Kolose 4 : 17,
Dan sampaikanlah kepada Arkhipus: Perhatikanlah,
supaya pelayanan yang kauterima dalam Tuhan kaujalankan sepenuhnya.
Ini adalah salah satu bentuk pergumulan yaitu kita bergumul supaya pelayanan yang
kita terima dari TUHAN itu, dapat kita jalankan dengan sepenuhnya.
Salah satu arti dari kata sepenuhnya ada di dalam Kisah rasul 20 :
24, Tetapi aku tidak menghiraukan nyawaku sedikitpun, asal saja
aku dapat mencapai garis akhir dan menyelesaikan pelayanan yang ditugaskan oleh
Tuhan Yesus kepadaku untuk memberi kesaksian tentang Injil kasih karunia Allah.
Tidak menghiraukan nyawaku = dijalankan dengan sepenuhnya. Jadi pelayanan sepenuhnya
= menyelesaikan pelayanan itu sampai mencapai garis akhir.
Garis akhir dari seorang hamba TUHAN/anak TUHAN itu ada dua yaitu:
- jika diijinkan oleh TUHAN, maka ia akan meninggal dunia.
- hidup sampai TUHAN YESUS datang kembali yang kedua kalinya.
Inilah yang disebut, kita bergumul supaya pelayanan itu dijalankan dengan
sepenuhnya/sampai mencapai garis akhir.
Hasilnya jika kita melayani dengan sepenuhnya >>> 2 Petrus
1 : 10, 11,
10. Karena itu, saudara-saudaraku, berusahalah sungguh-sungguh, supaya panggilan
dan pilihanmu makin teguh. Sebab jikalau kamu melakukannya, kamu tidak akan
pernah tersandung.
11. Dengan demikian kepada kamu akan dikaruniakan hak penuh untuk memasuki Kerajaan
kekal, yaitu Kerajaan Tuhan dan Juruselamat kita, Yesus Kristus.
Jika kita melayani dengan sepenuhnya, maka hasilnya juga akan penuh untuk kita
masuk ke dalam kerajaan surga yang kekal. Semoga kita mengerti akan hal ini.
Kita sudah mempelajari tentang hal ini, sebab sementara kita mau mendapatkan
hak penuh ada yang harus dijaga yaitu:
- supaya kita jangan tersandung seperti Yudas yang tersandung karena keinginan
akan uang, ia kehilangan hak penuh sehingga ia binasa untuk selama-lamanya.
- sesudah kita mendapatkan hak penuh untuk masuk ke dalam kerajaan surga,
maka kita harus menjaga supaya kita jangan menjual hak kesulungan seperti
Esau.
Ibrani 12 : 16, Janganlah ada orang yang menjadi cabul
atau yang mempunyai nafsu yang rendah seperti Esau, yang menjual hak kesulungannya
untuk sepiring makanan.
Hak kesulungan itu adalah:
- hak untuk menikah >>> dulu bagi bangsa Israel,
yang boleh menikah terlebih dahulu adalah anak yang sulung dan tidak boleh
di dahului oleh adiknya seperti Lea dan Rachel isteri-isteri Yakub. Dan untuk
sekarang ini adalah untuk masuk dalam Pesta Nikah Anak Domba/hak untuk menikah
dengan TUHAN YESUS/nikah yang rohani.
- hak waris untuk masuk ke dalam kerajaan surga.
Esau sebagai anak sulung sudah mendapatkan hak kesulungan, tetapi sayang,
ia menjual hak itu. Kita sudah melayani TUHAN dengan sepenuhnya, maka kita
tinggal menunggu waktu untuk mendapatkan hak penuh untuk masuk ke dalam kerajaan
surga.
Kita akan menyelidiki mengapa sampai terjadi hal yang demikian/mengapa Esau
sampai jatuh/menjual hak kesulungannya supaya kita tidak mengikuti apa yang
dilakukan oleh Esau.
Saya istilahkan langkah-langkah kejatuhan dari Esau yaitu:
- Kejadian 25 : 25 – 27,
25. Keluarlah yang pertama, warnanya merah, seluruh tubuhnya seperti jubah
berbulu; sebab itu ia dinamai Esau.
26. Sesudah itu keluarlah adiknya; tangannya memegang tumit Esau, sebab itu
ia dinamai Yakub. Ishak berumur enam puluh tahun pada waktu mereka lahir.
27. Lalu bertambah besarlah kedua anak itu: Esau menjadi seorang yang pandai
berburu, seorang yang suka tinggal di padang, tetapi Yakub adalah seorang
yang tenang, yang suka tinggal di kemah.
Esau ini pandai berburu. Waktu Esau lahir, maka tandanya:
- ia berwarna merah. Merah ini menunjuk pada darah dan untuk sekarang
ini berbicara tentang bertobat. Esau ini bukanlah seorang Kristen yang
biasa tetapi ia dilahirkan dengan warna merah/warna darah dan untuk sekarang
ini menunjuk pada anak TUHAN yang bertobat/bukan anak TUHAN yang jahat.
- ia berbulu sampai seperti jubah. Bulu ini menunjuk pada urapan Roh.Kudus.
Jadi kehidupan Esau ini benar-benar sebagai seorang Kristen yang baik sebab:
- ada tanda merah >>> ada pertobatan
- berbulu seperti jubah >>> ada urapan Roh.Kudus
Tetapi sayang, ditengah pertumbuhannya itu yang salah. Esau dikatakan
pandai berburu >>> sistim ibadah Esau/sistim pelayanannya adalah
sistim berburu daging dan inilah kejatuhannya yang pertama.
Esau sudah bertobat dan ia hidup di dalam urapan Roh.Kudus >>>
ini sudah baik, tetapi sayang, sistim ibadahnya adalah sistim berburu
daging >>> ia beribadah melayani TUHAN tetapi yang diburu hanyalah
masalah daging.
Sekarang dunia akhir jaman ini dikuasai oleh roh perburuan dan perburuan yang
paling subur adalah soal uang/kemakmuran dan hiburan. Sekarang ini orang-orang
haus akan hiburan >>> di kota, di desa selalu dipenuhi orang kalau
diadakan acara hiburan. Sekalipun kita melihat di televisi ada banyak yang
jatuh pingsan bahkan ada yang tewas tetapi tetap saja dipenuhi oleh orang.
Sebab memang sekarang ini manusia berburu uang/kemakmuran dan hiburan yang
mengarah pada dosa sex dan dosa makan minum. Dan dosa ini terjadi dimana-mana
sampaipun di universitas-universitas.
Dan celakanya, ibadah pelayanan anak-anak TUHAN sekarang ini juga dengan sistim
berburu seperti Esau. Ini yang celaka, sebab sebenarnya roh perburuan itu
terjadi di padang/di dunia tetapi sudah masuk ke dalam gereja TUHAN seperti
Esau.
Saya katakan celaka, sebab ibadah dan pelayanan dari anak-anak TUHAN sekarang
ini memakai sistim berburu dan yang diburu adalah kemakmuran dan hiburan.
Ini yang sekarang ditawarkan di dalam ibadah sehingga tidak lagi mengutamakan
Firman TUHAN, hal ini sama juga disebut seperti Esau yang meninggalkan kemah
untuk pergi berburu dan ini berarti tidak tergembala.
Sekarang ini banyak anak-anak TUHAN yang beredar-edar hanya untuk mencari
kemakmuran dan hiburan
Berburu = beredar-edar kesana kemari untuk mencari kemakmuran dan hiburan
sehingga tidak lagi mengutamakan Firman TUHAN/tidak lagi mencari Firman TUHAN.
Ini yang disebut dengan kehidupan/ibadah yang tidak tergembala dan juga merupakan
kejatuhan Esau yang sering meninggalkan kemah untuk berburu daging ke padang.
Kita harus berhati-hati dan ini dimulai dari saya sekalipun saya adalah seorang
gembala tetapi saya juga harus tergembala, demikian juga dengan para tua-tua,
penginjil-penginjil dan semuanya harus tergembala, jangan berburu daging yaitu
beredar-edar hanya untuk mencri kemakmuran dan hiburan.
Berbeda dengan Yakub, tadi sudah diterangkan tentang kejatuhan Esau tetapi
saya akan bandingkan sedikit sebab untuk sekarang ini, semuanya dianggap sama
saja. Yakub ini suka tinggal di kemah.
Kemah ini berarti:
- penggembalaan
- tabernakel/pengajaran tabernakel
Jadi, Yakub suka tinggal di kemah, artinya Yakub tergembala di dalam pengajaran
tabernakel dan Mempelai/Firman pengajaran yang benar. Sementara Esau meninggalkan
kemah/berburu daging di padang/berburu kemakmuran dan hiburan. Esau dan
Yakub ini terlihat sama/tidak ada bedanya, tetapi suatu saat nanti hasilnya
benar-benar akan berbeda. Semoga kita mengerti.
- Kejadian 27 : 15, Kemudian Ribka mengambil pakaian
yang indah kepunyaan Esau, anak sulungnya, pakaian yang disimpannya di rumah,
lalu disuruhnyalah dikenakan oleh Yakub, anak bungsunya.
Hati-hati! kalau kita sudah sering menanggalkan pakaian yang indah, maka suatu
saat nanti, pakaian itu akan dipakai oleh orang lain.
Pakaian yang indah = pakaian pelayanan.
Jadi Esau ini menanggalkan pakaian yang indah hanya untuk berburu daging >>>
Esau tidak setia dalam ibadah pelayanan karena mencari kebutuhan hidup sehari-hari.
Tidak dilarang kalau kita ini bekerja untuk mencari kebutuhan hidup sehari-hari
dan ini harus, tetapi jangan sampai kita menanggalkan pakaian yang indah.
Sebab akibatnya kalau kita tidak setia dalam ibadah pelayanan = sering menanggalkan
pakaian yang indah sampai satu waktu pakaian yang indah itu sudah dipakai
oleh orang lain/tempatnya sudah ditempati oleh orang lain, maka kehidupan
itu sudah tidak dapat melayani TUHAN = kita akan kehilangan keindahan dalam
hidup yang ada hanyalah kebinasaan seperti Yudas >>> jabatannya diambil
oleh Matias dan ia tidak pernah mendapatkannya kembali. Pakaian Esau dipakai
oleh Yakub sehingga ia meraung-raung tetapi ia tidak pernah mendapatkannya
kembali/ia kehilangan keindahan untuk selama-lamanya.
Mari saudaraku! Dihari-hari ini, biarlah kita meningkatkan kesetiaan di dalam
ibadah pelayanan sebab kesetiaan di dalam ibadah pelayanan itu = memperindah
kehidupan kita. Saudara mau bersekolah lebih tinggi supaya mendapatkan gelar
S1, S2, S3 >>> silahkan! Mau membuka cabang toko di tempat lain >>>
silahkan! Dan akan saya doakan. Tetapi nasihat saya: kalau saudara hendak
memperindah hidup, maka saudara harus meningkatkan kesetiaan di dalam ibadah
pelayanan sebab ini akan memperindah seluruh kehidupan, baik hidup nikah maupun
masa depan kita. Sampai nanti keindahan yang terakhir yaitu masuk Pesta Nikah
Anak Domba dan kita akan menjadi Mempelai Wanita TUHAN. Kita jangan menjadi
seperti Esau yang menjual hak kesulungan.
- Kejadian 25 : 29 – 34,
29. Pada suatu kali Yakub sedang memasak sesuatu, lalu datanglah Esau
dengan lelah dari padang.
30. Kata Esau kepada Yakub: "Berikanlah kiranya aku menghirup sedikit
dari yang merah-merah itu, karena aku lelah." Itulah sebabnya namanya
disebutkan Edom.
31. Tetapi kata Yakub: "Juallah dahulu kepadaku hak kesulunganmu."
32. Sahut Esau: "Sebentar lagi aku akan mati; apakah gunanya bagiku hak
kesulungan itu?"
33. Kata Yakub: "Bersumpahlah dahulu kepadaku." Maka bersumpahlah
ia kepada Yakub dan dijualnyalah hak kesulungannya kepadanya.
34. Lalu Yakub memberikan roti dan masakan kacang merah itu kepada Esau; ia
makan dan minum, lalu berdiri dan pergi. Demikianlah Esau memandang ringan
hak kesulungan itu.
Dari kehidupan yang tidak tergembala, yang tidak setia dan pada akhirnya mau
atau tidak mau, ia menjual hak kesulungannya.
Mengapa Esau menjual hak kesulungannya? Sebab:
- ia tidak tergembala/beredar-edar dengan berburu daging.
- ia sering menanggalkan pakaian yang indah/ia tidak setia di dalam ibadah
pelayanan sehingga ia kehilangan keindahan untuk selama-lamanya/kebinasan.
Tadinya Esau ini adalah pemilik hak kesulungan/hak untuk masuk ke dalam
kerajaan surga, tetapi karena ia tidak tergembala dan hanya berburu kemakmuran
dan hiburan yang berbau daging, maka pada akhirnya kejatuhan yang ketiga
ini adalah ia menjual hak kesulungannya yaitu hak penuh untuk masuk ke
dalam kerajaan surga.
Kita bandingkan dengan Ibrani 12 : 16, 17,
16. Janganlah ada orang yang menjadi cabul atau yang mempunyai
nafsu yang rendah seperti Esau, yang menjual hak kesulungannya untuk sepiring
makanan.
17. Sebab kamu tahu, bahwa kemudian, ketika ia hendak menerima berkat itu, ia
ditolak, sebab ia tidak beroleh kesempatan untuk memperbaiki kesalahannya, sekalipun
ia mencarinya dengan mencucurkan air mata.
Esau menjual hak kesulungannya hanya untuk sepiring makanan dan ia disebut sebagai
orang yang cabul/mempunyai nafsu yang rendah dan ini berarti untuk sekarang
yaitu gereja TUHAN/hamba TUHAN yang suka mengorbankan perkara-perkara rohani
untuk mendapatkan perkara-perkara jasmani terutama untuk sepiring makanan/makanan
sehari-hari. Contoh: Esau hanya untuk sepiring makanan, dan untuk kita sekarang
ini adalah; hanya untuk mendapatkan keuntungan Rp.100,-/untuk sesendok makanan
saja, kita seringkali sudah berdusta/mengorbankan perkara yang rohani/mengorbankan
kebenaran.
Mari! kita bersungguh-sungguh dihari-hari ini, sebab nanti akan banyak kehidupan
seperti Esau yang menjual hak kesulungan/memiliki nafsu yang cabul dan merupakan
kejatuhan terakhir dari Esau.
Dan ini akan terjadi lagi yaitu:
- dimulai dari tidak tergembala, hanya beredar-edar untuk mencari kemakmuran
dan hiburan.
- tidak setia di dalam ibadah pelayanan sampai satu waktu sudah tidak menghargai
lagi perkara-perkara yang rohani/mengorbankan perkara yang rohani untuk mendapatkan
perkara yang jasmani.
Akibatnya >>> Ibrani 12 : 17, Sebab kamu tahu,
bahwa kemudian, ketika ia hendak menerima berkat itu, ia ditolak, sebab ia tidak
beroleh kesempatan untuk memperbaiki kesalahannya, sekalipun ia mencarinya dengan
mencucurkan air mata.
Esau kehilangan hak penuh untuk masuk ke dalam kerajaan surga = ia merang-raung,
hidupnya ditandai dengan penuh tangisan sampai pada tangisan yang kekal sebab
ia tidak memperoleh kesempatan untuk memperbaiki kesalahannya lagi. Kalau kita
masih dapat memperbaiki kesalahan, maka itu berarti kita berhenti menangis,
tetapi kalau kita tidak dapat memperbaiki kesalahan, maka itu berarti kita berada
di dalam keadaan tangisan yang kekal dan kertak gigi untuk selama-lamanya.
Mulai di dunia ini sudah penuh dengan tangisan kalau kita tidak tergembala,
tidak setia, memiliki nafsu cabul dengan menjual hak kesulungan sehingga akan
sampai pada tangisan yang kekal ditempat yang penuh dengan ratap tangis dan
kertak gigi. Kalau masih ada tangisan, maka itu berarti kita tidak berada di
dalam kota Yerusalem Baru sebab di dalam kota Yerusalem Baru tidak ada tangisan/tidak
ada lagi setetes air mata. Semoga kita mengerti.
Inilah kehidupan Esau yang sudah:
- memiliki hak penuh untuk masuk ke dalam kerajaan surga.
- sudah bertobat dan melayani.
- ada urapan Roh.Kudus.
Tetapi sayang! Langkahnya/pertumbuhannya yang salah:
- sebab ia tidak berada di dalam kemah/tidak berada di dalam sistim penggembalaan.
- ia tidak setia sampai memiliki nafsu yang cabul.
- ia kehilangan hak kesulungan dengan kehidupan yang ditandai dengan banyak
tangisan.
Mari saudaraku! Hati-hati, kalau hidup kita banyak ditandai dengan tangisan/banyak
yang ditangisi, kita harus berhati-hati, sebab jangan-jangan hidup kita sudah
seperti Esau yang sudah mulai kehilangan hak penuh/hak kesulungan, sampai satu
waktu, tangisan yang kekal di tempat yang penuh dengan ratap tangis dan kertak
gigi yaitu neraka. Kita harus waspada dan jangan menjual hak kesulungan, tetapi
kita mencontohi/meneladani Yakub yang selalu berada di dalam kemah. Yakub tidak
memiliki hak kesulungan tetapi lewat sistim penggembalaan/sistim yang benar,
Yakub justru mendapatkan hak penuh itu untuk masuk ke dalam kerajaan surga.
Hari-hari ini kita sebagai bangsa kafir yang tidak memiliki hak untuk masuk
ke dalam kerajaan surga sama seperti Yakub yang bukan sebagai anak yang sulung,
tetapi ia berusaha untuk mendapatkan hak kesulungan/hak penuh untuk masuk ke
dalam kerajaan surga. Kita juga harus berusaha seperti Yakub.
Sekarang kegiatan dikemah/kegiatan di dalam penggembalaan itu apa?
Kejadian 27 : 15 – 17,
15. Kemudian Ribka mengambil pakaian yang indah kepunyaan Esau, anak sulungnya,
pakaian yang disimpannya di rumah, lalu disuruhnyalah dikenakan oleh Yakub,
anak bungsunya.
16. Dan kulit anak kambing itu dipalutkannya pada kedua tangan Yakub dan pada
lehernya yang licin itu.
17. Lalu ia memberikan makanan yang enak dan roti yang telah diolahnya itu
kepada Yakub, anaknya.
Inilah kegiatan-kegiatan di kemah/di dalam penggembalaan yang dibina oleh
Firman pengajaran yang benar.
Kegiatannya:
- memakai pakaian yang indah >>> (ay 15) kita jangan
melepaskan pakaian ini, sebab nanti kita akan menjadi telanjang.
Apa arti dari pakaian yang indah? Adalah karunia-karunia Roh.Kudus. Jadi arti
dari pakaian indah adalah ketekunan di dalam ibadah/kebaktian umum di mana
kita dapat melayani TUHAN dengan karunia-karunia Roh.Kudus. Ada yang menyanyi,
ada yang bermain musik, juga ada karunia untuk bersaksi agar dapat saling
menguatkan satu dengan yang lain dan dalam tabernakel menunjuk pada pelita
emas/ada karunia-karunia Roh.Kudus sehingga benar-benar bersinar.
- mahir mengolah/memasak makanan >>> (ay 17). Ribka
dan Yakub mahir memasak karena suka tinggal di kemah, tetapi Esau suka berburu
dan ini berarti dia berada di luar kemah. Kegiatan di dalam kemah yaitu kegiatan
di dalam penggembalaan yang dibina oleh Firman pengajaran tabernakel dan Mempelai,
kita harus mahir untuk mengolah/memasak yang untuk sekarang ini berarti ketekunan
di dalam ibadah pendalaman alkitab di mana kita mendapatkan makanan yang rohani
yaitu Firman pengajaran dan perjamuan suci yang akan memasakkan/mendewasakan
kerohanian kita, sampai satu waktu kita menjadi sempurna yaitu kedewasaan
yang sama dengan TUHAN YESUS dan di dalam tabernakel, menunjuk pada meja roti
sajian.
Di hari –hari ini kita harus tekun di dalam kemah, jangan seperti Esau
yang selalu berada di luar kemah.
Ada kegiatan-kegiatan di dalam kemah yang harus kita tekuni yaitu:
- memakai pakaian yang indah yaitu kgiatan/ketekunan di dalam kebaktian
umum di mana kita dapat melayani TUHAN dengan karunia-karunia Roh.Kudus.
- ketekunan di dalam memasak makanan/ketekunan di dalam ibadah pendalaman
alkitab di mana kita dapat menerima makanan rohani yaitu Firman pengajaran
dan perjamuan suci yang dapat memasakkan/mendewasakan kerohanian kita.
- Memalutkan kulit kambing pada tangan dan leher yang licin
>>> (ay 16). Leher ini sudah jelas menunjuk pada penyembahan, sedangkan
tangan yang diangkat, juga menunjuk pada penyembahan.
Apa arti dari memalutkan kulit kambing pada tangan dan leher yang licin? Tangan
dan leher yang licin itu akan kelihatan dagingnya. Jadi memalut tangan dan
leher yang licin itu berarti ketekunan di dalam penyembahan di mana kita dapat
menyalut daging yang telanjang/daging yang berdosa dengan kasih ALLAH sampai
tidak ada daging yang kelihatan/tidak bercacat cela/tidak ada dosa lagi, sebab
semuanya itu sudah ditutup oleh kasih. Sebab kasih itu menutupi dosa (srt
Petrus). Dan di dalam tabernakel menunjuk pada mezbah dupa emas.
Kita jangan menjadi bosan, sebab kita ditunjuk oleh TUHAN dihari-hari ini
di dalam kegiatan penyembahan/di kemah yang dibina oleh Firman pengajaran
tabernakel dan Mempelai yang benar seperti yang dialami oleh Yakub. Silahkan
kita mencari nafkah dan ilmu, tetapi kita jangan meninggalkan kemah, jangan
melupakan kemah tetapi kembali ke kemah/kembali ke dalam kandang penggembalaan/sistim
penggembalaan.
Ketekunan di dalam tiga macam ibadah ialah:
- memakai pakaian yang indah sehingga kita dapat melayani TUHAN dengan
karunia-karunia Roh.Kudus/ketekunan di dalam ibadah raya.
- mengolah makanan/ketekunan di dalam ibadah pendalaman alkitab sehingga
kita dapat mencapai kedewasaan rohani dengan makan Firman dan perjamuan
suci.
- Memalutkan/menutupi bagian kulit yang telanjang/yang licin >>>
ketekunan di dalam ibadah doa penyembahan di mana kita dapat menutupi
dosa dengan kasih ALLAH sampai tidak terlihat dosa kita lagi/sampai tidak
bercacat cela.
Kalau ada kegiatan di dalam kemah seperti Yakub, maka hasilnya
Yehezkiel 20 : 37, Aku akan membiarkan kamu lewat dari
bawah tongkat gembala-Ku dan memasukkan kamu ke kandang dengan menghitung
kamu.
Kita dihitung/diperhatikan oleh TUHAN/mengalami perhatian dari TUHAN. Ada sebuah
perumpamaan: ‘ada seratus ekor domba dan satu ekor hilang karena dihitung,
dan sembilan puluh sembilan ekor ditinggal untuk mencari seekor yang hilang
dan ini berarti yang seekor itu mendapat perhatian’.
Mari! kalau dihari-hari ini kita sungguh-sungguh berada di dalam kemah/di dalam
kandang penggembalaan, maka hasilnya adalah kehidupan kita ini sedang dihitung
oleh TUHAN/mengalami perhatian secara langsung dari TUHAN. Semoga kita mengerti.
Sekarang ini sejauh mana perhatian TUHAN kepada domba-domba yang tergembala?
- Keluaran 3 : 7, 8,
7. Dan TUHAN berfirman: "Aku telah memperhatikan dengan sungguh kesengsaraan
umat-Ku di tanah Mesir, dan Aku telah mendengar seruan mereka yang disebabkan
oleh pengerah-pengerah mereka, ya, Aku mengetahui penderitaan mereka.
8. Sebab itu Aku telah turun untuk melepaskan mereka dari tangan orang Mesir
dan menuntun mereka keluar dari negeri itu ke suatu negeri yang baik dan luas,
suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya, ke tempat orang Kanaan,
orang Het, orang Amori, orang Feris, orang Hewi dan orang Yebus.
TUHAN memperhatikan sampai ke dalam hati/perasaan yang terdalam yaitu memperhatikan
kesengsaraan/penderitaan yang mungkin karena dosa/kepahitan/kesulitan hidup
dan juga kepahitan di dalam nikah.
TUHAN sedang memperhatikan kalau kita tergembala. TUHAN memperhatikan sampai
pada perasaan yang orang lain tidak tahu, mungkin suami/isteri tidak tahu
perasaan masing-masing yang sedang sengsara; demikian juga dengan anak kita
yang juga tidak tahu kalau kita sebagai orang tua sedang sengsara. Tetapi
Gembala Agung tahu, IA mau menolong/menanggung dan melepaskan kita dari kesesakan
itu.
- Ayub 31 : 4, Bukankah Allah yang mengamat-amati jalanku
dan menghitung segala langkahku? TUHAN memperhatikan setiap langkah hidup
kita.
tadi, perasaan hati yang paling dalam, sekarang adalah dimulai dari telapak/tapak
kaki sudah diperhatikan oleh TUHAN.
Orang lain tidak tahu, tetapi TUHAN tahu dan:
- IA memperhatikan dan mau menolong dengan memberikan kelegaan dan perhentian.
- TUHAN juga memperhatikan/menghitung setiap langkah/tapak kaki kita.
Mana ada orang yang mau melihat/memperhatikan tapak kaki kita? pasti tidak
ada yang mau tetapi perhatian TUHAN sejauh itu dengan memperhatikan bagian-bagian
yang kotor.
Inilah kalau kehidupan kita tergembala >>> ‘AKU akan melewatkan
mereka di bawah tongkat dan AKU akan menghitung mereka’. TUHAN/Gembala
Agung Sendiri Yang menghitung dan bukannya gembala manusia.
Mengapa setiap tapak/langkah kaki kita harus diperhatikan/dihitung oleh TUHAN?
Sebab raja Daud mengatakan:’hanya satu langkah jaraknya kita dengan
maut’,oleh sebab itu jika tidak dihitung oleh TUHAN, maka kita tidak
akan ada sekarang ini. Jadi, TUHAN memperhatikan setiap langkah hidup kita,
karena setiap denyut nadi kita diancam dengan maut. Baik itu maut secara tubuh,
maupun maut secara rohani/dosa sudah mengancam serta maut neraka.
Maut/kematian itu ada tiga yaitu:
- mati secara tubuh >>> lewat sakit, kecelakaan >>>
setiap detik mengancam. Seorang kaum muda bersaksi, ia dilatih di Jakarta
tentang obat-obatan dan ada empat orang dokter yang mengakui: ‘kalau
kita dapat menarik nafas saja, maka itu sudah merupakan hal yang ajaib,
sebab kalau dilihat organ-organ/sel-sel tubuh >>> siapa yang
dapat mengatur? Untuk bernafas saja harus melalui darah, syaraf dllnya’.
Keempat dokter itu berkata: ‘kita belum bergerak, hanya menarik
nafas saja, sudah merupakan keajaiban’. Ini semua terjadi karena
kita sudah diperhatikan oleh TUHAN.
- maut secara rohani/dosa.
- maut neraka yang terus mengancam setiap langkah kita.
Salah satu bentuk perhatian dari TUHAN dan sudah diakui oleh Ayub adalah ujian
>>> Ayub 7 : 17, 18,
17. Apakah gerangan manusia, sehingga dia Kauanggap agung, dan Kauperhatikan,
18. dan Kaudatangi setiap pagi, dan Kauuji setiap saat?
Perhatian TUHAN kepada Ayub ini, bukannya Ayub diberi uang, bahkan Ayub habis-habisan
secara jasmani. Banyak kali kita salah dengan berpikir bahwa perhatian TUHAN
itu dalam bentuk berkat >>> belum tentu!. ‘KAU datang setiap
pagi’ >>> oleh sebab itu doa pagi itu penting kalau kita mau
diperhatikan oleh TUHAN. Sepanjang hari perhatian TUHAN kepada kita dan kalau
kita tidak melakukan doa pagi, maka hilang juga perhatian TUHAN kepada kita
sepanjang hari itu. Jadi salah satu bentuk perhatian TUHAN kepada kita adalah
dalam bentuk ujian, kita diuji seperti Ayub sampai ia timbul seperti emas
murni, artinya ia memiliki iman yang teguh.
Ayub 23 : 10, Karena Ia tahu jalan hidupku; seandainya
Ia menguji aku, aku akan timbul seperti emas.
Jadi, salah satu bentuk perhatian TUHAN sampai IA memperhatikan langkah/tapak
kaki kita, adalah ujian supaya kita mendapatkan emas yang murni, iman yang
murni dan juga iman yang teguh sehingga setiap langkah kita adalah langkah-langkan
iman = kebenaran. Iman itu bukanlah mujizat, tetapi harus kebenaran terlebih
dahulu.
kalau tidak benar, maka itu bukanlah mujizat >>> ‘aku sudah
mengusir setan, aku sudah, aku sudah’ >>> enyahlah engkau >>>
mujizat tetapi enyah/diusir. Banyak kali iman itu karena ada mujizat terlebih
dahulu >>> jangan! Tetapi iman itu harus kebenaran terlebih dahulu.
Jadi, kita diuji, kita mendapatkan emas yaitu iman yang murni/iman yang teguh,
supaya setiap langkah hidup kita adalah langkah iman, langkah kebenaran dan
kalau sudah ada iman dan kebenaran, maka maut tidak dapat menjamah kita. Inilah
perhatian TUHAN sampai pada setiap tapak/langkah kaki kita yang kotor/yang
seringkali tidak benar.
Kita diuji oleh TUHAN seperti Ayub yang memiliki kebenaran diri sendiri, kita
diuji oleh TUHAN supaya jangan ada kebenaran dari diri sendiri tetapi kebenaran
dari TUHAN sehingga tidak dapat dijamah oleh maut.
Langkah iman/langkah kebenaran >>> TUHAN sudah memelihara >>>
Mazmur 37 : 23 – 26,
23. TUHAN menetapkan langkah-langkah orang yang hidupnya berkenan kepada-Nya;
24. apabila ia jatuh, tidaklah sampai tergeletak, sebab TUHAN menopang tangannya.
25. Dahulu aku muda, sekarang telah menjadi tua, tetapi tidak pernah kulihat
orang benar ditinggalkan, atau anak cucunya meminta-minta roti;
26. tiap hari ia menaruh belas kasihan dan memberi pinjaman, dan anak cucunya
menjadi berkat.
Raja Daud mengatakan bahwa ia tidak pernah melihat orang benar itu ditinggalkan
oleh TUHAN tetapi diberkati oleh TUHAN sampai ke anak cucu dan menjadi berkat
bagi orang lain.
Tetapi bagi TUHAN tidaklah cukup hanya sampai memperhatikan tapak/langkah
kaki; IA tidak puas dengan hanya langkah iman dan kebenaran, juga diberkati
dan menjadi berkat bagi orang lain, tetapi TUHAN menginginkan juga tapak/langkah
kaki itu menjadi indah >>> Roma 10 : 15, Dan bagaimana mereka dapat
memberitakan-Nya, jika mereka tidak diutus? Seperti ada tertulis: "Betapa
indahnya kedatangan mereka yang membawa kabar baik!"
Di dalam terjemahan baru disebutkan dengan ‘kedatangan’ tetapi
kalau di dalam terjemahan lama lebih tepat yaitu ‘betapa indahnya tapak
kaki, mereka yang membawa kabar baik’.
Langkah iman >>> kita sudah bebas dari maut, sudah diberkati dan
dilindungi oleh TUHAN, tetapi TUHAN masih mau meningkatkan lagi dengan langkah
pengutusan. Kabar baik, Kabar Mempelai harus diberitakan. Daripada setiap
langkah kita ditelan oleh maut, lebih baik langkah pengutusan bersama TUHAN
yang adalah langkah yang indah. Kalau tidak ada yang membawa dan memberitakan,
bagaimana mereka dapat mendengar? Oleh sebab itu TUHAN memberi jalan dengan
langkah pengutusan yaitu langkah yang indah.
Bagi siswa/i Lempin-El, kalau saudara sudah memiliki langkah yang benar, baru
langkah pengutusan, sebab jika langkah saudara tidak benar/berkelok-kelok,
maka saudara tidak akan sampai pada tujuan. Semoga kita mengerti.
- Matius 10 : 30, Dan kamu, rambut kepalamupun terhitung semuanya.
Tapak kaki kita diperhatikan, perasaan yang menderita yang tidak diketahui
oleh orang lain, juga TUHAN perhatikan. Tetapi semuanya itu tidaklah cukup,
sebab sampai ujung rambutpun diperhatikan oleh TUHAN, ada istilah lain >>>
sehelai rambutpun tidak dibiarkan gugur >>> Kisah rasul 27
: 34, Karena itu aku menasihati kamu, supaya kamu makan dahulu.
Hal itu perlu untuk keselamatanmu. Tidak seorangpun di antara kamu akan kehilangan
sehelaipun dari rambut kepalanya."
Sampai sehelai rambutpun dihitung oleh TUHAN. Seandainya manusia disuruh untuk
menghitung berapa jumlah rambutnya, tentu ia akan berkata: ‘seperti
orang yang kurang pekerjaan saja’. Dan jangan-jangan untuk menghitung
berapa lembar isi alkitabpun ia akan berkata ‘seperti orang yang kekurangan
pekerjaan saja. Inilah manusia, yang kurang memperhatikan kepada perkara-perkara
yang rohani. Tetapi kalau untuk menghitung berapa kertas berwarna merah yang
ada di dalam lemarinya? Pasti perhatiannya tidak akan pernah meleset.
Matius 10 ini menunjuk suasana yang mengerikan yaitu suasana antikrist, tetapi
sehelai rambutpun tidak dibiarkan jatuh dan ini adalah perhatian TUHAN kepada
domba-domba yang tergembala.
Sehelai rambut tidak dibiarkan jatuh, berarti:
- Kita dilindungi dan dipelihara oleh TUHAN. Sekalipun kita tidak berdaya
sebab hanya sehelai rambut. Apa yang dapat dilakukan oleh sehelai rambut itu?
untuk mengecat saja tidak dapat dan ini berarti tidak ada gunanya/tidak berdaya.
Tetapi kalau kita tergembala, maka TUHAN Gembala Agung akan segera melindungi
dan memelihara kita dalam menghadapi keadaan dunia yang sudah sulit sampai
pada jaman antikrist di mana dunia akan benar-benar dikuasai oleh antikrist
selama tiga setengah tahun. Tetapi kita lolos karena disingkirkan kepadang
belantara dan dipelihara selama tiga setengah tahun itu. Inilah sehelai rambut
yang tergembala.
- Utuh/sempurna dan menjadi Mempelai Wanita TUHAN. Sesudah jaman antikrist,
kita benar-benar diubahkan di saat TUHAN YESUS datang, kita menjadi sempurna/sama
mulia dengan YESUS dan menjadi Mempelai Wanita TUHAN untuk mendapatkan hal
penuh/hak sulung.
Mempelai:
- hak sulung untuk menikah.
- hak waris/hak penuh untuk masuk ke dalam kerajaan surga.
Yakub sebenarnya tidak memiliki hak sulung, sebab ia bukanlah anak yang sulung,
tetapi ia berusaha lewat penggembalaan sampai ia mendapatkan perhatian dari
TUHAN dimulai dari tapak kaki/perasaan yang terdalam sampai pada ujung rambut
sehingga hasil akhir, ia mendapatkan hak sulung/hak penuh untuk masuk ke dalam
kerajaan surga. Yakub tidak mengejar, ia tenang, tetapi TUHAN Yang memberikan
kepada Yakub. Oleh sebab itu, kita jangan mengejar segala sesuatu, tetapi biarlah
kita tenang di dalam TUHAN sehingga TUHAN Sendiri Yang memberikan kepada kita.
Esau mengejar sehingga ia kehilangan segala sesuatu dan ia tidak dapat memperbaiki
dirinya lagi.
Seandainya sekarang ini ada yang seperti Esau yaitu mengejar sesuatu sampai
mencucurkan air mata, tetapi tidak pernah ada penghiburan bahkan bertambah hilang
duakali lipat. Sekarang ini masih ada kesempatan untuk bertobat/memperbaiki
kesalahan dan kembali kepada sistim penggembalaan yang benar dan biar perhatian
TUHAN tetap di dalam hidup kita. TUHAN memberkati kita sekalian.
1