Kita melanjutkan pembahasan kita di dalam srt Yudas yang di dalam susunan tabernakel
terkena pada tudung kulit lumba-lumba yang berbicara tentang perlindungan dan
pemeliharaan TUHAN kepada gereja yang benar dan sekaligus pemisahan dengan gereja
yang palsu. Salah satu bentuk dari gereja palsu adalah gereja daging yang dimulai
dari ayat 8.
Tanda-tanda dari gereja daging adalah -> Yudas 1 : 17 - 19
-> gereja daging.
17. Tetapi kamu, saudara-saudaraku yang kekasih, ingatlah akan apa yang
dahulu telah dikatakan kepada kamu oleh rasul-rasul Tuhan kita, Yesus Kristus.
18. Sebab mereka telah mengatakan kepada kamu: "Menjelang akhir zaman akan
tampil pengejek-pengejek yang akan hidup menuruti hawa nafsu kefasikan mereka."
19. Mereka adalah pemecah belah yang dikuasai hanya oleh keinginan-keinginan
dunia ini dan yang hidup tanpa Roh Kudus.
Jadi tanda dari gereja daging adalah:
- mereka tampil sebagai pengejek-pengejek ? ay 18.
- mereka tampil sebagai pemecah belah ? ay 19.
Pada waktu yang lalu kita sudah membahas tentang pengejek-pengejek dan pemecah
belah.
Sekarang kita akan kembali membahas tentang gereja daging yang tampil sebagai
pengejek-pengejek (ay 18) yang hidup hanya menuruti hawa nafsu dan kefasikan
mereka ini dengan membaca di dalam srt 2 Petrus 3 : 3 - 6,
3. Yang terutama harus kamu ketahui ialah, bahwa pada hari-hari zaman akhir
akan tampil pengejek-pengejek dengan ejekan-ejekannya, yaitu orang-orang yang
hidup menuruti hawa nafsunya.
4. Kata mereka: "Di manakah janji tentang kedatangan-Nya itu? Sebab sejak
bapa-bapa leluhur kita meninggal, segala sesuatu tetap seperti semula, pada
waktu dunia diciptakan."
5. Mereka sengaja tidak mau tahu, bahwa oleh firman Allah langit telah ada sejak
dahulu, dan juga bumi yang berasal dari air dan oleh air,
6. dan bahwa oleh air itu, bumi yang dahulu telah binasa, dimusnahkan oleh air
bah.
Jadi jelas, yang diejek itu adalah Firman nubuatan yaitu Firman yang mengungkapkan
segala sesuatu yang akan terjadi.
Terutama mereka mengejek tentang dua hal yaitu:
- tentang kedatangan YESUS Yang keduakalinya dalam kesucian dan kemuliaan
sebagai Raja diatas segala raja dan sebagai Mempelai Laki-laki Surga. Ini
yang disebut sebagai Firman pengajaran/penyucian yang menyucikan kita sampai
kita dapat menjadi sempurna/menjadi Mempelai Wanita TUHAN. Itu sebabnya kita
juga harus siap untuk hidup di dalam kesucian. Tetapi justru Firman pengajaran
ini yang ditolak sebab pengejek- pengejek itu tidak mau disucikan.
- mengungkapkan tentang penghukuman TUHAN yang akan datang atas dunia ini.
Jadi tidaklah salah kalau TUHAN menghukum dunia, sebab sudah terlebih dahulu
diungkapkan.
Di ay 6 ? di ktb perj lama di jaman Nuh, sudah terjadi penghukuman oleh TUHAN
atas dunia lewat air bah. Untuk jaman akhir/hari TUHAN, dunia ini bukan lagi
dihukum dengan air bah, tetapi dengan 2 Petrus 3 : 10, 11,
10. Tetapi hari Tuhan akan tiba seperti pencuri. Pada hari itu langit akan
lenyap dengan gemuruh yang dahsyat dan unsur-unsur dunia akan hangus dalam nyala
api, dan bumi dan segala yang ada di atasnya akan hilang lenyap.
11. Jadi, jika segala sesuatu ini akan hancur secara demikian, betapa suci dan
salehnya kamu harus hidup
Jadi, pada akhir jaman/hari TUHAN, penghukuman TUHAN atas dunia lewat nyala
api dari langit sehingga dunia akan hancur dan lenyap. Pada waktu jaman Nuh,
dunia tidak lenyap sekalipun keadaannya hebat dan ngeri sebab manusia ditelan
oleh air bah itu, hanya delapan orang yang selamat. Tetapi pada akhir jaman/hari
TUHAN akan lebih ngeri lagi sebab dunianya akan lenyap, bukan hanya manusianya
yang lenyap/binasa.
Di sebutkan Jadi, jika segala sesuatu ini akan hancur secara demikian, betapa
suci dan salehnya kamu harus hidup -> kita harus hidup di dalam kesucian
lewat pekerjaan Firman penyucian/Firman pengajaran, sebab tidak ada lain yang
dapat menghadapi penghukuman atas dunia ini. Itu sebabnya Firman pengajaran
ini janganlah diejek, tetapi biarlah kita menerima sekalipun Firman itu tajam
dan keras, tetapi itu untuk menyucikan kita supaya kita jangan ikut masuk dalam
penghukuman yang jatuh atas dunia.
Sekarang kita akan mempelajari, mengapa terjadi penghukuman TUHAN pada jaman
Nuh dengan membaca di dalam Lukas 17 : 26, 27,
26. Dan sama seperti terjadi pada zaman Nuh, demikian pulalah halnya kelak
pada hari-hari Anak Manusia:
27. mereka makan dan minum, mereka kawin dan dikawinkan, sampai kepada hari
Nuh masuk ke dalam bahtera, lalu datanglah air bah dan membinasakan mereka semua.
Jadi, mengapa pada jaman Nuh, TUHAN menjatuhkan hukuman air bah? Sebab ternyata
di jaman Nuh, manusia menolak penyucian/menolak Firman penyucian sehingga mereka
dihukum dengan air bah.
Kemudian disebutkan di dalam ay 26, demikian pulalah halnya kelak pada hari-hari
Anak Manusia: demikian juga manusia bahkan anak-anak TUHAN di jaman akhir ini
menolak Firman penyucian dan akibatnya mereka akan masuk dalam hukuman nyala
api dari langit.
Di dalam ay 27, praktek dari menolak Firman penyucian adalah mereka makan minum,
mereka kawin dan dikawinkan sampai pada hari Nuh masuk dalam bahtera, lalu datanglah
air bah dan membinasakan mereka semua. Jadi praktek dari menolak Firman penyucian,
adalah masuk dalam puncak dosa yaitu dosa makan minum dan kawin mengawinkan.
Inilah risiko jika menolak Firman penyucian dan sangatlah berbahaya sebab akan
jatuh dalam dosa bahkan masuk dalam puncaknya dosa yaitu makan minum dan kawin
dan dikawinkan >>> ini yang menarik hukuman untuk datang, hanya Firman
penyucian yang dapat menjadi rem/penahan supaya kita:
- tidak berbuat dosa.
- tidak jatuh bangun/mengulang-ulang dalam perbuatan dosa sampai kita tidak
akan masuk dalam puncak dosa.
Mari sekarang kita melihat makan dan minum ini memang merupakan hal yang wajar
tetapi kalau sudah menjadi dosa makan minum yaitu dosa yang diulang-ulang/selalu
jatuh bangun dalam dosa, akan meningkat dan mengarah sampai pada puncaknya dosa.
Demikian juga dengan kawin, memang merupakan hal yang wajar sebab ini berasal
dari TUHAN, tetapi kalau sudah sampai pada kawin mengawinkan; ini berarti *dosa
yang diulang-ulang dan akan mengarah/memuncak pada puncaknya dosa.
Dosa yang diulang-ulang, juga merupakan *dosa kebiasaan. Pertama kali
kita berbuat dosa itu ada rasa penyesalan sehingga meminta ampun kepada TUHAN
dan juga kepada sesama tetapi kalau sudah diulang-ulang, akan menjadi dosa kebiasaan
sehingga kurang menyesal karena menganggap daging ini memang lemah, tetapi lama
kelamaan sudah menjadi biasa/menjadi dosa kebiasaan. Ini berarti sudah mengarah
pada puncaknya dosa.
Jika sudah menjadi dosa kebiasaan, akan meningkat menjadi *dosa sengaja
dan ini berarti sudah tidak ada rem/penahan ? melaju terus sampai naik ke puncak
dosa dan ini berarti sudah tidak ada lagi pengampunan. Itu sebabnya kita harus
berhati-hati. Kalau dosa itu sudah tidak dapat dibendung sehingga tidak ada
lagi pengampunan, maka pasti akan naik ke arah puncaknya dosa.
Jika dosa sudah menjadi dosa sengaja, maka tidak akan ada lagi pengampunan,
yang ada hanyalah penghukuman dengan api dari langit dan salah satu dosa sengaja
adalah yang sering kita baca di dalam srt Ibrani 10 : 25 - 27,
25. Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita,
seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati,
dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat.
26. Sebab jika kita sengaja berbuat dosa, sesudah memperoleh pengetahuan tentang
kebenaran, maka tidak ada lagi korban untuk menghapus dosa itu.
27. Tetapi yang ada ialah kematian yang mengerikan akan penghakiman dan api
yang dahsyat yang akan menghanguskan semua orang durhaka.
Kalau sudah merupakan dosa kebiasaan/dosa diulang-ulang, kemudian menjadi dosa
sengaja/sengaja berbuat dosa, maka tidak akan ada pengampunan lagi sehingga
dosa itu tetap melaju karena tidak dapat lagi ditahan/di rem ? terus meningkat
sampai pada puncaknya dosa dan hanya menerima api penghukuman dari langit bersama
dengan dunia ini sampai pada api penghukuman yang kekal di neraka. Kita harus
berhati-hati dengan dosa sengaja/dosa yang diulang-ulang.
Salah satu bentuk dosa sengaja yang tidak disadari adalah dosa tidak beribadah/menjauhkan
diri dari pertemuan ibadah -> ini yang sering tidak disadari. Kalau membunuh
-> kita sadar bahwa itu adalah dosa, tetapi kalau dosa tidak beribadah yang
dengan sengaja diulang-ulang sangatlah berbahaya sebab akan mengarah pada puncaknya
dosa sehingga dihukum dengan api yang turun dari langit/hukuman yang akan datang.
Penghukuman itu sudah pernah terjadi di jaman Nuh karena manusia menolak untuk
disucikan dan pada akhir jaman, kembali lagi seperti pada jaman Nuh. Kita harus
berhati-hati sebab menjelang kedatangan YESUS Yang kedua kalinya, justru dosa
tidak beribadah yang menonjol dan sudah menjadi suatu kebiasaan. Semoga kita
dapat mengerti.
Bagaimana jalan keluarnya supaya tidak menjadi pengejek-pengejek sehingga
tidak masuk di dalam penghukuman TUHAN yang akan datang?
- Di bagian atas di dalam injil Lukas 17 : 27, mereka
makan dan minum, mereka kawin dan dikawinkan, sampai kepada hari Nuh masuk
ke dalam bahtera, lalu datanglah air bah dan membinasakan mereka semua.
Kita belajar dari jaman Nuh, dulu penghukuman dengan air bah, sekarang penghukuman
dengan api. Supaya terhindar dari penghukuman air bah, maka Nuh tidak masuk
dalam kumpulan pengejek-pengejek tetapi ia masuk dalam bahtera.
Demikian juga dengan kita harus masuk dalam bahtera Nuh. Inilah jalan keluarnya
supaya tidak menjadi pengejek-pengejek yang menolak penyucian karena mereka
hidup di dalam hawa nafsu.
Apa arti dari masuk ke dalam bahtera Nuh? Pengertian dari bahtera Nuh ini
ada dua yaitu:
- Baptisan air. 1 Petrus 3 : 20, 21,
20. yaitu kepada roh-roh mereka yang dahulu pada waktu Nuh tidak taat
kepada Allah, ketika Allah tetap menanti dengan sabar waktu Nuh sedang
mempersiapkan bahteranya, di mana hanya sedikit, yaitu delapan orang,
yang diselamatkan oleh air bah itu.
21. Juga kamu sekarang diselamatkan oleh kiasannya, yaitu baptisan--maksudnya
bukan untuk membersihkan kenajisan jasmani, melainkan untuk memohonkan
hati nurani yang baik kepada Allah--oleh kebangkitan Yesus Kristus,
Dulu Nuh beserta isteri, anak dan menantu masuk dalam satu bahtera dan
sekarang bagi kita arti rohaninya adalah suami, isteri dan anak-anak harus
masuk dalam satu baptisan air supaya dapat diselamatkan. Bagi kaum muda
harus perhatikan! Hal perjodohan/pernikahan ini harus masuk dalam satu
bahtera/satu baptisan, jangan berbeda bahtera.
Baptisan air itu untuk -> 1 Petrus 3 : 21b, maksudnya
bukan untuk membersihkan kenajisan jasmani, melainkan untuk memohonkan
hati nurani yang baik kepada Allah--oleh kebangkitan Yesus Kristus,
Jadi, di dalam baptisan air, kita mendapatkan pembaharuan hati nurani,
dari hati nurani yang tidak baik yang cenderung jahat/jaman Nuh menjadi
hati nurani yang baik/taat dengar-dengaran. Inilah arti dari baptisan
air. Mari kita berdoa, supaya hidup nikah dan juga hidup keluarga kita
masuk dalam satu baptisan air dan ini yang harus dipertahankan supaya
sama-sama selamat.
Di jaman Nuh, hati nurani manusia itu cenderung jahat dan ini termasuk
anak-anak TUHAN dan juga anak-anak kecil. Itu sebabnya kita harus berhati-hati
sebab pada waktu itu tidak ada seorang anak kecil yang dengar-dengaran.
Mari kita membaca di dalam ktb Kejadian 6 : 5, 6,
5. Ketika dilihat TUHAN, bahwa kejahatan manusia besar di bumi dan
bahwa segala kecenderungan hatinya selalu membuahkan kejahatan semata-mata,
6. maka menyesallah TUHAN, bahwa Ia telah menjadikan manusia di bumi,
dan hal itu memilukan hati-Nya.
Memilukan TUHAN = memalukan TUHAN.
Jadi, hati nurani yang tidak baik dan cenderung jahat akan menjadi pengejek-pengejek
dan mereka menolak Firman penyucian. Tetapi lewat baptisan air, kita mendapatkan
hati nurani yang baik yaitu taat dan dengar-dengaran; hati nurani yang
baik/taat dengar-dengaran adalah hati yang memuliakan TUHAN. Kalau tadi
hati nurani yang cenderung berbuat jahat adalah hati yang memilukan/memalukan
TUHAN.
Itu sebabnya bagi anak-anak muda perhatikan, sebagai orang Kristen dan
berada di dalam Firman pengajaran Mempelai harus menjaga agar jangan hati
nurani kita menjadi jahat sehingga menolak Firman penyucian dan ini akan
memilukan Hati TUHAN/memalukan TUHAN. Dan juga memedihkan hati orang tua
karena anak-anak jatuh bangun dalam dosa. Ini tidak berkenan kepada TUHAN.
Semoga kita dapat mengerti.
Kita juga dapat memuliakan TUHAN lewat harta benda -> Amsal
3 : 9, Muliakanlah TUHAN dengan hartamu dan dengan hasil
pertama dari segala penghasilanmu,
Memuliakan TUHAN dimulai dari perkara yang kecil yaitu lewat harta yang
sudah TUHAN berikan kepada kita dan ini adalah hati nurani yang baik yang
taat dengar-dengaran. Memuliakan TUHAN lewat harta kita -> ini yang
menjadi doa dari raja Daud waktu Salomo hendak membangun bait ALLAH, raja
Daud berdoa -> berikan kami hati agar kami dapat memberi guna pembangunan
bait ALLAH dengan mempersiapkan bahan-bahan. Di dalam ktb 1 Tawarikh
29 : 17, 18, -> inilah memuliakan TUHAN lewat harta benda.
17. Aku tahu, ya Allahku, bahwa Engkau adalah penguji hati dan berkenan
kepada keikhlasan, maka akupun mempersembahkan semuanya itu dengan sukarela
dan tulus ikhlas. Dan sekarang, umat-Mu yang hadir di sini telah kulihat
memberikan persembahan sukarela kepada-Mu dengan sukacita.
18. Ya TUHAN, Allah Abraham, Ishak dan Israel, bapa-bapa kami, peliharalah
untuk selama-lamanya kecenderungan hati umat-Mu yang demikian ini dan
tetaplah tujukan hati mereka kepada-Mu.
Hati nurani yang baik/memuliakan TUHAN dengan harta benda itu dimulai
? dulu untuk pembangunan bait ALLAH Salomo, sekarang untuk pembangunan
Tubuh Kristus.
Raja Daud berdoa untuk keluarga dan juga untuk bangsanya -> ia tidak
berdoa agar diberi kelimpahan berkat, tetapi ia berdoa tentang hati nurani
dan untuk hati nurani ini hanya ada dua pilihan yaitu:
Pilihan pertama -> hati nurani yang tidak baik sebab hanya cenderung
untuk berbuat dosa. Cenderung itu adalah sesuatu yang tidak dapat ditahan.
Jatuh bangun di dalam dosa sampai puncaknya dosa. Itu sebabnya baptisan
air itu merupakan hal yang sungguh-sungguh serius. Mungkin baptisan air
itu sudah bertahun-tahun yang lalu, tetapi hasilnya sekarang ini.
Pilihan kedua -> hati nurani yang baik yaitu cenderung untuk memberi/masuk
dalam pelayanan pembangunan Tubuh Kristus.
Mari kita berdoa untuk diri kita sendiri dan juga untuk keluarga kita
seperti raja Daud. Untuk sidang jemaat ? mari saling mendoakan supaya
hati nurani dipelihara oleh TUHAN dan menjadi hati nurani yang baik yaitu
hati nurani yang cenderung dapat masuk dalam pelayanan pembangunan Tubuh
Kristus.
Masuk dalam pembangunan Tubuh Kristus itu lewat pengorbanan apa saja,
misalnya lewat waktu kita -> mari masuk dalam pembangunan Tubuh Kristus,
sebab kalau tidak, maka hanya akan ada:
- hati yang cenderung berbuat dosa.
- berbuat jahat.
- jatuh bangun di dalam dosa/mengulang-ulang dosa sampai pada
- puncak dosa.
Hanya ada dua alternatif dan ini ditentukan lewat baptisan air. Mari!
sekarang ini kita memeriksa baptisan air kita -> satu keluarga/suami,
isteri satu baptisan/satu bahtera dan kita berdoa supaya benar-benar ada
hasil yaitu hati nurani yang baik sehingga kita cenderung dapat memberi
dan masuk dalam pelayanan pembangunan Tubuh Kristus dan akan menghasilkan
kesempurnaan seperti YESUS. Kita tidak akan dihukum, justru kita akan
dipermuliakan bersama TUHAN waktu YESUS datang kembali yang kedua kalinya.
Inilah kita menghadapi jaman seperti jaman Nuh dihari-hari ini sehingga
penghukuman akan segera datang. Dulu penghukuman dalam bentuk air bah,
untuk sekarang dalam bentuk api, apa yang harus dijaga? Yang harus dijaga
-> kita masuk dalam baptisan air/hati di jaga agar jangan menjadi hati
yang cenderung jahat tetapi cenderung untuk memberi dan masuk dalam pelayanan
pembangunan Tubuh Kristus/aktif dalam pelayanan pembangunan Tubuh Kristus.
Tidaklah salah kalau saudara bersekolah, bekerja dll, tetapi terlebih
lagi pada saat kedatangan YESUS Yang kedua kalinya ini sudah tidak lama
lagi, kita mohon kepada TUHAN agar hati ini dipelihara oleh TUHAN ->
kecenderungan hatiku bukan untuk yang lain-lain terlebih dahulu, tetapi
kecenderungan hati untuk dapat aktif masuk di dalam pelayanan pembangunan
Tubuh Kristus. Sebab kalau tidak diikutkan dengan pelayanan pembangunan
Tubuh Kristus, maka apa yang kita sudah capai, misalnya sekolah, kerja,
tinggal menunggu waktu terkena api dan akan habis/musnah = tidak berarti
apa-apa.
Sekali lagi, tidak dilarang untuk bekerja keras dan juga bersekolah dengan
sungguh-sungguh, tetapi lebih dari itu mohon kepada TUHAN untuk mendapatkan
kecenderungan hatiku untuk masuk/aktif dalam pelayanan pembangunan Tubuh
Kristus dan ini tidaklah sia-sia. Pengertian bahtera Nuh yang pertama
adalah soal hati nurani. Semoga kita dapat mengerti.
- Tabernakel, arti rohani dari bahtera Nuh adalah tabernakel/masuk dalam
tabernakel. Saya akan memberikan bukti bahwa bahtera Nuh ini menunjuk
pada tabernakel. Bahtera Nuh ini terdiri dari tiga tingkat, sedangkan
tabernakel juga terdiri dari tiga ruangan.
- Bukti pertama -> Kejadian 6 : 16, Buatlah
atap pada bahtera itu dan selesaikanlah bahtera itu sampai sehasta
dari atas, dan pasanglah pintunya pada lambungnya; buatlah bahtera
itu bertingkat bawah, tengah dan atas.
Bahtera Nuh terdiri dari tingkat bawah, tengah dan atas. Sedangkan
tabernakel memiliki tiga ruangan (gbr: http://www.gptkk.org/tabernakel.php)
yaitu halaman , ruangan suci dan ruangan maha suci. Inilah kesamaan
dari bahtera Nuh dan ruangan suci di dalam tabernakel.
- Bukti kedua -> perintah TUHAN untuk membuat bahtera dan membuat
tabernakel itu sama, hanya di dalam ktb terj.baru, terjemahannya itu
tidak terlalu jelas. Sebab tadi saya bandingkan dengan terj.lama,
sangatlah jelas perintah TUHAN itu. Di dalam terj.lama dimulai di
ay 14 -> perintah TUHAN kepada Nuh untuk membuatkan bahtera, selalu
TUHAN berfirman -> ’hendaklah kau buat’. Demikian juga
dengan pembuatan tabernakel "hendaklah kau buat"
Keluaran 25 : mulai ay 8, tabernakel -> tabut perjanjian.
Di dalam ktb Kejadian 6 : 14 - 16 dibandingkan dengan
ktb Keluaran 25 : 8, 10 kalau dalam terj.baru ->
‘haruslah kau buat’. Jadi perintah untuk membuat bahtera
Nuh = perintah untuk membuat tabernakel.
Di dalam tabernakel, baptisan air (http://www.gptkk.org/bejana.php)
itu menunjuk pada halaman (http://www.gptkk.org/pelataran.php)
kita mau kemana? dan ini merupakan pertanyaan, sesudah kita percaya kepada
YESUS, bertobat, kita masuk dalam baptisan air dan baptisan Roh.Kudus,
kita memiliki hati yang cenderung baik, cenderung untuk melayani/aktif
dalam pelayanan pembangunan tubuh; sesudah ini kita mau kemana? jawabannya
ada di Kisah rasul 2 : 41, 42, kita masuk dalam ketekunan
yaitu di dalam ruangan suci.
41. Orang-orang yang menerima perkataannya itu memberi diri dibaptis
dan pada hari itu jumlah mereka bertambah kira-kira tiga ribu jiwa.
42. Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan.
Dan mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa.
Jadi, sesudah kita masuk dalam baptisan air, maka dilanjutkan dengan masuk
dalam sistim penggembalaan/ruangan suci yang dibina oleh Firman pengajaran
yang benar/Pokok Anggur Yang benar = ketekunan di dalam tiga macam ibadah
pokok/tiga macam alat di dalam ruangan suci. Jika kita mau tergembala,
jangan melihat gedung gereja yang besar, jangan memilih pendetanya, jangan
melihat uangnya, tetapi kita harus memilih Pokok Anggur Yang benar/dibina
oleh Firman pengajaran yang benar.
Tiga macam ketekunan = tiga macam alat di dalam ruangan suci yaitu:
- Ketekunan dalam pengajaran rasul-rasul dan pemecahan roti/ibadah
pendalaman alkitab dan disertai dengan perjamuan suci -> meja roti
sajian (http://www.gptkk.org/mrs.php)
Roti yang terdiri atas enam susun, enam susun dan ini menunjuk pada
Firman pengajaran -> 66 -> alkitab yang berisi Firman pengajaran
yang benar, tetapi Roti juga menunjuk pada Tubuh Kristus/Roti yang
dipecah-pecah. Sedangkan perjamuan suci, tentu ada darah, kalau saudara
mempelajari di dalam ktb Keluaran 25, maka di atas meja roti sajian
juga ada korban curahan/anggur yang dicurahkan di atas meja ->
ini menunjuk pada Darah YESUS. Jadi sudah lengkap:
- roti 66 -> Firman pengajaran yang benar dan juga menunjuk pada
Tubuh Kristus.
- korban curahan/anggur -> Darah YESUS.
Sangat jelas, sebab pada alat lain tidak terdapat roti dan juga dicurahkan
anggur, hanya pada meja roti sajian. Semoga kita mengerti.
- Ketekunan di dalam ibadah persekutuan (http://www.gptkk.org/pelita.php)
pelita emas dan untuk sekarang adalah ketekunan di dalam ibadah raya
yang disertai dengan karunia-karunia/urapan Roh.Kudus. Di dalam ibadah
ini kita menerima pencurahan karunia-karunia Roh.Kudus. Jika kita
tekun di dalam tugas kita sebagai pemain musik, maka karunia-karunia
akan semakin ditambahkan sehingga menjadi berkat bagi orang lain.
Semoga kita dapat mengerti.
- ketekunan di dalam berdoa (http://www.gptkk.org/dupa.php)
mezbah dupa emas dan untuk sekarang adalah ketekunan di dalam ibadah
doa penyembahan.
Inilah saudaraku! sesudah kita masuk di dalam baptisan air, maka kita
masuk dalam ruangn suci/penggembalaan yang dibina oleh Firman pengajaran
yang benar/Pokok Anggur Yang benar = ketekunan di dalam tiga macam ibadah
pokok = Nuh masuk ke dalam bahtera.
Sekarang ini menjelang penghukuman TUHAN lewat api dari langit -> mari
masuk dalam bahtera Nuh/sungguh-sungguh masuk dalam penggembalaan / ketekunan
di dalam tiga macam ibadah pokok.
Memang tiga macam ibadah pokok ini masing-masing memiliki cirinya sendiri-sendiri
sehingga tidak monoton, seperti:
- ibadah pendalaman alkitab, cirinya ada pada Firman dan perjamuan
suci.
- kebaktian umum, cirinya Roh.Kudus memberikan karunia-karunia.
- kebaktian doa penyembahan, cirinya adalah kita menerima kasih ALLAH
yang dapat kita nikmati dan juga memberikan kekuatan yang baru di
dalam hidup kita.
Alm.bpk.pdt In Juwono selalu mengatakan ? inilah TUHAN memberikan sistim
ibadah yang tidak monoton. Seperti bangsa Israel yang memiliki hari raya
tidak hanya satu hari raya tetapi mereka memiliki tiga macam hari raya
yang besar yaitu:
- hari raya Paskah = pendalaman alkitab dan perjamuan suci. Jadi
kita masuk dalam ibadah pendalaman alkitab sekalipun kita baru pulang
dari kantor, bukan untuk menyengsarakan kita tetapi untuk masuk dalam
pesta Paskah
- hari raya Pantekosta = pencurahan Roh.Kudus, ada suasana pesta/suasana
kebahagiaan.
- hari raya pondok daun-daunan = ketekunan di dalam ibadah doa penyembahan.
Jadi dulu, ada pesta pondok daun-daunan selalu disertai dengan pesta
pernikahan/kasih. Sekarang, adalah hubungan Kepala dengan leher ->
suami dengan isteri/hubungan nikah yang rohani = penyembahan.
Jadi pesta/ibadah kita itu tidak monoton, itu sebabnya kita harus
berdoa supaya kita tidak bosan di dalam penggembalaan tetapi kita
mengikuti irama dari pesta yang TUHAN sudah sediakan. Oleh sebab itu,
jika kita mau beribadah, maka kita harus seperti mau pergi ke pesta.
Kalau kita diundang untuk menghadiri sebuah pesta apalagi pesta dari pejabat
seperti gubernur, apalagi pesta dari seorang presiden, tentunya kita menyiapkan
segalanya dengan baik mulai dari sepatu sampai pada pakaian dan juga tidak
datang terlambat. Tetapi bagaimana kalau kita mau ke gereja? Kita lupa
meletakkan di mana sepatu kita. Mari kita mengubah sikap kita dengan mau
pergi beribadah = menghadiri pesta dari Raja di atas segala raja/pesta
dari TUHAN YESUS. Bagi yang sudah malas pergi beribadah, mari, mohon kepada
TUHAN supaya tidak merasa bosan di dalam penggembalaan tetapi kita bagaikan
menghadiri pesta dari Raja di atas segala raja. Ini juga berlaku bagi
saya yang secara fisik juga merasa capek tetapi suasana hati tetap suasana
pesta. Kita harus memberikan yang terbaik kepada TUHAN. Semoga kita dapat
mengerti.
Kita membaca di dalam ktb Mazmur tentang penggembalaan ?
Mazmur 92 : 13 - 16,
13. Orang benar akan bertunas seperti pohon korma, akan tumbuh subur seperti
pohon aras di Libanon;
14. mereka yang ditanam di bait TUHAN akan bertunas di pelataran Allah kita.
15. Pada masa tua pun mereka masih berbuah, menjadi gemuk dan segar,
16. untuk memberitakan, bahwa TUHAN itu benar, bahwa Ia gunung batuku dan
tidak ada kecurangan pada-Nya.
Ay 14 -> tergembala = tertanam di dalam bait ALLAH.
Pohon = manusia/daging tertanam di bait ALLAH.
Ay 16 ? tidak ada kecurangan pada-NYA = sebagai Gembala, tidak pernah menipu
kita.
Jika tertanam di dalam bait ALLAH, maka hasilnya TUHAN Gembala Agung, tidak
pernah menipu kita; kalau kita tergembala, maka kita dapat memetik hasil yang
nyata.
Hasil yang nyata adalah:
- dikaitkan dengan pohon korma -> ay 13, orang benar bertunas seperti
pohon korma, korma ini menunjuk pada kemanisan/kebahagiaan/pesta. Cepat/lambat
kalau kita sungguh-sungguh bertekun/tertanam sebab tertanam itu tidak
dapat ditanam kemudian dicabut kemudian ditanam lagi, maka tanaman seperti
itu tidak dapat menghasilkan kemanisan bahkan dapat hidup saja sudah beruntung.
Tanam kemudian cabut -> datang beribadah, kemudian tidak datang. Tetapi
kalau kita benar-benar tertanam/bertekun, maka cepat atau lambat pada
waktuNYA TUHAN, maka kita akan memetik pohon korma/kemanisan/kebahagiaan.
Perhatikan bagi lulusan Lempin-El, saya membaca tulisan dari alm.bpk.pdt
v Gessel kemudian di setir oleh alm.bpk.pdt Totaijs untuk kami para hamba
TUHAN/gembala-gembala yaitu ‘kalau kita tekun memasuki duapuluh
tahun dalam penggembalaan, tentulah kita sudah dapat menikmati buah yang
manis’. Demikian juga bagi sidang jemaat jangan cepat berputus asa,
kalau saudara terus bertekun, maka akan memetik buah yang manis/kebahagiaan.
- pohon aras, pohon aras ini adalah pohon yang paling kuat, jadi ini
menunjuk pada kekuatan dan ini berarti perlindungan di saat menghadapi
angin kencang -> angin pencobaan, angin pengajaran-pengajaran palsu,
kita tetap kuat. Kemudian juga ada pemeliharaan -> ay 15, sampai masa
tuapun mereka masih berbuah, menjadi gemuk dan segar. Pemeliharaan TUHAN
secara jasmani. Raja Daud berkata: ‘TUHAN adalah Gembalaku, tak
kan kekurangan aku’. Sampai masa tua dan sampai anak cucu tak akan
kekurangan. Secara rohani kita juga dipelihara, tak kan kekurangan = sampai
tidak bercacat cela = sempurna seperti TUHAN = menjadi Mempelai Wanita
TUHAN. Pemeliharaan secara rohani ini, jangankan sampai pada puncaknya
dosa, tetapi sampai tidak dapat berbuat dosa. Sungguh-sungguh luar biasa
TUHAN itu.
Inilah penggembalaan. Mari! jika kita sudah mulai menikmati kemanisan/ada
kebahagiaan/ada suasana pesta, mulai ada perlindungan dan pemeliharaan
TUHAN secara nyata di dalam kehidupan kita. Kita jangan lupa untuk memberitakan
bahwa TUHAN itu Benar, bahwa IA Gunung Batuku dan tidak ada kecurangan
padaNYA = bersaksi, ay 16. Sesudah kita mengalami segala sesuatu di dalam
penggembalaan yaitu kita mengalami kemanisan, perlindungan dan pemeliharaan
TUHAN. Mari! kita bersaksi kepada orang lain. Sebab lebih banyak pohon
yang ditanam di tepi jalan daripada pohon yang ditanam di dalam bait ALLAH.
Masih terlalu banyak orang Kristen/hamba TUHAN jalanan ? maafkan istilahnya
mungkin kasar. Seperti pohon ara yang ditanam di tepi jalan/pohon ara
jalanan yang tidak terpelihara/tidak tergembala bahkan kerohaniannya menjadi
kering sampai ke akar-akarnya/mati rohani/kebinasaan. Semoga kita mengerti.
Dulu Nuh masuk ke dalam bahtera, sekarang untuk kita:
- kita masuk dalam baptisan air -> kita menjaga hati nurani, jangan
cenderung kepada yang jahat tetapi cenderung aktif di dalam pelayanan
pembangunan Tubuh Kristus lewat pengorbanan/memberi apa saja ? mulai memberi
uang, tenaga, pikiran dlsbnya. Untuk para bapak-bapak yang memiliki anak
isteri, saudara harus berdoa seperti raja Daud berdoa. mari TUHAN, tetapkanlah
kecenderungan hati kami ke arah yang baik/ke arah pembangunan Tubuh Kristus.
Sebab kalau tidak mengarah ke arah pembangunan Tubuh Kristus, hanya akan
mengarah kepada kecenderungan hati yang jahat yaitu pada puncak dosa Babel.
Ini merupakan tanggung jawab kita. Sesudah hati nurani menjadi baik, maka
kita harus
- tergembala -> suami isteri dan anak masuk dalam satu bahtera/satu
penggembalaan, maka di situ kita akan mengalami kemanisan. Kita jangan
berada di dalam bahtera yang berlainan sebab berbahaya. Saya sudah pernah
mengatakan bahwa saya kira tidak mungkin pada waktu itu hanya ada satu
kapal, pasti ada banyak kapal/bahtera tetapi hanya satu bahtera yang selamat;
ada banyak penggembalaan, tetapi hanya satu yang memiliki Pokok Yang Benar/Firman
pengajaran yang benar. Yang saudara yakini di mana saudara tergembala
mari membawa anak, isteri dan keluarga seperti Nuh dengan keluarganya
berada di dalam satu bahtera. Saya yakin, kalau seandainya pada waktu
itu Nuh sudah memiliki cucu, maka sudah dapat di pastikan cucunya juga
ikut bersama mereka di dalam satu bahtera.
Jadi, supaya kita tidak ikut dihukum bersama dunia karena menjadi pengejek-pengejek
maka kita harus masuk dalam bahtera Nuh seperti Nuh dan ini berarti kita masuk
dalam baptisan air sehingga mendapatkan hati nurani yang baik dan masuk dalam
penggembalaan.
- hidup di dalam Tangan TUHAN/Gembala Agung/Imam Besar,
di dalam Kejadian 7. inilah bedanya bahtera Nuh dengan bahtera yang lain.
Kejadian 7 : 16, Dan yang masuk itu adalah jantan dan
betina dari segala yang hidup, seperti yang diperintahkan Allah kepada Nuh;
lalu TUHAN menutup pintu bahtera itu di belakang Nuh.
Tangan TUHAN Sendiri Yang menutup pintu bahtera di belakang Nuh. inilah yang
membedakan bahtera Nuh dengan bahtera yang lain, bukan kecanggihan dunia yang
menutup pintu bahtera. Jadi, kehidupan yang tergembala = kehidupan yang berada
di dalam Tangan TUHAN/Gembala Agung/Imam Besar. TUHAN Yang membuka dan menutup
pintu bagi kita, bukan kemampuan kita.
Dulu kepada Nuh, sekarang kepada jemaat akhir jaman dan salah satu jemaat
adalah jemaat Filadelfia yang dijanjikan oleh TUHAN -> ‘Aku Yang
menutup pintu, Aku Yang membuka pintu bagimu’. Jemaat Filadelfia adalah
jemaat bangsa kafir/akhir jaman dan ini termasuk kita di saat-saat menghadapi
penghukuman, dulu menghadapi penghukuman dengan air bah, sekarang menghadapi
penghukuman api yang dari langit. TUHAN Yang menentukan untuk membuka/menutup
pintu bagi kita. Bukan ijazah kita sekalipun ijazah itu juga diperlukan, bukan
harta kita sekalipun harta itu juga diperlukan, silahkan!
Wahyu 3 : 8, Aku tahu segala pekerjaanmu: lihatlah,
Aku telah membuka pintu bagimu, yang tidak dapat ditutup oleh seorangpun.
Aku tahu bahwa kekuatanmu tidak seberapa, namun engkau menuruti firman-Ku
dan engkau tidak menyangkal nama-Ku.
Syarat supaya Tangan TUHAN membuka dan menutup pintu, maka kita harus tergembala
supaya kita berada di dalam Tangan TUHAN. Kemudian ditambah dengan syarat
menuruti Firman = taat dengar-dengaran dan juga tidak menyangkal = setia ->
inilah yang dibutuhkan. Kehidupan yang tergembala harus taat dan setia sekalipun
kekuatan kita tidaklah seberapa.
Taat dan setia itu bagaikan dua tangan yang diulurkan kepada TUHAN, maka TUHAN
sebagai Gembala Agung akan mengulurkan TanganNYA Yang berbelas kasih dan setia
dapat menolong kita tepat pada waktunya seperti menutup pintu bahtera Nuh
tepat pada waktunya. Sebab kalau tidak tepat menutup pintu bahtera, maka air
bah akan masuk, maka akan menjadi percuma masuk ke dalam bahtera kalau TUHAN
tidak menutup pintu bahtera Nuh, karena sekeluarga akan binasa bersama seluruh
binatang-binatang yang ada.
Sekarang ini mungkin kekuatan kita tidaklah seberapa tetapi mari, persembahkan
apa yang ada yaitu taat dan setia ? kita mengulurkan tangan kepada TUHAN,
maka Tangan Imam Besar Yang berbelas kasihan/kasih karunia dan setia diulurkan
kepada kita untuk menolong/menutup pintu bahtera.
Ibrani 2 : 17, 18,
17. Itulah sebabnya, maka dalam segala hal Ia harus disamakan dengan saudara-saudara-Nya,
supaya Ia menjadi Imam Besar yang menaruh belas kasihan dan yang setia kepada
Allah untuk mendamaikan dosa seluruh bangsa.
18. Sebab oleh karena Ia sendiri telah menderita karena pencobaan, maka Ia
dapat menolong mereka yang dicobai.
Kalau kita mengulurkan tangan/taat dan setia, maka Imam Besar mengulurkan
Tangan Belas Kasihan/kasih karunia dan Setia untuk dapat dan tepat menolong
kita pada waktunya bagaikan menutup pintu bahtera Nuh sehingga air bah tidak
dapat masuk. Dulu menolong Nuh dari hukuman air bah, sekarang kepada kita.
Arti rohani air bah untuk sekarang adalah:
- pencobaan/masalah yang tidak dapat ditanggulangi oleh manusia dengan kepandaian
ataupun kekayaan; manusia naik ke atas pohon kelapa, air bah melampaui tinggi
dari pohon kelapa itu. Manusia naik ke atas gunung, air bah juga melampaui
tinggi dari gunung itu. Hanya Tangan Imam Besar Yang dapat menolong.
- dosa-dosa yang memuncak sampai pada puncak dosa yaitu dosa makan minum
dan dosa sex yang tidak dapat ditanggulangi oleh apapun juga, Hanya kalau
kita mengulurkan tangan, sehingga kita dipegang oleh Imam Besar/kita hidup
di Tangan Imam Besar sehingga pintu bahtera ditutup dan air bah/pencobaan/dosa
tidak dapat masuk dan semuanya selesai.
- Kemustahilan.
- penghukuman TUHAN tidak dapat menyentuh kita kalau kita hidup di dalam
Tangan Imam Besar.
Mari! dari pihak kita, kita taat dan setia dan dari pihak Imam Besar mengulurkan
Tangan Belas Kasih/kasih karunia dan juga Setia kepada kita. Yang dulu menutup
pintu bahtera sehingga Nuh selamat dari hukuman air bah dan untuk sekarang dapat
dan tepat menolong kita pada waktunya.
Menghadapi air bah di akhir jaman yaitu:
- pencobaan-pencobaan di segala bidang dan ini juga termasuk bencana-bencana
alam di selesaikan oleh TUHAN.
- menghadapi dosa yang memuncak, ditutup oleh TUHAN.
- menghadapi kemustahilan sehingga menjadi tidak mustahil.
- menghadapi penghukuman dari TUHAN, kita tidak dapat disentuh oleh TUHAN
kalau hidup kita berada di dalam Tangan TUHAN.
Selain menutup pintu, maka TUHAN juga membuka pintu -> Tangan Imam Besar
membuka pintu/membuka jalan yaitu jalan yang baru/jalan yang hidup bagi kita.
Mari kaum muda! Mungkin untuk masa depan pintu-pintu tertutup/sulit, Tangan
Imam Besar selain menutup pintu, IA juga membuka pintu bagi kita.
Ibrani 10 : 19 - 21,
19. Jadi, saudara-saudara, oleh darah Yesus kita sekarang penuh keberanian
dapat masuk ke dalam tempat kudus,
20. karena Ia telah membuka jalan yang baru dan yang hidup bagi kita melalui
tabir, yaitu diri-Nya sendiri,
21. dan kita mempunyai seorang Imam Besar sebagai kepala Rumah Allah.
Inilah TUHAN Yang membuka pintu/membuka jalan baru dan jalan hidup bagi kita
seperti dulu yang selalu saya terangkan waktu orang majus datang kepada YESUS
dan ketika mereka akan pulang, mereka diberi mimpi terlebih dahulu oleh TUHAN
supaya jangan melewati jalan dari Herodes lagi tetapi melalui jalan yang baru/jalan
tanpa Herodes/tanpa setan dan tanpa dosa dan ini adalah jalan masa depan yang
indah sampai pada jalan kesempurnaan/jalan melewati tabir.
Selain jalan masa depan di dunia yang indah, tetapi juga jalan kesempurnaan
sehingga kita dapat bertemu dan bersama-sama dengan TUHAN selama-lamanya. Mari!
dihari-hari ini, kembali ke jaman Nuh sehingga penghukuman dengan api akan datang
tetapi kita:
- masuk bahtera dengan menjaga hati.
- masuk bahtera/masuk dalam penggembalaan dengan sungguh-sungguh.
- hidup di dalam Tangan Gembala, kita taat dan setia. Sekalipun kita sudah
berada di dalam kehancuran/tidak memiliki kekuatan tetapi kalau kita taat
dan setia dengan mengulurkan tangan kepada TUHAN, maka TUHAN juga akan mengulurkan
Tangan kepada kita. Ia mampu menolong kita dengan membuka jalan baru bagi
kita.
TUHAN memberkati kita sekalian.
1