Kita masih tetap membahas tema kita yang bersamaan dengan ulang tahun yang
ke empat puluh dari Lempin-El, maka tema kita adalah angka ‘40’.
Kita sudah mendengar pertama kali tentang angka, ‘40’ ini dalam
ktb Kejadian 7 : 4, yaitu selama empatpuluh hari, empat puluh malam TUHAN menurunkan
hujan yang lebat sehingga menimbulkan air bah yang merupakan penghukuman bagi
bumi ini.
Angka ‘40’ ini berarti angka penamatan/perobekan daging.
Sayang, penamatan/perobekan daging ini berupa hal yang negatif yaitu lewat penghukuman air bah; kita jangan sampai mengalami hal ini, tetapi biarlah kita dapat masuk dalam penamatan daging yang positif yaitu masuk dalam bahtera Nuh. Dan ini sudah kita dengar.
Kemudian angka ‘40’ selanjutnya di dalam ktb Keluaran tentang kehidupan Musa yang juga ditandai dengan berpuasa selama empatpuluh hari, empat puluh malam untuk menerima tabernakel dan juga untuk menerima dua loh batu yang mula-mula. Kemudian Musa kembali berpuasa selama empatpuluh hari empat puluh malam di gunung Sinai untuk menerima dua loh batu yang baru yang sama dengan yang mula-mula karena dua loh batu yang mula-mula sudah dipecahkan dan ini menunjukkan pada pembangunan Tubuh Kristus yang juga harus ditandai dengan penamatan daging.
Selanjutnya tadi malam, kita sudah mendengarkan tentang Musa yang usianya
juga ditandai dengan angka ‘40’ dan kita akan membaca sekali lagi
di dalam Ulangan 34 : 7, Musa berumur seratus dua puluh tahun, ketika ia mati;
matanya belum kabur dan kekuatannya belum hilang.
Musa berusia seratus duapuluh tahun, kemudian ia mati. Seratus duapuluh ini
mengandung angka empatpuluh >>> 120 = 3 x 40. Jadi Musa mengalami perobekkan/penamatan
daging selama hidupnya dari awal, pertengahan dan sampai akhir hidupnya sehingga
Musa ditampilkan di dalam kemuliaan.
Kita dengar ada tiga tahap dari umur Musa dan kemarin kita baru mendengar dua tahap yaitu:
Sekarang ini, kita akan membahas tahap yang ketiga; dengan membaca
di dalam Kisah rasul 7 : 35, 36,
35. Musa ini, yang telah mereka tolak, dengan mengatakan: Siapakah yang
mengangkat engkau menjadi pemimpin dan hakim? --Musa ini juga telah diutus oleh
Allah sebagai pemimpin dan penyelamat oleh malaikat, yang telah menampakkan
diri kepadanya di semak duri itu.
36. Dialah yang membawa mereka keluar dengan mengadakan mujizat-mujizat dan
tanda-tanda di tanah Mesir, di Laut Merah dan di padang gurun, empat puluh tahun
lamanya.
Inilah empatpuluh tahun tahap yang ketiga, Musa berada di padang gurun selama empatpuluh tahun >>> delapanpuluh satu – seratus duapuluh tahun dan ini disebut dengan masa pengutusan. Seperti yang akan dialami oleh siswa/i Lempin-El Kristus Ajaib angkatan ke XXX sebab mereka segera akan ditamatkan dan diutus. Masa pengutusan ini, kita belajar dari Musa.
Pengutusan/pemakaian TUHAN atas seseorang/atas Musa/atas kita/atas siswa/i Lempin-El angkatan XXX, dimulai dengan panggilan TUHAN. Jadi sebelum diutus harus dipanggil terlebih dahulu. Pada panggilan TUHAN ini, merupakan tahap yang paling menentukan, sebab kuat tidaknya seorang hamba TUHAN di dalam pengutusan bukan tergantung dari banyak/sedikitnya jumlah sidang jemaat atau banyak/sedikitnya uang atau pandai/bodohnya seseorang, tetapi bergantung pada benar/tidaknya panggilan TUHAN itu yang seseorang itu terima. Jadi, kita jangan emosi jika mau menjadi seorang hamba TUHAN >>> banyak kali karena kita tidak dapat bersekolah lagi dan daripada menganggur, lebih baik masuk sekolah alkitab saja dan orang semacam ini akan gugur sebab ia masuk sekolah alkitab bukan karena panggilan TUHAN. Atau karena sudah pensiun, baru mau menjadi hamba TUHAN. Ada banyak macamnya dan saya tidak mementingkan latar belakangnya apa, tetapi yang terpenting adalah panggilan dari TUHAN sebab itu yang menentukan. Hanya orang-orang yang dipanggil oleh TUHAN, akan diutus/dipakai oleh TUHAN dan contohnya adalah Musa.
Kemarin kita sudah mendengar tentang Musa yang mengalami penyucian dengan
api sehingga ia tergembala, baru terjadi panggilan. Keluaran 3 : 3,
4,
3. Musa berkata: "Baiklah aku menyimpang ke sana untuk memeriksa penglihatan
yang hebat itu. Mengapakah tidak terbakar semak duri itu?"
4. Ketika dilihat TUHAN, bahwa Musa menyimpang untuk memeriksanya, berserulah
Allah dari tengah-tengah semak duri itu kepadanya: "Musa, Musa!" dan
ia menjawab: "Ya, Allah."
Inilah contoh dari Musa ketika ia menerima panggilan TUHAN dari semak duri yang
menyala. Kita sudah mendengar arti dari semak duri yang bernyala adalah penyucian.
Jadi panggilan itu berasal dari kesucian. Jadi siapapun yang dipanggil dan dipakai
oleh TUHAN berasal dari kesucian. Bukan dari kepandaian/kebodohan, bukan dari
kekayaan/kemiskinan tetapi penentunya adalah kesucian. Semakin kita disucikan,
maka panggilan TUHAN itu akan semakin jelas dan teguh/tidak dapat berubah lagi.
Baik sebagai seorang hamba TUHAN sepenuh/full-timer maupun yang melayani paduan
suara, musik dlsbnya, mau dipakai oleh TUHAN dan diutus oleh TUHAN harus melewati
panggilan yang berasal dari kesucian. Jika kita tidak suci/kehilangan kesucian,
maka pelayanan itu akan hilang/terlepas. Semoga kita dapat mengerti hal ini.
Kemudian, TUHAN memanggil >>> Musa, Musa, bukan kamu atau hai. Seperti kita kalau memanggil seseorang hai, hai. Tetapi kalau TUHAN memanggil >>> Samuel, Samuel, Jadi TUHAN juga mengajar kesopanan kepada kita. Semoga kita mengerti.
Apa arti dari panggilan TUHAN >>> Musa, Musa? Memanggil dengan nama
yang jelas.
Berarti:
Roma 8 : 28 – 30,
28. Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.
29. Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, supaya Ia, Anak-Nya itu, menjadi yang sulung di antara banyak saudara.
30. Dan mereka yang ditentukan-Nya dari semula, mereka itu juga dipanggil-Nya. Dan mereka yang dipanggil-Nya, mereka itu juga dibenarkan-Nya. Dan mereka yang dibenarkan-Nya, mereka itu juga dimuliakan-Nya.
Jadi TUHAN tidak begitu saja memanggil dan memilih kita, tetapi TUHAN memanggil kita sesuai dengan rencana/kehendakNYA. Itu sebabnya sesudah kita menerima panggilan TUHAN, maka kita harus selalu berada di jalur dari rencana/kehendak ALLAH lewat pembukaan rahasia Firman.
Bagaimana kita mengetahui rencana/kehendak ALLAH di dalam kehidupan kita? yaitu di dalam pembukaan rahasia Firman = harus sesuai Firman. Jika kita hendak melayani >>> harus sesuai dengan Firman, juga dalam hal keuangan >>> harus sesuai dengan Firman. Demikian juga jika kita berdagang, maka kita harus sesuai dengan Firman, sebab itu berarti kita berada di jalur rencana/kehendak TUHAN lewat pembukaan Firman TUHAN.
Tadi, di dalam Roma 8 : 28, Kita tahu sekarang, bahwa
Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka
yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana
Allah.
Jadi, kalau kita sebagai hamba-hamba TUHAN/pelayan-pelayan TUHAN selalu berada
pada jalur kehendak TUHAN/jalur Firman TUHAN, maka kita tidak perlu takut sebab
TUHAN selalu mendatangkan kebaikan/menjadikan semua baik karena TUHAN turut
bekerja di dalam kehidupan kita.
Yang penting kita harus selalu berada di dalam Firman, sebab seringkali kita melepaskan Firman dan mencari kebaikan di tempat lain dan ini merupakan kesalahan yang besar. Sebab siapa manusia yang dapat menjamin kita untuk mendapatkan sesuatu yang baik. Mungkin satu dua kali, sesudah itu sudah tidak dapat lagi. Tetapi kalau TUHAN, selama kita berada di dalam rencana TUHAN, maka akan ada jaminan dari TUHAN bahwa IA turut bekerja untuk mendatangkan kebaikan/menjadikan semua baik di dalam kehidupan kita bahkan membawa kita sampai pada kemuliaan surga >>> Roma 8 : 30c, Dan mereka yang dibenarkan-Nya, mereka itu juga dimuliakan-Nya.
Itu sebabnya, mari! sesudah kita menerima panggilan, maka kita harus tetap berada dijalur Firman/pembukaan Firman sebab ini merupakan rencana TUHAN. Semuanya harus sesuai Firman, jika kita tidak melakukan apa yang sesuai dengan Firman, berarti kita berada di luar rencana TUHAN. Tetapi kalau sesuai dengan rencana Firman, maka kita benar-benar berada di dalam kehendakNYA dan Tangan TUHAN turut bekerja dengan mendatangkan kebaikan/menjadikan semuanya baik, bahkan membawa kita dalam kemuliaan surga. Nanti para hamba-hamba TUHAN/pelayan TUHAN akan banyak yang kecele/terkecoh/tertipu sebab ukurannya sudah bukan Firman lagi tetapi hanya pada hal yang sifatnya jasmani.
Matius 7 : 21 – 23,
21. Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga.
22. Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga?
23. Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!"
ay 21 >>> melakukan kehendak Bapa-KU = berada di jalur rencana TUHAN/sesuai dengan kehendak TUHAN sebab pelayanannya sesuai dengan Firman dan ini yang penting. Bukan macam pelayanannya tetapi harus sesuai dengan kehendak TUHAN, sebab ini yang diukur oleh TUHAN.
ay 23 >>> terjadi lagi pengusiran >>> enyahlah!
Mari! selama kita berada di dalam kehendak TUHAN/sesuai dengan pembukaan Firman
pengajaran yang benar, maka TUHAN akan membuka pintu surga/kemuliaan surga akan
terbuka, apalagi hanya pintu-pintu di dunia ini tentu akan dibukakan oleh TUHAN.
Itu sebabnya kita jangan takut dan bagi siswa/i angkatan XXX ini, saudara jangan
takut untuk diutus kemana pun baik itu diutus di kota, di daerah, sekalipun
diutus dengan jumlah sidang jemaat hanya dua orang saja. Sebab yang penting
yang dilihat oleh TUHAN, saudara berada di jalur TUHAN/tidak. Jika saudara tetap
berada di jalur rencana TUHAN, maka TUHAN mampu membukakan pintu kemuliaan surga.
Kita jangan melepaskan jalur TUHAN/Firman pengajaran yang benar untuk mencari yang lebih baik >>> tidak ada sesuatu yang lebih baik di dunia ini daripada kita berada dalam pembukaan rahasia Firman/berada di dalam kehendak TUHAN/berada di dalam Firman pengajaran yang benar. Jika keluar dari jalur rencana TUHAN, maka kita akan mendapatkan kehancuran; seperti pemberitaan Firman TUHAN kemarin, kalau kita keluar dari bahtera Nuh, maka akan hanyut oleh air bah dan binasa.
Ukuran keberhasilan kalau kita lihat di dalam Matius 7: 22,
Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah
kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan
banyak mujizat demi nama-Mu juga?
Ukuran keberhasilan dalam pelayanan bukan bentuk/macamnya pemakaian TUHAN seperti
mengusir setan, menyembuhkan orang atau dapat mengumpulkan banyak jiwa yang
luar biasa >>> kalau di mata manusia, maka pelayanan itu berhasil.
Tetapi ukuran di Mata TUHAN bukanlah seperti itu, sebab ukuran keberhasilan
di Mata TUHAN adalah ketaatan kepada Firman pengajaran yang benar/pada jalur
hidup/jalur kehendak TUHAN. Kalau kita berada di luar jalur Firman yang benar
maka segala apa yang sudah kita capai dan dianggap berhasil oleh manusia, tidak
diakui bahkan diusir oleh TUHAN. Itu sebabnya kita tidak dapat saling mengukur
sekalipun kita melihat bahwa seseorang itu berhasil dan memiliki gedung gereja
yang besar >>> belum tentu berhasil, sebab apakah ia berada di dalam
kehendak TUHAN atau tidak?
Seringkali kita menghina hamba TUHAN yang berada di desa sebab sudah bertahun-tahun tetapi hanya memiliki jemaat dua orang dan itu berarti hamba TUHAN itu tidak dipakai oleh TUHAN >>> belum tentu. Seandainya hamba TUHAN yang berada di kota dengan gerejanya yang besar itu kemudian menukar pelayannya untuk melayani di desa yang sudah dilayani oleh hamba TUHAN di desa selama limabelas tahun dengan dua orang jemaat. Hamba TUHAN yang sudah besar dan hebat dari kota >>> jangankan melayani selama limabelas tahun, limabelas jam saja, sebab terkena air sungainya saja, seluruh tubuhnya sudah terasa gatal dan pada akhirnya ia tidak tahan lagi. Itu sebabnya kita jangan mengukur keberhasilan dari melihat gedung gereja yang besar yang di mata manusia dianggap berhasil tetapi apakah hamba TUHAN itu berada pada jalur dari TUHAN atau tidak/taat pada Firman pengajaran yang benar atau tidak, sebab ini yang diukur oleh TUHAN.
Kalau seorang hamba TUHAN, pelayanannya itu tidak berada pada jalur dari TUHAN, maka apa yang dianggap hebat oleh manusia, tidak diakui oleh TUHAN bahkan dianggap sebagai seorang penjahat/pembuat kejahatan. Dan ini dimulai dari Wijaya, pemain musik dllnya >>> apa yang dilihat/yang diukur oleh TUHAN? Bukan karena main musiknya hebat atau menyanyinya hebat >>> semuanya ini boleh saja, tetapi hal ini bukanlah menjadi ukuran dari keberhasilan. Ukuran keberhasilan adalah apakah kita berada pada jalur dari TUHAN dan juga berada di dalam Firman pengajaran yang benar.
Bagi siswa/i Lempin-El, saudara tetap berpegang pada motto >>> lebih baik ditolak bersama dengan Firman pengajaran yang benar, daripada diterima tanpa Firman pengajaran yang benar. Ini harus tetap dipegang sehingga TUHAN turut bekerja mendatangkan kebaikan dan kemuliaan dan ini pasti terjadi selama kita tetap berada di dalam rencana TUHAN. Semoga kita dapat mengerti.
Kita kembali ke Keluaran 3 >>> Musa menjawab. Ada panggilan, maka ada jawaban. Keluaran 3 : 4, Ketika dilihat TUHAN, bahwa Musa menyimpang untuk memeriksanya, berserulah Allah dari tengah-tengah semak duri itu kepadanya: "Musa, Musa!" dan ia menjawab: "Ya, Allah."
Jawaban yang tepat terhadap panggilan adalah ‘Ya ALLAH/Ya TUHAN’. Ya ALLAH ini harus merupakan jawaban dari kita dalam setiap tugas pekerjaan yang dipercayakan oleh TUHAN di ladang TUHAN. Ya ini adalah Nama TUHAN dan kalau kita menjawab ‘Ya’ maka risiko ditanggung oleh yang menyuruh. Kalau TUHAN Yang menyuruh, maka risiko ditanggung oleh TUHAN. Tetapi kalau kita menjawab ‘tidak’, maka risiko ditanggung diri sendiri.
Di dalam ktb perjanjian baru, Nama TUHAN ini ditulis dengan ‘Alfa dan Omega’ tetapi di dalam alkitab perjanjian lama ditulis ‘Alif dan Ya’ (ktb Wahyu). Alif = Alfa = pertama. Jadi kalau kita menjawab ‘Ya’ berarti kita menerima TUHAN Yang Namanya adalah ‘Ya’, maka IA dapat mengakhiri segala sesuatu menjadi baik dan sempurna. Jadi kalau kita selalu berkata ‘Ya TUHAN’ maka kita akan menjadi hamba TUHAN/pelayan TUHAN sampai mencapai garis akhir.
Garis akhir dari manusia/pelayan TUHAN itu ada dua yaitu:
Bagi siswa/i Lempin-El angkatan ke XXX, tulis dengan baik-baik >>> menjadi seorang hamba TUHAN adalah pekerjaan terakhirku. Sebab sesudah itu tidak ada lagi pekerjaan yang lain. Semoga kita dapat mengerti.
Sikap Musa menghadapi panggilan TUHAN >>> Keluaran
3 : 6, Lagi Ia berfirman: "Akulah Allah ayahmu, Allah Abraham,
Allah Ishak dan Allah Yakub." Lalu Musa menutupi mukanya, sebab ia takut
memandang Allah.
Ay 6b >>> menerima panggilan TUHAN, Musa menutupi mukanya ini berarti
di wajah ini ada pancaindera/lima indera dan ini yang ditutup oleh Musa, berarti
Musa tidak memakai inderanya >>> menerima panggilan TUHAN, jangan memakai
pancaindera/daging sebab jika demikian, itu akan menipu. Apalagi mata >>>
berapa orang yang sudah tertipu. Ada orang yang di minta untuk pergi kesuatu
tempat, tetapi ia mengatakan akan melihat terlebih dahulu >>> ini berbahaya
sebab mata ini dapat menipu.
Bagi siswa/i Lempin-El yang akan diterjunkan ke suatu tempat, jangan berkata hendak melihat terlebih dahulu. Berapa banyak orang gara-gara mata kemudian jatuh, contohnya: Hawa, yang tertipu oleh ular, Lot yang memandang Sodom dan Gomora seperti taman surga, ternyata semuanya merupakan tipuan. Itu sebabnya Musa menutup pancainderanya ketika ia menerima panggilan TUHAN. Menerima panggilan TUHAN itu harus dengan iman dan takut akan TUHAN sehingga akan menghasilkan keajaiban-keajaiban, dari yang tidak bisa menjadi bisa. Inilah sikap Musa menghadapi panggilan TUHAN.
Tujuan panggilan/pengutusan >>> Keluaran
3 : 10, Jadi sekarang, pergilah, Aku mengutus engkau kepada Firaun
untuk membawa umat-Ku, orang Israel, keluar dari Mesir."
Tujuan panggilan/pengutusan TUHAN, kalau Musa dulu untuk mengeluarkan bangsa
Israel dari perbudakan di Mesir, kalau sekarang, maka tugas kita/hamba TUHAN
untuk mengeluarkan/membebaskan/melepaskan sidang jemaat dari Mesir/dunia. Artinya:
Keluaran 3 : 11, Tetapi Musa berkata kepada Allah: "Siapakah
aku ini, maka aku yang akan menghadap Firaun dan membawa orang Israel keluar
dari Mesir?"
Dulu di Mesir, Musa melayani dua orang dengan memakai kepandaian, ia gagal,
tetapi sekarang, sesudah panggilannya jelas/teguh, Musa mengalami penyucian,
maka Musa mengenal dirinya sendiri. Di dalam pengutusan, kita harus mengenal
diri sendiri dengan kekurangan dan kelemahan. Kita tidak mengajukan diri >>>
seharusnya saya yang berkhotbah, seharusnya saya, seharusnya saya, ini bukan
pengutusan TUHAN, tetapi pengutusan keinginan diri sendiri/daging. Tetapi kalau
pengutusan oleh TUHAN, malahan kita banyak mengenal diri sendiri >>>
saya banyak kekurangan dan kelemahan sehingga kita tidak mengajukan diri.
Bagi siswa/i Lempin-El jika saudara nanti menjadi pengerja, maka saudara jangan berkata bahwa gembala saya ini tidak tahu diri, sebab saya tidak pernah disuruh berkhotbah. Saudara jangan mengajukan diri, tetapi banyak merendahkan diri dengan mengenal diri sendiri dengan kekurangan dan kelemahan. Jadi dasar panggilan/pengutusan adalah mengenal diri sendiri. Mengenali diri sendiri dengan kekurangan dan kelemahan itu, merupakan sesuatu yang penting sebab itu adalah dasar dari panggilan dan pengutusan TUHAN atas hidup kita.
Sebelum Musa mengenal dirinya sendiri >>> jangankan memimpin sejuta orang, memimpin dua orang saja, ia tidak mampu sebab ia ditolak. Tetapi kalau sudah mengenal diri sendiri, maka itu adalah waktu pengutusan oleh TUHAN sehingga panggilan dan pengutusan semakin jelas di dalam kehidupan kita. Setelah kita mengenal diri sendiri dan kemudian kita dipakai oleh TUHAN, kita jangan menjadi lupa diri, sebab seringkali setelah dipakai kita menjadi lupa diri. Kalau sudah melupakan dirinya sendiri, maka pasti akan lupa pada semuanya/lupa kalau sudah memiliki isteri sampai melupakan TUHAN. Bagi siswa/i Lempin-El, jangan lupa diri >>> tetap mengenal diri dengan kekurangan dan kelemahan sehingga tetap dipakai oleh TUHAN, kalau lupa diri, tidak akan dipakai oleh TUHAN, bahkan jatuh. Inilah dasar-dasar pengutusan TUHAN yang kita pelajari lewat panggilan kepada Musa.
Kemudian Musa diutus oleh TUHAN di padang gurun selama empatpuluh tahun/perobekan daging. Di dalam panggilan/pengutusan, kita akan menghadapi halangan-halangan/TUHAN mengijinkan kita mengalami halangan-halangan/kesulitan agar terjadi perobekan daging/penamatan daging/angka ‘40’. Jadi kesulitan itu bukan untuk membuat kita menjadi putus asa, contohnya : hendak pergi ke gereja, hujan lebat turun >>> ada halangan-halangan tetapi kalau kita kalah, maka itu berarti kita tidak mengalami perobekan daging.
Musa menghadapi banyak halangan-halangan, tetapi saya mengambil halangan yang pokok/yang berat/yang besar saja dan ada dua halangan untuk mengalami perobekan daging. Bagi siswa/i Lempin-El, jika saudara di terjunkan untuk melayani dan saudara menghadapi halangan, maka itu sudahlah benar sebab jalurnya sudah benar. Ada tantangan dan rintangan >>> sudah benar, sebab itu untuk masuk dalam perjalanan salib/penamatan daging/angka ‘40’.
Musa menghadapi dua halangan yang berat yaitu:
Mungkin kita memiliki kelebihan di dalam hal kepandaian, di dalam hal pembukaan
Firman TUHAN, dalam menyanyi maupun bermain musik dan dalam hal apa saja, kita
harus menjaganya supaya kita jangan jatuh dalam kelebihan sebab itu merupakan
kejatuhan yang dahsyat >>> 1 Korintus 10 : 12, Sebab
itu siapa yang menyangka, bahwa ia teguh berdiri, hati-hatilah supaya ia jangan
jatuh!
Kalau seseorang itu menyangka ia teguh karena memiliki kelebihan-kelebihan,
maka itu harus dijaga agar jangan sampai jatuh, sebab jatuh dalam kelebihan
merupakan hal yang dahsyat seperti Musa. Dan akibatnya Musa tidak di ijinkan
oleh TUHAN untuk masuk ke tanah Kanaan = kegagalan total.
Kalau seseorang itu jatuh di dalam kekurangan >>> masih dapat diperbaiki. Seperti malaikat yang adalah roh dan seharusnya malaikat itu penurut sebab roh itu penurut tetapi daging itu lemah. Tetapi begitu malaikat itu jatuh, maka menjadi Lucifer >>> ini dahsyat. Tetapi Daud yang keturunan Abraham dan ia jatuh, maka masih dapat ditolong sebab Daud berada di dalam kelemahan dan ia mengakui dosanya.
Saya seringkali cemburu Ilahi, jika melihat ada hamba TUHAN yang selain dapat berkhotbah juga dapat bermain musik sedangkan saya tidak bisa bermain musik dan juga dapat berbicara dengan bermacam-macam bahasa sedangkan saya tidak dapat >>> inilah kelemahan saya. Kita jangan lengah di dalam kelebihan, tetapi juga jangan putus asa di dalam kekurangan sebab TUHAN masih dapat menolong kita.
Tetapi di dalam kelemahan-kelemahan, maka kuasa TUHAN akan dinyatakan >>>
2 Korintus 12 : 7 – 9,
7. Dan supaya aku jangan meninggikan diri karena penyataan-penyataan yang
luar biasa itu, maka aku diberi suatu duri di dalam dagingku, yaitu seorang
utusan Iblis untuk menggocoh aku, supaya aku jangan meninggikan diri.
8. Tentang hal itu aku sudah tiga kali berseru kepada Tuhan, supaya utusan Iblis
itu mundur dari padaku.
9. Tetapi jawab Tuhan kepadaku: "Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab
justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna." Sebab itu terlebih
suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku.
Mari! bagi yang memiliki kelemahan-kelemahan, harus berhati-hati supaya jangan jatuh di dalam kelemahan. Jika kita tidak jatuh di dalam kelemahan-kelemahan, maka kuasa TUHAN dapat bekerja di dalam hidup kita. Demikian juga bagi yang memiliki kelebihan-kelebihan, jangan menjadi sombong supaya jangan jatuh sebab itu adalah hal dahsyat seperti Musa. Semoga kita dapat mengerti.
Dari siswa/i Lempin-El, ada yang bermacam-macam:
Jadi daging yang harus dirobek adalah emosi yang memang seringkali tidak tertahankan dan saya juga sering mengalami.
Hari ini kita dikoreksi oleh TUHAN dari:
Musa tidak di ijinkan masuk ke tanah Kanaan, sedangkan jemaat/bangsa Israel juga tidak boleh masuk, hanya dua orang yang di ijinkan masuk yaitu Yosua dan Kaleb. Jadi sama-sama gagal total >>> tidak ada keuntungan. Itu sebabnya sama-sama merobek daging sehingga mendapatkan kemuliaan.
Tetapi untung, TUHAN masih berkemurahan bagi Musa, sebab Musa masih di ijinkan untuk menginjakkan kakinya di gunung di Kanaan. Sebab Musa kembali menjadi seperti bayi, ia lupa bagaimana dulu ia sebagai bayi dibuang di sungai Nil dan berada di tangan puteri Firaun, seharusnya Musa itu sudah mati. Tetapi karena ia menangis, Musa terselamatkan. Kemudian ketika ia menghadapi banyak masalah >>> ketika menghadapi Miryam yang mengata-ngatai, Musa masih dapat berlutut kepada TUHAN. Tetapi di akhir, ketika menghadapi segelas air >>> Musa tidak lagi berlutut, tidak lagi menjadi seperti bayi yang menangis kepada TUHAN, tetapi Musa menghadapi bangsa Israel dengan emosi sehingga ia gagal total.
Tetapi TUHAN masih memberikan kesempatan sehingga Musa masih dapat menginjakkan
kaki di tanah Kanaan lewat doa penyembahan dan kemurahan kasih karunia TUHAN
>>> Matius 17 : 1 – 3,
1. Enam hari kemudian Yesus membawa Petrus, Yakobus dan Yohanes saudaranya,
dan bersama-sama dengan mereka Ia naik ke sebuah gunung yang tinggi. Di situ
mereka sendiri saja.
2. Lalu Yesus berubah rupa di depan mata mereka; wajah-Nya bercahaya seperti
matahari dan pakaian-Nya menjadi putih bersinar seperti terang.
3. Maka nampak kepada mereka Musa dan Elia sedang berbicara dengan Dia.
Dalam/lewat doa penyembahan, Musa kembali menjadi seperti bayi yang menangis
kepada TUHAN dan berharap kepada belas kasih dan kemurahan TUHAN dan di situlah
TUHAN menghapus segala kemustahilan.
Bagi siswa/i Lempin-El, perhatikan! Apapun yang mustahil tetapi kalau kita banyak menangis kepada TUHAN, seperti bayi yang tidak berdaya, maka Tangan belas kasih TUHAN akan menghapus segala kemustahilan.
Kemustahilan tertinggi adalah Musa ditampilkan di dalam kemuliaan. Awalnya ia sudah gagal total tetapi ia dapat ditampilkan dalam kemuliaan sebagai Mempelai Wanita TUHAN. Inilah kemustahilan yang tertinggi bagi manusia yang memiliki banyak kesalahan dan kekurangan, tetapi dapat menjadi Mempelai Wanita TUHAN lewat banyak menyembah kepada TUHAN dan juga lewat belas kasih TUHAN, lewat Kristus Ajaib Yang mengulurkan Tangan kasihNYA, IA melakukan keajaiban dengan menghapus kemustahilan bahkan menjadikan kita Mempelai Wanita TUHAN.
Pesan saya kepada siswa/i Lempin-El >>> ingat! Selama saudara bersama saya di Lempin-El dan kalau saya tidak sibuk, maka seringkali kami makan bersama-sama sekalipun belum satu meja sebab mejanya kecil. Tetapi ingat! Apa yang kita makan sehari-hari bukan karena saya, sebab saya tidak dapat menjamin kalau setiap hari ada makanan, tetapi Kristus Ajaib Yang menjamin lewat Tangan kemurahanNYA kalau kita banyak menangis kepadaNYA. Apapun yang mustahil sekalipun sudah gagal total dapat mencapai puncak keberhasilan yaitu menjadi Mempelai. Luar biasa! Hanya karena tangisan bayi dan juga karena Kristus Ajaib Yang mengulurkan Tangan belas kasih dan kemurahanNYA kepada kita.
Mari! di dalam panggilan dan pengutusan TUHAN, jangan melepaskan Tangan belas kasih TUHAN, kita banyak menyembah kepada TUHAN sampai pada keberhasilan tertinggi menjadi Mempelai dan masuk dalam kerajaan surga apapun keadaan kita, TUHAN akan menolong kita. TUHAN memberkati.
1