Kita akan meneruskan pengajaran srt Yudas ini yang dalam susunan tabernakel
terkena pada tudung kulit lumba-lumba yang berbicara tentang perlindungan dan
pemeliharaan TUHAN kepada gereja yang benar dan sekaligus merupakan pemisah
dari gereja yang palsu.
Kita sudah mendengar ciri dari gereja yang benar yaitu: memiliki iman dan pengharapan
dan kasih yang meningkat sampai kasih itu menjadi permanen sehingga gereja TUHAN
yang benar itu dinaungi/ditudungi dengan dua sayap burung nazar yang besar.
Ini sudah saya terangkan.
Sekarang kita akan meneruskan dengan membaca tentang gereja yang
palsu >>> Yudas 1 : 4 – 8,
4. Sebab ternyata ada orang tertentu yang telah masuk menyelusup di tengah-tengah
kamu, yaitu orang-orang yang telah lama ditentukan untuk dihukum. Mereka adalah
orang-orang yang fasik, yang menyalahgunakan kasih karunia Allah kita untuk
melampiaskan hawa nafsu mereka, dan yang menyangkal satu-satunya Penguasa dan
Tuhan kita, Yesus Kristus.
5. Tetapi, sekalipun kamu telah mengetahui semuanya itu dan tidak meragukannya
lagi, aku ingin mengingatkan kamu bahwa memang Tuhan menyelamatkan umat-Nya
dari tanah Mesir, namun sekali lagi membinasakan mereka yang tidak percaya.
6. Dan bahwa Ia menahan malaikat-malaikat yang tidak taat pada batas-batas kekuasaan
mereka, tetapi yang meninggalkan tempat kediaman mereka, dengan belenggu abadi
di dalam dunia kekelaman sampai penghakiman pada hari besar,
7. sama seperti Sodom dan Gomora dan kota-kota sekitarnya, yang dengan cara
yang sama melakukan percabulan dan mengejar kepuasan-kepuasan yang tak wajar,
telah menanggung siksaan api kekal sebagai peringatan kepada semua orang.
8. Namun demikian orang-orang yang bermimpi-mimpian ini juga mencemarkan tubuh
mereka dan menghina kekuasaan Allah serta menghujat semua yang mulia di sorga.
Ada empat macam gereja yang palsu yaitu:
Sekarang ini kita akan membahas bagian yang pertama yaitu gereja
yang tidak tergembala >>> Yudas 1 : 4,
Sebab ternyata ada orang tertentu yang telah masuk menyelusup di tengah-tengah
kamu, yaitu orang-orang yang telah lama ditentukan untuk dihukum. Mereka adalah
orang-orang yang fasik, yang menyalahgunakan kasih karunia Allah kita untuk
melampiaskan hawa nafsu mereka, dan yang menyangkal satu-satunya Penguasa dan
Tuhan kita, Yesus Kristus.
Gereja yang tidak tergembala ini ditandai dengan ada yang menyelusup/menyelundup
yaitu mereka tidak bersungguh-sungguh di dalam penggembalaan.
Tanda-tanda dari orang yang menyelusup/menyelundup adalah:
Kita melihat tentang orang fasik ini di dalam ktb
Mazmur 1 : 3 ,4,
3. Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan
buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya
berhasil.
4.Bukan demikian orang fasik: mereka seperti sekam yang ditiupkan angin.
Ay 3 ini, adalah orang yang sungguh-sungguh di dalam penggembalaan/orang yang
tergembala sehingga ia seperti pohon yang ditanam di tepi aliran air.
Jadi orang fasik ini adalah Kristen sekam/Kristen kulit, artinya:
Yudas 1 : 4b, yang menyalahgunakan kasih karunia Allah kita.
Menyalahgunakan kasih karunia/kemurahan TUHAN. Kasih karunia = kemurahan TUHAN.
Inilah orang yang menjadi penyelusup/penyelundup/tidak tergembala.
Orang yang tidak mau tergembala, maka ia menjadi:
Apa yang dimaksud dengan menyelundup/menyalahgunakan kasih karunia TUHAN? yaitu
dimulai dengan tidak setia di dalam ibadah pelayanan bahkan meninggalkan pelayanan.
Seorang penyelundup itu tidak setia, sekalipun:
Bagi saudara yang sudah melayani TUHAN bersama-sama dengan saya, saudara jangan
tidak setia di dalam ibadah pelayanan sebab ini berarti kita menyalahgunakan
kasih karunia/kemurahan TUHAN Yang sudah mengangkat kita menjadi pelayan-pelayanNYA.
Jadi, penyelundup ini tidak setia di dalam pelayanan/meninggalkan pelayanan
bahkan tidak mau melayani dan ini berarti ia menolak ALLAH Roh.Kudus dan di
dalam tabernakel, berarti ia tidak memiliki tanda pelita emas (gbr: http://gptkk.org/pelita.php)
Pelita emas ini adalah ibadah raya yang memiliki karunia-karunia Roh.Kudus yaitu
menyanyi, bersaksi dlsbnya.
Inilah orang yang tidak sungguh-sungguh di dalam penggembalaan karena:
Kita harus memeriksa agar kita jangan menjadi orang yang menyelusup/menyelundup sebab ini adalah gereja palsu yang tidak memiliki pendalaman alkitab/meja roti sajian dan juga tidak memiliki pelita emas sehingga mereka tidak sungguh-sungguh di dalam penggembalaan. Oleh sebab itu kita harus berhati-hati.
Yudas 1 : 4c, dan yang menyangkal satu-satunya Penguasa dan Tuhan kita,
Yesus Kristus.
Menyangkal Satu-satunya Penguasa TUHAN kita, YESUS Kristus.
1 Yohanes 2 : 22
Siapakah pendusta itu? Bukankah dia yang menyangkal bahwa Yesus adalah Kristus? Dia itu adalah antikristus, yaitu dia yang menyangkal baik Bapa maupun Anak.
Menyangkal Satu-satunya Penguasa yaitu TUHAN YESUS Kristus = berdusta. Di saat kita berdusta, maka itu berarti kita menyangkal TUHAN dan kita harus ingat, bahwa setan itu adalah bapak pendusta dan bapak pembunuh. Kalau sudah berdusta, maka pasangannya selalu membunuh/membenci (Yoh 8 : 44). Dulu Petrus menyangkal YESUS sebanyak tiga kali, tetapi sekarang ini kita banyak menyangkal TUHAN lewat berdusta. Kita harus berhati-hati. Pendusta dan pembunuh/pembenci ini jelas mereka menolak kasih ALLAH Bapa dan dalam tabernakel, mereka tidak memiliki tanda mezbah dupa emas (gbr: http://gptkk.org/dupa.php) /ibadah doa penyembahan.
Inilah tiga tanda dari orang yang menyelusup/menyelundup/yang tidak sungguh-sungguh di dalam penggembalaan/tidak tergembala yaitu:
Jadi, penyelundup adalah orang yang menolak maja roti sajian, pelita emas dan mezbah korban bakaran dan ini berarti menolak tiga macam ibadah/menolak ALLAH Tri Tunggal sehingga ia tidak memiliki perlindungan bahkan ia disediakan hanya untuk dihukum oleh TUHAN. Semoga kita mengerti.
Dihari-hari ini semoga kita kuat dan waspada sebab tiga macam ibadah mulai digoyang bahkan di dalam kalangan kita sendiri yang menganggap bahwa tiga macam ibadah itu sudah tidak lagi penting. Kalau saya berkata tentang hal ini, saya tidak menunjuk si A ataupun si B tetapi kita harus waspada.
Di dalam kitab Wahyu disebutkan ada tiga kali tujuh hukuman dari ALLAH Tri
Tunggal dan hukuman ini bagi penyelundup/gereja yang tidak tergembala benar-benar
berada di dalam ancaman hukuman sebab menolak Anak ALLAH, menolak Roh.Kudus,
dan juga menolak ALLAH Bapa.
Tiga kali tujuh hukuman dari ALLAH Tri Tunggal yaitu:
Untuk ini kita memerlukan tudung, jangan menjadi penyelundup/penyelusup, sebab salah satu gereja palsu yang akan dipisahkan oleh TUHAN adalah penyelundup/gereja yang tidak tergembala.
Oleh sebab itu dihari-hari ini kita menjadi anak TUHAN/kehidupan Kristen/hamba TUHAN yang sungguh-sungguh tergembala, jangan menjadi penyelundup/asal datang kegereja sebab kita menghadapi keadaan dunia akhir jaman dengan dua macam keadaan yang sangat dahsyat yaitu:
Keadaan ini persis sama dengan keadaan di Mesir yang pada waktu itu mengalami
masa kelaparan dan juga mereka menghadapi sepuluh hukuman/sepuluh tulah dari
TUHAN. Saya tidak menakut-nakuti saudara, tetapi hal ini adalah hal yang sungguh-sungguh
akan menjadi kenyataan, oleh sebab itu kita memerlukan tudung/perlindungan dari
TUHAN. Sebab kalau antikrist berkuasa sebanyak sepuluh persen, maka kesulitan
itu juga sebanyak sepuluh persen, demikian juga seterusnya sampai seratus persen,
maka itu berarti kita sudah tidak dapat hidup di dunia ini lagi dan harus berpindah
ke padang gurun.
Jika sekarang ini terjadi berbagai macam bencana alam, maka kita jangan menganggap
bahwa hal itu karena fenomena alam atau karena hutan itu gundul dlsbnya dan
menjadi pemikiran yang biasa. Kita jangan menjadikannya sebagai sesuatu yang
biasa, tetapi kita harus berdoa kepada TUHAN, apakah kita sudah masuk ke dalam
era penghukuman sebab tidak lama lagi TUHAN akan datang kembali yang keduakalinya.
Oleh sebab itu kita harus sungguh-sungguh tergembala. Inilah gereja palsu yang
pertama yaitu menjadi penyelundup.
Sekarang saya akan memberi contoh dari kehidupan yang sungguh-sungguh
tergembala yaitu dari bapak Abraham >>> Kejadian 18 : 1, 2,
1. Kemudian TUHAN menampakkan diri kepada Abraham dekat pohon tarbantin
di Mamre, sedang ia duduk di pintu kemahnya waktu hari panas terik.
2. Ketika ia mengangkat mukanya, ia melihat tiga orang berdiri di depannya.
Sesudah dilihatnya mereka, ia berlari dari pintu kemahnya menyongsong mereka,
lalu sujudlah ia sampai ke tanah,
Jadi, bapak Abraham ini menjadi contoh bagi kita >>> TUHAN menampakkan
Diri kepada Abraham dan pada waktu itu TUHAN ijinkan Abraham menghadapi panas
terik, ini berbicara tentang suasana dari padang gurun yaitu pencobaan-pencobaan
dan kesulitan-kesulitan/krisis di segala bidang diakhir jaman. Sebagai contoh
dan hal ini kita bukannya berbicara tentang politik tetapi ini adalah kenyataan
bahwa sebenarnya negara Indonesia yang adalah negara agraris, tetapi mengalami
kekurangan beras, hal ini sesungguhnya tidak dapat terjadi tetapi kenyataannya
dapat terjadi.
Pertanyaannya adalah bagaimana sikap Abraham menghadapi krisis di segala bidang
ini? ia duduk di pintu kemahnya, Abraham ini tidak berjalan-jalan tetapi ia
duduk.
Kemah = penggembalaan. Jadi Abraham duduk di pintu kemah = tergembala.
Kita tidak membahas panas teriknya sebab krisis total ini memang akan terjadi,
tetapi yang penting adalah bagaimana sikap dari bapak Abraham dalam menghadapi
panas terik yaitu ia tergembala.
Dalam tabernakel, maka tergembala ini berbicara dari ruangan suci dengan tiga
macam alat dan sekarang ini adalah ketekunan di dalam tiga macam ibadah pokok
yaitu ketekunan di dalam ibadah raya dan ini adalah pelita emas (gbr: http://gptkk.org/pelita.php)
>>> persekutuan dengan ALLAH Roh.Kudus. Kemudian meja roti sajian (gbr:
http://gptkk.org/mrs.php)
>>> adalah ketekunan di dalam ibadah pendalaman alkitab dan perjamuan
suci, ini adalah persekutuan dengan Anak ALLAH. Kemudian mezbah dupa emas (gbr:
http://gptkk.org/dupa.php)
>>>ketekunan di dalam ibadah doa penyembahan, ini adalah persekutuan
dengan ALLAH Bapa dalam kasih >>> inilah yang menjadi solusi/jalan
yang terbaik dalam menghadapi krisis total/krisis di segala bidang yang akan
melanda bumi tetapi juga menghadapi hukuman dari TUHAN yang ditunjukkan oleh
bapak Abraham. Kita jangan pergi kemana-mana sebab nanti akan terkena panas.
Sekarang apa yang menjadi kegiatan di dalam kemah/di dalam penggembalaan? Kejadian
18 : 6, Lalu Abraham segera pergi ke kemah mendapatkan Sara serta
berkata: "Segeralah! Ambil tiga sukat tepung yang terbaik! Remaslah itu
dan buatlah roti bundar!"
Kegiatan di dalam kemah/penggembalaan ialah: ‘segeralah ambil tiga sukat
tepung yang terbaik. Remaslah itu dan buatlah roti bundar’. Jadi di dalam
penggembalaan, disediakan tiga sukat tepung. Tepung = Firman TUHAN. Sedangkan
angka tiga ini juga menunjuk pada ALLAH Tri Tunggal.
Jadi tiga sukat tepung ini adalah:
Tugas kita adalah >>> dikatakan: ‘ambil dan remaslah’
untuk dijadikan roti bundar.
Remas itu berarti tepung itu berada di dalam tangan = dipraktekkan/perbuatan.
Diremas = dipraktekkan >>> Firman pengembalaan itu harus didengar,
dimengerti, diyakini/menjadi iman dan dipraktekkan sampai menjadi roti bundar.
Bundar = kekal/tidak memiliki ujung dan pangkal.
Inilah kegiatan kita yaitu:
Kalau kehidupan kita tergembala, dan kita sungguh-sungguh mendengar, mengerti, yakin/menjadi iman sampai meremas/mempraktekkan Firman penggembalaan/Firman Mempelai dalam tiga macam ibadah pokok menjadi roti bundar maka kita benar-benar akan tahan terhadap segala bantingan/tahan banting.
Yohanes 8 : 51, Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa
menuruti firman-Ku, ia tidak akan mengalami maut sampai selama-lamanya."
Siapa menuruti FirmanKU/mempraktekkan Firman >>> ini adalah roti bundar/kekal/tidak
dikuasai oleh maut apalagi hanya pencobaan sebab benar-benar sudah tahan banting
>>> seperti di dalam 2 Korintus 4, terjepit, habis akal tetapi tidak
berputus asa dlsbnya >>> inilah tahan banting. Bagi kaum muda, anda
sekalian biasanya masih labil sehingga tidak tahan banting >>> terkena
panas sedikit saja sudah ingin meninggalkan TUHAN.
Mari! kita harus bersungguh-sungguh, sebab dihari-hari ini kita menghadapi panas terik/kesulitan-kesulitan serta ancaman hukuman-hukuman, maka kegiatan serta tempatnya harus jelas yaitu ada tiga sukat tepung dan kegiatannya adalah meremas dengan proses yang dimulai dari mendengar, mengerti, yakin/percaya serta mempraktekkan >>> inilah roti bundar yaitu kehidupan yang tidak dikuasai oleh maut/tahan banting dalam menghadapi segala pencobaan-pencobaan.
Tidak dikuasai oleh maut ini bukan berarti tidak akan pernah jatuh sakit,
tetapi praktek sehari-harinya adalah tidak pernah kecewa karena kehidupan itu
tahan banting seperti membuat roti, maka tepung itu selain diremas, maka tepung
itu juga dibanting-banting. Kalau tepung itu hanya dielus-elus, maka tidak akan
pernah menjadi roti. Kita berkata, bahwa kita sudah setia di dalam tiga macam
ibadah pokok, sudah mempraktekkan Firman, tetapi mengapa masih dibanting? Kita
jangan salah mengerti dalam menghadapi hal ini, sebab jika tidak mau dibanting,
hanya ingin yang enak-enak saja yaitu mendapatkan berkat-berkat, maka kita tidak
pernah menjadi roti bundar/tidak dikuasai oleh maut. Untuk hal ini banyak orang
Kristen yang salah sebab ia sudah merasa berjasa karena datang ke gereja sehingga
ia menginginkan berkat, tetapi karena tidak mendapatkan berkat, maka kehidupan
itu akan menjadi kecewa dan meninggalkan TUHAN.
Untuk ini, setelah kita mendengarkan Firman pengajaran , maka kita harus tahu,
bahwa setelah kita mendengar dan mempraktekkan Firman, kita harus tahu bahwa
masih ada proses lain lagi yaitu kita harus dibanting sampai kita menjadi roti
bundar yaitu kehidupan yang tidak dikuasai oleh maut/kekal, dengan bukti kita
tidak pernah merasa kecewa dalam menghadapi apapun. Jika kita masih suka merasa
kecewa, maka itu berarti kita belum tahan bantingan. Oleh sebab itu kita berdoa
dan mohon kepada TUHAN agar diberi kekuatan.
Dalam penggembalaan, jika kita benar-benar meremas roti/mengikuti Firman penggembalaan,
maka hasilnya >>> Kejadian 18 : 2, Ketika ia mengangkat
mukanya, ia melihat tiga orang berdiri di depannya. Sesudah dilihatnya mereka,
ia berlari dari pintu kemahnya menyongsong mereka, lalu sujudlah ia sampai ke
tanah,
Kalau kita sungguh-sungguh dapat tergembala sampai kita dapat mempraktekkan
Firman penggembalaan, maka kerohanian kita akan meningkat sebab mata kita terbuka
dengan jelas, dan dapat melihat tiga orang/melihat Pribadi ALLAH Tri Tunggal/YESUS
sebagai Mempelai Pria Surga lewat doa penyembahan/sujud. Di dalam penggembalaan,
Abraham melihat tiga orang yaitu Manifestasi ALLAH dalam bentuk Tiga Orang dan
sekarang kepada kita tidak terjadi demikian, tetapi di dalam doa penyembahan
kita dapat melihat TUHAN. Kalau kita sungguh-sungguh tergembala/diisi dengan
Firman sampai kita dapat mempraktekkan Firman penggembalaan/meremas. Dulu mungkin
kita masih meragukan TUHAN, benarkah TUHAN itu, mengapa terjadi begini? Tetapi
kalau kita menyembah TUHAN, maka mata kita akan semakin menjadi jelas sampai
satu waktu jika YESUS datang kembali Yang kedua kalinya, maka kita dapat melihat
Muka dengan muka >>> Wahyu 19 : 6, Lalu aku mendengar
seperti suara himpunan besar orang banyak, seperti desau air bah dan seperti
deru guruh yang hebat, katanya: "Haleluya! Karena Tuhan, Allah kita, Yang
Mahakuasa, telah menjadi raja.
Seluruh anak-anak TUHAN dari empat penjuru bumi akan berseru Haleluyah karena
melihat YESUS Muka dengan muka.
1 Timotius 2 : 8
Oleh karena itu aku ingin, supaya di mana-mana orang laki-laki berdoa dengan menadahkan tangan yang suci, tanpa marah dan tanpa perselisihan.
Jadi, Abraham adalah seorang laki-laki/suami dan kekuatan dari seorang suami adalah menadahkan tangan yang suci, tanpa marah dan tanpa perselisihan. Menadahkan tangan yang suci >>> menaikkan doa penyembahan dengan tangan dan hati serta mulut yang suci. Kalau seorang suami itu banyak menyembah TUHAN, maka ia kuat bagaikan seekor singa untuk melindungi dan memelihara rumah tangganya.
Inilah seorang laki-laki/suami seperti Abraham:
Jika tanpa doa penyembahan, maka suami ini bukannya melindungi dan memelihara,
tetapi ia akan merusak/menghancurkan rumah tangganya. Mari para suami-suami!
anda harus tergembala, jangan menyelundup sebab kalau di dalam gereja suka menyelundup,
maka dimanapun, ia akan menyelundup di rumah-rumah janda (1 Timotius) dan ini
akan sangat berbahaya.
Kalau seorang suami itu tergembala, maka isteri itu juga akan tergembala, seperti
Sarah >>> Kejadian 18 : 9, Lalu kata mereka kepadanya:
"Di manakah Sara, isterimu?" Jawabnya: "Di sana, di dalam kemah."
Sarah ini adalah seorang isteri yang tidak suka pergi kemana-mana, tetapi ia
suka berada di dalam kemah. Hal ini tergantung dari para suami, jika suami tergembala,
maka isterinya juga akan tergembala.
Bagaimana praktek dari seorang isteri yang tergembala?
1 Timotius 2 : 9, 10,
9. Demikian juga hendaknya perempuan. Hendaklah ia berdandan dengan pantas, dengan sopan dan sederhana, rambutnya jangan berkepang-kepang, jangan memakai emas atau mutiara ataupun pakaian yang mahal-mahal,
10. tetapi hendaklah ia berdandan dengan perbuatan baik, seperti yang layak bagi perempuan yang beribadah.
Jadi, seorang isteri yang tergembala, maka ia sedang dihiasi oleh TUHAN dengan perhiasan rohani. Jika seorang suami ingin isterinya itu dihiasi dengan perhiasan rohani, maka suami harus membawa isterinya itu ke dalam penggembalaan. Demikian juga dengan para isteri, jika ingin suaminya itu menjadi kekuatan/pelindung di dalam rumah tangga dan bukannya merusak, maka suami itu harus dibawa ke dalam penggembalaan. Sebab di dalam menghadapi suasana padang gurun dan hukuman, maka suami dan isteri itu sudah harus dapat duduk di kemah.
1 Petrus 3 : 4 – 6a,
4. tetapi perhiasanmu ialah manusia batiniah yang tersembunyi dengan perhiasan yang tidak binasa yang berasal dari roh yang lemah lembut dan tenteram, yang sangat berharga di mata Allah.
5. Sebab demikianlah caranya perempuan-perempuan kudus dahulu berdandan, yaitu perempuan-perempuan yang menaruh pengharapannya kepada Allah; mereka tunduk kepada suaminya,
6a. sama seperti Sarah taat kepada Abraham dan menamai dia tuannya.
Jadi perhiasan dari seorang isteri itu adalah lemah lembut, pendiam dan penurut dan jika isteri sudah memiliki perhiasan ini, maka isteri itu semakin hari semakin manis/semanis madu yaitu ia menjadi sumber kemanisan di dalam rumah tangganya. Bagi kaum muda yang pria, mari! belajar untuk banyak menyembah TUHAN, supaya kalau diijinkan untuk menjadi seorang suami, maka jangan merusak rumah tangga itu tetapi melindungi. Dan juga bagi kaum muda yang putri, jika diijinkan menjadi isteri, maka akan menjadi seorang isteri yang manis/semanis madu.
Jika seorang suami sudah menjadi pelindung dan pemelihara dan doanya sekuat singa, juga isteri menjadi sumber kemanisan di dalam rumah tangga, maka anak-anak tidak akan lari meninggalkan rumah. Kalau anak-anak kita tidak merasa betah di dalam rumah, mari! jangan dipukul dan disalahkan dengan mengatakan bahwa mereka adalah anak yang suka memberontak >>> kita jangan melakukan hal itu, tetapi kita sebagai orang tua, kita memeriksa diri, apakah kita sudah menjadi pelindung dan pemelihara serta menjadi sumber kemanisan di dalam rumah tangga atau tidak. Demikian juga dengan saya sebagai seorang gembala, jika banyak sidang jemaat yang meninggalkan penggembalaan dan pindah ke gereja yang lain, maka saya jangan mengatakan bahwa mereka adalah seorang pemberontak, tetapi saya memeriksa diri saya, bagaimana sebagai seorang gembala, apakah saya sudah menggembalakan mereka dengan baik atau tidak.
Jika seorang suami sudah menjadi pelindung dan pemelihara dan isteri sudah menjadi sumber kemanisan di dalam rumah tangga, maka teka-teki Simson terjawab. Menikah itu bagaikan menebak teka-teki dan kalau tidak tertebak, maka akan kecele >>> isteri mengira suaminya bagaikan singa tetapi ternyata hanyalah tikus dan juga suami mengira bahwa isterinya itu seperti madu tetapi ternyata racun sehingga rumah tangga itu menjadi hancur.
Inilah menebak teka-teki dan jika tertebak maka hadiahnya adalah mendapatkan
pakaian kebesaran. Tetapi kalau tidak tertebak, maka harus membayar dengan pakaian
sehingga nikah itu menjadi telanjang >>> Hakim-hakim 14 : 12,
18,
12. Kata Simson kepada mereka: "Aku mau mengatakan suatu teka-teki
kepada kamu. Jika kamu dapat memberi jawabnya yang tepat kepadaku dalam tujuh
hari selama perjamuan ini berlangsung dan menebaknya, maka aku akan memberikan
kepadamu tiga puluh pakaian lenan dan tiga puluh pakaian kebesaran.
18. Lalu pada hari yang ketujuh itu, sebelum matahari terbenam, berkatalah orang-orang
kota itu kepadanya: "Apakah yang lebih manis dari pada madu? Apakah yang
lebih kuat dari pada singa?" Sahutnya kepada mereka: "Kalau kamu tidak
membajak dengan lembu betinaku, pasti kamu tidak menebak teka-tekiku."
Tiga puluh pakaian lenan dan tiga pukuh pakaian kebesaran >>> enam
puluh pakaian. Saya menghitung-hitung, pakaian saya tidak berjumlah sebanyak
enam puluh. Oleh sebab itu jika tidak dapat/salah menebak teka-teki itu, maka
harus menyerahkan semua pakaian sehingga nikah itu menjadi telanjang bulat sehingga
nikah itu berada dalam situasi yang berbahaya.
Ay 18 >>> apakah yang lebih manis daripada madu? Ini adalah isteri yang dihiasi dalam penggembalaan dan apa yang lebih kuat dari pada singa? Ini adalah suami yang tergembala sehingga matanya terbuka melihat TUHAN dan ia menyembah serta bergantung hanya kepada TUHAN.
Jika nikah itu dapat menebak teka-teki, maka mereka mendapatkan hadiah pakaian
lenan dan pakaian kebesaran yang dimulai dari pakaian kebenaran, pakaian kesucian
sampai mendapatkan pakaian putih yang berkilau-kilauan untuk masuk kedalam pesta
nikah Anak Domba/nikah yang rohani. Di dalam nikah ini, banyak yang dikejar,
tetapi kejar terlebih dahulu pakaian ini dengan menjawab teka-teki tetapi posisi
suami yang banyak menyembah dan isteri dihiasi/menjadi manis semanis madu, maka
nikah itu mendapatkan pakaian kebenaran/nikah itu dibenarkan sampai satu waktu
kita berada pada puncaknya yaitu kita mendapatkan pakaian putih yang berkilau-kilauan
untuk menyambut kedatangan YESUS Yang kedua kali dan masuk dalam pesta nikah
Anak Domba. Jika nikah itu tidak dapat menjawab teka-teki itu, maka nikah itu
akan menjadi telanjang/dipermalukan dan diusir/binasa untuk selama-lamanya.
Demikian juga dengan anak-anak jangan terpisah dari orang tua, oleh sebab itu
kita mendoakan anak-anak kita supaya mereka juga tergembala.
1 Timotius 2 : 15, Tetapi perempuan akan diselamatkan karena melahirkan anak,
asal ia bertekun dalam iman dan kasih dan pengudusan dengan segala kesederhanaan.
Ayat ini sebenarnya memiliki arti yang rohani, oleh sebab itu kita jangan berpikir
bahwa perempuan yang tidak melahirkan seorang anak tidak akan selamat, tetapi
sekarang ini kita kaitkan dengan anak. Jadi, seorang anak itu harus tergembala
dan apa praktek dari seorang anak yang tergembala? Yaitu ia taat dan dengar-dengaran
kepada orang tuanya. Anak yang taat dan dengar-dengaran ini adalah penyelamat
nikah, tetapi jika anak itu menjadi liar, maka ia akan menjadi sumber penderitaan/kehancuran
di dalam rumah tangga. Saya bersaksi, di Malang bahwa sebenarnya saya takut
untuk memiliki anak, sebab banyak anak dari hamba-hamba TUHAN yang menghancurkan
pelayanan dan rumah tangga dari orang tuannya. Demikian juga dengan anak-anak
dari pejabat yang juga banyak menghancurkan rumah tangga. Untuk ini, maka sebagai
orang tua kita harus mendidik mereka dan membawa mereka masuk ke dalam penggembalaan
sehingga anak-anak akan menjadi penyelamat nikah/taat dan dengar-dengaran. Suami,
isteri dan anak berada di dalam satu kemah/satu bahtera Nuh. Nuh ini adalah
contoh yang paling bagus, sebab seluruh keluarganya berada di dalam satu bahtera
(Nuh, isteri, anak-anak dan menantu, seandainya pada waktu itu Nuh sudah memiliki
cucu, maka sudah dapat di pastikan cucunya juga berada di dalam bahtera itu).
Karena Abraham dan Sarah sungguh-sungguh tergembala, maka TUHAN menjanjikan seorang anak yaitu Ishak kepada mereka >>>
Kejadian 18 : 10, 11, 12, 14, 15,
10. Dan firman-Nya: "Sesungguhnya Aku akan kembali tahun depan mendapatkan engkau, pada waktu itulah Sara, isterimu, akan mempunyai seorang anak laki-laki." Dan Sara mendengarkan pada pintu kemah yang di belakang-Nya.
11. Adapun Abraham dan Sara telah tua dan lanjut umurnya dan Sara telah mati haid.
12. Jadi tertawalah Sara dalam hatinya, katanya: "Akan berahikah aku, setelah aku sudah layu, sedangkan tuanku sudah tua?"
14. Adakah sesuatu apapun yang mustahil untuk TUHAN? Pada waktu yang telah ditetapkan itu, tahun depan, Aku akan kembali mendapatkan engkau, pada waktu itulah Sara mempunyai seorang anak laki-laki."
15. Lalu Sara menyangkal, katanya: "Aku tidak tertawa," sebab ia takut; tetapi TUHAN berfirman: "Tidak, memang engkau tertawa!"
Kalau suami dan isteri tergembala, maka akan ada janji TUHAN yang luar biasa. Sarah tertawa karena ia takut >>> inilah orang yang tidak percaya kepada Firman.
Karena Abraham dan Sarah tinggal di dalam kemah/tergembala, maka mereka mendapatkan
janji seorang anak yaitu Ishak.
Sekarang ini arti dari lahirnya Ishak adalah:
Cerita di dalam injil Markus ini tentang seorang anak yang sakit dan ayahnya berkata kepada YESUS untuk menolongnya karena ia tidak percaya. Kalau kita menghadapi masalah/sakit penyakit, maka bukan penyakitnya/sakitnya yang harus terlebih dahulu ditolong tetapi hati kita terlebih dahulu yang harus diraba, apakah benar kita sudah percaya? Tidak ada yang mustahil bagi TUHAN dan juga tidak ada yang mustahil bagi orang percaya dan kalau kedua ini bertemu, maka orang yang percaya itu memiliki kuasa yang sama dengan TUHAN untuk menghapus segala kemustahilan.
Kita jangan seperti Sarah yang menertawakan Firman >>> tertawa tetapi
takut = tertawa kecut. Orang yang tidak percaya kepada Firman, ragu terhadap
Firman, menertawakan Firman, maka banyak kali mereka tertawa kecut.
Arti dari tertawa kecut/tertawa di dalam ketakutan adalah:
Mari! kita jangan menjadi penyelusup/penyelundup tetapi suami, isteri dan anak-anak harus tergembala sehingga:
IA adalah Seorang Gembala manis yang selalu menolong kita tepat pada waktunya. TUHAN memberkati kita sekalian.
1