Kita sudah membahas Yudas 1 : 1, sekarang kita akan melanjutkan
dengan membahas Yudas 1 : 2, Rahmat, damai sejahtera dan
kasih kiranya melimpahi kamu. Ini merupakan salam.
Banyak orang yang tidak mengerti bahwa salam di dalam ibadah/di dalam Firman
TUHAN itu mengandung pengertian-pengertian yang mendalam.
Saya akan menunjukkan pengertian yang mendalam tentang salam ini di dalam Firman
TUHAN yaitu:
- Pernyataan rasa suka bersekutu. (Jadi, bukan selamat pagi
dlsbnya ) Dan persekutuan yang benar harus di dasarkan pada pembukaan Firman/Firman
pengajaran yang benar dan sudah menjadi pengalaman hidup = Firman hidup. Jadi,
jika si A sudah menerima pengajaran Firman yang benar dan yang sudah menjadi
pengalaman hidup, demikian juga dengan si B, si C, maka tidak akan sulit untuk
bersekutu. 1 Yohanes 1 : 1, 3, 4,
1. Apa yang telah ada sejak semula, yang telah kami dengar, yang telah
kami lihat dengan mata kami, yang telah kami saksikan dan yang telah kami
raba dengan tangan kami tentang Firman hidup--itulah yang kami tuliskan kepada
kamu.
3. Apa yang telah kami lihat dan yang telah kami dengar itu, kami beritakan
kepada kamu juga, supaya kamupun beroleh persekutuan dengan kami. Dan persekutuan
kami adalah persekutuan dengan Bapa dan dengan Anak-Nya, Yesus Kristus.
4. Dan semuanya ini kami tuliskan kepada kamu, supaya sukacita kami menjadi
sempurna.
Sudah kami raba = sudah kami praktekkan.
Sebagaimana Firman Yang hidup itu kekal, maka persekutuan yang didorong oleh
Firman Yang hidup, maka persekutuan itu juga akan kekal dan ini yang penting.
Kalau persekutuan yang terjadi itu hanya karena mendapatkan uang, karena sungkan
dlsbnya, maka persekutuan itu tidak akan kekal.
Ada dua macam persekutuan yaitu:
- 1 Yohanes 1 : 3, Apa yang telah kami lihat dan
yang telah kami dengar itu, kami beritakan kepada kamu juga, supaya kamupun
beroleh persekutuan dengan kami. Dan persekutuan kami adalah persekutuan
dengan Bapa dan dengan Anak-Nya, Yesus Kristus.
‘kamupun beroleh persekutuan dengan kami’ >>> persekutuan
tubuh Kristus, carang dengan carang dan persekutuan ini kekal. Sehabis
kebaktian ini kami pulang ke rumah masing-masing, tetapi kalau persekutuan
ini kita dipersatukan oleh Firman Yang hidup dan kita praktekkan, sekalipun
kita tidak bertemu tetapi satu waktu akan menjadi persekutuan yang kekal.
Tetapi kalau hanya karena didorong oleh uang, atau karena rasa sungkan
dlsbnya tidak akan menjadi kekal.
Persekutuan tubuh ini dimulai dari nikah yang kalau nikah ini tidak diikat
oleh persekutuan yang benar/oleh Firman yang hidup, maka nikah itu tidak
akan menjadi kekal. Di dalam srt 1 Petrus dikatakan bahwa semua yang ada
di dunia ini seperti rumput yang tidak kekal, hanya Firman TUHAN Yang
kekal.
- ay 3b >>> ‘ dan persekutuan kami adalah persekutuan
dengan Bapa dan dengan Anak-Nya YESUS Kristus’. Ini adalah persekutuan
tubuh dengan Kepala, persekutuan ini juga bersifat kekal. Persekutuan
nikah ini masih belum permanen sebab sekali tempo masih bertengkar, tetapi
harus terus diproses oleh Firman Yang hidup. Demikian juga bersekutu dengan
TUHAN, kadang-kadang kita menggebu-gebu untuk berdoa tetapi satu waktu
kita malas. Tetapi semuanya ini kalau kita terus dikerjakan oleh Firman
Yang hidup, maka sampai pada puncaknya yaitu waktu kedatangan YESUS Yang
keduakalinya, maka akan terjadi persekutuan tubuh yang sempurna dan yang
disebut dengan Mempelai Wanita untuk menyambut YESUS sebagai Mempelai
Pria Surga dan kita akan masuk dalam Pesta Nikah Anak Domba. Persekutuan
kita sesama tubuh akan menjadi sempurna/kita tidak akan terlepas lagi
untuk bertemu dengan Kepala/YESUS sebagai Suami/Mempelai Pria Surga dan
masuk dalam Pesta Nikah Anak Domba.
Inilah pengertian dari salam yang tidak dapat diringankan/basa basi tetapi
di dalam Firman pengajaran, maka pengertian dari salam ini adalah ‘suka
bersekutu’. Masuk persekutuan oleh karena dorongan Firman.
Wahyu 19 : 9, Lalu ia berkata kepadaku: "Tuliskanlah:
Berbahagialah mereka yang diundang ke perjamuan kawin Anak Domba." Katanya
lagi kepadaku: "Perkataan ini adalah benar, perkataan-perkataan dari
Allah."
Jadi ini adalah jelas persekutuan antara tubuh yang sempurna/Mempelai Wanita
dengan Kepala/Mempelai Pria Surga.
Tadi di dalam srt 1 Yohanes dikatakan, supaya sukacita kami menjadi sempurna;
kalau ada persekutuan maka pasti akan ada bahagia/sukacita sampai mencapai
sukacita/kebahagiaan yang sempurna yaitu ‘berbahagialah yang diundang
ke Pesta Kawin Anak Domba’.
Mari! setiap nikah kita harus diisi dengan suasana bahagia kalau ada persekutuan
yang makin hari makin erat, maka akan semakin berbahagia. Demikian juga di
dalam penggembalaan/persekutuan tubuh yang didorong oleh Firman hidup/Firman
pengajaran yang benar, dan jika dipraktekkan, maka lama kelamaan akan mencapai
sukacita/kebahagiaan yang sempurna. Tetapi bagi yang tidak mempraktekkan Firman,
sekalipun mendengarkan Firman yang benar, akan terkeluar dan menjadi duri
di dalam dan satu waktu seperti yang sudah saya katakan di dalam beberapa
kebaktian bahwa tudung itu selain perlindungan, juga merupakan pemisahan antara
ilalang dengan gandum. Gandum adalah kehidupan yang mempraktekkan Firman yang
hidup dan ilalang adalah kehidupan yang tidak mempraktekkan Firman, sehingga
satu kali akan dipisahkan. Bagi siswa/i Lempin-El perhatikan! Nanti setelah
saudara lulus dari sini, maka akan terjadi pemisahan yang terus menerus. Apa
yang saudara alami di Lempin-El? Kalau Firman tidak menjadi Firman yang hidup,
maka saudara akan terpisah.
- Pembuka/pendahuluan dari Firman pengajaran.
Mungkin saudara bertanya, mengapa saya jika menyampaikan salam selalu dengan
salam yang kuno >>> ‘selamat malam saudaraku, salam sejahtera
di dalam Nama TUHAN YESUS Kristus’ saya menganggap tidaklah mengapa
kalau saya dianggap kuno. Sebab saya memiliki prinsip >>> karena
salam ini adalah pembuka dari Firman pengajaran dan jika salam itu berubah-ubah/berganti-ganti,
maka yang saya takutkan adalah isi dari pengajaran juga akan berubah-ubah.
Jadi saya belajar dari tiga almarhum yaitu bpk.pdt In Juwono, bpk, pdt Pong
dan bpk.pdt Totaijs, salam pembuka yang mereka ucapkan itu tidak pernah berubah
sampai mereka dipanggil oleh TUHAN. Saya tidak membicarakan salam dalam bentuk
yang lain >>> silahkan! Tetapi salam ini adalah yang merupakan pembuka
dari Firman pengajaran.
- Doa untuk keselamatan, di dalam srt Yudas 1 :
2 >>> rahmat, damai sejahtera dan kasih kiranya melimpah
atas kamu. Jadi rasul Paulus juga seringkali mengucapkan selamat dan
ini adalah doa selamat.
Saya bandingkan Yudas saudara Yakobus dengan rasul Paulus. Kita membaca di
dalam 1 Timotius 1 : 1, 2
1. Dari Paulus, rasul Kristus Yesus menurut perintah Allah, Juruselamat
kita, dan Kristus Yesus, dasar pengharapan kita,
2. kepada Timotius, anakku yang sah di dalam iman: kasih karunia, rahmat dan
damai sejahtera dari Allah Bapa dan Kristus Yesus, Tuhan kita, menyertai engkau.
Kasih karunia, rahmat dan damai sejahtera >>> ini sama dengan srt
Yudas 1 : 2.
Jadi, di sini jelas, salam itu untuk doa keselamatan/doa berkat dari seorang
gembala kepada sidang jemaat/anak didik supaya tetap melayani TUHAN dan tidak
pernah tersandung seumur hidupnya.
Inilah salam dalam kacamata dari Firman pengajaran yang bukan basa-basi tetapi
sungguh-sungguh dengan tiga pengertian yaitu:
- pernyataan suka bersekutu tetapi persekutuan yang benar oleh dorongan Firman
pengajaran/Firman yang kekal.
- pendahuluan dari Firman pengajaran dan jangan diubah-ubah supaya isi dari
pengajaran itu juga tidak berubah.
- doa berkat supaya sidang jemaat itu tidak pernah tersandung dan tetap melayani
TUHAN. Semoga kita mengerti.
Sekarang isi dari doa selamat yaitu:
Yudas 1 : 2, Rahmat, damai sejahtera dan kasih kiranya
melimpahi kamu. Di dalam srt 1 Timotius, kasih ini disebut dengan kasih
karunia. Kita akan mempelajarinya satu per satu.
- Yohanes 3 : 16, Karena begitu besar kasih Allah akan
dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal,
supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh
hidup yang kekal. Kasih TUHAN itu mengaruniakan = kasih karunia. Kasih
karunia itu adalah pemberian TUHAN kepada manusia yang sebenarnya tidak layak
untuk menerimanya.
Di dalam Yohanes 3, apa yang dimaksud dengan kasih karunia TUHAN itu? kasih
karunia TUHAN itu adalah TUHAN memberikan YESUS AnakNYA Yang Tunggal mati
disalib untuk menebus dosa manusia/menyelamatkan manusia.
Kasih karunia TUHAN itu sudah jelas, tetapi bagaimana sikap kita? Sikap kita
hanya satu/mutlak yaitu percaya = menerima YESUS = beriman kepada YESUS =
menerima kasih karunia. Kita jangan menolak kasih karunia, jangan ragu-ragu
tetapi biarlah sikap kita sekarang ini bulat/mutlak menerima YESUS sehingga
kita yang seharusnya dihukum karena dosa-dosa kita tetapi kita mendapatkan
pengampunan dari TUHAN.
Kisah rasul 26 : 18,
18. untuk membuka mata mereka, supaya mereka berbalik dari kegelapan kepada
terang dan dari kuasa Iblis kepada Allah, supaya mereka oleh iman mereka kepada-Ku
memperoleh pengampunan dosa dan mendapat bagian dalam apa yang ditentukan
untuk orang-orang yang dikuduskan.
Kisah rasul ini ditulis oleh rasul Paulus yang memiliki pengalaman yang diutus
kepada bangsa kafir >>> Kisah rasul 26 : 17, Aku
akan mengasingkan engkau dari bangsa ini dan dari bangsa-bangsa lain. Dan
Aku akan mengutus engkau kepada mereka,
Jadi kalau kita percaya kepada YESUS/beriman kepada YESUS/menerima kasih karunia,
maka kita tidak akan dihukum, melainkan mendapatkan pengampunan dosa/diselamatkan.
Kita menerima kasih karunia dari TUHAN, maka sikap kita hanyalah percaya/beriman
kepada YESUS dan kita mendapatkan pengampunan dosa/diselamatkan dan menerima
hidup yang kekal.
Kasih karunia = YESUS rela menanggung dosa umat manusia.
Proses untuk mendapatkan pengampunan dosa adalah hati percaya dan mulut mengaku.
Mengaku = mengaku dosa kepada TUHAN dan mengaku kepada sesama maka kita akan
diampuni oleh TUHAN.
Orang yang menerima kasih karunia dari TUHAN, maka ia akan selalu terdorong
untuk mengaku/menyelesaikan dosa, tetapi orang yang menolak kasih karunia
TUHAN, maka ia tetap menyembunyikan dosa sehingga ia akan tetap berada di
dalam suasana penghukuman/tetap akan dihukum. Sebab tidak ada sesuatu yang
lebih besar dari kasih karunia.
Mari! sekarang kita kaitkan dengan pengalaman dari rasul Paulus di dalam srt
1 Timotius. Jadi srt Yudas ini berisi salam yang sama dengan 1 Timotius dan
akan kita pelajari. Jadi orang mengucapkan salam karena ia sendiri sudah mengalami
salam itu seperti rasul Paulus. Salam sejahtera di dalam Nama YESUS Kristus,
maka orang yang mengucapkan kata-kata ini hatinya harus sejahtera; jangan
ia mengucapkan kata sejahtera tetapi hatinya merasa jengkel/tidak damai. Inilah
yang tadi sudah saya katakan: bahwa mengucapkan salam itu jangan asal menyebut
karena ia tidak mengerti salam itu. Tetapi orang yang mengerti salam itu,
maka itu adalah tanggung jawab dari seorang pendeta/gembala yang sudah harus
mengalami salam sejahtera dan damai sejahtera itu.
1 Timotius 1 : 14, 15,
14. Malah kasih karunia Tuhan kita itu telah dikaruniakan dengan limpahnya
kepadaku dengan iman dan kasih dalam Kristus Yesus.
15. Perkataan ini benar dan patut diterima sepenuhnya: "Kristus Yesus
datang ke dunia untuk menyelamatkan orang berdosa," dan di antara mereka
akulah yang paling berdosa.
Rasul Paulus sudah memberi contoh bahwa ia sudah menerima kasih karunia sehingga
ia berani mengaku dosa. Timotius ini adalah murid dari rasul Paulus yang masih
muda >>> biasanya seorang guru itu selalu merasa hebat dari muridnya
dan ia tidak akan mau mengakui dosanya. Tetapi rasul Paulus justru mau mengakui
dirinya adalah orang yang paling berdosa/tidak layak kepada Timotius >>>
ini terjadi karena rasul Paulus sudah menerima kasih karunia TUHAN. Dan kita
lihat, kasih karunia TUHAN ini sampai menjangkau kehidupan yang paling berdosa
di antara orang berdosa. Jadi, kalau ada manusia yang masih dihukum di neraka,
maka itu bukanlah salah TUHAN. Tidak ada alasan bagi manusia dengan mengatakan
bahwa dosaku merah seperti kermizi >>> tidak ada alasan, sebab paling
berdosapun asalkan ia mau menerima kasih karunia dengan percaya kepada YESUS,
kemudian mengaku dosa kepada TUHAN dan kepada sesama, maka ia akan diselamatkan.
Apalagi kalau sebagai orang Kristen tetapi ia sombong dengan menolak kasih
karunia dengan tidak mau mengaku dosa sehingga ia masuk ke neraka, maka itu
salahnya sendiri. Mari saudaraku! Jangan kita menyia-nyiakan kasih karunia.
- Rahmat. Rahmat ini berarti kerelaan TUHAN untuk menjadi
Manusia Yang Menderita supaya dapat menolong manusia yang berdosa dan menderita.
TUHAN berada di dalam kemuliaan di surga tetapi IA rela menjadi Manusia. Kalau
TUHAN tidak mau menjadi Manusia, maka kita semua akan celaka. Tadi kasih karunia
adalah pemberian TUHAN kepada manusia/YESUS diberikan kepada manusia.
Mari kita melihat keadaan manusia berdosa yang di mulai di taman Eden. Saya
seringkali memperlihatkan suasana taman Eden yang tidak kekurangan suatu apapun
sebab semuanya sudah tersedia. Tetapi karena ada dosa, maka manusia menderita/telanjang.
Kejadian 3 : 8 – 10,
8. Ketika mereka mendengar bunyi langkah TUHAN Allah, yang berjalan-jalan
dalam taman itu pada waktu hari sejuk, bersembunyilah manusia dan isterinya
itu terhadap TUHAN Allah di antara pohon-pohonan dalam taman.
9. Tetapi TUHAN Allah memanggil manusia itu dan berfirman kepadanya: "Di
manakah engkau?"
10. Ia menjawab: "Ketika aku mendengar, bahwa Engkau ada dalam taman
ini, aku menjadi takut, karena aku telanjang; sebab itu aku bersembunyi."
Keadaan dari manusia berdosa itu merasa takut dan dipermalukan/telanjang sehingga
menderita. Salah satu ucapan dari bpk.pdt Pong alm >>> manusia itu
bisa miskin tetapi jangan sampai telanjang. Biar manusia itu miskin tetapi
kalau tidak telanjang, maka manusia itu masih dapat keluar rumah, tetapi biar
kaya tetapi kalau telanjang, maka manusia itu tidak dapat pergi kemana-mana/manusia
ini benar-benar menderita.
Oleh sebab itu harus dijaga, sebab orang berdosa itu takut dan telanjang/sangat
dipermalukan. Keadaan takut dan telanjang ini terjadi di taman Eden yang memiliki
segalanya, apalagi di dunia yang memang kering/penuh dengan duri, maka manusia
itu akan menderita berlipat-lipat ganda. Oleh sebab itu TUHAN mau menjadi
Manusia. Dan yang lebih celaka lagi, manusia yang sudah berdosa ini berada
di dalam keadaan takut dan telanjang tetapi manusia tidak memiliki kemampuan
untuk kembali kepada TUHAN/untuk menutupi ketelanjangannya.
TUHAN sudah datang sebab Langkah Kakinya terdengar dan ini sebenarnya adalah
kesempatan bagi manusia. Tetapi kenyataannya, manusia lari karena tidak memiliki
kemampuan untuk menutupi ketelanjangannya sekalipun TUHAN sudah datang.
Untuk sekarang, maka langkah TUHAN itu adalah pemberitaan Firman pengajaran
yang keras. Langkah Kaki TUHAN kalau tidak keras maka kita tidak dapat mendengar
dan hanya maling yang datang dengan langkah yang perlahan-lahan. Tetapi Langkah
TUHAN itu jelas, oleh sebab itu jika ingin mendengarkan Firman TUHAN maka
harus mendengarkan Firman Yang keras sebab hadirat TUHAN itu ada. Jangan pendeta
ingin menerangkan tentang persepuluhan tetapi ia tidak berani atau ingin menerangkan
tentang dosa, ia takut sebab nanti sidang jemaat akan tersinggung dan sudah
tidak mau datang lagi ke gereja. Untuk saya terserah kepada sidang jemaat
mau mendengarkan Firman yang keras atau tidak, sebab yang penting kita diselamatkan.
Langkah yang keras = Firman yang keras untuk menolong manusia berdosa, tetapi
sayang, banyak hamba TUHAN/anak TUHAN justru bersembunyi karena tidak mau
mendengarkan Langkah TUHAN Yang keras.
Mari! kita dikoreksi oleh Firman, oleh sebab itu kita jangan menyembunyikan
dosa, tetapi biarlah dosa itu diungkapkan lewat Firman pengajaran untuk diakui
kepada TUHAN. Karena manusia tidak memiliki kemampuan untuk menutupi ketelanjangan/untuk
kembali kepada TUHAN, sebab dengan menutupi ketelanjangan, mereka memakai
daun ara, tetapi daun itu tidak dapat bertahan lama dan akan hancur. Maka
TUHAN berinisiatif untuk menutupi ketelanjangan manusia itu.
Bagaimana cara TUHAN menutupi ketelanjangan manusia?
- Kejadian 3 : 21 – 23,
21. Dan TUHAN Allah membuat pakaian dari kulit binatang untuk manusia
dan untuk isterinya itu, lalu mengenakannya kepada mereka.
23. Lalu TUHAN Allah mengusir dia dari taman Eden supaya ia mengusahakan
tanah dari mana ia diambil
Jadi cara TUHAN untuk menutupi ketelanjangan manusia yang pertama di taman
Eden adalah TUHAN menyembelih dan menguliti binatang untuk membuat pakaian
dan menutupi ketelanjangan manusia. Tetapi hasil dari memakai pakaian
dari kulit binatang itu, manusia masih diusir dari taman Eden karena tidak
layak tinggal di taman Eden dengan memakai pakaian dari kulit binatang.
Tetapi TUHAN tidak berhenti sampai di situ, IA berusaha agar manusia dapat
kembali lagi masuk ke dalam taman Eden.
- Bagaimana caranya agar manusia dapat kembali lagi masuk ke taman Eden?
Tidak ada jalan lain selain ALLAH di dalam Pribadi YESUS harus rela mati
di kayu salib, IA ditelanjangi agar pakaianNYA dapat dipakai oleh manusia
sehingga manusia dapat kembali lagi ke taman Eden.
ALLAH rela menjadi Manusia di dalam Pribadi YESUS dan harus ditelanjangi/dikuliti
sampai mati di kayu salib agar pakaianNYA dapat dipakai untuk menutupi
ketelanjangan manusia >>> Yohanes 19 : 23, 24,
23. Sesudah prajurit-prajurit itu menyalibkan Yesus, mereka mengambil
pakaian-Nya lalu membaginya menjadi empat bagian untuk tiap-tiap prajurit
satu bagian--dan jubah-Nya juga mereka ambil. Jubah itu tidak berjahit,
dari atas ke bawah hanya satu tenunan saja.
24. Karena itu mereka berkata seorang kepada yang lain: "Janganlah
kita membaginya menjadi beberapa potong, tetapi baiklah kita membuang
undi untuk menentukan siapa yang mendapatnya." Demikianlah hendaknya
supaya genaplah yang ada tertulis dalam Kitab Suci: "Mereka membagi-bagi
pakaian-Ku di antara mereka dan mereka membuang undi atas jubah-Ku."
Hal itu telah dilakukan prajurit-prajurit itu.
Kasih karunia >>> manusia yang seharusnya dihukum dan dibinasakan
tetapi beroleh pengampunan dosa.
Rahmat >>> kita yang telanjang dan menderita di dalam dosa tetapi
ALLAH di dalam Pribadi YESUS rela ditelanjangi agar pakaianNYA dapat menutupi
ketelanjangan manusia berdosa.
Ada dua macam pakaian dari YESUS untuk menutupi ketelanjangan manusia. Jadi
pakaian dari kulit binatang tidak dapat/tidak mampu untuk menembus ke taman
Eden, harus Pakaian dari YESUS.
- Pakaian yang dibagi menjadi empat bagian >>> pakaian keselamatan,
pakaian kebenaran.
Dibagi empat = empat penjuru bumi. Siapa saja, suku bangsa apa saja, kapan
saja, di mana saja, mendapatkan pakaian keselamatan dan pakaian kebenaran
ini untuk menutupi ketelanjangan dari manusia berdosa. Tetapi pakaian
keselamatan/pakaian kebenaran ini belum cukup sebab masih ada pakaian
lain lagi yaitu;
- Jubah yang tidak berjahit = jubah pelayanan. Manusia yang sudah tidak
telanjang lagi itu bukan hanya memakai pakaian kebenaran/hidup benar dan
pakaian keselamatan/selamat >>> sudah baik! Tetapi masih ada
lagi yaitu jubah pelayanan/harus memiliki jubah pelayanan supaya tidak
telanjang. Kalau kita dapat melayani, maka itu adalah rahmat dari TUHAN.
Kalau YESUS tidak mau menjadi Manusia/tidak mau ditelanjangi di atas kayu
salib, maka kita tetap menjadi manusia berdosa. Seperti yang di atas dikatakan
>>> jangankan manusia itu melayani TUHAN, TUHAN datang saja,
manusia melarikan diri. Inilah rahmat TUHAN karena ALLAH rela menjadi
Manusia di dalam Pribadi YESUS dan mati di kayu salib untuk mengangkat
manusia menjadi imam-imam/memiliki jubah pelayanan. Pengalaman dari rasul
Paulus yang tadinya adalah orang berdosa tetapi ia mendapatkan kepercayaan
dari TUHAN untuk dapat melayaniNYA.
1 Timotius 1 : 12, 13 >>> inilah pengalaman rasul
Paulus yang mendapatkan rahmat dari TUHAN.
12. Aku bersyukur kepada Dia, yang menguatkan aku, yaitu Kristus Yesus,
Tuhan kita, karena Ia menganggap aku setia dan mempercayakan pelayanan ini
kepadaku--
13. aku yang tadinya seorang penghujat dan seorang penganiaya dan seorang
ganas, tetapi aku telah dikasihani-Nya, karena semuanya itu telah kulakukan
tanpa pengetahuan yaitu di luar iman.
Tidak ada alasan >>> siapapun kita, sampaipun kita telanjang tetapi
pakaian dan jubah dari TUHAN cukup untuk memberikan jabatan pelayanan kepada
kita. Kita hanya mau menerima rahmat atau tidak.
Mari saudaraku! Sekarang ini, kasih karunia sudah jelas yaitu orang berdosa
diselamatkan oleh TUHAN. Demikian rahmat juga sudah jelas yaitu orang berdosa
itu menderita dan takut tetapi ALLAH di dalam YESUS rela menjadi Manusia untuk
menutupi ketelanjangan manusia sehingga manusia dapat melayani TUHAN. Pengalaman
dari rasul Paulus yang oleh rahmat TUHAN diangkat menjadi pelayan TUHAN yang
setia dan dapat dipercaya. Kalau kita ingat bagaimana YESUS ditelanjangi/kalau
kita melayani dengan rahmat TUHAN maka kita akan melayani dengan setia dan
dapat dipercaya = bertanggung jawab. Begitu kita menjadi loyo/malas, maka
kita harus segera mengingat bahwa YESUS sudah telanjang di atas kayu salib
untuk menutupi ketelanjangan dan memberikan pakaian dan jubah pelayanan kepada
kita.
Bukti kita memiliki rahmat TUHAN adalah:
- Setia dan dapat dipercaya sampai akhir hidup kita. Akhir hidup ini
dapat meninggal dunia kalau kehendak TUHAN tetapi juga bisa sampai YESUS
datang kembali Yang keduakalinya. Yang penting bukan mati hidupnya tetapi
yang penting adalah setia dan dapat dipercaya sampai garis akhir kita
masing-masing.
- 1 Timotius 1 : 16, Tetapi justru karena itu aku
dikasihani, agar dalam diriku ini, sebagai orang yang paling berdosa,
Yesus Kristus menunjukkan seluruh kesabaran-Nya. Dengan demikian aku menjadi
contoh bagi mereka yang kemudian percaya kepada-Nya dan mendapat hidup
yang kekal.
Orang yang menerima rahmat dari TUHAN itu menjadi teladan/contoh/menjadi
kesaksian.
Orang yang menerima rahmat itu adalah:
- ia melayani TUHAN dengan setia dan dapat dipercaya
- ia menjadi teladan/contoh/kesaksian hidup di mana saja ia berada.
Kita menjadi kesaksian hidup untuk:
- orang-orang di luar YESUS supaya mereka percaya dan diselamatkan.
- orang-orang di dalam gereja yang sudah diselamatkan dapat dibawa kepada
kesempurnaan lewat Firman pengajaran yang benar.
- Damai sejahtera.
Damai sejahtera ini berarti tidak terpisah dari TUHAN/menjadi Satu dengan
TUHAN/menyatu dengan TUHAN. Apa yang memisahkan manusia dengan TUHAN bahkan
manusia dengan sesamanya dapat terpisah? Kalau ada dosa.
Yesaya 59 : 1 – 3,
1. Sesungguhnya, tangan TUHAN tidak kurang panjang untuk menyelamatkan,
dan pendengaran-Nya tidak kurang tajam untuk mendengar;
2. tetapi yang merupakan pemisah antara kamu dan Allahmu ialah segala kejahatanmu,
dan yang membuat Dia menyembunyikan diri terhadap kamu, sehingga Ia tidak
mendengar, ialah segala dosamu.
3. Sebab tanganmu cemar oleh darah dan jarimu oleh kejahatan; mulutmu mengucapkan
dusta, lidahmu menyebut-nyebut kecurangan.
Dosa baik di dalam perbuatan, perkataan, pikiran yang memisahkan kita dengan
TUHAN dan dengan sesama/tidak ada damai. Oleh sebab itu dihari-hari ini kita
menciptakan suasana damai lewat proses berdamai dengan TUHAN dan dengan sesama
>>> Matius 5 : 23 – 25,
23. Sebab itu, jika engkau mempersembahkan persembahanmu di atas mezbah
dan engkau teringat akan sesuatu yang ada dalam hati saudaramu terhadap engkau,
24. tinggalkanlah persembahanmu di depan mezbah itu dan pergilah berdamai
dahulu dengan saudaramu, lalu kembali untuk mempersembahkan persembahanmu
itu.
25. Segeralah berdamai dengan lawanmu selama engkau bersama-sama dengan dia
di tengah jalan, supaya lawanmu itu jangan menyerahkan engkau kepada hakim
dan hakim itu menyerahkan engkau kepada pembantunya dan engkau dilemparkan
ke dalam penjara.
Lawanmu = TUHAN.
Berdamai dengan TUHAN = mengaku dosa kepada TUHAN dengan sungguh-sungguh apapun
risikonya dan jika diampuni, jangan berbuat dosa lagi. Mengaku kepada TUHAN
ini hanya satu arah yaitu hanya mengaku kepada TUHAN saja.
Berdamai dengan sesama = saling mengaku dan saling mengampuni. Mengaku kepada
sesama ini dua arah yaitu jika kita mengaku kepada sesama juga harus dengan
jujur dan dengan risiko apapun juga. Misalnya suami itu berselingkuh, maka
ia harus berani mengaku kepada isteri. Ada orang yang bertanya kepada saya
>>> kalau saya mengaku dosa kepada isteri, maka rumah tangga saya
akan hancur >>> ini memang risikonya, tetapi saya katakan kepadanya,
kalau engkau mengaku karena dorongan Firman TUHAN, maka TUHAN yang akan memperdamaikan/Darah
YESUS Yang akan memperdamaikan. Dan pengakuan ini dua arah yaitu kalau ada
orang yang mengakui dosanya kepada kita, maka kita harus mengampuninya juga
serta melupakannya. Inilah damai sejahtera. Selama dosa itu ditutupi/tidak
diakui, maka tidak akan pernah ada damai sejahtera, sekalipun kita hidup di
dalam istana ataupun di dalam taman Eden, tidak akan ada damai sejahtera.
Memang setan yang menakut-nakuti agar kita tidak mengakui dosa-dosa kita.
YESUS mengakui dosa-dosa manusia sekalipun IA tidak berdosa, tetapi IA mengakui
dosa-dosa manusia dengan risiko IA harus mati dengan tidak layak sebab IA
mati terkutuk di kayu salib.
Damai sejahtera ini harus kita kejar, sebab kalau sekarang ini kita tidak mau
berdamai maka satu waktu kegerakkan kuda putih/damai sejahtera ini akan disusul
dengan kuda merah dengan membawa pedang yang besar dan akan mengambil damai
sejahtera ini dari muka bumi sehingga benar-benar tidak akan ada damai sejahtera.
Antara suami dan isteri, antara kakak dengan adiknya, antara hamba-hamba TUHAN
dan juga di dalam penggembalaan tidak akan ada damai dan hal ini satu waktu
akan benar-benar terjadi. Oleh sebab itu sekarang ini selagi masih ada kesempatan
untuk kita berdamai, kita jangan menunda-nunda lagi sebab masih ada Darah YESUS.
Wahyu 6 : 3, 4,
3. Dan ketika Anak Domba itu membuka meterai yang kedua, aku mendengar
makhluk yang kedua berkata: "Mari!"
4. Dan majulah seekor kuda lain, seekor kuda merah padam dan orang yang menungganginya
dikaruniakan kuasa untuk mengambil damai sejahtera dari atas bumi, sehingga
mereka saling membunuh, dan kepadanya dikaruniakan sebilah pedang yang besar.
Kegerakkan dari kuda merah ini adalah mengambil damai sejahtera dari bumi
ini sehingga di bumi ini hanya ada kegerakkan kebencian/kegerakkan membunuh.
Dan di saat itu sudah tidak ada lagi Darah untuk memperdamaikan. Bagi siswa/i
Lempin-El, saudara jangan gengsi tetapi harus sungguh-sungguh sebab sebenarnya
berdamai itu tidak boleh karena saudara disuruh untuk berdamai tetapi berdamai
ini oleh dorongan pedang Firman pengajaran, tetapi kalau saudara tidak mau berdamai
dengan pedang Firman, maka satu waktu saudara akan berhadapan dengan pedang
besar yang bukan lagi untuk menyucikan tetapi untuk menghukum. Oleh sebab itu
kita jangan bermain-main dengan damai sejahtera ini.
Amerika Serikat sudah membelanjakan uang jutaan dolar untuk menciptakan perdamaian
di Timur Tengah, demikian juga di Poso, pada waktu saya berada di sana dan bertemu
dengan bapak bupati setempat, beliau mengatakan bahwa sekarang ini ada lima
orang jenderal yang dikirim untuk menciptakan kedamaian di Poso. Inilah usaha
dari manusia untuk menciptakan kedamaian sebab kedamaian ini dirindukan oleh
semua manusia.
Jika di dunia saja, manusia berupaya untuk hidup damai, bagaimana mungkin antar
sesama hamba-hamba TUHAN/anak-anak TUHAN tidak mau berdamai? Berarti kita kalah
dari dunia sebab duniapun menginginkan kedamaian. Sebab orang yang tidak mau
mengaku dosa/tidak mau hidup damai/tidak mau mengampuni, maka orang itu disamakan
dengan orang fasik. Dan orang fasik kalau ia melayani TUHAN, maka bukan saja
ia tidak diterima tetapi TUHAN merasa jijik.
Amsal 21 : 27, Korban orang fasik adalah kekejian, lebih-lebih
kalau dipersembahkan dengan maksud jahat.
Orang fasik adalah:
- orang yang tidak mau mengaku dosa/tetap hidup di dalam dosa.
- dan juga yang tidak mau mengampuni dosa orang lain. Sehingga pelayanannya/korbannya
merupakan kekejian dan kejijikan bagi TUHAN.
Mari! kita memohon kepada TUHAN supaya kita dapat mempersembahkan korban yang
benar di hadapan TUHAN dengan hati yang damai sejahtera. Oleh sebab itu tadi
dikatakan di dalam injil Matius 5 >>> kalau kamu mau mempersembahkan
korban dan hatimu ingat ada sesuatu terhadap saudaramu, jangan berkorban/berkhotbah/melayani
terlebih dahulu tetapi berdamai terlebih dahulu. Semoga kita dapat mengerti.
Kalau kita tidak memiliki damai sejahtera, maka ALLAH Yang disebut dengan
ALLAH Damai Sejahtera dan Imam Besar Yang pelayananNYA adalah pelayanan pendamaian.
Kalau kita tidak mau berdamai, maka ALLAH Damai Sejahtera dan Imam Besar tidak
dapat berbuat apa-apa.
Tetapi kalau kita berada di dalam damai sejahtera, maka ada hasil yang
dapat kita petik yaitu:
- Roma 16 : 20, Semoga Allah, sumber damai sejahtera,
segera akan menghancurkan Iblis di bawah kakimu. Kasih karunia Yesus, Tuhan
kita, menyertai kamu!
ALLAH segera menghancurkan iblis.
Iblis itu apa? Yaitu:
- sumber dosa >>> dosa dihancurkan
- sumber masalah >>> masalah diselesaikan
Iblis dihancurkan sehingga apa saja yang tidak baik akan menjadi baik;
kalau iblis ada, maka yang baik menjadi tidak baik. Inilah kalau kita
berada di dalam damai sejahtera. Masalah apa saja >>> angin dan
gelombang tetapi YESUS tidur >>> tenang dan damai. Begitu murid-murid
membangunkanNYA >>> YESUS tolong! maka YESUS hanya berkata >>>
‘diam dan tenang’, maka semuanya menjadi damai sejahtera.
Mari saudaraku! Gelombang dunia di segala bidang ini bukannya semakin
surut, tetapi kita harus menjadi semakin tenang dan semakin damai dan
ALLAH Yang akan menghancurkan iblis yang merupakan sumber dari segala
apa yang buruk.
- 1 Tesalonika 5 : 23, 24,
23. Semoga Allah damai sejahtera menguduskan kamu seluruhnya dan semoga
roh, jiwa dan tubuhmu terpelihara sempurna dengan tak bercacat pada kedatangan
Yesus Kristus, Tuhan kita.
24. Ia yang memanggil kamu adalah setia, Ia juga akan menggenapinya.
ALLAH Damai Sejahtera menguduskan/menyucikan tubuh, jiwa dan roh kita. Sedikit
demi sedikit kita dimandikan/dikuduskan sampai satu waktu kita tidak bercacat
cela/sempurna seperti YESUS dan kita menjadi Mempelai Wanita TUHAN.
Disucikan = dipelihara.
Bagi siswa/i Lempin-El perhatikan! Nanti jika saudara berada di dalam ladang
TUHAN, siapa yang memelihara kita? Bukan sidang jemaat yang memelihara kita
tetapi sejauh mana kita disucikan, maka sejauh itulah kita dipelihara oleh
TUHAN. Saya sudah menerangkan kepada saudara tentang manna >>> lima
hari satu gomer dan inilah penyucian pancaindera. Jadi yang dibutuhkan oleh
seorang hamba TUHAN itu bukanlah beras dlsbnya tetapi yang dibutuhkan oleh
seorang hamba TUHAN adalah penyucian setiap hari sebab disitulah ada pemeliharaan
langsung dari TUHAN. Jika seorang hamba TUHAN tidak memiliki beras, maka TUHAN
dapat mengirim manna, TUHAN dapat mengirim apa saja yang kita butuhkan asal
kita disucikan.
Jika kita berada dalam keadaan damai sejahtera, maka kita akan:
- disucikan/dikuduskan sampai kita menjadi sempurna.
- dipelihara secara langsung oleh TUHAN di dunia ini sampai pada hidup yang
kekal bersama dengan TUHAN.
Damai dan suci maka kita dapat melihat dan menyembah TUHAN (Ibr 12) sampai
pada penyembahan yang terakhir yaitu waktu YESUS datang kembali yang keduakalinya
sebagai Raja, maka akan ada suara Haleluyah, Haleluyah.
Rasul Paulus mengalaminya >>> 1 Timotius 1 : 17,
Hormat dan kemuliaan sampai selama-lamanya bagi Raja segala zaman, Allah
yang kekal, yang tak nampak, yang esa! Amin.
Rasul Paulus karena ia sudah menerima kasih karunia, rahmat dan damai sejahtera,
maka ia dapat melihat dan menyembah YESUS Raja di atas segala raja/Mempelai
Pria Surga.
Demikian juga dengan kita mulai sekarang:
- kalau ada kasih karunia >>> dosa diampuni.
- rahmat >>> kita memakai jubah pelayanan dan kita melayani TUHAN.
- damai sejahtera >>> hati damai dan suci >>> kita dapat
memandang dan menyembah YESUS sampai satu waktu, kita disucikan dan menjadi
sempurna sama seperti YESUS dan masuk dalam kebahagiaan yang kekal.
Wahyu 19 : 6, 7,
6. Lalu aku mendengar seperti suara himpunan besar orang banyak, seperti
desau air bah dan seperti deru guruh yang hebat, katanya: "Haleluya!
Karena Tuhan, Allah kita, Yang Mahakuasa, telah menjadi raja.
7. Marilah kita bersukacita dan bersorak-sorai, dan memuliakan Dia! Karena
hari perkawinan Anak Domba telah tiba, dan pengantin-Nya telah siap sedia.
YESUS sebagai Mempelai Pria Surga dan kita dapat menyembah DIA siang dan malam.
Mari saudaraku! kita harus memelihara:
- kasih karunia >>> pengampunan dosa.
- rahmat >>> jubah pelayanan/kita melayani TUHAN.
- damai sejahtera >>> hati menjadi suci sehingga ada pertolongan
dan pemeliharaan TUHAN kepada kita dan kita dapat menyembah DIA sampai TUHAN
datang dan kita akan bersama dengan DIA selama-lamanya.
TUHAN memberkati kita sekalian.
1