Selamat Pagi, selamat bersekutu dalam nama Tuhan Yesus Kristus.
Matius 24 bicara tentang 7 tanda nubuat kedatangan Tuhan kedua kali sekaligus
tanda kiamat. Kita berada pada tanda yang ke-4 dalam Matius 24:15-25
yaitu tentang antikris. Jadi sebelum kedatangan Yesus kedua kali akan didahului
antikris berkuasa di bumi selama 3,5 tahun. Antikris selalu berusaha memburu
bahkan membinasakan gereja Tuhan.
Sekarang kita belajar ayat 19-20 yaitu kehidupan yang masuk dalam aniaya antikris.
Matius 24:19-20
24:19 Celakalah ibu-ibu yang sedang hamil atau yang menyusukan bayi pada
masa itu.
24:20 Berdoalah, supaya waktu kamu melarikan diri itu jangan jatuh pada musim
dingin dan jangan pada hari Sabat.
Ini keadaan gereja Tuhan yang masuk aniaya antikris, yaitu:
- Ibu-ibu yang sedang hamil, menunjuk
- mengandung hak-hal yang baik tapi tidak dilakukan sampai menjadi dosa.
- mengandung dosa, benih ular beludak.
- Ibu-ibu yang menyusukan bayi, artinya gereja Tuhan yang memiliki kualitas
seperti bayi/ anak kecil, belum dewasa rohani.
Ibrani 5:11-14
5:11 Tentang hal itu banyak yang harus kami katakan, tetapi yang sukar untuk
dijelaskan, karena kamu telah lamban dalam hal mendengarkan.
5:12 Sebab sekalipun kamu, ditinjau dari sudut waktu, sudah seharusnya menjadi
pengajar, kamu masih perlu lagi diajarkan asas-asas pokok dari penyataan Allah,
dan kamu masih memerlukan susu, bukan makanan keras.
5:13 Sebab barangsiapa masih memerlukan susu ia tidak memahami ajaran tentang
kebenaran, sebab ia adalah anak kecil.
5:14 Tetapi makanan keras adalah untuk orang-orang dewasa, yang karena mempunyai
pancaindera yang terlatih untuk membedakan yang baik dari pada yang jahat.
Mengapa gereja Tuhan memiliki kualitas rohani seperti bayi/ anak kecil?
- Sebab hanya mau menerima firman penginjilan (susu) sekalipun sudah lama
mengikut Tuhan.
- Sebab menolak firman pengajaran yang benar (makanan keras), firman yang
lebih tajam dari pedang bermata dua.
Praktek kualitas rohani yang seperti bayi/ anak kecil: tidak bisa membedakan
tangan kiri dengan tangan kanan.
Ini seperti yang terjadi pada penduduk kota Niniwe di jaman Yunus.
Yunus 4:11
4:11 Bagaimana tidak Aku akan sayang kepada Niniwe, kota yang besar itu,
yang berpenduduk lebih dari seratus dua puluh ribu orang, yang semuanya tak
tahu membedakan tangan kanan dari tangan kiri, dengan ternaknya yang banyak?"
Jangan mengukur-ukur gereja berdasarkan yang jasmani, itu bukan ukuran. Ukuran
yang sebenarnya adalah kualitas rohani. Orang Niniwe kualitas rohaninya seperti
anak kecil, tidak bisa membedakan tangan kanan dan tangan kiri. Artinya:
- Tidak bisa membedakan antara firman pengajaran yang benar dan yang
palsu.
Firman pengajaran yang benar tertulis dalam Alkitab. Oleh sebab itu, sangat
baik jika kita beribadah ke gereja membawa Alkitab.
Pengajaran yang benar diwahyukan oleh Tuhan, dibukakan rahasianya, ayat menerangkan
ayat dalam Alkitab.
Jika mendengar firman dengan banyak ayat malah bosan, berarti kualitas rohaninya
masih seperti anak kecil. Sekarang banyak firman yang diterangkan tanpa ayat
malah lebih disenangi dalam gereja Tuhan.
2Timotius 4:3-4
4:3 Karena akan datang waktunya, orang tidak dapat lagi menerima ajaran
sehat, tetapi mereka akan mengumpulkan guru-guru menurut kehendaknya untuk
memuaskan keinginan telinganya.
4:4 Mereka akan memalingkan telinganya dari kebenaran dan membukanya bagi
dongeng.
Kristen berkualitas anak kecil malah lebih senang menerima dongeng, firman
yang diterangkan tanpa berdasarkan ayat, menggunakan ilustrasi-ilustrasi yang
tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya, disertai lawakan, lelucon,
bahkan dusta. Ini yang sekarang banyak dicari.
Jika gereja Tuhan suka dongeng maka gampang disesatkan. Tersesat = kehilangan
arah ke Surga, tidak bisa masuk Yerusalem Baru, berarti masuk kebinasaan selama-lamanya.
- Tidak bisa membedakan yang baik daripada yang jahat.
Sehingga gampang untuk berbuat dosa, jatuh bangun dalam dosa. Kehidupan tersebut
tidak mempunyai kepekaan rohani.
Yunus 1:1-2
1:1. Datanglah firman TUHAN kepada Yunus bin Amitai, demikian:
1:2 "Bangunlah, pergilah ke Niniwe, kota yang besar itu, berserulah terhadap
mereka, karena kejahatannya telah sampai kepada-Ku."
Akibatnya: masuk dalam arusnya dosa, dosa makin bertambah-tambah sampai membumbung
tinggi sampai ke hadirat Tuhan (sampai puncaknya dosa: dosa makan minum dan
kawin mengawinkan/ dosa seks) sehingga masuk dalam aniaya antikris, bahkan
masuk dalam murka Allah/ kebinasaan kekal selama-lamanya.
Ini gereja Tuhan yang berkualitas anak-anak, tidak mau menerima firman yang
keras. Kehidupan tersebut sangat riskan, apalagi saat menghadapi perkembangan
dosa yang membumbung tinggi.
Itu sebabnya gereja Tuhan harus menerima firman pengajaran yang benar, firman
yang lebih tajam dari pedang bermata dua. Bukan berarti firman penginjilan
tidak penting, tapi kita harus meningkat untuk menerima firman yang lebih
tajam dari pedang bermata dua.
Untuk mengimbangi dosa yang makin berkembang, kita juga harus berkembang dalam
firman.
Ibrani 6:1-2
6:1. Sebab itu marilah kita tinggalkan asas-asas pertama dari ajaran tentang
Kristus dan beralih kepada perkembangannya yang penuh. Janganlah kita meletakkan
lagi dasar pertobatan dari perbuatan-perbuatan yang sia-sia, dan dasar kepercayaan
kepada Allah,
6:2 yaitu ajaran tentang pelbagai pembaptisan, penumpangan tangan, kebangkitan
orang-orang mati dan hukuman kekal.
Ditingkatkan artinya gereja Tuhan harus sudah mantap dalam firman penginjilan
sehingga bisa dilanjutkan pada firman pengajaran yang mengarah gereja Tuhan
pada kedewasaan rohani yang mengarah pada kesempurnaan.
Sekarang kita akan mempelajari praktek dewasa rohani, kita belajar dari Musa.
Ibrani 11:24-25
11:24 Karena iman maka Musa, setelah dewasa, menolak disebut anak puteri
Firaun,
11:25 karena ia lebih suka menderita sengsara dengan umat Allah dari pada
untuk sementara menikmati kesenangan dari dosa.
Praktek dewasa rohani yaitu lebih suka menderita bersama Tuhan daripada menikmati
kesenangan dosa/ dunia.
Salah satu contohnya adalah berpuasa.
Orang Niniwe sudah diancam penghukuman karena kualitas rohaninya seperti bayi/
anak kecil. Namun Tuhan itu baik, Tuhan mau menolong dengan mengutus Yunus
untuk menyampaikan firman pengajaran (seruan) yang keras.
Yunus 3:2-4
3:2 "Bangunlah, pergilah ke Niniwe, kota yang besar itu, dan sampaikanlah
kepadanya seruan yang Kufirmankan kepadamu."
3:3 Bersiaplah Yunus, lalu pergi ke Niniwe, sesuai dengan firman Allah. Niniwe
adalah sebuah kota yang mengagumkan besarnya, tiga hari perjalanan luasnya.
3:4 Mulailah Yunus masuk ke dalam kota itu sehari perjalanan jauhnya, lalu
berseru: "Empat puluh hari lagi, maka Niniwe akan ditunggangbalikkan."
Inilah seruan Yunus. "Empat puluh hari lagi, maka Niniwe akan ditunggangbalikkan."
Seruan ini dibutuhkan oleh kota Niniwe sebab jika Tuhan menunggangbalikkan
maka Niniwe akan binasa. Seruan Yunus menunjuk firman yang lebih tajam dari
pedang bermata dua.
Jika Yunus berkelakar, menyampaikan firman yang lucu, dll maka Niniwe akan
ditunggang-balikkan oleh Tuhan.
Sekarang bagi kita yang hidup di tengah malam/ akhir jaman, kita harus juga
mendengar seruan firman.
Matius 25:6
25:6 Waktu tengah malam terdengarlah suara orang berseru: Mempelai datang!
Songsonglah dia!
Inilah seruan firman yang dibutuhkan gereja Tuhan di akhir jaman: “Lihat
mempelai datang! Songsonglah dia!” yaitu firman pengajaran mempelai
untuk mempersiapkan gereja Tuhan supaya dewasa rohani sampai sempurna, menjadi
mempelai wanita Tuhan.
Jika kita menerima firman mempelai maka hasilnya kita bisa dewasa rohani seperti
Musa: lebih senang menderita secara daging bersama Tuhan, contohnya: berpuasa,
seperti yang dilakukan oleh penduduk Niniwe.
Yunus 3:5-6
3:5. Orang Niniwe percaya kepada Allah, lalu mereka mengumumkan puasa
dan mereka, baik orang dewasa maupun anak-anak, mengenakan kain kabung.
3:6 Setelah sampai kabar itu kepada raja kota Niniwe, turunlah ia dari singgasananya,
ditanggalkannya jubahnya, diselubungkannya kain kabung, lalu duduklah ia di
abu.
Berpuasa ditandai duduk di atas abu, merendahkan diri serendah-rendahnya sampai
mengaku kehidupan kita hanya debu tanah liat:
- tidak mampu berbuat apa-apa tanpa kemurahan Tuhan.
- tidak layak, banyak cacat cela dan kekurangan/ kesalahan dan kita harus
berbalik dari segala kesalahan, bertobat dan melakukan yang benar.
Mulai berbalik dari pengajaran yang tidak benar pada firman pengajaran
yang benar. Berbalik dari perbuatan-perbuatan yang tidak benar pada perbuatan
yang benar, suci. Mulai dalam nikah, sikap ibadah, cara berdagang harus
menjadi baik.
Hasil/ kegunaan berpuasa:
- Melunakkan hati Tuhan sehingga Tuhan berbalik, tidak menghukum tetapi mengasihani
kita, memberi kita kesempatan untuk berbalik kepada Tuhan dan Tuhan akan memberkati
kita.
Yunus 3:8-10
3:8 Haruslah semuanya, manusia dan ternak, berselubung kain kabung dan
berseru dengan keras kepada Allah serta haruslah masing-masing berbalik dari
tingkah lakunya yang jahat dan dari kekerasan yang dilakukannya.
3:9 Siapa tahu, mungkin Allah akan berbalik dan menyesal serta berpaling dari
murka-Nya yang bernyala-nyala itu, sehingga kita tidak binasa."
3:10 Ketika Allah melihat perbuatan mereka itu, yakni bagaimana mereka berbalik
dari tingkah lakunya yang jahat, maka menyesallah Allah karena malapetaka
yang telah dirancangkan-Nya terhadap mereka, dan Iapun tidak jadi melakukannya.
Jika kita tidak mau berbalik pada Tuhan maka suatu waktu kemurahan Tuhan ada
batasnya, maka yang datang adalah penghukuman.
- Menghadapi kesulitan-kesulitan yang melanda dunia sampai puncaknya yaitu
masa aniaya antikris selama 3,5 tahun.
Ester 4:15-16
4:15 Maka Ester menyuruh menyampaikan jawab ini kepada Mordekhai:
4:16 "Pergilah, kumpulkanlah semua orang Yahudi yang terdapat di Susan
dan berpuasalah untuk aku; janganlah makan dan janganlah minum tiga hari lamanya,
baik waktu malam, baik waktu siang. Aku serta dayang-dayangkupun akan berpuasa
demikian, dan kemudian aku akan masuk menghadap raja, sungguhpun berlawanan
dengan undang-undang; kalau terpaksa aku mati, biarlah aku mati."
Saat bangsa Yahudi diancam hukuman mati maka Ester berpuasa, rela sengsara
bahkan rela mati demi kebenaran. Ini tanda dewasa rohani. Kesulitan-kesulitan
yang melanda dunia tidak bisa diselesaikan dengan ijazah, kepandaian, dll.
Oleh sebab itu jangan terlena, sebab akan sungguh-sungguh terjadi. Seorang
raja Niniwe saja mau berpuasa setelah mendengar firman yang disampaikan Yunus.
Mari kita berpuasa, baik di kantor, di sekolah, untuk bisa menghadapi antikris.
Jika kita diijinkan tidak meninggal dunia maka akan menghadapi kesulitan-kesulitan
yang meningkat sampai aniaya antikris. Sekarang dicari anak Tuhan yang berkualitas
seperti Ester, kita bisa lolos dari segala kesulitan, tikda masuk dalam aniaya
antikris.
- Menghadapi kedatangan Tuhan kedua kali.
Markus 2:20-22
2:20 Tetapi waktunya akan datang mempelai itu diambil dari mereka, dan
pada waktu itulah mereka akan berpuasa.
Waktu itu orang-orang bertanya mengapa murid-murid Yesus tidak berpuasa, maka
Tuhan menjawab saat Mempelai bersama-sama dengan mereka, mereka tidak berpuasa.
Mempelai diambil menunjuk Yesus yang sudah mati, bangkit dan naik ke surga.
Sekarang kita berpuasa untuk menyambut kedatangan Tuhan kedua kali. Lewat
puasa, kita mengalami proses pembaharuan, keubahan hidup. Ini merupakan mujizat
yang terbesar.
Markus 2:21-22
2:21 Tidak seorangpun menambalkan secarik kain yang belum susut pada baju
yang tua, karena jika demikian kain penambal itu akan mencabiknya, yang baru
mencabik yang tua, lalu makin besarlah koyaknya.
2:22 Demikian juga tidak seorangpun mengisikan anggur yang baru ke dalam kantong
kulit yang tua, karena jika demikian anggur itu akan mengoyakkan kantong itu,
sehingga anggur itu dan kantongnya dua-duanya terbuang. Tetapi anggur
yang baru hendaknya disimpan dalam kantong yang baru pula."
Lewat doa puasa, kita bisa menyatu dengan Tuhan.
Sebelum Yesus datang maka kita tidak berhenti untuk berpuasa. Bepuasa menghasilkan
mujizat, keubahan hidup dari manusia daging menjadi manusia rohani.
Dua macam pembaharuan:
- Lewat baptisan air.
Roma 6:4
6:4 Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh
baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari
antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam
hidup yang baru.
Baptisan yang benar adalah dikuburkan, jika belum dikuburkan berarti belum
dibaptis. Dalam baptisan air yang benar, dosa dibuang/ dikuburkan dalam air
dan kita bangkit dalam hidup baru.
Jadi jika kita bisa masuk dalam baptisan air yang benar, itu merupakan suatu
mujizat.
- Lewat doa puasa
Apa yang dibaharui dalam doa puasa?
- Pakaian lama [Markus 2:21]
Pakaian harus dibaharui, tidak boleh tambal sulam yaitu jatuh bangun dalam
dosa. Sudah mengaku dosa tapi berbuat dosa itu lagi. Harus terjadi kelepasan
dari dosa sehingga kita bisa hidup benar, hidup suci.
Saat mau masuk baptisan air selalu ditanyakan apa masih ada ikatan-ikatan
dosa. Saat didoakan kemudian masuk baptisan air maka ikatan-ikatan itu
akan dilepaskan. Tapi di tengah perjalanan masih ada ikatan lagi, oleh
sebab itu harus berpuasa.
Jika mengulangi dosa sama seperti anjing kembali ke muntahnya, babi kembali
pada kubangan.
- Kirbat (tempat menyimpan anggur), menunjuk hati. [Markus 2:22]
Yakobus 3:11
3:11 Adakah sumber memancarkan air tawar dan air pahit dari mata air
yang sama?
3:12 Saudara-saudaraku, adakah pohon ara dapat menghasilkan buah zaitun
dan adakah pokok anggur dapat menghasilkan buah ara? Demikian juga mata
air asin tidak dapat mengeluarkan air tawar.
Yang perlu diubahkan adalah:
- hati yang tawar, mudah putus asa/ kecewa, mudah tersandung
- hati yang pahit, ada dendam, iri
- hati yang asin, ada dosa, kejahatan
Jika ada pembaharuan maka bisa menjadi kirbat yang mampu menampung air anggur
yang baru yaitu kuasa Roh Kudus untuk memenuhi kehidupan kita, memberi kepuasan
sejati bagi kita.
Hasilnya: ada kemanisan/ kesukaan, mulai dalam rumah tangga. Oleh sebab itu
harus berpuasa. Jika belum ada pertolongan, harus tetap sabar.
Jika pakaian dan hati diubahkan terus menerus lewat berpuasa maka suatu waktu,
saat kedatangan Tuhan kedua kali, kita akan menjadi sama mulia dengan Tuhan.
Pembaharuan = mujizat. Jika mujizat yang rohani bisa terjadi maka mujizat yang
jasmani juga akan terjadi.
2 Tawarikh 20:1-3
20:1. Setelah itu bani Moab dan bani Amon datang berperang melawan Yosafat
bersama-sama sepasukan orang Meunim.
20:2 Datanglah orang memberitahukan Yosafat: "Suatu laskar yang besar
datang dari seberang Laut Asin, dari Edom, menyerang tuanku. Sekarang mereka
di Hazezon-Tamar," yakni En-Gedi.
20:3 Yosafat menjadi takut, lalu mengambil keputusan untuk mencari TUHAN.
Ia menyerukan kepada seluruh Yehuda supaya berpuasa
Mungkin saat ini ada ketakutan, seperti yang dialami raja Yosafat saat menghadapi
musuh-musuh, sikap kita hanya berpuasa.
2Tawarikh 20:12
20:12 Ya Allah kami, tidakkah Engkau akan menghukum mereka? Karena kami
tidak mempunyai kekuatan untuk menghadapi laskar yang besar ini, yang datang
menyerang kami. Kami tidak tahu apa yang harus kami lakukan, tetapi mata kami
tertuju kepada-Mu."
Pada saat kita tidak tahu harus berbuat apa, tidak punya kekuatan apa-apa untuk
menyelesaikan masalah, tidak tahu jalan keluar, maka jangan berharap orang lain
tetapi biarlah pandangan kita hanya tertuju pada Tuhan lewat mendengar firman
dan banyak berpuasa.
2 Tawarikh 20:17, 24
20:17 Dalam peperangan ini tidak usah kamu bertempur. Hai Yehuda dan Yerusalem,
tinggallah berdiri di tempatmu, dan lihatlah bagaimana TUHAN memberikan kemenangan
kepadamu. Janganlah kamu takut dan terkejut. Majulah besok menghadapi mereka,
TUHAN akan menyertai kamu."
20:24 Ketika orang Yehuda tiba di tempat peninjauan di padang gurun, mereka
menengok ke tempat laskar itu. Tampaklah semua telah menjadi bangkai berhantaran
di tanah, tidak ada yang terluput.
Hasilnya: musuh-musuh menjadi bangkai, apa yang kita takutkan akan menjadi
tidak berarti lagi seperti bangkai. Tadinya kita yang tidak bisa berbuat apa-apa
tapi lewat kasih setia Tuhan dalam doa puasa, segala ancaman, kesulitan-kesulitan
tidak bisa berbuat apa-apa terhadap kita, menjadi bangkai, tidak berarti lagi
bagi kita. Apa yang mustahil menjadi tidak mustahil, Tuhan menghapus segala
kemustahilan.
Demikian juga seandainya saat ini hidup kita sudah seperti bangkai (seperti
Lazarus yang sudah mati 4 hari), tidak berarti apa-apa, tidak dianggap oleh
orang lain, sudah gagal, hancur, namun jika kita bisa tersungkur (mata kita
tertuju pada Tuhan) maka bangkai bisa dibangkitkan kembali menjadi kehidupan
yang berguna. Tuhan sanggup membuat kita berhasil, menjadi orang yang berguna.
Tuhan memberkati.
1