Simpang Borobudur no 27 Malang
0341-496949

Pdt. Jusak Widjaja Hendra - WR Supratman 4 Sby

Kita akan kembali membaca di dalam srt Yudas yang di dalam susunan tabernakel terkena pada tudung kulit lumba-lumba/tudung penghukuman yang sekarang kepada kita berarti perlindungan dan pemeliharaan TUHAN kepada gereja yang benar dan sekaligus pemisahan dari gereja yang palsu. Gereja yang benar bagaikan gandum yang matang/yang mengutamakan Firman akan dimasukkan ke dalam lumbung sedangkan gereja yang palsu bagaikan ilalang yang akan mengalami penghukuman dan akan dibakar untuk selama-lamanya.

Yudas 1 : 20, 21, -> tanda-tanda dari gereja yang benar,
20. Akan tetapi kamu, saudara-saudaraku yang kekasih, bangunlah dirimu sendiri di atas dasar imanmu yang paling suci dan berdoalah dalam Roh Kudus.
21. Peliharalah dirimu demikian dalam kasih Allah sambil menantikan rahmat Tuhan kita, Yesus Kristus, untuk hidup yang kekal.

Jadi inilah tanda dari gereja yang benar yaitu:

  • membangun diri di atas dasar iman yang paling suci/sempurna
  • berdoa dalam Roh Kudus.
  • memelihara diri dalam kasih ALLAH/hidup dalam kasih ALLAH.

Waktu yang lalu kita sudah mempelajari mengapa kita harus memelihara diri di dalam kasih ALLAH? Sebab akan terjadi musim dingin/kasih menjadi dingin dan kedurhakaan akan meningkat sehingga menarik penghukuman TUHAN seperti yang sudah pernah terjadi di jaman Nuh dan di jaman Lot akan terulang lagi di akhir jaman.

Tempat yang aman/memelihara diri dalam kasih ALLAH ada di:

  • dalam rumah tangga.
  • dalam sistim penggembalaan.
    Kedua hal diatas ini sudah kita pelajari.

Sekarang, kita masih akan mempelajari tentang memelihara diri di dalam kasih ALLAH/hidup dalam kasih ALLAH dengan proses yang akan kita tinjau di dalam tabernakel yaitu:

  1. memelihara diri di dalam kasih mula-mula, jadi kasih ALLAH itu dimulai dari kasih mula-mula. Itu sebabnya kasih mula-mula itu tidak boleh hilang, sebab kasih mula-mula itu adalah kasih YESUS Yang dinyatakan di atas kayu salib. Ini terjadi pada kedatangan YESUS Yang pertama kali. Itu sebabnya kita harus memelihara diri di dalam kasih mula-mula.
    Apa yang menjadi praktek dari kasih mula-mula ini? Kita melihat di dalam tabernakel, kasih mula-mula ini menunjuk pada halaman tabernakel dengan praktek kita masuk ke dalam pintu gerbang yaitu percaya/iman kepada YESUS. Inilah kasih mula-mula -> kita mendapatkan kasih mula-mula dari atas kayu salib dengan praktek kita dapat percaya/beriman kepada YESUS. Itu sebabnya jangan ada kebimbangan dan keragu-raguan, sebab kalau kita ragu dan bimbang maka itu berarti kasih mula-mulanya goyah/padam.
    Saya pernah bersaksi -> pada waktu saya masih remaja, ada yang mengatakan -> bagaimana ALLAH dapat lahir menjadi Manusia dan memiliki Anak? Kemudian saya menjadi bimbang. Kalau manusia sudah menjadi bimbang, akan menjadi berbahaya sebab itu berarti kasih mula-mula itu sudah menjadi pudar dan dingin dan ini bagaikan api yang mungkin sudah tinggal asapnya saja.
    Praktek dari memiliki kasih mula-mula/memelihara diri di dalam kasih ALLAH ->
    Roma 10 : 17, Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus.
    Prakteknya:
    1. iman/percaya kepada YESUS/halaman (http://www.gptkk.org/pelataran.php), tidak ada kebimbangan dan juga tidak ada keraguan. Jadi, iman timbul dari mendengar Firman Kristus = Firman di dalam urapan Roh Kudus. Firman yang dibatasi oleh Roh Kudus itu tidak dapat dibatasi oleh apapun juga. Jadi ukuran dari kasih mula-mula adalah diukur dari bagaimana caranya kita mendengarkan Firman. Kita dapat mengukur kasih mula-mula, apakah masih ada/sudah padam?
      Yeremia 15 : 16, Apabila aku bertemu dengan perkataan-perkataan-Mu, maka aku menikmatinya; firman-Mu itu menjadi kegirangan bagiku, dan menjadi kesukaan hatiku, sebab nama-Mu telah diserukan atasku, ya TUHAN, Allah semesta alam.
      Aku menikmati perkataan-perkataan-MU = berarti masih ada kasih mula-mula. Mendengar dengan nikmat/menikmati Firman. Seperti kalau kita makan makanan jasmani yang sangat kita sukai, maka kita akan makan dengan nikmatnya sehingga kita tidak mau diganggu ketika makan. Demikian juga ketika kita mendengarkan Firman; sekarang ini kita periksa, apakah kita masih memiliki kasih mula-mula atau kita sudah meninggalkan kasih mula-mula seperti jemaat Efesus?
      Di bagian atas sudah diterangkan tentang iman -> apakah kita masih sering menjadi bimbang/ragu-ragu kepada TUHAN, jika demikian, maka itu berarti kasih mula-mula sudah pudar. Sekarang ditinjau dari bagaimana kita mendengar Firman, sebab iman itu timbul dari mendengarkan Firman. Kalau masih dapat menikmati Firman, maka itu berarti kasih mula-mula masih ada/masih membara.
      Kasih mula-mula yang masih berkobar-kobar adalah:
      • kita dapat menikmati Firman TUHAN.
      • kita dapat bersukacita/Firman TUHAN menjadi kegemaran di dalam hidup kita.
      Menikmati Firman adalah:
      • mendengar dengan sungguh-sungguh.
      • dapat mengerti dan yakin pada Firman.
      • Firman menjadi kegirangan.
      Disaat-saat kita mendengarkan Firman, sehingga Firman menjdi kegemaran dan kesukaan di dalam hidup kita, sebab ada orang yang bersukacita waktu menyanyi dan mendengarkan kesaksian. Tetapi pada saat Firman TUHAN disampaikan, ia merasa bosan dan mengantuk -> ini adalah bukti bahwa kasih mula-mula sudah tidak ada lagi di dalam dirinya sehingga menjadi sangat berbahaya dan keadaan semacam ini banyak terjadi di dalam gereja-gereja. Padahal mendengarkan Firman TUHAN merupakan kasih mula-mula. Itu sebabnya kita jangan sampai terkecoh sebab di saat menyanyi, kita dapat menangis, padahal kita melihat di televisi, ada penyanyi yang menyanyikan lagu-lagu dunia, mereka juga dapat menangis.
      Tetapi kalau kita mendengarkan Firman TUHAN dan kita dapat menikmati sehingga menjadi suatu kegirangan dan juga di saat kita menyanyi, kita merasa berbahagia -> ini bukanlah emosi tetapi merupakan kasih mula-mula. Itu sebabnya sekarang ini kita harus benar-benar memeriksa kehidupan kita.
    2. bertobat/mezbah korban bakaran, (http://www.gptkk.org/mkb.php) -> berhenti berbuat dosa dan kembali kepada TUHAN. Kalau kita masih terus mengulang-ulang dosa sekalipun kita sudah mengetahui bahwa itu merupakan dosa, apalagi sudah diingatkan oleh Roh Kudus, tetapi kita tetap melakukan dosa itu, maka itu berarti kita sudah tidak memiliki kasih mula-mula lagi dan ini sangatlah berbahaya dan kita harus memeriksa sebab dihari-hari ini kita harus memelihara diri di dalam kasih ALLAH dengan proses yang dimulai dari kasih mula-mula sebab ini merupakan dasar dari kasih YESUS dari atas kayu salib yaitu:
      • percaya/iman -> kita mendengarkan Firman dengan nikmat dan dengan kegirangan, kemudian
      • bertobat -> - berhenti berbuat dosa dan kembali kepada TUHAN.
      • berhenti menghakimi dan menghukum orang berdosa.
        Kehidupan dari orang berdosa itu sudah sangat berat, jika kita menghakimi dan menghukum mereka, maka mereka dapat menjadi putus asa dan kecewa karena tidak kuat lagi untuk menanggungnya. Tetapi selain kita tidak boleh menghukum maupun menghakimi, kita juga tidak boleh mengelus-elus. Jadi, sikap yang benar terhadap orang berdosa adalah membawa mereka kepada TUHAN/kita membawa mereka ke gereja. Jika kita belum dapat membawa mereka ke gereja, maka minimal kita mendoakan mereka/menyerahkan mereka kepada TUHAN. Semoga kita dapat mengerti.
    3. baptisan air/kolam pembasuhan, (http://www.gptkk.org/bejana.php). Kita masuk dalam baptisan air/kita dikuburkan bersama YESUS dan bangkit di dalam hidup yang baru yaitu hidup di dalam kebenaran, sebab kasih mula-mula adalah kebenaran.
      Kebenaran ini dimulai dari hal yang kecil semisal mengurus kartu tanda penduduk, juga di saat mengendarai kendaraan sebab ini memiliki kaitan dengan kasih mula-mula. Sebab kalau kita terus menerus mempertahankan apa yang tidak benar, maka kasih mula-mula itu lama kelamaan akan padam. Semoga kita dapat mengerti.
    4. pintu kemah/baptisan Roh Kudus/urapan/kepenuhan Roh Kudus, (http://www.gptkk.org/kemah.php) -> Yohanes 3 : 6 – 8,
      6. Apa yang dilahirkan dari daging, adalah daging, dan apa yang dilahirkan dari Roh, adalah roh.
      7. Janganlah engkau heran, karena Aku berkata kepadamu: Kamu harus dilahirkan kembali.
      8. Angin bertiup ke mana ia mau, dan engkau mendengar bunyinya, tetapi engkau tidak tahu dari mana ia datang atau ke mana ia pergi. Demikianlah halnya dengan tiap-tiap orang yang lahir dari Roh."

      Kita lahir dari Roh, sehingga kita menjadi seperti angin; di dalam Maz 104, angin ini memiliki pasangan yaitu api yang menyala-nyala. Jadi angin dan api adalah orang yang lahir dari Roh = pelayan-pelayan TUHAN yang melayani TUHAN.
    Api yang menyala = setia dan berkobar-kobar -> ini adalah kasih mula-mula. Bagaimana keadaan kita sekarang ini di dalam melayani TUHAN, apakah masih ada api yang berkobar-kobar? Mari! Kita bandingkan dengan pertama kali di saat kita melayani TUHAN dengan keadaan kita sekarang ini, apakah keadaan dari pelayanan pada saat pertama kali itu masih bertahan sampai sekarang ini? Jika masih setia dan berkobar-kobar, maka itu berarti kita masih memiliki kasih mula-mula.
    Kita jangan melayani TUHAN karena kebiasaan -> mungkin masih setia datang beribadah tetapi karena kebiasaan sehingga tidak merasakan apa-apa lagi -> ini berarti sudah tidak memiliki kobaran kasih mula-mula. Apalagi bagi yang sudah tidak setia, maka itu berarti kasih mula-mula sudah hilang.
    Disamping pelayan TUHAN bagaikan api, ia juga bagaikan angin.
    Angin ini berarti:
    • membawa damai sejahtera. Pelayan TUHAN jangan membawa pertengkaran ataupun mengadu domba sebab jika terjadi hal seperti ini maka itu berarti pelayan TUHAN itu sudah tidak memiliki kasih mula-mula lagi. Jadi, menjadi pelayan TUHAN itu bukan hanya sebatas ketika berada di dalam gereja tetapi sebagai imam-imam, tahbisannya berada di dalam setiap denyut nadi/di setiap langkah hidup kita -> di mana saja, kapan saja dan situasi apapun, kita adalah imam-imam.
      Di dalam rumah tangga, di sekolah, di tempat kita bekerja, kita jangan bertengkar sebab angin itu membawa kesejukkan/membawa damai sejahtera. Sebagai contoh:
      Kita melihat YESUS di atas kayu salib untuk mendamaikan manusia dengan ALLAH -> inilah kasih mula-mula. Sekarang ini keadaan dunia selain hawanya panas, situasinyapun panas -> semuanya memanas. Kalau ada angin, maka itu akan membawa kesejukkan/damai.
    • ketaatan, angin ini jika dihembus kekiri, maka ia akan kekiri, dihembus ke kanan, ia akan ke kanan, sesuai dengan apa yang dihembus oleh TUHAN.
    Inilah kasih mula-mula yaitu memelihara diri di dalam kasih ALLAH dengan proses yang dimulai dari dasar adalah kasih YESUS di atas kayu salib yang di dalam tabernakel menunjuk pada halaman dengan praktek:
    • iman/percaya -> kita mendengarkan Firman, kita menikmati Firman, kemudian kita bertobat/berhenti berbuat dosa, berhenti menghakimi.
    • baptisan air -> kita hidup benar.
    • baptisan Roh Kudus -> kita menjadi pelayan-pelayan TUHAN bagaikan angin dan api-> setia dan berkobar-kobar, membawa kedamaian/memberi kedamaian/kesejukan dan taat dengar-dengaran.
      Inilah puncak dari kasih mula-mula sampai kita menjadi taat dan dengar-dengaran seperti YESUS Yang taat sampai mati di kayu salib. Ukuran dari ibadah pelayanan/kita melayani TUHAN adalah ketaatan dan dengar-dengaran, itu sebabnya dihari-hari ini kita jangan dengan sengaja melanggar Firman.
    Jemaat Efesus dipuji, tetapi TUHAN mencela mereka karena mereka tidak memiliki kasih mula-mula lagi/meninggalkan kasih mula-mula sehingga akibatnya dahsyat. Ini adalah kejatuhan yang sangat dalam sebab kasih mula-mula ini merupakan dasar/fondasi, kalau jatuh tentu akan sangat dalam dan itu berarti minus, sebab fondasi itu sudah menjadi nol.
    Mari saudaraku! Di saat kita mendengarkan Firman -> kita sudah merasa bosan sehingga kita menjadi mengantuk, tetapi kita tetap setia di dalam pelayanan dan luar biasa = tanpa Firman = tanpa kasih mula-mula. Itu sebabnya kita harus benar-benar berhati-hati.
    Wahyu 2: 2 – 4, 7, -> ini adalah ancaman dari TUHAN.
    2. Aku tahu segala pekerjaanmu: baik jerih payahmu maupun ketekunanmu. Aku tahu, bahwa engkau tidak dapat sabar terhadap orang-orang jahat, bahwa engkau telah mencobai mereka yang menyebut dirinya rasul, tetapi yang sebenarnya tidak demikian, bahwa engkau telah mendapati mereka pendusta.
    3. Dan engkau tetap sabar dan menderita oleh karena nama-Ku; dan engkau tidak mengenal lelah.
    4. Namun demikian Aku mencela engkau, karena engkau telah meninggalkan kasihmu yang semula.
    5. Sebab itu ingatlah betapa dalamnya engkau telah jatuh! Bertobatlah dan lakukanlah lagi apa yang semula engkau lakukan. Jika tidak demikian, Aku akan datang kepadamu dan Aku akan mengambil kaki dianmu dari tempatnya, jikalau engkau tidak bertobat.
    7. Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan apa yang dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat: Barangsiapa menang, dia akan Kuberi makan dari pohon kehidupan yang ada di Taman Firdaus Allah."


    Ay 2 -> ada ketekunan, ada jerih payah dan juga tegas terhadap ajaran-ajaran palsu.
    Mari! Disaat-saat pertama kali kita mendengarkan Firman pengajaran, kita begitu berkobar-kobar, itu sebabnya kita kembali ke suasana semula dengan menikmati Firman pengajaran. Juga dengan suasana pelayanan, kita kembali ke suasana waktu kita pertama kali melayani TUHAN -> ay 5, ‘lakukan apa yang semula engkau lakukan’.
    Ay 7 ini dikaitkan dengan Firdaus, seperti Hawa dan Adam dahulu yang dicampakkan keluar dari Firdaus karena ia tidak dengar-dengaran dan untuk sekarang berarti kita kehilangan kasih mula-mula.

    Pada bagian atas diterangkan bahwa puncak dari kasih mula-mula adalah taat dengar-dengaran. Kalau kita tetap memelihara diri di dalam kasih mula-mula sampai kita dapat taat dengar-dengaran yang dimulai dari:
    • percaya
    • bertobat
    • hidup benar sampai kita
    • taat dengar-dengaran
    Maka ini berarti kita sedang dikembalikan ke Firdaus/mengalami kehidupan di dalam suasana Firdaus. Di mana ada kasih mula-mula, maka di situ kita kembali ke Firdaus/kita mulai dekat dengan Firdaus/kita mulai merasakan suasana Firdaus sampai satu waktu kita benar-benar kembali ke Firdaus.

    Jika kita tidak memiliki kasih mula-mula, maka keadaannya berlawanan -> waktu Adam dan Hawa dicampakkan ke bumi ini, maka tanah menjadi terkutuk/suasana kutukan. Tanpa kasih mula-mula, maka yang ada hanyalah suasana kutukan. Tetapi kalau sekarang ini kita kembali ke dalam suasana kasih mula-mula/pada Korban Kristus dengan praktek:
    • kita percaya,
    • kita mendengarkan Firman dengan sungguh-sungguh
    • kita bertobat dan hidup benar

    Mari! Pelayanan kita harus bagaikan api dan angin, kita kembali ke kasih mula-mula/suasana firdaus. Mungkin di dalam rumah tangga kita berada di dalam suasana kutukan -> mari! Kita kembali ke firdaus sehingga kita merasakan suasana firdaus sampai kita benar-benar masuk ke dalam firdaus/kerajaan seribu tahun damai. Tetapi di luar kasih mula-mula, maka yang ada hanyalah suasana kutukan/suasana penderitaan yang penuh dengan air mata = mendekati neraka sampai benar-benar masuk ke dalam neraka. Saya juga diperiksa oleh TUHAN agar juga kembali ke firdaus. Ini proses yang pertama memelihara diri di dalam kasih ALLAH yaitu memelihara diri di dalam kasih mula-mula.
  2. Yosua 23 : 11, Maka demi nyawamu, bertekunlah mengasihi TUHAN, Allahmu.
    Sesudah kita memelihara diri di dalam kasih mula-mula, maka proses kedua adalah bertekun mengasihi TUHAN demi keselamatan nyawa kita. Di dalam tabernakel menunjuk pada ruangan suci. Istilah bertekun = seharga nyawa.
    Apa yang menjadi praktek dari bertekun demi keselamatan nyawa?
    • kita sudah tahu bahwa bertekun di dalam ruangan suci = bertekun di dalam tiga macam ibadah pokok = pengggembalaan. Jadi bertekun di dalam penggembalaan demi nyawa = bertekun di dalam mengasihi TUHAN.
      Mari saudaraku! Kita jangan ragu-ragu sekalipun untuk bertekun, maka yang jasmani ini terasa sakit -> pulang kantor/kuliah/sekolah harus segera ke gereja -> inilah bertekun bukan untuk siapa-siapa, tetapi untuk nyawa. Biarlah ini menjadi tekanan dari TUHAN bagi saya dan saudara sekarang ini dengan mengukir ini di dalam hati.
      Kalau kita bertekun di dalam tiga macam ibadah/dalam penggembalaan, ini demi nyawa/demi keselamatan nyawa yang tidak dapat dibayar/diganti dengan apapun. Jangan terlambat, jangan menyesal kemudian. Kalau kita lengah dengan sesuatu dari dunia ini, semisal: tidak bertekun waktu di sekolah/kuliah sehingga kita tidak lulus waktu ujian -> kita masih dapat mengulangnya. Tetapi kalau kita lengah untuk bertekun di dalam penggembalaan, kemudian kita tidak masuk ke surga/nyawa kita tidak selamat, maka kita tidak dapat mengulangnya/tidak dapat ditebus lagi/tidak dapat dibeli lagi.

      Itu sebabnya dihari-hari ini kita harus benar-benar serius untuk bertekun di dalam penggembalaan/bertekun di dalam tiga macam ibadah pokok yaitu:
      • (http://www.gptkk.org/pelita.php) pelita emas -> ketekunan di dalam kebaktian umum.
      • (http://www.gptkk.org/mrs.php) meja roti sajian -> ketekunan di dalam ibadah pendalaman alkitab yang disertai dengan perjamuan suci.
      • (http://www.gptkk.org/dupa.php) mezbah dupa emas -> ketekunan di dalam ibadah doa penyembahan.
        Inilah bertekun demi keselamatan nyawa. Sangatlah rugi kalau kita datang beribadah di gereja demi untuk: mendapatkan berkat-berkat jasmani, sebagai pelajar supaya mendapatkan nilai yang bagus -> hal ini terlalu kecil dibanding dengan bertekun di dalam ibadah demi keselamatan nyawa. Di dalam penggembalaan inilah kita akan mengalami pertumbuhan kasih.
      Kasih mula-mula merupakan dasar dan kalau dasar dari gereja itu sudah dibangun, maka tinggal dilanjutkan dengan naik ke atas/pertumbuhan kasih. Di dalam injil Yohanes 21 terjadi dialog antara TUHAN YESUS dengan Simon Petrus -> tiga kali pertanyaan TUHAN tentang penggembalaan dan tiga kali ini jelas menunjuk pada tiga macam ibadah di dalam sistim penggembalaan dan Petrus mengalami pertumbuhan kasih.

      Yohanes 21 : 15 – 17,
      15. Sesudah sarapan Yesus berkata kepada Simon Petrus: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku lebih dari pada mereka ini?" Jawab Petrus kepada-Nya: "Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku."
      16. Kata Yesus pula kepadanya untuk kedua kalinya: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?" Jawab Petrus kepada-Nya: "Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku."
      17. Kata Yesus kepadanya untuk ketiga kalinya: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?" Maka sedih hati Petrus karena Yesus berkata untuk ketiga kalinya: "Apakah engkau mengasihi Aku?" Dan ia berkata kepada-Nya: "Tuhan, Engkau tahu segala sesuatu, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku.


      Pertanyaan pertama -> YESUS bertanya, apakah Simon mengasihi TUHAN dengan kasih Agape/kasih ALLAH?, Simon menjawab dengan kasih Filio/kasih kepada sesama. Jadi Simon tidak memiliki kasih Agape/kasih kepada TUHAN, yang ia miliki hanyalah kasih kepada sesama.

      Pertanyaan kedua -> YESUS mengulang lagi dengan pertanyaan yang sama, ‘apakah engkau mengasihi Aku dengan kasih Agape?’ Simon tetap menjawab YESUS dengan kasih Filio.

      Pertanyaan ketiga -> YESUS menurunkan pertanyaanNYA, apakah Simon mengasihi YESUS dengan kasih Filio/kasih kepada sesama? Simon menjadi sedih karena ia teringat, ia pernah menyangkal YESUS sebagai Sesama-nya/Sahabat-nya dan ini berarti Simon tidak memiliki kasih kepada TUHAN/kasih Agape tetapi ia juga tidak memiliki kasih kepada sesama/kasih Filio. Sekalipun ia sudah melayani TUHAN dan juga dapat berjalan di atas air laut yang bergelombang sekalipun hanya beberapa saat -> ia mengalami mujizat tetapi pada kenyataannya ia kosong dari kasih Agape/kasih kepada ALLAH dan juga kosong dari kasih Filio/kasih kepada sesama. Itu sebabnya di dalam sistim penggembalaan -> ‘gembalakan domba-domba-KU’. YESUS sebagai Gembala Yang Baik menyerahkan Nyawa di atas kayu salib = memberikan kasih-NYA/kasih Agape dan juga kasih Filio/kasih kepada sesama kepada domba-domba-NYA sehingga di dalam penggembalaan, kita mengalami pertumbuhan di dalam kasih ALLAH, baik itu kasih kepada TUHAN, maupun kasih kepada sesama = dua loh batu. Dan ini hanya terdapat di dalam sistim penggembalaan, tidak ada di tempat lain.

      TUHAN memeriksa Simon Petrus, itu sebabnya kita harus berhati-hati di dalam pelayanan supaya jangan melayani seperti Simon Petrus yang melayani tetapi tanpa kasih kepada TUHAN dan juga tanpa kasih/perhatian kepada sesama. Itu sebabnya, YESUS sebagai Gembala Yang Baik (Yoh 10) menyerahkan Nyawa untuk domba-dombaNYA. Semoga kita dapat mengerti.

      Di bagian atas sudah diterangkan tentang kasih mula-mula -> kita harus kembali kepada kasih mula-mula. Sesudah kita kembali kepada kasih mula-mula, mari! Kita harus tergembala sehingga kita dapat bertumbuh di dalam kasih kepada TUHAN dan juga bertumbuh di dalam kasih kepada sesama. Pertumbuhan kasih itu terus menerus terjadi, sehingga kasih itu menutupi dosa. Kasih semakin bertumbuh sehingga dosa semakin banyak ditutup sampai satu waktu dosa itu benar-benar tidak ada lagi dan ini berarti sudah menjadi sempurna.

      Di dalam 1 Petrus 4 -> Petrus menulis setelah ia berdialog dengan TUHAN YESUS tentang penggembalaan, maka ia mengalami pertumbuhan kasih kepada TUHAN dan juga pertumbuhan kasih kepada sesama. Ia menulis perwujudan dari kasih yang menutupi banyak dosa.

      1 Petrus 4 : 8, Tetapi yang terutama: kasihilah sungguh-sungguh seorang akan yang lain, sebab kasih menutupi banyak sekali dosa.
      Petrus sudah mengalami pertumbuhan kasih di dalam sistim penggembalaan sehingga ia tidak ragu-ragu menulis tentang kasih. Seperti yang dialami oleh raja Daud yang menulis di dalam perj.lama dan sudah terjadi beberapa ribu tahun yang lalu sampai pada jaman Petrus -> kasih itu tetap sama.

      Mazmur 23 : 1, Mazmur Daud. Tuhan adalah gembalaku, takkan kekurangan aku.
      Kalau kita tergembala, maka kasih itu menutupi dosa; semakin banyak dosa ditutupi, sampai kita menjadi sempurna.
      Ada dua pengertian tentang takkan kekurangan yaitu:
      • secara rohani -> sudah tidak ada cacat cela lagi = tidak ada kekurangan lagi sebab semuanya sudah ditutup = sempurna
      • secara jasmani -> semakin banyak dosa ditutup = semakin suci, maka semakin nyata pemeliharaan TUHAN secara jasmani di dalam kehidupan kita -> kita benar-benar dipelihara secara jasmani oleh TUHAN sampai kita tidak kekurangan.
      Kalau dosa itu semakin banyak dan tidak ditutupi, maka kehidupan itu akan semakin terbuka sehingga akan benar-benar diporak porandakan oleh setan.

      Pada tabernakel, maka ruangan suci ini tertutup oleh empat tudung dan tudung yang keempat ini yang kita pelajari yaitu tudung penghukuman (srt Yudas). Ruangan suci tertutup -> di dalam srt 1 Petrus 4 -> kasih menutup banyak dosa sampai sempurna -> takkan kekurangan aku.
      Jika kita sudah menjadi sempurna/tertutup, maka penghukuman TUHAN/hujan es dan api tidak dapat masuk. Jangankan sesuatu yang berasal dari dunia seperti goncangan dalam bentuk apapun yang dapat masuk, penghukuman dari TUHANpun tidak dapat menembusi tudung -> begitu dipelihara dan dilindungi oleh TUHAN.

      Inilah orang yang tergembala -> semakin banyak dosa ditutupi, semakin tidak kekurangan = kita semakin terpelihara = semakin terlindungi -> ini merupakan kunci hidup kita. Kita mau bergantung pada apa? Bagi kaum muda -> saudara yang baru mencari gelar sarjana dan juga bagi yang sudah mendapatkan gelar S2, S3 tetapi saudara masih sulit untuk mendapatkan pekerjaan. Secara logika -> mau apa kita ini? Sekarang ini ada rahasianya -> sekalipun kita memiliki ijazah/tidak memiliki ijazah, tetapi di hadapan TUHAN, semuanya sama. Yang penting, ada tudung.
      Mari! Keadaan alam sudah begini, mau di mana tempat untuk berlindung? Hanya di dalam sistim penggembalaan/tanah Gosyen tempat yang paling dilindungi oleh TUHAN. Semoga kita dapat mengerti.

      Jadi proses dari memelihara diri di dalam kasih ALLAH adalah:
      1. dasar kasih adalah kasih mula-mula, kita harus menjaga dengan percaya, bertobat, dibaptis air, baptis Roh Kudus seperti angin dan api -> pelayan TUHAN bagaikan angin dan api.
      2. sesudah memelihara diri di dalam kasih mula-mula, maka kita harus bertumbuh di dalam kasih/bertekun untuk mengasihi TUHAN demi keselamatan nyawa. Kita benar-benar selamat sebab penghukuman TUHAN atas dunia tidak dapat menjamah kita, apalagi penghukuman neraka dan ini berarti kita benar-benar selamat. Bertumbuh di dalam kasih -> menutup dosa sehingga semakin hari kita menjadi semakin suci, kita terpelihara dan dilindungi oleh TUHAN. Semoga kita dapat mengerti.
    • bertekun di dalam ujian/perobekkan tirai -> Yakobus 1 : 12, Berbahagialah orang yang bertahan dalam pencobaan, sebab apabila ia sudah tahan uji, ia akan menerima mahkota kehidupan yang dijanjikan Allah kepada barangsiapa yang mengasihi Dia.
      Tahan uji = bertekun di dalam ujian sampai kita menerima mahkota kehidupan.
    Mari! Dihari-hari ini, mungkin banyak angin ribut seperti di padang gurun yang kalau kita naik pesawat, maka kita dapat melihat bekas dari pasir yang ditiup oleh angin sehingga menjadi lembah bahkan ada pasir yang menggunung serta hawa yang sangat panas -> inilah ujian-ujian. Tetapi kalau kita berada di dalam penggembalaan/ruangan suci, kita terlindungi.
    Di dalam menghadapi ujian, kita jangan kecewa dan berputus asa, tetapi kita harus bertekun sampai kita menang dan mendapatkan mahkota kehidupan -> inilah orang yang mengasihi TUHAN.
  3. 1 Yohanes 4 : 17, 18,
    17. Dalam hal inilah kasih Allah sempurna di dalam kita, yaitu kalau kita mempunyai keberanian percaya pada hari penghakiman, karena sama seperti Dia, kita juga ada di dalam dunia ini.
    18. Di dalam kasih tidak ada ketakutan: kasih yang sempurna melenyapkan ketakutan; sebab ketakutan mengandung hukuman dan barangsiapa takut, ia tidak sempurna di dalam kasih.

    Kita memiliki kasih yang sempurna/kasih YESUS sebagai Mempelai Pria Surga Yang akan datang kembali kedua kalinya.
    Jadi, proses dari memelihara diri di dalam kasih ALLAH adalah kasih mula-mula kemudian pertumbuhan/bertumbuh di dalam kasih sampai pada puncak dari kasih adalah memiliki kasih yang sempurna/kasih dari YESUS Mempelai Pria Surga. Semoga kita dapat mengerti.

    Apa yang menjadi praktek dari memiliki kasih yang sempurna/kasih dari Yesus Mempelai Pria Surga Yang akan datang kembali?
    • 1Yohanes 4 : 18, Di dalam kasih tidak ada ketakutan: kasih yang sempurna melenyapkan ketakutan; sebab ketakutan mengandung hukuman dan barangsiapa takut, ia tidak sempurna di dalam kasih.
      Praktek dari memiliki kasih yang sempurna adalah kita tidak memiliki ketakutan/kekuatiran.
      Di dalam kasih tidak ada ketakutan/kekuatiran berarti:
      • kita memiliki kasih yang sempurna
      • kita dapat menyerahkan diri sepenuhnya kepada TUHAN = penyerahan isteri kepada Suami = penyerahan tubuh terhadap Kepala = menempatkan YESUS sebagai Kepala di dalam hidup kita.
        Dunia akan diguncang sehingga banyak orang akan mati karena ketakutan termasuk anak-anak TUHAN kalau kasih mereka tidak bertumbuh serta penyerahan diri mereka tidak sungguh-sungguh kepada TUHAN sehingga mereka akan menghadapi guncangan-guncangan sehingga mereka menjadi takut dan kuatir.
      Lukas 21 : 25 – 28,
      25. "Dan akan ada tanda-tanda pada matahari dan bulan dan bintang-bintang, dan di bumi bangsa-bangsa akan takut dan bingung menghadapi deru dan gelora laut.
      26. Orang akan mati ketakutan karena kecemasan berhubung dengan segala apa yang menimpa bumi ini, sebab kuasa-kuasa langit akan goncang.
      27. Pada waktu itu orang akan melihat Anak Manusia datang dalam awan dengan segala kekuasaan dan kemuliaan-Nya.
      28. Apabila semuanya itu mulai terjadi, bangkitlah dan angkatlah mukamu, sebab penyelamatanmu sudah dekat."


      Di saat guncangan terjadi, apa yang harus kita lakukan? Kita harus bangkit dan mengangkat muka = penyerahan/menyerahkan diri sepenuhnya kepada TUHAN. Dihari-hari ini, dunia sedang terguncang di segala bidang sehingga banyak orang akan menjadi takut dan kuatir. Jika kita selalu berada di dalam ketakutan dan kekuatiran akan berbahaya sebab ini menjadi gejala kita tidak lagi menempatkan YESUS sebagai Kepala tetapi kita akan menempatkan yang lain/berharap kepada kekuatan yang lain.

      Mari! Sekarang ini kita tidak lagi memiliki ketakutan sebab praktek dari kasih yang sempurna itu tidak memiliki ketakutan dan kekuatiran tetapi yang ada hanyalah penyerahan sepenuhnya kepada TUHAN. Adanya guncangan-guncangan, itu bukan berarti TUHAN membiarkan kita tetapi kita harus belajar untuk mempraktekkan kasih yang sempurna/kasih Mempelai. Kita hanya berharap seperti seorang isteri yang hanya berharap kepada Suami/hanya mengasihi Suami/hanya mengasihi Suami/menempatkan Suami sebagai Kepala/YESUS sebagai Kepala.
    • 1 Yohanes 4 : 17, Dalam hal inilah kasih Allah sempurna di dalam kita, yaitu kalau kita mempunyai keberanian percaya pada hari penghakiman, karena sama seperti Dia, kita juga ada di dalam dunia ini.
      Jika tidak ada ketakutan, maka yang ada kita memiliki keberanian percaya.

    Memiliki keberanian percaya untuk menghadapi dua hal yaitu:
    1. untuk menghadapi hari penghakiman. YESUS datang Yang kedua kalinya sebagai Raja di atas segala raja, sebagai Mempelai Pria Surga dan juga sebagai Hakim Yang Adil.
      Bagaimana praktek dari berani menghadapi hari penghakiman?
      Berani ini bukan nanti, tetapi sekarang ini, maka prakteknya adalah kita harus berdamai/menyelesaikan dosa sebab sekarang ini kita sedang berjalan menuju tahta untuk dihakimi.
      Matius 5 : 23 – 25,
      23. Sebab itu, jika engkau mempersembahkan persembahanmu di atas mezbah dan engkau teringat akan sesuatu yang ada dalam hati saudaramu terhadap engkau,
      24. tinggalkanlah persembahanmu di depan mezbah itu dan pergilah berdamai dahulu dengan saudaramu, lalu kembali untuk mempersembahkan persembahanmu itu.
      25. Segeralah berdamai dengan lawanmu selama engkau bersama-sama dengan dia di tengah jalan, supaya lawanmu itu jangan menyerahkan engkau kepada hakim dan hakim itu menyerahkan engkau kepada pembantunya dan engkau dilemparkan ke dalam penjara.


      Jika kita mau melayani TUHAN tetapi masih ada dosa, maka kita harus meninggalkan pelayanan itu terlebih dahulu untuk berdamai; tetapi meninggalkan pelayanan ini, jangan ditinggalkan untuk selamanya, tetapi setelah berdamai, maka kita kembali melayani TUHAN. Kalau kita tidak mau berdamai/ada dosa yang belum diselesaikan/kita sengaja mempertahankan dosa hanya karena gengsi dllnya maka kita akan dilemparkan dan diserahkan kepada Hakim untuk dimasukkan ke dalam penjara/neraka untuk selama-lamanya dan ini berarti sudah tidak ada lagi pengampunan.

      Lawanmu = TUHAN Yang merupakan Lawan bagi orang yang berbuat dosa.
      Di tengah jalan -> untuk sekarang, saya istilahkan di ujung jalan, sebab hari penghakiman sudah dekat. Itu sebabnya, sekarang ini sebelum tiba hari penghakiman sebab kita sudah berada di ujung jalan, maka prakteknya adalah:
      • kita berdamai dengan TUHAN -> kita mengaku dosa kepada TUHAN dengan sungguh-sungguh dan jika diampuni, maka kita jangan berbuat dosa lagi.
      • kita berdamai dengan sesama -> kita saling mengaku, saling mengampuni dan melupakannya sehingga dosa diselesaikan dan kita berada di dalam kondisi damai.
        Berdamai = menyelesaikan dosa sehingga kita berada di dalam kondisi damai sejahtera. Inilah arti dari berani menghadapi hari penghakiman dan kita tidak akan dicampakkan ke dalam penjara.
      Inilah kasih yang sempurna:
      • tidak ada lagi ketakutan
      • kita memiliki keberanian percaya untuk menghadapi hari penghakiman dengan praktek kita berdamai dengan TUHAN dan juga berdamai dengan sesama dan juga jangan menyimpan dosa dari diri sendiri dan juga dosa orang lain dengan berkata, sampai kapanpun aku tidak mau berdamai dengan dia. Kita harus berhati-hati, sebab di hari penghakiman, dosa ini akan dibukakan oleh TUHAN dan kita harus mempertanggung jawabkannya. Jadi yang terbaik adalah kita berdamai termasuk saya juga harus berdamai. Berdamai di dalam rumah tangga/nikah -> antara suami dan isteri, anak-anak dengan orang tua, orang tua dengan anak-anak dan juga antara kakak dengan adik jangan saling menghakimi tetapi harus benar-benar berdamai. Semoga kita dapat mengerti.
    2. 1 Yohanes 3 : 21, 22,
      21. Saudara-saudaraku yang kekasih, jikalau hati kita tidak menuduh kita, maka kita mempunyai keberanian percaya untuk mendekati Allah,
      22. dan apa saja yang kita minta, kita memperolehnya dari pada-Nya, karena kita menuruti segala perintah-Nya dan berbuat apa yang berkenan kepada-Nya.

      Memiliki keberanian percaya untuk mendekat kepada TUHAN/untuk berdoa dan menyembah TUHAN. Ini merupakan tugas kita dihari-hari ini sampai kita mencapai kesempurnaan.
      Selain kita memiliki banyak kesibukan-kesibukan:
      • kita juga sudah beribadah dan melayani TUHAN -> ini adalah kasih mula-mula -> ibadah pelayanan bagaikan api dan angin = setia dan berkobar-kobar di dalam ibadah pelayanan.
      • kita juga sudah tergembala sampai pada puncaknya yaitu
      • kita mendekat kepada TUHAN/menyembah TUHAN bagaikan membuka tirai/masuk dalam ruangan suci.

TUHAN YESUS sekarang berada di dalam ruangan maha suci/di tahta kerajaan surga, bagaimana kita dapat mendekati Dia? Kita dapat mendekatiNYA hanya lewat doa penyembahan/keberanian percaya untuk mendekat kepada TUHAN sampai menembus di belakang tirai dan kita bertemu dengan TUHAN YESUS/Imam Besar/Gembala Agung.

Ibrani 4 : 14 – 16,
14. Karena kita sekarang mempunyai Imam Besar Agung, yang telah melintasi semua langit, yaitu Yesus, Anak Allah, baiklah kita teguh berpegang pada pengakuan iman kita.
15. Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa.
16. Sebab itu marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya.

Menghampiri Dia = mendekat kepada TUHAN = tahta anugerah TUHAN/kasih dan anugerah. Jadi, penuh keberanian menghampiri tahta anugerah TUHAN = penyembahan. Itu sebabnya dihari-hari ini kita harus banyak menyembah TUHAN/mendekat kepada TUHAN/menghampiri tahta kasih karunia TUHAN, supaya apa saudaraku? Untuk menolong kita tepat pada waktuNYA (ay 16). Kita jangan menentukan waktu kita sendiri tetapi kita harus menyerahkan semuanya kepada TUHAN/pada waktu TUHAN.

Pada waktu pesta pernikahan di Kana dan mereka kekurangan air anggur, kemudian ibu Maria mengatakan kepada YESUS bahwa mereka kekurangan air anggur tetapi YESUS menjawab: ‘mau apakah engkau daripadaKU ibu? saatKU belum tiba’. Dan sekarang kepada kita -> kita sudah memohon dlsbnya, tetapi pertolongan TUHAN belum datang, mengapa? Kalau pertolongan/waktu TUHAN belum tiba, artinya:

  • kita dilatih agar kita memiliki sifat dari TUHAN yaitu sabar, sebab TUHAN menginginkan kita memiliki sifatNYA yaitu emas. Jika kita sabar, maka pasti kita akan memiliki sifat lemah lembut dan rendah hati -> ‘belajarlah padaKU, sebab Aku sabar dan lemah lembut’. Jika masalah kita belum ditolong oleh TUHAN, maka kita harus belajar pada TUHAN untuk sabar, rendah hati dan lemah lembut. Tetapi jika kita bersungut-sungut, maka keadaan kita akan semakin berat.
  • TUHAN masih sibuk -> bukan dengan masalah kita tetapi TUHAN sedang sibuk dengan pribadi kita yang masih penuh dengan kekurangan dan kelemahan. Kita masih memiliki sifat yang tidak baik, perkataan kita juga tidak baik -> ini yang terlebih dahulu mau diperbaiki oleh TUHAN. Sebab kalau hanya masalah, maka dalam sekejab mata, TUHAN mampu menyelesaikannya. Jika rohani diperbaiki sebab sudah ditolong oleh TUHAN, berarti kita mendapatkan dobel -> kita mendapatkan yang rohani maupun yang jasmani. Sebab jika hal yang jasmani selalu ditolong, maka hal yang tidak baik akan tetap melekat bahkan kita dapat menjadi sombong.

Mari saudaraku! Kalau kita belum ditolong oleh TUHAN, ini bukan berarti kasih dan anugerah sudah tidak ada lagi -> tidak! Tetapi TUHAN masih sibuk dengan diri kita supaya kita menjadi sabar/memiliki sifat seperti YESUS sampai kita menjadi baik dan inilah waktu dari TUHAN.

Sabar, kemudian semuanya menjadi baik. Di dalam menghadapi pencobaan, kita jangan suka marah-marah dan menyalahkan si A, si B sehingga kita tidak dapat tertolong. Itu sebabnya dihari-hari ini kita harus banyak menyembah TUHAN/kita hanya bergantung pada kasih karunia dan anugerah TUHAN yang tidak saja menolong kita tetapi sampai pada melengkapi/menyempurnakan kita sehingga kita menjadi layak untuk menyambut kedatangan YESUS Yang kedua kalinya.

1 Petrus 5 : 10, 11,
10. Dan Allah, sumber segala kasih karunia, yang telah memanggil kamu dalam Kristus kepada kemuliaan-Nya yang kekal, akan melengkapi, meneguhkan, menguatkan dan mengokohkan kamu, sesudah kamu menderita seketika lamanya.
11. Ialah yang empunya kuasa sampai selama-lamanya! Amin.

Kita terus mendekat kepada TUHAN dengan:

  • melayani seperti angin dan api -> kasih mula-mula
  • kemudian kita bertekun di dalam penggembalaan dan
  • kasih sempurna -> kita dapat mendekatkan diri kepada TUHAN/kita banyak menyembah TUHAN dan hanya bergantung pada kasih anugerah TUHAN sehingga IA sebagai Imam Besar dan Gembala Agung akan menolong kita tepat pada waktunya. IA bukan hanya menolong, tetapi IA juga akan meneguhkan/mengokohkan/menguatkan kita di akhir jaman sampai menyempurnakan kita.

Melengkapi (dlm terj.lama) = menyempurnakan kita dengan kasih dan anugerah bagaikan Dua Tangan Imam Besar Yang diulurkan sampai kita menjadi sempurna/sama mulia untuk layak menyambut kedatangan YESUS Yang kedua kalinya dan kita akan bersama-sama dengan Dia selama-lamanya. Jangan berputus asa dan kecewa tetapi kita hanya bergantung pada kasih dan anugerah TUHAN dihari-hari ini. TUHAN memberkati kita sekalian.

1



Versi Cetak

Transkrip
  • Ibadah Raya Surabaya, 02 Desember 2018 (Minggu Siang)
    ... RayaSalam sejahtera dalam kasih sayangnya TUHAN kita Yesus Kristus. Selamat siang selamat mendengarkan firman TUHAN. Biarlah damai sejahtera kasih karunia dan bahagia senantiasa dilimpahkan TUHAN di tengah-tengah kita sekalian. Wahyu - . Lalu malaikat yang ketiga meniup sangkakalanya dan jatuhlah dari langit sebuah bintang besar menyala-nyala seperti obor dan ia menimpa ...
  • Ibadah Pendalaman Alkitab Malang, 26 Februari 2015 (Kamis Sore)
    ... kemuliaan Tuhan dan diusir dari taman Eden ke dunia. Manusia hidup dalam suasana kutukan letih lesu beban berat penderitaan dan air mata. Di dalam dunia manusia tidak bertobat sehingga semua manusia telah berbuat dosa sampai puncaknya dosa yaitu dosa makan minum merokok mabuk narkoba dan kawin mengawinkan dosa seks dengan ...
  • Ibadah Pendalaman Alkitab Malang, 04 Desember 2012 (Selasa Sore)
    ... yang ditumbuk menghasilkan warna-warna menunjuk mata untuk melihat. Jadi bahan untuk pembangunan tabernakel sama dengan indera. Jadi pembaharuan panca indera sama dengan pembangunan bait Allah yang rohani. Yohanes . Tidak lama kemudian tibalah hari raya Pentahbisan Bait Allah di Yerusalem ketika itu musim dingin. Dulu bait Allah jasmani di Yerusalem ...
  • Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 27 April 2015 (Senin Sore)
    ... Kristen--tetapi pendusta. Kita harus berhati-hati Yohanes - . Aku menulis kepadamu bukan karena kamu tidak mengetahui kebenaran tetapi justru karena kamu mengetahuinya dan karena kamu juga mengetahui bahwa tidak ada dusta yang berasal dari kebenaran. . Siapakah pendusta itu Bukankah dia yang menyangkal bahwa Yesus adalah Kristus Dia itu adalah ...
  • Ibadah Doa Semalam Suntuk Session II Malang, 08 Juli 2015 (Rabu Dini Hari)
    ... dua hasil pembakaran Asap yang naik ke atas artinya adalah doa orang-orang benar yang berbau harum di hadapan Tuhan. Yakobus - Karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan supaya kamu sembuh. Doa orang yang benar bila dengan yakin didoakan sangat besar kuasanya. Elia adalah manusia biasa sama ...
  • Ibadah Raya Malang, 05 Agustus 2018 (Minggu Pagi)
    ... antara orang mati oleh kemuliaan Bapa demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru. Syarat masuk baptisan air yang benar yaitu percaya Yesus dan bertobat. Pelaksaan baptisan air yang benar adalah orang yang sudah mati terhadap dosa harus dikuburkan dalam air bersama Yesus untuk kemudian bangkit bersama Yesus dari ...
  • Ibadah Raya Malang, 18 September 2016 (Minggu Pagi)
    ... diam saja. Artinya kita berdiam diri dan mengoreksi diri lewat ketajaman pedang firman. Jika pedang firman menunjuk dosa maka kita harus segera menyelesaikan dosa. Berangkat sesuai perintah Tuhan taat dengar-dengaran pada firman Tuhan. Keluaran Berfirmanlah TUHAN kepada Musa Mengapakah engkau berseru-seru demikian kepada-Ku Katakanlah kepada orang Israel supaya mereka berangkat. Perintah ...
  • Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 06 Oktober 2014 (Senin Sore)
    ... maka tidak akan sia-sia ada gunanya. Tetapi kalau kita hanya mendengar Firman dan mengerti saja maka Firman hanya menjadi ilmu pengetahuan. Oleh sebab itu jangan berhenti sampai mendengar dan mengerti saja tetapi sampai percaya pada Firman. Ibrani - Maka inilah perjanjian yang Kuadakan dengan kaum Israel sesudah waktu itu demikianlah firman ...
  • Ibadah Kaum Muda Remaja Malang, 01 Mei 2010 (Sabtu Sore)
    ... dengan makanan pada pesta kawin anak raja. Pesta kawin anak raja menunjuk pada Pesta Kawin Anak Domba Allah nikah yang sempurna. Jadi pesta Paskah akan meningkat pada Pesta Kawin Anak Domba Allah. Matius Sebab banyak yang dipanggil tetapi sedikit yang dipilih. Nikah adalah panggilan Tuhan. Ada kehidupan yang dipanggil untuk menikah tetapi ...
  • Ibadah Raya Surabaya, 10 Mei 2009 (Minggu Sore)
    ... kehidupan manusia yaitu pakaian kemuliaan jadi telanjang . damai sejahtera jadi ketakutan . Kejadian berkat Tuhan jadi kutukan . Galatia - cara Tuhan merubah kutukan menjadi berkat. Sebenarnya berkat Abraham ini hanya untuk Israel tapi disini bisa sampai pada bangsa kafir. Jadi Tuhan menjadi terkutuk dikayu salib untuk bisa membawa ...

Siaran Langsung

Live Streaming GPTKK

Rekaman

Ikuti rekaman ibadah kami

Transkrip

Ringkasarn Firman Tuhan

Kesaksian

Pengalaman hidup bersama Firman Tuhan

Untuk Koneksi Lambat, silakan buka https://id.gptkk.org

Silakan kontak ke info@gptkk.org apabila bapak/ibu/sdr/sdri ada pertanyaan atau ingin berlangganan majalah Manna, dan silakan kirim email ke widjaja_h@yahoo.com apabila ingin konsultasi pribadi dengan bapak gembala.