Kitab Keluaran 32, secara keseluruhan dibagi menjadi lima bagian besar yaitu:
- Ay 1 – ay 6 >>> tentang anak lembu emas.
- Ay 7 – ay 14 >>> murka ALLAH.
- Ay 15 – ay 20 >>> dua loh batu yang dipecahkan = penebusan.
- Ay 21 – 29 >>> amarah Musa terhadap Harun dan bangsa Israel
= penyucian.
- Ay 30 – ay 35 >>> Musa berdoa bagi bangsa Israel = pelayanan
pendamaian.
Sekarang kita akan membaca dan membahas bagian yang kedua >>>
Keluaran 32 : 7 – 11,
7.Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Pergilah, turunlah, sebab bangsamu
yang kaupimpin keluar dari tanah Mesir telah rusak lakunya.
8. Segera juga mereka menyimpang dari jalan yang Kuperintahkan kepada mereka;
mereka telah membuat anak lembu tuangan, dan kepadanya mereka sujud menyembah
dan mempersembahkan korban, sambil berkata: Hai Israel, inilah Allahmu yang
telah menuntun engkau keluar dari tanah Mesir."
9. Lagi firman TUHAN kepada Musa: "Telah Kulihat bangsa ini dan sesungguhnya
mereka adalah suatu bangsa yang tegar tengkuk.
10. Oleh sebab itu biarkanlah Aku, supaya murka-Ku bangkit terhadap mereka dan
Aku akan membinasakan mereka, tetapi engkau akan Kubuat menjadi bangsa yang
besar."
11. Lalu Musa mencoba melunakkan hati TUHAN, Allahnya, dengan berkata: "Mengapakah,
TUHAN, murka-Mu bangkit terhadap umat-Mu, yang telah Kaubawa keluar dari tanah
Mesir dengan kekuatan yang besar dan dengan tangan yang kuat?
Ada tiga penyebab murka ALLAH kepada bangsa Israel yaitu:
- Ay 7 >>> Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Pergilah, turunlah,
sebab bangsamu yang kaupimpin keluar dari tanah Mesir telah rusak lakunya.
Bangsa Israel telah rusak lakunya.
- Ay 8 >>> Segera juga mereka menyimpang dari jalan yang Kuperintahkan
kepada mereka; mereka telah membuat anak lembu tuangan, dan kepadanya mereka
sujud menyembah dan mempersembahkan korban, sambil berkata: Hai Israel, inilah
Allahmu yang telah menuntun engkau keluar dari tanah Mesir."
Menyimpang/sesat dari jalan TUHAN.
- Ay 9 >>> Lagi firman TUHAN kepada Musa: "Telah Kulihat bangsa
ini dan sesungguhnya mereka adalah suatu bangsa yang tegar tengkuk.
Tegar tengkuk/keras hati.
Sekarang, kita akan membahas bagian yang pertama yaitu bangsa Israel
telah rusak lakunya.
Kita membaca di dalam Kejadian 11, 12,
11. Adapun bumi itu telah rusak di hadapan Allah dan penuh dengan kekerasan.
12. Allah menilik bumi itu dan sungguhlah rusak benar, sebab semua manusia menjalankan
hidup yang rusak di bumi.
Jadi sudah sejak jaman Nuh, manusia sudah menjalankan kehidupan yang rusak/rusak
lakunya dan berlanjut di jaman Israel, juga rusak lakunya sampai pada akhir
jaman ini, manusia tetap rusak lakunya. Semoga kita dapat mengerti.
Rusak laku/hidup yang rusak ini masih dibagi dalam tiga macam yaitu:
- Kejadian 6 : 2, maka anak-anak Allah melihat, bahwa
anak-anak perempuan manusia itu cantik-cantik, lalu mereka mengambil isteri
dari antara perempuan-perempuan itu, siapa saja yang disukai mereka.
Rusak laku dalam nikah/merusak nikah.
Praktek rusak laku dalam nikah/merusak nikah adalah:
- Kawin campur antara anak-anak ALLAH dengan anak-anak manusia >>>
Kejadian 6 : 2. untuk sekarang adalah kawin campur antara
orang-orang beriman dengan orang-orang yang tidak beriman. Mengapa terjadi
hal yang demikian? Di dalam ay 2 itu dijelaskan anak-anak Allah melihat
bahwa anak-anak perempuan manusia itu cantik-cantik.
Jadi terjadi hal yang demikian karena mereka menikah/memilih jodoh berdasarkan
keinginan mata/pandangan mata dan juga selera daging. Kawin campur ini
akan mengakibatkan kawin cerai sampai dengan kawin mengawinkan.
- Merusak kesucian nikah lewat percabulan/perzinahan, bagi kaum muda
untuk memperhatikan awal dari nikah ini, sebab sudah banyak kesucian nikah
yang rusak/kesucian nikah sudah dirusak. Awal nikah ini adalah masa berpacaran/bertunangan
>>> hati-hati! Jaga kesucian nikah, supaya kita jangan masuk
ke dalam golongan orang yang dimurkai oleh TUHAN. Kemudian selama kelangsungan
dari nikah itu, juga harus dijaga, jangan sampai memiliki pria idaman
lain atau wanita idaman lain sebab ini juga merusak kesucian nikah.
1 Tesalonika 4 : 3 – 5,
3. Karena inilah kehendak Allah: pengudusanmu, yaitu supaya kamu menjauhi
percabulan,
4. supaya kamu masing-masing mengambil seorang perempuan menjadi isterimu
sendiri dan hidup di dalam pengudusan dan penghormatan,
5. bukan di dalam keinginan hawa nafsu, seperti yang dibuat oleh orang-orang
yang tidak mengenal Allah,
Kita harus menjaga kesucian nikah lewat Firman pengajaran yang benar/Firman
yang dibukakan rahasianya >>> Yohanes 15 : 3,
Kamu memang sudah bersih karena firman yang telah Kukatakan kepadamu.
Firman Yang dikatakan oleh TUHAN Sendiri adalah Firman yang dibukakan
rahasianya/ayat yang satu menerangkan ayat yang lain = Firman pengajaran
yang benar/Firman yang lebih tajam dari pedang bermata dua >>>
ini yang dapat menjaga kesucian nikah. Mulai dari awal nikah, selama berlangsungnya
pernikahan itu, sampai masuk dalam Pesta Nikah Anak Domba ALLAH. Jadi
sekali lagi, di dalam gereja TUHAN harus ada Firman yang lebih tajam dari
pedang bermata dua. Di luar Firman pengajaran, tidak ada jaminan terhadap
kesucian hidup dan nikah kita, termasuk dari kami para hamba-hamba TUHAN.
Semoga kita dapat mengerti.
- Amsal 28 : 24, Siapa merampasi ayah dan ibunya
dan menyangka bahwa itu bukan suatu pelanggaran, ia sendiri adalah kawan
si perusak.
Anak yang tidak dengar-dengaran kepada orang tua. Ini juga rusak laku
di dalam nikah.
Ini yang terjadi mengapa TUHAN murka kepada bangsa Israel, sebab ada rusak
laku dan rusak laku di dalam nikah yang sudah terjadi sejak jaman Nuh dengan
praktek:
- kawin campur.
- kesucian nikah dirusak lewat kenajisan.
- anak tidak taat dengar-dengaran kepada orang tua/tidak lagi menghormati
orang tua.
- Rusak laku di dalam ibadah, ibadah dan nikah itu merupakan
satu paket, sebab ada banyak rahasia di dalam alkitab tetapi rahasia yang
terbesar hanya dua yaitu rahasia nikah (Ef 5) dan rahasia ibadah (2 Tim 3).
Kalau nikahnya rusak sudah dapat dipastikan ibadahnya juga rusak, demikian
sebaliknya >>> ini yang harus kita jaga.
Rusak laku di dalam ibadah ini seperti bangsa Israel >>> Keluaran
32 : 5, Ketika Harun melihat itu, didirikannyalah mezbah di depan
anak lembu itu. Berserulah Harun, katanya: "Besok hari raya bagi TUHAN!"
Hari raya bagi TUHAN = ibadah.
Praktek dari rusak laku di dalam ibadah yaitu:
- Penyembahan berhala, dulu, bangsa Israel menyembah anak lembu emas,
sekarang untuk kita arti rohaninya adalah beribadah kepada TUHAN hanya
untuk mencari berkat-berkat jasmani/kekayaan jasmani. Seandainya di gereja
ini saya buatkan anak lembu emas, sudah dapat dipastikan saudara akan
lari semua sebab itu adalah berhala, tetapi seringkali yang tidak kita
mengerti (memang anak lembu emas itu tidak ada) tetapi praktek secara
rohani itu ada, yaitu beribadah kepada TUHAN hanya untuk mencari berkat-berkat
jasmani/kekayaan jasmani >>> yang diutamakan di dalam ibadah
pelayanan hanyalah berkat-berkat jasmani. Semoga kita dapat mengerti.
Kemudian! Mengapa dibuatkan anak lembu? Sebab waktu di Mesir, bangsa Israel
melihat orang-orang Mesir itu menyembah lembu sehingga mereka teringat
dan membuat anak lembu dari emas itu; Mesir adalah gambaran dari dunia,
jadi beribadah dengan memakai cara-cara dunia >>> ini merusak
ibadah. Kita harus hati-hati dan memperhatikan cara menyanyi, cara bermain
musik, demikian juga berkhotbah, jangan memakai cara dunia, apa yang laris
di dunia dimasukkan ke dalam gereja >>> berkhotbah dengan lawakan
sehingga orang menjadi senang dlsbnya. Ini semua sama dengan penyembahan
kepada lembu emas.
Suatu waktu ada seorang kaum muda mengatakan kepada saya untuk merubah
cara bermain musik agar banyak kaum muda yang mau datang. Saya katakan
itu tidak perlu, kalau kaum muda mau datang, lebih baik mereka datang
karena mereka tertarik pada Firman TUHAN bukan tertarik karena musiknya.
Mengapa saya katakan demikian? Karena saya teringat akan bayi Musa yang
dimasukkan kedalam peti/keranjang dan dihanyutkan di sungai Nil. Musa
adalah gambaran dari gereja TUHAN sedangkan sungai Nil adalah gambaran
dari dunia dan kalau kita melihat di sungai Nil itu ada yang bagus >>>
cara menyanyi, cara mengolah keuangan, cara bermain musik kemudian kita
ambil dan memasukkannya ke dalam peti >>> air sungai Nil diambil
dan dimasukkan ke dalam peti/keranjang Musa >>> bukan bertambah
maju sebab bertambah maju adalah pandangan jasmani, tetapi pandangan rohani,
bertambah hari gereja itu akan bertambah tenggelam. Itu sebabnya kita
tidak dapat beribadah dengan memakai cara dunia sebab itu adalah lembu
emas dan ini sangat berbahaya.
Memang di dalam gereja itu tidak dibangun lembu emas, tetapi pandainya
setan dengan memakai cara yang halus sehingga lembu emas itu ada di dalam
gereja itu, kalau di dalam gereja, hanya mengutamakan hal yang jasmani,
dan juga kalau ada cara-cara dunia di dalam menyanyi, bermain musik dan
juga dalam menyampaikan Firman TUHAN diselipi dengan cara dunia >>>
ini berarti sudah ada lembu emas dan merusak ibadah. Mereka beribadah
tetapi rusak lakunya. Semoga kita dapat mengerti.
Mari! kita menelusuri dengan perlahan-lahan apa yang menarik murka ALLAH
yaitu rusak laku ini sudah terjadi sejak jaman Nuh sampai jaman Israel
dan sampai akhir jaman ini terus terjadi rusak laku ini yaitu:
- rusak laku di dalam nikah karena kawin campur. Kesucian nikah dan
juga sikap anak terhadap orang tua dengan tidak menghormati orang
tua.
- kedua rusak laku di dalam ibadah, jangan ada lembu emas dengan
memakai cara-cara dunia, jangan mengutamakan yang jasmani tetapi yang
rohani di dalam ibadah yaitu mengutamakan Firman.
- Roma 14 : 20, Janganlah engkau merusakkan pekerjaan
Allah oleh karena makanan! Segala sesuatu adalah suci, tetapi celakalah
orang, jika oleh makanannya orang lain tersandung!
Janganlah engkau merusakkan pekerjaan ALLAH karena makanan, apa artinya?
Artinya menjadi batu sandungan di dalam ibadah dan pelayanan.
Menjadi batu sandungan = mudah tersandung dan mudah menjadi sandungan
bagi orang lain. Ini juga termasuk rusak laku di dalam ibadah. Mari saudaraku!
janganlah hal-hal yang sepele seperti soal makanan tidak perlulah kita
membesar-besarkan. Kalau saudara tidak mau menjadi batu sandungan, maka
rumusnya adalah perkara besar jadikan kecil/dianggap tidak berarti dan
perkara kecil di tiadakan. Jangan perkara besar makin dibesarkan dan perkara
kecil makin dibesarkan sehingga semua akan tersandung bahkan tergeletak.
Semoga kita dapat mengerti.
- Amsal 18 : 9, Orang yang bermalas-malas dalam
pekerjaannya sudah menjadi saudara dari si perusak.
Orang yang bermalas-malas = tidak setia dalam ibadah dan pelayanan. Ini
semuanya yang menarik murka TUHAN.
- Rusak laku terhadap diri sendiri/merusak diri sendiri,
inilah hidup rusak yang dilihat oleh TUHAN sehingga TUHAN menjadi murka dan
menjatuhkan hukuman atas manusia yang dimulai di jaman Nuh, manusia sudah
dihukum dengan air bah, kemudian jaman Israel.
Praktek dari merusak diri sendiri ialah:
- Pengkhotbah 7 : 7, Sungguh, pemerasan membodohkan
orang berhikmat, dan uang suap merusakkan hati.
Uang suap merusakkan hati >>> keinginan akan uang/terikat akan
uang. Mengapa menerima suap? Karena ada keinginan akan uang/terikat akan
uang >>> ini adalah keinginan jahat sebab merusak hati. Hati
yang merupakan sumber dari kehidupan rohani kita dan kalau hati ini rusak,
itu berarti seluruh hidup menjadi rusak.
- Amsal 6 : 32, Siapa melakukan zinah tidak berakal
budi; orang yang berbuat demikian merusak diri.
Berzinah >>> keinginan najis. Jadi keinginan jahat = keinginan
akan uang/terikat akan uang >>> merusak hati. Sedangkan keinginan
najis = berzinah >>> merusak diri. Keduanya merupakan satu kesatuan/satu
paket. TUHAN katakan: ‘tidak tahukah kamu bahwa kamu adalah bait
ALLAH?’ Siapa merusak bait ALLAH akan dibinasakan.
Itu sebabnya kita harus berhati-hati, sebab jika kita merusak/membinasakan
bait ALLAH, maka ia juga akan dirusak/dibinasakan oleh TUHAN. Sebab TUHAN
sangat membela bait ALLAH >>> 1 Korintus 3 : 16, 17,
16. Tidak tahukah kamu, bahwa kamu adalah bait Allah dan bahwa Roh Allah
diam di dalam kamu?
17. Jika ada orang yang membinasakan bait Allah, maka Allah akan membinasakan
dia. Sebab bait Allah adalah kudus dan bait Allah itu ialah kamu.
TUHAN sangat membela kehidupan kita, asalkan kita sungguh-sungguh menjadikan
kehidupan ini menjadi bait dari Roh ALLAH.
Roh ALLAH adalah:
- Roh Kebenaran >>> hidup benar.
- Roh Kesucian >>> hidup suci.
Ini yang sungguh-sungguh akan dibela oleh TUHAN. Tetapi kalau ada tanda-tanda
akan merusak bait ALLAH dengan keinginan jahat dan keinginan najis, maka
akan dirusak dan dibinasakan oleh TUHAN. Inilah tiga macam kerusakkan,
semoga dengan penjabaran ini kita dapat berhati-hati sebab murka ALLAH
turun karena TUHAN melihat manusia itu rusak lakunya yang dimulai dari
jaman Nuh, kemudian jaman bangsa Israel dan sampai akhir jaman ini, manusia
tetap rusak lakunya terutama dalam hal kejahatan dan kenajisan = Babel.
Rusak laku ini termasuk anak-anak TUHAN yang rusak di dalam nikah, rusak
dalam ibadah sampai merusak diri sendiri.
Sekarang bagaimana keadaan dari manusia yang hidupnya rusak/yang rusak lakunya?
Di dalam ktb Yesaya 30, digambarkan sebagai bejana/tempayan yang hancur lebur
>>> Yesaya 30 : 14, seperti kehancuran tempayan
tukang periuk yang diremukkan dengan tidak kenal sayang, sehingga di antara
remukannya tiada terdapat satu kepingpun yang dapat dipakai untuk mengambil
api dari dalam tungku atau mencedok air dari dalam bak."
Inilah keadaan dari kehidupan yang rusak laku/hidup rusak, baik dalam nikah,
dalam ibadah sampai dengan merusak diri sendiri digambarkan sebagai bejana yang
diremukkan/dihancurkan berkeping-keping, sama sekali tidak berguna dan hanya
untuk dimurkai atau hanya untuk dibinasakan oleh TUHAN.
Mungkin ada kehidupan yang berada dalam keadaan seperti ini >>> nikah
hancur, semuanya hancur berkeping-keping bagaikan sudah tidak berguna lagi dan
hanya untuk dibinasakan oleh TUHAN, tetapi TUHAN masih menyayangi hidup kita
ini, TUHAN masih membela ciptaanNYA sekalipun kehidupan kita itu sudah hancur
berkeping-keping.
Kalau kita membaca di dalam ktb Yeremia, Sang Penjunan masih memberi kita kesempatan
untuk memperbaiki bejana yang sudah rusak/hancur dan juga tidak berharga tetapi
dengarkan Firman TUHAN >>> Yeremia 18 : 1 – 6,
1. Firman yang datang dari TUHAN kepada Yeremia, bunyinya:
2. "Pergilah dengan segera ke rumah tukang periuk! Di sana Aku akan memperdengarkan
perkataan-perkataan-Ku kepadamu."
3. Lalu pergilah aku ke rumah tukang periuk, dan kebetulan ia sedang bekerja
dengan pelarikan.
4. Apabila bejana, yang sedang dibuatnya dari tanah liat di tangannya itu, rusak,
maka tukang periuk itu mengerjakannya kembali menjadi bejana lain menurut apa
yang baik pada pemandangannya.
5. Kemudian datanglah firman TUHAN kepadaku, bunyinya:
6. "Masakan Aku tidak dapat bertindak kepada kamu seperti tukang periuk
ini, hai kaum Israel!, demikianlah firman TUHAN. Sungguh, seperti tanah liat
di tangan tukang periuk, demikianlah kamu di tangan-Ku, hai kaum Israel!
Pelarikan = alat yang dapat berputar untuk membentuk tanah liat.
Kita jangan putus asa sekarang ini kalau keadaan kita bagaikan bejana yang sudah
hancur berkeping-keping. Puji syukur kepada TUHAN. Saya tidak bermaksud menggurui
saudara tetapi kalau kita datang kepada TUHAN bagaikan bejana yang hancur berkeping-keping,
rasanya hidup ini tidak berguna/berarti dan berharga lagi >>> dengarkan
Firman TUHAN! TUHAN sebagai Penjunan masih memberikan kesempatan kepada kita
untuk diperbaiki/dibentuk kembali.
Kita dibentuk/diperbaiki kembali, untuk dijadikan apa?
Roma 9 : 20 – 24,
20. Siapakah kamu, hai manusia, maka kamu membantah Allah? Dapatkah yang
dibentuk berkata kepada yang membentuknya: "Mengapakah engkau membentuk
aku demikian?"
21. Apakah tukang periuk tidak mempunyai hak atas tanah liatnya, untuk membuat
dari gumpal yang sama suatu benda untuk dipakai guna tujuan yang mulia dan
suatu benda lain untuk dipakai guna tujuan yang biasa?
22. Jadi, kalau untuk menunjukkan murka-Nya dan menyatakan kuasa-Nya, Allah
menaruh kesabaran yang besar terhadap benda-benda kemurkaan-Nya, yang telah
disiapkan untuk kebinasaan--
23. justru untuk menyatakan kekayaan kemuliaan-Nya atas benda-benda belas
kasihan-Nya yang telah dipersiapkan-Nya untuk kemuliaan,
24. yaitu kita, yang telah dipanggil-Nya bukan hanya dari antara orang Yahudi,
tetapi juga dari antara bangsa-bangsa lain,
Jadi TUHAN sebagai Penjunan akan membentuk kembali bejana/kita yang sudah
rusak/memberi kesempatan kepada bejana/kita yang rusak menjadi bejana yang baru
yaitu (saya memberikan istilah) menjadi bejana kemurahan dan bejana kemuliaan
TUHAN. Kalau bejana yang rusak adalah bejana kemurkaan/dimurkai oleh TUHAN.
Semoga kita dapat mengerti.
Proses membentuk bejana yang sudah rusak menjadi bejana yang baru:
Dari pihak TUHAN terlebih dahulu, sebab kalau TUHAN tidak mau, maka tidak dapat
terjadi dan ini ada prosesnya. Kalau dulu TUHAN hendak menciptakan manusia,
maka IA mengambil tanah liat kemudian diciptakan dan ditiup, jadilah manusia
yang sama dengan TUHAN. Tetapi setelah manusia sudah menjadi rusak lakunya,
maka sudah tidak bisa lagi menciptakan manusia baru seperti waktu yang lalu.
Di sinilah letak perbedaannya dan luar biasanya TUHAN. Dari pihak TUHAN, apa
yang harus IA lakukan?
- Yesaya 52 : 13, 14,
13. Sesungguhnya, hamba-Ku akan berhasil, ia akan ditinggikan, disanjung
dan dimuliakan.
14. Seperti banyak orang akan tertegun melihat dia--begitu buruk rupanya,
bukan seperti manusia lagi, dan tampaknya bukan seperti anak manusia lagi--
Inilah proses dari TUHAN yaitu harus ada ‘kemurahan’
TUHAN/TUHAN YESUS harus rela sengsara/dirusak/dijadikan buruk sampai mati
di kayu salib, sehingga manusia yang rusak/yang hancur memiliki kesempatan
untuk diperbaiki kembali. Jika TUHAN YESUS tidak mau hancur di kayu salib,
maka bejana yang rusak/yang hancur akan bertambah hancur dan binasa. Mungkin
banyak sekali kerusakan kita di dalam ibadah/tidak setia di dalam ibadah pelayanan
kepada TUHAN atau mungkin kita adalah orang yang mudah tersandung >>>
mari! sekarang ini pandang kayu salib yang adalah kemurahan TUHAN, jangan
kita lepaskan sebab YESUS sudah rela dirusak dan dihancurkan supaya kita yang
rusak dan hancur dapat menjadi baik kembali bahkan menjadi Serupa dengan Dia.
Ini adalah hal yang luar biasa.
- Roma 9 : 22, Jadi, kalau untuk menunjukkan murka-Nya
dan menyatakan kuasa-Nya, Allah menaruh kesabaran yang besar terhadap benda-benda
kemurkaan-Nya, yang telah disiapkan untuk kebinasaan—selain kemurahan
dari TUHAN yaitu IA rela dirusak untuk memberi kesempatan kepada bejana
yang rusak agar dapat diperbaiki kembali bahkan dibentuk menjadi Serupa dengan
Dia. Dan bagian yang kedua ini, dalam menghadapi orang yang rusak,
maka IA panjang sabar = memberi waktu. Ini adalah pelajaran bagi kami para
gembala-gembala seperti yang selalu dikatakan oleh alm.bpk.pdt. Pong, jika
kita menghadapi orang yang berbuat jahat, maka orang itu janganlah dipecat
tetapi harus panjang sabar dengan memberikan kesempatan.
Panjang sabar TUHAN adalah:
- IA belum datang kembali yang keduakalinya.
- kita masih diberi panjang umur berarti selalu ada/masih ada kesempatan
untuk diperbaiki menjadi bejana baru.
Dan kalau ada orang jahat yang mau dibentuk/mau mandi seperti puteri Firaun/mau
bertobat, maka itu berarti gereja itu sudah maju. Inilah proses dari pihak
TUHAN yaitu memberi kemurahan dan juga panjang sabar/memberi waktu. Semoga
kita dapat mengerti.
Dari pihak kita/manusia,
Yesaya 30 : 15, Sebab beginilah firman Tuhan ALLAH, Yang
Mahakudus, Allah Israel: "Dengan bertobat dan tinggal diam kamu akan
diselamatkan, dalam tinggal tenang dan percaya terletak kekuatanmu."
Tetapi kamu enggan,
Inilah jalan keluarnya, tetapi banyak kali manusia tidak mau, sekalipun sudah
hancur sehingga menjadi putus asa. Kalau sekarang ini ada yang sudah hancur
berkeping-keping/tidak berarti dan tidak berharga dan tidak memiliki pengharapan
lagi >>> mari! kembali kepada rumus TUHAN yaitu kemurahan/belas kasihan
dan juga panjang sabar dan dari pihak kita adalah diam dan tenang.
Diam = berdiam diri. Jangan disaat-saat hancur, kita menyalahkan orang lain
tetapi mengoreksi diri sendiri. Kalau ada dosa kesalahan, kita harus mengaku
kepada TUHAN/kembali mendengarkan Firman dan kepada sesama dan jika diampuni,
jangan berbuat dosa lagi = bertobat >>> berhenti berbuat dosa dan
kembali kepada TUHAN. Ini adalah langkah yang penting, sebab kalau tidak bertobat
maka bejana itu semakin hari akan semakin hancur sampai tinggal debu. *Tetapi
kalau kita bertobat, maka kehancuran itu akan berhenti, tinggal diperbaiki.
Itu sebabnya sangatlah penting untuk berdiam diri. Semoga kita dapat mengerti.
Tenang = menguasai diri = jangan emosi, ambisi, kita akan menjadi semakin
hancur sebab ini berarti kita lebih dibanting lagi. Jika kita dapat tenang,
maka kita dapat berdoa/menyembah TUHAN = percaya dan mempercayakan diri kepada
TUHAN. Jalan dari TUHAN sudah IA berikan yaitu IA mau memperbaiki apa yang
sudah hancur. Sedangkan dari pihak kita adalah diam dan tenang = menyerah
kepada TUHAN. Tangan bertemu dengan tangan, maka terjadilah mujizat. Semoga
kita dapat mengerti.
1 Petrus 4 : 7, Kesudahan segala sesuatu sudah dekat.
Karena itu kuasailah dirimu dan jadilah tenang, supaya kamu dapat berdoa.
Tenang dan menguasai diri, supaya tidak emosi, ambisi, putus asa dan kecewa,
tidak berharap kepada orang lain sampai sungguh-sungguh hanya percaya dan
mempercayakan hidup kepada TUHAN = berserah sepenuhnya kepada TUHAN = berdoa
dan menyembah kepada TUHAN. *Lewat penyembahan inilah kita dibentuk/diubahkan
oleh TUHAN dan menjadi baru/menjadi bejana yang berguna bagi TUHAN dan bagi
sesama. Di dalam penyembahan, kita mengalami perobekkan daging sehingga terjadi
keubahan hidup/menjadi bejana yang baru/kehidupan yang baru. Luar biasa cara
TUHAN.
Berubah ini dimulai dari hati melembut >>> tidak kasar lagi tetapi
melembut seperti TUHAN YESUS. Sebab kalau sudah pecah dan kita tetap keras,
maka pecahan itu tidak dapat disambung. Salah satu contoh dari bejana yang
hancur adalah Maria Magdalena yang dirasuk oleh tujuh setan. Tujuh = sempurna.
Ini berarti ia benar-benar dibanting oleh tujuh setan sampai kehancurannya
menjadi sempurna. Tetapi TUHAN dapat membentuk dia menjadi bejana yang baru
lewat kemurahan TUHAN di atas kayu salib dan juga lewat panjang sabar TUHAN
bagaikan Dua Tangan Penjunan Yang sedang memeluk kita asalkan kita diam dan
tenang >>> Lukas 8 : 2,3,
2. dan juga beberapa orang perempuan yang telah disembuhkan dari roh-roh
jahat atau berbagai penyakit, yaitu Maria yang disebut Magdalena, yang telah
dibebaskan dari tujuh roh jahat,
3. Yohana isteri Khuza bendahara Herodes, Susana dan banyak perempuan lain.
Perempuan-perempuan ini melayani rombongan itu dengan kekayaan mereka.
Ay 2 >>> ini adalah bejana yang kehancurannya benar-benar sempurna.
Ay 3 >>> melayani = menjadi bejana yang baru.
Mari ada banyak pelayanan-pelayanan, kita jangan menganggur sekalipun kita
adalah bejana yang hancur tetapi diperbaiki dan diberi kesempatan untuk melayani
TUHAN. Mari! melayani TUHAN sesuai dengan talenta yang TUHAN berikan kepada
kita sehingga kita menjadi bejana kemurahan dan bejana kemuliaan untuk memuliakan
Nama TUHAN. Seperti Maria Magdalena yang awalnya dihina dengan dikatakan bahwa
ia adalah seorang pelacur tetapi sesudah itu, ia menjadi bejana kemurahan
dan bejana kemuliaan untuk memuliakan Nama TUHAN.
Kalau kita mau dibentuk sekarang ini, maka hasilnya adalah:
- Yesaya 49 : 3, 4,
3. Ia berfirman kepadaku: "Engkau adalah hamba-Ku, Israel, dan olehmu
Aku akan menyatakan keagungan-Ku."
4. Tetapi aku berkata: "Aku telah bersusah-susah dengan percuma, dan
telah menghabiskan kekuatanku dengan sia-sia dan tak berguna; namun, hakku
terjamin pada TUHAN dan upahku pada Allahku."
Inilah tugas kita sebagai pelayan TUHAN, tidak bertengkar dlsbnya tetapi memuliakan
TUHAN dan berkenan kepada sesama.
Menyatakan keagunganKU = bejana baru, bejana kemurahan TUHAN, tadinya hancur
tetapi menjadi baru, untuk apa? Untuk melayani dan memuliakan TUHAN. Misalnya:
saya berkhotbah >>> untuk memuliakan TUHAN, bukan untuk dipuji. Demikian
juga saudara bermain musik, juga untuk memuliakan TUHAN. Kalau kita menjadi
bejana untuk melayani TUHAN, maka hasilnya, hidup, hak dan upah kita berada
di dalam Tangan kemurahan TUHAN. Sekalipun kita memiliki gaji yang besar >>>
boleh, silahkan!tetapi jangan melihat kepada jumlah gajinya itu, sebab berapapun
besarnya gaji kita tetapi kalau kita tidak berada di dalam Tangan kemurahan
TUHAN, maka tidak akan pernah cukup. Berapa banyak orang yang memiliki jabatan
yang tinggi-tinggi, tetapi mereka masih melakukan korupsi, berarti gaji besar
itu tidaklah cukup; tetapi sekalipun gaji kita kecil sehingga ada yang berkata
>>> mana mungkin kamu bisa hidup dengan gaji sekecil itu tetapi kalau
kita berada di dalam Tangan kemurahan TUHAN, maka akan selalu cukup seperti
lima ekor ikan dan dua ketul roti. Yang selalu menjadi kesalahan kita sebagai
seorang hamba TUHAN adalah dengan melihat jumlah dari sedikit banyaknya jemaat,
sebab kalau jemaat hanya sedikit, maka kolektenya/persembahannyapun juga sedikit.
Kita jangan melihat kecilnya, tetapi harus melihat kemurahan TUHAN yang besar.
Semoga kita dapat mengerti.
Markus 6 : 34, 38, 44,
34. Ketika Yesus mendarat, Ia melihat sejumlah besar orang banyak, maka
tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka seperti
domba yang tidak mempunyai gembala. Lalu mulailah Ia mengajarkan banyak hal
kepada mereka.
38. Tetapi Ia berkata kepada mereka: "Berapa banyak roti yang ada
padamu? Cobalah periksa!" Sesudah memeriksanya mereka berkata: "Lima
roti dan dua ikan."
44. Yang ikut makan roti itu ada lima ribu orang laki-laki.
Ay 34 >>> kalau ada belas kasihan TUHAN, maka hasilnya akan luar
biasa.
Lima roti dan dua ekor ikan, tetapi kalau berada di dalam Tangan kemurahan
TUHAN, maka dapat memberi makan lima ribu orang laki-laki saja >>>
ini yang seringkali kita lupakan, sebab seringkali yang kita lihat adalah
berapa besarnya uang dan melupakan besarnya kemurahan TUHAN. Kita mencari
uang sampai kita meninggalkan TUHAN dan juga meninggalkan pelayanan. Bukannya
kita tidak boleh mencari uang >>> boleh saja, tetapi jangan sampai
kita meninggalkan TUHAN, sebab kalau kita meninggalkan TUHAN, maka itu berarti
kita kehilangan kemurahan yang besar/yang lebih besar dari gaji berapapun
dan juga yang lebih besar dari dunia ini. Semoga kita dapat mengerti.
Saya, lewat doa penyembahan menjadi sangat mengerti ucapan dari guruku >>>
‘lima ribu rupiah yang kamu terima dari TUHAN, sangatlah berbeda dengan
apa yang kamu terima dari dunia’. Di mana letak perbedaannya? Pada kemurahan
TUHAN yang besar.
Kemurahan TUHAN itu, selain mampu memelihara kita secara ajaib >>>
lima roti dua ekor ikan untuk lima ribu orang tetapi juga mampu menolong secara
ajaib.
Matius 14 : 14, Ketika Yesus mendarat, Ia melihat orang
banyak yang besar jumlahnya, maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan
kepada mereka dan Ia menyembuhkan mereka yang sakit.
Kalau ada belas kasihan, selain ada pemeliharaan TUHAN secara ajaib, kemurahan
TUHAN itu juga dapat menyembuhkan orang yang sakit/menolong kita secara ajaib.
Apa yang sudah mustahil, menjadi tidak mustahil. Masalah penyakit dlsbnya,
sekalipun kita adalah bejana rusak yang memang seharusnya dimurkai/dibinasakan
oleh TUHAN tetapi kalau sekarang ini kita mau diam dan tenang di dalam Tangan
Sang Penjunan, maka kita akan dibentuk kembali menjadi bejana yang baru yang
melayani dan memuliakan TUHAN seperti Maria Magdalena maka hasilnya adalah:
- kemurahan TUHAN benar-benar memelihara dan menolong kita.
- hak dan upah kita berada di dalam Tangan TUHAN.
- Efesus 1 : 4, Sebab di dalam Dia Allah telah memilih
kita sebelum dunia dijadikan, supaya kita kudus dan tak bercacat di hadapan-Nya.
Mari rekan-rekan hamba TUHAN, TUHAN memilih kita sebelum dunia dijadikan.
Kita terus dikerjakan oleh TUHAN sampai kita menjadi kudus dan tak bercacat
cela = sempurna = sama mulia dengan TUHAN YESUS waktu IA datang kembali dan
kita akan dimuliakan. Kita tidak dimurkai tetapi dipermuliakan bersama YESUS.
Itu sebabnya, kita harus hidup di dalam Tangan Penjunan yaitu Tangan kemurahan
dengan kita mau dibentuk menjadi bejana kemuliaan/bejana yang memuliakan TUHAN.
Kita jangan keras hati sehingga kita memilukan Hati TUHAN tetapi kita harus
menjadi seperti Maria Magdalena yang mau melembut sekalipun ia sudah menjadi
sempurna di dalam kehancuran, ia dapat menjadi bejana kemuliaan yaitu hidup
di dalam kemurahan TUHAN sampai ia dipermuliakan.
Tetapi ada yang keras hati yaitu Yudas, ia tidak mau berubah sekalipun ia
sudah berkali-kali ditegur, tetapi ia tetap menolak. Terakhir lewat perjamuan
suci, ia tetap mengeraskan hati/tidak mau berubah/tidak mau bertobat, maka seperti
Yudas yang akan menjadi bejana kemurkaan/akan dimurkai >>> Roma
9 : 20. Waktu TUHAN melihat bangsa Israel itu rusak lakunya, maka IA
berkata: ‘Aku akan memurkainya’.
Kita jangan menjadi seperti Yudas, sehancur apapun keadaan kita, biarlah kita
berada di dalam Tangan Penjunan. Kita diam dan tenang, bertobat sebab ini sudah
cukup untuk hidup di tempat yang sunyi dan malam yang di katakan oleh orang
dunia: sulit sehingga tidak cukup. Tetapi menjadi cukup jika kita berada di
dalam Tangan kemurahan TUHAN dan kita dibaharui sampai menjadi sama mulia demgan
TUHAN. TUHAN memberkati kita sekalian.
1