Kita melanjutkan pengajaran srt Yudas yang di dalam susunan tabernakel terkena pada tudung kulit lumba-lumba yang untuk kita sekarang ini berarti perlindungan dan pemeliharaan TUHAN kepada gereja yang benar dan sekaligus merupakan pemisah dari gereja yang palsu.
Ada empat macam gereja yang palsu yaitu:
Sekarang kita akan mempelajari bagian yang kedua >>>
Yudas 1 : 5, Tetapi, sekalipun kamu telah mengetahui semuanya
itu dan tidak meragukannya lagi, aku ingin mengingatkan kamu bahwa memang Tuhan
menyelamatkan umat-Nya dari tanah Mesir, namun sekali lagi membinasakan mereka
yang tidak percaya.
Kalimat dari ayat ini, kita tahu banyak orang Israel yang diselamatkan dari
tanah Mesir/perbudakan Firaun, yaitu laki-laki yang berusia duapuluh tahun keatas
berjumlah enamratus tigaribu limaratus lima orang, tetapi yang dapat masuk ke
dalam tanah Kanaan/menikmati negeri perjanjian TUHAN hanya dua orang yaitu Yusak
dan Kaleb. Sedangkan yang lain dibinasakan di padang gurun. Ini yang harus kita
pelajari, mengapa terjadi hal yang demikian.
Kita membaca di dalam ktb Bilangan 14 yang berkenaan dengan duabelas orang pengintai. Sepuluh orang pengintai pulang dengan bersungut-sungut/membawa kabar busuk, sedangkan dua orang pengintai yaitu Yusak dan Kaleb membawa kabar baik.
Bilangan 14 : 29, 30,
29. Di padang gurun ini bangkai-bangkaimu akan berhantaran, yakni semua orang di antara kamu yang dicatat, semua tanpa terkecuali yang berumur dua puluh tahun ke atas, karena kamu telah bersungut-sungut kepada-Ku.
30. Bahwasanya kamu ini tidak akan masuk ke negeri yang dengan mengangkat sumpah telah Kujanjikan akan Kuberi kamu diami, kecuali Kaleb bin Yefune dan Yosua bin Nun!
Mengapa hanya Yusak dan Kaleb dapat masuk ke dalam tanah Kanaan? Jawabannya
di dalam ktb Bilangan 13 : 27, 28,
27. Mereka menceritakan kepadanya: "Kami sudah masuk ke negeri, ke
mana kausuruh kami, dan memang negeri itu berlimpah-limpah susu dan madunya,
dan inilah hasilnya.
28. Hanya, bangsa yang diam di negeri itu kuat-kuat dan kota-kotanya berkubu
dan sangat besar, juga keturunan Enak telah kami lihat di sana.
Hanya dua orang yang masuk ke tanah Kanaan sebab kesepuluh pengintai membawa
kabar busuk. Angka sepuluh = angka taurat. Untuk sekarang ini berarti ibadah
dengan sistim taurat.
Apa tanda dari ibadah sistim taurat?
Jika ibadah dengan sistim taurat/tidak mengandalkan Firman TUHAN di dalam urapan
Roh.Kudus, maka akibatnya adalah banyak bersungut-sungut seperti bangsa Israel
>>> Bilangan 14 : 1, 2, 29, 30,
1. Lalu segenap umat itu mengeluarkan suara nyaring dan bangsa itu menangis
pada malam itu.
2. Bersungut-sungutlah semua orang Israel kepada Musa dan Harun; dan segenap
umat itu berkata kepada mereka: "Ah, sekiranya kami mati di tanah Mesir,
atau di padang gurun ini!
29. Di padang gurun ini bangkai-bangkaimu akan berhantaran, yakni semua orang
di antara kamu yang dicatat, semua tanpa terkecuali yang berumur dua puluh tahun
ke atas, karena kamu telah bersungut-sungut kepada-Ku.
30. Bahwasanya kamu ini tidak akan masuk ke negeri yang dengan mengangkat sumpah
telah Kujanjikan akan Kuberi kamu diami, kecuali Kaleb bin Yefune dan Yosua
bin Nun!
Akibat dari ibadah sistim taurat adalah terjadi persungutan sehingga dibinasakan
oleh TUHAN dan menjadi bangkai di padang gurun. Sekali lagi saya katakan, kalau
manusia mati, maka istilah yang paling kasar disebut dengan mayat kalau secara
halus disebut dengan jenazah. Seharusnya di dalam ayat di atas ini disebut dengan:
‘di padang gurun, jenazahmu’ akan berhantaran. Tetapi di ayat ini
disebut
dengan ‘bangkai’ yang seharusnya istilah ini hanya untuk binatang.
Kita dapat membayangkan, bagaimana umat TUHAN yang diselamatkan keluar dari
Mesir dengan mengalami banyak mujizat, tetapi pada akhirnya menjadi bangkai.
Dengan disebut bangkai, maka itu berarti derajatnya diturunkan menjadi seperti
binatang.
Inilah kalau kita tidak berhati-hati di dalam perjalanan yaitu:
Kelebihan manusia dari binatang adalah manusia itu memiliki akal budi. Jadi orang yang bersungut-sungut itu, berarti akal budinya bobrok/imannya hancur karena tidak kuat sehingga disetarakan/disamakan dengan binatang. Hal ini sangatlah serius, oleh sebab itu kita jangan merasa puas jika kita sudah percaya kepada YESUS kemudian diselamatkan dan mengalami banyak mujizat seperti bangsa Israel tetapi nasib mereka pada akhirnya bagaikan binatang yang mati di padang gurun tanpa arti. Oleh sebab itu sistim ibadah kita ini yang menentukan. Semoga kita dapat mengerti.
Di dalam tabernakel yang terdiri dari tiga bagian yaitu halaman yang juga disebut dengan daerah taurat sedangkan ruangan suci disebut dengan daerah kemurahan. Daerah halaman dan ruangan suci ini dipisahkan oleh pintu kemah (gbr: http://gptkk.org/kemah.php) yaitu kepenuhan Roh.Kudus >>> memindahkan kita dari daerah/suasana taurat ke dalam daerah/suasana kemurahan. Ini yang harus kita miliki dihari-hari ini yaitu dipenuhkan dengan Roh.Kudus sebab akan memindahkan kita dari daerah/suasana taurat kepada suasana kemurahan TUHAN. Oleh sebab itu kita jangan menjadi gereja taurat yang memiliki ibadah sistim taurat tetapi kita harus memiliki suasana kemurahan supaya tidak ada persungutan.
Pernah terjadi di dalam ktb Keluaran waktu perjalanan dari bangsa Israel yang keluar dari Mesir dan mereka bersungut-sungut >>> ini yang melambangkan suasana taurat dengan suasana kemurahan. Ktb Keluaran 15 ini, di dalam susunan tabernakel terkena pada pintu kemah (gbr: http://gptkk.org/kemah.php) yaitu kepenuhan Roh.Kudus yang mengalihkan kita dari suasana taurat kepada suasana kemurahan.
Keluaran 15 : 22 – 24, 27,
22. Musa menyuruh orang Israel berangkat dari Laut Teberau, lalu mereka pergi ke padang gurun Syur; tiga hari lamanya mereka berjalan di padang gurun itu dengan tidak mendapat air.
23. Sampailah mereka ke Mara, tetapi mereka tidak dapat meminum air yang di Mara itu, karena pahit rasanya. Itulah sebabnya dinamai orang tempat itu Mara.
24. Lalu bersungut-sungutlah bangsa itu kepada Musa, kata mereka: "Apakah yang akan kami minum?"
27. Sesudah itu sampailah mereka di Elim; di sana ada dua belas mata air dan tujuh puluh pohon korma, lalu berkemahlah mereka di sana di tepi air itu.
Mara = pahit = suasana taurat. Kalau berada di dalam suasana taurat, pasti ada
persungutan >>> ay 24.
Suasana taurat adalah suasana yang:
Salah satu gambaran dari pintu kemah (gbr: http://gptkk.org/kemah.php) adalah kepenuhan Roh.Kudus yang akan memindahkan kita dari suasana taurat kepada suasana kemurahan >>> dari Mara/pahit/taurat kepada Elim/manis/kemurahan. Jika kita sudah masuk dalam baptisan air, maka ini belum cukup sebab masih ada lagi baptisan Roh.Kudus/kepenuhan Roh.Kudus dan ini yang harus kita mohon kepada TUHAN >>> dari suasana pahit/Mara ke suasana manis/Elim.
Sekarang kita akan melihat bagaimana suasana di Mara/suasana taurat. Di dalam ayat-ayat di atas, memiliki ciri-cirinya yaitu:
Di dalam ktb Bilangan 14 tentang sepuluh orang pengintai/taurat yang bersungut-sungut sehingga membuat orang Israel juga ikut bersungut-sungut. Memang mereka mengakui bahwa janji TUHAN itu benar, tetapi/hanya musuh yang harus kita hadapi itu orangnya besar-besar dan tidaklah mungkin kita akan menang.
Demikian juga di Mara, karena menghadapi benteng-benteng, menghadapi tidak adanya air dan juga ada air, tetapi terasa pahit sehingga mereka bersungut-sungut.
Arti dari bersungut-sungut untuk sekarang ini adalah tidak sempurna >>>
sudah diselamatkan dengan keluar dari Mesir yang untuk sekarang ini adalah sudah
diselamatkan oleh YESUS tetapi tidak mencapai kesempurnaan waktu YESUS datang
kembali dan ini berarti tidak akan masuk ke negeri perjanjian/kerajaan surga,
ia ketinggalan waktu YESUS datang kembali. Sebab salah satu ukuran dari kesempurnaan
adalah tidak salah di dalam perkataan >>> Yakobus 3 : 2,
Sebab kita semua bersalah dalam banyak hal; barangsiapa tidak bersalah dalam
perkataannya, ia adalah orang sempurna, yang dapat juga mengendalikan seluruh
tubuhnya.
Kalau terlalu banyak bersungut-sungut, maka akan salah di dalam perkataan/tidak
sempurna dan akan ketinggalan/tidak mewarisi kerajaan surga di saat YESUS datang
kembali yang kedua kalinya.
Sama dengan bangsa Israel yang bersungut-sungut, maka akibatnya bangkai mereka bergelimpangan di padang pasir. Kita harus berhati-hati tentang hal ini. Kita jangan merasa puas hanya sudah diselamatkan, diberkati, mengalami mujizat-mujizat jasmani seperti bangsa Israel yang mengalami banyak mujizat-mujizat dari TUHAN. Tetapi kalau ibadahnya sistim taurat, sehingga timbul persungutan karena hatinya ada kepahitan, karena hati tidak merasa puas dan juga karena menghadapi banyak masalah dan akibatnya tidak dapat menjadi sempurna sehingga akan ketinggalan waktu YESUS datang kembali yang kedua kalinya. Inilah suasana dari ibadah taurat seperti di Mara. Semoga kita dapat mengerti.
Bagaimana cara TUHAN menolong di dalam menghadapi suasana di Mara?
Keluaran 15 : 25, Musa berseru-seru kepada TUHAN, dan TUHAN menunjukkan kepadanya sepotong kayu; Musa melemparkan kayu itu ke dalam air; lalu air itu menjadi manis. Di sanalah diberikan TUHAN ketetapan-ketetapan dan peraturan-peraturan kepada mereka dan di sanalah TUHAN mencoba mereka,
Jadi, menghadapi jalan keluar dari menghadapi air yang pahit di Mara, maka
dari pihak TUHAN, TUHAN menunjukkan kepada Musa sepotong kayu dan untuk sekarang
ini berarti salib. Tidak ada jalan lain di dalam menghadapi suasana ibadah taurat
kecuali sepotong kayu yang untuk sekarang ini adalah salib. Artinya jalan keluar
untuk memindahkan kita dari suasana taurat kepada suasana kemurahan adalah lewat
salib TUHAN. YESUS harus mati di kayu salib dengan lima luka utama yaitu dua
di Tangan, dua di Kaki dan satu di Lambung untuk membuka pintu kemah (gbr: http://gptkk.org/kemah.php)
dengan lima tiang . Karena YESUS mau mati dengan lima luka utama >>>
pintu kemah terbuka dengan lima tiang, maka ini berarti curahan/kepenuhan Roh.Kudus
untuk memindahkan kita dari suasana taurat kepada suasana kemurahan >>>
Yohanes 16 : 7, Namun benar yang Kukatakan ini kepadamu:
Adalah lebih berguna bagi kamu, jika Aku pergi. Sebab jikalau Aku tidak pergi,
Penghibur itu tidak akan datang kepadamu, tetapi jikalau Aku pergi, Aku akan
mengutus Dia kepadamu.
Jika YESUS tidak mati/tidak pergi, maka pintu kemah tidak akan terbuka/Roh.
Kudus tidak akan dicurahkan/tidak akan ada kepenuhan Roh.Kudus kepada kita untuk
memindahkan kita dari suasana taurat kepada suasana kemurahan TUHAN. Itu sebabnya
kita jangan mempertahankan suasana taurat, sebab suasana taurat itu adalah suasana
tanpa:
Juga berada di dalam keadaan:
Tetapi mari saudaraku! YESUS telah mati dengan lima luka utama di kayu salib untuk membuka pintu kemah/mencurahkan Roh.Kudus/RohNYA Yang suci kepada kita. Sekarang ini kalau hidup kita berada di dalam suasana taurat, maka tidak ada jalan lain, kecuali kita harus mengalami kepenuhan Roh.Kudus/urapan Roh.Kudus.
Dari pihak TUHAN, TUHAN sudah bersedia untuk mati di kayu salib dan sekarang bagaimana dari pihak kita untuk menerima kepenuhan Roh.Kudus? yaitu, kita harus menghargai salib/jangan menyia-nyiakan salib.
1 Petrus 4 : 1, 2,
1. Jadi, karena Kristus telah menderita penderitaan badani, kamupun harus juga mempersenjatai dirimu dengan pikiran yang demikian, --karena barangsiapa telah menderita penderitaan badani, ia telah berhenti berbuat dosa--,
2. supaya waktu yang sisa jangan kamu pergunakan menurut keinginan manusia, tetapi menurut kehendak Allah.
Inilah menghargai salib yaitu dengan mempersenjatai dirimu dengan pikiran yang demikian/pikiran salib. Pikiran ini adalah yang paling tinggi/kepala yang meninggikan/memikirkan salib. Untuk sekarang arti dari meninggikan/memikirkan salib ialah rela menderita secara daging untuk berhenti berbuat dosa dan hidup menurut kehendak ALLAH. Jika kita berhenti/tidak berbuat dosa dan hidup menurut kehendak/sesuai kehendak ALLAH, maka kita mulai diurapi dengan Roh.Kudus bahkan kita dipenuhkan dengan Roh.Kudus >>> kita dipindahkan dari suasana taurat/Mara ke suasana kemurahan/Elim. Semoga kita dapat mengerti.
Salah satu bentuk dari rela menderita secara daging adalah doa puasa >>> agar Roh.Kudus turun, maka kita harus banyak berpuasa. Sekarang ini berpuasapun banyak ditentang. Ada yang mengatakan bahwa sekarang ini karena kita sudah memiliki pengajaran Mempelai, maka kita tidak perlu berpuasa. Kalau sudah ada Mempelai maka sudah tidak diperlukan puasa lagi. Tetapi, mari! biarlah kita masuk ke dalam proses perobekkan/penyaliban daging salah satunya dengan berpuasa sebab TUHAN mengatakan:’jika kita berpuasa, maka kita akan mendapatkan pakaian dan anggur yang baru itulah urapan dari Roh.Kudus, bahkan diurapi dengan Roh.Kudus.’
Kita kembali membaca di dalam ktb Keluaran 15 : 26, firman-Nya:
"Jika kamu sungguh-sungguh mendengarkan suara TUHAN, Allahmu, dan melakukan
apa yang benar di mata-Nya, dan memasang telingamu kepada perintah-perintah-Nya
dan tetap mengikuti segala ketetapan-Nya, maka Aku tidak akan menimpakan kepadamu
penyakit manapun, yang telah Kutimpakan kepada orang Mesir; sebab Aku Tuhanlah
yang menyembuhkan engkau."
TUHAN lah Yang menyembuhkan engkau = Yehova Rapha.
Mulai ay 25 adalah tanda-tanda dari ibadah sistim kemurahan, bukan lagi sistim
taurat yang bagaikan di Mara.
Tanda-tanda dari ibadah sistim kemurahan yaitu:
Pelayanan di dalam yang dimulai di dalam rumah tangga yaitu suami melayani sesuai dengan kewajibannya yaitu mengasihi isteri seperti diri sendiri, isteri juga melayani sesuai dengan kewajibannya yaitu tunduk kepada suami di dalam segala hal dan juga anak-anak melayani sesuai dengan kewajibannya yaitu taat dan dengar-dengaran kepada orang tua. Oleh sebab itu ibadah dan pelayanan tidak dapat dipisahkan/dwi fungsi. Seorang imam itu dwi fungsi yaitu seorang yang beribadah dan juga yang melayani TUHAN. Jika di dalam rumah tangga semuanya melakukan kewajiban sesuai dengan Firman TUHAN, maka di dalam rumah tangga itu ada suasana Elim/kemanisan di dalam rumah tangga. Seringkali seorang suami itu minta dilayani agar suami itu merasa senang >>> hal ini salah, sebab sesungguhnya harus saling melayani.
Pelayanan di dalam ini juga pelayanan di dalam penggembalaan >>>
mari kita melayani sebab kita harus memiliki jabatan pelayanan dan ini juga
merupakan suasana kemurahan TUHAN sebab ada pengutusan dan pelayanan. Apalagi
kita sebagai bangsa kafir sampai dapat melayani TUHAN dan memiliki jabatan pelayanan
maka ini benar-benar merupakan kemurahan TUHAN dan terasa manis dan indah. Sebab
jabatan pelayanan itu bagaikan jubah yang indah/hidupnya manis dan indah, oleh
sebab itu kita jangan sampai tidak melayani dan bagi yang sudah melayani, saudara
jangan sampai meninggalkan pelayanan dan bagi yang belum melayani, saudara berdoa
dan mohon kemurahan dari TUHAN agar dapat melayani TUHAN.
Inilah suasana kemurahan yaitu:
Oleh sebab itu kita harus bersungguh-sungguh di dalam melayani TUHAN. Adakalanya ada mutasi/pemindahan dan jika itu berasal dari TUHAN, maka tandanya adalah mengalami peningkatan di dalam pelayanan. Tugas saya adalah sebagai seorang gembala, tetapi jika saya dapat melayani keluar/ada kunjungan-kunjungan ke tempat lain untuk saya layani, maka itu berarti satu bonus dari TUHAN/kemurahan dan kepercayaan TUHAN kepada kita sekalian untuk melayani pembangunan Tubuh Kristus. Oleh sebab itu kita jangan ketinggalan, apa saja yang TUHAN gerakkan >>> mungkin ikut serta mengunjungi, memberikan dana, berdoa atau apa saja, sebab suasana pengutusan adalah suasana kemurahan, ada duabelas mata air dan tujuhpuluh pohon korma dan ini berarti kita tidak boleh menganggur. Inilah suasana di Elim/suasana kemurahan yaitu ada pembukaan Firman dan juga ada pengutusan dari TUHAN. Semoga kita dapat mengerti.
Ciri dari pelayanan/melayani/pengutusan dalam kemurahan TUHAN:
Mari! kita sudah tergembala >>> ini sudah baik. Saudara dan saya sudah tergembala, mari! kita berusaha agar dapat mempersembahkan tubuh yang hidup, kudus dan yang berkenan kepada TUHAN >>> ini bagaikan orang Israel yang membawa lembu yang kemudian disembelih dengan peraturan-peraturan dan daging dari bagian yang tertentu dipersembahkan kepada TUHAN >>> ini baik! Tetapi jika tidak dibakar, maka semuanya itu tidak ada artinya. Biarlah sekarang ini kita dapat menyadari, kalau kita menghadapi pembakaran/nyala api siksaan >>> kita difitnah, disingkirkan karena kita berbuat jujur dlsbnya, ini berguna untuk merubah kita dari daging menjadi asap dupa yang berbau harum di hadapan TUHAN/manusia daging menjadi manusia yang rohani.
Yang terlebih dahulu dirubah adalah pembaharuan budimu/hati dan hati yang dirubah menjadi hati yang tidak tawar tetapi kuat. Keduabelas pengintai itu sudah dipesan, kalau mengintai tempat itu, maka hatimu harus kuat/harus tabah. Tetapi kesepuluh pengintai itu tidak tabah/tidak kuat hati, mereka hanya menginginkan berkatnya saja, tetapi begitu melihat nyala api/orang Enak yang bertubuh besar, mereka mengatakan bahwa kami bangsa Israel tidak perlu masuk ke tanah Kanaan. Nanti pada saat kedatangan TUHAN Yang keduakalinya, maka justru akan banyak hamba/anak TUHAN yang tidak kuat hati/tidak tabah menghadapi pencobaan dan pengajaran palsu sehingga akan kalah.
2 Korintus 4 : 1, Oleh kemurahan Allah kami telah menerima
pelayanan ini. Karena itu kami tidak tawar hati.
Daging dibakar menjadi asap >>> dimulai dari *hati, hati dari seorang
pelayan TUHAN tidak menjadi tawar hati/tidak menjadi kecewa/tidak putus asa/tidak
menjadi bimbang di saat menghadapi pencobaan dan ajaran-ajaran palsu.
Bagi siswa/i Lempin-El, saudara harus perhatikan! Sebab saudara nanti akan diperhadapkan
bahwa dengan memiliki Firman pengajaran yang benar, maka saudara hanya memiliki
sidang jemaat yang sedikit sehingga saudara menjadi goyah, dan goyah dan pada
akhirnya saudara mau meninggalkan Firman pengajaran yang benar ini. Inilah hati
yang diubahkan yaitu menjadi hati yang tidak kecewa/tidak putus asa dan kecewa
dan tidak bimbang di saat menghadapi pencobaan dan di saat menghadapi pengajaran-pengajaran
palsu. Semoga kita dapat mengerti.
Bilangan 13 : 20, dan bagaimana tanah itu, apakah gemuk
atau kurus, apakah ada di sana pohon-pohonan atau tidak. Tabahkanlah hatimu
dan bawalah sedikit dari hasil negeri itu." Waktu itu ialah musim hulu
hasil anggur.
Tabahkan hati ini merupakan asap yang berbau harum sebab hati tidak menjadi
kecewa dan tidak berputus asa dan ini yang dicari oleh TUHAN.
Tabahkan hati ini sesungguhnya adalah modal bagi keduabelas pengintai, tetapi
sayang sepuluh orang pengintai itu tidak tabah. Sepuluh = taurat.
Pada waktu Yosua hendak masuk ke tanah Kanaan, maka ia hanya mendapatkan pesan
untuk tabah dan kuatkan hati >>> Yosua 1 : 6, 7, 9, 18,
6. Kuatkan dan teguhkanlah hatimu, sebab engkaulah yang akan memimpin bangsa
ini memiliki negeri yang Kujanjikan dengan bersumpah kepada nenek moyang mereka
untuk diberikan kepada mereka.
7. Hanya, kuatkan dan teguhkanlah hatimu dengan sungguh-sungguh, bertindaklah
hati-hati sesuai dengan seluruh hukum yang telah diperintahkan kepadamu oleh
hamba-Ku Musa; janganlah menyimpang ke kanan atau ke kiri, supaya engkau beruntung,
ke manapun engkau pergi.
9. Bukankah telah Kuperintahkan kepadamu: kuatkan dan teguhkanlah hatimu? Janganlah
kecut dan tawar hati, sebab TUHAN, Allahmu, menyertai engkau, ke manapun engkau
pergi."
18. Setiap orang yang menentang perintahmu dan tidak mendengarkan perkataanmu,
apapun yang kauperintahkan kepadanya, dia akan dihukum mati. Hanya, kuatkan
dan teguhkanlah hatimu!"
Sebanyak empat kali disebutkan untuk tabah/kuatkan dan teguhkan hatimu. Siswa/i
Lempin-El perhatikan! TUHAN tidak mencari otak/kepandaian tetapi mencari hati.
Yosua masuk ke dalam tanah Kanaan, untuk sekarang berarti kegerakkan Roh.Kudus
hujan akhir/pengutusan terakhir dari TUHAN/kegerakkan Roh.Kudus hujan akhir/kegerakkan
penyatuan/penyempurnaan Tubuh Kristus dan yang dicari bukan otak/kepandaian
tetapi yang dicari adalah hati yang teguh dan kuat/tidak tawar hati. Siapa saja!
boleh seorang doktor ataupun seseorang yang tidak bersekolah sebab TUHAN tidak
mencari otak/kepandaian tetapi mencari hati.
Dan ini seharusnya kita mengakui kemurahan TUHAN, sebab kalau TUHAN mencari otak/kepandaian, maka habislah kita semua sebab kita tidak dapat dipakai oleh TUHAN. Demikian juga kalau TUHAN mencari harta/kekayaan, maka kita juga akan habis, tetapi karena TUHAN mencari hati yang tabah dalam menghadapi pengajaran palsu dan juga kuat dalam menghadapi pencobaan, tidak ada keputus asaan dan juga tidak ada kebimbangan dlsbnya, maka kita semua dapat dipakai oleh TUHAN. Semoga kita dapat mengerti.
Setelah hati dibaharui, maka akan keluar *di mulut. Mulut juga harus dibakar/dibaharui
>>> Yesaya 6 : 5 – 9,
5. Lalu kataku: "Celakalah aku! aku binasa! Sebab aku ini seorang yang
najis bibir, dan aku tinggal di tengah-tengah bangsa yang najis bibir, namun
mataku telah melihat Sang Raja, yakni TUHAN semesta alam."
6. Tetapi seorang dari pada Serafim itu terbang mendapatkan aku; di tangannya
ada bara, yang diambilnya dengan sepit dari atas mezbah.
7. Ia menyentuhkannya kepada mulutku serta berkata: “Lihatlah, ini telah
menyentuh bibirmu, maka kesalahanmu telah dihapus dan dosamu telah
diampuni."
8. Lalu aku mendengar suara Tuhan berkata: "Siapakah yang akan Kuutus,
dan siapakah yang mau pergi untuk Aku?" Maka sahutku: "Ini aku, utuslah
aku!"
9. Kemudian firman-Nya: "Pergilah, dan katakanlah kepada bangsa ini: Dengarlah
sungguh-sungguh, tetapi mengerti: jangan! Lihatlah sungguh-sungguh, tetapi menanggap:
jangan!
Yesaya sebagai orang yang muda, ia dicari oleh TUHAN jika mulutnya mau dibakar
oleh TUHAN.
Najis bibir = perkataan yang sia-sia.
Ay 8 >>> inilah jika kita sudah dibakar dengan api, maka kita akan
diutus. Tadi pada bagian atas dikatakan untuk tabah dalam menghadapi apa saja,
dan jika mau diutus oleh TUHAN, maka bibir harus disucikan/diubahkan. Dan kita
akan diutus oleh TUHAN kepada orang-orang yang tidak mau dilayani.
Ay 9 >>> sampai kepada bangsa yang keras hati/yang tidak mau dilayani.
Jika di dalam rumah tangga, kita menghadapi banyak masalah dengan suami/isteri/anak-anak, maka janganlah mereka yang harus berubah terlebih dahulu, tetapi kita yang harus berubah terlebih dahulu yaitu hati kita menjadi hati yang tabah dan juga bibir yang baik/bukan bibir yang memaki-maki.
Demikian juga di dalam sidang jemaat dan bagi siswa/i Lempin-El, saudara mungkin nanti akan diperhadapkan dengan jemaat yang waktu kita menyampaikan Firman TUHAN, ia tidak memberi respon yang baik >>> saudara jangan mengatakan kepada orang itu bahwa ia nanti akan berada di dalam keadaan yang berbahaya sebab akan tertabrak mobil. Tetapi tetap pada bibir yang baik sebab ini adalah pelayanan/pengutusan di akhir jaman. Dan jika daging dibakar, hati dibakar, bibir dibakar, maka itu bagaikan asap dupa yang dibakar dan yang berbau harum sehingga berkenan kepada TUHAN.
Kalau ada asap yang berbau harum yaitu:
Apa yang dimaksud dengan abu/berkat?
Kejadian 8 : 20, 21,
20. Lalu Nuh mendirikan mezbah bagi TUHAN; dari segala binatang yang tidak
haram dan dari segala burung yang tidak haram diambilnyalah beberapa ekor, lalu
ia mempersembahkan korban bakaran di atas mezbah itu.
21. Ketika TUHAN mencium persembahan yang harum itu, berfirmanlah TUHAN
dalam hati-Nya: "Aku takkan mengutuk bumi ini lagi karena manusia, sekalipun
yang ditimbulkan hatinya adalah jahat dari sejak kecilnya, dan Aku takkan membinasakan
lagi segala yang hidup seperti yang telah Kulakukan.
Persembahan yang harum:
Kalau ada asap yang harum yang sampai kepada TUHAN, maka kita diutus oleh TUHAN dengan hati yang tabah, mulut yang memuliakan TUHAN, maka abunya kita terima/segala kutuk menjadi berkat.
Masih ada lagi persembahan yang harum >>> Filipi 4 : 18, 19,
18.Kini aku telah menerima semua yang perlu dari padamu, malahan lebih dari
pada itu. Aku berkelimpahan, karena aku telah menerima kirimanmu dari Epafroditus,
suatu persembahan yang harum, suatu korban yang disukai dan yang berkenan kepada
Allah.
19. Allahku akan memenuhi segala keperluanmu menurut kekayaan dan kemuliaan-Nya
dalam Kristus Yesus.
TUHAN akan memenuhi segala kebutuhan kita di manapun kita berada. Bagi siswa/i
Lempin-El, kita tidak bergantung kepada sidang jemaat dll, sebab kalau ada asap
yang berbau harum, maka kita akan diutus oleh TUHAN dan TUHAN akan memenuhi
segala kebutuhan kita secara langsung dari surga. Demikian juga dengan sidang
jemaat, masa depan saudara juga akan dipenuhi oleh TUHAN.
Sekarang ini, asapnya yang naik, maka nanti orang yang bersangkutan akan naik kalau TUHAN datang Yang keduakalinya.
Lukas 10 : 17, 20,
17. Kemudian ketujuh puluh murid itu kembali dengan gembira dan berkata: "Tuhan, juga setan-setan takluk kepada kami demi nama-Mu."
20. Namun demikian janganlah bersukacita karena roh-roh itu takluk kepadamu, tetapi bersukacitalah karena namamu ada terdaftar di sorga."
Sampai nama kita terdaftar di surga >>> kita akan naik bersama-sama dengan TUHAN sampai di hadapan TUHAN untuk selama-lamanya. TUHAN memberkati.
1