Yudas
1 : 24-25
24.
Bagi Dia, yang berkuasa menjaga supaya jangan kamu tersandung dan
yang membawa kamu dengan tak bernoda dan penuh kegembiraan di hadapan
kemuliaan-Nya,
25.
Allah yang esa, Juruselamat kita oleh Yesus Kristus, Tuhan kita, bagi
Dia adalah kemuliaan, kebesaran, kekuatan dan kuasa sebelum segala
abad dan sekarang dan sampai selama-lamanya. Amin.
7
penampilan dari Pribadi Yesus
= 7 sinar pada pelita emas = 7
sinar kemuliaan yang akan
disinarkan kepada gereja yang benar dan merupakan tudung bagi gereja
yang benar sehingga menghasilkan tujuh kebahagiaan (dlm kitab
Wahyu).
kita
sudah pelajari semuanya sampai pada puncak kebahagiaan,
yaitu pokok/batang dari pelita emas yang tepat berada di dalam kitab
Wahyu 19 : 9
--> Lalu ia berkata kepadaku:
"Tuliskanlah: Berbahagialah mereka yang diundang ke perjamuan
kawin Anak Domba." Katanya lagi kepadaku: "Perkataan ini
adalah benar, perkataan-perkataan dari Allah."
Ini
adalah puncak kebahagiaan yang dijanjikan oleh Tuhan
kepada setiap anak-anak Tuhan.
Jadi
tujuan dari ibadah pelayanan kita kepada
Tuhan harus
sampai pada pesta kawin Anak Domba.
Sebab kalau tidak
sampai pada tujuan ini, maka sia-sialah segala ibadah pelayanan kita.
Itu sebabnya, mulai sekarang ibadah pelayanan kita harus
bersuasanakan pesta. Jangan
terpaksa, jangan bosan, apalagi sampai bersungut-sungut!
Kalau
ibadah pelayanan kita bersuasanakan pesta, maka nikah kita juga
bersuasanakan pesta.
Jika ini terus
menerus meningkat,
maka nikah itu memiliki harapan untuk mencapai pesta nikah Anak Domba
yang merupakan puncak dari pesta pada saat kedatangan Yesus
yang kedua kali.
Sesudah itu, kita akan masuk ke dalam
kerajaan 1000 tahun
damai (Firdaus
yang akan datang).
Kemudian kita akan masuk ke dalam kerajaan surga yang kekal.
Itu
sebabnya, kita mohon kepada Tuhan
supaya setiap ibadah pelayanan kita bersuasanakan pesta,
sebab kebahagiaan di dunia ini ditentukan dari ibadah pelayanan.
Ulangan
16 : 16
Tiga
kali setahun setiap orang laki-laki di antaramu harus
menghadap hadirat Tuhan,
Allahmu, ke tempat yang akan dipilih-Nya, yakni pada hari raya Roti
Tidak Beragi,
pada hari raya Tujuh Minggu dan pada hari raya Pondok Daun. Janganlah
ia menghadap hadirat Tuhan
dengan tangan hampa,
Ada
banyak pesta bagi bangsa Israel, tetapi hanya ada
3
pesta yang utama,
yaitu:
- hari raya/pesta roti tidak beragi = pesta Paskah.
- hari raya 7 minggu = tujuh kali
tujuh = empat puluh sembilan. Jadi
tepat hari kelima puluh = hari raya/pesta buah bungaran/hulu hasil yang
untuk sekarang adalah pesta Pentakosta.
- hari raya/pesta pondok daun.
Inilah
3 pesta
pokok/utama dari bangsa Israel yang untuk sekarang menunjuk pada 3
macam ibadah pokok kita.
Kisah
Rasul
2 : 42
Mereka
bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan. Dan
mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa.
Jaman Israel
|
Jaman rasul-rasul
|
Jaman sekarang
|
Pesta Paskah /
hari raya roti tidak beragi
|
Ketekunan di dalam pengajaran rasul-rasul
|
Ibadah pendalaman alkitab
|
Pesta Pentakosta /
hulu hasil /
pesta buah bungaran
|
Ketekunan di dalam persekutuan
|
Ketekunan di dalam ibadah raya
|
Pesta pondok daun
|
Ketekunan di dalam berdoa
|
Ketekunan di dalam ibadah doa
penyembahan
|
Inilah
susunan pesta yang masing-masing memiliki ciri khas tersendiri,
masing-masing memiliki titik berat
tersendiri sehingga tidak monoton. Untuk ini kita harus berdoa dan
juga saya sebagai penanggung jawab dan gembala supaya sungguh-sungguh
ada suasana pesta di dalam ibadah. Juga saudara sebagai sidang
jemaat, kalau saudara datang untuk beribadah, saudara juga mengalami
suasana pesta. Jangan bersungut-sungut, jangan terpaksa, jangan bosan
dan juga jangan mengantuk kalau kita ingin mencapai pesta nikah Anak
Domba.
Mari
kita pelajari masing-masing pesta secara
sederhana!
1)
PESTA
PASKAH.
Imamat 23 : 4–6
4. Inilah hari-hari raya
yang ditetapkan Tuhan,
hari-hari pertemuan kudus, yang harus kamu maklumkan masing-masing
pada waktunya yang tetap.
5.
Dalam bulan yang pertama, pada tanggal empat belas bulan itu, pada
waktu senja, ada Paskah bagi Tuhan.
6.
Dan pada hari yang kelima belas bulan itu ada hari raya Roti Tidak
Beragi bagi Tuhan;
tujuh hari lamanya kamu harus makan roti yang tidak
beragi.
Ciri/tanda khusus dari
pesta paskah ini adalah ‘tidak boleh ada ragi’. Secara rohani,
ragi ini menunjuk pada dosa.
Jadi, tidak
boleh ada ragi = tidak boleh ada dosa.
Ada
2 kekuatan
dari Tuhan
di
dalam pesta paskah untuk menyingkirkan ragi/dosa,
yaitu:
- dulu jaman Israel, pesta paskah ini dengan menyembelih
domba (Kel 12) dan darahnya untuk membasuh
dosa, tetapi sekarang menunjuk pada Darah Yesus.
Jadi kekuatan pertama ini adalah Darah Anak Domba.
1 Korintus 5 : 6-8
6. Kemegahanmu
tidak baik. Tidak tahukah kamu, bahwa sedikit ragi mengkhamiri seluruh
adonan?
7. Buanglah ragi
yang lama itu, supaya kamu menjadi adonan yang baru, sebab kamu memang
tidak beragi. Sebab anak domba Paskah kita juga telah disembelih, yaitu
Kristus.
8. Karena itu
marilah kita berpesta, bukan dengan ragi yang lama, bukan pula dengan
ragi keburukan dan kejahatan, tetapi dengan roti yang tidak beragi,
yaitu kemurnian dan kebenaran.
Darah Anak Domba Allah berguna
untuk membebaskan kita dari dosa.
Proses untuk membebaskan kita dari dosa,
yaitu mengaku dosa kepada Tuhan
dan kepada sesama, maka Darah Yesus mengampuni.
1 Yohanes 1 : 7, 9
7. Tetapi jika
kita hidup di dalam terang sama seperti Dia ada di dalam
terang, maka kita beroleh persekutuan seorang dengan yang lain, dan
darah Yesus, Anak-Nya itu, menyucikan kita dari pada segala dosa.
9. Jika kita
mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan
mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan.
Di saat kita mengaku dosa,
maka:
- Darah Yesus aktif untuk
mengampuni (menutupi dosa-dosa)
kita sampai tidak ada bekas seperti kita tidak pernah berbuat dosa.
- Darah Yesus menyucikan =
Darah Yesus mencabut akar-akar dosa sehingga
kita tidak berbuat dosa itu lagi.
Tidak berbuat dosa --> sebab sudah
ditutup, kita jangan membuka lagi. Kelepasan
dari dosa = membuang ragi.
Hasilnya: oleh Darah Yesus
kita hidup di dalam kebenaran
dan kemurnian sehingga kita mendapatkan kebahagiaan
(hidup di dalam suasana pesta).
Dosa itu harus diselesaikan, sebab dosa itu yang membuat kehidupan itu
terasa berat, letih lesu.
- makan roti tidak beragi (Im 23). Roti = Firman, tidak beragi =
murni. Jadi roti tidak beragi = Firman pengajaran yang
murni , yang
benar.
Tanda dari Firman
pengajaran yang murni adalah tertulis di dalam Alkitab seperti yang
sudah diberi contoh oleh Yesus --> ‘ada tertulis’. Ini yang dikatakan oleh Tuhan Yesus
sendiri = dibukakan rahasianya, yaitu ayat menerangkan ayat. Kalau
Firman itu tertulis di dalam Alkitab, maka akan ada kuasa kemenangan.
Waktu Tuhan Yesus
dicobai 3 kali oleh setan, maka Yesus
hanya menjawab dengan ‘ada tertulis’
= Yesus menang. Kita harus berhati-hati,
sebab banyak pemberitaan Firman tetapi tidak tertulis di dalam Alkitab
tetapi tertulis di dalam filsafat.
Mungkin terlihat indah dan logis,
tetapi kalau tidak tertulis di dalam Alkitab,
maka tidak akan ada kuasa kemenangan, sehingga tetap hidup di dalam
pencobaan karena tidak pernah mengalami kemenangan.
Di Medan, Firman Tuhan
mengatakan bahwa
hamba-hamba Tuhan harus mengoreksi diri jika
sidang jemaat terus menerus berada di dalam pencobaan dan tidak pernah
mendapatkan kemenangan. Hamba-hamba Tuhan
harus koreksi, Firman Tuhan yang bagaimana
yang kita beritakan, apakah tertulis di dalam Alkitab
atau tertulis di dalam buku-buku lain? Sebab sekarang ada banyak
pemberita Firman menerangkan satu ayat dengan memakai filsafat dan juga
dengan ilustrasi dlsbnya sehingga orang-orang yang mendengarkan menjadi
senang sebab tidak perlu membuka Alkitab,
tetapi sayang tidak memiliki kuasa penyucian. Itu sebabnya bagi
rekan-rekan hamba Tuhan, ini menjadi koreksi
bagi kita, bagaimana kita menyampaikan Firman.
Demikian juga dengan sidang jemaat.
Bagaimana cara saudara mendengarkan
Firman? Kalau saudara mendapatkan pencobaan, jangan menyalahkan Tuhan
sebab yang saudara dengar itu Firman yang bagaimana? Saudara senang
mendengarkan Firman yang tertulis di dalam Alkitab
yaitu ayat menerangkan ayat atau tidak? Sebab ini yang menentukan nasib
kita.
Firman itu harus dipraktekkan, sebab kalau Firman
tidak dipraktekkan = tidak murni dan tidak benar.
Kemudian saya mengkhususkan untuk Firman pengajaran
tabernakel dan Mempelai. Karena
kita mengarah pada pesta nikah Anak Domba, maka Firman yang diberitakan
adalah Firman pengajaran Mempelai (Kabar
Mempelai) yang benar dan murni,
yaitu yang diwahyukan oleh Tuhan kepada alm.
Bapak Pdt.
V. Gessel. Ini
yang harus kita pegang, teruskan dan kita kembangkan sesuai dengan
rencana dan kehendak Tuhan. Bukan kita ubah
dlsbnya. Semoga kita dapat mengerti.
Jika kita memiliki Firman yang murni,
maka akan luar biasa sebab Dia akan menjadi Perisai.
Amsal 30 : 5-6
5. Semua
firman Allah adalah murni. Ia adalah perisai bagi orang-orang yang
berlindung pada-Nya.
6. Jangan
menambahi firman-Nya, supaya engkau tidak ditegur-Nya dan dianggap
pendusta.
Jadi, kalau kita sudah memiliki Firman yang murni,
yang benar sebab tertulis di dalam Alkitab,
maka ini sudah cukup, tidak perlu ditambah dengan buku ini dan itu,
sebab Firman yang murni itu sudah memiliki perisai bagi orang yang
berlindung sehingga kehidupan itu benar-benar dilindungi dari
pencobaan-pencobaan, terutama dari dosa/ragi sampai kita dilindungi
dari ajaran-ajaran sesat.
Waktu Maria mengandung bayi
Yesus, maka Firman pengajaran yang murni
memberi perlindungan dari perceraian sebab Yusuf tidak jadi menceraikan
Maria --> ada perlidungan bagi nikah.
Kemudian ada perlindungan terhadap pencobaan -->
Maria dapat dicaci maki karena ia hamil di luar nikah, sehingga dapat
menjadi guncingan bahkan Maria dapat dilempar dengan batu. Tetapi Maria
dilindungi karena ia memiliki Firman pengajaran yang murni. Itu
sebabnya, mari! dihari-hari ini, kita berpegang pada Firman pengajaran
yang murni, sebab ini sudah merupakan perlindungan Tuhan sehingga
ragi/dosa tidak dapat masuk, pencobaan juga tidak dapat masuk, sampai
ajaran-ajaran palsu juga tidak dapat masuk.
Di dalam kitab Maleakhi 3, maka Firman pengajaran yang murni bagaikan
sabun tukang penatu dan juga api pemurni logam yang akan menyucikan
hidup kita.
Maleakhi 3 : 1-3
. Lihat, Aku
menyuruh utusan-Ku, supaya ia mempersiapkan jalan di hadapan-Ku! Dengan
mendadak Tuhan yang kamu cari itu akan masuk ke bait-Nya! Malaikat
Perjanjian yang kamu kehendaki itu, sesungguhnya, Ia datang, firman
Tuhan semesta alam.
2. Siapakah yang dapat
tahan akan hari kedatangan-Nya? Dan siapakah yang dapat tetap berdiri,
apabila Ia menampakkan diri? Sebab Ia seperti api tukang pemurni logam
dan seperti sabun tukang penatu.
3. Ia akan duduk
seperti orang yang memurnikan dan mentahirkan perak; dan Ia mentahirkan
orang Lewi, menyucikan mereka seperti emas dan seperti perak, supaya
mereka menjadi orang-orang yang mempersembahkan korban yang benar
kepada Tuhan.
Saya sudah menerangkan tentang:
Sabun tukang penatu --> ini untuk
menyucikan pakaian pelayanan kita maupun pakaian kehidupan kita
sehari-hari dari noda-noda dosa. Kalau pakaian itu kotor, maka harus
dicuci dengan sabun, kemudian dikucak/disikat maju mundur, maju mundur.
Inilah Firman pengajaran terutama di dalam ibadah pendalaman alkitab.
Tetapi ini masih belum cukup.
Api pemurni logam --> untuk
menyucikan karat-karat dosa, yaitu keinginan-keinginan dari dalam hati
manusia. Sebagai contoh: mobil yang catnya sudah sedikit menggelembung,
tetapi kalau gelembung itu dilas, maka karatnya sudah sampai ke dalam.
Demikian juga dengan kita, seringkali dari luar terlihat baik, tetapi
kalau kita disucikan lewat Firman pengajaran yang murni, ternyata
terdapat karat-karat di dalam hati, yaitu keinginan-keinginan dosa
yaitu keinginan jahat dan najis.
Mari sekarang ini kita mencocokkan agar mendapatkan ketujuh
kebahagiaan sampai masuk dalam pesta nikah Anak Domba dan minimal tujuh
dosa yang harus disucikan.
Matius 15 : 19-20
19. Karena dari
hati timbul segala pikiran jahat (1), pembunuhan (2), perzinahan (3),
percabulan (4), pencurian (5), sumpah palsu (6) dan hujat (7).
20. Itulah yang
menajiskan orang. Tetapi makan dengan tangan yang tidak dibasuh tidak
menajiskan orang.”
Inilah tujuh keinginan dosa/karat dosa yang harus
disucikan. Kalau kita disucikan dari noda di luar yaitu oleh roti tidak
beragi/Firman pengajaran yang murni sampai penyucian di dalam, maka
hasilnya kita hidup suci dan murni/suci
sampai di dalam hati.
Sebelumnya diterangkan bahwa
oleh Darah Yesus, kita hidup
benar dan murni. Jadi, kita mendapatkan kualitas kemurniaan lewat pesta
paskah yaitu kualitas Mempelai Wanita Tuhan.
Di dalam gambar Mempelai (Wahyu 12), maka kemurnian ini bagaikan bulan
yang berada di bawah kaki Mempelai = kualitas kemurnian bagaikan kita
memiliki bulan berwarna merah/penebusan dari dosa. Jadi sudah tidak ada
ragi/dosa lagi.
Di dalam ibadah pendalaman alkitab, ada perjamuan suci = ada
darah dan juga ada Firman = ada roti. Jadi ini sudah tepat sebab sudah
merupakan suasana dari pesta paskah. Itu sebabnya, mari di hari-hari
ini kita harus bertekun di dalam ibadah pendalaman alkitab untuk
mendapatkan kualitas murni, yaitu berada di
bawah kaki dari Mempelai Wanita Tuhan.
Kualitas Mempelai = inti dari Mempelai.
Wahyu 14 : 1, 4
1. Dan aku melihat:
sesungguhnya, Anak Domba berdiri di bukit Sion dan bersama-sama dengan
Dia seratus empat puluh empat ribu orang dan di dahi mereka tertulis
nama-Nya dan nama Bapa-Nya.
4. Mereka adalah
orang-orang yang tidak mencemarkan dirinya dengan perempuan-perempuan,
karena mereka murni sama seperti perawan. Mereka adalah orang-orang
yang mengikuti Anak Domba itu ke mana saja Ia pergi. Mereka ditebus
dari antara manusia sebagai korban-korban sulung bagi Allah dan bagi
Anak Domba itu.
Ay 1 =
inti dari Mempelai Wanita Tuhan dari bangsa
Israel, bagaimana kualitasnya?
Ay 4 =
kualitasnya adalah kemurnian.
2)
PESTA
PENTAKOSTA
(BUAH
BUNGARAN/HULU HASIL)
Imamat 23 : 15–17
15.
Kemudian kamu harus menghitung, mulai dari hari sesudah sabat itu,
yaitu waktu kamu membawa berkas persembahan unjukan, harus ada genap
tujuh minggu;
16.
sampai pada hari sesudah sabat yang ketujuh kamu harus hitung lima
puluh hari; lalu kamu harus mempersembahkan korban sajian yang baru
kepada Tuhan.
17.
Dari tempat kediamanmu kamu harus membawa dua buah roti unjukan yang
harus dibuat dari dua persepuluh efa tepung yang terbaik dan yang
dibakar sesudah dicampur dengan ragi sebagai hulu hasil bagi
Tuhan.
Hulu
= hasil yang pertama.
Jadi, pesta pentakosta dalam perjanjian lama
disebut dengan pesta hulu hasil/buah bungaran. Sulung
= yang terbaik yang harus dipersembahkan.
Kalau pesta
paskah, syaratnya tidak boleh ada ragi
(tidak
boleh ada dosa)
lewat penyucian oleh Darah sampai kehidupan kita memiliki kualitas
murni (bulan di
bawah kaki Mempelai Wanita Tuhan).
Sekarang, pesta
pentakosta syaratnya
adalah kesulungan/yang
sulung.
Jadi, semuanya harus yang utama, yang
sulung. Tadi kualitas murni, sekarang kualitas sulung.
Ada
2 kekuatan
dari Tuhan
untuk menghasilkan kualitas sulung/kesulungan,
yaitu:
- Roma 8 : 23 = Dan
bukan hanya mereka saja, tetapi kita yang telah menerima karunia sulung
Roh, kita juga mengeluh dalam hati kita sambil menantikan pengangkatan
sebagai anak, yaitu pembebasan tubuh kita.
Karunia sulung yaitu Roh
Kudus
merupakan kekuatan dari Tuhan untuk
menjadikan kita sulung (kualitas sulung).
- 1Korintus 15 : 20, 23
20. Tetapi yang
benar ialah, bahwa Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati,
sebagai yang sulung dari orang-orang yang telah meninggal.
23. Tetapi
tiap-tiap orang menurut urutannya: Kristus sebagai buah sulung; sesudah
itu mereka yang menjadi milik-Nya pada waktu kedatangan-Nya.
Kualitas sulung adalah kuasa
kebangkitan.
Roh Kudus = Roh
kebangkitan. Di dalam Roma 11 = Roh yang
membangkitkan Yesus.
Jadi, 2 kekuatan dari Tuhan
untuk menghasilkan kualitas sulung adalah:
- Roh yang sulung = Roh Kudus
- Kuasa kebangkitan dari Yesus =
Roh Kudus
Kalau kita oleh Roh Kudus memiliki
kualitas sulung, maka prakteknya
adalah:
- Kolose 3 : 1-2
1. Karena itu,
kalau kamu dibangkitkan bersama dengan Kristus, carilah perkara yang di
atas, di mana Kristus ada, duduk di sebelah kanan Allah.
2. Pikirkanlah
perkara yang di atas, bukan yang di bumi.
Kanan Allah = mengutamakan,
menyulungkan ibadah pelayanan lebih dari segala
aktifitas di bumi = setia
dan sungguh-sungguh dalam ibadah pelayanan.
Jika kita tidak memiliki Roh Kudus,
maka kita tidak akan mampu untuk beribadah. Jangan
kita beribadah seenaknya.
Kalau bisa, kita datang dan kalau tidak bisa, kita tidak
datang untuk beribadah. Jika kita melakukan
ini, maka kita akan rugi karena tidak akan
menghasilkan kualitas sulung.
Contohnya: Esau.
Esau lebih mengutamakan (menyulungkan)
perkara-perkara dunia (mengorbankan ibadah
pelayanan) untuk perkara-perkara dunia
sehingga ia kehilangan hak kesulungan.
Ibrani 12 : 16-17
16. Janganlah ada
orang yang menjadi cabul atau yang mempunyai nafsu yang rendah seperti
Esau, yang menjual hak kesulungannya untuk sepiring makanan.
17. Sebab kamu
tahu, bahwa kemudian, ketika ia hendak menerima berkat itu, ia ditolak,
sebab ia tidak beroleh kesempatan untuk memperbaiki kesalahannya,
sekalipun ia mencarinya dengan mencucurkan air mata.
Lawan dari kualitas sulung adalah kualitas cabul.
Mengorbankan ibadah pelayanan
(perkara di atas)
untuk mendapatkan perkara di bumi (aktifitas
di bumi) = kualitas cabul.
Esau hidup dalam cucuran air mata karena tidak
mendapatkan kesempatan lagi sehingga hidupnya tidak berbahagia.
Sebaliknya pada waktu pesta kawin Anak Domba, tidak ada air mata. Jadi,
Esau mencucurkan air mata = ia tidak sampai pada
pesta nikah Anak Domba = binasa untuk selama-lamanya.
Itu sebabnya kita harus berhati-hati.
Mana yang kita miliki, kualitas sulung atau kualitas
cabul? Bukannya kita tidak boleh bekerja atau
kuliah. Bukan!
Tetapi kalau ada Roh Kudus (Roh
kebangkitan), maka kita dapat mengutamakan
ibadah pelayanan lebih dari perkara apapun di bumi = setia dan benar di
dalam ibadah pelayanan.
- Roma 8 : 23 = Dan
bukan hanya mereka saja, tetapi kita yang telah menerima karunia sulung
Roh, kita juga mengeluh dalam hati kita sambil menantikan pengangkatan
sebagai anak, yaitu pembebasan tubuh kita.
Roh mengangkat kita
menjadi anak Allah = Roh Kudus = kita
mengalami pembebasan dari daging dengan segala keinginannya yang
membuat kita menjadi tidak taat dengar-dengaran.
Jadi, kalau kita memiliki Roh Kudus/Roh
kesulungan, maka prakteknya kita menjadi anak Allah
yang taat dengar-dengaran.
Roma 8 : 15 =
Sebab kamu tidak menerima roh perbudakan yang membuat kamu menjadi
takut lagi, tetapi kamu telah menerima Roh yang menjadikan kamu anak
Allah. Oleh Roh itu kita berseru: “ya Abba, ya Bapa!”
Kita menjadi anak Allah
yang berseru ‘ya Abba, ya Bapa’ = taat dengar-dengaran seperti Yesus
sampai daging tidak bersuara/dibebaskan dari tubuh. Sebab tubuh
ini yang memperbudak kita sehingga seringkali kita tidak dengar-dengaran.
Jadi kualitas sulung adalah setia dan taat. Kita dapat memeriksa diri
kita, apakah kita memiliki kualitas murni = tidak ada ragi tetapi hidup
benar dan suci = bulan dibawah kaki Mempelai.
Kualitas sulung = kualitas Mempelai.
Wahyu 14 : 4 =
Mereka adalah orang-orang yang tidak
mencemarkan dirinya dengan perempuan-perempuan, karena mereka murni
sama seperti perawan. Mereka adalah orang-orang yang mengikuti Anak
Domba itu ke mana saja Ia pergi. Mereka ditebus dari antara manusia
sebagai korban-korban sulung bagi Allah dan bagi Anak Domba itu.
Murni = pesta paskah; korban-korban sulung =
kualitas sulung = taat dengar-dengaran sehingga menjadi mahkota 12
bintang.
Daniel 12 : 3 =
Dan orang-orang bijaksana akan bercahaya seperti cahaya cakrawala, dan
yang telah menuntun banyak orang kepada kebenaran seperti
bintang-bintang, tetap untuk selama-lamanya.
Menjadi mahkota 12 bintang
di atas kepala Mempelai Wanita.
Inilah ibadah kita yang harus mengarah kepada pesta nikah Anak
Domba. Ibadah itu bukan hanya diberkati dengan diberi uang, sebab di
kantor pun kita mendapatkan uang, sebab ini nilainya masih terlalu
kecil.
Sebab itu mulai sekarang, ibadah itu harus bersuasanakan pesta yang
dimulai dari:
- Pesta paskah dengan syarat tidak boleh ada ragi dengan
cara membuang ragi dengan Darah Yesus dan
juga dengan Firman pengajaran yang murni sehingga kita dapat hidup
murni bagaikan bulan yang ada di bawah kaki Mempelai.
- Pesta pentakosta yang adalah Roh Kudus/Roh
kesulungan = ada kesulungan yaitu setia dan taat bagaikan 12
bintang = orang yang bijaksana yang setia dan taat.
Bijaksana = siapa yang mendengarkan Firman dan
melakukan seperti orang yang
mendirikan rumah di atas batu karang.
Bagaikan bintang-bintang = akan
menjadi mahkota 12 bintang di atas kepala
Mempelai Wanita Tuhan.
3)
PESTA
PONDOK DAUN
=
ibadah doa
penyembahan.
Imamat
23 : 33-34,
40–44
33.
Tuhan
berfirman kepada Musa:
34.
"Katakanlah kepada orang Israel, begini: Pada hari yang kelima
belas bulan yang ketujuh itu ada hari raya Pondok Daun bagi Tuhan
tujuh hari lamanya.
40.
Pada hari yang pertama kamu harus mengambil buah-buah dari
pohon-pohon yang elok, pelepah-pelepah pohon-pohon korma,
ranting-ranting dari pohon-pohon yang rimbun dan dari pohon-pohon
gandarusa dan kamu harus bersukaria di hadapan Tuhan,
Allahmu, tujuh hari lamanya.
41.
Kamu harus merayakannya sebagai perayaan bagi Tuhan
tujuh hari lamanya dalam setahun; itulah suatu ketetapan untuk
selama-lamanya bagimu turun-temurun. Dalam bulan yang ketujuh kamu
harus merayakannya.
42.
Di dalam pondok-pondok daun kamu harus tinggal tujuh hari lamanya,
setiap orang asli di Israel haruslah tinggal di dalam pondok-pondok
daun,
43.
supaya diketahui oleh keturunanmu, bahwa Aku telah menyuruh orang
Israel tinggal di dalam pondok-pondok selama Aku menuntun mereka
sesudah keluar dari tanah Mesir, Akulah Tuhan,
Allahmu."
44.
Demikianlah Musa menyampaikan kepada orang Israel firman tentang
hari-hari raya yang ditetapkan Tuhan.
Inilah
hari raya pondok daun. Orang Israel harus tinggal di dalam pondok
-pondok yang terbuat dari daun-daun.
Ada
2
tanda/pelajaran dari hari raya pondok daun,
yaitu:
- kalau kita masuk ke dalam pondok dari daun, maka kita
harus ingat bahwa manusia itu hanya seperti daun = tidak berarti
apa-apa sekalipun kita sudah hebat.
Misalnya: kita sudah memiliki rumah yang bagus di tanah Kanaan, tetapi
tetap harus merayakan/membuat pondok yang terbuat dari daun-daun dan
harus tinggal di dalamnya = harus tetap ingat bahwa kita hanya seperti
daun yang sebentar lagi akan hancur.
Jadi, tanda/pelajaran pertama adalah merendahkan
diri sebab kita hanya seperti daun/tanah liat. Siapapun
kita, kita hanyalah daun, itu sebabnya kita harus merendahkan diri.
- pondok-pondok ini tidak berdiri untuk selamanya tetapi
harus dibongkar dan kembali ke kemah masing-masing. Daun akan hancur
karena terkena matahari. Itu sebabnya harus dibongkar = kita tidak
selamanya berada di dalam tubuh jasmani di dunia ini. Kita
harus mengalami perombakan
(keubahan hidup)
dari manusia daging menjadi manusia rohani untuk
berpindah tempat ke dalam kerajaan surga yang kekal.
Seringkali kita mengeluh sebab mau memakai
pakaian yang baru, tetapi yang lama tidak
dilepas sehingga hidup ini menjadi berat. Mengeluh
karena tidak mau dibaharui = tidak mau dibongkar.
Jika kita tidak mau berubah, semakin kita beribadah, maka
akan semakin banyak keluhan-keluhan.
2 Korintus 5 : 1–4
1. Karena kami tahu,
bahwa jika kemah tempat kediaman kita di bumi ini dibongkar, Allah
telah menyediakan suatu tempat kediaman di sorga bagi kita, suatu
tempat kediaman yang kekal, yang tidak dibuat oleh tangan manusia.
2. Selama kita di
dalam kemah ini, kita mengeluh, karena kita rindu mengenakan tempat
kediaman sorgawi di atas tempat kediaman kita yang sekarang ini,
3. sebab dengan
demikian kita berpakaian dan tidak kedapatan telanjang.
4. Sebab selama masih
diam di dalam kemah ini, kita mengeluh oleh beratnya tekanan, karena
kita mau mengenakan pakaian yang baru itu tanpa menanggalkan yang lama,
supaya yang fana itu ditelan oleh hidup.
Kemah di bumi = pondok daun yang sebentar lagi
dibongkar.
Praktek merendahkan
diri dan berubah adalah lewat doa penyembahan. Jadi pesta pondok daun =
doa penyembahan.
Memang salah satu tanda di dalam pesta pondok daun adalah adanya
pernikahan-pernikahan. Pernikahan adalah hubungan Kepala dengan tubuh =
hubungan suami dengan isteri = penyembahan.
Jadi praktek dari pesta pondok daun adalah kalau kita:
- Mau merendahkan diri dengan mengaku bahwa saya hanyalah
daun.
- Mau dibongkar lewat doa penyembahan seperti Tuhan
Yesus ketika Ia naik ke atas
gunung untuk berdoa, maka tiba-tiba Ia
berubah --> wajahNya
bersinar bagaikan matahari dan pakaianNya
berkilau-kilauan.
Di
dalam penyembahan, kita mengalami kasih Allah
bagaikan wajah
Tuhan Yesus yang
berubah seperti matahari yang terik untuk mengubahkan kehidupan kita.
Semakin kita berubah, maka sinarnya akan menjadi semakin kuat sampai
benar-benar kita bersinar bagaikan matahari seperti Yesus.
Mari
kita berubah dari manusia daging menjadi
manusia rohani, dimulai dari tidak berdusta sebab kalau masih
berdusta, kita tetap menjadi manusia daging.
Bilangan
23 : 19
Allah
bukanlah manusia, sehingga Ia berdusta.
Bukan
anak manusia, sehingga
Ia menyesal. Masakan Ia berfirman dan tidak melakukannya, atau
berbicara dan tidak menepatinya?
Apa
bedanya Allah
dengan manusia? Kalau manusia daging itu berdusta, sedangkan Allah
tidak berdusta. Jadi, kalau kita diubah dari manusia daging menjadi
manusia rohani seperti Allah
tandanya adalah
tidak berdusta. Inilah bedanya Allah
dengan manusia daging. Itu sebabnya, mari
kita berubah sampai kita tidak berdusta = tidak bercela = kualitas
tidak bercela = Mempelai Wanita Tuhan.
Wahyu
14 : 4-5
4.
Mereka adalah orang-orang yang tidak mencemarkan dirinya dengan
perempuan-perempuan, karena mereka murni sama seperti perawan. Mereka
adalah orang-orang yang mengikuti Anak Domba itu ke mana saja Ia
pergi. Mereka ditebus dari antara manusia sebagai korban-korban
sulung bagi Allah dan bagi Anak Domba itu.
5.
Dan di dalam mulut mereka tidak terdapat dusta; mereka tidak bercela.
Kalau
Wahyu 14 : 4-5
digabung, maka akan
menjadi Wahyu 12 : 1.
Maka
tampaklah suatu tanda besar di langit: Seorang perempuan
berselubungkan matahari, dengan bulan di bawah kakinya dan sebuah
mahkota dari dua belas bintang di atas kepalanya.
Selubung
matahari = kualitas tidak bercela yang dimulai dari:
tidak berdusta = pesta pondok daun.
Bulan
di bawah kaki =
kualitas murni (tidak
bercela) = pesta
paskah
Mahkota
12 bintang =
kualitas sulung = setia dan taat/bijaksana. Ini yang akan ditampilkan
sebagai Mempelai Wanita Tuhan.
Hasilnya:
- Ulangan 16 : 16-17
16. Tiga kali
setahun setiap orang laki-laki di antaramu harus menghadap hadirat Tuhan,
Allahmu, ke tempat yang akan dipilih-Nya,yakni pada hari raya Roti
Tidak Beragi, pada hari raya Tujuh Minggu dan pada hari raya Pondok
Daun. Janganlah ia menghadap hadirat Tuhan
dengan tangan hampa,
17. tetapi
masing-masing dengan sekedar persembahan, sesuai dengan berkat yang
diberikan kepadamu oleh Tuhan,
Allahmu.”
Kalau kita tekun di dalam tiga macam ibadah pokok,
maka kita akan mendapatkan berkat dari Tuhan.
Kita tidak perlu mencari berkat sebab Tuhan
yang akan mencurahkan berkat sehingga
kita dapat menjadi berkatbagi orang lain.
Banyak orang yang memprotes kepada saya dengan mengatakan
bahwa mereka sudah mengikuti tiga macam ibadah pokok, tetapi belum
diberkati oleh Tuhan. Saya katakan, sekalipun mereka
sudah beribadah, tetapi ibadah mereka belum sampai pada ibadah yang
berkualitas. Sebab masih kebiasaan, saat beribadah, mereka mengantuk,
merasa bosan, dllnya.
Kita memang belum sempurna, tetapi jika sudah ada tanda
kemurnian,kesulungan, serta setia dan taat sebab kita bertekun di dalam
tiga macam ibadah pokok, maka Tuhan akan
memberkati kita sehingga kita dapat menjadi berkat bagi orang lain.
Waktu pembaptisan Harun dan anak-anaknya menjadi imam-imam,
maka terlebih dahulu Tuhan memenuhi tangan Harun dan
anak-anaknya = diberkati terlebih dahulu supaya menjadi berkat bagi
orang lain dan di dalam ibadah kita dapat mempersembahkan persembahan
kepada Tuhan lewat persepuluhan dan
persembahan khusus supaya kita tidak salah di hadapan Tuhan.
Jangan dengan tangan hampa, sebab itu tidak berkenan kepada Tuhan.
Kalau tangan kosong/kalau tangan hamba Tuhan kosong,
maka akan menjadi peminta-minta seperti Bartomeus
yang buta.
- Jika sudah ada kualitas sulung, yaitu matahari, bulan dan
bintang, maka Tuhan akan memberikan dua
sayap burung nazar.
Wahyu 12 : 14
Kepada perempuan itu diberikan kedua sayap dari burung nazar
yang besar, supaya ia terbang ke tempatnya di padang gurun, di mana ia
dipelihara jauh dari tempat ular itu selama satu masa dan dua masa dan
setengah masa.
Kalau matahari, bulan dan bintang sudah seratus
persen, maka sayapnya juga seratus persen (sayap
sudah menjadi besar) untuk menyingkirkan kita
ke padang gurun jauh dari mata antikris selama tiga setengah tahun =
kita dipelihara dan dilindungi oleh Tuhan.
Sekarang, sayap ini masih dalam pertumbuhan sehingga belum
cukup untuk menjauhkan kita dari antikris. Tetapi kalau minimal kita
sudah memiliki kualitas sulung, kualitas murni dan kualitas tidak
bercela --> ini sudah cukup untuk menyingkirkan kita dari pencobaan.
Ada pencobaan tetapi dapat diselesaikan
sampai nanti pada puncak pencobaan, yaitu
pada jaman antikris. Kita tidak perlu takut seperti kata malaikat
kepada Maria.
- Yesaya 40 : 29–31
29. Dia memberi kekuatan
kepada yang lelah dan menambah semangat kepada yang tiada berdaya.
30. Orang-orang muda
menjadi lelah dan lesu dan teruna-teruna jatuh tersandung,
31. tetapi
orang-orang yang menanti-nantikan Tuhan
mendapat kekuatan baru: mereka seumpama rajawali yang naik terbang
dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka
berjalan dan tidak menjadi lelah.
Kekuatan dari sayap burung nazar untuk menantikan
kedatangan Tuhan yang
kedua kalinya.
Mungkin
di hari-hari ini kita lesu, lemah, tersandung dan jatuh, tetapi ada
kekuatan baru lewat Firman dan perjamuan suci yang merupakan makanan
dari burung nazar sehingga kita menjadi kuat,
bisa
tetap mengikut dan melayani Tuhan
dan kuat untuk menantikan kedatangan
Yesus
kedua kali yang akan membawa kita masuk dalam pesta nikah Anak Domba.
Tuhan
memberkati.1