Yudas
1 : 24-25
24.
Bagi Dia, yang berkuasa menjaga supaya jangan kamu tersandung dan
yang membawa kamu dengan tak bernoda dan penuh kegembiraan di hadapan
kemuliaan-Nya,
25.
Allah yang esa, Juruselamat kita
oleh Yesus Kristus, Tuhan kita, bagi Dia adalah kemuliaan, kebesaran,
kekuatan dan kuasa sebelum segala abad dan sekarang dan sampai
selama-lamanya. Amin.
Sebagai
penutup dari surat
Yudas, maka Tuhan
tampil dengan tujuh penampilan dari Pribadi Yesus,
yaitu:
- bagi Dia yang berkuasa supaya
jangan kamu tersandung.
Dia = Yesus yang berkuasa menjaga kita supaya
kita tidak tersandung.
- Dia berkuasa membawa kita sampai kita tidak
bernoda/bercacat cela = sempurna.
- Dia adalah Allah Yang Esa
- Dia adalah Juruselamat kita
- Dia adalah Tuhan Yesus Kristus
- Dia yang layak menerima
kemuliaan, kekuasaan, kekuatan, kebesaran.
- Dia adalah Allah yang
kekal dari dulu, sekarang sampai
selama-lamanya.
Inilah
tujuh penampilan dari Pribadi Yesus
bagaikan tujuh sinar kemuliaan. Jadi,
tujuh penampilan dari Pribadi Yesus
= tujuh sinar kemuliaan = tujuh sinar dari pelita emas dan inilah
tudung yang akan disinarkan kepada gereja yang benar.
Hasilnya
ada macam-macam seperti:
- ada tujuh peningkatan rohani
- pelangi dengan tujuh warna
Ini
sudah kita pelajari.
Sekarang
bagian yang terakhir yaitu tujuh kebahagiaan surga/kebahagiaan yang
sejati. Kita sudah mempelajari kebahagiaan surga ini di dalam Matius
5, tetapi di dalam kitab
Wahyu juga ada tujuh kebahagiaan,
yaitu:
Gambar
di http://www.gptkk.org/images/7bahagia.jpg
- Pelita/kebahagiaan 1 (Wahyu 1 : 3)
- Pelita/kebahagiaan 2 (Wahyu 14 : 3)
- Pelita/kebahagiaan 3 (Wahyu 16 : 15)
- Pelita/kebahagiaan 4 (Wahyu 19 : 9)
- Pelita/kebahagiaan 5 (Wahyu 20 : 6)
- Pelita/kebahagiaan 6 (Wahyu 22 : 7)
- Pelita/kebahagiaan 7 ((Wahyu 22 : 14)
- Wahyu 1 : 3
Berbahagialah ia yang membacakan dan mereka yang mendengarkan kata-kata
nubuat ini, dan yang menuruti apa yang ada tertulis di dalamnya, sebab
waktunya sudah dekat.
- Wahyu 14 : 13
Dan aku mendengar suara dari sorga berkata:
Tuliskan: "Berbahagialah orang-orang mati yang mati dalam Tuhan, sejak
sekarang ini." "Sungguh," kata Roh, "supaya mereka boleh beristirahat
dari jerih lelah mereka, karena segala perbuatan mereka menyertai
mereka."
- Wahyu 16 : 15
"Lihatlah, Aku datang seperti pencuri.
Berbahagialah dia, yang berjaga-jaga dan yang memperhatikan pakaiannya,
supaya ia jangan berjalan dengan telanjang dan jangan kelihatan
kemaluannya."
- Wahyu 19 : 9
Lalu ia berkata kepadaku: "Tuliskanlah:
Berbahagialah mereka yang diundang ke perjamuan kawin Anak Domba."
Katanya lagi kepadaku: "Perkataan ini adalah benar, perkataan-perkataan
dari Allah."
Ini merupakan puncak/pokok kebahagiaan yaitu saat Yesus
datang kembali kedua kali, kita akan
bersama-sama dengan Dia selama-lamanya.
- Wahyu 20 : 6
Berbahagia dan kuduslah ia, yang mendapat
bagian dalam kebangkitan pertama itu. Kematian yang kedua tidak
berkuasa lagi atas mereka,
- Wahyu 22 : 7
"Sesungguhnya Aku datang segera. Berbahagialah
orang yang menuruti perkataan-perkataan nubuat kitab ini!"
- Wahyu 22 : 14
Berbahagialah mereka yang
membasuh jubahnya. Mereka akan memperoleh hak atas pohon-pohon
kehidupan dan masuk melalui pintu-pintu gerbang ke dalam kota itu.
Inilah
tujuh kebahagiaan. Semoga menjadi praktek hidup apa yang Tuhan
janjikan yaitu Tuhan
akan memberikan kebahagiaan.
Kita
akan mempelajari bagian yang ketiga.
Wahyu
16 : 15
"Lihatlah,
Aku datang seperti pencuri. Berbahagialah dia, yang berjaga-jaga dan
yang memperhatikan pakaiannya, supaya ia jangan berjalan dengan
telanjang dan jangan kelihatan kemaluannya."
Kita
harus berhati-hati, sebab Yesus
datang seperti pencuri. Yesus
bukanlah seorang pencuri, tetapi kedatangan
Yesus
seperti pencuri.
Sebab ada banyak orang yang mengatakan Yesus
seperti pencuri yang datang.
Kedatangan
Yesus yang
kedua kalinya seperti pencuri, artinya:
- secara rahasia/tidak diketahui waktunya.
Tidak ada pencuri yang membuat perjanjian dengan yang
empunya rumah kalau ia akan datang. Jadi kedatangan Yesus
tidak diketahui oleh siapapaun juga. Itu
sebabnya kita jangan disesatkan oleh orang yang mengatakan bahwa
kedatangan Yesus itu tanggal, bulan dan tahun
sekian.
- secara tiba-tiba.
Untuk mengantisipasi kedatangan Yesus
kedua kalinya yang seperti pencuri itu,
sikap kita harus:
- senantiasa berjaga-jaga.
- memperhatikan pakaian supaya kita tidak telanjang.
Kita
akan memeriksa tentang berjaga-jaga ini dengan membaca di dalam injil
Markus 13 : 35
Karena
itu berjaga-jagalah, sebab kamu tidak
tahu bilamanakah tuan rumah itu
pulang, menjelang malam, atau tengah malam, atau larut malam, atau
pagi-pagi buta,
Ada
empat waktu jaga yang harus kita perhatikan yaitu:
1)
menjelang
malam = pkl 18: 00-pkl 21:
00.
untuk
waktu ini apa yang harus dijaga?
Lukas
24 : 29-32
29.
Tetapi mereka sangat mendesak-Nya, katanya: "Tinggallah
bersama-sama dengan kami, sebab hari telah menjelang malam dan
matahari hampir terbenam." Lalu masuklah Ia untuk tinggal
bersama-sama dengan mereka.
30.
Waktu Ia duduk makan dengan mereka, Ia mengambil roti, mengucap
berkat, lalu memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada mereka.
31.
Ketika itu terbukalah mata mereka dan mereka pun mengenal Dia, tetapi
Ia lenyap dari tengah-tengah mereka.
32.
Kata mereka seorang kepada yang lain: "Bukankah hati kita
berkobar-kobar, ketika Ia berbicara dengan kita di tengah jalan dan
ketika Ia menerangkan Kitab Suci kepada kita?"
Jadi
yang harus dijaga waktu menjelang malam adalah iman
lewat tekun dan berkobar-kobar dalam Firman pengajaran yang benar dan
perjamuan suci --> (http://www.gptkk.org/tabernakel_pelita+emas.html).
Yesus
memecah-mecahkan roti. Tekun dan berkobar-kobar di dalam Firman
pengajaran yang benar dan disertai dengan perjamuan suci = tekun
dalam Ibadah
Pendalaman
Alkitab
yang disertai dengan perjamuan suci sampai Firman mendarah daging di
dalam kehidupan kita = mempraktekan Firman di dalam kehidupan kita.
Jika
Firman pengajaran yang benar sudah menjadi praktek di dalam kehidupan
kita, maka hasilnya
adalah:
- mata kita menjadi terbuka untuk lebih mengenal
Pribadi Yesus.
Pada awalnya, tidak mengenal Pribadi Yesus
sekalipun sudah diterangkan oleh Firman/ada Firman pengajaran tetapi
tidak mengenal Pribadi Yesus. Setelah
perjamuan suci, barulah mata terbuka.
Lebih mengenal Pribadi Yesus = lebih mengerti
serta lebih yakin pada pembukaan Firman/pada pengajaran yang benar
sehingga iman kita menjadi teguh. Dan jika iman sudah menjadi
teguh/sudah permanen, maka kita tidak dapat disesatkan oleh
ajaran-ajaran asing/ajaran-ajaran lain/ajaran-ajaran sesat. Semoga kita
dapat mengerti.
Perjalanan iman ini menuju ke surga dan kalau iman
kita teguh, maka jalan kita akan lurus, sehingga jalan itu akan lebih
terbuka. Ada pembukaan Firman, pasti ada pembukaan jalan, baik untuk
perkara di dunia, sampai pintu surgapun akan Tuhan
bukakan. Semuanya ini tergantung pada pembukaan Firman, bagaimana kita
mengerti pembukaan Firman itu. Jika mengerti,
maka Tuhan akan lebih membukanya.
Bagi kaum muda, saudara tidak perlu takut akan masa depan
saudara. Jika saudara
masih dapat meneruskan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi,
silahkan! Tetapi bagi yang tidak dapat meneruskan sekolahnya,
jangan marah!
Yang terpenting adalah saudara melihat pada Firman Tuhan.
Sebab semakin saudara mengerti Firman,
kemudian yakin sehingga Firman mendarah daging, maka Firman Tuhan
itu akan semakin dibukakan. Semoga kita dapat mengerti.
- YESUS lenyap.
Tadi disebutkan, begitu memecahkan
roti, Yesus lenyap.
Ini sama saja, ketika kita mendengarkan Firman dan makan perjamuan
suci, Yesus lenyap. Lenyap ke mana? Pribadi Yesus
masuk/tinggal di dalam pribadi kita.
Jadi hasil kedua, Yesus lenyap, artinya Pribadi
Yesus masuk/tinggal
di dalam kehidupan kita sehingga tabiat, perkataan dan perbuatan kita
menjadi sama seperti Yesus.
Keubahan
itu terjadi sedikit demi sedikit/perlahan-lahan sesuai dengan
pekerjaan Firman, tidak mungkin sekaligus berubah sebab manusia tidak
mampu untuk menjadi seperti itu. Kalau sekaligus, maka cukup sekali
saja kita beribadah Pendalaman
Akitab dan
selesai.
Mulai
sedikit demi sedikit menjadi seperti Yesus.
Kalau dulu
tabiatnya suka marah dan suka berdusta, tetapi karena Firman sudah
mendarah daging di dalam hidup kita, maka
kita menjadi lebih mengerti, yakin dan
teguh pada Firman.
Pribadi Yesus
tinggal di dalam kita. Itu sebabnya kita
harus bertekun di dalam ibadah pendalaman alkitab, sebab kalau kita
tidak tekun, sekalipun kita sudah memiliki tabiat Yesus,
maka kita akan kembali memiliki tabiat daging.
Semoga kita dapat mengerti.
2)
tengah malam
=
pkl 21: 00-pkl 24: 00
Ini
merupakan keadaan yang paling gelap dan inilah keadaan dari dunia
akhir jaman. Jadi keadaan yang paling
gelap = puncak dari dosa yaitu dosa kawin mengawinkan dan dosa makan
minum.
Apa
yang harus dijaga pada waktu tengah malam ini? Matius
25 : 1-7
1.
"Pada waktu itu hal Kerajaan Sorga seumpama sepuluh gadis, yang
mengambil pelitanya dan pergi menyongsong mempelai laki-laki.
2.
Lima di antaranya bodoh dan lima bijaksana.
3.
Gadis-gadis yang bodoh itu membawa pelitanya, tetapi tidak membawa
minyak,
4.
sedangkan gadis-gadis yang bijaksana itu membawa pelitanya dan juga
minyak dalam buli-buli mereka.
5.
Tetapi karena mempelai itu lama tidak datang-datang juga,
mengantuklah mereka semua lalu tertidur.
6.
Waktu tengah malam terdengarlah suara orang berseru: Mempelai datang!
Songsonglah dia!
7.
Gadis-gadis itu pun bangun semuanya lalu membereskan pelita mereka.
Untuk
tengah malam ini yang harus dijaga adalah pengharapan.
Kita menjaga pengharapan =
pelita tetap menyala/pelita
emas (http://www.gptkk.org/tabernakel_pelita+emas.html). Kalau di tengah malam, pelita
itu padam, maka itu berarti tidak akan ada pengharapan dan hendak
kemana kita? Di dalam kegelapan, pasti kita akan terantuk dan jatuh
bahkan kita dapat mati.
Sekalipun
dunia ini dalam keadaan paling gelap, tetapi kita memiliki pelita,
maka kita memiliki pengharapan untuk dapat kemana saja. Mau ke depan
untuk menyongsong kedatangan Tuhan Yesus
yang kedua
kalinya, kita memiliki harapan.
Sekalipun
kita memiliki banyak uang dan juga ijazah yang tinggi, tidak akan
dapat menerangi/menghadapi puncak dosa/tengah malam.
Supaya
pelita tetap menyala, maka kita harus memiliki
minyak cadangan/minyak persediaan yang
merupakan kelebihan dari lima gadis yang
pandai. Awalnya lima gadis yang bodoh
ini merasa diri pandai, padahal kelima gadis inilah yang bodoh sebab
mereka tidak memiliki minyak cadangan/minyak persediaan. Jadi kita
menjaga pengharapan = pelita tetap menyala, kita harus memiliki
minyak persediaan = meluap-luap dalam Roh.Kudus.
Praktek
jika kita memiliki minyak cadangan di dalam hidup kita:
- Lukas 12 : 35
"Hendaklah pinggangmu tetap berikat dan
pelitamu tetap menyala.
= Setia dan
berkobar-kobar di dalam jabatan pelayanan dan karunia-karunia Roh
Kudus (pelita
emas = tekun di dalam ibadah raya).
Di dalam ibadah raya ini kita dapat melayani Tuhan
sebagai anggota paduan suara, pemain musik dan
sebagainya. Juga ada kesaksian-kesaksian. Inilah praktek
dari masih adanya minyak cadangan = meluap-luap dalam Roh Kudus.
Ini berarti bukan untuk diri sendiri/kita tidak egois. Jika
di dalam ibadah pelayanan, kita hanya setia, itu berarti kita tidak
memiliki minyak cadangan.
Matius 25 : 21
Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali
perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan
setia; engkau telah setia dalam perkara kecil, aku akan memberikan
kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah
dalam kebahagiaan tuanmu.
Setia dan berkobar-kobar di dalam perkara kecil
--> ini yang dicari oleh Tuhan.
Setia dalam perkara kecil
sekalipun dikecilkan oleh orang = minyak
cadangan/minyak persediaan yang paling penuh.
Dan kalau pelita, maka itu adalah pelita yang
paling terang cahayanya. Banyak orang yang mau datang, karena ada
perkara yang besar, tetapi Tuhan menguji
dengan perkara yang kecil. Semoga kita dapat mengerti.
Saya bersaksi di Malang: saya bersyukur
kepada Tuhan, karena Tuhan
mengijinkan adanya pelayanan di Surabaya yang masih dalam tahap
perintisan dan saya berbahagia! Sebab justru di sinilah saya diuji oleh
Tuhan tentang minyak cadangan/setia dan
berkobar-kobar.
Kalau kita setia di dalam perkara yang kecil, maka
kita akan dipercayakan dalam perkara yang besar.
Apa yang dimaksud dengan perkara yang
besar?
Jika dikaitkan dengan injil Matius 25, yaitu
tentang kesepuluh gadis yang semuanya tertidur. Jadi perkara yang besar
itu adalah membangunkan kesepuluh gadis yang tidur
= kebangunan rohani.
Gadis- gadis ini adalah gambaran dari kesucian, tetapi
mereka tertidur. Waktu
Yesus datang, sekalipun mereka sudah hidup
suci tetapi tidur, maka tidak ada pengharapan
ketika pencuri datang, sehingga semuanya akan hilang dan mereka
ketinggalan.
Perkara kecil ini dimulai di dalam rumah tangga.
Mari layani dengan baik!
Kemudian di gereja/dalam penggembalaan,
layani dengan sungguh-sungguh, yaitu dengan
setia dan berkobar-kobar. Semoga kita dapat mengerti.
- berikat pinggang = selalu
siap sedia.
Kalau ada minyak cadangan = pelita tetap menyala,
maka akan selalu siap sedia untuk melayani di malam yang paling gelap,
yaitu melayani kebangunan rohani = membangunkan gadis yang tidur, sebab
di malam yang paling gelap itu banyak yang tidur.
Kita bukan hanya setia dan berkobar-kobar di dalam pelayanan di dalam
rumah tangga, dan juga di gereja tetapi juga dalam pelayanan
keluar/melakukan kunjungan/ibadah kebangunan rohani.
Kita harus siap sedia dengan minyak cadangan agar dapat
melayani pelayanan di tengah malam.
Minyak cadangan secara jasmani adalah:
- uang/dana yang ditabung untuk
kebangunan rohani.
- Waktu.
Kita jangan memboroskan waktu dengan
berpariwisata kesana-sini, sebab lebih baik waktu/cuti itu ditabung
agar dapat mengikuti kebaktian kebangunan rohani/kunjungan ke tempat
yang mengadakan kebangunan rohani. Ini
adalah lima gadis yang pandai sebab memiliki minyak cadangan.
- tenaga dan pikiran juga
dipersembahkan kepada Tuhan.
Kita jangan egois, sebab nanti akan ketinggalan seperti lima gadis yang
bodoh karena tidak memiliki minyak cadangan.
Ini semua merupakan hal yang sungguh-sungguh serius sebab akan dituntut
oleh Tuhan. Semoga kita dapat mengerti.
Minyak cadangan yang rohani:
Kita ingat ada seorang janda dan anaknya yang
memiliki hutang tetapi ia tidak dapat membayar. Kemudian nabi Elia
bertanya apa yang ada di dalam rumahmu. Janda itu menjawab bahwa ia
hanya memiliki sedikit minyak. Elia memerintahkan untuk menyediakan
buli-buli dan menutup pintu.
Dan saat itu juga mengalirlah minyak sehingga janda itu dapat membayar
hutangnya (2 Raja-raja 4). Jadi arti dari minyak cadangan secara rohani
adalah banyak menutup pintu = banyak berdoa menyembah Tuhan.
Jadi,
inilah kesiap sediaan,
yaitu:
- kita melayani di dalam nikah dan rumah tangga = kita sudah
memiliki pelita yang menyala = setia dan berkobar-kobar melayani di
dalam nikah dan rumah tangga
- setia di dalam penggembalaan dengan melayani apa saja,
tetapi Tuhan masih mempercayakan lagi satu
hal yaitu satu perkara yang besar ialah selalu siap sedia melayani di
dalam kebangunan rohani.
Dihari-hari
ini, kita harus banyak menutup pintu supaya minyak cadangan itu akan
meluap-luap. Semoga kita dapat mengerti.
3)
larut
malam
= pkl 24:00-pkl 03: 00
Markus
13 : 35
Karena
itu berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu bilamanakah tuan rumah itu
pulang, menjelang malam, atau tengah malam, atau larut malam, atau
pagi-pagi buta,
Larut
malam ini merupakan suasana yang paling dingin dan ini merupakan
waktu ayam berkokok. Mungkin adanya perubahan suhu sebab suhu menjadi
sangat dingin dan ini bagi ayam merupakan suatu pertanda untuk
berkokok. Ayam tidak memiliki jam, tetapi ayam selalu tepat waktu
untuk berkokok.
Untuk
larut malam ini, apa yang harus dijaga? Lukas
22 : 54-58
54.
Lalu Yesus ditangkap dan dibawa dari tempat itu. Ia digiring ke rumah
Imam Besar. Dan Petrus mengikut dari jauh.
55.
Di tengah-tengah halaman rumah itu orang memasang api dan mereka
duduk mengelilinginya. Petrus juga duduk di tengah-tengah mereka.
56.
Seorang hamba perempuan melihat dia duduk dekat api; ia
mengamat-amatinya, lalu berkata: "Juga orang ini bersama-sama
dengan Dia."
57.
Tetapi Petrus menyangkal, katanya: "Bukan, aku tidak kenal Dia!"
58.
Tidak berapa lama kemudian seorang lain melihat dia
lalu berkata: "Engkau juga seorang dari mereka!" Tetapi Petrus berkata:
"Bukan, aku tidak!"
Larut
malam ini, yang harus dijaga
adalah kasih
lewat ketekunan di dalam doa
penyembahan/mezbah dupa emas
(http://www.gptkk.org/tabernakel_mezbah+dupa+emas.html). Semoga kita dapat mengerti.
Menjelang
kedatangan Yesus
kedua
kalinya, justru anak-anak Tuhan/hamba-hamba
Tuhan dilanda
musim dingin rohani/kasih menjadi dingin bagaikan masuk dalam suasana
larut malam.
Matius
24 : 12
Dan
karena makin bertambahnya kedurhakaan, maka kasih kebanyakan orang
akan menjadi dingin.
Kalau
kasih menjadi dingin, maka akibatnya:
- tidak ada kepuasan sehingga mencari kepuasan di
luar/di dunia seperti Petrus yang ikut berdiang di
api dunia. (Lukas 22 : 55).
Kita jangan heran, kalau di dalam gereja tidak ada
pembukaan Firman, pasti tidak akan ada kelimpahan Roh Kudus
dan pasti tidak akan ada kasih/musim dingin.
Ketiga ini tidak dapat dipisahkan. Sebab tidak mungkin ada larut malam
sebelum ada tengah malam, kemudian tidak ada tengah malam kalau tidak
ada menjelang malam.
Sebab pada mulanya adalah Firman. Kalau
ada Firman, pasti akan ada kelimpahan Roh Kudus,
sebab tidak mungkin Roh Kudus tanpa Firman,
sebab ini dapat menjadi roh daging.
Seperti orang majus, jika mereka hanya mengikuti bintang/Roh
Kudus saja, mereka bertemu dengan herodes, bukan
bertemu dengan Tuhan Yesus.
Tetapi begitu Herodes berkata untuk
menyelidiki Firman --> Firman dan Roh Kudus,
maka orang majus itu dapat bertemu dengan Tuhan Yesus.
Tidak akan terjadi apa-apa jika Roh Kudus
tanpa Firman. Sekalipun
kita berkata bahwa kita diurapi Roh Kudus
dan juga memiliki kasih, tetapi di saat Firman diberitakan, kita
mengantuk = tidak ada Roh Kudus tanpa
Firman. Itu sebabnya harus ada pembukaan Firman, kemudian ada Roh
Kudus, baru ada kasih.
Atau sebaliknya, kepuasan dunia dimasukkan ke dalam gereja.
Kita harus berhati-hati. Jangan
seperti Petrus yang ikut berdiang di api dunia. Api dunia ini seperti
bioskop, diskotik. Karena
tidak dapat ke diskotik, maka suasana diskotik dimasukkan ke dalam
gereja supaya kelihatan rohani.
Berdoa bagi saya sebagai seorang gembala supaya ada
pembukaan Firman, ada urapan Roh Kudus, dilanjutkan
dengan ada kasih. Ada menjelang malam, kemudian tengah malam, barulah
larut malam. Tidak mungkin langsung meloncat, harus berurutan. Semoga
kita dapat mengerti.
- kedurhakaan.
Kalau tidak ada kasih, maka kita akan
menjadi durhaka. Kedurhakaan ini dimulai dari:
- dalam rumah tangga --> anak melawan orang tua, suami
isteri mulai saling mencela, bertengkar sampai terjadi pertengkaran
bahkan pembunuhan.
- di dalam rumah Tuhan --> dimulai
dari tidak setia.
Lukas 22 : 54
Lalu Yesus ditangkap dan dibawa dari tempat
itu. Ia digiring ke rumah Imam Besar. Dan Petrus mengikut dari jauh.
Waktu Tuhan Yesus
memecah-mecahkan lima roti untuk memberi makan lima ribu orang,
jangan-jangan semua murid menggandeng Yesus
--> inilah Guruku Yang Hebat. Tetapi begitu Yesus ditangkap,
Petrus mengikut Yesus dari jauh. Inilah
ujian kesetiaan. Jadi kedurhakaan di dalam rumah Tuhan
adalah tidak setia.
Mari saudaraku! Kita bukan hanya setia, tetapi setia
yang teruji. Dalam
keadaan apapun, kita tetap setia = kita memiliki kasih.
Bukan hanya setia-setiaan.
Setia-setiaan:
- setia karena diberkati
- setia karena ada gembala
- setia karena ada ini dan itu
- setia karena ada tugas.
Itu sebabnya diberi tugas terus menerus,
tetapi jika tidak ada tugas, mulai tidak setia.
Itu sebabnya kita harus setia yang teruji untuk menghadapi musim
dingin. Sekalipun kita tidak setia, Ia
tetap setia = Setia yang teruji. Semoga kita dapat mengerti.
Juga di dalam nikah, supaya tidak terjadi pengkhianatan di dalam nikah,
maka nikah itu harus memiliki kesetiaan yang teruji. Mungkin isteri
dalam keadaan goncang/sakit, suami tetap setia, demikian juga
sebaliknya.
- kedurhakaan ini akan memuncak sampai menyangkal
Tuhan.
Petrus tidak setia sampai ia menyangkal TuhanN
dan seharusnya ia binasa. 'Siapa yang menyangkal Aku, dia akan
Kusangkal juga'= tidak ada pengampunan bagi Petrus.
'Tebang pohon ini sebab sudah tiga tahun tidak berbuah --> 'jangan
TUHAN! beri waktu lagi sampai tahun depan’.
Inilah kalau ada gembala. Kita
jangan merasa mampu, sebab gembala mendapatkan tugas dari Tuhan.
Inilah untungnya ada Firman penggembalaan yang disampaikan terus
menerus yang disampaikan oleh seorang gembala dengan setia/kokok ayam.
Walaupun gembala itu tidak memiliki ijazah yang tinggi seperti ayam.
Kokok ayam ini juga untuk membangunkan orang tidur =
menolong kehidupan kita dan juga untuk menolong Petrus/hamba-hamba Tuhan.
Apapun keadaan kita --> sudah jatuh karena
menyangkal Tuhan,
tetapi kalau masih dapat mendengarkan Firman penggembalaan, masih dapat
ditolong.
Lukas 22 : 60-62
60. Tetapi Petrus
berkata: "Bukan, aku tidak tahu apa yang engkau katakan." Seketika itu
juga, sementara ia berkata, berkokoklah ayam.
61. Lalu
berpalinglah Tuhan memandang Petrus. Maka teringatlah Petrus
bahwa Tuhan telah berkata kepadanya: "Sebelum
ayam berkokok pada hari ini, engkau telah tiga kali menyangkal Aku."
62. Lalu ia pergi ke
luar dan menangis dengan sedihnya.
Setiap
kokok ayam = setiap Firman pengajaran disampaikan = pandangan belas
kasihan Imam Besar.
Sebenarnya
pandangan Yesus
itu mengarah ke tempat lain, karena Petrus menyangkal dan Yesus
sudah tidak mau melihatnya lagi dan untuk ini berarti Petrus binasa.
Beruntunglah ada kokok ayam, sebab begitu ayam berkokok, Yesus
berpaling memandang Petrus.
Apa
buktinya kalau Yesus
memandang kita lewat Firman penggembalaan dan kita juga dapat
memandang Yesus Gembala
Agung?
Buktinya adalah kita dapat menyadari
keadaan kita, menyesali dan mengakui
dosa-dosa kita sehingga Tuhan
mengampuni kita dan Tuhan mencurahkan
kasih Allah
yang
besar untuk menutupi segala pelanggaran
kita sampai satu waktu sudah tidak ada pelanggaran lagi = tidak
bercacat cela sehingga kita dapat memandang Tuhan
= dapat menyembah Tuhan.
Mari
saudaraku! Kita datang ke gereja, jangan untuk hal-hal yang lain,
tetapi untuk Firman penggembalaan sehingga kita akan mendapatkan
kebahagiaan. Inilah jaga yang ketiga.
Kalau:
- Iman dijaga lewat ibadah pendalaman alkitab
- Pengharapan dijaga lewat ibadah raya
- Kasih dijaga lewat ibadah doa penyembahan
maka
dengan ketiga hal ini kita dapat melihat Yesus
muka dengan muka
di awan-awan yang
permai dan kita akan masuk ke dalam kebahagiaan pesta nikah Anak
Domba.
1
Korintus 13 ; 12 - 13
12.
Yang aku maksudkan ialah, bahwa kamu masing-masing berkata: Aku dari
golongan Paulus. Atau aku dari golongan Apolos. Atau aku dari
golongan Kefas. Atau aku dari golongan Kristus.
13.
Adakah Kristus terbagi-bagi? Adakah Paulus disalibkan karena kamu?
Atau adakah kamu dibaptis dalam nama Paulus?
Itu
sebabnya kita harus menjaga ketiga jaga ini, sebab jika ada, maka
masih ada harapan untuk masuk dalam pesta nikah Anak Domba. Semoga
kita dapat mengerti.
4)
fajar
menyingsing
= pkl 03:00-pkl 06:00
Markus
13 : 35
Karena
itu berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu bilamanakah tuan rumah itu
pulang, menjelang malam, atau tengah malam, atau larut malam, atau
pagi-pagi buta,
Untuk
fajar menyingsing ini apa yang harus dijaga? Yohanes
21 : 3-5
3.
Kata Simon Petrus kepada mereka: "Aku pergi menangkap ikan."
Kata mereka kepadanya: "Kami pergi juga dengan engkau."
Mereka berangkat lalu naik ke perahu, tetapi malam itu mereka tidak
menangkap apa-apa.
4.
Ketika hari mulai siang, Yesus berdiri di pantai; akan tetapi
murid-murid itu tidak tahu, bahwa itu adalah Yesus.
5.
Kata Yesus kepada mereka: "Hai anak-anak, adakah kamu mempunyai
lauk-pauk?" Jawab mereka: "Tidak ada."
Yang
harus dijaga pada waktu fajar
menyingsing adalah ketaatan.
Petrus
sudah diperintahkan oleh Tuhan
untuk menjadi penjala manusia, tetapi Petrus kembali menjadi penjala
ikan. Aku hendak
menangkap ikan = Petrus tidak taat dengar-dengaran.
Kita
harus berhati-hati, sebab taat
dengar-dengaran ini menjadi penentu apakah kita terangkat atau tidak.
Petrus
tidak taat dengar-dengaran, akibatnya
ia tidak menangkap apa-apa = gagal dan telanjang. Petrus sudah
mengandalkan Firman karena Tuhan
katakan ia menjadi penjala manusia, tetapi Petrus tinggalkan Firman
dan kembali menjadi penjala ikan = mengandalkan pengalamanku
/ kepandaianku
/ usahaku,
sehingga ia gagal dan telanjang.
Di
bagian atas sudah dikatakan bahwa kita harus berjaga-jaga dan
memperhatikan pakaian supaya tidak telanjang.
Yohanes
21 : 7
Maka
murid yang dikasihi Yesus itu berkata kepada Petrus: "Itu
Tuhan." Ketika Petrus mendengar, bahwa itu adalah Tuhan, maka ia
mengenakan pakaiannya, sebab ia tidak berpakaian, lalu terjun ke
dalam danau.
Mari
saudaraku! Kita
sudah memiliki iman di dalam Firman pengajaran, di dalam pelayanan
kita sudah dipakai oleh Tuhan
dan juga doa --> semua ini baik, tetapi kalau kita tidak taat
dengar-dengaran sesuai dengan kehendak Tuhan,
maka akibatnya kita akan gagal dan telanjang.
Bagi
kaum muda jika akan menikah:
- harus taat pada Firman, sebab kalau tidak taat pada Firman,
saudara akan gagal dan telanjang. Semuanya tidak berarti apa-apa. Hanya
pesta/senang dalam semalam tetapi sesudah itu akan gagal dan telanjang.
- jangan kawin campur.
Dalam
pekerjaan juga harus taat.
Demikian juga di
dalam pelayanan --> aku sudah mengusir setan, tetapi Tuhan
katakan: ’enyah
karena tidak melakukan kehendak Tuhan’.
Itu
sebabnya semuanya
harus dikaitkan dengan Firman Tuhan
= harus taat dengar-dengaran pada Firman Tuhan.
Bagaimana
cara Tuhan
menolong? Tuhan
menyampaikan Firman yang
keras. Firman
yang keras itu harus ada, sebab murid-murid sudah berada dalam
keadaan gagal dan telanjang.
Tuhan
datang dengan Firman yang
keras untuk:
- Yohanes 21 : 5
Kata Yesus kepada mereka: "Hai anak-anak, adakah kamu mempunyai
lauk-pauk?" Jawab mereka: "Tidak ada."
Tuhan
menunjuk keadaan/dosa kita. Tuhan sudah
mengetahui kalau murid-murid tidak mendapatkan ikan sekalipun sudah
semalam-malaman mereka berada di danau itu. Itu sebabnya Tuhan
menunjuk dosa dengan bertanya 'adakah lauk pauk?'
Bagaimana dengan kita? Seandainya
di sekolah kita mendapatkan nilai tiga, kemudian ada teman yang
bertanya: kamu mendapatkan nilai tiga,
ya? Tentu kita akan menjadi marah, sebab mereka sudah mengetahui,
tetapi masih bertanya.
Tetapi untung murid-murid melembut dan menjawab:
tidak ada, Tuhan
= mengaku dosa. Kalau Firman menunjuk dosa-dosa kita,
kita jangan mengeraskan hati, tetapi tunjukkan kegagalan kita kepada Tuhan
= mengaku apa adanya kepada Tuhan dan
Tuhan akan menolong.
Yohanes 21 : 6
Maka kata Yesus kepada mereka: "Tebarkanlah jalamu di sebelah kanan
perahu, maka akan kamu peroleh." Lalu mereka menebarkannya dan mereka
tidak dapat menariknya lagi karena banyaknya ikan.
Semalam-malaman sudah menebar jala, tetapi tidak
mendapatkan apa-apa. Dan
sekarang, di siang hari
mereka diperintahkan untuk menebarkan jala ke sebelah kanan. Menurut
akal manusia, tidaklah mungkin = di luar kemampuan dan logika manusia.
Jadi, Firman
pengajaran yang keras ini, merupakan
Firman yang mustahil bagi kita = Firman
yang tidak terjangkau oleh logika kita tetapi harus terjangkau dan
diterima oleh iman.
Banyak kali kita hanya mau menerima Firman yang cocok dengan
logika. Itu sebabnya
sekarang ini banyak sekali pengajaran sesat,
sebab pengajaran sesat ini menggunakan logika, tidak
tertulis di dalam Alkitab,
bahkan diambil dari filsafat dan kita terima.
Misalnya: rajin pangkal pandai.
Masuk di akal/logis/dapat diterima oleh akal, tetapi tidak
tertulis di dalam Alkitab = bukan
Firman Tuhan,
sehingga tidak memiliki nilai rohani
= tidak ada keselamatan. Itu sebabnya
kita harus berhati-hati.
Firman pengajaran yang dapat
menolong. Yang mustahil bagi kita dan yang
melampaui otak kita, harus kita terima dengan iman. Sebab kalau iman
sudah menerima, maka otomatis, otak juga akan menerima, sebab iman ini
melebihi otak.
Sekarang ini, mari! Kalau Firman itu
sepertinya di luar jangkauan otak kita, terima dengan iman sebab Firman
ini merupakan Firman yang akan menolong kita
= uluran Tangan yang kuat.
Firman yang
keras = uluran Tangan Tuhan yang
kuat. Sekalipun
kita terperosok amat dalam, tetapi kalau Tangan itu kuat, maka kita
akan terangkat. Kalau Firman Tuhan
lemah, kemudian Tangan itu juga lemah, kita baru terperosok sedikit
saja, kita tidak dapat diangkat.
TETAPI ini adalah Firman Tuhan
yang keras:
- yang menunjuk dosa/keadaan kita
dan kita melembut sehingga kita dapat mengaku dosa.
- di luar logika manusia tetapi harus diterima dengan
iman dan dipraktekkan/tebarkan = taat dengar-dengaran.
Ujian ketaatan terjadi
saat:
- Firman menunjuk dosa-dosa kita
- Firman di luar jangkauan otak/di luar logika
Tinggal kita mau taat atau tidak.
Jika kita taat = kita juga mengulurkan tangan
kepada Tuhan dan
Tangan yang kuat
memegang tangan kita sehingga terjadi mujizat pertolongan Tuhan
bagi kita.
Mari! kalau sekarang kaum muda merasa gagal
dan telanjang karena dosa, Firman ini mungkin keras bagi saudara dan di
luar akal, tetapi kalau saudara mau taat = saudara mengulurkan tangan
sehingga dipegang oleh Tangan yang kuat,
hasilnya ada mujizat bagi yang gagal dan telanjang akan ditolong dan
dipulihkan oleh Tuhan dan ini sudah dialami
oleh Petrus.
- ketaatan dari janda di
Sarfat/bangsa kafir yang memiliki sedikit tepung dan
minyak (1Raja-raja 17).
Nabi Elia mengatakan untuk membuatkan roti bundar
untuknya, kemudian barulah untuk janda dengan anaknya. Padahal secara
logika, tepung itu hendak dibuatkan roti bagi dirinya dan juga untuk
anaknya, setelah itu mereka berdua akan mati.
Tetapi Firman Tuhan katakan: 'buatkan untuk
nabi Elia terlebih dahulu.'
Ini merupakan Firman yang
keras tetapi merupakan uluran Tangan Tuhan yang
kuat. Begitu Janda Sarfat ini taat
dan melakukan apa yang dikatakan oleh Elia = ia dipegang oleh Tangan yang
kuat, maka selama tiga setengah tahun ia
dipelihara.
Pertama --> Petrus
yang gagal dan telanjang, ia mau mengulurkan tangannya
kepada Tuhan
sehingga ia diangkat oleh Tangan yang kuat
dan ia ditolong dan dipulihkan.
Kedua --> Janda
di Sarfat, ia juga taat sehingga ia mendapatkan Tangan
yang kuat melindungi dan memelihara
selama tiga setengah tahun. Sekarang
bagi kita, kita dilindungi dan dipelihara
oleh Tuhan sampai jaman antikris.
Kita tetap hidup.
- ketaatan Yesus yang
harus mati di kayu salib.
Ini di luar logika, sebab Yesus
tidak bersalah apalagi berdosa. Yang
disalib itu adalah orang yang terkutuk. Yang
disalib itu adalah penjahat. Yesus yang
berbuat baik dan menolong manusia, harus mati disalib. Ini
di luar logika manusia. Tetapi Yesus mau
mengulurkan Tangan kepada Bapa di surga. Dan
begitu Ia mati di kayu salib, maka
Ia diangkat
setinggi-tingginya.
Apa
arti hidup kita di luar Tuhan?
Mari!
Di hari-hari ini,
kita harus menjaga tiga jaga yaitu iman, pengharapan dan kasih = tiga
macam ibadah, harus kita jaga dengan sungguh-sungguh.
Yang
terakhir, kita harus menjaga ketaatan/ulurkan tangan kepada Tangan
yang kuat
sehingga kegagalan dan ketelanjangan akan dipulihkan dan kita akan
dipelihara dan dilindungi oleh Tuhan
sampai jaman antikris bahkan kita akan diangkat sampai masuk dalam
pesta nikah Anak
Domba.
Filipi
2 : 8 - 9
8.
Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan
taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.
9.
Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan
kepada-Nya nama di atas segala nama,
Ay
8 : mati di kayu
salib = tidak bersalah, tetapi harus mati.
Ini tidak logis sebab
Ia
adalah orang yang
baik. Tetapi
karena ini adalah kehendak Tuhan,
Ia taat.
Hasilnya:
ay 9 = Allah
mengangkat Yesus
sampai ke tahta.
Demikian
juga dengan kita sekarang ini.
Sekalipun kita
gagal dan telanjang tetapi kalau kita taat, maka semuanya ini akan
diselesaikan oleh Tuhan, juga
akan dipelihara dan dilindungi sampai jaman antikris dimana
mata ular tidak dapat melihat kita.
Kalau
kita taat di dunia ini, maka
kita akan diangkat.
Sebab tidak
selamanya kita berada di bawah = roda tidak selamanya berada di bawah
sebab akan diangkat oleh Tuhan
sampai kita diangkat di awan-awan yang permai dan kita masuk pesta
nikah Anak Domba. Sekalipun kita memiliki iman, pengharapan dan
kasih, tetapi kalau kita tidak taat, maka kita tidak dapat diangkat
ke awan-awan yang
permai.
Tuhan
memberkati.1