Yudas
1: 24
- 25
24.
Bagi Dia, yang berkuasa menjaga supaya jangan kamu tersandung dan
yang membawa kamu dengan tak bernoda dan penuh kegembiraan di hadapan
kemuliaan-Nya,
25.
Allah yang esa, Juruselamat kita oleh Yesus Kristus, Tuhan kita, bagi
Dia adalah kemuliaan, kebesaran, kekuatan dan kuasa sebelum segala
abad dan sekarang dan sampai selama-lamanya. Amin.
Jadi,
inilah penutup dari surat
Yudas yang ditutup dengan tujuh penampilan Pribadi Yesus,
yaitu:
- bagi Dia yang berkuasa supaya
jangan kamu tersandung.
Dia = Yesus yang berkuasa menjaga kita supaya
kita tidak tersandung.
- Dia berkuasa membawa kita sampai kita tidak
bernoda/bercacat cela = sempurna.
- Dia adalah Allah Yang Esa
- Dia adalah Juruselamat kita
- Dia adalah Tuhan Yesus Kristus
- Dia yang layak menerima
kemuliaan, kekuasaan, kekuatan, kebesaran.
- Dia adalah Allah yang
kekal dari dulu, sekarang sampai
selama-lamanya.
Inilah
tujuh penampilan dari Pribadi Yesus
bagaikan tujuh sinar dari pelita emas.
Kalau ini
disinarkan kepada sidang jemaat, maka sidang jemaat akan mendapatkan
tujuh kebahagiaan. Angka tujuh adalah angka kesempurnaan =
kebahagiaan
yang sempurna.
Tujuh
kebahagiaan ini juga terdapat di dalam
kitab
Wahyu yaitu:
- Wahyu 1 : 3
Berbahagialah ia yang membacakan dan mereka yang mendengarkan kata-kata
nubuat ini, dan yang menuruti apa yang ada tertulis di dalamnya, sebab
waktunya sudah dekat.
- Wahyu 14 : 13
Dan aku mendengar suara dari sorga berkata:
Tuliskan: "Berbahagialah orang-orang mati yang mati dalam Tuhan, sejak
sekarang ini." "Sungguh," kata Roh, "supaya mereka boleh beristirahat
dari jerih lelah mereka, karena segala perbuatan mereka menyertai
mereka."
- Wahyu 16 : 15
"Lihatlah, Aku datang seperti pencuri.
Berbahagialah dia, yang berjaga-jaga dan yang memperhatikan pakaiannya,
supaya ia jangan berjalan dengan telanjang dan jangan kelihatan
kemaluannya."
- Wahyu 19 : 9
Lalu ia berkata kepadaku: "Tuliskanlah:
Berbahagialah mereka yang diundang ke perjamuan kawin Anak Domba."
Katanya lagi kepadaku: "Perkataan ini adalah benar, perkataan-perkataan
dari Allah."
Ini merupakan puncak/pokok kebahagiaan yaitu saat Yesus
datang kembali kedua kali, kita akan
bersama-sama dengan Dia selama-lamanya.
- Wahyu 20 : 6
Berbahagia dan kuduslah ia, yang mendapat
bagian dalam kebangkitan pertama itu. Kematian yang kedua tidak
berkuasa lagi atas mereka,
- Wahyu 22 : 7
"Sesungguhnya Aku datang segera. Berbahagialah
orang yang menuruti perkataan-perkataan nubuat kitab ini!"
- Wahyu 22 : 14
Berbahagialah mereka yang membasuh jubahnya.
Mereka akan memperoleh hak atas pohon-pohon kehidupan dan masuk melalui
pintu-pintu gerbang ke dalam kota itu.
Inilah
tujuh kebahagiaan kekal/surga. Semoga menjadi praktek hidup apa yang
Tuhan janjikan,
yaitu Tuhan akan
memberikan kebahagiaan.
Kita
sudah mempelajari kebahagiaan pertama, kedua, ketiga dan kebahagiaan
yang kelima. Sekarang kita akan mempelajari kebahagiaan
yang ketujuh.
Wahyu
22 : 14
Berbahagialah
mereka yang membasuh jubahnya. Mereka akan memperoleh hak atas
pohon-pohon kehidupan dan masuk melalui pintu-pintu gerbang ke dalam
kota itu.
Berbahagialah
mereka yang membasuh jubah sehingga kita
akan dikembalikan ke firdaus/ke taman Eden dan akan masuk ke kota
Yerusalem Baru.
Kita
semua sudah mengetahui bahwa semua manusia itu sudah berbuat dosa
sehingga kehilangan pakaian dan jubah dan berakibat manusia itu
menjadi telanjang.
Roma
3 : 23
Karena
semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah,
Di
bagian atas diterangkan bahwa 'berbahagialah mereka yang membasuh
jubahnya,'
tetapi pada kenyataannya semua manusia sudah berbuat dosa sehingga
kehilangan pakaian kebenaran, pakaian kesucian dan juga pakaian
kemuliaan = telanjang.
Sekarang,
bagaimana caranya
supaya manusia mendapatkan pakaian dan
jubah itu kembali? Jawabannya:
dari atas kayu salib.
Yohanes
19 : 23 - 24
23.
Sesudah prajurit-prajurit itu menyalibkan Yesus, mereka mengambil
pakaian-Nya lalu membaginya menjadi empat bagian untuk tiap-tiap
prajurit satu bagian - dan jubah-Nya juga mereka ambil. Jubah itu
tidak berjahit, dari atas ke bawah hanya satu tenunan saja.
24.
Karena itu mereka berkata seorang kepada yang lain: "Janganlah kita
membaginya menjadi beberapa potong, tetapi baiklah kita membuang undi
untuk menentukan
siapa yang mendapatnya." Demikianlah hendaknya supaya genaplah yang
ada tertulis dalam Kitab Suci: "Mereka membagi-bagi pakaian-Ku di
antara mereka dan mereka membuang undi atas jubah-Ku." Hal itu
telah dilakukan prajurit-prajurit itu.
Jadi
dari atas kayu salib, Yesus
rela ditelanjangi untuk memberikan pakaian kepada manusia yang
telanjang.
Ada
dua macam pakaian yang dibagi dari
atas kayu salib,
yaitu:
- pakaian keselamatan/kebenaran yang
dibagi menjadi empat bagian. Empat
bagian ini menunjuk pada empat penjuru bumi.
Ini berarti semua
manusia dari empat penjuru bumi mendapatkan
kesempatan yang sama untuk mendapatkan pakaian keselamatan/pakaian
kebenaran dengan proses:
- Percaya/iman kepada Yesus.
- Bertobat = berhenti berbuat
dosa dan kembali kepada Tuhan.
- Dibaptis air dan Roh = lahir
dari air dan Roh sehingga kita dapat hidup di dalam kebenaran. Semoga
kita dapat mengerti.
Tetapi pakaian keselamatan/pakaian kebenaran ini masih
belum cukup sebab terlalu tipis, dan manusia masih dapat telanjang.
Oleh sebab itu harus dirangkap dengan jubah kesucian.
- jubah yang tidak berjahit dan hanya terdiri dari satu
tenunan = pakaian kesucian = jubah
pelayanan.
Kalau dibandingkan dengan Yusuf, maka jubah pelayanan ini juga disebut
dengan jubah maha indah.
Jubah ini tidak dirobek tetapi diundi. Ini
berarti tidak semua manusia yang mendapatkan. Hanya orang yang kena
undi yang mendapatkan, artinya: hanya
orang yang mendapatkan kepercayaan dan kemurahan dari Tuhan,
ia bisa mendapatkan jubah maha indah/jubah
pelayanan. Tetapi untuk mendapatkan jubah maha indah
ini, ada prosesnya.
Proses
untuk mendapatkan jubah maha indah
adalah:
Kejadian
37 : 2 - 3
2.
Inilah riwayat keturunan Yakub. Yusuf, tatkala berumur tujuh belas
tahun -- jadi masih muda -- biasa menggembalakan kambing domba,
bersama-sama dengan saudara-saudaranya, anak-anak Bilha dan Zilpa,
kedua isteri ayahnya. Dan Yusuf menyampaikan kepada ayahnya kabar
tentang kejahatan saudara-saudaranya.
3.
Israel lebih mengasihi Yusuf dari semua anaknya yang lain, sebab
Yusuf itulah anaknya yang lahir pada masa tuanya; dan ia menyuruh
membuat jubah yang maha indah bagi dia.
Terbukti,
hanya Yusuf yang mendapatkan jubah maha indah, sedangkan
saudara-saudaranya yang lain tidak mendapatkan.
Hanya orang yang dipercayakan dan mendapatkan kemurahan dari Tuhan
yang mendapatkan.
- Biasa menggembalakan.
Biasa di sini berarti bukanlah suatu kebiasaan tetapi ketekunan/
tekun di dalam penggembalaan.
Kalau dikaitkan dengan tabernakel --> tekun di dalam ruangan suci =
tekun di dalam tiga macam ibadah pokok. Saya yakin, bagi yang belum
melayani Tuhan, kalau saudara tekun di dalam
tiga macam ibadah pokok/tekun di dalam penggembalaan, maka satu saat
saudara akan menerima undi.
Jadi, tidak perlu
disuruh untuk melayani sebab kalau kita tekun, pasti kita akan terkena
undi. Tetapi, biarlah kuasa Firman
penggembalaan yang bekerja. Yang penting, bertekun dulu di dalam tiga
macam ibadah.
Urusan jubah ini bukanlah urusan dari gembala sebab
gembala hanya mengarahkan/memasukkan domba ke dalam kandang, dan jubah
merupakan urusan dari Tuhan Yesus dari atas
kayu salib.
Jadi, kalau kita tekun di dalam penggembalaan, maka kita akan bertemu
dengan Gembala Agung --> semua urusan kita berada di dalam Tangan
dari Gembala Agung.
- Hidup di dalam kesucian --> Yusuf
menyampaikan kabar tentang kejahatan saudara-saudaranya kepada ayahnya.
Penggembalaan ini tidak dapat dipisahkan dari kesucian, karena
penggembalaan itu berada di dalam ruangan suci.
Jubah tidak berjahit = tidak ada campur tangan
manusia.
Jadi,
di dalam sistim penggembalaan kita akan mendapatkan penyucian dari
Allah Tri Tunggal
secara penuh,
yaitu di dalam:
- Pelita emas (http://www.gptkk.org/tabernakel_pelita+emas.html)/ibadah
raya = kita
mengalami penyucian dari Allah Roh Kudus.
1 Petrus 1 : 2
yaitu orang-orang yang
dipilih, sesuai dengan rencana Allah, Bapa kita, dan yang dikuduskan
oleh Roh, supaya taat kepada Yesus Kristus dan menerima percikan
darah-Nya. Kiranya kasih karunia dan damai sejahtera
makin melimpah atas kamu.
Penyucian oleh Allah Roh
Kudus menjadikan kita taat sekalipun harus menderita secara daging
seperti Yesus yang taat sampai harus mati
disalibkan.
Jika kita taat karena daging ini merasa enak, maka ketaatan itu
belumlah teruji, tetapi ketaatan
yang teruji adalah di saat daging itu harus menderita.
- Meja roti sajian (http://www.gptkk.org/tabernakel_meja+roti+sajian.html)/ibadah
pendalaman alkitab = kita mengalami
penyucian oleh Anak Allah lewat kekuatan
Firman dan perjamuan suci.
Yohanes 15 : 3
Kamu memang sudah bersih karena firman yang
telah Kukatakan kepadamu.
Penyucian oleh Firman yang dibukakan
rahasianya/ayat menerangkan ayat/ Firman pengajaran yang benar =
penyucian oleh 'Firman yang telah Ku katakan kepadamu.'
Kamu memang sudah bersih = penyucian
sampai ke akar-akar dosa dan ini ada kaitan
dengan Yudas yang merupakan akar kejahatan. Penyucian dari dosa Yudas
yang merupakan akar kejahatan.
Yohanes 13 : 10 - 11
10. Kata Yesus
kepadanya: "Barangsiapa telah mandi, ia tidak usah membasuh diri lagi
selain membasuh kakinya, karena ia sudah bersih seluruhnya. Juga kamu
sudah bersih, hanya tidak semua."
11. Sebab Ia tahu,
siapa yang akan menyerahkan Dia. Karena itu Ia berkata: "Tidak semua
kamu bersih."
Ada banyak akar-akar yaitu:
- akar kepahitan = dendam, iri
dan sebagainya, seperti Esau.
- akar kenajisan = dosa sex,
kawin mengawinkan.
- akar kejahatan = cinta akan
uang.
Semua akar ini hanya bisa disucikan
lewat Firman yang dibukakan rahasianya/ayat menerangkan ayat.
Kita harus berhati-hati, sebab sekarang ini banyak
pemberitaan Firman menggunakan ilmu pengetahuan, logika maupun dengan
ilustrasi-ilustrasi yang terlihat bagus dan menarik, tetapi tidak
memiliki kuasa untuk menyucikan. Kalau Firman bukan merupakan perkataan
Tuhan, maka tidak memiliki kuasa untuk
menyucikan; sebab pengetahuan, logika maupun ilustrasi-ilustrasi
berasal dari manusia sehingga tidak dapat menyucikan. Inilah yang harus
kita waspadai di hari-hari ini.
Saya melihat banyak orang di gereja, kalau membaca ayat satu
kali, mereka masih mau membaca. Kemudian
dua, tiga, empat kali, sudah tidak mau membaca dan hanya memandang pada
pendeta yang berkhotbah. Pada akhirnya Alkitab
ditutup sebab sudah tidak mau membaca alkitab lagi. Ini sangat
berbahaya tetapi banyak terjadi di dalam gereja Tuhan
di kalangan hamba-hamba Tuhan.
Inilah pandainya setan. Kita
dihalangi dengan membuat kita menjadi mengantuk dan
sebagainya. Tetapi kalau tidak dapat dihalangi, maka ada
juga yang menerima Firman, tetapi diselewengkan oleh setan ?
bukan lagi perkataan dari Tuhan Yesus,
tetapi perkataan dari manusia yang tidak dapat menyucikan.
Itu sebabnya saudara harus mendoakan saya, supaya jangan otak/logika
saya yang berjalan, tetapi ayat menerangkan ayat sebab ini yang
memiliki kuasa penyucian. Semoga kita dapat mengerti.
- Mezbah dupa emas (http://www.gptkk.org/tabernakel_mezbah+dupa+emas.html)/ibadah
doa penyembahan = kita mengalami
penyucian oleh Allah Bapa di dalam kasih.
Inilah
penyucian secara lengkap dari ALLAH Tri Tunggal di dalam sistim
penggembalaan, yaitu:
- kita tekun di dalam
penggembalaan/di dalam kandang penggembalaan = kita tekun di dalam tiga
macam ibadah pokok seperti Yusuf yang biasa menggembalakan kambing
domba.
- Hidup di dalam kesucian = Yusuf
memberitahu kejahatan dari kakak-kakaknya.
Sesungguhnya kakak-kakaknya itu sudah membenci Yusuf, apalagi Yusuf
memberitahu kejahatan mereka kepada ayahnya, maka ia semakin dibenci.
Tetapi Yusuf tidak takut untuk menanggung risikonya. Seandainya Yusuf
tidak menceritakan kejahatan kakak-kakaknya itu, mungkin ia akan
disayang oleh mereka. Tetapi
disayang oleh daging =
kehilangan jubah yang indah. Dipuji oleh manusia, tetapi kehilangan
jubah yang indah/kehilangan karunia sehingga akan menderita kerugian.
Kalau ia seorang hamba Tuhan,
maka pelayanannya akan merosot.
Penyucian
Allah Bapa -->
1 Tesalonika
5 : 23
Semoga Allah damai
sejahtera menguduskan kamu seluruhnya dan semoga roh, jiwa dan
tubuhmu terpelihara sempurna dengan tak bercacat pada kedatangan
Yesus Kristus, Tuhan kita.
Di
dalam tiga macam ibadah, Allah
Tri Tunggal secara lengkap menyucikan kita, maka kita juga disucikan
secara lengkap,
yaitu tubuh, jiwa dan roh.
Jadi,
Tuhan tidak
pernah menipu kita.
Penyucian =
pemeliharaan Tuhan.
Siswa/i Lempin-El harus memperhatikan, sebab kebutuhan sehari-hari
dari seorang hamba Tuhan
bukanlah dari beras, uang dan dari sidang jemaat, tetapi hidup kita
dari Tuhan lewat
penyucian.
Semakin
kita disucikan, semakin jelas pemeliharaan Tuhan/Gembala
Agung. Semoga kita dapat
mengerti.
Banyak kami sebagai hamba T
uhan
salah, sebab merasa hidup dari sidang
jemaat karena
memiliki jemaat yang banyak.
Bukan! Saya
pribadi sudah mengalami.
Dengan
meninggalkan
semuanya, tidak ada sponsor dan saya masuk sekolah Lempin-El sendiri,
tetapi saya dapat hidup. Saya juga heran sampai hari ini.
Darimana semuanya
itu? Ini adalah
kesaksian yang sebenarnya.
Waktu pelajaran tentang
manna satu gomer selama lima hari, ini adalah penyucian panca indera
yang merupakan makanan kita sehari-hari. Saudara memiliki pekerjaan,
ijazah
, silahkan! Tetapi
mari kita belajar, bahwa hidup kita bukan dari semua
ini, tetapi hidup kita berasal dari
penyucian, sebab penyucian = pemeliharaan Tuhan.
Semakin kita disucikan, semakin jelas pemeliharaan dari Gembala
Agung.
Kita
terus menerus disucikan:
- Oleh Allah Roh Kudus
--> kita menjadi taat.
- Oleh Anak Allah --> Firman
dibukakan sehingga akar-akar dosa disucikan.
- Oleh Allah Bapa -->
tubuh, jiwa dan roh disucikan terus menerus sampai
satu waktu di saat kedatangan Yesus kedua
kali tubuh, jiwa dan roh
kita sudah tidak bercacat cela/sempurna.
Inilah
rumusnya:
semakin kita disucikan, maka semakin jelas pemeliharaan Tuhan.
Jika
sudah tergembala dan kita mengalami penyucian, barulah kita boleh
menerima jubah. Kita sudah menerima pakaian keselamatan dari percaya
kepada Yesus,
bertobat, dibaptis
air dan Roh Kudus.
Tetapi pakaian
ini masih terlalu tipis.
Ada
cerita dari seorang rasul yang paling muda yaitu
rasul Yohanes.
Waktu Yesus
ditangkap di Getsemani, ia melarikan diri dengan
telanjang/meninggalkan Tuhan
karena kainnya tipis.
Sangat tipis
kalau hanya memakai pakaian keselamatan dan pakaian kebenaran.
Harus ditambah
dengan jubah yang memiliki syarat yaitu harus tergembala dan
disucikan,
barulah kita mendapatkan jubah.
Efesus
4 : 11 - 12
11.
Dan Ialah yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik
pemberita-pemberita Injil maupun gembala-gembala dan
pengajar-pengajar,
12.
untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi
pembangunan tubuh Kristus,
Ay
11 = jubah
pelayanan = jabatan-jabatan
pelayanan dan karunia-karunia Roh Kudus
= jubah maha indah.
Ay
12 = orang-orang
kudus = orang-orang
yang tergembala dan hidup di dalam kesucian.
Bukan
orang yang pandai atau yang memiliki pengalaman
yang mendapatkan jubah, tetapi orang kudus.
Kakak-kakak Yusuf
lebih berpengalaman, apalagi kakak yang tertua Ruben, tetapi ia tidak
mendapatkan jubah.
Jangan
kita melihat usia
tua/muda, kaya/miskin apalagi pandai/bodohnya. Seringkali kami para
hamba-hamba Tuhan
dan juga bagi para siswa/i Lempin-El, mengejar ijazah dan
lain-lain sampai harus berbohong -->
sekolah hanya dua minggu, sudah menjadi
sarjana. Mengejar sesuatu dari dunia sampai harus berbohong. Yang
harus saudara kejar adalah kesucian. Semakin
jelas kesucian itu, maka jabatan menjadi semakin jelas dan semakin
indah jubah yang berwarna-warni itu.
Waktu
di atas kayu salib, jubah dari Tuhan hanya
satu tenunan saja = untuk pembangunan satu tubuh Kristus yang
sempurna. Tenunan itu tidak dua/tiga.
Jadi,
kalau kita semua mengikuti proses yang sama, maka kita tidak perlu
menjadi bingung karena kita:
- Menerima pakaian = percaya, dibaptis
air dan Roh Kudus =
hidup benar.
- tergembala = suci sehingga
diberi jabatan dan karunia.
Pasti
kita dapat bekerja sama untuk pembangunan satu tenunan yaitu
pembangunan satu Tubuh Kristus yang sempurna. Karena prosesnya
berbeda-beda, otomatis pekerjaannya juga berbeda.
Mari!
sekarang ini kita mengikuti satu proses untuk menerima pakaian dengan
menerima pakaian keselamatan yang ada prosesnya dan juga menerima
jubah yang juga ada prosesnya. Pasti kita
semuanya dipakai dalam pembangunan tubuh Kristus yang
sempurna/Mempelai Wanita Tuhan.
Semoga kita dapat mengerti.
Sesudah
mendapatkan pakaian dan jubah, barulah
dibasuh dan kita mendapatkan kebahagiaan
surga. Sebab
kebahagiaan itu didapat dari jubah yang dibasuh.
Wahyu
22 : 14
Berbahagialah
mereka yang membasuh jubahnya. Mereka akan memperoleh hak atas
pohon-pohon kehidupan dan masuk melalui pintu-pintu gerbang ke dalam
kota itu.
Kalau
jubah itu belum dibasuh
= kita belum berbahagia.
Inilah
proses mengikuti Tuhan. Jangan
menggampangkan ikut Tuhan
dengan berkata: yang penting kita sudah melayani, sebab ini
berbahaya. Di dalam ayat ini sudah
jelas, yaitu setelah kita sudah menerima pakaian dan jubah maka kita
mendapatkan kebahagiaan kalau jubah itu mau dibasuh.
Jubah
itu dibasuh dengan 2 hal,
yaitu:
- dengan sabun tukang penatu
Maleakhi 3 : 1 - 2
1. Lihat, Aku menyuruh utusan-Ku, supaya ia
mempersiapkan jalan di hadapan-Ku! Dengan mendadak Tuhan yang kamu cari
itu akan masuk ke bait-Nya! Malaikat Perjanjian yang kamu kehendaki
itu, sesungguhnya, Ia datang, firman Tuhan
semesta alam.
2. Siapakah yang
dapat tahan akan hari kedatangan-Nya? Dan siapakah yang dapat tetap
berdiri, apabila Ia menampakkan diri? Sebab Ia seperti api tukang
pemurni logam dan seperti sabun tukang penatu.
Sabun tukang penatu = api pemurni logam = Firman
yang keras = Firman pengajaran yang disampaikan secara terus menerus
dan diulang-ulang = Firman penggembalaan untuk membersihkan noda.
Jika Firman masih terus menerus diulang-ulang, bukan untuk membosankan,
sebab kalau Firman diulang-ulang, maka itu berarti
masih ada noda yang tersembunyi. Noda
di dalam jubah pelayanan yang sering muncul adalah malas dan jika sudah
malas, akan menjadi jahat dan najis.
Matius 25 : 25 - 26,
30
25. Karena itu aku
takut dan pergi menyembunyikan talenta tuan itu di dalam tanah: Ini,
terimalah kepunyaan tuan!
26. Maka jawab
tuannya itu: Hai kamu, hamba yang jahat dan malas, jadi kamu sudah
tahu, bahwa aku menuai di tempat di mana aku tidak menabur dan memungut
dari tempat di mana aku tidak menanam?
30. Dan campakkanlah
hamba yang tidak berguna itu ke dalam kegelapan yang paling gelap. Di
sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi."
Inilah noda pada jubah pelayanan yaitu noda
malas = tidak setia, sebab ia mengecilkan satu
talenta/pekerjaan Tuhan, padahal pekerjaan Tuhan
itu mulia. Tidak setia =
tidak berguna. Sekalipun ia pandai berkhotbah,
pandai bermain musik, pandai menyanyi tetapi kalau ia tidak setia, maka
ia tidak berguna. Kalau sudah malas, pasti tidak setia dan juga pasti
jahat.
Sedangkan jahat ini dimulai dari memukul hamba-hamba Tuhan
yang lain:
- memukul lewat perkataan.
- menghakimi hamba-hamba Tuhan
yang lain.
- Menjadi najis sehingga dicampakkan ke
tempat yang paling gelap/neraka dan benar-benar tidak mendapatkan
kebahagiaan karena penuh dengan tetesan air mata untuk selama-lamanya.
Jika lampu di dalam ruangan ini dimatikan semuanya, paling sedikit dari
suara sudah dapat diketahui bahwa saudara tidak senang. Jika lampu
dinyalakan, maka pasti kita menjadi senang. Dari suara kita sudah dapat
mengetahui apakah kita senang atau tidak. Tetapi jika noda mau dibasuh
berarti kita menjadi pelayan Tuhan yang setia
dan baik, maka kita akan mendapatkan kebahagiaan.
Matius 25 : 21
Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali
perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia; engkau telah setia
dalam perkara kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam
perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu.
Jelas, bagi orang yang mau membasuh jubahnya, akan
berbahagia. Kita jangan biasa-biasa saja memakai jubah, sebab nanti
akan menjadi jubah yang kumal sebab tidak dibasuh dengan sabun, apalagi
bagi yang bekerja dengan keras, sehingga keringatnya bertambah banyak.
Tetapi jika jubah itu tidak mau dibasuh dengan
sabun/tidak mau mendengarkan Firman terutama di dalam ibadah pendalaman
alkitab, maka jubah itu akan cepat menjadi kumal = menjadi tidak
bahagia bahkan bertambah tidak berbahagia sebab berada di dalam
kegelapan.
- dengan darah.
Ini lebih tinggi lagi. Wahyu 7 : 13
- 14
13. Dan seorang dari
antara tua-tua itu berkata kepadaku: "Siapakah mereka yang memakai
jubah putih itu dan dari manakah mereka datang?"
14. Maka kataku
kepadanya: "Tuanku, tuan mengetahuinya." Lalu ia berkata kepadaku:
"Mereka ini adalah orang-orang yang keluar dari kesusahan yang besar;
dan mereka telah mencuci jubah mereka dan membuatnya putih di dalam
darah Anak Domba.
Mari! sebenarnya kita semua ini
telanjang/dipermalukan, tetapi Yesus sudah
rela ditelanjangi dan ini merupakan kesempatan kita untuk mengambil
pakaian keselamatan/pakaian kebenaran. Tetapi pakaian ini masih terlalu
tipis. Mari kita
mengambil jubah! Bagaimana
caranya? Tekun di dalam penggembalaan/kesucian, maka cepat atau lambat,
kita akan mendapatkan jubah dari Tuhan.
Jika ingin berbahagia dengan memakai jubah, maka jubah itu harus
dibasuh dengan sabun tukang penatu terutama di dalam ibadah pendalaman
alkitab. Kita
dikucak terus menerus supaya noda-noda itu hilang.
Kita setia dan benar di dalam pelayanan
= kita berbahagia.
Tetapi masih ada satu lagi, yaitu kita harus dibasuh dengan
Darah Anak Domba = Percikan
darah = sengsara tanpa berbuat dosa seperti
yang dialami oleh Yusuf.
Kejadian 37 : 31
Kemudian mereka mengambil jubah Yusuf, dan
menyembelih seekor kambing, lalu mencelupkan jubah itu ke dalam
darahnya.
Jubah Yusuf dicelupkan ke dalam darah
= ia mengalami percikan darah/ sengsara tanpa dosa =
mengalami ujian. Ujian ini berbeda dengan pencobaan, sebab kalau pencobaan
itu terjadi karena keinginan sedangkan ujian
bukan karena kehendak kita tetapi terjadi karena
kehendak Tuhan.
Ada
tiga bentuk ujian yang dialami oleh Yusuf yang sekarang dialami oleh
kita yaitu:
- Kejadian 37 : 33 - 34
33.Ketika Yakub
memeriksa jubah itu, ia berkata: "Ini jubah anakku; binatang buas telah
memakannya; tentulah Yusuf telah diterkam."
34. Dan Yakub
mengoyakkan jubahnya, lalu mengenakan kain kabung pada pinggangnya dan
berkabunglah ia berhari-hari lamanya karena anaknya itu.
Menghadapi kakak-kakaknya yang
bagaikan binatang buas, maka Yusuf mengalami ujian
kebenaran, artinya Kisah
rasul 20 : 28 - 30
28. Karena itu
jagalah dirimu dan jagalah seluruh kawanan, karena kamulah yang
ditetapkan Roh Kudus menjadi penilik untuk menggembalakan jemaat Allah
yang diperoleh-Nya dengan darah Anak-Nya sendiri.
29. Aku tahu, bahwa
sesudah aku pergi, serigala-serigala yang ganas akan masuk ke
tengah-tengah kamu dan tidak akan menyayangkan kawanan itu.
30. Bahkan dari
antara kamu sendiri akan muncul beberapa orang, yang dengan ajaran
palsu mereka berusaha menarik murid-murid dari jalan yang benar dan
supaya mengikut mereka.
Menghadapi serigala-serigala/binatang buas
yang memiliki dua pengertian,
yaitu:
- antikris dengan kekuatan mammon/uang yang merupakan
akar kejahatan. Ini merupakan ujian
keuangan.
Jadi, supaya kita tahan uji, maka kita harus hidup benar terutama benar
di dalam hal keuangan, yaitu milik Tuhan,
milik dari sesama kita juga harus benar --> kalau kita berhutang,
maka kita harus membayar; jangan kalau
ditagih, kita menjadi marah.
Jika di tempat bekerja kita menjadi
bendahara, maka juga harus benar, sebab ini merupakan ujian kebenaran.
Serigala selalu mau menerkam supaya kita menjadi tidak benar di dalam
keuangan dan juga uang milik sesama yang membutuhkan.
Semua ini harus
dipertanggungjawabkan. Sebab kalau kita sudah tidak benar di dalam
hal keuangan, maka itu berarti jubah kita sudah tidak putih lagi.
Demikian juga bagi kaum muda. Jika
saudara mendapatkan uang untuk kuliah, maka saudara harus bertanggung
jawab, jangan seenaknya.
Selain milik Tuhan dan juga milik sesama,
maka juga ada milik sesama yang membutuhkan dan ini juga harus
dipertanggung jawabkan: 'waktu Aku lapar,
kamu tidak memberikan Aku makan'. Jadi, di
dalam berkat Tuhan ada milik sesama yang
membutuhkan. Untuk
ini, selain kita harus benar, kita juga harus
bertanggung jawab.
Bagi siswa/i Lempin-El, saudara harus memperhatikan! Untuk kolekte,
saudara mengatakan tidak ada uang. Tetapi untuk hal yang lain, misalnya
membeli foto pada saat pemotretan pada penutupan Lempin-El, saudara
memborong foto-foto itu. Ini sungguh-sungguh tidak benar.
- ajaran-ajaran sesat/binatang buas lewat
pengajaran-pengajaran sesat. Mari! kita jangan goyah,
tetapi lewat ujian kebenaran, kita tetap berpegang teguh pada satu
Firman pengajaran yang benar.
Ajaran-ajaran sesat banyak menarik
anak-anak Tuhan untuk keluar dari sistim
penggembalaan.
'bahkan di antara kamu' = dari dalam muncul untuk menarik anak-anak Tuhan
keluar dari penggembalaan.
Itu sebabnya kita harus berhati-hati dengan persekutuan-persekutuan,
sebab persekutuan-persekutuan itu harus mengarah kepada penggembalaan.
Misalnya: ada orang yang
malu masuk ke gereja, jadi ia datang ke persekutuan-persekutuan yang
ada di kantor atau di mana saja, tetapi persekutuan itu harus diarahkan
kepada penggembalaan.
Kita jangan salah dengan membawa orang yang sudah tergembala dibawa ke
persekutuan sehingga kehidupan itu menjadi tidak tergembala lagi. Ini
merupakan kesalahan yang besar, sebab ajaran yang
benar adalah mengarahkan jiwa-jiwa untuk masuk ke dalam kandang
penggembalaan. Sedangkan ajaran-ajaran palsu, justru
menarik orang keluar dari penggembalaan sehingga kehidupan itu akan
beredar-edar/tidak tergembala.
Inilah ujian kebenaran supaya kita tetap berpegang pada Firman
pengajaran yang benar dan kalau kita lulus, maka jubah kita menjadi
putih.
- Kejadian 39 : 7, 10 - 12
7. Selang beberapa
waktu isteri tuannya memandang Yusuf dengan berahi, lalu katanya:
"Marilah tidur dengan aku."
10. Walaupun dari
hari ke hari perempuan itu membujuk Yusuf, Yusuf tidak mendengarkan
bujukannya itu untuk tidur di sisinya dan bersetubuh dengan dia.
11. Pada suatu hari
masuklah Yusuf ke dalam rumah untuk melakukan pekerjaannya, sedang dari
seisi rumah itu seorang pun tidak ada di rumah.
12. Lalu perempuan
itu memegang baju Yusuf sambil berkata: "Marilah tidur dengan aku."
Tetapi Yusuf meninggalkan bajunya di tangan perempuan itu dan lari ke
luar.
Ujian selanjutnya yang dihadapi Yusuf adalah ujian
kesucian. Ujian kesucian ini
menghadapi perempuan Babel dengan dosa makan minum dan juga dosa
sex/kawin mengawinkan. Untuk hal ini kita harus extra hati-hati sebab sifat
dari perempuan Babel itu membujuk
untuk kemudian memaksa.
Bagi kaum muda/i, harus berhati-hati, sebab kalau dengan cara membujuk,
tidak bisa, maka akan dipaksa sehingga berapa banyak terjadi perkosaan.
Yusuf lulus dari ujian kesucian ini.
- Kejadian 39 : 20
Lalu Yusuf ditangkap oleh tuannya dan
dimasukkan ke dalam penjara, tempat tahanan-tahanan raja dikurung.
Demikianlah Yusuf dipenjarakan di sana.
Ujian selanjutnya adalah ujian
kemuliaan/ujian hikmat, yaitu
Yusuf dimasukkan ke dalam penjara, sekalipun ia tidak bersalah.
Penjara = dunia dengan segala kesusahan,
kesulitan dan keterbatasan.
Ini yang nanti juga harus kita
hadapi.
Misalnya: orang Kristen kalau di
kantor, tidak boleh menjadi ini dan itu sekalipun kita jujur dan
pandai. Juga di sekolah, anak-anak Kristen akan dibatasi.
Dan ini benar-benar akan kita hadapi.
Saudara mengetahui bahwa penjara itu memiliki keterbatasan, hanya 2 x
2, jadi berarti tidak dapat menjadi 2x 3. Inilah ujian kemuliaan.
Jika
kita lolos dari tiga macam ujian/percikan darah ini, maka pakaian itu
akan menjadi pakaian yang putih berkilau-kilauan = keubahan hidup.
Itu sebabnya mengapa jubah itu harus dicelup di dalam darah,
yaitu supaya
menghasilkan pakaian putih yang berkilau-kilauan = keubahan hidup,
sebab keubahan hidup = kemuliaan.
2
Korintus 4 : 16 - 17
16.
Sebab itu kami tidak tawar hati, tetapi meskipun manusia lahiriah
kami semakin merosot, namun manusia batiniah kami dibaharui dari
sehari ke sehari.
- Sebab penderitaan ringan yang sekarang ini, mengerjakan
bagi kami kemuliaan kekal yang melebihi segala-galanya, jauh lebih
besar dari pada penderitaan kami.
Ay
16 =
manusia batiniah ini semakin merosot ?
sakit, menderita tetapi manusia batiniah akan dihiasi dan
diperbaharui menjadi manusia rohani.
1
Petrus 3 : 3 -
5
3.
Perhiasanmu janganlah secara
lahiriah, yaitu dengan mengepang-ngepang rambut, memakai perhiasan
emas atau dengan mengenakan pakaian yang indah-indah,
4.
tetapi perhiasanmu ialah manusia batiniah yang tersembunyi dengan
perhiasan yang tidak binasa yang berasal dari roh yang lemah lembut
dan tenteram, yang sangat berharga di mata Allah.
5.
Sebab demikianlah caranya perempuan-perempuan kudus dahulu berdandan,
yaitu perempuan-perempuan yang menaruh pengharapannya kepada Allah;
mereka tunduk kepada suaminya,
Pakaian
kemuliaan ini dimulai dari lemah
lembut, pendiam dan penurut ?ini
berasal dari dalam hati dan berarti sudah memiliki pakaian putih dan
menjadi perhiasan bagi calon isteri sampai Yesus
datang kembali. Kita menjadi Mempelai yang siap sedia atau kehidupan
yang sama mulia dan siap menantikan kedatangan Yesus
kedua kali.
Inilah kebahagiaan yang tertinggi,
yaitu 'berbahagia orang yang membasuh jubahnya'.
Sebelumnya
sudah diterangkan bahwa dibasuh
dengan sabun (=setia),
kita sudah merasakan kebahagiaan.
Kemudian
dibasuh dengan darah =
kita memakai pakaian putih yang berkilau-kilauan ?
'berbahagialah yang diundang ke pesta kawin Anak Domba.
Ini merupakan
puncak kebahagiaan.
Wahyu
19 : 6 - 9
6.
Lalu aku mendengar seperti suara himpunan besar orang banyak, seperti
desau air bah dan seperti deru guruh yang hebat, katanya: "Haleluya!
Karena Tuhan, Allah kita, Yang Mahakuasa, telah menjadi raja.
7.
Marilah kita bersukacita dan bersorak-sorai, dan memuliakan Dia!
Karena hari perkawinan Anak Domba telah tiba, dan pengantin-Nya telah
siap sedia.
8.
Dan kepadanya dikaruniakan supaya memakai kain lenan halus yang
berkilau-kilauan dan yang putih bersih!" [Lenan halus itu adalah
perbuatan-perbuatan yang benar dari orang-orang kudus.]
9.
Lalu ia berkata kepadaku: "Tuliskanlah: Berbahagialah mereka
yang diundang ke perjamuan kawin Anak Domba." Katanya lagi
kepadaku: "Perkataan ini adalah benar, perkataan-perkataan dari
Allah."
Kembali
ke Firdaus (Wahyu
22 : 14)
dan kemudian masuk ke dalam Yerusalem Baru =
benar-benar kebahagiaan karena tidak ada air mata lagi.
Jika
jubah mau dibasuh maka di dunia juga akan berbahagia
seperti Yusuf yang menjadi perdana menteri =
di dunia dipermuliakan sampai di surga.
Ujian
ini memang berat, tetapi raja Daud mengatakan kepada Tuhan
? 'ujilah aku' sebab ia tahu, dibalik
ujian terdapat pengangkatan, kebahagiaan dan juga kemuliaan serta
pertolongan dari Tuhan.
Untuk
bertahan di dalam ujian maka diperlukan dua hal,
yaitu:
- Harus banyak menyembah Tuhan
sehingga daging dirobek sampai tidak bersuara lagi.
- Harus selalu mengingat akan korban Kristus.
Sebab di atas kayu salib, Yesus
selain sudah menanggung segala dosa, Ia juga
sudah menanggung apa yang kita derita dan juga ujian. Apa yang kita
alami, tidak sebanding dengan Korban Kristus yang merupakan kekuatan
kita.
Mari
sekarang kita siap!
Sebab tidak bisa
tidak, kita harus mengalami ujian dengan proses jubah harus dicelup
di dalam darah.
Tetapi
kita memiliki kekuatan di dalam menghadapi ujian,
yaitu di dalam penyembahan dan juga kekuatan di dalam Korban Kristus,
sampai kita dipermuliakan. Di dunia, kita dipermuliakan sampai kita
dipermuliakan di surga.
Tuhan
memberkati.