Simpang Borobudur no 27 Malang
0341-496949

Pdt. Jusak Widjaja Hendra - WR Supratman 4 Sby

Kita melanjutkan pengajaran srt Yudas yang di dalam susunan tabernakel terkena pada tudung kulit lumba-lumba yang untuk kita sekarang ini berarti perlindungan dan pemeliharaan TUHAN kepada gereja yang benar dan sekaligus merupakan pemisah dari gereja yang palsu.

Ada empat macam gereja yang palsu yaitu:

  1. Ay 4 >>> gereja yang tidak tergembala
  2. Ay 5 >>> gereja taurat.
  3. Ay 6 dan ay7 >>> gereja setan.
  4. Ay 8 >>> gereja daging.

Sekarang kita akan mempelajari bagian yang kedua >>> Yudas 1 : 5, Tetapi, sekalipun kamu telah mengetahui semuanya itu dan tidak meragukannya lagi, aku ingin mengingatkan kamu bahwa memang Tuhan menyelamatkan umat-Nya dari tanah Mesir, namun sekali lagi membinasakan mereka yang tidak percaya.
Kalimat dari ayat ini, kita tahu banyak orang Israel yang diselamatkan dari tanah Mesir/perbudakan Firaun, yaitu laki-laki yang berusia duapuluh tahun keatas berjumlah enamratus tigaribu limaratus lima orang, tetapi yang dapat masuk ke dalam tanah Kanaan/menikmati negeri perjanjian TUHAN hanya dua orang yaitu Yusak dan Kaleb. Sedangkan yang lain dibinasakan di padang gurun. Ini yang harus kita pelajari, mengapa terjadi hal yang demikian.

Kita membaca di dalam ktb Bilangan 14 yang berkenaan dengan duabelas orang pengintai. Sepuluh orang pengintai pulang dengan bersungut-sungut/membawa kabar busuk, sedangkan dua orang pengintai yaitu Yusak dan Kaleb membawa kabar baik.

Bilangan 14 : 29, 30,
29. Di padang gurun ini bangkai-bangkaimu akan berhantaran, yakni semua orang di antara kamu yang dicatat, semua tanpa terkecuali yang berumur dua puluh tahun ke atas, karena kamu telah bersungut-sungut kepada-Ku.
30. Bahwasanya kamu ini tidak akan masuk ke negeri yang dengan mengangkat sumpah telah Kujanjikan akan Kuberi kamu diami, kecuali Kaleb bin Yefune dan Yosua bin Nun!

Mengapa hanya Yusak dan Kaleb dapat masuk ke dalam tanah Kanaan? Jawabannya di dalam ktb Bilangan 13 : 27, 28,
27. Mereka menceritakan kepadanya: "Kami sudah masuk ke negeri, ke mana kausuruh kami, dan memang negeri itu berlimpah-limpah susu dan madunya, dan inilah hasilnya.
28. Hanya, bangsa yang diam di negeri itu kuat-kuat dan kota-kotanya berkubu dan sangat besar, juga keturunan Enak telah kami lihat di sana.

Hanya dua orang yang masuk ke tanah Kanaan sebab kesepuluh pengintai membawa kabar busuk. Angka sepuluh = angka taurat. Untuk sekarang ini berarti ibadah dengan sistim taurat.

Apa tanda dari ibadah sistim taurat?

  • Membesarkan pencobaan melebihi Firman TUHAN/janji TUHAN. Mereka lebih mendengarkan suara daging sekalipun mereka mengakui bahwa negeri itu berlimpah-limpah dengan madu dan susu, hanya musuh-musuhnya/bangsa Enak itu bertubuh besar dan sudah dapat dipastikan kita akan kalah. Oleh sebab itu lebih baik kita tidak perlu masuk ke tanah Kanaan itu. Seringkali kita mendengarkan Firman TUHAN dan mengakuinya tetapi jika hendak dipraktekkan, maka suara daging itu lebih kuat sebab tidak berpegang pada janji/Firman ALLAH.
  • Galatia 5 : 18, Akan tetapi jikalau kamu memberi dirimu dipimpin oleh Roh, maka kamu tidak hidup di bawah hukum Taurat.
    Tidak dipimpin oleh Roh.Kudus/tidak diurapi oleh Roh.Kudus. Ibadah semacam ini tidak bergantung pada Firman tetapi bergantung/mengandalkan pada manusia. Dan juga tidak mengandalkan/tidak diurapi oleh Roh.Kudus sehingga mengandalkan kepandaian, pengalaman, pengetahuan dll. Sehingga kalau menyampaikan Firman harus melihat terlebih dahulu siapa yang mendengarkan, sehingga di dalam penyampaian Firman itu jangan terlalu dalam-dalam karena disampaikan di desa. Padahal di dalam srt Roma 10 : 17 dikatakan: ‘iman dari mendengarkan Firman Kristus’. Firman yang diurapi oleh Roh.Kudus itu tidak dapat dibatasi/tidak ada batasnya.

Jika ibadah dengan sistim taurat/tidak mengandalkan Firman TUHAN di dalam urapan Roh.Kudus, maka akibatnya adalah banyak bersungut-sungut seperti bangsa Israel >>> Bilangan 14 : 1, 2, 29, 30,
1. Lalu segenap umat itu mengeluarkan suara nyaring dan bangsa itu menangis pada malam itu.
2. Bersungut-sungutlah semua orang Israel kepada Musa dan Harun; dan segenap umat itu berkata kepada mereka: "Ah, sekiranya kami mati di tanah Mesir, atau di padang gurun ini!
29. Di padang gurun ini bangkai-bangkaimu akan berhantaran, yakni semua orang di antara kamu yang dicatat, semua tanpa terkecuali yang berumur dua puluh tahun ke atas, karena kamu telah bersungut-sungut kepada-Ku.
30. Bahwasanya kamu ini tidak akan masuk ke negeri yang dengan mengangkat sumpah telah Kujanjikan akan Kuberi kamu diami, kecuali Kaleb bin Yefune dan Yosua bin Nun!

Akibat dari ibadah sistim taurat adalah terjadi persungutan sehingga dibinasakan oleh TUHAN dan menjadi bangkai di padang gurun. Sekali lagi saya katakan, kalau manusia mati, maka istilah yang paling kasar disebut dengan mayat kalau secara halus disebut dengan jenazah. Seharusnya di dalam ayat di atas ini disebut dengan: ‘di padang gurun, jenazahmu’ akan berhantaran. Tetapi di ayat ini disebut
dengan ‘bangkai’ yang seharusnya istilah ini hanya untuk binatang. Kita dapat membayangkan, bagaimana umat TUHAN yang diselamatkan keluar dari Mesir dengan mengalami banyak mujizat, tetapi pada akhirnya menjadi bangkai. Dengan disebut bangkai, maka itu berarti derajatnya diturunkan menjadi seperti binatang.

Inilah kalau kita tidak berhati-hati di dalam perjalanan yaitu:

  • sudah selamat/sudah terbebas dari perbudakan.
  • sudah mengalami banyak mujizat.
  • tetapi karena ibadahnya dengan sistim taurat yang mengakibatkan banyak persungutan karena tidak berpegang pada Roh.Kudus/tidak berada di dalam urapan Roh.Kudus tetapi mengandalkan pengetahuan, tidak berpegang pada Firman karena tidak ada pembukaan Firman maka TUHAN menurunkan derajatnya menjadi sama dengan binatang dan tidak sampai pada tanah Kanaan/tanah perjanjian sebab sudah dibinasakan.

Kelebihan manusia dari binatang adalah manusia itu memiliki akal budi. Jadi orang yang bersungut-sungut itu, berarti akal budinya bobrok/imannya hancur karena tidak kuat sehingga disetarakan/disamakan dengan binatang. Hal ini sangatlah serius, oleh sebab itu kita jangan merasa puas jika kita sudah percaya kepada YESUS kemudian diselamatkan dan mengalami banyak mujizat seperti bangsa Israel tetapi nasib mereka pada akhirnya bagaikan binatang yang mati di padang gurun tanpa arti. Oleh sebab itu sistim ibadah kita ini yang menentukan. Semoga kita dapat mengerti.

Di dalam tabernakel yang terdiri dari tiga bagian yaitu halaman yang juga disebut dengan daerah taurat sedangkan ruangan suci disebut dengan daerah kemurahan. Daerah halaman dan ruangan suci ini dipisahkan oleh pintu kemah (gbr: http://gptkk.org/kemah.php) yaitu kepenuhan Roh.Kudus >>> memindahkan kita dari daerah/suasana taurat ke dalam daerah/suasana kemurahan. Ini yang harus kita miliki dihari-hari ini yaitu dipenuhkan dengan Roh.Kudus sebab akan memindahkan kita dari daerah/suasana taurat kepada suasana kemurahan TUHAN. Oleh sebab itu kita jangan menjadi gereja taurat yang memiliki ibadah sistim taurat tetapi kita harus memiliki suasana kemurahan supaya tidak ada persungutan.

Pernah terjadi di dalam ktb Keluaran waktu perjalanan dari bangsa Israel yang keluar dari Mesir dan mereka bersungut-sungut >>> ini yang melambangkan suasana taurat dengan suasana kemurahan. Ktb Keluaran 15 ini, di dalam susunan tabernakel terkena pada pintu kemah (gbr: http://gptkk.org/kemah.php) yaitu kepenuhan Roh.Kudus yang mengalihkan kita dari suasana taurat kepada suasana kemurahan.

Keluaran 15 : 22 – 24, 27,
22. Musa menyuruh orang Israel berangkat dari Laut Teberau, lalu mereka pergi ke padang gurun Syur; tiga hari lamanya mereka berjalan di padang gurun itu dengan tidak mendapat air.
23. Sampailah mereka ke Mara, tetapi mereka tidak dapat meminum air yang di Mara itu, karena pahit rasanya. Itulah sebabnya dinamai orang tempat itu Mara.
24. Lalu bersungut-sungutlah bangsa itu kepada Musa, kata mereka: "Apakah yang akan kami minum?"
27. Sesudah itu sampailah mereka di Elim; di sana ada dua belas mata air dan tujuh puluh pohon korma, lalu berkemahlah mereka di sana di tepi air itu.


Mara = pahit = suasana taurat. Kalau berada di dalam suasana taurat, pasti ada persungutan >>> ay 24.
Suasana taurat adalah suasana yang:

  • tidak berpegang pada Firman.
  • tidak mengutamakan pembukaan Firman.
  • tidak ada urapan Roh.Kudus.
    Elim = manis = suasana kemurahan.

Salah satu gambaran dari pintu kemah (gbr: http://gptkk.org/kemah.php) adalah kepenuhan Roh.Kudus yang akan memindahkan kita dari suasana taurat kepada suasana kemurahan >>> dari Mara/pahit/taurat kepada Elim/manis/kemurahan. Jika kita sudah masuk dalam baptisan air, maka ini belum cukup sebab masih ada lagi baptisan Roh.Kudus/kepenuhan Roh.Kudus dan ini yang harus kita mohon kepada TUHAN >>> dari suasana pahit/Mara ke suasana manis/Elim.

Sekarang kita akan melihat bagaimana suasana di Mara/suasana taurat. Di dalam ayat-ayat di atas, memiliki ciri-cirinya yaitu:

  • menghadapi padang gurun Syur. Syur = benteng-benteng. Benteng-benteng ini tidak dapat ditembus. Jadi menghadapi benteng-benteng berarti menghadapi masalah-masalah/pencobaan bagaikan suasana Mara/pahit yang tidak dapat di selesaikan dan ini adalah suasana taurat. Jika saudara sekarang ini bagaikan menghadapi suasana Mara/taurat/pahit >>> satu persoalan belum selesai, datang lagi persoalan yang lain maka saudara harus berpindah ke suasana kemurahan.
  • tidak mendapat air. Untuk sekarang berarti haus/tidak memiliki kepuasan baik di dalam ibadah pelayanan maupun di dalam nikah.
  • ada air tetapi terasa pahit. Untuk sekarang berarti ada kepahitan di dalam hati, dendam, iri, kebencian dlsbnya. Inilah tanda-tanda dari ibadah sistim taurat.

Di dalam ktb Bilangan 14 tentang sepuluh orang pengintai/taurat yang bersungut-sungut sehingga membuat orang Israel juga ikut bersungut-sungut. Memang mereka mengakui bahwa janji TUHAN itu benar, tetapi/hanya musuh yang harus kita hadapi itu orangnya besar-besar dan tidaklah mungkin kita akan menang.

Demikian juga di Mara, karena menghadapi benteng-benteng, menghadapi tidak adanya air dan juga ada air, tetapi terasa pahit sehingga mereka bersungut-sungut.

Arti dari bersungut-sungut untuk sekarang ini adalah tidak sempurna >>> sudah diselamatkan dengan keluar dari Mesir yang untuk sekarang ini adalah sudah diselamatkan oleh YESUS tetapi tidak mencapai kesempurnaan waktu YESUS datang kembali dan ini berarti tidak akan masuk ke negeri perjanjian/kerajaan surga, ia ketinggalan waktu YESUS datang kembali. Sebab salah satu ukuran dari kesempurnaan adalah tidak salah di dalam perkataan >>> Yakobus 3 : 2, Sebab kita semua bersalah dalam banyak hal; barangsiapa tidak bersalah dalam perkataannya, ia adalah orang sempurna, yang dapat juga mengendalikan seluruh tubuhnya.
Kalau terlalu banyak bersungut-sungut, maka akan salah di dalam perkataan/tidak sempurna dan akan ketinggalan/tidak mewarisi kerajaan surga di saat YESUS datang kembali yang kedua kalinya.

Sama dengan bangsa Israel yang bersungut-sungut, maka akibatnya bangkai mereka bergelimpangan di padang pasir. Kita harus berhati-hati tentang hal ini. Kita jangan merasa puas hanya sudah diselamatkan, diberkati, mengalami mujizat-mujizat jasmani seperti bangsa Israel yang mengalami banyak mujizat-mujizat dari TUHAN. Tetapi kalau ibadahnya sistim taurat, sehingga timbul persungutan karena hatinya ada kepahitan, karena hati tidak merasa puas dan juga karena menghadapi banyak masalah dan akibatnya tidak dapat menjadi sempurna sehingga akan ketinggalan waktu YESUS datang kembali yang kedua kalinya. Inilah suasana dari ibadah taurat seperti di Mara. Semoga kita dapat mengerti.

Bagaimana cara TUHAN menolong di dalam menghadapi suasana di Mara?

Keluaran 15 : 25, Musa berseru-seru kepada TUHAN, dan TUHAN menunjukkan kepadanya sepotong kayu; Musa melemparkan kayu itu ke dalam air; lalu air itu menjadi manis. Di sanalah diberikan TUHAN ketetapan-ketetapan dan peraturan-peraturan kepada mereka dan di sanalah TUHAN mencoba mereka,

Jadi, menghadapi jalan keluar dari menghadapi air yang pahit di Mara, maka dari pihak TUHAN, TUHAN menunjukkan kepada Musa sepotong kayu dan untuk sekarang ini berarti salib. Tidak ada jalan lain di dalam menghadapi suasana ibadah taurat kecuali sepotong kayu yang untuk sekarang ini adalah salib. Artinya jalan keluar untuk memindahkan kita dari suasana taurat kepada suasana kemurahan adalah lewat salib TUHAN. YESUS harus mati di kayu salib dengan lima luka utama yaitu dua di Tangan, dua di Kaki dan satu di Lambung untuk membuka pintu kemah (gbr: http://gptkk.org/kemah.php) dengan lima tiang . Karena YESUS mau mati dengan lima luka utama >>> pintu kemah terbuka dengan lima tiang, maka ini berarti curahan/kepenuhan Roh.Kudus untuk memindahkan kita dari suasana taurat kepada suasana kemurahan >>> Yohanes 16 : 7, Namun benar yang Kukatakan ini kepadamu: Adalah lebih berguna bagi kamu, jika Aku pergi. Sebab jikalau Aku tidak pergi, Penghibur itu tidak akan datang kepadamu, tetapi jikalau Aku pergi, Aku akan mengutus Dia kepadamu.
Jika YESUS tidak mati/tidak pergi, maka pintu kemah tidak akan terbuka/Roh. Kudus tidak akan dicurahkan/tidak akan ada kepenuhan Roh.Kudus kepada kita untuk memindahkan kita dari suasana taurat kepada suasana kemurahan TUHAN. Itu sebabnya kita jangan mempertahankan suasana taurat, sebab suasana taurat itu adalah suasana tanpa:

  • Firman TUHAN.
  • Roh.Kudus.
  • mengutamakan/berpegang Firman.
  • urapan Roh.Kudus.

Juga berada di dalam keadaan:

  • hati yang pahit.
  • haus.
  • menghadapi benteng-benteng sehingga banyak bersungut-sungut.

Tetapi mari saudaraku! YESUS telah mati dengan lima luka utama di kayu salib untuk membuka pintu kemah/mencurahkan Roh.Kudus/RohNYA Yang suci kepada kita. Sekarang ini kalau hidup kita berada di dalam suasana taurat, maka tidak ada jalan lain, kecuali kita harus mengalami kepenuhan Roh.Kudus/urapan Roh.Kudus.

Dari pihak TUHAN, TUHAN sudah bersedia untuk mati di kayu salib dan sekarang bagaimana dari pihak kita untuk menerima kepenuhan Roh.Kudus? yaitu, kita harus menghargai salib/jangan menyia-nyiakan salib.

1 Petrus 4 : 1, 2,
1. Jadi, karena Kristus telah menderita penderitaan badani, kamupun harus juga mempersenjatai dirimu dengan pikiran yang demikian, --karena barangsiapa telah menderita penderitaan badani, ia telah berhenti berbuat dosa--,
2. supaya waktu yang sisa jangan kamu pergunakan menurut keinginan manusia, tetapi menurut kehendak Allah.

Inilah menghargai salib yaitu dengan mempersenjatai dirimu dengan pikiran yang demikian/pikiran salib. Pikiran ini adalah yang paling tinggi/kepala yang meninggikan/memikirkan salib. Untuk sekarang arti dari meninggikan/memikirkan salib ialah rela menderita secara daging untuk berhenti berbuat dosa dan hidup menurut kehendak ALLAH. Jika kita berhenti/tidak berbuat dosa dan hidup menurut kehendak/sesuai kehendak ALLAH, maka kita mulai diurapi dengan Roh.Kudus bahkan kita dipenuhkan dengan Roh.Kudus >>> kita dipindahkan dari suasana taurat/Mara ke suasana kemurahan/Elim. Semoga kita dapat mengerti.

Salah satu bentuk dari rela menderita secara daging adalah doa puasa >>> agar Roh.Kudus turun, maka kita harus banyak berpuasa. Sekarang ini berpuasapun banyak ditentang. Ada yang mengatakan bahwa sekarang ini karena kita sudah memiliki pengajaran Mempelai, maka kita tidak perlu berpuasa. Kalau sudah ada Mempelai maka sudah tidak diperlukan puasa lagi. Tetapi, mari! biarlah kita masuk ke dalam proses perobekkan/penyaliban daging salah satunya dengan berpuasa sebab TUHAN mengatakan:’jika kita berpuasa, maka kita akan mendapatkan pakaian dan anggur yang baru itulah urapan dari Roh.Kudus, bahkan diurapi dengan Roh.Kudus.’

Kita kembali membaca di dalam ktb Keluaran 15 : 26, firman-Nya: "Jika kamu sungguh-sungguh mendengarkan suara TUHAN, Allahmu, dan melakukan apa yang benar di mata-Nya, dan memasang telingamu kepada perintah-perintah-Nya dan tetap mengikuti segala ketetapan-Nya, maka Aku tidak akan menimpakan kepadamu penyakit manapun, yang telah Kutimpakan kepada orang Mesir; sebab Aku Tuhanlah yang menyembuhkan engkau."
TUHAN lah Yang menyembuhkan engkau = Yehova Rapha.
Mulai ay 25 adalah tanda-tanda dari ibadah sistim kemurahan, bukan lagi sistim taurat yang bagaikan di Mara.

Tanda-tanda dari ibadah sistim kemurahan yaitu:

  • ay 26 ‘jika kamu sungguh-sungguh mendengarkan suara TUHAN, ALLAHmu, dan melakukan apa yang benar di mata-Nya’ >>> taat dan dengar-dengaran pada Firman. Inilah ibadah sistim kemurahan yang tidak seperti kesepuluh pengintai. Sekalipun mereka sudah mengetahui dan mengatakan bahwa Firman TUHAN luar biasa dengan memikul buah anggur yang merupakan hasilnya. Tetapi mereka tidak mau mempraktekkan Firman bahkan mereka mengatakan bahwa bangsa Israel tidak akan menang melawan bangsa Enak yang besar bentuk tubuhnya.
    Proses dari ibadah sistim kemurahan adalah mendengar dengan sungguh-sungguh kemudian mengerti dan percaya sampai menjadi yakin dan kemudian mempraktekkan Firman. Sehingga hasilnya >>> ‘Akulah TUHAN Yang menyembuhkan/Yehova Rapha. Jika kita taat dan dengar-dengaran kepada Firman, maka kita akan bertemu dengan Yehova Rapha/Akulah TUHAN Tabibmu >>> kita mendapatkan kesembuhan secara jasmani yang meliputi penyakit tubuh apapun dan juga penyakit ekonomi, penyakit nikah. Juga penyakit secara rohani yaitu penyakit dosa; jika kita taat dan dengar-dengaran, maka dosa tidak dapat menembus hidup kita tetapi di saat kita tidak taat, maka dosa sudah mengusai hidup kita.
    Jadi tanda ibadah sistim kemurahan adalah memiliki ketaatan dan mengutamakan Firman. Ketaatan pada Firman apapun risikonya seperti TUHAN YESUS Yang taat sampai IA mati di kayu salib.
  • Keluaran 15 : 27, Sesudah itu sampailah mereka di Elim; di sana ada dua belas mata air dan tujuhpuluh pohon korma, lalu berkemahlah mereka di sana di tepi air itu.
    Jadi, di Elim ini ada duabelas mata air dan tujuh puluh pohon korma. Tanda pertama dari ibadah sistim kemurahan adalah TUHAN langsung memberikan pembukaan Firman untuk ditaati dan TUHAN segera memulihkan/menyembuhkan kita secara jasmani maupun secara rohani dan ini adalah kemurahan TUHAN. Sedangkan tanda kedua dari ibadah sistim kemurahan adalah adanya duabelas mata air dan tujuh puluh pohon korma. Kita ingat ada duabelas murid yang diutus dan juga ada tujuhpuluh murid diutus oleh TUHAN. Angka duabelas dan tujuhpuluh adalah angka pengutusan. Jadi ibadah sistim kemurahan itu ada pengutusan dan pelayanan.

Pelayanan di dalam yang dimulai di dalam rumah tangga yaitu suami melayani sesuai dengan kewajibannya yaitu mengasihi isteri seperti diri sendiri, isteri juga melayani sesuai dengan kewajibannya yaitu tunduk kepada suami di dalam segala hal dan juga anak-anak melayani sesuai dengan kewajibannya yaitu taat dan dengar-dengaran kepada orang tua. Oleh sebab itu ibadah dan pelayanan tidak dapat dipisahkan/dwi fungsi. Seorang imam itu dwi fungsi yaitu seorang yang beribadah dan juga yang melayani TUHAN. Jika di dalam rumah tangga semuanya melakukan kewajiban sesuai dengan Firman TUHAN, maka di dalam rumah tangga itu ada suasana Elim/kemanisan di dalam rumah tangga. Seringkali seorang suami itu minta dilayani agar suami itu merasa senang >>> hal ini salah, sebab sesungguhnya harus saling melayani.

Pelayanan di dalam ini juga pelayanan di dalam penggembalaan >>> mari kita melayani sebab kita harus memiliki jabatan pelayanan dan ini juga merupakan suasana kemurahan TUHAN sebab ada pengutusan dan pelayanan. Apalagi kita sebagai bangsa kafir sampai dapat melayani TUHAN dan memiliki jabatan pelayanan maka ini benar-benar merupakan kemurahan TUHAN dan terasa manis dan indah. Sebab jabatan pelayanan itu bagaikan jubah yang indah/hidupnya manis dan indah, oleh sebab itu kita jangan sampai tidak melayani dan bagi yang sudah melayani, saudara jangan sampai meninggalkan pelayanan dan bagi yang belum melayani, saudara berdoa dan mohon kemurahan dari TUHAN agar dapat melayani TUHAN.

Inilah suasana kemurahan yaitu:

  • ada pembukaan Firman yang segera TUHAN memberikan ketetapan untuk Firman itu dilakukan dan ketaatan sehingga segera TUHAN memberikan pemulihan.
  • ada duabelas mata air dan tujuhpuluh pohon korma >>> ada suasana pengutusan dan pelayanan.

Oleh sebab itu kita harus bersungguh-sungguh di dalam melayani TUHAN. Adakalanya ada mutasi/pemindahan dan jika itu berasal dari TUHAN, maka tandanya adalah mengalami peningkatan di dalam pelayanan. Tugas saya adalah sebagai seorang gembala, tetapi jika saya dapat melayani keluar/ada kunjungan-kunjungan ke tempat lain untuk saya layani, maka itu berarti satu bonus dari TUHAN/kemurahan dan kepercayaan TUHAN kepada kita sekalian untuk melayani pembangunan Tubuh Kristus. Oleh sebab itu kita jangan ketinggalan, apa saja yang TUHAN gerakkan >>> mungkin ikut serta mengunjungi, memberikan dana, berdoa atau apa saja, sebab suasana pengutusan adalah suasana kemurahan, ada duabelas mata air dan tujuhpuluh pohon korma dan ini berarti kita tidak boleh menganggur. Inilah suasana di Elim/suasana kemurahan yaitu ada pembukaan Firman dan juga ada pengutusan dari TUHAN. Semoga kita dapat mengerti.

Ciri dari pelayanan/melayani/pengutusan dalam kemurahan TUHAN:

  • Roma 12 : 1, 2,
    1. Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati.
    2. Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.

    Kalau kita beribadah dan melayani di dalam sistim kemurahan, maka kita dapat mempersembahkan tubuh. Kita bukannya meminta-minta, tetapi justru kita dapat mempersembahkan, inilah ibadah di dalam sistim kemurahan. Mempersembahkan tubuh kepada TUHAN ini dimulai dari yang terkecil terlebih dahulu yaitu memberikan persepuluhan dan persembahan khusus. Setelah itu barulah kita dapat mempersembahkan segenap tubuh kita kepada TUHAN.
    • Tetapi mempersembahkan tubuh ini masih ada syaratnya yaitu harus tubuh yang hidup. Saya sudah seringkali menerangkan, bahwa tubuh yang hidup itu adalah tubuh yang dikuasai oleh Roh.Kudus yang di dalam tabernakel menunjuk pada pelita emas (gbr: http://gptkk.org/pelita.php) yaitu tekun di dalam ibadah raya/Minggu sebab di dalam ibadah raya ini, kita diurapi oleh Roh.Kudus sehingga tubuh kita adalah tubuh yang hidup/aktif.
    • Kemudian tubuh yang kudus/suci. Tubuh yang kudus/suci ini adalah tubuh yang dikuasai oleh Firman yang di dalam tabernakel menunjuk pada meja roti sajian (gbr: http://gptkk.org/mrs.php) dan ini adalah ketekunan di dalam ibadah pendalaman alkitab yang disertai dengan perjamuan suci. Di dalam ibadah ini, kita disucikan sehingga kita dapat dikuasai Firman. Jika pelayan TUHAN tidak mau mengikuti pendalaman alkitab, maka persembahannya akan ditolak oleh TUHAN sebab tanpa Firman, maka hidupnya tidak suci sekalipun ia adalah seorang hamba TUHAN. Oleh sebab itu harus ada ketekunan di dalam ibadah pendalaman alkitab.
    • Kemudian yang berkenan kepada ALLAH >>> ‘inilah AnakKu Yang Ku-kasihi, KepadaNYA, Aku berkenan’.
      Berkenan = dikuasai oleh kasih ALLAH dan di dalam tabernakel menunjuk pada mezbah dupa emas (gbr: http://gptkk.org/dupa.php) yaitu ketekunan di dalam ibadah doa penyembahan. Di dalam ibadah doa penyembahan, kita merasakan/dikuasai oleh kasih ALLAH sehingga kita dapat berkenan kepada ALLAH sebab tanpa kasih , maka semuanya tidak berguna sekalipun engkau dapat memindahkan gunung, sekalipun engkau berbahasa malaikat tetapi tanpa kasih maka semuanya tidak ada gunanya/tidak berkenan kepada TUHAN. Semoga kita dapat mengerti.
    Inilah saudaraku! ibadah di dalam sistim kemurahan yaitu kita dapat mempersembahkan tubuh kepada TUHAN yang dimulai dari yang terkecil terlebih dahulu yaitu persepuluhan dan persembahakan khusus, baru kita dapat mempersembahkan yang terbesar yaitu seluruh hidup kita. Tetapi ada syaratnya yaitu tubuh yang hidup, kudus dan yang berkenan lewat:
    pelita emas >>> ketekunan di dalam ibadah raya/ibadah pada hari Minggu.
    mezbah roti sajian >>> ketekunan ibadah pendalaman alkitab di dalam sistim penggembalaan dan juga ketekunan di dalam ibadah doa penyembahan >>> mezbah dupa emas.
    Tiga macam ketekunan ini menunjuk pada penggembalaan. Memang pengutusan ini suasananya harus di dalam penggembalaan dan setiap pelayan TUHAN harus digembalakan.
    Lukas 10 : 1, 3,
    1. Kemudian dari pada itu Tuhan menunjuk tujuh puluh murid yang lain, lalu mengutus mereka berdua-dua mendahului-Nya ke setiap kota dan tempat yang hendak dikunjungi-Nya.
    3. Pergilah, sesungguhnya Aku mengutus kamu seperti anak domba ke tengah-tengah serigala.

    Mari saudaraku! kita melayani TUHAN dengan suasana seperti anak domba yang diutus ketengah-tengah serigala. Anak domba = lemah sebab kecil.
    Suasana pengutusan/pelayanan itu bukanlah suasana enak-enakan tetapi suasana pelayanan sekarang ini adalah seperti anak domba di tengah serigala sehingga apa yang menjadi kekuatan kita. Anak domba yang kecil ini jika makin gemuk maka makin tidak kuat larinya sehingga makin enak bagi serigala. Oleh sebab itu saudara jangan berpikir bahwa di dalam pelayanan, saudara sudah diberkati >>> hal ini baik sebab saudara menjadi gemuk.
    Jika ada sepuluh anak domba, maka yang tertangkap oleh serigala adalah yang paling gemuk sebab tidak kuat berlari. Itu sebabnya saudara jangan bangga dengan hal yang jasmani, karena suasana pelayanan adalah seperti anak
    domba di tengah serigala, maka kekuatan kita ada pada seorang gembala. Sebab yang dapat melawan serigala adalah seorang gembala, domba tidak dapat melawan. Itu sebabnya kita harus tergembala, sebab di dalam penggembalaan, kita benar-benar merasakan naungan dari Gembala Agung.
    Ini adalah hal yang benar-benar jika:
    • ada persembahan tubuh yang hidup, kudus dan yang berkenan kepada TUHAN
    • kita tergembala/berada di dalam penggembalaan, maka kita benar-benar merasakan naungan dari Gembala Agung.
      Jika dulu Abraham, begitu ia akan mempersembahkan tubuh Izak, maka Abraham berhadapan dengan Yehova Yirre/TUHAN sanggup mengadakan yang tidak ada menjadi ada.
    Sekarang bagi kita, jika kita dapat mempersembahkan tubuh yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada TUHAN/Gembala Agung lewat sistim penggembalaan, maka kita benar-benar berhadapan dengan Yehova Yirre/TUHAN sanggup mengadakan yang tidak ada menjadi ada. Inilah perlindungan dan pemeliharaan TUHAN, oleh sebab itu kita tidak akan mampu dihari-hari ini jika kita tidak tergembala sebab kita bagaikan anak domba yang berada di tengah serigala.
    Jika kita makin gemuk, makin hebat karena berhasil secara jasmani, maka itu akan semakin berbahaya sebab kita makin dekat dengan serigala. Tetapi kalau kita tergembala, masalah gemuk atau kurus tidak menjadi masalah sebab kita dilindungi dan dipelihara oleh TUHAN. Semoga kita dapat mengerti.
  • Roma 12 : 2, Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.
    Saya sering mengatakan kalau binatang disembelih dan jika dagingnya tidak dibakar untuk dipersembahkan kepada TUHAN, maka daging itu akan berbau amis dan menjadi busuk dan jika dibiarkan maka daging itu akan berulat.
    Di dalam Roma 12 : 1, bagaikan kita disembelih dan tubuh yang hidup, yang kudus dan yang berkenan dipersembahkan kepada TUHAN. Sedangkan di ay 2 >>> ini bagaikan daging yang dibakar sebab ada keubahan hidup dari daging menjadi asap yang berbau harum/ dari manusia daging menjadi manusia yang rohani lewat pembakaran/percikkan darah/nyala api siksaan.
    Oleh sebab itu kita jangan menjadi heran sekalipun kita sudah beribadah dan melayani tetapi masih mengalami nyala api siksaan/sengsara tanpa berbuat dosa? Di kantor saya diturunkan jabatan padahal saya tidak berbuat salah, orang lain korupsi dan saya tidak mau melakukan korupsi tetapi saya justru yang disingkirkan? Inilah yang namanya nyala api siksaan/sengsara tanpa berbuat dosa untuk membakar daging agar berubah menjadi asap yang berbau harum; sebab kalau daging tidak dibakar, maka akan berbau amis, menjadi busuk dan bahkan berulat.

Mari! kita sudah tergembala >>> ini sudah baik. Saudara dan saya sudah tergembala, mari! kita berusaha agar dapat mempersembahkan tubuh yang hidup, kudus dan yang berkenan kepada TUHAN >>> ini bagaikan orang Israel yang membawa lembu yang kemudian disembelih dengan peraturan-peraturan dan daging dari bagian yang tertentu dipersembahkan kepada TUHAN >>> ini baik! Tetapi jika tidak dibakar, maka semuanya itu tidak ada artinya. Biarlah sekarang ini kita dapat menyadari, kalau kita menghadapi pembakaran/nyala api siksaan >>> kita difitnah, disingkirkan karena kita berbuat jujur dlsbnya, ini berguna untuk merubah kita dari daging menjadi asap dupa yang berbau harum di hadapan TUHAN/manusia daging menjadi manusia yang rohani.

Yang terlebih dahulu dirubah adalah pembaharuan budimu/hati dan hati yang dirubah menjadi hati yang tidak tawar tetapi kuat. Keduabelas pengintai itu sudah dipesan, kalau mengintai tempat itu, maka hatimu harus kuat/harus tabah. Tetapi kesepuluh pengintai itu tidak tabah/tidak kuat hati, mereka hanya menginginkan berkatnya saja, tetapi begitu melihat nyala api/orang Enak yang bertubuh besar, mereka mengatakan bahwa kami bangsa Israel tidak perlu masuk ke tanah Kanaan. Nanti pada saat kedatangan TUHAN Yang keduakalinya, maka justru akan banyak hamba/anak TUHAN yang tidak kuat hati/tidak tabah menghadapi pencobaan dan pengajaran palsu sehingga akan kalah.

2 Korintus 4 : 1, Oleh kemurahan Allah kami telah menerima pelayanan ini. Karena itu kami tidak tawar hati.
Daging dibakar menjadi asap >>> dimulai dari *hati, hati dari seorang pelayan TUHAN tidak menjadi tawar hati/tidak menjadi kecewa/tidak putus asa/tidak menjadi bimbang di saat menghadapi pencobaan dan ajaran-ajaran palsu.
Bagi siswa/i Lempin-El, saudara harus perhatikan! Sebab saudara nanti akan diperhadapkan bahwa dengan memiliki Firman pengajaran yang benar, maka saudara hanya memiliki sidang jemaat yang sedikit sehingga saudara menjadi goyah, dan goyah dan pada akhirnya saudara mau meninggalkan Firman pengajaran yang benar ini. Inilah hati yang diubahkan yaitu menjadi hati yang tidak kecewa/tidak putus asa dan kecewa dan tidak bimbang di saat menghadapi pencobaan dan di saat menghadapi pengajaran-pengajaran palsu. Semoga kita dapat mengerti.

Bilangan 13 : 20, dan bagaimana tanah itu, apakah gemuk atau kurus, apakah ada di sana pohon-pohonan atau tidak. Tabahkanlah hatimu dan bawalah sedikit dari hasil negeri itu." Waktu itu ialah musim hulu hasil anggur.
Tabahkan hati ini merupakan asap yang berbau harum sebab hati tidak menjadi kecewa dan tidak berputus asa dan ini yang dicari oleh TUHAN.
Tabahkan hati ini sesungguhnya adalah modal bagi keduabelas pengintai, tetapi sayang sepuluh orang pengintai itu tidak tabah. Sepuluh = taurat.

Pada waktu Yosua hendak masuk ke tanah Kanaan, maka ia hanya mendapatkan pesan untuk tabah dan kuatkan hati >>> Yosua 1 : 6, 7, 9, 18,
6. Kuatkan dan teguhkanlah hatimu, sebab engkaulah yang akan memimpin bangsa ini memiliki negeri yang Kujanjikan dengan bersumpah kepada nenek moyang mereka untuk diberikan kepada mereka.
7. Hanya, kuatkan dan teguhkanlah hatimu dengan sungguh-sungguh, bertindaklah hati-hati sesuai dengan seluruh hukum yang telah diperintahkan kepadamu oleh hamba-Ku Musa; janganlah menyimpang ke kanan atau ke kiri, supaya engkau beruntung, ke manapun engkau pergi.
9. Bukankah telah Kuperintahkan kepadamu: kuatkan dan teguhkanlah hatimu? Janganlah kecut dan tawar hati, sebab TUHAN, Allahmu, menyertai engkau, ke manapun engkau pergi."
18. Setiap orang yang menentang perintahmu dan tidak mendengarkan perkataanmu, apapun yang kauperintahkan kepadanya, dia akan dihukum mati. Hanya, kuatkan dan teguhkanlah hatimu!"

Sebanyak empat kali disebutkan untuk tabah/kuatkan dan teguhkan hatimu. Siswa/i Lempin-El perhatikan! TUHAN tidak mencari otak/kepandaian tetapi mencari hati. Yosua masuk ke dalam tanah Kanaan, untuk sekarang berarti kegerakkan Roh.Kudus hujan akhir/pengutusan terakhir dari TUHAN/kegerakkan Roh.Kudus hujan akhir/kegerakkan penyatuan/penyempurnaan Tubuh Kristus dan yang dicari bukan otak/kepandaian tetapi yang dicari adalah hati yang teguh dan kuat/tidak tawar hati. Siapa saja! boleh seorang doktor ataupun seseorang yang tidak bersekolah sebab TUHAN tidak mencari otak/kepandaian tetapi mencari hati.

Dan ini seharusnya kita mengakui kemurahan TUHAN, sebab kalau TUHAN mencari otak/kepandaian, maka habislah kita semua sebab kita tidak dapat dipakai oleh TUHAN. Demikian juga kalau TUHAN mencari harta/kekayaan, maka kita juga akan habis, tetapi karena TUHAN mencari hati yang tabah dalam menghadapi pengajaran palsu dan juga kuat dalam menghadapi pencobaan, tidak ada keputus asaan dan juga tidak ada kebimbangan dlsbnya, maka kita semua dapat dipakai oleh TUHAN. Semoga kita dapat mengerti.

Setelah hati dibaharui, maka akan keluar *di mulut. Mulut juga harus dibakar/dibaharui >>> Yesaya 6 : 5 – 9,
5. Lalu kataku: "Celakalah aku! aku binasa! Sebab aku ini seorang yang najis bibir, dan aku tinggal di tengah-tengah bangsa yang najis bibir, namun mataku telah melihat Sang Raja, yakni TUHAN semesta alam."
6. Tetapi seorang dari pada Serafim itu terbang mendapatkan aku; di tangannya ada bara, yang diambilnya dengan sepit dari atas mezbah.
7. Ia menyentuhkannya kepada mulutku serta berkata: “Lihatlah, ini telah me
nyentuh bibirmu, maka kesalahanmu telah dihapus dan dosamu telah diampuni."
8. Lalu aku mendengar suara Tuhan berkata: "Siapakah yang akan Kuutus, dan siapakah yang mau pergi untuk Aku?" Maka sahutku: "Ini aku, utuslah aku!"
9. Kemudian firman-Nya: "Pergilah, dan katakanlah kepada bangsa ini: Dengarlah sungguh-sungguh, tetapi mengerti: jangan! Lihatlah sungguh-sungguh, tetapi menanggap: jangan!

Yesaya sebagai orang yang muda, ia dicari oleh TUHAN jika mulutnya mau dibakar oleh TUHAN.
Najis bibir = perkataan yang sia-sia.
Ay 8 >>> inilah jika kita sudah dibakar dengan api, maka kita akan diutus. Tadi pada bagian atas dikatakan untuk tabah dalam menghadapi apa saja, dan jika mau diutus oleh TUHAN, maka bibir harus disucikan/diubahkan. Dan kita akan diutus oleh TUHAN kepada orang-orang yang tidak mau dilayani.
Ay 9 >>> sampai kepada bangsa yang keras hati/yang tidak mau dilayani.

Jika di dalam rumah tangga, kita menghadapi banyak masalah dengan suami/isteri/anak-anak, maka janganlah mereka yang harus berubah terlebih dahulu, tetapi kita yang harus berubah terlebih dahulu yaitu hati kita menjadi hati yang tabah dan juga bibir yang baik/bukan bibir yang memaki-maki.

Demikian juga di dalam sidang jemaat dan bagi siswa/i Lempin-El, saudara mungkin nanti akan diperhadapkan dengan jemaat yang waktu kita menyampaikan Firman TUHAN, ia tidak memberi respon yang baik >>> saudara jangan mengatakan kepada orang itu bahwa ia nanti akan berada di dalam keadaan yang berbahaya sebab akan tertabrak mobil. Tetapi tetap pada bibir yang baik sebab ini adalah pelayanan/pengutusan di akhir jaman. Dan jika daging dibakar, hati dibakar, bibir dibakar, maka itu bagaikan asap dupa yang dibakar dan yang berbau harum sehingga berkenan kepada TUHAN.

Kalau ada asap yang berbau harum yaitu:

  • hati yang diubahkan.
  • bibir yang diubahkan >>> kita diutus oleh TUHAN menghasilkan asap dupa yang harum dimana-mana dan sampai ke hadapan TUHAN sehingga kita menerima abu/berkat dari TUHAN.
    Kalau ada asap yang berbau harum naik, maka ada abu yang turun. Asap yang harum itu semuanya memang untuk TUHAN tetapi abunya untuk kita/kita mendapatkan hasil.

Apa yang dimaksud dengan abu/berkat?
Kejadian 8 : 20, 21,
20. Lalu Nuh mendirikan mezbah bagi TUHAN; dari segala binatang yang tidak haram dan dari segala burung yang tidak haram diambilnyalah beberapa ekor, lalu ia mempersembahkan korban bakaran di atas mezbah itu.
21. Ketika TUHAN mencium persembahan yang harum itu, berfirmanlah TUHAN dalam hati-Nya: "Aku takkan mengutuk bumi ini lagi karena manusia, sekalipun yang ditimbulkan hatinya adalah jahat dari sejak kecilnya, dan Aku takkan membinasakan lagi segala yang hidup seperti yang telah Kulakukan.

Persembahan yang harum:

  • hati yang tabah
  • mulut yang baik yaitu mulut yang selalu memuliakan TUHAN.

Kalau ada asap yang harum yang sampai kepada TUHAN, maka kita diutus oleh TUHAN dengan hati yang tabah, mulut yang memuliakan TUHAN, maka abunya kita terima/segala kutuk menjadi berkat.

Masih ada lagi persembahan yang harum >>> Filipi 4 : 18, 19,
18.Kini aku telah menerima semua yang perlu dari padamu, malahan lebih dari pada itu. Aku berkelimpahan, karena aku telah menerima kirimanmu dari Epafroditus, suatu persembahan yang harum, suatu korban yang disukai dan yang berkenan kepada Allah.
19. Allahku akan memenuhi segala keperluanmu menurut kekayaan dan kemuliaan-Nya dalam Kristus Yesus.

TUHAN akan memenuhi segala kebutuhan kita di manapun kita berada. Bagi siswa/i Lempin-El, kita tidak bergantung kepada sidang jemaat dll, sebab kalau ada asap yang berbau harum, maka kita akan diutus oleh TUHAN dan TUHAN akan memenuhi segala kebutuhan kita secara langsung dari surga. Demikian juga dengan sidang jemaat, masa depan saudara juga akan dipenuhi oleh TUHAN.

Sekarang ini, asapnya yang naik, maka nanti orang yang bersangkutan akan naik kalau TUHAN datang Yang keduakalinya.

Lukas 10 : 17, 20,
17. Kemudian ketujuh puluh murid itu kembali dengan gembira dan berkata: "Tuhan, juga setan-setan takluk kepada kami demi nama-Mu."
20. Namun demikian janganlah bersukacita karena roh-roh itu takluk kepadamu, tetapi bersukacitalah karena namamu ada terdaftar di sorga."

Sampai nama kita terdaftar di surga >>> kita akan naik bersama-sama dengan TUHAN sampai di hadapan TUHAN untuk selama-lamanya. TUHAN memberkati.

1



Versi Cetak

Transkrip
  • Ibadah Kaum Muda Remaja Malang, 19 Oktober 2013 (Sabtu Sore)
    ... manusia menurut gambar dan rupa Kita supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi. Tuhan menciptakan manusia dari debu tanah liat yaitu manusia yang sama mulia segambar dengan Tuhan memiliki gambar ...
  • Ibadah Doa Surabaya, 21 Juni 2023 (Rabu Sore)
    ... Ia sendiri' diterangkan pada Ibadah Pendalaman Alkitab Malang Juni . Memakai jubah yang dicelup dalam darah diterangkan pada Ibadah Raya Surabaya Juni . AD. Ayat jubah dicelup dalam darah sama dengan firman Allah. Ayat pada jubah tertulis nama Raja segala raja dan Tuan di atas segala tuan yaitu Mempelai Pria Sorga ...
  • Ibadah Doa Malang, 07 Maret 2023 (Selasa Sore)
    ... kasih setia kemurahan kebaikan Tuhan maka kita bisa menyembah dengan kata haleluya . Mazmur - Bersyukurlah kepada TUHAN sebab Ia baik Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya. Bersyukurlah kepada Allah segala allah Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya. Bersyukurlah kepada Tuhan segala tuhan Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya. Kepada Dia yang seorang ...
  • Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 13 Agustus 2012 (Senin Sore)
    ... semalam-malaman pada tiang itu tetapi haruslah engkau menguburkan dia pada hari itu juga sebab seorang yang digantung terkutuk oleh Allah janganlah engkau menajiskan tanah yang diberikan TUHAN Allahmu kepadamu menjadi milik pusakamu. Alasan pertama sebab mayat orang yang mati disalib adalah terkutuk di hadapan Tuhan sehingga tidak boleh dibiarkan semalaman ...
  • Ibadah Doa Puasa Malang Session II, 11 Agustus 2009 (Selasa Siang)
    ... ada masalah yang tidak terselesaikan. Contohnya ketika Yesus dengan murid naik ke gunung di bawah gunung terjadi penyakit ayan. Secara rohani Yesus terangkat ke Sorga dan kita ada di bumi. Jadi kita harus berpuasa sampai Yesus datang kembali kedua kali. Tujuan puasa adalah menyatu dengan Tuhan jangan ada jarak dengan Tuhan. Kalau ada jarak ...
  • Ibadah Kaum Muda Remaja Malang, 27 Juli 2013 (Sabtu Sore)
    ... terkenal mencari kedudukan uang kesukaan dunia sehingga tidak mengutamakan bahkan meniadakan firman. Akibatnya Keluaran Diterimanyalah itu dari tangan mereka dibentuknya dengan pahat dan dibuatnyalah dari padanya anak lembu tuangan. Kemudian berkatalah mereka Hai Israel inilah Allahmu yang telah menuntun engkau keluar dari tanah Mesir Dan keesokan harinya pagi-pagi maka mereka ...
  • Ibadah Doa Malang, 06 September 2022 (Selasa Sore)
    ... senyap terjadi pertemuan antara Yesus Mempelai Pria Sorga dan mempelai wanita Sorga gereja sempurna . Wahyu - . Dan ketika Anak Domba itu membuka meterai yang ketujuh maka sunyi senyaplah di sorga kira-kira setengah jam lamanya. . Lalu aku melihat ketujuh malaikat yang berdiri di hadapan Allah dan kepada mereka diberikan ...
  • Ibadah Persekutuan di Kartika Graha Malang V, 27 Oktober 2016 (Kamis Sore)
    ... kepadamu Jangan makan dari padanya maka terkutuklah tanah karena engkau dengan bersusah payah engkau akan mencari rezekimu dari tanah seumur hidupmu 'perkataan isterimu' hati-hati jangan mendengarkan perkataan orang tetapi perkataan TUHAN YANG HILANG ADALAH BERKAT TUHAN. Berkat TUHAN berubah menjadi kutukan. Suara siapa saja kalau bertentangan dengan firman TUHAN jangan didengar ...
  • Ibadah Pendalaman Alkitab Malang, 26 Maret 2019 (Selasa Sore)
    ... gembala mendapat kasih karunia Tuhan masih ada harapan seluruh keluarga jemaat bisa diselamatkan. Tuhan menghukum manusia daging yang tidak mempunyai meterai Allah di dahi yaitu hanya memikirkan dan mencari perkara-perkara duniawi sehingga mengabaikan perkara rohani. Bahkan tidak ragu mengorbankan perkara rohani untuk mendapatkan perkara duniawi. Wahyu Dan mereka diperkenankan bukan ...
  • Ibadah Raya Malang, 09 Januari 2011 (Minggu Pagi)
    ... Tuhan karena bertabiat kasih yaitu mengasihi memberi dan mengunjungi sesama yang membutuhkan mengasihi Tuhan. Seperti kasih itu kekal domba yang bertabiat kasih boleh masuk dalam Kerajaan Surga yang kekal. I Yohanes Dan perintah ini kita terima dari Dia Barangsiapa mengasihi Allah ia harus juga mengasihi saudaranya. Matius - - Dan Ia akan berkata ...

Siaran Langsung

Live Streaming GPTKK

Rekaman

Ikuti rekaman ibadah kami

Transkrip

Ringkasarn Firman Tuhan

Kesaksian

Pengalaman hidup bersama Firman Tuhan

Untuk Koneksi Lambat, silakan buka https://id.gptkk.org

Silakan kontak ke info@gptkk.org apabila bapak/ibu/sdr/sdri ada pertanyaan atau ingin berlangganan majalah Manna, dan silakan kirim email ke widjaja_h@yahoo.com apabila ingin konsultasi pribadi dengan bapak gembala.