Kita melanjutkan pelajaran dari srt Yudas yang di dalam susunan tabernakel
terkena pada tudung kulit lumba-lumba yang disebut juga sebagai tudung penghukuman.
Istilah tudung ini berarti suatu perlindungan dan pemeliharaan TUHAN kepada
gereja yang benar/gandum dan sekaligus pemisahan dengan gereja yang palsu/ilalang.
Kita harus waspada sebab diakhir jaman, gereja itu bertumbuh bagaikan gandum
dan ilalang dan justru gereja yang palsu itu terlihat sangat menonjol seperti
ilalang yang lebih cepat pertumbuhannya, tetapi satu waktu akan berakhir pada
pembakaran. Sedangkan gereja yang benar itu seperti gandum yang mungkin pertumbuhannya
lebih lambat dllnya, tetapi arahnya pasti menuju lumbung yang adalah kerajaan
seribu tahun damai/kerajaan surga yang kekal.
Itu sebabnya kita harus sungguh-sungguh waspada dan jangan hanya melihat pada
ciri-ciri fisik sebab di dalam perkara rohani, tidak dapat dipandang dari segi
yang jasmani. Nanti kita akan terkecoh dan akan masuk dalam gereja yang palsu.
Ada empat macam gereja yang palsu yaitu:
- Gereja yang tidak tergembala >>> ay 4
- Gereja sistim taurat >>> ay 5
- Gereja setan dengan suasana Sodom dan Gomora >>> ay 6 & ay
7.
- Gereja daging >>> mulai ay 8.
Sekarang kita sedang mempelajari tentang gereja daging >>>
Yudas 1 : 12, Mereka inilah noda dalam perjamuan kasihmu,
di mana mereka tidak malu-malu melahap dan hanya mementingkan dirinya sendiri;
mereka bagaikan awan yang tak berair, yang berlalu ditiup angin; mereka bagaikan
pohon-pohon yang dalam musim gugur tidak menghasilkan buah, pohon-pohon yang
terbantun dengan akar-akarnya dan yang mati sama sekali.
Awan yang tidak berair = awan yang kosong. Kita harus berhati-hati, sebab kalau
tidak diisi dengan Firman, maka kita akan kosong seperti awan yang tidak berair.
Awan itu sebenarnya menunjuk pada kemuliaan >>> anak TUHAN yang berada
di dalam kemuliaan. Tetapi kalau tidak diisi dengan air hujan/tidak diisi dengan
Firman pengajaran, akan kosong dan ditiup oleh angin yaitu angin pencobaan dan
juga angin pengajaran palsu sampai binasa.
Saya masih akan menerangkan tentang ‘mereka inilah noda dalam perjamuan
kasihmu, di mana mereka tidak malu-malu melahap dan hanya mementingkan dirinya
sendiri’. >>> gereja daging menjadi noda dalam pembangunan/persekutuan
Tubuh Kristus.
Di sini ada dua macam noda/cela di dalam persekutuan tubuh Kristus, kalau ada
noda/cela, maka itu berarti tubuh Kristus tidaklah sempurna. Itu sebabnya kita
harus berhati-hati, sebab gereja daging menjadi noda di dalam persekutuan/pembangunan
tubuh Kristus.
Ada dua macam noda yaitu:
- Mereka tidak malu-malu melahap = memiliki nafsu yang rakus.
Inilah gereja daging, baik anak-anak TUHAN dan hamba-hamba TUHAN memiliki
nafsu yang rakus/tidak malu-malu untuk melahap. Hal ini pernah terjadi di
dalam sidang jemaat Israel di padang gurun, mereka rakus terhadap daging sehingga
dibinasakan oleh TUHAN.
Bilangan 11 : 4 – 6,
4. Orang-orang bajingan yang ada di antara mereka kemasukan nafsu rakus;
dan orang Israelpun menangislah pula serta berkata: "Siapakah yang akan
memberi kita makan daging?
5. Kita teringat kepada ikan yang kita makan di Mesir dengan tidak bayar apa-apa,
kepada mentimun dan semangka, bawang prei, bawang merah dan bawang putih.
6. Tetapi sekarang kita kurus kering, tidak ada sesuatu apapun, kecuali manna
ini saja yang kita lihat."
Orang-orang bajingan yang di dalam terj.lama disebut sebagai bangsa yang kacauan
adalah orang-orang asing yang hanya ikut-ikutan keluar dari Mesir dan ketika
masuk ke L.Kolsom mereka juga ikut-ikutan masuk, mereka tidak merayakan Paskah,
hanya bangsa Israel saja yang merayakan Paskah >>> kami sebagai hamba
TUHAN/pelayan TUHAN dikoreksi oleh TUHAN agar jangan menjadi seperti ini.
Ay 4 >>> orang-orang kacauan adalah gambaran dari gereja palsu yang
mempengaruhi bangsa Israel. Itu sebabnya kita harus berhati-hati sebab gereja
yang benar dapat dipengaruhi. Mengikut TUHAN yang dicari bukan Firman tetapi
yang dicari hanyalah daging, daging dan daging.
Ay 6 >>> mereka menghina manna dan ini adalah nafsu yang rakus.
Bangsa kacauan/Kristen kacauan yang memiliki nafsu yang rakus adalah kehidupan
dari hamba TUHAN/anak TUHAN yang bosan kepada Firman penggembalaan = tidak
merindu kepada Firman tetapi hanya mengejar atau menuntut perkara-perkara
daging = mengorbankan Firman hanya untuk mendapatkan perkara-perkara daging.
Datang ke gereja hanya mencari perkara-perkara daging dan kenyataannya mereka
mendapatkannya sekalipun tidak sesuai dengan Firman >>> yang penting
mendapatkan daging. Demikian juga dengan hamba-hamba TUHAN sekarang ini yang
sekalipun tidak sesuai dengan Firman >>> jalan terus asalkan mendapat
perkara-perkara daging. Mendapat daging/kelihatan dapat/diberkati tetapi belum
sempat mereka nikmati, mereka sudah mati >>> Bilangan 11
: 33, 34,
33. Selagi daging itu ada di mulut mereka, sebelum dikunyah, maka bangkitlah
murka TUHAN terhadap bangsa itu dan TUHAN memukul bangsa itu dengan suatu
tulah yang sangat besar.
34. Sebab itu dinamailah tempat itu Kibrot-Taawa, karena di sanalah dikuburkan
orang-orang yang bernafsu rakus.
Kibrot – Taawa adalah kuburan hawa nafsu rakus. Ini merupakan koreksi
bagi kita semua agar jangan bosan pada Firman bahkan sampai mengorbankan Firman
yang benar. Masuk di mulut = kelihatan dapat dan ini sudah pasti, tetapi belum
menikmati sudan mati. Ini merupakan hal yang sungguh-sungguh berbahaya. Tidak
dapat menikmati karena mati >>> terlebih dahulu mengalami kematian
secara rohani sampai binasa/kematian kedua/neraka.
Gereja daging masuk ke dalam kuburan hawa nafsu/Kibrot – Taawa. Mari!
supaya sebagai anak TUHAN/hamba TUHAN tidak masuk ke dalam kuburan hawa nafsu/kebinasaan,
kita harus memperhatikan dengan baik kuburan baptisan air kita masing-masing
>>> Roma 6 : 4, Dengan demikian kita telah dikuburkan
bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti
Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian
juga kita akan hidup dalam hidup yang baru.
Ini adalah baptisan air sesuai YESUS dibaptis. Pelaksanaan dari baptisan air
adalah dikuburkan bersama YESUS untuk bangkit dalam hidup yang baru.
Syarat dari orang yang hendak dikuburkan hanya satu yaitu harus mati terlebih
dahulu. Periksa bagaimana pelaksanaan baptisan air kita, apakah sudah benar
dikuburkan bersama YESUS dengan syarat yang sudah benar yaitu mati >>>
1 Petrus 2 : 1, 2,
1. Karena itu buanglah segala kejahatan, segala tipu muslihat dan segala
macam kemunafikan, kedengkian dan fitnah.
2. Dan jadilah sama seperti bayi yang baru lahir, yang selalu ingin akan air
susu yang murni dan yang rohani, supaya olehnya kamu bertumbuh dan beroleh
keselamatan,
buanglah = matikan >>> syarat untuk masuk ke dalam baptisan air.
Jika sudah dibuang/dimatikan lima dosa yang dimulai dari kejahatan, tipu muslihat
ini termasuk dusta, segala macam kemunafikan, kedengkian dan fitnah, barulah
kita masuk dalam baptisan air. Kita periksa syarat kita dulu masuk dalam baptisan
air? Apakah masih ada tipu muslihat/dusta, kejahatan? Kalau masih ada >>>
bahaya! Sebab dapat mencapai kuburan Kibrot-Taawa/kuburan hawa nafsu. Kemudian
kemunafikan, kedengkian dan fitnah >>> kita harus berhati-hati. Sebenarnya
bagi kita yang masih merupakan jemaat yang kecil, masih mudah untuk menjaga
perkataan supaya jangan ada fitnah dlsbnya sebab nanti dapat masuk dalam kuburan
Kibrot-Taawa. Untuk hal ini kita harus memperhatikan dengan sungguh-sungguh.
Lima dosa ini dibuang/dimatikan, kemudian masuk dalam baptisan air, maka hasilnya
ada di ay 2 >>> ini baru nyata bahwa kita tidak akan masuk ke kuburan
Kibrot-Taawa. Mengapa dapat masuk ke dalam kuburan Kibrot-Taawa? Karena tidak
merindukan Firman TUHAN/bosan dengan Firman/manna. Sehingga badan menjadi
kurus sebab terus menerus makan Firman sehingga yang dikejar hanyalah daging.
Tetapi kalau baptisan kita syarat dan pelaksanaannya benar, maka hasilnya
akan benar 1 Petrus 2 : 2, Dan jadilah sama seperti bayi
yang baru lahir, yang selalu ingin akan air susu yang murni dan yang rohani,
supaya olehnya kamu bertumbuh dan beroleh keselamatan,
Hasilnya benar yaitu kehidupan yang selalu merindu akan Firman penggembalaan
lebih dari perkara apapun di bumi. Seperti seorang bayi yang merindu akan
air susu ibu. Coba kita mempraktekkan >>> jika ada seorang bayi yang
menangis minta susu yang harganya satu kaleng hanya limapuluhribu rupiah,
tetapi kepadanya diberikan kunci mobil yang harganya puluhan juta rupiah,
sudah dapat di pastikan bahwa bayi itu akan terus menangis dan ini adalah
gambaran dari orang yang hidup baru yang tidak mau menukar Firman TUHAN dengan
apapun juga. Semoga kita dapat mengerti.
Mari kita periksa! Supaya kita jangan masuk ke dalam gereja daging yang memiliki
noda nafsu yang rakus dengan mencari daging sehingga tidak menghargai Firman.
Itu sebabnya biarlah sekarang ini kita sungguh-sungguh hidup baru yaitu lebih
merindukan dan menghargai Firman melebihi perkara apapun juga/mengorbankan
perkara di bumi untuk mendapatkan Firman penggembalaan/Firman pengajaran yang
benar. Kita memohon kepada TUHAN supaya kita jangan masuk ke dalam Kibrot-
Taawa tetapi kita masuk dalam kuburan baptisan air yang benar.
- mereka hanya mementingkan diri sendiri/egois, di dalam
srt Yudas 1 : 12,
Mereka inilah noda dalam perjamuan kasihmu, di mana mereka tidak malu-malu
melahap dan hanya mementingkan dirinya sendiri
Mementingkan diri sendiri = egois = tabiat kambing. Jadi gereja daging itu
tidak memiliki tabiat domba tetapi memiliki tabiat dari kambing.
Apa yang menjadi praktek dari tabiat kambing?
Di dalam injil Matius 25, dikatakan: ketika Aku lapar,
kamu tidak memberi Aku makan; ketika Aku di dalam penjara, kamu tidak mengunjungi
Aku. Jadi kesimpulan dari Matius 25 ini adalah tidak dapat memberi = egois.
- Matius 25 : 41 – 46,
41. Dan Ia akan berkata juga kepada mereka yang di sebelah kiri-Nya: Enyahlah
dari hadapan-Ku, hai kamu orang-orang terkutuk, enyahlah ke dalam api yang
kekal yang telah sedia untuk Iblis dan malaikat-malaikatnya.
42. Sebab ketika Aku lapar, kamu tidak memberi Aku makan; ketika Aku haus,
kamu tidak memberi Aku minum;
43. ketika Aku seorang asing, kamu tidak memberi Aku tumpangan; ketika Aku
telanjang, kamu tidak memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit dan dalam penjara,
kamu tidak melawat Aku.
44. Lalu merekapun akan menjawab Dia, katanya: Tuhan, bilamanakah kami melihat
Engkau lapar, atau haus, atau sebagai orang asing, atau telanjang atau sakit,
atau dalam penjara dan kami tidak melayani Engkau?
45. Maka Ia akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala
sesuatu yang tidak kamu lakukan untuk salah seorang dari yang paling hina
ini, kamu tidak melakukannya juga untuk Aku.
46. Dan mereka ini akan masuk ke tempat siksaan yang kekal, tetapi orang benar
ke dalam hidup yang kekal."
Tidak dapat memberi = egois yang merupakan tabiat dari kambing = kikir
= kutukan = kebinasaan. Biasanya pasangan dari kikir ini adalah serakah/mengambil/mencuri
milik TUHAN dan milik orang lain. TUHAN memberi kesempatan kepada semua orang
agar dapat memberi seperti yang ditulis di dalam injil Markus 12 di mana YESUS
memperhatikan peti persembahan, sebab di dalam susunan tabernakel Markus 12/peti
persembahan ini dekat dengan peti perjanjian (gbr: http://www.gptkk.org/tabut.php)=
tabut perjanjian = kesempurnaan.
Markus 12 : 41, 42,
41. Pada suatu kali Yesus duduk menghadapi peti persembahan dan memperhatikan
bagaimana orang banyak memasukkan uang ke dalam peti itu. Banyak orang kaya
memberi jumlah yang besar.
42. Lalu datanglah seorang janda yang miskin dan ia memasukkan dua peser,
yaitu satu duit.
Jadi, TUHAN memberikan kesempatan kepada semua orang, baik ia adalah seorang
yang kaya ataupun miskin, semuanya dapat memberi untuk pekerjaan TUHAN maupun
kepada sesama yang membutuhkan.
Di dalam ayat di atas, maka ‘memberi’ itu dikaitkan dengan dua
hal yaitu;
- Peti persembahan di dalam bait ALLAH itu sejak jaman raja Yosia yang
mengumpulkan uangnya untuk memperbaiki bait ALLAH/gedung gereja. Jadi
peti persembahan/memberi itu dikaitkan dengan pembangunan bait ALLAH yang
rohani/pembangunan Tubuh Kristus. Jika kita memberi, maka kita tidak akan
rugi sebab kita dikaitkan dengan pembangunan Tubuh Kristus.
Memberi ini terlihat sederhana, tetapi Mata TUHAN melihat/memperhatikan
peti persembahan sebab memberi ini dikaitkan dengan dua hal yang luar
biasa yaitu dikaitkan dengan pembangunan Tubuh Kristus dan yang kedua
dikaitkan Mempelai Wanita, tetapi kalau tidak memiliki pakaian maka ia
akan telanjang, jadi memberi ini dikaitkan dengan pakaian.
- 2 Korintus 9 : 7, 8,
7. Hendaklah masing-masing memberikan menurut kerelaan hatinya, jangan
dengan sedih hati atau karena paksaan, sebab Allah mengasihi orang yang
memberi dengan sukacita.
8.Dan Allah sanggup melimpahkan segala kasih karunia kepada kamu, supaya
kamu senantiasa berkecukupan di dalam segala sesuatu dan malah berkelebihan
di dalam pelbagai kebajikan.
Jadi memberi, dikaitkan juga dengan perbuatan kebajikkan = melimpah di dalam
pelbagai kebajikkan = kelimpahan di dalam perbuatan kebajikkan = jubah Mempelai/pakaian
putih berkilau-kilauan.
Wahyu 19 : 8, Dan kepadanya dikaruniakan supaya memakai
kain lenan halus yang berkilau-kilauan dan yang putih bersih!" (Lenan
halus itu adalah perbuatan-perbuatan yang benar dari orang-orang kudus.) terj.lama
>>> perbuatan-perbuatan benar = perbuatan-perbuatan kebajikkan =
pakaian Mempelai.
Jadi, mengapa TUHAN mengijinkan kita memberi yang dimulai dari memberi persepuluhan
dan persembahan khusus? sebab dikaitkan dengan dua hal ini yaitu pembangunan
Tubuh Kristus yang sempurna dan juga dengan kelimpahan di dalam perbuatan
kebajikkan = pakaian Mempelai yang putih berkilau-kilauan.
Kita harus berhati-hati, sebab ada orang yang memberi tetapi pakaiannya tidak
berkilau tetapi hanya berwarna puith. Babel itu juga berpakaian lenan halus
tetapi tidak berkilau, itu sebabnya kita harus berhati-hati >>> Wahyu
18.
Di mana letak perbedaannya?
Arti berkilau itu kalau kita memberi dengan sukacita/rela, tidak terpaksa
>>> 2 Korintus 9 : 7, Hendaklah masing-masing
memberikan menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati atau karena
paksaan, sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita.
Kalau kita memberi dengan terpaksa dan bersungut-sungut, maka itu berarti
tidak berkilau sehingga dapat masuk ke dalam pembangunan tubuh Babel.
Kemudian, bagaimana agar dapat menjadi berkilau?
Seperti wanita janda yang memberi dari segala kekurangan sehingga janda ini
mendapat pujian dari TUHAN >>> ‘janda ini memberi melebihi
apa yang diberikan oleh orang yang kaya’. Jadi berkilau adalah memberi
di dalam kekurangan/dalam tanda darah. Memberi untuk pekerjaan TUHAN dalam
tanda darah. Memberi di dalam kekurangan karena hati yang mengasihi TUHAN;
sebab berkilau itu berasal dari dalam hati.
Seringkali kita salah dengan mengatakan bahwa kita akan berkorban kalau gaji
kita dinaikkan >>> ini salah! Sebab justru di saat-saat kita berada
di dalam kekurangan dan Firman TUHAN mendorong kita untuk berkorban, maka
kita berkorban, sebab itu berarti kita berkorban di dalam tanda darah = pakaian
putih yang berkilau-kilauan. Semoga kita dapat mengerti.
- Yehezkiel 34 : 17, 18, 19,
17. Dan hai kamu domba-domba-Ku, beginilah firman Tuhan ALLAH: Sungguh,
Aku akan menjadi hakim di antara domba dengan domba, dan di antara domba jantan
dan kambing jantan.
18. Apakah belum cukup bagimu bahwa kamu menghabiskan padang rumput yang terbaik?
Mesti pulakah kamu injak-injak padang rumput yang lain-lain dengan kakimu?
Belum cukup bahwa kamu minum air yang jernih? Mesti pulakah yang tinggal itu
kamu keruhkan dengan kakimu?
19. Apakah domba-domba-Ku seharusnya memakan rumput yang sudah diinjak-injak
kakimu dan meminum air yang sudah dikeruhkan kakimu?
Sifat kambing yang egois dan juga menginjak-injak rumput dan mengeruhkan air
yang jernih, untuk sekarang berarti: mengeruhkan pengajaran Firman
yang benar lewat perjalanan hidup/kaki yang tidak benar dan yang tidak suci.
Sehingga orang lain yang mau memakan rumput/mendengarkan Firman pengajaran
membatalkan keinginannya karena tersandung/mengalami sandungan untuk menerima
Firman pengajaran yang benar. Kehidupan itu sudah memakan Firman pengajaran
yang benar, tetapi kehidupan itu menginjak-injak rumput dan mengeruhkan air
dengan kakinya sehingga domba-domba tidak dapat makan dan minum >>>
inilah sifat egois dari kambing.
Perkataan saya ini terdengar keras bagi siswa/i Lempin-El angkatan XXIX sekarang
ini, sebab sesungguhnya sudah terlalu banyak hamba TUHAN/pelayan TUHAN yang
mengeruhkan Firman pengajaran yang benar dan jangan ditambah lagi dengan angkatan
ini >>> untuk apa saudara bersekolah jika hanya akan mengeruhkan
pengajaran Firman yang benar ini? Dari cara berdiri dan bergaul saja sudah
dapat mengeruhkan Firman pengajaran sehingga meragukan orang yang melihat
>>> siswa/i Lempin-El itu sudah setiap hari diajar dengan Firman
pengajaran yang benar tetapi memiliki sikap seperti itu, bagaimana dengan
saya? Sikap begitu itu benar-benar mengeruhkan Firman pengajaran dengan perjalanan
kaki/perjalanan hidup yang kotor/yang tidak benar/yang tidak suci.
Demikian juga bagi siswa/mahasiswa yang sudah menerima Firman pengajaran yang
benar jangan mengeruhkan pengajaran ini dengan mencontek dan juga yang bekerja
di kantor, jangan mengeruhkan Firman pengajaran yang benar dengan melakukan
korupsi dan juga yang di toko dengan menipu. Ini benar-benar egois/hanya mementingkan
diri sendiri/kambing sehingga diusir oleh TUHAN >>> ‘enyahlah
engkau’ dan masuk ke tempat kutukan.
Tugas kita dihari-hari ini adalah dengan menghiasi Firman pengajaran >>>
Titus 2 : 7 – 10,
7. dan jadikanlah dirimu sendiri suatu teladan dalam berbuat baik. Hendaklah
engkau jujur dan bersungguh-sungguh dalam pengajaranmu,
8. sehat dan tidak bercela dalam pemberitaanmu sehingga lawan menjadi malu,
karena tidak ada hal-hal buruk yang dapat mereka sebarkan tentang kita.
9. Hamba-hamba hendaklah taat kepada tuannya dalam segala hal dan berkenan
kepada mereka, jangan membantah,
10. jangan curang, tetapi hendaklah selalu tulus dan setia, supaya dengan
demikian mereka dalam segala hal memuliakan ajaran Allah, Juruselamat kita.
Jika kita mengeruhkan Firman pengajaran, maka kita akan terkutuk dan binasa
sebab ini adalah kambing/gereja daging. Di kantor jika status kita adalah
hamba, maka kita harus taat kepada tuan/pemimpin supaya kita menghiasi Firman
pengajaran ini. Istilah memuliakan = menghiasi Firman pengajaran yang benar
di manapun kita berada. Sehingga orang lain dapat menerima Firman pengajaran
ini; kita sendiri hidup di dalam Firman pengajaran dan orang lain juga dapat
menerima untuk bersama-sama menuju kepada kesempurnaan.
- Yehezkiel 34 : 20, 21,
20. Oleh sebab itu, beginilah firman Tuhan ALLAH terhadap mereka. Dengan
sesungguhnya Aku sendiri akan menjadi hakim di antara domba yang gemuk dengan
domba yang kurus;
21. oleh karena semua yang lemah kamu desak dengan lambungmu dan bahumu serta
kamu tanduk dengan tandukmu, sehingga kamu menghalau mereka ke luar kandang,
ay 20 >>> TUHAN tidak saja memisahkan antara domba dengan kambing,
sebab kalau domba dengan kambing sudah jelas akan dipisahkan, tetapi antara
domba dengan domba juga akan dipisahkan oleh TUHAN sebab ada domba yang juga
memiliki sifat egois. Jadi sekarang ini kita berkumpul bersama-sama/domba-domba
TUHAN, masih dapat dipisahkan. Itu sebabnya kita harus berhati-hati. Domba
dengan kambing akan dipisahkan, tetapi nanti akan lebih teliti lagi yaitu
domba dengan domba akan dipisahkan dan ini merupakan sesuatu yang mengerikan.
Itu sebabnya kita harus bersungguh-sungguh dalam mengikut TUHAN, jangan berkata
>>> ‘yang penting beribadah, yang penting melayani TUHAN’
sebab nanti masih akan dipisahkan oleh TUHAN.
ay 21 >>> domba yang sering menyodok dengan bahu. Bahu = tanggung
jawab. Jadi arti dari menyodok dengan bahu adalah tidak setia dan tidak bertanggung
jawab. Ini adalah salah satu sifat egois/mementingkan diri sendiri. Kalau
kita di dalam ibadah pelayanan tidak setia dan tidak bertanggung jawab = domba
yang menyodok dengan bahu. Mulai dari saya sebagai seorang gembala harus setia
dan bertanggung jawab dan juga bagi pelayan-pelayan TUHAN harus setia dan
bertanggung jawab dihari-hari ini. Di dalam injil Matius 25, kalau tidak setia,
maka dikatakan sebagai orang yang tidak berguna.
Mari, saudara melihat mengapa tidak setia dan tidak bertanggung jawab dikatakan
sebagai egois? Kita ini sebagai tubuh Kristus yang memiliki tangan sejak dilahirkan
berada pada tempatnya/setia pada tempatnya dan bertanggung jawab sehingga
tidak dapat dipindahkan sesukanya/menurut maunya sendiri. Kalau tidak setia
dan bertanggung jawab, maka tangan itu mungkin sudah lumpuh atau mungkin sudah
patah. Tubuhnya mungkin merasa gatal, tetapi tangan itu sudah tidak dapat
menggaruk. Jadi orang yang tidak setia dan bertanggung jawab disebut sebagai
orang egois karena sudah tidak memiliki perasaan lagi terhadap tubuhnya. Kalau
tangan itu sudah tidak setia dan bertanggung jawab = tidak berguna dan harus
dipotong dan ini berarti celaka karena masuk dalam ratapan dan gertak gigi.
Dihari-hari ini kita harus bersungguh-sungguh sebab antara domba dengan domba
juga akan dipisahkan dengan dilihat dan dinilai kesetiaan dan tanggung jawabnya
oleh TUHAN. Mari! bagi saudara yang sudah lama meninggalkan ibadah pelayanan
>>> kembali kepada TUHAN sebelum dicap dan tidak dapat kembali lagi.
Kalau tangan ini lumpuh masih dapat di harapkan dan diobati agar dapat setia
dan bertanggung jawab kembali; tetapi kalau dibiarkan terus menerus sampai satu
saat tangan itu harus dipotong/diamputasi dan ini berarti sudah tidak berguna
lagi. Itu sebabnya jangan sampai TUHAN Yang mengamputasi tangan kita karena
sudah sekian tahun ditunggu dan pada akhirnya TUHAN menganggap sudah tidak ada
gunanya lagi maka akan diamputasi oleh TUHAN dan dicampakkan di tempat yang
gelap. Kalau TUHAN sudah mengamputasi, maka itu merupakan hal yang mengerikan
sebab tidak dapat kembali lagi.
Matius 25 : 26, 30,
26. Maka jawab tuannya itu: Hai kamu, hamba yang jahat dan malas, jadi
kamu sudah tahu, bahwa aku menuai di tempat di mana aku tidak menabur dan
memungut dari tempat di mana aku tidak menanam?
30. Dan campakkanlah hamba yang tidak berguna itu ke dalam kegelapan yang
paling gelap. Di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi."
Tidak setia dan bertanggung jawab = jahat dan malas yang satu waktu akan dicap
sebagai orang yang tidak berguna sehingga akan dipotong dan dicampakkan.
Ratap dan kertak gigi = kutukan dan kebinasaan. Semoga kita mengerti.
Tetapi sebaliknya kalau kita setia dan bertanggung jawab >>> Matius
25 : 21, Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu
itu, hai hambaku yang baik dan setia; engkau telah setia dalam perkara kecil,
aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah
dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu.
Bagi yang setia dan bertanggung jawab akan ada kebahagiaan sampai pada kebahagiaan
surga/masuk dalam pesta nikah Anak Domba. Itu sebabnya kita harus bersungguh-sungguh
dihari-hari ini sebab domba dengan domba masih akan dipisahkan dan ini merupakan
sesuatu yang sangat mengerikan.
Pada waktu kebaktian di Malang di hotel Kartika Graha, maka gandum itu ditampi
duakali >>> TUHAN menampi, setan juga menampi dan ini bukanlah hal
yang main-main. Demikian juga domba dengan kambing yang sudah jelas akan dipisahkan,
tetapi domba dengan domba masih dipisahkan. Hamba TUHAN dengan hamba TUHAN masih
akan dipisahkan, demikian juga pelayan TUHAN dengan pelayan TUHAN masih dipisahkan
seperti Kain dan Habel yang terpisah, dan juga seperti Esau dan Yakub juga terpisah.
Nanti semuanya akan menjadi nyata. Inilah gereja daging yang merupakan noda
di dalam tubuh Kristus sehingga tubuh Kristus tidak dapat menjadi sempurna,
tetap memiliki noda/cacat cela. Ada dua cacat cela yaitu nafsu rakus/melahap
>>> meremehkan Firman/tidak mengutamakan Firman dan juga egois/mementingkan
diri sendiri.
Sekarang bagaimana cara menghilangkan noda?
- Dengan Firman TUHAN, sebab tidak ada cara yang lain >>>
Efesus 5: 25 - 27,
25. Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi
jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya
26. untuk menguduskannya, sesudah Ia menyucikannya dengan memandikannya dengan
air dan firman,
27. supaya dengan demikian Ia menempatkan jemaat di hadapan diri-Nya dengan
cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu, tetapi supaya jemaat
kudus dan tidak bercela.
Jadi untuk menghilangkan noda, sudah jelas harus dengan Firman Mempelai sebab
Suami memandikan isteri dengan air dan Firman, Firman apa? Firman dari Suami/Firman
Mempelai/Firman yang lebih tajam dari pedang bermata dua. Itu sebabnya kita
memerlukan pendalaman alkitab sebab penekanan dari Firman pengajaran adalah
pada ibadah pendalaman alkitab sebab di dalam ibadah itu kita disucikan.
Kekuatan dari Firman Mempelai/Kabar Mempelai/Firman yang lebih tajam dari
pedang bermata dua yang di dalam ktb Maleakhi di ibaratkan seperti sabun untuk
membasuh noda dan juga di ibaratkan sebagai api >>> Maleakhi
3 : 1 – 3,
1. Lihat, Aku menyuruh utusan-Ku, supaya ia mempersiapkan jalan di hadapan-Ku!
Dengan mendadak Tuhan yang kamu cari itu akan masuk ke bait-Nya! Malaikat
Perjanjian yang kamu kehendaki itu, sesungguhnya, Ia datang, firman TUHAN
semesta alam.
2. Siapakah yang dapat tahan akan hari kedatangan-Nya? Dan siapakah yang dapat
tetap berdiri, apabila Ia menampakkan diri? Sebab Ia seperti api tukang pemurni
logam dan seperti sabun tukang penatu.
3. Ia akan duduk seperti orang yang memurnikan dan mentahirkan perak; dan
Ia mentahirkan orang Lewi, menyucikan mereka seperti emas dan seperti perak,
supaya mereka menjadi orang-orang yang mempersembahkan korban yang benar kepada
TUHAN.
Penyucian ini terutama di tujukan kepada imam-imam. Sabun tukang penatu >>>
ini jelas untuk menyucikan noda-noda pada pakaian pelayanan kita. Saya selalu
mengatakan bahwa kalau pakaian dicuci dengan sabun, bukan hanya disabun saja
kemudian selesai tetapi pakaian itu harus dikucak dengan maju mundur, maju
mundur, maju mundur >>> inilah Firman yang selalu diulang-ulang.
Mengapa Firman selalu diulang-ulang? Kemarin sudah membaca ayat, besok membaca
kembali ayat yang sama >>> ini untuk mencuci noda pada pakaian dengan
cara mengucak. Noda itu berada di luar/di bagian luar dari pakaian pelayanan
kita.
Noda itu seperti jahat dan malas, tidak setia dan bertanggung jawab >>>
ini memerlukan sabun tukang penatu/Firman yang diulang-ulang yaitu Firman
penggembalaan >>> maju, kemudian mundur >>> ini bukan untuk
membosankan tetapi untuk menghilangkan noda. Banyak orang yang tidak mengerti
dengan mengatakan bahwa pendetanya kurang memiliki bahan untuk dikhotbahkan
>>> bukan! Tetapi Firman diulang-ulang sampai noda pada pakaian itu
hilang. Semoga kita dapat mengerti.
Selain disucikan dengan sabun tukang penatu, juga dengan api pemurni logam.
Api pemurni logam/api tukang las itu untuk membersihkan karat-karat yang berada
di bagian dalam. Kalau saudara melihat mobil yang catnya sudah menggelembung
dan kalau di tempat itu dilas, ternyata di bagian dalam sudah berkarat. Jadi
api pemurni logam ini untuk membersihkan karat-karat di bagian dalam/di dalam
hati dan pikiran. Hanya Firman pengajaran yang dapat membersihkan noda bagian
luar dan sekaligus noda bagian dalam/karat-karat yang ada di dalam hati.
Ada banyak karat-karat yang ada di dalam hati kita >>> Markus
7 : 21 – 23,
21. sebab dari dalam, dari hati orang, timbul segala pikiran jahat, percabulan,
pencurian, pembunuhan,
22. perzinahan, keserakahan, kejahatan, kelicikan, hawa nafsu, iri hati, hujat,
kesombongan, kebebalan.
23. Semua hal-hal jahat ini timbul dari dalam dan menajiskan orang."
Karat di dalam hati ini ada banyak, tetapi kalau semuanya itu disimpulkan
maka hanya ada dua yaitu keinginan jahat yang mengarah pada ikatan akan uang/keinginan
akan uang sehingga menjadi kikir dan serakah dan keinginan najis yang mengarah
kepada dosa sex dan makan minum. Dosa-dosa ini harus dibersihkan/disucikan
oleh Firman Mempelai/Firman yang lebih tajam dari pedang bermata dua/Firman
yang bagaikan api tukang pemurni logam. Sebagai pelayan TUHAN, dosa di bagian
luar dan dalam dibersihkan, maka kita akan menjadi pelayan TUHAN yang mempersembahkan
korban yang benar sehingga pelayanan kita diterima dan dikenan oleh TUHAN.
Tidak seperti Kain yang melayani, tetapi hatinya panas/ada karat sehingga
ia ditolak oleh TUHAN.
Itu sebabnya kita jangan memakai sistim >>> yang penting datang ke
gereja dan melayani >>> jangan! Kain dan Habel pelayan TUHAN tetapi
hanya persembahan dari Habel yang diterima oleh TUHAN sebab Kain melayani
dengan noda-noda. Kita masih ingat di dalam Yudas 1 : 11 tentang Kain, Bileam
dan Korah yang juga merupakan noda-noda yang harus dibersihkan lewat Firman
pengajaran Mempelai/Kabar Mempelai/Firman yang lebih tajam dari pedang bermata
dua = Firman bagaikan sabun tukang penatu dan Firman bagaikan api pemurni
logam. Sehingga kalau kita sebagai pelayan TUHAN disucikan luar dan dalam
maka kita dapat mempersembahkan korban yang benar/yang berkenan sehingga diterima
oleh TUHAN sampai satu waktu tidak bercacat cela/tidak bernoda. Firman penginjilan
itu penting sebab membawa manusia berdosa percaya dan datang kepada TUHAN
kemudian masuk dalam baptisan air dan baptisan Roh.Kudus kemudian beribadah
dan melayani. Tetapi sesudah itu, masih ada noda-noda yang memerlukan Firman
pengajaran. Semoga kita dapat mengerti.
- Dengan proses pendamaian/darah, jadi cara menghilangkan
noda, pertama dengan Firman dan yang kedua dengan darah >>> Firman
dan darah.
Tadi pagi di Malang, kita hanya sebagai bangkai yang tidak memiliki kemampuan
apa-apa/ tidak layak sehingga tidak berguna kalau tidak mendapat kemurahan
dari TUHAN Yang menolong kita. Sekarang ini, jika tanpa Firman pengajaran,
akan banyak noda sehingga tidak mampu berbuat apa-apa.
2 Petrus 3 : 14, Sebab itu, saudara-saudaraku yang kekasih,
sambil menantikan semuanya ini, kamu harus berusaha, supaya kamu kedapatan
tak bercacat dan tak bernoda di hadapan-Nya, dalam perdamaian dengan Dia.
Dalam perdamaian dengan Dia = dalam perdamaian oleh Darah YESUS Imam Besar
>>> hanya ini yang dapat membasuh noda. Itu sebabnya di dalam gereja
TUHAN harus ada Firman pengajaran. Dulu darah pendamaian adalah darah lembu/domba,
tetapi sekarang adalah Darah YESUS/pelayanan pendamaian oleh Darah YESUS.
Pelayanan pendamaian itu ada dua macam, di dalam tabernakel dimulai di: Mezbah
korban bakaran (gbr: http://www.gptkk.org/mkb.php)
>>> di mezbah ini, binatang disembelih, kemudian dagingnya dibakar,
darahnya dioleskan di tanduk dan dicurahkan di bawah mezbah korban bakaran (Keluaran)
ini untuk pengampunan dosa. Jadi sekarang ini kalau kita datang dengan dosa,
kita mengaku kepada TUHAN dan kepada sesama = salib. Jika diampuni, jangan berbuat
dosa lagi. Jadi mezbah korban bakaran, dulu binatang yang dikorbankan dan untuk
sekarang, berbicara tentang salib/TUHAN YESUS/Anak Domba ALLAH Yang dikorbankan.
Percikkan darah di dalam ruangan maha suci, Harun sebagai imam besar satu tahun
satu kali masuk ke dalam ruangan maha suci untuk memercikkan darah. Percikkan
darah ini = penderitaan tanpa berbuat dosa. Kalau tadi di mezbah korban bakaran,
kita berbuat dosa sehingga menderita, kita cepat minta ampun kepada TUHAN dan
juga kepada sesama. Jika dosa diampuni, maka penderitaan dan hukuman diangkat
oleh TUHAN. Tetapi yang kedua yaitu percikkan darah adalah penderitaan tanpa
berbuat dosa. Ini akan benar-benar menjadikan kita tidak bercacat cela/sama
mulia dengan YESUS.
2 Korintus 4 : 16, 17,
16. Sebab itu kami tidak tawar hati, tetapi meskipun manusia lahiriah
kami semakin merosot, namun manusia batiniah kami dibaharui dari sehari ke
sehari.
17. Sebab penderitaan ringan yang sekarang ini, mengerjakan bagi kami kemuliaan
kekal yang melebihi segala-galanya, jauh lebih besar dari pada penderitaan
kami.
Inilah percikkan darah yaitu penderitaan tanpa berbuat dosa untuk membaharui
/mengubahkan kehidupan kita sedikit demi sedikit dari manusia daging yang hina
menjadi manusia rohani yang mulia sampai satu waktu menjadi sama mulia dengan
TUHAN YESUS. Benar-benar sempurna tanpa cacat cela. Waktu TUHAN YESUS datang
kembali kita akan diubahkan menjadi sama mulia dengan TUHAN YESUS.
Keubahan yang pertama adalah tidak boleh ada dusta, sebab selama masih ada dusta,
maka itu berarti tetap ada cacat cela/kehidupan itu tidak akan pernah dapat
berubah >>> Efesus 4.
Mari saudaraku! Memang ada noda dihari-hari ini. Tetapi kita sebagai gereja
yang benar jangan terkena noda dalam bentuk mementingkan diri, noda nafsu rakus.
Sebab itu mari! bagaimana menghilangkan noda yaitu dengan:
- Firman pengajaran.
- Dengan pendamaian yaitu mengaku dosa kepada TUHAN dan kepada sesama dan
juga dengan percikkan darah.
Kalau kita mengalami percikkan darah yaitu menderita tanpa dosa, maka kita
akan diubahkan menjadi sama mulia dengan TUHAN YESUS.
Jika saudara sekarang mengalami penderitaan dihari-hari ini, jangan takut
untuk mengaku dosa, sebab ada tanda darah; saudara mengalami percikkan darah/penderitaan
tanpa dosa >>> ini juga ada tanda darah. Di mana ada darah pendamaian,
maka di situ Imam Besar hadir di tengah kita kalau sekarang ini kita mau berdamai/mau
mengalami pelayanan pendamaian dengan saling mengaku dosa dan juga saling mengampuni
= mezbah korban bakaran (gbr: http://www.gptkk.org/mkb.php)
dan juga bagi saudara yang menderita tanpa dosa, jangan menjadi tawar hati dan
bersungut-sungut tetapi relakan untuk kita diubahkan = kita sedang bertemu dengan
Imam Besar sebab di mana ada pelayanan pendamaian dengan darah, kita sedang
bertemu dengan Imam Besar.
Ibrani 2 : 16, 17,
16. Sebab sesungguhnya, bukan malaikat-malaikat yang Ia kasihani, tetapi
keturunan Abraham yang Ia kasihani.
17. Itulah sebabnya, maka dalam segala hal Ia harus disamakan dengan saudara-saudara-Nya,
supaya Ia menjadi Imam Besar yang menaruh belas kasihan dan yang setia kepada
Allah untuk mendamaikan dosa seluruh bangsa.
Selain Imam Besar memperdamaikan dosa, karena saudara mengaku dosa dan jika
diampuni jangan berbuat dosa lagi, maka saudara akan bertemu dengan Imam Besar
atau saudara mengalami percikkan darah/sengsara tanpa dosa kemudian saudara
menjadi sangat marah, tetapi setelah mendengarkan Firman, saudara tidak marah
lagi, maka ini berarti saudara sudah diubahkan dan saudara juga bertemu dengan
Imam Besar.
Selain memperdamaikan dosa, maka Imam Besar memiliki pelayanan yang lain, apa
itu? >>> Ibrani 2 : 18, Sebab oleh karena Ia sendiri
telah menderita karena pencobaan, maka Ia dapat menolong mereka yang dicobai.
Pelayanan dari Imam Besar yang lain setelah pelayanan pendamaian, maka dilanjutkan
dengan pelayanan pertolongan/dapat menolong kita dari segala masalah. Istilah
‘dapat’ ini berarti tidak dapat di batasi oleh masalah-masalah.
Imam Besar berbelas kasihan, IA dapat menolong kita dari segala masalah bahkan
yang sudah mustahilpun menjadi tidak mustahil bagi Dia. Inilah pelayanan pendamaian.
Sekarang ini terserah pada kita, apakah kita mau atau tidak menghilangkan
noda dengan Firman dan juga dengan darah pendamaian. Kalau kita berbuat dosa
sehingga menimbulkan masalah >>> segera mengaku, sebab Imam Besar datang
terlebih dulu untuk memperdamaikan dosa. Sesudah dosa diperdamaikan maka Tangan
Imam Besar Yang berbelas kasihan dapat menolong menyelesaikan segala masalah.
Sebaliknya ada yang datang tidak berbuat dosa tetapi dicela, tetapi kalau
sekarang tidak tawar hati tetapi menerima dengan bersyukur kepada TUHAN, maka
itu berarti saudara mengalami pelayanan Imam Besar yang mengubahkan kita. Setelah
itu, juga ada pelayanan pertolongan/ada jalan keluar dari segala masalah.
Mari saudaraku! Sampai nanti kita diperdamaikan dan ditolong begitu ada pendamaian/ada
darah, maka akan ada pertolongan sampai satu waktu puncak pendamaian yaitu nama
kita tertulis di dalam kitab kehidupan.
Keluaran 32 >>> waktu bangsa Israel menyembah lembu
emas, maka TUHAN menjadi murka dan Musa naik ke atas gunung dengan mengatakan
‘aku akan mengadakan pendamaian dengan TUHAN’. Sampai Musa mempertaruhkan
nyawanya sendiri >>> TUHAN, jika engkau tidak mengampuni bangsa ini,
lebih baik namaku dicoret dari kitab kehidupan. Saya belajar dari Musa sebagai
seorang gembala yang sungguh-sungguh mempertaruhkan nyawanya bagi sidang jemaat.
Ia tidak egois/tidak mementingkan diri sendiri >>> Keluaran
32 : 30 – 33,
30. Keesokan harinya berkatalah Musa kepada bangsa itu: "Kamu ini telah
berbuat dosa besar, tetapi sekarang aku akan naik menghadap TUHAN, mungkin aku
akan dapat mengadakan pendamaian karena dosamu itu."
31. Lalu kembalilah Musa menghadap TUHAN dan berkata: "Ah, bangsa ini telah
berbuat dosa besar, sebab mereka telah membuat allah emas bagi mereka.
32. Tetapi sekarang, kiranya Engkau mengampuni dosa mereka itu--dan jika tidak,
hapuskanlah kiranya namaku dari dalam kitab yang telah Kautulis."
33. Tetapi TUHAN berfirman kepada Musa: "Siapa yang berdosa kepada-Ku,
nama orang itulah yang akan Kuhapuskan dari dalam kitab-Ku.
Tetapi sekarang ini kalau kita mau diperdamaikan, lewat mezbah korban bakaran
dengan mengaku dosa, sekalipun itu adalah dosa yang sangat besar, kita akui.
Sebab ada dosa yang tidak kita sadari yaitu dosa berhala, mungkin kita tidak
menyembah lembu emas seperti bangsa Israel, tetapi kita sering berharap kepada
orang lain ketika menghadapi masalah. Sebagai seorang hamba TUHAN/anak TUHAN
banyak berharap kepada orang lain sehingga kita meninggalkan TUHAN, untuk menyelesaikan
masalah >>> ini namanya berhala sebab kita tidak datang kepada TUHAN
tetapi kita datang kepada yang lain. Cepat minta ampun sehingga TUHAN Yang akan
menolong.
Mungkin kita berada di dalam penderitaan tanpa dosa, sekalipun sudah setia
tetapi TUHAN biarkan kita menderita seperti ini sehingga kita sudah bersungut-sungut
bahkan sudah tidak setia >>> cepat minta ampun kepada TUHAN. Pelayanan
pendamaian adalah saat darah itu dipercikkan, maka akan mengubahkan orang yang
tidak berdosa dan saat itu juga Tangan Imam Besar diulurkan. Untuk apa?
- Tangan Imam Besar diulurkan untuk menolong/dapat menolong kita dari segala
masalah.
- Tangan Imam Besar untuk menuliskan nama kita di dalam kitab kehidupan.
Nama itu ditulis mulai sekarang, sebab tadi di bagian atas dikatakan ‘siapa
yang berdosa akan Ku hapus namanya’ berarti nama dari bangsa Israel itu
sudah ditulis di dalam kitab kehidupan. Demikian juga dengan nama kita, dimulai
dari kita percaya kepada YESUS >>> kita selamat, maka nama kita ditulis
di dalam kitab kehidupan. Tetapi kalau kita mempertahankan dosa, maka nama kita
akan dihapuskan dari kitab kehidupan.
Mungkin saudara bertanya, apakah nama saudara sekarang ini tertulis atau tidak
di dalam kitab kehidupan? Raba dada >>> kalau kita berada dalam keadaan
damai/tidak ada persungutan, tidak ada tuduhan, tidak ada iri hati dan panas
hati >>> semuanya damai, Tangan TUHAN/Imam Besar dapat menolong dan
kita yakin bahwa nama kita sedang tertulis di dalam kitab kehidupan. Kalau hati
kita tidak damai sebab ada perasaan yang tidak enak, maka kita jangan membiarkan
perasaan itu sebab itu berarti nama kita sedang dicoret dari kitab kehidupan
dan jika saat itu TUHAN datang, maka habislah kita.
Itu sebabnya sekarang ini kita tidak tahu kapan TUHAN akan datang tetapi yang
saya tahu sekarang ini Imam Besar ada ditengah kita untuk mengulurkan Tangan
menolong kita bahkan menuliskan nama kita di dalam kitab kehidupan. Biar semua
yang mati menjadi hidup, apa yang sudah mustahil menjadi tidak mustahil bagi
TUHAN.
TUHAN memberkati kita sekalian.
1