Kita tetap membahas srt Yudas yang di dalam susunan tabernakel berbicara tentang
tudung kulit lumba-lumba. Kita sudah sampai pada ay 24 dan 25 yang merupakan
penutup dari srt Yudas ini di mana TUHAN menyatakan/menunjukkan naungan kasih
NYA untuk menjaga kita supaya kita tidak tersandung dan membawa kita sampai
kepada kebenaran sehingga kita tidak bernoda/tidak bercacat cela, sempurna seperti
YESUS.
Yudas 1 : 24, 25,
24. Bagi Dia, yang berkuasa menjaga supaya jangan kamu tersandung dan
yang membawa kamu dengan tak bernoda dan penuh kegembiraan di hadapan kemuliaan-Nya,
25. Allah yang esa, Juruselamat kita oleh Yesus Kristus, Tuhan kita, bagi
Dia adalah kemuliaan, kebesaran, kekuatan dan kuasa sebelum segala abad dan
sekarang dan sampai selama-lamanya. Amin.
Jadi tanda dari gereja yang benar adalah tidak ada dosa sandungan, artinya
tidak mudah tersandung dan tidak menjadi sandungan bagi orang lain.
Matius 18 : 6, "Tetapi barangsiapa menyesatkan salah
satu dari anak-anak kecil ini yang percaya kepada-Ku, lebih baik baginya jika
sebuah batu kilangan diikatkan pada lehernya lalu ia ditenggelamkan ke dalam
laut.
Menyesatkan = menyandung = dosa sandungan = batu kilangan diikatkan pada leher
dan ditenggelamkan ke dalam laut.
Penyebab sandungan adalah:
Ayub 41 : 15, Hatinya keras seperti batu, keras seperti
batu kilangan bawah.
Batu kilangan = batu yang keras dan ini melukiskan seperti buaya --> Ayub
40 : 20, "Dapatkah engkau menarik buaya dengan kail, atau
mengimpit lidahnya dengan tali?
Siapa buaya itu? Yehezkiel 29 : 3, Berbicaralah dan katakan:
Beginilah firman Tuhan ALLAH: Lihat, Aku menjadi lawanmu, hai Firaun, raja Mesir,
buaya yang besar, yang berbaring di tengah anak-anak sungaimu, yaitu Nil, dan
yang berkata: Sungai Nil aku punya, aku yang membuatnya.
Buaya adalah Firaun dan serigala adalah Herodes.
Jadi penyebab dari sandungan adalah ?hati yang keras sekeras hati Firaun dan
ini merupakan gambaran dari setan.
Praktek kekerasan hati dari Firaun adalah -->
- Keluaran 9 : 27, 28,
27. Lalu Firaun menyuruh memanggil Musa dan Harun serta berkata kepada
mereka: "Aku telah berdosa sekali ini, TUHAN itu yang benar, tetapi aku
dan rakyatkulah yang bersalah.
28. Berdoalah kepada TUHAN; guruh yang sangat dahsyat dan hujan es itu sudah
cukup. Maka aku akan membiarkan kamu pergi, tidak usah kamu tinggal lebih
lama lagi."
Setelah hujan es turun menghantam Mesir, Firaun memanggil Musa dan Harun agar
menyudahi tulah itu. Tetapi setelah tulah itu berakhir, apa yang terkadi pada
Firaun yang merupakan orang yang mudah tersandung dan tersinggung itu?
Keluaran 9 : 34, 35,
34. Tetapi ketika Firaun melihat, bahwa hujan, hujan es dan guruh telah
berhenti, maka teruslah ia berbuat dosa; ia tetap berkeras hati, baik ia maupun
para pegawainya.
35. Berkeraslah hati Firaun, sehingga ia tidak membiarkan orang Israel pergi
-- seperti yang telah difirmankan TUHAN dengan perantaraan Musa.
Jadi, praktek dari orang yang keras hati sehingga mudah tersandung dan tersinggung
adalah tidak mau bertobat.
Seperti yang dituliskan di dalam srt Roma 2 : 5, Tetapi
oleh kekerasan hatimu yang tidak mau bertobat, engkau menimbun murka atas
dirimu sendiri pada hari waktu mana murka dan hukuman Allah yang adil akan
dinyatakan.
Inilah kekerasan hati dengan tidak mau bertobat karena menyimpan dosa sehingga
mudah tersandung dan tersinggung.
Tidak mau bertobat terutama dari dosa dusta/selalu mempertahankan dusta seperti
Firaun yang kelihatan bertobat sebab ia mengatakan bahwa ‘aku yang bersalah
sekali dan Tuhanmu yang benar’ tetapi setelah tulah hujan es berhenti,
ia berdusta. Kalau orang yang bertahan pada dosa dusta sehingga ia tidak mau
bertobat/enggan untuk bertobat/malas untuk bertobat --> Yeremia
9 : 5, Yang seorang menipu yang lain, dan tidak seorang pun berkata
benar; mereka sudah membiasakan lidahnya untuk berkata dusta; mereka melakukan
kesalahan dan malas untuk bertobat.
Jika TUHAN menunjuk dosa kita dengan FirmanNYA dan juga lewat kejadian-kejadian
sehari-hari/lewat hajaran-hajaran yang sudah menimpa kita seperti Firaun dengan
hujan es agar kita bertobat, tetapi kalau kita tidak mau bertobat, maka satu
waktu kita tidak dapat bertobat seperti setan yang seperti dikatakan di dalam
Roma 2, kita tinggal menunggu waktu untuk menerima penghukuman dari TUHAN
kekal di neraka. Ini yang harus kita waspadai.
Jadi nanti akan ada dua kutub yaitu:
- orang yang mau bertobat, akan terus menerus bertobat sampai satu waktu,
ia tidak dapat berbuat dosa lagi dan ini berarti ia sudah menjadi sempurna
- tetapi bagi yang tidak mau bertobat, maka satu waktu ia tidak dapat
bertobat dan akan menerima penghukuman. Semoga kita dapat mengerti.
Inilah penyebab kekerasan hati sekeras hati Firaun yang pertama dengan
praktek tidak mau bertobat sampai tidak dapat bertobat.
- Keluaran 7 : 14, 16,
14. Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Firaun berkeras hati, ia menolak
membiarkan bangsa itu pergi.
16. Dan katakanlah kepadanya: TUHAN, Allah orang Ibrani, telah mengutus aku
kepadamu untuk mengatakan: Biarkanlah umat-Ku pergi, supaya mereka beribadah
kepada-Ku di padang gurun; meskipun begitu sampai sekarang engkau tidak mau
mendengarkan.
Orang keras hati seperti Firaun, menghalangi bangsa Israel pergi untuk beribadah
dan untuk kita sekarang maka keras hati ini adalah tidak setia sampai meninggalkan
ibadah pelayanannya. Orang semacam ini siapapun dia, baik dia itu kaya, memiliki
kedudukan yang tinggi, orang bodoh atau apa saja dan kalau masih tidak beribadah,
maka dihadapan Tuhan dianggap sebagai orang yang tidak berguna.
Maleakhi 3:18, Maka kamu akan melihat kembali perbedaan
antara orang benar dan orang fasik, antara orang yang beribadah kepada Allah
dan orang yang tidak beribadah kepada-Nya.
Orang benar adalah orang beribadah kepada Tuhan, sedangkan orang tidak setia/
tidak beribadah kepada Tuhan akan terjadi perbedaan. Sekarang mungkin kita
akan iri melihat orang yang tidak beribadah terlihat diberkati oleh Tuhan
sedangkan orang yang beribadah terlihat kekurangan, tetapi TUHAN tidak pernah
menipu kita sebab akan terjadi perbedaan.
Apa yang dimaksud dengan perbedaan? Maleakhi 4 : 1, Bahwa
sesungguhnya hari itu datang, menyala seperti perapian, maka semua orang gegabah
dan setiap orang yang berbuat fasik menjadi seperti jerami dan akan terbakar
oleh hari yang datang itu, firman TUHAN semesta alam, sampai tidak ditinggalkannya
akar dan cabang mereka.
Orang gegabah = orang fasik. Inilah perbedaannya yaitu orang yang tidak setia
di dalam ibadah dan pelayanan kepada TUHAN, mereka hanya seperti jerami/kehidupan
yang tidak berguna sehingga hanya menunggu untuk dibakar/menunggu api penghukuman
dari TUHAN.
Mari! bagi para siswa/mahasiswa, silahkan mencari ilmu yang tinggi tetapi
semuanya itu tidak ada gunanya kalau tidak diimbangi dengan ibadah dan pelayanan.
Demikian juga bagi yang bekerja, saudara dapat bekerja sehingga saudara diberkati,
baik! Tetapi semuanya tidak berguna kalau saudara tidak setia, apalagi kalau
saudara tidak mau beribadah. Sebab kehidupan semacam itu hanya menunggu untuk
mendapatkan api penghukuman/menerima api penghukuman dari TUHAN.
Sebaliknya, orang yang beribadah itu sangat berguna --> 1 Timotius
4 : 8 – 10,
8. Latihan badani terbatas gunanya, tetapi ibadah itu berguna dalam segala
hal, karena mengandung janji, baik untuk hidup ini maupun untuk hidup yang
akan datang.
9. Perkataan ini benar dan patut diterima sepenuhnya.
10. Itulah sebabnya kita berjerih payah dan berjuang, karena kita menaruh
pengharapan kita kepada Allah yang hidup, Juruselamat semua manusia, terutama
mereka yang percaya.
Ibadah dan pelayanan itu berguna di dalam segala hal, sebab mengandung janji
yang dobel yaitu:
- janji pemeliharaan TUHAN untuk hidup sekarang dan juga
- sampai hidup y.a.d/hidup kekal bersama TUHAN.
Mari kita melihat sejarah di dalam alkitab pada waktu bangsa Israel berada
di padang gurun setelah mereka keluar dari Mesir, mereka tidak dapat menabur
dan menuai sebab apa yang mau ditanam, kemudian bagaimana mereka dapat hidup?
Mereka dapat hidup karena mereka beribadah kepada TUHAN sehingga TUHAN menurunkan
manna bagi mereka. Ini merupakan sesuatu yang harus kita percayai sebab cerita
ini bukanlah dongeng tetapi suatu kenyataan.
Jadi, beribadah itu memiliki jaminan untuk hidup sekarang, untuk hidup y.a.d
sampai pada hidup yang kekal bersama TUHAN. Sebab dikatakan ‘itu sebabnya
kita berjerih payah dan berjuang’ . Mari! kalau kita yakin bahwa di
dalam ibadah ada janji TUHAN yang dobel yaitu jaminan untuk hidup sekarang
sampai pada masa depan dan hidup kekal, biarlah kita berjerih payah dan memperjuangkan
ibadah lebih dari segala perkara yang lain di bumi ini. Itu sebabnya kita
harus bersungguh-sungguh dihari-hari ini, jangan keraskan hati seperti Firaun
yang menghalangi bangsa Israel untuk beribadah dan kalau sekarang kita tidak
setia di dalam ibadah dan pelayanan bahkan meninggalkan ibadah, maka ini merupakan
kecelakaan sebab akan menerima penghukuman dari TUHAN. Sebab kehidupan hanyalah
seperti jerami yang satu waktu menerima penghukuman api dari langit dan akan
terbakar habis/binasa untuk selama-lamanya. Semoga kita dapat mengerti.
- Keluaran 7 : 16, Dan katakanlah kepadanya: TUHAN,
Allah orang Ibrani, telah mengutus aku kepadamu untuk mengatakan: Biarkanlah
umat-Ku pergi, supaya mereka beribadah kepada-Ku di padang gurun; meskipun
begitu sampai sekarang engkau tidak mau mendengarkan.
Praktek ketiga dari kekerasan hati sekeras hati Firaun adalah tidak dengar-dengaran/tidak
taat pada Firman.
Di dalam tabernakel, yang sudah sering diterangkan, maka ketaatan ini memiliki
tiga tingkatan yaitu:
- halaman. ini menunjuk pada ketaatan kepada orang tua jasmani yang kelihatan,
kemudian
- ruangan suci. ini menunjuk pada ketaatan kepada orang tua rohani/gembala,
kemudian
- ruangan maha suci. ini menunjuk pada ketaatan kepada Orang Tua Surgawi/kepada
TUHAN/kepada Firman.
Itu sebabnya sekarang ini, hati kita melembut agar dapat menjadi hati
yang taat dengar-dengaran.
Tetapi bagi orang Kristen/hamba-hamba TUHAN yang tidak taat, sebab di dalam
injil Matius 7, mereka disamakan seperti orang Kristen yang bodoh dan memang
sekarang ini banyak orang Kristen yang bodoh --> mereka mau mendengarkan
Firman sekalipun mungkin dengan mengantuk, tetapi mereka tidak mau dengar-dengaran
kepada Firman sehingga mereka tidak tahan uji.
Matius 7 : 26, 27,
26. Tetapi setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan tidak melakukannya,
ia sama dengan orang yang bodoh, yang mendirikan rumahnya di atas pasir.
27. Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah
itu, sehingga rubuhlah rumah itu dan hebatlah kerusakannya."
Mendengarkan Firman tetapi tidak mempraktekkannya = orang yang membangun rumah
di atas pasir, lalu datanglah angin, hujan dan banjir sehingga rumah itu rubuh
= tidak tahan uji.
Hujan = setan dengan roh jahat dan roh najis. Kalau orang tidak dengar-dengaran
pada Firman, maka akan jatuh di dalam kejahatan dan kenajisan. Terutama bagi
kaum muda, banyak yang hanyut di dalam dosa ini, sekalipun mereka adalah orang
Kristen dan melayani TUHAN, tetapi mereka tidak dengar-dengaran.
Angin yang kencang = nabi palsu dengan pengajaran-pengajaran palsu/sesat.
Orang Kristen tidak tahan uji sebab Firman tidak dipraktekkan/tidak mendarah
daging sehingga tidak mampu menghadapi nabi palsu dengan pengajaran-pengajaran
palsu dan kehidupan ini mudah ditipu dan diombang-ambingkan kalau Firman tidak
menjadi pengalaman. Itu sebabnya dihari-hari ini, kita harus mempraktekkan
Firman supaya kita menjadi teguh dan tahan uji menghadapi angin.
Banjir/air bah = antikrist dengan pencobaan-pencobaan yang mempersulit ekonomi.
Jika kita mudah putus asa dan kecewa, maka kita tidak akan tahan uji sehingga
lama kelamaan dapat meninggalkan TUHAN. Atau kalau kita mencapai keberhasilan
sekalipun hanya sedikit, kita sudah merasa bangga. Bangga dan sombong = kecewa
dan putus asa = tidak tahan uji.
Rubuhlah rumah itu = kehidupan rohani rubuh/hancur sampai kehidupan secara
jasmanipun ikut hancur dan hebatlah kerusakannya = tidak dapat diperbaiki
lagi kalau tidak mendapatkan kemurahan dari TUHAN.
Inilah orang yang tidak dengar-dengaran. Semoga kita dapat mengerti.
Bagi kaum muda, jika saudara tidak taat dan dengar-dengaran, maka masa depan
saudara akan gagal dan hancur. Sebab ketaatan dan dengar-dengaran adalah awal
dari keberhasilan.
Akibat jika kita tidak taat dan dengar-dengaran adalah:
Matius 18 : 6, "Tetapi barangsiapa menyesatkan salah
satu dari anak-anak kecil ini yang percaya kepada-Ku, lebih baik baginya jika
sebuah batu kilangan diikatkan pada lehernya lalu ia ditenggelamkan ke dalam
laut.
Masuk dalam dosa sandungan bagaikan leher itu diikat dengan batu kilangan
dan ditenggelamkan ke dalam laut.
Arti dari batu kilangan adalah:
- Secara jasmani, batu kilangan ini dipakai untuk menggiling gandum dan
menjadi tepung dan ini menunjuk pada masalah ekonomi, jadi kalau batu
kilangan itu dilempar ke dalam laut, maka tidak dapat menggiling gandum
lagi. Orang yang mudah tersandung, maka ia juga akan tersandung dalam
bidang ekonomi.
Bagi kita terutama saya sebagai gembala yang harus menghadapi sidang jemaat,
agar jangan mudah tersandung dan menjadi sandungan sebab nanti keadaan
ekonomi juga akan tersandung/kesulitan dalam bidang ekonomi. Itu sebabnya
kita harus berhati-hati.
Bagi kaum muda yang masih bersekolah/kuliah, nanti akan kesulitan dalam
pelajarannya kalau saudara mudah tersandung dan menjadi sandungan. Inilah
yang harus kita perbaiki dihari-hari ini. Semoga kita mengerti.
- Secara rohani, gandum = Firman. Jadi batu kilangan yang dilempar ke
dalam laut berarti tidak dapat makan Firman sehingga hatinya menjadi kosong.
Saudara ingat, rumah yang kosong sekalipun rumah itu bersih dan tertata
rapi = kehidupan yang sudah ditebus oleh Darah YESUS tetapi kalau kosong,
menjadi berbahaya sebab akan didatangi kembali oleh tujuh setan dan menjadi
tempat bersarangnya tujuh setan yang lebih jahat dan lebih najis. Itu
sebabnya kita harus berhati-hati dengan selalu berdoa dan juga bagi saya
agar setiap pemberitaan Firman, kita dapat makan, dapat mengerti, dapat
percaya bahkan dapat mempraktekkan Firman. Hati ini jangan kosong sebab
akan menjadi tempat bagi tujuh setan dengan roh jahat dan roh najis. Inilah
dosa sandungan yang memang sangat berat sekalipun terlihat remeh tetapi
akibatnya sangatlah berat. Semoga kita dapat mengerti.
Kalau kita taat dan dengar-dengaran, kita dapat tahan uji dan juga berhasil
-->
Matius 7 : 24, 25,
24. "Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya,
ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu.
25. Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah
itu, tetapi rumah itu tidak rubuh sebab didirikan di atas batu.
Hasilnya, ia akan tahan uji, kehidupan rohaninya terbangun sampai menjadi
Tubuh Kristus yang sempurna/rumah yang rohani sampai mencapai Tubuh Kristus
yang sempurna. Semoga kita dapat mengerti.
Inilah penyebab dari dosa sandungan yang bagaikan batu kilangan/hati yang keras/hati
buaya sekeras hati Firaun dengan tiga praktek yaitu;
- tidak mau bertobat.
- tidak setia bahkan meninggalkan ibadah pelayanan dan
- tidak taat dengar-dengaran.
Bagi kaum wanita, seandainya leher anda diberi kalung batu kilangan tentunya
akan terlihat sangat jelek/tidak indah. Jadi orang yang mudah tersandung dan
menjadi sandungan akan memiliki masa depan yang tidak indah/kehilangan keindahan.
Itu sebabnya kita harus mencabut penyebab dari dosa sandungan yaitu keras hati
sebab dosa sandungan ini sangat berat akibatnya.
Di dalam ayat penutup dari srt Yudas ini, TUHAN benar-benar memantapkan naungan
kasih NYA supaya kita tidak tersandung. Tetapi membawa kita menjadi tidak bercacat
cela. Kita tinggal memilih --> kalau kita tersandung, maka arahnya ke Babel
dan menjadi mempelai wanita setan. Kalau tidak tersandung, kita tidak akan bercacat
cela dan menjadi Mempelai Wanita TUHAN.
Terakhir dari penyebab sandungan adalah ?dosa Babel --> Wahyu 18
: 21, Dan seorang malaikat yang kuat, mengangkat sebuah batu sebesar
batu kilangan, lalu melemparkannya ke dalam laut, katanya: "Demikianlah
Babel, kota besar itu, akan dilemparkan dengan keras ke bawah, dan ia tidak
akan ditemukan lagi.
Kalau tersandung = tenggelam = semuanya merosot sampai masuk dalam dosa Babel
dan menjadi mempelai wanita setan sehingga akan binasa untuk selama-lamanya
di neraka, ia tidak akan terangkat sampai kapanpun. Ini merupakan hal yang benar-benar
serius, saya tidak mengutuk tetapi hal ini terutama untuk saya agar tidak mudah
tersandung dan menjadi sandungan, sebab akan turun dan tidak dapat naik. Kita
ini tersandung oleh batu yang kecil/oleh perkara-perkara yang kecil, itu sebabnya
kita harus berhati-hati. Mari! kita periksa diri kita masing-masing termasuk
saya --> kalau pelayanan kita tidak naik-naik, maka kita harus memeriksa
hati yang mungkin masih banyak tersandung/keras hati dan ini tidak disadari
karena merupakan perkara yang kecil-kecil. Kita jatuh bukan oleh tiang/batu
yang besar tetapi oleh batu yang kecil.
Sekarang ini kita sudah mengetahui penyebab dari dosa sandungan yaitu hati
yang keras/hati buaya/hati Firaun, itu sebabnya sekarang ini kita melembut sehingga
kita dapat taat dengar-dengaran dan dapat menyembah TUHAN sebab leher ini berbicara
tentang penyembahan, jadi leher ini tidak digantungi dengan batu kilangan, tetapi
digantungi dengan kasih setia TUHAN.
Amsal 3 : 3, Janganlah kiranya kasih dan setia meninggalkan
engkau! Kalungkanlah itu pada lehermu, tuliskanlah itu pada loh hatimu,
Jika kita dapat melembut, kita bertobat dengan membuang dosa apa saja yang dipertahankan,
kemudian kita setia dengan sungguh-sungguh di dalam ibadah dan pelayanan dan
juga taat dengar-dengaran, maka kita dapat menyembah TUHAN sehingga leher kita
digantungi dengan kasih setia TUHAN.
Mari saudaraku! Lebih baik mulai sekarang ini kita mengalah saja, jangan bertahan
dengan saling tersinggung dan tersandung, apalagi di dalam rumah tangga. Apabila
saudara mau meningkat/terangkat, datang terlebih dahulu untuk menyelesaikan
semua perasaan yang tidak enak sebab kalau tidak diselesaikan, maka saudara
tambah tahun akan lebih bertambah turun. Itu sebabnya apa gunanya untuk dipertahankan
hati yang merasa tidak enak/tidak senang.
Demikian juga di dalam penggembalaan --> saya sebagai gembala, kalau memang
saya bersalah, maka saya mau datang untuk memperbaikinya sebab saya tidak mau
turun/tenggelam.
Jika kita semuanya mau melembut, maka kita semuanya dapat menyembah TUHAN
serta dikalungi dengan kasih setia TUHAN , maka posisi kita seperti bayi yang
berada di dalam gendongan Tangan TUHAN. Di dalam Yesaya 49, ini merupakan keluh
kesah dari Israel yang mengatakan bahwa TUHAN sudah meninggalkan aku, tetapi
apa yang dikatakan oleh TUHAN? Yesaya 49 : 14 – 16,
14. Sion berkata: "TUHAN telah meninggalkan aku dan Tuhanku telah melupakan
aku."
15. Dapatkah seorang perempuan melupakan bayinya, sehingga ia tidak menyayangi
anak dari kandungannya? Sekalipun dia melupakannya, Aku tidak akan melupakan
engkau.
16. Lihat, Aku telah melukiskan engkau di telapak tangan-Ku; tembok-tembokmu
tetap di ruang mata-Ku.
Melukiskan engkau di telapak TanganKU = digendong oleh TUHAN.
Di ruang MataKU = dipandang oleh TUHAN.
Mari saudaraku! Jika kita mau terlepas dari Tangan TUHAN, maka kita akan jatuh
ke dalam laut. Dan juga kalau kita menjadi batu sandungan/keras hati = berada
di luar Tangan TUHAN dan akan jatuh ke dalam laut. Tetapi kalau kita mau melembut,
kita dapat menyembah TUHAN/kita berada di dalam Tangan TUHAN seperti bayi dalam
gendongan Tangan TUHAN.
Sekalipun ada ibu yang melupakan bayi yang dikandungnya dan ada juga suami
yang melupakan isterinya, sebab kasih manusia ini dapat bergeser, tetapi kasih
setia TUHAN tidak pernah berubah, IA tetap mau menggendong kita dan ini merupakan
tempat yang paling aman. Itu sebabnya suami/isteri jangan keraskan hati, sebab
kalau keras hati dapat saling melupakan. Lebih baik sama-sama melembut sehingga
suami, isteri, anak-anak berada di dalam Tangan TUHAN dan juga sesama pelayan-pelayan
TUHAN berada di dalam gendongan Tangan TUHAN dan akan mengalami kasih setia
TUHAN.
Daud seorang raja yang kaya tetapi ia tetap membutuhkan kasih setia TUHAN,
untuk apa? Terutama untuk pengampunan dosa, sebab siapa manusia yang tidak berdosa?
Di saat kita berada di dalam Tangan kasih setia TUHAN dan kita jatuh ke dalam
dosa, maka kita dapat berteriak --> TUHAN, tolong dan kita diampuni oleh
TUHAN.
Kalau kita berada di dalam gendongan Tangan TUHAN, maka hasil/kegunaannya
adalah untuk:
- Mazmur 51 : 1, 3,
1. Untuk pemimpin biduan. Mazmur dari Daud,
3. Kasihanilah aku, ya Allah, menurut kasih setia-Mu, hapuskanlah pelanggaranku
menurut rahmat-Mu yang besar!
Ini seperti bayi yang berada di dalam gendongan ibunya, ia tidak mengatakan
kalau ia mau ke kamar mandi, tetapi tiba-tiba ia membuang kotorannya di pangkuan
ibunya --> selama bayi berada di dalam tangan ibu, maka tangan ibu yang
membersihkannya.
Begitu juga dengan kita manusia yang hanya dari debu dan tanah, tidak mustahil
jatuh ke dalam dosa. Seperti Daud seorang raja yang hebat tetapi kejatuhannya
tidaklah tanggung-tanggung sebab ia jatuh ke dalam dosa zinah. Tetapi karena
ia berada di dalam Tangan kasih setia TUHAN, di saat ia jatuh, maka ia dapat
berseru kasihailah aku ya TUHAN, ampunilah aku dan TUHAN menghapus dosa-dosanya
dengan kasih setia/dengan korbanNYA. Kalau Daud berada di luar Tangan kasih
setia TUHAN, maka habislah ia. Semoga kita dapat mengerti.
Sekarang ini, apapun yang menjadi kesalahan kita, mari! asal kita melembut,
maka kita dapat mengakui dosa-dosa kita kepada TUHAN dengan sejujur-jujurnya
kemudian tidak berbuat dosa lagi, maka kasih setia TUHAN/Darah TUHAN menghapus/menyelesaikan
dosa-dosa kita. Sebab dosa ini merupakan beban yang terberat/masalah yang
terbesar di dalam hidup manusia, sebab dosa ini membebani manusia sejak manusia
itu hidup sampai di dalam neraka. Itu sebabnya kalau dosa itu dapat diselesaikan
oleh kasih setia TUHAN, berarti segala masalah yang lain dapat diselesaikan.
Bpk.pdt Totaijs alm selalu mengatakan, bahwa mengaku dosa adalah jalan yang
tersingkat untuk ditolong oleh TUHAN. Semoga kita dapat mengerti.
- Kejadian 39 : 21 – 23,
21. Tetapi TUHAN menyertai Yusuf dan melimpahkan kasih setia-Nya kepadanya,
dan membuat Yusuf kesayangan bagi kepala penjara itu.
22. Sebab itu kepala penjara mempercayakan semua tahanan dalam penjara itu
kepada Yusuf, dan segala pekerjaan yang harus dilakukan di situ, dialah yang
mengurusnya.
23. Dan kepala penjara tidak mencampuri segala yang dipercayakannya kepada
Yusuf, karena TUHAN menyertai dia dan apa yang dikerjakannya dibuat TUHAN
berhasil.
Yusuf berada di dalam penjara sekalipun ia tidak bersalah tetapi Yusuf tetap
berada di dalam gendongan Tangan TUHAN. Jadi kasih setia TUHAN membuat semuanya
berhasil/memberikan keberhasilan. Keadaan dari Yusuf terbatas sebab ia berada
di dalam penjara/berada di dalam liang tutupan (Kejadian 40 : 15).
Mungkin keadaan kita bagaikan berada di dalam liang tutupan --> secara
ijazah, pengalaman, modal untuk bekerja, kita terbatas --> semuanya terbatas
bagaikan kita berada di dalam penjara. Tetapi kita harus yakin, kalau kita
berada di dalam gendongan Tangan TUHAN/dalam kasih setia TUHAN, maka TUHAN
akan memberikan/membuat semuanya berhasil sekalipun kita berada di dalam keterbatasan.
Ini berarti kita mengalami pemeliharaan TUHAN.
Di bagian atas dikatakan ada pertolongan TUHAN/kasih setia TUHAN kepada kita
sampaipun ada dosa, kita tetap ditolong oleh TUHAN/kita berada di dalam gendongan
Tangan TUHAN. Seperti bayi yang juga dalam keadaan terbatas dan tidak berdaya,
tetapi tangan ibunya yang membuatnya terpelihara dan berhasil.
Mari! mungkin keadaan kita seperti Yusuf dan bayi yang hidupnya terbatas/dibatasi
oleh liang tutupan, mari! jangan berputus asa sebab yang penting bukan terbatas/dibatasi,
tetapi berada di dalam gendongan Tangan TUHAN/Tangan kasih setia TUHAN atau
tidak. Sebab kalau kita berada di dalam gendongan Tangan TUHAN/Tangan kasih
setia TUHAN, maka inilah yang membuat kita berhasil sebab kita dipelihara
oleh TUHAN. Kita ditolong bukan hanya sampai di bumi ini, kita dipelihara
dan dijadikan berhasil oleh TUHAN.
Mungkin sekarang ini ada yang gagal, mari! kembali ke dalam gendongan Tangan
TUHAN/kembali kepada kasih setia TUHAN, jangan keraskan hati tetapi lembutkan
hati sehingga kasih setia TUHAN membuat semuanya menjadi berhasil.
- Mazmur 103 : 4, Dia yang menebus hidupmu dari lobang
kubur, yang memahkotai engkau dengan kasih setia dan rahmat,
Kasih setia TUHAN menjadi mahkota.
Mari! sambil digendong :
- dosa-dosa kita di ampuni
- kita ditolong
- kita dibuat berhasil sebab semuanya dipelihara oleh TUHAN, tetapi sesungguhnya
di dalam gendongan itu kita
- sedang dimahkotai oleh TUHAN
Mahkota ini menjadi milik dari Mempelai Wanita TUHAN untuk menyambut Mempelai
Pria Surga --> Kidung Agung 3 : 11, puteri-puteri Sion,
keluarlah dan tengoklah raja Salomo dengan mahkota yang dikenakan kepadanya
oleh ibunya pada hari pernikahannya, pada hari kesukaan hatinya.
Mahkota kasih setia TUHAN untuk menyambut kedatangan YESUS Yang kedua kalinya,
kita bertemu dengan Dia Muka dengan muka di awan-awan yang permai, masuk pesta
nikah Anak Domba/kebahagiaan sampai masuk ke firdaus/kerajaan seribu tahun dan
juga sampai masuk ke dalam kerajaan surga yang kekal. Kita tidak tersandung.
Itu sebabnya, kita jangan berada di luar kasih setia TUHAN = sandungan tetapi
lembutkan hati agar dapat masuk dalam kasih setia TUHAN/berada di dalam gendongan
Tangan TUHAN dan TUHAN akan menolong kita semua.
TUHAN memberkati.
1