Waktu yang lalu kita sudah membahas tentang gereja daging ini yang tampil seperti
Bileam, kita harus berhati-hati. Sidang jemaat Pergamus sebagai contoh. Iman
mereka teguh disaat menghadapi pencobaan sampai ada yang dibunuh, tetapi TUHAN
katakan >>> sayang! Beberapa di antara kamu ada yang menganut pengajaran
Bileam dan Nikolaus.
Pengajaran Bileam dan Nikolaus ini tidak terpisahkan >>> pengajaran
Bileam mengajarkan tentang upah/uang/memburu perkara-perkara yang jasmani sedangkan
ajaran Nikolaus adalah ajaran yang mengumpulkan orang banyak dengan menghalalkan
segala macam cara. Maksud dari mengumpulkan banyak orang adalah untuk mendapatkan
uang yang banyak. Sehingga pengajaran Bileam
dan Nikolaus ini sangat bertentangan dengan pengajaran tabernakel dan pengajaran
Mempelai sebab pengajaran Bileam dan Nikolaus ini mengarah kepada perempuan
Babel yang hanya menonjolkan perkara-perkara yang jasmani/kekayaan secara jasmani.
Ia mengusai air yang banyak dan ini hanya menunjuk pada kuantitas saja sehingga
mengarah ke Babel. Sedangkan pengajaran tabernakel dan Mempelai, mengarahkan
kita kepada Mempelai Wanita TUHAN yang sempurna.
Sekarang kita akan melanjutkan membahas gereja daging yang tampil
seperti Korah/durhaka/tanpa pengharapan.
1 Yohanes 3 : 2, 3,
2. Saudara-saudaraku yang kekasih, sekarang kita adalah anak-anak Allah,
tetapi belum nyata apa keadaan kita kelak; akan tetapi kita tahu, bahwa apabila
Kristus menyatakan diri-Nya, kita akan menjadi sama seperti Dia, sebab kita
akan melihat Dia dalam keadaan-Nya yang sebenarnya.
3. Setiap orang yang menaruh pengharapan itu kepada-Nya, menyucikan diri sama
seperti Dia yang adalah suci.
Jadi pengharapan tertinggi/cita-cita tertinggi adalah kita menjadi sama dengan
YESUS. Jadi kalau kita memiliki banyak harta atau sebagai seorang hamba TUHAN
yang memiliki gereja yang besar, maka ini belumlah sampai mencapai pengharapan
yang tertinggi. Itu sebabnya kita jangan merasa puas, sebab pengharapan yang
tertinggi dari anak-anak TUHAN/hamba-hamba TUHAN adalah menjadi sama mulia dengan
TUHAN YESUS yaitu menjadi Mempelai Wanita TUHAN untuk dapat menyambut kedatangan
YESUS Yang kedua kali. Segala sesuatu yang kita miliki di dunia ini akan menjadi
sia-sia dan hancur, jika kita tidak menjadi sama mulia seperti TUHAN YESUS.
Jika kita memiliki kepandaian ataupun kekayaan ataupun sebagai seorang hamba
TUHAN yang memiliki gereja yang besar tidak akan menjadi sia-sia jika kita menjadi
sama mulia dengan TUHAN YESUS.
Mari! kita mengikuti TUHAN, tetapi apa yang menjadi pengharapan kita? yaitu
harus memiliki pengharapan yang tertinggi yaitu menjadi sama mulia dengan TUHAN
YESUS. Sebaliknya, jika kita durhaka, maka kita bukannya menjadi sama dengan
TUHAN YESUS tetapi kita akan menjadi sama dengan antikrist. Sebelum kedatangan
YESUS Yang kedua kalinya, maka antikrist tampil terlebih dahulu >>>
2 Tesalonika 2 : 3, 4,
3. Janganlah kamu memberi dirimu disesatkan orang dengan cara yang bagaimanapun
juga! Sebab sebelum Hari itu haruslah datang dahulu murtad dan haruslah dinyatakan
dahulu manusia durhaka, yang harus binasa,
4. yaitu lawan yang meninggikan diri di atas segala yang disebut atau yang disembah
sebagai Allah. Bahkan ia duduk di Bait Allah dan mau menyatakan diri sebagai
Allah.
Antikrist ini yang mau disembah. Jadi, jika anak TUHAN/hamba TUHAN menjadi durhaka,
maka ia akan menjadi sama seperti antikrist untuk dibinasakan. Inilah kedurhakaan
seperti Korah.
Ada dua bentuk kedurhakaan yaitu:
- Ibrani 10 : 25 – 27,
25. Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita,
seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati,
dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat.
26. Sebab jika kita sengaja berbuat dosa, sesudah memperoleh pengetahuan tentang
kebenaran, maka tidak ada lagi korban untuk menghapus dosa itu.
27. Tetapi yang ada ialah kematian yang mengerikan akan penghakiman dan api
yang dahsyat yang akan menghanguskan semua orang durhaka.
Jadi kedurhakaan yang pertama adalah di dalam ay 25 >>> ‘menjauhkan
diri dari ibadah pelayanan’ = tidak setia, bahkan meninggalkan ibadah
pelayanan.
Ada dua tingkatan dosa durhaka yaitu:
- ay 25 >>> ‘seperti dibiasakan oleh beberapa orang’
= dosa kebiasaan, artinya >>> hamba TUHAN/anak TUHAN yang tidak
beribadah, tetapi mereka tidak merasa bersalah, karena sudah merupakan
dosa kebiasaan dan kalau dibiarkan, maka akan menjadi dosa sengaja >>>
ay 26 >>> ‘sebab jika kita sengaja berbuat dosa’
sengaja tidak beribadah dan melayani TUHAN = dosa durhaka dan tidak ada
pengampunan, tetapi yang ada hanyalah ‘kematian yang mengerikan’
>>> ay 27.
Di dalam srt 1 Timotius 4, TUHAN itu tidak pernah menipu kita, IA memberikan
janji di dalam ibadah pelayanan kepada kita >>> 1 Timotius
4 : 8 – 10,
8. Latihan badani terbatas gunanya, tetapi ibadah itu berguna dalam
segala hal, karena mengandung janji, baik untuk hidup ini maupun untuk
hidup yang akan datang.
9. Perkataan ini benar dan patut diterima sepenuhnya.
10. Itulah sebabnya kita berjerih payah dan berjuang, karena kita menaruh
pengharapan kita kepada Allah yang hidup, Juruselamat semua manusia, terutama
mereka yang percaya.
Ay 9 ini merupakan pengalaman dari rasul Paulus yang dipelihara oleh TUHAN
di dalam ibadah.
Orang yang tidak beribadah itu tidak memiliki pengharapan. Itu sebabnya
kita harus memperhatikan, sebab di dalam ibadah, TUHAN memberikan janji
yang dobel yaitu janji untuk hidup ini/hidup sekarang di dunia/di padang
gurun yang tandus ini, TUHAN memelihara kita secara langsung maupun untuk
hidup yang akan datang/hidup kekal bersama TUHAN. Inilah janji yang dobel
di dalam ibadah dan TUHAN tidak pernah menipu kita. Sebagai contoh adalah
bangsa Israel yang keluar dari Mesir dan mereka berada di padang gurun
yang tandus, mereka tidak dapat menanam dan menuai. Dan apa yang mereka
lakukan hanyalah beribadah kepada TUHAN dan lewat ibadah itulah bangsa
Israel menerima pemeliharaan secara langsung dari TUHAN/dari surga selama
empat puluh tahun.
Empat puluh tahun = empat puluh tahun yobel = 40 x 50 = 2000 tahun yang
adalah jaman gereja/jaman kita sekarang ini. Mari saudaraku! biarlah kita
sekarang ini seperti bangsa Israel yaitu kita dipelihara secara langsung
oleh TUHAN di padang gurun dunia yang sudah sulit sekarang ini. Itu sebabnya
kita harus sungguh-sungguh beribadah sampai kita memperoleh janji dari
TUHAN yaitu pemeliharaan secara langsung dari TUHAN baik untuk hidup sekarang
ini sampai pada hidup yang kekal bersama TUHAN. Semoga kita dapat mengerti.
Di ay 10 >>> ‘karena kita menaruh pengharapan kita kepada
ALLAH Yang hidup, Juruselamat semua manusia terutama mereka yang percaya’
Kalau kita sebagai anak TUHAN/hamba TUHAN menaruh pengharapan kepada TUHAN
terutama kita berharap untuk menjadi sama mulia dengan Dia, maka kita
tidak akan sulit/tidak akan ragu-ragu untuk memperjuangkan ibadah pelayanan
lebih dari aktifitas apapun di dunia. Jika kita sering terhalang oleh
karena aktifitas di dunia (bukannya kita tidak boleh bekerja, kuliah,
sekolah) maka itu adalah bukti bahwa kehidupan itu hanya menaruh pengharapan
bukan kepada TUHAN tetapi kepada perkara dunia sehingga akan sangat sulit
bahkan mustahil untuk beribadah melayani TUHAN dan ia masuk ke dalam kedurhakaan.
Semoga kita dapat mengerti.
- seperti Korah yaitu ia berada di dalam aktifitas ibadah, tetapi bersungut-sungut.
Ini juga merupakan suatu kedurhakaan. Kita harus berhati-hati sebab jika
kita tidak mau beribadah, maka itu sudah merupakan suatu kedurhakaan,
tetapi kita harus berhati-hati sekalipun kita sudah berada di dalam ibadah
pelayanan tetapi kita masih dapat menjadi orang yang durhaka.
- Bilangan 16 : 8 – 11,
8. Lalu berkatalah Musa kepada Korah: "Cobalah dengar, hai orang-orang
Lewi!
9. Belum cukupkah bagimu, bahwa kamu dipisahkan oleh Allah Israel dari umat
Israel dan diperbolehkan mendekat kepada-Nya, supaya kamu melakukan pekerjaan
pada Kemah Suci TUHAN dan bertugas bagi umat itu untuk melayani mereka,
10. dan bahwa engkau diperbolehkan mendekat bersama-sama dengan semua saudaramu
bani Lewi? Dan sekarang mau pula kamu menuntut pangkat imam lagi?
11. Sebab itu, engkau ini dengan segenap kumpulanmu, kamu bersepakat melawan
TUHAN. Karena siapakah Harun, sehingga kamu bersungut-sungut kepadanya?"
Bersepakat melawan TUHAN = durhaka >>> ay 10.
Kedurhakaan adalah:
- tidak setia/meninggalkan ibadah pelayanan.
- bersungut-sungut di dalam ibadah dan pelayanan kepada TUHAN.
Ibadah pelayanan Korah adalah ibadah pelayanan daging yang selalu menuntut
hak/menuntut kepentingan daging, contohnya:
- Korah menuntut kedudukkan walaupun ia sudah beribadah dan melayani
sehingga ia banyak bersungut-sungut.
- Menuntut upah yang jasmani.
- Menuntut pujian, kehormatan dllnya.
Karena daging manusia ini selalu tidak pernah puas, maka pelayanan daging
seperti Korah yang menuntut hak dan kepentingan daging, pasti tidak akan
pernah merasa puas dan selalu bersungut-sungut.
Bersungut-sungut ini mungkin sudah dilontarkan di mulut, tetapi juga sering
sudah bersungut-sungut di dalam hati . Mulai dari saya yang dikoreksi oleh
TUHAN sebab saya mengalami >>> saya sudah berpuasa, tetapi sidang
jemaat yang datang hanya sedikit sehingga saya bersungut-sungut di dalam hati
dan ini sama dengan durhaka. Juga yang terjadi di Surabaya ini, saya sudah
lelah datang dari Malang, tetapi yang datang hanya sedikit sampai saya bersungut
di dalam hati dengan berkata bahwa saya sudah tidak kuat lagi. Mengapa terjadi
demikian? Karena saya menuntut/daging menuntut sehingga saya dikoreksi oleh
TUHAN.
Kita tidak beribadah = durhaka; tetapi jika kita beribadah, tetapi kita menuntut
hak = durhaka dan juga jika kita bersungut-sungut = durhaka. Inilah pelayanan
daging.
Akibat dari Korah yang bersungut-sungut, maka bumi membuka mulut dan menelan
Korah/Korah mati. Sekarang bagi kita, ini berarti mati rohani/kering rohani
dan ini lebih berbahaya daripada mati secara tubuh sebab jika mati rohani ini
di biarkan, akan membawa kepada kematian kedua yaitu neraka/kebinasaan.
Untuk menghadapi pelayanan daging yaitu bersungut-sungut, maka TUHAN menggunakan
tongkat Harun yang bertunas, berbunga dan berbuah badam dan untuk sekarang berarti
pelayanan di dalam urapan Roh Kudus. Ini untuk menandingi pelayanan daging yang
suka bersungut-sungut. TUHAN memerintahkan untuk mengumpulkan tongkat dari semua
suku tetapi hanya satu yang bertunas, berbunga dan berbuah badam dan ini adalah
pelayanan di dalam urapan Roh Kudus.
Bilangan 17 : 5 – 8,
5. Dan orang yang Kupilih, tongkat orang itulah akan bertunas; demikianlah
Aku hendak meredakan sungut-sungut yang diucapkan mereka kepada kamu, sehingga
tidak usah Kudengar lagi."
6. Setelah Musa berbicara kepada orang Israel, maka semua pemimpin mereka
memberikan kepadanya satu tongkat dari setiap pemimpin, menurut suku-suku
mereka, dua belas tongkat, dan tongkat Harun ada di antara tongkat-tongkat
itu.
7. Musa meletakkan tongkat-tongkat itu di hadapan TUHAN dalam kemah hukum
Allah.
8. Ketika Musa keesokan harinya masuk ke dalam kemah hukum itu, maka tampaklah
tongkat Harun dari keturunan Lewi telah bertunas, mengeluarkan kuntum, mengembangkan
bunga dan berbuahkan buah badam.
Untuk menandingi pelayanan daging/meredakan persungutan, maka TUHAN menggunakan
tongkat Harun yang bertunas, berbunga dan berbuahkan buah badam = pelayanan
di dalam urapan Roh Kudus.
Proses agar pelayanan kita seperti tongkat Harun yang bertunas, berbunga
dan berbuah badam/pelayanan di dalam urapan Roh Kudus adalah:
- Harus mengambil tongkat terlebih dahulu, tongkat ini adalah
kayu yang harus dipisahkan dari akar dan artinya sekarang kepada kita adalah
kayu itu adalah manusia kita ini. Untuk mengalami pelayanan di dalam urapan
Roh Kudus, maka kita harus terpisah akar dosa/mengalami kelepasan dari dosa,
lewat bertobat/berhenti berbuat dosa/mati terhadap dosa dan kembali kepada
TUHAN dan masuk dalam baptisan air/kelahiran baru, kita dikuburkan bersama
dengan YESUS untuk mengalami hidup yang baru/mengalami kelepasan dari dosa.
1 Yohanes 3 : 9, Setiap orang yang lahir dari Allah,
tidak berbuat dosa lagi; sebab benih ilahi tetap ada di dalam dia dan ia tidak
dapat berbuat dosa, karena ia lahir dari Allah.
Tidak berbuat dosa lagi = mengalami kelepasan dari akar dosa sekalipun ada
godaan, ada ancaman, ada keuntungan, ada apa saja, dia tidak mau berbuat dosa
lagi. kadang-kadang kita tidak berbuat dosa karena tidak memiliki kesempatan.
Misalnya: di dalam pesawat di larang merokok, jadi orang itu tidak dapat merokok
karena tidak memiliki kesempatan, sehingga ia menahan untuk tidak merokok.
Dan ini bukan berarti dia sudah terlepas dari dosa, bukan! Tetapi begitu turun
dari pesawat, maka segeralah ia menyulut sebatang rokok.
Demikian juga di dalam gereja, ia juga tidak dapat merokok di dalam gereja,
tetapi begitu keluar dari gereja, belum sampai di pagar, sudah menyulut rokok.
Ini namanya bukan mengalami kelepasan tetapi karena tidak memiliki kesempatan.
Tetapi kalau sudah mengalami kelepasan dari akar dosa, sekalipun disodori
rokok bahkan ditambah lagi dengan uang atau diancam jika tidak mau merokok
lagi, maka akan dipecat dari pekerjaan, tetapi ia tetap tidak mau merokok.
Ini adalah kelepasan dari dosa sekalipun diancam seperti Yusuf yang digoda
oleh isteri Potifar, Yusuf tetap menolak untuk berbuat dosa. Jika sudah ada
kelepasan dari dosa, maka satu waktu tidak dapat berbuat dosa, benar seperti
YESUS Benar.
Sekarang ini sudah pada tahapan tidak berbuat dosa lagi. Kita masuk dalam
baptisan air dan berhenti berbuat dosa dan bagi saudara yang sudah dibaptis
>>> jangan berbuat dosa lagi. Bagi yang mau dibaptis air, bersiap
sedia sebab baptisan air itu = sunat/perjanjian. Kita berjanji dengan TUHAN
untuk tidak berbuat dosa lagi dan juga berjanji pada diri sendiri untuk tidak
berbuat dosa lagi. Jika kita berjanji, maka pasti kita akan menjadi kuat.
Inilah asal dari tongkat kayu yang dipisahkan dari akar. Semoga kita dapat
mengerti.
- Tongkat diletakkan di hadapan TUHAN, >>> Bilangan
17 : 7, ‘Musa meletakkan tongkat-tongkat itu di hadapan
TUHAN di dalam kemah hukum Allah.
Tongkat-tongkat itu diletakkan di hadapan TUHAN semalam-malaman = tidak beranjak/tetap
di hadapan TUHAN = setia, ini adalah pelayanan di dalam urapan Roh Kudus >>>
Yakobus 4 : 4, Hai kamu, orang-orang yang tidak setia!
Tidakkah kamu tahu, bahwa persahabatan dengan dunia adalah permusuhan dengan
Allah? Jadi barangsiapa hendak menjadi sahabat dunia ini, ia menjadikan dirinya
musuh Allah.
Orang yang setia itu selalu berkemenangan, itu sebabnya kita harus setia sampai
TUHAN YESUS datang.
Orang yang tidak setia itu:
- bersahabat dengan dunia.
- dia ditarik oleh dunia >>> mungkin dengan kesibukkan, kesukaan
di dunia atau kesusahan di dunia dllnya.
- menjadi musuh TUHAN >>> beribadah kepada TUHAN tetapi bermusuhan
dengan TUHAN. Contoh: dulu, sebelum kita menjadi seorang hamba TUHAN/anak
TUHAN yang sungguh-sungguh, kemudian kita memiliki musuh, maka tidaklah
mungkin kita akan memuji musuh kita itu, tetapi kita pasti akan bersungut-sungut
tentang musuh kita itu. Seringkali kita bersungut-sungut di dalam gereja
karena kita bermusuhan dengan TUHAN. Sebaliknya, kalau kita setia, berarti
kita mengasihi TUHAN, maka sudah dapat dipastikan kita akan memuji dan
menyembah TUHAN/mengagungkan TUHAN, sekalipun kita diijinkan menderita,
kita tetap memuji dan mengagungkan TUHAN. Coba kalau kita bermusuhan dengan
TUHAN >>> gaji kita dipotong sedikit saja, kita dipastikan akan
bersungut-sungut. Semoga kita dapat mengerti.
Proses setelah diletakkan di hadapan TUHAN ialah:
- tongkat itu bertunas,
Jika kita setia, maka pasti kita akan bertunas. Tunggu waktu TUHAN, kita tidak
perlu memikirkan hal yang lain. Sekalipun kita ini adalah tongkat yang kecil/kehidupan
yang kecil/tidak memiliki apa-apa, bahkan sudah tidak memiliki harapan lagi
tetapi kalau kita setia, maka satu waktu kita pasti akan bertunas. Bagi rekan-rekan
hamba TUHAN, mungkin sidang jemaat saudara hanya berjumlah sedikit, sebab
di hadapan manusia, sidang jemaat itu dianggap kecil karena jumlahnya hanya
sedikit, gedung gerejanya kecil atau besar karena jumlah sidang jemaat banyak,
gedung gerejanya besar >>> tetapi sesungguhnya di hadapan TUHAN semuanya
itu sama saja. Tetapi kalau kita setia, maka pasti akan bertunas.
Bilangan 17 : 8, Ketika Musa keesokan harinya masuk ke
dalam kemah hukum itu, maka tampaklah tongkat Harun dari keturunan Lewi telah
bertunas, mengeluarkan kuntum, mengembangkan bunga dan berbuahkan buah badam.
Kayu kalau ditanam kemudian bertunas, maka itu berarti kayu itu hidup/ada
kehidupan/ada urapan Roh Kudus.
Yohanes 6 : 63, Rohlah yang memberi hidup, daging sama
sekali tidak berguna. Perkataan-perkataan yang Kukatakan kepadamu adalah roh
dan hidup.
Daging tidak berguna = seperti kayu yang mati. Daging dengan segala kepandaiannya,
sama sekali tidak berguna; tetapi kalau ada urapan Roh Kudus, maka Rohlah
yang menghidupkan.
Apa tanda dari bertunas/orang yang diurapi oleh Roh Kudus yaitu: Jika kita
dapat berkata ‘ya Abba, ya Bapa >>> taat dan dengar-dengaran
>>> ini sudah mulai bertunas.
Bagi siswaa/i, sekalipun nanti saudara belum dipercaya untuk memiliki sidang
jemaat, dan juga belum memiliki gedung gereja tetapi kalau saudara taat dengar-dengaran,
maka saudara itu sudah bertunas/sudah dapat diharapkan. Tadinya saudara hanyalah
kayu kecil yang tidak berguna, kemudian saudara juga tidak dengar-dengaran,
maka tongkat itu akan dikubur. Biar kita pandai dan hebat, tetapi tanpa urapan
Roh Kudus, maka kita tidak dapat bertahan karena terkena panas dan terkena
air sehingga menjadi rapuh dan mati. Tetapi kalau kita adalah tongkat yang
hidup, jika terkena air dan terkena panas maka akan semakin subur. Itu sebabnya
kita harus taat dan dengar-dengaran, sebab itu yang menentukan nasib kita.
Selama kita tidak dengar-dengaran, maka kita hanyalah tongkat yang tidak berguna
= mati. Semoga kita dapat mengerti.
- tongkat berbunga = karunia-karunia Roh Kudus = kemampuan
ajaib dari Roh Kudus agar kita dapat melakukan pelayanan/pekerjaan TUHAN apa
saja sesuai jabatan. Mari! TUHAN memimpin kita untuk melayani dan juga untuk
masa depan >>> kita belajar dari tongkat Harun, jangan belajar dari
Korah yang mendurhaka sehingga ia mati binasa.
- tongkat berbuahkan buah badam = buah-buah Roh.
Galatia 5 : 22, 23,
22. Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran,
kemurahan, kebaikan, kesetiaan,
23. kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal
itu.
Kalau kita sudah berbuahkan buah Roh, maka buah itu dapat dimakan:
- oleh TUHAN/menyenangkan Hati TUHAN/memuaskan Hati TUHAN
- dan juga buah dapat dimakan oleh sesama/pelayanan yang memuaskan sesama.
- serta dapat dimakan oleh diri sendiri.
Jika kita sudah puas makan buah, maka sudah dapat di pastikan tidak ada persungutan
lagi. Mengapa ada persungutan di dalam pelayanan? Karena tidak ada buah/tidak
berbuahkan buah Roh sekalipun sudah bertahun-tahun melayani TUHAN. Ini juga
merupakan koreksi bagi saudara dan saya, apakah kita sudah berbuah? Satu buah
saja yang dapat dimakan oleh TUHAN, oleh sesama dan juga oleh diri sendiri,
maka persungutan itu akan menjadi reda. Tetapi kalau terus mengomel/bersungut-sungut,
maka itu adalah tanda bahwa kita belum berbuah >>> jangan-jangan kita
belum bertunas bahkan sudah rapuh dan akan hancur.
Mari! sekian tahun kita melayani TUHAN >>> jangan menjadi kebanggaan,
bahkan kita sudah memiliki gereja yang besar, inipun jangan menjadi kebanggaan,
tetapi kita banyak bersungut/mengomel atau tidak? Semoga kita dapat mengerti.
Masih ada dua macam persungutan yang lain yang ada di dalam ibadah
pelayanan yaitu:
- Yohanes 6 : 60 – 63,
60. Sesudah mendengar semuanya itu banyak dari murid-murid Yesus yang
berkata: "Perkataan ini keras, siapakah yang sanggup mendengarkannya?"
61. Yesus yang di dalam hati-Nya tahu, bahwa murid-murid-Nya bersungut-sungut
tentang hal itu, berkata kepada mereka: "Adakah perkataan itu menggoncangkan
imanmu?
62. Dan bagaimanakah, jikalau kamu melihat Anak Manusia naik ke tempat di
mana Ia sebelumnya berada?
63. Rohlah yang memberi hidup, daging sama sekali tidak berguna. Perkataan-perkataan
yang Kukatakan kepadamu adalah roh dan hidup.
Menolak Firman yang keras/Firman pengajaran. Bersungut-sungut karena menolak
Perkataan yang keras/Firman pengajaran. Saya selalu mengatakan bahwa ada dua
macam pemberitaan Firman yaitu:
- Firman penginjilan untuk membawa orang-orang berdosa percaya kepada
YESUS dan diselamatkan. Sebagai contoh: di dalam injil Yohanes 6 mulai
ayat 1 >>> YESUS memberi makan limaribu orang laki-laki saja,
belum wanita dan anak-anak, semuanya datang dan merasa senang karena diberi
makan. Tetapi ini belum cukup sebab ada lagi pemberitaan Firman yang kedua
yaitu
- Firman pengajaran/Perkataan yang keras untuk membawa orang-orang yang
sudah diselamatkan menjadi sempurna seperti YESUS/menjadi Mempelai Wanita
untuk menyambut kedatangan YESUS Yang kedua kalinya dan masuk dalam pesta
nikah Anak Domba ALLAH.
Itu sebabnya Firman pengajaran itu harus ada. Tetapi kita jangan mengecilkan
Firman penginjilan, sebab juga penting, tetapi harus dilanjutkan dengan
Firman pengajaran yang membawa kita ke dalam kesempurnaan.
Mari! dihari-hari ini, kita yang sudah selamat >>> sudah percaya
kepada YESUS, sudah bertobat, sudah masuk dalam baptisan air dan juga baptisan
Roh Kudus bahkan sudah berada di dalam urapan Roh. Kudus. Mari tingkatkan!
Bukan hanya dengan minum susu, tetapi kita maju satu langkah lagi di dalam
Firman pengajaran/makanan keras untuk menyempurnakan kehidupan kita. Semoga
kita dapat mengerti.
2 Timotius 4 : 2, Beritakanlah firman, siap sedialah
baik atau tidak baik waktunya, nyatakanlah apa yang salah, tegorlah dan nasihatilah
dengan segala kesabaran dan pengajaran.
Isi dari Firman pengajaran adalah:
- nyatakanlah apa yang salah >>> menyatakan dosa bahkan dosa
yang tersembunyi di dalam sidang jemaat supaya sidang jemaat dapat sadar,
mengaku dan menyesali dosa dan kita diampuni/tidak dihukum oleh TUHAN,
Sebab upah dosa adalah maut. Jadi kalau dosa ditunjukkan, itu bukan berarti
saudara akan dihukum >>> bukan! Tetapi kalau kita sadar, kita
mengaku dosa maka itu untuk melepaskan kita dari hukuman, kita akan selamat
sebab hadirat TUHAN tidak tersembunyi, tetapi nyata berada di tengah kita.
Selama masih ada dosa yang disembunyikan, maka hadirat TUHAN juga tersembunyi
bagi kita dan itu berarti kita tetap berada di dalam hukuman.
- tegorlah >>> Firman pengajaran berisikan tegoran yang keras
supaya kita berhenti berbuat dosa dan kembali kepada TUHAN = bertobat.
Banyak orang sudah mengaku dosa dan sudah diampuni, tetapi berbuat dosa
lagi bahkan dua kali lipat. Itu sebabnya Firman selalu datang bagaikan
tegoran yang keras/bagaikan palu/bagaikan pedang yang menusuk. Selama
kita mempertahankan dosa, maka Firman TUHAN tetap menjadi seperti palu/tetap
seperti pedang yang menusuk/tetap merupakan Perkataan Yang keras sampai
kita dapat bertobat. Kalau kita sudah bertobat, maka dari Firman pengajaran
yang lain adalah
- nasihat >>> nasihat ini supaya kita tetap hidup benar/hidup
suci dan juga merupakan jalan keluar dari segala masalah. Seperti nasihat
TUHAN kepada orang majus lewat mimpi untuk jangan berjalan kembali kepada
Herodes lagi. Jika mereka kembali ke jalan Herodes, maka mereka juga dapat
mati karena mereka sudah menyembah YESUS. Itu sebabnya TUHAN memberi nasihat
lewat mimpi kepada mereka. Kelemahan kita/kelemahan kami sebagai hamba
TUHAN di dalam Firman pengajaran adalah kami belum sampai pada nasihat,
itu sebabnya sangat sulit untuk mendapatkan jalan keluar. Kita masih terus
ditegor karena belum bertobat sehingga kita belum dapat dibangun. 1 Korintus
14 : 3, Tetapi siapa yang bernubuat, ia berkata-kata kepada manusia, ia
membangun, menasihati dan menghibur. Di saat-saat kita menghadapi penderitaan,
akan ada penghiburan asal kita bertobat/mengaku dosa walaupun Firman yang
kita dengar itu keras tetapi akan menjadi penghiburan. Penghiburan itu
membuat kita kuat di saat kita menghadapi pencobaan atau menghadapi apa
saja, saya permisi berbicara >>> sampaipun kita ditinggal/meninggal
dunia oleh orang yang kita kasihi, masih ada penghiburan yang merupakan
kekuatan dari TUHAN. Kalau ada nasihat pasti kita akan
- dibangun dengan hal yang rohani yaitu kita dibangun menjadi Mempelai
Wanita/tubuh Kristus yang sempurna/Rumah ALLAH yang rohani. Jika yang
rohani dibangun, maka saya percaya, pasti yang jasmani juga dibangun/nikah
dibangun, ekonomi dibangun dan juga masa depan dibangun menjadi indah.
Sekali lagi kesalahan kita adalah kita belum sampai pada nasihat sebab kita
masih mempertahankan dosa/menyembunyikan dosa dan jika demikian maka pasti
kita akan bersungut-sungut seperti di dalam injil Yohanes 6. Goncangan yang
dialami oleh gereja TUHAN itu bukan hanya masalah ekonomi saja tetapi lebih
dari itu adalah goncangan karena tidak tahan menghadapi kegerakkan Roh Kudus
hujan akhir/kegerakkan di dalam Firman pengajaran dan ini sangat berbahaya.
Goncangan ini merupakan goncangan yang terbesar >>> dari jumlah limaribu
orang laki-laki dan belum termasuk perempuan dengan anak-anak >>>
kira-kira berapa jumlah mereka? Tetapi hanya tinggal duabelas orang saja bahkan
satu juga gugur sehingga hanya tinggal sebelas orang dan ini adalah goncangan
yang hebat sekali. Waktu di Nias terjadi tsunami, hanya berapa persen orang
Kristen yang terkena? Hanya sebagian kecil saja yang terkena dan sisanya tetap
beribadah. Tetapi kalau satu saat goncangan oleh Firman pengajaran, justru
banyak orang Kristen yang tidak tahan. Kita harus berhati-hati dengan hal
ini.
Yohanes 6 : 61, Yesus yang di dalam hati-Nya tahu, bahwa
murid-murid-Nya bersungut-sungut tentang hal itu, berkata kepada mereka: "Adakah
perkataan itu menggoncangkan imanmu?
Goncangan yang terjadi di dalam gereja TUHAN di akhir jaman bukan hanya pencobaan-pencobaan
secara jasmani, tetapi yang lebih dari itu karena tidak tahan mendengarkan
Firman pengajaran yang menyucikan/Perkataan yang keras yang akan menyempurnakan.
Banyak yang akan goncang imannya bahkan gugur dari iman sampai mengundurkan
diri, tidak mengikuti YESUS lagi >>>
Yohanes 6 : 66, Mulai dari waktu itu banyak murid-murid-Nya
mengundurkan diri dan tidak lagi mengikut Dia.
6.6.6 >>> ini berbahaya. Tadi perbandingannya limaribu orang laki-laki,
tidak termasuk wanita dan anak-anak tetapi sisa sebelas orang murid. Berapa
persen itu? Kita hitung limaribu orang saja saja waktu YESUS memberi makan
roti/waktu Firman penginjilan >>> YESUS hebat, YESUS luar biasa!
Tetapi begitu Firman penyucian disampaikan >>> banyak yang mengundurkan
diri.
Di kalangan kita pengikut Firman pengajaran yang diproklamirkan di gedung
Go-Skate sekitar tahun sembilan belas delapanpuluhan sampai dengan hari ini,
siapa yang masih bertahan dalam Firman pengajaran? Mari! sekarang ini kita
benar-benar ditampi/digoncang dan disaring dan juga para hamba-hamba TUHAN
lulusan Lempin-El mulai dari angkatan pertama sampai sekarang angkatan yang
ke duapuluh delapan >>> siapa yang masih bertahan di dalam Firman
pengajaran? sebab sekarang ini banyak goncangan sehingga gugur dari Firman
pengajaran yang benar dan tidak lagi mengikuti YESUS.
Yohanes 6 : 66, Mulai dari waktu itu banyak murid-murid-Nya
mengundurkan diri dan tidak lagi mengikut Dia.
Murid-muridNYA, sudah mendengarkan Firman pengajaran, tetapi banyak yang mengundurkan
diri.
Mengundurkan diri dari Firman pengajaran yang benar = gugur dari Firman pengajaran
yang benar = gugur dari iman = tidak mengikuti YESUS lagi. Sekalipun masih
beribadah, sekalipun masih menjadi seorang hamba TUHAN, tetapi kalau sudah
menolak Firman pengajaran yang benar/meninggalkan Firman pengajaran yang benar
= tidak lagi mengikuti YESUS. Bagi siswa/i Lempin-El perhatikan! Jika tidak
mengikuti YESUS, lalu mengikuti siapa? Di dalam srt 2 Timotius 4, mereka mengundang
guru-guru palsu >>> mengikuti ajaran-ajaran palsu yang enak bagi
daging atau banyak yang tidak beribadah lagi dan kembali ke dunia. Bagi siswa/i
Lempin-El, banyak sudah kita dihina karena setelah lulus, terutama para siswi
banyak yang menikah dengan penjual mangga, berjualan bakso >>> bukan
Lempin-Elnya yang salah, bukan pedagang mangga atau bakso itu seorang yang
hina >>> bukan! tetapi kalian yang bersalah sebab itu bukan semestinya/seharusnya
>>> lari ke dunia. Itu sebabnya kita harus berhati-hati sebab hal
itu memang menjadi kenyataan. Jika sudah menolak Firman pengajaran yang benar
>>> merasa ikut YESUS, padahal sudah tidak mengikut YESUS lagi. ikut
siapa? Mengikuti pengajaran-pengajaran palsu yang enak dan yang menguntungkan
bagi daging dan juga ada yang kembali mengikuti dunia. Dan ini akan banyak
orang yang seperti ini. Semoga kita dapat mengerti.
Akibatnya:
Yohanes 6 : 62, Dan bagaimanakah, jikalau kamu melihat
Anak Manusia naik ke tempat di mana Ia sebelumnya berada?
Naik ke tempat di mana IA sebelumnya berada = di sebelah Kanan ALLAH Bapa
dan ini berarti IA akan turun untuk kedua kalinya.
Di dalam Kisah rasul >>> YESUS Yang naik akan kembali turun dengan
cara yang sama. Jadi kalau dikatakan ‘bagaimana kamu melihat YESUS naik
= bagaimana nanti kamu dapat melihat YESUS Yang akan turun dalam awan-awan?
Akibatnya >>> tidak dapat menyambut/melihat kedatangan YESUS Yang
keduakalinya dalam awan-awan = tertinggal di dunia = mengalami kiamat bersama
dunia/hancur lebur/binasa (di dalam pengajaran Matius 24 di Malang dan juga
di Surabaya setiap hari Rabu). Itu sebabnya kita jangan main-main, sebab nanti
akan banyak orang yang merasa ikut YESUS padahal mengikuti pengajaran palsu/ikut
setan/ikut dunia bahkan mengikuti diri sendiri/mengikuti kehendak diri sendiri,
bukan mengikuti kehendak YESUS.
- Yakobus 5 : 7 – 11 >>> bersungut
di dalam penderitaan.
7. Karena itu, saudara-saudara, bersabarlah sampai kepada kedatangan Tuhan!
Sesungguhnya petani menantikan hasil yang berharga dari tanahnya dan ia sabar
sampai telah turun hujan musim gugur dan hujan musim semi.
8. Kamu juga harus bersabar dan harus meneguhkan hatimu, karena kedatangan
Tuhan sudah dekat!
9. Saudara-saudara, janganlah kamu bersungut-sungut dan saling mempersalahkan,
supaya kamu jangan dihukum. Sesungguhnya Hakim telah berdiri di ambang pintu.
10. Saudara-saudara, turutilah teladan penderitaan dan kesabaran para nabi
yang telah berbicara demi nama Tuhan.
11. Sesungguhnya kami menyebut mereka berbahagia, yaitu mereka yang telah
bertekun; kamu telah mendengar tentang ketekunan Ayub dan kamu telah tahu
apa yang pada akhirnya disediakan Tuhan baginya, karena Tuhan maha penyayang
dan penuh belas kasihan.
Ada dua sikap di dalam menghadapi penderitaan yaitu:
- Yang negatif >>> bersungut-sungut, karena menderita, maka
banyak bersungut-sungut = berdiri di hadapan Hakim (ay 9). Sehingga akan
dihakimi/akan dihukum.
- Yang positif >>> sabar dan tekun (ay 10). Ini adalah sikap
yang benar yaitu sabar dan tekun di dalam penderitaan, artinya:
- sabar menunggu waktu dari TUHAN. Di dalam penderitaan, kita dilatih
untuk bersabar. Bagi rekan-rekan hamba TUHAN, jika kita diijinkan
oleh TUHAN menderita, maka kita harus sabar menunggu waktu TUHAN.
Dijaga, agar jangan sampai menjadi kecewa, putus asa tetapi bersabar
seperti seorang petani jika ingin menuai. Juga bagi sidang jemaat,
di dalam menghadapi penderitaan juga harus bersabar menunggu waktu
TUHAN, jangan mengomel, putus asa dan menjadi kecewa.
- hanya berharap/berserah sepenuhnya kepada TUHAN dan tidak mengandalkan
kepada yang lain. Di dalam srt Yakobus ini dicontohkan seperti Ayub
yang belum ditolong oleh TUHAN, bahkan kelihatan semakin parah >>>
seluruh hartanya sudah habis, tubuhnya juga penuh dengan luka-luka.
Tetapi Ayub menunggu dengan sabar/menanti waktu dari TUHAN dan hanya
berharap dan berserah sepenuhnya kepada TUHAN dan ia tidak mengandalkan
kepada hal yang lain. Sedangkan Ayub ditunggu sampai ia mengaku bahwa
ia hanyalah debu tanah liat belaka.
Kalau sudah tanah liat, maka sudah tidak ada yang diharapkan bahkan
diinjak-injak orang, hanya Tangan Penjunan/Tangan TUHAN Yang mau memegang
tanah liat. Kita diijinkan menderita seperti Ayub yang rasanya belum
ditolong oleh TUHAN agar kita hanya berharap kepada TUHAN/kita memiliki
pengalaman pribadi dengan TUHAN dan ini yang diinginkan oleh TUHAN
bagaikan tanah liat yang berada di dalam Tangan TUHAN.
Sekarang kita akan membaca pengakuan Ayub >>> Ayub 42 : 5,
6,
5. Hanya dari kata orang saja aku mendengar tentang Engkau, tetapi sekarang
mataku sendiri memandang Engkau.
6. Oleh sebab itu aku mencabut perkataanku dan dengan menyesal aku duduk dalam
debu dan abu."
Ay 5 >>> lain kali kita hanya mendengar kesaksian dari orang bahwa
TUHAN itu begini, kuasa TUHAN itu begitu, tetapi sesungguhnya TUHAN juga menginginkan
kita mengalami pengalaman secara pribadi bersama TUHAN. Kita belum ditolong
oleh TUHAN supaya kita memiliki pengalaman secara pribadi bersama TUHAN, bukan
katanya orang.
Ay 6 >>> ini adalah orang yang hanya berharap kepada TUHAN, ia mengaku
bahwa ia hanyalah tanah liat belaka yang berada di dalam Tangan Penjunan.
Tanah liat itu, hanya diambil oleh Penjunan, sebab kalau bukan Penjunan, maka
tanah liat itu hanya diinjal-injak dan Penjunan kita adalah TUHAN.
Jika kita sudah merasa dan mengaku bahwa kita adalah tanah liat maka itu berarti
kita sudah berada di dalam Tangan Penjunan/Tangan Imam Besar. Kita ditunggu
oleh TUHAN supaya kita memiliki pengalaman secara pribadi dengan TUHAN bukan
hanya katanya orang.
Istilah menjadi tanah liat adalah:
- kita merasa tidak layak.
- tidak menuntut TUHAN, banyak kali kita menuntut supaya TUHAN segera menolong;
tetapi kalau kita merasa bahwa kita hanyalah tanah liat >>> saya
tidak layak untuk ditolong oleh TUHAN dan kalau saya ditolong, maka itu hanyalah
kemurahan TUHAN/belas kasih TUHAN Imam Besar.
- tidak mampu. Tanah liat itu tidak dapat berbuat apa-apa tetapi hanya untuk
diinjak-injak. Mengaku bahwa saya tidak dapat berbuat apa-apa. Dengan kepandaian
dllnya >>> saya tidak mampu. Itu sebabnya saya hanya bergantung pada
Tangan belas kasih TUHAN. Di saat itulah waktu pertolongan dari TUHAN tepat
pada waktunya.
Ibrani 4 : 16, Sebab itu marilah kita dengan penuh keberanian
menghampiri takhta kasih karunia, supaya kita menerima rahmat dan menemukan
kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya.
Kasih karunia = belas kasihan TUHAN.
Sabar menunggu waktu dari TUHAN, pasti pertolongan TUHAN tepat pada waktunya
kalau kita merasa bahwa kita adalah tanah liat, tidak layak dan tidak menuntut.
Banyak kali saya dan juga kita sekalian menuntut >>> ayo TUHAN tolong!
Tetapi kalau kita tanah liat:
- oh TUHAN saya tidak layak untuk ditolong, tetapi kalau TUHAN tolong, maka
itu adalah belas kasih TUHAN.
- Saya tidak mampu TUHAN >>> tidak ada yang dapat saya andalkan
kecuali belas kasih TUHAN/hanya berharap kepada belas kasih TUHAN. Dan di
situlah Imam Besar akan mengulurkan Tangan belas kasih dan menolong kita tepat
pada waktunya seperti Ayub yang pada akhirnya ia mendapatkan berkat dobel/pertolongan
secara dobel/pemulihan secara dobel dari TUHAN. Secara jasmani dipulihkan
dan juga secara rohani >>> tanah liat dipulihkan sampai menjadi ciptaan
yang semula/sempurna seperti TUHAN.
Korah turun ke dunia orang mati tetapi kita sebagai gereja yang benar, kalau
sudah diciptakan menjadi sempurna seperti Adam dan Hawa yang merupakan ciptaan
semula yang diciptakan sempurna/sama mulia, maka kita akan naik ke atas bertemu
dengan TUHAN selamanya. Ini berlawanan dengan Korah. Mari sekarang ini, saya
juga merindu memiliki pengalaman secara pribadi dengan TUHAN sekalipun kita
tanah liat tetapi kita berada di dalam Tangan TUHAN. TUHAN memberkati kita sekalian.
1