejar yang jasmani sehingga mengorbankan yang jasmani. Sampai binasa seperti Yudas. Kisah Rasul --Yudas ini telah membeli sebidang tanah dengan upah ...
  • Ibadah Kunjungan Jakarta III, 15 Oktober 2014 (Rabu Sore)
    ... ayat . Pembaharuan manusia baru ayat - . Pembaharuan suasana baru ayat - . Pembaharuan Yerusalem Baru ayat - . ad. . Pembaharuan suasana baru. Wahyu - Ia yang duduk di atas takhta itu berkata Lihatlah Aku menjadikan segala sesuatu baru Dan firman-Nya Tuliskanlah karena segala perkataan ini adalah tepat dan benar. Firman-Nya ...
  • Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 17 Mei 2010 (Senin Sore)
    ... menunjuk pada kabarnya kabar mempelai saat ini karena untuk pernikahannya masih belum terjadi. Dulu kita adalah manusia berdosa yang harus dihukum mati. Tetapi kita sudah menerima injil keselamatan sehingga kita percaya Yesus dan tidak dihukum tapi diselamatkan. Tetapi setelah selamat banyak yang tidur rohani. Ini yang bahaya Karena bisa membuat ...
  • Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 19 Januari 2018 (Jumat Sore)
    ... Inilah kemurahan Tuhan. AD . PEMBAHARUAN SUASANA BARU Wahyu - . Dan Ia akan menghapus segala air mata dari mata mereka dan maut tidak akan ada lagi tidak akan ada lagi perkabungan atau ratap tangis atau dukacita sebab segala sesuatu yang lama itu telah berlalu. . Ia yang duduk di atas ...
  • Ibadah Raya Surabaya, 18 Agustus 2019 (Minggu Siang)
    ... Juga kata mereka Marilah kita dirikan bagi kita sebuah kota dengan sebuah menara yang puncaknya sampai ke langit dan marilah kita cari nama supaya kita jangan terserak ke seluruh bumi. 'marilah kita cari nama' dipakai untuk membangun menara Babel sama dengan cari artinya suka menonjol suka popularitas kehormatan kebanggaan sekalipun ...
  • Ibadah Doa Malang, 03 Februari 2022 (Kamis Sore)
    ... yang mewakili gereja Tuhan dengan tiga keadaan manusia darah daging yang harus disalut dengan emas murni firman Roh Kudus dan kasih Allah sehingga menjadi sempurna seperti Yesus Filipus diterangkan pada Ibadah Pendalaman Alkitab Malang Februari . Tomas. Yudas. ad. . Tomas. Yohanes - . Dan ke mana Aku pergi kamu tahu ...
  • Ibadah Pendalaman Alkitab Malang, 12 November 2009 (Kamis Sore)
    ... tidak pelayanan hebat tidak tetapi pelayanan benar tidak. Kita harus berjaga-jaga supaya kita melayani dengan benar. Ad. . Keluaran tahbisan yang benar ditandai macam korban Korban lembu jantan -- gt korban pendamaian. Korintus - semua manusia adalah hamba dosa untuk bisa menjadi hamba Tuhan kita harus menerima korban pendamaian. Proses ...
  • Ibadah Pendalaman Alkitab Malang, 04 Agustus 2020 (Selasa Sore)
    ... Sorgawi memilih tempat di sebelah kiri. Pengkhotbah . Hati orang berhikmat menuju ke kanan tetapi hati orang bodoh ke kiri. Tempat di sebelah kiri adalah tempatnya kambing bukan domba Matius . Jadi lima gadis yang bodoh adalah gereja Tuhan yang tampil seperti kambing. Praktik sehari-hari tampil seperti kambing Tidak mantap dalam penggembalaan sampai dengan ...
  • Ibadah Raya Malang, 17 Desember 2023 (Minggu Pagi)
    ... di tengah-tengah mereka seperti yang tidak pernah dilakukan orang lain mereka tentu tidak berdosa. Tetapi sekarang walaupun mereka telah melihat semuanya itu namun mereka membenci baik Aku maupun Bapa-Ku. Tetapi firman yang ada tertulis dalam kitab Taurat mereka harus digenapi Mereka membenci Aku tanpa alasan. Di dunia ada x kebencian ...
  • Ibadah Raya Surabaya, 05 Januari 2014 (Minggu Sore)
    ... oleh Rasul Yohanes Lukas Maka kembalilah gembala-gembala itu sambil memuji dan memuliakan Allah karena segala sesuatu yang mereka dengar dan mereka lihat semuanya sesuai dengan apa yang telah dikatakan kepada mereka. Para gembala mendengar dan melihat berita malaikat yang menjadi wujud bayi Yesus. Jadi suara sangkakala yang nyaring yang didengar ...

Siaran Langsung

Live Streaming GPTKK

Rekaman

Ikuti rekaman ibadah kami

Transkrip

Ringkasarn Firman Tuhan

Kesaksian

Pengalaman hidup bersama Firman Tuhan

Untuk Koneksi Lambat, silakan buka https://id.gptkk.org

Silakan kontak ke info@gptkk.org apabila bapak/ibu/sdr/sdri ada pertanyaan atau ingin berlangganan majalah Manna, dan silakan kirim email ke widjaja_h@yahoo.com apabila ingin konsultasi pribadi dengan bapak gembala.