Simpang Borobudur no 27 Malang
0341-496949

Pdt. Jusak Widjaja Hendra - Cimanggis (Pagi)

Tema kita masih tetap dengan yang di Ciawi yaitu kita akan melanjutkan ktb Wahyu 21 : 5, Ia yang duduk di atas takhta itu berkata: “Lihatlah, Aku menjadikan segala sesuatu baru!” Dan firman-Nya: “Tuliskanlah, karena segala perkataan ini adalah tepat dan benar.”
Sebenarnya TUHAN sudah melakukan penciptaan di dalam ktb Kejadian yaitu menciptakan langit dan bumi beserta dengan isinya termasuk manusia di dalamnya.

Kita akan membaca ktb Kejadian 1 : 26a, Berfirmanlah Allah: “Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita,
Jadi manusia diciptakan menurut Gambar dan Teladan ALLAH dan manusia ini ditempatkan di taman Eden. Tetapi sayang, Adam dan Hawa sebagai ciptaan pertama itu berbuat dosa sehingga mereka menjadi telanjang/kehilangan kemuliaan ALLAH sehingga harus dibuang ke dalam dunia ini. Jadi sekali lagi saya katakan, sebenarnya dunia ini bukan merupakan tempat tinggal bagi manusia sebab manusia itu ditempatkan di taman Eden, tetapi kemudian menjadi tempat bagi manusia yang berdosa. Jadi, ada satu pesan bagi kita >>> jika kita diberkati di dunia ini, kita jangan terikat, sebab dunia ini bukan menjadi tempat bagi kita. Sebaliknya, jika TUHAN ijinkan kita menderita dan banyak menghadapi kesulitan, kita jangan berputus asa, sebab itu hanyalah sementara. Tempat bagi kita itu adalah di taman Eden.

Sejak Adam dan Hawa berbuat dosa, semua manusia di dunia ini sudah berbuat dosa >>> Roma 3 : 23, Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah,
Semua orang di dunia ini sudah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan ALLAH = kehilangan Gambar dan Teladan ALLAH = telanjang.

Salah satu bentuk dari manusia yang sudah telanjang/kehilangan Gambar dan Teladan ALLAH kita tinjau dari hati dengan membaca di dalam ktb

Kejadian 6 : 5, 6,
5. Ketika dilihat TUHAN, bahwa kejahatan manusia besar di bumi dan bahwa segala kecenderungan hatinya selalu membuahkan kejahatan semata-mata,
6. maka menyesallah TUHAN, bahwa Ia telah menjadikan manusia di bumi, dan hal itu memilukan hati-Nya.

Inilah salah satu bentuk/wujud dari manusia yang sudah kehilangan Gambar dan Teladan ALLAH yaitu hatinya cenderung jahat sehingga hidupnya menjadi rusak. >>> Kejadian 6 : 11, 12,
11. Adapun bumi itu telah rusak di hadapan Allah dan penuh dengan kekerasan.
12. Allah menilik bumi itu dan sungguhlah rusak benar, sebab semua manusia menjalankan hidup yang rusak di bumi.

Karena hatinya cenderung jahat, maka manusia menjalankan hidup yang rusak di bumi sehingga memilukan Hati TUHAN. Memang jika sudah kehilangan kemuliaan, maka tidak dapat memuliakan TUHAN, yang bisa hanyalah memilukan Hati TUHAN.

Ada tiga macam praktek dari hidup yang rusak yaitu:

  1. Nikahnya rusak, karena terjadinya kawin campur. Bagi kaum muda, perhatikan agar jangan ada kawin campur antara anak-anak ALLAH/orang-orang yang beriman dengan anak-anak manusia/orang-orang yang tidak beriman (ay 1& ay 2). Kawin campur ini, akan menghasilkan kawin cerai sampai nanti pada kawin mengawinkan >>> inilah nikah yang rusak/hidup yang rusak.
  2. Ibadahnya rusak, kita harus berhati-hati, sebab kalau kita beribadah dengan hati yang rusak, maka ibadahnya juga akan menjadi rusak. Nikah dan ibadah itu tidak dapat dipisahkan; di dalam alkitab terdapat banyak rahasia >>> saudara membaca mulai dari ktb Kejadian sampai dengan ktb Wahyu. Tetapi yang disebut dengan rahasia besar/rahasia agung hanya dua yaitu:
    • rahasia ibadah (2 Timotius).
    • rahasia nikah (Efesus).
    Itu sebabnya, mari bagi saudara-saudara/rekan hamba-hamba TUHAN termasuk saya untuk memperhatikan nikah, sebab kalau nikah kita rusak, kita melayani TUHAN tetapi dengan pelayanan yang rusak. Juga bagi anak-anak hamba-hamba TUHAN, mari! saya paling takut berbicara ini, sebab saya juga memiliki seorang anak. Dulu rencananya kalau TUHAN ijinkan, maka lebih baik saya tidak memiliki anak sebab saya melihat kenyataan banyak anak-anak dari hamba-hamba TUHAN yang tidak baik. Anak-anak demikian ini juga merusak pelayanan dari orang tua mereka. Itu sebabnya, anak-anak dari hamba-hamba TUHAN untuk memperhatikan dengan baik. Sebab kalau nikah rusak, maka ibadah juga akan menjadi rusak.
    Salah satu contoh dari ibadah yang rusak adalah di bawah kaki G.Sinai. Sementara Musa naik ke G. Sinai menerima dua loh batu, dan tabernakel yang sekarang ini berupa pengajaran Tabernakel dan Mempelai, mereka berada jauh dari pengajaran dan melaksanakan ibadah, ternyata mereka menyembah anak lembu emas. Inilah ibadah yang rusak karena mereka beribadah tetapi tanpa Firman. Sekalipun suka menyanyi, suka berkorban, kecuali satu, yaitu tidak menyukai Firman terutama Firman pengajaran yang adalah pengajaran Tabernakel dan pengajaran Mempelai.
    Keluaran 32 : 1, Ketika bangsa itu melihat, bahwa Musa mengundur-undurkan turun dari gunung itu, maka berkumpullah mereka mengerumuni Harun dan berkata kepadanya: "Mari, buatlah untuk kami allah, yang akan berjalan di depan kami sebab Musa ini, orang yang telah memimpin kami keluar dari tanah Mesir--kami tidak tahu apa yang telah terjadi dengan dia."
    Inilah kesalahan dari bangsa Israel yaitu mereka beribadah, tetapi mereka mengerumuni Harun. Di Ciawi di dalam injil Lukas 5 : 1 >>> mereka mengerumuni YESUS sebab ingin mendengarkan Firman >>> ini adalah ibadah yang benar. Pada suatu kali Yesus berdiri di pantai danau Genesaret, sedang orang banyak mengerumuni Dia hendak mendengarkan firman Allah. Jika ibadah yang benar yaitu mengerumuni YESUS sebagai Imam Besar dengan tujuan utama adalah hendak mendengarkan Firman/yang diutamakan di dalam ibadah adalah hendak mendengarkan Firman TUHAN = mengerumuni YESUS.
    Tetapi di dalam ktb Keluaran 32 >>> mereka mengerumuni Harun yang adalah gambaran dari manusia >>> ibadah hanya karena figur manusia >>> si A, si B, karena pendetanya masih sepupu saya, oleh sebab itu saya datang. Juga karena adanya figur artis yang hadir, juga karena mendapatkan uang dan juga mendapatkan kedudukkan >>> ini saja yang diutamakan, bukan Firman TUHAN yang diutamakan. Dan ibadah semacam ini adalah ibadah yang rusak, sekalipun mereka merasa hebat seperti pada waktu bangsa Israel menyembah anak lembu emas dengan mengatakan bahwa “inilah allah yang dahsyat yang mengeluarkan kita dari Mesir”. Kita harus berhati-hati, sebab sekarang ini banyak yang mengatakan ALLAH dahsyat >>> tetapi ada Firman TUHAN atau tidak? Kalau kita berkata ALLAH dahsyat, ALLAH hebat, ALLAH mujizat, tetapi kalau tidak ada Firman, maka itu adalah berhala, bukanlah ALLAH Yang sebenarnya.
    Mari! Jangan salah, tanpa Firman tetapi merasa hebat >>> Keluaran 32 : 4, Diterimanyalah itu dari tangan mereka, dibentuknya dengan pahat, dan dibuatnyalah dari padanya anak lembu tuangan. Kemudian berkatalah mereka: “Hai Israel, inilah Allahmu, yang telah menuntun engkau keluar dari tanah Mesir!”
    Di dalam ayat di atas ini tidak disebutkan ALLAH Yang dahsyat, tetapi sudah menuntun keluar dari Mesir, itu sudah dahsyat, sebab melintasi Laut Kolsom, ini sudah mujizat, tetapi tanpa Firman, maka itu adalah berhala/menyembah berhala/menyembah setan. Setan juga dapat membuat mujizat secara jasmani. Tetapi kalau Firman, dimulai dengan mujizat secara rohani yaitu mujizat keubahan hidup dari manusia daging menjadi manusia rohani dan ini tidak dapat ditiru/dipalsukan oleh setan.
    Kalau sakit menjadi sembuh, kita harus berhati-hati. Banyak yang bertanya kepada saya >>> oom, saya datang ke situ hanya diberi minum air putih, bukan dukun sebab kami disuruh berdoa “dalam nama YESUS” tetapi yang duduk di sebelah saya, mereka berdoa menurut agama masing-masing. Saya katakan, kalau begitu bukan TUHAN YESUS Yang ditampilkan tetapi lembu emas. Sebab kalau TUHAN YESUS Yang ditampilkan, maka siapapun yang datang, agama apapun yang datang >>> ‘dalam Nama YESUS sembuh’.
    Itu sebabnya kita harus berhati-hati, banyak yang berkata ‘ALLAH Yang Hebat’, tetapi kalau tanpa Firman, maka itu adalah penyembahan lembu emas/berhala sekalipun ada mujizat, sekalipun ada kejadian yang luar biasa. Semoga kita dapat mengerti.
    Inilah ibadah yang rusak, nikah yang rusak >>> penyembahan berhala. Kita harus berhati-hati, di mulai dari saya, kalau saya datang dan tidak membawa Firman, maka lebih baik saya tinggal dirumah, daripada kita menyembah berhala. Bagi saudara juga, kalau tidak ada Firman, lebih baik saudara berada di rumah >>> banyak berdoa dan membaca Firman, daripada saudara datang tetapi hanya untuk menyembah berhala. Semoga kita dapat mengerti.
    Selain merusak nikah dan merusak ibadah, maka ada satu lagi yaitu:
  3. Merusak diri sendiri, ini disebabkan kalau hati rusak, hati yang cenderung jahat ini/manusia yang kehilangan Gambar dan Teladan ALLAH >>>
    Amsal 6 : 32, Siapa melakukan zinah tidak berakal budi; orang yang berbuat demikian merusak diri.
    Merusak diri dengan melakukan dosa perzinahan/percabulan. Sesungguhnya manusia ini diciptakan menurut Gambar dan Teladan ALLAH tetapi setan merusak dan dimulai dengan hati yang dirusak dengan salah satu wujudnya adalah hati cenderung menjadi jahat sehingga hidupnya menjadi rusak. Apa yang dirusak? dimulai dari nikah yang rusak. Mari! bagi suami isteri perhatikan, mulai dari nikah menjadi rusak, ibadah juga menjadi rusak dan merusak diri sendiri. Maafkan kalau saya menjabarkan dosa merusak diri sendiri ini dengan dosa sex yang sekarang ini dimulai dari perselingkuhan antara seorang pria dengan seorang wanita yang bukan suami isteri yang sah. Dan ini dapat terjadi antara perjaka dengan perawan >>> masa pacaran sudah jatuh, bisa juga antara perjaka dengan isteri orang dan juga suami dengan isteri orang dan juga termasuk homo-sex dan lesbian. Ada juga pengakuan-pengakuan yaitu antara manusia dengan hewan dan juga sex pada diri sendiri. Inilah merusak diri dari hati yang cenderung jahat, hati yang rusak.

Hidup yang rusak ini, memilukan hati TUHAN, sehingga pada jaman Nuh, manusia harus dimurkai dan dihukum oleh TUHAN dengan air bah karena hatinya rusak. Di akhir jaman, akan kembali seperti jaman Nuh. Dulu di ktb Kejadian/permulaan jaman, sudah terjadi manusia memilukan Hati TUHAN dan harus dimurkai/harus dihukum dengan air bah dan hanya delapan orang yang selamat. Lukas 17 : 26, 27
26. Dan sama seperti terjadi pada zaman Nuh, demikian pulalah halnya kelak pada hari-hari Anak Manusia:
27. mereka makan dan minum, mereka kawin dan dikawinkan, sampai kepada hari Nuh masuk ke dalam bahtera, lalu datanglah air bah dan membinasakan mereka semua.

Di akhir jaman kembali lagi hati manusia menjadi rusak/hidup rusak seperti pada jaman Nuh sehingga masuk kepada puncaknya dosa yaitu dosa Babel/kawin mengawinkan sehingga nanti manusia akan dimurkai oleh TUHAN/dihukum oleh TUHAN dengan api dari langit (2 Petrus 3) yang akan menghukum manusia di dunia.
Manusia sudah diciptakan dengan baik menurut Gambar dan Teladan ALLAH tetapi sudah dirusak oleh setan/oleh dosa. Itu sebabnya tadi kita sudah membaca, mengapa di dalam ktb Wahyu, TUHAN berbicara lagi soal penciptaan, padahal itu sudah lewat sebab sudah terjadi di dalam ktb Kejadian. Tetapi karena manusia yang diciptakan itu sudah rusak sehingga harus dihukum/harus dimurkai, maka TUHAN berupaya menjadikan manusia menjadi baru >>> Wahyu 21: 5, Ia yang duduk di atas takhta itu berkata: “Lihatlah, Aku menjadikan segala sesuatu baru!” Dan firman-Nya: “Tuliskanlah, karena segala perkataan ini adalah tepat dan benar.”
TUHAN menciptakan langit dan bumi yang baru dan juga manusia yang baru. Apa yang dimaksud dengan manusia yang baru? manusia yang baru adalah manusia yang mau dikembalikan lewat kuasa penciptaan sehingga memiliki Gambar dan Teladan ALLAH.

Usaha TUHAN untuk mengembalikan manusia yang terutama hatinya sudah rusak sehingga nikahnya menjadi rusak, ibadahnya rusak dan juga dirinya rusak, sehingga kehilangan Gambar dan Teladan ALLAH disebut sebagai asuhan TUHAN. Di Ciawi sudah diterangkan bahwa orang yang sudah rusak itu janganlah diusir, sebab banyak kali pendeta hanya mau yang enak saja yaitu hanya mau orang yang berkelakuan baik dan juga hanya mau yang memberikan persepuluhan, sedangkan kalau yang nakal ditolak/diusir >>> kita jangan berbuat demikian. Sebab justru manusia yang rusak/hamba TUHAN yang rusak/jemaat yang rusak harus diasuh, sebab inilah cara TUHAN untuk mengembalikan manusia yang rusak kepada Gambar dan Teladan ALLAH.

Asuhan TUHAN itu kita pelajari di dalam injil Lukas 6 yang terbagi menjadi tujuh bagian. Di Ciawi sudah diterangkan sampai pada bagian yang kelima dan sekarang di Cimanggis ini bagian yang keenam dan ketujuh.
Bagian pertama, kedua dan ketiga >>> tubuh, jiwa dan roh kita diasuh oleh TUHAN untuk dikembalikan pada Gambar ALLAH Tri Tunggal.
Bagian keempat sampai bagian yang ketujuh >>> perbuatan, pikiran, hati dan perjalanan hidup diasuh oleh TUHAN untuk dikembalikan pada Teladan TUHAN. Jadi sudah cocok, manusia diasuh sebanyak tujuh >>> bagian satu, dua dan tiga >>> manusia diasuh untuk dikembalikan pada Gambar ALLAH, sedangkan bagian empat sampai pada bagian yang ketujuh, manusia dikembalikan pada Teladan ALLAH. Jadilah angka tujuh yang adalah angka sempurna/menjadi manusia sempurna seperti diciptakan waktu di dalam ktb Kejadian, dikembalikan ke taman Eden y.a.d, kerajaan seribu tahun dan dikembalikan ke dalam kerajaan surga.

Lukas 6 : 27 – 45, >>> hati diasuh oleh TUHAN,
27. “Tetapi kepada kamu, yang mendengarkan Aku, Aku berkata: Kasihilah musuhmu, berbuatlah baik kepada orang yang membenci kamu;
28. mintalah berkat bagi orang yang mengutuk kamu; berdoalah bagi orang yang mencaci kamu.
29. Barangsiapa menampar pipimu yang satu, berikanlah juga kepadanya pipimu yang lain, dan barangsiapa yang mengambil jubahmu, biarkan juga ia mengambil bajumu.
30 Berilah kepada setiap orang yang meminta kepadamu; dan janganlah meminta kembali kepada orang yang mengambil kepunyaanmu.
31. Dan sebagaimana kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah juga demikian kepada mereka.
32. Dan jikalau kamu mengasihi orang yang mengasihi kamu, apakah jasamu? Karena orang-orang berdosapun mengasihi juga orang-orang yang mengasihi mereka.
33. Sebab jikalau kamu berbuat baik kepada orang yang berbuat baik kepada kamu, apakah jasamu? Orang-orang berdosapun berbuat demikian.
34. Dan jikalau kamu meminjamkan sesuatu kepada orang, karena kamu berharap akan menerima sesuatu dari padanya, apakah jasamu? Orang-orang berdosapun meminjamkan kepada orang-orang berdosa, supaya mereka menerima kembali sama banyak.
35. Tetapi kamu, kasihilah musuhmu dan berbuatlah baik kepada mereka dan pinjamkan dengan tidak mengharapkan balasan, maka upahmu akan besar dan kamu akan menjadi anak-anak Allah Yang Mahatinggi, sebab Ia baik terhadap orang-orang yang tidak tahu berterima kasih dan terhadap orang-orang jahat.
36. Hendaklah kamu murah hati, sama seperti Bapamu adalah murah hati."
37. "Janganlah kamu menghakimi, maka kamupun tidak akan dihakimi. Dan janganlah kamu menghukum, maka kamupun tidak akan dihukum; ampunilah dan kamu akan diampuni.
38. Berilah dan kamu akan diberi: suatu takaran yang baik, yang dipadatkan, yang digoncang dan yang tumpah ke luar akan dicurahkan ke dalam ribaanmu. Sebab ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu."
39. Yesus mengatakan pula suatu perumpamaan kepada mereka: "Dapatkah orang buta menuntun orang buta? Bukankah keduanya akan jatuh ke dalam lobang?
40. Seorang murid tidak lebih dari pada gurunya, tetapi barangsiapa yang telah tamat pelajarannya akan sama dengan gurunya.
41. Mengapakah engkau melihat selumbar di dalam mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu sendiri tidak engkau ketahui?
42. Bagaimanakah engkau dapat berkata kepada saudaramu: Saudara, biarlah aku mengeluarkan selumbar yang ada di dalam matamu, padahal balok yang di dalam matamu tidak engkau lihat? Hai orang munafik, keluarkanlah dahulu balok dari matamu, maka engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar itu dari mata saudaramu."
43. "Karena tidak ada pohon yang baik yang menghasilkan buah yang tidak baik, dan juga tidak ada pohon yang tidak baik yang menghasilkan buah yang baik.
44. Sebab setiap pohon dikenal pada buahnya. Karena dari semak duri orang tidak memetik buah ara dan dari duri-duri tidak memetik buah anggur.
45. Orang yang baik mengeluarkan barang yang baik dari perbendaharaan hatinya yang baik dan orang yang jahat mengeluarkan barang yang jahat dari hatinya yang baik dan orang yang jahat mengeluarkan barang yang jahat dari perbendaharaannya yang jahat. Karena yang diucapkan mulutnya, meluap dari hatinya.”

Jadi TUHAN mengasuh hati kita dengan kasihNYA supaya hati kita meneladani Hati TUHAN. Semoga kita dapat mengerti.
Kalau hati kita sudah meneladani Hati TUHAN sebab sudah diasuh dengan kasih TUHAN, dibimbing sampai hati yang rusak ini sudah kembali menjadi seperti meneladani Hati TUHAN, apa prakteknya? Mungkin saudara ingin mengetahui apakah hati saudara masih rusak atau sudah meneladani Hati TUHAN?

Praktek dari hati yang sudah meneladani Hati TUHAN yaitu:

  1. Mengasihi sesama, berarti tidak ada lagi iri, dendam dll, jika masih ada kebencian dll, maka itu berarti hati masih rusak/belum seperti Hati TUHAN. Itu sebabnya kita jangan menunggu sampai hati itu menjadi benci, kita baru merasa tidak suka saja, harus segera diselesaikan sebab kalau tidak, maka perasaan itu akan menumpuk dan pada akhirnya akan menjadi kebencian, misalnya antara suami dan isteri, demikian juga antara sesama hamba TUHAN yang mulai berbicara tidak baik tentang sesamanya, ini adalah hati yang belum meneladani Hati TUHAN/hati yang rusak. Bisa saja, ada orang yang tidak tahu, tetapi kita sudah tidak suka terhadap dia bahkan jangan-jangan orang yang bersangkutan tidak kenal kepada kita. Saya baru mengalami, ada seseorang yang tidak saya kenal, beliau ini adalah seseorang yang selain kaya, ia juga adalah seorang yang pandai dan beliau ini berkata saya >>> pak Wijaya, saya meminta maaf; saya katakan bagaimana mungkin saya tidak mengenal bapak tetapi bapak meminta maaf kepada saya? beliau menjawab >>> mungkin pak Wijaya tidak mengetahui, tetapi saya bersalah, sebab saya sudah menghalangi isteri saya untuk mendengarkan Firman yang bapak sampaikan dengan taruhan nyawaku. Kemudian kami bersalaman dan saya berkata kepada beliau >>> bapak sembuh! Sebab beliau ini sakit dan sudah memeriksa dimana-mana, tetapi tidak ditemukan penyakitnya. Inilah rusaknya hati.
    Pengalaman ini bukan untuk membesar-besarkan saya, tetapi pengalaman ini dapat memberikan pandangan bahwa kita sudah tidak sadar dengan tidak menyukai pribadi seseorang sekalipun kita tidak kenal tetapi harus diselesaikan. Apalagi kalau kita saling kenal.
    Mengasihi sesama ini memiliki tingkatan dan dimulai di:
    • Lukas 6 : 32, Dan jikalau kamu mengasihi orang yang mengasihi kamu, apakah jasamu? Karena orang-orang berdosapun mengasihi juga orang-orang yang mengasihi mereka.
      Tingkatan yang paling rendah dari mengasihi sesama adalah yang mengasihi kita. Baik kepada orang yang baik kepada kita. Ini adalah tingkatan yang paling rendah, sebab orang berdosapun melakukan hal yang sama. Kalau di dalam injil Matius, pemungut cukaipun bisa melakukannya. Seringkali kita masih memilih-milih, sekalipun ini sudah baik tetapi masih rendah. Ini harus lebih ditingkatkan yaitu
    • Mengasihi sesama seperti diri sendiri, >>> Lukas 6 : 31, Dan sebagaimana kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah juga demikian kepada mereka.
      Kita harus memulai ini dari pribadi kita sendiri. Jika kita ingin orang berkata halus kepada kita, maka kita yang harus mulai terlebih dahulu berkata halus kepada orang lain. Apa yang ingin sesama perbuat kepada kita, apa yang sesama ingin katakan kepada kita, ingin sesama pikirkan tentang kita >>> mari! dimulai dari kita perbuat terlebih dahulu kepada mereka, kita katakan kepada mereka, dan kita pikirkan tentang mereka seperti yang kita kehendaki. Kita jangan merugikan/tidak ada tindakan yang merugikan sesama = mengasihi sesama seperti mengasihi diri sendiri sampai satu waktu, kita tidak memiliki hutang kepada sesama.
      Kita akan memperdalam tentang hati yang diasuh oleh TUHAN dengan membaca di dalam Roma 13 : 8, Janganlah kamu berhutang apa-apa kepada siapapun juga, tetapi hendaklah kamu saling mengasihi. Sebab barangsiapa mengasihi sesamanya manusia, ia sudah memenuhi hukum Taurat.
      Kita tidak akan menyukai orang yang memiliki hutang kepada kita dan akan selalu menagih hutang itu, begitu juga dengan kita yaitu mengasihi sesama seperti mengasihi diri sendiri sampai kita tidak memiliki hutang lagi = semua sudah beres dengan sesama. Itu sebabnya biarlah dihari-hari ini, kita jangan menambah hutang terutama hutang dosa.
      Tetapi juga hutang uang dlsbnya, harus kita bayar/lunasi. Untuk hamba TUHAN janganlah ia berhutang/membuat hutang; bagi sidang jemaat yang bekerja, berdagang >>> silahkan! Mungkin ada hutang piutang yang tidak saya mengerti, tetapi yang saya mengerti adalah seorang hamba TUHAN tidak boleh berhutang karena saya adalah seorang hamba TUHAN. Semoga kita dapat mengerti. Inilah mengasihi sesama seperti diri sendiri.
    • Mengasihi musuh, ini adalah tingkatan yang tertinggi. Mengasihi musuh itu paling sedikit diwujudkan adalah:
      • berdoa bagi mereka (Mat 5) tetapi bukanlah mendoakan hal yang tidak baik tetapi doakan untuk hal yang baik >>> TUHAN! ampunilah dia, semoga ia dipakai dan ini juga merupakan resep sebab saya juga pernah tidak menyukai seseorang dan saya mendoakannya >>> TUHAN! jika saya bersalah >>> ampunilah saya, tetapi kalau beliau yang salah >>> ampunilah beliau dan pakailah dia ini. Satu kali berdoa, saya pikir, enak sekali orang itu, sebab saya yang dimaki-maki, tetapi saya mendoakannya untuk dipakai oleh TUHAN. Kedua kali, saya masih berpikir seperti itu, tetapi lama kelamaan, saya mendapatkan kelegaan di dalam hati sebab semuanya sudah hilang. Inilah mengasihi musuh.
      • dapat membalas kejahatan dengan kebaikan. Jika kita sudah tidak memiliki musuh lagi, berarti sudah menjadi satu tubuh >>> mengasihi sesama dalam satu Tubuh Kristus.
  2. Lukas 6 : 37, “Janganlah kamu menghakimi, maka kamupun tidak akan dihakimi. Dan janganlah kamu menghukum, maka kamupun tidak akan dihukum; ampunilah dan kamu akan diampuni.
    Inilah hati yang berbelas kasihan yaitu hati yang tidak menghakimi sesama.
    Yakobus 2 : 13, Sebab penghakiman yang tak berbelas kasihan akan berlaku atas orang yang tidak berbelas kasihan. Tetapi belas kasihan akan menang atas penghakiman.
    Inilah hati yang meneladani Hati TUHAN yaitu hati yang berbelas kasihan yang tidak menghakimi orang lain. Orang berdosa itu hidupnya sudah berat, kalau kita hakimi, akan menjadi semakin berat. Itu sebabnya kita tidak boleh menghakimi atau menghukum orang berdosa, apalagi kalau orang itu tidak bersalah. Tetapi dengan hati yang berbelas kasihan kita harus mengampuni orang berdosa dan inilah asuhan TUHAN yang adalah sistim penggembalaan. Sistim asuhan TUHAN/sistim penggembalaan ini bukan berarti jika kita berbuat dosa, kita akan dielus-elus >>> tidak! Sebab diasuh/dibimbing itu lain dengan dielus-elus tetapi jangan dihakimi dan dihukum tetapi kita mengampuni supaya dia bisa dipakai lagi oleh TUHAN. Semoga kita dapat mengerti.
    Kalau kita menghakimi sesama, maka akibatnya:
    • kita juga akan dihakimi.
    • kita tidak dapat menghakimi diri sendiri. Jika kita terus menerus menghakimi sesama/melihat kesalahan sesama, maka kita tidak akan pernah dapat melihat kesalahan diri sendiri dan ini berarti kita tidak akan pernah dapat hidup benar dan suci sehingga akan dihakimi dan dihukum untuk selama-lamanya.
    Mari! pada saat ini, ada kesempatan untuk:
    • mendengarkan Firman pengajaran yang benar/Firman yang lebih tajam dari pedang bermata dua yang menunjukkan dosa-dosa yang tersembunyi >>> merupakan kesempatan untuk menghakimi diri sendiri. Dosa-dosa yang tersembunyi itu tidak diketahui oleh siapapun (oleh isteri, oleh suami, oleh anak, oleh sidang jemaat) tetapi Firman TUHAN tahu dan jika kita terkena Firman, biarlah kita menghakimi diri sendiri dengan mengaku dosa kepada TUHAN dan juga kepada sesama >>> melarikan diri ke salib sehingga ‘sudah selesai’ dan kita tidak akan dihakimi dan dihukum. Jadi menghakimi diri sendiri yang paling enak, seperti di dalam srt Petrus >>> penghakiman di dalam rumah TUHAN.
    • lewat perjamuan suci >>> menguji diri sendiri yang di dalam 1 Korintus 2, disaat-saat perjamuan suci, dengan Firman pengajaran, kita terkena Firman, kemudian kita mau mengambil perjamuan suci, kita menguji diri sendiri, kalau ada kesalahan >>> harus diselesaikan. Kesempatan siang hari ini yaitu lewat Firman dan perjamuan suci inilah yang dapat membuat kita menghakimi diri sendiri supaya kita tidak dihakimi dan tidak dihukum. Inilah hati yang diasuh oleh TUHAN yaitu hati yang berbelas kasihan/ hati yang dapat mengasihi sesama yang mengasihi kita, mengasihi sesama seperti diri sendiri dan juga sampai mengasihi musuh. Dan juga hati yang berbelas kasihan itu adalah hati yang tidak menghakimi, tetapi mengampuni. Mengampuni ini bukan berarti kita setuju dengan dosa yang diperbuat, tetapi harus diasuh lagi sampai ia mengaku dan dosanya diselesaikan/dapat pulih dan dapat dipakai oleh TUHAN kembali. Semoga kita dapat mengerti.
  3. Lukas 6 : 38, Berilah dan kamu akan diberi: suatu takaran yang baik, yang dipadatkan, yang digoncang dan yang tumpah ke luar akan dicurahkan ke dalam ribaanmu. Sebab ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu."
    Hati yang suka memberi/tidak kikir, inilah hati yang sudah diauh oleh TUHAN. Sebab hati manusia yang sudah rusak dan cenderung jahat, sehingga nikahnya rusak, ibadahnya rusak dan merusak dirinya sendiri, tetapi TUHAN katakan: ‘Lihat, Aku menciptakan segala sesuatu menjadi baru’. TUHAN mau menciptakan hati yang rusak lewat asuhan sehingga menjadi hati yang meneladani TUHAN.
    Apa prakteknya? Yaitu:
    • hati yang penuh kasih >>> mengasihi sesama.
    • hati yang penuh dengan belas kasihan >>> tidak menghakimi, tidak menghukum tetapi mengampuni dan juga banyak menghakimi diri sendiri.
    • hati yang suka memberi. Hati yang suka memberi ini terutama suka memberi guna pelayanan pembentukkan Tubuh Kristus. Juga memberi kepada sesama anggauta Tubuh Kristus yang membutuhkan >>> Matius 25. Sementara TUHAN menggerakkan hati kita lewat Firman untuk memberi kepada sesama yang membutuhkan/kita tahu ada sesama yang membutuhkan tetapi kita tidak mau memberi, maka hal itu akan dituntut oleh TUHAN.
    Matius 25 : 45, 46,
    45. Maka Ia akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang tidak kamu lakukan untuk salah seorang dari yang paling hina ini, kamu tidak melakukannya juga untuk Aku.
    46. Dan mereka ini akan masuk ke tempat siksaan yang kekal, tetapi orang benar ke dalam hidup yang kekal."

    Apa yang tidak kita lakukan sementara Firman sudah menggerakkan, maka hukumannya itu sama yaitu hukuman maut/neraka. Inilah hati yang suka memberi terutama memberi untuk pelayanan pembangunan Tubuh Kristus yaitu di mulai dengan memperhatikan sesama anggauta tubuh yang berada di dalam kekurangan dan ini merupakan suatu ibadah. Memberi untuk pembangunan Tubuh Kristus ini berlainan dengan pemberian sosial; kalau di dunia ini sosial, sedangkan gereja itu bukan sosial tetapi ibadah. Kalau gereja itu memberi dengan sistim sosial, maka akan berbahaya sebab menjadi seperti Yudas >>> menerima dari seseorang sepuluh, tetapi di dalam buku ditulis menerima sebanyak delapan; kemudian memberi tiga, tetapi di dalam buku dicatat, memberi sebanyak lima >>> inilah cara kerja sosial. Tetapi kalau memberi itu merupakan ibadah, maka kita memiliki rasa takut kepada TUHAN. Di dalam srt Yakobus ditulis untuk mengunjungi para janda dan anak-anak yatim piatu merupakan ibadah yang murni. Juga memberikan persepuluhan dan persembahan khusus, ini juga untuk pembangunan Tubuh Kristus. Dan juga memberi di dalam kegiatan ibadah-ibadah persekutuan yang mengarah kepada pembangunan Tubuh Kristus >>> memberikan/mengorbankan waktu, pikiran, tenaga, uang dllnya. Hanya satu yang tidak boleh dikorbankan yaitu Firman pengajaran yang benar. Jadi, di dalam kegiatan pembangunan Tubuh itu, kita harus melihat Pokok >>> ‘Akulah Pokok Anggur Yang Benar’. Sebab kalau persekutuan itu tanpa Pokok, yang penting kita kumpul-kumpul sesama hamba-hamba TUHAN, maka carang-carang itu hendak diletakkan di mana? Kalau yang penting itu berkumpul, maka lebih baik ikuti acara arisan saja sebab ini tidak mengarah kepada pembangunan Tubuh. Itu sebabnya kalau hendak bersekutu, maka Pokok harus jelas, karena akan mengarah kepada pembangunan Tubuh Kristus. Semoga kita dapat mengerti.

Kalau diurut, maka:

  1. Teladan Hati dari ALLAH Bapa yaitu Hati yang penuh Kasih.
  2. Teladan dari Hati yang penuh dengan belas kasihan yaitu Hati dari YESUS Anak ALLAH/mengampuni.
  3. Teladan dari Hati yang suka memberi yaitu Hati dari Roh Kudus.

Hati kita dikembalikan kepada Teladan dari ALLAH Tri Tunggal seperti yang semula diciptakan.
Kalau kita memberi >>> berilah untuk pembangunan Tubuh Kristus, maka kamu akan diberi, diberi apa? Roh Kudus memberikan karunia-karunia yang merupakan kemampuan ajaib dari Roh Kudus agar kita dapat melayani TUHAN.

Itu sebabnya haruslah jelas. Bagi sidang jemaat harus memperhatikan! Kalau saudara tergembala di suatu gereja dan saudara sudah giat memberi, maka juga harus ada imbangannya yaitu karunia-karunia itu harus semakin jelas. Contoh: kalau saudara melayani di bidang menyanyi, maka pemakaian saudara di bidang menyanyi akan semakin jelas dipakai oleh TUHAN. Demikian juga jika saudara bermain musik, maka pemakaian saudara itu akan semakin jelas.

Juga bagi rekan-rekan hamba TUHAN, jika saudara mau berfellow-ship, maka harus jelas >>> saya sudah berfellow-ship ke sana ke mari, tetapi apakah benar karuniaku sebagai seorang gembala itu semakin bertambah? Tetapi jika kita berfellow-ship tetapi karunia sebagai gembala tidak bertambah/tetap kering, untuk apa kita berfellow-ship? Kalau kita berfellow-ship agar supaya mendapatkan uang untuk perluasan gereja >>> ok! Tetapi di mana karunia-karunianya? Sidang jemaat semakin berkurang, sebab karunia dari gembala tidaklah jelas. Tetapi kalau ibadah persekutuan semacam ini di dasari dengan Firman pengajaran yang benar, maka kita jangan ragu untuk mengorbankan apapun juga, kecuali Firman pengajaran yang benar ini tidak boleh dikorbankan. Berilah! Maka kamu juga akan diberi.
Bukan dalam bentuk uang terlebih dahulu, tetapi dalam bentuk karunia-karunia Roh Kudus.

Alm.bpk.pdt v Gessel mengatakan >>> di dalam ibadah persekutuan Tubuh Kristus yang di dasarkan Firman pengajaran yang benar, merupakan tempat persemaian yang subur bagi benih-benih karunia-karunia Roh Kudus.
Itu sebabnya bagi rekan-rekan hamba TUHAN, saudara harus memilih salah satu >>> yang jasmani atau yang rohani? sebab TUHAN paling/sangat membenci percampuran antara rohani dan yang jasmani. Kalau saudara memilih hal yang bersifatkan jasmani, maka rohani saudara akan menjadi kering sehingga karunia-karuniamu akan diambil >>> ‘apa yang ada padanya, akan diambil’ . Tetapi kalau saudara mengorbankan hal yang jasmani, maka saudara akan mendapatkan hal yang rohani.

Kalau hamba-hamba TUHAN/anak-anak TUHAN mengorbankan hal yang rohani/Firman pengajaran yang benar untuk mendapatkan hal yang jasmani = cabul seperti Esau. Ia akan meraung-raung sebab ia kehilangan hal yang rohani >>> jubah Esau diambil oleh Yakub dan itu adalah karunia-karunia Roh Kudus. Ini adalah hal yang sangat serius dan ini dimulai dari saya terlebih dahulu, untuk bersungguh-sungguh jika mau masuk gereja/mengikuti ibadah persekutuan >>> kita harus memberi, (kecuali Firman pengajaran tidak boleh dikorbankan) kita harus benar-benar melihat, sebab di sana karunia-karunia Roh Kudus itu sedang ditambahkan.

Di mulai dari isteri kita sebagai tolok ukur yang paling bagus. Sebab sementara kita berkhotbah, isteri mengantuk/berada di luar, apa jadinya? Ini merupakan tanda tanya, kita jangan menyalahkan isteri tetapi kita bertanya >>> bagaimana dengan karunia-karunia kita? apakah sudah merosot, karena sang isteri sudah merasa bosan sebab yang dikhotbahkan hanya itu-itu saja, sampaipun bercandanya juga selalu hal yang sama. Itu sebabnya perhatikan karunia, sebab karunia ini tidak dapat dipelajari dimanapun. Sebab karunia ini hanya merupakan pemberian. Kalau hati suka memberi, maka karunia pasti akan datang >>> lebih berbahagia memberi daripada menerima dan ini adalah hamba TUHAN yang maju dan juga sidang jemaat yang maju dan karunia Roh Kudus akan dicurahkan kepada kita. Semoga kita dapat mengerti.

Inilah hati yang diasuh >>> dari hati/hidup rusak yang ditandai dengan nikah yang rusak, ibadah yang rusak dan merusak diri sendiri menjadi Hati seperti Bapa yaitu hati yang penuh kasih. Kemudian Hati seperti Anak ALLAH yaitu hati yang penuh belas kasihan >>> tidak menghakimi tetapi mengampuni, dan juga Hati seperti ALLAH Roh Kudus, adalah hati yang suka memberi. Kita kembali kepada Teladan ALLAH Tri Tunggal.

Hati ini dapat dilihat dari mulut >>> orang yang hatinya sudah diasuh atau tidak, bisa dilihat dari mulut. Orang yang berhati baik/ bermoral baik/sudah memiliki Teladan TUHAN itu dapat dilihat dari perkataannya, sebab buah-buah dari hati adalah perkataannya.

Lukas 6 : 43 – 45,
43. “Karena tidak ada pohon yang baik yang menghasilkan buah yang tidak baik, dan juga tidak ada pohon yang tidak baik yang menghasilkan buah yang baik.
44. Sebab setiap pohon dikenal pada buahnya. Karena dari semak duri orang tidak memetik buah ara dan dari duri-duri tidak memetik buah anggur.
45. Orang yang baik mengeluarkan barang yang baik dari perbendaharaan hatinya yang baik dan orang yang jahat mengeluarkan barang yang jahat dari perbendaharaannya yang jahat. Karena yang diucapkan mulutnya, meluap dari hatinya.”

Kalau hati diasuh oleh TUHAN, dan kembali kepada Teladan ALLAH, maka akan menghasilkan perkataan yang baik/yang manis. Itu sebabnya bagi rekan-rekan hamba TUHAN, kita berjanji kepada sidang jemaat, kita harus berhati-hati dengan perkataan kita, sebab sidang jemaat akan melihat apakah benar atau tidak perkataan-perkataan kita itu. Sebab kalau perkataan kita tidak benar, maka sidang jemaat itu akan mulai ragu-ragu sebab hati dari hamba TUHAN sudah tidak sesuai lagi dengan perkataannya. Semoga kita dapat mengerti.

Itu sebabnya, mari! kita menghasilkan air anggur yang manis/perkataan yang manis, kita jangan menghasilkan duri-duri dan ini yang dilihat oleh Mempelai Pria Surga. Salah satu yang dimiliki oleh Mempelai Wanita, salah satunya adalah bibirnya dan ini menjadi salah satu pujian dari Mempelai Pria kepada Mempelai Wanita yaitu kalau perkataannya manis.
Kidung Agung 7 : 9, Kata-katamu manis bagaikan anggur!” Ya, anggur itu mengalir kepada kekasihku dengan tak putus-putusnya, melimpah ke bibir orang-orang yang sedang tidur!
Sekarang ini, hati kita mau diasuh oleh TUHAN, dan jika hati mau diasuh, kita kembali kepada Teladan ALLAH Tri Tunggal, maka dapat dipastikan akan ada perkataan yang manis bagaikan air anggur yang manis.

Kalau perkataan kita baik, manis bagaikan air anggur yang manis, maka akan mengalir pada dua tempat yaitu:

  • mengalir kepada sesama >>> menjadi berkat bagi sesama dan juga membangun Tubuh Kristus (Ef 4). Membangun Tubuh Kristus itu bukan hanya berkhotbah, tetapi juga melalui perkataan sehari-hari. Di dalam rumah tangga, perkataan kita ini membangun atau meruntuhkan? Terutama di dalam ibadah persekutuan semacam ini, si pembicara harus bersungguh-sungguh di dalam pemberitaan Firman agar jangan menyalahkan orang atau mengutuk orang sebab hal ini yang akan meruntuhkan. Saya selalu berdoa kepada TUHAN, dimana saja saya memberitakan Firman, agar TUHAN mengurapi saya di dalam memberitakan Firman dengan sungguh-sungguh, dengan baik, dengan benar dan murni sesuai dengan kehendak TUHAN dan juga dengan kasih sayang, sebab kadang-kadang, emosi ini dapat muncul. Supaya yang mendengarkan pemberitaan Firman itu, mereka bagaikan minum air anggur yang manis. Juga di dalam rumah tangga >>> suami mengeluarkan perkataan yang manis kepada isteri, sebab hal itu membangun/menggairahkan. Orang kalau sudah merasa lesu, kemudian ia minum air anggur, maka ia akan menjadi bersemangat/bergairah kembali.
    Demikian juga dengan kita, kita mungkin datang dari desa dengan perasaan yang berat, tetapi begitu kita mendengarkan air anggur yang manis, maka kita akan kembali bergairah/terbangun kembali. Ini maksud dari kedatangan kita ini, bukan hanya berkumpul saja, tetapi kita benar-benar digairahkan. Semoga kita dapat mengerti.
    Efesus 4 : 29, Janganlah ada perkataan kotor keluar dari mulutmu, tetapi pakailah perkataan yang baik untuk membangun, di mana perlu, supaya mereka yang mendengarnya, beroleh kasih karunia.
    Perkataan yang baik/yang manis, mengalir kepada sesama untuk menjadi:
    • berkat bagi sesama.
    • membangunkan kerohanian sesama, inilah pembangunan Tubuh Kristus.
      Tetapi kalau kita berbicara kepada seseorang yang datang ke gereja dengan semangat, kemudian kita berkata bahwa gembala itu begini dan begitu, maka orang itu akan menjadi loyo >>> hal ini tidaklah benar sebab akan merusak Tubuh Kristus. Juga kepada sesama hamba TUHAN yang hadir di ibadah persekutuan/fellow-ship ini, kita harus menjaga supaya tidak merusak Tubuh Kristus, sebab itu adalah perkataan yang bagaikan duri-duri, menusuk/menyakiti Tubuh Kristus.
    Juga di dalam rumah tangga >>> mari! suami berkata-kata yang membangun kerohanian isteri, juga setiap anak berkata-kata yang membangun/menggairahkan orang, sebab kalau anak-anak berkata yang baik, maka orang tua akan tergairah. Dan ini berarti sudah masuk ke dalam kegerakkan pembangunan Tubuh Kristus.
  • mengalir kepada orang yang sedang tidur >>> Kidung Agung 7 : 9,
    Kata-katamu manis bagaikan anggur!" Ya, anggur itu mengalir kepada kekasihku dengan tak putus-putusnya, melimpah ke bibir orang-orang yang sedang tidur!
    Jadi aliran air anggur/perkataan yang manis selain mengalir kepada sesama/menjadi berkat kepada sesama/membangunkan/menggairahkan sesama di dalam kerohanian = pembangunan Tubuh Kristus, tetapi juga mengalir kepada bibir orang yang sedang tidur.
    Siapa yang sedang tidur ini? orang yang sedang tidur ini adalah TUHAN YESUS Yang sedang tidur di kapal kehidupan kita. Kalau YESUS terus tertidur, maka kapal akan tenggelam. Itu sebabnya YESUS juga harus digairahkan. Bagi yang sudah bertahun-tahun berdoa, tetapi doa belum dijawab, itu disebabkan karena YESUS tidur. Perkataan kita bukanlah perkataan air anggur yang manis melainkan duri, mungkin juga mengandung minyak tanah sehingga tidak dapat bangun bahkan menjadi pingsan. Itu sebabnya kita jangan menyalahkan TUHAN kalau doa kita belum dijawab berarti YESUS masih tidur karena belum tergairah. Jangankan YESUS, isteri saja masih mengeluh tentang suaminya >>> sudah menjadi seorang gembala tetapi perkataannya masih kasar. Itu sebabnya kita harus bersungguh-sungguh, terlebih dahulu menggairahkan sesama, maka akan ada harapan untuk menggairahkan YESUS Yang tidur. Hati diasuh untuk menghasilkan perkataan yang manis/air anggur yang manis sehingga terlebih dahulu menggairahkan sesama Tubuh Kristus, maka pasti akan menggairahkan Kepala. Kalau tubuh digairahkan, tidaklah mungkin Kepala tidur kalau tubuh itu bergerak-gerak >>> tidak bisa! Kalau tubuh sudah tergairah, maka Kepala sudah terlebih dahulu bergairah.
    Matius 8 : 23 – 26,
    23. Lalu Yesus naik ke dalam perahu dan murid-murid-Nyapun mengikuti-Nya.
    24. Sekonyong-konyong mengamuklah ngina ngin di danau itu, sehingga perahu itu ditimbus gelombang, tetapi Yesus tidur.
    25. Maka datanglah murid-murid-Nya membangunkan Dia, katanya: “Tuhan, tolonglah, kita binasa.”
    26. Ia berkata kepada mereka: “Mengapa kamu takut, kamu yang kurang percaya?” Lalu bangunlah Yesus menghardik ngina dan danau itu, maka danau itu menjadi teduh sekali.

    Ay 24 >>> YESUS tidur, sehingga perlu dibangunkan dengan perkataan yang manis.
    Perahu kehidupan kita sedang menuju ke pelabuhan damai sejahtera. Kita ke seberang >>> kembali ke taman Eden/kerajaan seribu tahun sampai ke dalam kerajaan surga yang kekal. Kita sekarang ini menyeberang, tetapi kita menghadapi angin ribut dan gelombang yang datang dengan tiba-tiba/sekonyong-konyong.
    Sekonyong-konyong:
    • dalam waktu yang tidak dapat diprediksikan.
    • dalam waktu yang tidak dapat di duga.

Saya katakan kepada sidang jemaat, seandainya saya dapat menduga kapan saudara akan menghadapi pencobaan, maka akan sangat mudah saya katakan, tetapi tidak bisa. Demikian juga dengan suami isteri yang sudah menikah selama empatpuluh tahun dan harmonis, tiba-tiba mereka bercerai. Perusahaan yang sangat maju, tiba-tiba bangkrut. Dalam pelayanan di ladang TUHAN >>> jemaat sangat banyak >>> puji TUHAN! tiba-tiba semuanya habis. Sekonyong-konyong angin dan gelombang dapat menghantam dan menenggelamkan perahu kehidupan kita, perahu nikah nikah, perahu ekonomi kita, perahu pelayanan kita, perahu kesehatan kita dlsbnya. Yang menentukan tenggelam atau tidaknya perahu kita itu bukan besar kecilnya gelombang tetapi ada atau tidaknya TUHAN YESUS di dalam perahu itu. Selama TUHAN YESUS berada di dalam perahu, perahu itu tidak mungkin tenggelam. Itu sebabnya kita harus setia dan sungguh-sungguh di dalam pelayanan, sebab begitu kita tidak setia, maka itu berarti YESUS sudah keluar dari perahu. Jika angin datang (tidak perlu angin yang besar) dapat menenggelamkan kapal itu. Semoga kita dapat mengerti.

Tetapi masih ada masalah sebab sekalipun YESUS berada di dalam perahu, tetapi IA sedang tidur. Sementara perahu sedang diombang-ambingkan oleh angin dan gelombang, YESUS sedang tidur di dalam perahu.

Apa artinya YESUS sedang tidur? Artinya:

  1. YESUS harus menjadi Teladan bagi kita. Di tengah gelombang YESUS tidak panik. Jadi tidur itu berarti Teladan untuk ketenangan iman di saat kita sedang menghadapi pencobaan. Sebab jika perahu yang diombang-ambingkan angin dan gelombang, kemudian kita menjadi panik, maka perahu akan cepat tenggelam. Dan untuk itu, YESUS memberi contoh.
  2. orang yang tidur, tentunya tidak dapat menolong. Di sini kalau YESUS tidur, itu bukan berarti IA acuh tak acuh kepada kita/bukan berarti IA pasif tetapi IA sedang sibuk bukan untuk menolong, tetapi Ia sedang sibuk mengasuh hati kita untuk menjadi seperti Hati YESUS. Untuk apa ditolong kalau hati tetap jahat, sebab nanti akan mati bahkan binasa. Itu sebabnya TUHAN menginginkan kedua-duanya yaitu diasuh terlebih dahulu, pasti akan ditolong >>> mendapatkan kedua-duanya yaitu mendapatkan Hati seperti TUHAN dan juga mendapatkan pertolongan dari TUHAN. Inilah maksud dari TUHAN yang sedang mengasuh hati kita, itu sebabnya kita jangan berputus asa sebab TUHAN sedang memperbaiki/menciptakan kita kembali. Sangatlah salah jika pencobaan semakin hebat, YESUS tidak menolong, kemudian kita pergi tidak mau beribadah lagi sebab hendak menyelesaikan pencobaan itu terlebih dahulu. Jika mengalami pencobaan, maka kita harus lebih meningkatkan ibadah dengan banyak mendengarkan Firman TUHAN agar di asuh oleh TUHAN. Jika waktu pengasuhan TUHAN itu selesai, maka pencobaan itu juga pasti akan selesai. Semoga kita dapat mengerti.
  3. mati untuk menghadapi angin dan gelombang, sebab ini bukanlah angin dan gelombang biasa tetapi angin dan pencobaan yang dilancarkan oleh setan untuk menggugurkan iman dan membinasakan kita. Dan untuk menghadapi setan, maka YESUS harus mati di kayu salib. Ibrani 2 : 14, Karena anak-anak itu adalah anak-anak dari darah dan daging, maka Ia juga menjadi sama dengan mereka dan mendapat bagian dalam keadaan mereka, supaya oleh kematian-Nya Ia memusnahkan dia, yaitu Iblis, yang berkuasa atas maut;
    Memusnahkan dia >>> iblis yang membuat angin ribut dan gelombang besar yang menghantam perahu. YESUS mati untuk mengalahkan setan yang berkuasa atas angin ribut dan gelombang yang akan menenggelamkan perahu kehidupan kita supaya tidak mencapai firdaus kembali dan juga tidak mencapai surga. Inilah upaya TUHAN untuk menolong kita yaitu YESUS tidur.

Sekarang bagaimana sikap kita? kalau orang mau ditolong, maka sikap dari keduabelah pihak harus sama. Misalnya: ada orang yang akan jatuh ke dalam jurang, kemudian ada orang yang mau menolong dengan mengulurkan tangannya agar dipegang oleh orang yang jatuh, tetapi ia menolak untuk dipegang, maka orang itu tidak akan dapat tertolong dan orang yang akan menolong akan pergi. TUHAN sudah siap untuk menolong, sekarang bagaimana sikap kita?

Di dalam ay 26 >>> Ia berkata kepada mereka: “Mengapa kamu takut, kamu yang kurang percaya?” Lalu bangunlah Yesus menghardik esame dan danau itu, maka danau itu menjadi teduh sekali.
Saudara membandingkan dengan Markus 4 sebab di dalam injil Matius ini tidak ditulis, tetapi di dalam injil Markus 4, TUHAN berkata ‘diam dan tenang’. Sikap kita adalah diam dan tenang dan ini meneladani TUHAN. Kalau kita panik/berlari-lari di dalam kapal yang hampir tenggelam, maka sudah dapat dipastikan kita akan mati. YESUS tidur, kita diam dan tenang.

Apa yang dimaksud dengan diam dan tenang?
Yesaya 30 : 15, Sebab beginilah firman Tuhan ALLAH, Yang Mahakudus, Allah Israel: “Dengan bertobat dan tinggal diam kamu akan diselamatkan, dalam tinggal tenang dan percaya terletak kekuatanmu.” Tetapi kamu enggan,
Diam = memeriksa diri/introspeksi diri dan kalau ada kesalahan harus diakui kepada TUHAN dan kepada esame, jika diampuni, jangan berbuat lagi = bertobat. Kesalahan kita adalah, sementara perahu akan tenggelam, kita saling menyalahkan >>> suami menyalahkan isteri dan juga sebaliknya >>> ini bagaikan kita lari ke sana dan kemari.Tindakan kita haruslah berdiam diri/diam. Periksa diri, jangan menghakimi orang. Kalau masih ada dosa, maka TUHAN tidak dapat berbuat apa-apa, sebab dosa merupakan pemisah antara kita dengan TUHAN.

Tenang = dengan tinggal tenang dan percaya terletak kekuatanmu. Jadilah tenang >>> 1 Petrus 4 : 7, Kesudahan segala sesuatu sudah dekat. Karena itu kuasailah dirimu dan jadilah tenang, supaya kamu dapat berdoa.
Kesudahan segala sesuatu itu dapat :

  • menunjuk pada kedatangan TUHAN.
  • selesainya segala masalah.

Jadi, jika kita ingin menyelesaikan masalah, maka kita harus menjadi tenang. Kalau tadi diam itu kita memeriksa diri dan tenang itu untuk menguasai diri.

Menguasai diri itu apa yang harus dikuasai? Diri ini selalu berharap kepada orang lain. Kalau di kapal yang akan tenggelam, kita tidak diam >>> salah mama, salah papa, salah anak, salah jemaat karena jemaat memberontak, maka kapal itu akan cepat tenggelam. Kalau tidak tenang/menguasai diri maka kita akan selalu berharap kepada orang lain; dan ini seringkali lebih susah sebab kalau berharap pada orang lain dan kapal itu akan tenggelam, maka kita akan lari sini, lari sana. Maafkan kalau saya menyampaikan ini, sebab jangan-jangan kami para hamba-hamba TUHAN berfellow-ship tetapi hanya sebagai topeng untuk berharap kepada orang lain dan ini merupakan hal yang benar-benar celaka sebab bukannya tertolong, tetapi sebentar lagi akan tenggelam. Saya tidak berani berkata keras-keras, sebab nomor satu perkataan ini ditujukan kepada diriku terlebih dahulu. Banyak tempat yang harus saya kunjungi, di Medan di dalam satu tahun sebanyak empat kali, kemudian Ciawi meminta lagi, dan juga dimana-mana tempat. Kalau saya datang untuk berharap sesuatu kepada orang lain, maka Wijaya adalah orang yang paling celaka. Kita harus tenang/menguasai diri, percaya dan mempercayakan diri serta berserah kepada TUHAN. Kemudian diam/bertobat >>> jemaat merosot, saya yang salah. Dan juga tenang >>> tidak berharap kepada orang lain >>> percaya dan mempercayakan diri kepada TUHAN, barulah kita dapat berdoa/’supaya kamu dapat berdoa’. Doa inilah yang menggairahkan TUHAN.

Doa yang menggairahkan TUHAN itu adalah:

  • doa yang disertai dengan bertobat/diam.
  • doa yang disertai dengan ketenangan/tidak berharap kepada orang lain tetapi hanya berharap kepada TUHAN.
  • doa yang disertai dengan iman/percaya kepada YESUS >>> mengapa kamu bimbang?
  • doa yang disertai dengan menyerukan Nama YESUS >>> TUHAN! tolonglah kami.

Seandainya waktu Petrus mau tenggelam dan ia memilih sebelas murid/kawan-kawannya, maka ia akan tenggelam dan habis tetapi karena ia berseru Nama YESUS, maka ia tertolong. Inilah doa yang menggairahkan YESUS = perkataan manis/air anggur yang mengalir ke bibir orang yang tidur. YESUS Yang tidur >>> bangun! Lalu berteriak >>> ‘diam, tenang! BibirNYA terbuka karena terkena air anggur sehingga semuanya menjadi selesai.

Saya tidak menggurui, tetapi mungkin kita sudah berdoa dengan gaya apa saja dan juga berpuasa, tetapi YESUS masih tidur sebab belum ada air anggur yang mengalir kepada sesama terlebih dahulu baru kemudian air anggur yang mengalir ke Bibir YESUS yaitu doa yang disertai dengan diam/bertobat, jangan mengusik orang lain. Kemudian tenang/jangan berharap kepada siapapun juga tetapi hanya berharap kepada TUHAN. Di lanjutkan dengan iman/jangan bimbang, sebab kalau orang bimbang itu tidak mendapatkan apa-apa. Dan serukan Nama YESUS, Nama Yang berkuasa.

Yang berada di dalam perahu itu semuanya adalah orang laki-laki/kaum pria >>> kaum pria ditunggu oleh TUHAN untuk mengeluarkan kata-kata yang manis. Sebab kaum pria/terlebih para gembala/suami pada umumnya tidak pernah diam dan tenang. Bahkan jika isteri mengatakan bahwa sudah tidak ada beras lagi, maka suami mengatakan untuk tenang saja nanti akan ia carikan kesana sini. Bukan ini yang dimaksud dengan tenang, sebab tenang yang sesungguhnya itu berarti tidak mengharapkan orang lain. Itu sebabnya kaum pria ini seringkali bersalah karena menggunakan kekuatan, sedangkan kaum wanita tidak dapat berbuat seperti itu.
Selain tidak dapat tenang dan diam, maka kaum pria ini banyak yang suka bimbang. Saya juga pernah tidak dapat tidur karena stress, tetapi sekarang ini kaum pria yang terlebih dahulu ditunggu sebab hatinya harus terlebih dahulu dilembutkan/diraba dan mulut mengeluarkan perkataan yang manis >>> pasti YESUS bangun dan dengan kuasa kebangkitan IA menghardik angin dan gelombang. Kuasa kebangkitan ini adalah kuasa untuk menghapus segala kemustahilan yang ada di tengah kita kalau hati dan mulut kita ini mau diraba oleh TUHAN.

TUHAN memberkati.

1



Versi Cetak

Transkrip
  • Ibadah Doa Surabaya, 04 Februari 2009 (Rabu Sore)
    ... kuasa kemuliaan dari Tuhan kuasa kemuliaan diatas gunung - untuk menolong anak yang sakit ayan di bawah gunung sudah diterangkan . kuasa kemuliaan dalam sayap burung nazar yang besar Firman Pengajaran yang benar dan urapan Roh Kudus . sayap burung nazar yang besar ini gunanya untuk menyempurnakan gereja Tuhan. Kalau gereja ...
  • Ibadah Pendalaman Alkitab dan Perjamuan Suci, 10 Maret 2011 (Kamis Sore)
    ... kita tempat supaya kita terlepas dari dosa-dosa yang mengikat tubuh jiwa dan roh seluruh kehidupan kita . Kita terlepas dari dosa kita terlepas dari maut. I Korintus - . Buanglah ragi yang lama itu supaya kamu menjadi adonan yang baru sebab kamu memang tidak beragi. Sebab anak domba Paskah kita juga telah ...
  • Ibadah Raya Malang, 21 Agustus 2011 (Minggu Pagi)
    ... Kafir yang hidup dalam dosa bagaikan anjing dan babi namun bisa diangkat menjadi mempelai Musa Tangan anugerah Tuhan mengangkat kita untuk menjadi mempelai wanitaNya. IBADAH RAYAMatius - menunjuk pada Makan Perjamuan Paskah . Dalam Perjanjian Baru makan Perjamuan Paskah makan Firman Pengajaran benar dan Perjamuan Suci yang sanggup menyucikan kehidupan kita dari ...
  • Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 16 Agustus 2017 (Rabu Sore)
    ... oleh kemuliaan Bapa demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru. Baptisan air yang benar adalah orang yang sudah bertobat--mati terhadap dosa--harus dikuburkan dalam air bersama Yesus sehingga ia keluar--bangkit dari dalam air--bersama Yesus untuk menerima hidup baru hidup sorgawii--Roh turun bagaikan burung merpati. Hidup baru sama dengan mengalami baptisan ...
  • Ibadah Kunjungan Batam I, 28 Agustus 2013 (Rabu Sore)
    ... bersama-sama dengan mereka Ia melarang mereka meninggalkan Yerusalem dan menyuruh mereka tinggal di situ menantikan janji Bapa yang--demikian kata-Nya-- telah kamu dengar dari pada-Ku. Sebab Yohanes membaptis dengan air tetapi tidak lama lagi kamu akan dibaptis dengan Roh Kudus. Garam perjanjian adalah kuasa Roh Kudus urapan Roh Kudus. Jadi garam dunia ...
  • Ibadah Pendalaman Alkitab Malang, 05 Mei 2020 (Selasa Sore)
    ... sama dengan tanpa kasih. Tanpa kasih artinya hidup dalam dosa enjoy dalam dosa sampai puncaknya dosa. Kalau ada kasih tidak akan ada dosa. Kalau sudah hidup dalam dosa ia akan mengalami kematian rohani sampai kematian kedua di neraka selama-lamanya. Karena itu kita harus hidup dalam kasih Allah supaya terlepas dari tulah hukuman Allah ...
  • Ibadah Raya Surabaya, 10 Januari 2010 (Minggu Sore)
    ... ay. hidup menurut kehendak Tuhan Firman . Jadi segala hal dalam hidup kita ukurannya adalah Firman. Segala sesuatunya harus sesuai dengan Firman. Lukas Kalau kita sudah taat pada Firman maka berkat Tuhan akan mengejar kita. Dan tidak ada yang bisa menghalangi. Jadi bukan kita yang mengejar berkat sampai tinggalkan ibadah pelayanan. Tuhan mampu perintahkan ...
  • Ibadah Raya Malang, 30 September 2012 (Minggu Pagi)
    ... mayat-mayatnya diturunkan. Maka datanglah prajurit-prajurit lalu mematahkan kaki orang yang pertama dan kaki orang yang lain yang disalibkan bersama-sama dengan Yesus tetapi ketika mereka sampai kepada Yesus dan melihat bahwa Ia telah mati mereka tidak mematahkan kaki-Nya tetapi seorang dari antara prajurit itu menikam lambung-Nya dengan tombak dan segera mengalir ...
  • Ibadah Kunjungan Jakarta III, 18 November 2015 (Rabu Sore)
    ... dan kesempurnaan. AD. . Wahyu - suasana kepuasan sorga. . Ia yang duduk di atas takhta itu berkata Lihatlah Aku menjadikan segala sesuatu baru Dan firman-Nya Tuliskanlah karena segala perkataan ini adalah tepat dan benar. . Firman-Nya lagi kepadaku Semuanya telah terjadi. Aku adalah Alfa dan Omega Yang Awal dan ...
  • Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 15 Desember 2008 (Senin Sore)
    ... dipakai dalam pembangunan tubuh Kristus yaitu imam dan raja ay. 'imam besar dan bupati' . Imam seorang yang suci. seorang yang memangku jabatan pelayanan. Tidak punya jabatan pelayanan artinya tidak ada tempat dalam tubuh Kristus. Jangan sampai kita kehilangan jabatan pelayanan seperti Yudas. Dan akhirnya Yudas diganti oleh Matias dan ia sendiri ...

Siaran Langsung

Live Streaming GPTKK

Rekaman

Ikuti rekaman ibadah kami

Transkrip

Ringkasarn Firman Tuhan

Kesaksian

Pengalaman hidup bersama Firman Tuhan

Untuk Koneksi Lambat, silakan buka https://id.gptkk.org

Silakan kontak ke info@gptkk.org apabila bapak/ibu/sdr/sdri ada pertanyaan atau ingin berlangganan majalah Manna, dan silakan kirim email ke widjaja_h@yahoo.com apabila ingin konsultasi pribadi dengan bapak gembala.