Yudas 1 : 24, Bagi Dia, yang berkuasa menjaga supaya jangan
kamu tersandung dan yang membawa kamu dengan tak bernoda dan penuh kegembiraan
di hadapan kemuliaan-Nya,
Jadi penampilan YESUS sebagai Gembala Yang menuntun kita supaya kita jangan
tersandung/binasa bahkan menuntun kita sampai kita tidak bercacat cela/sempurna
seperti Dia.
Pada waktu yang lalu kita sudah mendengar bagaimana proses untuk membawa kita kepada kesempurnaan yaitu membawa kita masuk ke dalam kegerakkan Roh.Kudus hujan akhir/kegerakkan penyempurnaan gereja TUHAN dan ini sudah kita pelajari di dalam ktb perjanjian lama.
Jadi kegerakkan Roh.Kudus hujan akhir = kegerakkan pada waktu Yosua menyeberangi sungai Yordan untuk masuk ke tanah Kanaan yang dipimpin oleh tabut perjanjian.
Sekarang ini kita akan mempelajari kegerakkan Roh.Kudus hujan akhir di dalam ktb perjanjian baru yang ditulis di dalam ktb Wahyu. Jadi kalau TUHAN hendak membawa kita ke dalam kesempurnaan/tidak bercela = TUHAN/Gembala Agung membawa kita kepada kegerakkan Roh.Kudus hujan akhir = kegerakkan penyempurnaan gereja TUHAN.
Wahyu 6 : 1, 2,
1. Maka aku melihat Anak Domba itu membuka yang pertama dari ketujuh meterai itu, dan aku mendengar yang pertama dari keempat makhluk itu berkata dengan suara bagaikan bunyi guruh: "Mari!"
2. Dan aku melihat: sesungguhnya, ada seekor kuda putih dan orang yang menungganginya memegang sebuah panah dan kepadanya dikaruniakan sebuah mahkota. Lalu ia maju sebagai pemenang untuk merebut kemenangan.
Pemenang untuk merebut kemenangan = menang dan menang lagi. Inilah kegerakkan Roh.Kudus hujan akhir di dalam perj.baru yang ditulis di dalam ktb Wahyu 6 : 1, 2 yang merupakan kegerakkan kuda putih.
Kita akan membandingkan dengan ktb Habakuk 3 : 8, 9, 11,
8. Terhadap sungai-sungaikah, ya TUHAN, terhadap sungai-sungaikah murka-Mu
bangkit? Atau terhadap lautkah amarah-Mu sehingga Engkau mengendarai kuda dan
kereta kemenangan-Mu?
9. Busur-Mu telah Kaubuka, telah Kauisi dengan anak panah. Sela Engkau membelah
bumi menjadi sungai-sungai;
11. Matahari, bulan berhenti di tempat kediamannya, karena cahaya anak-anak
panah-Mu yang melayang laju, karena kilauan tombak-Mu yang berkilat.
Jadi jelas! Yang mengendarai kuda putih adalah TUHAN YESUS.
Di dalam ktb Wahyu disebutkan penunggang kuda memegang anak panah dan di dalam ktb Habakuk dijelaskan dengan lebih jelas yaitu memegang busur dan anak panah. Jadi kegerakkan Roh.Kudus hujan akhir di dalam ktb perj.lama digambarkan sebagai Yosua yang masuk ke Kanaan dengan dipimpin oleh tabut perjanjian. Sedangkan kegerakkan Roh.Kudus hujan akhir di dalam ktb perj.baru adalah kegerakkan kuda putih.
Penunggang kuda putih di dalam ktb Habakuk adalah TUHAN YESUS Yang memegang
busur dan anak panah.
Arti rohani dari busur adalah alkitab.
Sedangkan anak panah = ayat-ayat di dalam alkitab.
Anak panah yang dipanahkan melayang laju (ay 11) = pembukaan Firman TUHAN/ayat
menerangkan ayat bagaikan anak panah yang dilepaskan dan dapat menancap di mana
saja = menancap di dalam kehidupan manusia untuk menyucikan kehidupan manusia.
Pembukaan rahasia Firman TUHAN/ayat menerangkan ayat kita kenal dengan Firman
pengajaran.
Kalau kita melihat dari cahaya anak panah, maka ini merupakan identik dengan cahaya injil tentang kemuliaan Kristus/Firman pengajaran.
2 Korintus 4 : 3, 4,
3. Jika Injil yang kami beritakan masih tertutup juga, maka ia tertutup untuk mereka, yang akan binasa,
4. yaitu orang-orang yang tidak percaya, yang pikirannya telah dibutakan oleh ilah zaman ini, sehingga mereka tidak melihat cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus, yang adalah gambaran Allah.
Inilah saudaraku! Cahaya anak panah = Firman yang dibukakan rahasianya = Firman pengajaran = cahaya injil tentang kemuliaan Kristus/Firman yang memberitakan tentang kemuliaan Kristus sebagai Raja di atas segala raja/Mempelai Pria Surga --> ini yang disebut dengan Firman Mempelai/Kabar Mempelai.
Saya selalu mengatakan bahwa pemberitaan Firman itu ada dua macam yaitu:
Jadi kalau kita simpulkan keduanya, maka kegerakkan Roh Kudus hujan akhir adalah kegerakkan yang dipimpin oleh TUHAN YESUS Sendiri lewat pengajaran Firman Mempelai/Kabar Mempelai, atau kalau saya singkatkan, maka kegerakkan Roh.Kudus hujan akhir adalah kegerakkan dalam Kabar Mempelai/Firman pengajaran Mempelai.
Pengajaran Mempelai ini bukan menjadi milik kita sendiri/milik satu gereja/milik
satu organisasi --> bukan! Tetapi Kabar Mempelai ini milik semua yang mau
menerima Kabar Mempelai sebab ada di dalam alkitab.
Ibadah di Malang, pemberitaan Firman TUHAN tentang Yusuf yang menghadapi jaman
kelaparan dan pada saat kelaparan itu terjadi, maka saudara-saudara Yusuf datang
untuk mencari gandum yang ada pada Yusuf.
Yusuf = gambaran dari mempelai yang lahir pada masa tua Yakub = Mempelai Wanita/gereja
akhir jaman.
Gandum = kabar = gandum Yusuf = Kabar Mempelai.
Kejadian 37 : 5 – 7,
5. Pada suatu kali bermimpilah Yusuf, lalu mimpinya itu diceritakannya kepada saudara-saudaranya; sebab itulah mereka lebih benci lagi kepadanya.
6. Karena katanya kepada mereka: "Coba dengarkan mimpi yang kumimpikan ini:
7. Tampak kita sedang di ladang mengikat berkas-berkas gandum, lalu bangkitlah berkasku dan tegak berdiri; kemudian datanglah berkas-berkas kamu sekalian mengelilingi dan sujud menyembah kepada berkasku itu."
Saudara-saudara Yusuf = gembala-gembala yang juga memiliki berkas gandum = memiliki pembukaan Firman TUHAN tetapi seluruh berkas gandum milik saudara Yusuf itu tunduk kepada berkas gandum milik Yusuf dan ini menjadi kenyataan. Berkas gandum milik saudara-saudara Yusuf habis sehingga terjadi kelaparan dan mereka mencari gandum milik Yusuf.
Di dunia ini ada banyak pengajaran Firman tetapi harus tunduk pada Firman pengajaran Mempelai/Kabar Mempelai = harus mengarah/memuncak pada Kabar Mempelai. Kalau ada seorang hamba TUHAN yang mengatakan bahwa ia memiliki Firman pengajaran --> ini sudah baik. Tetapi di sini jelas dikatakan bahwa gandum-gandum dari gembala-gembala/saudara-saudara Yusuf tunduk kepada gandum milik Yusuf, artinya pengajaran-pengajaran Firman harus tunduk/harus dikontrol oleh Firman Mempelai/harus mengarah dan memuncak pada Firman Pengajaran Mempelai, supaya dapat masuk dalam kegerakkan Roh.Kudus hujan akhir/menampilkan YESUS sebagai Mempelai Pria Surga yaitu Kabar Mempelai.
Sangat disayangkan, kita yang sudah berada di dalam pengajaran Mempelai, justru keluar dari pengajaran ini dan ini berarti mau kemana kita ini? Sebab nanti harus tunduk pada pengajaran Mempelai. Ini bukan berarti kita menghina Firman penginjilan, tidak! Sebab Firman penginjilan ini sangat penting, sebab kalau tidak ada Firman penginjilan, maka saya tidak ada di sini, tetapi harus ditingkatkan menuju puncak yaitu sampai pada Kabar Mempelai.
Inilah kegerakkan kuda putih yaitu kegerakkan yang dipimpin oleh YESUS Sendiri dan disebut dengan kegerakkan Kabar Mempelai untuk menyatukan dan menyempurnakan gereja TUHAN dari bangsa kafir dan bangsa Israel menjadi satu Tubuh Kristus yang sempurna/Mempelai Wanita TUHAN. Seperti dulu waktu terjadi kelaparan, kesebelas saudara-saudara Yusuf datang kepada gandum milik Yusuf sehingga terjadi kesatuan duabelas suku dan untuk sekarang adalah kesatuan Tubuh Kristus yang sempurna yaitu kesatuan dari bangsa kafir dengan bangsa Israel. Semoga kita dapat mengerti.
Di dalam srt Ibrani, Kabar Mempelai/pengajaran Mempelai ini dikatakan sebagai
Firman yang lebih tajam dari pedang bermata dua --> Ibrani 4 : 12,
13,
12. Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata
dua mana pun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi
dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita.
13. Dan tidak ada suatu makhluk pun yang tersembunyi di hadapan-Nya, sebab segala
sesuatu telanjang dan terbuka di depan mata Dia, yang kepada-Nya kita harus
memberikan pertanggungan jawab.
Jadi sesudah kita menerima Firman penginjilan dan sekarang sudah ditingkatkan dalam Kabar Mempelai, kita jangan kembali lagi ke Firman penginjilan tetapi harus lebih ditingkatkan lagi sampai kita mencapai kesempurnaan. Sebab kalau kita meninggalkan Kabar mempelai ini dan pergi kemanapun, maka satu saat kita tetap akan kembali ke Kabar Mempelai, inipun kalau kita dapat kembali. Dan kalau kita tidak dapat kembali ke Kabar Mempelai, maka itu berarti kebinasaan untuk selama-lamanya.
Kabar/Firman Mempelai ini memang sangatlah tajam bagaikan cahaya anak panah yang melayang laju dan di dalam srt Ibrani 4 ; 12, 13, Firman pengajaran/Kabar Mempelai bagaikan pedang yang lebih tajam dari pedang bermata dua untuk menyucikan kita dari dosa-dosa yang tersembunyi.
Dosa-dosa yang tersembunyi ini berada di dalam:
Kemudian apa yang dihukum oleh kuda putih? Yang dihukum adalah dosa sekalipun dosa itu bersembunyi di mana saja tetapi akan dihukum oleh pedang bermata dua.
Inilah penyucian yang dimulai dari Firman yang lebih tajam dari pedang bermata dua menyucikan hal-hal/dosa-dosa yang tersembunyi dalam:
Mazmur 149 : 6, Biarlah pujian pengagungan Allah ada dalam
kerongkongan mereka, dan pedang bermata dua di tangan mereka,
Kalau pedang bermata dua berada di dalam tangan kita dan kita ditusuk/Firman
kita praktekkan, maka mulut/kerongkongan juga disucikan.
Mulut disucikan dimulai dengan:
Itu sebabnya kita harus berhati-hati dalam berkata-kata, sebab kalau kita tidak mengetahui kebenarannya, maka kita jangan berkata apapun, untuk memberi nasihatpun jangan kita lakukan.
Alm.bpk.pdt Totaijs selalu mengatakan kita harus berhati-hati dalam memberi nasihat, apalagi memberi nasihat tentang nikah. Banyak orang yang iseng/asal saja memberi nasihat tentang nikah dengan menganjurkan bercerai saja sebab mempunyai suami yang tidak bertanggung jawab. Ini sangat berbahaya. Memberi nasihat tentang nikah harus benar-benar mengerti tentang Firman TUHAN. Itu sebabnya kita harus berhati-hati dengan mulut yang dimulai dengan tidak berdusta sampai tidak salah dalam perkataan.
Yakobus 3, kita sering membacanya, tetapi tidak mengapa kita membacanya lagi agar kita diingatkan tentang mulut/lidah ini --> Yakobus 3 : 2, Sebab kita semua bersalah dalam banyak hal; barangsiapa tidak bersalah dalam perkataannya, ia adalah orang sempurna, yang dapat juga mengendalikan seluruh tubuhnya.
Penyucian mulut/lidah dimulai dari tidak berdusta sampai tidak salah dalam perkataan. Sekarang ini kita masih dapat salah, tetapi mulailah dengan menjaga mulut/lidah; dan juga supaya kita tidak salah dalam perkataan, maka kita harus membatasi lidah agar apa yang kita ucapkan, menjadi berkat bagi orang lain. Memang tidaklah mungkin untuk tidak salah dalam perkataan sebab kalau sudah tidak salah dalam perkataan, berarti kita sudah sempurna dan sudah terangkat, tetapi yang bisa kita lakukan adalah membatasi perkataan agar setiap kata-kata kita menjadi berkat bagi orang lain.
Jadi kalau kita mau berbicara, kita harus berhati-hati, sekalipun itu dalam bentuk nasihat. Kita harus menimbang apakah kehidupan itu dapat menerima nasihat ini atau tidak, sebab kalau kehidupan itu tidak dapat menerima nasihat itu, maka dapat menimbulkan masalah. Apalagi kalau dalam bentuk teguran! Bisa atau tidak kehidupan itu menerima teguran. Kecuali saya kepada siswa/i Lempin-El, saya harus menegur, jika semuanya keluar, silahkan! Dan ini berarti tidak menjadi hamba TUHAN, sebab Lempin-El merupakan didikan bagi hamba TUHAN.
Tetapi berlainan dengan sidang jemaat, saya harus berhati-hati, jika tidak
berhati-hati, maka sidang jemaat dapat keluar semuanya dari gereja. Itu sebabnya,
mari! Kita harus membatasi mulut/lidah dengan berkata perkataan yang menjadi
berkat bagi orang lain. Itu sebabnya kita harus belajar sampai kita tidak salah
dalam perkataan = sempurna.
Inilah kegerakkan Roh.Kudus hujan akhir/kegerakkan dalam Kabar Mempelai/Firman
yang bagaikan anak panah yang dilepaskan/Firman yang lebih tajam dari pedang
bermata dua yang akan menyucikan dosa yang tersembunyi sampai menyucikan seluruh
hidup kita. Sebab mulut/lidah jika sudah suci = seluruh hidup kita disucikan
sampai menjadi tidak bercacat cela.
Di dalam srt Yudas, Dia melindungi kita supaya kita tidak tersandung, tetapi Dia juga menuntun kita sampai kita tidak bercacat cela = menuntun kita dalam kegerakkan kuda putih/kegerakkan Roh.Kudus hujan akhir. Itu sebabnya kita jangan pasif di dalam kegerakkan penggembalaan/Firman yang lebih tajam dari pedang bermata dua. Jarak dekat kita jangan pasif, jarak jauh kita juga jangan pasif. Semoga kita dapat mengerti.
Kita kembali ke Wahyu 6 : 1, 2,
1. Maka aku melihat Anak Domba itu membuka yang pertama dari ketujuh meterai
itu, dan aku mendengar yang pertama dari keempat makhluk itu berkata dengan
suara bagaikan bunyi guruh: "Mari!"
2. Dan aku melihat: sesungguhnya, ada seekor kuda putih dan orang yang menungganginya
memegang sebuah panah dan kepadanya dikaruniakan sebuah mahkota. Lalu ia maju
sebagai pemenang untuk merebut kemenangan.
Ini yang menjadi awal dari kegerakkan Roh.Kudus hujan akhir/kegerakkan dalam
Kabar Mempelai/Firman pengajaran yang benar dan kita jangan lengah, sebab kalau
ada awal, maka akan ada akhir dan ini tidaklah lama.
Ibadah di Malang, Firman TUHAN tentang tujuh tahun kelaparan, sedangkan di ktb Wahyu 6 tentang kegerakkan Roh.Kudus hujan akhir/kegerakkan kuda putih. Jadi kegerakkan tujuh tahun kelaparan jaman Yusuf = kegerakkan tujuh tahun di dalam ktb Wahyu dan kegerakkan ini dibagi dua sehingga menjadi tiga setengah tahun. Tiga setengah tahun untuk antikrist dan tiga setengah tahun lainnya --> dua tahun bagi bangsa kafir sedangkan sisanya satu setengah tahun bagi bangsa Israel = kegerakkan Roh.Kudus hujan akhir dan waktunya sangat cepat. Bahkan di dalam injil Matius 24, dikatakan seperti kilat dari timur ke barat.
Itu sebabnya kita tidak perlu merasa takut mengapa sekarang ini belum ada yang bersekutu, saya katakan biarkan saja! sebab satu waktu semuanya akan tunduk pada Kabar Mempelai. Saya yakin akan hal ini, sebab itu kita jangan keluar tetapi tetap berpegang pada satu Firman yang murni, sebab satu waktu yaitu secepat kilat, semua akan mencari Kabar Mempelai untuk menyatu/menjadi satu seperti saudara-saudara Yusuf yang datang mencari Yusuf. Awalnya Yusuf ini dihina, ia terlunta-lunta, bahkan dimasukkan ke dalam penjara, tetapi sesudah itu ia dicari/terjadi kegerakkan Roh. Kudus hujan akhir.
Itu sebabnya kita harus bersungguh-sungguh, sekalipun kita hanya sedikit, tetapi tidak perlu berputus asa. Seperti saya yang berterima kasih kepada TUHAN, untuk datang ke Surabaya ini, sebab saya dapat belajar dari kecil/dari sedikit untuk bertahan di dalam Firman pengajaran yang benar/Kabar Mempelai, sebab satu waktu akan terjadi penyatuan dan ini terjadi secepat kilat. Semoga kita dapat mengerti.
Tetapi kegerakkan ini akan ada akhirnya yaitu di dalam Wahyu 19 : 11,
12,
11. Lalu aku melihat sorga terbuka: sesungguhnya, ada seekor kuda putih;
dan Ia yang menungganginya bernama: "Yang Setia dan Yang Benar", Ia
menghakimi dan berperang dengan adil.
12. Dan mata-Nya bagaikan nyala api dan di atas kepala-Nya terdapat banyak mahkota
dan pada-Nya ada tertulis suatu nama yang tidak diketahui seorang pun, kecuali
Ia sendiri.
Di dalam ktb Habakuk tertulis --> Penunggang kuda adalah TUHAN YESUS sedangkan di dalam ktb Wahyu 19 : 11 sangatlah jelas Penunggang kuda putih adalah Dia Yang Setia = TUHAN YESUS. Dua saksi sudah sangat jelas yaitu kegerakkan Roh.Kudus hujan akhir.
Banyak orang yang mengatakan bahwa Wahyu 6 ini berbeda dengan Wahyu 19, sebab di dalam ktb Wahyu 6 dikatakan satu mahkota sedangkan ktb Wahyu 19, dikatakan ada banyak mahkota. Saya katakan justru ini yang benar sebab setiap kali menang, akan mendapatkan mahkota. Jadi diakhir kegerakkan akan ada banyak mahkota. Kalau penunggang kuda putih adalah antikrist dan ia yang menang, matilah kita semua. Tidak perlu menjadi hamba TUHAN sebab hamba TUHAN semuanya akan mati. Jika antikrist yang menang, maka ia memakai mahkota yang banyak sedangkan kita menjadi gundul karena tidak memiliki apa-apa.
Inilah akhir dari kegerakkan kuda putih yang menampilkan dua Pribadi yaitu:
Jadi sekalipun kita sudah menjadi imam-imam dan raja-raja yang:
Tetapi kita masih perlu mengalami percikkan darah yaitu sengsara tanpa dosa untuk menghasilkan pakaian putih yang berkilau-kilauan/pakaian Mempelai.
Pakaian putih yang berkilau-kilauan = keubahan hidup.
Waktu YESUS berada di atas gunung untuk menyembah, tiba-tiba pakaianNYA menjadi
putih berkilau-kilauan dan WajahNYA juga bersinar. Demikian juga di dalam rumah
tangga, kita menghadapi banyak masalah karena suami/isteri/anak kita begini
dan begitu = percikkan darah = keubahan hidup = pakaian putih yang berkilau-kilauan.
2 Korintus 4 : 16 -18,
16. Sebab itu kami tidak tawar hati, tetapi meskipun manusia lahiriah kami semakin merosot, namun manusia batiniah kami dibaharui dari sehari ke sehari.
17. Sebab penderitaan ringan yang sekarang ini, mengerjakan bagi kami kemuliaan kekal yang melebihi segala-galanya, jauh lebih besar dari pada penderitaan kami.
18. Sebab kami tidak memperhatikan yang kelihatan, melainkan yang tak kelihatan, karena yang kelihatan adalah sementara, sedangkan yang tak kelihatan adalah kekal.
Di dalam penderitaan, kita mengalami pembaharuan yang dimulai dari:
Contohnya adalah Sadrakh, Mesakh dan Abednego --> Daniel 3 : 16
– 18,
16. Lalu Sadrakh, Mesakh dan Abednego menjawab raja Nebukadnezar: "Tidak
ada gunanya kami memberi jawab kepada tuanku dalam hal ini.
17. Jika Allah kami yang kami puja sanggup melepaskan kami, maka Ia akan melepaskan
kami dari perapian yang menyala-nyala itu, dan dari dalam tanganmu, ya raja;
18. tetapi seandainya tidak, hendaklah tuanku mengetahui, ya raja, bahwa kami
tidak akan memuja dewa tuanku, dan tidak akan menyembah patung emas yang tuanku
dirikan itu."
Tidak putus asa/tidak menyerah begitu saja tetapi hati tetap percaya dan mempercayakan diri kepada TUHAN. Kalau TUHAN mau melepaskan kami --> silahkan! Kalau tidak, maka kami akan tetap menyembah TUHAN. Inilah hati yang diubahkan yaitu pandangan hidupnya hanya memandang kepada TUHAN.
Kalau kita memiliki:
Daniel 3 : 24, 25,
24. Kemudian terkejutlah raja Nebukadnezar lalu bangun dengan segera; berkatalah ia kepada para menterinya: "Bukankah tiga orang yang telah kita campakkan dengan terikat ke dalam api itu?" Jawab mereka kepada raja: "Benar, ya raja!"
25. Katanya: "Tetapi ada empat orang kulihat berjalan-jalan dengan bebas di tengah-tengah api itu; mereka tidak terluka, dan yang keempat itu rupanya seperti anak dewa!"
Awalnya ada tiga orang, sekarang ada empat orang = TUHAN tidak akan meninggalkan
kita.
Seperti anak dewa = seperti malaikat = TUHAN YESUS Yang berkilau-kilauan Yang
tidak pernah meninggalkan kita.
Saya memiliki pengalaman yaitu pengalaman TUHAN tidak pernah meninggalkan saya yaitu: waktu saya masih di Lempin-El, TUHAN ijinkan saya tidak memiliki makanan dan minuman untuk dimakan dan diminum. Saya sudah ingin meninggalkan Lempin-El dan kembali bekerja; tetapi TUHAN menggiring saya untuk berdoa dan ketika saya berdoa, saya memiliki ketetapan dan saya katakan: ‘TUHAN, sekalipun Engkau tidak mengirim uang, beras, aku tetap mengikuti Engkau’. Waktu itu saya tidak teringat pada Sadrakh, Mesakh dan Abednego, yang saya ingat hanyalah Elia yang didatangi oleh burung gagak. Apa yang saya alami tidaklah sehebat yang dialami oleh Sadrakh, Mesakh dan Abednego sebab mereka bertiga berhadapan dengan api. Jadi,waktu kita menghadapi sengsara tanpa dosa, maka kita tidak sadar bahwa pakaian kita sudah menjadi berkilau-kilauan/hati mengasihi TUHAN dan pandangan hanya berharap kepada TUHAN.
Dan di saat pakaian berkilau:
Hati bertemu hati, Mata bertemu mata, Tangan bertemu tangan. Ini merupakan hal yang luar biasa. Mari saudaraku! Sekarang ini apapun keadaan kita, TUHAN tidak pernah meninggalkan kita.
Tidak terluka sedikitpun ketika berada di dalam api, ini merupakan hal yang mustahil --> TUHAN menjadikan apa yang mustahil menjadi tidak mustahil. Tetapi bukan hanya ini, sebab TUHAN juga tampil seperti Anak Dewa/Malaikat --> TUHAN bukan saja menolong orang berpakaian berkilau-kilauan, tetapi IA juga akan mengubah wajah kita sampai menjadi seperti Malaikat = Mempelai Wanita. Waktu YESUS berada di atas gunung, Wajah dan PakaianNYA berubah menjadi berkilau-kilauan = Mempelai Pria Surga.
Sekarang pakaian berkilau-kilauan =
Kita juga sekarang ini dapat masuk dalam kegerakkan kuda putih dan kita ditampilkan
menjadi Mempelai.
Bagaimana Mempelai ini? Yaitu:
TUHAN memberkati kita sekalian. HALELUYAH.
1