Keluaran 32 : 1 – 35, secara keseluruhan dibagi dalam
lima bagian yang besar yaitu:
- ay 1 – ay 6 >>> tentang anak lembu emas.
- ay 7 – ay 14 >>> tentang murka ALLAH.
- ay 15 – ay 20 >>> tentang dua loh batu yang dipecahkan =
penebusan.
- ay 21 – ay 29 >>> tentang amarah Musa terhadap Harun dan
bangsa Israel = penyucian.
- ay 30 – ay 35 >>> Musa berdoa bagi bangsa Israel = pelayanan
pendamaian.
Kita sudah sampai pada bagian yang kedua yaitu tentang murka ALLAH, waktu yang
lalu kita sudah mendengar ada tiga hal yang menyebabkan murka ALLAH yaitu:
- ay 7 >>> yaitu rusak lakunya >>> rusak di dalam nikah,
rusak di dalam ibadah, dan merusak diri sendiri bagaikan bejana yang hancur
lebur. Tetapi TUHAN siap untuk memperbaiki sehingga menjadi bejana yang baru
yaitu bejana kemuliaan bagi TUHAN.
- ay 8 >>> menyimpang/sesat dari jalan TUHAN.
- ay 9 >>> tegar tengkuk/keras hati.
Kita akan melanjutkan pembahasan tentang penyebab murka ALLAH selanjutnya
yaitu menyimpang/sesat dari jalan TUHAN,
Keluaran 32 : 8, Segera juga mereka menyimpang dari jalan
yang Kuperintahkan kepada mereka; mereka telah membuat anak lembu tuangan, dan
kepadanya mereka sujud menyembah dan mempersembahkan korban, sambil berkata:
Hai Israel, inilah Allahmu yang telah menuntun engkau keluar dari tanah Mesir."
Sesat = tidak sampai pada tujuan. Sekalipun hanya selisih sedikit saja, sudah
tidak dapat sampai pada tujuan. Tujuan akhir/tujuan utama dari kita beribadah
melayani TUHAN adalah sampai kita masuk ke dalam Yerusalem Baru/kerajaan surga
yang kekal. Berarti, kalau kita tersesat maka hal ini bukanlah hal yang main-main
sebab itu berarti kita tidak akan dapat masuk ke dalam kerajaan surga yang kekal/Yerusalem
Baru. Ini yang harus kita perhatikan dengan seksama.
Supaya ibadah pelayanan kita ini berhasil masuk surga/tidak tersesat maka kita
harus memperhatikan di dalam >>> Matius 7 : 21 – 23,
21. Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk
ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang
di sorga.
22. Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah
kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan
banyak mujizat demi nama-Mu juga?
23. Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku
tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!"
Sudah jelas dikatakan di dalam ay 21, bahwa orang yang berseru TUHAN, TUHAN
akan masuk ke dalam kerajaan surga tetapi dia yang melakukan kehendak BapaKU
di surga. Itu sebabnya supaya tidak tersesat, maka ibadah pelayanan kita harus
sesuai dengan kehendak TUHAN yaitu taat dan dengar-dengaran kepada Firman TUHAN.
Jadi di dalam ibadah pelayanan harus mengutamakan Firman TUHAN. Pelayanan tanpa
Firman/kehendak TUHAN, sekalipun hebat yaitu dapat mengusir setan, bernubuat
dan mengadakan banyak mujizat akan disamakan dengan pembuat kejahatan, ia tidak
dapat masuk ke surga, ia akan tersesat dan binasa untuk selama-lamanya. Biarlah
hal ini kita camkan dengan baik, terutama untuk saya nomor satu, sebab sebagai
seorang gembala, saya bertanggung jawab supaya di dalam ibadah pelayanan, kita
mengutamakan Firman/sesuai dengan Firman yaitu taat dengar-dengaran kepada Firman
supaya kita tidak tersesat. Semoga kita dapat mengerti.
Pada waktu yang lalu, saya kedatangan tamu dari Ngawi, saudara ini berasal
dari gereja lain dan ia hadir pada waktu ibadah Natal di sana. Kemudian saudara
ini bersaksi >>> kalau untuk Firman TUHAN saya suka di tempat dari
bpk Wijaya, tetapi kalau ada mujizat-mujizat, saya suka di sana. Saya baru teringat
akan Firman TUHAN ini, yaitu ada mujizat tetapi tanpa Firman/tidak lagi mengutamakan
Firman tetapi hanya mengutamakan hal-hal yang jamani, sekalipun terlihat hebat
tetapi kalau tanpa Firman, sangat berbahaya sebab di samakan dengan pembuat
kejahatan dan TUHAN akan mengatakan ‘enyahlah kamu’ sehingga tidak
dapat masuk ke dalam kerajaan surga. Semoga kita dapat mengerti.
Ada tiga macam kesesatan/kehilangan arah/tidak sampai pada tujuan utama
yaitu masuk ke dalam kerajaan surga:
- 2 Korintus 11 : 2 – 4,
2. Sebab aku cemburu kepada kamu dengan cemburu ilahi. Karena aku telah
mempertunangkan kamu kepada satu laki-laki untuk membawa kamu sebagai perawan
suci kepada Kristus.
3. Tetapi aku takut, kalau-kalau pikiran kamu disesatkan dari kesetiaan kamu
yang sejati kepada Kristus, sama seperti Hawa diperdayakan oleh ular itu dengan
kelicikannya.
4. Sebab kamu sabar saja, jika ada seorang datang memberitakan Yesus yang
lain dari pada yang telah kami beritakan, atau memberikan kepada kamu roh
yang lain dari pada yang telah kamu terima atau Injil yang lain dari pada
yang telah kamu terima.
Mempertunangkan = masa-masa pertunangan = masa-masa akhir jaman. Kesesatan
yang pertama adalah pikiran yang disesatkan. Dulu pikiran yang disesatkan
itu terjadi di taman Eden yaitu pikiran Hawa disesatkan oleh ular/setan. Untuk
sekarang seperti yang disebutkan oleh rasul Paulus >>> ‘aku
mempertunangkan kamu’ >>> sekarang pada masa pertunangan/akhir
jaman menjelang kedatangan YESUS Yang kedua kalinya/menjelang Pesta Nikah
Anak Domba terjadi lagi >>> banyak pikiran hamba/anak TUHAN di sesatkan
oleh ular/setan. Sekarang ini, ular itu sudah berubah menjadi naga.
Kalau pikiran sudah disesatkan, maka prakteknya adalah: *tidak setia kepada
Kristus yang dikaitkan dengan pengajaran = tidak setia kepada Firman pengajaran
yang benar yang sudah kita terima dan yang sudah menjadi pengalaman hidup
kita dan beralih pada injil/pengajaran yang lain, pada roh yang lain dan pada
kristus yang lain. Inilah pikiran yang disesatkan seperti Hawa yang sudah
sekian lama ia dipelihara oleh Firman pengajaran yang benar >>> ‘semua
pohon di taman ini boleh kau makan buahnya dengan bebas, kecuali satu yaitu
buah pohon pengetahuan baik dan jahat, jangan kau makan buahnya, sebab begitu
kamu makan, maka kamu akan mati’ >>> ini adalah pengajaran
yang benar dari TUHAN yang sudah Adam dan Hawa terima dan juga menjadi pengalaman
bagaimana mereka sudah dipelihara di taman Eden dengan sangat berkecukupan
dan luar biasa tetapi mendadak Hawa dapat beralih kepada suara ular. Mengapa
bisa terjadi begitu? Karena pikiran Hawa disesatkan, sebab kalau pikiran tidak
disesatkan, maka tentu saja Hawa akan menolak karena berbeda dengan apa yang
sudah ia terima selama itu yaitu ia sudah jelas dipelihara oleh TUHAN dan
berbahagia berada di taman Eden, mengapa harus menerima pengajaran yang lain?
ini kalau pikiran Hawa normal. Tetapi kalau pikiran sudah disesatkan, jangan
heran kalau hamba TUHAN/anak TUHAN dapat tersesat. Itu sebabnya kita harus
sungguh-sungguh berhati-hati sebab kita dapat mengarah kepada injil/pengajaran
yang lain, roh yang lain dan juga kepada kristus yang lain.
Tentang pengajaran yang lain >>> ** kamu sabar saja. Arti dari sabar
saja adalah tidak mempunyai kekuatan untuk menolak sekalipun pengajaran yang
lain itu membawa kepada kebinasaan karena merasa sungkan sehingga menganggap
semua pengajaran itu sama saja. Sudah mengetahui bahwa ajaran itu lain dan
salah, tetapi tidak memiliki kekuatan untuk menolak.
Jika untuk perkara dunia, misalnya kita diberi kursi yang kalau kita duduki
akan mengakibatkan kita celaka >>> sudah dapat di pastikan kita akan
menolak. Tetapi kalau soal Firman TUHAN, banyak yang menganggap bahwa itu
adalah hal yang tidak berbahaya dan mau menerima sebab pikirannya sudah disesatkan.
Sebab pikiran yang masih normal, tentu tahu kalau kursi itu rusak dan sudah
dapat dipastikan akan menolak >>> lebih baik tidak duduk, daripada
celaka.
Pengajaran yang benar memberitakan:
- Kristus Yang disalib >>> ini adalah ciri dari pengajaran
yang benar; jika kita sudah meniadakan salib, maka kita harus berhati-hati
>>> 1 Korintus 1 : 23, 24
23. tetapi kami memberitakan Kristus yang disalibkan: untuk orang-orang
Yahudi suatu batu sandungan dan untuk orang-orang bukan Yahudi suatu kebodohan,
24. tetapi untuk mereka yang dipanggil, baik orang Yahudi, maupun orang
bukan Yahudi, Kristus adalah kekuatan Allah dan hikmat Allah.
Kristus Yang disalib, merupakan hikmat dan kuasa ALLAH untuk menyelamatkan
kita. Sekarang salib ini banyak yang digeser dan di tiadakan bahkan dianggap
sebagai suatu kebodohan/dimusuhi oleh orang Kristen sendiri. Salib ini
digeser dan diganti dengan kemakmuran daging dan hiburan daging >>>
bukannya menyalibkan daging.
- Kristus dalam kemuliaan sebagai Mempelai Pria Surga >>>
Kolose 1 : 27, 28,
27. Kepada mereka Allah mau memberitahukan, betapa kaya dan mulianya
rahasia itu di antara bangsa-bangsa lain, yaitu: Kristus ada di tengah-tengah
kamu, Kristus yang adalah pengharapan akan kemuliaan!
28. Dialah yang kami beritakan, apabila tiap-tiap orang kami nasihati
dan tiap-tiap orang kami ajari dalam segala hikmat, untuk memimpin tiap-tiap
orang kepada kesempurnaan dalam Kristus.
Kristus dalam kemuliaan sebagai Mempelai Pria Surga, merupakan hikmat
dan kuasa ALLAH untuk menyempurnakan kita seperti Kristus Sempurna. Inilah
pengajaran yang benar, yang memiliki Kristus Yang disalib dan juga memiliki
Kristus dalam kemuliaan sebagai Mempelai Pria Surga.
Banyak orang yang mengatakan bahwa pemberitaan tentang Kristus sebagai
Mempelai Pria Surga adalah pengajaran yang porno. Saya mendengar sendiri
seseorang kawan dari alm.bpk.pdt In Juwono yang mengatakan kepada saya
bahwa pdt.In Juwono itu mengajarkan pengajaran Mempelai, wanita tidak
boleh ini dan itu >>> itu adalah pengajaran porno/daging/najis.
Firman penyucian justru dianggap najis dan porno. Ini adalah kejadian
yang benar.
Kalau pikiran disesatkan, maka akibatnya:
Kalau dulu, Hawa diusir dari taman Eden/firdaus. Sekarang kita akan dikembalikan
lagi ke Firdaus tetapi kalau pikiran disesatkan, maka tidak dapat kembali
lagi ke firdaus. Jadi akibatnya, tidak dapat masuk/kembali lagi ke firdaus/kerajaan
surga. Jadi saya bersaksi tadi untuk meyakinkan, bahwa ada orang yang menolak
salib, yang penting ke gereja untuk mendapatkan kemakmuran dan hiburan. Itu
sebabnya kita harus menjaga pikiran, sebab bisa cepat berubah untuk tidak
setia pada Firman pengajaran seperti Hawa yang diperdaya oleh ular. Ular itu
sekarang sudah menjadi naga dan ini berarti kelicikan dan pengalamannya bertambah,
itu sebabnya kita tidak dapat main-main.Semoga kita dapat mengerti.
- 1 Petrus 2 : 21 – 25,
21. Sebab untuk itulah kamu dipanggil, karena Kristuspun telah menderita
untuk kamu dan telah meninggalkan teladan bagimu, supaya kamu mengikuti jejak-Nya.
22. Ia tidak berbuat dosa, dan tipu tidak ada dalam mulut-Nya.
23. Ketika Ia dicaci maki, Ia tidak membalas dengan mencaci maki; ketika Ia
menderita, Ia tidak mengancam, tetapi Ia menyerahkannya kepada Dia, yang menghakimi
dengan adil.
24. Ia sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib, supaya
kita, yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran. Oleh bilur-bilur-Nya
kamu telah sembuh.
25. Sebab dahulu kamu sesat seperti domba, tetapi sekarang kamu telah kembali
kepada gembala dan pemelihara jiwamu.
Perjalanan hidup yang sesat. Tadi pikiran yang disesatkan,
sekarang perjalanan hidup yang sesat.
Praktek dari perjalanan hidup yang sesat adalah:
Ay 25 >>> kembali kepada gembala. Jadi perjalanan sesat, dikaitkan
dengan gembala, artinya tidak tergembala. Dan celakanya, sekarang ini setan
terlebih dahulu menghantam para gembala sehingga gembala-gembala menjadi tidak
tergembala dan domba-domba menjadi tercerai berai dan juga tersesat. YESUS
mengatakan kepada murid-muridNYA, bahwa gembala akan dibunuh sehingga domba-domba
akan tercerai berai. Jika dulu YESUS Yang dibunuh, domba-domba tercerai berai,
untuk sekarang, apa maksudnya ini? maksudnya adalah gembala-gembala tidak
tergembala. Sekalipun domba-domba berada di dalam gereja tetapi mereka tercerai
berai.
Itu sebabnya supaya perjalanan hidup tidak sesat, maka kita harus tergembala.
Arti dari tergembala adalah mengikuti jejak gembala. Di ay 21, Sebab untuk
itulah kamu dipanggil, karena Kristuspun telah menderita untuk kamu dan telah
meninggalkan teladan bagimu, supaya kamu mengikuti jejak-Nya.
Mengikuti jejak = gembala di depan, domba-domba mengikuti dari belakang. Salah
sati arti dari tergembala dalam konteks 1 Petrus 2 : 21 – 25
adalah mengikuti jejak dari Gembala Agung yaitu jejak/jalan salib. Jalan salib
inilah yang membuat kita tidak pernah tersesat sebab jalan ini ditandai dengan
Darah YESUS sehingga setan tidak pernah dapat menembus Darah YESUS. Di dalam
ktb Wahyu dikatakan, setan dikalahkan oleh Darah. Perjalanan salib inilah
yang kita tidak mau >>> untuk beribadah, kita mencari yang enak bagi
daging maka akan ada banyak serigala di tempat itu sebab tidaklah mungkin
serigala mencari buah; jika kita menolak salib maka akan dijamah oleh setan
sebab ada banyak setan di situ. Tetapi jalan salib/jalan Darah tidak ada setan
di jalan itu.
Terserah! Kita mau memilih jalan yang mana? Saya tidak mau menghakimi mereka,
sebab itu terserah mereka, tetapi sudah jelas Firman TUHAN mengatakan sistim
penggembalaan adalah jalan salib.
Apa yang menjadi pengertian dari jalan salib?
- 1 Petrus 2 : 24, Ia sendiri telah memikul dosa
kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib, supaya kita, yang telah mati terhadap
dosa, hidup untuk kebenaran. Oleh bilur-bilur-Nya kamu telah sembuh.
Mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran = jalan kebenaran. Sekalipun
daging harus menderita, kita harus tetap hidup benar/tetap mempertahankan
kebenaran. Untuk menjadi benar, sangatlah sulit. Di dalam perusahaan,
untuk membayar pajak saja sulit, mereka akan memberi banyak alasan >>>
inilah kalau kita berada di luar jalan salib. Di dalam ay 22 >>>
IA tidak berbuat dosa.
Di dalam ay 23 >>> Ketika Ia dicaci maki, Ia tidak membalas dengan
mencaci maki; ketika Ia menderita, Ia tidak mengancam, tetapi Ia menyerahkannya
kepada Dia, yang menghakimi dengan adil.
Praktek dari jalan salib adalah:
- tidak berbuat dosa di dalam segala hal >>> mulut tidak
menipu. Kita harus berhati-hati, sebab sekarang ini kalau tidak menipu
terutama di dalam berdagang, maka tidak dapat maju. Tetapi kalau kita
berada di dalam jalan kebenaran, maka di situlah TUHAN sebagai Gembala
Agung akan memelihara tubuh, jiwa dan roh kita.
- tidak membalas kejahatan dengan kejahatan bahkan dapat membalas
kejahatan dengan kebaikan seperti YESUS waktu IA disiksa dan disalibkan
tetapi ketika IA berada di atas kayu salib >>> ‘ya
Bapa ampunilah mereka’ >>> inilah membalas kejahatan
dengan kebaikan. Seandainya dari atas kayu salib YESUS mengutuk kita,
maka habislah kita semuanya.
- Jalan pembaharuan = mati dari hidup yang lama dan bangkit dalam hidup
yang baru. Inilah orang yang tergembala, orang yang tergembala itu harus
mengikuti jejak dari Gembala Agung/jalan salib. Pengalaman kematian dan
kebangkitan bersama TUHAN menghasilkan pembaharuan = nyanyian baru >>>
bangkit = gunung dan mati = lembah. Orang yang mengalami pembaharuan,
memiliki nyanyian baru di dalam hidupnya.
Wahyu 14 : 1 – 5,
1. Dan aku melihat: sesungguhnya, Anak Domba berdiri di bukit Sion
dan bersama-sama dengan Dia seratus empat puluh empat ribu orang dan di
dahi mereka tertulis nama-Nya dan nama Bapa-Nya.
2. Dan aku mendengar suatu suara dari langit bagaikan desau air bah dan
bagaikan deru guruh yang dahsyat. Dan suara yang kudengar itu seperti
bunyi pemain-pemain kecapi yang memetik kecapinya.
3. Mereka menyanyikan suatu nyanyian baru di hadapan takhta dan di depan
keempat makhluk dan tua-tua itu, dan tidak seorangpun yang dapat mempelajari
nyanyian itu selain dari pada seratus empat puluh empat ribu orang yang
telah ditebus dari bumi itu.
4. Mereka adalah orang-orang yang tidak mencemarkan dirinya dengan perempuan-perempuan,
karena mereka murni sama seperti perawan. Mereka adalah orang-orang yang
mengikuti Anak Domba itu ke mana saja Ia pergi. Mereka ditebus dari antara
manusia sebagai korban-korban sulung bagi Allah dan bagi Anak Domba itu.
5. Dan di dalam mulut mereka tidak terdapat dusta; mereka tidak bercela.
Inilah inti dari Mempelai Wanita yang memiliki nyanyian baru. Nyanyian
baru ini tidak dapat dipelajari oleh orang lain sebab merupakan pengalaman
pribadi kita di dalam tanda kematian dan kebangkitan bersama YESUS.
Apa yang menjadi praktek dari nyanyian baru?
- mulut yang tidak berdusta sampai menjadi tidak bercela = tidak
salah dalam perkataan >>> Yakobus 3 : 2, Sebab kita semua bersalah
dalam banyak hal; barangsiapa tidak bersalah dalam perkataannya, ia adalah
orang sempurna, yang dapat juga mengendalikan seluruh tubuhnya.
Seringkali kita diperhadapkan pada kematian, misalnya seorang suami memiliki
hutang, kemudian datang orang mencari untuk menagih hutang itu >>>
diperhadapkan pada pengalaman kematian; kalau kita berdusta dengan mengatakan
bahwa suami tidak ada di rumah karena sedang bekerja, maka itu berarti
kita tidak mendapatkan pembaharuan/tidak memiliki nyanyian baru. Tetapi
kalau kita berkata jujur sekalipun daging ini sakit karena ditampar oleh
suami, maka itu berarti kita memiliki pengalaman bersama YESUS.
- Wahyu 14 : 2, Dan aku mendengar suatu suara dari
langit bagaikan desau air bah dan bagaikan deru guruh yang dahsyat. Dan
suara yang kudengar itu seperti bunyi pemain-pemain kecapi yang memetik
kecapinya.
Nyanyian baru itu seperti desau air bah dan deru guruh, ini juga ditulis
di dalam Wahyu 19 : 6, Lalu aku mendengar seperti
suara himpunan besar orang banyak, seperti desau air bah dan seperti deru
guruh yang hebat, katanya: "Haleluya! Karena Tuhan, Allah kita, Yang
Mahakuasa, telah menjadi raja.
Haleluya = nyanyian baru = nada penyembahan kepada TUHAN.
Sangat jelas di Wahyu 14 : 2 >>> nyanyian
baru dinyanyikan bagai desau air bah dan bagaikan deru guruh, ternyata
ditulis lagi di Wahyu 19 : 6 bunyi desau air bah
dan deru guguh itu adalah Haleluya. Jadi nyanyian baru itu adalah
nada penyembahan ‘Haleluya’ >>> menyembah YESUS sebagai
Raja di atas segala raja, Mempelai Pria Surga. Inilah nyanyian baru >>>
dengan mulut tidak berdusta kita berkata Haleluya. Mulai sekarang kita
menyembah dengan kata Haleluya, Dia adalah Raja, sampai satu waktu saat
YESUS datang kembali Yang kedua kalinya, ini menjadi penyembahan besar-besaran/penyembahan
massal dari seluruh anak TUHAN di dunia. Jangan sampai kita ketinggalan,
itu sebabnya mulai sekarang kita belajar menyembah dengan kata Haleluya
dengan benar yaitu dengan mulut tanpa dusta dan juga dengan pengalaman.
Kita berbicara Haleluya itu bukan dengan berkata Haleluya, Haleluya, tetapi
dengan adanya pemberitaan Firman sehingga dosa ditunjuk, kita berkata Haleluya
dan memohon ampun kepada TUHAN. Kemudian ada yang mendapatkan berkat karena
taat kepada Firman sehingga berkata Haleluya dengan ucapan syukur. Setiap
orang itu memiliki pengalaman sendiri-sendiri untuk dapat berkata Haleluya.
Jika semuanya ini digabung menjadi satu, maka benar-benar akan menjadi desau
air bah dan juga deru guruh yang dahsyat pada saat kedatangan YESUS Yang kedua
kalinya.
Inilah saudaraku, biar kita tidak tersesat, biarlah dihari-hari ini:
- kita tergembala dengan mengikuti jalan salib/jalan kebenaran >>>
apapun risikonya sekalipun daging ini sakit kita tetap hidup benar >>>
TUHAN sudah memelihara kita.
- terjadi pembaharuan dalam hidup/kita tidak berdusata sehingga ada nyanyian
baru yaitu nada penyembahan kepada TUHAN. Semoga kita dapat mengerti.
- 1 Korintus 15 : 32 – 34,
32. Kalau hanya berdasarkan pertimbangan-pertimbangan manusia saja aku
telah berjuang melawan binatang buas di Efesus, apakah gunanya hal itu bagiku?
Jika orang mati tidak dibangkitkan, maka "marilah kita makan dan minum,
sebab besok kita mati".
33. Janganlah kamu sesat: Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik.
34. Sadarlah kembali sebaik-baiknya dan jangan berbuat dosa lagi! Ada di antara
kamu yang tidak mengenal Allah. Hal ini kukatakan, supaya kamu merasa malu.
Pergaulan yang buruk/yang sesat merusakkan kebiasaan yang baik. Bagian pertama
yaitu pikiran dan bagian yang kedua adalah perjalanan hidup >>> ini
untuk pribadi masing-masing, tetapi yang ketiga ini adalah pergaulan dengan
orang lain. Kita harus berhati-hati, sebab pergaulan yang sesat itu akan merusakkan
kebiasaan yang baik.
Praktek dari pergaulan yang sesat ini adalah:
- pergaulan daging/pergaulan binatang, dikatakan kita seperti binatang,
sesudah mati >>> habis perkara, tidak ada kelanjutannya. Ini
yang akan mendorong orang berbuat dosa sampai pada puncaknya dosa yaitu
makan minum dan kawin mengawinkan. Pergaulan binatang itu hanya hidup
berdasarkan naluri saja >>> jika merasa lapar, makan! Sekalipun
itu adalah anaknya >>> ini kalau binatang buas. Demikian juga
kalau kawin >>> memakai surat/tidak, semuanya tidak jelas, tidak
dipermasalahkan. Pergaulan daging/pergaulan binatang ini mengajarkan sesudah
manusia mati, habis perkara >>> tidak ada kebangkitan.
- Pergaulan duniawi >>> Kita harus berhati-hati, sebab di dunia
ini kita bergaul, mungkin dengan sesama ibu dlsbnya. Tetapi jangan pergaulan
duniawi; apa yang dimaksud dengan pergaulan duniawi itu? Yakobus
4 : 4, Hai kamu, orang-orang yang tidak setia! Tidakkah kamu
tahu, bahwa persahabatan dengan dunia adalah permusuhan dengan Allah?
Jadi barangsiapa hendak menjadi sahabat dunia ini, ia menjadikan dirinya
musuh Allah.
Pergaulan duniawi/pergaulan di dunia ini yang membuat kita tidak setia
dalam ibadah pelayanan. Di dalam rumah tangga kita bergaul >>>
suami, isteri dan anak-anak bergaul, tetapi jangan sampai pergaulan itu
menjadi pergaulan duniawi >>> gara-gara anak, gara-gara ini dan
itu, membuat kita tidak setia >>> ini sudah termasuk pergaulan
duniawi. Kita harus berhati-hati dan ini bukannya kita itu mengabaikan
anak >>> tidak! Tetapi jangan sampai membuat kita tidak setia,
sebab ini adalah musuh dari ALLAH.
Saya sudah mengalami sendiri. Waktu dulu masih remaja saya bersama dengan
kakak saya, pada hari Minggu kebaktian di mulai jam sepuluh, kami berdua
masih tidur-tiduran sambil makan buah. Kemudian saling bertanya, apakah
pergi ke gereja/tidak? Lalu kami berdua mengambil undi, kalau saya menang
berarti pergi ke gereja, kalau kalah berarti tidak pergi. Kalau saya yang
menang, saya dikatakan bermain curang, kemudian di undi lagi sampai saya
kalah dan itu berarti tidak pergi ke gereja. Ini kejadian yang sebenarnya
yang sudah saya alami, itu sebabnya saya katakan pergaulan duniawi itu
belum kita alami dengan orang luar terlebih dahulu tetapi terlebih dahulu
kita alami di dalam rumah tangga.
Supaya kita tidak tersesat di dalam pergaulan sesat, maka jalan keluarnya
adalah kita harus meningkatkan pergaulan kita dengan TUHAN sampai kita dapat
bergaul erat dengan TUHAN. Bagaimana caranya kita bergaul erat dengan TUHAN?
yaitu lewat ketekunan di dalam tiga macam ibadah pokok. Nanti kita semua dapat
merasakan pergaulan erat dengan TUHAN >>> suami, isteri, orang tua,
anak-anak, kalau kita tekun di dalam tiga macam ibadah pokok. Contoh: kita
membawa anak kecil ke gereja, mungkin pada awalnya ia rewel sehingga memberontak,
tetapi kalau terus ditekuni, maka lama kelamaan anak kecil itu dapat bergaul
erat dengan TUHAN. Saya ingat khotbah dari alm.bpk.pdt Pong >>> kalau
ada anak kecil yang sudah dapat mengerti, ia dapat mengerti Firman sekalipun
masih sering salah >>> kalau saya berteriak, jangan keras hati, anak
itu akan berkata >>> oh! kera sakti. Anak ini salah mendengar. Tetapi
bagi bayi-bayi yang belum dapat mendengar, mereka dapat mendengar lewat pori-pori
kulit dan lama kelamaan mereka dapat mengerti dan juga dapat bergaul erat
dengan TUHAN.
Di dalam tabernakel, pergaulan erat dengan TUHAN lewat tiga macam ibadah pokok
kita yaitu:
Ketiga ibadah di atas ini merupakan jalan satu-satunya supaya kita tidak masuk
dalam pergaulan sesat dan pergaulan yang tidak baik, maka kita harus meningkatkan
pergaulan kita dengan TUHAN. Bagi bapak ibu yang memiliki anak yang sudah
remaja dan kaum muda, harus memperhatikan, sebab sekarang ini pergaulan daging/pergaulan
binatang itu ada dimana-mana. Di sekolah, justru guru-gurunya yang bergaul
dalam pergaulan dosa dan pergaulan binatang; bagaimana murid-murid dapat menjadi
aman, sedangkan gurunya saja memiliki kelakuan seperti itu. Mana dapat orang
tua mengawasi anak-anaknya? Satu-satunya jalan supaya tidak jatuh ke dalam
pergaulan sesat, maka harus di mulai dari diri kita sebagai seorang suami
dan juga sebagai seorang isteri harus masuk dalam tiga macam ibadah pokok
dan juga kaum muda, masuk dalam tiga macam ibadah pokok dan juga anak-anak
kecil masukkan dalam tiga macam ibadah pokok biar kita semua bergaul erat
dengan TUHAN. Jangan sampai terlambat sebab kalau terlambat, maka hanya akan
ada tetesan air mata, sebab siapa yang dapat membendung pergaulan sesat dihari-hari
ini? tidak ada! Kecuali kita bergaul erat dengan TUHAN dalam tiga macam ibadah
pokok >>> tubuh, jiwa dan roh kita bergaul erat dengan ALLAH Tri
Tunggal >>> pergaulan ini cocok dan benar-benar rapat sehingga tidak
dapat dipisahkan lagi oleh pergaulan yang sesat.
Bukti jika kita bergaul erat dengan TUHAN ialah:
- Mazmur 25 : 14, TUHAN bergaul karib dengan orang
yang takut akan Dia, dan perjanjian-Nya diberitahukan-Nya kepada mereka.
Bukti pertama kita bergaul erat dengan TUHAN adalah takut akan Dia. Jika
kita terus menerus tekun di dalam tiga macam ibadah pokok, maka hasilnya
adalah kita akan takut kepada Dia. Tadi sudah saya katakan, bahwa tidak
terbatas hanya kepada orang tua, tetapi juga remaja, kaum muda sampai
pada anak-anak kecilpun dibawa masuk dalam ibadah pelayan dan jika bertekun,
lama kelamaan hasilnya dapat takut akan TUHAN. Apalagi bagi kita orang
tua, remaja dan kaum muda yang sudah mengerti >>> mari! tiga
macam ibadah, jika kita bersungguh-sungguh, pasti akan membawa kita bergaul
erat dengan TUHAN sampai menghasilkan takut akan TUHAN.
Apa yang dimaksud dengan takut akan TUHAN?
- Amsal 8 : 13, Takut akan TUHAN ialah membenci
kejahatan; aku benci kepada kesombongan, kecongkakan, tingkah laku yang
jahat, dan mulut penuh tipu muslihat.
Yang dimaksud dengan takut akan TUHAN adalah membenci pada dosa. Jadi
sebagai orang tua, tidak perlu mengikuti kemanapun anak-anak pergi, demikian
juga dengan para isteri, tidak perlu mengikuti kemana saja suaminya pergi,
sebab jika anak-anak maupun suami-suami sudah bergaul erat dengan TUHAN,
maka pasti mereka akan menjadi takut kepada TUHAN dan membenci dosa. Dan
perjanjiannya akan diberitahu. Orang yang takut akan TUHAN akan mendapatkan
pembukaan Firman dari TUHAN.
Jika seorang hamba TUHAN sekalipun ia memiliki gelar yang tinggi sehingga
menjadi seorang yang pandai kemudian mendapatkan pembukaan Firman >>>
Tidak! Sebab di dalam Mazmur 25 : 14 >>> orang yang takut akan
Dia, dan perjanjian-Nya diberitahukan-Nya kepada mereka.
Sedangkan bagi sidang jemaat, yang memiliki pendidikan tidak sampai pada
lulus dari sekolah dasar, tetapi kalau takut akan TUHAN, pasti dapat mengerti
Firman. sampaipun seorang bayi dapat mengerti Firman lewat pori-porinya.
Semoga kita dapat mengerti.
- Amsal 3 : 32, karena orang yang sesat adalah kekejian
bagi TUHAN, tetapi dengan orang jujur Ia bergaul erat.
Bukti bergaul erat dengan TUHAN adalah jujur. Mari! bagi yang belum masuk
dalam tiga macam ibadah pokok >>> berdoa kepada TUHAN supaya
jangan sampai pikiran, perjalanan sampai pada pergaulan menjadi sesat.
Sebab lebih baik mulai sekarang bergaul erat dengan TUHAN lewat ketekunan
dalam tiga macam ibadah pokok kita.
Inilah tubuh, jiwa dan roh kita bergaul erat dengan ALLAH Tri Tunggal dengan
bukti/hasilnya adalah:
- takut akan TUHAN dengan membenci dosa/menjauhi dosa = suci.
- jujur. Suci dan jujur ini penting.
- Amsal 15 : 8, Korban orang fasik adalah kekejian
bagi TUHAN, tetapi doa orang jujur dikenan-Nya.
Kalau kita suci dan jujur, maka doa orang jujur berkenan kepada TUHAN.
Kita dapat berdoa dan menyembah kepada TUHAN >>> ini adalah pergaulan
yang paling erat/yang paling intim dengan TUHAN.
Menyembah kepada TUHAN itu, syaratnya harus suci dan jujur sehingga berkenan
kepada TUHAN.
Mazmur 95 : 6, 7,
6. Masuklah, marilah kita sujud menyembah, berlutut di hadapan TUHAN yang
menjadikan kita.
7. Sebab Dialah Allah kita, dan kitalah umat gembalaan-Nya dan kawanan domba
tuntunan tangan-Nya. Pada hari ini, sekiranya kamu mendengar suara-Nya!
Masuklah, istilah masuklah adalah lebih dalam = hubungan yang lebih dalam/paling
manis/paling dalam/paling intim dengan TUHAN/menyembah TUHAN dengan kesucian
dan kejujuran.
Penyembahan itu adalah:
- hati kita bertemu dengan hati TUHAN, kita dapat mengeluarkan segala isi
hati kita kepada TUHAN.
- mata kita bertemu dengan Mata TUHAN.
- dan tangan kita bertemu dengan Tangan TUHAN.
Mari! kalau kita datang dengan suci, jujur dan mengulurkan tangan kepada TUHAN,
maka TUHAN juga akan mengulurkan Tangan belas kasihanNYA kepada kita sehingga
akan terjadi mujizat.
Berlutut di hadapan TUHAN Yang menjadikan kita >>> terjadi mujizat,
dari yang tidak ada menjadi ada, dari mustahil, menjadi tidak mustahil. Itu
sebabnya kita harus bertekun >>> bergaul erat dengan TUHAN sampai kita
dapat menyembah dengan takut akan TUHAN/suci dan jujur.
Dan Tangan Gembala menuntun kita supaya kita tidak tersesat. Apa gunanya kita
mendapatkan apa yang tidak ada menjadi ada tetapi kita tersesat/tidak sampai
pada tujuan akhir? TUHAN tidak seperti itu, sebab IA mengulurkan Tangan belas
kasih untuk melakukan mujizat kepada orang yang suci dan jujur yaitu dari yang
tidak ada menjadi ada dan juga yang mustahil menjadi tidak mustahil untuk menolong
kita. Tetapi tidak cukup hanya sampai di situ >>> Mazmur 95
: 7, Sebab Dialah Allah kita, dan kitalah umat gembalaan-Nya dan
kawanan domba tuntunan tangan-Nya. Pada hari ini, sekiranya kamu mendengar suara-Nya!
Tangan Gembala menuntun kita sampai pada tujuan yang terakhir yaitu kota Yerusalem
Baru. Wahyu 7 : 17, Sebab Anak Domba yang di tengah-tengah
takhta itu, akan menggembalakan mereka dan akan menuntun mereka ke mata air
kehidupan. Dan Allah akan menghapus segala air mata dari mata mereka."
Menuntun kita sampai ke tahta Yerusalem Baru, tujuan utama dan akhir pengikutan
ibadah kita kepada TUHAN dan TUHAN menghapus air mata kita/segala kesusahan
dihapus sampai tidak ada lagi air mata.
Mari! sekarang ini kita memanfaatkan untuk bergaul erat dengan TUHAN sehingga
kita dapat menyembah TUHAN sehingga:
- Pikiran kita jangan menjadi sesat >>> kita berpegang teguh kepada
Firman.
- Perjalanan kita jangan sesat >>> kita tergembala dengan jalan
salib.
- Pergaulan kita juga jangan sesat >>> kita bergaul erat dengan
TUHAN lewat banyak menyembah kepada TUHAN sehingga TUHAN mengulurkan TanganNYA
>>> hati bertemu dengan Hati, mata bertemu Mata dan juga tangan bertemu
dengan Tangan tetapi dengan syarat kita harus suci dan jujur. Sehingga TUHAN
mengulurkan Tangan belas kasih dengan mengadakan mujizat dan juga menuntun
kita supaya kita jangan tersesat dan membawa kita sampai pada tempat yang
terakhir yaitu kota Yerusalem Baru.
TUHAN memberkati kita sekalian.
1