Injil Matius 24:15-25 berbicara nubuat tentang antikris.
Matius 24:19-20
24:19 Celakalah ibu-ibu yang sedang hamil atau yang menyusukan bayi pada
masa itu.
24:20 Berdoalah, supaya waktu kamu melarikan diri itu jangan jatuh pada musim
dingin dan jangan pada hari Sabat.
Menunjuk kehidupan yang masuk dalam aniaya antikris. Kehidupan kristen, anak-anak
Tuhan, hamba Tuhan yang masuk aniaya antikris yaitu kehidupan yang mengalami
musim dingin rohani/ krisis rohani.
Ada 3 macam musim dingin rohani:
- Krisis iman, ada kaitan dengan firman.
Banyak orang yang bosan mendengar firman penggembalaan. Seperti Israel bosan
pada manna sehingga banyak yang mati digigit ular. Di gereja pun demikian,
jika menyanyi berapa jam mau tapi bosan jika mendengar firman.
- Krisis pengharapan, ada kaitan dengan urapan Roh Kudus.
Dalam Kisah Rasul dimulai dengan lidah-lidah api tapi dalam Kisah Rasul 28
diakhiri dengan musim dingin. Jika musim dingin datang maka ular datang menggigit
tangan. Tujuannya: supaya tidak bisa melayani, tidak bisa menyembah Tuhan.
- Krisis kasih. Ini yang sedang kita pelajari.
Matius 24:12
24:12 Dan karena makin bertambahnya kedurhakaan, maka kasih kebanyakan
orang akan menjadi dingin.
Krisis kasih mengakibatkan kedurhakaan. Kedurhakaan juga bisa melanda kehidupan
yang beribadah melayani Tuhan.
Yudas 1:11
1:11 Celakalah mereka, karena mereka mengikuti jalan yang ditempuh Kain
dan karena mereka, oleh sebab upah, menceburkan diri ke dalam kesesatan Bileam,
dan mereka binasa karena kedurhakaan seperti Korah.
Korah gambaran pelayan-pelayan Tuhan.
Ada 2 macam kedurhakaan dalam ibadah pelayanan:
- Tidak setia bahkan meninggalkan ibadah pelayanan.
Ibrani 10:25-27
10:25 Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita,
seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati,
dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat.
10:26 Sebab jika kita sengaja berbuat dosa, sesudah memperoleh pengetahuan
tentang kebenaran, maka tidak ada lagi korban untuk menghapus dosa itu.
10:27 Tetapi yang ada ialah kematian yang mengerikan akan penghakiman dan
api yang dahsyat yang akan menghanguskan semua orang durhaka.
Dosa tidak beribadah merupakan dosa yang meningkat, mulai dari dosa kebiasaan
(tidak ibadah tapi tidak merasa menyesal), biasa tidak beribadah sampai sengaja
tidak tidak beribadah dan melayani sehingga menjadi durhaka. Ini tanda kasih
menjadi dingin.
- Bersungut-sungut
Bilangan 16:8-11
16:8 Lalu berkatalah Musa kepada Korah: "Cobalah dengar, hai orang-orang
Lewi!
16:9 Belum cukupkah bagimu, bahwa kamu dipisahkan oleh Allah Israel dari umat
Israel dan diperbolehkan mendekat kepada-Nya, supaya kamu melakukan pekerjaan
pada Kemah Suci TUHAN dan bertugas bagi umat itu untuk melayani mereka,
16:10 dan bahwa engkau diperbolehkan mendekat bersama-sama dengan semua saudaramu
bani Lewi? Dan sekarang mau pula kamu menuntut pangkat imam lagi?
16:11 Sebab itu, engkau ini dengan segenap kumpulanmu, kamu bersepakat melawan
TUHAN. Karena siapakah Harun, sehingga kamu bersungut-sungut kepadanya?"
Korah beribadah melayani Tuhan tetapi bersungut-sungut. Jikalau krisis iman,
ular menggigit kaki. Kemudian krisis Roh Kudus, ular menggigit tangan. Maka
dalam musim dingin kasih, ular menggigit mulut/ lidah.
Kolose 4:6
4:6 Hendaklah kata-katamu senantiasa penuh kasih, jangan hambar, sehingga
kamu tahu, bagaimana kamu harus memberi jawab kepada setiap orang.
Bersungut-sungut = kata-kata yang hambar. Musim dingin kasih bisa dideteksi
dari perkataan. Dalam Matius 12 diistilahkan perkataan sia-sia.
Matius 12:36
12:36 Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap kata sia-sia yang diucapkan
orang harus dipertanggungjawabkannya pada hari penghakiman.
Ini kehidupan yang tanpa kasih, dapat dilihat dari perkataannya yang hambar,
perkataan sia-sia, karena mulut/ bibirnya sudah digigit ular.
Mazmur 140:4
140:4 Mereka menajamkan lidahnya seperti ular, bisa ular senduk ada di
bawah bibirnya. Sela
Mulut digigit ular senduk, kata-katanya hanya perkataan hambar, kata-kata
sia-sia. Prakteknya:
- Perkataan-perkataan bagaikan api
Yakobus 3:5-6
3:5 Demikian juga lidah, walaupun suatu anggota kecil dari tubuh,
namun dapat memegahkan perkara-perkara yang besar. Lihatlah, betapapun
kecilnya api, ia dapat membakar hutan yang besar.
3:6 Lidahpun adalah api; ia merupakan suatu dunia kejahatan dan mengambil
tempat di antara anggota-anggota tubuh kita sebagai sesuatu yang dapat
menodai seluruh tubuh dan menyalakan roda kehidupan kita, sedang ia sendiri
dinyalakan oleh api neraka.
Perkataan-perkataan bagaikan api yaitu perkataan yang membesar-besarkan
masalah.
Mulai dalam rumah tangga suka membesarkan maalah. Mengapa? Karena tidak
ada kasih. Biarpun sampai ada masalah perselingkuhan, jika ada kasih maka
tidak akan menjadi masalah besar. Tapi jika tidak ada kasih maka masalah
kecil pun bisa menjadi masalah besar.
Jika ada kasih maka masalah besar bisa menjadi kecil. Biarlah hari-hari
ini kita banyak mengucap syukur, menjaga lidah dari api.
- Perkataan beracun yaitu perkataan yang melemahkan, bahkan mematikan
iman.
Yakobus 3:7-8
3:7 Semua jenis binatang liar, burung-burung, serta binatang-binatang
menjalar dan binatang-binatang laut dapat dijinakkan dan telah dijinakkan
oleh sifat manusia,
3:8 tetapi tidak seorangpun yang berkuasa menjinakkan lidah; ia adalah
sesuatu yang buas, yang tak terkuasai, dan penuh racun yang mematikan.
Perkataan yang mengandung racun, penuh dengan kepahitan, dendam, iri hati,
menjelek-jelekkan orang lain.
Hati-hati supaya kita tidak saling melemahkan.
- Kata-kata kutuk
Yakobus 3:9-12
3:9 Dengan lidah kita memuji Tuhan, Bapa kita; dan dengan lidah kita
mengutuk manusia yang diciptakan menurut rupa Allah,
3:10 dari mulut yang satu keluar berkat dan kutuk. Hal ini, saudara-saudaraku,
tidak boleh demikian terjadi.
3:11 Adakah sumber memancarkan air tawar dan air pahit dari mata air yang
sama?
3:12 Saudara-saudaraku, adakah pohon ara dapat menghasilkan buah zaitun
dan adakah pokok anggur dapat menghasilkan buah ara? Demikian juga mata
air asin tidak dapat mengeluarkan air tawar.
Hati-hati dalam rumah tangga jangan ada kata-kata kutuk. Secara tidak sadar,
begitu kita ucapkan akan benar-benar terjadi. Terutama doakan kami para gembala,
jangan sampai mengutuk jemaat. Jika gembala mengutuk maka celaka jemaat dan
celaka juga gembala, dua-duanya rugi. Oleh sebab itu kita jaga jangan ada kata-kata
kutuk.
Jika sudah terlanjur berkata kutuk maka perkataan tersebut harus dicabut. Seringkali
kita tidak sadar, mengatakan anak kita bodo, akhirnya dia tidak naik kelas.
Oleh sebab itu kata-kata kutuk harus dicabut. Harus hati-hati dalam perkataan.
Dari satu mulut keluar kata berkat dan kutuk [ay 10], ini menunjuk kata-kata
munafik.
Didalam hati dan diluar tidak sama. Apa yang diucapkan tidak sama dengan yang
didalam hati. Puncaknya sampai berkata-kata dusta.
Akibatnya seperti Korah, turun sampai ke bagian bumi paling bawah.
Bilangan 16:31-33
16:31 Baru saja ia selesai mengucapkan segala perkataan itu, maka terbelahlah
tanah yang di bawah mereka,
16:32 dan bumi membuka mulutnya dan menelan mereka dengan seisi rumahnya dan
dengan semua orang yang ada pada Korah dan dengan segala harta milik mereka.
16:33 Demikianlah mereka dengan semua orang yang ada pada mereka turun hidup-hidup
ke dunia orang mati; dan bumi menutupi mereka, sehingga mereka binasa dari
tengah-tengah jemaah itu.
Jadi kata-kata kita menentukan nasib kita, apakah kita naik atau turun. Jika
perkataan kita baik maka kita akan naik sampai naik di awan-awan. Jika perkataan
kita tidak baik malah turun ke bawah sampai ke alam maut.
Wahyu 9:2-3
9:2 Maka dibukanyalah pintu lobang jurang maut itu, lalu naiklah asap
dari lobang itu bagaikan asap tanur besar, dan matahari dan angkasa menjadi
gelap oleh asap lobang itu.
9:3 Dan dari asap itu berkeluaranlah belalang-belalang ke atas bumi dan kepada
mereka diberikan kuasa sama seperti kuasa kalajengking-kalajeng di bumi.
Belalang dan kalajengking menunjuk roh jahat dan roh najis. Jika mulut digigit
ular, hidupnya akan merosot, bergaul dengan roh jahat najis. Mulai kehidupan
rohaninya merosot, yang jasmani juga merosot sampai yang akhirnya masuk kebinasaan
seperti Korah.
Yang paling baik adalah perkataan yang penuh kasih.
Kidung Agung 7:6, 9
7:6 Betapa cantik, betapa jelita engkau, hai tercinta di antara segala
yang disenangi.
7:9 Kata-katamu manis bagaikan anggur!" Ya, anggur itu mengalir kepada
kekasihku dengan tak putus-putusnya, melimpah ke bibir orang-orang yang sedang
tidur!
Hidup dalam kasih bisa dideteksi dari perkataan yaitu manis bagai anggur, tidak
hambar, tidak mengandung racun.
Kata-kata yang manis mengalir ke 2 tempat:
- Mengalir kepada sesama yang membutuhkan.
Efesus 4:29
4:29 Janganlah ada perkataan kotor keluar dari mulutmu, tetapi pakailah
perkataan yang baik untuk membangun, di mana perlu, supaya mereka yang mendengarnya,
beroleh kasih karunia.
Sehingga sesama yang mendengarkan mengalami kasih karunia dan berkat dari
Tuhan.
Salah satu contohnya adalah perempuan Samaria, bisa mengeluarkan perkataan
manis.
Yohanes 4:39
4:39 Dan banyak orang Samaria dari kota itu telah menjadi percaya kepada-Nya
karena perkataan perempuan itu, yang bersaksi: "Ia mengatakan kepadaku
segala sesuatu yang telah kuperbuat."
Kita bisa bersaksi apa yang sudah Tuhan kerjakan atas hidup kita sehingga
tidak ada kesempatan untuk menghakimi orang lain. Seperti perempuan Samaria,
perkataannya bisa menyelamatkan banyak orang.
Perkataan yang manis supaya sesama bisa merasakan berkat Tuhan.
- Mengalir kepada pribadi Yesus yang sedang tidur.
Kidung Agung 7:9
7:9 Kata-katamu manis bagaikan anggur!" Ya, anggur itu mengalir kepada
kekasihku dengan tak putus-putusnya, melimpah ke bibir orang-orang yang sedang
tidur!
Pribadi yang sedang tidur menunjuk pribadi Yesus yang sedang tidur di perahu
saat ditimbus gelombang.
Matius 8:23-24
8:23. Lalu Yesus naik ke dalam perahu dan murid-murid-Nyapun mengikuti-Nya.
8:24 Sekonyong-konyong mengamuklah angin ribut di danau itu, sehingga perahu
itu ditimbus gelombang, tetapi Yesus tidur.
Angin dan gelombang datang sekonyong-konyong, tidak bisa diprediksi. Oleh
sebab itu, jaga perkataan.
Sementara kapal dihantam gelombang dan hampir tenggelam, Yesus tidur di buritan.
Arti Yesus tidur:
- Yesus harus mati di kayu salib.
Ibrani 2:14-15
2:14. Karena anak-anak itu adalah anak-anak dari darah dan daging,
maka Ia juga menjadi sama dengan mereka dan mendapat bagian dalam keadaan
mereka, supaya oleh kematian-Nya Ia memusnahkan dia, yaitu Iblis, yang
berkuasa atas maut;
2:15 dan supaya dengan jalan demikian Ia membebaskan mereka yang seumur
hidupnya berada dalam perhambaan oleh karena takutnya kepada maut.
Yesus mati di kayu salib sama dengan membebaskan kita dari angin dan gelombang,
dari maut.
- Memberi teladan ketenangan dalam menghadapi apa pun.
Ketenangan menunjuk buah yang matang. Ini ketenangan iman. Jika saat angin
dan gelombang datang, kita berlari ke sana-sini (tidak tenang, berharap
orang lain) maka kapal akan makin cepat tenggelam. Biarlah kita berharap
sepenuh kepada Yesus.
Yesus tidur juga berarti Yesus sedang menguji kita, apakah kita sungguh-sungguh
mengasihi Tuhan, berharap sepenuh pada Tuhan dan Yesus sedang menanti
adakah kata-kata manis dalam hidup kita. Seringkali saat ditolong Tuhan,
kita bisa berkata manis, tapi saat menghadapi sesuatu yang belum ditolong,
malah bersungut-sungut. Tuhan sedang menunggu perkataan manis dari kita.
Kata-kata yang manis menunjuk doa kita kepada Tuhan.
Matius 8:25-27
8:25 Maka datanglah murid-murid-Nya membangunkan Dia, katanya: "Tuhan,
tolonglah, kita binasa."
8:26 Ia berkata kepada mereka: "Mengapa kamu takut, kamu yang kurang
percaya?" Lalu bangunlah Yesus menghardik angin dan danau itu, maka
danau itu menjadi teduh sekali.
8:27 Dan heranlah orang-orang itu, katanya: "Orang apakah Dia ini,
sehingga angin dan danaupun taat kepada-Nya?"
Doa penyembahan dengan menyeru nama Yesus, dengan iman, percaya dan berharap
sepenuh kepada Tuhan.
Perkataan manis, tidak menuntut sesuatu kepada Tuhan tetapi merasa tidak
layak untuk ditolong Tuhan. Seperti seorang perwira datang kepada Yesus
mengatakan bahwa saya tidak layak untuk ditolong, tapi katakan sepatah
kata untuk menolong saya. Biarlah saat ini kita berdoa untuk penyerahan
diri, bukan untuk menuntut.
Maka kita akan mengalami kuasa kebangkitan. Yesus mati di kayu salib dan bangkit
untuk mengadakan mujizat, apa yang mustahil menjadi tidak mustahil. Sampai suatu
waktu saat kedatangan Yesus kedua kali, kita mendapat mujizat tertinggi, kita
akan naik ke awan-awan, menjadi sama mulia dengan Tuhan.
1