Kita masih akan melanjutkan ibadah ini dan masih tetap dengan tema angka ‘40’.
Pada kebaktian yang pertama, angka ‘40’ ini dituliskan pertama kali
di dalam ktb Kejadian 7 : 4, yaitu empat puluh hari empat puluh malam TUHAN
mencurahkan hujan sehingga terjadi hukuman air bah di bumi dan segala daging
ditamatkan/masuk di dalam penghukuman. Angka ‘40’ ini menunjuk pada
perobekkan daging/penamatan daging. YESUS dan juga Musa berpuasa selama empat
puluh hari empat puluh malam.
Tetapi sayang di jaman Nuh, terjadi penamatan daging secara negatif yaitu
lewat hukuman ALLAH. Tetapi marilah kita masuk ke dalam bahtera Nuh yang untuk
sekarang dalam arti rohani yaitu:
- masuk dalam baptisan air dengan sungguh-sungguh dan
- pengajaran tabernakel
Kita masuk dalam bahtera Nuh dan di sana kita mengalami perobekan daging yang
positif sehingga kita mendapatkan kemuliaan bersama TUHAN.
Tadi pagi pada kebaktian yang kedua, kita sudah belajar angka ‘40’
yang ditulis di dalam ktb Keluaran 24 yang berkaitan dengan kehidupan dari Musa
dan sekarang ini kita membacanya kembali >>> Keluaran 24 :
18, Masuklah Musa ke tengah-tengah awan itu dengan mendaki gunung
itu. Lalu tinggallah ia di atas gunung itu empat puluh hari dan empat puluh
malam lamanya.
Dua kali Musa naik ke atas gunung (ktb Ulangan) dan berpuasa selama empat puluh
hari empat puluh malam. Yang pertama Musa menerima tabernakel dan dua loh batu
yang mula-mula, tetapi sayang dua loh batu yang mula-mula itu dipecahkan. Kemudian
Musa naik lagi ke atas gunung dan berpuasa selama empat puluh hari empat puluh
malam dan menerima dua loh batu yang baru yang sama dengan dua loh batu yang
mula-mula. Kita sudah mendengar bahwa angka ‘40’/penamatan daging
itu arahnya kepada pembangunan Tubuh Kristus/Tubuh Mempelai.
Dua loh batu yang mula-mula ini semuanya berasal dari TUHAN itulah YESUS Yang
mati di kayu salib sebagai perwujudan dari kasih ALLAH untuk menebus dosa-dosa
kita. Sehingga terbentuklah dua loh batu yang sama seperti yang mula-mula, tetapi
batunya berasal dari Musa yang diambil dari G.Sinai dan dipahat oleh Musa itulah
kita manusia berdosa yang oleh penebusan TUHAN akan dijadikan sama dengan TUHAN
dan menjadi Mempelai Perempuan TUHAN. Lewat penamatan daging/lewat salib TUHAN,
kita dapat menjadi sama dengan TUHAN.
Sekarang kita akan membahas angka ‘40’ dari kehidupan Musa, bukan
dari puasanya tetapi dari keseluruhannya dengan membaca ktb Ulangan
34 : 5 – 7,
5. Lalu matilah Musa, hamba TUHAN itu, di sana di tanah Moab, sesuai dengan
firman TUHAN.
6. Dan dikuburkan-Nyalah dia di suatu lembah di tanah Moab, di tentangan Bet-Peor,
dan tidak ada orang yang tahu kuburnya sampai hari ini.
7. Musa berumur seratus dua puluh tahun, ketika ia mati; matanya belum kabur
dan kekuatannya belum hilang.
Inilah contoh dari seluruh kehidupan Musa yang ditandai dengan angka ‘40’/di
tandai dengan penamatan daging/perobekan daging.
Jadi umur Musa = seluruh hidup Musa yaitu seratus duapuluh tahun.
Matematika yang sederhana, 120 = 3 x 40. Musa mengalami perobekan daging selama
hidupnya sampai ia ditampilkan di dalam kemuliaan sebagai Mempelai TUHAN. Sebab
dibalik tanda kematian ada tanda kemuliaan. Sekalipun kita mengetahui ada kesalahan
Musa, tetapi selama seluruh hidup Musa ditandai dengan angka perobekan daging/mengalami
perobekan daging, sehingga Musa ditampilkan di dalam kemuliaan sebagai Mempelai
TUHAN.
Saya akan membuktikan di dalam injil Lukas 9 : 29 – 31,
29. Ketika Ia sedang berdoa, rupa wajah-Nya berubah dan pakaian-Nya menjadi
putih berkilau-kilauan.
30. Dan tampaklah dua orang berbicara dengan Dia, yaitu Musa dan Elia.
31. Keduanya menampakkan diri dalam kemuliaan dan berbicara tentang tujuan kepergian-Nya
yang akan digenapi-Nya di Yerusalem.
Ay 29 >>> ini adalah TUHAN YESUS di dalam kemuliaan.
Sekalipun kita memiliki kesalahan tetapi kalau kita sudah berusaha untuk masuk
dalam penamatan daging, maka satu waktu pada akhir hidup, kita akan ditampilkan
di dalam kemuliaan seperti Musa dan Elia yaitu kemuliaan Mempelai.
Musa adalah seorang yang hebat sebab ia dipakai oleh TUHAN. Kalau kita berbicara
tentang jumlah jemaat, maka Musa memiliki jemaat yang sangat banyak. Sebab baru
keluar dari Mesir, jumlah orang laki-laki yang usianya di atas duapuluh tahun
sebanyak enamratus tigaribu limaratus limapuluh orang, belum lagi wanita dan
anak-anak dan ini berarti Musa memiliki sidang jemaat sebanyak jutaan orang.
Tetapi Musa mau masuk di dalam perobekan daging/penamatan daging.
Seringkali kita sudah berkembang sekalipun masih sedikit, kita sudah tidak mau
berjalan lagi, tidak mau ini dan itu lagi sebab sudah mulia, mulia. Musa orang
yang hebat luar biasa tetapi seluruh hidupnya ditandai dengan angka ‘40’
sehingga ia ditampilkan di dalam kemuliaan.
Kita akan mempelajari tiga tahap dari umur/kehidupan Musa selama seratus
dua puluh tahun yang ditandai dengan angka ‘40’:
- Kisah rasul 7 : 20 – 23,
20. Pada waktu itulah Musa lahir dan ia elok di mata Allah. Tiga bulan
lamanya ia diasuh di rumah ayahnya.
21. Lalu ia dibuang, tetapi puteri Firaun memungutnya dan menyuruh mengasuhnya
seperti anaknya sendiri.
22. Dan Musa dididik dalam segala hikmat orang Mesir, dan ia berkuasa dalam
perkataan dan perbuatannya.
23. Pada waktu ia berumur empat puluh tahun, timbullah keinginan dalam hatinya
untuk mengunjungi saudara-saudaranya, yaitu orang-orang Israel.
Saya tidak dapat menceritakan secara mendetail, tetapi hanya pokok-pokoknya
saja sebab waktu yang tidak memungkinkan di dalam lima kali ibadah ini.
Tahap pertama dari kehidupan Musa adalah ia berada di Mesir selama
empatpuluh tahun >>> dimulai dari kandungan sampai ia berusia empatpuluh
tahun. Musa berada di Mesir = masa pertumbuhan.
Ada dua macam pertumbuhan yang dialami oleh Musa yaitu:
- pertumbuhan secara jasmani yang meliputi pertumbuhan secara fisik/tubuh
yaitu dari bayi sampai menjadi dewasa/usia empatpuluh tahun. Sekarang ini,
Mesir ini adalah gambaran dari dunia dan kita di dalam dunia ini juga mengalami
masa pertumbuhan secara fisik, tetapi juga mengalami pertumbuhan di dalam
kegiatan-kegiatan kita. Di sebutkan di dalam ayat 22, Musa bertumbuh dan dididik
di dalam segala hikmat dari orang Mesir dan juga ia berkuasa di dalam perkataan
dan perbuatan-perbuatan. Didikan Musa di Mesir ini, kalau sekarang dapat dikatakan,
ia sudah memiliki kepandaian setaraf S3. Demikian juga dengan kita, kita juga
boleh mengalami pertumbuhan dari kegiatan-kegiatan secara pendidikan, secara
pekerjaan dlsbnya >>> silahkan! tetapi kita jangan lupa, sebab pertumbuhan
secara jasmani ini pada akhirnya tidak ditanggapi oleh Musa. Pendidikan secara
jasmani ini, kalau boleh saya katakan, hanyalah terbatas sampai di liang kubur
>>> S1,S2,S3 semuanya sama menjadi debu tanah. Kaya maupun miskin
juga sama menjadi debu tanah >>> tidak ada perbedaan. Itu sebabnya
tidak dilarang ada pertumbuhan secara jasmani >>> ada kaum muda yang
senang melakukan fitness, juga di dalam karir dan pendidikan >>>
silahkan! tetapi semuanya itu terbatas, itu sebabnya harus dilanjutkan dengan
yang kedua yaitu
- pertumbuhan secara rohani, dan Musa juga mengalami hal ini. Inilah masa
empatpuluh tahun Musa berada di Mesir, pertumbuhan secara jasmani maupun secara
rohani. Jika secara jasmani pertumbuhan itu juga mengarah ke arah kedewasaan,
maka pertumbuhan secara rohani juga harus bertumbuh ke arah kedewasaan rohani.
Jika kita menginginkan kerohanian kita bertumbuh, maka harus ada angka ‘40’,
daging dan rohani itu bertentangan >>> kalau daging bertumbuh, maka
kerohanian akan turun, kalau daging turun/daging dirobek, maka kerohanian
akan bertumbuh. Untuk pertumbuhan rohani ke arah kedewasaan, maka kita harus
mengalami penamatan daging, barulah kerohanian kita dapat bertumbuh. Jika
kita tidak mau angka ‘40’/tidak mau penyaliban daging/tidak mau
menamatkan daging, maka kerohanian kita tidak dapat bertumbuh. Sebagai contoh
dari cara kita mendengarkan Firman, dulu saya ingat pada waktu kerohanian
saya belum bertumbuh >>> saya mengantuk, merasa pemberitaan Firman
terlalu lama. Mari! kalau kita mau merobek daging, maka kerohanian kita bertumbuh
dan cara kita dalam mendengarkan Firman sudah berbeda. Orang yang sudah dewasa,
cara makannya sudah berbeda dengan anak yang masih kecil, sebab kalau masih
anak kecil, cara makannya akan berserakan dimana-mana >>> Firman
TUHAN tidak ditanggapi. Tetapi kalau sudah dewasa, maka akan sungguh-sungguh
ada perobekan daging/bersungguh-sungguh dalam mendengarkan Firman TUHAN. Tidak
ada jalan lain untuk petumbuhan rohani selain perobekan daging/penamatan daging.Itu
sebabnya, ibadah itu jangan dibuat hanya enak untuk daging/ibadah dikemas
hanya untuk hiburan bagi daging, berkat jasmani bagi daging >>> semuanya
hanya bagi daging maka rohani justru akan turun dan jika dibiarkan terus menurun,
maka akan kehilangan keselamatan. Itu sebabnya kita harus berhati-hati sebab
ini merupakan tanggung jawab dari para hamba-hamba TUHAN.
Apa tanda dari pertumbuhan secara rohani seperti Musa? Ibrani 11 :
24 – 27,
24. Karena iman maka Musa, setelah dewasa, menolak disebut anak puteri Firaun,
25. karena ia lebih suka menderita sengsara dengan umat Allah dari pada untuk
sementara menikmati kesenangan dari dosa.
26. Ia menganggap penghinaan karena Kristus sebagai kekayaan yang lebih besar
dari pada semua harta Mesir, sebab pandangannya ia arahkan kepada upah.
27. Karena iman maka ia telah meninggalkan Mesir dengan tidak takut akan murka
raja. Ia bertahan sama seperti ia melihat apa yang tidak kelihatan.
Tadi sudah saya katakan bahwa kegiatan di dunia ini dibiarkan oleh Musa >>>
ini adalah kedewasaan rohani. Sebab kalau orang masih terpaku pada kegiatan
dunia, bangga dengan berkat-berkat dunia, termasuk kami para hamba-hamba TUHAN
ikut-ikutan menjadi bangga karena memiliki gereja yang besar, maka anak-anak
TUHAN ikut-ikutan menjadi bangga, ini adalah pertanda bahwa kerohanian mereka
belumlah dewasa.
Di Ciawi, keadaan seperti ini diibaratkan dengan pesawat udara. Kalau pesawat
udara itu masih parkir di hanggar, maka rumah terlihat besar-besar, tetapi kalau
pesawat udara itu sudah tinggal landas/naik, semakin naik, maka rumah-rumah
itu hanya terlihat seperti mainan saja/yang jasmani sudah tidak berarti lagi.
Tetapi kalau perkara-perkara jasmani yang digembar-gemborkan, maka itu pertanda
bahwa pesawat itu masih diparkir di hanggar. Bukan hanya diparkir tetapi tidak
dapat jalan. Mari! kita bersungguh-sungguh dengan Musa sebagai contoh, ia sudah
menjadi dewasa sehingga ia menolak disebut sebagai anak dari puteri Firaun.
Ini adalah orang yang sudah dewasa rohani >>> ia merasa penghinaan
lebih besar daripada kekayaan di dunia. Mari rekan-rekan hamba-hamba TUHAN,
kita jangan menggembar-gemborkan hal yang jasmani, sebab itu berarti kerohanian
kita belumlah dewasa.
Inilah tanda-tanda dari kedewasaan rohani yaitu:
- menolak menjadi anak dari puteri Firaun, ada tiga kelepasan
dari Musa yaitu waktu bayi, Musa diangkat menjadi seperti anak kandungnya
sendiri = *kelepasan dari daging dengan segala keinginannya. Kita harus
berhati-hati sebab keinginan dari daging itu adalah maut = lepas dari maut
= taat dan dengar-dengaran kepada TUHAN sekalipun Musa harus meninggalkan
istana, tetapi Musa lebih mendengarkan suara panggilan dari TUHAN untuk melayani
TUHAN.
Roma 8 : 7, 8,
7. Sebab keinginan daging adalah perseteruan terhadap Allah, karena ia
tidak takluk kepada hukum Allah; hal ini memang tidak mungkin baginya.
8. Mereka yang hidup dalam daging, tidak mungkin berkenan kepada Allah.
Kita harus terlepas dari daging dengan segala keinginannya, sebab keinginan
daging itu merupakan musuh ALLAH.
Musa mengalami kelepasan dari menjadi anak puteri Firaun sehingga ia menjadi
taat dan dengar-dengaran dan berkenan kepada TUHAN. Demikian juga dengan kita,
sekarang ini tanda dari kedewasaan rohani yaitu kita mengalami kelepasan dari
daging dengan segala keinginannya sehingga kita menjadi taat dengar-dengaran
kepada Firman/hukum TUHAN.
Di dalam berdagang, kita harus taat >>> jangan sudah mendapatkan
keuntungan, kita mengatakan bahwa kita mengalami kerugian, tetapi tokonya
menjadi lebih besar >>> ini tidak taat tetapi berdusta hanya untuk
uang sepuluh rupiah.
Ibrani 11 : 25, karena ia lebih suka menderita sengsara
dengan umat Allah dari pada untuk sementara menikmati kesenangan dari dosa.
**meninggalkan dosa = kelepasan dari dosa/maut. Dosa ini juga merupakan
musuh dari TUHAN. Itu sebabnya bagi para hamba-hamba TUHAN dan juga bagi para
pelayan-pelayan TUHAN, kalau kita mempertahankan dosa, maka kita bukanlah
pelayan TUHAN, melainkan kita menjadi musuh TUHAN.
1 Korintus 15 : 25 – 26,
25. Karena Ia harus memegang pemerintahan sebagai Raja sampai Allah meletakkan
semua musuh-Nya di bawah kaki-Nya.
26. Musuh yang terakhir, yang dibinasakan ialah maut.
Kita harus terlepas dari dosa, sehingga kita dapat hidup benar dan taat dan
ini adalah kedewasaan rohani.
Ibrani 11 : 26, 27,
26. Ia menganggap penghinaan karena Kristus sebagai kekayaan yang lebih
besar dari pada semua harta Mesir, sebab pandangannya ia arahkan kepada upah.
27.Karena iman maka ia telah meninggalkan Mesir dengan tidak takut akan murka
raja. Ia bertahan sama seperti ia melihat apa yang tidak kelihatan.
***kelepasan dari dunia dengan segala pengaruhnya. Pengaruh dunia ini
ada yang merupakan kekayaan, ada kesibukan, ada kesusahan. Dunia ini juga
merupakan musuh TUHAN >>> Yakobus 4 : 4, Hai
kamu, orang-orang yang tidak setia! Tidakkah kamu tahu, bahwa persahabatan
dengan dunia adalah permusuhan dengan Allah? Jadi barangsiapa hendak menjadi
sahabat dunia ini, ia menjadikan dirinya musuh Allah.
Kalau kita bersahabat/terikat dengan dunia, maka kita menjadi tidak setia.
Mari! bagi para hamba-hamba TUHAN dan pelayan-pelayan TUHAN dan juga bagi
para gembala-gembala yang tidak setia, itu berarti saudara sudah terikat dengan
dunia. Apapun alasannya, jika saudara tidak setia, maka itu berarti saudara
sudah terikat dengan dunia. Tetapi kalau kita sudah terlepas dari dunia, maka
itu menjadikan kita dapat menjadi setia, kita jangan menjadi musuh TUHAN.
Seperti Musa yang tidak mau menjadi musuh TUHAN; kalau ia menjadi anak puteri
Firaun berarti ia menjadi musuh TUHAN.
Tetapi Musa melepaskan semuanya apapun risikonya sehingga ia mengalami:
- kelepasan dari daging >>> ia taat kepada TUHAN.
- kelepasan dari dosa >>> ia hidup benar.
- kelepasan dari dunia >>> ia setia.
Inilah tanda dari kedewasaan rohani yaitu hidup benar, taat dan setia.
- Keluaran 2 : 11, Pada waktu itu, ketika Musa telah
dewasa, ia keluar mendapatkan saudara-saudaranya untuk melihat kerja paksa
mereka; lalu dilihatnyalah seorang Mesir memukul seorang Ibrani, seorang dari
saudara-saudaranya itu. Dapat melayani TUHAN dan sesama yang
membutuhkan.
Di dalam Kisah rasul 7, juga disebutkan >>> ketika berumur empat
puluh tahun, tetapi di dalam ktb Keluaran ini, diistilahkan dengan ‘dewasa’.
Jadi inilah tanda dari kedewasaan rohani yaitu mengalami kelepasan dari tiga
hal yaitu dari daging, dari dosa dan dari dunia. Kemudian tanda kedewasaan
yang kedua adalah dapat melayani TUHAN dan sesama yang membutuhkan. Kalau
anak kecil tidak dapat melayani tetapi suka dilayani. Itu sebabnya kita harus
berhati-hati sebab sekarang ini banyak pelayanan seperti anak kecil dan tanda
dari mau dilayani adalah menuntut hak.
Seringkali kita berkata bahwa kita ini melayani TUHAN, tetapi kita tidak sadar
bahwa sesungguhnya kita ini minta dilayani sebab kita menuntut hak. Jika di
dalam gereja maupun di dalam fellow-ship ini kita menuntut hak, maka itu berarti
kita ini masih seperti anak kecil. Tetapi kalau kita memiliki tanda dari kedewasaan
rohani, maka kita dapat melayani TUHAN dan juga dapat melayani sesama yang
membutuhkan. Saudara jangan membuat fellow-ship ini sebagai fellow-ship anak
kecil sebab kalau begitu, maka kita tidak dapat menjadi Mempelai. Tetapi fellow-ship
dari orang yang dewasa >>> ini yang dapat melayani TUHAN dan juga
melayani sesama yang membutuhkan. Fellow-ship orang dewasa ini tidak menuntut
hak tetapi hanya melakukan kewajiban-kewajiban.
Kita harus berhati-hati, sebab sekarang ini ada banyak macam fellow-ship bahkan
di dalam fellow-ship itu ditawarkan untuk menjadi anak kecil/dilayani semuanya.
Kita jangan mau, sebab seharusnya fellow-ship itu seperti carang yang melekat
pada Pokok Anggur yang Benar dan masing-masing carang itu sudah dapat membawa
buah-buahnya sendiri/dapat melayani sehingga akan mencapai kesempurnaan. Kalau
fellow-ship ini mengalami kekeringan, maka akan menjadi berat. Oleh sebab itu
sekarang ini kita harus berubah yaitu jangan minta untuk dilayani yaitu menuntut
hak tetapi kita melayani sebagai orang yang dewasa rohani yaitu melakukan kewajiban
tanpa menuntut hak = istilah di dalam alkitab yaitu menjadi imam-imam dan raja-raja.
Kita sebagai anggauta Tubuh Kristus semuanya adalah pelayan-pelayan >>>
saudara perhatikan, dari ujung rambut sampai ujung kaki tidak ada satupun yang
menganggur, sebab kalau ada yang menganggur, maka akan dipotong. Semuanya aktif
melayani, Tubuh Kristus adalah imam-imam dan raja-raja.
Tetapi sayang! pelayanan Musa tidak berkenan, pelayanannya ditolak oleh TUHAN
dan juga oleh sesama. Jika kerohanian kita sudah menjadi dewasa >>>
baik! Sudah dapat terlepas dari semuanya sehingga dapat melayani >>>
ini juga sudah baik! Tetapi sayang pelayanan Musa ini masih gagal >>>
hanya melayani dua orang saja ia gagal. Itu sebabnya kita harus berhati-hati,
sebab tidak semua pelayanan itu berkenan kepada TUHAN seperti yang terjadi di
dalam ktb Kejadian yaitu pelayanan dari Kain dan Habel, tetapi hanya pelayanan
dari Habel yang berkenan kepada TUHAN.
Maafkan! Saya tidak menggurui, tetapi seringkali saya kurang senang kalau
seorang gembala yang berada di P.Jawa ini mengatakan >>> yang penting
melayani >>> kita jangan berkata dan berbuat seperti itu. Sebab seperti
pelayanan dari Kain dan Habel yang melayani tetapi hanya pelayanan Habel yang
diterima. Itu sebabnya sebagai seorang gembala, kita harus sungguh-sungguh serius
melayani TUHAN.
Mengapa pelayan Musa itu ditolak? Karena:
- Musa menggunakan kekuatan/kepandaian/kekayaan sendiri. Jika kita melayani
TUHAN dengan menggunakan kekuatan/kekayaan/kepandaian sendiri, maka di hadapan
TUHAN kita akan gagal.
- Musa belum tergembala. Setiap pelayan TUHAN yaitu imam-imam dan raja-raja
haruslah tergembala. Sebab pelayanan di dalam sistim penggembalaan akan menuju
kepada pembangunan Tubuh Kristus. Tetapi Pelayanan tanpa penggembalaan seperti
Musa, yang akan mencerai-beraikan/menjadi seorang pembunuh. Apalagi bagi kami
para hamba-hamba TUHAN, seringkali mimbar ini dipakai untuk mengungkapkan
rasa kebencian/membunuh. Inilah yang akan terjadi, jika pelayanan kita itu
tanpa sistim penggembalaan sehingga menyebabkan pembunuhan/membunuh kerohanian/mencerai
beraikan.
Inilah tahap pertama dari umur Musa yang ditandai dengan perobekan daging
>>> ia mengalami kesusahan sebab meninggalkan istana dan harus menuntun
domba/menjadi gembala di padang. Semoga kita dapat mengerti.
Bagi kita juga, selama kita masih hidup di Mesir/dunia ini, mari! kita menandai
hidup kita ini dengan angka ‘40’ >>> kita masuk dalam pertumbuhan
jangan dengan hal yang jasmani saja, tetapi juga harus masuk dalam pertumbuhan
yang rohani sampai kita dapat melayani TUHAN/menjadi imam-imam dan raja-raja.
Semoga kita dapat mengerti.
Musa berada di Median >>> Kisah rasul 7 : 30 – 33,
30. Dan sesudah empat puluh tahun tampaklah kepadanya seorang malaikat di
padang gurun gunung Sinai di dalam nyala api yang keluar dari semak duri.
31. Musa heran tentang penglihatan itu, dan ketika ia pergi ke situ untuk melihatnya
dari dekat, datanglah suara Tuhan kepadanya:
32. Akulah Allah nenek moyangmu, Allah Abraham, Ishak dan Yakub. Maka gemetarlah
Musa, dan ia tidak berani lagi melihatnya.
33. Lalu firman Allah kepadanya: Tanggalkanlah kasutmu dari kakimu, sebab tempat,
di mana engkau berdiri itu, adalah tanah yang kudus.
Jadi setelah tahap pertama Musa hidup di Mesir, maka tahap kedua (umur 41 –
80) dari umur Musa adalah Musa berada di Median. Tahap kedua dari kehidupan
Musa ini menunjuk Musa hidup di dalam sistim penggembalaan. Tidak begitu saja
melayani TUHAN, tetapi harus masuk dalam sistim penggembalaan.
Demikian juga dengan kita, sesudah kita masuk dalam pertumbuhan rohani dengan
mengalami kelepasan-kelepasan dari daging, dari dosa/bertobat dstnya, kita menjadi
pelayan TUHAN/menjadi imam-imam dan raja-raja. Tetapi kita jangan sampai gagal
seperti Musa karena menggunakan kepandaian, kekayaan sendiri. Dan untuk itu,
kita harus masuk dalam sistim penggembalaan seperti kehidupan Musa dalam tahap
yang kedua yang juga berada di dalam angka ‘40’. Hanya pelayan TUHAN/hamba
TUHAN yang mau mengalami perobekan daging/mengalami penamatan daging/memiliki
angka ‘40’, yang dapat tergembala/dapat hidup di dalam sistim penggembalaan.
Pelayan TUHAN itu juga termasuk pada gembala, rasul, guru dan nabi harus masuk
dalam penggembalaan.
Seperti Musa yang boleh dikatakan berpendidikan S3 karena bersekolah selama
empatpuluh tahun, ia dapat menuntun kambing domba. Kita dapat membayangkan.
Dulu saya, pada waktu saya bersekolah di Lempin-El, ada pelajaran untuk membuang
sampah, saya harus berlari-lari dan melihat dulu ke kiri dan kanan karena dulu
saya adalah seorang guru di S.M.A Petra Surabaya. Saya melihat kesana kemari
terlebih dahulu ketika membuang sampah >>> jangan-jangan ada mantan
murid yang lewat sehingga saya akan malu. Demikian juga waktu saya masih menjadi
seorang pengerja dan jika ke gereja kami semua naik mobil dan memakai dasi,
kalau mobil mogok, maka saya malu-malu untuk mendorong, dan membiarkan pengerja
lain yang mendorong. Sekarang sesudah saya menjadi seorang gembala, sudah berulang
kali saya harus mendorong mobil. Inilah saudaraku, pelajaran belum selesai.
Itu sebabnya bagi siswa/i yang besok akan lulus, mari! selesaikan pelajaran
itu sekarang, sehingga waktu saudara menjadi gembala, tinggal tenang-tenang
saja. Inilah perobekan daging dalam sistim penggembalaan.
Ada dua hal yang harus diperhatikan di dalam penggembalaan yaitu:
- Orang yang tergembala itu masuk ke dalam kandang penggembalaan,
domba harus memiliki kandang sebab jika domba itu tidak memiliki kandang,
maka itu adalah domba yang liar. Ada juga gembala yang sepertinya tidak memiliki
kandang >>> punya kandang, tetapi tidak pernah berada di dalam kandang.
Tadi domba yang tidak memiliki kandang adalah domba yang liar, bagaimana dengan
gembala? Tentu saja sama.
Memang di dalam injil Yohanes 10 dikatakan, bahwa masuk ke dalam kandang penggembalaan
itu, harus melalui pintu yang sempit >>> ‘Akulah Pintu/YESUS’,
kalau pintu yang lebar = pintu neraka. Pintu sempit = pintu penggembalaan
= perobekan daging/tidak enak bagi daging.
Tetapi dibalik pintu penggembalaan ada hidup yang berkelimpahan. Itu sebabnya
kita jangan ragu-ragu untuk masuk dalam pintu yang sempit/ masuk dalam kandang
>>> Yohanes 10 : 9,10,
9. Akulah pintu; barangsiapa masuk melalui Aku, ia akan selamat dan ia
akan masuk dan keluar dan menemukan padang rumput.
10. Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan; Aku
datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan.
Di mulai dari pintu yang sempit >>> ini adalah penggembalaan yang
benar = masuk dalam kandang penggembalaan/perobekan daging, tetapi dibalik
itu ada hidup yang berkelimpahan. Yang dimaksud dengan hidup berkelimpahan,
bukan dilihat dari berapa juta/miliar, bukan! Tetapi hidup berkelimpahan adalah
hidup yang selalu terpelihara dan senantiasa mengucap syukur kepada TUHAN.
Hidup berkelimpahan itu nanti akan seperti Kanaan yang berlimpah susu dan
madu. Kanaan itu bisa berarti kegerakan Roh Kudus, tetapi Kanaan yang samawi/Kanaan
yang rohani = kerajaan surga >>> sampai di sinilah kehidupan kita.
Tetapi sekarang, dibalik. Penggembalaan sekarang ini tidaklah sehat sebab
ditawarkan terlebih dahulu kelimpahan, kemakmuran dan hiburan yang bermacam-macam
ragamnya. Sehingga pada akhirnya, gembala dan domba-domba tidak mau masuk
ke dalam pintu yang sempit sebab sudah senang dengan kemakmuran dlsbnya. jika
tidak mau dan tidak dapat masuk pintu yang sempit, berarti mereka beredar-edar
kemana-mana hanya untuk mencari kemakmuran dan hiburan.
Di dalam srt Petrus dikatakan, jika beredar-edar, maka bukan bertemu dengan
TUHAN, tetapi bertemu dengan singa/setan untuk ditelan. Ini adalah hal yang
sungguh-sungguh serius, itu sebabnya kita harus masuk dalam kandang penggembalaan.
Sebab tanpa penggembalaan, kita akan gagal seperti Musa.
Imam-imam dan pelayan-pelayan TUHAN harus masuk dalam kandang lewat pintu
yang sempit. Di mana kandang penggembalaan itu? kandang penggembalaan secara
jasmani adalah gereja dengan masing-masing organisasinya. Tetapi gereja secara
rohani, sudah di atur di dalam >>> Imamat 21 : 12,
Janganlah ia keluar dari tempat kudus, supaya jangan dilanggarnya kekudusan
tempat kudus Allahnya, karena minyak urapan Allahnya, yang menandakan bahwa
ia telah dikhususkan, ada di atas kepalanya; Akulah TUHAN.
Ia = imam-imam. Kandang penggembalaan secara rohani, di dalam tabernakel menunjuk
pada ruangan suci . Penggembalaan = tempat suci.
Halaman = pertumbuhan rohani >>> kita percaya kepada YESUS, bertobat
sehingga mengalami kelepasan dan masuk dalam baptisan air, baptisan Roh Kudus,
maka kita masuk dalam ruangan suci. Ruangan maha suci = kesempurnaan. Kita
sudah masuk dalam halaman, tetapi kesempurnaan belum, berarti kita berada
di dalam ruangan suci. Dulu di dalam ruangan suci ada tiga macam alat yang
sudah hancur, jadi pengajaran tabernakel, bukanlah taurat sebab kalau taurat,
maka kita harus membuat ketiga alat itu tetapi pengajaran tabernakel adalah
penggenapan taurat dalam arti rohani.
Dulu, dijaman rasul-rasul, ketiga macam alat itu adalah tiga macam ketekunan
dan untuk sekarang adalah tiga macam ibadah pokok kita >>> inilah
kandang penggembalaan.
Di jaman Musa >>> pelita emas, di jaman rasul-rasul >>>
ketekunan di dalam ibadah persekutuan, di jaman kita sekarang adalah ketekunan
di dalam ibadah raya, termasuk ibadah persekutuan semacam ini. Ibadah raya
ini biasanya pada hari Minggu di tempat kita masing-masing >>> kita
harus menekuni ibadah ini, sebab ini adalah kandang penggembalaan. Di mana
kandang saudara setiap Minggu, saudara harus masuk di situ, jangan beredar-edar.
Kemudian di jaman Musa >>> meja roti sajian, di jaman rasul-rasul
>>> ketekunan di dalam pengajaran dan pemecahan roti, di jaman kita
sekarang adalah ketekunan di dalam ibadah pendalaman alkitab dan perjamuan
suci.
Kemudian di jaman Musa >>> mezbah dupa emas, di jaman rasul-rasul
>>> ketekunan di dalam doa, di jaman sekarang adalah ketekunan di
dalam ibadah doa penyembahan.
Inilah kandang penggembalaan:
- ada makanan >>> roti/meja roti sajian.
- ada minuman/pelita emas/Roh Kudus/air.
- ada nafas/mezbah dupa.
Domba-domba akan bertumbuh ke arah kedewasaan.
Di dalam Imamat 21: 12 ini disebutkan Janganlah ia keluar
dari tempat kudus, supaya jangan dilanggarnya kekudusan tempat kudus Allahnya,
karena minyak urapan Allahnya, yang menandakan bahwa ia telah dikhususkan,
ada di atas kepalanya; Akulah TUHAN.
Kalau seorang hamba TUHAN/imam-imam dan raja-raja/pelayan TUHAN tekun di dalam
kandang penggembalaan, maka mereka akan mendapatkan urapan Roh Kudus sehingga
tidak menjadi kering dan urapan Roh Kudus ini akan memberikan karunia-karunia
Roh Kudus/kemampuan ajaib dari Roh Kudus sehingga kita dapat melayani TUHAN/pekerjaan
TUHAN sehingga TUHAN berkenan. Kalau kepandaian manusia, maka TUHAN tidak
akan berkenan, contohnya Musa.
TUHAN mengatakan untuk berkata kepada batu agar mengeluarkan air, tetapi karena
Musa memiliki pengalaman memukul gunung batu dan keluar air. Tetapi sekarang
kalau hanya berkata kepada gunung batu, jangan-jangan tidak keluar air sehingga
ia akan mendapat malu. Maka Musa tidak berkata kepada gunung batu, tetapi
ia memukul berdasarkan pengalaman dan kepandaian sehingga ia gagal. Di awal
dan diakhir ia gagal, hanya kemurahan TUHAN Yang menolong Musa karena ia masuk
dalam angka ‘40’/perobekan daging dan ini dihargai oleh TUHAN.
Jika pelayanan daging, misalnya kepandaian >>> manusia mulai lahir
tidak memiliki kepandaian apa-apa, kemudian bersekolah di sekolah dasar, sudah
mulai pandai, kemudian masuk sekolah menengah pertama >>> bertambah
pandai, masuk sekolah menengah atas >>> bertambah pandai, masuk perguruan
tinggi >>> bertambah pandai sampai menjadi seorang profesor. Sesudah
menjadi profesor >>> menjadi linglung/pelupa. Inilah saudaraku! kalau
daging ini akan menurun, biar sehebat-hebatnya manusia, akan menurun. Tetapi
kalau urapan Roh Kudus, semakin kita diurapi, semakin pelayanan itu akan meningkat
sebab urapan Roh Kudus itu tidak pernah menurun. Di sinilah letak perbedaannya.
Semoga kita mengerti. Marilah saudaraku! jika seorang gembala tidak tergembala,
bagaimana nasib dari domba-domba? Pasti akan tercerai berai. Semoga kita dapat
mengerti.
Di dalam kandang penggembalaan itu harus menekuni tiga macam ibadah, tetapi
sesungguhnya tiga macam ibadah itu masih minim/sedikit, sebab di dalam Kisah
rasul, dikatakan setiap hari beribadah. Dulu, di jaman Israel, ada pesta yang
terbesar yaitu pesta Paskah, pesta Pantekosta dan pesta Pondok daun-daunan
yang di adakan tiga kali dalam setahun kaum laki-laki harus berpesta. Dan
ini memang menunjuk pada ketiga alat di dalam ruangan suci di dalam tabernakel.
Meja roti >>> menunjuk pada pesta Paskah.
Pelita emas >>> menunjuk pada pesta Pantekosta/pesta buah bungaran.
Mezbah dupa emas >>> menunjuk pada pesta Pondok daun-daunan.
Tetapi karena dosa sudah sangat meningkat dari mulai jaman rasul-rasul sampai
sekarang, maka tidaklah cukup mengadakan tiga macam pesta tiga kali dalam
setahun tetapi harus tiga kali dalam seminggu karena menghadapi lonjakan dosa.
Dan nanti satu saat tidaklah cukup tiga kali pesta dalam seminggu, haruslah
setiap hari berpesta.
Kisah rasul 2 : 46, Dengan bertekun dan dengan sehati
mereka berkumpul tiap-tiap hari dalam Bait Allah. Mereka memecahkan roti di
rumah masing-masing secara bergilir dan makan bersama-sama dengan gembira
dan dengan tulus hati,
Setiap hari kita akan beribadah karena meningkatnya dosa/pengaruh dunia dan
juga kesulitan-kesulitan sehingga kita tidak ada kemampuan lagi. Satu saat,
tidak cukup lagi untuk beribadah, dan akan meningkat menjadi setiap saat waktu
kita berada di kota Yerusalem Baru/siang dan malam kita akan menyembah Dia.
Inilah tingkatannya, mari! bagi yang baru berteriak karena merasa terlalu
banyak beribadah tiga kali dalam seminggu, tetapi ia tetap datang untuk beribadah
>>> sudah bagus, sebab itu berarti ia sudah mulai merobek dagingnya.
Dan bagi yang sudah masuk dalam tiga macam ibadah >>> saudara jangan
menjadi kendor sebab satu waktu akan terjadi, saudara akan setiap hari beribadah
kepada TUHAN. Dan satu waktu akan terjadi lagi, siang dan malam kita akan
beribadah kepada TUHAN di Yerusalem Baru. Inilah masuk kandang dan di sana
ada kelimpahan. Semoga kita dapat mengerti.
- Orang yang tergembala harus memperhatikan suara Gembala/Firman
penggembalaan, kita jangan memperhatikan suara asing.
Di dalam kisah tentang Musa, Firman penggembalaan ini ditampilkan di dalam
dua wujud yaitu:
Keluaran 2 : 15, 16,
15. Ketika Firaun mendengar tentang perkara itu, dicarinya ikhtiar untuk
membunuh Musa. Tetapi Musa melarikan diri dari hadapan Firaun dan tiba di
tanah Midian, lalu ia duduk-duduk di tepi sebuah sumur.
16. Adapun imam di Midian itu mempunyai tujuh anak perempuan. Mereka datang
menimba air dan mengisi palungan-palungan untuk memberi minum kambing domba
ayahnya.
Ay 16 >>> inilah sumur dari gembala-gembala/sumur penggembalaan.
Jadi Firman penggembalaan ditampilkan dalam dua wujud yaitu:
- Bagaikan air kehidupan, untuk menyegarkan dan untuk memberi
ketenangan. Musa dikejar oleh Firaun (ay 15) dan sudah barang tentu ia
lari dengan secepat-cepatnya, begitu ia sampai di sumur, ia duduk-duduk.
Firaun ini adalah gambaran dari setan dan Mesir adalah gambaran dari dunia,
jadi di dunia ini, setan sedang mengejar kehidupan dari hamba-hamba TUHAN/pelayan-pelayan/anak-anak
TUHAN untuk:
- menakut-nakuti.
- membuat sengsara.
- membuat haus/tidak puas.
- membinasakan/Musa hendak dibunuh oleh Firaun.
Di mana tempat yang aman untuk mendapatkan ketenangan dan kesegaran? Di
tepi sumur penggembalaan. Itu sebabnya kalau kita berbeban berat dan letih
lesu bagaikan dikejar oleh Firaun, janganlah ragu-ragu untuk masuk ke
dalam kandang penggembalaan sebab di dalam kandang penggembalaan ada sumur
penggembalaan dan di tepi sumur itulah kita akan mendapatkan kesegaran
dan ketenangan di tengah padang gurun dunia ini. Di padang gurun ini,
baru ada Firaun, belum lagi kita harus berhadapan dengan binatang buas.
Tempat yang aman dan segar adalah tempat di mana kita tidak akan pernah
merasa haus/kita selalu dipuaskan.
Di tepi sumur inilah Musa bertemu dengan Zipora, salah satu dari tujuh
gadis yang akan menjadi mempelai Musa. Musa >>> mempelai pria,
Zipora >>> mempelai wanita. Sebelum Musa bertemu dengan Zipora,
Isak juga bertemu dengan Ribka di tepi sumur. Di dalam perjanjian baru,
TUHAN YESUS Mempelai Pria juga bertemu dengan wanita Samaria di tepi sumur.
Jadi sumur penggembalaan adalah tempat pertemuan dari Mempelai = Firman
penggembalaan yang harus mengarahkan kita untuk menjadi Mempelai. Jadi
setiap penggembalaan, harus dibina oleh Kabar Mempelai. Di sumur penggembalaan,
akan ada kesegaran dan ketenangan >>> di mana ada Kabar Mempelai,
maka di situ ada kesegaran dan ketenangan.
Kita harus mempraktekan di penginapan masing-masing, hamba-hamba TUHAN,
jangan suara gosip/suara asing tetapi mempraktekan Firman penggembalaan
supaya ada kesegaran dan keamanan. Tidak perlu mengeluarkan kepahitan
hati/kebencian, apalagi kalau dari atas mimbar. Kalau Firman yang disampaikan
adalah Firman di dalam sistim penggembalaan, maka pasti ada kesegaran
dan ketenangan >>> saudara dan saya pulang dengan kesegaran dan
ketenangan.
Hati-hati! Sebab ada banyak gembala-gembala palsu dan ini adalah tantangan
bagi yang ada di sumur >>> Keluaran 2 : 17, Maka datanglah gembala-gembala
yang mengusir mereka, lalu Musa bangkit menolong mereka dan memberi minum
kambing domba mereka.
Gembala-gembala di dalam cerita ini, mereka tidak mau berbaris untuk menunggu
giliran/antre sehingga mereka mengusir ketujuh orang gadis itu dan ini
adalah gembala yang palsu. Kita harus berhati-hati, sebab mereka ini mengajar
lewat pengajaran-pengajaran palsu.
Di sini ada dua kesalahan dari gereja TUHAN/anak-anak TUHAN, dulu kesalahan
dari orang Israel, karena dipengaruhi oleh gembala-gembala palsu dengan
ajaran-ajaran palsu yaitu: >>> Yeremia 2 : 13,
Sebab dua kali umat-Ku berbuat jahat: mereka meninggalkan Aku, sumber
air yang hidup, untuk menggali kolam bagi mereka sendiri, yakni kolam
yang bocor, yang tidak dapat menahan air.
- Meninggalkan Sumber Air Yang Hidup/Firman penggembalaan/Firman
pengajaran Mempelai yang benar/Kabar Mempelai yang benar.
- Menggali kolam yang bocor/kolam yang kering. Di dalam srt 2 Petrus
dikatakan guru-guru palsu itu bagaikan mata air yang kering. Meninggalkan
Sumber Air Yang Hidup dan datang pada guru-guru yang palsu dan ini
bagaikan kolam yang bocor. Kolam yang bocor ini hanya menjanjikan
kesegaran daging sehingga mengakibatkan kerohanian menjadi kering/daging
merasa segar karena mendapatkan ini dan itu tetapi rohani makin hari
makin menjadi kering.
Itu sebabnya saya mohon untuk di doakan supaya jangan berbuat dosa dua
kali yaitu di dalam sidang jemaat dan juga di dalam ibadah persekutuan
semacam ini. Jika di dalam sidang jemaat >>> berapa orang jemaat
yang dipercayakan oleh TUHAN, maka hanya sejumlah itu yang menjadi kering
karena terkena ajaran palsu. Tetapi kalau hamba-hamba TUHAN >>>
yang datang dalam persekutuan ini misalnya lima ratus orang dikalikan
berapa jemaat yang dipercayakan >>> betapa kami berbuat dosa
sebagai pembicara. Itu sebabnya saudara harus berhati-hati, jika mencari
pembicara supaya jangan sampai menjadi mata air yang kering sehingga banyak
sidang jemaat yang menjadi korban.
Inilah dua kesalahan yaitu:
- karena terpengaruh oleh gembala-gembala palsu dengan ajaran-ajaran
palsunya sehingga meninggalkan Firman pengajaran yang benar/Firman
penggembalaan.
- dan datang kepada guru-guru palsu untuk menggali kolam yang bocor.
Pengajaran-pengajaran palsu >>> menyegarkan daging tetapi mengeringkan
dan mematikan rohani sehingga masuk dalam kematian yang kedua.
Inilah yang harus kita jaga yaitu Kabar Mempelai/air/kesegaran dan ketenangan
bagi kita semua.
- Bagaikan api, >>> Keluaran 3 : 1 – 3,
1. Adapun Musa, ia biasa menggembalakan kambing domba Yitro, mertuanya,
imam di Midian. Sekali, ketika ia menggiring kambing domba itu ke seberang
padang gurun, sampailah ia ke gunung Allah, yakni gunung Horeb.
2. Lalu Malaikat TUHAN menampakkan diri kepadanya di dalam nyala api yang
keluar dari semak duri. Lalu ia melihat, dan tampaklah: semak duri itu
menyala, tetapi tidak dimakan api.
3. Musa berkata: "Baiklah aku menyimpang ke sana untuk memeriksa
penglihatan yang hebat itu. Mengapakah tidak terbakar semak duri itu?"
Firman penggembalaan yang pertama tadi bagaikan air yang menyegarkan dan
memberikan ketenangan tetapi Firman penggembalaan ini juga bagaikan nyala
api.
Semak duri dibakar api, tetapi tidak terbakar sebab apinya berasal dari
surga. Semak duri berasal dari dunia dan kalau dibakar oleh api dari dunia,
maka pasti akan terbakar sekalipun api itu berasal dari Israel, atau dari
Indonesia, sama saja, tetap akan terbakar. Api dari surga >>>
api Firman yang berada di tengah penggembalaan. Dan sekarang artinya bagi
kita adalah Firman penggembalaan/Kabar Mempelai yang juga bagaikan nyala
api.
Firman penggembalaan/Kabar Mempelai di tampilkan bagaikan api; sedangkan semak
duri/pohon-pohon/kayu-kayu adalah gambaran dari manusia daging yang rapuh
sehingga menyakitkan bagi daging dan juga membuat daging sengsara. Tetapi
untuk menyucikan seluruh kehidupan kita dari dosa-dosa.
Inilah Firman penggembalaan/Kabar Mempelai yang:
- kadangkala seperti air yang menyegarkan bagi siapa yang merasa haus
dan juga dalam letih lesu sehingga menyegarkan dan juga memberi ketenangan
bagi yang menghadapi masalah.
- tetapi juga bagaikan nyala api yang sakit bagi daging dan juga penamatan
daging untuk menyucikan seluruh kehidupan kita.
Keluaran 3 : 5, Lalu Ia berfirman: "Janganlah datang
dekat-dekat: tanggalkanlah kasutmu dari kakimu, sebab tempat, di mana engkau
berdiri itu, adalah tanah yang kudus."
Hasil dari penyucian adalah:
Tanggalkan kasutmu, istilah tanggalkan di dalam alkitab, memiliki arti rohani
yaitu menjadi seperti bayi yang baru lahir/tidak memakai kasut.
Jadi penyucian oleh Kabar Mempelai sampai membuat kita seperti bayi yang baru
lahir.
Arti dari seperti bayi yang baru lahir adalah:
- Penyucian dari perkataan dosa dan juga dari perbuatan dosa. Bayi itu tidak
memiliki perkataan dosa, sebab ia hanya dapat menangis dan juga tidak memiliki
perbuatan dosa.
- Penyucian perasaan. Bayi ini sekalipun sudah ada susu berkaleng-kaleng
di sekelilingnya, tetapi ia tidak berdaya. Apa lagi di padang gurun >>>
sekarang ini banyak orang yang mengeluh karena untuk mencari makan saja sudah
sangat sulit. Penyucian perasaan ini sampai merasa tidak berdaya dan hanya
bergantung pada belas kasih TUHAN. Kalau bayi, bergantung pada belas kasih
ibunya; sedangkan bagi kita yang merasa tidak berdaya, hanya bergantung pada
belas kasih TUHAN. Seperti Musa yang tidak bergantung pada kekayaan dan kepandaiannya
sebab TUHAN sudah memerintahkan untuk menanggalkan kasutnya. Saya tidak menghina
yang pandai >>> silahkan! tetapi saya juga tidak menghina bagi yang
bodoh sebab bukan kepandaian dan kebodohan yang dilihat oleh TUHAN, yang TUHAN
lihat adalah perasaan hati yang disucikan sehingga merasa tidak berdaya >>>
oleh belas kasih TUHAN, ini yang dipakai oleh TUHAN. Bagi yang pandai >>>
boleh! asal tetap merasa, saya tidak berdaya; bagi yang bodoh >>>
kesempatan yang paling enak untuk mengaku bahwa saya tidak dapat berbuat apa-apa.
Saya ingin bersaksi sedikit >>> pada waktu saya masih menjadi pengerja
di jalan Johor, saya diminta untuk membawa Firman pada acara kaum muda di
Mojokerto, kemudian saya diminta untuk membawa Firman pada hari Minggu saya
datang, kemudian diminta untuk duduk di depan, tetapi saya menolak tetapi
tetap duduk di sana. Pada waktu itu saya tidak berani menoleh kemana-mana
sebab saya merasa takut sekali. Sekarang saya dikoreksi oleh TUHAN >>>
apakah sekarang ini saya sudah bergaya-gaya karena menganggap sudah biasa.
Saya nomor satu dikoreksi oleh TUHAN >>> dulu saya takut, apalagi
kalau saya diminta oleh alm.bpk.pdt Pong untuk menggantikan beliau berkhotbah
di Lemah Putro. Saya sampai jatuh terpuruk di bawah meja >>> TUHAN,
bagaimana TUHAN? Sekarang saya dikoreksi oleh TUHAN >>> apakah saya
masih memiliki perasaan tidak berdaya? Atau sekarang saya sudah merasa bahwa
sudah merupakan hal yang biasa sebab saya sudah memiliki pengalaman di Medan,
di manapun saya sudah merasa biasa untuk berkhotbah? inilah penyucian perasaan.
Bagi yang memiliki perusahaan, toko, ijazah >>> mari! saudara dikoreksi
oleh TUHAN, apakah kita sudah tampil seperti bayi yang hanya memiliki perasaan
belas kasih TUHAN. Kita mungkin memiliki jabatan yang baik di dalam perusahaan,
tetapi apakah kita masih ingat akan belas kasih TUHAN? Sekarang ini kita dikoreksi
oleh TUHAN.
- Pendirian >>> kasut itu berada di kaki juga harus disucikan. Pendirian
terutama pendirian atas Korban Kristus/angka 40/penyaliban daging. Kita jangan
menjadi goyah tetapi harus seperti Musa yang memiliki 3 x 40 = seumur hidupnya.
Mari! pendirian pada salib dan juga pendirian pada Firman pengajaran yang
benar/Kabar Mempelai yang benar jangan sampai digoyah. Penyucian pendirian
itu terjadi kalau kita benar-benar tergembala dengan sungguh-sungguh sehingga
kita tidak menjadi bimbang, tidak akan mendengarkan suara asing/suara dari
pengajaran yang lain. Orang yang pendiriannya goyah = memberikan kesempatan
kepada suara asing.
Inilah Musa yang mengalami penyucian oleh air dan api yang dimulai dari:
- perkataan disucikan
- perasaan disucikan sampai
- pendirian juga disucikan
Kita jangan menolak:
- penyucian.
- Kabar Mempelai/Firman yang benar bagaikan air dan api.
Kalau kita menolak pekerjaan dari air dan api/Kabar Mempelai/Firman penggembalaan,
maka kita akan dipermainkan oleh air dan api yang lain yaitu dari dunia/jatuh
oleh penyakit ayan sampai binasa.
Matius 17 : 14, 15,
14. Ketika Yesus dan murid-murid-Nya kembali kepada orang banyak itu,
datanglah seorang mendapatkan Yesus dan menyembah,
15. katanya: "Tuhan, kasihanilah anakku. Ia sakit ayan dan sangat menderita.
Ia sering jatuh ke dalam api dan juga sering ke dalam air.
Jika orang yang sakit ayan jatuh ke dalam api, ia sudah tidak dapat merasakan
apa-apa lagi, ia sudah menjadi hangus/gosong. Kemudian masuk ke dalam air, ia
akan tenggelam, dan binasa untuk selama-lamanya. Kalau tidak tergembala dan
menolak Firman penggembalaan/Kabar Mempelai yang benar akan dipermainkan oleh
penyakit ayan secara rohani.
Penyakit ayan rohani ini:
- dipermainkan oleh api hawa nafsu daging sampai binasa.
- dipermainkan oleh air kesegaran dunia yang menipu sampai tenggelam dan
binasa.
Penyakit ayan ini di dalam terjemahan lama = gila babi = degradasi moral >>>
dosa yang mengarah kepada kenajisan/kawin mengawinkan.
Mari! Yusuf berusia tujuhbelas tahun sudah berada di dalam penggembalaan >>>
bagi yang memiliki anak-anak muda, saudara jangan lengah. Saudara boleh mendorong
di dalam pertumbuhan secara jasmani >>> kuliah dlsbnya, tetapi saudara
jangan lupa akan pertumbuhan rohani mereka/jangan lupa akan penggembalaan sebab
ada api dan air yang lain dan siap untuk menghanguskan dan menenggelamkan kehidupan
muda sekarang ini. Anak-anak muda harus sungguh –sungguh serius dalam
hal ini.
Degradasi moral ini juga terjadi di dalam nikah. Sebab orang yang terserang
penyakit ayan, dia tidak sadar; banyak nikah dan buah nikah yang hancur. Sebagai
suami, ia tidak sadar ketika berada di hadapan isterinya, sebab ia berpikir
bahwa isterinya itu sebagai bola yang dapat ia tendang dan ia pukul. Kalau suami
itu sadar, maka suami itu mengasihi isterinya, tetapi kalau lagi terkena penyakit
ayan, maka ia pikir ini adalah kantung pasir seperti yang dipakai oleh petinju
untuk berlatih meninju.
Sebagai isteri, ada juga isteri yang tidak sadar >>> ini bukan suamiku
sehingga ia memerintah suami. Kalau di dalam kitab Kejadian, maka isteri adalah
penolong/pembantu suami; kalau isteri tidak sadar, maka suami menjadi pembantu
isteri. Ini benar- benar penyakit ayan.
Demikian juga sebagai anak, sudah tidak melihat kepada orang tua yang melahirkan
dan yang memberikan uang. Waktu anak meminta uang, maka ia melihat kepada orang
tuanya >>> bapak, ibu/papa, mama >>> kalau meminta uang. Tetapi
kalau tidak membutuhkan uang, maka ia akan berkata “siapa engkau”?
kuno! >>> melawan kepada orang tua. Inilah penyakit ayan. Nikah dan
buah nikah hancur.
Penyakit ayan menyebabkan tidak perduli kepada saudara dan juga tidak perduli
kepada siapa saja karena tidak sadar.
Penyakit ayan = masalah yang tidak pernah selesai. Di luar penggembalaan, maka
masalah akan bertambah sampai menjadi masalah yang tidak pernah terselesaikan.
Itu sebabnya kita harus tergembala.
Kerohanian kita sudah bertumbuh menjadi dewasa, kita melayani TUHAN >>>
ini sudah baik, tetapi kita harus tergembala dengan menerima pekerjaan dari
air dan api penyucian.
Kalau kita menerima pekerjaan api penyucian dan air, maka akan ada hasil puncak
dari penyucian dan ini yang tidak disadari oleh kita/hamba TUHAN yang memiliki
pengajaran Mempelai karena ingin mendengarkan dan melihat kepada kesaksian yang
lain karena dahsyat. Tetapi yang paling dahsyat adalah >>> Keluaran
3 : 3, Musa berkata: "Baiklah aku menyimpang ke sana untuk memeriksa penglihatan
yang hebat itu. Mengapakah tidak terbakar semak duri itu?"
Musa seorang yang pandai, dan juga sebagai anak raja ingin melihat/bisa melihat
penglihatan ini, tetapi kita justru meninggalkan penglihatan ini sebab ingin
melihat penglihatan yang lain >>> sayang sekali. Mari, bagi lulusan
Lempin-El, kita me-miliki penglihatan yang hebat yaitu semak duri yang dikelilingi
api tetapi tidak terbakar. Semak duri jika tidak ada angin, maka terlihat rukun
satu dengan yang lainnya >>> antara hamba TUHAN/anak-anak TUHAN dan
juga di dalam rumah tangga, kalau tidak ada angin, maka duri dengan duri tenang.
Tetapi begitu ada angin walaupun sedikit saja, maka akan saling bergesekkan
dan juga saling menusuk.
Inilah kita manusia semak duri yang harus dibakar dengan api/Firman penggembalaan
dalam tiga macam ibadah dan nanti akan menjadi penglihatan yang dahsyat >>>
ibadah Minggu dihadiri oleh ribuan orang, ibadah pendalaman alkitab juga dihadiri
oleh ribuan orang dan ibadah doa penyembahan, juga dihadiri oleh ribuan orang
dan ini merupakan penglihatan yang dahsyat.
Sekarang bagaimana? ibadah Minggu dihadiri oleh ribuan orang, ibadah pendalaman
alkitab dihadiri oleh ratusan orang sedangkan ibadah doa penyembahan di hadiri
hanya oleh puluhan orang. Tetapi kita mau melihat pada penglihatan-penglihatan
yang lain. Kita harus menekuni ketiga macam ibadah ini supaya terjadi kegerakkan-kegerakkan
yang dahsyat sebab semuanya tergembala sehingga terjadi penyucian secara besar-besaran.
Saya akan bersaksi tentang kesaksian dari alm.bpk.pdt Pong >>> ada
seorang doktor yang terkenal, sebab beliau ini sudah sampai masuk ke gedung
putih dlsbnya. Beliau diundang oleh bpk.pdt Pong tetapi untuk menghadiri ibadah
pendalaman alkitab dan beliau ini merasa agak kecewa sehingga berpikir untuk
mengenakan jas atau tidak >>> ini yang disaksikan oleh beliau seusai
kebaktian. Pada umumnya ibadah pada hari Minggu, yang hadir seribu orang lebih
dan pasti ibadah pendalaman alkitab hanya dihadiri oleh seratu/duaratus orang
dan ini sudah bagus sehingga sangsi apakah memakai jas atau tidak. Akhirnya
beliau mengenakan jas untuk menghormati yang mengundang; tetapi begitu sampai
di gereja, beliau terkejut sebab jumlah sidang jemaat yang datang sama dengan
yang datang pada hari Minggu. Ini karena pekerjaan dari Kabar Mempelai >>>
penglihatan yang besar, sebab ini melebihi kebesaran dari ibadah kesembuhan
sebab kita tergembala. Kemudian beliau ini meminta maaf kepada bpk.pdt. Pong
alm dengan berkata bahwa tadinya saya tidak mau memakai jas karena saya berpikir
hanya ratusan orang yang datang tetapi kenyataannya yang datang sama saja dan
hal semacam ini hanya terjadi di tempat yang dibina oleh Kabar Mempelai sebab
di negara manapun yang beliau kunjungi tidak ada seperti di sini.
Dan nanti akan terjadi lebih besar lagi yaitu semak duri/manusia dikelilingi
oleh api tetapi tidak terbakar bahkan dipermuliakan >>> inilah hasil
terakhir dari penggembalaan >>> perempuan yang dikelilingi oleh matahari,
bulan dan bintang. Tidak ada manusia atau benda apapun yang dapat mendekati
matahari sebab pasti akan hancur. Tetapi di sini perempuan ini tidak mengalami
apa-apa bahkan menjadi sempurna dan dipermuliakan, ini adalah pekerjaan dari
penggembalaan/Kabar Mempelai >>> Wahyu 12 : 1, 2,
1.Maka tampaklah suatu tanda besar di langit: Seorang perempuan berselubungkan
matahari, dengan bulan di bawah kakinya dan sebuah mahkota dari dua belas bintang
di atas kepalanya.
2. Ia sedang mengandung dan dalam keluhan dan penderitaannya hendak melahirkan
ia berteriak kesakitan.
Inilah terang dunia dan apa yang dimaksud dengan terang dunia itu? ialah hidup
yang suci. Seringkali kita berkata kita ini terang dunia tetapi lebih menonjolkan
yang jasmani seperti berkata bahwa kita ini seorang doktor. Saudara! Kalau hanya
doktor, di Indonesia ini sudah terlalu banyak orang bertitelkan/bergelar doktor,
profesor >>> ini boleh saja. Tetapi sesungguhnya penglihatan yang hebat
kalau kita digembalakan dan disucikan terus menerus sampai kita menjadi tidak
bercacat cela.
Terang dunia >>> tidak ada sedikitpun kegelapan. Matahari yang berada
di dalam jarak yang jauh saja, kita tidak berada di dalam kegelapan, apalagi
matahari sudah menjadi pakaian kita, sudah dapat dipastikan tidak ada kegelapan
sedikitpun dan ini adalah penglihatan yang hebat yaitu Mempelai TUHAN. Kita
akan mengarah ke sana dan dimulai dengan tiga macam ibadah pokok dan jika sudah
banyak yang datang, maka itu berarti sudah penglihatan yang hebat sebab di manapun
tidak ada seperti di dalam penggembalaan. Sampai satu waktu, kita benar-benar
akan ditampilkan sebagai Mempelai Perempuan TUHAN. Mari! sekarang ini kita kembali
bergairah lewat Firman pengajaran Mempelai. Semoga kita dapat mengerti.
Tetapi, sekalipun sudah disucikan dan sudah hebat tetapi gereja TUHAN masih
seperti perempuan yang hendak melahirkan dan ini yang paling diketahui oleh
para ibu-ibu. Saat dari keadaan manusia yang paling tidak berdaya adalah di
saat perempuan hendak melahirkan. Sehebat apapun seorang anak TUHAN/hamba TUHAN,
tetapi keadaan kita hanya seperti perempuan yang hendak melahirkan anak >>>
ia begitu tidak berdaya dan di depannya ada seekor naga.
Kemudian apa yang kita butuhkan? Jika kerohanian kita sudah bertumbuh menjadi
imam, kita digembalakan dan di sucikan, tetapi keadaan kita tidaklah berdaya.
Maafkan saudaraku! kepandaian dan kekayaan tidak dapat menolong. Yang dibutuhkan
hanyalah dua sayap burung nazar >>> Wahyu 12 : 14,
Kepada perempuan itu diberikan kedua sayap dari burung nasar yang besar,
supaya ia terbang ke tempatnya di padang gurun, di mana ia dipelihara jauh dari
tempat ular itu selama satu masa dan dua masa dan setengah masa.
Kepada perempuan = gereja yang tergembala. Semakin disucikan, maka kedua sayap
itu akan semakin besar.
Saya akan menambahkan, sebab sebenarnya ada tiga sayap yang dibutuhkan
oleh gereja yang tidak berdaya yaitu:
- sayap induk ayam >>> Lukas 13 : 34,
Yerusalem, Yerusalem, engkau yang membunuh nabi-nabi dan melempari dengan
batu orang-orang yang diutus kepadamu! Berkali-kali Aku rindu mengumpulkan
anak-anakmu, sama seperti induk ayam mengumpulkan anak-anaknya di bawah sayapnya,
tetapi kamu tidak mau. Selain seperti seorang perempuan yang mau melahirkan,
tetapi gereja TUHAN juga seperti anak ayam yang baru menetas yang untuk mencari
makan sendiri saja masih sulit/tidak berdaya sehingga memerlukan sayap induknya
untuk memelihara, menghangatkan dan melindungi gereja TUHAN yang tidak berdaya
di akhir jaman yang sudah gelap ini. Ular begitu mencari anak-anak ayam dan
kalau tidak berada dibawah sayap induknya, maka akan benar-benar ditelan oleh
ular. Sehebat apapun kita, tetapi kita hanya seperti seekor anak ayam yang
membutuhkan sayap induknya. Tangan Kasih TUHAN bagaikan kedua sayap induk
ayam untuk memelihara, menghangatkan dan juga untuk melindungi kita dari serangan-serangan
musuh
- sayap burung merpati >>> Mazmur 55 :
7 – 9, 7. Pikirku: "Sekiranya aku diberi sayap seperti
merpati, aku akan terbang dan mencari tempat yang tenang, 8. bahkan aku akan
lari jauh-jauh dan bermalam di padang gurun. Sela 9. Aku akan segera mencari
tempat perlindungan terhadap angin ribut dan badai."
Tangan kasih TUHAN bagaikan sayap merpati yang membawa kita ketempat yang
tenang dan teduh di tengah gelombang yang dahsyat yaitu gelombang pencobaan,
gelombang angin pengajaran palsu tetapi kita tetap tenang. Semoga kita dapat
mengerti.
- sayap burung nazar yang besar khusus untuk menyingkirkan
kita kepadang belantara di saat menghadapi antikrist yang akan berkuasa selama
tiga setengah tahun di bumi. Siapa yang mau hidup, yang mau berjual beli harus
menyembah antikrist sebab kita tidak dapat membeli dengan uang sekalipun kita
memiliki tabungan yang banyak. Yang dibutuhkan untuk menghadapi antikrist
adalah dua sayap burung nazar yang besar untuk menyingkirkan kita ke padang
belantara selama tiga setengah tahun.
Mari saudaraku! kalau kita mau digembalakan dan disucikan, maka ada:
- sayap induk ayam = Tangan kasih TUHAN untuk memelihara dan melindungi kita.
- sayap merpati yang menerbangkan kita ke tempat yang tenang di saat gelombang
dahsyat, kita mendapatkan kedamaian.
- sayap burung nazar untuk menghadapi antikrist. Kita akan diterbangkan ke
padang gurun tiga setengah tahun lamanya, kita dipelihara jauh dari mata ular/mata
antikrist yang tidak dapat menjamah kita. Jangankan menjamah kita, mata antikrist
tidak dapat melihat.
Sesudah tiga setengah tahun, YESUS datang kembali yang kedua kalinya dengan
dua sayap burung nazar, kita akan diangkat bersama-sama dengan Dia selama-lamanya.
Inilah perjalanan hidup Musa yang perlu kita contoh yaitu:
- masuk dalam perobekkan daging, pasti kita akan dipermuliakan.
- mengalami pertumbuhan rohani kita masuk dalam penggembalaan sehingga kita
mendapatkan sayap.
Banyak gelombang, tetapi biarlah kita berada di bawah sayap TUHAN/Tangan kasih
TUHAN Yang kuat supaya kita mengalami pemeliharaan dan perlindungan TUHAN sampai
TUHAN datang, kita bersama dengan Dia selama-lamanya.
TUHAN memberkati kita sekalian.
1