Yudas
1: 24 - 25
24.
Bagi Dia, yang berkuasa menjaga supaya jangan kamu tersandung dan
yang membawa kamu dengan tak bernoda dan penuh kegembiraan di hadapan
kemuliaan-Nya,
25.
Allah yang esa, Juruselamat kita oleh Yesus Kristus, Tuhan kita, bagi
Dia adalah kemuliaan, kebesaran, kekuatan dan kuasa sebelum segala
abad dan sekarang dan sampai selama-lamanya. Amin.
Surat
Yudas di dalam susunan Tabernakel
terkena pada tudung kulit lumba-lumba.
Istilah tudung
berarti pemeliharaan dan perlindungan Tuhan
kepada gereja yang benar dan sekaligus pemisahan dengan gereja yang
palsu.
Penutup
dari surat
Yudas ini menampilkan tujuh Pribadi Yesus,
yaitu:
- bagi Dia yang berkuasa supaya
jangan kamu tersandung.
Dia = Yesus yang berkuasa menjaga kita
supaya kita tidak tersandung.
- Dia berkuasa membawa kita sampai kita tidak
bernoda/bercacat cela = sempurna.
- Dia adalah Allah Yang Esa
- Dia adalah Juruselamat kita
- Dia adalah Tuhan Yesus Kristus
- Dia yang layak menerima
kemuliaan, kekuasaan, kekuatan, kebesaran.
- Dia adalah Allah yang
kekal dari dulu, sekarang sampai
selama-lamanya.
Inilah
tujuh penampilan dari Pribadi Yesus yang
menjadi naungan yang sangat kuat bagi gereja Tuhan
yang benar.
Dia
adalah Allah yang
kekal = ada
naungan yang kekal.
Bagi
rekan-rekan hamba Tuhan,
kita harus berhati-hati menampilkan Pribadi Yesus
yang kekal. Ibrani
13 : 8
- 9a
8.
Yesus Kristus tetap sama, baik kemarin maupun hari ini dan sampai
selama-lamanya.
9.
Janganlah kamu disesatkan oleh berbagai-bagai ajaran asing!
Apa
buktinya jika seorang hamba Tuhan
itu menampilkan Pribadi Yesus
yang kekal?
Buktinya adalah menampilkan pengajaranNya
yang tidak
berubah/kekal. Mohon diperhatikan! Kalau kami para hamba-hamba Tuhan
menampilkan pengajaran yang selalu berubah-ubah, berarti kami para
hamba-hamba Tuhan
menampilkan Pribadi Yesus
yang tidak kekal
dan ini berarti sidang jemaat tidak akan mencapai hidup yang kekal.
Tujuh
penampilan dari Pribadi Yesus
= tujuh sinar kemuliaan dari pelita emas dan jika ini dipancarkan
kepada gereja yang benar, akan menghasilkan banyak hasil.
Salah satunya
adalah menghasilkan tujuh kebahagiaan surga.
Jadi
tujuh penampilan dari Pribadi Yesus
bagaikan tujuh sinar kemuliaan dari
pelita
emas. Kalau
disinarkan di dalam gereja yang benar,
akan menghasilkan tujuh kebahagiaan kekal/tujuh kebahagiaan surga
yang ditulis di dalam kitab Wahyu sebagai
berikut:
- Wahyu 1 : 3
Berbahagialah ia yang membacakan dan mereka yang mendengarkan kata-kata
nubuat ini, dan yang menuruti apa yang ada tertulis di dalamnya, sebab
waktunya sudah dekat.
- Wahyu 14 : 13
Dan aku mendengar suara dari sorga berkata:
Tuliskan: "Berbahagialah orang-orang mati yang mati dalam Tuhan, sejak
sekarang ini." "Sungguh," kata Roh, "supaya mereka boleh beristirahat
dari jerih lelah mereka, karena segala perbuatan mereka menyertai
mereka."
- Wahyu 16 : 15
"Lihatlah, Aku datang seperti pencuri.
Berbahagialah dia, yang berjaga-jaga dan yang memperhatikan pakaiannya,
supaya ia jangan berjalan dengan telanjang dan jangan kelihatan
kemaluannya."
- Wahyu 19 : 9
Lalu ia berkata kepadaku: "Tuliskanlah:
Berbahagialah mereka yang diundang ke perjamuan kawin Anak Domba."
Katanya lagi kepadaku: "Perkataan ini adalah benar, perkataan-perkataan
dari Allah."
Ini merupakan puncak/pokok kebahagiaan yaitu saat Yesus
datang kembali kedua kali, kita akan
bersama-sama dengan Dia selama-lamanya.
- Wahyu 20 : 6
Berbahagia dan kuduslah ia, yang mendapat
bagian dalam kebangkitan pertama itu. Kematian yang kedua tidak
berkuasa lagi atas mereka,
- Wahyu 22 : 7
"Sesungguhnya Aku datang segera. Berbahagialah
orang yang menuruti perkataan-perkataan nubuat kitab ini!"
- Wahyu 22 : 14
Berbahagialah mereka yang membasuh jubahnya.
Mereka akan memperoleh hak atas pohon-pohon kehidupan dan masuk melalui
pintu-pintu gerbang ke dalam kota itu.
Gambar
di http://www.gptkk.org/images/7bahagia.jpg
- Pelita/kebahagiaan 1 (Wahyu 1 : 3)
- Pelita/kebahagiaan 2 (Wahyu 14 : 3)
- Pelita/kebahagiaan 3 (Wahyu 16 : 15)
- Pelita/kebahagiaan 4 (Wahyu 19 : 9)
- Pelita/kebahagiaan 5 (Wahyu 20 : 6)
- Pelita/kebahagiaan 6 (Wahyu 22 : 7)
- Pelita/kebahagiaan 7 ((Wahyu 22 : 14)
Kita
sudah mempelajari kebahagiaan yang keenam dan yang ketujuh.
Sekarang
kita akan mempelajari kebahagiaan
yang keempat yang merupakan
titik/pokok kebahagiaan.
Wahyu
19 : 9
Lalu
ia berkata kepadaku: "Tuliskanlah: Berbahagialah mereka yang
diundang ke perjamuan kawin Anak Domba." Katanya lagi kepadaku:
"Perkataan ini adalah benar, perkataan-perkataan dari Allah."
Alkitab
ini diawali dengan nikah yang jasmani dari Adam dan Hawa dan Tuhan
memberikan kebahagiaan Firdaus/taman
Eden kepada mereka. Tetapi sayang, setan/ular datang dan memperdaya
Hawa, juga termasuk Adam sehingga mereka berdua jatuh dalam dosa.
Di
tengah-tengah kebahagiaan, setan/ular
datang dan memperdaya Hawa.
Itu sebabnya kita
harus berhati-hati, sebab di hari-hari ini
logika/pikiran yang selalu diperdaya. Firman Tuhan
dilogikakan sampai jatuh di dalam dosa, akibatnya kehilangan
kebahagiaan firdaus dan hidup sengsara karena manusia dibuang ke
dalam dunia ini.
Sementara,
di dunia ini tidak ada satu kekuatanpun yang dapat menyelesaikan dosa
seperti kekayaan, kepandaian termasuk manusia seperti nabi dan rasul
sebab semua manusia sudah berbuat dosa.
Untuk
ini, maka jalan keluarnya adalah natal yaitu Allah
harus lahir dan menjadi manusia
yang tidak
berdosa untuk
menyelesaikan dosa-dosa manusia supaya
manusia dikembalikan ke dalam kebahagiaan Firdaus
= Yesus
berusaha memperbaiki nikah manusia sampai dapat kembali ke dalam
kebahagiaan Firdaus
-->
'berbahagialah yang diundang ke dalam
perjamuan kawin Anak Domba.'
Inilah
Alkitab yang
ditutup dengan Wahyu 19 : 9
dan untuk nikah yang sudah hancur ini, Yesus
harus datang ke dunia untuk
merestorasi/memperbaiki nikah manusia sampai kembali ke firdaus.
Pesta
nikah = Mempelai.
Ini terjadi pada
waktu kedatangan Yesus
yang kedua
kalinya. Yesus
sebagai Mempelai Pria Surga, kita Mempelai Wanita menjadi satu dengan
Tuhan dan akan
kembali ke Firdaus/kerajaan
seribu tahun damai, sesudah itu kita masuk ke dalam kerajaan surga
yang kekal/Yerusalem Baru.
Sebenarnya
manusia ini sudah berbahagia, tetapi jatuh dalam dosa, sehingga Yesus
harus datang menebus dosa manusia dan juga untuk mengembalikan
manusia pada kebahagiaan Firdaus.
Jadi,
Wahyu 19 : 9
ini merupakan puncak kebahagiaan.
Kalau
kita mengikuti Tuhan,
maka kita akan mendapatkan kebahagiaan yang dimulai dari kebahagiaan
pertama, kedua, ketiga, kelima, keenam dan ketujuh yang merupakan
cabang-cabang dari pelita sampai pada puncaknya,
yaitu kebahagiaan yang keempat/pokok dari pelita yaitu kebahagiaan
pesta nikah Anak Domba.
Di
hari-hari ini harus terjadi peningkatan
hubungan antara kita dengan Tuhan, sebab
maut selalu mengincar kehidupan kita.
Begitu ada
kerenggangan, maka maut yang akan masuk.
Raja
Daud mengatakan: 'satu langkah jaraknya
aku dengan
maut’.
Satu
langkah = satu denyut jantung. Kita dapat membayangkan begitu
dekatnya jarak manusia dengan maut. Itu sebabnya hubungan
manusia dengan Tuhan
harus semakin lama semakin meningkat/tidak boleh renggang, sebab
begitu terpisah, maka maut segera masuk dan manusia akan terpisah.
Ada
tiga macam maut/kematian yang mengancam manusia,
yaitu:
- kematian secara tubuh lewat
penyakit, kecelakaan.
- kematian kedua secara rohani akibat dosa
--> Efesus 2 : 1
Kamu dahulu sudah mati karena
pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosamu.
Di dalam kitab
Yesaya 59, dosa-dosa inilah yang memisahkan kita
dengan Tuhan.
Jadi, mati rohani = kering rohani karena
terpisah dari Tuhan. Tubuhnya
sehat tetapi rohani kering sehingga tidak merasa bahagia. Semoga kita
dapat mengerti.
- kematian kedua/neraka/kebinasaan
--> Wahyu 20 : 14 - 15
14. Lalu maut dan
kerajaan maut itu dilemparkanlah ke dalam lautan api. Itulah kematian
yang kedua: lautan api.
15. Dan setiap orang
yang tidak ditemukan namanya tertulis di dalam kitab kehidupan itu, ia
dilemparkan ke dalam lautan api itu.
Inilah
tiga macam kematian yang mengancam kita.
Itu sebabnya kita
harus meningkatkan hubungan kita dengan Tuhan.
Sesudah
kita tahu ada maut yang mengancam, sekarang kita mau meningkatkan
hubungan dengan Tuhan,
yaitu:
- hubungan antara anak dengan Bapa.
Seringkali orang Kristen tahu ini dan
mengatakan bapak A, bapak B itu orangnya baik.
Tetapi banyak kali hanya baik
secara jasmani karena diberi makan, diberi pakaian, diberi pekerjaan.
Hubungan anak dengan Bapa ini sudah bagus. Tetapi
harus ingat, sebab
masih ada anak yang terhilang.
Kalau hubungan kita dengan Tuhan hanya
seperti anak dengan Bapa, akan sangat berbahaya sebab ada anak
yang terhilang dan ini berarti putus
hubungan dengan Bapa = murtad = binasa untuk selama-lamanya = terkena
kematian yang kedua. Itu sebabnya hubungan itu harus
ditingkatkan.
- hubungan antara murid dengan Guru.
Yohanes 6 : 60, 66
60. Sesudah mendengar semuanya itu banyak dari
murid-murid Yesus yang berkata: "Perkataan ini keras, siapakah yang
sanggup mendengarkannya?"
66. Mulai dari waktu
itu banyak murid-murid-Nya mengundurkan diri dan tidak lagi mengikut
Dia.
Seringkali murid-murid meninggalkan pengajaran
karena tidak sanggup mendengarkan pengajaran yang keras.
Ay 66 =
kita jangan sombong kalau sudah menerima Firman pengajaran, sebab nanti
banyak orang yang akan meninggalkan Firman
pengajaran karena terlalu keras.
Kalau kita membandingkan Yohanes 6 ini mulai
ayat 1: Yesus
memberi makan lima ribu orang, tetapi sesudah Yesus
berbicara dengan perkataan keras/Firman pengajaran yang keras, banyak
yang mengundurkan diri sehingga tinggal duabelas murid.
Kita dapat membayangkan berapa orang yang nanti akan meninggalkan
pengajaran. Sebab
dari duabelas, satu murid yaitu Yudas juga meninggalkan Yesus.
Mengundurkan diri dari Firman pengajaran yang benar
= putus hubungan dengan Yesus/tidak
lagi mengikut Yesus = binasa.
Inilah kalau hubungan dengan Tuhan seperti
murid dengan Guru. Karena itu
hubungan ini harus lebih ditingkatkan.
- hubungan domba dengan Gembala.
Tetapi di dalam Alkitab
dikatakan masih ada domba yang tersesat
= binasa. Itu
sebabnya hubungan dengan Tuhan masih perlu
ditingkatkan.
- hubungan tubuh dengan Kepala.
Tubuh = isteri/Mempelai Wanita. Kepala =
Suami/Mempelai Pria Surga. Hubungan Mempelai Wanita dengan Mempelai
Pria Surga = hubungan nikah yang rohani.
'Berbahagialah yang diundang ke pesta nikah.'Pernikahan
ini bukan seperti Adam dan Hawa, tetapi nikah rohani yang merupakan
hubungan yang tertinggi/yang paling puncak sehingga tidak dapat
dipisahkan. Tubuh ini tidak dapat dipisahkan dari Kepala walau hanya
sedetikpun.
Inilah
saudaraku! Untuk menghadapi maut, tidak dapat dihadapi dengan uang.
Juga bagi
rekan-rekan hamba Tuhan,
di saat menghadapi maut, saudara tidak dapat menghadapi dengan gedung
gereja yang besar, dengan sidang jemaat yang ribuan jumlahnya
ataupun dengan ijazah yang tinggi. Sebab maut
ini hanya dapat dihadapi dengan hubungan kita yang semakin meningkat
dengan Tuhan.
Sebelumnya
dikatakan, jarak dengan maut hanya satu langkah. Berapa jarak antara
tubuh dengan Kepala? Tidak ada! Berarti tidak dapat dijamah oleh
maut. Itu sebabnya hubungan kita dengan Tuhan
harus ditingkatkan.
Bagi
saudara yang masih mengenal Tuhan
sebagai anak dengan Bapa = mengenal hanya
sebatas Tuhan
itu baik sehingga jasmani menjadi baik, mari harus lebih ditingkatkan
dengan menerima Firman pengajaran. Bagi yang sudah menerima Firman
pengajaran, harus ditingkatkan lagi dengan
masuk ke dalam penggembalaan. Dan yang sudah tergembala, harus lebih
ditingkatkan menjadi
hubungan tubuh dengan Kepala/hubungan nikah yang rohani yang tidak
dapat dihantam/dikuasai oleh maut. Semoga kita dapat mengerti.
Sekarang
kita akan pelajari tentang hubungan-hubungan ini di dalam kitab
Wahyu.
Ada
tiga kali ditekankan tentang hubungan nikah yang rohani.
Tiga
kali menggambarkan Allah
Tri Tunggal. Jadi tiga kali ini merupakan pengayoman
dari Allah
Tri Tunggal kepada gereja Tuhan
supaya tidak dikuasai dan ditelan oleh maut.
Tidak
dikuasai oleh maut, bukan berarti tidak mati, bukan seperti ini.
Sebab
banyak
pendahulu-pendahulu kita seperti Bapak Pdt.
V. Gessel, Bapak
Pdt.
In Juwono maupun Bapak
Pdt.
Pong Dongalemba sudah mendahului kita.
Tetapi nanti mereka akan dibangkitkan.
Tiga
macam hubungan nikah yang rohani yaitu:
1).
Wahyu 8 : 1-5
= hubungan
di dalam penyembahan.
1.
Dan ketika Anak Domba itu membuka meterai yang ketujuh, maka sunyi
senyaplah di sorga, kira-kira setengah jam lamanya.
2.
Lalu aku melihat ketujuh malaikat, yang berdiri di hadapan Allah, dan
kepada mereka diberikan tujuh sangkakala.
3.
Maka datanglah seorang malaikat lain, dan ia pergi berdiri dekat
mezbah dengan sebuah pedupaan emas. Dan kepadanya diberikan banyak
kemenyan untuk dipersembahkannya bersama-sama dengan doa semua orang
kudus di atas mezbah emas di hadapan takhta itu.
4.
Maka naiklah asap kemenyan bersama-sama dengan doa orang-orang kudus
itu dari tangan malaikat itu ke hadapan Allah.
5.
Lalu malaikat itu mengambil pedupaan itu, mengisinya dengan api dari
mezbah, dan melemparkannya ke bumi. Maka meledaklah bunyi guruh,
disertai halilintar dan gempa bumi.
Sunyi
senyap di surga --> Mempelai Pria Surga bertemu dengan Mempelai
Wanita= hubungan di dalam penyembahan yang menghasilkan sunyi senyap
= perhentian/ketenangan/kedamaian/kelegaan
di dalam Roh Kudus.
Ini
menjadi bukti bahwa maut tidak dapat masuk.
Kita
harus memperhatikan! Kalau hati ini selalu merasa gelisah dan
lain-lainnya, maka maut itu ada; sebab
kalau maut itu tidak ada, maka di saat kita menyembah, kita merasakan
sunyi senyap/ada perhentian, ketenangan, kedamaian dan kelegaan di
dalam Roh Kudus.
Inilah arti dari hubungan nikah rohani yang pertama. Semoga kita
dapat mengerti.
Ada
dua keadaan yang kontras/kontradiksi di dalam ay
1-ay 4 dengan ay
5, yaitu:
- kehidupan anak-anak Tuhan
yang menyembah Tuhan akan
mengalami ketenangan, kedamaian yang semakin memuncak sebab sudah
menemukan Yesus sebagai
Kepala/Mempelai Pria Surga.
Di dalam penyembahan, kita sudah pasrah dan semakin menyerah, maka kita
akan semakin menemukan Yesus sebagai Kepala
sehingga kita merasa semakin tenang dan akan menjadi semakin berbahagia.
- sebaliknya, di bumi akan terjadi goncangan-goncangan (ay
5). Goncangan –goncangan
terjadi di segala bidang dan juga termasuk bencana alam dan
sebagainya yang juga akan semakin memuncak sampai bumi
ini hancur dan lenyap.
Itu
sebabnya kita jangan ditipu
dan lebih baik kita percaya dengan apa
yang tertulis di dalam Alkitab.
Saya tidak mau membaca buku-buku lain yang mengatakan bahwa keadaan
masih baik --> tidaklah demikian! Sebab kalau kita membaca
buku-buku lain yang mengatakan bahwa keadaan bumi masih baik, kita
menjadi lengah. Sedangkan Alkitab
dengan jelas mengatakan bahwa bumi ini sudah goncang, hancur dan
sedang lenyap.
Mari
saudaraku! Kita harus sungguh-sungguh serius agar dapat meningkat di
dalam penyembahan.
Sebab kalau
kita meningkat di dalam penyembahan, maka kita juga akan meningkat di
dalam ketenangan sampai kita menemukan Yesus
sebagai Mempelai Pria Surga/Kepala. Sedangkan yang ada di bumi ini
akan meningkat di dalam goncangan sampai hancur dan lenyap.
Bagaimana
proses untuk mendapatkan ketenangan?
Mari kita belajar kepada Yesus yang rendah
hati dan lemah lembut.
Matius
11 : 28-30
28.
Marilah kepada-Ku, semua yang
letih lesu dan berbeban berat, Aku akan
memberi
kelegaan kepadamu.
29.
Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah
lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan.
30.
Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Ku pun ringan."
- Rendah hati = kemampuan
untuk dapat menyadari dan mengaku dosa. Setelah
diampuni, jangan berbuat dosa lagi. Tuhan Yesus
rendah hati
sampai mati di kayu salib = Yesus
mengakui dosa-dosa kita. Kita dapat membayangkan, Yesus
yang tidak mengenal dosa dan tidak
berbuat dosa, tetapi Ia mau mengakui
dosa-dosa kita. Ini benar-benar kerendahan hati. Sedangkan untuk kita
sekarang, rendah hati berarti kemampuan untuk mengaku dosa-dosa kita.
Mari! Bukti dari orang yang rendah hati
itu bukan hanya berkata 'Haleluya'beberapa
jam atau yang terus menerus menghakimi orang. Tetapi orang
yang rendah hati itu adalah banyak mengakui dosa-dosa.
Inilah hubungan Kepala dengan tubuh = penyembahan yang benar sampai
dapat rendah hati.
- Lemah lembut = kemampuan
untuk dapat mengampuni dosa-dosa orang lain dan melupakannya.
Di atas kayu salib, Tuhan Yesus berseru:
'ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu
apa yang mereka lakukan’.
Inilah
penyembahan , yaitu
hubungan isteri dengan suami/hubungan tubuh dengan Kepala yang tidak
dapat terpisah sedikitpun. Semoga kita dapat mengerti.
Jika
kita sudah dapat rendah hati dan lemah lembut, maka kita akan
mendapatkan ketenangan/kelegaan. Sebab selama
dosa (baik
itu dosanya sendiri maupun dosa orang lain yang disimpan) dan belum
diselesaikan, maka kehidupan itu akan tetap merasa letih dan lesu dan
berbeban berat = terpisah dari Tuhan
= diancam dengan maut rohani,
yaitu kerohaniannya menjadi kering sampai kematian rohani.
Bagi
rekan-rekan hamba Tuhan
dan juga anak-anak Tuhan,
jika saudara selalu merasa letih lesu dan berbeban berat, akan
menjadi berbahaya sebab ini merupakan tanda-tanda terpisah dari
Tuhan/tanda-tanda
dikuasai oleh maut/kekeringan dan akan memuncak sampai pada kematian
rohani. Jika ini dibiarkan, akan masuk dalam
kematian kedua/neraka.
Jika
kita sudah mendapatkan kedamaian,ketenangan dan kelegaan, maka
hasilnya:
- Semua jadi enak dan ringan.
Nikah menjadi enak dan ringan sehingga tidak akan ada yang
bercerai. Suami isteri mana yang mau menjadi bodoh dengan meninggalkan
apa yang enak dan ringan.
Bagi rekan-rekan hamba Tuhan, pelayanan
saudara akan menjadi enak dan ringan.
Bagi yang bekerja maupun yang masih bersekolah/kuliah,
semuanya menjadi enak dan ringan jika semuanya sudah berada di dalam
perhentian = ketenangan dan kedamaian.
Itu sebabnya kita harus banyak menyembah Tuhan
dan juga menyerahkan letih lesu dan beban berat sehingga kita dapat
menjadi rendah hati dan lemah lembu (=kita
mendapatkan kedamaian dan ketenangan sehingga semuanya menjadi enak dan
ringan).
- Mengalami kuasa Tuhan
untuk meneduhkan angin dan gelombang. Waktu mengalami
angin dan gelombang di lautan, Yesus berkata:
'diam dan tenang!'sebab
di saat kita diam dan tenang, kita mengalami kuasa Tuhan
untuk meneduhkan lautan yang sedang bergelombang.
Masalah apa saja yang menghantam hidup nikah kita, semuanya
diselesaikan oleh Tuhan/diteduhkan oleh Tuhan.
Kalau tidak tenang, maka rasanya kita mau mati.
Jika kita mengalami kegoncangan di dalam nikah,
maka kita harus diam dan tenang
(=masing-masing mengoreksi
diri). Pasti
Tuhan yang
akan campur tangan.
- Kita tidak akan terpisah dari Tuhan
dengan tanda kita tenang dan damai = maut secara rohani tidak dapat
masuk/kematian secara rohani tidak berkuasa/ditaklukkan.
Inilah
pengayoman Tuhan
lewat doa penyembahan sampai kita dapat mengoreksi diri, kita meminta
ampun dan mengampuni, semuanya menjadi enak dan ringan sehingga
kematian rohani/kekeringan rohani tidak dapat menjamah kita. Semoga
kita dapat mengerti.
2)
Wahyu 19 : 9 =
Hubungan
dalam kebahagiaan.
Lalu
ia berkata kepadaku: "Tuliskanlah: Berbahagialah mereka yang
diundang ke perjamuan kawin Anak Domba." Katanya lagi kepadaku:
"Perkataan ini adalah benar, perkataan-perkataan dari Allah."
Jika
kita tidak merasa berbahagia, maka itu berarti kita tidak memiliki
hubungan. Semoga kita dapat mengerti.
Darimana
kita mendapatkan kebahagiaan itu?
dari ketujuh kebahagiaan ini, maka yang
menentukan kebahagiaan itu adalah kebahagiaan yang pertama. Sedangkan
puncak kebahagiaan, ada pada yang keempat --> pesta nikah Anak
Domba. Semoga kita dapat mengerti.
Jika
kita mau berbahagia, bukannya karena kita mendapatkan rumah yang
bagus, mobil yang mewah. Bukan!
Wahyu
1 : 3 --> Berbahagialah
ia yang membacakan dan mereka yang mendengarkan kata-kata nubuat ini,
dan yang menuruti apa yang ada tertulis di dalamnya, sebab waktunya
sudah dekat.
Awal
dari kebahagiaan adalah
mendengarkan Firman nubuat sampai
dengar-dengaran/mengikut dan mempraktekkan Firman nubuat.
Firman
nubuat = Firman yang menubuatkan segala sesuatu yang akan terjadi
terutama tentang kedatangan Yesus yang
kedua kali =
Firman pengajaran Mempelai/Kabar Mempelai.
Saya
selalu mengulang-ulang berkata bahwa pemberitaan Firman itu ada dua
macam supaya sidang jemaat menjadi mengerti dan tidak dibutakan.
Pemberitaan Firman yang pertama
adalah injil keselamatan.
Efesus
1 : 13 = Firman penginjilan
yang dikatakan oleh rasul Paulus = susu =
memberitakan kedatangan Yesus
yang pertama dan
ini sudah terjadi 2000
tahun yang lalu yang kita peringati sekarang ini sebagai hari natal.
Firman
penginjilan ini tidak salah sebab kedatangan Yesus
pertama ini untuk membawa orang berdosa yang belum percaya kepada
Yesus agar dapat
diselamatkan dan sasarannya adalah:
- orang-orang yang berada di luar Tuhan.
- untuk jiwa baru yang baru datang = bayi, agar
dapat bertumbuh.
Tetapi
kalau sudah bertahun-tahun mengikut Tuhan
dan terus menerus diberi susu,
maka kerohanian seseorang itu tidak dapat bertumbuh menjadi dewasa
sehingga tidak dapat menjadi Mempelai.
Itu
sebabnya perlu pemberitaan Firman yang kedua
yaitu Firman nubuat/Firman pengajaran,
yaitu injil tentang kemuliaan Kristus yang adalah wujud
Allah (2
Korintus 4 : 3-4).
Firman
pengajaran = makanan keras = Firman nubuatan yang memberitakan
kedatangan Yesus
kedua kalinya dan
ini belum terjadi. Itu sebabnya disebut dengan Firman nubuat.
Memberitakan
kedatangan Yesus yang
kedua kalinya
sebagai Raja di atas segala raja dan juga sebagai Mempelai Pria Surga
untuk mendewasakan/menyempurnakan gereja Tuhan.
Jadi
bagi yang sudah selamat, harus terus meningkatkan kerohanian, jangan
kembali lagi ke Firman penginjilan. Apalagi
bagi yang sudah berada di dalam Firman pengajaran, jangan kembali ke
Firman penginjilan tetapi harus terus berdoa untuk pembukaan Firman
agar lebih dibukakan untuk mempersiapkan kita menjadi sempurna.
Semoga kita dapat mengerti.
Siapa
yang berbahagia? Wahyu 1 : 3
--> Berbahagialah ia yang
membacakan dan mereka yang mendengarkan kata-kata nubuat ini, dan
yang menuruti apa yang ada tertulis di dalamnya, sebab waktunya sudah
dekat.
Mereka
yang mendengarkan Firman nubuat/Firman pengajaran dan dengar-dengaran
= melakukan Firman pengajaran dan ini merupakan awal dari
kebahagiaan. Sebab tidaklah mungkin kita dapat mencapai pesta nikah
Anak Domba kalau tidak dimulai dari awal terlebih dahulu.
Jika
hubungan kita dengan Tuhan
meningkat, maka kebahagiaan juga akan meningkat.
Seperti yang dikatakan oleh raja Daud :
'kalau aku tidak bergemar pada
hukum-hukumMU, maka binasalah aku’.
Kita dapat membayangkan, kalau kita muak terhadap Firman, maka kita
akan binasa.
Mohon
maaf kepada para hamba-hamba Tuhan.
Saya tidak
menggurui, tetapi saya mau katakan, sebenarnya sudah terlalu banyak
kesalahan kami sebagai seorang hamba Tuhan.
Kami sudah banyak mendengarkan Firman/duduk di bawah kaki
Tuhan, membaca
alkitab serta berdoa, tetapi Firman itu bukan untuk segera
dikhotbahkan.
Harusnya
Firman yang sudah kita dengar harus
terlebih dahulu kita praktekkan, baru kemudian dikhotbahkan =
mendengar dan dengar-dengaran. Sebab kalau
Firman Tuhan sudah
menjadi pengalaman hidup dan kita khotbahkan, maka kita sudah menjadi
cap/stempel Darah Yesus
yang tidak dapat dilawan oleh apapun.
lmu
pengetahuan ataupun gelar doktor tidak dapat melawan.
Seringkali
sebagai seorang hamba Tuhan
kita menganjurkan kepada sidang jemaat untuk memberikan persepuluhan,
tetapi kita sendiri tidak memberi.
Ini berarti kita
tidak memiliki cap Darah Yesus.
Mari!
Kita semua dan
dimulai dari saya, sekarang ini kita mendengarkan Firman pengajaran
sampai kita menjadi dengar-dengaran, maka hasilnya:
- Kita mendapatkan kebahagiaan
- Kita juga mendapatkan kesucian
Orang
yang tidak dengar-dengaran, tidak akan berbahagia.
Contohnya adalah
Yunus. Tuhan
memerintahkannya untuk pergi ke Niniwe,
tetapi ia pergi ke Tarsis yang semuanya ada, tetapi ia tidak
berbahagia, goncang dan berakhir di dalam perut ikan.
Ibrani
4 : 12 - 13
12.
Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang
bermata dua mana pun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa
dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan
dan pikiran hati kita.
13.
Dan tidak ada suatu makhluk pun yang tersembunyi di hadapan-Nya,
sebab segala sesuatu telanjang dan terbuka di depan mata Dia, yang
kepada-Nya kita harus memberikan pertanggungan jawab.
Taat
kepada Firman akan menghasilkan penyucian.
Apa
yang harus disucikan oleh Firman yang lebih tajam dari pedang bermata
dua?
Yang
harus mulai disucikan adalah hati dan
pikiran.
Hati
merupakan meja dari manusia yang seringkali tidak diisi dengan Roti
tetapi diisi dengan hal-hal yang jelek seperti yang ditulis di dalam
injil Markus ada
12 kejelekan.
Dan di dalam
injil Matius ada 7
kejelekan. Kalau
saya kumpulkan semuanya, maka Firman yang lebih tajam dari pedang
bermata dua ini menyucikan hati dan pikiran dari
keinginan najis dan keinginan jahat.
Kaum
muda harus berhati-hati dalam keinginan
najis, terutama lewat tontonan dan juga lewat bacaaan-bacaan.
Sekalipun kenajisan ini masih berada di dalam hati dan belum
dilakukan, tetapi itu tetap najis (Matius 5).
Akar
kejahatan adalah cinta akan uang (1
Timotius 6 : 10). Ini bukan berarti
kita tidak boleh memiliki banyak uang.
Yang tidak boleh
adalah cinta/terikat akan uang sehingga kita menjadi kikir dan
serakah.
Serakah
= mengambil milik orang terutama milik Tuhan,
yaitu persepuluhan dan persembahan khusus.
Bagi
rekan –rekan hamba Tuhan
terutama dari GPT,
kita sudah memiliki wadah untuk memberikan persepuluhan supaya kita
tidak bersalah kepada Tuhan
dan juga kepada organisasi. Dan jika kita mau memberikan berkat
kepada orang lain/kepada sesama hamba Tuhan,
maka kita mengambil dari uang milik kita sendiri dan ini berarti kita
tidak terikat pada uang.
Jangan
persepuluhan itu dibagi-bagikan!
Kelihatan baik,
tetapi sesungguhnya kita masih terikat pada uang. Seperti Yudas yang
mengatakan lebih baik uang itu diberikan kepada orang miskin, tetapi
sesungguhnya, ia adalah seorang pencuri. Juga bagi sidang jemaat,
mari perhatikan persepuluhan dan persembahan khusus untuk
dikembalikan kepada Tuhan,
jangan menjadi serakah.
Kikir
= tidak dapat memberi.
Kalau
hati sudah disucikan dari dosa kikir, maka kita dapat memberi dengan
rela/ada kerelaan hati dan juga dengan sukacita kepada sesama yang
membutuhkan dan juga memberi untuk pembangunan Tubuh Kristus.
2
Korintus 9 : 6-8
6.
Camkanlah ini: Orang yang menabur sedikit, akan menuai sedikit juga,
dan orang yang menabur banyak, akan menuai banyak juga.
7.
Hendaklah masing-masing memberikan menurut kerelaan hatinya, jangan
dengan sedih hati atau karena paksaan, sebab Allah mengasihi orang
yang memberi dengan sukacita.
8.
Dan Allah sanggup melimpahkan segala kasih karunia kepada kamu,
supaya kamu senantiasa berkecukupan di dalam segala sesuatu dan malah
berkelebihan di dalam pelbagai kebajikan.
Kalau disucikan dari dosa kikir, maka kita tidak akan rugi sebab Allah
sanggup melimpahkan kasih karunia.
Jadi,
jika kita dapat memberi dengan kerelaan
dan dengan sukacita =
tidak terpaksa tetapi didorong oleh Firman, maka hasilnya:
- Tuhan akan melimpahkan kasih
karunia, bukan melimpahkan uang.
Kita jangan berkata, kalau saya memberikan sepuluh, maka Tuhan
akan memberikan seratus. Ini
namanya kita berjudi. Ada lagi yang berkata: kalau kita memberi yang
banyak, nanti akan mendapatkan lebih banyak lagi. Tetapi jika hal ini
tidak terjadi, maka dapat menjadi seorang pembohong.
Tetapi Tuhan
melimpahkan kasih karunia yang dapat memelihara
sehingga kita berkecukupan/tidak kekurangan.
- Berlebihan dalam pelbagai kebajikan.
Jika ada perbuatan-perbuatan kebajikan, maka akan menjadi pakaian putih
yang berkilau-kilauan = jubah yang sampai di kaki = berkelebihan sampai
di kaki.
- Wahyu 19 : 8
Dan kepadanya dikaruniakan supaya memakai kain
lenan halus yang berkilau-kilauan dan yang putih bersih!" [Lenan halus
itu adalah perbuatan-perbuatan yang benar dari orang-orang kudus.]
Kita dipersiapkan dengan pakaian Mempelai lewat
penyucian.
Jadi disucikan = diberi
pakaian Mempelai.
Memberi itu bukan untuk menjilat, bukan untuk
menguasai, tetapi memberi itu untuk pembangunan Tubuh Kristus. Inilah
penyucian hati oleh pedang Firman dan sesudah hati disucikan, maka
pedang ini juga menyucikan seluruh perbuatan-perbuatan kita,
perkataan-perkataan dan juga pandangan kita sampai akhirnya penyucian
mulut. Akarnya ada di hati, sedangkan buahnya ada di mulut. Jika
akar di hati disucikan, maka buah di mulut akan menjadi baik.
Mazmur 149 : 6
Biarlah pujian pengagungan Allah ada dalam kerongkongan mereka, dan
pedang bermata dua di tangan mereka,
Pedang di tangan = Firman yang dipraktekkan dan
pujian di mulut/di kerongkongan.
Sudah diterangkan bahwa awal dari
penyucian adalah penyucian hati/hati ditusuk = akar-akar yang jelek itu
dicabut sehingga tumbuh akar yang baik dan buahnya pun menjadi baik.
Penyucian terakhir di mulut = mulut ini hanya memuji dan
menyembah Tuhan/pujian keagungan. Pujian dan
penyembahan kepada Tuhan bagaikan mulut
bayi. Bayi ini tidak dapat berkata hal yang jelek tentang bayi yang
lain. Dan juga mulut dari bayi yang ada di seluruh dunia, mengeluarkan
suara/tangisan yang sama. Demikian juga dengan bayi-bayi rohani, juga
harus mengeluarkan suara yang sama, yaitu
Haleluya. Inilah suara dari tangisan bayi yang rohani.
- Wahyu 19 : 6
Lalu aku mendengar seperti suara himpunan besar
orang banyak, seperti desau air bah dan seperti deru guruh yang hebat,
katanya: "Haleluya! Karena Tuhan, Allah kita, Yang Mahakuasa, telah
menjadi raja.
Kita dipersiapkan untuk Wahyu 19
: 9, sebab kalau tidak ada ay 6,
maka tidak dapat sampai ke ayat 9.
Ay 6 =
hasil penyucian dari pedang bermata dua yang menusuk
hati dan juga menusuk mulut sehingga keluar
suara penyembahan Haleluya.
Itu sebabnya di hari-hari ini
kita harus menggunakan mulut untuk berkata benar, bukan untuk berkata
yang salah. Sebab kalau kita berkata salah, maka
akan mengurangi kebahagiaan. Jika berkata benar + dengan penyembahan,
maka kebahagiaan itu akan bertambah.
Wahyu 19 : 1, 3, 4
1. Kemudian dari
pada itu aku mendengar seperti suara yang nyaring dari himpunan besar
orang banyak di sorga, katanya: "Haleluya! Keselamatan dan kemuliaan
dan kekuasaan adalah pada Allah kita,
3. Dan untuk kedua
kalinya mereka berkata: "Haleluya! Ya, asapnya naik sampai
selama-lamanya."
4. Dan kedua puluh
empat tua-tua dan keempat makhluk itu tersungkur dan menyembah Allah
yang duduk di atas takhta itu, dan mereka berkata: "Amin, Haleluya."
Haleluya ini bukan hanya bahasa secara
internasional, tetapi sampai di surga sebab nanti akan ada pertemuan
bumi dengan surga yang akan bersorak
Haleluya --> 'berbahagia yang diundang ke pesta
kawin Anak Domba'= pertemuan
antara Yesus/Mempelai Pria Surga dengan kita
Mempelai Wanita.
Jadi, ay 6 = Haleluya dan ada ay 8 = pakaian yang merupakan hasil dari
penyucian. Baru ada ay 9 dan kita akan bertemu dengan Yesus.
Wahyu 19 : 9 --> Lalu
ia berkata kepadaku: "Tuliskanlah: Berbahagialah mereka yang diundang
ke perjamuan kawin Anak Domba." Katanya lagi kepadaku: "Perkataan ini
adalah benar, perkataan-perkataan dari Allah."
Akan terjadi pertemuan dan praktek dari Firman
adalah penyucian sampai kita memiliki pakaian dan juga memiliki satu
suara = satu Tubuh dengan satu suara. Dulu manusia diciptakan dengan
satu suara, tetapi ketika mereka membuat menara Babel, maka suara itu
menjadi banyak sehingga menjadi kacau. Tetapi nanti akan dikembalikan
menjadi satu suara. Semoga kita dapat mengerti.
- orang yang taat, selain sudah dipersiapkan pakaian dan suara
untuk bertemu dengan Yesus, tetapi ia juga
diperlengkapi dengan tubuh yang tidak dikuasai
oleh maut.
Yohanes 8 : 51
Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa
menuruti firman-Ku, ia tidak akan mengalami maut sampai selama-lamanya."
Tidak mengalami maut sampai selama-lamanya =
kematian tubuh tidak berkuasa lagi.
Ini bukan berarti orang itu tidak dapat mati, bukan! Seperti alm.
Bapak Pdt. V. Gessel yang sudah
mendengarkan Firman Mempelai dan mempraktekkannya, ternyata beliau
mati. Tetapi nanti jika terjadi pertemuan di
udara, beliau akan dibangkitkan = maut tidak berkuasa atasnya sebab
sudah memiliki tubuh kemuliaan.
1
Tesalonika 4 : 16
Sebab
pada waktu tanda diberi, yaitu pada waktu penghulu malaikat berseru
dan sangkakala Allah berbunyi, maka Tuhan sendiri akan turun dari
sorga dan mereka yang mati dalam Kristus akan lebih dahulu bangkit;
Mati
dalam Kristus = mati di dalam ketaatan dan kesucian akan dibangkitkan
= maut tidak berkuasa.
Bagi
kita yang masih hidup ketika Yesus
datang, tetapi kalau kita tidak dengar-dengaran, kita akan
ketinggalan dan menjadi mangsa dari antikris. Antikris juga tidak
mati/seperti binatang yang mau mati tetapi tidak mati.
Jadi
yang menentukan masuk pesta nikah Anak
Domba itu bukan mati atau hidupnya tubuh ini, tetapi ketaatan
dan kesucian yang menentukan.
Yang
penting, selama kita hidup, kita harus taat dan suci sehingga kita
akan berbahagia karena diundang ke pesta kawin Anak Domba.
Yang
mati akan dibangkitkan dan yang hidup diubahkan menjadi satu tubuh,
satu suara Haleluya untuk menyambut kedatangan Yesus
kedua kali. Itu sebabnya Tuhan
Yesus
mengatakan Allah
Abraham, Allah Ishak
dan Allah Yakub
adalah Allah yang
hidup. Ini
berarti Abraham itu tidak mati =
nanti pada saat kebangkitan, ia akan bangkit/maut tidak berkuasa
lagi. Semoga kita dapat mengerti.
Inilah
Wahyu 19 : 9,
maut secara tubuh tidak berkuasa lagi lewat kecelakaan, lewat
penyakit, lewat bencana alam bagi orang yang suci. Puji TUHAN.
3)
Wahyu 21 : 1-3
= Hubungan
Mempelai.
1.
Lalu aku melihat langit yang baru dan bumi yang baru, sebab langit
yang pertama dan bumi yang pertama telah berlalu, dan laut pun tidak
ada lagi.
2.
Dan aku melihat kota yang kudus, Yerusalem yang baru, turun dari
sorga, dari Allah, yang berhias bagaikan pengantin perempuan yang
berdandan untuk suaminya.
3.
Lalu aku mendengar suara yang nyaring dari takhta itu berkata:
"Lihatlah, kemah Allah ada di tengah-tengah manusia dan Ia akan
diam bersama-sama dengan mereka. Mereka akan menjadi umat-Nya dan Ia
akan menjadi Allah mereka.
Di
bagian atas diterangkan sbb:
- Sunyi senyap di surga = hubungan Mempelai lewat penyembahan.
- Berbahagia yang diundang ke pesta kawin Anak Domba = pertemuan
antara Yesus dengan Mempelai Wanita.
- Pengantin perempuan berdandan untuk Suaminya = hubungan
Mempelai/hubungan nikah yang rohani
Apa
yang menjadi praktek dari hubungan Mempelai ini? yaitu hubungan
pembaharuan/Yerusalem Baru.
Kalau
kita mau sampai pada hubungan yang rohani di
hari-hari ini,
yaitu:
- Menyembah Tuhan sehingga hati
menjadi tenang dan lega = maut tidak berkuasa
- Mendengar Firman sampai dengar-dengaran. Kita hidup suci
sehingga hati dan mulut menjadi suci dan kita dapat masuk dalam pesta
nikah Anak Domba = maut tubuh tidak
menguasainya. Seandainya seseorang itu diijinkan oleh Tuhan
mati, ia akan dibangkitkan.
- Sudah berada di Yerusalem Baru = Mempelai Wanita berdandan untuk
Suaminya = hubungan pembaharuan. Kita harus mengalami
pembaharuan/keubahan hidup dari manusia daging menjadi manusia yang
rohani.
Tadi
saudara mungkin mendengarkan tekanan dari suara saya yaitu natal =
Allah lahir
menjadi manusia
daging untuk
memberikan kesempatan kepada manusia supaya manusia daging dilahirkan
baru/dibaharui menjadi sama dengan Allah
sehingga dapat masuk Yerusalem Baru/puncak dari pembaharuan. Jika
tidak melewati kelahiran, maka manusia tidak dapat menjadi seperti
Allah.
Apa
yang harus dibaharui? Wahyu 21 : 8
Tetapi
orang-orang penakut (1),
orang-orang yang tidak percaya (2),
orang-orang keji (3),
orang-orang pembunuh (4), orang-orang sundal (5),tukang-tukang sihir
(6), penyembah-penyembah berhala (7) dan
semua pendusta (8), mereka akan
mendapat bagian mereka di dalam lautan yang menyala-nyala oleh api
dan belerang; inilah kematian yang kedua."
Natal
adalah kasih Allah
supaya manusia dapat dilahirkan baru oleh kasih Allah
dan menjadi sama dengan Dia.
Jadi,
tiga macam hubungan nikah yang rohani adalah:
- Hubungan penyembahan sehingga Roh Kudus
memberikan ketenangan/kedamaian.
- Hubungan kebahagiaan = Firman
menyucikan.
- Hubungan pembaharuan = kasih Allah
membaharui kita yang dimulai dari 8
dosa yang tidak boleh ada. Sebab
kalau ada satu dosa saja, maka lautan api belerang/kematian kedua masih
berkuasa. Orang yang berdusta, ia langsung dikuasai
oleh maut/neraka.
Mari!
bagi yang bekerja, saudara harus berhati-hati!
Jangan barang
palsu, saudara katakan asli. Sekalipun dunia sekarang ini berbuat
seperti itu, tetapi saudara jangan ikut-ikutan berdusta, sebab ini
berarti kita juga ikut-ikutan masuk ke neraka.
Bagi
rekan-rekan hamba
Tuhan, apapun
yang kita hadapi, jangan berdusta! Sebab penutup
segala dosa adalah dusta sehingga
langsung masuk ke neraka. Itu sebabnya kalau delapan dosa itu sudah
dibuang, maka kita akan mendapatkan sembilan hal yang baik sebab
Tuhan
itu tidak pernah merugikan kita.
Delapan dosa dibuang, maka kita
mendapatkan sembilan buah Roh yang merupakan sifat dari allah
Tri Tunggal.
Galatia
5 : 22 - 23
22.
Tetapi buah Roh ialah: kasih (1), sukacita (2), damai sejahtera (3),
kesabaran (4), kemurahan (5), kebaikan (6), kesetiaan (7),
23.
kelemahlembutan (8), penguasaan diri (9). Tidak ada hukum yang
menentang hal-hal itu.
Kasih,
sukacita, damai = kasih Allah
Bapa/Gambar dari Allah
Bapa.
Dulu
manusia ini segambar dengan Allah,
tetapi oleh dosa, maka gambar
Allah itu hilang.
Kesabaran,
kemurahan, kebaikan = Gambar dari Allah
Anak/Yesus.
Kesetiaan,
kelamahlembutan, penguasaan diri = Gambar dari Allah
Roh Kudus.
Jadi,
kita dibaharui untuk dikembalikan kepada
gambar
Allah/ciptaan
semula lewat pembaharuan sedikit demi sedikit.
Mungkin dari sembilan buah Roh, baru punya
satu yaitu kasih.
Sebab kasih itu
tidaklah sombong, tidak kasar. Waktu Yesus
merasa lapar, Ia
mencari satu/dua buah saja dan ini sudah cukup, sebab nanti dapat
menjadi sembilan dan kita kembali kepada gambar
Allah = sama
mulia dengan Yesus.
Kejadian
1 : 26
Berfirmanlah
Allah: "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa
Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung
di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala
binatang melata yang merayap di bumi."
Kita
= Allah Bapa,
Anak Allah dan
Allah Roh
Kudus.
Kita
dikembalikan sedikit demi sedikit ke
ciptaan semula sampai satu waktu menjadi
sama mulia dengan Tuhan
dan kita boleh masuk ke Yerusalem Baru sehingga kematian kedua tidak
dapat mengusai kita.
Orang
yang dibaharui = Yerusalem Baru sehingga neraka tidak dapat menjamah,
sebab Yerusalem Baru dan neraka itu tempatnya terpisah.
Jadi,
kalau kita dibaharui = kita berada di Yerusalem Baru dan neraka tidak
berkuasa.
Kematian
rohani --> dosa tidak berkuasa kalau
ada hubungan penyembahan.
Kematian
jasmani --> tidak berkuasa kalau
kita memiliki Firman di dalam hidup kita sehingga kita disucikan.
Kematian
kedua/neraka --> tidak berkuasa kalau kita ada
pembaharuan di dalam hidup kita. Kita dibaharui
terutama dari delapan dosa, terutama dari dosa dusta yang dapat
binasa. Itu sebabnya kita jangan main-main tetapi harus
sungguh-sungguh dibaharui dan akan sampai ke Yerusalem Baru. Kita
akan menjadi ciptaan semula.
Waktu
Tuhan menciptakan
dunia, mulai dari hari pertama sampai hari ketujuh,
semuanya baik! Kalau kita dibaharui
= kita dikembalikan kepada ciptaan semula, berarti kita mengalami
kuasa penciptaan sehingga semuanya menjadi baik. Apa yang rusak dan
hancur, menjadi baik.
Bagi
kaum muda, mungkin masa depan saudara sudah hancur, tetapi kalau
saudara mau dibaharui, menjadi tenang dan mau disucikan, pasti
semuanya akan menjadi baik.
Saya
berbahagia sebab di malam natal ini, Tuhan
berjanji semuanya akan menjadi baik. Bagi hamba-hamba Tuhan
dan juga pelayan-pelayan Tuhan,
di tahun-tahun mendatang, semuanya akan menjadi baik.
Apa
yang membaharui kita? Yang membaharui kita adalah kasih Allah
lewat Korban Kristus.
Dulu,
natal adalah Allah
rela lahir menjadi manusia.
Sekarang, manusia yang hina tetapi oleh
kasih Allah/Korban
Kristus dilahirkan baru menjadi sama dengan Allah.
Yesaya
52 : 13 - 14
13.
Sesungguhnya, hamba-Ku akan berhasil, ia akan ditinggikan, disanjung
dan dimuliakan.
14.
Seperti banyak orang akan tertegun melihat dia -- begitu buruk
rupanya, bukan seperti manusia lagi, dan tampaknya bukan seperti anak
manusia lagi --
Rupa
Yesus di
atas kayu salib menjadi sangat buruk.
Untuk apa? Inilah
kasih Allah --> Yesus
karena kasihNya,
di atas kayu salib Ia
rela menjadi sangat buruk sampai bukan seperti manusia lagi.
Lalu seperti apa?
Maafkan!
Kalau bukan seperti manusia lagi, maka:
- Seperti binatang terutama seperti anjing dan babi.
Anjing ini suka menjilat muntahnya lagi = berbuat
dosa, tidak bertobat tetapi menjilat nuntahnya lagi/berbuat dosa lagi.
Babi yang selalu kembali ke kubangan
= kembali berbuat dosa lagi sehingga gambar
Yesus sudah tidak ada lagi.
Yesus rela menjadi gambar dari anjing dan
babi untuk memberikan gambarNya
kepada kita.
- Seperti setan,
sebab Yesus pernah berkata kepada Petrus: 'enyahlah
iblis.' Petrus yang adalah
seorang pendeta yang hebat, tetapi satu waktu, ia bergambar seperti
iblis karena menolak salib ketika Yesus
berkata bahwa Ia harus ke Yerusalem untuk
dibunuh, tetapi Petrus melarang Yesus.
Sekarang
ini banyak gereja
yang menolak salib dan lebih memilih apa yang enak bagi daging,
semisal uang = iblis. Tetapi Yesus
sudah menjadi buruk dari semuanya untuk menjadikan kita baik, bahkan
kita menjadi sempurna seperti Dia untuk menyambut kedatanganNya
yang kedua
kali.
Mari
saudaraku! Sekarang ini kita menggunakan kesempatan di malam natal
ini untuk mengoreksi diri. Saya
mungkin selama satu tahun ini sudah menjadi buruk bahkan sudah hancur
lebur semuanya, tetapi malam natal ini, kalau saya mau mengaku dosa
kepada Tuhan dan
mau bersungguh-sungguh berubah, maka apa yang buruk akan menjadi
baik, bahkan menjadi yang terbaik di dalam hidup kita.
Tuhan
memberkati.1