Kita tetap akan membaca di dalam ktb Wahyu 21 yang merupakan tema kita dihari-hari
ini >>> Wahyu 21 : 5, Ia yang duduk di atas takhta
itu berkata: "Lihatlah, Aku menjadikan segala sesuatu baru!" Dan firman-Nya:
"Tuliskanlah, karena segala perkataan ini adalah tepat dan benar."
TUHAN mau menciptakan kita sebagai manusia baru yaitu manusia yang memiliki
Gambar dan Teladan ALLAH/manusia yang sama mulia dengan TUHAN. Dan usaha TUHAN
untuk mengembalikan manusia kepada Gambar dan Teladan ALLAH disebut dengan asuhan
TUHAN.
Kita akan mempelajari bagaimana cara TUHAN mengasuh kita di dalam
injil Lukas 6 yang terbagi menjadi tujuh bagian.
Yang pertama Lukas 6 : 1 – 5, yaitu tubuh yang diasuh
oleh TUHAN supaya kita dapat masuk di dalam kegiatan rohani/kegiatan Firman
sampai kita memiliki kerinduan untuk makan Firman dan kita akan dibela oleh
TUHAN.
Yang kedua adalah jiwa diasuh oleh TUHAN untuk masuk dalam kedudukkan rohani
yaitu kita menjadi imam dan raja dan untuk ini kita harus memiliki kesungguhan/TUHAN
menantikan kesungguhan kita untuk melayani TUHAN. Jika kita memiliki kesungguhan,
maka TUHAN akan memberikan kekuatan ekstra bagi kita semua. Tadi malam kita
sudah mendengar Lukas 6 : 17 – 19, roh kita diasuh oleh
TUHAN sampai kita menjadi tanah yang datar/hati yang rata/roh yang sehat, bukan
roh yang sakit dan untuk ini harus ada usaha untuk makan Firman, usaha untuk
menyelesaikan dosa, sampai yang terakhir adalah usaha untuk menjamah dan dijamah
oleh TUHAN sehingga terjadi keajaiban/pemulihan oleh TUHAN. Jadi bagian pertama,
kedua dan bagian yang ketiga adalah tubuh, jiwa dan roh kita diasuh oleh TUHAN
untuk dikembalikan kepada Gambar ALLAH Tri Tunggal.
Sekarang kita akan masuk pada bagian yang keempat yaitu untuk kita
kembali kepada Teladan ALLAH yaitu perbuatan diasuh oleh TUHAN,
Lukas 6 : 6 -11,
6. Pada suatu hari Sabat lain, Yesus masuk ke rumah ibadat, lalu mengajar.
Di situ ada seorang yang mati tangan kanannya.
7. Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi mengamat-amati Yesus, kalau-kalau
Ia menyembuhkan orang pada hari Sabat, supaya mereka dapat alasan untuk mempersalahkan
Dia.
8. Tetapi Ia mengetahui pikiran mereka, lalu berkata kepada orang yang mati
tangannya itu: "Bangunlah dan berdirilah di tengah!" Maka bangunlah
orang itu dan berdiri.
9. Lalu Yesus berkata kepada mereka: "Aku bertanya kepada kamu: Manakah
yang diperbolehkan pada hari Sabat, berbuat baik atau berbuat jahat, menyelamatkan
nyawa orang atau membinasakannya?"
10. Sesudah itu Ia memandang keliling kepada mereka semua, lalu berkata kepada
orang sakit itu: "Ulurkanlah tanganmu!" Orang itu berbuat demikian
dan sembuhlah tangannya.
11. Maka meluaplah amarah mereka, lalu mereka berunding, apakah yang akan
mereka lakukan terhadap Yesus.
Inilah perbuatan yang diasuh oleh TUHAN. Pada hari Sabat, YESUS masuk ke rumah
ibadat lalu mengajar >>> ay 6. Kita sudah mendengar arti dari Sabat
adalah perhentian di dalam Roh.Kudus dan juga urapan di dalam Roh.Kudus kemudian
YESUS mengajar. Jadi dapat disimpulkan dari ay 6 ini yaitu TUHAN mengasuh perbuatan
kita lewat kuasa Firman pengajaran yang benar dalam urapan Roh.Kudus sehingga
kita kembali kepada Teladan ALLAH/perbuatan-perbuatan kita kembali meneladani
TUHAN. Sekali lagi mohon dimaafkan, bukannya saya ini mengecilkan Firman penginjilan,
sebab Firman penginjilan ini juga sangat penting. Sebab kalau tidak ada Firman
penginjilan, saya tidak berada di sini, Firman penginjilan ini memanggil orang-orang
berdosa masuk ke dalam bait ALLAH. Sesudah berada di dalam bait ALLAH, dibutuhkan
Firman pengajaran untuk mengasuh perbuatan-perbuatan kita sampai kita kembali
kepada Teladan TUHAN.Tanpa Firman pengajaran, kita tidak dapat kembali kepada
Teladan TUHAN; jadi sama-sama penting. Tanpa Firman penginjilan, kita tidak
dapat masuk ke dalam bait ALLAH, sesudah di dalam bait ALLAH, kita diterima
oleh Firman pengajaran dan diterima kembali pada Teladan ALLAH. Tidak boleh
saling mencaci maki tetapi harus saling bekerja sama. Semoga kita dapat mengerti.
Di dalam injil Lukas 6 : 6 – 11, ada dua macam kelompok
perbuatan yang harus diasuh oleh TUHAN >>> ini sudah berada di dalam
bait ALLAH dan tidak berbicara tentang orang luar lagi tetapi berbicara tentang
anak TUHAN/hamba TUHAN yang harus diasuh perbuatannya oleh TUHAN.
Kedua kelompok itu adalah:
- perbuatan dari anak TUHAN/hamba TUHAN yang seperti orang Parisi dan ahli
taurat. Di dalam bait ALLAH ternyata ada anak TUHAN/hamba TUHAN yang ternyata
perbuatan dan kelakuannya seperti orang Parisi dan ahli taurat sehingga harus
diasuh oleh TUHAN/oleh Firman pengajaran di dalam urapan Roh.Kudus.
Apa yang menjadi praktek dari perbuatan-perbuatan seperti orang Parisi dan
ahli taurat itu?
- Mengamat-amati YESUS, mungkin sekarang kita dapat langsung mengatakan
>>> oh! Saya tidak seperti itu, sebab TUHAN YESUS tidak berada
ditengah-tengah kita? Kalau dulu memang YESUS masih dalam Wujud Manusia,
IA masuk ke dalam rumah ibadat sehingga IA dapat diamat-amati oleh mereka.
Tetapi sekarang ini dalam arti rohani, Pribadi YESUS adalah Firman pengajaran
yang benar >>> pada mulanya adalah Logos/Firman pengajaran dan
Logos itu sudah menjadi Manusia di dalam Pribadi YESUS. Jadi untuk sekarang
mengamat-amati YESUS adalah mengamat-amati Firman pengajaran yang benar
>>> ini yang merupakan perbuatan dari anak-anak TUHAN yang sudah
berada di dalam rumah ibadat/gereja, bukan untuk menerima Firman tetapi
hanya untuk mengamat-amati.
Mengamat-amati Firman pengajaran yang benar itu:
- tidak mau mengakui >>> YESUS mengajarkan hal yang benar
tetapi ahli taurat dan orang Parisi tidak mau mengakui kebenaran itu.
Saya berpikir, mengapa mereka mengamat-amati YESUS sekalipun IA mengajarkan
hal yang benar dan baik? Saya baru teringat >>> saudara tahu,
YESUS mulai melayani pada usia tigapuluh tahun dan ini berarti YESUS
masih muda. Ahli taurat, yang namanya ahli berarti sudah tua/sudah
senior, itu sebabnya mereka mengamat-amati YESUS karena meremehkan
YESUS Yang masih muda usia sehingga mereka tidak mau mengakui, sekalipun
sudah tahu bahwa YESUS mengajarkan hal yang benar. Setelah saya teliti,
maka salah satu penyebabnya adalah masalah umur, itu sebabnya kita
harus berhati-hati, sebab hal ini justru terjadi pada waktu kegerakkan
hujan akhir. Kita juga tahu, bahwa YESUS juga menaiki keledai muda
dan ini berarti kehidupan muda yang dipakai pada kegerakkan hujan
akhir dan nanti akan banyak orang yang senior/banyak orang yang sudah
tua di dalam pengajaran ini menjadi orang Parisi. Orang muda ini bukan
saja dalam hal usia saja, tetapi orang yang baru menerima pengajaran
ini dapat langsung dipakai oleh TUHAN. Kita harus berhati-hati, saya
diingatkan oleh TUHAN, sebab hal ini justru terjadi di akhir jaman.
- mengkritik/menilai.
- mulai menyalahkan Firman pengajaran yang benar. Saya agak kaget
mendapatkan warisan dari ibu mertua berupa catatan-catatan. Satu waktu
saya membuka-buka catatan waktu doa puasa dan hasil rapat dari Gereja
Pantekosta Tabernakel (G.P.T) di Pacet. Ibu mertua saya menulis salah
satu pertanyaan seorang hamba TUHAN dari G.P.T yang membuat saya tercengang
sebab pertanyaannya itu >>> ‘bagaimana pertanggungan
jawab dari yang mengajar peta jaman sebab sekarang sudah memasuki
tahun duaribu, apakan pengajaran itu benar atau tidak’? Saya
kaget sebab ini merupakan pertanyaan dari seorang yang sudah tua di
dalam pengajaran tetapi beliau ini sudah mulai ragu dengan pengajaran
peta jaman ini. Kalau TUHAN belum datang, bukan berarti pengajaran
peta jaman ini salah, tetapi itu berarti perpanjangan sabar TUHAN.
Kemudian setelah bpk.pdt Pong Dongalemba meninggal, mulailah pengajaran
tabernakel itu diotak-atik. Inilah kenyataan yang harus kita bicarakan
yaitu mulai tidak yakin dan mulai mengamat-amati YESUS. Kita harus
berhati-hati dan tidak mengikuti orang Parisi dan ahli taurat. Firman
pengajaran ini harus kita terima dan mempraktekkannya seperti yang
selalu dikatakan oleh alm.bpk.pdt.In Juwono. Firman pengajaran ini
bukan hanya diamat-amati, tetapi sekarang ini bahkan ditolak. Kesaksian
saya ini sungguh-sungguh terjadi. Orang/kelakuan semacam itu juga
cenderung untuk menyalahkan orang lain/hamba TUHAN lain, ia tidak
pernah mengintrospeksi diri sendiri. Inilah perbuatan yang harus diasuh
yaitu mengamat-amati YESUS. Semoga kita dapat mengerti.
- Meluaplah amarah mereka (Lks 6:11a). Tetapi
di dalam injil Markus, dikatakan >>> waktu YESUS bertanya, mereka
diam dan diam di sini berarti marah. Kita bandingkan cerita yang sama
dengan Markus 3 : 4, Kemudian kata-Nya kepada mereka: "Manakah yang
diperbolehkan pada hari Sabat, berbuat baik atau berbuat jahat, menyelamatkan
nyawa orang atau membunuh orang?" Tetapi mereka itu diam saja.
Diam = mendongkol/jengkel/marah di dalam hati = tidak mengalami pekerjaan
penyucian dari Firman pengajaran =
- tidak mau disucikan. Tetap mempertahankan rasa iri hati, amarah.
- tidak mau jujur mengaku. Padahal mereka tahu bahwa pada hari Sabat,
lebih baik mana? membunuh atau menolong orang, tentunya lebih baik
menolong orang, semua orang sampai anak kecilpun tahu, tetapi mereka
diam sebab mereka tidak mau jujur mengakui. Sudah terkena Firman,
seharusnya mereka mengakui bahwa ini adalah Firman yang benar, tetapi
mereka tidak mau jujur.
Mari saudaraku! Sekarang ini jangan mempertahankan rasa iri hati, sebab iri
hati itu berarti tidak menghargai kemurahan dan pemakaian TUHAN. Kalau kita
merasa bahwa kita dipakai oleh TUHAN, maka tidak akan ada iri hati, hanya
orang yang merasa tidak dipakai dan mendapatkan kemurahan dari TUHAN akan
iri hati.
Kalau ada perselisihan, di dalam kehidupan sehari-hari mungkin ada perkataan-perkataan
yang tidak baik terucapkan >>> selesaikan dan minta ampun.
Tetapi kalau perselisihan tentang pengajaran, kita kembali lagi ke alkitab
sebab di dalam alkitablah terdapat titik temunya di mana terjadi perselisihan
itu dan baca ayat-ayatnya. Kita jangan memakai buku-buku yang lain, memakai
buku lain akan timbul perselisihan, sebab menurut si A, si B, sehingga akan
berbeda pendapatnya, tetapi kalau alkitab bisa sama, sebab alkitab itu hanya
satu. Semoga kita dapat mengerti.
- Markus 3 : 6, Lalu keluarlah orang-orang Farisi dan
segera bersekongkol dengan orang-orang Herodian untuk membunuh Dia.
Di dalam injil Lukas disebutkan bahwa mereka itu berunding, tetapi saya senang
dengan istilah di dalam injil Markus supaya saudara tahu persekutuan yang
benar itu bagaimana. Jadi praktek dari perbuatan-perbuatan dari orang Parisi
dan ahli-ahli taurat adalah mereka bersekongkol.
Bersekongkol ini semacam persekutuan tetapi bukan karena dorongan pembukaan
Firman pengajaran yang benar. Jadi mereka yang menolak YESUS/menolak Firman
pengajaran yang benar >>> berkumpul dan berunding sehingga timbullah
persekongkolan.
Bagi sidang jemaat, saudara masuk ke gereja itu apa yang mendorong saudara
untuk datang? Kalau dorongan karena gedung gerejanya bagus, atau dorongan
mendapat beras, maka itu namanya saudara bersekongkol. Apalagi kalau masuk
gereja dan pendetanya itu mengajarkan hal yang tidak sesuai dengan alkitab,
tetapi saudara selalu hadir, maka itu berarti saudara bersekongkol. Ini adalah
hal yang sangat serius sebab ada ayatnya.
Bagi hamba-hamba TUHAN! saudara datang ke dalam persekutuan ini, apa yang
mendorong saudara untuk datang? Saudara sudah tahu bahwa ada hal yang tidak
benar, tetapi saudara anggap remeh dengan berkata >>> yang tulang
kita buang, yang daging kita makan dan saudara tetap datang, maka itu berarti
saudara bukan masuk dalam persekutuan tetapi saudara bersekongkol. Ini adalah
hal yang serius, bukannya saya ini orang yang paling benar. Tetapi saudara
harus memeriksa selama lima kali kebaktian, apakah pemberitaan Firman ini
benar atau salah/sesuai alkitab atau tidak? Kalau saudara menganggap tidak
benar, maka saudara jangan datang sebab itu berarti bersekongkol. Kasihan
saudara dan juga kasihan bagi pembicara. Anak-anak TUHAN/hamba-hamba TUHAN
semacam ini yang sudah tahu bahwa pembicara membawakan pengajaran yang lain,
tetapi tetap datang, maka itu berarti bersekongkol seperti orang Parisi dan
ahli taurat. Dan ini yang harus diasuh oleh TUHAN. Mungkin Firman ini kedengaran
kasar/keras, tetapi inilah penyucian oleh Firman yang lebih tajam dari pedang
bermata dua. Dan ini yang menentukan nasib kita >>> mau dibawa kemana
kita ini? Ke persekutuan tubuh atau kepada persekongkolan yang penuh dengan
perundingan-perundingan? Semoga kita dapat mengerti.
Kalau perbuatan-perbuatan seperti ahli taurat dan orang Parisi itu nyata,
kalau tidak diasuh oleh TUHAN, sekalipun berada di dalam bait ALLAH, sekalipun
beribadah, sekalipun ia memimpin ibadah, tetapi ia tidak akan pernah berubah
sebab ia tidak pernah mengalami kuasa ibadah.
Inilah orang-orang semacam ahli taurat yang berada di dalam ibadah, memimpin
ibadah, tetapi perbuatannya hanya:
- mengamati Firman.
- perbuatannya diam/dongkol karena Firman/tidak mau disucikan dan juga perbuatannya
bersekongkol, maka ia tidak akan pernah mengalami kuasa ibadah.
2 Timotius 3 : 5,
Secara lahiriah mereka menjalankan ibadah mereka, tetapi pada hakekatnya
mereka memungkiri kekuatannya. Jauhilah mereka itu!
Kalau beribadah/persekutuan/fellow-ship tidak didorong oleh pembukaan Firman
tetapi hanya secara lahiriah, maka itu seperti ahli taurat dan orang Parisi.
Bagi sidang jemaat, jika saudara datang ke gereja, perhatikan, jika tidak ada
Firman, jangan masuk sebab itu hanya secara lahiriah sehingga tidak ada kuasa
ibadah.
Mari! kita berdoa di masing-masing penggembalaan dan juga bagi sidang jemaat
>>> berdoa! jangan hanya mencerca gembala tetapi doakan supaya gembala
diberi pembukaan Firman pengajaran yang benar.
Kekuatan ibadah itu adalah kuasa Firman pengajaran yang benar di dalam urapan
Roh.Kudus untuk merubah/menciptakan kita menjadi baru yaitu kembali kepada Teladan
ALLAH. Kalau tidak ada kuasa Firman pengajaran di dalam urapan Roh.Kudus, maka
hidupnya tidak akan pernah berubah.
2 Timotius 3 : 1 – 4,
1. Ketahuilah bahwa pada hari-hari terakhir akan datang masa yang sukar.
2. Manusia akan mencintai dirinya sendiri dan menjadi hamba uang. Mereka akan
membual dan menyombongkan diri, mereka akan menjadi pemfitnah, mereka akan
berontak terhadap orang tua dan tidak tahu berterima kasih, tidak mempedulikan
agama,
3. tidak tahu mengasihi, tidak mau berdamai, suka menjelekkan orang, tidak
dapat mengekang diri, garang, tidak suka yang baik,
4. suka mengkhianat, tidak berpikir panjang, berlagak tahu, lebih menuruti
hawa nafsu dari pada menuruti Allah.
Sukar (ay 1) >>> sukar berubah/sukar diubahkan termasuk yang beribadah.
Tidak mempedulikan agama = percampuran agama >>> mempelajari agama
lain dengan alasan apa saja. Tidak mempedulikan agama itu bukannya atheis sebab
dikatakan di dalam ay 5, mereka beribadah. Sedangkan untuk injil saja, TUHAN
katakan untuk berhati-hati >>> kalau orang berkata, ada YESUS, ada
YESUS, itu berarti lewat alkitab. Jadi kita harus berhati-hati sebab ini adalah
hal yang serius.
Ada delapan belas >>> waktu yang lalu kita sudah mempelajari bahwa
delapan belas itu adalah 6.6.6. Sangat fatal >>> beribadah dan melayani
TUHAN menjadi seorang hamba TUHAN, tetapi karena tidak berubah/tidak mengalami
kuasa Firman pengajaran, maka akan dicap oleh antikrist dengan 6.6.6. sehingga
perbuatannya meneladani antikrist/perbuatan binatang buas yang akan dibinasakan
selama-lamanya. Sangatlah fatal bagi orang yang berada di dalam bait ALLAH,
mereka adalah anak TUHAN, hamba TUHAN, tetapi kalau kelakuannya seperti ahli
taurat dan orang Parisi, yang mengamat-amati Firman pengajaran yang benar >>>
diam, dongkol/jengkel, tidak mau jujur terhadap pekerjaan Firman pengajaran
yang benar bahkan bersekongkol/mengadakan persekongkolan sendiri sekalipun memiliki
massa/pendukung yang banyak, tetapi arahnya menuju ke 6.6.6.
Sebagai seorang gembala, saya bertanggung jawab, demikian juga dengan saudara-saudara
sekalian sebagai seorang gembala >>> berusaha supaya jangan orang datang
beribadah tetapi dicap dengan angka 6.6.6. Di dalam ibadah persekutuan ini,
sayalah orang yang paling bertanggung jawab sebagai pembicara, sebab mau saya
bawa ke mana bapak-bapak dan ibu-ibu sekalian yang datang. Saya harus bertanggung
jawab supaya jangan sampai ke arah teladan/perbuatannya hanya seperti antikrist
yang akan dibinasakan.
Inilah perbuatan pertama dari anak-anak/hamba-hamba TUHAN yang harus diasuh
oleh Firman di dalam urapan Roh.Kudus.
perbuatan dari anak TUHAN/hamba TUHAN yang kering/mati tangan kanannya
>>> Lukas 6.
Jadi di dalam bait ALLAH ada dua kelompok yaitu kelompok ahli taurat dan orang
Parisi yang perbuatan mereka juga harus diasuh tetapi juga ada kelompok yang
perbuatannya seperti orang yang kering/mati tangan kanannya. Maafkan saya, sebab
saya tidak berbicara tentang orang yang memiliki cacat secara jasmani, tetapi
kalau berbicara antara yang sehat dengan yang kering, maka perbuatannya jelas
akan berbeda. Contohnya: jika ada orang yang mau memberikan sesuatu kepada kita,
jika tangan kita sehat, maka kita dapat menerimanya dengan kedua tangan kita.
Tetapi jika tangan kanannya kering/mati, kalau diberi sesuatu akan menerimanya
dengan tangan kiri; jika orang tidak mengerti, apalagi tangan yang kering itu
dimasukkan ke dalam kantong supaya tidak ada orang yang tahu kalau tangan kanannya
kering. Maka orang yang memberi akan menjadi sangat tersinggung dan berkata
bahwa orang itu sombong sekali.
Jadi perbuatan dari anak TUHAN/hamba TUHAN yang kering/mati tangan kanannya
= rohaninya kering. Itu sebabnya perbuatan dari anak TUHAN/hamba TUHAN yang
harus diasuh adalah mereka yang kering rohaninya.
Kalau ahli taurat dan orang Parisi, praktek mereka adalah mengamat-amati YESUS,
sehingga mereka menjadi diam/jengkel dan juga mengabaikan Firman yang benar
sampai mereka bersekongkol untuk menghantam TUHAN YESUS. Kita harus berhati-hati,
sebab persekongkolan itu merusak Tubuh Kristus, bukan membangun.
Apa yang menjadi praktek dari anak TUHAN/hamba TUHAN yang kering rohaninya
yaitu:
- perbuatan yang menjadi sandungan bagi orang lain, jadi ahli taurat dan
orang Parisi masuk ke dalam bait ALLAH dan melihat orang yang mati tangan
kanannya, mulailah mereka mencari kesalahan YESUS sebab mereka tersandung.
Seandainya pada saat itu, tidak ada orang yang mati tangan kanannya, mungkin
ceritanya akan menjadi lain karena mereka akan mencari hal yang lain untuk
menyalahkan YESUS. Perbuatannya menjadi sandungan bagi orang lain terutama
kita yang berada di dalam Firman pengajaran yang benar menjadi sandungan >>>
kita yang menjadi sandungan, tetapi Firman TUHAN Yang disalahkan/dikeruhkan/menjadi
keruh >>> katanya pengajaran, tetapi kelakuannya seperti itu, hutang
tidak mau membayar. Kita dan saya juga harus mengintrospeksi diri supaya perbuatan-perbuatan
kita jangan menjadi sandungan bagi orang lain, sehingga Firman pengajaran
dikeruhkan/Firman pengajaran yang benar menjadi keruh, seperti kambing yang
mengeruhkan air yang jernih. Ini adalah hal yang sungguh serius. Jangankan
di luar gereja, tetapi perbuatan yang menjadi sandungan itu justru terjadi
di dalam gereja.
Saya sudah berpesan kepada para peserta >>> maafkan kepada para peserta,
sebab ada juga jiwa-jiwa baru/para peserta yang berasal dari luar. Tetapi
peserta yang benar-benar berasal dari sidang jemaat, saya memberitahu kepada
mereka >>> saudara datang, harus bersungguh-sungguh; di saat pemberitaan
Firman, jangan mengantuk >>> yang dari Malang, mengantuk, yang datang
dari jauh, tertidur sehingga ibadah menjadi sandungan. Soal makanan, juga
jangan cerewet tetapi harus kita terima apa adanya dan juga soal tempat tidur,
jika sudah diatur, maka kita harus juga menerima >>> jangan menjadi
sandungan, nanti Firman pengajaran akan menjadi keruh sebab hikmat dan perbuatan
itu menjadi satu.
Waktu ratu Seba datang mengunjungi Salomo, ia belum mendengar hikmatnya, belum
mendengar khotbahnya tetapi hanya melihat cara duduk dari pegawai-pegawainya
ia sudah sangat terkesan dan berkata, bahwa apa yang ia dengar belumlah sebanding
dengan apa yang ia lihat.
Inilah saudaraku! Perbuatan dari orang-orang yang berada di dalam Firman pengajaran,
benar-benar disorot. Jadi tangan kanan kering adalah perbuatan-perbuatan yang
menjadi sandungan sehingga Firman pengajaran yang benar menjadi keruh. Semoga
kita dapat mengerti.
- Praktek selanjutnya >>> kalau secara normal, maka tangan kanan
itu lebih kuat daripada tangan kiri. Jadi kalau saya beri ukurannya supaya
lebih mudah dan ini bukan 50% – 50% tetapi 60% - 40%, jika tangan kanannya
yang mati, berarti pelayanannya belum separuhnya. Kita selalu berkata >>>
mari! melayani jangan setengah-setengah. Belum setengah-setengah dan ini berarti
belum sungguh-sungguh = suam-suam kuku/tidak berimbang seperti jemaat Laodikia.
Wahyu 3 : 15 – 17,
15. Aku tahu segala pekerjaanmu: engkau tidak dingin dan tidak panas.
Alangkah baiknya jika engkau dingin atau panas!
16. Jadi karena engkau suam-suam kuku, dan tidak dingin atau panas, Aku akan
memuntahkan engkau dari mulut-Ku.
17. Karena engkau berkata: Aku kaya dan aku telah memperkayakan diriku dan
aku tidak kekurangan apa-apa, dan karena engkau tidak tahu, bahwa engkau melarat,
dan malang, miskin, buta dan telanjang,
suam-suam kuku = tidak dingin tidak panas.
- Tidak dingin = tidak sejuk = tidak ada damai sejahtera. Orang yang suam
itu tidak mengalami damai sejahtera = tidak memiliki hubungan dengan Imam
Besar/tidak diimami oleh Imam Besar.
Tangan kanan >>> kanan ini adalah tempat dari YESUS disebelah
kanan ALLAH Bapa.
- Tidak panas = tidak berkobar-kobar lagi. mungkin masih datang di dalam
ibadah, tetapi sudah tidak berkobar-kobar lagi/sudah tidak memiliki kerinduan
lagi.
Ay 17 >>> Aku kaya >>> tidak lagi mengutamakan perkara yang
rohani/tidak lagi mengutamakan Firman tetapi hanya membesar-besarkan hal yang
jasmani. Ini berarti sudah berada dalam keadaan yang suam. Kalau kita sudah
mulai banyak berbicara hal yang jasmani >>> kami diberkati dengan
banyak uang, kami ini dan itu >>> ini berarti keadaan rohaninya sudah
menjadi suam. Kalau saudara merasa hebat, itu berarti saudara sudah tertipu.
Kalau rohani kita makin tinggi >>> saya teringat akan perkataan dari
alm.bpk.pdt Pong Dongalemba >>> jika kita naik pesawat udara/rohani
makin tinggi, semakin tinggi pesawat itu, maka rumah-rumah di bawahnya terlihat
seperti mainan dan semakin tinggi pesawat itu, maka rumah-rumah itu tidak
dapat terlihat lagi. Tidak mungkin kita mengatakan bahwa rumah-rumah itu begitu
bagus jika kita berada di ketinggian 30.000 kaki sebab memang rumah-rumah
itu sudah tidak kelihatan lagi. Yang kita katakan hanyalah: oh awannya/awan
kemuliaan. Jika kita banyak membicarakan perkara-perkara yang jasmani, jangan-jangan
pesawat udaranya itu masih berada di tempat parkir. Itu sebabnya kita jangan
di bodohkan dan di butakan oleh hal yang jasmani sebab itu berarti suam.
Itu sebabnya kita harus berhati-hati kalau kita menjadi suam-suam. Jika kita
datang ke Maranatha ini dengan mempersoalkan makanan, tempat tidur, maka itu
berarti kita sedang berada di tempat parkir. Itu sebabnya di dalam persekutuan,
kita jangan membicarakan hal yang jasmani, itu berarti kita sudah di dalam
rohani yang tinggi/berada di awan kemuliaan TUHAN. Bukan berarti kalau diberkati
secara jasmani >>> tidak boleh,silahkan! Tetapi itu hanyalah tambahan
saja, bukan yang utama, yang utama adalah Firman/yang rohani.
Akibatnya: ‘Aku akan memuntahkan engkau dari MulutKu’
Maafkan saudaraku! Ini berarti hidupnya hanya seperti muntah/sesuatu yang
najis di hadapan TUHAN = tidak menyenangkan TUHAN, tidak dimakan oleh TUHAN
= tidak berkenan kepada TUHAN. Bahkan hidup di dalam kenajisan = tidak berguna
seperti muntah. Inilah kalau kita berada di dalam keadaan suam-suam.
Mari kita bersungguh-sungguh dengan menjaga damai sejahtera, juga menjaga
suasana yang berkobar-kobar dan juga menjaga agar pandangan kita jangan pada
hal yang jasmani saja.
- Tidak dapat menyembah TUHAN, sebab di dalam 1 Timotius 2 : 8,
Oleh karena itu aku ingin, supaya di mana-mana orang laki-laki berdoa
dengan menadahkan tangan yang suci, tanpa marah dan tanpa perselisihan.
Laki-laki menadahkan/mengulurkan tangan untuk menyembah TUHAN, jika tangannya
satu mati, maka ia tidak dapat menyembah TUHAN. Maafkan! Kalau istilah di
dalam alkitab >>> kalau kita dapat menyembah, maka kita akan menjadi
rumah doa. Tetapi kalau tidak dapat menyembah, maka kita akan menjadi sarang
penyamun. Kalau kita kering rohani = kita bukan menjadi rumah doa = sarang
penyamun. Mengapa kita tidak dapat menyembah TUHAN/tidak dapat menjadi rumah
doa? Sebab kehidupan kita kering/menjadi sarang penyamun.
Apa arti dari sarang penyamun?
- Pencuri, perampok >>> Maleakhi 3 >>> dengan apa kami
menipu/merampok Engkau? Kamu sudah merampok persepuluhan dan persembahan
khusus.
- Tidak dapat memberi. Ada ayat di dalam injil Matius 6 >>>
kalau tangan kananmu memberi, jangan diketahui oleh tangan kirimu. Jadi,
kalau tangan kanan mati berarti tidak dapat memberi. Tidak dapat memberi
= kikir dan serakah. Serakah = merampas hak orang lain terutama Hak TUHAN
yaitu persepuluhan dan persembahan khusus dan juga hak sesama. Bagi sidang
jemaat yang berdagang, ada hutang >>> segera membayar, jangan
merampas hak orang sebab jika demikian, maka saudara tidak dapat menjadi
rumah doa sehingga tidak dapat menyembah TUHAN.
- Waktu YESUS tiba di bait ALLAH, IA melihat ada pedagang-pedagang yang
menjual lembu dan merpati kemudian ada meja penukar uang >>>
meja roti sajian di dalam tabernakel tidak lagi diletakkan roti, tetapi
diletakkan uang di atasnya. Inilah sarang penyamun sebab ada roh jual
beli, mencari keuntungan yang jasmani. Jika di dalam rumah TUHAN yang
adalah pribadi saya dan pribadi saudara, ada roh jual beli, dan yang diperjualbelikan
adalah uang. Kita dapat membayangkan kalau orang sudah mencari keuntungan
yang jasmani baik itu dalam bentuk uang atau dalam bentuk kedudukkan,
maka ia sudah tidak mengutamakan Firman/tidak memperdulikan Firman lagi,
sebab yang penting baginya adalah uang/hal yang jasmani. Maaf! Bapak Wijaya
harus bertanggung jawab, fellow-ship ini hendak dibawa kemana? diasuh
kemana? menjadi rumah doa atau menjadi sarang penyamun? Panitia juga harus
bertanggung jawab mengundang saya kalau yang ada di sini adalah meja dengan
uang, bukan roti dan ini sudah jelas, kita akan dibawa ke sarang penyamun.
Kita harus tegas dihari-hari ini, sebab kita tidak tahu kapan YESUS akan
datang kembali, kita jangan berlambat-lambat, tetapi harus tegas. Jika
sudah jelas, meja hanya diisi dengan uang dan bukan roti, maka kita jangan
ikut campur sebab kalau tidak, maka kita akan menjadi kering dan menjadi
sarang penyamun.
- Ada burung merpati yang dijual; burung merpati ini adalah lambang dari
ketulusan dan ini berarti hati sudah tidak tulus lagi. Yang benar, ia
katakan salah sedangkan yang salah, ia katakan benar. Ini adalah orang
yang mencari keuntungan/roh jual beli. Orang kalau mencari keuntungan
jasmani, maka ia sudah tidak memerlukan Firman lagi, yang terpenting baginya
adalah uang atau kedudukkan. Mejanya diisi dengan uang, berlian, pendidikkan
dlsbnya dan ini yang penting baginya. Juga bagi sidang jemaat, datang
ke gereja hanya untuk mendapatkan beras, mereka sudah tidak mementingkan
apakah ada Firman atau tidak, yang penting dapat beras. Nanti di gereja
lain juga mengatakan kalau saudara datang ke sini, saudara akan mendapatkan
beras + ikan asin >>> pindah ke sana. Gereja lain tidak mau kalah,
mereka mengatakan akan mendapatkan beras, ikan asin + potong rambut gratis
>>> pindah ke sana >>> sudah tidak memperdulikan Firman
TUHAN lagi/ tidak ingat kepada Firman TUHAN lagi, inilah roh jual beli
yang adalah roh dari antikrist. Mungkin siang ini Firman TUHAN keras,
saya sendiri tidak tahu sebab persiapan saya tidak seperti ini, tetapi
biarlah TUHAN Yang Berbicara kepada saya dan saudara supaya kita lebih
bersungguh-sungguh sebab orang datang ke gereja sudah tidak memperhatikan
Firman dan hamba TUHAN datang untuk bersekutu tidak lagi memperhatikan
Firman dan juga sudah kehilangan ketulusan sebab hanya mencari keuntungan
dan kedudukkan sehingga yang salah dibela dan yang benar disalahkan >>>
inilah roh jual beli sudah bergentayangan/sudah ada dimana-mana.
Istilah saya bagi setan hanyalah satu yaitu ‘kurangajarnya setan’
sebab ketulusan hati hendak diambil dan diganti dengan roh jual beli.
Sebagai contoh: kita sebagai hamba TUHAN jika ada seseorang yang tidak
memiliki apa-apa, kita tidak terlalu suka, tetapi kalau yang lain, sekalipun
ia bersalah, kita memuji-mujinya. Ini sudah tidak tulus lagi. Inilah kurang
ajarnya setan/antikrist. Tetapi TUHAN datang dengan Firman pengajaran
yang benar untuk mengasuh kita, nomor satu Wijaya >>> saya belajar
dari yang kecil-kecil supaya saya dapat tahan menghadapi hal/goncangan
yang besar. Semoga TUHAN menolong kita agar kita jangan ditipu.
Saya sudah banyak kali menerangkan hal ini tetapi di sini menjadi lain karena
TUHAN membukakan Firman secara khusus bagi kita sebab di sini adalah tempat
alm.bpk,pdt Totaijs pernah menyampaikan Firman.
Keadaan dari orang yang tangannya mati sebelah, maka perbuatannya menjadi:
- Sandungan.
- Suam-suam.
- Tidak dapat menyembah sehingga tidak menjadi rumah doa tetapi menjadi sarang
penyamun.
Keadaan orang itu seperti domba yang terperosok di dalam lubang yang dalam,
ini merupakan sesuatu yang mengerikan. Tadi, ahli taurat dan orang Parisi dicap
6.6.6. menjadi antikrist. Kita juga harus mengingat, tangan yang kering juga
berbahaya sebab akan masuk ke dalam lubang yang dalam.
Matius 12 : 10, 11,
10. Di situ ada seorang yang mati sebelah tangannya. Mereka bertanya kepada-Nya:
"Bolehkah menyembuhkan orang pada hari Sabat?" Maksud mereka ialah
supaya dapat mempersalahkan Dia.
11. Tetapi Yesus berkata kepada mereka: "Jika seorang dari antara kamu
mempunyai seekor domba dan domba itu terjatuh ke dalam lobang pada hari Sabat,
tidakkah ia akan menangkapnya dan mengeluarkannya?
Domba yang terperosok ke dalam lubang, keadaannya sama dengan orang mati sebelah
tangannya dan harus ditolong. Jadi posisi dari orang yang mati sebelah tangannya/kering
rohani sama dengan domba yang jatuh ke dalam lubang yang dalam. Lubang yang
dalam itu adalah tempat dari roh jahat dan roh najis/demon-demon (Wahyu 9).
Bergaul dengan roh jahat dan roh najis dan ini berarti meneladani setan >>>
Wahyu 9 : 2, Maka dibukanyalah pintu lobang jurang maut itu, lalu naiklah asap
dari lobang itu bagaikan asap tanur besar, dan matahari dan angkasa menjadi
gelap oleh asap lobang itu.
Asap akan menjadi kalajengking dll, ini adalah demon-demon/roh jahat dan roh
najis di udara. Jatuh ke dalam lubang yang menjadi tempat bagi roh jahat dan
roh najis, berarti bergaul dengan roh jahat dan roh najis/meneladan pada setan
= setan dan akan dibinasakan. Ini yang perlu diasuh, sebab seringkali masih
belum tulus pada perkara-perkara yang kecil.
Bagaimana cara TUHAN mengasuh? Lewat pengajaran Firman yang benar dalam
urapan Roh. Kudus yaitu:
- Lukas 6 : 8, Tetapi Ia mengetahui pikiran mereka, lalu
berkata kepada orang yang mati tangannya itu: "Bangunlah dan berdirilah
di tengah!" Maka bangunlah orang itu dan berdiri.
Berdirilah di tengah >>> suara Firman pengajaran yang tajam dan keras.
Mungkin orang ini karena tangannya mati sebelah, ia agak malu-malu dan bersembunyi
di belakang; pada awalnya tidak semua orang mengetahui kalau ada orang yang
mati tangan sebelah, tetapi ketika ia dipanggil oleh TUHAN untuk berdiri di
tengah, maka semua orang menjadi tahu/melihat dan ini berarti:
kuasa Firman pengajaran yang benar menunjukkan cacat cela kita yang tersembunyi
sehingga kita dapat menyadari dan mengakui dosa secara terang-terangan kepada
TUHAN dan kepada sesama sehingga kita diampuni dan ditolong oleh TUHAN. Kalau
orang yang mati sebelah tangannya itu berdiri di tengah, maka TUHAN dapat
melihat dan juga sesama dapat melihat >>> mengaku kepada TUHAN dan
kepada sesama sehingga ia mendapatkan pengampunan dosa. Alm.bpk.pdt Totaijs
selalu mengatakan >>> mengaku dosa adalah jalan yang paling singkat
untuk ditolong oleh TUHAN. Itu sebabnya dosa jangan disembunyikan, sebab selama
dosa itu disembunyikan, maka masalah tidak akan pernah selesai sebab dosa
adalah pemisah antara kita dengan TUHAN dan kita tidak akan pernah ditolong.
Tetapi ia berani untuk berdiri di tengah untuk mengakui bahwa memang tanganku
mati sebelah.
Kemarin sudah diterangkan, TUHAN memperlihatkan kerajaan surga kepada Musa
di G.Sinai dan kemudian TUHAN memperintahkan kepada Musa untuk membuat miniatur
kerajaan surga di bumi dalam wujud tabernakel/kemah suci. Seluruh gereja di
dunia ini mengakui bahwa Musa itu mendapatkan dua loh batu/sepuluh perintah
ALLAH; tetapi sayang hal itu masih kurang satu kalau kita membaca dengan jeli
yaitu mulai ktb Keluaran 25 >>> Musa mendapat petunjuk untuk membangun
tabernakel (gbr: http://www.gptkk.org/tabernakel.php)
dan ini yang harus dibukakan/diungkapkan hari-hari ini. Kita jangan hanya
mengerti tentang dua loh batu tetapi tanpa tabernakel, maka akan menjadi mirip
dengan cerita tangan yang mati sebelah. Kita hanya membicarakan kasih/dua
loh batu berisikan kasih tetapi kalau kasih tanpa pengajaran, akan menjadi
kasih daging. Dan juga pengajaran tabernakel tanpa kasih, hanya menjadi teori
sebab tidak dipraktekkan. Itu sebabnya pengajaran tabernakel dan dua loh batu
harus kita sebarkan dan juga sudah menjadi tekad saya bersama sidang jemaat
lewat mengadakan kunjungan-kunjungan ke beberapa daerah dan juga penyebaran
Firman melalui internet dan juga melalui siaran langsung. Kalau tidak! Maka
kasihan gereja TUHAN yang hanya mengenal dua loh batu tanpa tabernakel, maka
itu seperti orang yang tangan kanannya mati/kering, tidak memiliki faedah
apa-apa. Sebaliknya pengajaran tanpa kasih, sama dengan teori, tidak memiliki
faedah apa-apa.
Berdiri di tengah, secara pengajaran, itu menunjuk pada tabernakel. Tabernakel
ini terbagi menjadi tiga ruangan yaitu halaman (gbr: http://gptkk.org/pelataran.php)
kemudian ruang suci dan ruangan maha suci ruangan maha suci merupakan tempat
dari TUHAN YESUS, sedangkan halaman bagaikan tempat bagi sidang jemaat dan
ruangan suci merupakan tempat bagi imam-imam/ hamba TUHAN/pelayan-pelayan
berdiri di situ. Masuk ke dalam ruangan suci = kembali ke posisi yang benar.
Seorang hamba TUHAN/pelayan TUHAN/imam harus kembali pada posisi yang benar
yaitu di dalam ruangan suci/posisi di tengah, jika tidak, maka sidang jemaat
akan menjadi kering. Apa yang dimaksud dengan di tengah? itulah kandang penggembalaan.
Ada tiga macam alat ini menunjuk pada tiga macam ibadah pokok kita. Di mana-
mana saya selalu menunjukkan diagram dari ruangan suci ini supaya gereja TUHAN
jangan menjadi kering. Contoh: ada orang yang baru datang, segera diberi kedudukkan
main gitar dengan maksud supaya ia bertobat, tetapi sesungguhnya ia menjadi
kering sebab prosesnya tidak seperti itu. Imam-imam harus berada di dalam
ruangan suci terlebih dahulu, yaitu posisi yang benar, barulah hadirat TUHAN
ada. Ada tiga macam alat di dalam ruangan suci dan saudara dapat membandingkan
dengan Kisah rasul 2 : 41, 42,
Jaman Musa |
Jaman rasul-rasul
hujan awal |
Jaman sekarang |
- Pelita emas
- Meja roti sajian
- Mezbah dupa emas
|
- Ketekunan dalam persekutuan
- Ketekunan dalam pengajaran dan pemecahan roti
- Ketekunan dalam doa
|
- Ketekunan dalam ibadah raya.
- Ketekunan dalam ibadah pendalaman alkitab dan perjamuan suci
- Ketekunan dalam ibadah doa penyembahan
|
Inilah berdiri di tengah >>> hamba-hamba TUHAN dan imam-imam kembali
pada posisi yang benar. Jika imam-imam sudah berada di dalam ruangan suci,
maka urapan TUHAN datang sehingga tidak menjadi kering. Berdiri di tengah
adalah kuasa dari Firman pengajaran itu sebabnya jika tidak ada Firman pengajaran,
maka kita tidak dapat berdiri di tengah/tidak dapat masuk ke dalam ruangan
suci.
Mari rekan-rekan gembala! Kembali ke posisi di tengah, jangan beredar-edar.
Setelah selesai ibadah persekutuan, segera kembali ke penggembalaan masing-masing,
sebab jika saudara beredar-edar, maka saudara akan kembali menjadi kering
sebab saudara akan digigit oleh serigala dan singa. Itu sebabnya jangan beredar-edar.
Imamat 21 : 12, Janganlah ia keluar dari tempat kudus,
supaya jangan dilanggarnya kekudusan tempat kudus Allahnya, karena minyak
urapan Allahnya, yang menandakan bahwa ia telah dikhususkan, ada di atas kepalanya;
Akulah TUHAN.
Setiap imam yang berada di dalam ruangan suci, mengalami minyak urapan TUHAN/urapan
Roh.Kudus. Apa yang menjadi kemampuan kita jika tanpa Roh.Kudus? Sebagai contoh:
bagi yang baru lulus sarjana ekonomi, saudara melamar pekerjaan dan diterima
>>> apakah saudara langsung bekerja? Tentu tidak sebab saudara harus
dilatih/training terlebih dahulu. Kita menghadapi pekerjaan di dunia, sekalipun
sudah bersekolah tinggi bahkan sudah lulus menjadi sarjana belum mampu untuk
langsung bekerja. Apalagi menghadapi pekerjaan surga >>> di mana
kita dapat bersekolah untuk pekerjaan surga ini? kita tidak akan mampu; hanya
lewat urapan Roh.Kudus yang memampukan kita. Jika tanpa urapan Roh.Kudus,
bagaimana kita dapat berkenan kepada TUHAN? Tetapi jika kita berada di dalam
ruangan suci, kita mengalami minyak urapan Roh.Kudus sehingga kita dikhususkan
bagaikan Biji Mata TUHAN Sendiri. Dari anggauta tubuh kita apa yang khusus?
Jantung! Jantung kita dilindungi, tetapi kalau biji mata >>> mana
ada tulang yang melindungi? Tidak ada! Sebab biji mata ini dikhususkan dan
dilindungi oleh TUHAN Sendiri. Jika kita mau dikhususkan oleh TUHAN, maka
kita harus datang dan bertekun di dalam ruangan suci.
Jika sudah ada minyak urapan, maka berkat akan dicurahkan, kita tidak perlu
mencari dengan berkeliling-keliling sebab berkat sudah dicurahkan.
Mazmur 133 : 1 – 3,
1. Nyanyian ziarah Daud. Sungguh, alangkah baiknya dan indahnya, apabila
saudara-saudara diam bersama dengan rukun!
2. Seperti minyak yang baik di atas kepala meleleh ke janggut, yang meleleh
ke janggut Harun dan ke leher jubahnya.
3. Seperti embun gunung Hermon yang turun ke atas gunung-gunung Sion. Sebab
ke sanalah TUHAN memerintahkan berkat, kehidupan untuk selama-lamanya.
Sebelum berkat dicurahkan, kita harus rukun. Kalau semuanya berada di dalam
ruangan suci, gembala dan sidang jemaat akan diurapi dengan Roh.Kudus sehingga
ada kerukunan/tidak kering. Penyebab dari tidak adanya kerukunan adalah kehidupan
yang kering dan karena kering, maka perkataannya juga kering. Kalau diurapi
dengan Roh.Kudus, maka tidak akan menjadi kering, tetapi akan timbul kesatuan
di dalam Tubuh Kristus. Kesatuan di dalam sidang jemaat itu terjadi, bukan
karena kita membezuk, tetapi karena ada urapan Roh.Kudus.
Setelah ada kerukunan, maka TUHAN akan memerintahkan berkat. TUHAN bukan memberi,
tetapi memerintahkan berkat dan perintah TUHAN tidak dapat dilawan oleh siapapun
juga.
Seperti waktu TUHAN memerintahkan:
- ikan untuk memuntahkan Yunus.
- angin untuk diam dan tenang.
Sekalipun kita melayani di desa, di gunung, tetapi kalau TUHAN memerintahkan
berkat/memerintahkan jiwa-jiwa untuk datang, maka tidak ada yang dapat menghalangi.
Itu sebabnya, mari kita kembali ke posisi di tengah/ruangan suci >>>
jangan beredar-edar untuk mencari berkat, sebab berkat sudah diperintahkan
oleh TUHAN.
Sebagai seorang gembala, jika saudara tidak mau menjadi kering, baik secara
rohani maupun secara jasmani, pulang dari sini >>> berdiri di tengah!
Mengaku kepada sidang jemaat jika saudara mau ditolong oleh TUHAN.
Demikian juga sebagai seorang suami/isteri, jika ada kesalahan, mari! mengaku
dan juga dengan anak-anak, mari mengaku/berdiri di tengah/kembali ke posisi
di tengah/ke penggembalaan dan TUHAN sudah siap dengan mencurahkan berkat
kerukunan sampai hidup kekal/berkat yang tertinggi yaitu hidup selama-lamanya.
Sudah sekian tahun saya menerangkan tentang ruangan suci, tetapi belum pernah
saya kaitkan dengan Mazmur, baru sekarang ini saya mendapat di mimbar/diingatkan
oleh TUHAN, dan saya paling berbahagia sebab TUHAN tidak pernah menipu kita
dan juga tidak pernah mempermalukan kita sekalipun IA memerintahkan untuk
berdiri di tengah sehingga semua orang dapat melihat >>> TUHAN
tidak mempermalukan, tetapi justru TUHAN mau menolong kita. Itu sebabnya
kita jangan malu untuk mengaku.
- Lukas 6 : 10, Sesudah itu Ia memandang keliling kepada
mereka semua, lalu berkata kepada orang sakit itu: "Ulurkanlah tanganmu!"
Orang itu berbuat demikian dan sembuhlah tangannya.
Mengulurkan tangan, >>> ini dari pihak kita.
Jadi cara TUHAN menolong lewat Firman pengajaran yang benar dalam urapan Roh.Kudus
dan ini yang harus kita cari sebab di situ ada pertolongan TUHAN.
Proses/langkahnya yaitu:
- Berdiri di tengah >>> sesungguhnya bagi orang
yang mati sebelah tangannya tidak sulit untuk berdiri; yang sulit berdiri
adalah orang yang lumpuh. Jadi sesungguhnya Firman TUHAN itu tidak pernah
mempersulit kita. Jadi, bagi imam-imam >>> bukan hanya gembala, tetapi
paduan suara, pemain musik, pembersih gereja, tidaklah sulit bagi saudara
untuk berdiri di tengah/masuk ruangan suci. Tinggal kita berani melangkah
atau tidak. Tetapi sekarang lebih meningkat yaitu
- Ulurkan tanganmu >>> orang yang mati tangan kanannya
diperintahkan untuk mengulurkan tangannya >>> hal ini bukan hanya
sulit, tetapi juga mustahil. Ulurkan tanganmu >>> kita sering diperhadapkan
dengan Firman yang tidak sesuai dengan logika/mustahil bagi kita. Seperti
Petrus diperintahkan untuk menebarkan jalanya >>> ini adalah hal
yang mustahil, sebab sudah semalam-malaman menangkap ikan tetapi tidak mendapatkan
seekor ikanpun, tetapi pada siang hari TUHAN perintahkan untuk menebarkan
jalanya >>> mustahil! Seringkali kita merasa bahwa kita ini lebih
pandai dari TUHAN >>> Firman mengatakan untuk berbuat ‘A’
kita mengatakan bahwa hal itu tidak dapat dilakukan karena mustahil, dan pada
akhirnya benar-benar tidak dapat dilakukan. Kalau Firman diberitakan, bukan
untuk dipertimbangkan, bukan untuk dikritik, bukan untuk dipersulit tetapi
untuk dipercaya dan dipraktekkan. Sekalipun Firman itu mustahil bagi kita,
tetapi kita taat dan dengar-dengaran, maka kita akan mendapatkan kuasa untuk
menghapus kemustahilan >>> ini adalah rumus.
Jadi arti dari mengulurkan tangan adalah :
- taat dengar-dengaran apapun risikonya.
- dapat menyembah TUHAN karena tangan sudah sembuh.
Inilah asuhan TUHAN, yaitu kehidupan yang tadinya sudah kering, yang sudah
dicap oleh antikrist sehingga bukan menjadi rumah doa tetapi menjadi sarang
penyamun, tetapi mau diasuh oleh TUHAN sampai dapat menyembah, sampai
dapat menjadi rumah doa. Inilah tujuan TUHAN yaitu mengasuh perbuatan
kita sampai kita dapat menjadi rumah doa.
Setiap pelayan TUHAN/hamba TUHAN harus menjadi rumah doa, kalau tidak, akan
menjadi kering sehingga bergaul dengan kalajengking dan mendapatkan cap oleh
antikrist seperti ahli taurat dan orang Parisi.
Yesaya 56 : 6, 7,
6. Dan orang-orang asing yang menggabungkan diri kepada TUHAN untuk melayani
Dia, untuk mengasihi nama TUHAN dan untuk menjadi hamba-hamba-Nya, semuanya
yang memelihara hari Sabat dan tidak menajiskannya, dan yang berpegang kepada
perjanjian-Ku,
7. mereka akan Kubawa ke gunung-Ku yang kudus dan akan Kuberi kesukaan di
rumah doa-Ku. Aku akan berkenan kepada korban-korban bakaran dan korban-korban
sembelihan mereka yang dipersembahkan di atas mezbah-Ku, sebab rumah-Ku akan
disebut rumah doa bagi segala bangsa.
Orang asing = bangsa kafir menggabungkan diri dan boleh melayani TUHAN.
Ay 7 >>> inilah asuhan TUHAN lewat Firman pengajaran dalam urapan
Roh.Kudus.
Kita menjadi rumah doa bagi TUHAN, itu sebabnya kita jangan menjadi kering
dihari-hari ini. Jika ada perbuatan seperti ahli-ahli taurat dan orang-orang
Parisi, maka kita harus disucikan dan diasuh oleh TUHAN. Demikian juga kalau
ada perbuatan seperti orang yang kering/mati tangan kanannya, maka kita akan
diasuh sampai kita dapat mengulurkan tangan dengan taat, berserah dan menyembah
TUHAN >>> ini menjadi rumah doa bagi TUHAN.
Awal dari menyembah itu adalah melihat dan berkata-kata dengan TUHAN >>>
Yohanes 9. sedangkan di dalam srt Mazmur dan juga di dalam srt 1 Timotius
dllnya, menyembah itu = mengulurkan tangan kepada TUHAN.
Jadi rumah doa adalah :
- melihat TUHAN.
- dapat berkata-kata dengan TUHAN.
- dan mengulurkan tangan kepada TUHAN/menyerah sepenuhnya kepada TUHAN.
Penyembahan itu adalah puncak karya rohani/puncak ibadah pelayanan yang
harus sampai menjadi rumah doa.
Tetapi penyembahan masih diukur oleh TUHAN (dlm Wahyu 11) yaitu sampai pada
daging tidak bersuara lagi/sesuai dengan ukuran TUHAN/pintu tirai terobek.
Sebab masih ada penyembahan yang daging itu masih bersuara/belum memenuhi
ukuran TUHAN dan ini nanti akan diserahkan kepada antikrist. Kita tidak menyembah
dan penyembahan tidak sesuai dengan ukuran akan diserahkan kepada antikrist.
Saya akan memberi contoh bagaimana Petrus itu mengulurkan tangannya sebanyak
duakali kepada TUHAN yaitu:
- Waktu Petrus tenggelam. Di dalam injil Matius, memang tidak ditulis
bahwa Petrus itu mengulurkan tangannya waktu ia akan tenggelam, tetapi
kita semua percaya dan dapat menerima kalau orang yang tenggelam, pasti
ia mengulurkan tangannya. Petrus dipaksa oleh TUHAN untuk mengulurkan
tangannya; jika kita tidak mau mengulurkan tangan, TUHAN akan memaksa
kita agar kita mau mengulurkan tangan dengan membiarkan kita tenggelam.
Sebab kalau kita sudah tenggelam maka secara otomatis kita akan mengulurkan
tangan tanpa harus diajar. Daripada kita tenggelam, lebih baik siang ini
kita mengulurkan tangan. Tetapi sekarang yang sudah tenggelam/merosot
dalam kerohanian, dalam pelayanan, dalam hal ekonomi dan dalam nikah,
sampai sudah menghadapi maut, boleh mengulurkan tangan, maka TUHAN akan
tolong.
Matius 14 : 29 – 32,
29. Kata Yesus: "Datanglah!" Maka Petrus turun dari perahu
dan berjalan di atas air mendapatkan Yesus.
30. Tetapi ketika dirasanya tiupan angin, takutlah ia dan mulai tenggelam
lalu berteriak: "Tuhan, tolonglah aku!"
31. Segera Yesus mengulurkan tangan-Nya, memegang dia dan berkata: "Hai
orang yang kurang percaya, mengapa engkau bimbang?"
32. Lalu mereka naik ke perahu dan anginpun redalah.
Petrus sudah dapat berjalan di atas air >>> sudah mantap dalam
pengajaran yang benar, tetapi ketika ia merasa tiupan angin/angin pengajaran
maka ia tenggelam. Sehebat-hebatnya seorang hamba TUHAN, tetapi kalau
ia tidak satu di dalam pengajaran sehingga ia terkena pada angin-angin
pengajaran yang lain, tidak bisa tidak, pasti akan tenggelam. Prinsip
dari Lempin-El adalah lebih baik ditolak bersama dengan pengajaran yang
benar, daripada diterima/dipuji/disanjung tanpa pengajaran yang benar.
Ay 31 >>> Inilah rumus: kalau kita mengulurkan tangan/menyerah
>>> kita angkat tangan, maka YESUS juga mengulurkan TanganNYA.
Tetapi kalau kita yang turun tangan, maka YESUS Yang angkat Tangan/berpangku
Tangan.
Petrus mengulurkan tangan = Petrus dapat menyembah TUHAN, tetapi ia belum
mencapai ukuran sebab dagingnya masih bersuara/ia takut mati. Jadi ia
menyembah TUHAN, tetapi hanya untuk kepentingan dirinya sendiri. Penyembahan
Petrus ini sudah benar. Seandainya ia memanggil kesebelas orang temannya
>>> lebih memilih sebelas atau Satu? Seringkali kita lebih memilih
sebelas hamba TUHAN daripada memilih YESUS/pengajaran yang benar. Jika
Petrus memanggil teman-temannya >>> Tomas, Bartolomius >>>
belum sempat memanggil semuanya, ia sudah tenggelam dan mati. Tetapi karena
Petrus memilih pengajaran yang benar/memilih YESUS >>> YESUS
tolong! YESUS mengulurkan Tangan dan menolongnya.
Mari sekarang ini, kita mengulurkan tangan dan berseru Nama YESUS/kita
memilih YESUS/memilih pengajaran yang benar melebihi segala sesuatu dan
kita ditolong oleh TUHAN.
Tetapi penyembahan semacam ini masih belum memenuhi ukuran sebab daging
masih bersuara. Suara daging Petrus adalah suara ketakutan. Seandainya
Petrus tidak merasa takut, ketika ia dapat berjalan di atas air, tentu
ia tidak ingat kepada YESUS. Petrus terpaksa menyerukan Nama YESUS karena
ia takut tenggelam >>> seringkali kita menyembah TUHAN kalau
ada masalah; mau berpuasa kalau ada masalah >>> masih ada suara
ketakutan, ada suara egois. Jadi kita jangan mengukur-ukur kalau menyembah
di gereja dan semua orang menangis, kita menganggap itu adalah hal yang
hebat. Bagi kaum muda yang biasanya menyembah TUHAN karena persoalan jodoh
sehingga kaum muda ini menangis mengeluarkan air mata dengan amat sangat,
pendetanya menganggap bahwa penyembahan di gereja sangat meningkat, tetapi
TUHAN berkata bahwa penyembahan itu masih bersuarakan daging. Jika kita
memiliki masalah kita boleh mengangkat tangan, tetapi harus ditingkatkan.
Mari! sekarang ini saya juga dikoreksi oleh TUHAN, seringkali kalau saya
akan beribadah dan melihat banyak bangku yang terisi penuh, maka saya
akan bersantai sambil menunggu dimulainya waktu untuk beribadah. Tetapi
kalau saya melihat ada banyak bangku yang kosong, maka saya akan berseru
kepada YESUS untuk menolong mengirim banyak jiwa-jiwa. Itulah saya dan
juga saudara yang sedang merosot, boleh menyembah TUHAN, tetapi yang TUHAN
inginkan adalah kita tidak menuntut apapun juga selain menyerah sepenuhnya
dan juga mengasihi TUHAN lebih dari apapun juga. Inilah daging sudah tidak
bersuara lagi.
- Yohanes 21 : 18, 19,
18. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya ketika engkau masih muda engkau
mengikat pinggangmu sendiri dan engkau berjalan ke mana saja kaukehendaki,
tetapi jika engkau sudah menjadi tua, engkau akan mengulurkan tanganmu
dan orang lain akan mengikat engkau dan membawa engkau ke tempat yang
tidak kaukehendaki."
19. Dan hal ini dikatakan-Nya untuk menyatakan bagaimana Petrus akan mati
dan memuliakan Allah. Sesudah mengatakan demikian Ia berkata kepada Petrus:
"Ikutlah Aku."
Tadi, Petrus mengulurkan tangan karena ia takut mati, sekarang di injil Yohanes
21 ini adalah puncak penyembahan sebab Petrus mengulurkan tangannya karena akan
mati bersama YESUS >>> inilah daging sudah tidak bersuara lagi. Petrus
mengulurkan tangan karena ia mengasihi TUHAN, ia tidak menuntut dan tidak meminta
apapun tetapi ia rela mengorbankan apapun untuk TUHAN, sampai nyawanyapun ia
korbankan untuk TUHAN. Penyembahan sampai daging tidak bersuara lagi akan mencapai
kemuliaan bersama TUHAN; kalau kita mati bersama YESUS, kita bangkit bersama
YESUS, maka kita akan dipermuliakan juga bersama dengan YESUS >>> perbuatan
dan perjalanan kita sesuai dengan Teladan TUHAN.
TUHAN memberkati.
1