Yudas
1 pada susunan tabernakel terkena pada tudung kulit lumba-lumba.
Tudung =
perlindungan dan pemeliharaan Tuhan
atas gereja yang benar dan sekaligus pemisahan dengan gereja yang
palsu. Gereja benar dan gereja palsu ini satu saat akan dipisahkan
seperti gandum dan ilalang.
Gereja
benar adalah gereja yang mengutamakan Firman Tuhan
sehingga akan menjadi gandum yang masak dan akan dituai dan
dimasukkan ke dalam
lumbung/surga.
Sedangkan
gereja palsu adalah gereja yang
tidak mengutamakan Firman Tuhan
sehingga kosong dari Firman.
Kelihatan maju,
lebih tinggi tetapi satu waktu akan dipotong dan dibakar/binasa untuk
selama-lamanya. Itu sebabnya kita harus waspada.
Yudas
1 : 24-25
24.
Bagi Dia, yang berkuasa menjaga supaya jangan kamu tersandung dan
yang membawa kamu dengan tak bernoda dan penuh kegembiraan di hadapan
kemuliaan-Nya,
25.
Allah yang esa, Juruselamat kita oleh Yesus Kristus, Tuhan kita, bagi
Dia adalah kemuliaan, kebesaran, kekuatan dan kuasa sebelum segala
abad dan sekarang dan sampai selama-lamanya. Amin.
Sebagai
penutup dari surat
Yudas, menampilkan tujuh Pribadi Yesus,
yaitu:
- bagi Dia yang berkuasa supaya
jangan kamu tersandung.
Dia = Yesus yang berkuasa menjaga kita supaya
kita tidak tersandung.
- Dia berkuasa membawa kita sampai kita tidak
bernoda/bercacat cela = sempurna.
- Dia adalah Allah Yang Esa
- Dia adalah Juruselamat kita
- Dia adalah Tuhan Yesus Kristus
- Dia yang layak menerima
kemuliaan, kekuasaan, kekuatan, kebesaran.
- Dia adalah Allah yang
kekal dari dulu, sekarang sampai
selama-lamanya.
Inilah
tujuh penampilan dari pribadi Tuhan Yesus.
Dan kalau kita
ingat pelita emas memiliki tujuh sinar kemuliaan yang akan
disinarkan/ditudungkan kepada gereja yang benar sehingga akan
menghasilkan banyak hal.
Salah satunya
adalah tujuh kebahagiaan surga (sejati)
yang terdapat di dalam Wahyu 1 : 3-Wahyu
22 : 14.
Kitab
Wahyu ini kalau diurutkan, maka pokok dari pelita emas terdapat tepat
pada sinar yang keempat.
Wahyu
19 : 9
Lalu
ia berkata kepadaku: "Tuliskanlah: Berbahagialah mereka yang
diundang ke perjamuan kawin Anak Domba." Katanya lagi kepadaku:
"Perkataan ini adalah benar, perkataan-perkataan dari Allah."
Ini
adalah puncak kebahagiaan.
Pada saat Yesus
datang kembali yang kedua kalinya, ada pertemuan antara Yesus,
Mempelai Pria Surga dengan kita,
Mempelai Wanita Tuhan
untuk mendapatkan kebahagiaan yang sejati.
Jadi,
kalau kita mau masuk ke dalam kebahagiaan yang keempat
(puncak kebahagiaan),
maka kita harus menjadi Mempelai Wanita Tuhan.
Sesudah itu
kita
akan masuk dalam Firdaus/kerajaan 1000
tahun damai, untuk seterusnya
masuk ke dalam kerajaan surga/Yerusalem Baru.
Waktu
yang lalu, kita sudah membahas Wahyu 20
: 6 dan Wahyu 22 : 3-5.
Ternyata kerajaan
1000 tahun damai
dan juga kerajaan surga dihuni oleh imam-imam dan raja-raja.
Jadi
syarat untuk masuk dalam pesta nikah Anak Domba (masuk
kerajaan surga),
maka kita harus
menjadi Mempelai Wanita Tuhan
= menjadi imam-imam dan raja-raja.
Wahyu
20 : 6
Berbahagia
dan kuduslah ia, yang mendapat bagian dalam kebangkitan pertama itu.
Kematian yang kedua tidak berkuasa lagi atas mereka, tetapi mereka
akan menjadi imam-imam Allah dan Kristus, dan mereka akan memerintah
sebagai raja bersama-sama dengan Dia, seribu tahun lamanya.
Saya
sering mengatakan, bahwa Mempelai Wanita itu adalah tubuh dan seluruh
tubuh kita ini berguna dan harus
melayani. Sebab
kalau tidak berguna lagi, maka akan dipotong seperti kuku.
Apalagi kalau
kuku ini mengganggu. Jadi, seluruh tubuh itu harus berguna.
Wahyu
22 : 3-5
3.
Maka tidak akan ada lagi laknat. Takhta Allah dan takhta Anak Domba
akan ada di dalamnya dan hamba-hamba-Nya akan beribadah kepada-Nya,
4.
dan mereka akan melihat wajah-Nya, dan nama-Nya akan tertulis di dahi
mereka.
5.
Dan malam tidak akan ada lagi di sana, dan mereka tidak memerlukan
cahaya lampu dan cahaya matahari, sebab Tuhan Allah akan menerangi
mereka, dan mereka akan memerintah sebagai raja sampai
selama-lamanya.
Jadi,
Mempelai Wanita adalah imam-imam dan raja-raja. Kita sudah menjadi
imam lewat proses dibenarkan, dipanggil, dipilih dan ditetapkan oleh
Tuhan.
Sekarang
kita akan mempelajari tentang penampilan dari seorang imam-imam dan
raja-raja. Markus 1 : 6
Yohanes
memakai jubah bulu unta dan ikat pinggang kulit, dan makanannya
belalang dan madu hutan.
Saya
akan membagi 2 penampilan dari seorang
imam adalah:
- Penampilan secara umum/jasmani
- Penampilan secara khusus
Penampilan
secara umum/jasmani. Markus
1 : 6
Yohanes
memakai jubah bulu unta dan ikat pinggang kulit, dan makanannya
belalang dan madu hutan.
Ini
berkaitan dengan pakaian. Ada pakaian
secara jasmani dan ada pakaian secara rohani.
Pakaian
secara jasmani adalah pakaian
yang kita pakai sehari-hari, terlebih
di
dalam
ibadah pelayanan. Pakaian itu harus
memadai.
Imamat
21 : 10
Imam
yang terbesar di antara saudara-saudaranya, yang sudah diurapi dengan
menuangkan
minyak urapan di atas kepalanya dan yang ditahbiskan dengan
mengenakan kepadanya segala pakaian kudus, janganlah membiarkan
rambutnya terurai dan janganlah ia mencabik pakaiannya.
Pakaian
ini juga memiliki hubungan dengan rambut yang juga harus baik.
Pakaian jangan dicabik, supaya jangan menampilkan daging.
Jadi,
tujuan dari berpakaian secara jasmani
adalah:
- Untuk menutupi daging.
Seperti dulu Adam dan Hawa di taman Eden ketika mereka jatuh ke dalam
dosa, mereka menjadi telanjang. Segera Tuhan
membuatkan mereka pakaian. Tuhan
menjadi perancang pakaian yang pertama untuk
menutupi ketelanjangan dari Adam dan Hawa.
- Pakaian yang pantas dan bersih.
Kalau pakaian tidak
bersih, maka dapat mengganggu. Inilah
pakaian dari seorang imam yang dimulai dari yang jasmani. Sebab Kabar
Mempelai/nikah itu dimulai dari hal yang jasmani (Kejadian), baru
kemudian masuk dalam nikah yang rohani.
- Pakaian ini juga harus benar.
Ulangan 22 : 5
"Seorang perempuan janganlah memakai pakaian laki-laki dan seorang
laki-laki janganlah mengenakan pakaian perempuan, sebab setiap orang
yang melakukan hal ini adalah kekejian bagi Tuhan,
Allahmu.
Jadi, di dalam ibadah pelayanan kepada
Tuhan pakaian harus benar,
yaitu orang laki-laki jangan berpakaian perempuan sebab ini merupakan
kekejian bagi Tuhan. Demikian juga bagi
seorang wanita, jangan berpakaian seperti orang laki-laki di dalam
ibadah pelayanan.
Pakaian
secara rohani
Markus
1 : 6
Yohanes
memakai jubah bulu unta dan ikat pinggang kulit, dan makanannya
belalang dan madu hutan.
Yohanes
pembaptis memakai jubah dari bulu unta sebab jubah bulu unta ini
dipilih dan paling cocok untuk dipakai di padang gurun.
Unta
adalah binatang padang gurun yang kuat, sebab saat
panas terik di siang hari, maka bulu unta
ini dapat menahan panas; sedangkan saat
udara dingin sekali pada malam hari, bulu
unta ini dapat menghangatkan tubuh.
Jubah
bulu unta = hidup
di dalam urapan Roh
Kudus.
Pakaian
rohani ini yang
paling cocok/paling tahan menghadapi situasi dan kondisi dari padang
gurun dunia di akhir jaman.
Kegunaan
dari jubah bulu unta
(pakaian
urapan Roh
Kudus)
di padang gurun dunia,
yaitu:
1)
Unta
ini memiliki alat semacam radar yang peka terhadap bahaya. Jadi, jika
kita menaiki unta, dan tiba-tiba unta itu berbelok arah, jangan
dipaksa untuk kembali. Unta ini penurut, tetapi kalau tiba-tiba ia
berbelok arah, maka unta ini sudah tahu bahwa ada bahaya di depannya,
terutama bahaya angin. Jika kita memiliki urapan Roh
Kudus, maka kita
memiliki kepekaan jika menghadapi bahaya-bahaya di padang gurun
dunia
sehingga kita dapat menghindar dari
bahaya-bahaya itu sama seperti unta.
Menghindar
dari bahaya, dimulai dari:
- pergaulan buruk.
1 Korintus 15 : 33
Janganlah kamu sesat: Pergaulan yang buruk
merusakkan kebiasaan yang baik.
Kita memerlukan urapan Roh Kudus,
sebab di dalam menghadapi pergaulan yang buruk ini, daging ini tidak
mampu. Dan
pergaulan buruk ini menghancurkan kebiasaan-kebiasaan yang baik. Itu
sebabnya kita harus berhati-hati, sebab di dalam pergaulan sehari-hari
(di kantor, di sekolah dlsbnya), pergaulan
dengan dosa/pergaulan duniawi ini akan merusak kebiasaan yang baik,
merusak tahbisan dan ibadah pelayanan.
Terutama untuk kaum muda, saudara harus
tegas menghadapi pergaulan dosa/pergaulan duniawi yang membuat tahbisan
dan ibadah pelayanan saudara menjadi merosot. Ini bukannya sebagai
pelajar saudara tidak boleh mengikuti belajar berkelompok.
Boleh! Sebab ini akan membuat nilai
saudara menjadi baik. Tetapi kalau belajar berkelompok membuat tahbisan
dan pelayanan saudara menjadi merosot, maka saudara harus berhati-hati,
sebab ini berarti pergaulan buruk. Saudara harus peka memilih mana
pergaulan yang baik dengan pergaulan yang tidak baik.
Sekalipun pergaulan itu menguntungkan
nilai saudara atau pergaulan di dalam perdagangan membuat saudara
mendapatkan keuntungan yang besar, tetapi kalau ibadah pelayanan
saudara merosot, jangan lakukan!
Berhati-hatilah dan biarlah Roh Kudus yang
menolong kita.
Kalau kerohanian kita merosot,
maka kesucian juga merosot
sehingga jika mendengar
perkataan yang porno, kita tertawa.
Itu sebabnya kita harus peka. Sebab
kalau kita memiliki urapan Roh Kudus,
maka kita akan menghindar, bukan membenci atau melawan.
Kalau unta melawan angin, maka unta itu akan terangkat
oleh angin. Menghindar = menyingkir. Seperti Tuhan Yesus
ketika mau ditangkap oleh orang-orang Parisi, Ia
menyingkir/menghindar. Inilah kepekaan dari Roh Kudus.
Tetapi kita juga harus berhati-hati dengan pergaulan buruk yang ada di
gereja yang juga dapat merusak kebiasaan yang baik.
Yang bisa menjadi
pergaulan buruk di gereja terutama di saat-saat
mendengarkan Firman Tuhan,yaitu:
- Tidak konsentrasi pada saat Firman diberitakan.
- Bercakap-cakap dan bergurau pada saat Firman diberitakan.
Inilah pergaulan buruk di dalam gereja yang mengakibatkan kehidupan itu
tidak berubah dan ini merupakan bahaya besar.
Sudah beribadah dan melayani Tuhan,
tetapi mendapatkan cap 6.6.6.
2 Timotius 3 : 1-5
1. Ketahuilah bahwa
pada hari-hari terakhir akan datang masa yang sukar.
2. Manusia akan
(1)mencintai dirinya sendiri dan menjadi(2) hamba uang. Mereka akan
(3)membual dan (4)menyombongkan diri, mereka akan menjadi (5)pemfitnah,
mereka akan (6)berontak terhadap orang tua dan (7)tidak tahu berterima
kasih, (8)tidak mempedulikan agama,
3. (9)tidak tahu
mengasihi, (10)tidak mau berdamai, (11)suka menjelekkan orang,
(12)tidak dapat mengekang diri, (13)garang, (14)tidak suka yang baik,
4. (15)suka
mengkhianat, (16)tidak berpikir panjang, (17)berlagak tahu, (18)lebih
menuruti hawa nafsu dari pada menuruti Allah.
5. Secara lahiriah
mereka menjalankan ibadah mereka, tetapi pada hakekatnya mereka
memungkiri kekuatannya. Jauhilah mereka itu!
Ay 2 --> Anak-anak
di gereja melayani, tetapi di rumah mereka memberontak kepada orang
tua, sebab pada waktu mendengarkan Firman ada pergaulan yang buruk.
Ay 5
--> kekuatan ibadah = kekuatan Firman. Tidak berubah karena tetap
mempertahankan delapan belas dosa = 6.6.6 dan ini merupakan kerusakan
yang besar.
Inilah penampilan dari imam-imam yang dimulai dengan:
- Berpakaian jasmani, yaitu
pakaian yang pantas dengan fungsi untuk menutup daging dan juga
berpakaian yang benar.
- Berpakaian pakaian rohani yang dimulai dengan jubah
bulu unta/pakaian urapan Roh Kudus yang
memberikan kita kepekaan terhadap bahaya dunia,
yaitu bahaya pergaulan yang buruk.
- bahaya penyesatan. 1
Yohanes 2 : 27
Sebab di dalam diri kamu tetap ada pengurapan yang telah kamu terima
dari pada-Nya. Karena itu tidak perlu kamu diajar oleh orang lain.
Tetapi sebagaimana pengurapan-Nya mengajar kamu tentang segala
sesuatu-dan pengajaranNya itu benar, tidak dusta-dan sebagaimana Ia
dahulu telah mengajar kamu, demikianlah hendaknya kamu tetap tinggal di
dalam Dia.
Tinggal di dalam Dia = tinggal di dalam Firman
yang dulu kita sudah diajar. Urapan Roh
Kudus membuat kita peka terhadap ajaran-ajaran
sesat dan juga ajaran-ajaran lain yang berbeda dengan apa yang dulu
sudah pernah kita terima dan yang sudah menjadi pengalaman hidup kita.
Kalau unta di padang gurun menghadapi bahaya angin, tetapi sekarang
bagi kita adalah bahaya angin-angin pengajaran sesat. Kita dapat
membayangkan kalau kita tersesat di padang gurun, maka kita hanya
menunggu kematian saja. Semoga kita dapat mengerti.
2)
seperti unta yang tahan hidup di padang gurun = membuat
kita tahan sengsara
di padang gurun dunia.
Dunia
ini penuh dengan sengsara.
Manusia daging
tidak akan tahan sengsara.
Tetapi kalau kita
berada di dalam urapan pakaian urapan Roh
Kudus, maka kita akan tahan sengsara di
padang gurun.
Roma
5 : 3–5
3.
Dan bukan hanya itu saja. Kita malah bermegah juga dalam kesengsaraan
kita, karena kita tahu, bahwa kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan,
4.
dan ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan
pengharapan.
5.
Dan pengharapan tidak mengecewakan, karena kasih Allah telah
dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan
kepada kita.
Bila
memiliki urapan Roh
Kudus,
kita menjadi kuat hati dalam menghadapi
sengsara di padang gurun. Juga bagi
kami sebagai pelayan-pelayan Tuhan,
kalau ada urapan Roh Kudus
kita tidak akan kecewa dan putus asa saat
megalami sengsara di ladang Tuhan,
tetapi kita menjadi kuat dan teguh hati.
Praktek
kuat dan teguh hati:
- tidak bersungut-sungut/mengomel.
Kalau kita bersungut-sungut/mengomel = kita
menjadi telanjang karena tidak memiliki pakaian rohani, tidak
memiliki jubah bulu unta. Di saat kita bersungut
= kita sedang telanjang.
Bagi hamba-hamba Tuhan, jika saudara
bersungut-sungut kemudian menyampaikan Firman Tuhan,
bagaimana sidang jemaat dapat menerima berkat sebab kita sebagai hamba Tuhan
dalam keadaan telanjang?
Juga bagi imam-imam perhatikan! Waktu
yang lalu sudah diterangkan bahwa seorang imam itu berdiri antara Tuhan
dengan manusia berdosa. Dan kalau imam-imam bersungut-sungut
(tidak berpakaian), apa jadinya?
Saya tidak dapat berkata apa-apa, sebab benar-benar terjadi kekacauan.
Yakobus 5 : 9
Saudara-saudara, janganlah kamu
bersungut-sungut dan saling mempersalahkan, supaya kamu jangan dihukum.
Sesungguhnya Hakim telah berdiri di ambang pintu.
Kalau sebagai seorang imam-imam, kita
bersungut-sungut, maka bukan Yesus sebagai
Imam Besar yang berdiri dan mendamaikan,
tetapi Yesus tampil sebagai
Hakim Yang adil yang akan menghakimi
(hukuman Tuhan yang turun).
Jadi, hindari persungutan, pertengkaran, perbantahan
sebab itu berarti kita tidak memiliki urapan Roh Kudus
= telanjang. Tidak bersungut-sungut, tetapi selalu
mengucap syukur dengan apa yang kita hadapi = kuat dan teguh = memiliki
jubah bulu unta, pakaian
urapan Roh Kudus.
- tekun dan sabar.
Yakobus 5 : 10-11
10. Saudara-saudara,
turutilah teladan penderitaan dan kesabaran para nabi yang telah
berbicara demi nama Tuhan.
11. Sesungguhnya
kami menyebut mereka berbahagia, yaitu mereka yang telah bertekun; kamu
telah mendengar tentang ketekunan Ayub dan kamu telah tahu apa yang
pada akhirnya disediakan Tuhan baginya, karena Tuhan maha penyayang dan
penuh belas kasihan.
Jadi, kalau kita tidak
bersungut-sungut, tetapi tekun dan sabar = memakai pakaian urapan Roh
Kudus, maka Yesus sebagai
Imam Besar yang berbelas
kasihan akan datang ke tengah-tengah
kita untuk menolong kita tepat pada waktunya.
Ibrani 2 : 17-18
17. Itulah sebabnya,
maka dalam segala hal Ia harus disamakan dengan saudara-saudara-Nya,
supaya Ia menjadi Imam Besar yang menaruh belas kasihan dan yang setia
kepada Allah untuk mendamaikan dosa seluruh bangsa.
18. Sebab oleh
karena Ia sendiri telah menderita karena pencobaan, maka Ia dapat
menolong mereka yang dicobai.
Istilah dapat = tidak dapat dibatasi oleh masalah
apapun, sampaipun masalah yang mustahil.
Inilah pakaian urapan Roh Kudus
yang membuat kita tahan sengsara, kuat hati, tidak kecewa, tidak putus
asa dengan praktek:
- Tidak mengomel/bersungut-sungut menghadapi sengsara
tetapi selalu mengucapkan syukur.
- Sabar dan tekun
Kalau kedua hal di atas ini ada, maka Imam Besar akan hadir di
tengah-tengah kita. Ia dapat menolong =
Tangan yang berbelas
kasihan dan yang
setia dapat menolong kita. Ini berarti segala
masalah selesai.
Ibrani 4 : 14-16
14. Karena kita
sekarang mempunyai Imam Besar Agung, yang telah melintasi semua langit,
yaitu Yesus, Anak Allah, baiklah kita teguh berpegang pada pengakuan
iman kita.
15. Sebab Imam Besar
yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan
kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita, Ia telah
dicobai, hanya tidak berbuat dosa.
16. Sebab itu
marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia,
supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat
pertolongan kita pada waktunya.
Mari saudaraku! Saya juga masih harus belajar,
sebab di padang gurun ini ada banyak kesengsaraan, itu sebabnya kita
harus berhati-hati:
- dengan menjaga agar hati kita selalu peka
dalam menghadapi bahaya.
- harus selalu kuat hati
yaitu tidak kecewa, tidak putus asa, tidak mengomel,
tetapi selalu mengucap syukur.
- harus sabar dan tekun.
Ini yang akan menarik hadirat Imam Besar,
Tangan Imam Besar yang
setia dan berbelas kasihan diulurkan untuk dapat menolong kita tepat
pada waktunya.
Inilah pentingnya pakaian imam-imam. Dimulai
dengan yang jasmani terlebih dahulu, yaitu
pakaian harus benar. Kalau
tidak memiliki pakaian jasmani, maka pakaian rohani,
yaitu pakaian urapan Roh Kudus yang akan
membuat hati kita peka di saat menghadapi bahaya dan juga membuat hati
kita kuat ketika menghadapi sengsara, juga tidak akan kita miliki.
Sebab yang terlebih dahulu adalah nikah secara jasmani, barulah nikah
yang rohani.
- jika kita mau menaiki kuda, maka kita memerlukan alat untuk
tempat kaki kita agar kita dapat naik ke atas kuda. Tetapi berbeda
dengan unta, unta yang lebih tinggi dari kuda, tetapi kita tidak
memerlukan alat untuk menaikinya, sebab unta sendiri secara otomatis
akan duduk/merendahkan diri. Inilah kelebihan dari unta. Kalau kuda
sangat sulit untuk disuruh duduk, jangan-jangan kakinya yang akan
menendang. Jadi pakaian urapan/pakaian bulu unta membuat
kita dapat merendahkan diri/tunduk dengar-dengaran.
Dan inilah sikap dari orang yang tergembala.
Sekalipun masih muda sehingga merasa kuat dlsbnya, tetapi kalau
kita memiliki urapan Roh Kudus,
maka orang muda ini dapat merendahkan diri dan tunduk.
1
Petrus 5 : 5-6
5.
Demikian jugalah kamu, hai orang-orang muda, tunduklah kepada
orang-orang yang tua. Dan kamu semua, rendahkanlah dirimu seorang
terhadap yang lain, sebab: "Allah menentang orang yang congkak,
tetapi mengasihani orang yang rendah hati."
6.
Karena itu rendahkanlah dirimu di bawah tangan Tuhan yang kuat,
supaya kamu ditinggikan-Nya pada waktunya.
Di
bagian atas diterangkan bahwa
kita ditolong
tepat pada waktunya. Dan sekarang kita ditinggikan pada waktunya.
Luar biasa! Kita tinggal menunggu waktu sebab yang bekerja adalah
Imam Besar, asal kita memiliki pakaian rohani/pakaian urapan Roh
Kudus.
Jika
Tuhan
mendapatkan kita:
- tidak bersungut-sungut ketika menghadapi masalah.
- hati tetap kuat dan teguh.
- sabar dan tekun, maka satu saat Tangan yang
berbelas kasihan diulurkan dan dapat serta tepat menolong kita pada
waktunya.
Kalau
kita tunduk dan dengar-dengaran,
maka kita berada di bawah Tangan Tuhan
yang kuat =
dipegang oleh Tangan Tuhan
yang
kuat = dipeluk
seperti bayi dalam gendongan --> Tangan Tuhan
akan meninggikan kita tepat pada
waktunya.
Jika
kita berada di dalam Tangan Tuhan
yang
kuat, maka hasilnya:
- kita tidak akan pernah gugur
seperti 7 bintang yang
berada di tangan kanan
Tuhan (Wahyu 1).
Bintang = gembala dan juga kehidupan yang dipakai oleh Tuhan,
yaitu imam-imam.
Jika kita berada di dalam Tangan Kanan Tuhan,
kita tidak akan pernah gugur dan meninggalkan pelayanan atau pensiun,
tetapi kita memiliki ketetapan melayani Tuhan
untuk selama-lamanya.
Keluaran 29 : 9
Kauikatkanlah ikat pinggang kepada mereka,
kepada Harun dan anak-anaknya, dan kaulilitkanlah destar itu kepada
kepala mereka, maka merekalah yang akan memegang jabatan imam; itulah
suatu ketetapan untuk selama-lamanya. Demikianlah engkau harus
mentahbiskan Harun dan anak-anaknya.
Bagi siswa/i Lempin-El perhatikan! Saudara
melayani Tuhan bukan untuk satu atau dua
tahun saja, tetapi melayani Tuhan untuk
selama-lamanya.
- ‘kamu akan ditinggikanNYA
tepat pada waktunya’
Arti dari ditinggikan adalah berhasil
(tidak berada di bawah terus).
Mungkin kita kecil/tidak berdaya, tetapi kalau di
hari-hari ini kita benar-benar merendahkan diri
serta tunduk dan dengar-dengaran, maka tangan
Imam Besar yang kuat akan
meninggikan kita tepat pada waktunya = membuat kita berhasil tepat pada
waktunya.
Inilah pakaian imam-imam/pakaian urapan Roh Kudus
sampai membawa kepada keberhasilan. Dengar-dengaran
adalah awal dari keberhasilan,
sebab di saat kita dengar-dengaran maka tangan
Tuhan membuka
kesempatan sebesar-besarnya agar kita berhasil sekalipun kita ini
kecil.
Bagi
kaum muda, saudara jangan takut sekalipun keadaan saudara tidak
memungkinkan, tetapi mari:
- perbaiki pakaian yang jasmani.
- kuat dan peka hati agar tidak dilindas oleh bahaya-bahaya.
- kuat hati menghadapi sengsara sehingga tangan
Imam Besar akan mengangkat/meninggikan kita tepat pada waktunya dan
membuat kita berhasil pada waktunya.
Mungkin
saudara berkata
bahwa keberhasilan yang saudara capai itu karena ijazah dan
sebagainya. Bukan!
Keberhasilan kita itu karena tangan
Imam Besar yang
mengangkat kita. Sebab nanti akan kita
rasakan pada jaman antikris, sebab pada jaman itu semua ijazah dan
sebagainya tidak berguna lagi.
Hanya orang yang
dengar-dengaran dan merendahkan diri, dia yang diangkat oleh Tuhan,
dia yang berhasil. Semoga kita dapat
mengerti.
Tapi
kita harus berhati-hati!
Sebab ada seorang
muda yang kaya (berarti
ia berhasil dan
baik, sebab ia
sudah melaksanakan semua perintah Tuhan),
tetapi begitu ia tidak dengar-dengaran, maka ia kehilangan semuanya =
gagal. Sebab Tuhan
katakan : ‘juallah
semua milikmu’. Perintah ini mudah
untuk dilaksanakan, sebab ia memiliki banyak uang. Kecuali kalau
orang itu tidak memiliki uang dan ia diperintahkan untuk menjual
semuanya, tentunya sulit untuk dilaksanakan. Tetapi orang muda ini
tidak dengar-dengaran bahkan pergi karena kecewa.
Akibatnya ia
kehilangan keselamatan = kegagalan total.
Mari
kaum muda dan kita sekalian, perhatikan! Sekalipun
kita memiliki potensi duniawi sehingga kita berhasil dan menjadi
kaya, tetapi kalau kita tidak dengar-dengaran, dalam sekejap mata
kita akan gagal total.
Tetapi sekalipun kita kecil, tidak
berdaya bahkan gagal, kalau kita kembali dan merendahkan diri kepada
Tuhan,
maka tangan
Imam Besar yang
akan membuat kita menjadi berhasil.
Bagi
kaum muda, saudara jangan terus tinggal di dalam kegagalan, tetapi
bertekad untuk memakai pakaian pelayanan/pakaian urapan Roh
Kudus (tidak
telanjang), yaitu
peka hati, kuat hati serta rendah hati
(dengar-dengaran).
Kita tinggal menunggu waktu Tuhan
untuk menolong segala masalah kita dan Tuhan
juga akan meninggikan kita serta membuat
kita berhasil.
Keberhasilan
tertinggi kita adalah kita diangkat dan masuk pesta nikah Anak Domba
saat Yesus
datang kembali untuk kedua kalinya.
Di dunia ini kita berhasil, tetapi lebih dari itu keberhasilan
tertinggi adalah kita masuk dalam pesta nikah Anak Domba.
3)
Markus 1 : 6
Yohanes
memakai jubah bulu unta dan ikat
pinggang kulit, dan makanannya
belalang dan madu hutan.
Yesaya
11 : 5
Ia
tidak akan menyimpang dari kebenaran
dan kesetiaan, seperti ikat
pinggang tetap terikat pada pinggang.
Jadi
arti dari ikat pinggang adalah kesetiaan dan kebenaran = setia
dan benar.
Inilah penampilan
khusus dari seorang imam.
Penampilan
khusus dari seorang imam adalah:
- memakai pakaian jasmani yang baik dan benar
- memakai pakaian rohani/jubah bulu unta dan juga
- memakai ikat pinggang yaitu setia dan benar
Memakai
ikat pinggang =
- setia dan benar di dalam ibadah pelayanan
- setia dan benar di dalam nikah
- setia dan benar di dalam kehidupan sehari-hari
Jadi,
melayani dengan berikat pinggang =
melayani dengan setia dan benar = memberi makan dan minum Yesus
= pelayanan yang memuaskan/berkenan kepada Tuhan,
maka hasilnya:
- \Lukas 17 : 7-8
7. "Siapa di antara
kamu yang mempunyai seorang hamba yang membajak atau menggembalakan
ternak baginya, akan berkata kepada hamba itu, setelah ia pulang dari
ladang: Mari segera makan!
8. Bukankah
sebaliknya ia akan berkata kepada hamba itu: Sediakanlah makananku.
Ikatlah pinggangmu dan layanilah aku sampai selesai aku makan dan
minum. Dan sesudah itu engkau boleh makan dan
minum.
‘sesudah itu engkau boleh makan
dan minum’= urusan makan dan
minum merupakan urusan dari Tuhan (kepuasan
dari Tuhan), sudah
tersedia bagi kita. Urusan kita adalah setia
dan benar.
Banyak hamba-hamba Tuhan/pelayan-pelayan
Tuhan yang salah karena meninggalkan
pelayanan untuk mencari makan dan minum, padahal makan dan minum kita
merupakan urusan Tuhan. Apa yang menjadi
urusan Tuhan, jangan/tidak boleh kita urus
karena tidak mungkin kita mampu. Seringkali
kita merasa lebih hebat dari Tuhan dengan
mengurus apa yang menjadi urusan Tuhan
sehingga urusan kita yaitu setia dan benar malah
kita tinggalkan
- Wahyu 19 : 11-12
11. Lalu
aku melihat sorga terbuka: sesungguhnya, ada seekor kuda putih; dan Ia
yang menungganginya bernama: "Yang Setia dan
Yang Benar", Ia menghakimi dan berperang dengan
adil.
12. Dan
mata-Nya bagaikan nyala api dan di atas kepala-Nya terdapat banyak
mahkota dan pada-Nya ada tertulis suatu nama yang tidak diketahui
seorang pun, kecuali Ia sendiri.
Yang Setia dan Benar menunggang kuda putih, itulah
Yesus. Jika kita setia dan benar, maka
hasilnya kita juga boleh menunggang kuda putih, artinya kita
dipakai di dalam kegerakan Roh Kudus
hujan akhir,
yaitu kegerakan pembangunan Tubuh Kristus.
Di dalam kegerakan Tubuh Kristus ini dibutuhkan bukan orang
yang pandai/bodoh, bukan juga orang yang
kaya/miskin, tua/muda. Bukan!
Tetapi yang dibutuhkan adalah orang yang
setia dan yang benar untuk dipakai di dalam kegerakan Roh Kudus
hujan akhir/kegerakan pembangunan Tubuh Kristus yang sempurna/Mempelai
Wanita Tuhan.
- untuk merapikan dan memperindah kehidupan kita.
Kalau kita setia dan benar, maka kehidupan kita sudah ditata rapi oleh Tuhan.
Bagi kaum muda, maafkan kalau saya bersaksi dan
dianggap saya ini sombong --> untuk masa depan, saya tidak pernah
berpikir yang muluk-muluk. Tetapi
saya tahu, kalau saya setia dan benar kepada Tuhan,
maka Tuhan sudah menata rapi kehidupan saya
ini. Sebab jangankan untuk sekolah, untuk makan tiap hari saja
kami selalu terlambat. Sampai-sampai
para tetangga mengatakan bahwa tidaklah mungkin kami dapat sekolah.
Tetapi kalau hidup setia dan benar, maka hidup kita
sudah tertata rapi oleh Tangan Imam Besar.
Tetapi sebaliknya, kalau kita tidak setia dan benar karena
meninggalkan ibadah pelayanan yang pada awalnya sudah baik dan juga
kita mendapatkan warisan yang banyak, akhirnya semua menjadi kacau
balau dan membabi buta seperti si bungsu yang terdapat di dalam injil
Lukas 15. Awalnya ia berada di dalam rumah Bapa dan tidak kekurangan
apa-apa, melayani di rumah Bapa, di ladang Bapa.
Kemudian ia meminta warisan dan menjadi
kaya raya. Kemudian ia pergi meninggalkan ladang Bapa dan mulai sedikit
demi sedikit apa yang sudah tertata rapi menjadi kacau balau sampai
membabi buta dan masuk ke dalam ladang babi/Babel.
Itu sebabnya kita jangan main-main dengan ibadah pelayanan.
Waktu yang lalu sudah diterangkan bahwa harga dari pelayanan
adalah seharga Darah Yesus. Sekalipun
kita berhasil, tetapi kalau kita meninggalkan ibadah pelayanan/menjauh
dari tahbisan, maka hidup kita akan menjadi kacau balau, menderita
sampai membabi buta di ladang babi.
Saya sering mengatakan, orang tua selalu mendorong
anak-anaknya untuk sekolah/kuliah dan bekerja dengan baik.
Ini sepertinya tangan orang tua yang
menata, tetapi kurang kuat sekalipun hal itu baik dan bagus. Tetapi
lebih bagus kalau orang tua mendorong anak-anaknya untuk setia dan
benar di dalam ibadah sebab Tuhan
yang menata anak-anak.
Dan ini lebih ampuh dari tangan orang
tua, lebih ampuh dari universitas dan juga dari masalah apapun juga.
- Pengkhotbah 3 : 11
Ia membuat segala
sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia
memberikan kekekalan dalam hati mereka. Tetapi manusia tidak dapat
menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir.
Seringkali kita manusia mau menata hidupnya sendiri.
Orang yang tidak setia dan meninggalkan
pelayanan = mau menata hidupnya sendiri karena merasa kuat. Semakin
kita jauh dari Tuhan, semakin dekat kita
dengan ladang babi sebab hidupnya membabi buta karena sudah tidak
tertata rapi.
Kita kuliah dan bekerja harus setia dan benar tetapi harus
sampai pada setia dan benar di dalam ibadah pelayanan. Sebab Tangan
Imam Besar yang menata rapi hidup kita dan juga
memperindah hidup kita tepat pada waktunya dan juga sampai pada puncak
keindahan yaitu masuk pesta nikah Anak Domba/menjadi Mempelai untuk
menyongsong kedatangan Yesus yang
kedua kalinya. Kita masuk ke dalam pesta nikah Anak Domba, kemudian
masuk kerajaan seribu tahun damai/firdaus, kemudian masuk ke dalam
kerajaan surga.
- Yeremia 2 : 32
Dapatkah seorang dara melupakan perhiasannya,
atau seorang pengantin perempuan melupakan ikat pinggangnya? Tetapi
umat-Ku melupakan Aku, sejak waktu yang tidak terbilang lamanya.
Ikat pinggang menjadi perhiasan dari Mempelai.
Kita sampai menjadi Mempelai Wanita Tuhan,
masuk dalam pesta nikah Anak Domba dan yang terindah adalah kita masuk
ke dalam kerajaan surga.
Inilah
hidup dari pelayan Tuhan.
Kalau
penampilannya benar dan berkenan kepada Tuhan,
itu berarti kita sudah berada di dalam tangan
Tuhan:
- Kita memiliki pakaian jubah bulu unta.
Kalau kita kuat hati dengan tidak
bersungut-sungut, tetapi kita sabar dan tekun memuliakan Tuhan,
maka Tangan Tuhan siap untuk menolong masalah
dan sengsara kita tepat pada waktunya.
- Kalau kita rendah hati/tunduk, maka Ia akan
mengangkat kita dan membuat segala kegagalan menjadi berhasil.
- Kalau kita setia dan benar, maka Ia
akan memperindah kehidupan kita untuk merapikan dan membereskan hidup
kita tepat pada waktunya bahkan terindah sebab menjadi Mempelai Wanita Tuhan.
Apa
yang menjadi jaminannya? Jaminannya
berasal dari kayu salib yaitu ‘sudah
selesai’.
Yesus harus mati
di atas kayu salib dan dari atas kayu salib Ia
berseru dengan suara nyaring ‘sudah selesai’ = sudah rapi, sudah
beres. Semuanya sudah selesai sampai yang terindah di dalam kehidupan
kita. Itu sebabnya kita jangan ragu-ragu untuk menyerahkan hidup dan
melayani Tuhan
dan juga penampilan yang benar di hadapan Tuhan.
Tuhan
memberkati kita sekalian.1