Yudas
1 : 24-25
24.
Bagi Dia, yang berkuasa menjaga supaya jangan kamu tersandung dan
yang membawa kamu dengan tak bernoda dan penuh kegembiraan di hadapan
kemuliaan-Nya,
25.
Allah yang esa, Juruselamat kita oleh Yesus Kristus, Tuhan kita, bagi
Dia adalah kemuliaan, kebesaran, kekuatan dan kuasa sebelum segala
abad dan sekarang dan sampai selama-lamanya. Amin.
7
penampilan dari Pribadi Yesus
= 7
sinar kemuliaan yang kalau disinarkan kepada gereja yang benar, akan
menghasilkan 7
kebahagiaan sejati.
Puncak
kebahagiaan adalah ‘berbahagialah
mereka yang diundang ke perjamuan kawin
Anak
Domba’
. Ini merupakan
dambaan kita sekalian, tetapi dengan syarat kita harus menjadi
Mempelai Wanita dan juga menjadi imam-imam dan raja-raja.
Berbahagia
mereka yang diundang ke perjamuan kawin Anak Domba
= pertemuan antara Yesus
Mempelai Pria Surga dengan kita Mempelai Wanita untuk masuk dalam
pesta nikah
Anak
Domba, kemudian masuk
kerajaan seribu tahun damai dan masuk ke dalam kerajaan surga yang
kekal.
Kita
sudah mempelajari proses
menjadi imam,
yaitu:
- Kehidupan yang dipanggil,
dipilih/disucikan dan ditetapkan oleh Tuhan.
Ditetapkan = diberi jabatan pelayanan dan karunia-karunia Roh Kudus = kemampuan - kemampuan ajaib agar
kita dapat melaksanakan jabatan pelayanan. Salah satu cara untuk
mendapatkan karunia-karunia Roh Kudus
adalah lewat penumpangan tangan dari gembala.
- Penampilan dari imam-imam, yaitu pakaian/jubah bulu unta seperti
Yohanes Pembaptis yang adalah
urapan Roh Kudus. Kemudian
memakai ikat pinggang (kesetiaan
dan kebenaran).
- Markus 1 : 6
Yohanes memakai jubah bulu unta dan ikat pinggang
kulit, dan makanannya belalang dan madu hutan.
Makanan
dari Yohanes Pembaptis adalah belalang dan madu hutan = makanan dari
imam-imam.
Belalang
= terasa pahit, sedangkan madu terasa manis.
Apa
arti rohaninya untuk sekarang ini?
Wahyu 10 : 8-10
8.
Dan suara yang telah kudengar dari langit itu, berkata pula kepadaku,
katanya: "Pergilah, ambillah gulungan kitab yang terbuka di
tangan malaikat, yang berdiri di atas laut dan di atas bumi itu."
9.
Lalu aku pergi kepada malaikat itu dan meminta kepadanya, supaya ia
memberikan gulungan kitab itu kepadaku. Katanya kepadaku: "Ambillah
dan makanlah dia; ia akan membuat
perutmu
terasa pahit, tetapi di dalam mulutmu ia akan terasa manis seperti
madu."
10.
Lalu aku mengambil kitab itu dari tangan malaikat itu, dan
memakannya: di dalam mulutku ia terasa manis seperti madu, tetapi
sesudah aku memakannya, perutku menjadi pahit rasanya.
Jadi,
belalang yang terasa pahit dan madu yang terasa manis = gulungan
kitab yang terbuka = Firman yang dibukakan rahasianya,
yaitu ayat menerangkan ayat = Firman pengajaran yang benar.
Tetapi
ada istimewanya di ay
8 :
“…ambillah
gulungan kitab yang terbuka di tangan malaikat, yang berdiri di atas
laut dan di atas bumi itu.”
Gulungan
kitab yang terbuka berada di tangan malaikat.
Malaikat
adalah gembala (dalam kitab
Wahyu dikatakan ‘tuliskan surat kepada malaikat jemaat Efesus
dllnya’).
Gulungan
kitab yang terbuka berada di tangan malaikat = Firman pengajaran yang
benar yang dipercayakan kepada seorang gembala untuk disampaikan
kepada sidang jemaat/domba-domba dan menjadi makanan bagi
domba-domba/makanan imam-imam.
Jadi,
makanan
imam-imam
adalah Firman
pengajaran yang benar di tangan seorang gembala
(Firman
penggembalaan).
Setiap
imam-imam harus tergembala, dimulai dari seorang gembala harus
tergembala. Firman
penggembalaan ini yang menentukan, sebab merupakan makanan bagi kita
seperti setiap hari tubuh kita memerlukan makanan.
Jadi,
Firman penggembalaan/makanan imam ini
sangat menentukan:
- Mati hidupnya seorang imam.
- Kualitas rohani = kualitas pelayanan.
Jika
kita memiliki gizi yang buruk, maka kita tidak dapat disuruh untuk
melakukan pekerjaan yang berat dan kualitas kerja menjadi jelek sebab
berada dalam kondisi sakit. Jadi kalau ada orang yang mengatakan
pelayanan kami hebat,
kita harus melihat terlebih dahulu makanannya.
Kalau
makanannya hebat, pasti kualitasnya juga hebat.
Tetapi
sekalipun pelayanannya hebat, kalau makanannya tidak hebat = bohong.
Sangat
jelas! Kalau
makanannya berkualitas, pelayanannya berkualitas, pasti rohaninya
juga berkualitas.
Ini
yang menentukan mati hidup dari seorang imam sampai menentukan
kesempurnaan.
Mazmur
23 : 1-2
1.
Mazmur Daud. Tuhan
adalah gembalaku, takkan kekurangan aku.
2.
Ia membaringkan aku di padang yang berumput hijau, Ia membimbing aku
ke air yang tenang;
Takkan
kekurangan:
- Tidak bercacat cela = sempurna.
Kalau kita dapat makan Firman penggembalaan sampai takkan kekurangan
aku = sempurna.
- Pemeliharaan hidup sehari-hari dari Gembala Agung.
Jadi seorang imam selain harus tergembala, juga harus dapat makan
Firman penggembalaan sebab ini merupakan mati hidupnya seorang imam dan
juga menentukan kualitas
pelayanan, rohani sampai
menentukan kesempurnaan dari seorang imam. Itu sebabnya kita harus
sungguh-sungguh serius terhadap Firman penggembalaan.
Kalau dikaitkan dengan ay 2 : Ia membaringkan aku =
ketenangan, berarti
- mengalami,mendapatkan ketenangan (pemeliharaan) jiwa dan roh
= kita hidup di dalam ketenangan sekalipun dunia berguncang.
Mari
saudaraku! Sikap
kita di dalam mendengarkan Firman penggembalaan menentukan nasib
kita. Saya baru
menjadi seorang gembala selama lima belas tahun, tetapi saya dapat
melihat kalau seorang sidang jemaat/domba mulai bersikap aneh-aneh
kepada Firman penggembalaan, maka hidupnya mulai tidak tenang,
goncang.
Tetapi
kalau kita dapat makan Firman penggembalaan --> ‘takkan
kekurangan aku’:
- Pemeliharaan secara jasmani dari Gembala Agung.
- Mendapatkan ketenangan = pemeliharaan
secara jiwa dan roh.
Sekarang
kita akan membahas PENGERTIAN
dari pahit
(kematian)
dan manis
(kebangkitan),
yaitu:
- Amsal 27 : 7
Orang yang kenyang menginjak-injak madu, tetapi bagi orang yang lapar
segala yang pahit dirasakan manis.
= sikap
penerimaan kita pada Firman penggembalaan.
Bagi orang yang lapar, segala
yang pahit terasa manis.
Jika kita mendengarkan Firman penggembalaan dengan
sikap yang membutuhkan (lapar), sekalipun Firman itu terasa
pahit (sakit bagi
daging), maka akan menjadi manis di dalam
hidup kita dan menjadi kegemaran dan sangat kita nikmati.
Tetapi sebaliknya, kalau kita menerima Firman penggembalaan dengan
sikap kenyang, maka kita akan menginjak-injak madu.
Sikap kenyang:
- Tidak membutuhkan.
- Sudah tahu sebab selalu diulang-ulang. Baru
membaca Firman, reaksinya sudah tahu.
- Kebiasaan, sehingga
Firman yang manis akan diinjak-injak = menghina Firman penggembalaan.
Kalau sikap penerimaan kita kepada Firman penggembalaan manis,
maka masa depan kita juga akan menjadi manis, tetapi kalau sikap
penerimaan kita pahit, maka masa depan kita juga akan pahit.
- pahit dan manis = proses penyucian oleh Firman
penggembalaan.
Wahyu 10 : 9
Lalu aku pergi kepada malaikat itu dan meminta kepadanya, supaya ia
memberikan gulungan kitab itu kepadaku. Katanya kepadaku: "Ambillah dan
makanlah dia; ia akan membuat perutmu terasa pahit, tetapi di dalam
mulutmu ia akan terasa manis seperti madu."
Firman penggembalaan menyucikan:
- perut hati yang mengandung:
kepahitan-kepahitan.
Markus
7 : 21–23
21. sebab dari
dalam, dari hati orang, timbul segala pikiran jahat, percabulan,
pencurian, pembunuhan,
22. perzinahan,
keserakahan, kejahatan, kelicikan, hawa nafsu, iri hati, hujat,
kesombongan, kebebalan.
23. Semua
hal-hal jahat ini timbul dari dalam dan menajiskan orang."
: kebenaran diri
sendiri yang
seringkali tidak kita sadari.
Ayub 10 : 1-2
1. "Aku telah
bosan hidup, aku hendak melampiaskan keluhanku, aku hendak berbicara
dalam kepahitan jiwaku.
2. Aku akan
berkata kepada Allah: Jangan mempersalahkan aku; beritahukanlah aku,
mengapa Engkau beperkara dengan aku.
Jangan mempersalahkan aku = aku tidak
bersalah, aku benar. Kebenaran diri sendiri itu tidak
mau ditunjuk kesalahannya oleh Firman, karena ia merasa benar.
Ayub 32 : 1-2
1. Maka ketiga
orang itu menghentikan sanggahan mereka terhadap Ayub, karena ia
menganggap dirinya benar.
2. Lalu marahlah
Elihu bin Barakheel, orang Bus, dari kaum Ram; ia marah terhadap Ayub,
karena ia menganggap dirinya lebih benar dari pada Allah,
Inilah
kebenaran diri sendiri, artinya:
- Ayub 10 = tidak mau disalahkan oleh Tuhan lewat Firman, apalagi oleh sesama.
- Ayub 32 = menganggap diri benar dengan
cara menyalahkan orang lain sampai menyalahkan Tuhan.
Inilah hati yang pahit.
- mulut yang pahit (Wahyu
10).
Kalau hatinya pahit, pasti mulutnya juga pahit. Mulut yang pahit itu
mengeluarkan perkataan yang sia-sia seperti bersungut-sungut dan
berbantah-bantah, memfitnah, menjelek-jelekkan
orang lain. Kalau hati dan mulut pahit, mengakibatkan kehidupan kita
menjadi pahit. Hasil penyucian oleh Firman penggembalaan terhadap hati
dan mulut yang pahit akan menghasilkan mulut yang manis/perkataan yang
manis.
Waktu
yang lalu:
- Penampilan dari imam yang dimulai dari berpakaian secara
jasmani termasuk rambut.
- Kemudian pakaian secara rohani yaitu baju bulu unta.
- Berikat pinggang .
Sekarang,
penampilan terakhir adalah mulut yang mengeluarkan perkataan yang
manis yang merupakan hasil penyucian oleh Firman penggembalaan.
Perkataan
yang manis, dimulai
dengan:
- tidak berdusta.
Kita harus berhati-hati, sebab dusta ini benar-benar perkataan yang
pahit. Apalagi di dalam nikah antara suami dan isteri berdusta dan baru
ketahuan setelah bertahun-tahun, maka
kepahitan ini melebihi pahitnya empedu.
Mari kita menjaga penampilan kita dengan makanan yang tepat (Firman penggembalaan) sehingga kita mengalami penyucian sampai
kita dapat tampil dengan mulut yang manis
mulai di dalam rumah tangga, di dalam penggembalaan, di pekerjaan. Saya juga masih harus belajar untuk
mengeluarkan perkataan/mulut yang manis.
- bersaksi.
Wahyu 10 : 11
Maka ia berkata kepadaku: "Engkau harus
bernubuat lagi kepada banyak bangsa dan kaum dan bahasa dan raja."
Kita bersaksi lewat perkataan, lewat perbuatan. Sebab
bersaksi = menyinarkan sinar
terang kepada orang-orang yang hidup di dalam kegelapan supaya mereka
berpindah dari gelap kepada
terangNya yang ajaib.
Dulu, kita sudah mengalami dan sudah mempelajari di dalam 1
Petrus 2, yaitu kita
dipanggil dari gelap menuju terangNya
yang ajaib. Sekarang, mari
kita membagikan dengan bersaksi lewat perkataan dan perbuatan kita =
menyinarkan sinar terang Tuhan yang ajaib dan ini merupakan tugas kita.
- mulut menyembah Tuhan
= perkataan manis.
Mulut hanya untuk menyembah Tuhan
dengan berkata Haleluya.
Sekarang menyembah Tuhan, sebab
nanti kita akan masuk dalam puncak kebahagiaan : ‘berbahagialah yang
diundang ke perjamuan kawin Anak Domba’. Yesus tampil sebagai Mempelai Pria Surga dan
juga sebagai Raja di atas segala raja. Ini
berarti: mulai sekarang kita
harus menyembah Yesus sebagai
Raja di atas segala raja dan juga sebagai Mempelai Pria Surga dengan
mengatakan Haleluya. Haleluya itu penyembahan kepada Yesus sebagai Raja di atas segala raja dan
juga sebagai Mempelai Pria Surga. Itu sebabnya kita jangan ragu-ragu
untuk mengatakan Haleluya.
Wahyu
19 : 6-7
6.
Lalu aku mendengar seperti suara himpunan besar orang banyak, seperti
desau air bah dan seperti deru guruh yang hebat, katanya: "Haleluya!
Karena Tuhan, Allah kita, Yang Mahakuasa, telah menjadi raja.
7.
Marilah kita bersukacita dan bersorak-sorai, dan memuliakan Dia!
Karena hari perkawinan Anak Domba telah tiba, dan pengantin-Nya telah
siap sedia.
Itu
sebabnya kita harus membiasakan diri dengan menyembah Yesus
sebagai Raja di atas
segala raja dan juga sebagai Mempelai Pria Surga, sebab banyak orang
yang hanya tahu Yesus
sebagai Juruselamat dan juga sebagai Penyembuh --> baik! Tetapi
sesungguhnya puncak penampilanNya
adalah Yesus
sebagai Raja di atas segala raja dan juga sebagai Mempelai Pria Surga
dan sekarang kita kumandangkan Haleluya, Haleluya. Semoga kita dapat
mengerti.
Hasil
dari mulut yang manis ialah:
Yesaya
43 : 15
Akulah Tuhan,
Yang Mahakudus, Allahmu, Rajamu, yang menciptakan Israel."
Menciptakan
= ada
kuasa penciptaan.
Di
saat kita menyembah Tuhan
dengan kata Haleluya,
secara tidak sadar, karena kita tidak tahu, sebenarnya kita ini sudah
menyembah Yesus
sebagai Raja di atas segala raja dan sebagai Mempelai Pria Surga.
Tetapi sekarang lewat Firman Tuhan
kita sudah tahu
bahwa kita menyembah
Tuhan
sebagai Raja di atas segala raja dan juga sebagai Mempelai Pria Surga
dengan kata Haleluya, kita mengalami kuasa penciptaan.
Kata
Haleluya ini bukanlah sembarangan,
tetapi berdasarkan:
- Penyucian
- Pahit manis = mematikan
yang lama dan membangkitkan yang baru.
Jika
kita menyembah Tuhan
dengan sungguh-sungguh berkata Haleluya, maka terasa ada pertemuan
dengan Dia sebagai Raja di atas segala raja dan juga sebagai Mempelai
Pria Surga sehingga kita mendapatkan ketenangan dan mengalami kuasa
penciptaan.
Untuk
apa kuasa penciptaan ini?
Yesaya 43 :
16
Beginilah
firman Tuhan,
yang telah membuat jalan melalui laut dan melalui air yang hebat,
- Untuk menciptakan jalan keluar dari segala masalah
(dulu menciptakan jalan keluar melalui laut) yang sudah buntu, sudah
mustahil sebab ke depan ada laut, di belakang ada firaun, kiri dan
kanan tidak ada jalan, yang ada hanyalah padang gurun. Inilah kegunaan
dari kuasa penciptaan. Di saat kita sebagai imam-imam dapat
menyembah Tuhan, maka Tuhan akan benar-benar memperhatikan kita.
- Untuk menciptakan jalan yang indah bagi masa depan
kita
Kita
jangan merasa kuatir. Sebab kalau kita menjadi imam-imam dengan:
- proses yang benar
- penampilan yang benar
- menyembah Tuhan
maka
Tangan Tuhan
akan diulurkan dengan kuasa kebangkitan untuk membuka jalan bagi kita
ke masa depan yang indah. Sebab Tuhan
tidak pernah menipu kita.
- Yesaya 43 : 17
yang telah menyuruh kereta dan kuda keluar
untuk berperang, juga tentara dan orang gagah -- mereka terbaring,
tidak dapat bangkit, sudah mati, sudah padam sebagai sumbu --,
Waktu bangsa Israel menghadapi laut Kolsom, mereka
sudah seperti sumbu yang sudah berasap dan juga seperti buluh yang
sudah terkulai ke depan, sedangkan untuk kebelakang juga tidak dapat =
sudah tidak bisa hidup. Demikian juga dengan Musa, sebab Musa yang
dicari oleh firaun tetapi dengan kuasa penciptaan, mereka menjadi
cemerlang. Jadi, kuasa penciptaan untuk mengangkat
kehidupan yang sudah tidak memiliki harapan lagi. Seperti
sumbu yang sudah pudar nyalanya dan juga seperti buluh yang sudah
terkulai tetapi menjadi kehidupan yang cemerlang = kehidupan yang
diberkati oleh Tuhan.
Mari saudaraku! Mungkin kita sudah tidak dapat berbuat
apa-apa lagi sebab kepandaian maupun modal kita juga kurang, tetapi mari, masih ada janji Tuhan
yang akan membuat kita menjadi cemerlang, berharga, diberkati dan
dipakai oleh Tuhan. Sedangkan
firaun yang kaya, pandai, berkuasa dan cemerlang, tetapi ia mati
seperti sumbu. Itu sebabnya kita berpegang pada janji Tuhan sebab itu adalah kuasa pengangkatan.
- kuasa penciptaan untuk mengubahkan/menciptakan
kita menjadi ciptaan yang baru. Sedikit demi sedikit,
kita diperbaharui sampai satu waktu jika Yesus
datang yang kedua kalinya, kita diubahkan menjadi sama dengan Dia dan
kita siap masuk dalam pesta kawin Anak Domba.
Inilah
kuasa penciptaan:
- membuat jalan keluar dan memberikan masa depan yang indah
- sekalipun sudah tidak memiliki harapan lagi bagaikan sumbu
yang sudah berasap dan juga seperti buluh yang sudah terkulai. Tetapi
Tangan Tuhan mau menegakkan
kembali/diangkat oleh Tuhan menjadi
kehidupan yang berarti, diberkati dan dipakai oleh Tuhan =
imam-imam yang berharga di hadapan Tuhan.
- mengubahkan/menciptakan menjadi ciptaan baru, kita
diubahkan menjadi sama dengan Dia. Akan terjadi penyembahan secara
massal di udara : Haleluya,
menyambut kedatangan Tuhan.
Wahyu
19 : 6-7
6.
Lalu aku mendengar seperti suara himpunan besar orang banyak, seperti
desau air bah dan seperti deru guruh yang hebat, katanya: "Haleluya!
Karena Tuhan, Allah kita, Yang Mahakuasa, telah menjadi raja.
7.
Marilah kita bersukacita dan bersorak-sorai, dan memuliakan Dia!
Karena hari perkawinan Anak Domba telah tiba, dan pengantin-Nya telah
siap sedia.
Ada
suara Haleluya dari empat penjuru bumi = semua imam-imam dari empat
penjuru bumi, benar-benar akan bertemu di udara dengan satu suara
Haleluya dan ini merupakan satu penampilan yang dahsyat.
Ini merupakan puncak dari penampilan dari seorang imam yaitu mulut
dapat berseru Haleluya, kita bertemu untuk selama-lamanya. Semoga
kita dapat mengerti.
Mari!
sekarang ini kita belajar dengan menjaga mulut dan menyucikan mulut
agar:
- tidak berkata dusta.
- tidak berkata, kata yang pahit tetapi kita bersaksi dan
menyembah Tuhan.
Apapun
keadaan kita, kita sembah Dia
Sang Raja dan Mempelai Pria Surga sehingga kuasa penciptaan akan
dicurahkan ditengah-tengah kita.
Tuhan
memberkati.1