Kita masih tetap membahas di dalam srt Yudas 1 yang berbicara tentang tudung penghukuman yang berarti perlindungan dan pemeliharaan TUHAN kepada gereja yang benar dan sekaligus pemisahan dengan gereja yang palsu. Bagaikan ilalang/gereja palsu yang dipisahkan dari gandum/gereja yang benar; ilalang/gereja palsu akan dibakar habis sedangkan gandum/gereja benar yang mengutamakan Firman akan masuk ke dalam lumbung/kerajaan surga yang kekal.
Yudas 1 : 17 – 19 >>> gereja daging,
17. Tetapi kamu, saudara-saudaraku yang kekasih, ingatlah akan apa yang
dahulu telah dikatakan kepada kamu oleh rasul-rasul Tuhan kita, Yesus Kristus.
18. Sebab mereka telah mengatakan kepada kamu: "Menjelang akhir zaman akan
tampil pengejek-pengejek yang akan hidup menuruti hawa nafsu kefasikan mereka."
19. Mereka adalah pemecah belah yang dikuasai hanya oleh keinginan-keinginan
dunia ini dan yang hidup tanpa Roh Kudus.
Jadi tanda dari gereja daging adalah:
Kita tahu ada tiga tingkatan kesatuan di dalam Tubuh Kristus yang di mulai dengan:
Mari kita pelajari sekarang tentang kesatuan di dalam nikah yang merupakan kesatuan tubuh yang terkecil. Nikah ini adalah pemberian yang mulia dari TUHAN dan diberikan hanya kepada manusia. Malaikat tidak mengenal nikah apalagi ciptaan yang lain seperti binatang. Itu sebabnya kita harus memperhatikan nikah agar kita jangan menjadi pemecah belah di dalam nikah. Inilah gereja daging yang mulai memecah belah nikah.
Ada banyak problem/masalah di dalam nikah, misalnya ada yang sakit, kekurangan uang. Tetapi problem/masalah yang terberat di dalam nikah adalah jika nikah itu tidak menjadi satu antara suami dan isteri, anak dengan orang tua dan juga antara kakak dengan adik seperti Kain dengan Habel. Inilah problem yang terberat di dalam nikah sehingga tidak ada kebahagiaan. Di dunia ini, tidak ada kebahagiaan yang melebihi kebahagiaan nikah yang menjadi satu sebab kebahagiaan itu akan meningkat sampai pada kebahagiaan pesta nikah Anak Domba/kebahagiaan surga -> hidup di dunia tetapi serasa hidup di surga.
Tetapi lawan katanya -> tidak ada sengsara yang lebih daripada sengsara di dalam nikah yang terpecah belah/serasa di neraka -> hidup di dunia, tetapi sudah merasakan neraka kalau nikah itu terpecah belah. Ini tidak dapat ditutupi dengan harta atau dengan apapun. Inilah gereja daging/pemecah belah di dalam nikah sehingga tidak memiliki kebahagiaan tetapi yang ada hanyalah sengsara bagaikan di dalam neraka.
Bagi kaum muda yang belum menikah, sangatlah berbahagia mendengar berita ini dan ini bukan berarti saudara dipaksa untuk menikah -> tidak! Tetapi ini merupakan persiapan jika TUHAN memanggil untuk menikah, supaya pengalaman-pengalaman dari nikah-nikah yang terpecah belah itu jangan terulang lagi.
Supaya nikah tidak terpecah belah, maka nikah itu harus memperhatikan dua hal yaitu:
Tetapi kita melihat secara kenyataan, suami dan isteri itu secara fisik/secara jasmani itu memiliki banyak perbedaan -> rambutnya berbeda selera makannya berbeda, kesukaan/hobbinya berbeda, itu sebabnya bagaimana dapat menjadi satu? Yang jasmani dapat berbeda, tetapi dapat ditutupi dengan yang rohani yaitu kesatuan di dalam Firman pengajaran. Kalau yang jasmani sudah berbeda, kemudian yang rohani juga berbeda, kapan dapat menyatu/menjadi satu? Tidak mungkin dapat menjadi satu. Hanya Firman pengajaran yang mampu/yang dapat menggarap kehidupan nikah/suami, isteri, anak, orang tua, kakak dan adik menjadi satu kesatuan. Itu sebabnya saya bertekad, kalau ada yang mau menikah tetapi mereka memiliki baptisan air yang berbeda, maka saya tidak akan mau memberkati nikah mereka. Sebab itu bukanlah memberkati, tetapi justru mencerai beraikan nikah mereka. Yang jasmani sudah tidak sama, kemudian yang rohani juga tidak sama, kemudian nikah itu hendak dibawa ke mana -> ini yang selalu saya katakan kepada kaum muda. Sebab kalau tidak menjadi satu, maka nikah itu hanyalah hawa nafsu daging/melampiaskan hawa nafsu daging/kembali ke jaman Nuh dan ke jaman Lot. Semoga kita dapat mengerti hal ini.
Di dalam injil Matius 18, ini khusus untuk suami isteri. Kalau suami dan isteri
sudah menjadi satu, maka nikah itu akan menjadi hal yang luar biasa.
Matius 18 : 19, Dan lagi Aku berkata kepadamu: Jika dua
orang dari padamu di dunia ini sepakat meminta apapun juga, permintaan mereka
itu akan dikabulkan oleh Bapa-Ku yang di sorga.
Sepakat = sehati -> ini adalah suami dan isteri/jika dua orang sepakat/sehati.
Kapan suami dapat sehati dengan isterinya? Kalau hati suami itu diisi dengan
satu macam Firman pengajaran yang benar. Jika sudah sepakat/satu hati, maka
mereka berdua dapat berdoa dan menyembah TUHAN sehingga doa mereka naik ke hadirat
TUHAN dan TUHAN menjawab doa mereka, berarti segala masalah dapat diselesaikan
dengan benar. Kalau tidak sepakat/tidak sehati, hanya mendatangkan/menambah
masalah, tetapi kalau kita sepakat/sehati untuk diisi dengan satu macam Firman
pengajaran maka suami isteri dapat menaikkan doa. Apalagi ditambah dengan anak-anak
sebab di mana dua/tiga orang berkumpul, akan menjadi sangat luar biasa sebab
TUHAN hadir menjawab doa sehingga segala masalah selesai dan suasana surga/suasana
damai ada di dalam nikah itu.
Anak-anak juga dilibatkan bersama orang tuanya seperti Nuh yang masuk dalam satu bahtera bersama isterinya dan juga dengan anak-anaknya. Kalau Nuh sudah memiliki cucu, pasti cucunya juga sudah masuk ke dalam bahtera bersama dengan mereka. Bahtera ini juga menunjuk pada tabernakel/pengajaran tabernakel.
Jadi inilah perjalanan nikah yang harus diperiksa, terlebih dahulu tujuan dari saya menikah dengan dia itu apa? Yaitu menjadi satu dan bukan yang lain. Dan dimulai dengan satu hati/sepakat untuk diisi dengan satu Firman pengajaran yang benar.
Kalau di dalam tabernakel, maka itu adalah meja roti sajian (http://www.gptkk.org/mrs.php) yang di atas meja itu terdapat dua susun roti yang masing-masing susun terdiri atas enam susun roti/66 ini menunjuk pada isi dari alkitab/Firman pengajaran yang benar. Di atas roti itu terdapat dupa. Kalau dua susun roti itu adalah Firman pengajaran yang benar tetapi kalau dipecah menjadi satu susun/enam, maka itu merupakan angka dari manusia sebab manusia itu diciptakan pada hari keenam. Manusia tetapi sudah berbentuk roti -> manusia daging yang sudah diisi dengan Firman pengajaran yang benar = suami. Enam yang lain/manusia daging yang sudah diisi dengan Firman pengajaran yang benar = isteri. Jika suami dan isteri diisi dengan satu Firman pengajaran yang benar maka naiklah asap dupa ke atas -> doa mereka naik dan dijawab oleh TUHAN sehingga segala masalah selesai + suasana surga ada di tengah mereka. Apalagi jika anak-anak juga dilibatkan -> dua atau tiga orang. Kita di sini sekarang berapa orang yang ada di sini, alm.bpk.pdt Totaijs mengatakan kita sebagai mezbah dupa yang besar maka hadirat TUHAN nyata kalau kita satu hati. Semoga kita dapat mengerti.
Tetapi didalam perjalanan nikah masih ada yang menjadi halangan dalam kesatuan
nikah -> Matius 19 : 8, Kata Yesus kepada mereka: "Karena
ketegaran hatimu Musa mengizinkan kamu menceraikan isterimu, tetapi sejak semula
tidaklah demikian.
Kita harus menjaga ketegaran hati/kekerasan hati, sebab ini yang menyebabkan
terjadinya perpecahan di dalam nikah. Kekerasan hati ini bukan hanya penyebab
perpecahan di dalam rumah tangga, tetapi juga terjadinya kekerasan di dalam
perbuatan di dalam rumah tangga yang sudah banyak kita dengar dan sudah dilaporkan
ke polisi yang terjadi atas pembantu rumah tangga, atas sesama anggauta di dalam
rumah tangga dlsbnya. Ini semua dapat terjadi karena bersumber dari kekerasan
hati/ketegaran hati.
Apa yang menjadi praktek dari kekerasan hati itu? prakteknya adalah memakai
kebenaran diri sendiri.
Kebenaran diri sendiri ini adalah kebenaran dari orang berdosa/orang yang salah
dengan cara menyalahkan orang lain -> pribadinya sendiri yang bersalah, supaya
menjadi benar, ia menyalahkan orang lain dan sampai pada akhirnya pribadi itu
menyalahkan TUHAN. Ini yang mencerai beraikan/yang memecah belah. Semoga kita
dapat mengerti.
Sedangkan kebenaran dari TUHAN/dari Firman yaitu kebenaran dari manusia berdosa yang diperoleh dengan cara mengaku dosa karena pekerjaan dari Firman pengajaran. Kalau Firman TUHAN bekerja menusuk dosa-dosa kita dan kita mengakuinya, maka itu adalah kebenaran dari TUHAN -> kita mengaku dosa/merasa bersalah, tetapi dapat menjadi satu dan ini berbeda dari mengaku benar, tetapi terjadi perpecahan. Mengaku dosa kepada sesama itu memang terasa sulit sebab bagaikan kita menaiki gunung Joljuta -> sulit karena mempertahankan gengsi dlsbnya. Kalau kita menunjuk kesalahan orang lain, maka itu berarti bagaikan kita bermain pedang tetapi biarlah pedang itu menusuk kita/kita yang mengaku dosa sebab ini yang menyatukan. Semoga kita dapat mengerti.
Rumus dari nikah itu ada di dalam injil Matius 19 : 5, Dan
firman-Nya: Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu
dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging.
Rumus dari nikah itu adalah 1/suami + 1/isteri = seharusnya menjadi 2, tetapi
keduanya ini menjadi 1 -> 1 + 1 = 1. Di antara suami dan isteri itu hanya
boleh ada tanda +/salib = kasih dari kayu salib. Sesungguhnya kita sebagai manusia
daging ini tidak memiliki kasih, yang ada hanyalah emosi, ambisi, keinginan
dllnya. Jadi, kalau seorang suami harus mengasihi isteri/isteri harus mengasihi
suami -> darimana asal kasih itu? kita hanya menerima dari atas kayu salib/kasih
dari Joljuta/dari Korban Kristus sebab ini yang menyatukan nikah.
Sekarang ini pertanyaannya, apakah saya sudah memiliki kasih dari kayu salib/kasih dari Korban Kristus di dalam nikahku? Banyak kali kita salah, sebab kita berpikir kalau berbicara tentang kasih, itu berarti kita memberi/mengasih sesuatu kepada seseorang. Padahal kita diberi/dikasih untuk membelenggu mulut kita. Memberi kepada orang itu bukanlah itu yang terutama, sebab kalau kita memiliki kasih dari atas kayu salib, maka ada prakteknya.
Praktek dari kita memiliki kasih itu, kita hanya melihat kepada YESUS saja, sebab untuk apa YESUS mati di atas kayu salib? untuk mengakui dosa-dosa kita serta mengampuni dosa-dosa kita. YESUS tidak berdosa/tidak bersalah tetapi IA mengakui segala dosa manusia dan mengampuni -> ‘Bapa, ampunilah’. Jadi praktek kasih dari kayu salib adalah saling mengaku dan saling mengampuni -> ini artinya kita benar-benar memiliki kasih. Kalau hanya memberi/mengasih, belum tentu kita memiliki kasih.
Di dalam setiap penataran untuk pasangan yang akan menikah, banyak kali saya memberi contoh yang ekstrim -> seorang suami datang dari Singapura dengan membawa cincin berlian yang mahal, sehingga isteri berkata, bahwa suaminya itu mengasihinya, padahal suami ini sudah menelikung isterinya sebab ia juga memiliki isteri di Singapura dan isteri tidak mengetahuinya. Suami memberikan, supaya isteri itu diam/bungkam dan berpikir bahwa suaminya itu adalah seorang yang baik. Inilah arti dari kasih kalau hanya didefinisikan dengan memberi/mengasih tetapi arti sesungguhnya dari kasih adalah saling mengaku dan saling mengampuni. Kalau mengaku dosa harus dengan jujur dan kalau diampuni jangan berbuat dosa lagi; kalau sudah mengampuni, harus melupakan, kita jangan mengingat-ingat lagi -> dosa itu benar-benar dipaku di kayu salib sehingga nikah itu menjadi satu sehingga suasana surga ada ditengah-tengah mereka.
Mari! kita memeriksa awal dari nikah kita, kemudian memeriksa perjalanan nikah, apa yang menjadi tujuan dan halangan dari kita menikah. Jangan ada kekerasan hati tetapi kita kembali kepada Firman pengajaran yang merupakan modal dari nikah dan juga kita kembali ke kayu salib/kembali kepada Korban Kristus supaya dapat menjadi satu. Untuk sekarang ini, maka sangat bagus kalau nikah itu tekun di dalam ibadah pendalaman alkitab/tekun di dalam Firman pengajaran untuk menerangi awal nikah, perjalanan nikah sebab ada Korban Kristus untuk menghapus segala dosa kesalahan kita. Sebab siapa yang tidak pernah terkena debu kalau berjalan? Atau tersandung kalau berjalan? Kalau suami isteri, anak dan orang tua tekun di dalam ibadah pendalaman alkitab karena ada Firman pengajaran yang benar dan juga da Korban Kristus, maka nikah itu semakin hari akan semakin disatukan. Inilah kesatuan yang terkecil yang sudah harus kita raih dihari-hari ini. Semoga kita dapat mengerti.
Kalau sudah ada kesatuan di dalam nikah, maka selanjutnya adalah kesatuan
di dalam penggembalaan. Mari penggembalaan di gereja masing-masing/kesatuan
di dalam penggembalaan dan nanti sekaligus kesatuan di dalam antar penggembalaan/antar
gereja.
Kita harus memperhatikan kesatuan di dalam penggembalaan sebab ada dua
hal penyebab perpecahan di dalam penggembalaan yaitu:
Kemudian kesatuan selanjutnya adalah kesatuan Tubuh internasional yaitu Israel dan kafir menjadi satu tubuh yang sempurna/Mempelai Wanita TUHAN di dalam Tubuh Kristus. Itu sebabnya, sekarang ini kita jangan menjadi pemecah belah tetapi kita masuk dalam kesatuan yang di mulai dari kesatuan di dalam nikah, kesatuan di dalam penggembalaan sampai nanti kita akan masuk dalam kesatuan Tubuh Kristus secara internasional/Tubuh Kristus yang sempurna/Mempelai Wanita TUHAN. Semoga kita dapat mengerti.
Yohanes 10 : 16
Ada lagi pada-Ku domba-domba lain, yang bukan dari kandang ini; domba-domba itu harus Kutuntun juga dan mereka akan mendengarkan suara-Ku dan mereka akan menjadi satu kawanan dengan satu gembala.
Satu kawanan dengan satu gembala = satu Tubuh dengan Satu Kepala.
Sebenarnya domba itu adalah Israel -> waktu perempuan Kanani datang kepada
TUHAN dan ia berkata -> ‘tolonglah aku karena anakku kerasukan setan
dan ia sangat menderita’. Jawaban dari TUHAN adalah -> ‘Aku datang
hanya untuk mencari domba yang hilang dari Israel’. Jadi yang diakui sebagai
domba adalah Israel. Tetapi kafir adalah anjing -> ‘tidak patut roti
untuk anak-anak/Israel diberikan kepada anjing/kafir’. Tetapi kalau kafir
sudah ditebus, maka mereka juga menjadi domba dari TUHAN.
Ada padaKU domba lain yang bukan dari kandang ini. Kandang ini = Israel. Domba lain = kafir yang harus KUtuntun juga sampai menjadi satu kawanan/Israel dan kafir dengan Satu Gembala/satu tubuh dengan Satu Kepala itulah YESUS. Di dalam injil Yohanes 10 : 11 -> ‘Gembala Yang Baik menyerahkan Nyawa’ -> untuk dapat mempersatukan domba dari kandang Israel dengan domba dari kandang kafir, tidaklah mudah. Itu sebabnya YESUS sebagai Gembala Yang Baik harus menyerahkan Nyawa di atas kayu salib dan ini merupakan jaminannya.
Di dalam srt Efesus juga dijelaskan bahwa untuk menyatukan Israel dan kafir
harus melewati salib/Korban dari gembala Yang Baik -> Efesus 2 :
13 – 16,
13. Tetapi sekarang di dalam Kristus Yesus kamu, yang dahulu "jauh",
sudah menjadi "dekat" oleh darah Kristus.
14. Karena Dialah damai sejahtera kita, yang telah mempersatukan kedua pihak
dan yang telah merubuhkan tembok pemisah, yaitu perseteruan,
15. sebab dengan mati-Nya sebagai manusia Ia telah membatalkan hukum Taurat
dengan segala perintah dan ketentuannya, untuk menciptakan keduanya menjadi
satu manusia baru di dalam diri-Nya, dan dengan itu mengadakan damai sejahtera,
16. dan untuk memperdamaikan keduanya, di dalam satu tubuh, dengan Allah oleh
salib, dengan melenyapkan perseteruan pada salib itu.
Jauh = bangsa kafir; Darah = di atas kayu salib. Gembala Yang Baik menyerahkan
NyawaNYA di atas kayu salib/Korban Kristus untuk mempersatukan Israel dengan
kafir menjadi satu kawanan dengan Satu Gembala/satu tubuh dengan Satu Kepala.
Ini yang menjadi arah kita. Itu sebabnya kita jangan membicarakan tentang kesatuan
tubuh Kristus kalau kita belum mencapai kesatuan di dalam nikah dan juga kesatuan
di dalam penggembalaan. Itu sebabnya kita harus bersungguh-sungguh di dalam
kesatuan, kita jangan menjadi gereja daging/gereja palsu yang justru memecah
belah karena mereka itu anti kesatuan. Semoga kita dapat mengerti.
Jika kita ingin masuk di dalam pelayanan pembangunan Tubuh Kristus maka ada syaratnya yaitu:
Apa yang terlebih dahulu diubahkan? Di dalam Yohanes 10, yang diubahkan adalah
pancaindera. Mari! pelayanan pembaharuan Tubuh Kristus harus didorong oleh kasih
sehingga kita tidak menjadi lemah tetapi kita selalu berkobar-kobar untuk melayani
TUHAN dan menyembah TUHAN. Tetapi juga bukti adanya kasih yaitu kasih itu membaharui
kehidupan kita dan dimulai dari pancaindera kita.
Sekarang ini, tidak kelima indera yang akan kita bahas, hanya dua yang saya
pilih yaitu ->
Yohanes 10 : 27, 28,
27. Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku dan Aku mengenal mereka dan mereka
mengikut Aku,
28. dan Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak
akan binasa sampai selama-lamanya dan seorangpun tidak akan merebut mereka dari
tangan-Ku.
Telinga harus direstorasi/diubahkan sebab ini merupakan penentu
nasib kita. Telinga direstorasi menjadi telinga yang mendengar Firman dan dengar-dengaran
= domba-dombaKU mendengarkan suara-KU. Mari! kalau kita tidak mau mengalami
musim dingin tetapi ingin memiliki kasih, maka buktinya ada restorasi/pembaharuan
telinga yang diubahkan menjadi telinga yang dapat mendengar suara Firman penggembalaan
dan dengar-dengaran maka hasilnya kita hidup di dalam Tangan Gembala Agung ->
dan Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan
binasa sampai selama-lamanya dan seorangpun tidak akan merebut mereka dari tangan-KU.
Mari! dihari-hari ini kita dengar-dengaran sebab hasilnya kita berada di dalam
Tangan Gembala Agung, ada jaminan untuk hidup sekarang di dunia sampai hidup
kekal bersama Dia. Ini ditentukan oleh telinga.
Jika kita tidak dengar-dengaran, maka kita akan terlepas dari Tangan Gembala
Agung. Maafkan saudaraku! kalau kita terlepas dari Tangan TUHAN maka pasti kita
berada di dalam tangan setan/tangan antikrist hanya untuk dibinasakan dan untuk
ini tidak ada alternatif lain.
Mulut juga harus direstorasi -> Yohanes 10 : 36,
masihkah kamu berkata kepada Dia yang dikuduskan oleh Bapa dan yang telah
diutus-Nya ke dalam dunia: Engkau menghujat Allah! Karena Aku telah berkata:
Aku Anak Allah?
Karena YESUS berkata bahwa IA adalah Anak ALLAH, maka orang-orang itu berkata
bahwa YESUS menghujat. Jadi perkataan kita harus diubahkan supaya jangan sampai
kata-kata kita itu menghujat.
Saya pernah mendefinisi/menerangkan bahwa arti dari menghujat itu adalah:
Di dalam ktb Wahyu, dikatakan bahwa mulut dari antikrist itu menghujat tabernakel/Kemah
kediaman ALLAH/pengajaran tabernakel. Itu sebabnya kita harus berhati-hati dengan
mulut agar tidak menghujat sebab pengajaran tabernakel sekarang ini banyak dihujat.
Tetapi mulut yang sudah direstorasi adalah:
Inilah mulut yang sudah direstorasi. Mari saudaraku! sekarang ini telinga dan mulut direstorasi oleh kasih ALLAH.
Musim dingin sudah tiba sehingga banyak terjadi kedurhakaan. Dengan telinga
mendurhaka sehingga anak tidak dengar-dengaran kepada orang tua, domba juga
tidak mau dengar-dengaran kepada gembalanya dan ini banyak terjadi sekarang
ini. Telinga ini harus direstorasi supaya menjadi telinga yang dengar-dengaran
sehingga berada di dalam Tangan TUHAN, kalau tidak dengar-dengaran, akan berada
di dalam tangan setan dan hancur.
Demikian juga dengan mulut yang banyak dipakai untuk mencaci maki sesama dan
menghujat TUHAN dihari-hari ini. Mari direstorasi sebab ada kasih, jangan musim
dingin, tetapi mulut untuk mengaku dosa dan kita diampuni. Mulut ini juga untuk
bersaksi tentang Firman TUHAN/tentang YESUS/Firman yang sudah memberkati hidup
kita, kita saksikan daripada kita berbicara yang lain lebih baik kita menyaksikan
Firman TUHAN. Dan mulut dapat menyembah TUHAN.
Mulut yang tidak baik/menghujat dlsbnya = bisu.
Telinga yang tidak baik/yang tidak dengar-dengaran = tuli.
Jika keduanya ini dapat direstorasi/bisa dijadikan baik, maka segala sesuatu
di dalam hidup kita juga menjadi baik.
Markus 7 -> ini adalah restorasi oleh TUHAN/penyelesaian pembangunan Tubuh
Kristus/kesatuan Tubuh lewat kasih ALLAH.
Markus 7 : 37, Mereka takjub dan tercengang dan berkata:
"Ia menjadikan segala-galanya baik, yang tuli dijadikan-Nya mendengar,
yang bisu dijadikan-Nya berkata-kata."
Kalau telinga dan mulut menjadi baik, maka YESUS Gembala Agung sanggup menjadikan
segala sesuatu menjadi baik di dalam hidup kita -> nikah menjadi baik, masa
depan menjadi baik, ekonomi juga menjadi baik, semuanya menjadi baik. Semoga
kita dapat mengerti.
YESUS Gembala Yang baik, IA rela menyerahkan Nyawa dan menjadi buruk. Di dalam Yesaya 52, di atas kayu salib dikatakan IA menjadi buruk sehingga tidak menyerupai manusia lagi/IA seperti anjing dan babi/seperti setan di dalam dosa-dosa manusia yang harus ditanggungNYA untuk menjadikan semuanya menjadi baik.
Kita jangan menjadi ragu-ragu tetapi sekarang ini:
Yesaya 52 : 13, 14,
13. Sesungguhnya, hamba-Ku akan berhasil, ia akan ditinggikan, disanjung dan dimuliakan.
14. Seperti banyak orang akan tertegun melihat dia--begitu buruk rupanya, bukan seperti manusia lagi, dan tampaknya bukan seperti anak manusia lagi—
YESUS menjadi buruk untuk menjadikan semuanya menjadi baik dan berhasil. YESUS sebenarnya Yang berhasil dan Yang mulia tetapi IA menjadi bahan ejekkan -> IA Sendiri tidak dapat menyelamatkan Dirinya Sendiri/dianggap tidak berhasil supaya kita dapat berhasil/yang gagal menjadi berhasil, yang buruk menjadi baik. Sekarang ini semuanya menjadi baik dan berhasil, Nama TUHAN dipermuliakan dan keberhasilan tertinggi adalah kalau kita bertemu dengan Dia diawan-awan yang permai.
TUHAN memberkati kita.