Kita akan kembali membaca di dalam srt Yudas yang di dalam susunan tabernakel
terkena pada tudung kulit lumba-lumba/tudung penghukuman yang sekarang kepada
kita berarti perlindungan dan pemeliharaan TUHAN kepada gereja yang benar dan
sekaligus pemisahan dari gereja yang palsu. Gereja yang benar bagaikan gandum
yang matang/yang mengutamakan Firman akan dimasukkan ke dalam lumbung sedangkan
gereja yang palsu bagaikan ilalang yang akan mengalami penghukuman dan akan
dibakar untuk selama-lamanya.
Yudas 1 : 20, 21, -> tanda-tanda dari gereja yang
benar,
20. Akan tetapi kamu, saudara-saudaraku yang kekasih, bangunlah dirimu sendiri
di atas dasar imanmu yang paling suci dan berdoalah dalam Roh Kudus.
21. Peliharalah dirimu demikian dalam kasih Allah sambil menantikan rahmat Tuhan
kita, Yesus Kristus, untuk hidup yang kekal.
Jadi inilah tanda dari gereja yang benar yaitu:
- membangun diri di atas dasar iman yang paling suci/sempurna
- berdoa dalam Roh Kudus.
- memelihara diri dalam kasih ALLAH/hidup dalam kasih ALLAH.
Waktu yang lalu kita sudah mempelajari mengapa kita harus memelihara diri
di dalam kasih ALLAH? Sebab akan terjadi musim dingin/kasih menjadi dingin dan
kedurhakaan akan meningkat sehingga menarik penghukuman TUHAN seperti yang sudah
pernah terjadi di jaman Nuh dan di jaman Lot akan terulang lagi di akhir jaman.
Tempat yang aman/memelihara diri dalam kasih ALLAH ada di:
- dalam rumah tangga.
- dalam sistim penggembalaan.
Kedua hal diatas ini sudah kita pelajari.
Sekarang, kita masih akan mempelajari tentang memelihara diri di dalam
kasih ALLAH/hidup dalam kasih ALLAH dengan proses yang akan kita tinjau di dalam
tabernakel yaitu:
- memelihara diri di dalam kasih mula-mula, jadi kasih ALLAH
itu dimulai dari kasih mula-mula. Itu sebabnya kasih mula-mula itu tidak boleh
hilang, sebab kasih mula-mula itu adalah kasih YESUS Yang dinyatakan di atas
kayu salib. Ini terjadi pada kedatangan YESUS Yang pertama kali. Itu sebabnya
kita harus memelihara diri di dalam kasih mula-mula.
Apa yang menjadi praktek dari kasih mula-mula ini? Kita melihat di dalam tabernakel,
kasih mula-mula ini menunjuk pada halaman tabernakel dengan praktek kita masuk
ke dalam pintu gerbang yaitu percaya/iman kepada YESUS. Inilah kasih mula-mula
-> kita mendapatkan kasih mula-mula dari atas kayu salib dengan praktek
kita dapat percaya/beriman kepada YESUS. Itu sebabnya jangan ada kebimbangan
dan keragu-raguan, sebab kalau kita ragu dan bimbang maka itu berarti kasih
mula-mulanya goyah/padam.
Saya pernah bersaksi -> pada waktu saya masih remaja, ada yang mengatakan
-> bagaimana ALLAH dapat lahir menjadi Manusia dan memiliki Anak? Kemudian
saya menjadi bimbang. Kalau manusia sudah menjadi bimbang, akan menjadi berbahaya
sebab itu berarti kasih mula-mula itu sudah menjadi pudar dan dingin dan ini
bagaikan api yang mungkin sudah tinggal asapnya saja.
Praktek dari memiliki kasih mula-mula/memelihara diri di dalam kasih ALLAH
->
Roma 10 : 17, Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan
pendengaran oleh firman Kristus.
Prakteknya:
- iman/percaya kepada YESUS/halaman (http://www.gptkk.org/pelataran.php),
tidak ada kebimbangan dan juga tidak ada keraguan. Jadi, iman timbul dari
mendengar Firman Kristus = Firman di dalam urapan Roh Kudus. Firman yang
dibatasi oleh Roh Kudus itu tidak dapat dibatasi oleh apapun juga. Jadi
ukuran dari kasih mula-mula adalah diukur dari bagaimana caranya kita
mendengarkan Firman. Kita dapat mengukur kasih mula-mula, apakah masih
ada/sudah padam?
Yeremia 15 : 16, Apabila aku bertemu dengan perkataan-perkataan-Mu,
maka aku menikmatinya; firman-Mu itu menjadi kegirangan bagiku, dan menjadi
kesukaan hatiku, sebab nama-Mu telah diserukan atasku, ya TUHAN, Allah
semesta alam.
Aku menikmati perkataan-perkataan-MU = berarti masih ada kasih mula-mula.
Mendengar dengan nikmat/menikmati Firman. Seperti kalau kita makan makanan
jasmani yang sangat kita sukai, maka kita akan makan dengan nikmatnya
sehingga kita tidak mau diganggu ketika makan. Demikian juga ketika kita
mendengarkan Firman; sekarang ini kita periksa, apakah kita masih memiliki
kasih mula-mula atau kita sudah meninggalkan kasih mula-mula seperti jemaat
Efesus?
Di bagian atas sudah diterangkan tentang iman -> apakah kita masih
sering menjadi bimbang/ragu-ragu kepada TUHAN, jika demikian, maka itu
berarti kasih mula-mula sudah pudar. Sekarang ditinjau dari bagaimana
kita mendengar Firman, sebab iman itu timbul dari mendengarkan Firman.
Kalau masih dapat menikmati Firman, maka itu berarti kasih mula-mula masih
ada/masih membara.
Kasih mula-mula yang masih berkobar-kobar adalah:
- kita dapat menikmati Firman TUHAN.
- kita dapat bersukacita/Firman TUHAN menjadi kegemaran di dalam
hidup kita.
Menikmati Firman adalah:
- mendengar dengan sungguh-sungguh.
- dapat mengerti dan yakin pada Firman.
- Firman menjadi kegirangan.
Disaat-saat kita mendengarkan Firman, sehingga Firman menjdi kegemaran
dan kesukaan di dalam hidup kita, sebab ada orang yang bersukacita waktu
menyanyi dan mendengarkan kesaksian. Tetapi pada saat Firman TUHAN disampaikan,
ia merasa bosan dan mengantuk -> ini adalah bukti bahwa kasih mula-mula
sudah tidak ada lagi di dalam dirinya sehingga menjadi sangat berbahaya
dan keadaan semacam ini banyak terjadi di dalam gereja-gereja. Padahal
mendengarkan Firman TUHAN merupakan kasih mula-mula. Itu sebabnya kita
jangan sampai terkecoh sebab di saat menyanyi, kita dapat menangis, padahal
kita melihat di televisi, ada penyanyi yang menyanyikan lagu-lagu dunia,
mereka juga dapat menangis.
Tetapi kalau kita mendengarkan Firman TUHAN dan kita dapat menikmati sehingga
menjadi suatu kegirangan dan juga di saat kita menyanyi, kita merasa berbahagia
-> ini bukanlah emosi tetapi merupakan kasih mula-mula. Itu sebabnya
sekarang ini kita harus benar-benar memeriksa kehidupan kita.
- bertobat/mezbah korban bakaran, (http://www.gptkk.org/mkb.php)
-> berhenti berbuat dosa dan kembali kepada TUHAN. Kalau kita masih
terus mengulang-ulang dosa sekalipun kita sudah mengetahui bahwa itu merupakan
dosa, apalagi sudah diingatkan oleh Roh Kudus, tetapi kita tetap melakukan
dosa itu, maka itu berarti kita sudah tidak memiliki kasih mula-mula lagi
dan ini sangatlah berbahaya dan kita harus memeriksa sebab dihari-hari
ini kita harus memelihara diri di dalam kasih ALLAH dengan proses yang
dimulai dari kasih mula-mula sebab ini merupakan dasar dari kasih YESUS
dari atas kayu salib yaitu:
- percaya/iman -> kita mendengarkan Firman dengan nikmat dan dengan
kegirangan, kemudian
- bertobat -> - berhenti berbuat dosa dan kembali kepada TUHAN.
- berhenti menghakimi dan menghukum orang berdosa.
Kehidupan dari orang berdosa itu sudah sangat berat, jika kita menghakimi
dan menghukum mereka, maka mereka dapat menjadi putus asa dan kecewa
karena tidak kuat lagi untuk menanggungnya. Tetapi selain kita tidak
boleh menghukum maupun menghakimi, kita juga tidak boleh mengelus-elus.
Jadi, sikap yang benar terhadap orang berdosa adalah membawa mereka
kepada TUHAN/kita membawa mereka ke gereja. Jika kita belum dapat
membawa mereka ke gereja, maka minimal kita mendoakan mereka/menyerahkan
mereka kepada TUHAN. Semoga kita dapat mengerti.
- baptisan air/kolam pembasuhan, (http://www.gptkk.org/bejana.php).
Kita masuk dalam baptisan air/kita dikuburkan bersama YESUS dan bangkit
di dalam hidup yang baru yaitu hidup di dalam kebenaran, sebab kasih mula-mula
adalah kebenaran.
Kebenaran ini dimulai dari hal yang kecil semisal mengurus kartu tanda
penduduk, juga di saat mengendarai kendaraan sebab ini memiliki kaitan
dengan kasih mula-mula. Sebab kalau kita terus menerus mempertahankan
apa yang tidak benar, maka kasih mula-mula itu lama kelamaan akan padam.
Semoga kita dapat mengerti.
- pintu kemah/baptisan Roh Kudus/urapan/kepenuhan Roh Kudus, (http://www.gptkk.org/kemah.php)
-> Yohanes 3 : 6 – 8,
6. Apa yang dilahirkan dari daging, adalah daging, dan apa yang dilahirkan
dari Roh, adalah roh.
7. Janganlah engkau heran, karena Aku berkata kepadamu: Kamu harus dilahirkan
kembali.
8. Angin bertiup ke mana ia mau, dan engkau mendengar bunyinya, tetapi
engkau tidak tahu dari mana ia datang atau ke mana ia pergi. Demikianlah
halnya dengan tiap-tiap orang yang lahir dari Roh."
Kita lahir dari Roh, sehingga kita menjadi seperti angin; di dalam Maz
104, angin ini memiliki pasangan yaitu api yang menyala-nyala. Jadi angin
dan api adalah orang yang lahir dari Roh = pelayan-pelayan TUHAN yang
melayani TUHAN.
Api yang menyala = setia dan berkobar-kobar -> ini adalah kasih mula-mula.
Bagaimana keadaan kita sekarang ini di dalam melayani TUHAN, apakah masih
ada api yang berkobar-kobar? Mari! Kita bandingkan dengan pertama kali di
saat kita melayani TUHAN dengan keadaan kita sekarang ini, apakah keadaan
dari pelayanan pada saat pertama kali itu masih bertahan sampai sekarang ini?
Jika masih setia dan berkobar-kobar, maka itu berarti kita masih memiliki
kasih mula-mula.
Kita jangan melayani TUHAN karena kebiasaan -> mungkin masih setia datang
beribadah tetapi karena kebiasaan sehingga tidak merasakan apa-apa lagi ->
ini berarti sudah tidak memiliki kobaran kasih mula-mula. Apalagi bagi yang
sudah tidak setia, maka itu berarti kasih mula-mula sudah hilang.
Disamping pelayan TUHAN bagaikan api, ia juga bagaikan angin.
Angin ini berarti:
- membawa damai sejahtera. Pelayan TUHAN jangan membawa
pertengkaran ataupun mengadu domba sebab jika terjadi hal seperti ini
maka itu berarti pelayan TUHAN itu sudah tidak memiliki kasih mula-mula
lagi. Jadi, menjadi pelayan TUHAN itu bukan hanya sebatas ketika berada
di dalam gereja tetapi sebagai imam-imam, tahbisannya berada di dalam
setiap denyut nadi/di setiap langkah hidup kita -> di mana saja, kapan
saja dan situasi apapun, kita adalah imam-imam.
Di dalam rumah tangga, di sekolah, di tempat kita bekerja, kita jangan
bertengkar sebab angin itu membawa kesejukkan/membawa damai sejahtera.
Sebagai contoh:
Kita melihat YESUS di atas kayu salib untuk mendamaikan manusia dengan
ALLAH -> inilah kasih mula-mula. Sekarang ini keadaan dunia selain
hawanya panas, situasinyapun panas -> semuanya memanas. Kalau ada angin,
maka itu akan membawa kesejukkan/damai.
- ketaatan, angin ini jika dihembus kekiri, maka ia
akan kekiri, dihembus ke kanan, ia akan ke kanan, sesuai dengan apa yang
dihembus oleh TUHAN.
Inilah kasih mula-mula yaitu memelihara diri di dalam kasih ALLAH dengan proses
yang dimulai dari dasar adalah kasih YESUS di atas kayu salib yang di dalam
tabernakel menunjuk pada halaman dengan praktek:
- iman/percaya -> kita mendengarkan Firman, kita menikmati Firman,
kemudian kita bertobat/berhenti berbuat dosa, berhenti menghakimi.
- baptisan air -> kita hidup benar.
- baptisan Roh Kudus -> kita menjadi pelayan-pelayan TUHAN bagaikan
angin dan api-> setia dan berkobar-kobar, membawa kedamaian/memberi
kedamaian/kesejukan dan taat dengar-dengaran.
Inilah puncak dari kasih mula-mula sampai kita menjadi taat dan dengar-dengaran
seperti YESUS Yang taat sampai mati di kayu salib. Ukuran dari ibadah
pelayanan/kita melayani TUHAN adalah ketaatan dan dengar-dengaran, itu
sebabnya dihari-hari ini kita jangan dengan sengaja melanggar Firman.
Jemaat Efesus dipuji, tetapi TUHAN mencela mereka karena mereka tidak memiliki
kasih mula-mula lagi/meninggalkan kasih mula-mula sehingga akibatnya dahsyat.
Ini adalah kejatuhan yang sangat dalam sebab kasih mula-mula ini merupakan
dasar/fondasi, kalau jatuh tentu akan sangat dalam dan itu berarti minus,
sebab fondasi itu sudah menjadi nol.
Mari saudaraku! Di saat kita mendengarkan Firman -> kita sudah merasa bosan
sehingga kita menjadi mengantuk, tetapi kita tetap setia di dalam pelayanan
dan luar biasa = tanpa Firman = tanpa kasih mula-mula. Itu sebabnya kita harus
benar-benar berhati-hati.
Wahyu 2: 2 – 4, 7, -> ini adalah ancaman dari TUHAN.
2. Aku tahu segala pekerjaanmu: baik jerih payahmu maupun ketekunanmu.
Aku tahu, bahwa engkau tidak dapat sabar terhadap orang-orang jahat, bahwa
engkau telah mencobai mereka yang menyebut dirinya rasul, tetapi yang sebenarnya
tidak demikian, bahwa engkau telah mendapati mereka pendusta.
3. Dan engkau tetap sabar dan menderita oleh karena nama-Ku; dan engkau tidak
mengenal lelah.
4. Namun demikian Aku mencela engkau, karena engkau telah meninggalkan kasihmu
yang semula.
5. Sebab itu ingatlah betapa dalamnya engkau telah jatuh! Bertobatlah dan
lakukanlah lagi apa yang semula engkau lakukan. Jika tidak demikian, Aku akan
datang kepadamu dan Aku akan mengambil kaki dianmu dari tempatnya, jikalau
engkau tidak bertobat.
7. Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan apa yang dikatakan Roh kepada
jemaat-jemaat: Barangsiapa menang, dia akan Kuberi makan dari pohon kehidupan
yang ada di Taman Firdaus Allah."
Ay 2 -> ada ketekunan, ada jerih payah dan juga tegas terhadap ajaran-ajaran
palsu.
Mari! Disaat-saat pertama kali kita mendengarkan Firman pengajaran, kita begitu
berkobar-kobar, itu sebabnya kita kembali ke suasana semula dengan menikmati
Firman pengajaran. Juga dengan suasana pelayanan, kita kembali ke suasana
waktu kita pertama kali melayani TUHAN -> ay 5, ‘lakukan apa yang
semula engkau lakukan’.
Ay 7 ini dikaitkan dengan Firdaus, seperti Hawa dan Adam dahulu yang dicampakkan
keluar dari Firdaus karena ia tidak dengar-dengaran dan untuk sekarang berarti
kita kehilangan kasih mula-mula.
Pada bagian atas diterangkan bahwa puncak dari kasih mula-mula adalah taat
dengar-dengaran. Kalau kita tetap memelihara diri di dalam kasih mula-mula
sampai kita dapat taat dengar-dengaran yang dimulai dari:
- percaya
- bertobat
- hidup benar sampai kita
- taat dengar-dengaran
Maka ini berarti kita sedang dikembalikan ke Firdaus/mengalami kehidupan di
dalam suasana Firdaus. Di mana ada kasih mula-mula, maka di situ kita kembali
ke Firdaus/kita mulai dekat dengan Firdaus/kita mulai merasakan suasana Firdaus
sampai satu waktu kita benar-benar kembali ke Firdaus.
Jika kita tidak memiliki kasih mula-mula, maka keadaannya berlawanan ->
waktu Adam dan Hawa dicampakkan ke bumi ini, maka tanah menjadi terkutuk/suasana
kutukan. Tanpa kasih mula-mula, maka yang ada hanyalah suasana kutukan. Tetapi
kalau sekarang ini kita kembali ke dalam suasana kasih mula-mula/pada Korban
Kristus dengan praktek:
- kita percaya,
- kita mendengarkan Firman dengan sungguh-sungguh
- kita bertobat dan hidup benar
Mari! Pelayanan kita harus bagaikan api dan angin, kita kembali ke kasih mula-mula/suasana
firdaus. Mungkin di dalam rumah tangga kita berada di dalam suasana kutukan
-> mari! Kita kembali ke firdaus sehingga kita merasakan suasana firdaus
sampai kita benar-benar masuk ke dalam firdaus/kerajaan seribu tahun damai.
Tetapi di luar kasih mula-mula, maka yang ada hanyalah suasana kutukan/suasana
penderitaan yang penuh dengan air mata = mendekati neraka sampai benar-benar
masuk ke dalam neraka. Saya juga diperiksa oleh TUHAN agar juga kembali ke
firdaus. Ini proses yang pertama memelihara diri di dalam kasih ALLAH yaitu
memelihara diri di dalam kasih mula-mula.
- Yosua 23 : 11, Maka demi nyawamu, bertekunlah mengasihi
TUHAN, Allahmu.
Sesudah kita memelihara diri di dalam kasih mula-mula, maka proses kedua adalah
bertekun mengasihi TUHAN demi keselamatan nyawa kita. Di dalam tabernakel
menunjuk pada ruangan suci. Istilah bertekun = seharga nyawa.
Apa yang menjadi praktek dari bertekun demi keselamatan nyawa?
- kita sudah tahu bahwa bertekun di dalam ruangan suci = bertekun di
dalam tiga macam ibadah pokok = pengggembalaan. Jadi bertekun di dalam
penggembalaan demi nyawa = bertekun di dalam mengasihi TUHAN.
Mari saudaraku! Kita jangan ragu-ragu sekalipun untuk bertekun, maka yang
jasmani ini terasa sakit -> pulang kantor/kuliah/sekolah harus segera
ke gereja -> inilah bertekun bukan untuk siapa-siapa, tetapi untuk
nyawa. Biarlah ini menjadi tekanan dari TUHAN bagi saya dan saudara sekarang
ini dengan mengukir ini di dalam hati.
Kalau kita bertekun di dalam tiga macam ibadah/dalam penggembalaan, ini
demi nyawa/demi keselamatan nyawa yang tidak dapat dibayar/diganti dengan
apapun. Jangan terlambat, jangan menyesal kemudian. Kalau kita lengah
dengan sesuatu dari dunia ini, semisal: tidak bertekun waktu di sekolah/kuliah
sehingga kita tidak lulus waktu ujian -> kita masih dapat mengulangnya.
Tetapi kalau kita lengah untuk bertekun di dalam penggembalaan, kemudian
kita tidak masuk ke surga/nyawa kita tidak selamat, maka kita tidak dapat
mengulangnya/tidak dapat ditebus lagi/tidak dapat dibeli lagi.
Itu sebabnya dihari-hari ini kita harus benar-benar serius untuk bertekun
di dalam penggembalaan/bertekun di dalam tiga macam ibadah pokok yaitu:
- (http://www.gptkk.org/pelita.php)
pelita emas -> ketekunan di dalam kebaktian umum.
- (http://www.gptkk.org/mrs.php)
meja roti sajian -> ketekunan di dalam ibadah pendalaman alkitab
yang disertai dengan perjamuan suci.
- (http://www.gptkk.org/dupa.php)
mezbah dupa emas -> ketekunan di dalam ibadah doa penyembahan.
Inilah bertekun demi keselamatan nyawa. Sangatlah rugi kalau kita
datang beribadah di gereja demi untuk: mendapatkan berkat-berkat jasmani,
sebagai pelajar supaya mendapatkan nilai yang bagus -> hal ini
terlalu kecil dibanding dengan bertekun di dalam ibadah demi keselamatan
nyawa. Di dalam penggembalaan inilah kita akan mengalami pertumbuhan
kasih.
Kasih mula-mula merupakan dasar dan kalau dasar dari gereja itu sudah
dibangun, maka tinggal dilanjutkan dengan naik ke atas/pertumbuhan kasih.
Di dalam injil Yohanes 21 terjadi dialog antara TUHAN YESUS dengan Simon
Petrus -> tiga kali pertanyaan TUHAN tentang penggembalaan dan tiga
kali ini jelas menunjuk pada tiga macam ibadah di dalam sistim penggembalaan
dan Petrus mengalami pertumbuhan kasih.
Yohanes 21 : 15 – 17,
15. Sesudah sarapan Yesus berkata kepada Simon Petrus: "Simon,
anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku lebih dari pada mereka ini?"
Jawab Petrus kepada-Nya: "Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi
Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku."
16. Kata Yesus pula kepadanya untuk kedua kalinya: "Simon, anak Yohanes,
apakah engkau mengasihi Aku?" Jawab Petrus kepada-Nya: "Benar
Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya:
"Gembalakanlah domba-domba-Ku."
17. Kata Yesus kepadanya untuk ketiga kalinya: "Simon, anak Yohanes,
apakah engkau mengasihi Aku?" Maka sedih hati Petrus karena Yesus
berkata untuk ketiga kalinya: "Apakah engkau mengasihi Aku?"
Dan ia berkata kepada-Nya: "Tuhan, Engkau tahu segala sesuatu, Engkau
tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah
domba-domba-Ku.
Pertanyaan pertama -> YESUS bertanya, apakah Simon mengasihi TUHAN
dengan kasih Agape/kasih ALLAH?, Simon menjawab dengan kasih Filio/kasih
kepada sesama. Jadi Simon tidak memiliki kasih Agape/kasih kepada TUHAN,
yang ia miliki hanyalah kasih kepada sesama.
Pertanyaan kedua -> YESUS mengulang lagi dengan pertanyaan yang sama,
‘apakah engkau mengasihi Aku dengan kasih Agape?’ Simon tetap
menjawab YESUS dengan kasih Filio.
Pertanyaan ketiga -> YESUS menurunkan pertanyaanNYA, apakah Simon mengasihi
YESUS dengan kasih Filio/kasih kepada sesama? Simon menjadi sedih karena
ia teringat, ia pernah menyangkal YESUS sebagai Sesama-nya/Sahabat-nya
dan ini berarti Simon tidak memiliki kasih kepada TUHAN/kasih Agape tetapi
ia juga tidak memiliki kasih kepada sesama/kasih Filio. Sekalipun ia sudah
melayani TUHAN dan juga dapat berjalan di atas air laut yang bergelombang
sekalipun hanya beberapa saat -> ia mengalami mujizat tetapi pada kenyataannya
ia kosong dari kasih Agape/kasih kepada ALLAH dan juga kosong dari kasih
Filio/kasih kepada sesama. Itu sebabnya di dalam sistim penggembalaan
-> ‘gembalakan domba-domba-KU’. YESUS sebagai Gembala Yang
Baik menyerahkan Nyawa di atas kayu salib = memberikan kasih-NYA/kasih
Agape dan juga kasih Filio/kasih kepada sesama kepada domba-domba-NYA
sehingga di dalam penggembalaan, kita mengalami pertumbuhan di dalam kasih
ALLAH, baik itu kasih kepada TUHAN, maupun kasih kepada sesama = dua loh
batu. Dan ini hanya terdapat di dalam sistim penggembalaan, tidak ada
di tempat lain.
TUHAN memeriksa Simon Petrus, itu sebabnya kita harus berhati-hati di
dalam pelayanan supaya jangan melayani seperti Simon Petrus yang melayani
tetapi tanpa kasih kepada TUHAN dan juga tanpa kasih/perhatian kepada
sesama. Itu sebabnya, YESUS sebagai Gembala Yang Baik (Yoh 10) menyerahkan
Nyawa untuk domba-dombaNYA. Semoga kita dapat mengerti.
Di bagian atas sudah diterangkan tentang kasih mula-mula -> kita harus
kembali kepada kasih mula-mula. Sesudah kita kembali kepada kasih mula-mula,
mari! Kita harus tergembala sehingga kita dapat bertumbuh di dalam kasih
kepada TUHAN dan juga bertumbuh di dalam kasih kepada sesama. Pertumbuhan
kasih itu terus menerus terjadi, sehingga kasih itu menutupi dosa. Kasih
semakin bertumbuh sehingga dosa semakin banyak ditutup sampai satu waktu
dosa itu benar-benar tidak ada lagi dan ini berarti sudah menjadi sempurna.
Di dalam 1 Petrus 4 -> Petrus menulis setelah ia berdialog dengan TUHAN
YESUS tentang penggembalaan, maka ia mengalami pertumbuhan kasih kepada
TUHAN dan juga pertumbuhan kasih kepada sesama. Ia menulis perwujudan
dari kasih yang menutupi banyak dosa.
1 Petrus 4 : 8, Tetapi yang terutama: kasihilah
sungguh-sungguh seorang akan yang lain, sebab kasih menutupi banyak sekali
dosa.
Petrus sudah mengalami pertumbuhan kasih di dalam sistim penggembalaan
sehingga ia tidak ragu-ragu menulis tentang kasih. Seperti yang dialami
oleh raja Daud yang menulis di dalam perj.lama dan sudah terjadi beberapa
ribu tahun yang lalu sampai pada jaman Petrus -> kasih itu tetap sama.
Mazmur 23 : 1, Mazmur Daud. Tuhan adalah gembalaku,
takkan kekurangan aku.
Kalau kita tergembala, maka kasih itu menutupi dosa; semakin banyak dosa
ditutupi, sampai kita menjadi sempurna.
Ada dua pengertian tentang takkan kekurangan yaitu:
- secara rohani -> sudah tidak ada cacat cela lagi = tidak ada
kekurangan lagi sebab semuanya sudah ditutup = sempurna
- secara jasmani -> semakin banyak dosa ditutup = semakin suci,
maka semakin nyata pemeliharaan TUHAN secara jasmani di dalam kehidupan
kita -> kita benar-benar dipelihara secara jasmani oleh TUHAN sampai
kita tidak kekurangan.
Kalau dosa itu semakin banyak dan tidak ditutupi, maka kehidupan itu akan
semakin terbuka sehingga akan benar-benar diporak porandakan oleh setan.
Pada tabernakel, maka ruangan suci ini tertutup oleh empat tudung dan
tudung yang keempat ini yang kita pelajari yaitu tudung penghukuman (srt
Yudas). Ruangan suci tertutup -> di dalam srt 1 Petrus 4 -> kasih
menutup banyak dosa sampai sempurna -> takkan kekurangan aku.
Jika kita sudah menjadi sempurna/tertutup, maka penghukuman TUHAN/hujan
es dan api tidak dapat masuk. Jangankan sesuatu yang berasal dari dunia
seperti goncangan dalam bentuk apapun yang dapat masuk, penghukuman dari
TUHANpun tidak dapat menembusi tudung -> begitu dipelihara dan dilindungi
oleh TUHAN.
Inilah orang yang tergembala -> semakin banyak dosa ditutupi, semakin
tidak kekurangan = kita semakin terpelihara = semakin terlindungi ->
ini merupakan kunci hidup kita. Kita mau bergantung pada apa? Bagi kaum
muda -> saudara yang baru mencari gelar sarjana dan juga bagi yang
sudah mendapatkan gelar S2, S3 tetapi saudara masih sulit untuk mendapatkan
pekerjaan. Secara logika -> mau apa kita ini? Sekarang ini ada rahasianya
-> sekalipun kita memiliki ijazah/tidak memiliki ijazah, tetapi di
hadapan TUHAN, semuanya sama. Yang penting, ada tudung.
Mari! Keadaan alam sudah begini, mau di mana tempat untuk berlindung?
Hanya di dalam sistim penggembalaan/tanah Gosyen tempat yang paling dilindungi
oleh TUHAN. Semoga kita dapat mengerti.
Jadi proses dari memelihara diri di dalam kasih ALLAH adalah:
- dasar kasih adalah kasih mula-mula, kita harus menjaga dengan percaya,
bertobat, dibaptis air, baptis Roh Kudus seperti angin dan api ->
pelayan TUHAN bagaikan angin dan api.
- sesudah memelihara diri di dalam kasih mula-mula, maka kita harus
bertumbuh di dalam kasih/bertekun untuk mengasihi TUHAN demi keselamatan
nyawa. Kita benar-benar selamat sebab penghukuman TUHAN atas dunia
tidak dapat menjamah kita, apalagi penghukuman neraka dan ini berarti
kita benar-benar selamat. Bertumbuh di dalam kasih -> menutup dosa
sehingga semakin hari kita menjadi semakin suci, kita terpelihara
dan dilindungi oleh TUHAN. Semoga kita dapat mengerti.
- bertekun di dalam ujian/perobekkan tirai -> Yakobus 1 :
12, Berbahagialah orang yang bertahan dalam pencobaan, sebab
apabila ia sudah tahan uji, ia akan menerima mahkota kehidupan yang dijanjikan
Allah kepada barangsiapa yang mengasihi Dia.
Tahan uji = bertekun di dalam ujian sampai kita menerima mahkota kehidupan.
Mari! Dihari-hari ini, mungkin banyak angin ribut seperti di padang gurun
yang kalau kita naik pesawat, maka kita dapat melihat bekas dari pasir yang
ditiup oleh angin sehingga menjadi lembah bahkan ada pasir yang menggunung
serta hawa yang sangat panas -> inilah ujian-ujian. Tetapi kalau kita berada
di dalam penggembalaan/ruangan suci, kita terlindungi.
Di dalam menghadapi ujian, kita jangan kecewa dan berputus asa, tetapi kita
harus bertekun sampai kita menang dan mendapatkan mahkota kehidupan ->
inilah orang yang mengasihi TUHAN.
- 1 Yohanes 4 : 17, 18,
17. Dalam hal inilah kasih Allah sempurna di dalam kita, yaitu kalau kita
mempunyai keberanian percaya pada hari penghakiman, karena sama seperti Dia,
kita juga ada di dalam dunia ini.
18. Di dalam kasih tidak ada ketakutan: kasih yang sempurna melenyapkan ketakutan;
sebab ketakutan mengandung hukuman dan barangsiapa takut, ia tidak sempurna
di dalam kasih.
Kita memiliki kasih yang sempurna/kasih YESUS sebagai Mempelai Pria Surga
Yang akan datang kembali kedua kalinya.
Jadi, proses dari memelihara diri di dalam kasih ALLAH adalah kasih mula-mula
kemudian pertumbuhan/bertumbuh di dalam kasih sampai pada puncak dari kasih
adalah memiliki kasih yang sempurna/kasih dari YESUS Mempelai Pria Surga.
Semoga kita dapat mengerti.
Apa yang menjadi praktek dari memiliki kasih yang sempurna/kasih dari Yesus
Mempelai Pria Surga Yang akan datang kembali?
- 1Yohanes 4 : 18, Di dalam kasih tidak ada ketakutan:
kasih yang sempurna melenyapkan ketakutan; sebab ketakutan mengandung
hukuman dan barangsiapa takut, ia tidak sempurna di dalam kasih.
Praktek dari memiliki kasih yang sempurna adalah kita tidak memiliki ketakutan/kekuatiran.
Di dalam kasih tidak ada ketakutan/kekuatiran berarti:
- kita memiliki kasih yang sempurna
- kita dapat menyerahkan diri sepenuhnya kepada TUHAN = penyerahan
isteri kepada Suami = penyerahan tubuh terhadap Kepala = menempatkan
YESUS sebagai Kepala di dalam hidup kita.
Dunia akan diguncang sehingga banyak orang akan mati karena ketakutan
termasuk anak-anak TUHAN kalau kasih mereka tidak bertumbuh serta
penyerahan diri mereka tidak sungguh-sungguh kepada TUHAN sehingga
mereka akan menghadapi guncangan-guncangan sehingga mereka menjadi
takut dan kuatir.
Lukas 21 : 25 – 28,
25. "Dan akan ada tanda-tanda pada matahari dan bulan dan bintang-bintang,
dan di bumi bangsa-bangsa akan takut dan bingung menghadapi deru dan gelora
laut.
26. Orang akan mati ketakutan karena kecemasan berhubung dengan segala
apa yang menimpa bumi ini, sebab kuasa-kuasa langit akan goncang.
27. Pada waktu itu orang akan melihat Anak Manusia datang dalam awan dengan
segala kekuasaan dan kemuliaan-Nya.
28. Apabila semuanya itu mulai terjadi, bangkitlah dan angkatlah mukamu,
sebab penyelamatanmu sudah dekat."
Di saat guncangan terjadi, apa yang harus kita lakukan? Kita harus bangkit
dan mengangkat muka = penyerahan/menyerahkan diri sepenuhnya kepada TUHAN.
Dihari-hari ini, dunia sedang terguncang di segala bidang sehingga banyak
orang akan menjadi takut dan kuatir. Jika kita selalu berada di dalam
ketakutan dan kekuatiran akan berbahaya sebab ini menjadi gejala kita
tidak lagi menempatkan YESUS sebagai Kepala tetapi kita akan menempatkan
yang lain/berharap kepada kekuatan yang lain.
Mari! Sekarang ini kita tidak lagi memiliki ketakutan sebab praktek dari
kasih yang sempurna itu tidak memiliki ketakutan dan kekuatiran tetapi
yang ada hanyalah penyerahan sepenuhnya kepada TUHAN. Adanya guncangan-guncangan,
itu bukan berarti TUHAN membiarkan kita tetapi kita harus belajar untuk
mempraktekkan kasih yang sempurna/kasih Mempelai. Kita hanya berharap
seperti seorang isteri yang hanya berharap kepada Suami/hanya mengasihi
Suami/hanya mengasihi Suami/menempatkan Suami sebagai Kepala/YESUS sebagai
Kepala.
- 1 Yohanes 4 : 17, Dalam hal inilah kasih Allah
sempurna di dalam kita, yaitu kalau kita mempunyai keberanian percaya
pada hari penghakiman, karena sama seperti Dia, kita juga ada di dalam
dunia ini.
Jika tidak ada ketakutan, maka yang ada kita memiliki keberanian percaya.
Memiliki keberanian percaya untuk menghadapi dua hal yaitu:
- untuk menghadapi hari penghakiman. YESUS datang Yang
kedua kalinya sebagai Raja di atas segala raja, sebagai Mempelai Pria
Surga dan juga sebagai Hakim Yang Adil.
Bagaimana praktek dari berani menghadapi hari penghakiman?
Berani ini bukan nanti, tetapi sekarang ini, maka prakteknya adalah kita
harus berdamai/menyelesaikan dosa sebab sekarang ini kita sedang berjalan
menuju tahta untuk dihakimi.
Matius 5 : 23 – 25,
23. Sebab itu, jika engkau mempersembahkan persembahanmu di atas mezbah
dan engkau teringat akan sesuatu yang ada dalam hati saudaramu terhadap
engkau,
24. tinggalkanlah persembahanmu di depan mezbah itu dan pergilah berdamai
dahulu dengan saudaramu, lalu kembali untuk mempersembahkan persembahanmu
itu.
25. Segeralah berdamai dengan lawanmu selama engkau bersama-sama dengan
dia di tengah jalan, supaya lawanmu itu jangan menyerahkan engkau kepada
hakim dan hakim itu menyerahkan engkau kepada pembantunya dan engkau dilemparkan
ke dalam penjara.
Jika kita mau melayani TUHAN tetapi masih ada dosa, maka kita harus meninggalkan
pelayanan itu terlebih dahulu untuk berdamai; tetapi meninggalkan pelayanan
ini, jangan ditinggalkan untuk selamanya, tetapi setelah berdamai, maka
kita kembali melayani TUHAN. Kalau kita tidak mau berdamai/ada dosa yang
belum diselesaikan/kita sengaja mempertahankan dosa hanya karena gengsi
dllnya maka kita akan dilemparkan dan diserahkan kepada Hakim untuk dimasukkan
ke dalam penjara/neraka untuk selama-lamanya dan ini berarti sudah tidak
ada lagi pengampunan.
Lawanmu = TUHAN Yang merupakan Lawan bagi orang yang berbuat dosa.
Di tengah jalan -> untuk sekarang, saya istilahkan di ujung jalan,
sebab hari penghakiman sudah dekat. Itu sebabnya, sekarang ini sebelum
tiba hari penghakiman sebab kita sudah berada di ujung jalan, maka prakteknya
adalah:
- kita berdamai dengan TUHAN -> kita mengaku dosa kepada TUHAN
dengan sungguh-sungguh dan jika diampuni, maka kita jangan berbuat
dosa lagi.
- kita berdamai dengan sesama -> kita saling mengaku, saling mengampuni
dan melupakannya sehingga dosa diselesaikan dan kita berada di dalam
kondisi damai.
Berdamai = menyelesaikan dosa sehingga kita berada di dalam kondisi
damai sejahtera. Inilah arti dari berani menghadapi hari penghakiman
dan kita tidak akan dicampakkan ke dalam penjara.
Inilah kasih yang sempurna:
- tidak ada lagi ketakutan
- kita memiliki keberanian percaya untuk menghadapi hari penghakiman
dengan praktek kita berdamai dengan TUHAN dan juga berdamai dengan
sesama dan juga jangan menyimpan dosa dari diri sendiri dan juga dosa
orang lain dengan berkata, sampai kapanpun aku tidak mau berdamai
dengan dia. Kita harus berhati-hati, sebab di hari penghakiman, dosa
ini akan dibukakan oleh TUHAN dan kita harus mempertanggung jawabkannya.
Jadi yang terbaik adalah kita berdamai termasuk saya juga harus berdamai.
Berdamai di dalam rumah tangga/nikah -> antara suami dan isteri,
anak-anak dengan orang tua, orang tua dengan anak-anak dan juga antara
kakak dengan adik jangan saling menghakimi tetapi harus benar-benar
berdamai. Semoga kita dapat mengerti.
- 1 Yohanes 3 : 21, 22,
21. Saudara-saudaraku yang kekasih, jikalau hati kita tidak menuduh
kita, maka kita mempunyai keberanian percaya untuk mendekati Allah,
22. dan apa saja yang kita minta, kita memperolehnya dari pada-Nya, karena
kita menuruti segala perintah-Nya dan berbuat apa yang berkenan kepada-Nya.
Memiliki keberanian percaya untuk mendekat kepada TUHAN/untuk
berdoa dan menyembah TUHAN. Ini merupakan tugas kita dihari-hari ini sampai
kita mencapai kesempurnaan.
Selain kita memiliki banyak kesibukan-kesibukan:
- kita juga sudah beribadah dan melayani TUHAN -> ini adalah kasih
mula-mula -> ibadah pelayanan bagaikan api dan angin = setia dan
berkobar-kobar di dalam ibadah pelayanan.
- kita juga sudah tergembala sampai pada puncaknya yaitu
- kita mendekat kepada TUHAN/menyembah TUHAN bagaikan membuka tirai/masuk
dalam ruangan suci.
TUHAN YESUS sekarang berada di dalam ruangan maha suci/di tahta kerajaan surga,
bagaimana kita dapat mendekati Dia? Kita dapat mendekatiNYA hanya lewat doa
penyembahan/keberanian percaya untuk mendekat kepada TUHAN sampai menembus di
belakang tirai dan kita bertemu dengan TUHAN YESUS/Imam Besar/Gembala Agung.
Ibrani 4 : 14 – 16,
14. Karena kita sekarang mempunyai Imam Besar Agung, yang telah melintasi
semua langit, yaitu Yesus, Anak Allah, baiklah kita teguh berpegang pada pengakuan
iman kita.
15. Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat
turut merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita, Ia
telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa.
16. Sebab itu marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih
karunia, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat
pertolongan kita pada waktunya.
Menghampiri Dia = mendekat kepada TUHAN = tahta anugerah TUHAN/kasih dan anugerah.
Jadi, penuh keberanian menghampiri tahta anugerah TUHAN = penyembahan. Itu sebabnya
dihari-hari ini kita harus banyak menyembah TUHAN/mendekat kepada TUHAN/menghampiri
tahta kasih karunia TUHAN, supaya apa saudaraku? Untuk menolong kita tepat pada
waktuNYA (ay 16). Kita jangan menentukan waktu kita sendiri tetapi kita harus
menyerahkan semuanya kepada TUHAN/pada waktu TUHAN.
Pada waktu pesta pernikahan di Kana dan mereka kekurangan air anggur, kemudian
ibu Maria mengatakan kepada YESUS bahwa mereka kekurangan air anggur tetapi
YESUS menjawab: ‘mau apakah engkau daripadaKU ibu? saatKU belum tiba’.
Dan sekarang kepada kita -> kita sudah memohon dlsbnya, tetapi pertolongan
TUHAN belum datang, mengapa? Kalau pertolongan/waktu TUHAN belum tiba, artinya:
- kita dilatih agar kita memiliki sifat dari TUHAN yaitu sabar, sebab TUHAN
menginginkan kita memiliki sifatNYA yaitu emas. Jika kita sabar, maka pasti
kita akan memiliki sifat lemah lembut dan rendah hati -> ‘belajarlah
padaKU, sebab Aku sabar dan lemah lembut’. Jika masalah kita belum ditolong
oleh TUHAN, maka kita harus belajar pada TUHAN untuk sabar, rendah hati dan
lemah lembut. Tetapi jika kita bersungut-sungut, maka keadaan kita akan semakin
berat.
- TUHAN masih sibuk -> bukan dengan masalah kita tetapi TUHAN sedang sibuk
dengan pribadi kita yang masih penuh dengan kekurangan dan kelemahan. Kita
masih memiliki sifat yang tidak baik, perkataan kita juga tidak baik ->
ini yang terlebih dahulu mau diperbaiki oleh TUHAN. Sebab kalau hanya masalah,
maka dalam sekejab mata, TUHAN mampu menyelesaikannya. Jika rohani diperbaiki
sebab sudah ditolong oleh TUHAN, berarti kita mendapatkan dobel -> kita
mendapatkan yang rohani maupun yang jasmani. Sebab jika hal yang jasmani selalu
ditolong, maka hal yang tidak baik akan tetap melekat bahkan kita dapat menjadi
sombong.
Mari saudaraku! Kalau kita belum ditolong oleh TUHAN, ini bukan berarti kasih
dan anugerah sudah tidak ada lagi -> tidak! Tetapi TUHAN masih sibuk dengan
diri kita supaya kita menjadi sabar/memiliki sifat seperti YESUS sampai kita
menjadi baik dan inilah waktu dari TUHAN.
Sabar, kemudian semuanya menjadi baik. Di dalam menghadapi pencobaan, kita
jangan suka marah-marah dan menyalahkan si A, si B sehingga kita tidak dapat
tertolong. Itu sebabnya dihari-hari ini kita harus banyak menyembah TUHAN/kita
hanya bergantung pada kasih karunia dan anugerah TUHAN yang tidak saja menolong
kita tetapi sampai pada melengkapi/menyempurnakan kita sehingga kita menjadi
layak untuk menyambut kedatangan YESUS Yang kedua kalinya.
1 Petrus 5 : 10, 11,
10. Dan Allah, sumber segala kasih karunia, yang telah memanggil kamu
dalam Kristus kepada kemuliaan-Nya yang kekal, akan melengkapi, meneguhkan,
menguatkan dan mengokohkan kamu, sesudah kamu menderita seketika lamanya.
11. Ialah yang empunya kuasa sampai selama-lamanya! Amin.
Kita terus mendekat kepada TUHAN dengan:
- melayani seperti angin dan api -> kasih mula-mula
- kemudian kita bertekun di dalam penggembalaan dan
- kasih sempurna -> kita dapat mendekatkan diri kepada TUHAN/kita banyak
menyembah TUHAN dan hanya bergantung pada kasih anugerah TUHAN sehingga IA
sebagai Imam Besar dan Gembala Agung akan menolong kita tepat pada waktunya.
IA bukan hanya menolong, tetapi IA juga akan meneguhkan/mengokohkan/menguatkan
kita di akhir jaman sampai menyempurnakan kita.
Melengkapi (dlm terj.lama) = menyempurnakan kita dengan kasih dan anugerah
bagaikan Dua Tangan Imam Besar Yang diulurkan sampai kita menjadi sempurna/sama
mulia untuk layak menyambut kedatangan YESUS Yang kedua kalinya dan kita akan
bersama-sama dengan Dia selama-lamanya. Jangan berputus asa dan kecewa tetapi
kita hanya bergantung pada kasih dan anugerah TUHAN dihari-hari ini. TUHAN memberkati
kita sekalian.
1