Yudas 1 : 24, 25,
24. Bagi Dia, yang berkuasa menjaga supaya jangan kamu tersandung dan yang
membawa kamu dengan tak bernoda dan penuh kegembiraan di hadapan kemuliaan-Nya,
25. Allah yang esa, Juruselamat kita oleh Yesus Kristus, Tuhan kita, bagi Dia
adalah kemuliaan, kebesaran, kekuatan dan kuasa sebelum segala abad dan sekarang
dan sampai selama-lamanya. Amin.
Ay 24 --> jika kita tidak tersandung, maka kita dapat dituntun oleh TUHAN
sampai kita menjadi tidak bernoda/tidak bercacat cela.
Kita sudah mempelajari penyebab dari sandungan yaitu:
Ada dua macam sandungan yaitu:
Ulat-ulat bangkai tidak akan mati dan tetap menggerogoti kehidupan yang masuk ke dalamnya. Inilah sandungan dari dalam/dari diri sendiri yaitu mata, kaki dan tangan menjadi sandungan dan semuanya ini berhubungan/bersumber dari dalam hati.
Kita akan membahas tentang hati terlebih dahulu Markus 7 : 21, sebab dari dalam, dari hati orang, timbul segala pikiran jahat, percabulan, pencurian, pembunuhan, inilah hati yang berisi ulat-ulat bangkai yang tidak pernah mati. Jika hati, kaki dan tangan berisi ulat-ulat ini, maka hati, kaki dan tangan akan menjadi sandungan. Jadi semuanya ini tergantung pada hati, sebab kalau hati ini berisi keinginan jahat dan keinginan najis/bagaikan ulat-ulat bangkai.
Bagaimana praktek dari mata yang menjadi sandungan? Ada dua macam dari mata yang menjadi sandungan yaitu:
Dikaitkan dengan ay 19 yaitu hal mengumpulkan harta/uang sebab di sini ada mata. Jadi praktek kedua adalah mata yang jahat = pandangan yang hanya tertuju kepada perkara-perkara duniawi. Sebab akar kejahatan adalah cinta akan uang, sampaipun di dalam ibadah pelayanan akan tetap memandang kepada perkara-perkara yang duniawi.
Inilah mata yang jahat dan najis yng berasal dari hati dan kalau keduanya yaitu mata yang jahat dan yang najis ini digabung akan menjadi mata gelap/hidup di dalam kegelapan/hidup yang membabi buta dan ini sangatlah berbahaya. Sebab kalau menyangkut uang --> tidak perlu uang itu milik siapa, tetap ia ambil. Demikian juga dengan kenajisan --> tidak perduli isteri siapa, tetap ia ambil kalau ia menginginkan seperti Herodes yang mengambil isteri dari Filipus. Inilah sandungan dari dalam dan semoga kita dapat mengerti.
Kemudian kaki yang juga memiliki kaitan dengan hati dan juga menjadi sandungan
--> Mazmur 139 : 23, 24,
23. Selidikilah aku, ya Allah, dan kenallah hatiku, ujilah aku dan kenallah
pikiran-pikiranku;
24. lihatlah, apakah jalanku serong, dan tuntunlah aku di jalan yang kekal!
Praktek dari kaki yang menjadi sandungan adalah perjalanan hidup yang serong.
Perjalanan hidup yang serong di mulai di dalam Yesaya 59 : 8,
Mereka tidak mengenal jalan damai, dan dalam jejak mereka tidak ada keadilan;
mereka mengambil jalan-jalan yang bengkok, dan setiap orang yang berjalan di
situ tidaklah mengenal damai.
Bengkok = tidak benar, tidak adil.
Jadi perjalanan hidup yang serong adalah:
Itu sebabnya kita harus berhati-hati dengan terlebih dahulu kita harus memiliki damai/benar, sebab jika tidak, maka kita akan kehilangan arah untuk menuju surga dan ini berarti kita akan ke neraka tempat di mana ulat-ulat bangkai tidak mati sehingga akan terus menerus menggerogoti kehidupan yang masuk ke neraka. Semoga kita dapat mengerti.
Kemudian tangan yang juga memiliki kaitan dengan hati dan menjadi sandungan
dengan praktek --> Ibrani 9 : 14, betapa lebihnya darah
Kristus, yang oleh Roh yang kekal telah mempersembahkan diri-Nya sendiri kepada
Allah sebagai persembahan yang tak bercacat, akan menyucikan hati nurani kita
dari perbuatan-perbuatan yang sia-sia, supaya kita dapat beribadah kepada Allah
yang hidup.
Tangan = perbuatan.
Jadi praktek dari tangan yang menjadi sandungan adalah perbuatan yang sia-sia.
Arti dari perbuatan yang sia-sia adalah:
Apa arti dari mata, kaki dan tangan yang menjadi sandungan?
Markus 9 : 49, 50,
49. Karena setiap orang akan digarami dengan api.
50. Garam memang baik, tetapi jika garam menjadi hambar, dengan apakah kamu mengasinkannya? Hendaklah kamu selalu mempunyai garam dalam dirimu dan selalu hidup berdamai yang seorang dengan yang lain."
Jadi sangatlah jelas di sini dikatakan --> garam memang baik, tetapi jika garam menjadi hambar, dengan apakah kamu mengasinkannya? Jadi kehidupan yang tersandung mata, kaki dan tangannya akan menjadi garam yang tawar. Itu sebabnya kita harus memperhatikan dengan baik.
Salah satu kegunaan dari garam adalah untuk mencegah kebusukan sebab ulat-ulat bangkai itu suka akan kebusukan. Di mana ada kebusukan, maka di situ akan ada ulat bangkai yang akan menggerogoti dan membusukan kehidupan itu. Garam yang tawar ini tidak memiliki kemampuan untuk mencegah kebusukan. Inilah garam yang tawar.
Dosa sandungan itu bagaikan ulat bangkai yang membusukan dan menggerogoti kehidupan
yang dimulai di dunia ini sampai di neraka.
Orang yang tersandung = digerogoti oleh ulat bangkai yang dimulai di bumi sampai
di neraka. Semoga kita dapat mengerti.
Akibatnya ada dua pilihan dari garam yang tawar yaitu:
Matius 5 : 13, "Kamu adalah garam dunia. Jika garam
itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain
dibuang dan diinjak orang.
Garam yang tawar adalah kehidupan yang tidak berguna dan hanya akan
diinjak-injak oleh orang/oleh antikrist. Itu sebabnya saudaraku, kita
jangan sampai menjadi kehidupan yang tersandung dan menjadi sandungan sebab
akan menjadi garam yang tawar sehingga tidak berguna selain diinjak-injak oleh
antikrist. Diinjak-injak oleh antikrist ini masih merupakan kemurahan TUHAN
sebab masih diberi kesempatan untuk mengasinkan diri.
Ada dua kemungkinan dari garam yang tawar masuk ke jaman antikrist/diinjak-injak
oleh antikrist selama tiga setengah tahun yaitu:
Wahyu 12 : 17, Maka marahlah naga itu kepada perempuan
itu, lalu pergi memerangi keturunannya yang lain, yang menuruti hukum-hukum
Allah dan memiliki kesaksian Yesus.
Inilah kehidupan yang diinjak-injak oleh antikrist, sekalipun ia memiliki Firman
tetapi kalau ia tersandung, maka ia akan menjadi garan yang tawar.
Garam yang tawar akan diinjak-injak oleh antikrist ini memiliki dua kemungkinan
yaitu:
Pada awalnya setan itu adalah Lucifer/garam yang asin tetapi ia jatuh menjadi
garam yang tawar sehingga tidak dapat bertobat lagi dan akan dibinasakan untuk
selama-lamanya/digerogoti oleh ulat bangkai di neraka. Semoga kita dapat mengerti.
Supaya kita tidak tersandung terutama oleh dosa sandungan dari dalam, maka di
dalam Markus 9 dikatakan kita harus menjadi garam yang asin -->
Markus 9 : 49, 50,
49. Karena setiap orang akan digarami dengan api.
50. Garam memang baik, tetapi jika garam menjadi hambar, dengan apakah kamu mengasinkannya? Hendaklah kamu selalu mempunyai garam dalam dirimu dan selalu hidup berdamai yang seorang dengan yang lain."
Garam yang asin = kehidupan yang digarami dengan api Roh Kudus/kehidupan yang diurapi dengan api Roh Kudus. Jika kehidupan kita memiliki garam yang asin/bagaikan ada api, maka ulat-ulat bangkai tidak berani masuk/bakteri-bakteri pembusuk tidak dapat masuk. Inilah hamba-hamba TUHAN/anak-anak TUHAN yang harus menjadi garam yang asin dihari-hari ini yaitu kehidupan yang digarami/diurapi dengan api Roh. Kudus. Sebab tanpa urapan Roh Kudus, maka kehidupan itu akan menjadi garam yang hambar.
Jika kita menyanyi, mendengarkan Firman dan juga berkhotbah tanpa urapan Roh Kudus, maka akan menjadi garam yang hambar. Semuanya akan menjadi hambar tanpa urapan Roh Kudus. Mari! Kita memohon kepada TUHAN agar sekarang ini kita menjadi garam yang asin/kehidupan yang digarami oleh api/diurapi oleh Roh Kudus.
Bagaimana proses dari kehidupan yang digarami/diurapi dengan api Roh Kudus? yaitu:
Jadi selain kita:
Inilah proses untuk menjadi garam yang asin yaitu:
Salah satu praktek di dalam alkitab ada pada Maria ketika ia menghadapi saudaranya
Lazarus yang sudah mati selama empat hari dan ini berarti menghadapi ulat-ulat
bangkai --> Yohanes 11 : 5, 31, 32,
5. Yesus memang mengasihi Marta dan kakaknya dan Lazarus.
31. Ketika orang-orang Yahudi yang bersama-sama dengan Maria di rumah itu untuk
menghiburnya, melihat bahwa Maria segera bangkit dan pergi ke luar, mereka mengikutinya,
karena mereka menyangka bahwa ia pergi ke kubur untuk meratap di situ.
32. Setibanya Maria di tempat Yesus berada dan melihat Dia, tersungkurlah ia
di depan kaki-Nya dan berkata kepada-Nya: "Tuhan, sekiranya Engkau ada
di sini, saudaraku pasti tidak mati."
Maria adalah kehidupan yang dikasihi oleh YESUS dan ini berarti ia juga mengasihi YESUS tetapi Maria diijinkan untuk menghadapi Lazarus yang sudah mati/menjadi bangkai selama empat hari.
Mungkin saudara bertanya-tanya, saya sudah melayani TUHAN tetapi mengapa saya harus menghadapi problem? Inilah ujian/percikan darah dan untuk ini harus kita hadapi dengan apa? Di bagian atas, Firman TUHAN sudah mengatakan bahwa imam besar Harun masuk ke dalam ruangan maha suci/ruangan kemuliaan yang memiliki sinar Roh Kemuliaan, ia harus membawa darah dan juga dupa --> di mana ada percikan darah, maka harus diimbangi dengan dupa.
Kita jangan bersikap salah di saat kita menghadapi percikan darah/sengsara
tanpa dosa --> Yohanes 11 : 39, 40,
39. Kata Yesus: "Angkat batu itu!" Marta, saudara orang yang meninggal
itu, berkata kepada-Nya: "Tuhan, ia sudah berbau, sebab sudah empat hari
ia mati."
40. Jawab Yesus: "Bukankah sudah Kukatakan kepadamu: Jikalau engkau percaya
engkau akan melihat kemuliaan Allah?"
Maria dan Marta ini mengasihi YESUS dan YESUS juga mengasihi mereka tetapi mereka diijinkan untuk menghadapi bangkai/Lazarus sudah mati selama empat hari dan sudah berulat. Tetapi mereka bersikap salah yaitu:
Tetapi sikap yang benar di saat menghadapi percikan darah adalah mengangkat dupa, barulah kita berada di ruangan maha suci sehingga ada Shekina Glory. Sekali lagi saya katakan bahwa sekali dalam setahun imam besar Harun masuk ke dalam ruangan maha suci dengan membawa darah, ia juga membawa dupa dan begitu darah dipercikan dan dupa dinaikkan, maka akan ada sinar kemuliaan/Roh Kemuliaan/Roh Kudus dicurahkan.
Mari! Sekarang ini sikap yang benar adalah seperti Maria yang tersungkur di bawah Kaki YESUS di saat ia menghadapi bangkai/mengalami percikan darah. Itu sebabnya kita harus tersungkur di bawah Kaki YESUS = menyembah TUHAN dan mengaku bahwa saya hanyalah tanah liat yang tidak berlayak dan juga tidak mampu berbuat apapun, tetapi hanya percaya dan mempercayakan diri sepenuh kepada TUHAN.
Seperti kata Maria --> ‘TUHAN! seandainya Engkau ada di sini, saudaraku pasti tidak mati’ --> ini bukanlah menuntut TUHAN tetapi ia percaya dan yakin (sekalipun Lazarus sudah mati) tetapi Maria yakin/percaya dan mempercayakan diri kepada TUHAN = doa penyembahan, maka di situ Roh.Kemuliaan/sinar kemuliaan/Roh. Kudus dicurahkan ke tengah kita untuk memulihkan bangkai-bangkai.
Ada dua macam pengertian dari bangkai yaitu:
Mari! Mungkin kehidupan kita secara rohani sudah busuk sebab sudah digerogoti oleh ulat-ulat dosa --> mari! Sekarang ini tidak ada jalan lain selain kita berdamai dan rela sengsara/menyembah TUHAN agar Roh.Kemuliaan memulihkan kehidupan kita sehingga kita menjadi kehidupan yang dibenarkan, disucikan sampai kita disempurnakan oleh TUHAN.
Inilah pemulihan oleh TUHAN yaitu:
Inilah garam yang asin/kehidupan yang benar sehingga memiliki kekuatan untuk melawan ulat. Kemudian suci sampai sempurna sehingga garam yang asin itu menjadi garam dunia. YESUS katakan ‘Akulah Terang Dunia, kamu terang dunia’. Terang dunia = garam dunia = kehidupan yang sama sempurna dengan TUHAN. Semoga kita dapat mengerti.
Tidaklah mudah untuk menolong bangkai yang sudah digerogoti oleh ulat sebab upah dosa adalah maut = seharusnya binasa. Dan untuk menolong bangkai-bangkai yang sudah digerogoti oleh ulat itu maka YESUS harus mati di atas kayu salib/menjadi Bangkai dan dikuburkan selama tiga hari. Dia Yang tidak berdosa harus menjadi Bangkai. Semoga kita dapat mengerti.
Matius 24 : 28, Di mana ada bangkai, di situ burung nazar
berkerumun."
Bangkai ini menunjukkan TUHAN YESUS Yang disalibkan di antara orang durhaka/orang
berdosa = disamakan dengan orang berdosa = dijadikan berdosa dan mati di atas
kayu salib menjadi Bangkai untuk menanggung segala ulat-ulat dosa manusia dan
untuk memulihkan/membangkitkan manusia yang sudah menjadi bangkai.
Mari! Sekarang ini Bangkai/perjamuan suci. Burung nazar adalah anak-anak TUHAN. YESUS harus mati tetapi IA bangkit untuk mengirim Roh Kudus; kalau YESUS tidak pergi --> ‘YESUS katakan, lebih berguna Aku pergi, sebab jika Aku tidak pergi, maka Roh Kudus tidak akan dicurahkan kepada kita’. YESUS rela pergi = mati di kayu salib dan menjadi Bangkai untuk IA bangkit dan naik ke surga dan mencurahkan Roh Kudus kepada kita.
Mari! Bangkai sekarang ini adalah perjamuan suci dan kita adalah burung-burung nazar. Burung nazar harus memakan Bangkai/perjamuan suci dengan sungguh-sungguh, di situ kita akan menerima curahan Roh Kudus. Saya mencatat apa yang dikatakan oleh alm.bpk.pdt Totaijs yaitu di dalam perjamuan suci ini, kita dapat menerima kepenuhan/urapan Roh Kudus untuk membangkitkan bangkai.
Roh Kemuliaan ini bukan saja membangkitkan bangkai, tetapi Roh Kudus memberikan kekuatan baru bagi kita sehingga kita tidak tersandung, tidak letih/lesu dan tidak jatuh mengikuti YESUS sampai IA datang kembali.
Yesaya 40 : 29, 30, 31,
29. Dia memberi kekuatan kepada yang lelah dan menambah semangat kepada yang tiada berdaya.
30. Orang-orang muda menjadi lelah dan lesu dan teruna-teruna jatuh tersandung,
31. tetapi orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN mendapat kekuatan baru: mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah.
Yang lelah --> mungkin belum tersandung tetapi sudah lelah mengikut TUHAN.
Inilah kekuatan dari perjamuan suci yaitu:
TUHAN memberkati.
1