Kita kembali kepada tema yang terdapat di dalam Wahyu 21 : 5,
Ia yang duduk di atas takhta itu berkata: "Lihatlah, Aku menjadikan
segala sesuatu baru!" Dan firman-Nya: "Tuliskanlah, karena segala
perkataan ini adalah tepat dan benar."
Jadi TUHAN mau menjadikan/menciptakan manusia baru yaitu manusia yang memiliki
Gambar dan Teladan ALLAH/sempurna seperti ALLAH. Usaha TUHAN untuk mengembalikan
manusia kepada Gambar dan Teladan ALLAH disebut asuhan TUHAN. Kita sudah mempelajari
bagaimana TUHAN mengasuh kita sampai kita kembali kepada Gambar dan Teladan
ALLAH ini di dalam injil Lukas 6.
Injil Lukas 6 ini terbagi menjadi tujuh bagian yaitu:
Bagian pertama sampai bagian yang ketiga >>> TUHAN mengasuh tubuh,
jiwa dan roh kita untuk dikembalikan pada Gambar ALLAH Tri Tunggal. Kita sudah
mempelajari pada waktu yang lalu.
Bagian keempat, kelima, enam dan tujuh yaitu perbuatan, akal, hati dan perjalanan
hidup diasuh oleh TUHAN untuk dikembalikan kepada Teladan ALLAH Tri Tunggal/meneladani
TUHAN.
Sekarang, kita akan melanjutkan bagian yang kelima Akal
diasuh oleh TUHAN, >>> Lukas 6 : 20 – 26,
20. Lalu Yesus memandang murid-murid-Nya dan berkata: "Berbahagialah,
hai kamu yang miskin, karena kamulah yang empunya Kerajaan Allah.
21. Berbahagialah, hai kamu yang sekarang ini lapar, karena kamu akan dipuaskan.
Berbahagialah, hai kamu yang sekarang ini menangis, karena kamu akan tertawa.
22. Berbahagialah kamu, jika karena Anak Manusia orang membenci kamu, dan jika
mereka mengucilkan kamu, dan mencela kamu serta menolak namamu sebagai sesuatu
yang jahat.
23. Bersukacitalah pada waktu itu dan bergembiralah, sebab sesungguhnya, upahmu
besar di sorga; karena secara demikian juga nenek moyang mereka telah memperlakukan
para nabi.
24. Tetapi celakalah kamu, hai kamu yang kaya, karena dalam kekayaanmu kamu
telah memperoleh penghiburanmu.
25. Celakalah kamu, yang sekarang ini kenyang, karena kamu akan lapar. Celakalah
kamu, yang sekarang ini tertawa, karena kamu akan berdukacita dan menangis.
26. Celakalah kamu, jika semua orang memuji kamu; karena secara demikian juga
nenek moyang mereka telah memperlakukan nabi-nabi palsu."
Ay 20 – ay 23 >>> berbicara tentang kebahagiaan.
Ay 24 – ay 26 >>> ini adalah kontradiksi dari kebahagiaan yaitu
‘celaka’ sampai empat kali disebutkan. Empat kali ‘kebahagiaan’
dan juga empat kali ‘celaka’.
Saya mulai terlebih dahulu menerangkan ay 20 sampai dengan ay 23 yang merupakan
empat titik berat yaitu:
- berbahagia orang yang miskin.
- berbahagia orang yang lapar.
- berbahagia orang yang menangis.
- berbahagia kalau kamu dibenci/dianiaya.
Empat kebahagiaan ini menunjuk pada empat titik salib. Jadi TUHAN mengasuh
akal/pikiran kita dengan berita salib/dengan salib, supaya kita memiliki Teladan
TUHAN yaitu memiliki pikiran salib seperti Pikiran TUHAN. Jadi kalau kita mau
meneladani TUHAN, maka pikiran kita harus diasuh untuk memiliki pikiran salib.
Ini merupakan kontradiksi dari pikiran manusia, sebab manusia hanya memikirkan
perkara-perkara yang enak saja >>> bagaimana kalau saya menjadi kaya
dlsbnya.
Di dalam srt 1 Petrus 4 : 1, Jadi, karena Kristus telah
menderita penderitaan badani, kamupun harus juga mempersenjatai dirimu dengan
pikiran yang demikian, --karena barangsiapa telah menderita penderitaan badani,
ia telah berhenti berbuat dosa--,
Pikiran salib adalah:
Yang pertama: kita rela sengsara daging/menderita daging untuk berhenti berbuat
dosa. Sebagai contoh adalah orang yang ingin berhenti merokok sehingga dagingnya
menjadi sangat sakit >>> ini berarti orang ini sudah memiliki pikiran
salib, seandainya orang itu memiliki pikiran duniawi >>> sekalipun
sudah ada tulisan bahwa merokok itu akan mengakibatkan penyakit kanker, tetapi
ia tetap merokok. Tetapi kalau orang itu memiliki pikiran salib >>>
sekalipun tidak tertulis bahwa merokok itu mengakibatkan sakit kanker, ia tetap
akan berhenti merokok. Itu sebabnya pikiran itu harus diasuh oleh TUHAN untuk
berhenti berbuat dosa. Tetapi pikiran salib yang pertama ini belum sampai pada
puncaknya.
Yang kedua: ini adalah pikiran salib yang memuncak yaitu
1Petrus 4 : 12,13,
12. Saudara-saudara yang kekasih, janganlah kamu heran akan nyala api
siksaan yang datang kepadamu sebagai ujian, seolah-olah ada sesuatu yang luar
biasa terjadi atas kamu.
13. Sebaliknya, bersukacitalah, sesuai dengan bagian yang kamu dapat dalam
penderitaan Kristus, supaya kamu juga boleh bergembira dan bersukacita pada
waktu Ia menyatakan kemuliaan-Nya.
Pada ay 13 ini sudah tidak disebutkan lagi dosa seperti yang tertulis ‘rela
menderita secara daging untuk berhenti berbuat dosa’. Tetapi pada ay 13
ini, merupakan puncaknya yaitu ‘rela sengsara/menderita daging tanpa dosa’
dan ini adalah penderitaan seperti YESUS Yang tidak berdosa tetapi harus menderita.
Di dalam istilah tabernakel, ini berarti percikkan darah. Jika di dalam penderitaan
kita mengomel, maka ini dapat menjadikan kita untuk berbuat dosa. Semoga kita
dapat mengerti.
Jika pikiran kita mau diasuh oleh TUHAN sehingga kita rela untuk sengsara
daging tanpa dosa, maka kita akan mendapatkan paling sedikit tiga hasil yaitu:
- 1 Petrus 4 : 14, Berbahagialah kamu, jika kamu dinista
karena nama Kristus, sebab Roh kemuliaan, yaitu Roh Allah ada padamu.
Ini sama dengan injil Lukas 6. Jadi hasil pertama adalah kebahagiaan
surga yang tidak dapat dipengaruhi oleh perkara-perkara dunia. Berbahagia
orang yang dianiaya >>> kita mencari di dunia, tidak ada orang yang
berbahagia jika dianiaya. Berbahagia orang yang miskin >>> kemiskinan
ini merupakan hal yang menakutkan sebab akan membuat susah. Tetapi di dalam
TUHAN, disebut berbahagia berarti ini adalah kebahagiaan surga >>>
tidak perlu kita kaya/miskin, kita tetap mengalami kebahagiaan surga yang
tidak dapat dipengaruhi oleh perkara dunia. Dan disertai dengan keselamatan,
ini yang penting. Itu sebabnya kebahagiaan itu jangan terlepas dari keselamatan.
Seperti yang kemarin saya katakan, bahwa kalau hanya sukacita yang dicari
di dalam gereja, maka belum tentu itu merupakan sukacita yang berasal dari
surga, sebab di dunia, orang juga dapat bersukacita. Hanya bedanya >>>
kalau sukacita dari TUHAN, disertai dengan keselamatan, sedangkan sukacita
di dunia di sertai dengan kebinasaan.
Inilah kebahagiaan di dalam TUHAN yaitu kebahagiaan salib, itu sebabnya kita
jangan melepaskan salib >>> 1 Korintus 1 : 18, Sebab pemberitaan
tentang salib memang adalah kebodohan bagi mereka yang akan binasa, tetapi
bagi kita yang diselamatkan pemberitaan itu adalah kekuatan Allah.
Berita salib adalah hikmat dan kuasa TUHAN untuk memberikan kebahagiaan surga
dan disertai keselamatan kepada kita sekalian. Tidak ada jalan lain, YESUS
membawa kebahagiaan surga ke bumi hanya lewat salib; jadi tanpa salib manusia
tidak dapat menerima kebahagiaan surga. Manusia di dunia sejak Adam dan Hawa
sudah berbuat dosa sehingga mereka hidup di dalam ketakutan, suasana kutukan/sengsara
tidak dapat berbahagia dan selamat. Semoga kita dapat mengerti.
Di dalam ay 18a >>> sebab pemberitaan tentang salib memang adalah
kebodohan bagi mereka yang akan binasa. Di luar salib tidak ada kebahagiaan
yang sejati, yang ada hanyalah kebahagiaan yang palsu. Tetapi yang ada, seperti
di dalam injil Lukas 6, hanyalah ‘celaka,celaka’ dan kebinasaan.
Kalau kita katakan kepada orang di dunia, bahwa celakalah orang kaya, mereka
pasti akan membantah, sebab menurut mereka orang kaya itu akan berbahagia
sebab ini adalah rumus dari dunia. Ini bukan berarti bahwa semua orang kaya
itu celaka, tetapi rumus TUHAN adalah celaka orang kaya yang tidak memiliki
salib. Demikian juga bagi orang yang miskin, mereka juga akan celaka, jika
tidak memiliki salib.
Bagi rekan-rekan hamba TUHAN, kita harus memperhatikan, sebab sekarang ini
banyak pemberitaan Firman yang sudah menyingkirkan salib dan menurut pikiran
ini adalah hal yang logis >>> di dunia, kita sudah sulit/sengsara
untuk mencari nafkah, mencari ilmu juga sengsara kemudian datang ke gereja,
tetapi diajarkan tentang salib lagi/sengsara lagi >>> kapan enaknya?
Logis! Kemudian para hamba TUHAN, supaya banyak jemaat yang datang, mereka
menyingkirkan salib/sudah tidak membutuhkan salib lagi sebab YESUS sudah disalibkan,
kita tidak memerlukan salib lagi. Padahal di luar salib, tidak ada kebahagiaan
surga tetapi yang ada hanyalah celaka dan kebinasaan. Itu sebabnya jangan
lepaskan/singkirkan salib dari kehidupan kita. Semoga kita dapat mengerti.
- Mengenal Pribadi YESUS dengan empat sifat sehingga kita
juga dapat memiliki empat sifat YESUS. Kita mengenal sifat/tabiat YESUS itu
dari salib sehingga kita juga dapat memiliki sifat/tabiat dari TUHAN YESUS.
Jika kita meneladani Pikiran YESUS dengan pikiran salib, maka sifat kita juga
akan meneladani Sifat YESUS.
- Lukas 6 : 21, Berbahagialah, hai kamu yang sekarang
ini lapar, karena kamu akan dipuaskan. Berbahagialah, hai kamu yang sekarang
ini menangis, karena kamu akan tertawa.
Saya akan mulai dengan menerangkan menangis >>> tertawa >>>
berbahagialah, hai kamu yang menangis karena kamu akan tertawa.
Menangis dan tertawa >>> ini menunjukkan sifat YESUS sebagai
seorang Manusia. Injil Lukas ini yang menceritakan YESUS sebagai Seorang
Manusia.
Saudara tahu kapan pertama kali YESUS menangis? Yaitu waktu IA lahir sekalipun
tidak ditulis di dalam alkitab, sebab jika YESUS lahir, IA tidak menangis,
maka itu berarti YESUS mati.
Kemudian waktu Lazarus mati >>> Yohanes 11.
Kemudian waktu YESUS menangisi Yerusalem >>> Lukas 19
: 41 – 43,
41. Dan ketika Yesus telah dekat dan melihat kota itu, Ia menangisinya,
42. kata-Nya: "Wahai, betapa baiknya jika pada hari ini juga engkau
mengerti apa yang perlu untuk damai sejahteramu! Tetapi sekarang hal itu
tersembunyi bagi matamu.
43. Sebab akan datang harinya, bahwa musuhmu akan mengelilingi engkau
dengan kubu, lalu mengepung engkau dan menghimpit engkau dari segala jurusan,
Inilah buktinya, bahwa YESUS itu menangis. Jadi waktu YESUS mengajar bahwa
berbahagialah orang yang menangis, itu karena YESUS Sendiri sudah merasakan.
Seperti yang sudah diterangkan kemarin, bahwa Firman harus terlebih dulu
mendarah daging, barulah kita beritakan. Kita menganjurkan sidang jemaat
untuk berkorban, tetapi kita sendiri tidak berkorban >>> ini
namanya tidak adil; kemudian juga agar sidang jemaat memberikan persepuluhannya,
tetapi gembala sendiri tidak memberikan persepuluhan >>> ini
berarti gembala adalah seorang penipu ulung, sebab jika sidang jemaat
tidak mengembalikan persepuluhan, maka ia adalah seorang penipu, maka
gembala adalah seorang penipu ulung. Inilah sifat YESUS sebagai Seorang
Manusia, IA menangis. Untuk apa YESUS datang sebagai Seorang Manusia?
Untuk menyelesaikan/menebus/melepaskan segala dosa manusia di kayu salib
>>> Yohanes 19 : 28 – 30,
28. Sesudah itu, karena Yesus tahu, bahwa segala sesuatu telah selesai,
berkatalah Ia--supaya genaplah yang ada tertulis dalam Kitab Suci--:"Aku
haus!"
29. Di situ ada suatu bekas penuh anggur asam. Maka mereka mencucukkan
bunga karang, yang telah dicelupkan dalam anggur asam, pada sebatang hisop
lalu mengunjukkannya ke mulut Yesus.
30. Sesudah Yesus meminum anggur asam itu, berkatalah Ia: "Sudah
selesai." Lalu Ia menundukkan kepala-Nya dan menyerahkan nyawa-Nya.
‘Sudah selesai’ = semua dosa manusia sudah diselesaikan.
Kalau YESUS menangis, maka kita yang meneladani YESUS, juga harus menangis;
untuk apa kita menangis? Banyak kali kita menangis karena kita tidak memiliki
uang dlsbnya, tetapi ini belum menunjuk pada klimaksnya/puncaknya. Kita
harus menangis terutama untuk menyesali dan mengakui segala dosa-dosa
kepada TUHAN dan kepada sesama, supaya oleh Darah YESUS, kita mengalami
pengampunan dosa, sesudah diampuni, jangan berbuat dosa lagi, = bertobat
dan kita mengalami kelepasan dari dosa >>> ‘sudah selesai’.
Tadi malam sudah diterangkan untuk lari ke kayu salib, karena penyelesaian
dosa itu hanya dapat dilakukan di kayu salib.
Jika kita menangis untuk penyelesaian dosa-dosa, maka kita akan tertawa
bahagia mulai di dunia ini, sampai kita tertawa di dalam kerajaan surga.
Tetapi kalau orang tertawa di dalam dosa = menangis di neraka. Semoga
kita dapat mengerti.
- Lukas 6 : 20, Lalu Yesus memandang murid-murid-Nya
dan berkata: "Berbahagialah, hai kamu yang miskin, karena kamulah
yang empunya Kerajaan Allah.
Miskin >>> empunya kerajaan surga. Ini merupakan pikiran di luar
kebiasaan, hanya orang yang memiliki pikiran salib yang mampu menerima
hal ini. Itu sebabnya TUHAN mengasuh pikiran kita, sebab kalau pikiran
kita masih pikiran manusia, maka bisa saja orang beranggapan bahwa kita
sudah menjadi gila >>> mana mungkin orang yang miskin itu berbahagia?
‘berbahagialah, hai kamu yang miskin, karena kamulah yang empunya
Kerajaan ALLAH’ >>> ini menunjuk kepada YESUS sebagai Raja.
YESUS Yang adalah Raja dan kaya, tetapi IA rela menjadi miskin supaya
kita yang miskin, menjadi kaya. Kemudian ada pemberitaan yang mengatakan:
sekarang saudara datang dengan naik sepeda motor, tetapi nanti kalau pulang
saudara akan naik mobil >>> miskin menjadi kaya/hanya yang jasmani.
Tetapi bukan ini maksudnya. Mari! sekarang ini kita mengikuti beritanya
yang benar/yang
sebenar-benarnya.
2 Korintus 8 : 9, Karena kamu telah mengenal kasih
karunia Tuhan kita Yesus Kristus, bahwa Ia, yang oleh karena kamu menjadi
miskin, sekalipun Ia kaya, supaya kamu menjadi kaya oleh karena kemiskinan-Nya.
Harta satu-satunya yang menjadi milik YESUS hanyalah salib yang tidak
pernah diperebutkan oleh siapapun/yang aman. Jadi sifat dari seorang raja
adalah miskin, apa yang dimaksud dengan miskin ini? yaitu miskin terhadap
dosa. Jika kita mengakui dosa-dosa kita, semakin hari akan semakin berkurang/semakin
menjadi miskin dari dosa. Jadi sifat raja adalah menang atas dosa/miskin
terhadap dosa. Bukan raja yang memiliki banyak harta, sebab itu adalah
raja di dunia. Tetapi YESUS Yang adalah Raja Surga, justru miskin terhadap
dosa/menang atas dosa. Menang atas dosa = tidak dijajah oleh dosa lagi.
Tetapi kamu miskin, menjadi kaya, kaya dalam hal apa? Kaya dalam hal kebajikan
>>> 2 Korintus 8 : 1, 2,
1. Saudara-saudara, kami hendak memberitahukan kepada kamu tentang
kasih karunia yang dianugerahkan kepada jemaat-jemaat di Makedonia.
2. Selagi dicobai dengan berat dalam pelbagai penderitaan, sukacita mereka
meluap dan meskipun mereka sangat miskin, namun mereka kaya dalam kemurahan.
Kalau sifat Raja itu sudah mendarah daging/sudah menjadi sifat, pasti
akan kaya di dalam kemurahan/kebajikan. Jika secara dunia, maka kita dapat
membayangkan bagaimana keadaan dari jemaat Makedonia ini yaitu dalam pencobaan
dan juga sangat miskin, tetapi mereka kaya dalam kemurahan/perbuatan baik.
Sebab kebajikan itu sudah merupakan sifat di dalam hidupnya yaitu mereka
memiliki sifat dari seorang Raja/sifat YESUS Yang tidak dapat dihalangi
oleh apapun juga.
Seringkali kami sebagai seorang hamba TUHAN suka mengecilkan sidang jemaat
dengan berkata bahwa kami berada di desa dan memiliki sidang jemaat yang
miskin. Jemaat Makedonia ini tidak disebutkan bahwa mereka kaya, sebab
kalau kaya, kemudian mereka memberi, maka itu adalah hal yang biasa/yang
lumrah. Mereka miskin, tetapi dapat memberi, maka itu benar-benar merupakan
sifat dari YESUS.
Syarat memberi/berbuat kebajikan ialah:
2 Korintus 9 : 7, 8,
7. Hendaklah masing-masing memberikan menurut kerelaan hatinya, jangan
dengan sedih hati atau karena paksaan, sebab Allah mengasihi orang yang
memberi dengan sukacita.
Jadi syarat untuk memberi adalah sukarela/tidak dipaksakan dan dengan
sukacita. Untuk ini TUHAN tidak membiarkan dan menjadikannya sia-sia.
Hasilnya:
2 Korintus 9 : 8 – 10,
8.Dan Allah sanggup melimpahkan segala kasih karunia kepada kamu,
supaya kamu senantiasa berkecukupan di dalam segala sesuatu dan malah
berkelebihan di dalam pelbagai kebajikan.
9. Seperti ada tertulis: "Ia membagi-bagikan, Ia memberikan kepada
orang miskin, kebenaran-Nya tetap untuk selamanya."
10. Ia yang menyediakan benih bagi penabur, dan roti untuk dimakan, Ia
juga yang akan menyediakan benih bagi kamu dan melipatgandakannya dan
menumbuhkan buah-buah kebenaranmu;
Jadi sistimnya adalah seperti petani yang diajarkan oleh TUHAN yaitu menyediakan
benih bagi penabur dan roti untuk dimakan. Dan ini adalah sistim kita.
Misalnya petani panen >>> jika semuanya dijual dan dimakan, maka
tidak ada yang tersisa/tidak ada yang bertumbuh lagi. Jadi kalau kita
diberkati oleh TUHAN, sebagian kita tabur sehingga akan tumbuh kembali
dan kita dapat memanennya kembali, dan sebagian kita makan >>>
inilah rumus surga yaitu rumus tabur tuai.
Hasilnya/tuaiannya:
- 2 Korintus 9 : 8, Dan Allah sanggup melimpahkan
segala kasih karunia kepada kamu, supaya kamu senantiasa berkecukupan
di dalam segala sesuatu dan malah berkelebihan di dalam pelbagai kebajikan.
Jika kita kaya dalam kebajikan/menabur, maka hasil pertama adalah
kita mengalami kasih karunia TUHAN untuk memelihara kita dalam kecukupan/tidak
berkekurangan. Menerima kasih karunia TUHAN untuk memelihara kita
sampai kita tidak berkekurangan = cukup. Jika kita kaya di dalam kebajikan,
maka kita akan masuk ke dalam rumus dari TUHAN.
- dan malah berkelebihan di dalam pelbagai kebajikan = berkelimpahan
di dalam perbuatan-perbuatan kebajikan. Kita sendiri dipelihara oleh
TUHAN dan kita tidak berhenti untuk berbuat kebaikan, maka kita mendapatkan
kasih karunia TUHAN untuk selalu melimpah di dalam perbuatan-perbuatan
kebajikan/perbuatan-perbuatan baik. Di dalam ktb Wahyu 19, perbuatan
kebajikan adalah jubah Mempelai dan ini merupakan karunia TUHAN.
Wahyu 19 : 8, Dan kepadanya dikaruniakan supaya
memakai kain lenan halus yang berkilau-kilauan dan yang putih bersih!"
(Lenan halus itu adalah perbuatan-perbuatan yang benar dari orang-orang
kudus.)
Saya lebih senang terjemahan lama >>> lenan halus adalah
perbuatan-perbuatan kebajikan dari orang-orang kudus. Lenan halus
putih berkilau adalah pakaian Mempelai dan ini merupakan salah satunya
yang melimpah di dalam perbuatan kebajikan dan ini tidaklah sia-sia
sebab kita menerima kasih karunia untuk menerima pakaian Mempelai/jubah
Mempelai Wanita Surga.
Orang yang tidak dapat memberi = telanjang/tidak memiliki jubah.
Orang yang kikir dan serakah = telanjang/tidak memiliki pakaian Mempelai.
Semoga kita dapat mengerti.
Kami bersyukur karena dididik oleh alm.bpk.pdt In Juwono serta alm.bpk.pdt
Pong Dongalemba sebagai guru dan gembala, kami dididik untuk dapat memberi,
bukan sekarang yang sudah memiliki sidang jemaat, tetapi sejak saya masih
menjadi pengerja minimal membiayai diri sendiri jika ingin mengikuti kegiatan
Pekan Pekabaran Injil (P.P.I). begitulah di dalam ladang TUHAN, kita dilatih
untuk dapat memberi agar mendapatkan pakaian Mempelai. Demikian juga sekarang
ini saya melatih sidang jemaat untuk membiayai diri sendiri jika kita
mengadakan kunjungan-kunjungan ke berbagai tempat.
- Lukas 6 : 21a, Berbahagialah, hai kamu yang sekarang
ini lapar, karena kamu akan dipuaskan.
Ini menunjuk YESUS sebagai Hamba/Pelayan. Sebelum YESUS melayani, IA masuk
dalam baptisan air terlebih dahulu. Kemudian sesudah baptisan air (Mat
3), YESUS berpuasa selama empat puluh hari empat puluh malam/YESUS lapar
(Mat 4). Itu sebabnya YESUS mengajar, berbahagialah orang lapar sebab
IA Sendiri sudah merasakan lapar. Kita tidak dapat mengajarkan kepada
orang untuk berpuasa, padahal kita sendiri tidak berpuasa, sehingga kita
tidak dapat menjadi teladan. Sesudah berpuasa, barulah IA melayani.
Karena kita memiliki sifat YESUS sebagai Hamba, maka kita juga harus menjadi
hamba/memiliki sifat hamba yaitu:
- Melayani dengan rasa lapar dan ini adalah hamba yang benar. YESUS
sebelum melayani, maka IA berpuasa terlebih dahulu/IA merasa lapar,
baru kemudian YESUS melayani dan ini merupakan contoh bagi kita. Tadi
malam sudah diterangkan, kalau lapar berarti ada suatu kebutuhan.
Kita melayani TUHAN itu bukan karena kita dibutuhkan, tetapi karena
kita merasa ada suatu kebutuhan dan ini meneladani YESUS sebagai Hamba.
Kalau di dunia, memang dibutuhkan >>> seseorang pejabat yang
dibutuhkan, jika ia ingin duduk, maka kursi itu ditarik ke belakang
agar yang bersangkutan dapat duduk >>> ini adalah sistim
dunia yaitu dibutuhkan. Tetapi kalau di dalam ladang TUHAN, kita melayani,
justru di dalam suatu kebutuhan/rasa lapar. Orang yang merasa dibutuhkan
itu mudah tersandung, tersinggung tetapi kalau merasa membutuhkan/karena
kebutuhan, maka tidak dapat dihalangi/disandung/dijegal oleh apapun
juga. Itulah bedanya antara dunia dengan surga.
Kepada para gembala, saudara jangan merasa dibutuhkan sebab dulu saya
adalah orang yang seperti itu. Karena merasa dibutuhkan, maka saya
puasa sebelum ibadah; tetapi ketika saya datang, ternyata yang hadir
hanya sedikit sehingga saya menjadi jengkel dan menganggap jemaat
tidak menghargai saya. Itulah saya dulu, sebab saya merasa dibutuhkan.
- Melayani untuk memuaskan TUHAN, seperti YESUS Yang melakukan kehendak
Bapa yaitu harus masuk dalam baptisan air, harus berpuasa untuk memuaskan
Bapa. Melayani untuk memuaskan TUHAN itu bagaikan memberi makan dan
minum kepada TUHAN. Inilah pelayanan dengan ikat pinggang kesetiaan
dan kebenaran, dan pelayanan semacam ini yang memuaskan Hati TUHAN.
Lukas 17 : 7, 8,
7. "Siapa di antara kamu yang mempunyai seorang hamba yang
membajak atau menggembalakan ternak baginya, akan berkata kepada hamba
itu, setelah ia pulang dari ladang: Mari segera makan!
8. Bukankah sebaliknya ia akan berkata kepada hamba itu: Sediakanlah
makananku. Ikatlah pinggangmu dan layanilah aku sampai selesai aku
makan dan minum. Dan sesudah itu engkau boleh makan dan minum.
Kalau pelayanan di dunia >>> dari ladang, begitu sampai di
rumah, isteri dibentak-bentak agar segera menyiapkan minuman dlsbnya,
tetapi kalau di dalam ladang TUHAN berlainan >>> sudah capek
dari ladang, Tuannya memerintahkan untuk menyediakan makanan dan minuman
bagiNYA, setelah Tuannya selesai makan dan minum, baru bolehlah pelayan
itu makan dan minum dan pelayanan semacam inilah yang memuaskan Hati
TUHAN.
Yesaya 11 : 5, Ia tidak akan menyimpang dari kebenaran
dan kesetiaan, seperti ikat pinggang tetap terikat pada pinggang.
Kita melayani dengan kesetiaan dan kebenaran >>> bagaikan memberi
makan minum TUHAN YESUS/bagaikan memuaskan Hati TUHAN >>> baru
kamu boleh makan dan minum >>> inilah rumus >>> kalau
kita memuaskan Hati TUHAN/memberi makan dan minum kepada TUHAN, maka TUHAN
akan memuaskan hati kita. Sebab urusan makan dan minum, merupakan urusan
TUHAN, sedangkan urusan kita adalah setia dan benar >>> JANGAN
KITA BALIK! Sebab seringkali kita meninggalkan pelayanan sebagai gembala
untuk mencari makan dan minum >>> salah!
Mari! sekarang ini, kita memiliki sifat dari YESUS sebagai Hamba untuk
memuaskan Hati TUHAN yaitu kita melayani TUHAN dengan rasa lapar/suatu
kebutuhan yang tidak dapat dihalangi oleh apapun juga. Semoga kita dapat
mengerti.
Di dalam pikiran salib/dalam penderitaan daging, kita dapat mengenal dan
memiliki sifat YESUS yaitu:
- Sebagai Manusia >>> kita menangis untuk dosa, maka kita
akan tertawa.
- Sebagai Raja >>> kita miskin terhadap dosa, kita menang
atas dosa dan kaya terhadap kebajikan sehingga kita akan mendapatkan
pakaian Mempelai.
- Sebagai Hamba >>> mari kita melayani TUHAN dengan suatu
kebutuhan dan juga memuaskan Hati TUHAN yaitu dengan setia dan benar
sehingga urusan makan minum, merupakan urusan TUHAN. Itu sebabnya
sebagai seorang gembala atau imam-imam, kita jangan meninggalkan pelayanan
karena kita mengurus makan dan minum sehingga kita menjadi tidak setia.
Hidup kita bukan dari sidang jemaat, bukan dari gaji (sekalipun kita
memiliki gaji) tetapi hidup kita dari TUHAN. Sebagai contoh: kita
menerima gaji, semisal lima juta rupiah sebulan, kalau hidup kita
dari gaji, tiba-tiba kita jatuh sakit dan harus mengeluarkan biaya
untuk pengobatan sebanyak enam juta rupiah >>> gaji itu akan
habis. Tetapi kalau kita hidup
dari TUHAN >>> berapapun jumlahnya, kita bisa hidup. Makan
dan minum merupakan urusan dari TUHAN.Semoga kita dapat mengerti.
- Lukas 6 : 22, Berbahagialah kamu, jika karena
Anak Manusia orang membenci kamu, dan jika mereka mengucilkan kamu, dan
mencela kamu serta menolak namamu sebagai sesuatu yang jahat.
Ini adalah kebencian/aniaya seperti di dalam injil Matius yang akan menghasilkan
upah di surga dan ini menunjuk YESUS sebagai Anak ALLAH di dalam kemuliaan.
Inilah keempat sifat YESUS di dalam salib.
Kalau pikiran kita pikiran salib, kita mau sengsara/menderita tanpa dosa,
maka kita akan mengenal Pribadi YESUS dengan empat sifat + menerima sifat
dari TUHAN YESUS sebagai Manusia, sebagai Hamba, sebagai Raja dan sebagai
Anak ALLAH Yang dianiaya/sengsara tanpa dosa >>> Wahyu
7 : 13, 14,
13. Dan seorang dari antara tua-tua itu berkata kepadaku: "Siapakah
mereka yang memakai jubah putih itu dan dari manakah mereka datang?"
14. Maka kataku kepadanya: "Tuanku, tuan mengetahuinya." Lalu
ia berkata kepadaku: "Mereka ini adalah orang-orang yang keluar dari
kesusahan yang besar; dan mereka telah mencuci jubah mereka dan membuatnya
putih di dalam darah Anak Domba.
Kita mengalami sengsara/percikkan darah, bagaikan kita mencuci jubah di
dalam Darah Anak Domba untuk tampil di dalam kemuliaan. Jadi, kalau kita
menghadapi fitnahan, cacian, kebencian dan kita melawan, maka kita tidak
jadi mencuci jubah di dalam Darah dan pakaian/jubah menjadi kotor, tetapi
kalau kita diam, maka itu berarti kita mencuci jubah di dalam Darah Anak
Domba sampai jubah pelayanan kita itu menjadi putih berkilau-kilauan/menjadi
jubah Mempelai dan siap menerima upah di dalam kerajaan surga. Jika kita
sudah memiliki jubah Mempelai, di saat YESUS datang, kita akan bersama
Dia dan menerima upah. Kita jangan heran kalau kita mengalami penderitaan,
sebab itu diijinkan oleh TUHAN.
Kalau pikiran kita mau diasuh oleh TUHAN maka hasil selanjutnya adalah:
- kita mengalami aktifitas/kuasa dari YESUS sebagai Anak ALLAH,
Kita diijinkan menderita supaya kita mengetahui bagaimana kuasa YESUS itu
dan juga mengalami aktifitas/kuasa YESUS sebagai Anak ALLAH. Semoga kita dapat
mengerti.
Matius 11 : 2, Di dalam penjara Yohanes mendengar tentang
pekerjaan Kristus,
Salah satu orang yang diijinkan masuk penjara = masuk dalam penderitaan tanpa
dosa bersama YESUS/pikiran salib yaitu Yohanes Pembaptis. Yohanes Pembaptis
ini diijinkan oleh TUHAN untuk mengalami penderitaan, sebab berada di dalam
penjara berarti semuanya serba terbatas dan itu bukan untuk dihancurkan tetapi
untuk mengalami kuasa TUHAN. Semoga kita dapat mengerti.
Siapa Yohanes Pembaptis ini?
Matius 11 : 7, 8, 11,
7. Setelah murid-murid Yohanes pergi, mulailah Yesus berbicara kepada
orang banyak itu tentang Yohanes: "Untuk apakah kamu pergi ke padang
gurun? Melihat buluh yang digoyangkan angin kian ke mari?
8. Atau untuk apakah kamu pergi? Melihat orang yang berpakaian halus? Orang
yang berpakaian halus itu tempatnya di istana raja.
11. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya di antara mereka yang dilahirkan oleh
perempuan tidak pernah tampil seorang yang lebih besar dari pada Yohanes Pembaptis,
namun yang terkecil dalam Kerajaan Sorga lebih besar dari padanya.
Yohanes Pembaptis bukanlah buluh yang digoyangkan oleh angin/bukan orang yang
tidak memiliki pendirian, tetapi ia adalah buluh yang tegak sebab di padang
gurun ia memberitakan >>> ‘persiapkan jalan untuk TUHAN dengan
bertobat’. Ia tidak perduli dengan orang Parisi, ia tetap tegak.
Yohanes Pembaptis adalah:
- orang yang terbesar yang pernah dilahirkan oleh seorang perempuan.
Jadi berita tentang baptisan air itu adalah suatu berita yang besar sebab
diberitakan oleh orang yang besar. Itu sebabnya baptisan air itu jangan
diringankan.
- orang yang memiliki pendirian yang teguh/buluh yang kokoh, bukan buluh
yang terkulai.
- orang yang mengenal TUHAN YESUS dengan jelas >>> Yohanes
1 : 29, Pada keesokan harinya Yohanes melihat Yesus datang
kepadanya dan ia berkata: "Lihatlah Anak domba Allah, yang menghapus
dosa dunia.
Tetapi ketika menghadapi penjara, Yohanes Pembaptis menjadi lain. Dan
ini yang ditakutkan >>> dari orang yang paling besar/buluh yang
tidak terkulai tetapi yang kokoh; ia mengatakan kepada orang Parisi dan
ahli taurat >>> hai ular beludak! Ia mengakui dan mengenal YESUS
>>> ‘Lihat Anak Domba ALLAh, Yang menghapus dosa dunia’.
Tetapi ketika menghadapi penjara/penderitaan tanpa dosa, ia mulai menjadi
ragu-ragu/bimbang.
Matius 11 : 3 – 6,
3. lalu menyuruh murid-muridnya bertanya kepada-Nya: "Engkaukah yang
akan datang itu atau haruskah kami menantikan orang lain?"
4. Yesus menjawab mereka: "Pergilah dan katakanlah kepada Yohanes apa
yang kamu dengar dan kamu lihat:
5. orang buta melihat, orang lumpuh berjalan, orang kusta menjadi tahir, orang
tuli mendengar, orang mati dibangkitkan dan kepada orang miskin diberitakan
kabar baik.
6. Dan berbahagialah orang yang tidak menjadi kecewa dan menolak Aku."
YESUS juga berbicara tentang Pengajaran >>> seringkali kita berkata:
karena pengajaran ini, saya diberkati, nikahku diperbaharui, tetapi ketika
mengalami penderitaan, bagaimana? Apakah kita akan berkata >>> kalau
begitu, semuanya sama saja sebab sudah mulai meragukan pengajaran. Itu sebabnya
kita harus berhati-hati, sebab saya ngeri berbicara hal ini. Yohanes Pembaptis
yang adalah orang yang paling besar, siapa saya, siapa kita? Yohanes Pembaptis
hampir tidak tahan, apalagi kita? Itu sebabnya kita harus sungguh-sungguh
berhati-hati.
Mari! dihari-hari ini, akal kita digembleng dan penggemblengan akal/pikiran
salib ini sangatlah berat sebab harus rela mengorbankan daging dan ini juga
dialami oleh Yohanes Pembaptis. Di dalam penderitaan/sengsara tanpa dosa, maka
keragu-raguan sering terjadi; dan sekarang Yohanes bagaikan buluh yang terkulai
terkena angin penderitaan.
Di saat kita bimbang dan ragu-ragu (Matius 12) maka itu bagaikan buluh yang
terkulai dan sumbu yang pudar nyalanya. Seringkali kita mengalami penderitaan
secara ekonomi, secara kesehatan dlsbnya. Dan juga bagi rekan-rekan hamba TUHAN
>>> apakah benar panggilan saya ini, atau sudah mau meninggalkan pelayanan
kita? ini sudah bagaikan buluh yang patah terkulai dan sumbu yang pudar nyalanya.
Kalau kebimbangan dan keragu-raguan ini dibiarkan, maka akibatnya akan menjadi
kecewa dan menolak YESUS.
Menolak YESUS = meninggalkan pelayanan dan meninggalkan YESUS.
Inilah Yohanes Pembaptis orang yang terbesar saja tidak mampu menghadapi penjara.
Tetapi untung ketika murid-muridnya bertanya, maka YESUS menjawab >>>
Matius 11 : 4 - 6,
4. Yesus menjawab mereka: "Pergilah dan katakanlah kepada Yohanes apa
yang kamu dengar dan kamu lihat:
5. orang buta melihat, orang lumpuh berjalan, orang kusta menjadi tahir, orang
tuli mendengar, orang mati dibangkitkan dan kepada orang miskin diberitakan
kabar baik.
6. Dan berbahagialah orang yang tidak menjadi kecewa dan menolak Aku."
Sebenarnya di dalam kita menghadapi penderitaan tanpa dosa yang diijinkan oleh
TUHAN di dalam hidup kita, maka hal itu seperti penderitaan dari seorang wanita
hamil yang hendak melahirkan anaknya. Penderitaan itu bagaikan di dalam penjara
yang segalanya sudah dibatasi/tidak dapat pergi kemana-mana.
Dalam menghadapi penderitaan yang semakin berat itu, kita harus berhati-hati,
sebab itu merupakan titik kritis sebab tinggal selangkah/tinggal sesaat lagi
dan memiliki dua pilihan yaitu:
Pilihan yang negatif yaitu menjadi kecewa dan menolak YESUS sehingga akan menjadi
binasa.
Pilihan yang kedua/yang positif dari waktu yang tinggal sesaat/puncak dari penderitaan
itu adalah waktu yang sangat menentukan yaitu menyerah sepenuhnya kepada TUHAN.
Mari saudaraku! Di saat menghadapi apapun, itu berarti kita sedang berada pa-da
titik yang kritis seperti Yohanes Pembaptis yang pada akhirnya ia menyerah sepenuhnya
kepada TUHAN. Itu sebabnya di saat menghadapi titik kritis, kita jangan menjadi
kecewa dan berputus asa, tetapi bertahan seperti ibu yang hamil pada bulan pertama
sampai pada puncaknya akan melahirkan >>> tinggal sedikit waktu saja.
Dan kalau kita tidak tahan, maka itu berarti semuanya sudah terbuang dengan
sia-sia. Mungkin kita sudah melayani TUHAN selama duapuluh tahun, tigapuluh
tahun, empatpuluh tahun dan sekarang di puncak penderitaan kemudian kita menjadi
kecewa maka puluhan tahun di dalam pelayanan itu akan menjadi hilang sia-sia.
Tetapi di saat titik kritis itu kita menyerah, maka kita tertolong oleh TUHAN;
saat menyerah, saat kita sudah tidak berdaya/dipuncak penderitaan dan kita menyerah
kepada TUHAN, maka kita akan mengalami kuasa TUHAN.
Apa yang dimaksud dengan kuasa TUHAN? TUHAN menunjukkan dua macam kuasa/aktifitas
yaitu:
- tentang wanita hamil >>> Yohanes 16, YESUS menunjukkan
aktifitasNYA yaitu: katakan kepada Yohanes >>> orang buta melihat,
orang lumpuh berjalan, orang kusta menjadi tahir, orang tuli mendengar >>>
yang disebut oleh YESUS ini, menunjuk pada cacat cela. Jadi kuasa untuk menghapuskan
cacat cela = kuasa untuk menyucikan dan mengubahkan hidup kita sedikit demi
sedikit sampai satu waktu menjadi sempurna/sama mulia dengan TUHAN YESUS.
- orang mati dibangkitkan >>> kuasa kebangkitan
untuk menghapus segala kemustahilan. Orang sudah mati itu sudah mustahil untuk
dibangkitkan, tetapi TUHAN katakan, orang mati dibangkitkan. Di tengah penderitaan,
kalau kita menyerah dengan sungguh-sungguh kepada TUHAN, maka akan ada kuasa
yang kita terima yaitu kuasa yang menyucikan/menghapus cacat cela dan juga
yang mengubahkan kita. Juga kuasa yang kedua yaitu kuasa kebangkitan untuk
menghapuskan segala kemustahilan.
Yohanes Pembaptis dapat menerima dan melihat kedua kuasa ini, sehingga ia
tidak menjadi kecewa dan menolak YESUS tetapi ia menyerah sampai merelakan kepalanya
untuk dipancung. Mengapa kepalanya sampai harus dipancung tetapi ia tetap menyerah?
Bisa saja Yohanes Pembaptis kecewa karena YESUS tidak menolong dan kemudian
sebelum kepalanya dipancung ia meminta untuk ditunda dan meminta maaf kepada
Herodes karena ia pernah menegor Herodes tentang nikah karena mengambil isteri
saudaranya. Dan Yohanes mengatakan kepada Herodes >>> tidak halal!
Ini adalah Firman yang keras.
Mari saudaraku! Banyak kali di dalam penderitaan, kita menjadi kecewa sehingga
kita menyalahkan Firman.Tetapi, mari! kita kuat seperti Yohanes Pembaptis sehingga
kita akan melihat kuasa TUHAN. Yohanes Pembaptis rela kepalanya dipancung sebab
ia melihat ada kuasa kebangkitan/ia percaya kuasa kebangkitan akan membangkitkannya
saat YESUS datang kembali yang keduakalinya. Ia akan mendapatkan upah di dalam
kerajaan surga.
Mari sekarang ini, pikiran kita diasuh oleh TUHAN menjadi pikiran salib. Mungkin
kita datang dengan penderitaan tanpa dosa dan juga dengan berbagai macam bentuk
seperti Yohanes yang terpenjara, juga di dalam nikah, kita menghadapi keadaan
kritis yang memuncak sampai mencapai titik kritis >>> kita jangan menjadi
kecewa dan menolak TUHAN/jangan menolak pengajaran/jangan meninggalkan Firman
pengajaran yang benar apapun bentuk penderitaan kita. Tetapi kita menyerah kepad
TUHAN dan TUHAN akan memberikan kuasaNYA. Yohanes tidak menjadi buluh yang terkulai
lagi, dan juga tidak menjadi sumbu yang sudah pudar, tetapi ia menjadi buluh
yang kembali tegak. Mungkin keadaan kita sudah seperti buluh yang terkulai tetapi
kalau kita menyerah, maka tidak akan dipatahkan oleh TUHAN, tetapi akan ditegakkan
kembali. Atau juga seperti sumbu yang sudah berasap tidak akan dipadamkan/dimatikan
tetapi akan menjadi terang kembali.
Mari! kita pulang kembali kerumah masing-masing dengan tidak ada keraguan,
tidak ada kekecewaan dan juga keputus asaan apapun yang sedang kita hadapi,
kita menyerah kepada TUHAN dan kembali bersemangat melayani TUHAN sampai TUHAN
datang kembali sebab akan ada kuasa TUHAN yaitu kuasa keubahan hidup dan kuasa
kebangkitan akan kita alami sekarang ini. Orang mati saja TUHAN bangkitkan,
apalagi masalah-masalah yang lain, pasti TUHAN akan menyelesaikannya dengan
kuasa kebangkitan tepat pada waktunya. Seperti seorang ibu yang akan melahirkan
secara wajar/normal tepat pada waktunya dan tidak dapat dihalangi oleh apapun
juga. Sekarang ini ada kelahiran yang melewati operasi >>> ini lain.
Tetapi kelahiran secara wajar yang tidak dapat dihalangi/dimajukan oleh apapun
juga >>> kuasa TUHAN bekerja tepat pada waktunya. Siapa yang tahu,
sekarang ini merupakan waktu dari TUHAN bagi kita semuanya dan biarlah TUHAN
menolong kita.
TUHAN memberkati.
1