Sekarang kita akan membahas pergumulan yang terakhir dan kita akan membahasnya
di dalam
Kolose 4 : 18, Salam dari padaku, Paulus. Salam ini
kutulis dengan tanganku sendiri. Ingatlah akan belengguku. Kasih karunia menyertai
kamu. Dan ini adalah pergumulan dari rasul Paulus di dalam pemberitaan Firman.
Ada banyak pergumulan-pergumulan, diantaranya:
- kita bergumul untuk meningkatkan kerohanian kita.
- kita bergumul untuk melawan dunia
- kita bergumul dalam pelayanan supaya dapat dijalankan dengan sepenuhnya.
- pergumulan oleh rasul Paulus dalam pemberitaan Firman ALLAH.
Pemberitaan Firman ALLAH oleh rasul Paulus ini ada dua macam yaitu:
- Efesus 1 : 13, Di dalam Dia kamu juga--karena kamu
telah mendengar firman kebenaran, yaitu Injil keselamatanmu--di dalam Dia
kamu juga, ketika kamu percaya, dimeteraikan dengan Roh Kudus, yang dijanjikan-Nya
itu.
yaitu injil tentang keselamatan dan ini yang kita kenal sehari-hari dengan
istilah Firman penginjilan untuk membawa orang berdosa/bangsa kafir supaya
dapat percaya kepada YESUS dan diselamatkan.
Sedangkan proses untuk selamat secara lengkap yaitu:
- percaya kepada YESUS lewat mendengarkan Firman/iman
- kemudian bertobat/berhenti berbuat dosa dan kembali kepada TUHAN.
- kemudian dibaptis air/baptisan air/keselamatan/terjadi kelepasan atas
dosa/membenci dosa dan kemudian menerima urapan/kepenuhan Roh.Kudus.
Inilah proses untuk menerima keselamatan dan Firman penginjilan ini untuk
menambah kuantitas/jumlah yang penuh di dalam Tubuh Kristus supaya Tubuh
Kristus ini menjadi sempurna.
Roma 11 : 25, 26,
25. Sebab, saudara-saudara, supaya kamu jangan menganggap dirimu pandai,
aku mau agar kamu mengetahui rahasia ini: Sebagian dari Israel telah menjadi
tegar sampai jumlah yang penuh dari bangsa-bangsa lain telah masuk.
26. Dengan jalan demikian seluruh Israel akan diselamatkan, seperti ada tertulis:
"Dari Sion akan datang Penebus, Ia akan menyingkirkan segala kefasikan
dari pada Yakub.
Sebenarnya injil ini diperuntukan kepada bangsa Israel, tetapi sebagian besar
dari mereka keras hati dan menolak YESUS/menolak injil sehingga tempat itu
menjadi kosong/tidak penuh. Maka injil itu diberitakan kepada bangsa kafir
sampai jumlah/kuantitas menjadi penuh. Contoh: jari tangan ini jika sempurna,
maka jumlahnya haruslah lima, tetapi sekalipun diberi cincin, tetapi jumlah
jarinya hanya empat, maka itu berarti tidaklah sempurna.
Ay 26 >>> seluruh Israel/Tubuh Kristus diselamatkan/disempurnakan.
Inilah pergumulan dari rasul Paulus dalam pemberitaan Firman >>>
Efesus 4 : 18, dan pengertiannya yang gelap, jauh dari hidup
persekutuan dengan Allah, karena kebodohan yang ada di dalam mereka
dan karena kedegilan hati mereka.
Itu sebabnya pemberitaan Firman penginjilan itu amatlah penting.
- Jika jumlah/kuantitas sudah penuh, maka kualitasnya juga harus memadai
sebab sekalipun jumlahnya sudah penuh, tetapi tidak berkualitas, maka itu
juga berarti tidak sempurna >>> 2 Korintus 4 : 3, 4,
3. Jika Injil yang kami beritakan masih tertutup juga, maka ia tertutup
untuk mereka, yang akan binasa,
4. yaitu orang-orang yang tidak percaya, yang pikirannya telah dibutakan oleh
ilah zaman ini, sehingga mereka tidak melihat cahaya Injil tentang kemuliaan
Kristus, yang adalah gambaran Allah.
Yang kedua ini adalah cahaya injil tentang kemuliaan Kristus yang menceritakan
YESUS Yang akan datang kembali keduakalinya dalam kemuliaan sebagai Mempelai
Pria Surga dan ini kita kenal sebagai Firman pengajaran yang dihari-hari ini
kita kenal dengan nama Kabar Mempelai. Kedatangan YESUS Yang keduakalinya
ini selain sebagai Mempelai Pria Surga, juga sebagai Raja diatas segala raja.
Firman pengajaran ini berguna untuk menambah kualitas dalam Tubuh Kristus
sampai menjadi sempurna.
Jadi kualitas itu penting, lewat penginjilan, banyak jiwa-jiwa baru dimenangkan,
tetapi sesudah percaya dan selamat, hendak dibawa kemana jiwa-jiwa ini? Kualitas
kerohanian mereka harus ditingkatkan lewat Firman pengajaran. Oleh sebab itu
di dalam gereja TUHAN harus ada Firman penginjilan dan juga harus ada Firman
pengajaran, jangan hanya ada satu Firman sebab nanti tidak akan dapat menjadi
sempurna. Kalau hanya ada Firman pengajaran, maka jumlahnya tidak akan bertambah,
demikian juga kalau hanya ada Firman penginjilan, maka sekalipun jumlahnya
banyak tetapi sedikit yang dipilih sebab kualitasnya tidak memadai.
Inilah pergumulan dari rasul Paulus dalam pemberitaan Firman penginjilan untuk
menambah kuantitas dan juga pemberitaan Firman pengajaran untuk menambah kualitas
sampai Tubuh Kristus menjadi sempurna.
Kita akan membaca di dalam kitab Ibrani 5 : 11 – 13,
11. Tentang hal itu banyak yang harus kami katakan, tetapi yang sukar
untuk dijelaskan, karena kamu telah lamban dalam hal mendengarkan.
12. Sebab sekalipun kamu, ditinjau dari sudut waktu, sudah seharusnya menjadi
pengajar, kamu masih perlu lagi diajarkan asas-asas pokok dari penyataan Allah,
dan kamu masih memerlukan susu, bukan makanan keras.
13. Sebab barangsiapa masih memerlukan susu ia tidak memahami ajaran tentang
kebenaran, sebab ia adalah anak kecil.
Lamban dalam mendengar = menganggap semua penggembalaan itu sama saja.
Saya sudah pernah menerangkan antara Esau dan Yakub dan ini adalah gambaran
dari orang Kristen yang melayani TUHAN.
Esau memiliki tanda merah dan tanda bulu = bertobat dan berada di dalam urapan
Roh.Kudus >>> ini sudah baik sebab sudah selamat, tetapi sayang,
karena sistim ibadah dari Esau adalah sistim berburu. Sedangkan Yakub berada
di dalam kemah/ia tergembala. Banyak orang mengatakan bahwa gereja apa saja
itu sama >>> tidak sama! Terlihat sama tetapi nanti hasil penyuciannya
akan berbeda yaitu:
- Esau meraung-raung
- Yakub berbahagia dengan hak kesulungan.
Susu = Firman penginjilan. Saudaraku! Harus saya katakan, bahwa tanpa
Firman pengajaran, maka pertumbuhan dari gereja akan menjadi lamban/tingkat
kerohaniannya masih seperti anak kecil. Oleh sebab itu kita harus sungguh-sungguh
berhati-hati dan jangan menjadi lengah. Kita harus dapat membedakan mana
susu dan mana makanan yang keras; yang harus kita cari adalah makanan
yang keras sebab kalau hanya susu, maka pertumbuhan kerohanian kita akan
lamban/kerohanian seperti anak-anak sehingga kita tidak dapat menjadi
Mempelai Wanita TUHAN. Sebab tidak ada anak kecil yang menjadi mempelai,
kalau menjadi pengiring/pengapit mempelai itu bisa.
Kalau pertumbuhan gereja itu lamban, maka biasanya akan menjadi sesat sebab
orang yang lamban/anak kecil itu mudah untuk diombang-ambingkan oleh pengajaran-pengajaran
palsu dan pada akhirnya tersesat dalam pembentukan tubuh Babel yaitu menjadi
mempelai wanita setan >>> Efesus 4 : 14, sehingga
kita bukan lagi anak-anak, yang diombang-ambingkan oleh rupa-rupa angin pengajaran,
oleh permainan palsu manusia dalam kelicikan mereka yang menyesatkan,
Kita dapat mengukur kedewasaan rohani kita; ada banyak ukurannya, tetapi salah
satu ukuran kedewasaan rohani yang berkenaan dengan pemberitaan Firman yaitu
tentang pergumulan, maka salah satu ukurannya adalah kita dapat berpegang teguh
pada satu pengajaran yang benar. Kalau kita mudah diombang-ambingkan dengan
mengatakan bahwa semua pengajaran itu sama saja, maka itu berarti kerohanian
kita belum dewasa. Oleh sebab itu kita harus yakin pada satu Firman pengajaran
yang benar.
Saya teringat dengan apa yang dikatakan oleh alm.bpk.pdt Totaijs, beliau mengatakan:
kalau hamba TUHAN/anak TUHAN menganggap semua pengajaran itu sama, maka itu
adalah awal dari tersesat. Dihari-hari ini kita harus memiliki kepekaan hati
yaitu kita dapat membedakan yang jahat dan yang baik >>>
Ibrani 5 : 14, Tetapi makanan keras adalah untuk orang-orang
dewasa, yang karena mempunyai pancaindera yang terlatih untuk membedakan yang
baik dari pada yang jahat.
Masih ada satu lagi yaitu jika gereja tanpa Firman pengajaran, maka gereja
itu akan menjadi buta/tidak memiliki visi dan misi sekalipun digembar-gemborkan,
bahwa ini adalah visi dan misi kita. Sebenarnya visi dan misi itu sudah ada
pada Firman,bukannya di dalam kehidupan kita, sebab kita hanyalah pelayan TUHAN
dan yang memiliki visi dan misi itu adalah TUHAN
Amsal 7 : 2,
Berpeganglah pada perintahku, dan engkau akan hidup; simpanlah ajaranku seperti
biji matamu.
Firman pengajaran bagaikan biji mata bagi gereja TUHAN. Kalau tanpa Firman
pengajaran, maka gereja TUHAN itu bagaikan tidak memiliki biji mata = buta =
tidak mengetahui arah ke kota Yerusalem Baru/kota terang/tidak pernah mencapai
kota Yerusalem Baru dan ini yang harus ditegaskan.
Jika kita tanpa Firman pengajaran, maka:
- pertumbuhan rohani kita menjadi lamban seperti anak kecil sehingga tidak
dapat menjadi Mempelai.
- mudah disesatkan sampai mengarah ke Babel.
- gereja akan menjadi buta
Sekali lagi saya tegaskan, Firman penginjilan itu penting dan sangat perlu
tetapi sesudah kita menerima Firman penginjilan, kita sebagai bangsa kafir sudah
selamat/diselamatkan, kita mau kemana? Kita harus melanjutkan dengan menerima
Firman pengajaran sehingga arah kita menjadi jelas yaitu ke Kota Terang/Yerusalem
Baru. Semoga kita dapat mengerti.
Kita kembali membaca di dalam ktb Kolose 4 : 18, Salam
dari padaku, Paulus. Salam ini kutulis dengan tanganku sendiri. Ingatlah akan
belengguku. Kasih karunia menyertai kamu.
Dalam pemberitaan Firman, rasul Paulus mengalami dua ancaman/hambatan:
Saya akan menunjukkan garis besarnya terlebih dahulu, setelah itu barulah kita
membaca ayat-ayatnya yaitu:
- tangan rasul Paulus digigit oleh ular.
- ingatlah akan belengguku.
Jadi, karena pemberitaan Firman ada dua macam, maka ancamannya/halangannya
juga ada dua macam. Demikian juga dengan kita yaitu pergumulan di dalam pemberitaan
Firman maupun pergumulan dalam mendengarkan Firman terutama Firman pengajaran.
Kita akan membahas yang pertama yaitu:
- Kisah rasul 28 : 3, Ketika Paulus memungut seberkas
ranting-ranting dan meletakkannya di atas api, keluarlah seekor ular beludak
karena panasnya api itu, lalu menggigit tangannya.
Tangan digigit ular >>> inilah ancaman pertama, oleh sebab itu rasul
Paulus selalu mengatakan: ‘surat ini kutulis dengan tanganku sendiri’
dan ini menunjuk ada ancaman pada tangan rasul Paulus.
Mengapa tangan rasul Paulus digigit oleh ular? Sebab rasul Paulus menulis surat-surat
dengan tangannya sendiri >>>
1 Korintus 16 : 21, Dengan tanganku sendiri aku menulis
ini: Salam dari Paulus.
Galatia 6 : 11, Lihatlah, bagaimana besarnya huruf-huruf
yang kutulis kepadamu dengan tanganku sendiri.
2 Tesalonika 3 : 17, Salam dari padaku, Paulus. Salam
ini kutulis dengan tanganku sendiri. Inilah tanda dalam setiap surat: beginilah
tulisanku.
Tangan rasul Paulus sendiri yang menulis, oleh sebab itu ular menggigit, artinya
ular menggigit tangan rasul Paulus, supaya rasul Paulus tidak dapat menulis
dan memberitakan Firman sampai akhir jaman dan kitapun tidak dapat membaca Firman
sampai akhir jaman terutama Firman Mempelai sebab rasul Paulus ini menulis tentang
nikah,baik itu nikah secara jasmani maupun nikah secara rohani. Sekalipun rasul
Paulus tidak menikah, tetapi ia dipakai untuk menuliskan dan memberitakan Firman
ALLAH terutama Firman Mempelai dan ini merupakan suatu keajaiban dari TUHAN.
Tangan rasul Paulus digigit ular sebab setan tahu, bahwa TUHAN sedang merestorasi
nikah yang sudah hancur di taman Eden yaitu nikah dari Adam dan Hawa yang sudah
dirusak juga oleh ular. Itu sebabnya ular mencegah lagi dengan menggigit tangan
rasul Paulus supaya rasul Paulus tidak dapat menulis/memberitakan tentang nikah/Firman
Mempelai yang memberitakan cara TUHAN merestorasi nikah yang sudah hancur untuk
mencapai nikah yang rohani/pesta nikah Anak Domba. Semoga kita mengerti.
Sekarang kita akan mempelajari akibat dari gigitan ular ini, apakah kita sudah
digigit oleh ular atau tidak.
Mari kita periksa akibat dari gigitan ular yaitu:
- Kisah rasul 28 : 6, Namun mereka menyangka, bahwa
ia akan bengkak atau akan mati rebah seketika itu juga. Tetapi sesudah lama
menanti-nanti, mereka melihat, bahwa tidak ada apa-apa yang terjadi padanya,
maka sebaliknya mereka berpendapat, bahwa ia seorang dewa.
Menjadi bengkak, biasanya menurut orang di sana, kalau digigit oleh ular,
pasti akan menjadi bengkak dan akan mati. Bengkak ini menunjuk pada kesombongan.
Jadi, kalau digigit oleh ular, maka akan menjadi sombong.
Apa praktek dari kesombongan itu? yaitu:
- kalau dipuji, maka pikirannya/kepalanya menjadi bengkak.
- sebaliknya kalau dinasihati oleh Firman pengajaran/Firman yang keras,
maka hatinya menjadi bengkak/menjadi marah/emosi. Dan ini berarti sudah
digigit oleh ular.Demikian juga untuk hamba-hamba TUHAN, kalau kita memberitakan
Firman dengan hati yang bengkak/dengan emosi dan dengan dendam, maka ini
juga berarti sudah digigit oleh ular sehingga sidang jemaat tidak dapat
menerima dan mengerti karena hamba TUHAN itu menyampaikan Firman TUHAN
dengan emosi.
- tidak mau tergembala/tidak mau dengar-dengaran.
1 Petrus 5 : 5 – 7,
5. Demikian jugalah kamu, hai orang-orang muda, tunduklah kepada orang-orang
yang tua. Dan kamu semua, rendahkanlah dirimu seorang terhadap yang lain,
sebab: "Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang
yang rendah hati."
6. Karena itu rendahkanlah dirimu di bawah tangan Tuhan yang kuat, supaya
kamu ditinggikan-Nya pada waktunya.
7. Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu.
Srt 1 Petrus 5 ini adalah fatsal penggembalaan. Orang yang sombong/tidak rendah
hati, tidak mau tergembala karena merasa kuat sehingga hidupnya penuh dengan
kekuatiran. Kaum muda perhatikan! Kuatir soal jodoh dlsbnya, maka ini adalah
tanda-tanda masih ada kesombongan, masih menggunakan/bergantung pada kekuatan.
Tetapi kalau kita tergembala, maka di ay 6 >>> ‘rendahkanlah
dirimu di bawah Tangan TUHAN Yang kuat’.
Kehidupan yang tergembala itu dapat:
- menyerahkan kekuatiran
- ia berada di bawah Tangan TUHAN Yang kuat/Tangan TUHAN Yang memelihara,
melindungi dan meninggikan kita tepat pada waktunya. Semoga kita mengerti.
Akibat dari kesombongan adalah menjadi bengkak dan mati rebah.
Mati rebah = mati rohani sehingga akan berakhir dengan kebinasaan.
Oleh sebab itu kita harus waspada dan berhati-hati terhadap gigitan ular ini
karena:
- akan menjadi bengkak/menjadi sombong dan kalau ditegur oleh Firman,
maka hatinya menjadi bengkak/marah dan emosi.
- tidak mau tergembala sehingga selalu ada kekuatiran.
Dan orang yang tergembala itu dapat menyerahkan kekuatirannya kepada TUHAN
sehingga ia hidup di bawah Tangan TUHAN Yang kuat untuk memelihara, melindungi
dan meninggikan kita tepat pada waktunya.
- Kisah rasul 28 : 8, Ketika itu ayah Publius terbaring
karena sakit demam dan disentri. Paulus masuk ke kamarnya; ia berdoa serta
menumpangkan tangan ke atasnya dan menyembuhkan dia.
Penyakit disentri, penyakit ini menyerang perut. Kalau digigit ular, maka
akan banyak hamba/anak TUHAN yang perutnya diserang, apa artinya ini? artinya
bertuhankan perut/menolak salib TUHAN.
Filipi 3 : 18, 19,
18. Karena, seperti yang telah kerap kali kukatakan kepadamu, dan yang
kunyatakan pula sekarang sambil menangis, banyak orang yang hidup sebagai
seteru salib Kristus.
19. Kesudahan mereka ialah kebinasaan, Tuhan mereka ialah perut mereka, kemuliaan
mereka ialah aib mereka, pikiran mereka semata-mata tertuju kepada perkara
duniawi.
Saya akan cocokan dengan Roma 16 : 17, 18,
17. Tetapi aku menasihatkan kamu, saudara-saudara, supaya kamu waspada
terhadap mereka, yang bertentangan dengan pengajaran yang telah kamu terima,
menimbulkan perpecahan dan godaan. Sebab itu hindarilah mereka!
18. Sebab orang-orang demikian tidak melayani Kristus, Tuhan kita, tetapi
melayani perut mereka sendiri. Dan dengan kata-kata mereka yang muluk-muluk
dan bahasa mereka yang manis mereka menipu orang-orang yang tulus hatinya.
Yang dimaksud dengan ‘hindari’ itu bukan berarti kita memusuhi
mereka, tetapi yang dimaksud adalah jangan bersekutu. Yang ditipu adalah orang
yang tulus hatinya; kalau sidang jemaat tidak tulus hatinya, maka ia tidak
dapat ditipu sebab sama-sama tidak tulus/imbang/tidak ada yang kalah dan tidak
ada yang menang.
Nomor satu yang diperiksa adalah perut saya, apakah sudah digigit oleh ular,
sebab akibatnya adalah sakit disentri, artinya:
- bertuhankan perut/menolak salib TUHAN.
- melayani perut/mengajarkan ajaran-ajaran yang berbeda dengan pengajaran
yang sudah kita terima/yang sudah menjadi pengalaman hidup kita
Demikian juga bagi sidang jemaat:
- mau menerima ajaran-ajaran lain yaitu ajaran yang menolak salib/menolak
sengsara bersama YESUS.
- beribadah hanya untuk mencari yang enak buat daging dan ini berarti
bertuhankan perut.
Padahal TUHAN katakan, ‘untuk masuk ke dalam kerajaan surga, kamu harus
mengalami banyak sengsara’. Tetapi sekarang ini justru dibalik: di dunia
ini, kami sudah susah untuk mencari uang, mengapa di gereja diajarkan lagi
tentang salib? Ini logis! Tetapi itu berarti kita sudah kehilangan arah/rohani
sudah sakit disentri sebab bertuhankan perut bahkan hamba-hamba TUHAN juga
terkena hal ini.
Siswa/i Lempin-El perhatikan baik-baik! Kalian sudah berada di dalam kemuliaan
>>> ini benar! Kita dipanggil oleh TUHAN dan semua pekerjaan TUHAN
itu ‘mulia’/menjadi seorang hamba TUHAN itu mulia. Tetapi menjadi
mulia itu bukanlah secara langsung dipermuliakan, harus melalui salib seperti
apa yang selalu dikatakan oleh alm.bpk.pdt Pong >>> nikmati saat
kita sengsara bersama TUHAN. Dan di saat kita dipermuliakan, kita tidak akan
jatuh sebab sudah ada cap/stempel.
Inilah penyakit disentri dengan tanda-tandanya yaitu:
- menolak salib dan bertuhankan perut.
- tidak mau sengsara bersama YESUS.
- selalu mencari yang enak untuk daging.
- melayani perut yaitu mengajarkan pengajaran-pengajaran lain yang tidak
sama dengan apa yang sudah kita terima/yang sudah menjadi pengalaman hidup
kita hanya untuk mendapatkan keuntungan-keuntungan.Rasul Paulus sampai
menantang di dalam surat-suratnya >>> ‘biarpun malaikat
yang memberitakan Firman yang berbeda dengan apa yang keberitakan’
>>> ‘terkutuklah’ >>> ini adalah suatu ketegasan.
Kita harus berhati-hati:
- soal salib/pengajaran salib dan juga pengajaran Mempelai harus kita
pegang >>> Roma 16, jangan menerima yang lain.
- hindari mereka >>> jangan bersekutu dengan mereka. Kita jangan
memusuhi mereka, sebab TUHAN tidak pernah mengajarkan untuk memusuhi orang.
Seperti TUHAN YESUS Yang mau ditangkap oleh orang-orang Parisi, sebenarnya
YESUS dapat berperang dengan mereka, tetapi IA tidak melakukannya, tetapi
YESUS menghindari mereka.
Semoga kita mengerti sebab penyakit disentri ini sangat menular.
Bagaimana praktek dari sakit perut/disentri ini?
- Filipi 3 : 19 – 21,
19. Kesudahan mereka ialah kebinasaan, Tuhan mereka ialah perut mereka,
kemuliaan mereka ialah aib mereka, pikiran mereka semata-mata tertuju
kepada perkara duniawi.
20. Karena kewargaan kita adalah di dalam sorga, dan dari situ juga kita
menantikan Tuhan Yesus Kristus sebagai Juruselamat,
21. yang akan mengubah tubuh kita yang hina ini, sehingga serupa dengan
tubuh-Nya yang mulia, menurut kuasa-Nya yang dapat menaklukkan segala
sesuatu kepada diri-Nya.
prakteknya adalah pikiran hanya tertuju kepada perkara-perkara duniawi/perkara-perkara
daging. Inilah orang yang terkena penyakit disentri. Datang ke gereja
hanya untuk mendapatkan perkara-perkara dunia/jasmani; melayani TUHAN
hanya untuk perkara jasmani/daging.
Saya katakan kepada siswa/i Lempin-El : kalau saudara mau menjadi hamba
TUHAN dengan berangan-angan bahwa nanti akan mendapatkan uang yang banyak,
maka lebih baik sekarang ini saudara pulang saja daripada menunggu enam
bulan sampai lulus. Lebih baik selama enam bulan ini saudara bekerja sehingga
mendapatkan uang, daripada berpikir jika nanti menjadi hamba TUHAN bisa
mendapatkan uang. Saudara jangan lakukan itu sebab itu berarti saudara
sudah terkena disentri. TUHAN mereka adalah perut mereka, pelayanan mereka
hanya melayani perut yang satu saat akan meletus seperti perut Yudas sehingga
kebusukannya diperlihatkan dan ia binasa.
Atau masuk ke Lempin-El hanya untuk mencari jodoh.
- Kemuliaan mereka adalah aib mereka. Mereka hidup dalam aib/dalam
dosa/mempertahankan aib/dosa. Mari saudaraku! Kalau selama ini ada aib
yang kalau dibuka, maka orang akan tercengang-cengang dan ini memang tidak
dapat disembunyikan seperti Yudas yang pada akhirnya perutnya juga meledak
tetapi sudah tanpa pengampunan. Lebih baik sekarang aib kita diketahui
oleh orang dengan jalan kita mengakuinya daripada disembunyikan di dalam
perut sehingga tidak ada yang tahu, tetapi satu waktu akan meledak.
Yudas sampai pada saat perjamuan suci, tidak ada yang tahu, hanya YESUS
Yang tahu dan TUHAN menyuruhnya untuk pergi, sedangkan murid-murid yang
lain mengira ia adalah seorang yang baik dan disuruh oleh TUHAN untuk
berkorban kepada orang miskin, padahal sebenarnya ia menyimpan aib.
Mari! jika sekarang ini ada seorang suami yang memiliki aib, tetapi ia
takut dengan reaksi isterinya, demikian juga dengan isteri, anak, gembala,
lebih baik mengaku kepada TUHAN dan kepada sesama >>> salib/sengsara
tetapi ada pengampunan dari TUHAN. Semoga kita mengerti.
- Tidak berubah, ay 21, warga negara surga terdiri dari manusia
yang mengalami keubahan hidup. Jadi, kalau orang tidak mau/menolak salib
dan pengajarannya juga berubah-ubah, maka hidupnya tidak dapat berubah,
ia tetap menjadi manusia daging, tidak berubah ke arah manusia yang rohani.
Kalau dulu sebagai suami, ia adalah seorang yang kasar, maka tetap kasar;
demikian juga dengan isteri, kalau dulu selalu melawan, maka ia akan terus
melawan, juga dengan anak-anak yang suka melawan akan tetap melawan kepada
orang tua mereka.
Inilah penyakit disentri, yang kalau secara jasmani akan selalu buang air
besar, tetapi kalau secara rohani, maka akibat terakhirnya adalah perutnya
akan meledak/ isi perutnya terburai seperti Yudas dan tidak mendapatkan pengampunan
lagi sehingga ia binasa >>> Kisah rasul 1 : 18, 19,
18.Yudas ini telah membeli sebidang tanah dengan upah kejahatannya, lalu
ia jatuh tertelungkup, dan perutnya terbelah sehingga semua isi perutnya tertumpah
ke luar.
19. Hal itu diketahui oleh semua penduduk Yerusalem, sehingga tanah itu mereka
sebut dalam bahasa mereka sendiri "Hakal-Dama", artinya Tanah Darah--.
Perut Yudas terobek dan bersamaan dengan itu waktu YESUS disalibkan, maka
tirai terobek. Sayang! Yudas tidak mau mengalami perobekan tirai/perobekan
daging, sehingga hanya perutnya saja yang terobek/mengeluarkan kebusukan sehingga
diketahui banyak orang. Oleh sebab itu lebih baik sekarang ini kita mengaku/
mengalami perobekan tirai sehingga kita akan mengalami kasih ALLAH.
Inilah ular yang bekerja dengan menggigit tangan sampai menjadi bengkak, disentri
dan sekarang menjadi
- Kisah rasul 28 : 8, Ketika itu ayah Publius terbaring
karena sakit demam dan disentri. Paulus masuk ke kamarnya; ia berdoa serta
menumpangkan tangan ke atasnya dan menyembuhkan dia.
Menjadi demam. Demam = tidak panas, tidak dingin = suam-suam.
Kita harus waspada disaat-saat kita mendengarkan Firman Mempelai dan juga
harus berhati-hati dengan gigitan ular yang akan membuat tangan menjadi bengkak,
perut tetap mempertahankan aib sekalipun Firman sudah menunjukan aibnya, tetapi
tidak mau mengaku karena malu dan menganggap tidak ada apa-apa, seperti Yudas
yang mengatakan:’bukan aku ya TUHAN’.
Demam ini juga dialami oleh ibu mertua Petrus >>> Matius
8 : 14, 15,
14. Setibanya di rumah Petrus, Yesuspun melihat ibu mertua Petrus terbaring
karena sakit demam.
15. Maka dipegang-Nya tangan perempuan itu, lalu lenyaplah demamnya. Iapun
bangunlah dan melayani Dia.
Penyakit demam ini selain melanda di P.Malta, juga melanda di dalam gereja
TUHAN/ibu mertua Petrus. Petrus ini adalah mempelai laki-laki dan juga menantu
dari ibu mertua, berarti ibu ini yang memiliki anak perempuan. Jadi, arti
dari ibu mertua Petrus untuk sekarang ini adalah hamba-hamba TUHAN yang mempersiapkan
gereja untuk menjadi Mempelai Wanita. Hamba-hamba TUHAN/anak-anak TUHAN yang
berada di dalam pengajaran/Kabar Mempelai banyak yang sudah menjadi suam terhadap
pengajaran/Kabar Mempelai itu sendiri dan mencampurkan pengajaran ini dengan
pengajaran yang lain.
Ibu mertua dan ini berarti usianya sudah tua >>> justru yang sudah
terdahulu di dalam Kabar Mempelai menjadi suam terhadap pengajaran Mempelai.
Ini harapan bagi siswa/i yang masih muda >>> yang terkemudian, menjadi
yang terdahulu sebab yang terdahulu sudah menjadi suam.
Jika sudah menjadi suam terhadap pengajaran Firman Mempelai, berarti juga
akan menjadi suam di dalam pelayanan.
Inilah pengertian dari demam rohani yaitu:
- Tidak panas, tidak dingin/suam terhadap pengajaran Mempelai sehingga ibadah
pelayanan dan tahbisannya juga menjadi suam. Kemudian di dalam Ayub
30 : 30, Kulitku menjadi hitam dan mengelupas dari tubuhku, tulang-tulangku
mengering karena demam;
Kalau sudah suam terhadap Firman pengajaran/Firman Mempelai yang dulu kita
terima dengan menggebu-gebu, tetapi sekarang menjadi suam.
Suam dalam pengajaran = suam dalam tahbisan = kering rohani. Kering bagaikan
tulang yang kering yang berserakan/terlepas dari pembangunan Tubuh Kristus/terlepas
dari pembangunan Tubuh Kristus yang benar >>> Yehezkiel 37. Karena
sudah suam, maka menjadi ragu terhadap pengajaran Firman Mempelai dan juga
sudah menjadi tidak yakin lagi. Oleh sebab itu bagi siswa/i Lempin-El, saudara
jangan mengikuti orang, harus ikut YESUS, sebab kalau orang itu mati, maka
semuanya juga akan habis. Semoga kita mengerti.
- Ada infeksi, kalau demam, pasti ada infeksi/sesuatu yang tidak beres di
dalam hidup kita dan bagaimana kita dapat melayani TUHAN? Jangankan melayani
TUHAN, melayani diri sendiri saja tidak bisa. Mungkin ini sekarang kita demam
karena ada infeksi/ada sesuatu yang tidak beres karena kita digigit oleh ular.
Bagaimana TUHAN dapat menolong? Matius 8 : 15 – 17,
15. Maka dipegang-Nya tangan perempuan itu, lalu lenyaplah demamnya. Iapun
bangunlah dan melayani Dia.
16. Menjelang malam dibawalah kepada Yesus banyak orang yang kerasukan setan
dan dengan sepatah kata Yesus mengusir roh-roh itu dan menyembuhkan orang-orang
yang menderita sakit.
17. Hal itu terjadi supaya genaplah firman yang disampaikan oleh nabi Yesaya:
"Dialah yang memikul kelemahan kita dan menanggung penyakit kita."
Sebenarnya orang yang tidak beres itu terpisah dari TUHAN tetapi TUHAN mau
menolong hanya dengan sepatah kata di kayu salib sebelum IA mati >>>
‘sudah genap’ >>> Yohanes 19 : 29, Di
situ ada suatu bekas penuh anggur asam. Maka mereka mencucukkan bunga karang,
yang telah dicelupkan dalam anggur asam, pada sebatang hisop lalu mengunjukkannya
ke mulut Yesus.
YESUS harus mati untuk menolong orang yang sakit demam, orang yang sakit disentri
dan juga IA menanggung anggur asam dan empedu kita sehingga IA dapat mengulurkan
Tangan kepada ibu mertua Petrus dan ia menjadi sembuh/semuanya menjadi beres.
Inilah cara TUHAN menolong kita.
Ular menggigit, tetapi TUHAN datang untuk menolong kita dengan harus meminum
anggur asam dan berseru ‘sudah selesai’. Apa yang sudah selesai/sudah
beres? Yaitu anggur asam/dosa kita/kepahitan hidup kita/kelemahan/penyakit kita
seperti yang ditulis di dalam injil Matius 8. kita datang kepada TUHAN karena
IA sudah mati di kayu salib, maka IA dapat mengulurkan TanganNYA.
Perjamuan suci merupakan Kedua Tangan TUHAN/uluran Tangan TUHAN untuk membereskan
segala sesuatu yang ada di dalam kita. Kalau TUHAN mengatakan sepatah kata,
maka kita datang kepada NYA juga dengan mengatakan sepatah kata yaitu: ‘TUHAN
tolong saya’. Kita juga mengulurkan tangan kepada DIA, kita menyembah
Dia dan berseru >>> TUHAN tolong! Seperti murid-murid di tengah gelombang
dan ini adalah kehidupan yang tidak beres karena takut, gelisah sebab diancam
dengan maut. Sepatah kata dibalas dengan sepatah kata. Kalau kita berseru, ‘TUHAN
tolong’, maka TUHAN akan mengulurkan TanganNYA dan berkata >>>
‘sudah beres’. Puji TUHAN. TUHAN memberkati.
1