Kita melanjutkan ibadah kita ini dengan tetap mempelajari ktb Yudas yang berbicara
tentang tudung kulit lumba-lumba/tudung penghukuman, artinya kepada kita sekarang
ini adalah perlindungan dan pemeliharaan TUHAN kepada gereja yang benar dan
sekaligus pemisahan dengan gereja yang palsu.
Yudas 1 : 20, 21,
20. Akan tetapi kamu, saudara-saudaraku yang kekasih, bangunlah dirimu
sendiri di atas dasar imanmu yang paling suci dan berdoalah dalam Roh Kudus.
21. Peliharalah dirimu demikian dalam kasih Allah sambil menantikan rahmat
Tuhan kita, Yesus Kristus, untuk hidup yang kekal.
Tanda- tanda dari gereja yang benar:
- Ay 20 -> membangun diri di atas dasar iman yang paling suci/sempurna
- Ay 20 -> berdoa di dalam Roh.Kudus.
- Ay 21 -> memelihara diri di dalam kasih ALLAH/hidup di dalam kasih ALLAH.
Inilah tanda-tanda dari gereja yang benar.
Mengapa kita harus hidup dan memelihara kasih ALLAH? Jawabannya ada di dalam
injil Matius 24 : 12, Dan karena makin bertambahnya kedurhakaan,
maka kasih kebanyakan orang akan menjadi dingin.
Sebab pada akhir jaman, kasih menjadi sangat dingin/membeku seperti es dan kedurhakaan
akan meningkat bagaikan api yang berkobar-kobar/menyambar-nyambar. Itu sebabnya
kita harus memelihara diri di dalam kasih ALLAH/memelihara kasih ALLAH sebab
dengan mendinginnya/membekunya kasih serta meningkatnya kedurhakaan, maka kedua
hal ini yang menarik hukuman TUHAN turun ke atas dunia ini. Semoga kita dapat
mengerti.
Penghukuman di dalam bentuk apa yang dijatuhkan dari langit oleh TUHAN? Yaitu
penghukuman di dalam bentuk hujan es dan api yang menyambar-nyambar. Kedua hukuman
ini sudah pernah terjadi -> di dalam ktb Keluaran 9 (perj.lama), dan akan
terulang lagi di akhir jaman, itu sebabnya kita jangan ragu-ragu sebab sudah
tertulis di dalam alkitab.
Keluaran 9 : 23, 24,
23. Lalu Musa mengulurkan tongkatnya ke langit, maka TUHAN mengadakan
guruh dan hujan es, dan api pun menyambar ke bumi, dan TUHAN menurunkan hujan
es meliputi tanah Mesir.
24. Dan turunlah hujan es, beserta api yang berkilat-kilat di tengah-tengah
hujan es itu, terlalu dahsyat, seperti yang belum pernah terjadi di seluruh
negeri orang Mesir, sejak mereka menjadi suatu bangsa.
Hukuman ini merupakan suatu keajaiban, sebab mana mungkin hujan es bercampur
dengan api yang menyambar-nyambar? Hukuman ini sudah pernah terjadi yaitu pada
waktu (*)bangsa Israel mau keluar dari Mesir tetapi dihalang-halangi oleh
Firaun. Ini adalah hukuman dari TUHAN yang merupakan tulah yang ketujuh.
Di dalam ktb perj.baru/diakhir jaman, akan terulang lagi penghukuman dari
TUHAN ini -> tertulis di dalam ktb Wahyu. Penghukuman TUHAN di dalam ktb
perj.lama hanya menimpa Mesir, tetapi di dalam ktb perj.baru akan menimpa seluruh
dunia. Penghukuman atas dunia di dalam ktb perj. baru ini terjadi ketika (*)gereja
TUHAN mau terlepas dari bumi ini.
Di dalam ktb Wahyu, terjadi tiga kali penghukuman dan penghukuman terakhir
adalah hujan es dari langit seberat seratu pon/limapuluh kilo -> Wahyu
16 : 21, Dan hujan es besar, seberat seratus pon, jatuh dari langit
menimpa manusia, dan manusia menghujat Allah karena malapetaka hujan es itu,
sebab malapetaka itu sangat dahsyat.
Hujan es yang jatuh dari langit seberat seratus pon/limapuluh kilo menimpa seluruh
dunia sehingga dunia akan hancur.
2 Petrus 3 ; 10, Tetapi hari Tuhan akan tiba seperti pencuri.
Pada hari itu langit akan lenyap dengan gemuruh yang dahsyat dan unsur-unsur
dunia akan hangus dalam nyala api, dan bumi dan segala yang ada di atasnya akan
hilang lenyap.
Penghukuman dengan api dari langit membuat bumi ini hancur dan lenyap. Inilah
dua macam penghukuman yaitu hujan es dan api yang jatuh dari langit sebab kasih
sudah menjadi dingin dan kedurhakaan seperti api yang berkobar-kobar.
Kalau anak-anak di rumah, kasih mereka sudah menjadi dingin maka otomatis
mereka akan menjadi durhaka karena melawan orang tua, demikian juga di gereja,
kalau kasih itu sudah menjadi dingin, akan terjadi kedurhakaan dengan melawan
pimpinan. Dan kalau kasih yang sudah menjadi dingin serta kedurhakaan sampai
pada puncaknya, maka itu berarti sudah waktunya dunia ini akan dihukum dengan
hujan es dan api dari langit sampai musnah dan lenyap. Semoga kita dapat mengerti.
Tetapi TUHAN memberi tempat bagi kita supaya kita dapat memelihara diri di
dalam kasih ALLAH seperti yang terjadi dengan bangsa Israel. Pada waktu itu
TUHAN menyampaikan Firman kepada Musa dan TUHAN menunjukkan tempatnya. Inilah
saudaraku! Kegunaan dari Firman nubuat/Firman pengajaran yang benar yang kita
tekuni dihari-hari ini, Firman nubuat ini memberitahukan/mengungkapkan apa yang
akan terjadi dan sudah ada cara untuk mengantisipasinya/menghadapinya. Itu sebabnya
kita tidak menjadi kelabakan asal kita tekun mendengarkan Firman TUHAN, sebab
kita sudah tahu apa yang akan terjadi.
TUHAN menunjukkan dua tempat yang aman di mana kita dapat memelihara
diri di dalam kasih ALLAH sehingga kita terlidung dari penghukuman
hujan es dan api yang menyala yaitu :
- Keluaran 8 : 18, 19,
18. Sesungguhnya besok kira-kira waktu ini Aku akan menurunkan hujan es
yang sangat dahsyat, seperti yang belum pernah terjadi di Mesir sejak Mesir
dijadikan sampai sekarang ini.
19. Oleh sebab itu, ternakmu dan segala yang kaupunyai di padang, suruhlah
dibawa ke tempat yang aman; semua orang dan segala hewan, yang ada di padang
dan tidak pulang berkumpul ke rumah, akan ditimpa oleh hujan es itu, sehingga
mati."
Besok = masih besok = Firman nubuat -> apa yang akan terjadi besok, sudah
dinyatakan/dibukakan. Ini bukanlah ramalan tetapi pembukaan Firman TUHAN.
Sebab kalau ramalan itu tidak terjadi dan seringkali kita tertipu. Tetapi
Firman nubuat adalah sesuatu yang diungkapkan dan pasti terjadi.
Jadi dua tempat yang aman yang ditunjukkan oleh TUHAN supaya kita dapat memelihara
diri di dalam kasih ALLAH sehingga kita terluput dari penghukuman hujan es
dan api yang menyala-nyala.
Tempat pertama adalah pulang ke rumah, rumah ini menunjuk
pada rumah tangga. Di luar rumah tangga akan terjadi krisis kasih/kasih menjadi
dingin. Bagi anak-anak yang tidak suka berada di dalam rumah tangga dan lebih
suka berada di luar, akan berbahaya sebab kasih dapat menjadi dingin.
Demikian juga bagi suami-suami yang tidak suka berada di rumah dan lebih suka
berada di luar, juga akan berbahaya sebab itu berarti kasih sudah menjadi
dingin. Sebaiknya setelah bekerja, maka suami cepat kembali ke rumah jangan
berlarut-larut berada di luar rumah.
Demikian juga bagi isteri-isteri, jika ada kepentingan keluar rumah,cepat
kembali ke rumah sebab di luar rumah hanya ada hujan es/kasih menjadi dingin,
akibatnya bisa menjadi durhaka. Kedurhakaan ini memiliki bentuk yang macam-macam
seperti perselingkuhan dlsbnya. Itu sebabnya tempat nomor satu yang paling
aman adalah berada di dalam rumah tangga. Semoga kita dapat mengerti.
Bagaimana praktek dari kita memelihara diri di dalam kasih ALLAH di dalam
rumah tangga?
- saling mengaku dosa dan saling mengampuni. Jika kita berdosa/bersalah
-> kita mengaku, setelah diampuni, jangan berbuat lagi. Jika isteri/suami
bersalah -> saling mengampuni dan melupakan. Demikian juga anak-anak
dengan orang tua -> mari! Sudah berada di dalam rumah tangga bukan
untuk bertengkar/api tetapi untuk memelihara diri di dalam kasih ALLAH.
Atau di dalam rumah tangga menjadi hujan es/satu sama lain tidak menyapa.
Di mana dosa-dosa disingkirkan, maka di situ kasih ALLAH dicurahkan ->
Amsal 28 : 13, Siapa menyembunyikan pelanggarannya
tidak akan beruntung, tetapi siapa mengakuinya dan meninggalkannya akan
disayangi.
Kalau kita menyelesaikan dosa lewat saling mengaku/saling mengampuni,
maka kita akan mengalami kehangatan kasih ALLAH, sebab disayangi berarti
mengalami kehangatan kasih ALLAH. Di samping itu, jika dosa diselesaikan,
maka masalah juga akan diselesaikan oleh TUHAN. Jadi selain kita mengalami
kehangatan kasih ALLAH + segala masalah juga diselesaikan oleh TUHAN sebab
dosa-dosa ini yang membuat kita terpisah dari TUHAN sehingga Tuhan tidak
dapat melakukan apa-apa. Nasihat dari alm.bpk.pdt Totaijs adalah ‘mengaku
dosa adalah jalan yang paling singkat untuk ditolong oleh TUHAN’
Jika kita merasa dendam dan menyimpan dosa, maka itu berarti kasih sudah
menjadi dingin sehingga kita tidak dapat ditolong. Dan tadi dibagian atas
disebutkan ‘siapa yang menyembunyikan dosa, tidak beruntung’
jadi -> tidak ada kasih + menambah masalah = kita akan rugi. Jadi jalan
yang paling baik/bagus adalah saling mengaku dan saling mengampuni sehingga
dosa diselesaikan, kasih dicurahkan sehingga kita mengalami kehangatan
dari kasih TUHAN. Semoga kita dapat mengerti.
- mutlak melakukan kewajiban-kewajiban yang sesuai kedudukan di dalam
rumah tangga. Mutlak = harus, tidak bisa tidak sehingga ada kasih.
Apa yang menjadi kewajiban di dalam rumah tangga itu?
Efesus 5 : 22 – 24,
22. Hai isteri, tunduklah kepada suamimu seperti kepada Tuhan,
23. karena suami adalah kepala isteri sama seperti Kristus adalah kepala
jemaat. Dialah yang menyelamatkan tubuh.
24. Karena itu sebagaimana jemaat tunduk kepada Kristus, demikian jugalah
isteri kepada suami dalam segala sesuatu.
Ini adalah kewajiban yang mutlak sesuai dengan kedudukkan dari seorang
isteri di dalam rumah tangga. Mungkin ada seorang isteri yang bekerja
di kantor sehingga tidak dapat memasak, tidak dapat mencuci pakaian dlsbnya
karena harus bekerja di kantor -> ini berarti isteri ini tidak melakukan
kewajibannya yang mutlak, sebab kewajiban yang mutlak dari seorang isteri
adalah ia harus tunduk kepada suami di dalam segala sesuatu.
Saudara dapat melihat di dalam srt Kolose juga dimulai dari isteri, sebab
Hawa yang terlebih dahulu jatuh ke dalam dosa, barulah Adam. Tetapi banyak
kali para isteri tidak mengerti akan hal ini dan ingin memperbaiki rumah tangganya
dengan berkata bahwa ia akan berdoa bagi suaminya -> ini merupakan sesuatu
yang salah. Sebab untuk memperbaiki rumah tangga, harus dimulai dari isteri
terlebih dahulu dan kita dapat membaca di dalam ayat-ayat alkitab, semuanya
menunjuk pada isteri terlebih dahulu.
Saya seringkali menasihati isteri yang mengatakan kepada saya untuk menunggu
suaminya dan saya katakan kepada isteri itu untuk jangan berbuat seperti itu,
kalau ibu mempunyai kesempatan, maka ibu yang harus terlebih dahulu datang
beribadah/kuat terlebih dahulu di gereja, maka suami dapat ditarik. Sebab
jika menunggu suami, maka ini tidak sesuai dengan Firman sehingga tidak dapat
tertolong. Isteri terlebih dahulu, dan ini adalah rahasianya. Banyak rumah
tangga yang gagal, sebab isteri itu menuntut agar suaminya harus begini dan
begitu.
Jika isteri itu tunduk kepada suami di dalam segala sesuatu, maka itu berarti
isteri mendudukkan suami sebagai kepala dari isteri dan mendudukkan YESUS
sebagai Kepala di dalam rumah tangga, sebab di atas suami ada YESUS sebagai
Kepala. Di dalam ay 23, jelas tertulis -> karena suami adalah kepala isteri
sama seperti Kristus adalah kepala jemaat. Dialah yang menyelamatkan tubuh.
Menyelamatkan tubuh = menyelamatkan nikah, berarti YESUS akan menyelamatkan
nikah itu.
Di dalam penataran nikah, saya katakan kepada kedua calon mempelai -> ‘nikah
itu bagaikan perahu di tengah lautan’, sekalipun perahu itu dihantam
angin dan gelombang tetapi selama isteri tunduk kepada suami, maka TUHAN YESUS
Yang akan menyelamatkan nikah. Tetapi sekalipun angin sepoi-sepoi dan gelombang
hanya kecil, tetapi selama isteri itu tidak tunduk/melawan, maka perahu itu
akan oleng sehingga nikah itu tidak akan selamat bahkan menjadi hancur. Penyebab
dari nikah itu tidak selamat karena adanya pertengkaran, perselingkuhan sehingga
akan hancur. Ini merupakan hal yang benar-benar serius bagi seorang isteri.
Kemudian bagi suami -> Efesus 5 : 25 – 28,
25. Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi
jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya
26. untuk menguduskannya, sesudah Ia menyucikannya dengan memandikannya dengan
air dan firman,
27. supaya dengan demikian Ia menempatkan jemaat di hadapan diri-Nya dengan
cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu, tetapi supaya jemaat
kudus dan tidak bercela.
28. Demikian juga suami harus mengasihi isterinya sama seperti tubuhnya sendiri:
Siapa yang mengasihi isterinya mengasihi dirinya sendiri.
Suami melakukan kewajiban mutlak yaitu mengasihi isterinya sendiri. Mungkin
ada suami yang sakit atau terkena p.h.k, ini berarti suami itu belum melakukan
kewajiban yang mutlak. Tetapi kewajiban mutlak bagi suami adalah mengasihi
isteri seperti diri sendiri + di dalam srt Kolose lebih tepat -> ‘dan
jangan berlaku kasar pada isteri’. Perkataan, tidak boleh kasar, apalagi
sampai memukul isteri.
Jika ingin ada kasih ALLAH/memelihara diri di dalam kasih ALLAH, maka isteri
harus tunduk kepada suami dalam segala sesuatu dan suami mengasihi isteri
sendiri dan jangan berlaku kasar, berarti: suami menempatkan dirinya sebagai
kepala isteri dan menempatkan YESUS sebagai Kepala dari suami sehingga TUHAN
YESUS akan menyempurnakan/membawa nikah itu ke dalam kesucian dan kesempurnaan.
Di dalam ayat di atas, dikatakan ‘jemaat yang tidak bercacat cela’
= menyucikan dan menyempurnakan = membawa nikah itu ke dalam kesucian dan
kesempurnaan. Mari! Sekarang ini kita harus benar-benar serius sebab jika
tidak, maka kasih akan menjadi dingin sehingga kedurhakaan akan memuncak.
Itu sebabnya sekalipun di dalam rumah tangga sudah terjadi hujan es, kembalilah
kerumah tangga dengan saling mengaku dan mengampuni serta melakukan kewajiban-kewajiban
mutlak yaitu isteri tunduk kepada suami di dalam segala hal sehingga nikah
itu akan selamat.
Bukti dari YESUS menyelamatkan nikah adalah waktu kapal ditimpa angin dan
gelombang tetapi YESUS tidur, kemudian IA bangun dan menegur angin dan gelombang
itu sehingga angin dan gelombang menjadi reda dan kapal itu tidak tenggelam.
Kalau suami mengasihi isteri seperti diri sendiri dan tidak berlaku kasar,
maka TUHAN YESUS ada di sana untuk membawa nikah itu kedalam kesucian sampai
pada kesempurnaan.
Demikian juga dengan kedudukkan sebagai anak -> Efesus 6 : 2, 3,
2. Hormatilah ayahmu dan ibumu -- ini adalah suatu perintah yang penting,
seperti yang nyata dari janji ini:
3. supaya kamu berbahagia dan panjang umurmu di bumi.
Anak hormat/taat dengar-dengaran kepada orang tua dan ini berarti anak menempatkan
YESUS sebagai kepala di dalam rumah tangga sehingga ada kebahagiaan. Kalau
diurut, maka ada keselamatan, kesucian, kesempurnaan dan juga ada kebahagiaan.
Jadi nikah yang selamat, suci, sempurna dan bahagia akan mencapai puncaknya
pada pesta nikah Anak Domba waktu YESUS datang kembali kedua kalinya. Nikah
itu tidak kiamat bersama bumi/tidak terkena hujan es dan api yang berkobar-kobar
tetapi akan terangkat dan bersama dengan YESUS selama-lamanya. Ini semua tergantung
pada kita yang ada di dalam rumah tangga.
Jadi memelihara diri di dalam kasih ALLAH adalah:
- di dalam rumah tangga dengan saling mengaku dan juga saling mengampuni.
Kita jangan menyimpan dosa sebab kalau kita menyimpan dosa, maka tidak
akan beruntung sebab masalah akan terus datang . Tidak ada kehangatan
lagi di dalam rumah tangga. Itu sebabnya kita jangan mencari kehangatan
di luar rumah tangga sebab yang ada hanyalah api kedurhakaan yang memang
hangat tetapi itu bukanlah kasih.
- kemudian kita melakukan kewajiban dengan sungguh-sungguh sesuai dengan
kedudukkan kita sehingga YESUS ditempatkan sebagai Kepala di dalam rumah
tangga dan rumah tangga itu akan selamat, suci, sempurna dan bahagia sampai
pada puncak kebahagiaan yaitu masuk pesta nikah Anak Domba. Semoga kita
dapat mengerti.
- Keluaran 9 : 26, Hanya di tanah Gosyen, tempat kediaman
orang Israel, tidak ada turun hujan es.
Di tanah Gosyen -> ini menunjuk pada penggembalaan/kehidupan yang
tergembala. Tergembala ini dimulai dari saya sebagai gembala harus
tergembala dan saya belajar, jika ada tugas keluar, maka secepatnya saya kembali
ke penggembalaan. Jangan berlarut-larut sebab di luar ada banyak hujan es
dan ini sangat berbahaya.
Demikian juga bagi sidang jemaat, jika saudara bekerja kemudian mendapatkan
tugas keluar kota, begitu selesai bertugas, maka segera kembali ke rumah tangga
dan juga ke penggembalaan, sebab di luar sana hanya ada hujan es dan juga
api kedurhakaan. Semoga kita dapat mengerti.
Di dalam penggembalaan ada dua hal yang harus diperhatikan yaitu:
- jika mau tergembala, jelas harus memiliki kandang.
Di dalam tabernakel, maka kandang itu menunjuk pada ruangan suci yang
memiliki tiga alat di dalamnya. Secara jasmani, kandang itu menunjuk pada
organisasi gereja, tetapi secara rohani, penggembalaan itu menunjuk pada
ruangan suci di dalam tabernakel.
Ada tiga macam alat di dalam ruangan suci -> Kisah rasul 2
: 41, 42,
41. Orang-orang yang menerima perkataannya itu memberi diri dibaptis
dan pada hari itu jumlah mereka bertambah kira-kira tiga ribu jiwa.
42. Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan.
Dan mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa.
Jaman Musa |
Jaman rasul-rasul/hujan awal |
Jaman sekarang/hujan akhir |
Pelita emas |
Ketekunan di dalam persekutuan |
Ketekunan di dalam ibadah raya/hari Minggu |
Meja roti sajian |
Ketekunan di dalam pengajaran dan perjamuan suci |
Ketekunan di dalam ibadah pendalaman alkitab dan perjamuan suci |
Mezbah dupa emas |
Ketekunan di dalam berdoa |
Ketekunan di dalam ibadah doa penyembahan |
Inilah kandang penggembalaan = kita tergembala = kita berada di dalam
kandang penggembalaan.
Di dalam Pengkhotbah 4, di mulai dari dua orang/suami dan isteri yang
harus sungguh-sungguh tergembala sehingga tidak akan terputus/menjadi
kuat. Jika kita berada di dalam kandang penggembalaan/tergembala, maka
tali tiga lembar tidak dapat diputuskan -> Pengkhotbah 4 :
12, Dan bilamana seorang dapat dialahkan, dua orang akan
dapat bertahan. Tali tiga lembar tak mudah diputuskan.
Tiga lembar = ketekunan di dalam tiga macam ibadah pokok.
Ketekunan di dalam tiga macam ibadah pokok itu bagaikan kita memiliki
tali tiga lembar yang tidak dapat diputuskan.
Kalau dua orang/suami isteri tergembala dan memiliki tali tiga lembar,
maka mereka tidak dapat diputuskan sebab mereka menyatu di dalam nikah/ada
kesatuan di dalam nikah dan ini merupakan kesatuan yang paling kecil.
Kemudian kesatuan nikah ini akan lebih membesar sebab dibawa pada kesatuan
Tubuh Kristus/kesatuan di dalam penggembalaan sampai satu waktu kesatuan
di dalam Tubuh Kristus yang sempurna lewat sistim penggembalaan/tanah
Gosyen dan tali tiga lembar. Itu sebabnya, mari! Kita masuk dalam kandang/tanah
Gosyen, sebab di luar kandang ada hujan es/tidak ada kasih. Semoga kita
dapat mengerti.
Banyak kali yang menjadi kesalahan kita adalah kita pergi ke sana dan
kemari untuk mencari kasih, tetapi tidak ditemukan, sebab kasih hanya
ada di dalam sistim penggembalaan sebab tali tiga lembar tidak dapat diputuskan.
Semoga kita dapat mengerti.
Di dalam injil Yoh 21, ada pertumbuhan kasih. Awalnya Petrus menyangkal
TUHAN = ia tidak memiliki kasih. Tetapi ketika terjadi dialog bersama
TUHAN tentang penggembalaan, maka di situlah tumbuh kasih/kasih itu bertumbuh
sampai Petrus berani mati untuk TUHAN. Awalnya Petrus takut ditangkap
dan dimasukkan ke dalam penjara sebab ia takut mati karena ia tidak memiliki
kasih. Tetapi sekarang ia berani mati untuk TUHAN dan ini berarti kasih
yang bertumbuh.
Kalau kita masih banyak melakukan perhitungan dengan TUHAN, maka itu berarti
kita takut mati/belum memiliki kasih dan ini sangat berbahaya sebab kita
dapat menyangkal TUHAN. Tetapi kalau kita tergembala, maka kasih itu akan
bertumbuh sehingga kita dapat mengasihi TUHAN lebih dari segala sesuatu.
Yohanes 21 : 15 – 17,
15. Sesudah sarapan Yesus berkata kepada Simon Petrus: "Simon,
anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku lebih dari pada mereka ini?"
Jawab Petrus kepada-Nya: "Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi
Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku."
16. Kata Yesus pula kepadanya untuk kedua kalinya: "Simon, anak Yohanes,
apakah engkau mengasihi Aku?" Jawab Petrus kepada-Nya: "Benar
Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya:
"Gembalakanlah domba-domba-Ku."
17. Kata Yesus kepadanya untuk ketiga kalinya: "Simon, anak Yohanes,
apakah engkau mengasihi Aku?" Maka sedih hati Petrus karena Yesus
berkata untuk ketiga kalinya: "Apakah engkau mengasihi Aku?"
Dan ia berkata kepada-Nya: "Tuhan, Engkau tahu segala sesuatu, Engkau
tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah
domba-domba-Ku.
Kasih = gembalakan -> pertumbuhan kasih itu hanya ada di dalam penggembalaan
dan ini yang hendak dihancurkan oleh setan.
YESUS berkata kepada Petrus -> ‘Simon! Gembala akan dibunuh dan
domba-domba akan tercerai berai’. Dulu, gembala yang dihancurkan
oleh setan sebab gembala tidak tergembala/ia tidak berada di dalam kandang
sehingga domba-domba tercerai berai sebab setan tahu, bahwa pertumbuhan
kasih itu hanya ada di dalam sistim penggembalaan.
Hati Petrus sedih, karena ia teringat dan ia menyesal karena ia pernah
menyangkal YESUS. Petrus diperiksa oleh TUHAN soal kasih.
Pertanyaan pertama -> ‘Simon, adakah engkau mengasihi Aku dengan
kasih Agape? Kita sering berkata bahwa mujizat besar sebab memiliki gereja
yang besar, tetapi kita harus berhati-hati, sebab tanpa penggembalaan,
maka itu berarti tidak ada kasih. Kita jangan melihat besarnya mujizat,
melihat besarnya gedung gereja, tetapi kita harus melihat apakah ada kasih.
Di dalam 1 Kor 13 -> sekalipun bisa berbahasa malaikat, bisa berbuat
apa saja sampai menyerahkan nyawa tetapi kalau tanpa kasih, maka semuanya
tidak berarti apa-apa. Saya dan saudara juga diperiksa oleh TUHAN, apakah
kita memiliki kasih atau tidak. Semoga kita dapat mengerti.
Petrus jelas mengalami mujizat sebab ia dapat berjalan di atas air, ia
banyak melakukan segala sesuatu di dalam pekerjaan TUHAN -> bersama
TUHAN, ia memberi makan limaribu orang dengan lima ketul roti dan dua
ekor ikan. Pelayanannya memiliki mujizat, tetapi setelah diperiksa oleh
TUHAN, maka pelayanannya tanpa kasih dan ini berarti tidak memiliki arti
apa-apa. Di dalam penggembalaan, maka di situ ada pertumbuhan kasih, di
luar penggembalaan, tidak ada kasih/kering/dingin dengan contoh Simon
Petrus.
Yohanes 21 : 18, 19,
18. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya ketika engkau masih muda engkau
mengikat pinggangmu sendiri dan engkau berjalan ke mana saja kaukehendaki,
tetapi jika engkau sudah menjadi tua, engkau akan mengulurkan tanganmu
dan orang lain akan mengikat engkau dan membawa engkau ke tempat yang
tidak kaukehendaki."
19. Dan hal ini dikatakan-Nya untuk menyatakan bagaimana Petrus akan mati
dan memuliakan Allah. Sesudah mengatakan demikian Ia berkata kepada Petrus:
"Ikutlah Aku."
Engkau sudah menjadi tua = dewasa = dewasa secara rohani = pertumbuhan
rohani di dalam penggembalaan.
Pertumbuhan rohani = pertumbuhan kasih. Di luar penggembalaan = tidak
ada pertumbuhan = tidak ada kasih, yang ada hanyalah tercerai berai.
Simon Petrus/kita mengalami pertumbuhan rohani sehingga dapat mengasihi
TUHAN dengan tubuh, jiwa dan roh = segenap hidup kita. Gembala Agung sudah
menyerahkan Nyawa bagi kita, maka kita juga rela menyerahkan segala-galanya
bagi Dia tanpa perhitungan. Kalau dulu Simon selalu memakai perhitungan,
tetapi sekarang tidak lagi sebab ia sudah mengalami pertumbuhan kasih/kedewasaan
rohani.
Demikian juga dengan kita, kalau kita masih memakai perhitungan, maka
itu berarti kasih belum bertumbuh dan ini sangat berbahaya sebab dapat
menyangkal TUHAN sehingga akan masuk ke dalam hujan es dan juga kedurhakaan.
Itu sebabnya sekarang ini kita memohon kepada TUHAN -> tiga kali pertanyaan
= tiga macam ibadah = tali tiga lembar = pertumbuhan kasih/pertumbuhan
kedewasaan rohani sehingga kita tidak ragu-ragu menyerahkan segala sesuatu
untuk TUHAN. Petrus yang pada awalnya takut mati, tetapi diakhir hidupnya,
Petrus mati disalib dengan kepalanya berada di bawah sebab ia merasa tidak
layak menjadi seperti YESUS. Semoga kita dapat mengerti.
- selain harus memiliki kandang, juga harus ada makanan.
Jadi bagian yang kedua ini, kita harus memperhatikan Suara Gembala = makanan
= Firman penggembalaan.
Mari saudaraku! Selain kita harus memperhatikan kandang/tiga macam ibadah
sebab di sini kerohanian kita akan bertumbuh di dalam kasih/kita memelihara
diri di dalam kasih ALLAH, kita jangan lupa untuk memperhatikan Suara
Gembala/makanan.
Yohanes 10 : 1- 3,
1. "Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya siapa yang masuk ke dalam
kandang domba dengan tidak melalui pintu, tetapi dengan memanjat tembok,
ia adalah seorang pencuri dan seorang perampok;
2. tetapi siapa yang masuk melalui pintu, ia adalah gembala domba.
3. Untuk dia penjaga membuka pintu dan domba-domba mendengarkan suaranya
dan ia memanggil domba-dombanya masing-masing menurut namanya dan menuntunnya
ke luar.
Ay 1 -> kandang (ruangan suci)
Ay 3 -> Suara Gembala/Firman penggembalaan/Firman pengajaran yang benar
yang dipercayakan oleh TUHAN kepada seorang gembala untuk diberitakan
kepada domba-domba/menjadi makanan bagi domba-domba. Ini yang perlu diperhatikan,
sebab kalau berada di dalam kandang, maka pasti ada tempat untuk makanan
domba/ternak yang namanya palungan kecuali pada hari Natal, ada palungan
di dalam gereja, tetapi palungan yang sesungguhnya berada di dalam kandang.
Kita sebagai bangsa kafir dihari-hari ini harus mengenal palungan yaitu
kandang dan makanan. Yesaya 1 : 3, Lembu mengenal
pemiliknya, tetapi Israel tidak; keledai mengenal palungan yang disediakan
tuannya, tetapi umat-Ku tidak memahaminya."
Keledai/bangsa kafir harus mengenal palungan, sebab palungan ini sudah
menyangkut kandang dan juga menyangkut makanan -> bangsa kafir harus
mengenal dengan baik Firman penggembalaan, jangan menjadi asing terhadap
Firman penggembalaan. Kita jangan begitu saja/asal-asalan tergembala sebab
bukan kandangnya apalagi kandang secara jasmani yang harus kita perhatikan
sebab kita akan rugi, tetapi kita juga harus melihat makanannya.
Bagaimana dengan makanannya? Apakah kita dapat memakannya atau tidak,
apakah kita dapat memakan Firman sampai kita merasa kenyang/puas? Jika
kita dapat makan dan merasa kenyang/puas maka sudah dapat dipastikan kita
tidak akan pergi kemana-mana. Sebab orang yang sudah kenyang, untuk berjalan
saja sudah sulit. Jika kita dapat makan dan merasa kenyang, maka itu berarti
kita tergembala di tempat/di kandang itu.
Itu sebabnya dihari-hari ini kita memohon kepada TUHAN, sebab sebagai
domba terutama kita sebagai bangsa kafir/keledai agar kita dapat sungguh-sungguh
tergembala dan harus mengenal palungan -> kita sudah harus mantap berada
di dalam kandang/ketekunan + makanan yang dapat dimakan sehingga kita
dapat merasa kenyang/puas dan di situlah kita sedang tergembala. Semoga
kita dapat mengerti.
Jika keledai/kita tidak mengenal palungan sebab kita hanya asal-asalan/tidak
tergembala dengan baik/tidak dapat makan Firman dengan baik maka akan
berbahaya sebab dapat menjadi keledai liar bahkan menjadi keledai jalang.
Di dalam ktb Ayub 39 : 8, Siapakah yang mengumbar
keledai liar, atau siapakah yang membuka tali tambatan keledai jalang?
Jika keledai tidak mengenal palungan/tidak mengenal makanan penggembalaan
sehingga asal makan saja, maka dapat menjadi keledai liar, bahkan keledai
jalang yang hanya hidup di dalam hawa nafsu daging sampai pada puncaknya
dosa yaitu dosa sex dan dosa makan minum.
Seringkali di dalam penggembalaan itu banyak terjadi kesalahan, sebab
ada yang berkata bahwa kita tidak perlu tergembala sebab kita tidak bebas/kita
diikat -> ini yang sekarang diberitakan dan merupakan suatu kesalahan.
Di dalam sistim penggembalaan, kita memang diikat/dibendung tetapi yang
dibendung bukan aktifitasnya tetapi yang dibendung adalah dagingnya supaya
tidak menjadi liar dan jalang. Daging diikat dengan tali tiga lembar/Firman
penggembalaan. Apa gunanya kita melayani TUHAN tetapi kita seperti keledai
liar dan jalang sebab kita tidak tergembala dan ini akan mengarah kepada
kebinasaan. Semoga kita dapat mengerti.
Aktifitas dari Firman penggembalaan/Suara Gembala -> Yohanes
10 : 3, Untuk dia penjaga membuka pintu dan domba-domba mendengarkan
suaranya dan ia memanggil domba-dombanya masing-masing menurut namanya
dan menuntunnya ke luar.
Aktifitas YESUS sebagai Gembala Agung/Gembala Yang Baik adalah (*)memanggil
domba-domba sesuai namanya dan juga menuntun domba-domba.
Saya akan melengkapi di dalam Amsal 1 : 23 – 25,
23. Berpalinglah kamu kepada teguranku! Sesungguhnya, aku hendak mencurahkan
isi hatiku kepadamu dan memberitahukan perkataanku kepadamu.
24. Oleh karena kamu menolak ketika aku memanggil, dan tidak ada orang
yang menghiraukan ketika aku mengulurkan tanganku,
25. bahkan, kamu mengabaikan nasihatku, dan tidak mau menerima teguranku,
Jadi Firman penggembalaan/Firman pengajaran yang benar ialah:
(*)memanggil -> ay 24, sementara Firman penggembalaan/Firman
pengajaran yang benar diberitakan, maka itu adalah aktifitas dari TUHAN
sebagai Gembala Agung Yang sedang memanggil kita sesuai dengan nama masing-masing/memanggil
secara pribadi. Kapan hal ini terjadi? Kalau Firman penggembalaan/Firman
pengajaran menunjuk:
- dosa-dosa kita.
- keadaan kita yang mungkin sudah kalut. Di dalam rumah tangga keadaan
kita sudah hancur.
Inilah panggilan TUHAN sesuai dengan nama pribadi kita.
Sebagai contoh:
kita melihat catatan antara si A dengan catatan si B pasti berbeda
sebab ini merupakan panggilan TUHAN secara pribadi. Di mana saudara
ditekan, maka disitulah panggilan TUHAN. Demikian juga dengan kesaksian,
juga berbeda sebab itu menunjuk pada keadaan kita. Inilah Firman hidup.
Kalau pengetahuan, maka hasilnya akan sama -> 1 + 1 = 2. Inilah perbedaan
antara Firman dengan pengetahuan, itu sebabnya Firman jangan dijadikan
pengetahuan sebab Firman itu bukanlah ilmiah tetapi ilham/pembukaan Firman
= memanggil nama kita masing-masing.
Itu sebabnya kita harus berdoa supaya setiap Firman yang diberitakan memanggil
nama masing-masing pribadi sesuai dengan:
- dosa-dosa kita
- keadaan kita masing-masing supaya kita dapat mengaku kepada TUHAN
dan juga kepada sesama sehingga kita diampuni oleh TUHAN.
Inilah aktifitas Firman penggembalaan. Semoga kita dapat mengerti.
Kemudian ‘berpalinglah kamu kepada teguranKU’ . jadi selain
memanggil, maka Firman penggembalaan juga (*)menegur kita dengan keras
supaya kita bertobat/berhenti dosa dan kembali kepada TUHAN. Banyak
kali kita sudah mengaku dosa-dosa kita, tetapi baru meninggalkan gedung
gereja kita sudah berbuat dosa lagi. Itu sebabnya Firman penggembalaan
itu memiliki teguran supaya kita bertobat/berhenti berbuat dosa dan kembali
kepada TUHAN.
Kalau sudah terjadi teguran dan kita sudah berhenti berbuat dosa, maka
itu berarti kita sudah memiliki hubungan dengan TUHAN, maka akan ada (***)nasihat
-> aktifitas Firman pengajaran selain memanggil, menegur, juga menasihati
kita sebab nasihat itu merupakan jalan keluar dari permasalahan.
Mari saudaraku! Mengapa seringkali Firman itu terus menerus keras, ini
karena kita mempertahankan dosa. Sebab kalau Firman itu sudah benar-benar
memanggil nama kita, juga menunjuk dosa-dosa kita sehingga kita dapat
mengaku dan diampuni, kemudian kita ditegur untuk bertobat, maka TUHAN
datang memberi nasihat yang merupakan:
- jalan keluar dari segala permasalahan dan pasti masalah itu akan
selesai
- tuntunan TUHAN/TUHAN menuntun domba-domba dan ini adalah uluran
Tangan TUHAN seperti yang ditulis di dalam Amsal 1 -> ‘kamu
menolak ketika Aku mengulurkan Tangan.
Itu sebabnya kita jangan menyalahkan Firman penggembalaan yang TUHAN percayakan
kepada kita lewat ilham kepada alm.bpk.pdt v Gessel, yang salah adalah
kita sebab kita tidak bertobat sehingga kita tidak pernah merasakan uluran
Tangan TUHAN. Tetapi kalau Firman yang dibukakan itu menunjuk keadaan
kita sehingga kita mengaku dan bertobat, maka sudah dapat dipastikan kita
akan mengalami uluran Tangan TUHAN untuk menuntun dan menyelesaikan masalah.
Sebab nasihat itu merupakan uluran Tangan TUHAN untuk menyelesaikan masalah
dan untuk menuntun kita sampai pada kemuliaan -> Mazmur 73
: 24, Dengan nasihat-Mu Engkau menuntun aku, dan kemudian
Engkau mengangkat aku ke dalam kemuliaan.
Inilah saudaraku! Firman penggembalaan yang berisi hanya menunjuk dosa
dan masalah, sebab setiap harinya kita berkecimpung di dalam dosa dan
masalah sehingga ditunjuk oleh Firman supaya kita sadar, mengaku dan bertobat.
Kalau kita bertobat, maka TUHAN akan mengulurkan Tangan/Tuhan menyelesailan
masalah dan TUHAN juga menuntun kita serta mengangkat kita ke arah kesucian,
kemuliaan sampai pada kesempurnaan.
Bagaimana dengan sikap kita jika TUHAN mengulurkan TanganNYA? Sikap kita
seperti Petrus yang tidak ragu-ragu untuk mengulurkan tangannya.
Mari saudaraku! Sementara Firman penggembalaan diberitakan yang merupakan
uluran Tangan Gembala Agung kepada kita, maka sikap kita juga mengulurkan
tangan kepada TUHAN, artinya:
- kita taat dengar-dengaran.
- rela berkorban apapun untuk TUHAN/tidak egois = menyerahkan segala
sesuatu kepada TUHAN. Sehingga Tangan bertemu tangan dan kita benar-benar
menerima kasih.
Hasilnya -> Yesaya 40 : 11, Seperti seorang gembala
Ia menggembalakan kawanan ternak-Nya dan menghimpunkannya dengan tangan-Nya;
anak-anak domba dipangku-Nya, induk-induk domba dituntun-Nya dengan hati-hati.
Menghimpun dengan Tangan = memeluk dengan Tangan.
Jika TUHAN mengulurkan Tangan dan kita juga mengulurkan tangan, maka hasilnya:
- Tangan Gembala Agung menghimpun kita/menyatukan kita/membawa kita ke dalam
kesatuan Tubuh Kristus yang sempurna mulai dari kesatuan nikah. Mari! Kalau
ada nikah yang tercerai berai, maka suami dan isteri harus tergembala = banyak
mengulurkan tangan kepada TUHAN. Itu sebabnya setiap Firman penggembalaan
yang diberitakan jangan kita tolak tetapi kita harus mengulurkan tangan ->
mengaku dosa, bertobat menyerah sepenuhnya kepada TUHAN, rela mengorbankan
apa saja untuk TUHAN/tidak egois. Sebab sesungguhnya kekuatan tangan kita
tidak memiliki kemampuan, tetapi kekuatan Tangan Gembala Agung Yang mampu
menolong dan menyatukan kita.
- Memangku/anak-anak domba dipangku = segala beban/berat dari yang dipangku,
semuanya ditanggung oleh yang memangku/oleh TUHAN -> TUHAN Gembala Agung
menanggung segala beban kita.
Jika kita memangku anak kita, maka dipastikan ada pemeliharaan terhadap anak
itu. Tidaklah mungkin anak itu kita pangku seharian, jika anak itu berteriak,
maka orang tua akan memberikan apa saja agar anak itu menjadi diam. Segala
letih lesu dan beban ditanggung oleh TUHAN, kita diberi kelegaan dan dipelihara
oleh TUHAN. Raja Daud sendiri mengatakan: ‘TUHAN Gembalaku, takkan kekurangan
aku’= kita dipelihara oleh TUHAN. Oleh sebab itu kita harus bersungguh-sungguh
sekarang ini dengan masuk di dalam pengggembalaan apapun keadaan kita, TUHAN
masih mampu menolong.
- induk domba dituntunNYA dengan hati-hati, kita dituntun ke tempat pengggembalaan
yang terakhir yaitu Yerusalem Baru/kerajaan surga. Sambil menuntun, TUHAN
menghapus air mata kita sedikit demi sedikit -> Wahyu 7 : 17,
Sebab Anak Domba yang di tengah-tengah takhta itu, akan menggembalakan
mereka dan akan menuntun mereka ke mata air kehidupan. Dan Allah akan menghapus
segala air mata dari mata mereka."
Mari saudaraku! Banyak yang mengalami kesusahan sehingga banyak air mata,
kita jangan seperti Esau yang berada di luar penggembalaan sehingga air matanya
tidak terhapus/tidak ada seorangpun yang dapat menghapus air matanya/ia mencucurkan
air mata untuk selama-lamanya. Tidak seperti Yakub yang selalu tinggal di
dalam kemah.
Kalau kita berada di dalam penggembalaan -> mungkin suami tidak dapat menghapus
air mata isteri demikian juga dengan isteri yang tidak dapat menghapus air
mata suami, anak juga tidak dapat menghapus air mata orang tua, orang tua
juga tidak dapat menghapus air mata anak. Tetapi TUHAN YESUS dapat menghapus
air mata kita, itu sebabnya kita jangan berputus asa jika tidak ada seorang
pun yang dapat membantu sebab masih ada Tangan Yang berlubang paku yang akan
menghapus air mata kita sedikit demi sedikit sampai satu saat tidak ada lagi
air mata dan itu berarti kita sudah sampai pada tempat penggembalaan yang
terakhir yaitu Yerusalem Baru.
- kalau kita dipanggil dan kita mendengarkan panggilanNYA, maka Tangan Gembala
Agung akan menuliskan nama kita di dalam kitab kehidupan ->
Wahyu 2 : 17, Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan
apa yang dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat: Barangsiapa menang, kepadanya
akan Kuberikan dari manna yang tersembunyi; dan Aku akan mengaruniakan kepadanya
batu putih, yang di atasnya tertulis nama baru, yang tidak diketahui oleh
siapa pun, selain oleh yang menerimanya."
Nama baru dari manna; manna = Firman penggembalaan = manna yang tersembunyi
= roti malaikat. Inilah penggembalaan/sistim penggembalaan, TUHAN sedang mengenal
dan memanggil kita sampai IA menulis nama yang baru di dalam kitab kehidupan.
Ini merupakan tanggung jawab Dia sebagai Gembala Agung Yang rela menyerahkan
Nyawa.
Awalnya kita adalah manusia berdosa/bangsa kafir yang liar tetapi Gembala
Agung menyerahkan Nyawa bagi domba dan memanggil kita dari jauh. Bukan hanya
memanggil, tetapi kita dituntun dan dipelihara oleh TUHAN sampai nama ditulis
di dalam kitab kehidupan. Itu sebabnya jangan berhenti untuk tergembala sebab
di dalam penggembalaan, nama sedang ditulis di dalam kitab kehidupan. Kita harus
bersungguh-sungguh menyerahkan hidup ini kepada Gembala Agung. TUHAN memberkati.
1