Simpang Borobudur no 27 Malang
0341-496949

Pdt. Jusak Widjaja Hendra - WR Supratman 4 Sby

Yudas 1 : 24-25
24. Bagi Dia, yang berkuasa menjaga supaya jangan kamu tersandung dan yang membawa kamu dengan tak bernoda dan penuh kegembiraan di hadapan kemuliaan-Nya,
25. Allah yang esa, Juruselamat kita oleh Yesus Kristus, Tuhan kita, bagi Dia adalah kemuliaan, kebesaran, kekuatan dan kuasa sebelum segala abad dan sekarang dan sampai selama-lamanya. Amin.

Sebagai penutup dari surat Yudas, maka Tuhan tampil dengan tujuh penampilan dari Pribadi Yesus, yaitu:
  1. bagi Dia yang berkuasa supaya jangan kamu tersandung.
    Dia = Y
    esus yang berkuasa menjaga kita supaya kita tidak tersandung.
  2. Dia berkuasa membawa kita sampai kita tidak bernoda/bercacat cela = sempurna.
  3. Dia adalah Allah Yang Esa
  4. Dia adalah Juruselamat kita
  5. Dia adalah Tuhan Yesus Kristus
  6. Dia yang layak menerima kemuliaan, kekuasaan, kekuatan, kebesaran.
  7. Dia adalah Allah yang kekal dari dulu, sekarang sampai selama-lamanya.
Inilah tujuh penampilan dari Pribadi Yesus bagaikan tujuh sinar kemuliaan. Jadi, tujuh penampilan dari Pribadi Yesus = tujuh sinar kemuliaan = tujuh sinar dari pelita emas dan inilah tudung yang akan disinarkan kepada gereja yang benar.
Hasilnya ada macam-macam seperti:
  • ada tujuh peningkatan rohani
  • pelangi dengan tujuh warna
Ini sudah kita pelajari.

Sekarang bagian yang terakhir yaitu tujuh kebahagiaan surga/kebahagiaan yang sejati. Kita sudah mempelajari kebahagiaan surga ini di dalam Matius 5, tetapi di dalam kitab Wahyu juga ada tujuh kebahagiaan, yaitu:

Gambar di http://www.gptkk.org/images/7bahagia.jpg
  1. Pelita/kebahagiaan 1 (Wahyu 1 : 3)
  2. Pelita/kebahagiaan 2 (Wahyu 14 : 3)
  3. Pelita/kebahagiaan 3 (Wahyu 16 : 15)
  4. Pelita/kebahagiaan 4 (Wahyu 19 : 9)
  5. Pelita/kebahagiaan 5 (Wahyu 20 : 6)
  6. Pelita/kebahagiaan 6 (Wahyu 22 : 7)
  7. Pelita/kebahagiaan 7 ((Wahyu 22 : 14)
  1. Wahyu 1 : 3
    Berbahagialah ia yang membacakan dan mereka yang mendengarkan kata-kata nubuat ini, dan yang menuruti apa yang ada tertulis di dalamnya, sebab waktunya sudah dekat.

  2. Wahyu 14 : 13
    Dan aku mendengar suara dari sorga berkata: Tuliskan: "Berbahagialah orang-orang mati yang mati dalam Tuhan, sejak sekarang ini." "Sungguh," kata Roh, "supaya mereka boleh beristirahat dari jerih lelah mereka, karena segala perbuatan mereka menyertai mereka."

  3. Wahyu 16 : 15
    "Lihatlah, Aku datang seperti pencuri. Berbahagialah dia, yang berjaga-jaga dan yang memperhatikan pakaiannya, supaya ia jangan berjalan dengan telanjang dan jangan kelihatan kemaluannya."

  4. Wahyu 19 : 9
    Lalu ia berkata kepadaku: "Tuliskanlah: Berbahagialah mereka yang diundang ke perjamuan kawin Anak Domba." Katanya lagi kepadaku: "Perkataan ini adalah benar, perkataan-perkataan dari Allah."

    Ini merupakan puncak/pokok kebahagiaan yaitu saat Yesus datang kembali kedua kali, kita akan bersama-sama dengan Dia selama-lamanya.

  5. Wahyu 20 : 6
    Berbahagia dan kuduslah ia, yang mendapat bagian dalam kebangkitan pertama itu. Kematian yang kedua tidak berkuasa lagi atas mereka,

  6. Wahyu 22 : 7
    "Sesungguhnya Aku datang segera. Berbahagialah orang yang menuruti perkataan-perkataan nubuat kitab ini!"

  7. Wahyu 22 : 14
    Berbahagialah mereka yang membasuh jubahnya. Mereka akan memperoleh hak atas pohon-pohon kehidupan dan masuk melalui pintu-pintu gerbang ke dalam kota itu.

Inilah tujuh kebahagiaan. Semoga menjadi praktek hidup apa yang Tuhan janjikan yaitu Tuhan akan memberikan kebahagiaan.

Kita akan mempelajari bagian yang ketiga.

Wahyu 16 : 15
"Lihatlah, Aku datang seperti pencuri. Berbahagialah dia, yang berjaga-jaga dan yang memperhatikan pakaiannya, supaya ia jangan berjalan dengan telanjang dan jangan kelihatan kemaluannya."

Kita harus berhati-hati, sebab Yesus datang seperti pencuri. Yesus bukanlah seorang pencuri, tetapi kedatangan Yesus seperti pencuri. Sebab ada banyak orang yang mengatakan Yesus seperti pencuri yang datang.

Kedatangan Yesus yang kedua kalinya seperti pencuri, artinya:
  1. secara rahasia/tidak diketahui waktunya.
    T
    idak ada pencuri yang membuat perjanjian dengan yang empunya rumah kalau ia akan datang. Jadi kedatangan Yesus tidak diketahui oleh siapapaun juga. Itu sebabnya kita jangan disesatkan oleh orang yang mengatakan bahwa kedatangan Yesus itu tanggal, bulan dan tahun sekian.

  2. secara tiba-tiba.
    U
    ntuk mengantisipasi kedatangan Yesus kedua kalinya yang seperti pencuri itu, sikap kita harus:
    • senantiasa berjaga-jaga.
    • memperhatikan pakaian supaya kita tidak telanjang.
Kita akan memeriksa tentang berjaga-jaga ini dengan membaca di dalam injil Markus 13 : 35
Karena itu berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu bilamanakah tuan rumah itu pulang, menjelang malam, atau tengah malam, atau larut malam, atau pagi-pagi buta,

Ada empat waktu jaga yang harus kita perhatikan yaitu:
1) menjelang malam = pkl 18: 00-pkl 21: 00.
untuk waktu ini apa yang harus dijaga?

Lukas 24 : 29-32
29. Tetapi mereka sangat mendesak-Nya, katanya: "Tinggallah bersama-sama dengan kami, sebab hari telah menjelang malam dan matahari hampir terbenam." Lalu masuklah Ia untuk tinggal bersama-sama dengan mereka.
30. Waktu Ia duduk makan dengan mereka, Ia mengambil roti, mengucap berkat, lalu memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada mereka.
31. Ketika itu terbukalah mata mereka dan mereka pun mengenal Dia, tetapi Ia lenyap dari tengah-tengah mereka.
32. Kata mereka seorang kepada yang lain: "Bukankah hati kita berkobar-kobar, ketika Ia berbicara dengan kita di tengah jalan dan ketika Ia menerangkan Kitab Suci kepada kita?"

Jadi yang harus dijaga waktu menjelang malam adalah iman lewat tekun dan berkobar-kobar dalam Firman pengajaran yang benar dan perjamuan suci --> (http://www.gptkk.org/tabernakel_pelita+emas.html). Yesus memecah-mecahkan roti. Tekun dan berkobar-kobar di dalam Firman pengajaran yang benar dan disertai dengan perjamuan suci = tekun dalam Ibadah Pendalaman Alkitab yang disertai dengan perjamuan suci sampai Firman mendarah daging di dalam kehidupan kita = mempraktekan Firman di dalam kehidupan kita.

Jika Firman pengajaran yang benar sudah menjadi praktek di dalam kehidupan kita, maka hasilnya adalah:
  • mata kita menjadi terbuka untuk lebih mengenal Pribadi Yesus.
    Pada awalnya, tidak mengenal Pribadi Yesus sekalipun sudah diterangkan oleh Firman/ada Firman pengajaran tetapi tidak mengenal Pribadi Yesus. Setelah perjamuan suci, barulah mata terbuka.

    Lebih mengenal Pribadi Y
    esus = lebih mengerti serta lebih yakin pada pembukaan Firman/pada pengajaran yang benar sehingga iman kita menjadi teguh. Dan jika iman sudah menjadi teguh/sudah permanen, maka kita tidak dapat disesatkan oleh ajaran-ajaran asing/ajaran-ajaran lain/ajaran-ajaran sesat. Semoga kita dapat mengerti.

    Perjalanan iman ini menuju ke surga dan kalau iman kita teguh, maka jalan kita akan lurus, sehingga jalan itu akan lebih terbuka. Ada pembukaan Firman, pasti ada pembukaan jalan, baik untuk perkara di dunia, sampai pintu surgapun akan Tuhan bukakan. Semuanya ini tergantung pada pembukaan Firman, bagaimana kita mengerti pembukaan Firman itu. Jika mengerti, maka Tuhan akan lebih membukanya.

    Bagi kaum muda, saudara tidak perlu takut akan masa depan saudara. Jika saudara masih dapat meneruskan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi, silahkan! Tetapi bagi yang tidak dapat meneruskan sekolahnya, jangan marah!
    Yang terpenting adalah saudara melihat pada Firman T
    uhan. Sebab semakin saudara mengerti Firman, kemudian yakin sehingga Firman mendarah daging, maka Firman Tuhan itu akan semakin dibukakan. Semoga kita dapat mengerti.

  • YESUS lenyap.
    Tadi disebutkan, begitu memecahkan roti, Yesus lenyap.
    Ini sama saja, ketika kita mendengarkan Firman dan makan perjamuan suci, Y
    esus lenyap. Lenyap ke mana? Pribadi Yesus masuk/tinggal di dalam pribadi kita.

    Jadi hasil kedua, Y
    esus lenyap, artinya Pribadi Yesus masuk/tinggal di dalam kehidupan kita sehingga tabiat, perkataan dan perbuatan kita menjadi sama seperti Yesus.
Keubahan itu terjadi sedikit demi sedikit/perlahan-lahan sesuai dengan pekerjaan Firman, tidak mungkin sekaligus berubah sebab manusia tidak mampu untuk menjadi seperti itu. Kalau sekaligus, maka cukup sekali saja kita beribadah Pendalaman Akitab dan selesai.

Mulai sedikit demi sedikit menjadi seperti Yesus. Kalau dulu tabiatnya suka marah dan suka berdusta, tetapi karena Firman sudah mendarah daging di dalam hidup kita, maka kita menjadi lebih mengerti, yakin dan teguh pada Firman. Pribadi Yesus tinggal di dalam kita. Itu sebabnya kita harus bertekun di dalam ibadah pendalaman alkitab, sebab kalau kita tidak tekun, sekalipun kita sudah memiliki tabiat Yesus, maka kita akan kembali memiliki tabiat daging. Semoga kita dapat mengerti.

2) tengah malam = pkl 21: 00-pkl 24: 00
Ini merupakan keadaan yang paling gelap dan inilah keadaan dari dunia akhir jaman. Jadi keadaan yang paling gelap = puncak dari dosa yaitu dosa kawin mengawinkan dan dosa makan minum.

Apa yang harus dijaga pada waktu tengah malam ini? Matius 25 : 1-7
1. "Pada waktu itu hal Kerajaan Sorga seumpama sepuluh gadis, yang mengambil pelitanya dan pergi menyongsong mempelai laki-laki.
2. Lima di antaranya bodoh dan lima bijaksana.
3. Gadis-gadis yang bodoh itu membawa pelitanya, tetapi tidak membawa minyak,
4. sedangkan gadis-gadis yang bijaksana itu membawa pelitanya dan juga minyak dalam buli-buli mereka.
5. Tetapi karena mempelai itu lama tidak datang-datang juga, mengantuklah mereka semua lalu tertidur.
6. Waktu tengah malam terdengarlah suara orang berseru: Mempelai datang! Songsonglah dia!
7. Gadis-gadis itu pun bangun semuanya lalu membereskan pelita mereka.

Untuk tengah malam ini yang harus dijaga adalah pengharapan. Kita menjaga pengharapan = pelita tetap menyala/pelita emas (http://www.gptkk.org/tabernakel_pelita+emas.html). Kalau di tengah malam, pelita itu padam, maka itu berarti tidak akan ada pengharapan dan hendak kemana kita? Di dalam kegelapan, pasti kita akan terantuk dan jatuh bahkan kita dapat mati.

Sekalipun dunia ini dalam keadaan paling gelap, tetapi kita memiliki pelita, maka kita memiliki pengharapan untuk dapat kemana saja. Mau ke depan untuk menyongsong kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kalinya, kita memiliki harapan.

Sekalipun kita memiliki banyak uang dan juga ijazah yang tinggi, tidak akan dapat menerangi/menghadapi puncak dosa/tengah malam.

Supaya pelita tetap menyala, maka kita harus memiliki minyak cadangan/minyak persediaan yang merupakan kelebihan dari lima gadis yang pandai. Awalnya lima gadis yang bodoh ini merasa diri pandai, padahal kelima gadis inilah yang bodoh sebab mereka tidak memiliki minyak cadangan/minyak persediaan. Jadi kita menjaga pengharapan = pelita tetap menyala, kita harus memiliki minyak persediaan = meluap-luap dalam Roh.Kudus.

Praktek jika kita memiliki minyak cadangan di dalam hidup kita:
  1. Lukas 12 : 35
    "Hendaklah pinggangmu tetap berikat dan pelitamu tetap menyala.
    = Setia dan berkobar-kobar di dalam jabatan pelayanan dan karunia-karunia Roh Kudus (pelita emas = tekun di dalam ibadah raya).

    Di dalam ibadah raya ini kita dapat melayani Tuhan sebagai anggota paduan suara, pemain musik dan sebagainya. Juga ada kesaksian-kesaksian. Inilah praktek dari masih adanya minyak cadangan = meluap-luap dalam Roh Kudus. Ini berarti bukan untuk diri sendiri/kita tidak egois. Jika di dalam ibadah pelayanan, kita hanya setia, itu berarti kita tidak memiliki minyak cadangan.

    Matius 25 : 21
    Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia; engkau telah setia dalam perkara kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu.

    Setia dan berkobar-kobar di dalam perkara kecil --> ini yang dicari oleh Tuhan.
    Setia dalam perkara kecil sekalipun dikecilkan oleh orang = minyak cadangan/minyak persediaan yang paling penuh.
    Dan kalau pelita, maka itu adalah pelita yang paling terang cahayanya. Banyak orang yang mau datang, karena ada perkara yang besar, tetapi Tuhan menguji dengan perkara yang kecil. Semoga kita dapat mengerti.

    Saya bersaksi di Malang: saya bersyukur kepada Tuhan, karena Tuhan mengijinkan adanya pelayanan di Surabaya yang masih dalam tahap perintisan dan saya berbahagia! Sebab justru di sinilah saya diuji oleh Tuhan tentang minyak cadangan/setia dan berkobar-kobar.

    Kalau kita setia di dalam perkara yang kecil, maka kita akan dipercayakan dalam perkara yang besar.
    Apa yang dimaksud dengan perkara yang besar?
    Jika dikaitkan dengan injil Matius 25
    , yaitu tentang kesepuluh gadis yang semuanya tertidur. Jadi perkara yang besar itu adalah membangunkan kesepuluh gadis yang tidur = kebangunan rohani.

    Gadis- gadis ini adalah gambaran dari kesucian, tetapi mereka tertidur. Waktu Yesus datang, sekalipun mereka sudah hidup suci tetapi tidur, maka tidak ada pengharapan ketika pencuri datang, sehingga semuanya akan hilang dan mereka ketinggalan.

    Perkara kecil ini dimulai di dalam rumah tangga. Mari layani dengan baik! Kemudian di gereja/dalam penggembalaan, layani dengan sungguh-sungguh, yaitu dengan setia dan berkobar-kobar. Semoga kita dapat mengerti.

  2. berikat pinggang = selalu siap sedia.
    Kalau ada minyak cadangan = pelita tetap menyala, maka akan selalu siap sedia untuk melayani di malam yang paling gelap, yaitu melayani kebangunan rohani = membangunkan gadis yang tidur, sebab di malam yang paling gelap itu banyak yang tidur.

    Kita bukan hanya setia dan berkobar-kobar di dalam pelayanan di dalam rumah tangga, dan juga di gereja tetapi juga dalam pelayanan keluar/melakukan kunjungan/ibadah kebangunan rohani
    .
    K
    ita harus siap sedia dengan minyak cadangan agar dapat melayani pelayanan di tengah malam.

    Minyak cadangan secara jasmani adalah:
    • uang/dana yang ditabung untuk kebangunan rohani.
    • Waktu.
      Kita jangan memboroskan waktu dengan berpariwisata kesana-sini, sebab lebih baik waktu/cuti itu ditabung agar dapat mengikuti kebaktian kebangunan rohani/kunjungan ke tempat yang mengadakan kebangunan rohani. Ini adalah lima gadis yang pandai sebab memiliki minyak cadangan.

    • tenaga dan pikiran juga dipersembahkan kepada Tuhan.
      Kita jangan egois, sebab nanti akan ketinggalan seperti lima gadis yang bodoh karena tidak memiliki minyak cadangan.


    Ini semua merupakan hal yang sungguh-sungguh serius sebab akan dituntut oleh T
    uhan. Semoga kita dapat mengerti.

    Minyak cadangan yang rohani:
    Kita ingat ada seorang janda dan anaknya yang memiliki hutang tetapi ia tidak dapat membayar. Kemudian nabi Elia bertanya apa yang ada di dalam rumahmu. Janda itu menjawab bahwa ia hanya memiliki sedikit minyak. Elia memerintahkan untuk menyediakan buli-buli dan menutup pintu.

    Dan saat itu juga mengalirlah minyak sehingga janda itu dapat membayar hutangnya (2 Raja-raja 4). Jadi arti dari minyak cadangan secara rohani adalah
    banyak menutup pintu = banyak berdoa menyembah Tuhan.
Jadi, inilah kesiap sediaan, yaitu:
  • kita melayani di dalam nikah dan rumah tangga = kita sudah memiliki pelita yang menyala = setia dan berkobar-kobar melayani di dalam nikah dan rumah tangga

  • setia di dalam penggembalaan dengan melayani apa saja, tetapi Tuhan masih mempercayakan lagi satu hal yaitu satu perkara yang besar ialah selalu siap sedia melayani di dalam kebangunan rohani.
Dihari-hari ini, kita harus banyak menutup pintu supaya minyak cadangan itu akan meluap-luap. Semoga kita dapat mengerti.

3) larut malam = pkl 24:00-pkl 03: 00
Markus 13 : 35
Karena itu berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu bilamanakah tuan rumah itu pulang, menjelang malam, atau tengah malam, atau larut malam, atau pagi-pagi buta,

Larut malam ini merupakan suasana yang paling dingin dan ini merupakan waktu ayam berkokok. Mungkin adanya perubahan suhu sebab suhu menjadi sangat dingin dan ini bagi ayam merupakan suatu pertanda untuk berkokok. Ayam tidak memiliki jam, tetapi ayam selalu tepat waktu untuk berkokok.

Untuk larut malam ini, apa yang harus dijaga? Lukas 22 : 54-58
54. Lalu Yesus ditangkap dan dibawa dari tempat itu. Ia digiring ke rumah Imam Besar. Dan Petrus mengikut dari jauh.
55. Di tengah-tengah halaman rumah itu orang memasang api dan mereka duduk mengelilinginya. Petrus juga duduk di tengah-tengah mereka.
56. Seorang hamba perempuan melihat dia duduk dekat api; ia mengamat-amatinya, lalu berkata: "Juga orang ini bersama-sama dengan Dia."
57. Tetapi Petrus menyangkal, katanya: "Bukan, aku tidak kenal Dia!"
58. Tidak berapa lama kemudian seorang lain melihat dia lalu berkata: "Engkau juga seorang dari mereka!" Tetapi Petrus berkata: "Bukan, aku tidak!"

Larut malam ini, yang harus dijaga adalah kasih lewat ketekunan di dalam doa penyembahan/mezbah dupa emas (http://www.gptkk.org/tabernakel_mezbah+dupa+emas.html). Semoga kita dapat mengerti.

Menjelang kedatangan Yesus kedua kalinya, justru anak-anak Tuhan/hamba-hamba Tuhan dilanda musim dingin rohani/kasih menjadi dingin bagaikan masuk dalam suasana larut malam.

Matius 24 : 12
Dan karena makin bertambahnya kedurhakaan, maka kasih kebanyakan orang akan menjadi dingin.

Kalau kasih menjadi dingin, maka akibatnya:
  1. tidak ada kepuasan sehingga mencari kepuasan di luar/di dunia seperti Petrus yang ikut berdiang di api dunia. (Lukas 22 : 55).
    Kita jangan heran, kalau di dalam gereja tidak ada pembukaan Firman, pasti tidak akan ada kelimpahan Roh Kudus dan pasti tidak akan ada kasih/musim dingin.

    Ketiga ini tidak dapat dipisahkan. Sebab tidak mungkin ada larut malam sebelum ada tengah malam, kemudian tidak ada tengah malam kalau tidak ada menjelang malam.
    Sebab pada mulanya adalah Firman
    . Kalau ada Firman, pasti akan ada kelimpahan Roh Kudus, sebab tidak mungkin Roh Kudus tanpa Firman, sebab ini dapat menjadi roh daging.

    Seperti orang majus, jika mereka hanya mengikuti bintang/Roh Kudus saja, mereka bertemu dengan herodes, bukan bertemu dengan Tuhan Yesus. Tetapi begitu Herodes berkata untuk menyelidiki Firman --> Firman dan Roh Kudus, maka orang majus itu dapat bertemu dengan Tuhan Yesus.

    Tidak akan terjadi apa-apa jika Roh
    Kudus tanpa Firman. Sekalipun kita berkata bahwa kita diurapi Roh Kudus dan juga memiliki kasih, tetapi di saat Firman diberitakan, kita mengantuk = tidak ada Roh Kudus tanpa Firman. Itu sebabnya harus ada pembukaan Firman, kemudian ada Roh Kudus, baru ada kasih.

    Atau sebaliknya, kepuasan dunia dimasukkan ke dalam gereja. Kita harus berhati-hati. Jangan seperti Petrus yang ikut berdiang di api dunia. Api dunia ini seperti bioskop, diskotik. Karena tidak dapat ke diskotik, maka suasana diskotik dimasukkan ke dalam gereja supaya kelihatan rohani.

    Berdoa bagi saya sebagai seorang gembala supaya ada pembukaan Firman, ada urapan Roh Kudus, dilanjutkan dengan ada kasih. Ada menjelang malam, kemudian tengah malam, barulah larut malam. Tidak mungkin langsung meloncat, harus berurutan. Semoga kita dapat mengerti.

  2. kedurhakaan.
    Kalau tidak ada kasih, maka kita akan menjadi durhaka. Kedurhakaan ini dimulai dari:
    • dalam rumah tangga --> anak melawan orang tua, suami isteri mulai saling mencela, bertengkar sampai terjadi pertengkaran bahkan pembunuhan.

    • di dalam rumah Tuhan --> dimulai dari tidak setia.
      Lukas 22 : 54
      Lalu Yesus ditangkap dan dibawa dari tempat itu. Ia digiring ke rumah Imam Besar. Dan Petrus mengikut dari jauh.

      Waktu Tuhan Yesus memecah-mecahkan lima roti untuk memberi makan lima ribu orang, jangan-jangan semua murid menggandeng Yesus --> inilah Guruku Yang Hebat. Tetapi begitu Yesus ditangkap, Petrus mengikut Yesus dari jauh. Inilah ujian kesetiaan. Jadi kedurhakaan di dalam rumah Tuhan adalah tidak setia.

    Mari saudaraku! Kita bukan hanya setia, tetapi setia yang teruji. Dalam keadaan apapun, kita tetap setia = kita memiliki kasih. Bukan hanya setia-setiaan.

    Setia-setiaan:
    • setia karena diberkati
    • setia karena ada gembala
    • setia karena ada ini dan itu
    • setia karena ada tugas.

    Itu sebabnya diberi tugas terus menerus, tetapi jika tidak ada tugas, mulai tidak setia.
    Itu sebabnya kita harus setia yang teruji untuk menghadapi musim dingin.
    Sekalipun kita tidak setia, Ia tetap setia = Setia yang teruji. Semoga kita dapat mengerti.

    Juga di dalam nikah, supaya tidak terjadi pengkhianatan di dalam nikah, maka nikah itu harus memiliki kesetiaan yang teruji. Mungkin isteri dalam keadaan goncang/sakit, suami tetap setia, demikian juga sebaliknya.

  3. kedurhakaan ini akan memuncak sampai menyangkal Tuhan.
    Petrus tidak setia sampai ia menyangkal T
    uhanN dan seharusnya ia binasa. 'Siapa yang menyangkal Aku, dia akan Kusangkal juga'= tidak ada pengampunan bagi Petrus.

    'Tebang pohon ini sebab sudah tiga tahun tidak berbuah --> 'jangan TUHAN! beri waktu lagi sampai tahun depan’.

    Inilah kalau ada gembala
    . Kita jangan merasa mampu, sebab gembala mendapatkan tugas dari Tuhan. Inilah untungnya ada Firman penggembalaan yang disampaikan terus menerus yang disampaikan oleh seorang gembala dengan setia/kokok ayam. Walaupun gembala itu tidak memiliki ijazah yang tinggi seperti ayam.

    Kokok ayam ini juga untuk membangunkan orang tidur = menolong kehidupan kita dan juga untuk menolong Petrus/hamba-hamba Tuhan. Apapun keadaan kita --> sudah jatuh karena menyangkal Tuhan, tetapi kalau masih dapat mendengarkan Firman penggembalaan, masih dapat ditolong.

    Lukas 22 : 60-62
    60. Tetapi Petrus berkata: "Bukan, aku tidak tahu apa yang engkau katakan." Seketika itu juga, sementara ia berkata, berkokoklah ayam.
    61. Lalu berpalinglah Tuhan memandang Petrus. Maka teringatlah Petrus bahwa Tuhan telah berkata kepadanya: "Sebelum ayam berkokok pada hari ini, engkau telah tiga kali menyangkal Aku."
    62. Lalu ia pergi ke luar dan menangis dengan sedihnya.
Setiap kokok ayam = setiap Firman pengajaran disampaikan = pandangan belas kasihan Imam Besar.
Sebenarnya pandangan Yesus itu mengarah ke tempat lain, karena Petrus menyangkal dan Yesus sudah tidak mau melihatnya lagi dan untuk ini berarti Petrus binasa. Beruntunglah ada kokok ayam, sebab begitu ayam berkokok, Yesus berpaling memandang Petrus.

Apa buktinya kalau Yesus memandang kita lewat Firman penggembalaan dan kita juga dapat memandang Yesus Gembala Agung? Buktinya adalah kita dapat menyadari keadaan kita, menyesali dan mengakui dosa-dosa kita sehingga Tuhan mengampuni kita dan Tuhan mencurahkan kasih Allah yang besar untuk menutupi segala pelanggaran kita sampai satu waktu sudah tidak ada pelanggaran lagi = tidak bercacat cela sehingga kita dapat memandang Tuhan = dapat menyembah Tuhan.

Mari saudaraku! Kita datang ke gereja, jangan untuk hal-hal yang lain, tetapi untuk Firman penggembalaan sehingga kita akan mendapatkan kebahagiaan. Inilah jaga yang ketiga.

Kalau:
  • Iman dijaga lewat ibadah pendalaman alkitab
  • Pengharapan dijaga lewat ibadah raya
  • Kasih dijaga lewat ibadah doa penyembahan
maka dengan ketiga hal ini kita dapat melihat Yesus muka dengan muka di awan-awan yang permai dan kita akan masuk ke dalam kebahagiaan pesta nikah Anak Domba.

1 Korintus 13 ; 12 - 13
12. Yang aku maksudkan ialah, bahwa kamu masing-masing berkata: Aku dari golongan Paulus. Atau aku dari golongan Apolos. Atau aku dari golongan Kefas. Atau aku dari golongan Kristus.
13. Adakah Kristus terbagi-bagi? Adakah Paulus disalibkan karena kamu? Atau adakah kamu dibaptis dalam nama Paulus?

Itu sebabnya kita harus menjaga ketiga jaga ini, sebab jika ada, maka masih ada harapan untuk masuk dalam pesta nikah Anak Domba. Semoga kita dapat mengerti.

4) fajar menyingsing = pkl 03:00-pkl 06:00
Markus 13 : 35
Karena itu berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu bilamanakah tuan rumah itu pulang, menjelang malam, atau tengah malam, atau larut malam, atau pagi-pagi buta,

Untuk fajar menyingsing ini apa yang harus dijaga? Yohanes 21 : 3-5
3. Kata Simon Petrus kepada mereka: "Aku pergi menangkap ikan." Kata mereka kepadanya: "Kami pergi juga dengan engkau." Mereka berangkat lalu naik ke perahu, tetapi malam itu mereka tidak menangkap apa-apa.
4. Ketika hari mulai siang, Yesus berdiri di pantai; akan tetapi murid-murid itu tidak tahu, bahwa itu adalah Yesus.
5. Kata Yesus kepada mereka: "Hai anak-anak, adakah kamu mempunyai lauk-pauk?" Jawab mereka: "Tidak ada."

Yang harus dijaga pada waktu fajar menyingsing adalah ketaatan.
Petrus sudah diperintahkan oleh Tuhan untuk menjadi penjala manusia, tetapi Petrus kembali menjadi penjala ikan. Aku hendak menangkap ikan = Petrus tidak taat dengar-dengaran.
Kita harus berhati-hati, sebab taat dengar-dengaran ini menjadi penentu apakah kita terangkat atau tidak.

Petrus tidak taat dengar-dengaran, akibatnya ia tidak menangkap apa-apa = gagal dan telanjang. Petrus sudah mengandalkan Firman karena Tuhan katakan ia menjadi penjala manusia, tetapi Petrus tinggalkan Firman dan kembali menjadi penjala ikan = mengandalkan pengalamanku / kepandaianku / usahaku, sehingga ia gagal dan telanjang.

Di bagian atas sudah dikatakan bahwa kita harus berjaga-jaga dan memperhatikan pakaian supaya tidak telanjang.

Yohanes 21 : 7
Maka murid yang dikasihi Yesus itu berkata kepada Petrus: "Itu Tuhan." Ketika Petrus mendengar, bahwa itu adalah Tuhan, maka ia mengenakan pakaiannya, sebab ia tidak berpakaian, lalu terjun ke dalam danau.

Mari saudaraku! Kita sudah memiliki iman di dalam Firman pengajaran, di dalam pelayanan kita sudah dipakai oleh Tuhan dan juga doa --> semua ini baik, tetapi kalau kita tidak taat dengar-dengaran sesuai dengan kehendak Tuhan, maka akibatnya kita akan gagal dan telanjang.

Bagi kaum muda jika akan menikah:
  1. harus taat pada Firman, sebab kalau tidak taat pada Firman, saudara akan gagal dan telanjang. Semuanya tidak berarti apa-apa. Hanya pesta/senang dalam semalam tetapi sesudah itu akan gagal dan telanjang.
  2. jangan kawin campur.
Dalam pekerjaan juga harus taat. Demikian juga di dalam pelayanan --> aku sudah mengusir setan, tetapi Tuhan katakan: ’enyah karena tidak melakukan kehendak Tuhan’.
Itu sebabnya semuanya harus dikaitkan dengan Firman Tuhan = harus taat dengar-dengaran pada Firman Tuhan.

Bagaimana cara Tuhan menolong? Tuhan menyampaikan Firman yang keras. Firman yang keras itu harus ada, sebab murid-murid sudah berada dalam keadaan gagal dan telanjang.

Tuhan datang dengan Firman yang keras untuk:
  1. Yohanes 21 : 5
    Kata Yesus kepada mereka: "Hai anak-anak, adakah kamu mempunyai lauk-pauk?" Jawab mereka: "Tidak ada."

    Tuhan menunjuk keadaan/dosa kita. Tuhan sudah mengetahui kalau murid-murid tidak mendapatkan ikan sekalipun sudah semalam-malaman mereka berada di danau itu. Itu sebabnya Tuhan menunjuk dosa dengan bertanya 'adakah lauk pauk?'

    Bagaimana dengan kita? Seandainya di sekolah kita mendapatkan nilai tiga, kemudian ada teman yang bertanya: kamu mendapatkan nilai tiga, ya? Tentu kita akan menjadi marah, sebab mereka sudah mengetahui, tetapi masih bertanya.

    Tetapi untung murid-murid melembut dan menjawab: tidak ada, Tuhan = mengaku dosa. Kalau Firman menunjuk dosa-dosa kita, kita jangan mengeraskan hati, tetapi tunjukkan kegagalan kita kepada Tuhan = mengaku apa adanya kepada Tuhan dan Tuhan akan menolong.

    Yohanes 21 : 6
    Maka kata Yesus kepada mereka: "Tebarkanlah jalamu di sebelah kanan perahu, maka akan kamu peroleh." Lalu mereka menebarkannya dan mereka tidak dapat menariknya lagi karena banyaknya ikan.

    Semalam-malaman sudah menebar jala, tetapi tidak mendapatkan apa-apa. Dan sekarang, di siang hari mereka diperintahkan untuk menebarkan jala ke sebelah kanan. Menurut akal manusia, tidaklah mungkin = di luar kemampuan dan logika manusia.

    Jadi, Firman pengajaran yang keras ini, merupakan Firman yang mustahil bagi kita = Firman yang tidak terjangkau oleh logika kita tetapi harus terjangkau dan diterima oleh iman.

    Banyak kali kita hanya mau menerima Firman yang cocok dengan logika. Itu sebabnya sekarang ini banyak sekali pengajaran sesat, sebab pengajaran sesat ini menggunakan logika, tidak tertulis di dalam Alkitab, bahkan diambil dari filsafat dan kita terima.

    Misalnya: rajin pangkal pandai.
    M
    asuk di akal/logis/dapat diterima oleh akal, tetapi tidak tertulis di dalam Alkitab = bukan Firman Tuhan, sehingga tidak memiliki nilai rohani = tidak ada keselamatan. Itu sebabnya kita harus berhati-hati.

    Firman pengajaran yang dapat menolong. Yang mustahil bagi kita dan yang melampaui otak kita, harus kita terima dengan iman. Sebab kalau iman sudah menerima, maka otomatis, otak juga akan menerima, sebab iman ini melebihi otak.

    Sekarang ini, mari! Kalau Firman itu sepertinya di luar jangkauan otak kita, terima dengan iman sebab Firman ini merupakan Firman yang akan menolong kita = uluran Tangan yang kuat.

    Firman yang keras = uluran Tangan Tuhan yang kuat. Sekalipun kita terperosok amat dalam, tetapi kalau Tangan itu kuat, maka kita akan terangkat. Kalau Firman Tuhan lemah, kemudian Tangan itu juga lemah, kita baru terperosok sedikit saja, kita tidak dapat diangkat.

    TETAPI ini adalah Firman Tuhan yang keras:
    • yang menunjuk dosa/keadaan kita dan kita melembut sehingga kita dapat mengaku dosa.
    • di luar logika manusia tetapi harus diterima dengan iman dan dipraktekkan/tebarkan = taat dengar-dengaran.

    Ujian ketaatan
    terjadi saat:
    • Firman menunjuk dosa-dosa kita
    • Firman di luar jangkauan otak/di luar logika

    Tinggal kita mau taat atau tidak.
    Jika kita taat = kita juga mengulurkan tangan kepada Tuhan dan Tangan yang kuat memegang tangan kita sehingga terjadi mujizat pertolongan Tuhan bagi kita.

    Mari! kalau sekarang kaum muda merasa gagal dan telanjang karena dosa, Firman ini mungkin keras bagi saudara dan di luar akal, tetapi kalau saudara mau taat = saudara mengulurkan tangan sehingga dipegang oleh Tangan yang kuat, hasilnya ada mujizat bagi yang gagal dan telanjang akan ditolong dan dipulihkan oleh Tuhan dan ini sudah dialami oleh Petrus.

  2. ketaatan dari janda di Sarfat/bangsa kafir yang memiliki sedikit tepung dan minyak (1Raja-raja 17).
    N
    abi Elia mengatakan untuk membuatkan roti bundar untuknya, kemudian barulah untuk janda dengan anaknya. Padahal secara logika, tepung itu hendak dibuatkan roti bagi dirinya dan juga untuk anaknya, setelah itu mereka berdua akan mati.

    Tetapi Firman T
    uhan katakan: 'buatkan untuk nabi Elia terlebih dahulu.'
    Ini merupakan Firman yang keras tetapi merupakan uluran Tangan Tuhan yang kuat. Begitu Janda Sarfat ini taat dan melakukan apa yang dikatakan oleh Elia = ia dipegang oleh Tangan yang kuat, maka selama tiga setengah tahun ia dipelihara.

    Pertama --> Petrus yang gagal dan telanjang, ia mau mengulurkan tangannya kepada Tuhan sehingga ia diangkat oleh Tangan yang kuat dan ia ditolong dan dipulihkan.

    Kedua --> Janda di Sarfat, ia juga taat sehingga ia mendapatkan Tangan yang kuat melindungi dan memelihara selama tiga setengah tahun. Sekarang bagi kita, kita dilindungi dan dipelihara oleh Tuhan sampai jaman antikris. Kita tetap hidup.

  3. ketaatan Yesus yang harus mati di kayu salib.
    Ini di luar logika
    , sebab Yesus tidak bersalah apalagi berdosa. Yang disalib itu adalah orang yang terkutuk. Yang disalib itu adalah penjahat. Yesus yang berbuat baik dan menolong manusia, harus mati disalib. Ini di luar logika manusia. Tetapi Yesus mau mengulurkan Tangan kepada Bapa di surga. Dan begitu Ia mati di kayu salib, maka Ia diangkat setinggi-tingginya.
Apa arti hidup kita di luar Tuhan?
Mari! Di hari-hari ini, kita harus menjaga tiga jaga yaitu iman, pengharapan dan kasih = tiga macam ibadah, harus kita jaga dengan sungguh-sungguh.

Yang terakhir, kita harus menjaga ketaatan/ulurkan tangan kepada Tangan yang kuat sehingga kegagalan dan ketelanjangan akan dipulihkan dan kita akan dipelihara dan dilindungi oleh Tuhan sampai jaman antikris bahkan kita akan diangkat sampai masuk dalam pesta nikah Anak Domba.

Filipi 2 : 8 - 9
8. Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.
9. Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama,

Ay 8 : mati di kayu salib = tidak bersalah, tetapi harus mati. Ini tidak logis sebab
Ia adalah orang yang baik. Tetapi karena ini adalah kehendak Tuhan, Ia taat.

Hasilnya: ay 9 = Allah mengangkat Yesus sampai ke tahta.
Demikian juga dengan kita sekarang ini. Sekalipun kita gagal dan telanjang tetapi kalau kita taat, maka semuanya ini akan diselesaikan oleh Tuhan, juga akan dipelihara dan dilindungi sampai jaman antikris dimana mata ular tidak dapat melihat kita.

Kalau kita taat di dunia ini, maka kita akan diangkat. Sebab tidak selamanya kita berada di bawah = roda tidak selamanya berada di bawah sebab akan diangkat oleh Tuhan sampai kita diangkat di awan-awan yang permai dan kita masuk pesta nikah Anak Domba. Sekalipun kita memiliki iman, pengharapan dan kasih, tetapi kalau kita tidak taat, maka kita tidak dapat diangkat ke awan-awan yang permai.

Tuhan memberkati.1



Versi Cetak

Transkrip
  • Ibadah Doa Malang, 30 Mei 2017 (Selasa Sore)
    ... takut Tuhan ALLAH telah berfirman siapakah yang tidak bernubuat Auman singa suku Yehuda sama dengan pembukaan rahasia firman Allah sama dengan firman nubuat firman pengajaran yang benar Kabar Mempelai. Firman nubuat memberitakan segala sesuatu yang belum terjadi tetapi pasti akan terjadi. Terutama tentang dua hal Kedatangan Yesus kedua kali dalam ...
  • Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 15 Mei 2017 (Senin Sore)
    ... mempelai wanita yang sempurna yang tidak bercacat cela sama dengan terang dunia--ada matahari bulan dan bintang. Wahyu . Kepada perempuan itu diberikan kedua sayap dari burung nasar yang besar supaya ia terbang ke tempatnya di padang gurun di mana ia dipelihara jauh dari tempat ular itu selama satu masa dan dua ...
  • Ibadah Doa Puasa Session II Malang, 14 Maret 2017 (Selasa Siang)
    ... membebaskan kamu dari kerja paksa orang Mesir. Dan Aku akan membawa kamu ke negeri yang dengan sumpah telah Kujanjikan memberikannya kepada Abraham Ishak dan Yakub dan Aku akan memberikannya kepadamu untuk menjadi milikmu Akulah TUHAN. Keluaran - terjemahan lama Sebab itu katakanlah kepada bani Israel Akulah Tuhan maka Aku kelak ...
  • Ibadah Doa Puasa Session II Malang, 22 Oktober 2013 (Selasa Sore)
    ... jahat percabulan pencurian pembunuhan perzinahan keserakahan kejahatan kelicikan hawa nafsu iri hati hujat kesombongan kebebalan. Semua hal-hal jahat ini timbul dari dalam dan menajiskan orang. Hati dan pikiran disucikan dari keinginan jahat dan najis. Matius Berbahagialah orang yang suci hatinya karena mereka akan melihat Allah. Jika hati dan pikiran disucikan maka ...
  • Ibadah Doa Malang, 16 November 2010 (Selasa Sore)
    ... masuk Kerajaan Sorga yang kekal. Posisi kambing adalah di sebelah kiri dan akan masuk dalam api siksaan yang kekal yaitu neraka Matius . Mulai sekarang kita harus memantapkan posisi kita sebagai domba-domba yang berada di sebelah kanan Tuhan. Ibrani Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus yang memimpin kita dalam ...
  • Ibadah Raya Malang, 04 Desember 2022 (Minggu Pagi)
    ... jenis barang dari kayu yang mahal dari tembaga besi dan pualam kulit manis dan rempah-rempah wangi-wangian mur dan kemenyan anggur minyak tepung halus dan gandum lembu sapi domba kuda dan kereta budak dan bahkan nyawa manusia. Dan mereka akan berkata Sudah lenyap buah-buahan yang diingini hatimu dan segala yang mewah ...
  • Ibadah Raya Malang, 07 April 2013 (Minggu Pagi)
    ... tubuh Kristus yang sempurna disucikan dan disempurnakan menjadi mempelai wanita Tuhan yang siap menyambut kedatangan Yesus kedua kali di awan-awan yang permai. Proses untuk mencapai kesempurnaan adalah Penyucian hati dan pikiran yang adalah gudangnya dosa. Ibrani - Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua ...
  • Ibadah Doa Semalam Suntuk Session II Malang, 16 Desember 2015 (Rabu Dini Hari)
    ... ladang pelayanan hanya untuk mencari kebutuhan daging kebutuhan jasmani. Akibatnya adalah sampai di ladang babi. Waspada kita harus selalu setia dan bertanggung jawab setia dan berkobar-kobar dalam ladang Tuhan sampai garis akhir yaitu sampai meninggal dunia atau sampai Tuhan datang kedua kali. Ladang Kain yaitu ladang kebencian sama dengan ladang ...
  • Ibadah Doa Malang, 02 Agustus 2022 (Selasa Sore)
    ... dipermuliakan bersama dengan Tuhan berarti ketinggalan saat Yesus datang kembali kedua kali dan binasa selamanya. Tuhan tidak rela pelayan-Nya menjadi sasaran dari roh najis dan binasa selamanya. Jalan keluarnya adalah Dari pihak Tuhan Ia harus taat dan rela ditelanjangi sampai mati di kayu salib untuk mendapatkan nama di atas segala nama yang ...
  • Ibadah Jumat Agung Malang, 22 April 2011 (Jumat Sore)
    ... berkata-kata dalam bahasa roh dan bernubuat. Bertobat yaitu berhenti berbuat dosa dan kembali kepada Tuhan mati terhadap dosa. Baptisan air yang menghasilkan hidup baru yaitu hidup dalam kebenaran. Roma Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian supaya sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh ...

Siaran Langsung

Live Streaming GPTKK

Rekaman

Ikuti rekaman ibadah kami

Transkrip

Ringkasarn Firman Tuhan

Kesaksian

Pengalaman hidup bersama Firman Tuhan

Untuk Koneksi Lambat, silakan buka https://id.gptkk.org

Silakan kontak ke info@gptkk.org apabila bapak/ibu/sdr/sdri ada pertanyaan atau ingin berlangganan majalah Manna, dan silakan kirim email ke widjaja_h@yahoo.com apabila ingin konsultasi pribadi dengan bapak gembala.