Tema kita masih tetap dengan yang di Ciawi yaitu kita akan melanjutkan ktb
Wahyu 21 : 5, Ia yang duduk di atas takhta itu berkata:
“Lihatlah, Aku menjadikan segala sesuatu baru!” Dan firman-Nya:
“Tuliskanlah, karena segala perkataan ini adalah tepat dan benar.”
Sebenarnya TUHAN sudah melakukan penciptaan di dalam ktb Kejadian yaitu menciptakan
langit dan bumi beserta dengan isinya termasuk manusia di dalamnya.
Kita akan membaca ktb Kejadian 1 : 26a, Berfirmanlah Allah:
“Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita,
Jadi manusia diciptakan menurut Gambar dan Teladan ALLAH dan manusia ini ditempatkan
di taman Eden. Tetapi sayang, Adam dan Hawa sebagai ciptaan pertama itu berbuat
dosa sehingga mereka menjadi telanjang/kehilangan kemuliaan ALLAH sehingga harus
dibuang ke dalam dunia ini. Jadi sekali lagi saya katakan, sebenarnya dunia
ini bukan merupakan tempat tinggal bagi manusia sebab manusia itu ditempatkan
di taman Eden, tetapi kemudian menjadi tempat bagi manusia yang berdosa. Jadi,
ada satu pesan bagi kita >>> jika kita diberkati di dunia ini, kita
jangan terikat, sebab dunia ini bukan menjadi tempat bagi kita. Sebaliknya,
jika TUHAN ijinkan kita menderita dan banyak menghadapi kesulitan, kita jangan
berputus asa, sebab itu hanyalah sementara. Tempat bagi kita itu adalah di taman
Eden.
Sejak Adam dan Hawa berbuat dosa, semua manusia di dunia ini sudah berbuat
dosa >>> Roma 3 : 23, Karena semua orang telah
berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah,
Semua orang di dunia ini sudah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan ALLAH
= kehilangan Gambar dan Teladan ALLAH = telanjang.
Salah satu bentuk dari manusia yang sudah telanjang/kehilangan Gambar dan Teladan
ALLAH kita tinjau dari hati dengan membaca di dalam ktb
Kejadian 6 : 5, 6,
5. Ketika dilihat TUHAN, bahwa kejahatan manusia besar di bumi dan bahwa
segala kecenderungan hatinya selalu membuahkan kejahatan semata-mata,
6. maka menyesallah TUHAN, bahwa Ia telah menjadikan manusia di bumi, dan
hal itu memilukan hati-Nya.
Inilah salah satu bentuk/wujud dari manusia yang sudah kehilangan Gambar dan
Teladan ALLAH yaitu hatinya cenderung jahat sehingga hidupnya menjadi rusak.
>>> Kejadian 6 : 11, 12,
11. Adapun bumi itu telah rusak di hadapan Allah dan penuh dengan kekerasan.
12. Allah menilik bumi itu dan sungguhlah rusak benar, sebab semua manusia menjalankan
hidup yang rusak di bumi.
Karena hatinya cenderung jahat, maka manusia menjalankan hidup yang rusak di
bumi sehingga memilukan Hati TUHAN. Memang jika sudah kehilangan kemuliaan,
maka tidak dapat memuliakan TUHAN, yang bisa hanyalah memilukan Hati TUHAN.
Ada tiga macam praktek dari hidup yang rusak yaitu:
- Nikahnya rusak, karena terjadinya kawin campur. Bagi kaum
muda, perhatikan agar jangan ada kawin campur antara anak-anak ALLAH/orang-orang
yang beriman dengan anak-anak manusia/orang-orang yang tidak beriman (ay 1&
ay 2). Kawin campur ini, akan menghasilkan kawin cerai sampai nanti pada kawin
mengawinkan >>> inilah nikah yang rusak/hidup yang rusak.
- Ibadahnya rusak, kita harus berhati-hati, sebab kalau
kita beribadah dengan hati yang rusak, maka ibadahnya juga akan menjadi rusak.
Nikah dan ibadah itu tidak dapat dipisahkan; di dalam alkitab terdapat banyak
rahasia >>> saudara membaca mulai dari ktb Kejadian sampai dengan
ktb Wahyu. Tetapi yang disebut dengan rahasia besar/rahasia agung hanya dua
yaitu:
- rahasia ibadah (2 Timotius).
- rahasia nikah (Efesus).
Itu sebabnya, mari bagi saudara-saudara/rekan hamba-hamba TUHAN termasuk saya
untuk memperhatikan nikah, sebab kalau nikah kita rusak, kita melayani TUHAN
tetapi dengan pelayanan yang rusak. Juga bagi anak-anak hamba-hamba TUHAN,
mari! saya paling takut berbicara ini, sebab saya juga memiliki seorang anak.
Dulu rencananya kalau TUHAN ijinkan, maka lebih baik saya tidak memiliki anak
sebab saya melihat kenyataan banyak anak-anak dari hamba-hamba TUHAN yang
tidak baik. Anak-anak demikian ini juga merusak pelayanan dari orang tua mereka.
Itu sebabnya, anak-anak dari hamba-hamba TUHAN untuk memperhatikan dengan
baik. Sebab kalau nikah rusak, maka ibadah juga akan menjadi rusak.
Salah satu contoh dari ibadah yang rusak adalah di bawah kaki G.Sinai. Sementara
Musa naik ke G. Sinai menerima dua loh batu, dan tabernakel yang sekarang
ini berupa pengajaran Tabernakel dan Mempelai, mereka berada jauh dari pengajaran
dan melaksanakan ibadah, ternyata mereka menyembah anak lembu emas. Inilah
ibadah yang rusak karena mereka beribadah tetapi tanpa Firman. Sekalipun suka
menyanyi, suka berkorban, kecuali satu, yaitu tidak menyukai Firman terutama
Firman pengajaran yang adalah pengajaran Tabernakel dan pengajaran Mempelai.
Keluaran 32 : 1, Ketika bangsa itu melihat, bahwa Musa
mengundur-undurkan turun dari gunung itu, maka berkumpullah mereka mengerumuni
Harun dan berkata kepadanya: "Mari, buatlah untuk kami allah, yang akan
berjalan di depan kami sebab Musa ini, orang yang telah memimpin kami keluar
dari tanah Mesir--kami tidak tahu apa yang telah terjadi dengan dia."
Inilah kesalahan dari bangsa Israel yaitu mereka beribadah, tetapi mereka
mengerumuni Harun. Di Ciawi di dalam injil Lukas 5 : 1 >>>
mereka mengerumuni YESUS sebab ingin mendengarkan Firman >>>
ini adalah ibadah yang benar. Pada suatu kali Yesus berdiri di pantai danau
Genesaret, sedang orang banyak mengerumuni Dia hendak mendengarkan firman
Allah. Jika ibadah yang benar yaitu mengerumuni YESUS sebagai Imam Besar dengan
tujuan utama adalah hendak mendengarkan Firman/yang diutamakan di dalam ibadah
adalah hendak mendengarkan Firman TUHAN = mengerumuni YESUS.
Tetapi di dalam ktb Keluaran 32 >>> mereka mengerumuni Harun yang
adalah gambaran dari manusia >>> ibadah hanya karena figur manusia
>>> si A, si B, karena pendetanya masih sepupu saya, oleh sebab itu
saya datang. Juga karena adanya figur artis yang hadir, juga karena mendapatkan
uang dan juga mendapatkan kedudukkan >>> ini saja yang diutamakan,
bukan Firman TUHAN yang diutamakan. Dan ibadah semacam ini adalah ibadah yang
rusak, sekalipun mereka merasa hebat seperti pada waktu bangsa Israel menyembah
anak lembu emas dengan mengatakan bahwa “inilah allah yang dahsyat yang
mengeluarkan kita dari Mesir”. Kita harus berhati-hati, sebab sekarang
ini banyak yang mengatakan ALLAH dahsyat >>> tetapi ada Firman TUHAN
atau tidak? Kalau kita berkata ALLAH dahsyat, ALLAH hebat, ALLAH mujizat,
tetapi kalau tidak ada Firman, maka itu adalah berhala, bukanlah ALLAH Yang
sebenarnya.
Mari! Jangan salah, tanpa Firman tetapi merasa hebat >>> Keluaran
32 : 4, Diterimanyalah itu dari tangan mereka, dibentuknya dengan
pahat, dan dibuatnyalah dari padanya anak lembu tuangan. Kemudian berkatalah
mereka: “Hai Israel, inilah Allahmu, yang telah menuntun engkau keluar
dari tanah Mesir!”
Di dalam ayat di atas ini tidak disebutkan ALLAH Yang dahsyat, tetapi sudah
menuntun keluar dari Mesir, itu sudah dahsyat, sebab melintasi Laut Kolsom,
ini sudah mujizat, tetapi tanpa Firman, maka itu adalah berhala/menyembah
berhala/menyembah setan. Setan juga dapat membuat mujizat secara jasmani.
Tetapi kalau Firman, dimulai dengan mujizat secara rohani yaitu mujizat keubahan
hidup dari manusia daging menjadi manusia rohani dan ini tidak dapat ditiru/dipalsukan
oleh setan.
Kalau sakit menjadi sembuh, kita harus berhati-hati. Banyak yang bertanya
kepada saya >>> oom, saya datang ke situ hanya diberi minum air putih,
bukan dukun sebab kami disuruh berdoa “dalam nama YESUS” tetapi
yang duduk di sebelah saya, mereka berdoa menurut agama masing-masing. Saya
katakan, kalau begitu bukan TUHAN YESUS Yang ditampilkan tetapi lembu emas.
Sebab kalau TUHAN YESUS Yang ditampilkan, maka siapapun yang datang, agama
apapun yang datang >>> ‘dalam Nama YESUS sembuh’.
Itu sebabnya kita harus berhati-hati, banyak yang berkata ‘ALLAH Yang
Hebat’, tetapi kalau tanpa Firman, maka itu adalah penyembahan lembu
emas/berhala sekalipun ada mujizat, sekalipun ada kejadian yang luar biasa.
Semoga kita dapat mengerti.
Inilah ibadah yang rusak, nikah yang rusak >>> penyembahan berhala.
Kita harus berhati-hati, di mulai dari saya, kalau saya datang dan tidak membawa
Firman, maka lebih baik saya tinggal dirumah, daripada kita menyembah berhala.
Bagi saudara juga, kalau tidak ada Firman, lebih baik saudara berada di rumah
>>> banyak berdoa dan membaca Firman, daripada saudara datang tetapi
hanya untuk menyembah berhala. Semoga kita dapat mengerti.
Selain merusak nikah dan merusak ibadah, maka ada satu lagi yaitu:
- Merusak diri sendiri, ini disebabkan kalau hati rusak,
hati yang cenderung jahat ini/manusia yang kehilangan Gambar dan Teladan ALLAH
>>>
Amsal 6 : 32, Siapa melakukan zinah tidak berakal budi;
orang yang berbuat demikian merusak diri.
Merusak diri dengan melakukan dosa perzinahan/percabulan. Sesungguhnya manusia
ini diciptakan menurut Gambar dan Teladan ALLAH tetapi setan merusak dan dimulai
dengan hati yang dirusak dengan salah satu wujudnya adalah hati cenderung
menjadi jahat sehingga hidupnya menjadi rusak. Apa yang dirusak? dimulai dari
nikah yang rusak. Mari! bagi suami isteri perhatikan, mulai dari nikah menjadi
rusak, ibadah juga menjadi rusak dan merusak diri sendiri. Maafkan kalau saya
menjabarkan dosa merusak diri sendiri ini dengan dosa sex yang sekarang ini
dimulai dari perselingkuhan antara seorang pria dengan seorang wanita yang
bukan suami isteri yang sah. Dan ini dapat terjadi antara perjaka dengan perawan
>>> masa pacaran sudah jatuh, bisa juga antara perjaka dengan isteri
orang dan juga suami dengan isteri orang dan juga termasuk homo-sex dan lesbian.
Ada juga pengakuan-pengakuan yaitu antara manusia dengan hewan dan juga sex
pada diri sendiri. Inilah merusak diri dari hati yang cenderung jahat, hati
yang rusak.
Hidup yang rusak ini, memilukan hati TUHAN, sehingga pada jaman Nuh, manusia
harus dimurkai dan dihukum oleh TUHAN dengan air bah karena hatinya rusak. Di
akhir jaman, akan kembali seperti jaman Nuh. Dulu di ktb Kejadian/permulaan
jaman, sudah terjadi manusia memilukan Hati TUHAN dan harus dimurkai/harus dihukum
dengan air bah dan hanya delapan orang yang selamat. Lukas 17 : 26,
27
26. Dan sama seperti terjadi pada zaman Nuh, demikian pulalah halnya kelak
pada hari-hari Anak Manusia:
27. mereka makan dan minum, mereka kawin dan dikawinkan, sampai kepada hari
Nuh masuk ke dalam bahtera, lalu datanglah air bah dan membinasakan mereka semua.
Di akhir jaman kembali lagi hati manusia menjadi rusak/hidup rusak seperti pada
jaman Nuh sehingga masuk kepada puncaknya dosa yaitu dosa Babel/kawin mengawinkan
sehingga nanti manusia akan dimurkai oleh TUHAN/dihukum oleh TUHAN dengan api
dari langit (2 Petrus 3) yang akan menghukum manusia di dunia.
Manusia sudah diciptakan dengan baik menurut Gambar dan Teladan ALLAH tetapi
sudah dirusak oleh setan/oleh dosa. Itu sebabnya tadi kita sudah membaca, mengapa
di dalam ktb Wahyu, TUHAN berbicara lagi soal penciptaan, padahal itu sudah
lewat sebab sudah terjadi di dalam ktb Kejadian. Tetapi karena manusia yang
diciptakan itu sudah rusak sehingga harus dihukum/harus dimurkai, maka TUHAN
berupaya menjadikan manusia menjadi baru >>> Wahyu 21: 5,
Ia yang duduk di atas takhta itu berkata: “Lihatlah, Aku menjadikan
segala sesuatu baru!” Dan firman-Nya: “Tuliskanlah, karena segala
perkataan ini adalah tepat dan benar.”
TUHAN menciptakan langit dan bumi yang baru dan juga manusia yang baru. Apa
yang dimaksud dengan manusia yang baru? manusia yang baru adalah manusia yang
mau dikembalikan lewat kuasa penciptaan sehingga memiliki Gambar dan Teladan
ALLAH.
Usaha TUHAN untuk mengembalikan manusia yang terutama hatinya sudah rusak
sehingga nikahnya menjadi rusak, ibadahnya rusak dan juga dirinya rusak, sehingga
kehilangan Gambar dan Teladan ALLAH disebut sebagai asuhan TUHAN. Di Ciawi sudah
diterangkan bahwa orang yang sudah rusak itu janganlah diusir, sebab banyak
kali pendeta hanya mau yang enak saja yaitu hanya mau orang yang berkelakuan
baik dan juga hanya mau yang memberikan persepuluhan, sedangkan kalau yang nakal
ditolak/diusir >>> kita jangan berbuat demikian. Sebab justru manusia
yang rusak/hamba TUHAN yang rusak/jemaat yang rusak harus diasuh, sebab inilah
cara TUHAN untuk mengembalikan manusia yang rusak kepada Gambar dan Teladan
ALLAH.
Asuhan TUHAN itu kita pelajari di dalam injil Lukas 6 yang terbagi menjadi
tujuh bagian. Di Ciawi sudah diterangkan sampai pada bagian yang kelima dan
sekarang di Cimanggis ini bagian yang keenam dan ketujuh.
Bagian pertama, kedua dan ketiga >>> tubuh, jiwa dan roh kita diasuh
oleh TUHAN untuk dikembalikan pada Gambar ALLAH Tri Tunggal.
Bagian keempat sampai bagian yang ketujuh >>> perbuatan, pikiran, hati
dan perjalanan hidup diasuh oleh TUHAN untuk dikembalikan pada Teladan TUHAN.
Jadi sudah cocok, manusia diasuh sebanyak tujuh >>> bagian satu, dua
dan tiga >>> manusia diasuh untuk dikembalikan pada Gambar ALLAH, sedangkan
bagian empat sampai pada bagian yang ketujuh, manusia dikembalikan pada Teladan
ALLAH. Jadilah angka tujuh yang adalah angka sempurna/menjadi manusia sempurna
seperti diciptakan waktu di dalam ktb Kejadian, dikembalikan ke taman Eden y.a.d,
kerajaan seribu tahun dan dikembalikan ke dalam kerajaan surga.
Lukas 6 : 27 – 45, >>> hati diasuh oleh TUHAN,
27. “Tetapi kepada kamu, yang mendengarkan Aku, Aku berkata: Kasihilah
musuhmu, berbuatlah baik kepada orang yang membenci kamu;
28. mintalah berkat bagi orang yang mengutuk kamu; berdoalah bagi orang yang
mencaci kamu.
29. Barangsiapa menampar pipimu yang satu, berikanlah juga kepadanya pipimu
yang lain, dan barangsiapa yang mengambil jubahmu, biarkan juga ia mengambil
bajumu.
30 Berilah kepada setiap orang yang meminta kepadamu; dan janganlah meminta
kembali kepada orang yang mengambil kepunyaanmu.
31. Dan sebagaimana kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah
juga demikian kepada mereka.
32. Dan jikalau kamu mengasihi orang yang mengasihi kamu, apakah jasamu? Karena
orang-orang berdosapun mengasihi juga orang-orang yang mengasihi mereka.
33. Sebab jikalau kamu berbuat baik kepada orang yang berbuat baik kepada kamu,
apakah jasamu? Orang-orang berdosapun berbuat demikian.
34. Dan jikalau kamu meminjamkan sesuatu kepada orang, karena kamu berharap
akan menerima sesuatu dari padanya, apakah jasamu? Orang-orang berdosapun meminjamkan
kepada orang-orang berdosa, supaya mereka menerima kembali sama banyak.
35. Tetapi kamu, kasihilah musuhmu dan berbuatlah baik kepada mereka dan pinjamkan
dengan tidak mengharapkan balasan, maka upahmu akan besar dan kamu akan menjadi
anak-anak Allah Yang Mahatinggi, sebab Ia baik terhadap orang-orang yang tidak
tahu berterima kasih dan terhadap orang-orang jahat.
36. Hendaklah kamu murah hati, sama seperti Bapamu adalah murah hati."
37. "Janganlah kamu menghakimi, maka kamupun tidak akan dihakimi. Dan janganlah
kamu menghukum, maka kamupun tidak akan dihukum; ampunilah dan kamu akan diampuni.
38. Berilah dan kamu akan diberi: suatu takaran yang baik, yang dipadatkan,
yang digoncang dan yang tumpah ke luar akan dicurahkan ke dalam ribaanmu. Sebab
ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu."
39. Yesus mengatakan pula suatu perumpamaan kepada mereka: "Dapatkah orang
buta menuntun orang buta? Bukankah keduanya akan jatuh ke dalam lobang?
40. Seorang murid tidak lebih dari pada gurunya, tetapi barangsiapa yang telah
tamat pelajarannya akan sama dengan gurunya.
41. Mengapakah engkau melihat selumbar di dalam mata saudaramu, sedangkan balok
di dalam matamu sendiri tidak engkau ketahui?
42. Bagaimanakah engkau dapat berkata kepada saudaramu: Saudara, biarlah aku
mengeluarkan selumbar yang ada di dalam matamu, padahal balok yang di dalam
matamu tidak engkau lihat? Hai orang munafik, keluarkanlah dahulu balok dari
matamu, maka engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar itu
dari mata saudaramu."
43. "Karena tidak ada pohon yang baik yang menghasilkan buah yang tidak
baik, dan juga tidak ada pohon yang tidak baik yang menghasilkan buah yang baik.
44. Sebab setiap pohon dikenal pada buahnya. Karena dari semak duri orang tidak
memetik buah ara dan dari duri-duri tidak memetik buah anggur.
45. Orang yang baik mengeluarkan barang yang baik dari perbendaharaan hatinya
yang baik dan orang yang jahat mengeluarkan barang yang jahat dari hatinya yang
baik dan orang yang jahat mengeluarkan barang yang jahat dari perbendaharaannya
yang jahat. Karena yang diucapkan mulutnya, meluap dari hatinya.”
Jadi TUHAN mengasuh hati kita dengan kasihNYA supaya hati kita meneladani Hati
TUHAN. Semoga kita dapat mengerti.
Kalau hati kita sudah meneladani Hati TUHAN sebab sudah diasuh dengan kasih
TUHAN, dibimbing sampai hati yang rusak ini sudah kembali menjadi seperti meneladani
Hati TUHAN, apa prakteknya? Mungkin saudara ingin mengetahui apakah hati saudara
masih rusak atau sudah meneladani Hati TUHAN?
Praktek dari hati yang sudah meneladani Hati TUHAN yaitu:
- Mengasihi sesama, berarti tidak ada lagi iri, dendam dll,
jika masih ada kebencian dll, maka itu berarti hati masih rusak/belum seperti
Hati TUHAN. Itu sebabnya kita jangan menunggu sampai hati itu menjadi benci,
kita baru merasa tidak suka saja, harus segera diselesaikan sebab kalau tidak,
maka perasaan itu akan menumpuk dan pada akhirnya akan menjadi kebencian,
misalnya antara suami dan isteri, demikian juga antara sesama hamba TUHAN
yang mulai berbicara tidak baik tentang sesamanya, ini adalah hati yang belum
meneladani Hati TUHAN/hati yang rusak. Bisa saja, ada orang yang tidak tahu,
tetapi kita sudah tidak suka terhadap dia bahkan jangan-jangan orang yang
bersangkutan tidak kenal kepada kita. Saya baru mengalami, ada seseorang yang
tidak saya kenal, beliau ini adalah seseorang yang selain kaya, ia juga adalah
seorang yang pandai dan beliau ini berkata saya >>> pak Wijaya, saya
meminta maaf; saya katakan bagaimana mungkin saya tidak mengenal bapak tetapi
bapak meminta maaf kepada saya? beliau menjawab >>> mungkin pak Wijaya
tidak mengetahui, tetapi saya bersalah, sebab saya sudah menghalangi isteri
saya untuk mendengarkan Firman yang bapak sampaikan dengan taruhan nyawaku.
Kemudian kami bersalaman dan saya berkata kepada beliau >>> bapak
sembuh! Sebab beliau ini sakit dan sudah memeriksa dimana-mana, tetapi tidak
ditemukan penyakitnya. Inilah rusaknya hati.
Pengalaman ini bukan untuk membesar-besarkan saya, tetapi pengalaman ini dapat
memberikan pandangan bahwa kita sudah tidak sadar dengan tidak menyukai pribadi
seseorang sekalipun kita tidak kenal tetapi harus diselesaikan. Apalagi kalau
kita saling kenal.
Mengasihi sesama ini memiliki tingkatan dan dimulai di:
- Lukas 6 : 32, Dan jikalau kamu mengasihi orang
yang mengasihi kamu, apakah jasamu? Karena orang-orang berdosapun mengasihi
juga orang-orang yang mengasihi mereka.
Tingkatan yang paling rendah dari mengasihi sesama adalah yang mengasihi
kita. Baik kepada orang yang baik kepada kita. Ini adalah tingkatan yang
paling rendah, sebab orang berdosapun melakukan hal yang sama. Kalau di
dalam injil Matius, pemungut cukaipun bisa melakukannya. Seringkali kita
masih memilih-milih, sekalipun ini sudah baik tetapi masih rendah. Ini
harus lebih ditingkatkan yaitu
- Mengasihi sesama seperti diri sendiri, >>>
Lukas 6 : 31, Dan sebagaimana kamu kehendaki supaya orang
perbuat kepadamu, perbuatlah juga demikian kepada mereka.
Kita harus memulai ini dari pribadi kita sendiri. Jika kita ingin orang
berkata halus kepada kita, maka kita yang harus mulai terlebih dahulu
berkata halus kepada orang lain. Apa yang ingin sesama perbuat kepada
kita, apa yang sesama ingin katakan kepada kita, ingin sesama pikirkan
tentang kita >>> mari! dimulai dari kita perbuat terlebih dahulu
kepada mereka, kita katakan kepada mereka, dan kita pikirkan tentang mereka
seperti yang kita kehendaki. Kita jangan merugikan/tidak ada tindakan
yang merugikan sesama = mengasihi sesama seperti mengasihi diri sendiri
sampai satu waktu, kita tidak memiliki hutang kepada sesama.
Kita akan memperdalam tentang hati yang diasuh oleh TUHAN dengan membaca
di dalam Roma 13 : 8, Janganlah kamu berhutang apa-apa
kepada siapapun juga, tetapi hendaklah kamu saling mengasihi. Sebab barangsiapa
mengasihi sesamanya manusia, ia sudah memenuhi hukum Taurat.
Kita tidak akan menyukai orang yang memiliki hutang kepada kita dan akan
selalu menagih hutang itu, begitu juga dengan kita yaitu mengasihi sesama
seperti mengasihi diri sendiri sampai kita tidak memiliki hutang lagi
= semua sudah beres dengan sesama. Itu sebabnya biarlah dihari-hari ini,
kita jangan menambah hutang terutama hutang dosa.
Tetapi juga hutang uang dlsbnya, harus kita bayar/lunasi. Untuk hamba
TUHAN janganlah ia berhutang/membuat hutang; bagi sidang jemaat yang bekerja,
berdagang >>> silahkan! Mungkin ada hutang piutang yang tidak
saya mengerti, tetapi yang saya mengerti adalah seorang hamba TUHAN tidak
boleh berhutang karena saya adalah seorang hamba TUHAN. Semoga kita dapat
mengerti. Inilah mengasihi sesama seperti diri sendiri.
- Mengasihi musuh, ini adalah tingkatan yang tertinggi.
Mengasihi musuh itu paling sedikit diwujudkan adalah:
- berdoa bagi mereka (Mat 5) tetapi bukanlah mendoakan hal yang tidak
baik tetapi doakan untuk hal yang baik >>> TUHAN! ampunilah
dia, semoga ia dipakai dan ini juga merupakan resep sebab saya juga
pernah tidak menyukai seseorang dan saya mendoakannya >>>
TUHAN! jika saya bersalah >>> ampunilah saya, tetapi kalau
beliau yang salah >>> ampunilah beliau dan pakailah dia ini.
Satu kali berdoa, saya pikir, enak sekali orang itu, sebab saya yang
dimaki-maki, tetapi saya mendoakannya untuk dipakai oleh TUHAN. Kedua
kali, saya masih berpikir seperti itu, tetapi lama kelamaan, saya
mendapatkan kelegaan di dalam hati sebab semuanya sudah hilang. Inilah
mengasihi musuh.
- dapat membalas kejahatan dengan kebaikan. Jika kita sudah tidak
memiliki musuh lagi, berarti sudah menjadi satu tubuh >>>
mengasihi sesama dalam satu Tubuh Kristus.
- Lukas 6 : 37, “Janganlah kamu menghakimi, maka
kamupun tidak akan dihakimi. Dan janganlah kamu menghukum, maka kamupun tidak
akan dihukum; ampunilah dan kamu akan diampuni.
Inilah hati yang berbelas kasihan yaitu hati yang tidak menghakimi
sesama.
Yakobus 2 : 13, Sebab penghakiman yang tak berbelas kasihan
akan berlaku atas orang yang tidak berbelas kasihan. Tetapi belas kasihan
akan menang atas penghakiman.
Inilah hati yang meneladani Hati TUHAN yaitu hati yang berbelas kasihan yang
tidak menghakimi orang lain. Orang berdosa itu hidupnya sudah berat, kalau
kita hakimi, akan menjadi semakin berat. Itu sebabnya kita tidak boleh menghakimi
atau menghukum orang berdosa, apalagi kalau orang itu tidak bersalah. Tetapi
dengan hati yang berbelas kasihan kita harus mengampuni orang berdosa dan
inilah asuhan TUHAN yang adalah sistim penggembalaan. Sistim asuhan TUHAN/sistim
penggembalaan ini bukan berarti jika kita berbuat dosa, kita akan dielus-elus
>>> tidak! Sebab diasuh/dibimbing itu lain dengan dielus-elus tetapi
jangan dihakimi dan dihukum tetapi kita mengampuni supaya dia bisa dipakai
lagi oleh TUHAN. Semoga kita dapat mengerti.
Kalau kita menghakimi sesama, maka akibatnya:
- kita juga akan dihakimi.
- kita tidak dapat menghakimi diri sendiri. Jika kita terus menerus menghakimi
sesama/melihat kesalahan sesama, maka kita tidak akan pernah dapat melihat
kesalahan diri sendiri dan ini berarti kita tidak akan pernah dapat hidup
benar dan suci sehingga akan dihakimi dan dihukum untuk selama-lamanya.
Mari! pada saat ini, ada kesempatan untuk:
- mendengarkan Firman pengajaran yang benar/Firman yang lebih tajam dari
pedang bermata dua yang menunjukkan dosa-dosa yang tersembunyi >>>
merupakan kesempatan untuk menghakimi diri sendiri. Dosa-dosa yang tersembunyi
itu tidak diketahui oleh siapapun (oleh isteri, oleh suami, oleh anak,
oleh sidang jemaat) tetapi Firman TUHAN tahu dan jika kita terkena Firman,
biarlah kita menghakimi diri sendiri dengan mengaku dosa kepada TUHAN
dan juga kepada sesama >>> melarikan diri ke salib sehingga ‘sudah
selesai’ dan kita tidak akan dihakimi dan dihukum. Jadi menghakimi
diri sendiri yang paling enak, seperti di dalam srt Petrus >>>
penghakiman di dalam rumah TUHAN.
- lewat perjamuan suci >>> menguji diri sendiri yang di dalam
1 Korintus 2, disaat-saat perjamuan suci, dengan Firman pengajaran, kita
terkena Firman, kemudian kita mau mengambil perjamuan suci, kita menguji
diri sendiri, kalau ada kesalahan >>> harus diselesaikan. Kesempatan
siang hari ini yaitu lewat Firman dan perjamuan suci inilah yang dapat
membuat kita menghakimi diri sendiri supaya kita tidak dihakimi dan tidak
dihukum. Inilah hati yang diasuh oleh TUHAN yaitu hati yang berbelas kasihan/
hati yang dapat mengasihi sesama yang mengasihi kita, mengasihi sesama
seperti diri sendiri dan juga sampai mengasihi musuh. Dan juga hati yang
berbelas kasihan itu adalah hati yang tidak menghakimi, tetapi mengampuni.
Mengampuni ini bukan berarti kita setuju dengan dosa yang diperbuat, tetapi
harus diasuh lagi sampai ia mengaku dan dosanya diselesaikan/dapat pulih
dan dapat dipakai oleh TUHAN kembali. Semoga kita dapat mengerti.
- Lukas 6 : 38, Berilah dan kamu akan diberi: suatu
takaran yang baik, yang dipadatkan, yang digoncang dan yang tumpah ke luar
akan dicurahkan ke dalam ribaanmu. Sebab ukuran yang kamu pakai untuk mengukur,
akan diukurkan kepadamu."
Hati yang suka memberi/tidak kikir, inilah hati yang sudah diauh oleh TUHAN.
Sebab hati manusia yang sudah rusak dan cenderung jahat, sehingga nikahnya
rusak, ibadahnya rusak dan merusak dirinya sendiri, tetapi TUHAN katakan:
‘Lihat, Aku menciptakan segala sesuatu menjadi baru’. TUHAN mau
menciptakan hati yang rusak lewat asuhan sehingga menjadi hati yang meneladani
TUHAN.
Apa prakteknya? Yaitu:
- hati yang penuh kasih >>> mengasihi sesama.
- hati yang penuh dengan belas kasihan >>> tidak menghakimi,
tidak menghukum tetapi mengampuni dan juga banyak menghakimi diri sendiri.
- hati yang suka memberi. Hati yang suka memberi ini terutama suka memberi
guna pelayanan pembentukkan Tubuh Kristus. Juga memberi kepada sesama
anggauta Tubuh Kristus yang membutuhkan >>> Matius 25. Sementara
TUHAN menggerakkan hati kita lewat Firman untuk memberi kepada sesama
yang membutuhkan/kita tahu ada sesama yang membutuhkan tetapi kita tidak
mau memberi, maka hal itu akan dituntut oleh TUHAN.
Matius 25 : 45, 46,
45. Maka Ia akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala
sesuatu yang tidak kamu lakukan untuk salah seorang dari yang paling hina
ini, kamu tidak melakukannya juga untuk Aku.
46. Dan mereka ini akan masuk ke tempat siksaan yang kekal, tetapi orang benar
ke dalam hidup yang kekal."
Apa yang tidak kita lakukan sementara Firman sudah menggerakkan, maka hukumannya
itu sama yaitu hukuman maut/neraka. Inilah hati yang suka memberi terutama
memberi untuk pelayanan pembangunan Tubuh Kristus yaitu di mulai dengan memperhatikan
sesama anggauta tubuh yang berada di dalam kekurangan dan ini merupakan suatu
ibadah. Memberi untuk pembangunan Tubuh Kristus ini berlainan dengan pemberian
sosial; kalau di dunia ini sosial, sedangkan gereja itu bukan sosial tetapi
ibadah. Kalau gereja itu memberi dengan sistim sosial, maka akan berbahaya
sebab menjadi seperti Yudas >>> menerima dari seseorang sepuluh,
tetapi di dalam buku ditulis menerima sebanyak delapan; kemudian memberi tiga,
tetapi di dalam buku dicatat, memberi sebanyak lima >>> inilah cara
kerja sosial. Tetapi kalau memberi itu merupakan ibadah, maka kita memiliki
rasa takut kepada TUHAN. Di dalam srt Yakobus ditulis untuk mengunjungi para
janda dan anak-anak yatim piatu merupakan ibadah yang murni. Juga memberikan
persepuluhan dan persembahan khusus, ini juga untuk pembangunan Tubuh Kristus.
Dan juga memberi di dalam kegiatan ibadah-ibadah persekutuan yang mengarah
kepada pembangunan Tubuh Kristus >>> memberikan/mengorbankan waktu,
pikiran, tenaga, uang dllnya. Hanya satu yang tidak boleh dikorbankan yaitu
Firman pengajaran yang benar. Jadi, di dalam kegiatan pembangunan Tubuh itu,
kita harus melihat Pokok >>> ‘Akulah Pokok Anggur Yang Benar’.
Sebab kalau persekutuan itu tanpa Pokok, yang penting kita kumpul-kumpul sesama
hamba-hamba TUHAN, maka carang-carang itu hendak diletakkan di mana? Kalau
yang penting itu berkumpul, maka lebih baik ikuti acara arisan saja sebab
ini tidak mengarah kepada pembangunan Tubuh. Itu sebabnya kalau hendak bersekutu,
maka Pokok harus jelas, karena akan mengarah kepada pembangunan Tubuh Kristus.
Semoga kita dapat mengerti.
Kalau diurut, maka:
- Teladan Hati dari ALLAH Bapa yaitu Hati yang penuh Kasih.
- Teladan dari Hati yang penuh dengan belas kasihan yaitu Hati dari YESUS
Anak ALLAH/mengampuni.
- Teladan dari Hati yang suka memberi yaitu Hati dari Roh Kudus.
Hati kita dikembalikan kepada Teladan dari ALLAH Tri Tunggal seperti yang semula
diciptakan.
Kalau kita memberi >>> berilah untuk pembangunan Tubuh Kristus, maka
kamu akan diberi, diberi apa? Roh Kudus memberikan karunia-karunia yang merupakan
kemampuan ajaib dari Roh Kudus agar kita dapat melayani TUHAN.
Itu sebabnya haruslah jelas. Bagi sidang jemaat harus memperhatikan! Kalau
saudara tergembala di suatu gereja dan saudara sudah giat memberi, maka juga
harus ada imbangannya yaitu karunia-karunia itu harus semakin jelas. Contoh:
kalau saudara melayani di bidang menyanyi, maka pemakaian saudara di bidang
menyanyi akan semakin jelas dipakai oleh TUHAN. Demikian juga jika saudara bermain
musik, maka pemakaian saudara itu akan semakin jelas.
Juga bagi rekan-rekan hamba TUHAN, jika saudara mau berfellow-ship, maka harus
jelas >>> saya sudah berfellow-ship ke sana ke mari, tetapi apakah
benar karuniaku sebagai seorang gembala itu semakin bertambah? Tetapi jika kita
berfellow-ship tetapi karunia sebagai gembala tidak bertambah/tetap kering,
untuk apa kita berfellow-ship? Kalau kita berfellow-ship agar supaya mendapatkan
uang untuk perluasan gereja >>> ok! Tetapi di mana karunia-karunianya?
Sidang jemaat semakin berkurang, sebab karunia dari gembala tidaklah jelas.
Tetapi kalau ibadah persekutuan semacam ini di dasari dengan Firman pengajaran
yang benar, maka kita jangan ragu untuk mengorbankan apapun juga, kecuali Firman
pengajaran yang benar ini tidak boleh dikorbankan. Berilah! Maka kamu juga akan
diberi.
Bukan dalam bentuk uang terlebih dahulu, tetapi dalam bentuk karunia-karunia
Roh Kudus.
Alm.bpk.pdt v Gessel mengatakan >>> di dalam ibadah persekutuan Tubuh
Kristus yang di dasarkan Firman pengajaran yang benar, merupakan tempat persemaian
yang subur bagi benih-benih karunia-karunia Roh Kudus.
Itu sebabnya bagi rekan-rekan hamba TUHAN, saudara harus memilih salah satu
>>> yang jasmani atau yang rohani? sebab TUHAN paling/sangat membenci
percampuran antara rohani dan yang jasmani. Kalau saudara memilih hal yang bersifatkan
jasmani, maka rohani saudara akan menjadi kering sehingga karunia-karuniamu
akan diambil >>> ‘apa yang ada padanya, akan diambil’ .
Tetapi kalau saudara mengorbankan hal yang jasmani, maka saudara akan mendapatkan
hal yang rohani.
Kalau hamba-hamba TUHAN/anak-anak TUHAN mengorbankan hal yang rohani/Firman
pengajaran yang benar untuk mendapatkan hal yang jasmani = cabul seperti Esau.
Ia akan meraung-raung sebab ia kehilangan hal yang rohani >>> jubah
Esau diambil oleh Yakub dan itu adalah karunia-karunia Roh Kudus. Ini adalah
hal yang sangat serius dan ini dimulai dari saya terlebih dahulu, untuk bersungguh-sungguh
jika mau masuk gereja/mengikuti ibadah persekutuan >>> kita harus memberi,
(kecuali Firman pengajaran tidak boleh dikorbankan) kita harus benar-benar melihat,
sebab di sana karunia-karunia Roh Kudus itu sedang ditambahkan.
Di mulai dari isteri kita sebagai tolok ukur yang paling bagus. Sebab sementara
kita berkhotbah, isteri mengantuk/berada di luar, apa jadinya? Ini merupakan
tanda tanya, kita jangan menyalahkan isteri tetapi kita bertanya >>>
bagaimana dengan karunia-karunia kita? apakah sudah merosot, karena sang isteri
sudah merasa bosan sebab yang dikhotbahkan hanya itu-itu saja, sampaipun bercandanya
juga selalu hal yang sama. Itu sebabnya perhatikan karunia, sebab karunia ini
tidak dapat dipelajari dimanapun. Sebab karunia ini hanya merupakan pemberian.
Kalau hati suka memberi, maka karunia pasti akan datang >>> lebih berbahagia
memberi daripada menerima dan ini adalah hamba TUHAN yang maju dan juga sidang
jemaat yang maju dan karunia Roh Kudus akan dicurahkan kepada kita. Semoga kita
dapat mengerti.
Inilah hati yang diasuh >>> dari hati/hidup rusak yang ditandai dengan
nikah yang rusak, ibadah yang rusak dan merusak diri sendiri menjadi Hati seperti
Bapa yaitu hati yang penuh kasih. Kemudian Hati seperti Anak ALLAH yaitu hati
yang penuh belas kasihan >>> tidak menghakimi tetapi mengampuni, dan
juga Hati seperti ALLAH Roh Kudus, adalah hati yang suka memberi. Kita kembali
kepada Teladan ALLAH Tri Tunggal.
Hati ini dapat dilihat dari mulut >>> orang yang hatinya sudah diasuh
atau tidak, bisa dilihat dari mulut. Orang yang berhati baik/ bermoral baik/sudah
memiliki Teladan TUHAN itu dapat dilihat dari perkataannya, sebab buah-buah
dari hati adalah perkataannya.
Lukas 6 : 43 – 45,
43. “Karena tidak ada pohon yang baik yang menghasilkan buah yang
tidak baik, dan juga tidak ada pohon yang tidak baik yang menghasilkan buah
yang baik.
44. Sebab setiap pohon dikenal pada buahnya. Karena dari semak duri orang
tidak memetik buah ara dan dari duri-duri tidak memetik buah anggur.
45. Orang yang baik mengeluarkan barang yang baik dari perbendaharaan hatinya
yang baik dan orang yang jahat mengeluarkan barang yang jahat dari perbendaharaannya
yang jahat. Karena yang diucapkan mulutnya, meluap dari hatinya.”
Kalau hati diasuh oleh TUHAN, dan kembali kepada Teladan ALLAH, maka
akan menghasilkan perkataan yang baik/yang manis. Itu sebabnya bagi
rekan-rekan hamba TUHAN, kita berjanji kepada sidang jemaat, kita harus berhati-hati
dengan perkataan kita, sebab sidang jemaat akan melihat apakah benar atau tidak
perkataan-perkataan kita itu. Sebab kalau perkataan kita tidak benar, maka sidang
jemaat itu akan mulai ragu-ragu sebab hati dari hamba TUHAN sudah tidak sesuai
lagi dengan perkataannya. Semoga kita dapat mengerti.
Itu sebabnya, mari! kita menghasilkan air anggur yang manis/perkataan yang
manis, kita jangan menghasilkan duri-duri dan ini yang dilihat oleh Mempelai
Pria Surga. Salah satu yang dimiliki oleh Mempelai Wanita, salah satunya adalah
bibirnya dan ini menjadi salah satu pujian dari Mempelai Pria kepada Mempelai
Wanita yaitu kalau perkataannya manis.
Kidung Agung 7 : 9, Kata-katamu manis bagaikan anggur!”
Ya, anggur itu mengalir kepada kekasihku dengan tak putus-putusnya, melimpah
ke bibir orang-orang yang sedang tidur!
Sekarang ini, hati kita mau diasuh oleh TUHAN, dan jika hati mau diasuh, kita
kembali kepada Teladan ALLAH Tri Tunggal, maka dapat dipastikan akan ada perkataan
yang manis bagaikan air anggur yang manis.
Kalau perkataan kita baik, manis bagaikan air anggur yang manis, maka
akan mengalir pada dua tempat yaitu:
- mengalir kepada sesama >>> menjadi berkat bagi
sesama dan juga membangun Tubuh Kristus (Ef 4). Membangun Tubuh Kristus itu
bukan hanya berkhotbah, tetapi juga melalui perkataan sehari-hari. Di dalam
rumah tangga, perkataan kita ini membangun atau meruntuhkan? Terutama di dalam
ibadah persekutuan semacam ini, si pembicara harus bersungguh-sungguh di dalam
pemberitaan Firman agar jangan menyalahkan orang atau mengutuk orang sebab
hal ini yang akan meruntuhkan. Saya selalu berdoa kepada TUHAN, dimana saja
saya memberitakan Firman, agar TUHAN mengurapi saya di dalam memberitakan
Firman dengan sungguh-sungguh, dengan baik, dengan benar dan murni sesuai
dengan kehendak TUHAN dan juga dengan kasih sayang, sebab kadang-kadang, emosi
ini dapat muncul. Supaya yang mendengarkan pemberitaan Firman itu, mereka
bagaikan minum air anggur yang manis. Juga di dalam rumah tangga >>>
suami mengeluarkan perkataan yang manis kepada isteri, sebab hal itu membangun/menggairahkan.
Orang kalau sudah merasa lesu, kemudian ia minum air anggur, maka ia akan
menjadi bersemangat/bergairah kembali.
Demikian juga dengan kita, kita mungkin datang dari desa dengan perasaan yang
berat, tetapi begitu kita mendengarkan air anggur yang manis, maka kita akan
kembali bergairah/terbangun kembali. Ini maksud dari kedatangan kita ini,
bukan hanya berkumpul saja, tetapi kita benar-benar digairahkan. Semoga kita
dapat mengerti.
Efesus 4 : 29, Janganlah ada perkataan kotor keluar
dari mulutmu, tetapi pakailah perkataan yang baik untuk membangun, di mana
perlu, supaya mereka yang mendengarnya, beroleh kasih karunia.
Perkataan yang baik/yang manis, mengalir kepada sesama untuk menjadi:
- berkat bagi sesama.
- membangunkan kerohanian sesama, inilah pembangunan Tubuh Kristus.
Tetapi kalau kita berbicara kepada seseorang yang datang ke gereja dengan
semangat, kemudian kita berkata bahwa gembala itu begini dan begitu, maka
orang itu akan menjadi loyo >>> hal ini tidaklah benar sebab
akan merusak Tubuh Kristus. Juga kepada sesama hamba TUHAN yang hadir
di ibadah persekutuan/fellow-ship ini, kita harus menjaga supaya tidak
merusak Tubuh Kristus, sebab itu adalah perkataan yang bagaikan duri-duri,
menusuk/menyakiti Tubuh Kristus.
Juga di dalam rumah tangga >>> mari! suami berkata-kata yang membangun
kerohanian isteri, juga setiap anak berkata-kata yang membangun/menggairahkan
orang, sebab kalau anak-anak berkata yang baik, maka orang tua akan tergairah.
Dan ini berarti sudah masuk ke dalam kegerakkan pembangunan Tubuh Kristus.
- mengalir kepada orang yang sedang tidur >>> Kidung
Agung 7 : 9,
Kata-katamu manis bagaikan anggur!" Ya, anggur itu mengalir kepada
kekasihku dengan tak putus-putusnya, melimpah ke bibir orang-orang yang sedang
tidur!
Jadi aliran air anggur/perkataan yang manis selain mengalir kepada sesama/menjadi
berkat kepada sesama/membangunkan/menggairahkan sesama di dalam kerohanian
= pembangunan Tubuh Kristus, tetapi juga mengalir kepada bibir orang yang
sedang tidur.
Siapa yang sedang tidur ini? orang yang sedang tidur ini adalah TUHAN YESUS
Yang sedang tidur di kapal kehidupan kita. Kalau YESUS terus tertidur, maka
kapal akan tenggelam. Itu sebabnya YESUS juga harus digairahkan. Bagi yang
sudah bertahun-tahun berdoa, tetapi doa belum dijawab, itu disebabkan karena
YESUS tidur. Perkataan kita bukanlah perkataan air anggur yang manis melainkan
duri, mungkin juga mengandung minyak tanah sehingga tidak dapat bangun bahkan
menjadi pingsan. Itu sebabnya kita jangan menyalahkan TUHAN kalau doa kita
belum dijawab berarti YESUS masih tidur karena belum tergairah. Jangankan
YESUS, isteri saja masih mengeluh tentang suaminya >>> sudah menjadi
seorang gembala tetapi perkataannya masih kasar. Itu sebabnya kita harus bersungguh-sungguh,
terlebih dahulu menggairahkan sesama, maka akan ada harapan untuk menggairahkan
YESUS Yang tidur. Hati diasuh untuk menghasilkan perkataan yang manis/air
anggur yang manis sehingga terlebih dahulu menggairahkan sesama Tubuh Kristus,
maka pasti akan menggairahkan Kepala. Kalau tubuh digairahkan, tidaklah mungkin
Kepala tidur kalau tubuh itu bergerak-gerak >>> tidak bisa! Kalau
tubuh sudah tergairah, maka Kepala sudah terlebih dahulu bergairah.
Matius 8 : 23 – 26,
23. Lalu Yesus naik ke dalam perahu dan murid-murid-Nyapun mengikuti-Nya.
24. Sekonyong-konyong mengamuklah ngina ngin di danau itu, sehingga perahu
itu ditimbus gelombang, tetapi Yesus tidur.
25. Maka datanglah murid-murid-Nya membangunkan Dia, katanya: “Tuhan,
tolonglah, kita binasa.”
26. Ia berkata kepada mereka: “Mengapa kamu takut, kamu yang kurang
percaya?” Lalu bangunlah Yesus menghardik ngina dan danau itu, maka
danau itu menjadi teduh sekali.
Ay 24 >>> YESUS tidur, sehingga perlu dibangunkan dengan perkataan
yang manis.
Perahu kehidupan kita sedang menuju ke pelabuhan damai sejahtera. Kita ke
seberang >>> kembali ke taman Eden/kerajaan seribu tahun sampai ke
dalam kerajaan surga yang kekal. Kita sekarang ini menyeberang, tetapi kita
menghadapi angin ribut dan gelombang yang datang dengan tiba-tiba/sekonyong-konyong.
Sekonyong-konyong:
- dalam waktu yang tidak dapat diprediksikan.
- dalam waktu yang tidak dapat di duga.
Saya katakan kepada sidang jemaat, seandainya saya dapat menduga kapan saudara
akan menghadapi pencobaan, maka akan sangat mudah saya katakan, tetapi tidak
bisa. Demikian juga dengan suami isteri yang sudah menikah selama empatpuluh
tahun dan harmonis, tiba-tiba mereka bercerai. Perusahaan yang sangat maju,
tiba-tiba bangkrut. Dalam pelayanan di ladang TUHAN >>> jemaat sangat
banyak >>> puji TUHAN! tiba-tiba semuanya habis. Sekonyong-konyong
angin dan gelombang dapat menghantam dan menenggelamkan perahu kehidupan kita,
perahu nikah nikah, perahu ekonomi kita, perahu pelayanan kita, perahu kesehatan
kita dlsbnya. Yang menentukan tenggelam atau tidaknya perahu kita itu bukan
besar kecilnya gelombang tetapi ada atau tidaknya TUHAN YESUS di dalam perahu
itu. Selama TUHAN YESUS berada di dalam perahu, perahu itu tidak mungkin tenggelam.
Itu sebabnya kita harus setia dan sungguh-sungguh di dalam pelayanan, sebab
begitu kita tidak setia, maka itu berarti YESUS sudah keluar dari perahu. Jika
angin datang (tidak perlu angin yang besar) dapat menenggelamkan kapal itu.
Semoga kita dapat mengerti.
Tetapi masih ada masalah sebab sekalipun YESUS berada di dalam perahu, tetapi
IA sedang tidur. Sementara perahu sedang diombang-ambingkan oleh angin dan gelombang,
YESUS sedang tidur di dalam perahu.
Apa artinya YESUS sedang tidur? Artinya:
- YESUS harus menjadi Teladan bagi kita. Di tengah gelombang YESUS tidak
panik. Jadi tidur itu berarti Teladan untuk ketenangan iman di saat kita sedang
menghadapi pencobaan. Sebab jika perahu yang diombang-ambingkan angin dan
gelombang, kemudian kita menjadi panik, maka perahu akan cepat tenggelam.
Dan untuk itu, YESUS memberi contoh.
- orang yang tidur, tentunya tidak dapat menolong. Di sini kalau YESUS tidur,
itu bukan berarti IA acuh tak acuh kepada kita/bukan berarti IA pasif tetapi
IA sedang sibuk bukan untuk menolong, tetapi Ia sedang sibuk mengasuh hati
kita untuk menjadi seperti Hati YESUS. Untuk apa ditolong kalau hati tetap
jahat, sebab nanti akan mati bahkan binasa. Itu sebabnya TUHAN menginginkan
kedua-duanya yaitu diasuh terlebih dahulu, pasti akan ditolong >>>
mendapatkan kedua-duanya yaitu mendapatkan Hati seperti TUHAN dan juga mendapatkan
pertolongan dari TUHAN. Inilah maksud dari TUHAN yang sedang mengasuh hati
kita, itu sebabnya kita jangan berputus asa sebab TUHAN sedang memperbaiki/menciptakan
kita kembali. Sangatlah salah jika pencobaan semakin hebat, YESUS tidak menolong,
kemudian kita pergi tidak mau beribadah lagi sebab hendak menyelesaikan pencobaan
itu terlebih dahulu. Jika mengalami pencobaan, maka kita harus lebih meningkatkan
ibadah dengan banyak mendengarkan Firman TUHAN agar di asuh oleh TUHAN. Jika
waktu pengasuhan TUHAN itu selesai, maka pencobaan itu juga pasti akan selesai.
Semoga kita dapat mengerti.
- mati untuk menghadapi angin dan gelombang, sebab ini bukanlah angin dan
gelombang biasa tetapi angin dan pencobaan yang dilancarkan oleh setan untuk
menggugurkan iman dan membinasakan kita. Dan untuk menghadapi setan, maka
YESUS harus mati di kayu salib. Ibrani 2 : 14, Karena
anak-anak itu adalah anak-anak dari darah dan daging, maka Ia juga menjadi
sama dengan mereka dan mendapat bagian dalam keadaan mereka, supaya oleh kematian-Nya
Ia memusnahkan dia, yaitu Iblis, yang berkuasa atas maut;
Memusnahkan dia >>> iblis yang membuat angin ribut dan gelombang
besar yang menghantam perahu. YESUS mati untuk mengalahkan setan yang berkuasa
atas angin ribut dan gelombang yang akan menenggelamkan perahu kehidupan kita
supaya tidak mencapai firdaus kembali dan juga tidak mencapai surga. Inilah
upaya TUHAN untuk menolong kita yaitu YESUS tidur.
Sekarang bagaimana sikap kita? kalau orang mau ditolong, maka sikap dari keduabelah
pihak harus sama. Misalnya: ada orang yang akan jatuh ke dalam jurang, kemudian
ada orang yang mau menolong dengan mengulurkan tangannya agar dipegang oleh
orang yang jatuh, tetapi ia menolak untuk dipegang, maka orang itu tidak akan
dapat tertolong dan orang yang akan menolong akan pergi. TUHAN sudah siap untuk
menolong, sekarang bagaimana sikap kita?
Di dalam ay 26 >>> Ia berkata kepada mereka: “Mengapa kamu takut,
kamu yang kurang percaya?” Lalu bangunlah Yesus menghardik esame dan danau
itu, maka danau itu menjadi teduh sekali.
Saudara membandingkan dengan Markus 4 sebab di dalam injil Matius ini tidak
ditulis, tetapi di dalam injil Markus 4, TUHAN berkata ‘diam dan tenang’.
Sikap kita adalah diam dan tenang dan ini meneladani TUHAN. Kalau kita panik/berlari-lari
di dalam kapal yang hampir tenggelam, maka sudah dapat dipastikan kita akan
mati. YESUS tidur, kita diam dan tenang.
Apa yang dimaksud dengan diam dan tenang?
Yesaya 30 : 15, Sebab beginilah firman Tuhan ALLAH, Yang
Mahakudus, Allah Israel: “Dengan bertobat dan tinggal diam kamu akan diselamatkan,
dalam tinggal tenang dan percaya terletak kekuatanmu.” Tetapi kamu enggan,
Diam = memeriksa diri/introspeksi diri dan kalau ada kesalahan harus diakui
kepada TUHAN dan kepada esame, jika diampuni, jangan berbuat lagi = bertobat.
Kesalahan kita adalah, sementara perahu akan tenggelam, kita saling menyalahkan
>>> suami menyalahkan isteri dan juga sebaliknya >>> ini bagaikan
kita lari ke sana dan kemari.Tindakan kita haruslah berdiam diri/diam. Periksa
diri, jangan menghakimi orang. Kalau masih ada dosa, maka TUHAN tidak dapat
berbuat apa-apa, sebab dosa merupakan pemisah antara kita dengan TUHAN.
Tenang = dengan tinggal tenang dan percaya terletak kekuatanmu. Jadilah tenang
>>> 1 Petrus 4 : 7, Kesudahan segala sesuatu sudah
dekat. Karena itu kuasailah dirimu dan jadilah tenang, supaya kamu dapat berdoa.
Kesudahan segala sesuatu itu dapat :
- menunjuk pada kedatangan TUHAN.
- selesainya segala masalah.
Jadi, jika kita ingin menyelesaikan masalah, maka kita harus menjadi tenang.
Kalau tadi diam itu kita memeriksa diri dan tenang itu untuk menguasai diri.
Menguasai diri itu apa yang harus dikuasai? Diri ini selalu berharap kepada
orang lain. Kalau di kapal yang akan tenggelam, kita tidak diam >>>
salah mama, salah papa, salah anak, salah jemaat karena jemaat memberontak,
maka kapal itu akan cepat tenggelam. Kalau tidak tenang/menguasai diri maka
kita akan selalu berharap kepada orang lain; dan ini seringkali lebih susah
sebab kalau berharap pada orang lain dan kapal itu akan tenggelam, maka kita
akan lari sini, lari sana. Maafkan kalau saya menyampaikan ini, sebab jangan-jangan
kami para hamba-hamba TUHAN berfellow-ship tetapi hanya sebagai topeng untuk
berharap kepada orang lain dan ini merupakan hal yang benar-benar celaka sebab
bukannya tertolong, tetapi sebentar lagi akan tenggelam. Saya tidak berani berkata
keras-keras, sebab nomor satu perkataan ini ditujukan kepada diriku terlebih
dahulu. Banyak tempat yang harus saya kunjungi, di Medan di dalam satu tahun
sebanyak empat kali, kemudian Ciawi meminta lagi, dan juga dimana-mana tempat.
Kalau saya datang untuk berharap sesuatu kepada orang lain, maka Wijaya adalah
orang yang paling celaka. Kita harus tenang/menguasai diri, percaya dan mempercayakan
diri serta berserah kepada TUHAN. Kemudian diam/bertobat >>> jemaat
merosot, saya yang salah. Dan juga tenang >>> tidak berharap kepada
orang lain >>> percaya dan mempercayakan diri kepada TUHAN, barulah
kita dapat berdoa/’supaya kamu dapat berdoa’. Doa inilah yang menggairahkan
TUHAN.
Doa yang menggairahkan TUHAN itu adalah:
- doa yang disertai dengan bertobat/diam.
- doa yang disertai dengan ketenangan/tidak berharap kepada orang lain tetapi
hanya berharap kepada TUHAN.
- doa yang disertai dengan iman/percaya kepada YESUS >>> mengapa
kamu bimbang?
- doa yang disertai dengan menyerukan Nama YESUS >>> TUHAN! tolonglah
kami.
Seandainya waktu Petrus mau tenggelam dan ia memilih sebelas murid/kawan-kawannya,
maka ia akan tenggelam dan habis tetapi karena ia berseru Nama YESUS, maka ia
tertolong. Inilah doa yang menggairahkan YESUS = perkataan manis/air anggur
yang mengalir ke bibir orang yang tidur. YESUS Yang tidur >>> bangun!
Lalu berteriak >>> ‘diam, tenang! BibirNYA terbuka karena terkena
air anggur sehingga semuanya menjadi selesai.
Saya tidak menggurui, tetapi mungkin kita sudah berdoa dengan gaya apa saja
dan juga berpuasa, tetapi YESUS masih tidur sebab belum ada air anggur yang
mengalir kepada sesama terlebih dahulu baru kemudian air anggur yang mengalir
ke Bibir YESUS yaitu doa yang disertai dengan diam/bertobat, jangan mengusik
orang lain. Kemudian tenang/jangan berharap kepada siapapun juga tetapi hanya
berharap kepada TUHAN. Di lanjutkan dengan iman/jangan bimbang, sebab kalau
orang bimbang itu tidak mendapatkan apa-apa. Dan serukan Nama YESUS, Nama Yang
berkuasa.
Yang berada di dalam perahu itu semuanya adalah orang laki-laki/kaum pria
>>> kaum pria ditunggu oleh TUHAN untuk mengeluarkan kata-kata yang
manis. Sebab kaum pria/terlebih para gembala/suami pada umumnya tidak pernah
diam dan tenang. Bahkan jika isteri mengatakan bahwa sudah tidak ada beras lagi,
maka suami mengatakan untuk tenang saja nanti akan ia carikan kesana sini. Bukan
ini yang dimaksud dengan tenang, sebab tenang yang sesungguhnya itu berarti
tidak mengharapkan orang lain. Itu sebabnya kaum pria ini seringkali bersalah
karena menggunakan kekuatan, sedangkan kaum wanita tidak dapat berbuat seperti
itu.
Selain tidak dapat tenang dan diam, maka kaum pria ini banyak yang suka bimbang.
Saya juga pernah tidak dapat tidur karena stress, tetapi sekarang ini kaum pria
yang terlebih dahulu ditunggu sebab hatinya harus terlebih dahulu dilembutkan/diraba
dan mulut mengeluarkan perkataan yang manis >>> pasti YESUS bangun
dan dengan kuasa kebangkitan IA menghardik angin dan gelombang. Kuasa kebangkitan
ini adalah kuasa untuk menghapus segala kemustahilan yang ada di tengah kita
kalau hati dan mulut kita ini mau diraba oleh TUHAN.
TUHAN memberkati.
1