Simpang Borobudur no 27 Malang
0341-496949

Pdt. Jusak Widjaja Hendra - Ciawi (Sore)

Kita kembali kepada tema yang terdapat di dalam Wahyu 21 : 5, Ia yang duduk di atas takhta itu berkata: "Lihatlah, Aku menjadikan segala sesuatu baru!" Dan firman-Nya: "Tuliskanlah, karena segala perkataan ini adalah tepat dan benar."
Jadi TUHAN mau menjadikan/menciptakan manusia baru yaitu manusia yang memiliki Gambar dan Teladan ALLAH/sempurna seperti ALLAH. Usaha TUHAN untuk mengembalikan manusia kepada Gambar dan Teladan ALLAH disebut asuhan TUHAN. Kita sudah mempelajari bagaimana TUHAN mengasuh kita sampai kita kembali kepada Gambar dan Teladan ALLAH ini di dalam injil Lukas 6.

Injil Lukas 6 ini terbagi menjadi tujuh bagian yaitu:
Bagian pertama sampai bagian yang ketiga >>> TUHAN mengasuh tubuh, jiwa dan roh kita untuk dikembalikan pada Gambar ALLAH Tri Tunggal. Kita sudah mempelajari pada waktu yang lalu.
Bagian keempat, kelima, enam dan tujuh yaitu perbuatan, akal, hati dan perjalanan hidup diasuh oleh TUHAN untuk dikembalikan kepada Teladan ALLAH Tri Tunggal/meneladani TUHAN.

Sekarang, kita akan melanjutkan bagian yang kelima Akal diasuh oleh TUHAN, >>> Lukas 6 : 20 – 26,
20. Lalu Yesus memandang murid-murid-Nya dan berkata: "Berbahagialah, hai kamu yang miskin, karena kamulah yang empunya Kerajaan Allah.
21. Berbahagialah, hai kamu yang sekarang ini lapar, karena kamu akan dipuaskan. Berbahagialah, hai kamu yang sekarang ini menangis, karena kamu akan tertawa.
22. Berbahagialah kamu, jika karena Anak Manusia orang membenci kamu, dan jika mereka mengucilkan kamu, dan mencela kamu serta menolak namamu sebagai sesuatu yang jahat.
23. Bersukacitalah pada waktu itu dan bergembiralah, sebab sesungguhnya, upahmu besar di sorga; karena secara demikian juga nenek moyang mereka telah memperlakukan para nabi.
24. Tetapi celakalah kamu, hai kamu yang kaya, karena dalam kekayaanmu kamu telah memperoleh penghiburanmu.
25. Celakalah kamu, yang sekarang ini kenyang, karena kamu akan lapar. Celakalah kamu, yang sekarang ini tertawa, karena kamu akan berdukacita dan menangis.
26. Celakalah kamu, jika semua orang memuji kamu; karena secara demikian juga nenek moyang mereka telah memperlakukan nabi-nabi palsu."

Ay 20 – ay 23 >>> berbicara tentang kebahagiaan.
Ay 24 – ay 26 >>> ini adalah kontradiksi dari kebahagiaan yaitu ‘celaka’ sampai empat kali disebutkan. Empat kali ‘kebahagiaan’ dan juga empat kali ‘celaka’.

Saya mulai terlebih dahulu menerangkan ay 20 sampai dengan ay 23 yang merupakan empat titik berat yaitu:

  • berbahagia orang yang miskin.
  • berbahagia orang yang lapar.
  • berbahagia orang yang menangis.
  • berbahagia kalau kamu dibenci/dianiaya.

Empat kebahagiaan ini menunjuk pada empat titik salib. Jadi TUHAN mengasuh akal/pikiran kita dengan berita salib/dengan salib, supaya kita memiliki Teladan TUHAN yaitu memiliki pikiran salib seperti Pikiran TUHAN. Jadi kalau kita mau meneladani TUHAN, maka pikiran kita harus diasuh untuk memiliki pikiran salib. Ini merupakan kontradiksi dari pikiran manusia, sebab manusia hanya memikirkan perkara-perkara yang enak saja >>> bagaimana kalau saya menjadi kaya dlsbnya.

Di dalam srt 1 Petrus 4 : 1, Jadi, karena Kristus telah menderita penderitaan badani, kamupun harus juga mempersenjatai dirimu dengan pikiran yang demikian, --karena barangsiapa telah menderita penderitaan badani, ia telah berhenti berbuat dosa--,
Pikiran salib adalah:
Yang pertama: kita rela sengsara daging/menderita daging untuk berhenti berbuat dosa. Sebagai contoh adalah orang yang ingin berhenti merokok sehingga dagingnya menjadi sangat sakit >>> ini berarti orang ini sudah memiliki pikiran salib, seandainya orang itu memiliki pikiran duniawi >>> sekalipun sudah ada tulisan bahwa merokok itu akan mengakibatkan penyakit kanker, tetapi ia tetap merokok. Tetapi kalau orang itu memiliki pikiran salib >>> sekalipun tidak tertulis bahwa merokok itu mengakibatkan sakit kanker, ia tetap akan berhenti merokok. Itu sebabnya pikiran itu harus diasuh oleh TUHAN untuk berhenti berbuat dosa. Tetapi pikiran salib yang pertama ini belum sampai pada puncaknya.

Yang kedua: ini adalah pikiran salib yang memuncak yaitu

1Petrus 4 : 12,13,
12. Saudara-saudara yang kekasih, janganlah kamu heran akan nyala api siksaan yang datang kepadamu sebagai ujian, seolah-olah ada sesuatu yang luar biasa terjadi atas kamu.
13. Sebaliknya, bersukacitalah, sesuai dengan bagian yang kamu dapat dalam penderitaan Kristus, supaya kamu juga boleh bergembira dan bersukacita pada waktu Ia menyatakan kemuliaan-Nya.

Pada ay 13 ini sudah tidak disebutkan lagi dosa seperti yang tertulis ‘rela menderita secara daging untuk berhenti berbuat dosa’. Tetapi pada ay 13 ini, merupakan puncaknya yaitu ‘rela sengsara/menderita daging tanpa dosa’ dan ini adalah penderitaan seperti YESUS Yang tidak berdosa tetapi harus menderita. Di dalam istilah tabernakel, ini berarti percikkan darah. Jika di dalam penderitaan kita mengomel, maka ini dapat menjadikan kita untuk berbuat dosa. Semoga kita dapat mengerti.

Jika pikiran kita mau diasuh oleh TUHAN sehingga kita rela untuk sengsara daging tanpa dosa, maka kita akan mendapatkan paling sedikit tiga hasil yaitu:

  1. 1 Petrus 4 : 14, Berbahagialah kamu, jika kamu dinista karena nama Kristus, sebab Roh kemuliaan, yaitu Roh Allah ada padamu. Ini sama dengan injil Lukas 6. Jadi hasil pertama adalah kebahagiaan surga yang tidak dapat dipengaruhi oleh perkara-perkara dunia. Berbahagia orang yang dianiaya >>> kita mencari di dunia, tidak ada orang yang berbahagia jika dianiaya. Berbahagia orang yang miskin >>> kemiskinan ini merupakan hal yang menakutkan sebab akan membuat susah. Tetapi di dalam TUHAN, disebut berbahagia berarti ini adalah kebahagiaan surga >>> tidak perlu kita kaya/miskin, kita tetap mengalami kebahagiaan surga yang tidak dapat dipengaruhi oleh perkara dunia. Dan disertai dengan keselamatan, ini yang penting. Itu sebabnya kebahagiaan itu jangan terlepas dari keselamatan. Seperti yang kemarin saya katakan, bahwa kalau hanya sukacita yang dicari di dalam gereja, maka belum tentu itu merupakan sukacita yang berasal dari surga, sebab di dunia, orang juga dapat bersukacita. Hanya bedanya >>> kalau sukacita dari TUHAN, disertai dengan keselamatan, sedangkan sukacita di dunia di sertai dengan kebinasaan.
    Inilah kebahagiaan di dalam TUHAN yaitu kebahagiaan salib, itu sebabnya kita
    jangan melepaskan salib >>> 1 Korintus 1 : 18, Sebab pemberitaan tentang salib memang adalah kebodohan bagi mereka yang akan binasa, tetapi bagi kita yang diselamatkan pemberitaan itu adalah kekuatan Allah.
    Berita salib adalah hikmat dan kuasa TUHAN untuk memberikan kebahagiaan surga dan disertai keselamatan kepada kita sekalian. Tidak ada jalan lain, YESUS membawa kebahagiaan surga ke bumi hanya lewat salib; jadi tanpa salib manusia tidak dapat menerima kebahagiaan surga. Manusia di dunia sejak Adam dan Hawa sudah berbuat dosa sehingga mereka hidup di dalam ketakutan, suasana kutukan/sengsara tidak dapat berbahagia dan selamat. Semoga kita dapat mengerti.
    Di dalam ay 18a >>> sebab pemberitaan tentang salib memang adalah kebodohan bagi mereka yang akan binasa. Di luar salib tidak ada kebahagiaan yang sejati, yang ada hanyalah kebahagiaan yang palsu. Tetapi yang ada, seperti di dalam injil Lukas 6, hanyalah ‘celaka,celaka’ dan kebinasaan. Kalau kita katakan kepada orang di dunia, bahwa celakalah orang kaya, mereka pasti akan membantah, sebab menurut mereka orang kaya itu akan berbahagia sebab ini adalah rumus dari dunia. Ini bukan berarti bahwa semua orang kaya itu celaka, tetapi rumus TUHAN adalah celaka orang kaya yang tidak memiliki salib. Demikian juga bagi orang yang miskin, mereka juga akan celaka, jika tidak memiliki salib.
    Bagi rekan-rekan hamba TUHAN, kita harus memperhatikan, sebab sekarang ini banyak pemberitaan Firman yang sudah menyingkirkan salib dan menurut pikiran ini adalah hal yang logis >>> di dunia, kita sudah sulit/sengsara untuk mencari nafkah, mencari ilmu juga sengsara kemudian datang ke gereja, tetapi diajarkan tentang salib lagi/sengsara lagi >>> kapan enaknya? Logis! Kemudian para hamba TUHAN, supaya banyak jemaat yang datang, mereka menyingkirkan salib/sudah tidak membutuhkan salib lagi sebab YESUS sudah disalibkan, kita tidak memerlukan salib lagi. Padahal di luar salib, tidak ada kebahagiaan surga tetapi yang ada hanyalah celaka dan kebinasaan. Itu sebabnya jangan lepaskan/singkirkan salib dari kehidupan kita. Semoga kita dapat mengerti.
  2. Mengenal Pribadi YESUS dengan empat sifat sehingga kita juga dapat memiliki empat sifat YESUS. Kita mengenal sifat/tabiat YESUS itu dari salib sehingga kita juga dapat memiliki sifat/tabiat dari TUHAN YESUS. Jika kita meneladani Pikiran YESUS dengan pikiran salib, maka sifat kita juga akan meneladani Sifat YESUS.
    1. Lukas 6 : 21, Berbahagialah, hai kamu yang sekarang ini lapar, karena kamu akan dipuaskan. Berbahagialah, hai kamu yang sekarang ini menangis, karena kamu akan tertawa.
      Saya akan mulai dengan menerangkan menangis >>> tertawa >>> berbahagialah, hai kamu yang menangis karena kamu akan tertawa.
      Menangis dan tertawa >>> ini menunjukkan sifat YESUS sebagai seorang Manusia. Injil Lukas ini yang menceritakan YESUS sebagai Seorang Manusia.
      Saudara tahu kapan pertama kali YESUS menangis? Yaitu waktu IA lahir sekalipun tidak ditulis di dalam alkitab, sebab jika YESUS lahir, IA tidak menangis, maka itu berarti YESUS mati.
      Kemudian waktu Lazarus mati >>> Yohanes 11.
      Kemudian waktu YESUS menangisi Yerusalem >>> Lukas 19 : 41 – 43,
      41. Dan ketika Yesus telah dekat dan melihat kota itu, Ia menangisinya,
      42. kata-Nya: "Wahai, betapa baiknya jika pada hari ini juga engkau mengerti apa yang perlu untuk damai sejahteramu! Tetapi sekarang hal itu tersembunyi bagi matamu.
      43. Sebab akan datang harinya, bahwa musuhmu akan mengelilingi engkau dengan kubu, lalu mengepung engkau dan menghimpit engkau dari segala jurusan,

      Inilah buktinya, bahwa YESUS itu menangis. Jadi waktu YESUS mengajar bahwa berbahagialah orang yang menangis, itu karena YESUS Sendiri sudah merasakan. Seperti yang sudah diterangkan kemarin, bahwa Firman harus terlebih dulu mendarah daging, barulah kita beritakan. Kita menganjurkan sidang jemaat untuk berkorban, tetapi kita sendiri tidak berkorban >>> ini namanya tidak adil; kemudian juga agar sidang jemaat memberikan persepuluhannya, tetapi gembala sendiri tidak memberikan persepuluhan >>> ini berarti gembala adalah seorang penipu ulung, sebab jika sidang jemaat tidak mengembalikan persepuluhan, maka ia adalah seorang penipu, maka gembala adalah seorang penipu ulung. Inilah sifat YESUS sebagai Seorang Manusia, IA menangis. Untuk apa YESUS datang sebagai Seorang Manusia? Untuk menyelesaikan/menebus/melepaskan segala dosa manusia di kayu salib >>> Yohanes 19 : 28 – 30,
      28. Sesudah itu, karena Yesus tahu, bahwa segala sesuatu telah selesai, berkatalah Ia--supaya genaplah yang ada tertulis dalam Kitab Suci--:"Aku haus!"
      29. Di situ ada suatu bekas penuh anggur asam. Maka mereka mencucukkan bunga karang, yang telah dicelupkan dalam anggur asam, pada sebatang hisop lalu mengunjukkannya ke mulut Yesus.
      30. Sesudah Yesus meminum anggur asam itu, berkatalah Ia: "Sudah selesai." Lalu Ia menundukkan kepala-Nya dan menyerahkan nyawa-Nya.

      ‘Sudah selesai’ = semua dosa manusia sudah diselesaikan.
      Kalau YESUS menangis, maka kita yang meneladani YESUS, juga harus menangis; untuk apa kita menangis? Banyak kali kita menangis karena kita tidak memiliki uang dlsbnya, tetapi ini belum menunjuk pada klimaksnya/puncaknya. Kita harus menangis terutama untuk menyesali dan mengakui segala dosa-dosa kepada TUHAN dan kepada sesama, supaya oleh Darah YESUS, kita mengalami pengampunan dosa, sesudah diampuni, jangan berbuat dosa lagi, = bertobat dan kita mengalami kelepasan dari dosa >>> ‘sudah selesai’. Tadi malam sudah diterangkan untuk lari ke kayu salib, karena penyelesaian dosa itu hanya dapat dilakukan di kayu salib.
      Jika kita menangis untuk penyelesaian dosa-dosa, maka kita akan tertawa bahagia mulai di dunia ini, sampai kita tertawa di dalam kerajaan surga. Tetapi kalau orang tertawa di dalam dosa = menangis di neraka. Semoga kita dapat mengerti.
    2. Lukas 6 : 20, Lalu Yesus memandang murid-murid-Nya dan berkata: "Berbahagialah, hai kamu yang miskin, karena kamulah yang empunya Kerajaan Allah.
      Miskin >>> empunya kerajaan surga. Ini merupakan pikiran di luar kebiasaan, hanya orang yang memiliki pikiran salib yang mampu menerima hal ini. Itu sebabnya TUHAN mengasuh pikiran kita, sebab kalau pikiran kita masih pikiran manusia, maka bisa saja orang beranggapan bahwa kita sudah menjadi gila >>> mana mungkin orang yang miskin itu berbahagia? ‘berbahagialah, hai kamu yang miskin, karena kamulah yang empunya Kerajaan ALLAH’ >>> ini menunjuk kepada YESUS sebagai Raja.
      YESUS Yang adalah Raja dan kaya, tetapi IA rela menjadi miskin supaya kita yang miskin, menjadi kaya. Kemudian ada pemberitaan yang mengatakan: sekarang saudara datang dengan naik sepeda motor, tetapi nanti kalau pulang saudara akan naik mobil >>> miskin menjadi kaya/hanya yang jasmani. Tetapi bukan ini maksudnya. Mari! sekarang ini kita mengikuti beritanya yang benar/yang
      sebenar-benarnya.
      2 Korintus 8 : 9, Karena kamu telah mengenal kasih karunia Tuhan kita Yesus Kristus, bahwa Ia, yang oleh karena kamu menjadi miskin, sekalipun Ia kaya, supaya kamu menjadi kaya oleh karena kemiskinan-Nya.
      Harta satu-satunya yang menjadi milik YESUS hanyalah salib yang tidak pernah diperebutkan oleh siapapun/yang aman. Jadi sifat dari seorang raja adalah miskin, apa yang dimaksud dengan miskin ini? yaitu miskin terhadap dosa. Jika kita mengakui dosa-dosa kita, semakin hari akan semakin berkurang/semakin menjadi miskin dari dosa. Jadi sifat raja adalah menang atas dosa/miskin terhadap dosa. Bukan raja yang memiliki banyak harta, sebab itu adalah raja di dunia. Tetapi YESUS Yang adalah Raja Surga, justru miskin terhadap dosa/menang atas dosa. Menang atas dosa = tidak dijajah oleh dosa lagi.
      Tetapi kamu miskin, menjadi kaya, kaya dalam hal apa? Kaya dalam hal kebajikan >>> 2 Korintus 8 : 1, 2,
      1. Saudara-saudara, kami hendak memberitahukan kepada kamu tentang kasih karunia yang dianugerahkan kepada jemaat-jemaat di Makedonia.
      2. Selagi dicobai dengan berat dalam pelbagai penderitaan, sukacita mereka meluap dan meskipun mereka sangat miskin, namun mereka kaya dalam kemurahan.

      Kalau sifat Raja itu sudah mendarah daging/sudah menjadi sifat, pasti akan kaya di dalam kemurahan/kebajikan. Jika secara dunia, maka kita dapat membayangkan bagaimana keadaan dari jemaat Makedonia ini yaitu dalam pencobaan dan juga sangat miskin, tetapi mereka kaya dalam kemurahan/perbuatan baik. Sebab kebajikan itu sudah merupakan sifat di dalam hidupnya yaitu mereka memiliki sifat dari seorang Raja/sifat YESUS Yang tidak dapat dihalangi oleh apapun juga.
      Seringkali kami sebagai seorang hamba TUHAN suka mengecilkan sidang jemaat dengan berkata bahwa kami berada di desa dan memiliki sidang jemaat yang miskin. Jemaat Makedonia ini tidak disebutkan bahwa mereka kaya, sebab kalau kaya, kemudian mereka memberi, maka itu adalah hal yang biasa/yang lumrah. Mereka miskin, tetapi dapat memberi, maka itu benar-benar merupakan sifat dari YESUS.
      Syarat memberi/berbuat kebajikan ialah:
      2 Korintus 9 : 7, 8,
      7. Hendaklah masing-masing memberikan menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati atau karena paksaan, sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita.
      Jadi syarat untuk memberi adalah sukarela/tidak dipaksakan dan dengan sukacita. Untuk ini TUHAN tidak membiarkan dan menjadikannya sia-sia.
      Hasilnya:
      2 Korintus 9 : 8 – 10,
      8.Dan Allah sanggup melimpahkan segala kasih karunia kepada kamu, supaya kamu senantiasa berkecukupan di dalam segala sesuatu dan malah berkelebihan di dalam pelbagai kebajikan.
      9. Seperti ada tertulis: "Ia membagi-bagikan, Ia memberikan kepada orang miskin, kebenaran-Nya tetap untuk selamanya."
      10. Ia yang menyediakan benih bagi penabur, dan roti untuk dimakan, Ia juga yang akan menyediakan benih bagi kamu dan melipatgandakannya dan menumbuhkan buah-buah kebenaranmu;

      Jadi sistimnya adalah seperti petani yang diajarkan oleh TUHAN yaitu menyediakan benih bagi penabur dan roti untuk dimakan. Dan ini adalah sistim kita. Misalnya petani panen >>> jika semuanya dijual dan dimakan, maka tidak ada yang tersisa/tidak ada yang bertumbuh lagi. Jadi kalau kita diberkati oleh TUHAN, sebagian kita tabur sehingga akan tumbuh kembali dan kita dapat memanennya kembali, dan sebagian kita makan >>> inilah rumus surga yaitu rumus tabur tuai.
      Hasilnya/tuaiannya:
      • 2 Korintus 9 : 8, Dan Allah sanggup melimpahkan segala kasih karunia kepada kamu, supaya kamu senantiasa berkecukupan di dalam segala sesuatu dan malah berkelebihan di dalam pelbagai kebajikan.
        Jika kita kaya dalam kebajikan/menabur, maka hasil pertama adalah kita mengalami kasih karunia TUHAN untuk memelihara kita dalam kecukupan/tidak berkekurangan. Menerima kasih karunia TUHAN untuk memelihara kita sampai kita tidak berkekurangan = cukup. Jika kita kaya di dalam kebajikan, maka kita akan masuk ke dalam rumus dari TUHAN.
      • dan malah berkelebihan di dalam pelbagai kebajikan = berkelimpahan di dalam perbuatan-perbuatan kebajikan. Kita sendiri dipelihara oleh TUHAN dan kita tidak berhenti untuk berbuat kebaikan, maka kita mendapatkan kasih karunia TUHAN untuk selalu melimpah di dalam perbuatan-perbuatan kebajikan/perbuatan-perbuatan baik. Di dalam ktb Wahyu 19, perbuatan kebajikan adalah jubah Mempelai dan ini merupakan karunia TUHAN.
        Wahyu 19 : 8, Dan kepadanya dikaruniakan supaya memakai kain lenan halus yang berkilau-kilauan dan yang putih bersih!" (Lenan halus itu adalah perbuatan-perbuatan yang benar dari orang-orang kudus.)
        Saya lebih senang terjemahan lama >>> lenan halus adalah perbuatan-perbuatan kebajikan dari orang-orang kudus. Lenan halus putih berkilau adalah pakaian Mempelai dan ini merupakan salah satunya yang melimpah di dalam perbuatan kebajikan dan ini tidaklah sia-sia sebab kita menerima kasih karunia untuk menerima pakaian Mempelai/jubah Mempelai Wanita Surga.
        Orang yang tidak dapat memberi = telanjang/tidak memiliki jubah.
        Orang yang kikir dan serakah = telanjang/tidak memiliki pakaian Mempelai. Semoga kita dapat mengerti.
      Kami bersyukur karena dididik oleh alm.bpk.pdt In Juwono serta alm.bpk.pdt Pong Dongalemba sebagai guru dan gembala, kami dididik untuk dapat memberi,
      bukan sekarang yang sudah memiliki sidang jemaat, tetapi sejak saya masih menjadi pengerja minimal membiayai diri sendiri jika ingin mengikuti kegiatan Pekan Pekabaran Injil (P.P.I). begitulah di dalam ladang TUHAN, kita dilatih untuk dapat memberi agar mendapatkan pakaian Mempelai. Demikian juga sekarang ini saya melatih sidang jemaat untuk membiayai diri sendiri jika kita mengadakan kunjungan-kunjungan ke berbagai tempat.
    3. Lukas 6 : 21a, Berbahagialah, hai kamu yang sekarang ini lapar, karena kamu akan dipuaskan.
      Ini menunjuk YESUS sebagai Hamba/Pelayan. Sebelum YESUS melayani, IA masuk dalam baptisan air terlebih dahulu. Kemudian sesudah baptisan air (Mat 3), YESUS berpuasa selama empat puluh hari empat puluh malam/YESUS lapar
      (Mat 4). Itu sebabnya YESUS mengajar, berbahagialah orang lapar sebab IA Sendiri sudah merasakan lapar. Kita tidak dapat mengajarkan kepada orang untuk berpuasa, padahal kita sendiri tidak berpuasa, sehingga kita tidak dapat menjadi teladan. Sesudah berpuasa, barulah IA melayani.
      Karena kita memiliki sifat YESUS sebagai Hamba, maka kita juga harus menjadi hamba/memiliki sifat hamba yaitu:
      • Melayani dengan rasa lapar dan ini adalah hamba yang benar. YESUS sebelum melayani, maka IA berpuasa terlebih dahulu/IA merasa lapar, baru kemudian YESUS melayani dan ini merupakan contoh bagi kita. Tadi malam sudah diterangkan, kalau lapar berarti ada suatu kebutuhan. Kita melayani TUHAN itu bukan karena kita dibutuhkan, tetapi karena kita merasa ada suatu kebutuhan dan ini meneladani YESUS sebagai Hamba. Kalau di dunia, memang dibutuhkan >>> seseorang pejabat yang dibutuhkan, jika ia ingin duduk, maka kursi itu ditarik ke belakang agar yang bersangkutan dapat duduk >>> ini adalah sistim dunia yaitu dibutuhkan. Tetapi kalau di dalam ladang TUHAN, kita melayani, justru di dalam suatu kebutuhan/rasa lapar. Orang yang merasa dibutuhkan itu mudah tersandung, tersinggung tetapi kalau merasa membutuhkan/karena kebutuhan, maka tidak dapat dihalangi/disandung/dijegal oleh apapun juga. Itulah bedanya antara dunia dengan surga.
        Kepada para gembala, saudara jangan merasa dibutuhkan sebab dulu saya adalah orang yang seperti itu. Karena merasa dibutuhkan, maka saya puasa sebelum ibadah; tetapi ketika saya datang, ternyata yang hadir hanya sedikit sehingga saya menjadi jengkel dan menganggap jemaat tidak menghargai saya. Itulah saya dulu, sebab saya merasa dibutuhkan.
      • Melayani untuk memuaskan TUHAN, seperti YESUS Yang melakukan kehendak Bapa yaitu harus masuk dalam baptisan air, harus berpuasa untuk memuaskan Bapa. Melayani untuk memuaskan TUHAN itu bagaikan memberi makan dan minum kepada TUHAN. Inilah pelayanan dengan ikat pinggang kesetiaan dan kebenaran, dan pelayanan semacam ini yang memuaskan Hati TUHAN. Lukas 17 : 7, 8,
        7. "Siapa di antara kamu yang mempunyai seorang hamba yang membajak atau menggembalakan ternak baginya, akan berkata kepada hamba itu, setelah ia pulang dari ladang: Mari segera makan!
        8. Bukankah sebaliknya ia akan berkata kepada hamba itu: Sediakanlah makananku. Ikatlah pinggangmu dan layanilah aku sampai selesai aku makan dan minum. Dan sesudah itu engkau boleh makan dan minum.

        Kalau pelayanan di dunia >>> dari ladang, begitu sampai di rumah, isteri dibentak-bentak agar segera menyiapkan minuman dlsbnya, tetapi kalau di dalam ladang TUHAN berlainan >>> sudah capek dari ladang, Tuannya memerintahkan untuk menyediakan makanan dan minuman bagiNYA, setelah Tuannya selesai makan dan minum, baru bolehlah pelayan itu makan dan minum dan pelayanan semacam inilah yang memuaskan Hati TUHAN.
      Yesaya 11 : 5, Ia tidak akan menyimpang dari kebenaran dan kesetiaan, seperti ikat pinggang tetap terikat pada pinggang.
      Kita melayani dengan kesetiaan dan kebenaran >>> bagaikan memberi makan minum TUHAN YESUS/bagaikan memuaskan Hati TUHAN >>> baru kamu boleh makan dan minum >>> inilah rumus >>> kalau kita memuaskan Hati TUHAN/memberi makan dan minum kepada TUHAN, maka TUHAN akan memuaskan hati kita. Sebab urusan makan dan minum, merupakan urusan TUHAN, sedangkan urusan kita adalah setia dan benar >>> JANGAN KITA BALIK! Sebab seringkali kita meninggalkan pelayanan sebagai gembala untuk mencari makan dan minum >>> salah!
      Mari! sekarang ini, kita memiliki sifat dari YESUS sebagai Hamba untuk memuaskan Hati TUHAN yaitu kita melayani TUHAN dengan rasa lapar/suatu kebutuhan yang tidak dapat dihalangi oleh apapun juga. Semoga kita dapat mengerti.
      Di dalam pikiran salib/dalam penderitaan daging, kita dapat mengenal dan memiliki sifat YESUS yaitu:
      • Sebagai Manusia >>> kita menangis untuk dosa, maka kita akan tertawa.
      • Sebagai Raja >>> kita miskin terhadap dosa, kita menang atas dosa dan kaya terhadap kebajikan sehingga kita akan mendapatkan pakaian Mempelai.
      • Sebagai Hamba >>> mari kita melayani TUHAN dengan suatu kebutuhan dan juga memuaskan Hati TUHAN yaitu dengan setia dan benar sehingga urusan makan minum, merupakan urusan TUHAN. Itu sebabnya sebagai seorang gembala atau imam-imam, kita jangan meninggalkan pelayanan karena kita mengurus makan dan minum sehingga kita menjadi tidak setia. Hidup kita bukan dari sidang jemaat, bukan dari gaji (sekalipun kita memiliki gaji) tetapi hidup kita dari TUHAN. Sebagai contoh: kita menerima gaji, semisal lima juta rupiah sebulan, kalau hidup kita dari gaji, tiba-tiba kita jatuh sakit dan harus mengeluarkan biaya untuk pengobatan sebanyak enam juta rupiah >>> gaji itu akan habis. Tetapi kalau kita hidup
        dari TUHAN >>> berapapun jumlahnya, kita bisa hidup. Makan dan minum merupakan urusan dari TUHAN.Semoga kita dapat mengerti.
    4. Lukas 6 : 22, Berbahagialah kamu, jika karena Anak Manusia orang membenci kamu, dan jika mereka mengucilkan kamu, dan mencela kamu serta menolak namamu sebagai sesuatu yang jahat.
      Ini adalah kebencian/aniaya seperti di dalam injil Matius yang akan menghasilkan upah di surga dan ini menunjuk YESUS sebagai Anak ALLAH di dalam kemuliaan. Inilah keempat sifat YESUS di dalam salib.
      Kalau pikiran kita pikiran salib, kita mau sengsara/menderita tanpa dosa, maka kita akan mengenal Pribadi YESUS dengan empat sifat + menerima sifat dari TUHAN YESUS sebagai Manusia, sebagai Hamba, sebagai Raja dan sebagai Anak ALLAH Yang dianiaya/sengsara tanpa dosa >>> Wahyu 7 : 13, 14,
      13. Dan seorang dari antara tua-tua itu berkata kepadaku: "Siapakah mereka yang memakai jubah putih itu dan dari manakah mereka datang?"
      14. Maka kataku kepadanya: "Tuanku, tuan mengetahuinya." Lalu ia berkata kepadaku: "Mereka ini adalah orang-orang yang keluar dari kesusahan yang besar; dan mereka telah mencuci jubah mereka dan membuatnya putih di dalam darah Anak Domba.

      Kita mengalami sengsara/percikkan darah, bagaikan kita mencuci jubah di dalam Darah Anak Domba untuk tampil di dalam kemuliaan. Jadi, kalau kita menghadapi fitnahan, cacian, kebencian dan kita melawan, maka kita tidak jadi mencuci jubah di dalam Darah dan pakaian/jubah menjadi kotor, tetapi kalau kita diam, maka itu berarti kita mencuci jubah di dalam Darah Anak Domba sampai jubah pelayanan kita itu menjadi putih berkilau-kilauan/menjadi jubah Mempelai dan siap menerima upah di dalam kerajaan surga. Jika kita sudah memiliki jubah Mempelai, di saat YESUS datang, kita akan bersama Dia dan menerima upah. Kita jangan heran kalau kita mengalami penderitaan, sebab itu diijinkan oleh TUHAN.
    Kalau pikiran kita mau diasuh oleh TUHAN maka hasil selanjutnya adalah:
  3. kita mengalami aktifitas/kuasa dari YESUS sebagai Anak ALLAH, Kita diijinkan menderita supaya kita mengetahui bagaimana kuasa YESUS itu dan juga mengalami aktifitas/kuasa YESUS sebagai Anak ALLAH. Semoga kita dapat mengerti.
    Matius 11 : 2, Di dalam penjara Yohanes mendengar tentang pekerjaan Kristus,
    Salah satu orang yang diijinkan masuk penjara = masuk dalam penderitaan tanpa dosa bersama YESUS/pikiran salib yaitu Yohanes Pembaptis. Yohanes Pembaptis ini diijinkan oleh TUHAN untuk mengalami penderitaan, sebab berada di dalam penjara berarti semuanya serba terbatas dan itu bukan untuk dihancurkan tetapi untuk mengalami kuasa TUHAN. Semoga kita dapat mengerti.
    Siapa Yohanes Pembaptis ini?
    Matius 11 : 7, 8, 11,
    7. Setelah murid-murid Yohanes pergi, mulailah Yesus berbicara kepada orang banyak itu tentang Yohanes: "Untuk apakah kamu pergi ke padang gurun? Melihat buluh yang digoyangkan angin kian ke mari?
    8. Atau untuk apakah kamu pergi? Melihat orang yang berpakaian halus? Orang yang berpakaian halus itu tempatnya di istana raja.
    11. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya di antara mereka yang dilahirkan oleh perempuan tidak pernah tampil seorang yang lebih besar dari pada Yohanes Pembaptis, namun yang terkecil dalam Kerajaan Sorga lebih besar dari padanya.

    Yohanes Pembaptis bukanlah buluh yang digoyangkan oleh angin/bukan orang yang tidak memiliki pendirian, tetapi ia adalah buluh yang tegak sebab di padang gurun ia memberitakan >>> ‘persiapkan jalan untuk TUHAN dengan bertobat’. Ia tidak perduli dengan orang Parisi, ia tetap tegak.
    Yohanes Pembaptis adalah:
    • orang yang terbesar yang pernah dilahirkan oleh seorang perempuan. Jadi berita tentang baptisan air itu adalah suatu berita yang besar sebab diberitakan oleh orang yang besar. Itu sebabnya baptisan air itu jangan diringankan.
    • orang yang memiliki pendirian yang teguh/buluh yang kokoh, bukan buluh yang terkulai.
    • orang yang mengenal TUHAN YESUS dengan jelas >>> Yohanes 1 : 29, Pada keesokan harinya Yohanes melihat Yesus datang kepadanya dan ia berkata: "Lihatlah Anak domba Allah, yang menghapus dosa dunia.
      Tetapi ketika menghadapi penjara, Yohanes Pembaptis menjadi lain. Dan ini yang ditakutkan >>> dari orang yang paling besar/buluh yang tidak terkulai tetapi yang kokoh; ia mengatakan kepada orang Parisi dan ahli taurat >>> hai ular beludak! Ia mengakui dan mengenal YESUS >>> ‘Lihat Anak Domba ALLAh, Yang menghapus dosa dunia’. Tetapi ketika menghadapi penjara/penderitaan tanpa dosa, ia mulai menjadi ragu-ragu/bimbang.
    Matius 11 : 3 – 6,
    3. lalu menyuruh murid-muridnya bertanya kepada-Nya: "Engkaukah yang akan datang itu atau haruskah kami menantikan orang lain?"
    4. Yesus menjawab mereka: "Pergilah dan katakanlah kepada Yohanes apa yang kamu dengar dan kamu lihat:
    5. orang buta melihat, orang lumpuh berjalan, orang kusta menjadi tahir, orang tuli mendengar, orang mati dibangkitkan dan kepada orang miskin diberitakan kabar baik.
    6. Dan berbahagialah orang yang tidak menjadi kecewa dan menolak Aku."

    YESUS juga berbicara tentang Pengajaran >>> seringkali kita berkata: karena pengajaran ini, saya diberkati, nikahku diperbaharui, tetapi ketika mengalami penderitaan, bagaimana? Apakah kita akan berkata >>> kalau begitu, semuanya sama saja sebab sudah mulai meragukan pengajaran. Itu sebabnya kita harus berhati-hati, sebab saya ngeri berbicara hal ini. Yohanes Pembaptis yang adalah orang yang paling besar, siapa saya, siapa kita? Yohanes Pembaptis hampir tidak tahan, apalagi kita? Itu sebabnya kita harus sungguh-sungguh berhati-hati.

Mari! dihari-hari ini, akal kita digembleng dan penggemblengan akal/pikiran salib ini sangatlah berat sebab harus rela mengorbankan daging dan ini juga dialami oleh Yohanes Pembaptis. Di dalam penderitaan/sengsara tanpa dosa, maka keragu-raguan sering terjadi; dan sekarang Yohanes bagaikan buluh yang terkulai terkena angin penderitaan.

Di saat kita bimbang dan ragu-ragu (Matius 12) maka itu bagaikan buluh yang terkulai dan sumbu yang pudar nyalanya. Seringkali kita mengalami penderitaan secara ekonomi, secara kesehatan dlsbnya. Dan juga bagi rekan-rekan hamba TUHAN >>> apakah benar panggilan saya ini, atau sudah mau meninggalkan pelayanan kita? ini sudah bagaikan buluh yang patah terkulai dan sumbu yang pudar nyalanya. Kalau kebimbangan dan keragu-raguan ini dibiarkan, maka akibatnya akan menjadi kecewa dan menolak YESUS.
Menolak YESUS = meninggalkan pelayanan dan meninggalkan YESUS.
Inilah Yohanes Pembaptis orang yang terbesar saja tidak mampu menghadapi penjara.

Tetapi untung ketika murid-muridnya bertanya, maka YESUS menjawab >>>
Matius 11 : 4 - 6,
4. Yesus menjawab mereka: "Pergilah dan katakanlah kepada Yohanes apa yang kamu dengar dan kamu lihat:
5. orang buta melihat, orang lumpuh berjalan, orang kusta menjadi tahir, orang tuli mendengar, orang mati dibangkitkan dan kepada orang miskin diberitakan kabar baik.
6. Dan berbahagialah orang yang tidak menjadi kecewa dan menolak Aku."

Sebenarnya di dalam kita menghadapi penderitaan tanpa dosa yang diijinkan oleh TUHAN di dalam hidup kita, maka hal itu seperti penderitaan dari seorang wanita hamil yang hendak melahirkan anaknya. Penderitaan itu bagaikan di dalam penjara yang segalanya sudah dibatasi/tidak dapat pergi kemana-mana.

Dalam menghadapi penderitaan yang semakin berat itu, kita harus berhati-hati, sebab itu merupakan titik kritis sebab tinggal selangkah/tinggal sesaat lagi dan memiliki dua pilihan yaitu:
Pilihan yang negatif yaitu menjadi kecewa dan menolak YESUS sehingga akan menjadi binasa.
Pilihan yang kedua/yang positif dari waktu yang tinggal sesaat/puncak dari penderitaan itu adalah waktu yang sangat menentukan yaitu menyerah sepenuhnya kepada TUHAN.

Mari saudaraku! Di saat menghadapi apapun, itu berarti kita sedang berada pa-da titik yang kritis seperti Yohanes Pembaptis yang pada akhirnya ia menyerah sepenuhnya kepada TUHAN. Itu sebabnya di saat menghadapi titik kritis, kita jangan menjadi kecewa dan berputus asa, tetapi bertahan seperti ibu yang hamil pada bulan pertama sampai pada puncaknya akan melahirkan >>> tinggal sedikit waktu saja. Dan kalau kita tidak tahan, maka itu berarti semuanya sudah terbuang dengan sia-sia. Mungkin kita sudah melayani TUHAN selama duapuluh tahun, tigapuluh tahun, empatpuluh tahun dan sekarang di puncak penderitaan kemudian kita menjadi kecewa maka puluhan tahun di dalam pelayanan itu akan menjadi hilang sia-sia. Tetapi di saat titik kritis itu kita menyerah, maka kita tertolong oleh TUHAN; saat menyerah, saat kita sudah tidak berdaya/dipuncak penderitaan dan kita menyerah kepada TUHAN, maka kita akan mengalami kuasa TUHAN.

Apa yang dimaksud dengan kuasa TUHAN? TUHAN menunjukkan dua macam kuasa/aktifitas yaitu:

  1. tentang wanita hamil >>> Yohanes 16, YESUS menunjukkan aktifitasNYA yaitu: katakan kepada Yohanes >>> orang buta melihat, orang lumpuh berjalan, orang kusta menjadi tahir, orang tuli mendengar >>> yang disebut oleh YESUS ini, menunjuk pada cacat cela. Jadi kuasa untuk menghapuskan cacat cela = kuasa untuk menyucikan dan mengubahkan hidup kita sedikit demi sedikit sampai satu waktu menjadi sempurna/sama mulia dengan TUHAN YESUS.
  2. orang mati dibangkitkan >>> kuasa kebangkitan untuk menghapus segala kemustahilan. Orang sudah mati itu sudah mustahil untuk dibangkitkan, tetapi TUHAN katakan, orang mati dibangkitkan. Di tengah penderitaan, kalau kita menyerah dengan sungguh-sungguh kepada TUHAN, maka akan ada kuasa yang kita terima yaitu kuasa yang menyucikan/menghapus cacat cela dan juga yang mengubahkan kita. Juga kuasa yang kedua yaitu kuasa kebangkitan untuk menghapuskan segala kemustahilan.

Yohanes Pembaptis dapat menerima dan melihat kedua kuasa ini, sehingga ia tidak menjadi kecewa dan menolak YESUS tetapi ia menyerah sampai merelakan kepalanya untuk dipancung. Mengapa kepalanya sampai harus dipancung tetapi ia tetap menyerah? Bisa saja Yohanes Pembaptis kecewa karena YESUS tidak menolong dan kemudian sebelum kepalanya dipancung ia meminta untuk ditunda dan meminta maaf kepada Herodes karena ia pernah menegor Herodes tentang nikah karena mengambil isteri saudaranya. Dan Yohanes mengatakan kepada Herodes >>> tidak halal! Ini adalah Firman yang keras.

Mari saudaraku! Banyak kali di dalam penderitaan, kita menjadi kecewa sehingga kita menyalahkan Firman.Tetapi, mari! kita kuat seperti Yohanes Pembaptis sehingga kita akan melihat kuasa TUHAN. Yohanes Pembaptis rela kepalanya dipancung sebab ia melihat ada kuasa kebangkitan/ia percaya kuasa kebangkitan akan membangkitkannya saat YESUS datang kembali yang keduakalinya. Ia akan mendapatkan upah di dalam kerajaan surga.

Mari sekarang ini, pikiran kita diasuh oleh TUHAN menjadi pikiran salib. Mungkin kita datang dengan penderitaan tanpa dosa dan juga dengan berbagai macam bentuk seperti Yohanes yang terpenjara, juga di dalam nikah, kita menghadapi keadaan kritis yang memuncak sampai mencapai titik kritis >>> kita jangan menjadi kecewa dan menolak TUHAN/jangan menolak pengajaran/jangan meninggalkan Firman pengajaran yang benar apapun bentuk penderitaan kita. Tetapi kita menyerah kepad TUHAN dan TUHAN akan memberikan kuasaNYA. Yohanes tidak menjadi buluh yang terkulai lagi, dan juga tidak menjadi sumbu yang sudah pudar, tetapi ia menjadi buluh yang kembali tegak. Mungkin keadaan kita sudah seperti buluh yang terkulai tetapi kalau kita menyerah, maka tidak akan dipatahkan oleh TUHAN, tetapi akan ditegakkan kembali. Atau juga seperti sumbu yang sudah berasap tidak akan dipadamkan/dimatikan tetapi akan menjadi terang kembali.

Mari! kita pulang kembali kerumah masing-masing dengan tidak ada keraguan, tidak ada kekecewaan dan juga keputus asaan apapun yang sedang kita hadapi, kita menyerah kepada TUHAN dan kembali bersemangat melayani TUHAN sampai TUHAN datang kembali sebab akan ada kuasa TUHAN yaitu kuasa keubahan hidup dan kuasa kebangkitan akan kita alami sekarang ini. Orang mati saja TUHAN bangkitkan, apalagi masalah-masalah yang lain, pasti TUHAN akan menyelesaikannya dengan kuasa kebangkitan tepat pada waktunya. Seperti seorang ibu yang akan melahirkan secara wajar/normal tepat pada waktunya dan tidak dapat dihalangi oleh apapun juga. Sekarang ini ada kelahiran yang melewati operasi >>> ini lain. Tetapi kelahiran secara wajar yang tidak dapat dihalangi/dimajukan oleh apapun juga >>> kuasa TUHAN bekerja tepat pada waktunya. Siapa yang tahu, sekarang ini merupakan waktu dari TUHAN bagi kita semuanya dan biarlah TUHAN menolong kita.

TUHAN memberkati.

1



Versi Cetak

Transkrip
  • Ibadah Pendalaman Alkitab Malang, 10 Agustus 2023 (Kamis Sore)
    ... tajam dari pada pedang bermata dua mana pun ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh sendi-sendi dan sumsum ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita. Dan tidak ada suatu makhluk pun yang tersembunyi di hadapan-Nya sebab segala sesuatu telanjang dan terbuka di depan mata Dia yang kepada-Nya ...
  • Ibadah Pendalaman Alkitab Malang, 24 Oktober 2023 (Selasa Sore)
    ... pada tanganmu dan haruslah itu menjadi lambang di dahimu. Maka tidak ada kesempatan antikris untuk memberi cap . Wahyu Dan ia menyebabkan sehingga kepada semua orang kecil atau besar kaya atau miskin merdeka atau hamba diberi tanda pada tangan kanannya atau pada dahinya Yang penting di sini ialah hikmat barangsiapa ...
  • Ibadah Pendalaman Alkitab Malang, 02 Maret 2021 (Selasa Sore)
    ... segala orang yang sembahyang di dalamnya itu Ukuran penyembahan adalah tongkat pengukur. Tongkat pengukur menunjuk tongkat gembala firman penggembalaan firman pengajaran yang benar yang dipercayakan Tuhan kepada seorang gembala untuk disampaikan kepada sidang jemaat dengan setia berkesinambungan berurutan teratur dan diulang-ulang untuk menjadi makanan bagi sidang jemaat untuk membangun kerohanian ...
  • Ibadah Raya Malang, 16 September 2012 (Minggu Pagi)
    ... untuk melepaskan kita dari maut. Ada macam maut Maut kematian tubuh secara jasmani. Kehidupan yang sudah mati akan dibangkitkan dalam tubuh kemuliaan saat kedatangan Tuhan kedua kali. Maut secara rohani yaitu terpisah dari Tuhan karena mempertahankan dosa sampai puncaknya dosa enjoy dalam dosa. Kematian kedua di neraka selamanya. Wahyu Lalu maut dan kerajaan ...
  • Ibadah Paskah Kunjungan di Mojokerto, 11 April 2014 (Jumat Sore)
    ... keduanya di dalam satu tubuh dengan Allah oleh salib dengan melenyapkan perseteruan pada salib itu. Yang pertama mempelai wanita Tuhan adalah Israel dan kafir yang diperdamaikan oleh darah Yesus menajadi satu tubuh yang sempurna. Oleh sebab itu kita harus memperhatikan kesatuan mulai dari kesatuan nikah. Bagaimana bisa menjadi satu dengan Israel kalau dalam ...
  • Ibadah Doa Surabaya, 17 Agustus 2016 (Rabu Sore)
    ... di atas takhta itu dan mereka menyembah Dia yang hidup sampai selama-lamanya. Dan mereka melemparkan mahkotanya di hadapan takhta itu sambil berkata . Ya TUHAN dan Allah kami Engkau layak menerima puji-pujian dan hormat dan kuasa sebab Engkau telah menciptakan segala sesuatu dan oleh karena kehendak-Mu semuanya itu ada dan ...
  • Ibadah Raya Malang, 17 Oktober 2021 (Minggu Pagi)
    ... seorang gembala yang berbicara atas nama Tuhan artinya Tidak sombong dengan kerendahan hati merasa tidak mampu dan hanya bergantung pada Tuhan. Tidak sembarangan ada persiapan sebelum berkhotbah apa yang diucapkan diajarkan seorang gembala akan menentukan sampai di akhirat. Dengan tanggung jawab sepenuh pada Tuhan. Untuk apa perkataan firman Tuhan yang disampaikan seorang gembala ...
  • Ibadah Jumat Agung Malang, 03 April 2015 (Jumat Sore)
    ... Kristus ialah Allah. Susunan yang benar adalah Kristus menjadi Kepala dari laki-laki laki-laki kepala dari wanita. Kalau wanita menjadi kepala dari laki-laki berarti Kristus tidak bisa menjadi Kepala dalam ibadah dan rumah tangga. Yang menjadi kepala ialah ular. Ini adalah suatu ketelanjangan dan kehancuran. Pengajaran yang benar yaitu pengajaran mempelai melarang ...
  • Ibadah Pendalaman Alkitab Malang, 19 Februari 2009 (Kamis Sore)
    ... yang sudah Tuhan lakukan atas hidup kita yaitu memindahkan kita dari gelap kepada terangNya yang ajaib bersaksi tentang keubahan hidup. Setiap kita melayani Tuhan dalam bidang apapun juga harus disertai dengan keubahan hidup. Ini sama dengan dalam pelayanan kita sedang memancarkan terangNya yang ajaib sehingga cepat atau lambat orang yang disinari ...
  • Ibadah Pendalaman Alkitab Malang, 11 Oktober 2012 (Kamis Sore)
    ... penderitaan badani kamupun harus juga mempersenjatai dirimu dengan pikiran yang demikian --karena barangsiapa telah menderita penderitaan badani ia telah berhenti berbuat dosa-- supaya waktu yang sisa jangan kamu pergunakan menurut keinginan manusia tetapi menurut kehendak Allah. Artinya sengsara daging untuk berhenti berbuat dosa bertobat dan hidup menurut kehendak Allah yaitu ...

Siaran Langsung

Live Streaming GPTKK

Rekaman

Ikuti rekaman ibadah kami

Transkrip

Ringkasarn Firman Tuhan

Kesaksian

Pengalaman hidup bersama Firman Tuhan

Untuk Koneksi Lambat, silakan buka https://id.gptkk.org

Silakan kontak ke info@gptkk.org apabila bapak/ibu/sdr/sdri ada pertanyaan atau ingin berlangganan majalah Manna, dan silakan kirim email ke widjaja_h@yahoo.com apabila ingin konsultasi pribadi dengan bapak gembala.