Yudas
1 : 24-25
24.
Bagi Dia, yang berkuasa menjaga supaya jangan kamu tersandung dan
yang membawa kamu dengan tak bernoda dan penuh kegembiraan di hadapan
kemuliaan-Nya,
25.
Allah yang esa, Juruselamat kita
oleh Yesus Kristus, Tuhan kita, bagi Dia adalah kemuliaan, kebesaran,
kekuatan dan kuasa sebelum segala abad dan sekarang dan sampai
selama-lamanya. Amin.
Sebagai
penutup dari surat
Yudas, maka Tuhan
tampil dengan tujuh penampilan dari Pribadi Yesus,
yaitu:
- bagi Dia yang berkuasa supaya
jangan kamu tersandung.
Dia
= Yesus yang
berkuasa menjaga kita supaya kita tidak tersandung
- Dia berkuasa membawa kita sampai kita tidak
bernoda/bercacat cela = sempurna.
- Dia adalah Allah Yang Esa
- Dia adalah Juruselamat kita
- Dia adalah Tuhan Yesus Kristus
- Dia yang layak menerima
kemuliaan, kekuasaan, kekuatan, kebesaran.
- Dia adalah Allah yang
kekal dari dulu, sekarang sampai
selama-lamanya.
Penampilan
dari tujuh penampilan Pribadi Yesus
bagaikan tujuh sinar dari pelita emas, yang kalau disinarkan di dalam
sidang jemaat/di dalam gereja Tuhan yang
benar, akan menghasilkan tujuh kebahagiaan sampai pada kebahagiaan
yang sempurna. Sebab angka tujuh adalah angka sempurna.
Di
dalam kitab
Wahyu ada tujuh kebahagiaan surga yaitu:
Gambar
di http://www.gptkk.org/images/7bahagia.jpg
- Pelita/kebahagiaan 1 (Wahyu 1 : 3)
- Pelita/kebahagiaan 2 (Wahyu 14 : 3)
- Pelita/kebahagiaan 3 (Wahyu 16 : 15)
- Pelita/kebahagiaan 4 (Wahyu 19 : 9)
- Pelita/kebahagiaan 5 (Wahyu 20 : 6)
- Pelita/kebahagiaan 6 (Wahyu 22 : 7)
- Pelita/kebahagiaan 7 ((Wahyu 22 : 14)
Wahyu
1 : 3
Berbahagialah
ia yang membacakan dan mereka yang mendengarkan kata-kata nubuat ini,
dan yang menuruti apa yang ada tertulis di dalamnya, sebab waktunya
sudah dekat.
Kebahagiaan
yang pertama dan sudah kita pelajari.
Wahyu
14 : 13
Dan
aku mendengar suara dari sorga berkata: Tuliskan: “Berbahagialah
orang-orang mati yang mati dalam Tuhan, sejak sekarang ini.”
“Sungguh,” kata Roh, “supaya mereka boleh beristirahat dari
jerih lelah mereka, karena segala perbuatan mereka menyertai mereka.”
Wahyu
16 : 15
“
Lihatlah,
Aku datang seperti pencuri. Berbahagialah dia, yang berjaga-jaga dan
yang memperhatikan pakaiannya, supaya ia jangan berjalan dengan
telanjang dan jangan kelihatan kemaluannya.”
Wahyu
19 : 9
Lalu
ia berkata kepadaku: “Tuliskanlah: Berbahagialah mereka yang
diundang ke perjamuan kawin Anak Domba.” Katanya lagi kepadaku:
“Perkataan ini adalah benar, perkataan-perkataan dari Allah.”
Ini
merupakan puncak/pokok kebahagiaan yaitu saat Yesus
datang kembali yang
kedua kalinya,
kita akan bersama-sama dengan Dia selama-lamanya.
Wahyu
20 : 6
Berbahagia
dan kuduslah ia, yang mendapat bagian dalam kebangkitan pertama itu.
Kematian yang kedua tidak berkuasa lagi atas mereka, tetapi mereka
akan menjadi imam-imam Allah dan Kristus, dan mereka akan memerintah
sebagai raja bersama-sama dengan Dia, seribu tahun lamanya.
Wahyu
22 : 7
“
Sesungguhnya
Aku datang segera. Berbahagialah orang yang menuruti
perkataan-perkataan nubuat kitab ini!”
Wahyu
22 : 14
Berbahagialah
mereka yang membasuh jubahnya. Mereka akan memperoleh hak
atas
pohon-pohon kehidupan dan masuk
melalui pintu-pintu gerbang ke dalam kota itu.
Angka
tujuh adalah angka sempurna, jadi akan sampai pada kebahagiaan yang
sempurna. Inilah yang akan Tuhan
berikan sebagai perlindungan dan pemeliharaan bahkan sampai pada
kebahagiaan yang sempurna dan ini tidak dapat dibeli dengan apapun.
Sebab kebahagiaan itu bukanlah dalam bentuk uang dan
lain-lainnya.
Kita
akan tetap mempelajari bagian yang kedua dengan membaca di dalam
Wahyu 14 : 13
Dan
aku mendengar suara dari sorga berkata: Tuliskan: “Berbahagialah
orang-orang mati yang mati dalam Tuhan, sejak sekarang ini.”
“Sungguh,” kata Roh, “supaya mereka boleh beristirahat dari
jerih lelah mereka, karena segala perbuatan mereka menyertai mereka.”
Inilah
kebahagiaan surga yang tidak dapat dipengaruhi oleh apapun sampai
kematianpun tidak dapat mempengaruhinya.
Biasanya
orang di dunia ini kalau ada orang yang meninggal dunia, maka akan
ada yang berdukacita.
Tetapi di dalam
ayat di atas ini jelas tertulis bahwa berbahagialah orang yang mati.
Ini adalah kebahagiaan yang
sejati/kebahagiaan surga yang tidak dapat dipengaruhi oleh apapun dan
akan sampai pada ‘berbahagialah orang yang mati di dalam Tuhan’.
Waktu
yang lalu kita sudah mendengar bahwa tidak
semua orang yang mati adalah orang yang berbahagia.
Hanya
orang yang mati di dalam
Tuhan
saja yang berbahagia. Orang yang mati
di dalam Tuhan
adalah orang yang selama hidupnya, ia hidup di dalam Tuhan,
sehingga kalau ia mati, ia disebut mati di
dalam Tuhan.
Orang
yang mati di dalam Tuhan
adalah:
- orang yang percaya dan
- orang yang beribadah kepada Tuhan
Berbahagialah
orang yang di dalam Tuhan
juga ditulis di dalam kitab
perjanjian lama
yaitu di dalam kitab
Mazmur 116 dan
memang tidak ditulis secara langsung ‘berbahagia’ tetapi
mendekati dan memiliki arti yang sama.
Mazmur
116 : 15
Berharga
di mata Tuhan
kematian semua orang yang dikasihi-Nya.
Di
dalam terjemahan lama
--> Bahwa amat indahlah kepada
pemandangan Tuhan matinya segala kekasih-Nya.
Jadi
berbahagia orang yang mati dalam Tuhan =
berharga = amat
indah kematian orang yang dikasihi oleh
Tuhan.
Contoh:
MUSA
--> Ulangan 34 : 5
- 6
5.
Lalu matilah Musa, hamba Tuhan
itu, di sana di tanah Moab, sesuai dengan firman Tuhan.
6.
Dan dikuburkan-Nyalah dia di suatu lembah di tanah Moab, di tentangan
Bet-Peor, dan tidak ada orang yang tahu kuburnya sampai hari ini.
Orang
yang hidupnya sesuai dengan Firman Tuhan,
matinya juga sesuai dengan Firman Tuhan.
Karena hidup Musa sesuai dengan Firman, ia dikasihi oleh Tuhan
sehingga hidupnya amat indah/berharga. Musa dikuburkan dan tidak ada
seorangpun yang mengetahui letak kuburannya sebab ia dibangkitkan dan
diangkat ke surga oleh Tuhan.
Semoga kita dapat mengerti.
Kalau
kita ingin berharga/berbahagia/amat indah kematian dari orang yang
dikasihi oleh Tuhan,
ada syaratnya. Mungkin saudara berpendapat kalau saudara bersekolah
ke jenjang yang lebih tinggi, maka saudara akan berbahagia -->
boleh saja! Tetapi ini adalah keindahan dari dunia, sebab yang
dimaksud adalah kebahagiaan surga.
Syarat
untuk mendapatkan kebahagiaan surga adalah:
- Bilangan 15 : 37 – 41
37. Tuhan
berfirman kepada Musa:
38. “Berbicaralah
kepada orang Israel dan katakanlah kepada mereka, bahwa mereka harus
membuat jumbai-jumbai pada punca baju mereka, turun-temurun, dan dalam
jumbai-jumbai punca itu haruslah dibubuh benang ungu kebiru-biruan.
39. Maka jumbai itu
akan mengingatkan kamu, apabila kamu melihatnya, kepada segala perintah
Tuhan, sehingga kamu
melakukannya dan tidak lagi menuruti hatimu atau matamu sendiri,
seperti biasa kamu perbuat dalam ketidaksetiaanmu terhadap Tuhan.
40. Maksudnya supaya
kamu mengingat dan melakukan segala perintah-Ku dan menjadi kudus bagi
Allahmu.
41. Akulah Tuhan,
Allahmu, yang telah membawa kamu keluar dari tanah Mesir, supaya Aku
menjadi Allah bagimu; Akulah Tuhan,
Allahmu.”
Di dalam terjemahan lama
ay 39 --> bukan
mengingatkan tetapi perhiasan --> Maka inilah
menjadi suatu perhiasan bagimu;
Jadi syarat supaya hidup itu indah dan sampai
matipun indah adalah pada punca baju digantungkan benang biru = pada
hidup kita harus digantungkan benang biru. Di
sini dikaitkan dengan Firman, sedangkan warna biru adalah warna
kebangkitan. Jadi pada kehidupan kita
harus digantungkan Firman yang mengandung kuasa kebangkitan.
Firman yang mengandung kuasa kebangkitan hanyalah
benang biru/kebangkitan yaitu Firman yang bagaikan sangkakala.
Kita ingat di dalam 1 Korintus 15
yang tertulis kalau sangkakala berbunyi, maka orang-orang mati akan
bangkit.
Firman bagaikan sangkakala adalah Firman yang
keras/Firman pengajaran/makanan keras yang harus digantungkan di dalam
hidup kita.
Ada 2 bentuk
pemberitaan Firman yaitu:
- Firman penginjilan/susu.
Firman ini untuk orang membawa orang berdosa
percaya kepada Yesus, bertobat dan masuk
dalam baptisan air = diselamatkan. Sesudah itu tidak boleh terus
menerus minum susu, sebab tidak akan bertumbuh menjadi dewasa, hanya
bertumbuh tetapi tetap seperti anak kecil. Saya tidak menghina Firman
penginjilan, sebab sudah dibuktikan membawa kita kepada keselamatan.
Tetapi harus dilanjutkan.
- Firman pengajaran/makanan keras/Firman bagaikan
sangkakala yang harus digantungkan dengan benang biru
yang mengandung kuasa kebangkitan pada setiap kehidupan kita.
Bagaimana proses agar Firman pengajaran itu digantungkan pada kehidupan
kita? Yaitu:
- kita harus mendengarkan Firman pengajaran dengan
sungguh-sungguh sampai kita dapat mengerti, percaya/yakin = ditulis di
hati.
- mempraktekkan Firman pengajaran itu.
Hasilnya:
- ada tanda peringatan.
Jadi kalau kita mempraktekkan Firman, maka
selalu ada tanda peringatan/rambu-rambu.
Misalnya: jika kita hendak
masuk ke jalan terlarang yang tidak memiliki rambu yang memberitahu
tanda larangan, maka orang yang tidak mengetahui akan terus menerus
masuk sehingga mereka akan selalu mendapatkan surat tilang.
Jadi kalau kita mempraktekkan Firman =
bagaikan ada rambu-rambu dan jika kita mau melakukan dosa, maka
rambu-rambu itu akan berbunyi = diingatkan/ada tanda peringatan. Itu
sebabnya tanda peringatan itu sangatlah penting, sebab uang dan
kepandaian tidak dapat menghentikan dosa. Hanya
Firman pengajaran dengan tanda peringatannya membuat kita tidak berbuat
dosa = tidak mengikuti hati dan penglihatanmu = hidup suci/ada kuasa
penyucian oleh Firman = hidup menjadi indah
Penyucian ini dimulai dari hati --> Markus
7 : 21 – 23
21. sebab dari
dalam, dari hati orang, timbul segala pikiran jahat, percabulan,
pencurian, pembunuhan,
22. perzinahan,
keserakahan, kejahatan, kelicikan, hawa nafsu, iri hati, hujat,
kesombongan, kebebalan.
23. Semua
hal-hal jahat ini timbul dari dalam dan menajiskan orang.”
Inilah hati yang merupakan gudang dosa.
Ada banyak dosa yang disebutkan. Tetapi
kalau dikelompokkan, maka hanya ada dua dosa
yaitu: keinginan jahat yaitu
keinginan akan uang sehingga menjadi kikir dan serakah dan
keinginan najis.
Kikir = tidak dapat memberi.
Ini merupakan dosa dan dituntut oleh Tuhan
dari kita --> ketika Aku lapar, kamu tidak memberi Aku makan, ketika
Aku haus, kamu tidak memberi Aku minum.
Serakah = mengambil/merampas milik orang lain
dan juga mengambil milik Tuhan,
yaitu perpuluhan dan
persembahan khusus = melanggar rambu-rambu dan akan dihukum. Sedangkan
merampas/mengambil hak orang lain = korupsi,
dll
Keinginan najis yaitu dosa
sex/kawin mengawinkan, dosa makan minum termasuk narkoba, merokok.
Keinginan najis ini juga dalam pandangan/mata yang juga harus disucikan
supaya pandangan kita menjadi pandangan yang rohani/pandangan yang suci.
Pandangan yang suci -->
kita jangan memandang hal yang tidak baik/yang tidak benar.
Pandangan yang rohani =
pandangan surgawi --> pandangan yang lebih
mengutamakan perkara surga daripada perkara dunia.
Jika di dalam hidup kita ada Firman dengan
kuasa kebangkitan, maka pandangan kita akan berubah/menjadi lain.
Contoh: kalau dulu kita
harus mengorbankan hal yang jasmani untuk beribadah, kita merasa berat
= kita tidak memiliki benang biru/tidak ada rambu/tanda peringatan.
Tetapi kalau sudah ada benang biru, maka pasti ada pandangan yang
rohani/pandangan yang suci yaitu:
- tidak memandang hal-hal yang najis/yang tidak benar.
- pandangan yang lebih mengutamakan perkara-perkara
rohani daripada perkara-perkara jasmani = mengorbankan perkara jasmani
untuk perkara yang rohani.
Penyucian ini dimulai dari:
- penyucian hati
- penyucian pandangan dan perbuatan
Penyucian ini terus menerus berlanjut sampai pada penyucian perkataan =
tidak salah dalam perkataan = sempurna/tidak bercacat cela --> Yakobus
3 : 2
Sebab kita semua bersalah dalam banyak hal;
barangsiapa tidak bersalah dalam perkataannya, ia adalah orang
sempurna, yang dapat juga mengendalikan seluruh tubuhnya.
- ada tanda perhiasan = memperindah
hidup kita.
Taat dengar-dengaran pada Firman = hidup
sesuai Firman merupakan hidup yang paling indah. Bagi kaum muda,
perhatikan tanda perhiasan yang akan memperindah hidup saudara/membuat
indah dan berhasil. Jika kita mempraktekkan
Firman/Firman digantungkan pada hidup kita, maka akan mendatangkan hikmat
Tuhan yang membuat
kehidupan kita menjadi indah dan berhasil.
Pengkhotbah 10 : 10
Jika besi menjadi tumpul dan tidak diasah,
maka orang harus memperbesar tenaga, tetapi yang terpenting untuk
berhasil adalah hikmat.
Pisau yang tumpul = krisis. Semoga kita dapat
mengerti.
Bagi orang yang pandai di dunia ini yang memiliki
ijazah yang tinggi, jangan sombong. Sebab
kepandaian dan ijazah itu belum tentu dapat menjamin keberhasilan.
Sebaliknya yang tidak memiliki kepandaian, jangan merasa rendah
diri/minder. Sebab
yang menjamin keberhasilan dan keindahan
adalah benang yang berwarna biru/Firman pengajaran yang benar yang kita
dengar dan yang kita praktekan.
Itu sebabnya, kita harus benar-benar memegang
benang biru/menggantungkan Firman pengajaran di dalam hidup kita.
Apalagi kalau kita sudah sekolah sampai ke jenjang yang tinggi dan juga
memiliki pekerjaan yang baik, kemudian hidup kita digantungi dengan
benang biru/Firman pengajaran yang benar --> oh! Betapa indahnya
hidup ini.
Jadi kalau jubah itu digantungi dengan benang biru, artinya Firman
didengar sampai dipraktekkan = benang
digantungkan pada seluruh kehidupan kita, maka kita akan mendapatkan
yaitu:
- ada tanda peringatan agar dapat hidup suci.
- ada tanda perhiasan/keindahan dan keberhasilan.
- ada tanda kekekalan hidup/kekal bersama Tuhan
= tidak dikuasai oleh maut sebab akan dibangkitkan oleh Tuhan.
Betapa indahnya orang yang dikasihi Tuhan =
berbahagialah orang yang mati di dalam Tuhan.
Kalau kita Tuhan
ijinkan mati, sementara hidup kita sudah
digantungkan dengan benang biru, maka saat Yesus
datang kembali, ia akan dibangkitkan untuk menerima hidup kekal.
- harus memakai jubah maha indah.
Sudah jelas! Kalau kita memakai jubah maha indah,
maka hidup itu indah dan orang yang melihat akan berkata ‘alangkah
indahnya’. Seandainya tidak memakai jubah = telanjang, sekalipun ia
naik mobil mercedes, ia akan ditertawakan orang sebab dikira orang itu
sudah gila.
Itu sebabnya di hari-hari ini kita jangan
telanjang, tetapi harus memiliki jubah maha indah seperti Yusuf yang
adalah gambaran dari gereja akhir jaman/gereja Mempelai yang harus
memiliki jubah.
Kejadian 37 : 3 --> Israel
lebih mengasihi Yusuf dari semua anaknya yang lain, sebab Yusuf itulah
anaknya yang lahir pada masa tuanya; dan ia menyuruh membuat jubah yang
maha indah bagi dia.
Jika kita mau indah, maka harus:
- digantungi dengan benang biru sehingga ada perhiasan
- memakai jubah maha indah
Sekalipun digantungi dengan benang biru, tetapi bagaimana kalau
jubahnya itu compang camping? Tetapi kalau digantungi dengan benang
biru, kemudian jubahnya maha indah, maka akan menjadi
super indah.
Mari!
Kita sudah
menerima Firman dan kita praktekan --> ini sudah indah.
Kemudian ditambah
lagi dengan jubah
maha indah yang merupakan karunia-karunia Roh
Kudus --> ini
yang harus kita miliki.
Karunia
Roh Kudus =
kemampuan ajaib dari Roh Kudus/Tuhan
agar kita dapat melakukan jabatan dan pelayanan = melayani Tuhan
sesuai dengan jabatan apa saja yang Tuhan
tentukan.
Dulu
saya tidak mengerti, saya hanya melihat bahwa menjadi gembala itu
sangat susah. Sebab saya pernah tinggal di gereja dan melihat gembala
saya yang sudah tua.
Beliau
mempersiapkan Firman sampai malam, tetapi masih dicaci maki. Melihat
itu, saya merasa takut menjadi seorang hamba Tuhan,
tetapi lama kelamaan saya menyerah menjadi seorang hamba Tuhan,
tetapi tidak mau menjadi gembala. Ini semua karena saya tidak
mengerti arti dari karunia.
Setelah itu
saya mengerti arti dari karunia yaitu
kemampuan ajaib yang melebihi kemampuan dari otak kita.
Jika
kita tidak memiliki karunia dan jabatan
= telanjang sehingga kehidupan itu
menjadi tidak indah sebab sebelum
manusia memiliki jubah maha indah yaitu jabatan dan karunia, maka
hidupnya belumlah indah sekalipun memiliki harta dan hidup dalam
kemewahan.
Jika
seseorang itu berjalan di jalan dengan telanjang, maka ia sudah dapat
dimaklumi oleh orang, tetapi kalau telanjang dan naik mobil mercedes,
akan sangat dipermalukan/dihina oleh orang. Semakin
banyak
ia memiliki harta dan kedudukan, semakin ia dipermalukan oleh orang
kalau tidak memiliki jabatan pelayanan.
Bagi yang sudah memiliki jabatan pelayanan, jangan dilepaskan.
Sekarang
kita akan melihat, darimana jubah
maha indah itu? Jawabannya:
jubah maha indah itu kita dapatkan dari
atas kayu salib.
Yohanes
19 : 23 -24
23.
Sesudah prajurit-prajurit itu menyalibkan Yesus, mereka mengambil
pakaian-Nya lalu membaginya menjadi empat bagian untuk tiap-tiap
prajurit
satu bagian – dan jubah-Nya juga mereka ambil. Jubah itu tidak
berjahit, dari atas ke bawah hanya satu tenunan saja.
24.
Karena itu mereka berkata seorang kepada yang lain: “Janganlah kita
membaginya menjadi beberapa potong, tetapi baiklah kita membuang undi
untuk menentukan siapa yang mendapatnya.” Demikianlah hendaknya
supaya genaplah yang ada tertulis dalam Kitab Suci: “Mereka
membagi-bagi pakaian-Ku di antara mereka dan mereka membuang undi
atas jubah-Ku.” Hal itu telah dilakukan prajurit-prajurit itu.
Dari
atas kayu salib, TUHAN rela ditelanjangi untuk memberikan pakaian
kepada manusia yang telanjang oleh dosa.
Ada
2
macam pakaian,
yaitu:
- pakaian yang dibagi menjadi empat bagian
= pakaian keselamatan.
Pakaian ini dibagikan ke seluruh
empat penjuru bumi, artinya: seluruh manusia di muka bumi ini dapat
diselamatkan/memakai pakaian keselamatan. Caranya:
percaya kepada Yesus, bertobat/berhenti
berbuat dosa dan kembali kepada Tuhan,
kemudian masuk dalam baptisan air dan baptisan Roh Kudus
= hidup benar/hidup di dalam kebenaran = sudah selamat. Tetapi ini
belumlah cukup.
- Jubah.
Jubah jabatan pelayanan ini tidak dirobek/dibagi, tetapi diundi.
Karena diundi, maka tidak semua orang yang mendapatkannya, artinya: hanya
orang yang mendapatkan kemurahan dan kepercayaan Tuhan
yang dipilih dan diberikan jubah pelayanan dan karunia Roh
Kudus = jubah maha indah.
Di antara saudara-saudara Yusuf, hanya satu yaitu
Yusuf yang mendapatkan jubah maha indah itu. Itu sebabnya kita harus
berdoa kepada Tuhan, supaya Tuhan
juga memberikan jabatan kepada kita/kita dipilih untuk mendapatkan
jubah maha indah itu.
- kemudian jubah itu tidak berjahit.
Tidak berjahit artinya tidak ada
campur tangan manusia.
Jadi pelayanan itu tidak ada campur tangan manusia sehingga benar-benar
murni dari Tuhan. Jika ada campur tangan
manusia = berjahit dan pelayanan itu akan menjadi sia-sia karena
dijahit di sini, dijahit di sana = memecah belah.
- satu tenunan.
Kalau jabatan pelayanan itu benar-benar dari Tuhan,
makan akan menjadi
satu tenunan. Artinya: mengarah
pada pembentukan tubuh Kristus.
Seringkali
jubah itu berjahit/bukan karena Firman.
Kita
melayani karena ada campur tangan manusia sehingga terjadi
perpecahan/merusak tubuh.
Efesus
4 : 11 – 12
11.
Dan Ialah yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik
pemberita-pemberita Injil maupun gembala-gembala dan
pengajar-pengajar,
12.
untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi
pembangunan tubuh Kristus.
Saya
tidak berputus asa, sebab setiap saya berdoa pada saat pemberitaan
Firman: ‘Tuhan,
dimanapun gereja-gereja berada, berkati dan jadikan satu pengajaran’.
Mungkin ada yang tidak suka mendengar doa saya ini yang mengatakan
satu pengajaran, tetapi saya tidak berputus asa, sebab saya yakin,
kalau sudah satu pengajaran, pasti sudah menjadi satu tubuh/tidak
berjahit lagi = mengarah pada satu tubuh yang sempurna. Semoga kita
dapat mengerti.
Sudah
memiliki jubah indah/sudah melayani Tuhan,
itu sudah baik.
Tetapi itu
belumlah cukup. Harus seperti Yusuf yang jubahnya dicelup di dalam
darah.
Jadi
sesudah kita melayani Tuhan,
maka jubah itu harus dicelup di dalam darah dan ini merupakan tempat
yang paling aman bagi jubah itu.
Kita
harus berhati-hati.
Sebab isteri
Potifar/setan itu mengincar jubah untuk menelanjangi manusia. Tempat
yang aman bagi jubah, bukanlah disimpan di rumah seperti Esau yang
menyimpan jubahnya di rumah sehingga dipakai oleh Yakub.
Jubah
Yusuf dicelup di dalam darah --> Kejadian
37 : 31
Kemudian
mereka mengambil jubah Yusuf, dan menyembelih seekor kambing, lalu
mencelupkan jubah itu ke dalam darahnya.
Jubah
dicelup dalam darah supaya menjadi putih berkilau-kilauan/menjadi
pakaian Mempelai untuk menyambut kedatangan Yesus
yang kedua
kalinya.
Wahyu
7 : 13 -
14
13.
Dan seorang dari antara tua-tua itu berkata kepadaku: “Siapakah
mereka yang memakai jubah putih itu dan dari manakah mereka datang?”
14.
Maka kataku kepadanya: “Tuanku, tuan mengetahuinya.” Lalu ia
berkata kepadaku: “Mereka ini adalah orang-orang yang keluar dari
kesusahan yang besar; dan mereka telah mencuci jubah mereka dan
membuatnya putih di dalam darah Anak Domba.
Jadi
arti dari jubah dicelup di dalam darah = melayani Tuhan
harus dengan tanda darah/harus ada tanda sengsara daging tanpa
dosa/tanda percikan darah.
Jangan
kita melayani Tuhan
dengan seenaknya
sendiri, sebab pelayanan yang benar adalah jubah itu harus dicelup di
dalam darah.
Praktek
dari jubah dicelup di dalam darah:
Kita
belajar dari rasul Paulus.
Kisah rasul 20 : 18 – 20
18.
Sesudah mereka datang, berkatalah ia kepada mereka: “Kamu tahu,
bagaimana aku hidup di antara kamu sejak hari pertama aku tiba di
Asia ini:
19.
dengan segala rendah hati aku melayani Tuhan. Dalam pelayanan itu aku
banyak mencucurkan air mata dan banyak mengalami pencobaan dari pihak
orang Yahudi yang mau membunuh aku.
20.
Sungguhpun demikian aku tidak pernah melalaikan apa yang berguna bagi
kamu. Semua kuberitakan dan kuajarkan kepada kamu, baik di muka umum
maupun dalam perkumpulan-perkumpulan di rumah kamu;
- pelayanan dengan rendah hati = jubah
dicelup di dalam darah.
Rendah hati adalah mengaku
dosa/mengaku dalam kekurangan. Kita jangan merasa hebat sebab kalau
kita merasa hebat = kita pasti gagal. Tetapi kalau mengaku
dalam kekurangan = kita akan berhasil.
Jadi pelayanan dengan rendah hati adalah:
- mengaku kekurangan, kelemahan dan kesalahan
- mengaku kelebihan orang lain/mengaku orang lain lebih
utama dari kita.
Inilah jubah yang dicelup dalam darah. Sebab
kalau tidak dicelup dalam darah, kita tidak akan mau mengaku salah,
bahkan menyalahkan orang lain terus menerus sehingga terjadi
perpecahan. Kalau jubah kita dicelup dalam darah, maka kita tidak akan
tersandung dan tersinggung.
- banyak mencucurkan air mata --> merupakan
tanda kesungguh-sungguhan = pelayanan dalam tanda pergumulan = banyak
bergumul agar dapat sungguh-sungguh melayani Tuhan
sekalipun harus mengorbankan apa saja. Tuhan Yesus
lebih dari ini. Dia sampai
mencucurkan air mata dan keringat darah di Getsemani.
- menghadapi banyak halangan, tetapi
tidak terhalang, seperti rasul Paulus yang tidak hanya rela diikat,
tetapi matipun ia rela.
Menghadapi halangan tetapi tidak terhalang,
bahkan tidak bisa dihalangi = jubah yang dicelup dalam darah. Tetapi
kita jangan sengaja minta untuk dihalangi. Kalau
kita terhalang, berdoa supaya Tuhan
membuka jalan.
- tidak lalai = setia dan berkobar-kobar.
Inilah
pelayanan/jubah yang dicelup di dalam darah akan menghasilkan jubah
putih yang berkilau-kilauan/pakaian Mempelai. Semoga kita dapat
mengerti.
Mari
saudaraku! Kita tidak rugi sebab Tuhan
tidak pernah menipu kita. Kalau kita menolak jubah = kita telanjang =
dipermalukan. Tetapi kalau mau menerima jubah yang dicelup dalam
darah = sengsara daging tanpa dosa = kita justru sedang diperindah
oleh TUHAN sampai kita menjadi Mempelai dengan jubah putih yang
berkilau-kilauan. Semoga kita dapat mengerti.
Mazmur
133 : 1 – 3
1.
Nyanyian ziarah Daud. Sungguh, alangkah baiknya dan indahnya, apabila
saudara-saudara diam bersama dengan rukun!
2.
Seperti minyak yang baik di atas kepala meleleh ke janggut, yang
meleleh ke janggut Harun dan ke leher jubahnya.
3.
Seperti embun gunung Hermon yang turun ke atas gunung-gunung Sion.
Sebab ke sanalah Tuhan
memerintahkan berkat, kehidupan untuk selama-lamanya.
Hidup
rukun inilah yang paling indah. Bagaimana hidup ini tidak menjadi
indah kalau TUHAN memerintahkan berkat? Jadi syarat menjadi indah
selanjutnya adalah kita
berada di dalam urapan Roh
Kudus
yang mendorong kita untuk hidup rukun/berdamai satu dengan yang
lainnya.
Jika
kita tidak hidup rukun, kita akan menjadi kering = tidak ada urapan
Roh Kudus = tidak
ada minyak.
Hidup
rukun dimulai dari:
- Dalam rumah tangga.
Hidup rukun ini harus terlebih dahulu/mendahului orang lain. Jika ada
sesuatu yang suami/isteri tidak senang dan dibiarkan, maka
akan menjadi pertengkaran. Suami/isteri
harus terlebih dahulu berdamai sehingga terjadi kerukunan.
Sebab Tuhan katakan di dalam surat
Roma --> kalau sedapat-dapatnya hal itu tergantung padamu.
Berdamai dengan semua orang supaya tidak
kering/memiliki minyak, sebab hanya orang yang bodoh yang tidak
memiliki minyak/tidak mau berdamai. Jika hidup
rukun/damai, maka minyak itu akan berkelimpahan = hidup kita akan
menjadi indah dan Tuhan
memerintahkan berkat. Tuhan tidak
hanya memberkati, tetapi Ia memerintahkan
berkat sekalipun modal kita hanya sedikit, ijazah tidaklah tinggi,
tetapi kalau Tuhan yang
memerintahkan berkat, maka tidak ada seorangpun yang dapat menghalangi
bahkan sampai kita mendapatkan berkat hidup kekal.
- hidup rukun di dalam gereja
Mari saling melayani, jangan saling merendahkan. Ini
menjadi sesuatu yang luar biasa sebab selain hidupnya indah, matinya
juga indah.
Tuhan
mau menjadikan hidup kita indah sebab sudah ada syarat-syaratnya.
Kita tinggal menunggu waktu Tuhan
--> ‘waktuKU belum tiba’. Kita menyerah sepenuhnya
.
Sebab kalau waktu
Tuhan belum tiba,
kita jangan marah tetapi banyak menggunakan waktu untuk menyerah
sampai waktu Tuhan
itu tiba, maka semuanya menjadi indah pada waktunya.
Pengkhotbah
3 : 11
Ia
membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia memberikan
kekekalan dalam hati mereka. Tetapi manusia tidak dapat menyelami
pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir.
Bagi
kaum muda dan juga bagi kita sekalian,
Tuhan akan
menjadikan semuanya indah pada waktunya dan untuk ini kita tinggal
menunggu waktu dari Tuhan dengan
bersabar dan banyak menyerah kepada Tuhan =
bersandar di dada
Yesus seperti
rasul Yohanes.
Petrus
bertanya kepada Tuhan,
apakah Yohanes tidak akan mati? Yesus
menjawab bahwa hidup/mati merupakan urusan
Tuhan, bukanlah
urusanmu.
Kalau
manusia/anak Tuhan tidak mau
hidupnya diperindah,
tidak mau digantungi dengan Firman,
tidak mau berubah,
tidak mau diurapi dengan Roh
Kudus, tidak
mau rukun, maka manusia/anak Tuhan
itu akan benar-benar binasa.
Tetapi
kalau mau menerima ketiga syarat di atas itu yaitu:
- mau digantungi dengan Firman
- memiliki jubah indah
- ada kerukunan/minyak urapan
maka
kita tinggal menunggu waktu Tuhan.
Sebab cepat/lambat, semuanya menjadi indah
pada waktunya.
Hidup
mati kita tetap indah di hadapan Tuhan
= kita tetap berbahagia di hadapan Tuhan
dan nanti jika Yesus
datang kembali yang kedua kalinya, kita benar-benar menjadi yang
terindah sebab kita akan masuk dalam pesta nikah Anak Domba dan
kemudian masuk ke kota Yerusalem Baru.
Tuhan
memberkati. 1